19
12 BAB II KAJIAN TEORI Dalam Bab II Kajian Teori ini dibahas beberapa hal sebagai berikut: a) Guru, b) Korupsi, c) Hubungan Peran Guru Terhadap Antikorupsi, d) Kajian Relevan. A. Guru 1. Pengertian Guru Guru merupakan tenaga pengajar profesional, tugas utama seorang guru adalah mengajar, mendidik, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik agar menjadi pribadi yang lebih baik. Subini (2012:9) menyebutkan “guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan mulai dari tingkat pendidikan usia dini, pendidikan dasar, hingga menengah. Untuk dapat melakukan peranan dan melaksanakan tugas, guru harus memiliki kualifikasi formal. Syarat ini akan menjadi pembeda antara guru dengan manusia lain.” Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin (Mulyasa, 2007: 37). Profesi guru memerlukan keahlian berstandar mutu atau norma tertentu, siapa saja bisa mengajar secara terampil kepada orang lain, namun hanya mereka yang berbekal pendidikan profesional keguruan yang bisa menunjukkan dirinya memiliki pemahaman teoritik dan praktik bidang keahlian kependidikan.

BAB II KAJIAN TEORI A. Guru 1. Pengertian Gurueprints.umm.ac.id/53938/3/BAB 2.pdfDalam Bab II Kajian Teori ini dibahas beberapa hal sebagai berikut: a) Guru, b) Korupsi, c) Hubungan

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Guru 1. Pengertian Gurueprints.umm.ac.id/53938/3/BAB 2.pdfDalam Bab II Kajian Teori ini dibahas beberapa hal sebagai berikut: a) Guru, b) Korupsi, c) Hubungan

12

BAB II

KAJIAN TEORI

Dalam Bab II Kajian Teori ini dibahas beberapa hal sebagai berikut: a) Guru, b)

Korupsi, c) Hubungan Peran Guru Terhadap Antikorupsi, d) Kajian Relevan.

A. Guru

1. Pengertian Guru

Guru merupakan tenaga pengajar profesional, tugas utama seorang guru

adalah mengajar, mendidik, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik agar menjadi pribadi yang lebih baik.

Subini (2012:9) menyebutkan “guru adalah pendidik dan pengajar pada

pendidikan mulai dari tingkat pendidikan usia dini, pendidikan dasar, hingga

menengah. Untuk dapat melakukan peranan dan melaksanakan tugas, guru harus

memiliki kualifikasi formal. Syarat ini akan menjadi pembeda antara guru

dengan manusia lain.”

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi para

peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar

kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan

disiplin (Mulyasa, 2007: 37).

Profesi guru memerlukan keahlian berstandar mutu atau norma tertentu,

siapa saja bisa mengajar secara terampil kepada orang lain, namun hanya mereka

yang berbekal pendidikan profesional keguruan yang bisa menunjukkan dirinya

memiliki pemahaman teoritik dan praktik bidang keahlian kependidikan.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Guru 1. Pengertian Gurueprints.umm.ac.id/53938/3/BAB 2.pdfDalam Bab II Kajian Teori ini dibahas beberapa hal sebagai berikut: a) Guru, b) Korupsi, c) Hubungan

13

Keprofesionalan harus dibarengi dengan konsekuensi yang penuh pengabdian

dan kecintaan.

Berlandaskan pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 42

Ayat (1) bahwa “Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi

sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta

memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.”

(Wahyudi, 2012: 27). Dengan adanya sertifikasi berarti menunjukkan adanya

upaya peningkatan standar terhadap mutu pendidikan, harapan kedepan upaya

sertifikasi ini menjadikan profesionalisme guru meningkat.

Keseluruhan upaya peningkatan profesionalisme guru selaras dengan

peningkatan mutu pendidikan secara nasional. Dikarenakan guru merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari sitem pendidikan. Wahyudi (2012: 103)

menjelaskan bahwa “guru memiliki peran yang strategis dalam bidang

pendidikan, bahkan sumber daya pendidikan lain yang memadai kurang berarti

apabila tidak disertai dengan kualitas guru yang memadai.”

Guru sebagai pendidik merupakan tenaga profesional. Sebagaimana

disebutkan dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen

(UUGD) pada desember 2005, dalam pasal I ayat (1) disebutkan bahwa “Guru

adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik

pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah”. (Wahyudi, 2012: 100).

Seorang guru dapat dikatakan mampu mendidik secara profesional harus

melalui serangkaian tahapan, apabila proses tersebut dilalui dengan baik, maka

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Guru 1. Pengertian Gurueprints.umm.ac.id/53938/3/BAB 2.pdfDalam Bab II Kajian Teori ini dibahas beberapa hal sebagai berikut: a) Guru, b) Korupsi, c) Hubungan

14

guru bisa melaksanakan perannya dalam mengarahkan dan memberikan

pembelajaran bagi para peserta didik dengan baik pula. Melalui rangkaian proses

harus dijalani, selain meningkatkan profesinalisme seorang guru, berujung pula

pada peningkatan mutu pendidikan Indonesia.

2. Guru PPKn

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah usaha sadar dan terstruktur guna

mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia untuk warga negara dengan jalan

menciptakan jati diri dan moral bangsa Indonesia sebagai bentuk pondasi

pelaksanaan hak serta kewajiban dalam kegiatan bela negara, demi

kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa Indonesia (Sarinah, 2017:17).

Berdasarkan hal tersebut, guru PPKn pada hakikatnya adalah seorang pendidik

yang mencerdaskan kehidupan bangsa, memberi ilmu tentang negara,

menumbuhkan kepercayaan terhadap jati diri bangsa serta moral bangsa,

sehingga terjaga kelangsungan kehidupan dan kejayaan Indonesia. Harapannya

adalah para peserta didik dapat berkemampuan menjadi warga negara Indonesia

yang memiliki pandangan dan menanamkan komitmen terhadap nilai demokrasi

dan Hak Asasi Manusia, juga supaya peserta didik mampu berpartisipasi dalam

upaya menyelesaikan konflik di masyarakat dengan dilandasi nilai-nilai moral,

agama, dan nilai-nilai universal. PKn atau Pedidikan Kewarganegaraan telah

mengajarakan cara bagaimana seseorang menjadi warga negara yang memliki

rasa tanggung jawab lebih kepada negara dan bangsanya.

3. Peran Guru

Peran guru selain bertugas sebagai pengajar dalam proses belajar mengajar

selama di sekolah, meraka juga memiliki tugas lain, yakni menjadi panutan bagi

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Guru 1. Pengertian Gurueprints.umm.ac.id/53938/3/BAB 2.pdfDalam Bab II Kajian Teori ini dibahas beberapa hal sebagai berikut: a) Guru, b) Korupsi, c) Hubungan

15

para anak didik dengan kewibawaan, tanggung jawab, taat peraturan, dan

lain sebagainya.

Peran dari seorang pendidik juga patut diperhitungkan, khususnya guru.

Menurut Wahyudi (2012: 118) Menyebutkan “ada beberapa peran guru yang

perlu kita pahami, karena hal itu berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan

di sekolah”. Diantara peran guru tersebut adalah :

a. Sebagai Pendidik dan Pengajar

Bahwasanya setiap guru berperan melakukan transfer ilmu pengetahuan,

mengajarkan, dan membimbing anak didiknya serta mengajarkan tentang segala

sesuatu yang berguna bagi mereka di masa depan.

Menurut Ramayulis dalam Wahyudi (2012: 119) menyatakan hal sebagai

berikut; “Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap

berlangsungnya proses pertumbuhan dan perkembangan potensi anak didik, baik

potensi kognitif maupun potensi psikomotoriknya”.

b. Sebagai Anggota Masyarakat

Seorang guru memiliki peran yaitu menciptakan interaksi dan hubungan

sosial di dalam bagian masyarakat serta menjadi anggota dari masyarakat itu

sendiri.

c. Sebagai Administrator

Sebagai guru juga memiliki peran yaitu melaksanakan semua proses

administrasi yang ada di sekolah yang berhubungan tentang pendidikan dan

pembelajaran untuk peserta didik.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Guru 1. Pengertian Gurueprints.umm.ac.id/53938/3/BAB 2.pdfDalam Bab II Kajian Teori ini dibahas beberapa hal sebagai berikut: a) Guru, b) Korupsi, c) Hubungan

16

d. Sebagai Pengelola Pembelajaran

Bahwasannya seorang pengajar atau guru memiliki peran besar untuk

berkompeten menguasi berbagai macam metode pembelajaran serta paham betul

situasi dan kondisi belajar mengajar baik di dalam sekolah maupun di luar

sekolah. Oleh karena itu guru harus memiliki standart kualitas yang sangat tinggi

guna untuk menunjang peran yang dimiliki oleh guru.

Peran seorang guru atau pengajar harus dioptimalkan, semakin

berkembangnya sistem pendidikan Indonesia membawa dampak bagi guru untuk

meningkatkan peranan dan kompetensinya. Seluruh aktivitas belajar – mengajar

dapat dikatakan berhasil atau tidak, ditentukan dari peran seorang guru yang

profesional dan berkompetensi.

Berikut peran guru dalam proses belajar – mengajar menurut Usman (2017:

9) antara lain:

a. Guru Sebagai Demonstrator

Lecturer atau pengajar, atau disebut sebagai guru melalui perannya sebagai

demonstrator hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pembelajaran

yang akan diajarkan serta senantiasa mengembangkan materi pembelajaran

dengan meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh guru tersebut karena hal

ini akan berdampak krusial pada hasil yang akan dicapai oleh para peserta didik.

b. Guru Sebagai Pengelola Kelas

Pengelola kelas (learning administrator) menjadikan pengajar seharusnya

berkemampuan mengatur jalannya kelas sebagai lingkungan belajar yang baik

sebagai bagian dari lingkungan sekolah yang harus diorganisir.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Guru 1. Pengertian Gurueprints.umm.ac.id/53938/3/BAB 2.pdfDalam Bab II Kajian Teori ini dibahas beberapa hal sebagai berikut: a) Guru, b) Korupsi, c) Hubungan

17

Lingkungan dikelola dan dimonitor supaya setiap kegiatan belajar-mengajar

terarah dan mencapai tujuan akhir pendidikan. Monitor terhadap lingkungan

belajar tersebut ikut menjadikan sejauh apa lingkungan tersebut menjadi

lingkungan belajar yang baik. Lingkungan belajar yang baik ialah yang bersifat

menantang dan merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan

kepuasan dalam mencapai tujuan.

c. Guru sebagai Mediator dan Fasilitator

Sebagai seorang guru yang memiliki peran mediator, hendaknya

mempunyai ilmu pengetahuan dan memahami ilmu tersebut secara cukup

mengenai media pendidikan. Definisi media pendidikan sendiri adalah alat

komunikasi agar mengefektifkan dan mengefisiensikan proses belajar.

Tidak hanya hal itu, dengan mempunyai pengetahuan mengenai media

pendidikan saja, seorang guru diharuskan juga mempunyai keterampilan

memilih dan memilah, menggunakan, serta mengupayakan media pendidikan

secara baik.

Peran seorang guru sebagai mediator yaitu menjadi perantara dalam

hubungan antarmnausia, guru harus terampil dalam mempergunakan

pengetahuan tentang bagaimana berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang

lain. Sebagai fasilitator, guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar

yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar –

mengajar.

d. Guru Sebagai Evaluator

Segala jenis kegiatan atau pekerjaan harus dievaluasi minimal satu periode

sekali, agar mengetahui jalannya kegiatan tersebut dan tercapai atau tidaknya

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Guru 1. Pengertian Gurueprints.umm.ac.id/53938/3/BAB 2.pdfDalam Bab II Kajian Teori ini dibahas beberapa hal sebagai berikut: a) Guru, b) Korupsi, c) Hubungan

18

tujuan dari kegiatan tersebut. Demikian halnya dengan pendidikan, selama satu

periode pendidikan seseorang selalu diadakan evaluasi, artinya pada waktu –

waktu tertentu selama satu periode pendidikan, selalu diadakan penilaian

terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun oleh

pendidik.

4. Kompetensi Guru

Menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan

bahwa kemampuan atau kompetensi seorang guru sebagaimana tertuang di

dalam Pasal 8 yang terdiri dari kemampuan atau kompetensi pendagogik,

kemampuan kepribadia, kemampuan sosial, dan kemampuan profesional yang

didapatkan melalui pendidikan profesi yang dijalani oleh seorang guru. Di lain

pihak, menurut Peraturan Pemerintaj No. 74 Th. 2008 mengenai guru, yang

mana di dalam Pasal 2 dituliskan bahwa seorang pengajar atau guru wajib

mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi atau kemampuan sertifikat

pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta mempunyai kemampuan atau

kompetensi guna mewujudkan tujuan daripada pendidikan nasional itu sendiri.

Kemampuan yang dimaksud yaitu seperangkat alat pengetahuan,

keterampilan dan perilaku atau sikap yang wajib dimiliki, didalami, dan

dipahami betul serta dikuasi oleh seorang pengajar di dalam melaksanakan tugas

sebagai seorang yang profesional.

Menurut usman (2017: 14), adapun kompetensi guru (teacher competensy)

the ability of a teacher to responsibly perfrom his or her duties appropriately.

Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan

kewajiban-kewajiban secara bertanggung jawab dan layak.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Guru 1. Pengertian Gurueprints.umm.ac.id/53938/3/BAB 2.pdfDalam Bab II Kajian Teori ini dibahas beberapa hal sebagai berikut: a) Guru, b) Korupsi, c) Hubungan

19

Dijelaskan pula dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pengajar,

seorang guru harus mempunyai ilmu yang disebut ilmu keguruan. Hal itu

mengharuskan seorang guru agar selalu memegang erat kode etik sebagai

seorang pengajar, kode etik tersebut tertuang dalam hasil Kongres PGRI XIII

pada tanggal 21 – 25 November Tahun 1973 di Jakarta, sebagai berikut:

a. Pengajar berguna membimbing peserta didik guna menjadi manusia yang

hidup berlandaskan sila-sila pancasilla

b. Pengajar mempunyai sifat jujur yang profesional ketika menerapkan

kurikulum sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

c. Pengajar menjalin interaksi melalui komunikasi untuk memperoleh

informasi mengenai peserta didik, namun menghindar dari penyalahgunaan

peran.

d. Pengajar membangun dan memelihara hubungan baik dengan orang tua

peserta didik guna kepentingan peserta didik sendiri.

e. Pengajar memelihara hubungan yang harmonis dengan masyarakat di sekitar

lingkungan sekolah.

f. Pengajar secara pribadi atau bersama dengan pengajar lainnya

meningkatkan kemampuan profesi mengejarnya.

g. Pengajar membangun dan memelihara hubungan harmonis dengan sesame

pengajar baik di luar maupun di dalam lingkungan sekolah, baik sedang

maupun tidak sedang bertugas.

h. Pengajar secara bersama dengan sesama pengajar lainnya berusaha

meningkat mutu organisasi yang dinaunginya.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Guru 1. Pengertian Gurueprints.umm.ac.id/53938/3/BAB 2.pdfDalam Bab II Kajian Teori ini dibahas beberapa hal sebagai berikut: a) Guru, b) Korupsi, c) Hubungan

20

i. Pengajar melakukan semua kewajibannya yang telah ditetapkan oleh

pemerintah negara Indonesia.

Mengetahui dan mengamalkan seluruh kode etik di atas bertujuan supaya

sebagai seorang guru atau pengajar dapat berperan besar dalam membina peserta

didik supaya tujuan dari kegiatan belajar-mengajar terlaksana dengan baik dan

benar dan hasilnya maksimal (Wahyudi, 2012: 109).

Sebagai standar kompetensi yang perlu dimiliki oleh guru dalam

melaksanakan profesinya, pemerintah mengeluarkan Permendiknas Nomor 16

Tahun 2007 tentang Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, yaitu:

a. Kualifikasi Kepribadian

Guru memiliki tugas berkepribadian yang matang, tidak labil, bijaksana,

dewasa, dan wibawa, serta memberikan teladan bagi peserta didik dan

mempunyai sifat mulia.

b. Kualifikasi Pendagogik

Guru mempunyai kualifikasi dalam mengatur pengajaran peserta didik yang

terdiri dari; kepahaman yang dimiliki peserta didik, merancang dan

melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi pembelajaran dan perkembangan

para peserta didik.

c. Kualifikasi Profesional

Guru memiliki kualifikasi dan pemahaman materi pembelajaran secara utuh

yang mana digunakan untuk membimbing para peserta didik .

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Guru 1. Pengertian Gurueprints.umm.ac.id/53938/3/BAB 2.pdfDalam Bab II Kajian Teori ini dibahas beberapa hal sebagai berikut: a) Guru, b) Korupsi, c) Hubungan

21

d. Kualifikasi Sosial

Guru memiliki kualifikasi berinteraksi untuk menjalin hubungan yang

harmonis dengan para peserta didik, sesama pendidik, staff pekerja pendidik,

serta orang tua atau wali murid.

B. Korupsi

1. Pengertian Korupsi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Korupsi adalah penyelewengan

atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan dsb) untuk keuntungan pribadi

atau orang lain.” (KBBI:2017).

Korupsi adalah sebuah tindakan penggelapan, pencurian atau

penyelewengan uang/barang milik negara. Kata korupsi berasal dari bahasa latin

Corruptio atau corruptus. Corupptio berasal dari kata corummpere, satu kata

latin yang lebih tua. Berasa bahasa latin tersebut diturunkan ke bahasa Eropa

seperti Inggris yaitu corruption, corrupt; Perancis yaitu corruption; dan belanda

yaitu corruptie, korruptie. Dari bahasa belanda inilah kata itu turun ke bahasa

Indonesia yaitu korupsi. Menurut Hamzah dalam Maheka (Tanpa Tahun: 12).

2. Ciri – Ciri Korupsi

Ciri-ciri Korupsi menurut Maheka (Tanpa Tahun: 23) sebagai berikut:

a. Dilaksanakan oleh lebih dari satu orang

b. Motif dirahasiakan, ingin mencapai keuntungan pribadi

c. Berkaitan dengan wewenang atau kekuasaan tertentu

d. Berlindung di balik hukum tertentu

e. Tidak jujur atau melanggar norma kejujuran

f. Tidak dapat dipercaya

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Guru 1. Pengertian Gurueprints.umm.ac.id/53938/3/BAB 2.pdfDalam Bab II Kajian Teori ini dibahas beberapa hal sebagai berikut: a) Guru, b) Korupsi, c) Hubungan

22

Faktor-faktor penyebab terjadinya tindak pidana korupsi, yaitu:

a. Penegakan hukum yang runcing ke bawah dan tumpul ke atas, artinya orang

yang memiliki wewenang tinggi akan lebih dilindungi oleh hukum.

b. Penyelewengan kewenangan atau kekuasaan yang dimiliki

c. Norma kejujuran hanyalah formalitas, sehingga sangat jarang tercipta

lingkungan yang antikorupsi.

d. Kurangnya bersyukur atas pendapatan yang telah diterima oleh

penyelenggara negara, gaji pokok dan tunjangan penyelenggara dirasa

sangat tinggi untuk saat ini.

e. Keserakahan oleh masyarakat kalangan di atas rata-rata dan kemiskinan

untuk masyarakat di bawah rata-rata

f. Kebiasaan memberi hadiah, upet, dan imbalan

g. Apabila ditangkap bisa memberikan suap kepada penegak hukum

h. Pendidikan agama yang hanya tekstual sehingga tidak dapat merubah

mindset para peserta didik sejak dini, pendidikan agama yang diajarkan

hanya berkutat pada urusan beribadah saja, sehingga aturan-aturan atau

nilai-nilai dalam bermasyarakat tidak dilaksanakan baik-buruknya atau

bemar-salahnya.

4. Pengertian Moral Antikorupsi

Menurut Ibung (2013:11), menjelaskan “moral sebagai keyakinan yang

mendasari tindakan atau pemikiran yang sesuai dengan kesepakatan sosial.

Moral yang baik menjadi modal individu dalam berinteraksi sosial.”

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Guru 1. Pengertian Gurueprints.umm.ac.id/53938/3/BAB 2.pdfDalam Bab II Kajian Teori ini dibahas beberapa hal sebagai berikut: a) Guru, b) Korupsi, c) Hubungan

23

Penjelasan lebih lanjut moral adalah yang mengenai batin manusia, moral

adalah norma dasar sebagai dasar yang terakhir sebagai pondasi hukum dan

pelaksanaannya (Santoso, 2014: 6).

Berdasarkan penjelasan di atas menurut peneliti seseorang dikatakan

bermoral apabila orang tersebut bertindak dan berperilaku sesuai dengan aturan

atau norma – norma yang berlaku di masyarakat. Begitu pula sebaliknya apabila

seseorang tersebut melanggar aturan maka orang tersebut dapat dikatakan tidak

bermoral.

Menurut Hofstader dalam Zuriah (2015: 22) menjelaskan seseorang yang

berperilaku tidak sesuai dengan aturan dan moral baik pada itu harus dihukum.

Jadi, hukuman diberikan agar seseorang bisa memperoleh efek – jera dan belajar

untuk memperbaiki tindakannya.

Cara untuk mengetahui antara moral baik dengan moral buruk harus dibantu

dengan kemampuan intelektual seseorang. Zuriah (2015: 22) menjelaskan

“kemampuan intelektual, yaitu melakukan kegiatan berpikir kritis, analisis,

sintesis, dan evaluatif dengan juga merujuk pada orang yang lebih mengetahui,

menggunakan intuisi, dan akal sehat.”

Antikorupsi sudah sering terdengar di negara Indonesia, baik berupa slogan

atau gerakan – gerakan yang dilakukan baik oleh Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM), politikus, mahasiswa, dan masyarakat lainnya dari berbagai kalangan.

Semakin meluasnya tindak pidana korupsi di negara indonesia, membuat

gerakan antikorupsi semakin gencar dilaksankan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “anti berarti tidak setuju; tidak

suka; tidak senang. Bentuk terikat melawan, menentang, memusuhi.”

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Guru 1. Pengertian Gurueprints.umm.ac.id/53938/3/BAB 2.pdfDalam Bab II Kajian Teori ini dibahas beberapa hal sebagai berikut: a) Guru, b) Korupsi, c) Hubungan

24

(Departemen Pendidikan Nasional, 2017:21). Hal ini berarti antikorupsi adalah

sikap tidak setuju, tidak suka, dan tidak senang. Sehingga bisa jadi menyebabkan

tindakan melawan, menentang, dan memusuhi korupsi.

Korupsi harus dilawan, sebab tindak pidana ini termasuk kejahatan yang

merugikan masyarakat indonesia. Merajalelanya para koruptor membuat beban

hidup masyarakat lebih berat, terutama masyarakat yang ekonominya di bawah

garis kemiskinan. Dikutip dari Global Corruption Report dalam Maheka (Tanpa

Tahun: 7) yang dipastikan akan menderita adalah rakyat miskin, merekalah yang

akan terdampak sangat signifikan dan paling dirugikan akan tindak pidana

korupsi.

Korupsi sesungguhnya sudah lama ada, yaitu sejak pertama kali manusia

mengenal tata kelola administrasi. “pemahaman korupsi mulai berkembang di

barat ketika prinsip pemisahan antara keuangan umum / negara dan keuangan

pribadi mulai diterapkan.” (Maheka, Tanpa Tahun: 13).

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa seorang yang

memiliki moral antikorupsi berarti bahwa orang tersebut sadar akan perbuatan

korupsi merupakan tindakan kejahatan pidana, seorang bermoral utamanya

peserta didik bermoral pasti akan menghindari tindak pidana korupsi, karena

sudah jelas adanya bahwa korupsi merupakan perbuatan buruk yang akan

berdampak buruk serta dipandang buruk pula bagi masyarakat.

Kesadaran tersebut yang akan membawa peserta didik memiliki moral

antikorupsi, yaitu menolak, menentang, melawan, dan memusuhi perilaku

korupsi. Kesadaran yang tertanam di dalam diri peserta didik, dibekali

pengetahuan dampak buruk berkepanjangan yang akan terjadi jika melakukan

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Guru 1. Pengertian Gurueprints.umm.ac.id/53938/3/BAB 2.pdfDalam Bab II Kajian Teori ini dibahas beberapa hal sebagai berikut: a) Guru, b) Korupsi, c) Hubungan

25

tindak pidana korupsi. Selain merugikan diri sendiri karena telah berbuat

kesalahan, juga akan merugikan orang lain, masyarakat, bahkan negara.

5. Langkah - langkah Antikorupsi

Antikorupsi dapat dikatakan pula sebuah peraturan untuk mencegah atau

menghilangkan perkembangan tindak pidana korupsi. Upaya pencegahan

tersebut termasuk dalam bagian meningkatkan tingkat kesadaran individu untuk

tidak melakukan tindak pidana korupsi untuk menyelamtkan anggaran dana

negara. Hal seperti inilah yang harus ditanamkan sejak dini kepada para peserta

didik, bukan dengan cara doktrin tanpa menjelaskan landasan – landasan akibat

yang ditimbulkan apabila melakukan tindak korupsi.

Kesempatan berkembangnya korupsi dapat dicegah atau dihilangkan dengan

perbaikan berbagai sistem, seperti sistem hukum dan sistem kelembagaan dan

juga perbaikan moral, seperti moral kejujuran dan moral antikorupsi. Menurut

Maheka (Tanpa Tahun : 31), adapun langkah – langkah antikorupsi adalah

sebagai berikut:

a. Perbaikan sistem

1) Perbaikan perundang-undangan yang berlaku untuk mengantisipasi

perkembangan korupsi dan menutup celah hukum yang akan digunakan oleh

para koruptor bebas dari jeratan hukum

2) Perbaikan cara kerja pemerintahan menjadi lebih simple dan efisien serta

efektif.

3) Pemisahan antara kepemilikan negara dan kepemilikan pribadi sehingga

tidak adanya tumpang tindih kepemilikan.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Guru 1. Pengertian Gurueprints.umm.ac.id/53938/3/BAB 2.pdfDalam Bab II Kajian Teori ini dibahas beberapa hal sebagai berikut: a) Guru, b) Korupsi, c) Hubungan

26

4) Penegakkan etika profesi dan pemberia sanksi tegas bagi yang melanggar

hukum.

5) Good Governance yang diterapkan secara benar

6) Pengoptimalan teknologi sehingga memperkecil tingkan human error.

b. Perbaikan moral

1) Perbaikan moral manusia di mana mereka adalah umat beragama, di sini

para pemuka agama memiliki peranan penting dalam pengoptimalan dalam

upaya pencegahan korupsi di mana mereka memberikan kajian spiritual

yang tidak hanya tekstual melainkan kontekstual.

2) Meningkatkan kesadaran hukum, dengan sosialisasi dan pendidikan

antikorupsi.

3) Mengentaskan kemiskinan, meningkatkan

5. Nilai-nilai Antikorupsi

Nugraheni, dkk (2017:147) menyebutkan bahwa ada beberapa nilai-nilai

antikorupsi yaitu sebagai berikut:

a. Jujur, dilihat dari segi bahasa adalah mengakui, berkata, atau pun memberi

suatu informasi yang sesuai dengan apa yang benar-benar terjadi/kenyataan.

b. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang

dipercaya merupakan tanggung jawabnya.

c. Tanggung Jawab adalah suatu pengertian dasar untuk memahami manusia

sebagai makhluk susila dan tinggi rendahnya akhlak yang dimilikinya.

d. Adil bermakna suatu sikap yang bebas dari diskriminasi, ketidakjujuran.

e. Berani artinya mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang

besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Guru 1. Pengertian Gurueprints.umm.ac.id/53938/3/BAB 2.pdfDalam Bab II Kajian Teori ini dibahas beberapa hal sebagai berikut: a) Guru, b) Korupsi, c) Hubungan

27

f. Peduli adalah sebuah sikap keberpihakan kita untuk melibatkan diri dalam

persoalan, keadaan atau kondisi yang terjadi di sekitar kita.

g. Kerja Keras adalah perilaku dimana dalam mengerjakan sesuatu dilakukan

secara bersungguh-sungguh, tanpa mengenal lelah dengan usaha yang

optimal, demi tercapainya tujuan yang diinginkan.

h. Kesederhanaan adalah properti, kondisi, atau kualitas ketika segalanya dapat

dipertimbangkan untuk dimiliki.

i. Mandiri adalah sikap untuk tidak menggantungkan keputusan kepada orang

lain.

6. Contoh Model Pembelajaran Antikorupsi

Menurut Nugraheni (2016:25) pendidikan antikorupsi yang terintegrasi ke

dalam mata pelajaran lain dijadikan terobosan yang menjadikan pendidikan

antikorupsi tidak sekadar berupa nasehat dan anjuran saja. Berikut merupakan

saran yang perlu diperhatikan dalam pengembangan materi pendidikan

antikorupsi yang diintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain menurut Nugraheni

(2016:25-26) adalah sebagai berikut:

a. Buku teks harus sesuai dengan kurikulum pembelajaran yang sedang

berlaku. Hal ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan efek negatif, seperti

pembelajaran yang melenceng dari kurikulum yang berlaku, beban belajar

siswa yang makin berat, dan alokasi anggaran negara membengkak karena

harus menambah guru pendidikan antikorupsi.

b. Nilai-nilai antikorupsi yang diintegrasikan ke dalam materi pembelajaran

atas dasar kompetensi dasar (KD) yang sesuai dengan kelas dan semester.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Guru 1. Pengertian Gurueprints.umm.ac.id/53938/3/BAB 2.pdfDalam Bab II Kajian Teori ini dibahas beberapa hal sebagai berikut: a) Guru, b) Korupsi, c) Hubungan

28

c. Pemilihan tema harus memilih tema yang secara langsung dapat membentuk

jiwa siswa yang tangguh agar tidak mudah tergoda melakukan korupsi.

d. Mendesain materi pembelajaran, domain afektif, kognitifm dan

psikomotorik harus seimbang.

e. Pengembangan model pembelajaran antikorupsi dalam bentuk teks bagi

siswa SMP harus dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan yang diperoleh

dari siswa dan guru.

C. Hubungan Peran Guru PPKn Terhadap Antikorupsi

Hubungan antara peran guru PPKn terhadap pembentukan moral antikorupsi

peserta didik adalah peran guru dipandang sangat kompleks. Seorang guru harus

membuat perubahan dikarenakan adanya tuntutan zaman di mana korupsi sudah

merajalela, hal ini merupakan tantangan yang sangat berat bari para tenaga

pendidik. Guru adalah ujung tombak pendidikan yang membentuk karakter

peserta didik. Baik buruknya peserta didik menjadi tanggung jawab dari guru.

Dalam kaitannya dengan pendidikan anti korupsi, seorang guru diharapkan

mampu memberikan pemahaman dan pengertian kepada siswanya. Guru harus

berperan aktif menumbuhkan sifat anti korupsi yang dapat dimulai dengan

pelajaran mengenai pendidikan moral. Pendidikan moral yang ditanamkan sejak

dari dini akan membentuk karakter yang bagus bagi peserta didik.

D. Kajian Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian

berjudul “ANALISIS PERAN GURU PPKn DALAM MEMBINA MORAL

ANTIKORUPSI PESERTA DIDIK” Penelitian tersebut adalah:

Tabel 2.1 Kajian Penelitian yang Relevan

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. Guru 1. Pengertian Gurueprints.umm.ac.id/53938/3/BAB 2.pdfDalam Bab II Kajian Teori ini dibahas beberapa hal sebagai berikut: a) Guru, b) Korupsi, c) Hubungan

29

No Judul Hasil Penelitian Relevansi

1 Harry Sugara

(2014) dengan

judul Model

Implementasi

Pendidikan

Antikorupsi di

SMP Negeri 3

Malang

Model pendidikan

antikorupsi yang

dikembangkan di SMP

Negeri 3 Malang diantaranya

melalui kultur sekolah,

pembinaan diri, dan

pembelajaran kelas.

Persamaan:

Penelitian ini

menggunakan

metode penelitian

yang sama dengan

peneliti saat ini

yaitu metode

penelitian

kualitatif. Selain

itu, adanya

persamaan bahwa

model

pembelajaran

pendidikan

antikorupsi

dilaksanakan di

dalam kelas

Perbedaan:

Pada penelitian ini

hanya berfokus

pada peran guru

PPKn dalam

membina moral

antikorupsi peserta

didik pada saat

pembelajaran,

tidak melihat dari

sisi kultur dan sisi

lain.

2 Siti Ekowati,

Maman Rachman,

dan Eko Handoyo

(2016) dengan

judul Pelaksanaan

Internalisasi

Kejujuran dalam

Pendidikan

Antikorupsi di

SMP Keluarga

Kudus

Pelaksanaan internalisasi

nilai kejujuran dalam

pendidikan antikorupsi di

SMP Keluarga Kudus

dilakukan dalam berbagai

bentuk program kegiatan

antara lain: pembelajaran

pendidikan antikorupsi,

adanya Gerakan Anti

Mencontek (GAM), program

warung kejujuran, telepon

kejujuran.

Persamaan:

Penelitian ini juga

menggunakan

metode penelitian

kualitatif

mengenai

pendidikan

antikorupsi yang

diterapkan di

Sekolah

Menengah

Pertama (SMP)

Perbedaan:

Pada penelitian ini

pendidikan

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. Guru 1. Pengertian Gurueprints.umm.ac.id/53938/3/BAB 2.pdfDalam Bab II Kajian Teori ini dibahas beberapa hal sebagai berikut: a) Guru, b) Korupsi, c) Hubungan

30

antikorupsi

diajarkan oleh

guru PPKn pada

saat jam pelajaran,

tidak ada

internalisasi ke

dalam program

tertentu dalam

proses

pelaksanaan

pendidikan

antikorupsi.