18
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB II KAJIAN TEORI A. Pembangunan dan Industrialisasi Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang direncanakan sebagai salah satu upaya manusia dalam meningkatkan kualitas hidup. Begitupun dengan pembangunan secara nasional yang erat kaitannya dengan kemampuan negara dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki baik dengan menggunakan bantuan teknologi ataupun tanpa bantuan teknologi. Pembangunan nasional pada hakikatnya bersifat multidimensi dengan melibatkan berbagai sektor, seperti sektor pendidikan, pertanian, kesehatan, industri dan sebagainya. 19 Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang mengupayakan perkembangan ekonomi melalui industrialisasi. Sektor industri sering disebut juga sebagai sektor pemimpin (leading sector), karena dengan pembangunan industri akan memicu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainnya seperti sektor jasa. 20 Sehingga sektor industri dapat dikatakan sebagai tulang punggung pembangunan nasional. 21 Selain itu proses industrialisasi dapat menjadi penggerak utama laju pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja. Di Indonesia sektor industrialisasi diarahkan untuk mendorong peningkatan kesempatan usaha, peningkatan 19 Arief Budiman, Teori Pembangunan Dunia Ketiga, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995), Hal . 86. 20 Ibid. 21 22

BAB II KAJIAN TEORI - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/12472/5/Bab 2.pdf · sendiri dan masa depan masyarakat.26 Dengan mengacu pada pemikiran Korten, kemungkinan untuk

Embed Size (px)

Citation preview

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pembangunan dan Industrialisasi

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang direncanakan

sebagai salah satu upaya manusia dalam meningkatkan kualitas hidup.

Begitupun dengan pembangunan secara nasional yang erat kaitannya dengan

kemampuan negara dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki baik

dengan menggunakan bantuan teknologi ataupun tanpa bantuan teknologi.

Pembangunan nasional pada hakikatnya bersifat multidimensi dengan

melibatkan berbagai sektor, seperti sektor pendidikan, pertanian, kesehatan,

industri dan sebagainya.19

Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang

mengupayakan perkembangan ekonomi melalui industrialisasi. Sektor

industri sering disebut juga sebagai sektor pemimpin (leading sector), karena

dengan pembangunan industri akan memicu dan mengangkat pembangunan

sektor-sektor lainnya seperti sektor jasa.20 Sehingga sektor industri dapat

dikatakan sebagai tulang punggung pembangunan nasional.21 Selain itu

proses industrialisasi dapat menjadi penggerak utama laju pertumbuhan

ekonomi dan perluasan lapangan kerja. Di Indonesia sektor industrialisasi

diarahkan untuk mendorong peningkatan kesempatan usaha, peningkatan

19 Arief Budiman, Teori Pembangunan Dunia Ketiga, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995),Hal . 86.20 Ibid.21

22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

investasi, pengembangan teknologi, peningkatan pemanfaatan sumber daya

ekonomi secara optimal.

Industrialisasi adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi yang

mengubah sistem pencaharian masyarakat agraris (pertanian) menjadi

masyarakat industri.22 Industrialisasi di sini juga bisa diartikan sebagai suatu

keadaan dimana masyarakat lebih berfokus pada ekonomi yang meliputi

pekerjaan yang semakin beragam, gaji, dan penghasilan yang semakin

tinggi.23 Industrialisasi bagian dari proses modernisasi dimana perubahan

sosial dan perkembangan ekonomi erat hubungannya dengan inovasi

teknologi.

Dalam industrialisasi ada perubahan filosofi manusia dimana manusia

mengubah pandangan lingkungan sosialnya menjadi lebih kepada rasionalitas

(tindakan didasarkan atas pertimbangan, efisiensi, dan perhitungan), tidak lagi

mengacu kepada moral, emosi, kebiasaan atau tradisi.24 Hal ini

mengakibatkan tersisinya sektor-sektor pertanian menjadi terasingkan, artinya

masyarakat lebih cenderung bergelut di industrialisasi dari pada sektor

pertanian.

Pada dasarnya pembangunan industri atau industrialisasi selalu

menjanjikan penyediaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan asli daerah

maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat, akan tetapi sebaliknya tidak

22 Mansour Faqih, Runtuhnya Teori Pembangunan Dan Globalisasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2013). Hal. 134.23Soemitro Djojohadikusumo, Perkembangan Pemikiran Ekonomi : DasarTeoriEkonomiPertumbuhan dan Perkembangan , (Jakarta: LP3ES, 1994), Hal. 98.24 Ibid.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

jarang industrialisasi menciptakan kerusakan maupun pencemaran lingkungan

dan marginalisasi masyarakat lokal.

Pakar dari pembangunan yakni David C. Korten mengkritik model

pembangunan tersebut, karena kurang perhatian terhadap posisi umat manusia

dalam pembangunan dan telah membuat lapisan penduduk miskin tergantung

pada pelayanan dan program-program pembangunan pemerintah. Kritikan-

kritikan tadi memunculkan model pembangunan alternatif melalui rintisan

David C. Korten. Dia menyebutkan model pembangunan atau industrialisasi

sebagai model pembangunan yang berpusat pada manusia.25

Lebih lanjut David Korten mengatakan bahwa pembangunan yang

berpusat pada manusia, sungguh-sungguh ditujukan pada memberi manfaat bagi

orang, baik dalam berbuat maupun dalam hasilnya, juga memberikan mereka

kesempatan untuk mengembangkan kepandaian yang kreatif bagi masa depannya

sendiri dan masa depan masyarakat.26

Dengan mengacu pada pemikiran Korten, kemungkinan untuk

pencapaian model pembangunan yang baru, harus ditekankan pada

pendekatan pengelolaan sumber yang bertumpu pada komunitas, ciri-cirinya

adalah: Pertama, secara bertahap prakarsa dan proses pengambilan keputusan,

untuk memenuhi kebutuhan harus diletakkan pada masyarakat sendiri. Kedua,

kemampuan masyarakat untuk mengelola dan memobilisasi sumber-sumber

yang ada, harus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ketiga,

memperhatikan variasi lokal, karena itu sifatnya amat fleksibel,

25 David. C Korten, Penerjemah Rahman Zainudin, Pembangunan yang memihak pada Rakyat:Kupasan Tentang Teori dan Metode Pembangunan.( Jakarta: LSP,1984), Hal. 90.26 Ibid.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

menyesuaikan dengan kondisi lokal. Keempat, Menekankan social learning

antara birokrasi dan komunitas mulai dari proses perencanaan sampai

evaluasi proyek dengan mendasarkan diri pada saling belajar. Kelima,

membentuk jaringan (networking) antara birokrat dengan lembaga swadaya

masyarakat maupun satuan-satuan organisasi tradisional yang mandiri.

Melalui proses networking ini diharapkan terjadi simbiosis antara struktur-

struktur pembangunan di tingkat lokal.27

Pembangunan dengan pengaplikasian teori ”trickle down effect” (efek

ke bawah - kemakmuran) tersebut bisa terlaksana dalam kehidupan

masyarakat Indonesia tentu akan memberikan manfaat yang luar biasa.

Kegagalan pembangunan ekonomi Orde Baru, yang sering memakai

pendekatan kemakmuran rakyat, dengan teori ”trickle down effect” tidak

terjadi, bahkan menimbulkan ketimpangan dan kesenjangan ekonomi, serta

kecemburuan sosial.28 Justru pesatnya perkembangan ekonomi saat ini yang

bisa mengalami ”trickle up effect” (efek ke atas).

Hasilnya tidak dinikmati secara merata, melainkan hanyalah

segelintir orang kaya. Maksudnya pertumbuhan ekonomi hanya diuntungkan

bagi masyarakat berkempentingan atau kaum elit saja. Indikator tersebut,

setidaknya dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi yang melaju pesat,

sementara kemiskinan dan pengangguran tidak beranjak turun, bahkan

cenderung naik.29

27 Ibid. Hal .98.28Soemitro Djojohadikusumo, Perkembangan Pemikiran Ekonomi : DasarTeori EkonomiPertumbuhan dan Perkembangan , (Jakarta: LP3ES, 1994), Hal. 134.29 Ibid. Hal. 140.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

Tentu sangat berbeda dengan ”trickle down effect” , yakni dalam konteks

menetes ke bawah, berarti pertumbuhan ekonomi sekian persen, bisa

menciptakan lapangan kerja sekian ratus ribu yang turut mensejahterakan

masyarakat.

B. Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat

Salah satu tujuan dari adanya pembangunan industri itu di antaranya

untuk memperluas lapangan kerja, menunjang pemerataan pembangunan

sehingga ketimpangan antar wilayah dapat diminimalisir, dan menciptakan

daerah yang mandiri sehingga dapat membantu perekonomian negara.30

Sehingga pembangunan industri diharapkan dapat membantu perkembangan

ekonomi dan tentunya pembangunan nasional, serta dapat mempercepat

terciptanya kesejahteraan masyarakat yang makmur, adil dan merata.

Akan tetapi keberadaan industri mempunyai pengaruh yang dapat

memberikan dampak dalam masyarakat, dampak yang dirasakan oleh

masyarakat bisa dalam berbagai bentuk yang berbeda, baik itu dampak positif

maupun negatif yang berujung pada perubahan. Perubahan yang terjadi

biasanya meliputi bidang sosial, ekonomi, politik dan budaya yang tidak

dapat dipungkiri dan dihindari bahwa dalam dinamika kehidupan perubahan

senantiasa terjadi, baik dalam hal kecil maupun besar dan perubahan dalam

arti kemajuan atau sebuah kemunduran akan tetap ada baik disadari maupun

tidak.31

30 Hilmy Mochtar , Politik Lokal Dan Pembangunan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), Hal.48.31 Wihana Kirana, Ekonomi Industri edisi 2 ( Yogyakarta: BPFE,2002), Hal. 44.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

Perubahan yang ditimbulkan dari adanya pembangunan industri dapat

menghasilkan dampak yang positif dan negatif. Dampak positif yang

ditimbulkan dari adanya pembangunan industri dilihat dari bidang ekonomi di

antaranya penyerapan tenaga kerja. Keberadaan industri di suatu wilayah

tentu akan membutuhkan tenaga kerja dan biasanya masyarakat sekitar

industri akan lebih banyak kesempatan untuk terserap dan bekerja di sektor

industri tersebut. 32

Selain itu dengan adanya industri di suatu wilayah akan membuka

lapangan pekerjaan lain seperti adanya warung makan dan penyewaan rumah

atau kontrakan untuk para pekerja dari luar wilayah tersebut dan harga jual

tanah di sekitar kawasan industri pun akan tinggi. Adanya pembangunan

industri di suatu wilayah akan memberikan perubahan yang amat berarti

dalam struktur perekonomian masyarakat.

Dampak positif bidang sosial dari keberadaan industri di antaranya

bertambah dan beragamnya mata pencaharian. Keberhasilan dari industri

akan menyebabkan sebagian besar anggota masyarakat menggantungkan

mata pencahariannya pada sektor industri, dengan demikian pengangguran

akan berkurang. Selain itu dampak positif dari adanya pembangunan industri

jika dilihat dari bidang atau segi budaya masyarakat di antaranya perubahan

pola gaya hidup yang positif seperti lebih menghargai waktu, masyarakat

lebih berorientasi ke depan, dan etos kerja tinggi, sebagaimana diketahui

32 Ibid.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

sebagian besar masyarakat pinggiran mempunyai etos kerja yang rendah

karena tidak adanya saingan.33

Keberadaan industri selain membawa perubahan dan dampak yang

positif terhadap masyarakat maupun pekerja di sektor industri juga terdapat

dampak negatif yang ditimbulkan. Dampak negatif terhadap aspek manusia

diantaranya adalah sifat konsumeristik, perubahan budaya masyarakat,

marginalisasi pekerjaan, pemudaran modal sosial seperti gorong royong,

kesenjangan sosial anatara si kaya dan si miskin, dan sifat individualistik.

Sedangkan dampak negatif terhadap lingkungan di antaranya, pencemaran

udara, kelangkaan sumber daya alam, pencemaran air, pencemaran tanah, dan

lahan pertanian semakin berkurang.34

Dampak negatif dari adanya industri jika dilihat dari bidang sosial

ekonomi seperti kehilangan mata pencaharian.35 Perubahan mata pencaharian

itu biasanya dari petani, karena sebagian besar industri dibangun di suatu

daerah yang menggusur banyak ladang pertanian sehingga masyarakat yang

bekerja sebagai petani menjadi kehilangan mata pencaharian seperti

masyarakat yang sudah tidak produktif dan tidak dapat bersaing untuk bekerja

di sektor industri, dan hal tersebut akan berpengaruh pada perekonomian

masyarakat.

Selain itu, dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya

pembangunan industri yang banyak ditemui seperti pencemaran lingkungan,

33 Ibid. Hal.48.34Wahyu Purnomo, Dampak Industrialisasi Terhadap Masyarakat,http:///D:/SKRIPSI/Sebutkan%20dampak%20positif%20dan%20negatif%20industrialisasi%20%E2%80%93%20IlmuSosial.net.htm, Diakses tanggal 16 Maret 2016, Pukul 08:00 WIB35 Ibid.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

polusi udara, air maupun tanah, meningkatnya migrasi dan bertambahnya

penduduk serta meningkatnya mobilitas penduduk yang menimbulkan

keruwetan lalu lintas dan tata kota. Banyaknya bangunan semi permanen atau

bangunan liar, dan biaya hidup meningkat terus.36

Dalam bidang budaya, keberadaan industri berdampak negatif seperti

melemah dan melunturnya budaya gotong royong diakibatkan dari kesibukan

dan banyaknya masyarakat yang menghabiskan waktu di tempat kerja.

Kesibukan itulah yang membuat masyarakat menjadi kurang perhatian

terhadap lingkungan sekitarnya yang menyebabkan melunturnya budaya

gotong royong.37

Jadi kehadiran industri di sebuah pedesaan, tentu membawa dampak

negatif dan postif. Pada umumnya masyarakat yang merasakan dampak

positif dari adanya industri yakni masyarakat kelas menengah dan atas. Sebab

dengan segala kemampuannya baik materi maupun ketrampilan mereka bisa

beradaptasi dengan baik dengan lingkungan barunya. Sedangkan masyarakat

kelas bawah hanya bisa berdiam di zona kemiskinannya. Dilihat dari

kemampuan materinya tentu berbeda dengan kelas atas. Kemudian segi

ketrampilan atau keahlian juga berbeda dengan masyarakat atas. Karena

masyarakat kelas bawah tidak mampu mengakses apa yang bisa diakses oleh

kelas atas.

Tanpa mengesampingkan dampak positif dari adanya industri,

dampak negatif dari industri di daerah, terdapat suatu gejala kesenjangan

36 Ibid.37 Ibid.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

antara harapan dan kenyataan, sebagaimana telah diungkapkan bahwa tujuan

utama dari pembangunan industri tersebut untuk kemajuan khususnya dalam

perekonomian akan tetapi masih ada masyarakat sekitar kawasan industri

yang belum semuanya bisa merasakan hal positif dari keberadaan industri

tersebut.

C. Pendampingan Masyarakat Marginal

Marginalisasi adalah fenomena ketidakseimbangan dalam

pemerolehan peluang dalam aspek ekonomi, sosial dan pendidikan oleh

sekumpulan masyarakat. Akibat dari marginalisasi inilah, masyarakat tersebut

menjadi miskin dan berada dalam keadaan serba naif. Masyarakat yang

marginal ini mendapat peluang yang terbatas akibat dari pada ketidakupayaan

mereka dalam beberapa aspek yang akhirnya memberi kesan negatif kepada

hasil kemajuan negara.38

Masyarakat Marginal adalah masyarakat kelas bawah yang

terpinggirkan dari kehidupan masyarakat.39 Di dalam agama manusia

mengalami alienasi (keterasingan). Karl Mark tidak menolak kritik agama

yang dilontarkan pendahulunya yaitu Feuerbach. Namun, Karl Marx kini

telah meninggalkan kritik agama dan menawarkan gagasan yang baru dalam

kaitan keterasingan manusia dalam koridor masyarakat.40 Karl Marx melihat

38 Paulo Freire, Pendidikan Kaum tertindas, (Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2008), Hal.17.39 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Jakarta: Refika Aditama,2005),

Hal .65.40 Baskara T. Wardaya, F.X, Mark Muda: Marxisme Berwajah Manusiawi: Menyimak SisiHumanis Karl Marx Bersama Adam Scahft, (Yogyakarta, 2003), Hal. 14

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31

bahwa manusia memang mengalami keterasingan yaitu dalam uang,

pekerjaaan dan dari orang lain.41

Uang adalah tanda keterasingan manusia.42 Seseorang bisa membeli

segala barang dengan uang. Nilai yang terutama hanya nilai uang dan

bukannya kekhususan barang yang telah dibeli tersebut. Barang tersebut

lantas kehilangan nilai hakekatnya dan digantikan dengan nilai uang. Barang-

barang alam kehilangan nilainya dan dengannya telah terasing dari manusia.

Manusia membeli segala sesuatu demi uang. Relasi dengan sesama manusia

pun banyak diukur dengan nilai uang. Uang mengasingkan manusia yang satu

dengan yang lainnya. Manusia tidak lagi saling menghargai tetapi hanya

saling mempergunakan. Hal demikian mengarahkan pada sikap egois, dimana

orang lain dipandang sebagai saingan atau hanya sebagai alat untuk

memenuhi kebutuhan. 43

Manusia juga terasing di dalam pekerjaannya.44 Meski manusia

merealisasikan dirinya dalam pekerjaan dan pekerjaan itu bisa

menggembirakan dan membuatnya bangga karena manusia dengannya

menemukan kepuasan atas hasilnya, tetapi pada kenyataanya pekerjaan buat

manusia telah menjadi pekerjaan paksa. Manusia bekerja karena itu satu-

satunya jalan untuk menjamin nafkah hidupnya.

Keterasingan manusia dalam pekerjaaan dapat dilihat pada

keterasingan manusia akan produknya. Hasil kerja manusia yang seharusnya

41 Satrio Arismunandar, Alienasi Manusia di Bawah Sistem Kapitalisme Menurut Karl Marx(Jakarta,2009), Hal. 7.42 Ibid, Hal.9.43 Ibid, Hal.1544 Ibid.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

32

menjadi kebanggaannya tidak dimilikinya. Produk itu milik orang lain yaitu

si pemilik pabrik. Baru saja manusia membuatnya, produknya itu dirampas

dari miliknya dan bahkan si pemilik pabrik menjualnya.

Di samping itu, manusia juga terasing dari tindakan pekerjaannya itu

sendiri. Manusia (si buruh) tidak mempunyai kesempatan untuk memilih

pekerjaan yang akan mampu merealisasikan dirinya sendiri dalam pekerjaaan.

Kesempatan untuk itu tidak dimungkinkan karena ia hanya bisa bekerja

dimana ada tempat kerja dan dia sendiri tidak menguasai tempat-tempat kerja.

Tempat itu dikuasai pemodal dan si buruh hanya menerima pekerjaan apa saja

yang ditawarkan oleh pemodal itu. Dengan demikian pekerjaan kehilangan

artinya. Kekhususan masing-masing pekerjaan sudah kehilangan arti baginya.

Ia hanya bekerja sebagai alat untuk mencapai tujuan lain yaitu memenuhi

kebutuhan hidupnya.45

Manusia yang menurut Karl Marx pada dasarnya bebas dan universal

itu kini semakin terasing karena manusia terjebak dalam pekerjaan. Manusia

bekerja seperti binatang yaitu demi satu tujuan supaya ia bisa hidup.46

Manusia melihat alam hanya dalam perspektif manfaatnya untuk mendapat

uang. Dengan demikian, manusia tersebut mengasingkan hakekatnya yang

bebas dan universal. Pekerjaan yang menyebabkan keterasingan ini pada

umumnya yaitu pekerjaan upahan. Pekerjaan upahan adalah pekerjaan yang

dijalankan hanya demi upah saja.

45 Sugeng Harianto, Dampak Negatif Industri Pt. Semen Indonesia Terhadap Masyarakat DesaTemandang,Seputar Rakyat,(volume 02, Nomor 01, tahun 2014), Hal.8.46 Ibid, Hal.9.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

33

Pekerjaan upahan telah mengasingkan manusia darí orang lain karena

di dalam sistem yang demikian lantas muncul kelas-kelas yang saling

berhadapan dan bertentangan dan lalu saling membenci satu dengan lainnya.

Di samping itu, pekerjaan upahan mengasingkan buruh di antara mereka

sendiri. Hal ini terjadi karena mereka harus bersaing berebut tempat kerja.

Karena keterbatasan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan, sesama

lantas menjadi saingan. Hal demikian menimbulkan jarak antar manusia dan

dengannya manusia semakin terasing dari sesamanya.

Karl Marx mengatribusikan empat jenis alienasi pada buruh di bawah

kapitalisme. Pertama, manusia teralienasi dari alam. Kedua, manusia

teralienasi dari dirinya sendiri, dari aktivitasnya sendiri. Ketiga, manusia

teralienasi dari species-being (dari dirinya). Kempat, manusia teralienasi dari

manusia lain.47 Upaya untuk meningkatkan dan memberdayakan masyarakat

marginal adalah melalui program pendampingan.

Pendampingan dengan prinsip yang dapat digunakan sebagai panduan dalam

upaya pemberdayaan masyarakat melalui program pendampingan yaitu :

1. Prinsip Keswadayaan Masyarakat

Yakni dengan memberi motivasi dan mendorong untuk berusaha atas dasar

kemauan dan kemampuan mereka sendiri serta tidak selalu tergantung

pada bantuan luar.

2. Prinsip Berkelompok

47 Satrio Arismunandar, Alienasi Manusia di Bawah Sistem Kapitalisme Menurut Karl Marx(Jakarta,2009), Hal .9.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

34

Kelompok tumbuh dari, oleh dan untuk kepentingan masyarakat. Melalui

kerja-kerja yang dilakukan secara berkelompok, apa yang diinginkan akan

lebih mudah untuk diwujudkan. Selain itu sebuah kelompok dapat menjadi

basis kekuatan (posisi tawar) baik untuk membangun jaringan, maupun

untuk bernegosiasi.

3. Prinsip Kerja Jaringan

Selain menjalani dengan anggota kelompok sendiri, kerja sama juga

dikembangkan antar kelompok dan mitra kerja lainnya. Kerjasama itu

diwujudkan dalam sebuah jaringan yang mempertemukan berbagai

kepentingan antar kelompok. Jaringan kerja yang besar dan solid dengan

sendirinya memberikan kekuatan pada masyarakat.

4. Prinsip Keberlanjutan

Kegiatan penumbuhan inisiatif, pengembangan diorientasikan pada

terciptanya sistem dan mekanisme yang akan mendukung dalam

pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan. Berbagai kegiatan yang

dilakukan merupakan kegiatan yang berpotensi untuk berlanjut

dikemudian hari.

5. Prinsip Belajar Menemukan Sendiri

Kelompok dalam masyarakat tumbuh dan berkembang atas dasar kemauan

dan kemampuan mereka untuk belajar menemukan sendiri, apa yang

mereka butuhkan dan apa yang akan mereka kembangkan. Termasuk

untuk mengubah penghidupan dan kehidupannya.

D. Islam dan Keberpihakan Terhadap Kaum Lemah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

35

Secara umum, kisah kaum mstadhafin dalam Al-Qur’an menghadirkan

tiga kutub: pertama, kekuatan penindas (mustadh’ifin), kedua, kelompok

yang tertindas dan lemah (mustadh’afin), dan ketiga, kekuatan pembebas dan

pembela kaum penindas dalam membela kaum penindas. Yang terakhir

adalah kekuatan yang dipimpin dan dipelopori oleh para nabi dan utusan

Tuhan. Ini menunjukkan, sejak semula kehadirannya agama-agama besar

dunia memang berwatak subversif terhadap kekuasan yang ada disekitarnya.

Dalam al-Qur’an, istilah mustadh’afin sendiri tidak hanya terbatas pada

golongan orang yang tertindas dan lemah secara ekonomi saja, tetapi juga

sosial maupun politik. Ajaran Islam memang dekat dengan keberpihakan

terhadap kaum lemah dan tertindas (mustadh’afin). Bahkan banyak ayat-ayat

yang berbicara tentang kaum mustadh’afin sekaligus berbicara dengan ibadah

mahdhah (ibadah vertikal) semisal sholat, zakat, puasa, dan lain sebagainya.

Ini menunjukkan betapa sama pentingnya memperhatikan kaum lemah dan

tertindas dengan kewajiban melaksanankan sholat, puasa, haji dan

sebagainya.

Banyak nabi-nabi yang diutuspun berasal dari kalangan rakyat jelata

dan berkhotbah di kalangan rakyat jelata yang nota bene adalah pengikut

pertama para nabi. Pergulatan eksistensi manusia memang sangat terkait

dengan sesamanya. Dalam kontek Indonesia, implikasi dari makin buramnya

perekonomian bangsa ini jelas akan mempertajam kesenjangan sosial yang

terjadi pada masyarakat.48

48 Ibid, Hal.101.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

36

Islam juga sangat menekankan pada keadilan di semua aspek

kehidupan. Keadilan ini tidak akan tercipta tanpa membebaskan golongan

masyarakat lemah dan marginal dari penderitaan, serta memberi kesempatan

kepada mereka untuk menjadi pemimpin. Karena sejatinya semua manusia

harus bisa memimpin dirinya sendiri untuk menciptakan sejarah dalam

hidupnya. Hal ini juga tergambar pada kehidupan masyarakat sumberarum

terutama bagi mereka yang tidak bisa bergejolak pada wilayah industri.

Semua mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam berpartisipasi

dalam kehidupan sosialnya. Setiap warga merasa menjadi bagian dari

masyarakatnya, dan itu diakui oleh sistem sosial setempat, karena masyarakat

juga memosikan dan memperlakukannya sebagai bagian dari masyarakat

tersebut.

Al-Quran juga memerintahkan kepada orang-orang beriman untuk

berjuang membebaskan golongan masyarakat lemah dan tertindas.49 Dalam

surat An-Nisa’ ayat 75 telah dijelaskan sebagai berikut:

49 Agus Afandi, dkk., Modul Participatory Action Research (PAR), ( Surabaya:LPPM UIN SunanAmpel, 2016), Hal.27.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

37

Artinya: “Mengapa kamu tidak berperang di jalan Allah danmembela orang yang tertindas, laki-laki, perempuan dan anak-anakyang berkata ‘Tuhan kami, keluarkanlah kami dari kota ini yangpenduduknya berbuat zalim. Berilah kami perlindungan danpertolongan dari-Mu”.50

Pemikiran “Teologi Islam Transformatif” Moeslim Abdurrahman juga

menekankan perhatian kepada masalah kemiskinan dan ketidakadilan.

Teologi ini berangkat dari paradigma bahwa arus besar modernisasi dengan

ideologi pembangunannya telah menghasilkan eksploitasi dan marjinalisasi

terhadap kaum miskin dan mustadh’afin.51 Kemiskinan tersebut pada

gilirannya mengakibatkan banyak umat manusia yang tidak mampu

mengekspresikan harkat dan martabat kemanusiaannya. Arus besar

modernisasi juga telah melahirkan struktur sosial yang tidak adil yaitu

konsentrasi kekuasaan, modal dan informasi. Modernisasi melahirkan

hierariki dan kesenjangan antara yang punya akses kepada kekuasaan dan

yang tidak. Kalau orang itu bukan bagian dari yang memiliki akses maka

tidak bisa masuk ke dalam lingkaran kekuasaan. Modernisasi juga

menimbulkan problem dalam beragama.52

Sebagai konsekuensi logis dari pembebasan, ada nilai-nilai persamaan

di dalam konsep Al-Quran mengenai keadaban , yaitu al-musawaa dalam Al-

Quran surat al-Hujurat ayat 13 sebagai berikut:

50 QS. Al-Nisa’:75.51 Moeslim Abdurrahman, Islam Transformatif ,(Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997), Hal.10752 M. Imdadun Rahmat, Islam Pribumi: Mendialogkan agama membaca realitas, ( Jakarta:Erlangga,2003), Hal.15.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

38

Artinya: 13. “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamudari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamuberbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamudisisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.

Maksudnya adalah hamba Allah, siapapun dia, apa pun bangsa dan

rasnya, budayanya, dia mempunyai status yang sama di hadapan Allah. Oleh

karena itu, di dalam Al-Quran, tidak ada satu hak pun yang dimiliki manusia

untuk merendahkan martabat orang lain, apalagi menindas.53 Jadi dalam

Islam sudah sangat jelas bagaimana Islam melarang perilaku yang menindas

atau memarginakan orang lain, dan Islam sangat membela kaum yang lemah.

Islam sesungguhnya tidak hanya memiliki kepedulian yang inklusif

pada tingkat memperjuangkan nilai harkat martabat kemanusiaan. Bahkan

lebih dari itu, menganjurkan perlunya membangun kerja sama di bidang

peradaban sehingga muncul suatu kehidupan manusia yang bercorak

transkultural yang damai dan saling menghargai. Islam terus menekankan

bahwa tidak boleh ada pemaksaan, penindasan dan tidak boleh ada kekerasan

selama akal sehat dan hati nurani kemanusiaan itu masih bisa tumbuh secara

53 Ibid, Hal.25.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

39

wajar dan selama hegemoni dan eksploitasi tidak menjadi ancaman yang

serius untuk manusia.54

54 Moeslim Abdurrahman, Islam yang Memihak, (Yogyakarta: Lkis Yogyakarta,2005), Hal.5.