18
12 BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa Indonesia 1. Pengertian Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia adalah suatu alat komunikasi yang digunakan makhluk hidup untuk berinteraksi antara satu dengan yang lain. Di dalam berbahasa terdapat 2 macam bentuk, Bahasa formal dan non-formal. Bahasa verbal merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan manusia sejak lahir dan menjadi komunikasi dasar yang digunakan secara umum oleh masyarakat di dunia. Kemudian untuk Bahasa nonverbal mempunyai banyak jenis. Beberapa diantaranya ialah Bahasa Tubuh, sandi morse, dan masih banyak lagi. Jadi, Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi yang sangat penting digunakan dalam keseharian manusia. Terutama saat berkomunikasi antar manusia, baik itu dalam usaha bisnis, komunikasi dengan orang tua, bahkan dengan penyandang cacat. Sebagai makhluk yang normal, kita juga bisa mempelajari Bahasa yang digunakan oleh penyandang cacat. 2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Standar kompetensi pembelajaran Bahasa Indonesia di SD merupakan kualifikasi minimal peserta didik, yang menggambarkan penguasaan keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Adapun tujuan yang yang diharapkan dapat dicapai dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah agar siswa dapat; 1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan, 2) menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai

BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa Indonesia 1.eprints.umm.ac.id/37294/4/jiptummpp-gdl-lellalelia-50854-3-babii.pdf · Di dalam berbahasa terdapat 2 macam bentuk, Bahasa formal dan non-formal

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa Indonesia 1.eprints.umm.ac.id/37294/4/jiptummpp-gdl-lellalelia-50854-3-babii.pdf · Di dalam berbahasa terdapat 2 macam bentuk, Bahasa formal dan non-formal

12

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Bahasa Indonesia

1. Pengertian Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah suatu alat komunikasi yang digunakan makhluk

hidup untuk berinteraksi antara satu dengan yang lain. Di dalam berbahasa

terdapat 2 macam bentuk, Bahasa formal dan non-formal. Bahasa verbal

merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan manusia sejak lahir dan

menjadi komunikasi dasar yang digunakan secara umum oleh masyarakat di

dunia. Kemudian untuk Bahasa nonverbal mempunyai banyak jenis. Beberapa

diantaranya ialah Bahasa Tubuh, sandi morse, dan masih banyak lagi.

Jadi, Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi yang sangat penting

digunakan dalam keseharian manusia. Terutama saat berkomunikasi antar

manusia, baik itu dalam usaha bisnis, komunikasi dengan orang tua, bahkan

dengan penyandang cacat. Sebagai makhluk yang normal, kita juga bisa

mempelajari Bahasa yang digunakan oleh penyandang cacat.

2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Standar kompetensi pembelajaran Bahasa Indonesia di SD merupakan kualifikasi

minimal peserta didik, yang menggambarkan penguasaan keterampilan berbahasa, dan

sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Adapun tujuan yang yang diharapkan

dapat dicapai dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah agar siswa dapat; 1)

berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara

lisan maupun tulisan, 2) menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa Indonesia 1.eprints.umm.ac.id/37294/4/jiptummpp-gdl-lellalelia-50854-3-babii.pdf · Di dalam berbahasa terdapat 2 macam bentuk, Bahasa formal dan non-formal

13

bahasa persatuan dan bahasa negara, 3) memahami Bahasa Indonesia dan dapat

menggunakan dengan tepat dan efektif dalam berbagai tujuan, 4) menggunakan Bahasa

Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan

sosial, 5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

menghaluskan budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa,

6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan

intelektual manusia Indonesia.

B. Ruang Lingkup Bahasa Indonesia di SD

Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) saat ini,

pembelajaran bahasa Indonesia pada jenjang SD mencakup komponen

kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra meliputi empat aspek: 1)

mendengarkan/menyimak, 2) berbicara, 3) membaca, 4) menulis.

C. Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia

Buku yang digunakan peneliti sebagai pedoman pembelajaran adalah buku

KTSP 2006. Mata pelajaran yang dipilih peneliti adalah Bahasa Indonesia dengan

mengambil materi bab 2 tema Lingkungan Sekolah dan bab 4 tema Hewan dan

Tumbuh-tumbuhan dengan kompetensi dasar dan indikator sebagai berikut:

Bab 2 tema Lingkungan Sekolah

1. Standar Kompetensi

Membaca

2. Kompetensi Dasar

Membaca cerita sederhana

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa Indonesia 1.eprints.umm.ac.id/37294/4/jiptummpp-gdl-lellalelia-50854-3-babii.pdf · Di dalam berbahasa terdapat 2 macam bentuk, Bahasa formal dan non-formal

14

3. Indikator

a) Membaca teks cerita dengan lafal dan intonsi yang tepat

b) Menjawab pertanyaan dari isi teks yang dibaca

c) Menceritakan isi teks yang dibaca dengan kalimat sendiri

4. Materi

Membaca Cerita Sederhana

Apakah kamu gemar membaca? Sayang sekali jika kamu tidak suka

membaca. Kamu tidak akan bertemu hal-hal yang menakjubkan. Sekarang ini

ada banyak bacaan yang menarik. Gambarnya pun akan membuat kamu

semakin betah membaca. Kamu juga pasti akan senang jika membacakannya

untuk orang lain.

a) Membaca Teks Cerita dengan Lafal dan Intonasi yang Tepat.

Coba kamu baca cerita berikut di depan teman-teman kamu. Dalam

membaca, dikenal istilah lafal dan intonasi. Tahukah kamu apa makna

dua kata itu? Lafal adalah cara mengucapkan bunyi dalam kata/kalimat.

Intonasi adalah ketepatan menyajikan lagu kalimat. Misalnya, ada

perbedaan antara membacakan kalimat tanya dan kalimat perintah.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa Indonesia 1.eprints.umm.ac.id/37294/4/jiptummpp-gdl-lellalelia-50854-3-babii.pdf · Di dalam berbahasa terdapat 2 macam bentuk, Bahasa formal dan non-formal

15

.

Bukan Nama Biasa

Karya Sri Purwanti

“Ih, nama kamu jelek sekali. Apa tidak ada nama lain yang lebih baik buat kamu?” ujar Doni

dengan nada mengejek. Aku sebal sekali bila mendengar ejekan Doni. Ingin sekali rasanya aku

menendang pantatnya. Biar dia terjatuh. Tapi, kata Ibu, kita tidak boleh kasar. “Boleh tidak aku

pinjam kamu untuk mainan. Sekarang aku sudah rajin berlatih. Aku ingin sekali mengadu

kemampuan dengan Hari. Biar aku skak dia!” Lagi-lagi Doni berkata dengan sombong sambil

membusungkan dadanya. “Ha...ha...ha...,” anak-anak sekelas tertawa mendengar gurauan Doni.

“Kamu bisa diam tidak?!” teriakku hampir menangis. Rasanya aku benar-benar sudah tidak

tahan mendengar ejekannya. “Ada apa, Catur? Kenapa kamu berteriak?” tanya Bu Ami yang

baru saja memasuki kelas. Anak-anak yang semula berhamburan, spontan berhenti tertawa.

Mereka duduk di kursinya masing-masing. “Dia menghina nama saya, Bu,” ujarku dengan

suara terbata-bata. BuAmi menatap ke arah Doni. Doni sih acuh saja. Seolah-olah tidak pernah

terjadi apa-apa. Dasar anak badung. Sudah tahu salah, malah tenang-tenang saja. “Benar,

Don?” tanya Bu Ami tegas. “Tidak kok, Bu. Dia saja yang geer alias gede rasa. Saya „kan

hanya bilang, saya suka main catur. Saya ingin bertanding melawan Hari.” Doni mencoba

berbohong. “Benar begitu?” tanya Bu Ami kurang percaya. Doni menoleh ke arah teman-teman

dengan wajah terlihat mengancam. Teman-temannya diam. Kemudian, Doni menatap ke arah

Hari dan memberikan isyarat. “Iya, kok Bu. Catur ingin mencari perhatian Ibu saja. Mentang-

mentang bintang kelas!” ujar Hari dengan entengnya. “Tapi, Bu, tadi Doni...,” aku mencoba

membela diri. “Sudah-sudah! Ibu tidak suka melihat murid Ibu bertengkar. Ingat! Kalian itu

semua bersaudara, jadi harus saling mengasihi.” Nasihat BuAmi dengan bijaksana.Aku merasa

kecewa dengan sikap Bu Ami. Tega sekali. Jelas-jelas Doni salah, tapi kok dibiarkan. Aku tiba

di rumahku. “Kenapa sih Ayah memberiku nama Catur? Apa tidak ada nama lain yang lebih

bagus, seperti Mas Eka, Mbak Dwi, Mas Tri. Kenapa hanya nama Catur yang paling jelek?”

ujarku dengan nada kesal. “Oh, jadi ceritanya kamu sedang ngambek nih?” goda Mas Eka.

Tega sekali. Jelas-jelas Doni salah, tapi kok dibiarkan. Aku tiba di rumahku. “Kenapa sih Ayah

memberiku nama Catur? Apa tidak ada nama lain yang lebih bagus, seperti Mas Eka, Mbak

Dwi, Mas Tri. Kenapa hanya nama Catur yang paling jelek?” ujarku dengan nada kesal. “Oh,

jadi ceritanya kamu sedang ngambek nih?” goda Mas Eka. “Seharusnya kamu bangga dengan

nama itu? Karena, nama itu bukan nama biasa. Coba kamu perhatikan. Jarang sekali „kan orang

yang bernama Catur. Jarang ada yang menyamai,” ujar Ibu lembut. “Ayah tidak asal kok

membuat nama kamu. Catur Rizki Pertiwi. Kedengarannya indah, bukan. Sesuai dengan

urutan. Kamu lahir sebagai anak keempat maka kami memberi nama Catur. Catur berarti

empat. Bukan karena Ayah suka main catur.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa Indonesia 1.eprints.umm.ac.id/37294/4/jiptummpp-gdl-lellalelia-50854-3-babii.pdf · Di dalam berbahasa terdapat 2 macam bentuk, Bahasa formal dan non-formal

16

(Sumber: Buku Teks Pelajaran Bahasa Indonesia tema 4 (Hewan dan Tumbuh-tumbuhan))

b) Menjawab Pertanyaan dari Isi Teks yang Dibaca.

Apakah ada kata-kata sulit dalam teks di atas? Jika tidak, berarti kamu

sudah paham isi dari cerita tersebut. Untuk mengujinya, coba kamu jawab

pertanyaan berikut.

1) Siapa yang diejek oleh Doni di kelas?

2) Bagaimana perasaan Catur ketika ia diejek oleh Doni?

3) Siapakah yang diajak bermain catur dengan Doni?

4) Apa alasan Hari ketika Bu Ami menerima pengaduan dari Catur?

5) Apa isi nasihat Bu Ami ketika melihat muridnya bertengkar?

6) Siapakah nama kakak-kakak Catur?

7) Apa nama lengkap Catur?

8) Mengapa Ayah memberikan nama Catur?

c) Menceritakan Isi Teks yang Dibaca dengan Kalimat Sendiri

Apakah kamu memiliki pengalaman yang sama dengan Catur? Jika iya,

mungkin kamu ingin menceritakan isi teks di atas kepada temanmu.

Dapatkah kamu melakukannya. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di

atas dapat mempermudah kamu. Selamat mencoba!

Ya, meskipun Ayah juga suka main catur.” “Tapi, Yah, teman-teman, terutama Doni suka sekali

mengejek.” Aku mengadu. “Biarkan saja. Nanti kalau sudah capek, diam sendiri,” jawab Ayah

cepat. Aku tersenyum. Keesokannya di kelas, Doni menghampiriku. Tanpa aku duga dia

mengulurkan tangannya. Kemudian, dia tersenyum padaku. Kali ini senyumnya bukan karena

mengejek. Bukan senyuman biasa. Tapi, senyuman yang tulus dan bersahabat.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa Indonesia 1.eprints.umm.ac.id/37294/4/jiptummpp-gdl-lellalelia-50854-3-babii.pdf · Di dalam berbahasa terdapat 2 macam bentuk, Bahasa formal dan non-formal

17

Bab 4 tema Hewan dan Tumbuh-tumbuhan

1. Standar Kompetensi

Membaca

2. Kompetensi Dasar

Membaca teks sedehana

3. Indikator

a) Membaca teks sederhana dengan lancar

b) Menjawab pertanyaan tentang isi bacaan

c) Meringkas bacaan menggunakan kata-kata sendiri

4. Materi

Membaca Teks Sederhana

Apakah kamu senang membaca buku cerita bergambar? Dalam buku cerita

bergambar, biasanya teksnya sederhana. Kamu tidak akan mengalami

kesulitan saat membacanya.

a) Membaca Teks Sederhana dengan Lancar

Coba kamu baca teks berikut:

Intai Dulu, Terkam Kemudian

Setiap hari hewan membutuhkan makanan untuk hidup. Maka, ia harus rajin mencari mangsa

atau berburu. Untuk menangkap buruan, ia punya beberapa taktik. Salah satunya taktik intai

atau mematai-matai si mangsa. Si burung elang suka terbang melayang. Seraya terbang

melayang, dia sebetulnya sedang mengamati keadaan di bawah sana. Ketahuilah, matanya amat

tajam. Dari ketinggian, ia mampu melihat mangsa kesukaannya dengan jelas. Misalnya, tupai,

tikus, ayam, ular, juga kelinci. Burung elang tidak boleh terburu-buru menyergap mangsanya.

Ia harus sabar menunggu sampai mangsanya benar-benar lengah. Begitu mangsanya lengah,

burung elang pun secepat kilat menukik tajam. Ia akan segera menangkap mangsa itu. Siuuup!

Sepasang cakar burung elang segera mencengkeram mangsa itu. Setelah itu, ia akan segera

membawanya terbang ke atas pohon atau ke bukit.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa Indonesia 1.eprints.umm.ac.id/37294/4/jiptummpp-gdl-lellalelia-50854-3-babii.pdf · Di dalam berbahasa terdapat 2 macam bentuk, Bahasa formal dan non-formal

18

b) Menjawab Pertanyaan tentang Isi Bacaan

Apakah kamu sudah benar-benar membaca teks di atas? Coba kamu jawab

pertanyaan berikut.

1) Apa yang dibutuhkan oleh hewan setiap hari?

2) Taktik apa yang digunakan hewan untuk menangkap buruan?

3) Siapa yang suka terbang melayang-layang di udara?

4) Dengan alat indra apa burung elang mampu melihat mangsa

buruannya?

5) Apa saja hewan yang menjadi buruan burung elang?

6) Bagaimana cara agar burung elang bisa menyergap mangsanya dengan

tepat?

7) Sepasang cakar burung elang dapat digunakan untuk apa?

8) Ke mana mangsa buruan dibawa oleh burung elang?

9) Meringkas Bacaan dengan Menggunakan Kata-kata Sendiri

Misalkan, teman kamu ingin diceritakan “Intai Dulu, Terkam Kemudian”.

Apakah yang akan kamu lakukan? Membuat ringkasan dapat menjadi

salah satu cara. Coba perhatikan contoh berikut.

(Sumber: Buku Teks Pelajaran Bahasa Indonesia tema 4 (Hewan dan Tumbuh-tumbuhan))

Intai Dulu, Terkam Kemudian

Setiap hari binatang membutuhkan makanan. Karena itu, mereka harus rajin mencari

mangsa. Untuk mencari mangsa, mereka memiliki taktik intai atau memata-matai si

mangsa. Burung elang adalah burung yang menggunakan taktik intai. Dengan mata yang

tajam, ia dapat mengamati mangsa. Di antaranya, tikus, tupai, ayam, ular, dan kelinci.

Burung elang selalu sabar menunggu sampai mangsanya benar-benar lengah. Begitu

mangsa itu lengah, burung elang secepat kilat menukik tajam untuk menangkap

mangsanya. Dengan cakarnya yang kuat, burung elang pun mencengkeram mangsanya

ke atas pohon atau bukit.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa Indonesia 1.eprints.umm.ac.id/37294/4/jiptummpp-gdl-lellalelia-50854-3-babii.pdf · Di dalam berbahasa terdapat 2 macam bentuk, Bahasa formal dan non-formal

19

Adapun silabus pembelajaran Bahasa Indonesia kelas II SDN Tlogosari

01 Kecamatan Donomulyo semester ganjil tahun ajaran 2017/2018 berdasarkan

kurikulum KTSP 2006 sebagai berikut:

Tabel 1. Silabus Kelas II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Membaca

1. Membaca cerita sederhana dengan

membaca lancar.

1.1 Menyimpulkan isi cerita

sederhana yang dibaca dengan

membaca lancar.

Membaca teks cerita sederhana

dengan lafal dan intonasi yang

tepat.

Menjawab pertanyaan dari isi

teks cerita sederhana yang dibaca.

Menceritakan isi teks cerita

sederhana yang dibaca

menggunakan kalimat atau

kata-kata sendiri.

(Sumber: silabus kelas II SDN Tlogosari Kecamatan Donomulyo)

D. Keterampilan Berbahasa

Keterampilan berbahasa (language arts, language skills) dalam

kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu; 1) keterampilan

menyimak/mendengarkan (listening skills), 2) keterampilan berbicara (speaking

skills), 3) keterampilan membaca (reading skills), 4) keterampilan menulis

(writing skills). Setiap keterampilan tersebut erat sekali berhubungan dengan tiga

keterampilan lainnya dengan cara yang berbeda.

Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan,

merupakan catur-tunggal. Jadi, dapat disimpulkan bahwa keempat keterampilan

tersebut saling terkait dan memiliki hubungan yang erat dengan proses-proses

berpikir yang mendasari bahasa (Dawson 1963:27 dalam Tarigan, 2008). Bahasa

seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa,

semakin cerah dan jelas jalan pikirannya.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa Indonesia 1.eprints.umm.ac.id/37294/4/jiptummpp-gdl-lellalelia-50854-3-babii.pdf · Di dalam berbahasa terdapat 2 macam bentuk, Bahasa formal dan non-formal

20

E. Membaca

1. Pengertian membaca

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui

media kata-kata atau bahasa tulis.Membaca adalah suatu proses yang menuntut

agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu

pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketaui.

Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersirat akan tertangkap atau dipahami,

dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodgson 1960: 43-44

dalam Tarigan, 2008: 7),

2. Tujuan Membaca

Suatu kegiatan yang dilakukan hendaknya disertai dengan adanya tujuan.

Begitu pula dengan kegiatan membaca, hendaknya pembaca memiliki tujuan sebelum

melakukannya. Tujuan dalam membaca akan menentukan arah dan hasil yang akan

diperoleh oleh pembaca. Setiap pembaca memiliki tujuan yang berbeda-beda.

Penentuan tujuan tersebut didasarkan pada kebutuhan individu masing-masing.

Menurut Rahim, (2008:11), adapun macam-macam tujuan membaca,

yaitu: 1) kesenangan, 2) menyempurnakan membaca nyaring, 3) menggunakan

strategi tertentu, 4) memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik, 5)

mengaitkan informasi yang baru dengan informasi yang telah diketahuinya, 6)

memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis, 7) mengkonfirmasikan

atau menolak prediksi, 8) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan

informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam cara lain dan mempelajari struktur

teks, 9) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa Indonesia 1.eprints.umm.ac.id/37294/4/jiptummpp-gdl-lellalelia-50854-3-babii.pdf · Di dalam berbahasa terdapat 2 macam bentuk, Bahasa formal dan non-formal

21

3. Komponen dalam Keterampilan Membaca

Setiap guru bahasa harus menyadari serta memahami benar bahwa

membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit, yang mencakup

atau melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil.

Keterampilan membaca mencakup tiga komponen yaitu: 1) pengenalan terhadap

aksara serta tanda-tanda baca, 2) korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan

unsur-unsur linguistik yang formal, 3) hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan

makna atau meaning (Broughton 1978:90 dalam Tarigan, 2008: 11)

Keterampilan A merupakan suatu kemampuan untuk mengenal bentuk-

bentuk yang disesuaikan dengan mode yang berupa gambar. Gambar di atas suatu

lembaran, lengkungan-lengkungan, garis-garis, dan titik-titik dalam hubungan-

hubungan berpola yang teratur dan rapi.

Keteramapilan B merupakan suatu kemampuan untuk menghubungkan

tanda-tanda hitam di atas kertas yaitu gambar-gambar berpola tersebut dengan

bahasa. Hubungan-hubungan itu jelas sekai terlihat terjadi antara unsur-unsur dari

pola-pola tersebut di atas kertas dan unsur-unsur bahasa yang formal. Sesuai

dengan hakikat unsur-unsur linguistik yang formal tersebut, pada hakikatnya sifat

keterampilan itu akan selalu mengalami perubahan-perubahan pula. Unsur-unsur

itu dapat merupakan kelopmpok bunyi kompleks yang dapat disebut kata, frase,

kalimat, paragraf, bab, atau buku. Unsur itu dapat pula berupa unsur yang paling

dasar, yaitu bunyi-bunyi tunggal yang disebut fonem.

Keterampilan ketiga atau C yang mencakup keseluruhan keterampilan

membaca, pada hakikatnya merupakan keterampilan intelektual. Ini merupakan

kemampuan atau abilitas untuk menghubungkan tanda-tanda hitam di atas kertas

melalui unsur-unsur bahasa yang formal, yaitu kata-kata sebagai bunyi, dengan

makna yang dilambangkan oleh kata-kata tersebut.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa Indonesia 1.eprints.umm.ac.id/37294/4/jiptummpp-gdl-lellalelia-50854-3-babii.pdf · Di dalam berbahasa terdapat 2 macam bentuk, Bahasa formal dan non-formal

22

4. Aspek-Aspek Membaca

Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks dan melibatkan

serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya. Sebagai garis besarnya,

terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu; 1) keterampilan yang bersifat

mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang paling

rendah (lower order). Aspek ini mencakup: a) pengenalan bentuk huruf, b)

pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grahem, kata, frase, pola klausa,

kaimat, dan lain-lain), c) pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan

bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau “to bark at print”), d)

kecepatan membaca ke taraf lambat.

Aspek yang kedua yaitu; 2) keterampilan yang bersifat pemahaman

(comprehension skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebuh tinggi

(higher order). Aspek ini mencakup: a) memahami pengertian sederhana (leksikal,

gramatikal, retorikal), b) memahami signifikasi atau makna (maksud dan tujuan

pengarang, relevansi/keadaan kebudayaan, dan reaksi pembaca), c) evaluasi atau

penilaian (isi, bentuk), d) kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah

disesuaikan dengan keadaan(Broughton 1978: 211 dalam Tarigan, 2008: 12-13).

5. Pembelajaran Membaca

Menurut Iskandarwassid (2009:264), mengungkapkan bahwa

pembelajaran adalah sesuatu kegiatan yang sangat kompleks karena adanya

interaksi antara siswa dengan guru, interaksi siswa dengan media, interaksi siswa

dengan siswa lainnya. Dalam proses pembelajaran semua unsur penunjang perlu

diperhatikan, yaitu materi, metode pembelajaran, sumber, media, alat penilaian,

dan instrumen penilaian. Kompleksitas dalam kegiatan pembelajaran juga terdapat

pada pembelajaran membaca. Pembelajaran membaca harus memperhatikan

kebiasaan cara berfikir teratur dan baik.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa Indonesia 1.eprints.umm.ac.id/37294/4/jiptummpp-gdl-lellalelia-50854-3-babii.pdf · Di dalam berbahasa terdapat 2 macam bentuk, Bahasa formal dan non-formal

23

Hal ini disebabkan membaca sebagai proses yang sangat kompleks

dengan melibatkan semua proses mental yang lebih tinggi, seperti ingatan,

pemikiran, daya khayal, pengaturan, penerapan, dan pemecahan masalah.

Pembelajaran membaca tidak berdiri sendiri sebagai sebuah mata pelajaran.

Pembelajaran membaca merupakan salah satu aspek pembelajaran Bahasa

Indonesia yang diarahkan untuk mengembangkan kompetensi membaca.

Dengan demikian, pembelajaran membaca dapat dilakukan terpadu

dengan pembelajaran keterampilan membaca lainnya. Kemampuan yang

disampaikan dalam pembelajaran membaca adalah kemampuan berbahasa dan

bersastra. Oleh karena itu, wacana dalam 33 pembelajaran membaca bisa berupa

wacana sastra maupun nonsastra (Depdiknas, 2009).

6. Aspek Penilaian dalam Keterampilan Membaca

Standar diketahuinya peningkatan kemampuan membaca siswa kelas II

SD. Cara untuk mengetahui adanya peningkatan kemampuan siswa dalam

membaca diketahui dengan menilai:

1) Kefasihan dalam membaca lancar, kurang lancar, atau tidak lancar.

2) Pelafalan dalam membaca tepat, kurang tepat atau tidak tepat.

3) Intonasi dalam membaca tepat, kurang tepat atau tidak tepat.

4) Kenyaringan suara dalam membaca jelas, kurang jelas atau tidak jelas

Pemilihan aspek-aspek tersebut berdasarkan pada tuntutan kurikulum

yang tercantum dalam kompetens dasar yang harus dikuasai oleh siswa setelah

pembelajaran berlangsung. Pada kompetensi dasar tercantum bahwa siswa harus

dapat membaca nyaring dengan lafal dan intonasi yang tepat.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa Indonesia 1.eprints.umm.ac.id/37294/4/jiptummpp-gdl-lellalelia-50854-3-babii.pdf · Di dalam berbahasa terdapat 2 macam bentuk, Bahasa formal dan non-formal

24

F. Metode Pembelajaran

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru,

yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi

tahapan-t tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan, ysng bersifat

implementatif. Dengan perkataan lain, metode yang dipilih oleh masing-masing

guru adalah sama, tetapi mereka menggunakan teknik yang berbeda.

2. Pengertian Motode Bermain Peran (Role playing)

Role playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak yang di

dalamnya ada tujuan, aturan, danedutainment. Dalam rancangan pembelajaran siswa

dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pemebelajaran terjadi di

dalam kelas. Selain itu, Role playing sering kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk

aktivitas di mana pembelajar membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan

memainkan peran orang lain (Menurut Fogg 2001 dalam Miftahul Huda, 2013: 208-209).

Role playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui

pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan

penghayatan dilaukan siswa dengan memerankan diri sebagai tokoh hidup atau benda

mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, bergantung pada

apa yang diperankan. Pada strategi Role playing, titik tekannya terletak pada

keterlibatan emosional dan pengamatan indra ke dalam suatu situasi permasalahan

yang secara nyata dihadapi. Siswa diperlakukan sebagai subjek pembelajaran yang

secara aktif melakukan praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab) bersama

teman-temannya pada situasi tertentu.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa Indonesia 1.eprints.umm.ac.id/37294/4/jiptummpp-gdl-lellalelia-50854-3-babii.pdf · Di dalam berbahasa terdapat 2 macam bentuk, Bahasa formal dan non-formal

25

Strategi Role playing juga diorganisasikan berdasarkan kelompok-kelompok

siswa yang heterogen. Masing-masing kelompok memperagakan/menampilkan

skenario yang telah disiapkan guru. Siswa diberi kebebasan berimprovisasi, namun

masih dalam batas-batas skenario dari guru

3. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Bermain Peran (Role playing)

Sintak strategi Role playing dapat dilihat dalam tahap-tahapnya adalah

sebagai berikut: 1) guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan,

2) guru menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu

beberapa hari sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, 3) guru

membentuk kelompok siswa yang masing-masing beranggotakan 5 orang, 4) guru

memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai, 5) guru

memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang

sudah dipersiapkan, 6) masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil

mengamati skenario yang sedang diperagakan, 7) setelah selesai ditampilkan,

masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas/memberi penilain

atas penampilan masing-masing kelompok, 8) masing-masing kelompok

menyampaikan hasil kesimpulannya, 9) guru memberikan kesimpulan dana

evaluasi secara umum (dalam Miftahul Huda, 2013: 209-210).

4. Kelebihan Penggunaan Metode Bermain Peran (Role playing)

Adapun kelebihan dari metode Role playing sebagai berikut: 1) dapat

memberi kesan pembelajaran yang kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa, 2)

bisa menjadi pengalaman belajar menyenangkan yang sulit untuk dilupakan, 3)

membuat suasana kelas menjadi lebih dinamis dan antusias, 4) membangkitkan

gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa Indonesia 1.eprints.umm.ac.id/37294/4/jiptummpp-gdl-lellalelia-50854-3-babii.pdf · Di dalam berbahasa terdapat 2 macam bentuk, Bahasa formal dan non-formal

26

kebersamaan, 5) memungkinkan siswa untuk terjun langsung memerankan

sesuatu yang akan dibahas dalam proses belajar.

5. Kelemahan Penggunaan Metode Bermain Peran (Role playing)

Metode Role playing juga memiliki beberapa kelamahan, yaitu: 1)

banyaknya waktu yang dibutuhkan, 2) kesulitan menugaskan peran tertentu

kepada siswa jika tidak dilatih dengan baik, 3) ketidakmungkinan menerapkan

rencana pembelajaran jika suasana kelas tidak kondusif, 4) membutuhkan

persiapan yang benar-benar matang yang akan menghabiskan waktu dan tenaga,

5) tidak semua materi pelajaran dapan disajikan melalui metode ini (Huda, 2013).

G. Media

1. Pengertian Media

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

„tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟. Media apabila dipahami secaraa garis besar

adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa

mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini,

guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus,

pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sevagai alat-alat

grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun

kembali informasi visual atau verbal (Gerlach & Ely 1971 dalam Arsyad, 2010).

2. Manfaat Media dalam Pembelajaran

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting

adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua sapek ini saing

berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa Indonesia 1.eprints.umm.ac.id/37294/4/jiptummpp-gdl-lellalelia-50854-3-babii.pdf · Di dalam berbahasa terdapat 2 macam bentuk, Bahasa formal dan non-formal

27

jenis media pembelajaran yang sesuai. Salah satu fungsi utama media

pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim,

kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan

rancangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis

terhadap siswa (Hamalik 1986 dalam Arsyad, 2010)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran sangat

membantu bagi guru dan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dengan

menggunakan media pemebelajaran pula, siswa akan lebih termotivasi, tertarik,

serta berminat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

3. Kriteria Pemilihan Media

Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Media yang

akan digunakan dalam proses pembelajaran itu juga memerlukan perencanaan yang

baik.Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan

bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu, ada beberapa kriteria

yang patut diperhatikan dalam memilih media, antara lain: 1) sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai, 2) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta,

konsep, prinsip, atau generalisasi, 3) praktis, luwes, dan bertahan, 4) guru terampil

menggunakannya, 5) pengelompokan sasaran, 6) mutu teknis.

H. Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian relevan yang memperkuat penelitian ini yaitu penelitian

tindakan kelas yang dilakukan oleh Tien Kartini dengan judul “Penggunaan

Metode Role Playing untuk Meningkatkan Minat Siswa dalam Pembelajaran

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa Indonesia 1.eprints.umm.ac.id/37294/4/jiptummpp-gdl-lellalelia-50854-3-babii.pdf · Di dalam berbahasa terdapat 2 macam bentuk, Bahasa formal dan non-formal

28

Pengetahuan Sosial di Kelas V SDN Cileunyi I Kecamatan Cileunyi Kabupaten

Bandung”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode role playing

sangat efektif dalam meningkatkan minatbelajar anak. Efektivitas penggunaan

metode tersebut dapat dilihat dari dijumpainya beberapa perubahan yang

positif,baik yang terjadi pada guru IPS itu sendiri maupun yang terjadi pada diri

siswa, terutama perubahan adanya peningkatanminat belajar siswa dalam

mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh

peneliti adalah keduanya menggunakan metode yang sama yaitu metode bermain

peran atau Role playing. Kemudian perbedaannya adalah penelitian di atas berfokus

pada penggunaan Role playing untuk meningkatan minat siswa dalam pembelajaran

IPS, sedangkan peneliti berfokus pada penerapan metode menggunakan media berupa

buku cerita bergambar pada pembelajaran Bahasa Indonesia.

Penelitian selanjutnya yaitu penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh

Farid Ahmadi dengan judul “Meningkatkan Minat Membaca SiswaSekolah Dasar

Dengan Metode Glenn Doman Berbasis Multimedia”. Penelitian ini dilakukan

dengan 2 siklus. hasil penelitan dengan menggunakan metode ini menunjukkan

peningkata hasil belajar sebesar 60 % dari pembelajaran konvensional.

Adapun persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan

peneliti adalah keduanya sama-sama berfokus pada satu pembelajaran yaitu

membaca. Sedangkan perbedaannya adalah fokus peneliti di atas yaitu meningkatkan

minat membaca siswa sekolah dasar dengan metode Glenn doman berbasis

multimedia sedangkan peneliti sendiri fokus penelitiannya lebih kepada penerapan

metode. Metodenya pun berbeda dengan peneliti di atas, peneliti dalam penelitian ini

menggunakan metode bermain peran atau Role playing dengan bantuan media berupa

buku cerita bergambar dalam pembelajaran membaca siswa sekolah dasar.

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. Bahasa Indonesia 1.eprints.umm.ac.id/37294/4/jiptummpp-gdl-lellalelia-50854-3-babii.pdf · Di dalam berbahasa terdapat 2 macam bentuk, Bahasa formal dan non-formal

29

I. Kerangka Berfikir

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Kondisi

awal

-Guru belum pernah

menerapkan metode Role

Playing

-Metode pembelajaran

yang digunakan masih

konvensional

-media dan sumber

belajar yang digunakan

kurang inovatif

-

-Kemampuan

membaca siswa

kelas II masih

rendah

-Siswa

cenderung pasif

dan kurang

berantusisas

Tindakan

Guru menggunakan

metode Role playing

dalam pembelajaran

keterampilan membaca

melalui media cerita

bergambar

Siklus I penerapan

metode role

playing melalui

media cerita

bergambar pada

keterampilan

membaca

meningkat

Siklus II penerapan

metode role playing

melalui media cerita

bergambar pada

keterampilan

membaca meningkat

daripada siklus I

Kondisi

Akhir

Dengan penerapan metode role playing

melalui media cerita bergambar dapat

meningkatkan keterampilan membaca siswa

kelas II SDN Tlogosari 01 Kecamatan

Donomulyo