15
9 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Tindakan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa 2.1.1. Pengertian Prokrastinasi Para ahli mempunyai pandangan yang berbeda mengenai prokrastinasi. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin yaitu procrastination dengan awalan “pro” yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran “crastinus” yang berarti keputusan hari esok atau jika digabungkan menjadi menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya. Prokrastinasi berarti tindakan mengganti tugas berkepentingan tinggi dengan tugas berkepentingan rendah sehingga tugas penting pun tertunda (Wikipedia). Menurut Ferrari (1995) kata prokrastinasi sebenarnya sudah ada sejak lama, bahkan dalam salinan khotbah Pendeta Walker pada abad ke-17 yang terdapat di Universitas Ottawa Canada, menggambarkan tentang hubungan antara penghindaran atau penudaan tugas, keinginan atau kemauan, dan dosa. Kata prokrastinasi dituliskan oleh Pendeta Walker sebagai “ sin”, salah satu dosa serta kejahatan manusia. Manusia akan kehilangan kesempatan dan menyia-nyiakan karunia Tuhan karena melakukan penundaan. Menurut Solomon & Rothblum (1984) prokrastinasi adalah suatu kecenderungan untuk menunda dalam memulai maupun menyelesaikan kinerja secara keseluruhan untuk melakukan aktivitas lain yang tidak berguna, sehingga kinerja menjadi terhambat, tidak pernah

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Tindakan Prokrastinasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7363/2/T1...... Belajar untuk menghadapi ujian M encakup penundaan belajar untuk menghadapi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Tindakan Prokrastinasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7363/2/T1...... Belajar untuk menghadapi ujian M encakup penundaan belajar untuk menghadapi

9

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Tindakan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa

2.1.1. Pengertian Prokrastinasi

Para ahli mempunyai pandangan yang berbeda mengenai prokrastinasi.

Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin yaitu procrastination dengan awalan

“pro” yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran “crastinus”

yang berarti keputusan hari esok atau jika digabungkan menjadi menangguhkan

atau menunda sampai hari berikutnya. Prokrastinasi berarti tindakan mengganti

tugas berkepentingan tinggi dengan tugas berkepentingan rendah sehingga tugas

penting pun tertunda (Wikipedia).

Menurut Ferrari (1995) kata prokrastinasi sebenarnya sudah ada sejak

lama, bahkan dalam salinan khotbah Pendeta Walker pada abad ke-17 yang

terdapat di Universitas Ottawa Canada, menggambarkan tentang hubungan antara

penghindaran atau penudaan tugas, keinginan atau kemauan, dan dosa. Kata

prokrastinasi dituliskan oleh Pendeta Walker sebagai “sin”, salah satu dosa serta

kejahatan manusia. Manusia akan kehilangan kesempatan dan menyia-nyiakan

karunia Tuhan karena melakukan penundaan. Menurut Solomon & Rothblum

(1984) prokrastinasi adalah suatu kecenderungan untuk menunda dalam memulai

maupun menyelesaikan kinerja secara keseluruhan untuk melakukan aktivitas lain

yang tidak berguna, sehingga kinerja menjadi terhambat, tidak pernah

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Tindakan Prokrastinasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7363/2/T1...... Belajar untuk menghadapi ujian M encakup penundaan belajar untuk menghadapi

10

menyelesaikan tugas tepat waktu, serta sering terlambat dalam menghadiri

pertemuan-pertemuan.

Menurut Watson (Rizvi, 1997) penyebab prokrastinasi berkaitan dengan

takut gagal, tidak suka pada tugas yang diberikan, menentang dan melawan

kontrol, mempunyai sifat ketergantungan dan kesulitan dalam membuat

keputusan. Sehubungan dengan pembangunan Indonesia dewasa ini yang

menuntut adanya inovasi dan produktivitas, istilah prokrastinasi akan menjadi

istilah yang berkonotasi negatif, yang menurut Ferrari dkk, (Rizvi, 1997) bahwa

pada negara dengan teknologi sudah digunakan, ketepatan waktu menjadi hal

yang sangat penting, sehingga prokrastinasi dapat dianggap sebagai suatu

masalah. Menurut Ferrari (Rizvi,1997) prokrastinasi akademik banyak berakibat

negatif, dengan melakukan penundaan, banyak waktu yang terbuang dengan sia-

sia. Tugas-tugas menjadi terbengkalai, bahkan bila diselesaikan hasilnya menjadi

tidak maksimal. Penundaan juga bisa mengakibatkan seseorang kehilangan

kesempatan dan peluang yang datang.

Ferrari (1995) menyimpulkan pengertian prokrastinasi dapat dipandang

dari berbagai batasan tertentu:

1. Prokrastinasi hanya sebagai perilaku penundaan yaitu bahwa setiap

perbuatan untuk menunda dalam mengerjakan suatu tugas disebut

sebagai prokrastinasi, tanpa mempermasalahkan tujuan serta alasan

penundaan yang dilakukan

2. Prokrastinasi sebagai suatu kebiasaan atau pola perilaku yang dimiliki

individu yang mengarah kepada trait (kebiasaan) penundaan yang

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Tindakan Prokrastinasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7363/2/T1...... Belajar untuk menghadapi ujian M encakup penundaan belajar untuk menghadapi

11

dilakukan sudah merupakan respon tetap yang selalu dilakukan seseorang

dalam menghadapi tugas, biasanya disertai adanya keyakinan-keyakinan

yang irasional.

3. Prokrastinasi sbagai suatu trait kepribadian, dalam pengertian ini

prokrastinasi tidak hanya sebuah perilaku penundaan saja akan tetapi

prokrastinasi merupakan suatu trait yang melibatkan komponen-

komponen perilaku maupun struktur mental lain yang saling terkait yang

dapat diketahui secara langsung maupun tidak langsung.

Dengan demikian, dari berbagai pendapat para ahli diatas dapat

disimpulkan bahwa prokrastinasi adalah perilaku yang tidak efisien dalam

menggunakan waktu dan cenderung untuk tidak segera memulai suatu pekerjaan.

Prokrastinasi juga bisa dikatakan sebagai penghindaran tugas dan cenderung

untuk menunda-nunda penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan.

2.1.2. Jenis-jenis Tugas pada Prokrastinasi

Prokrastinasi dapat dilakukan pada beberapa jenis pekerjaan. Peterson

(Priska, 2008) mengatakan bahwa seseorang dapat melakukan prokrastinasi hanya

pada hal-hal tertentu saja atau pada semua hal, sedangkan jenisjenis tugas yang

sering ditunda oleh prokrastinator yaitu pada tugas pembuatan keputusan, tugas-

tugas rumah tangga, aktivitas akademik, pekerjaan kantor dan lainnya. Peterson

(Priska, 2008) menambahkan bahwa prokrastinasi akademik dan non akademik

sering menjadi istilah yang digunakan oleh para ahli untuk membagi jenis-jenis

tugas di atas menjadi :

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Tindakan Prokrastinasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7363/2/T1...... Belajar untuk menghadapi ujian M encakup penundaan belajar untuk menghadapi

12

a. Prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas

formal yang berhubungan dengan tugas akademik, misalnya tugas sekolah atau

tugas kursus,

b .Prokrastinasi non-akademik adalah penundaan yang dilakukan pada jenis tugas

non-formal atau tugas yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari,

misalnya tugas rumah tangga, tugas sosial, tugas kantor dan lain sebagainya.

Menurut Green (Tuckman, 2007) jenis tugas yang menjadi objek

prokrastinasi akademik adalah tugas yang berhubungan dengan kinerja akademik.

Perilaku-perilaku yang mencirikan penundaan dalam tugas akademik dipilah dari

perilaku lainnya dan dikelompokkan menjadi unsur prokrastinasi akademik.

Solomon dan Rothblum (1984) menyebutkan 6 area akademik untuk

melihat jenis-jenis tugas yang sering diprokrastinasi oleh pelajar, yaitu:

1) Tugas menulis (mengarang)

Meliputi penundaan pelaksanaan kewajiban menulis makalah, laporan, serta

tugas mengarang lainnya.

2) Belajar untuk menghadapi ujian

Mencakup penundaan belajar untuk menghadapi ujian tengah semester, ujian

akhir semester dan kuis-kuis lainnya.

3) Membaca

Menunda membaca buku atau referensi yang berkaitan dengan tugas akademik

yang diwajibkan.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Tindakan Prokrastinasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7363/2/T1...... Belajar untuk menghadapi ujian M encakup penundaan belajar untuk menghadapi

13

4) Kinerja tugas akademik

Penundaan mengerjakan dan menyelesaikan tugas-tugas administratif. Seperti

menyalin catatan sekolah, mendaftarkan diri dalam presensi kehadiran, daftar

peserta praktikum, dan lain-lainnya.

5) Menghadiri pertemuan

Penundaan atau keterlambatan menghadiri jam pelajaran, praktikum dan

pertemuan-pertemuan lainnya.

6) Kinerja akademik secara keseluruhan.

Menunda kewajiban mengerjakan atau menyelesaikan tugas-tugas akademik

lainnya secara keseluruhan.

2.1.3. Faktor penyebab prokrastinasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi dapat dikategorikan menjadi dua

macam menurut Ferrari & Olivete (Priska, 2008) yaitu faktor internal dan faktor

eksternal.

1. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu yang

mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor tersebut meliputi kondisi fisik dan

kondisi psikologis dari individu. Orang dengan motivasi rendah cenderung

akan melakukan prokrastinasi dibandingkan dengan orang yang motivasinya

tinggi. Berbagai hasil penelitian juga menemukan aspek lain pada diri individu

yang turut mempengaruhi seseorang untuk mempunyai suatu kecenderungan

perilaku prokrastinasi yaitu rendahnya kontrol diri.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat diluar diri individu yang

mempengaruhi prokrastinasi. Faktor-faktor tersebut berupa faktor SES (Status

Ekonomi Sosial), keluarga atau pola asuh orang tua, peer group, sibuk bekerja,

sarana dan prasarana untuk penyelesaian tugas tersebut, kurangnya informasi

yang diperoleh, kurang atau tidak adanya dukungan moral dan spiritual dari

Significant Others, dan sebagainya. Dalam pola asuh, tingkat pengasuhan

otoriter ayah menyebabkan munculnya kecenderungan perilaku prokrastinasi

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Tindakan Prokrastinasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7363/2/T1...... Belajar untuk menghadapi ujian M encakup penundaan belajar untuk menghadapi

14

yang kronis pada subjek penelitian anak wanita. Dan ibu yang memiliki

kecenderungan melakukan procrastination menghasilkan anak wanita yang

memiliki kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi pula.

Faktor lain yang mempengaruhi prokrastinasi dilihat dari teori

perkembangan prokrastinasi menurut Ferrari (1995) adalah sebagai berikut :

a. Psikodinamik

Penganut psikodinamik beranggapan bahwa pengalaman masa kanak-

kanak mempengaruhi perkembangan proses kognitif seseorang ketika dewasa,

terutama trauma. Seseorang yang pernah mengalami trauma akan suatu tugas

tertentu, misalnya gagal menyelesaikan tugas sekolahnya, akan cenderung

melakukan prokrastinasi ketika seseorang tersebut dihadapkan lagi pada suatu

tugas yang sama. Seseorang tersebut akan teringat kepada pengalaman

kegagalan maupun perasaan tidak menyenangkan yang pernah dialami dimasa

lalu, sehingga ia menunda mengerjakan tugasnya, yang dipersepsikan akan

mendatangkan perasaan seperti masa lalu.

b. Behavioristik

Penganut psikologi behavioristik beranggapan bahwa perilaku

prokrastinasi akademik muncul akibat proses pembelajaran. Seseorang

melakukan prokrastinasi akademik karena dia pernah mendapatkan

reinforcement atas perilaku tersebut. Seseorang yang pernah merasakan sukses

dalam melakukan tugas kuliahnya dengan melakukan penundaan, cenderung

akan melakukan lagi perbuatannya. Sukses yang pernah ia rasakan akan

dijadikan reward untuk mengulangi perilaku yang sama dimasa yang akan

datang.

c. Kondisi lingkungan

Perilaku prokrastinasi akademik juga bisa muncul pada kondisi

lingkungan tertentu. Kondisi yang menimbulkan stimulus tertentu bisa menjadi

reinforcement bagi munculnya perilaku prokrastinasi. Kondisi yang rendah

dalam pengawasan akan mendorong seseorang untuk melakukan prokrastinasi

akademik, karena tidak adanya pengawasan akan mendorong seseorang untuk

berperilaku tidak tepat waktu.

d. Cognitive behavioral

Prokrastinasi akademik terjadi karena adanya keyakinan irrasional yang

dimiliki oleh seseorang. Keyakinan irrasional tersebut dapat disebabkan oleh

suatu kesalahan dalam mempersepsikan tugas skripsi, seseorang memandang

tugas tersebut sebagai sesuatu yang berat dan tidak menyenangkan

(aversiveness of the task and fear of failure). Oleh karena itu seseorang merasa

tidak mampu untuk menyelesaikan tugasnya secara memadai, sehingga

seseorang menunda-nunda dalam menyelesaikan tugas tersebut. Fear of failure

adalah ketakutan yang berlebihan untuk gagal. Seseorang menunda-nunda

mengerjakan tugas skripsinya karena takut jika gagal menyelesaikannya

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Tindakan Prokrastinasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7363/2/T1...... Belajar untuk menghadapi ujian M encakup penundaan belajar untuk menghadapi

15

sehingga akan mendatangkan penilaian yang negatif akan kemampuannya.

Akibatnya seseorang menunda-nunda mengerjakan tugas yang dihadapinya.

2.1.4. Ciri-Ciri Prokrastinasi

Ferrari, dkk (1995) mengatakan bahwa sebagai suatu perilaku penundaan,

prokrastinasi akademik dapat termanifestasikan dalam indikator tertentu dan dapat

diukur dan diamati ciri-ciri tertentu :

1. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang

dihadapi.

Seseorang yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapi harus

segera diselesaikan dan berguna bagi dirinya, akan tetapi dia menunda-nunda

untuk mulai mengerjakannya atau menunda-nunda untuk menyelesaikan

sampai tuntas jika ia sudah mulai mengerjakan sebelumnya.

2. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas.

Orang yang melakukan prokrastinasi memperlakukan waktu yang lebih lama

dari pada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan suatu

tugas. Seorang prokrastinator menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk

mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun melakukan hal-hal yang tidak

dibutuhkan dalam penyelesaian tugas, tanpa memperhitungkan keterbatasan

waktu yang dimilikinya.

3. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual.

Seorang prokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai

dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seseorang

prokrastinator sering mengalami keterlambatan dalam memenuhi deadline

yang telah ditentukan, baik oleh orang lain maupun rencana-rencana yang telah

dia tentukan sendiri.

4. Melakukan aktifitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan tugas

yang harus dikerjakan.

Seorang prokrastinator dengan sengaja tidak segera melakukan tugasnya, akan

tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan aktifitas lain yang

dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan,seperti membaca

(koran, majalah, atau buku cerita lainnya), nonton, ngobrol, jalan-jalan,

sehingga menyita waktu yang ia miliki untuk mengerjakan tugas yang harus

diselesaikan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri prokrastinasi akademik adalah

penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang

dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Tindakan Prokrastinasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7363/2/T1...... Belajar untuk menghadapi ujian M encakup penundaan belajar untuk menghadapi

16

rencana dan kinerja aktual dan melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan

daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan.

2.2 Motivasi Berprestasi

2.2.1. Pengertian Motivasi

Motivasi merupakan dorongan untuk berbuat yang berasal dari dalam diri

manusia. Motivasi dalam suatu perbuatan memegang peran sangat penting. Kuat

lemahnya upaya yang dikerahkan seseorang dalam mengerjakan sesuatu sangat

ditentukan oleh motivasinya (McClelland dalam Franken, 1982). Pemahaman

terhadap motivasi individu berkaitan erat dengan pemahaman temtang motif, yaitu

kebutuhan, keinginan, tekanan, dorongan dan desakan hati yang membangkitkan

dan mempertahankan gairah individu untuk mengerjakan sesuatu (Nasrudin,

2010).

McClelland (Nasrudin, 2010) mengemukakan tiga macam kebutuhan

manusia yaitu need of achievement ( motivasi berprestasi), need of affiliation

(motivasi bersahabat) dan need of power (motivasi berkuasa)

a. Kebutuhan akan prestasi (n-Ach)

Menurut McClelland (Nasrudin, 2010), kebutuhan akan prestasi

merupakan dorongan untuk mengungguli, berprestasi sehubungan dengan

seperangkat standar, bergulat untuk sukses. Kebutuhan ini pada hirarki Maslow

terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi

diri.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Tindakan Prokrastinasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7363/2/T1...... Belajar untuk menghadapi ujian M encakup penundaan belajar untuk menghadapi

17

Ciri-ciri individu yang menunjukkan orientasi tinggi menurut McClelland

(Franken, 1982) antara lain bersedia menerima resiko yang relatif tinggi,

keinginan untuk mendapatkan umpan balik tentang hasil kerja mereka,

keinginan mendapatkan tanggung jawab pemecahan masalah.

b. Kebutuhan untuk berafiliasi (n-aff)

Kebutuhan akan Afiliasi menurut McClelland (Nasrudin, 2010) adalah

hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu

merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan

penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu ini umumnya berhasil

dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi.

c. Kebutuhan akan kekuasaan (n-pow)

Kebutuhan akan kekuasaan adalah dorongan untuk mempengaruhi orang-

orang dan mengubah situasi. Orang yang bermotivasi kekuasaan ingin

menimbulkan dampak pada organisasi dan mau memikul resiko untuk

melekukan hal itu. McClelland (Franken, 1982) menyatakan bahwa kebutuhan

akan kekuasaan sangat berhubungan dengan kebutuhan untuk mencapai suatu

posisi kepemimpinan.

2.2.2. Pengertian Motivasi Berprestasi

Konsep motivasi berprestasi dirumuskan pertama kali oleh Henry

Alexander Murray. Murray memakai istilah kebutuhan berprestasi (need for

achievement) untuk motivasi berprestasi atau sering disebut dengan n-Ach, yang

dideskripsikannya sebagai hasrat atau tendensi untuk mengerjakan sesuatu yang

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Tindakan Prokrastinasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7363/2/T1...... Belajar untuk menghadapi ujian M encakup penundaan belajar untuk menghadapi

18

sulit dengan secepat dan sebaikmungkin (Alwisol, 2011). Sedangkan Mc. Clelland

(Nasrudin, 2010) memberi batasan motivasi berprestasi sebagai usaha untuk

mencapai sukses dan bertujuan untuk berhasil dalam kompetisi dengan suatu

ukuran keunggulan. Ukuran keunggulan itu dapat berupa prestasinya sendiri

sebelumnya atau prestasi orang lain.

Selanjutnya Atkinson (Franken, 1982) menyebutkan bahwa motivasi

berprestasi individu didasarkan atas dua hal, yaitu tendensi untuk meraih sukses

dan tendensi untuk menghindari kegagalan. Jika motif untuk sukses lebih besar

daripada motif untuk menghindari kegagalan, diasumsikan, orang tersebut akan

berusaha untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan motif untuk menghindari

kegagalan lebih besar daripada motif untuk berhasil, diasumsikan, orang akan

memilih tujuan yang meminimalkan kemungkinan kegagalan. Dengan kata lain,

takut gagal atau menghindari kegagalan dapat mengubah tujuan seseorang pilih.

2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berprestasi

Menurut Murray (Alwisol, 2011) ada empat faktor yang dapat

mempengaruhi motivasi berprestasi yaitu:

a. Orang tua dan lingkungan budaya memberikan tekanan yang cukup kuat

(menganggap penting) dalam hal berprestasi yang tinggi.

b. Anak diajar untuk percaya kepada diri sendiri dan berusaha memantapkan

tujuan menjadi orang yang berprestasi tinggi.

c. Pekerjaan kedua orang tua mungkin berpengaruh. Ayah yang pekerjaannya

melibatkan pengambilan keputusan dan inisiatif dapat mendorong anak

mengembangkan motivasi berprestasi.

d. Kelas sosial dan pertumbuhan ekonomi (nasional) yang tinggi dapat

mempengaruhi motivasi berprestasi (n-Ach)

2.2.4. Karakteristik Motivasi Berprestasi

McClelland (Franken, 1982) menyebutkan bahwa seseorang rang memiliki

motivasi berprestasi tinggi ia akan menunjukkan ciri-ciri yaitu ulet, suka bekerja

keras, membutuhkan feedback, tidak suka membuang waktu, berorientasi masa

depan, optimis, bertanggung jawab dan memperhitungkan resiko.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Tindakan Prokrastinasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7363/2/T1...... Belajar untuk menghadapi ujian M encakup penundaan belajar untuk menghadapi

19

Menurut Murray (Alwisol, 2011) ciri orang yang memiliki motivasi

berprestasi (n-Ach) tinggi adalah lebih kompetitif, lebih bertanggung jawab

terhadap keberhasilan diri, senang menetapkan tujuan yang menantang tapi cukup

realistik, memilih tugas yang tingkatnya cukupan, yang tidak pasti apakah bisa

diselesaikan atau tidak, senang dengan kerja interprener yang beresiko tapi cocok

dengan kemampuannya, menolak kerja rutin, serta bangga dengan pencapaian dan

mampu menunda untuk memperoleh kepuasan yang lebih besar, konsep diri

positif, berprestasi di sekolah.

McClelland (1987) menyatakan bahwa orang yang mempunyai motivasi

berprestasi yang tinggi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Memiliki tugas yang moderat

Memiliki tugas yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Membagi

tugas menjadi beberapa bagian sehingga muda dikerjakan.

2. Membutuhkan umpan balik

Individu dengan motivasi berprestasi tinggi lebih menyukai bekerja dalam

situasi dimana mereka dapat memperoleh umpan balik yang konkret tentang

apa yang sudah mereka lakukan karena jika tidak, mereka tidak dapat

mengetahui apakah mereka sudah melakukan sesuatu dengan baik

dibandingkan dengan yang lain. Umpan balik ini selanjutnya digunakan untuk

memperbaiki prestasinya.

3. memperhitungkan keberhasilan

Orang dengan tipe seperti ini lebih mementingkan pencapaian tugas yang

dibebankan kepadanya tanpa memperhitungkan secara berlebihan imbalan

yang akan dia peroleh. Dia lebih puas dengan aspek-aspek intrinsik pekerjaan

(misalnya dia tahu bahwa dia telah menyelesaikan tugas dengan baik dan

bengan hasil yang baik) daripada imbalan atau hadiah atas hasil kerjanya. Hal-

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Tindakan Prokrastinasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7363/2/T1...... Belajar untuk menghadapi ujian M encakup penundaan belajar untuk menghadapi

20

hal yang bersifat materiil hanya merupakan efek sampingan dari prestasi yang

dicapainya.

4. Menyatu dengan tugas.

Orang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi menerima tugas sebagai

bagian dari dirinya, tugas-tugas yang dilimpahkan kepadanya tidak dianggap

sebagai beban tetapi dipandang sebagai suatu hal yang wajar. Orang-orang

seperti ini biasanya tidak suka menunda pekerjaan, bersahabat, realistik, dan

mengutamakan kemampuan individual.

Selain itu menurut Mc Clelland (Mutia, 2010) orang yang mempunyai

motivasi berprestasi yang tinggi mempunyai ciri:

1. Mempunyai tanggung jawab pribadi

Seorang yang mempunyai motivasi berprestasi akan melakukan tugas atau

bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Siswa/seorang yang bertanggung

jawab terhadap pekerjaannya akan puas dengan hasil pekerjaannya karena

merupakan hasil usahanya sendiri. Contoh : Mengerjakan tugasnya sendiri,

tidak mencontek.

2. Berusaha bekerja kreatif

Siswa yang bermovasi tinggi, gigih dan giat mencari cara yang kreatif untuk

menyelesaikan tugas.

3. Berusaha mencapai cita-cita

Siswa/ seorang yang mempunyai cita-cita akan belajar dengan baik dan

memiliki motivasi yang tinggi. Contoh : rajin mengerjakan tugas , belajar

dengan keras, tekun, tidak mengulur waktu untuk belajar.

4. Melakukan kegiatan sebaik-baiknya

Melakukan kegiatan belajar sebaik mungkin dan tidak ada yang dilupakan.

Contohnya dengan membuat kegiatan belajar, mengerjakan soal-soal latihan,

belajar kelompok.

5. Mengadakan antisipasi

Melakukan kegiatan untuk menghindari kegagalan atau kesulitan yang

mungkin terjadi. Contohnya yaitu menyiapkan peralatan sekolah sebelum

berangkat sekolah, datang lebih awal dari jadwal masuk, mengerjakan soal-soal

untuk latihan, membaca materi untuk berikutnya.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Tindakan Prokrastinasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7363/2/T1...... Belajar untuk menghadapi ujian M encakup penundaan belajar untuk menghadapi

21

2.3 Kajian Penelitian yang Berhubungan

Perilaku prokrastinasi muncul akibat proses pembelajaran seseorang karena

pernah mendapatkan reinforcement atas perilaku tersebut dan yang pernah

merasakan sukses dalam melakukan tugas kuliahnya dengan melakukan

penundaan, cenderung akan mengulanginya. Sukses itu akan dijadikan reward

untuk mengulangi perilaku yang sama dimasa yang akan datang. (Ferrari 1995).

Menurut Schouwenberg dan Groenewoud (Delta,2007) menemukan bahwa

mahasiswa yang melakukan perilaku prokrastinasi akademis tetap memiliki

motivasi dengan memotong reward masa depannya. Mereka menunda

mendapatkan reward karena ingin memperoleh manfaat yang lebih luas

dibandingkan mahasiswa yang tepat waktu.

Menurut McClelland (1987), motivasi berprestasi merupakan motivasi yang

berhubungan dengan pencapaian beberapa standar kepandaian atau standar

keunggulan dan akan mempengaruhi individu dalam usaha memperoleh

pencapaian keberhasilan termasuk dalam bidang pendidikan. McClelland (1987)

juga mengungkapkan bahwa kondisi tersebut akan menentukan individu dalam

menyelesaikan setiap tugas akademik, sehingga individu yang memiliki motivasi

berprestasi akan cenderung untuk tidak melakukan bahkan menghindari sikap

menunda.

Berdasarkan hasil data analisis Adzani (2012) dalam penelitiannya yang

berjudul Hubungan Motivasi Berprestasi Dengan Prokrastinasi Akademik Pada

Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara Jakarta, didapatkan

bahwa koefisien korelasi 0,364**

dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Tindakan Prokrastinasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7363/2/T1...... Belajar untuk menghadapi ujian M encakup penundaan belajar untuk menghadapi

22

signifikasi 0,000 kurang dari 0,05 ( p < 0,05) maka Ho ditolak, artinya ada

hubungan yang signifikan antara prokrastinasi akademik dengan motivasi

berprestasi. Arah hubungannya adalah positif artinya semakin tinggi motivasi

berprestasi maka semakin tinggi prokrastinasi sebaliknya semakin rendah

motivasi berprestasi maka semakin rendah pula prokrastinasi akademik.

Menurut Ferrari (Delta, 2007) mahasiswa mungkin memiliki keinginan

untuk melakukan suatu aktivitas akademis sesuai harapannya atau waktu yang

telah ditentukan, namun pada akhirnya kehilangan motivasi untuk melakukannya

sehingga mahasiswa tersebut terjebak dalam perilaku menunda pekerjaan secara

akademis atau disebut dengan prokrastinasi.

Sebagai mahasiswa tentulah banyak sekali tugas akademik yang harus

dikerjakan, maka dari itu mahasiswa perlu motivasi untuk berprestasi serta

kepercayaan diri supaya dalam melaksanakan tugas tersebut tanpa harus

menunda-nunda waktu untuk mengerjakan. (Khamidah, 2009). Selanjutnya dalam

penelitian Khamidah (2009) hasilnya menunjukkan bahwa motivasi berprestasi

mempunyai hubungan negatif dengan prokrastinasi akademik, apabila motivasi

berprestasi pada mahasiswa tinggi, maka mereka akan jarang melakukan

penundaan mengejakan tugas begitu juga sebaliknya yang dibuktikan dengan

korelasi sederhana antara motivasi berprestasi dengan prokrastinasi akademik,

didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) dan koefisien korelasi (rx1y) = -0,666, yang

berarti mempunyai hubungan kuat dan berarah negatif (-).

Dari temuan di atas maka peneliti ingin membuktikan kembali apakah ada

hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan prokrastinasi.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Tindakan Prokrastinasi …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7363/2/T1...... Belajar untuk menghadapi ujian M encakup penundaan belajar untuk menghadapi

23

2.4 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah dan kajian teori yang sudah diuraikan,

maka dapat diajukan hipotesis sebagai jawaban sementara untuk masalah

penelitian yaitu:

Ada hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan prokrastinasi

pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP-UKSW Salatiga.