Upload
vanhanh
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Hakikat Kinerja
2.1.1 Pengertian Kinerja Kepala Sekolah
Setiap individu yang diberi tugas atau kepercayaan untuk bekerja pada
suatu organisasi tertentu diharapkan mampu menunjukkan kinerja yang
memuaskan dan memberikan kontribusi yang maksimal terhadap pencapaian
organisasi tersebut. Akhir-akhir ini kinerja telah menjadi terminology atau konsep
yang sering dipakai orang dalam berbagai pembahasan dan pembicaraan. Konsep
kinerja pada dasarnya merupakan perubahan atau pergeseran paradigma dari
konsep produktivitas. Terkait dengan definisi kinerja maka akan dikemukakan
pengertian kinerja oleh beberapa ahli sebagai berikut :
Secara umum pengertian kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitiatif
yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah
ditetapkan dengan memperhitungkan indikator masukan, proses, dan output.
Selanjutnya ahli lain mengatakan bahwa kinerja adalah kombinasi atau perpaduan
antara motivasi yang ada pada diri seseorang dan kemampuannya melaksanakan
suatu pekerjaan (Depdiknas, 2005 : 4).
Kinerja merujuk pengertian sebagai hasil. Dalam konteks hasil, Bernardin
(2001) dalam Sudarmanto (2009:8) menyatakan bahwa kinerja merupakan catatan
hasil yang diproduksi (dihasilkan) atas fungsi pekerjaan tertentu atau aktivitas-
aktivitas selama periode waktu tertentu. Kinerja merujuk pengertian sebagai
perilaku. Terkait dengan kinerja sebagai perilaku, Murphy (1990) dalam
Sudarmanto (2009:8) menyatakan bahwa kinerja merupakan seperangkat perilaku
yang relevan dengan tujuan organisasi atau unit organisasi tempat orang bekerja.
Agus Dharma memberikan pengertian kinerja adalah prestasi kerja
seseorang didasarkan pada level prestasi secara menyeluruh atau secara terperinci
yang dilakukan dengan memberikan ranking bagi tiap bidang
pertanggungjawaban pokok (Kasim Yahiji, 2008;39).
Penilaian kinerja adalah salah satu tugas penting untuk dilakukan oleh
pimpinan. Walaupun demikian, pelaksanaan kinerja yang obyektif bukanlah tugas
yang sederhana, Penilaian harus dihindarkan adanya "like dan lislike" dari penilai,
agar obyektifitas penilaian dapat terjaga. Kegiatan penilaian ini penting, karena
dapat digunakan untuk memperbaiki keputusan-keputusan sekolah dan
memberikan umpan balik kepada SDM di sekolah tentang kinerja mereka.
Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas
untuk memimpin suatu sekolah dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi
pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.
Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa kinerja kepala Sekolah
berarti tindakan, unjuk kerja dari kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas dan
perannya sebagai kepala Sekolah. Sehingga dapat pula dikatakan bahwa kinerja
kepala Sekolah adalah hasil kerja dari kepala Sekolah dalam memimpin unit
pendidikan berupa sekolah. Secara lebih spesifik lagi bahwa pengertian kinerja
Kepala Sekolah yang sesuai dengan penelitian ini adalah adalah hasil kerja yang
dicapai kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pokok, fungsi dan
tanggungjawabnya dalam mengelola sekolah yang dipimpinnya. Kinerja Kepala
Sekolah dalam penelitian ini diukur dari salah satu aspek yaitu perilaku dalam
melaksanakan tugas yakni perilaku kepala sekolah pada saat melaksanakan
fungsi-fungsi manajerial sekolah yang dipimpinnya.
2.1.2 Indikator Kinerja Kepala Sekolah
Agar proses pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien, guru dituntut
memiliki kompetensi yang memadai, baik dari segi jenis maupun isinya. Namun,
jika kita selami lebih dalam lagi tentang isi yang terkandung dari setiap jenis
kompetensi, sebagaimana disampaikan oleh para ahli maupun dalam perspektif
kebijakan pemerintah, kiranya untuk menjadi guru yang kompeten bukan sesuatu
yang sederhana, untuk mewujudkan dan meningkatkan kompetensi guru
diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan komprehensif.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui optimalisasi peran
kepala Sekolah. Kepala Sekolah sebagai pengelola memiliki tugas
mengembangkan kinerja personel, terutama meningkatkan kompetensi profesional
guru. Perlu digaris bawahi bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional
di sini, tidak hanya berkaitan dengan penguasaan materi semata, tetapi mencakup
seluruh jenis dan isi kandungan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar.
Kinerja Kepala Sekolah dalam proses pembinaan guru tersebut merupakan hal
yang sangat penting dalam keberhasilan proses belajar mengajar.
Soekarno (2008:4) mengemukakan Untuk melihat kinerja kepala Sekolah,
maka dapat dilihat berdasarkan indikator EMASLIM, yakni kepala Sekolah
sebagai :
1. Edukator
2. Manager
3. Administrator
4. Supervisor
5. Leader
6. Inovator dan
7. Motivator
1. Kepala Sekolah Sebagai Edukator
Edukator atau pendidik menurut Undang-Undang sistem Pendidikan
Nasional adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi (Hamid Darmadi,
2009:37).
Edukator bertugas mengarahkan dan mentransformasi pengetahuan yang
dimilikinya kepada peserta didiknya, guna mengarahkannya mencapai sesuatu
yang bermakna. Kepala Sekolah sebagai pendidik dan tenaga kependidikan
mempunyai peran yang sangat besar dalam mendukung peningkatan kualitas
pendidikan di sekolah. Peran kepala Sekolah dalam mengembangkan suasana
sekolah yang nyaman dan kondusif bagi proses belajar mengajar melalui
pengelolaan manajerial yang profesional merupakan kebutuhan utama suatu
sekolah untuk meraih prestasi dalam rangka menghasilkan sumberdaya manusia
unggul yang berdaya-saing.
2. Kepala Sekolah Sebagai Manager
Manajemen pada hakekatnya adalah suatu proses merencanakan,
melembagakan, melaksanakan, memimpin dan mengendalikan usaha para anggota
lembaga serta mendayagunakan seluruh sumber-sumber daya lembaga dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan definisi tersebut,
seorang manajer (kepala sekolah) pada hakekatnya adalah seseorang perencana,
organisator, pemimpin, dan pengendali semua aktivitas sekolah (Wahyudi
2012:68). Keberadaan manajer pada suatu organisasi (sekolah) sangat diperlukan,
sebab organisasi sebagai alat mencapai tujuan organisasi.
Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus
dilakukan kepala Sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan
pengembangan profesi para guru. Tugas manajer pendidikan adalah
merencanakan sesuatu atau mencari strategi yang terbaik, mengorganisasi dan
mengkoordinasi sumber-sumber pendidikan yang masih berserakan agar menyatu
dalam melaksanakan pendidikan, dan mengadakan kontrol terhadap pelaksanaan
dan hasil pendidikan. Kepala Sekolah memiliki kewenangan dalam mengambil
keputusan, karena atas perannya sebagai manajer di sekolah dituntut untuk
mampu : (1) mengadakan prediksi masa depan sekolah, misalnya tentang kualitas
yang diinginkan masyarakat, (2) melakukan inovasi dengan mengambil inisiatif
dan kegiatan-kegiatan yang kreatif untuk kemajuan sekolah, (3) menciptakan
strategi atau kebijakan untuk mensukseskan pikiran-pikiran yang inovatif tersebut,
(4) menyusun perencanaan, baik perencanaan strategis maupun perencanaan
operasional, (5) menemukan sumber-sumber pendidikan dan menyediakan
fasilitas pendidikan, (6) melakukan pengendalian atau kontrol terhadap
pelaksanaan pendidikan dan hasilnya.
3. Kepala Sekolah Sebagai Administrator
Dalam menjalankan fungsinya sebagai administrator, kepala sekolah harus
mampu menguasai tugas-tugasnya dan melaksanakan tugasnya dengan baik.
Untuk itu kepala sekolah harus kreatif mampu memiliki ide-ide dan inisiatif yang
menunjang perkembangan sekolah. Kepala Sekolah sebagai administrator dalam
lembaga pendidikan mempunyai tugas-tugas antara lain : melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan terhadap bidang-
bidang seperti ; kurikulum, kesiswaan, kantor, kepegawaian, perlengkapan,
keuangan, dan perpustakaan (Abdul Rahmat, 2009 : 48). Berbagai tugas yang
harus dilakukan kepala sekolah sebagai administrator adalah sebagai berikut :
1. Membuat perencanaan. Perencanaan yang perlu dilakukan oleh kepala sekolah,
diantaranya adalah menyusun program tahunan sekolah, yang mencakup program
pengajaran, kesiswaan, kepegawaian, keuangan, dan penyediaan fasilitas-fasilitas
yang diperlukan (Sarana dan prasarana)
2. Kepala sekolah bertugas menyusun struktur organisasi sekolah. Organisasi
memainkan peranan penting dalam fungsi administrasi karena merupakan tempat
pelaksanaan semua kegiatan administrasi. Selain itu, dilihat dari fungsinya
organisasi juga menetapkan dan menyusun hubungan kerja seluruh anggota
organisasi agar tidak terjadi tumpang tindih dalam melakukan tugasnya masing-
masing. Selain menyusun struktur organisasi, kepala sekolah juga bertugas untuk
mendelegasikan tugas-tugas dan wewenang kepada setiap anggota administrasi
sekolah sesuai dengan struktur organisasi yang ada.
3. Kepala sekolah sebagai koordinator dalam organisasi sekolah.
Pengkoordinasian organisasi sekolah ini merupakan wewenang dari kepala
sekolah. Dalam melakukan pengkoordinasian ini sebaiknya juga kepala sekolah
kerja sama dengan berbagai bagian dalam organisasi agar pengkoordinasian yang
dilakukan dapat menyelesaikan semua hambatan dan halangan yang ada.
4. Kepala sekolah mengatur kepegawaian dalam organisasi sekolah. Berbagai
tugas yang berkenaan dengan kepegawaian sepenuhnya merupakan wewenang
kepala sekolah. Dia memiliki wewenang untuk mengangkat pegawai,
mempromosikannya, menempatkan, atau menerima pegawai baru.
Pengelolaan kepegawaian ini akan berjalan dengan baik bila kepala sekolah
memperhatikan kesinambungan antara pemberian tugas dan dengan kondisi dan
kemampuan pelaksanaannya.
4. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk
membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan mereka
secara efektif (M.Ngalim Purwanto, 1987:76). Dengan demikian hakekat
supervisi pendidikan adalah suatu proses bimbingan dari pihak kepala sekolah
kepada guru-guru dan personalia sekolah yang langsung menangani belajar para
siswa, untuk memperbaiki situasi belajar mengajar agar para siswa dapat belajar
secara efektif dengan prestasi belajar yang semakin meningkat. Disamping itu
juga memperbaiki situasi bekerja dan belajar secara efektif, disiplin, bertanggung
jawab dan memenuhi akuntabilitas.
Supervisi adalah usaha memberi layanan kepada guru-guru baik secara
individual maupun secara berkelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran
dengan tujuan memberikan layanan dan bantuan untuk mengembangkan situasi
belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas. Supervisi merupakan
pengembangan dan perbaikan situasi belajar mengajar yang pada akhirnya
perkembangan siswa. Itu perbaikan situasi belajar mengajar bertujuan untuk : (1)
menciptakan, memperbaiki, dan memelihara organisasi kelas agar siswa dapat
mengembangkan minat, bakat, dan kemampuan secara optimal, (2) menyeleksi
fasilitas belajar yang tepat dengan problem dan situasi kelas, (3)
mengkoordinasikan kemauan siswa mencapai tujuan pendidikan, (4)
meningkatkan moral siswa.
5. Kepala Sekolah Sebagai Leader
Sebagai pemimpin (leader), kepala sekolah berfungsi menggerakkan
semua potensi sekolah, khususnya tenaga guru dan tenaga kependidikan bagi
pencapaian tujuan sekolah. Dalam upaya menggerakkan potensi tersebut, kepala
sekolah dituntut menerapkan prinsip-prinsip dan metode-metode kepemimpinan
yang sesuai dengan mengedepankan keteladanan, pemotivasian, dan
pemberdayaan staf.
Dalam teori kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua gaya
kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan
kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Dalam rangka meningkatkan
kompetensi guru, seorang kepala Sekolah dapat menerapkan kedua gaya
kepemimpinan tersebut secara tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan yang ada.
6. Kepala Sekolah sebagai Inovator
Ibrahim (1988) dalam Tubagus Rangga (2012:1) mengemukakan bahwa
inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk
memecahkan masalah pendidikan. Jadi, inovasi pendidikan adalah suatu ide,
barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi hasil
seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil inverse
(penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan atau untuk memcahkan masalah pendidikan.
Kepala Sekolah sebagai Inovator adalah pribadi yang dinamis dan kreatif,
yang tidak terjebak pada suatu rutinitas pekerjaan sehari-hari. Sebagai inovator
kepala Sekolah harus mampu menemukan inovasi-inovasi baru dalam
pembelajaran. Salah satu fungsi dari semua fungsi kepala sekolah adalah sebagai
innovator. Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya, kepala sekolah harus
memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan
lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan
teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah, dan mengembangkan
model-model pembelajaran yang innovatif.
Kepala sekolah sebagai innovator akan tercermin dari cara-cara ia
melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integrative, rasional
dan objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, disiplin serta adaptable dan
fleksibel. Konstruktif maksudnya adalah kepala sekolah dalam meningkatkan
profesionalisme tenaga pendidikan harus berusaha mendorong dan membina
setiap tenaga kependidikan untuk dapat berkembang secara optimal dalam
menlaksanakan tugas yang diembannya.
Kreatif maksudnya dalam meningkatkan profesionalisme tenaga
pendidikan, berusaha mencari gagasan dan cara-cara baru dalam melaksanakan
tugasnya. Hal ini dimaksudkan agar tenaga kependidikandapat memahami apa-apa
yang disampaikan oleh kepala sekolah sebagai pimpinan, sehingga dapat
mencapai tujuan esuai dengan viusi dan misi sekolah.
Delegatif maksudnya dalam meningkatkan profesionalisme tenaga
pendidikan, kepala sekolah hatus berusaha mendelegasikan tugas kepada tenaga
kependidikan sesuai dengan deskripsi tugas, jabatan serta kemampuan masing-
masing. Integratif maksudnya bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga
pendidikan, kepala sekolah berusaha mengintegrasikan semua kegiatan sehingga
dapat menghasilkan sinergi untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif, efisien
dan produktif.
Rasional dan objektif maksudnya bahwa dalam meningkatkan
profesionalisme tenaga pendidikan, kepala sekolah harus berusaha bertindak
berdasarkan pertimbangan rasio dan objektif. Pragmatis maksudnya bahwa dalam
meningkatkan profesionalisme tenaga pendidikan, kepala sekolah harus berusaha
menetapkan kegiatan atau target berdasarkan kondisi dan kemampuan nyata yang
dimiliki oleh setiap tenaga kependidikan, serta kemampuan sekolah. Keteladanan
maksudnya dalam meningkatkan profesionalisme tenaga pendidikan, kepala
sekolah harus menjadi teladan dan contoh yang baik.
Adaptabel dan fleksibel, maksudnya dalam meningkatkan profesionalisme
tenaga pendidikan, kepala sekolah harus mampu beradaptasi dan fleksibel
terhadap sesuatu yang inovatif, serta berusaha menciptakan situasi kerja yang
menyenangkan dan memudahkan bagi setip tenaga kependidikan dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya.
7. Kepala Sekolah Sebagai Motivator
Motivasi adalah proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap
seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah
ditetapkan (Sadili Samsudin, 2006:281). Sebagai motivator, kepala sekolah
memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga
kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat
ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, suasana kerja, disiplin,
dorongan, penghargaan secara efektif dan penyediaan berbagai sumber belajar
melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB).
Dorongan dan penghargaan merupakan dua sumber motivasi yang efektif
diterapkan oleh kepala sekolah. Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh
berbagai faktor, baik faktor yang datang dari dalam maupun datang dari
lingkungan. Dari berbagai faktor tersebut, motivasi merupakan suatu faktor yang
cukup dominan dan dapat menggerakkan faktor-faktor lain ke arah keefektifan
(effectiveness) kerja, bahkan motivasi sering disamakan dengan mesin dan kemudi
mobil, yang berfungsi sebagai penggerak dan pengarah. Motif adalah apa yang
menggerakkan seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu atau sekurang-
kurangnya mengembangkan suatu kecenderungan tertentu. Motif dimengerti
sebagai ungkapan kebutuhan seseorang karenanya motif bersifat pribadi dan
internal.
2.1.3 Metode Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja merupakan proses untuk menaksir dan mengevaluasi
kinerja perorangan. Penilaian prestasi kerja adalah proses melalui mana
organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja pegawai. Dalam
pelaksanaan evaluasi kinerja tersebut memerlukan metode-metode sebagai
berikut:
a. Sistem penilaian (rating sistem)
b. Sistem peringkat (ranking sistem)
c. Evaluasi berdasarkan tujuan dan standar (Kasim Yahiji. 2008:40).
2.1.4 Manfaat Penilaian Kinerja
Kontribusi hasil-hasil penilaian merupakan suatu yang sangat bermanfaat
bagi perencanaan kebijakan organisasi (sekolah). Mengenai manfaat penilaian
kinerja, Handoko dalam Puji Soekarno (2008:4) mengemukakan terdapat sepuluh
manfaat sebagai berikut :
1. Perbaikan prestasi kerja atau kinerja.
Umpan balik pelaksanaan kerja mernungkinkan guru, kepala sekolah dan
tata usaha dapat memperbaiki kegiatan-kegiatan mereka untuk
meningkatkan prestasi.
2. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi.
Evaluasi prestasi keja membantu para pengambil keputusan dalam
mcnentukan kenaikan insentif, pemberian bonus dan bentuk kompensasi
lainnya.
3. Keputusan-keputusan penempatan.
Promosi dan transfer biasanya didasarkan atas prestasi kerja atau kinerja
masa lalu atau antisipasinya.
4. Perencanaan kebutuhan latihan dan pengembangan.
Prestasi kerja atau kinerja yang jelek mungkin menunjukkan perlunya
latihan. Demikian pula sebaliknya, kinerja yang baik mungkin
mencerminkan potensi yang harus dikembangkan.
5. Perencanaan dan pengembangan karir.
Umpan balik prestasi mengarahkan keputusan-keputusan karir, yaitu
tentang jalur karir tertentu yang harus diteliti.
6. Mendeteksi penyimpangan proses staffing.
Prestasi kerja yang baik atau buruk mencerminkan kekuatan atau
kelemahan prosedur staffing bagian personalia.
7. Melihat ketidak akuratan informasional.
Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kesalahan-kesalahan
dalam informasi analisis jabatan, rencana sumberdaya manusia, atau
komponen-komponen lain sistem informasi manajemcn personalia.
Menggantungkan pada informasi yang tidak akurat dapat rnenyebabkan
keputusan-kcpulusan personalia tidak tepat.
8. Mendeteksi kesalahan-kesalahan desain pekerjaan.
Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan tanda kesalahan dalam
desain pekerjaan. Penilaian prestasi membantu diagnosa kesalahan-
kesalahan tersebut.
9. Menjamin kesempatan kerja yang adil.
Penilaian prestasi kerja yang akurat akan menjamin keputusan-keputusan
penempatan internal diambil tanpa diskriminasi.
10. Melihat tantangan-tantangan eksternal.
Kadang-kadang prestasi seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar
lingkungan kerja, seperti keluarga, kesehatan, dan masalah-masalah
pribadi lainnya.
2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Sekolah
Kepala sekolah merupakan salah satu penentu keberhasilan pendidikan
dan dianggap sebagai orang yang memiliki peran paling besar dalam pencapaian
tujuan pendidikan yang merupakan pencerminan mutu pendidikan. Kinerja kepala
sekolah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya tidak lepas dari pengaruh
faktor internal maupun faktor eksternal yang membawa dampak kinerja kepala
sekolah tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja kepala sekolah
dalam Muhlisin (2008:30) berikut ini :
1) Kepribadian dan dedikasi
2) Pengembangan Profesi
3) Kemampuan Mengajar
4) Hubungan dan Komunikasi
5) Hubungan dengan Masyarakat
6) Kedisiplinan
7) Kesejahteraan
8) Iklim Kerja
1) Kepribadian dan dedikasi
Kepribadian merupakan suatu masalah abstrak, yang hanya dapat dilihat
dari penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian dan dalam menghadapi setiap
persoalan. Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur
psikis dan fisik, artinya seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan suatu
gambaran dari kepribadian orang itu, dengan kata lain baik tidaknya citra
seseorang ditentukan oleh kepribadiannya.
2) Pengembangan Profesi
Profesi guru kian hari menjadi perhatian seiring dengan perubahan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi yang menuntut kesiapan agar tidak ketinggalan.
Dalam melaksanakan pekerjaan itu harus memenuhi norma-norma tertentu. Orang
yang melakukan pekerjaan profesi itu harus ahli, orang yang sudah memiliki daya
pikir, ilmu dan keterampilan yang tinggi. Disamping itu ia juga dituntut dapat
mempertanggung jawabkan segala tindakan dan hasil karyanya yang menyangkut
profesi itu.
3) Kemampuan Mengajar
Seorang Kepala Sekolah harus memiliki kemampuan merencanakan
pengajaran, menuliskan tujuan pengajaran, menyajikan bahan pelajaran,
memberikan pertanyaan kepada siswa, mengajarkan konsep, berkomunikasi
dengan siswa, mengamati kelas, dan mengevaluasi hasil belajar
Penguasaan seperangkat kompetensi yang meliputi kompetensi
keterampilan proses dan kompetensi penguasaan pengetahuan merupakan unsur
yang dikolaborasikan dalam bentuk satu kesatuan yang utuh dan membentuk
struktur kemampuan yang harus dimiliki seorang guru, sebab kompetensi
merupakan seperangkat kemampuan guru searah dengan kebutuhan pendidikan di
sekolah, tuntutan masyarakat, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
4) Hubungan dan Komunikasi
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, manusia dapat saling
berhubungan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari dirumah tangga, di
tempat kerja, di pasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak
ada manusia yang tidak akan terlibat komunikasi. Pentingnya komunikasi bagi
organisasi tidak dapat dipungkiri, adanya komunikasi yang baik suatu organisasi
dapat berjalan dengan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya.
5) Hubungan dengan Masyarakat
Sekolah merupakan lembaga sosial yang tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat lingkungannya, sebaliknya masyarakat pun tidak dapat dipisahkan
dari sekolah sebab keduanya memiliki kepentingan, sekolah merupakan lembaga
formal yang diserahi mandat untuk mendidik, melatih, dan membimbing generasi
muda bagi peranannya di masa depan, sementara masyarakat merupakan
pengguna jasa pendidikan itu.
Hubungan sekolah dengan masyarakat ini sebagai usaha kooperatif untuk
menjaga dan mengembangkan saluran informasi dua arah yang efisien serta saling
pengertian antara sekolah, personalia sekolah dengan masyarakat.
6) Kedisiplinan
Disiplin merupakan ketaatan dan ketepatan pada suatu aturan yang
dilakukan secara sadar tanpa adanya dorongan atau paksaan pihak lain atau suatu
keadaan di mana sesuatu itu berada dalam tertib, teratur dan semestinya serta tiada
suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung maupun tidak langsung.
7) Kesejahteraan
Faktor kesejahteraan menjadi salah satu yang berpengaruh terhadap
kinerja kepala sekolah dan guru di dalam meningkatkan kualitasnya sebab
semakin sejahteranya seseorang makin tinggi kemungkinan untuk meningkatkan
kerjanya. terpenuhinya berbagai macam kebutuhan manusia, akan menimbulkan
kepuasan dalam melaksanakan apapun tugasnya.
8) Iklim Kerja
Sekolah merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai unsur yang
membentuk satu kesatuan yang utuh. Di dalam sekolah terdapat berbagai macam
sistem sosial yang berkembang dari sekelompok manusia yang saling
berinteraksi menurut pola dan tujuan tertentu yang saling mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh lingkungannya sehingga membentuk perilaku dari hasil
hubungan individu dengan individu maupun dengan lingkungannya.
Interaksi yang terjadi dalam sekolah merupakan indikasi adanya
keterkaitan satu dengan lainnya guna memenuhi kebutuhan juga sebagai tuntutan
tugas dan tanggung jawab pekerjaannya. Untuk terjalinnya interaksi-interaksi
yang melahirkan hubungan yang harmonis dan menciptakan kondisi yang
kondusif untuk bekerja diperlukan iklim kerja yang baik.
2.2 Hakikat Kepala Sekolah
2.2.1 Pengertian Kepala Sekolah
Kepala sekolah pada hakekat etimologisnya merupakan padanan dari
school principal, yang tugas kesehariannya menjalankan principal-ship atau
kekepala-sekolahan. Istilah kekepala-sekolahan mengandung makna sebagai
segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi sebagai kepala
sekolah. Penjelasan ini dipandang penting, karena terdapat beberapa istilah untuk
menyebut jabatan kepala sekolah, seperti administrasi sekolah (school
administrator), pimpinan sekolah (school leader), manajer sekolah (school
manajer), dan sebagainya.
Kata Kepala Sekolah berasal dari dua kata yakni kepala dan sekolah . kata
Kepala dapat diartikan sebagai ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi
ataupun lembaga. Sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan dimana menjadi
tempat menerima dan memberi pelajaran. Secara sederhana kepala sekolah
didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk
memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar atau
tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid
yang menerima pelajaran (Wahjosumidjo, 2002 : 83).
Kepala sekolah merupakan tenaga fungsional guru yang diberikan tugas
tambahan untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar
mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran
dan murid yang menerima pelajaran.
2.2.2 Karakteristik Kepala Sekolah Tangguh
Menurut Poernomosidi Hadjisarosa dalam Abdul Rahmat (2009:69),
kepala sekolah merupakan salah satu sumber daya sekolah yang disebut sumber
daya manusia jenis manajer (SDM-M) yang memiliki tugas dan fungsi yang
mengoordinasikan dan menyerasikan sumber daya manusia jenis pelaksana
(SDM-P) melalui sejumlah input manajemen. Tujuannya adalah agar SDM-P
menggunakan jasanya untuk bercampur tangan dengan sumber daya selebihnya.
Dengan demikian, proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik untuk
menghasilkan output yang diharapkan. Secara umum karakteristik kepala sekolah
tangguh dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kepala sekolah harus memiliki :
a) Wawasan jauh kedepan (visi) dan tahu tindakan apa yang harus
dilakukan (misi) serta paham benar tentang cara yang akan ditempuh
(strategi);
b) Kemampuan mengoordinasikan dan menyerasikan seluruh sumber daya
terbatas yang ada untuk mencapai tujuan atau untuk memenuhi
kebutuhan sekolah (yang umumnya tak terbatas);
c) Kemampuan mengambil keputusan dengan terampil (cepat, tepat,
cekat, dan akurat);
d) Kemampuan memobilisasi sumber daya yang ada untuk mencapai
tujuan dan yang mampu menggugah pengikutnya untuk melakukan hal-
hal penting bagi tujuan sekolahnya;
e) Toleransi terhadap perbedaan pada setiap orang dan tidak mencari
orang-orang yang mirip dengannya. Akan tetapi, ia sama sekali tidak
toleran terhadap orang-orang yang meremehkan kualitas, prestasi,
standar dan nilai-nilai;
f) Kemampuan memerangi musuh-musuh kepala sekolah, yaitu
ketidakpedulian, kecurigaan, tidak membuat keputusan, mediokrasi,
imitasi, arogansi, pemborosan, kaku, dan bermuka dua dalam bersikap
dan bertindak.
2. Kepala sekolah menggunakan pendekatan sistem sebagai dasar cara
berfikir, cara mengelola, dan cara menganalisis kehidupan sekolah.
3. Kepala sekolah memiliki input manajemen yang lengkap dan jelas, yang
ditunjukkan oleh kelengkapan dan kejelasan dalam tugas (apa yang harus
dikerjakan, yang disertai fungsi, kewenangan, tanggung jawab, kewajiban,
dan hak), rencana, program, dan memberikan kesan yang baik kepada anak
buahnya.
4. Kepala Sekolah memahami, menghayati dan melaksanakan perannya
sebagai manager, pendidik, wirausahawan, pencipta iklim kerja, pengurus
atau administrator, pembaharu, dan pembangkit motivasi.
2.2.3 Fungsi Kepala Sekolah
Fungsi kepala sekolah dalam implementasi kepemimpinannya di sekolah
dapat dilihat sebagai berikut :
1. Sebagai administrator, mengelola adiministrasi sekolah dalam hal
menyusun program tahunan (RAPBS), serta hal hal yang berkaitan dengan
sekolah.
2. Sebagai komunikator. Kepala sekolah memberikan pengarahan pembinaan
para guru.
3. Sebagai motivator. Kepala sekolah hendaknya dapat membangkitkan dan
memelihara kegairahan kerja pada guru, dengan memberikan gagasan
gagasan yang baik bagi penyampaian KBM.
4. Sebagai inovator. Kepala sekolah hendaknya memiliki prakarsa atau
gagasan perbaikan dalam pembaharuan pendidikan dan mendorong guru
untuk melakukan hal yang berkaitan dengan pelajaran.
5. Sebagai fasilitator. Kepala sekolah harus mampu mengusahakan
pengadaan alat/sarana sekolah, seperti meubelair dan sebagainya.
6. Sebagai dinamisator. Kepala sekolah harus mampu sebagai pengerak
dalam pencapaian tujuan sekolah.
7. Sebagai transformator. Kepala sekolah sebagai alat penyampai nilai nilai
pada gurunya.
8. Sebagai stimulator. Kepala sekolah harus mampu sebagai perangsang
pemicu semangat kerja kepada guru.
9. Kepala sekolah sebagai pelaksana dan pengembang kurikulum.
10. Kepala sekolah sebagai pembimbing. Kepala sekolah harus mampu
mengembangkan profesi guru.
2.2.4 Asas-Asas Pedoman Kepala Sekolah
Sekolah yang sehat memiliki kultur organisasi sekolah yang baik. Sekolah
dikatakan sehat bila terdapat dorongan dan semangat yang tinggi. Moral kerja
yang tinggi jika kepala sekolah, guru dan staf selalu bekerja dengan semangat
yang tinggi, sangat antusias, bergairah, dan sebagainya. Selanjutnya sekolah sehat
bila sekolah itu terhindar dari tekanan-tekanan berbagai pihak.
Kemampuan memberdayakan tugas, peran tenaga kependidikan di sekolah
harus diwujudkan dalam pemberian arahan secar dinamis dan terus menerus.
Menurut Wahyudi (2012:65) Kepala Sekolah harus berusaha untuk mendorong
keterlibatan semua tenaga kependidikan dalam setiap kegiatan di sekolah. Dalam
hal ini kepala sekolah bisa berpedoman pada :
a) Asas tujuan, bahwa kebutuhan tenaga kependidikan akan harga dirinya
mungkin dicapai dengan turut menyumbang pada suatu tujuan yang lebih
tinggi. Kemampuan untuk menyampaikan dan menanamkan tujuan
merupakan seni yang harus dimiliki oleh kepala sekolah dalam
melaksanakan tugasnya.
b) Asas keunggulan, bahwa setiap tenaga kependidikan membutuhkan
kenyamanan serta harus memperoleh kepuasan dan memperoleh
penghargaan pribadi.
c) Asas mufakat, kepala sekolah harus mampu menghimpun gagasan
bersama serta membangkitkan tenaga kependidikan untuk berpikir kreatif
dalam melaksanakan tugasnya.
d) Asas kesatuan, kepala sekolah harus berusaha untuk menjadikan tenaga
kependidikan sebagai pengurus upaya-upaya pengembangan sekolah. Hal
ini untuk menumbuhkan rasa kepemilikan pada tenaga kependidikan
terhadap sekolah.
e) Asas persatuan, kepala sekolah harus mendorong untuk meningkatkan
profesionalismenya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk
mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi sekolah.
f) Asas empirisme, kepala sekolah harus mampu bertindak berdasarkan atas
nilai dan angka-angka yang menunjukkan prestasi para tenaga
kependidikan, karena data yang memuat komponen sekolah memegang
peranan yang sangat penting.
g) Asas keakraban, kepala sekolah harus berupaya menjaga keakraban agar
tugas dapat dilaksanakan dengan lancar.
h) Asas integritas, kekuasaan untuk menciptakan dan memobilisasi energi
seluruh tenaga kependidikan untuk melaksanakan dan menyelesaikan
tugas dengan sebaik-baiknya.
2.3 Konsep Pengelolaan Sekolah
2.3.1 Hakikat Pengelolaan
Tidak sedikit orang yang mengartikan pengelolaan sama dengan arti
manajemen. Karena antara manajemen dan pengelolaan memiliki tujuan yang
sama yaitu tercapainya tujuan organisasi lembaga. Pengelolaan merupakan sebuah
bentuk bekerja dengan orang-orang secara pribadi dan kelompok demi tercapainya
tujuan organisasi lembaga. satu yang perlu diingat bahwa pengelolaan berbeda
dengan kepemimpinan. Bila pengelolaan terjadi bila terdapat kerjasama dengan
orang pribadi maupun kelompok, maka seorang pemimpin bisa mencapai tujuan
yang diharapkan tanpa perlu menjadi seorang manajer yang efektif.
Pengelolaan dapat diartikan sebagai suatu seni dalam mengelola suatu
lembaga. Dua hal pokok dalam pengelolaan yaitu pertama terjadinya proses
penyelenggaraan kerja sama dan kedua proses penyelenggaraan diatur oleh
organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pengaturan yang dilakukan
melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi pengelolaan itu.
Syaiful Sagala (2012:46) mengemukakan fungsi pengelolaan sebagai berikut :
1) Fungsi perencanaan
Perencanaan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan
pada masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur sumber daya
agar hasil yang dicapai sesuai yang diharapkan. Perencanaan merupakan
tindakan menetapkan trlebih dahulu apa yang akan dikerjakan, bagaimana
mengrjakannya, apa harus dikerjakan dan siapa yang mengerjakannya.
2) Fungsi Pengorganisasian
Pengorganisasian mencakup struktur pengelolaan. Organisasi (Organizing)
adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur
untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran. Bila di tinjau dari
proses, maka proses itu adalah proses menyangkut bagaimana strategi dan
taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan diatur dalam sebuah
struktur organisasi yang tepat dan dapat bekerja secara efektif.
Pengorganisasian bertujuan membagi satu kegiatan besar menjadi
kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
3) Fungsi Pelaksanaan
Fungsi pelaksanaan yaitu proses implementasi program agar bisa
dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi
agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan
penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi.
4) Fungsi pengawasan
Fungsi Pengawasan mempunyai nilai yang sama bobotnya dengan fungsi
perencanaan. Pengawasan digunakan pula untuk memperbaiki kegiatan
yang menyimpang dari rencana, mengoreksi penyalahgunaan aturan dan
sumber-sumber, serta mengupayakan agar tujuan dapat dicapai baik
seefektif dan seefisien mungkin.
5) Fungsi Evaluasi
Evaluasi adalah pembuatan pertimbangan menurut suatu kriteria yang
disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan. Ada tiga faktor penting
dalam konsep evaluasi, yaitu pertimbangan (judgement) deskripsi obyek
penilaian, dan kriteria yang bertanggung jawab.
2.4 Kinerja Kepala Sekolah Di SMP Muhammadiyah 2 Tolangohula
Seorang kepala sekolah, disamping harus mampu melaksanakan proses
pengelolaan yang merujuk pada fungsi-fungsi pengelolaan, juga dituntut untuk
memahami sekaligus menerapkan seluruh substansi kegiatan pendidikan.
Melakukan pengelolaan secara efektif dapat dimungkinkan jika kepala sekolah itu
memiliki keterampilan manajemen dengan baik. Keterampilan itu dimaksudkan
agar dapat mengelola sumber daya yang dimiliki organisasi baik sumber daya
manusia maupun sumber daya lain secara efisien dan efektif. Selain itu, sumber-
sumber tersebut tidak selalu tersedia dalam organisasi sehinga harus ada usaha-
usaha kepala sekolah untuk mengadakannya atau mencari alternatif pemecahan
masalah berkenaan dengan sumber daya itu.
Kepala Sekolah merupakan jabatan karir yang diperoleh oleh seseorang
guru setelah sekian lama menjabat sebagai guru. Dalam rangka melakukan peran
dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat
untuk mendayagunakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau koperatif,
memberi kesempatan untuk meningkatkan profesi dan mendorong keterlibatan
seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program
sekolah. Dalam mencapai suatu tujuan organisasi bahwa seorang manajer harus
memiliki ketrampilan manajerial agar dapat menjalankan fungsi-fungsi
manajemen.
Sebagai manajer yang memimpin institusi, kepala sekolah memiliki
sejumlah tugas yang harus dilakukannya dalam mengelola sekolah. Tugas kepala
sekolah dalam mengelola sekolah terdiri dari empat tahapan yaitu: 1) perencanaan
(planning), 2) mengorganisasikan (organizing), 3) penggerakan (actuating), 4)
pengawasan (controlling).
Dalam tahap perencanaan kepala sekolah merencanakan kegiatan apa saja
yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam tahap
pengorganisasian, kepala sekolah menetapkan dan memfungsikan organisasi yang
melaksanakan kegiatan tersebut. Pada tahap penggerakan, kepala sekolah
menggerakan seluruh orang yang terkait untuk secara bersama-sama
melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas masing-masing. Pada tahap
pengawasan, kepala sekolah mengendalikan dan melakukan supervisi kegiatan
tersebut, sehingga dapat mencapai sasaran secara efektif dan efisien.
Memperhatikan ketentuan di atas dan konsep manajerial, dapat dinyatakan
bahwa tugas kepala sekolah sebagai pengelola sekolah adalah: Pertama, proses
penyusunan rencana mencakup: 1) mengkaji kebijakan yang relevan, 2)
menganalisa kondisi sekolah 3) merumuskan tujuan, 4) mengumpulkan data
informasi yang terkait, 5) menganalisis data dan informasi, 6) merumuskan
alternatif program, 7) menetapkan langkah-langkah kegiatan pelaksanaan.
Kedua, untuk melaksanakan program atau kegiatan sekolah yang telah
disusun diperlukan orang atau tenaga. Orang tersebut harus diorganisasikan agar
dapat bekerja secara efektif dan efisien. Dengan demikian, mengorganisasikan
berarti melengkapi program yang telah disusun dengan susunan organisasi
pelaksanaannya. Dalam organisasi, setiap kegiatan harus jelas siapa yang
mengerjakan, kapan dikerjakan, dan apa targetnya. Empat kata kunci (apa, oleh,
siapa, kapan dan apa targetnya) itu harus tergambar dengan jelas dalam
pengorganisasian. Dalam pengorganisasian sekolah, kepala sekolah harus
mengetahui kemampuan dan karakteristik guru dan staff lainnya sehingga dapat
menempatkan mereka pada posisi atau tugas yang sesuai. Harus diketahui pula
tugas apa yang sedang dikerjakan, sehingga tidak terjadi beban tugas yang
berlebihan (overloaded). Jika pelaku kegiatan terdiri dari lebih satu orang, harus
jelas siapa penanggung jawabnya. Suatu program biasanya terdiri dari beberapa
bagian yang mungkin sekali dikerjakan oleh orang yang berbeda, maka dalam
pengorganisasian harus jelas bagaimana hubungan antar bagian tersebut dan siapa
yang bertanggung jawab untuk mengoordinasikan.
Ketiga, setelah organisasi pelaksana tersusun, maka tugas kepala sekolah
adalah menggerakan orang-orang dalam organisasi sekolah tersebut untuk bekerja
secara optimal. Salah satu cara menggerakan guru dan staf lain adalah dengan
menerapkan prinsip motivasi. Artinya, kepala sekolah merangsang agar guru dan
staf lain termotivasi untuk mengerjakan tugas.
Keempat, agar berhasil baik dalam melaksanakan pengawasan/ supervisi,
kepala sekolah harus melaksanakan prinsip dasar supervisi, yaitu: 1) pengawasan
bersifat membimbing dan membantu mengatasi kesulitan dan bukan mencari
kesalahan, 2) bantuan dan bimbingan diberikan secara tidak langsung. Artinya,
diupayakan agar yang bersangkutan merasa mampu mengatasi sendiri, sedangkan
kepala sekolah hanya membantu, 3) balikan atau saran perlu segera diberikan, 4)
pengawasan dilakukan secara periodik, 5) pengawasan dilaksanakan dalam
suasana kemitraan.
Seorang pimpinan selayaknya mempunyai kemampuan manajerial yang
mencakup berbagai aktivitas, terdiri dari perencanaan (planning), pengor-
ganisasian (organizing), kepemimpinan (leadership), penilaian (evaluating),
pembinaan (supervising). Fungsi perencanaan antara lain penentuan tujuan atau
kerangka tindakan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan tertentu. Hal ini
dilakukan berdasarkan kondisi obyektif kekuatan dan kelemahan organisasi,
menentukan kesempatan dan ancaman, menentukan strategi, kebijakan, taktik,
kiat dan program. Fungsi pengorganisasian meliputi penentuan fungsi, hubungan
dan struktur. Fungsi dalam konteks ini merupakan tugas yang di bagi kedalam
fungsi garis, staf dan fungsional. Hubungan terdiri atas tanggung jawab dan
wewenang, sedangkan strukturnya dapat horizontal maupun vertikal. Fungsi
pemimpin adalah bagaimana kegiatan manajerial dapat mengarahkan dan
mempengaruhi semua potensi dan sumber daya yang dimiliki untuk kepentingan
organisasi, sedangkan fungsi pengawasan meliputi penentuan standar, supervisi,
dan mengukur kompetensi yang menyakinkan bahwa tujuan organisasi akan
tercapai.
Melalui sintesis dari berbagai pandangan di atas, dapat dikemukakan
bahwa dimaksud dengan kemampuan pengelolaan adalah kemampuan dalam
memimpin dan mengelola sumber daya secara efisien dan efektif. Kemampuan
manajerial kepala sekolah mencakup: 1) kemampuan menyusun program sekolah
(planning), 2) kemampuan mengorganisir kegiatan sekolah (organizing), 3)
kemampuan mengimplementasikan program sekolah dengan menggerakan staf,
guru, dan sumber daya sekolah (actuating), serta 4) kemampuan mengadakan
pengawasan (controlling).
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai pimpinan sekolah,
kepala sekolah perlu memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga
kependidikan melalui persaingan yang membuahkan kerja sama (cooperation),
memberikan kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk meningkatkan
profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam
berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.
Sebagai manajer, kepala sekolah harus mau dan mampu mendayagunakan
sumber daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi, dan mencapai
tujuannya. Kepala sekolah mampu menghadapi berbagai persoalan di sekolah,
berpikir secara analitik, konseptual, harus senantiasa berusaha menjadi juru
penengah dalam memecahkan berbagai masalah, dan mengambil keputusan yang
memuaskan stakeholders sekolah. Memberikan peluang kepada tenaga
kependidikan untuk meningkatkan profesinya. Semua peranan tersebut dilakukan
secara persuasif dan dari hati ke hati.