18
8 8 BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Sudut Baca a. Pengertian Sudut Baca Sudut baca merupakan sebuah tempat yang terletak di sudut ruangan yang dilengkapi dengan koleksi buku. Kemendikbud (2016: 17) menjelaskan bahwa sudut baca merupakan sebuah ruangan yang terletak di sudut kelas yang dilengkapi dengan koleksi buku dan berperan sebagai perpanjangan fungsi perpustakaan. Melalui sudut baca siswa dilatih untuk membiasakan membaca buku, sehingga menjadikan siswa gemar membaca. Sudut baca menurut Gipayana (2011: 2) adalah sebuah ruang yang menyediakan buku-buku dengan jumlah banyak atau sedikit untuk dibaca, dipinjam, dan untuk melakukan aktivitas membaca. Kemendikbud (2016: 13) juga menjelaskan bahwa sudut baca yaitu suatu sudut atau tempat yang berada di dalam kelas yang digunakan untuk menata buku atau sumber belajar lainnya dalam rangka meningkatkan minat baca dan belajar siswa melalui kegiatan membaca yang menyenangkan. Sudut baca berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sudut baca merupakan sebuah ruangan yang dilengkapi dengan koleksi buku dan berperan sebagai perpanjangan fungsi perpustakaan. Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017

BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. a. Pengertian ...repository.ump.ac.id/3559/3/BAB II.pdf · menyimak, menulis, dan atau berbicara”. Pendapat lain mengenai literasi dijelaskan

Embed Size (px)

Citation preview

8

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Sudut Baca

a. Pengertian Sudut Baca

Sudut baca merupakan sebuah tempat yang terletak di sudut

ruangan yang dilengkapi dengan koleksi buku. Kemendikbud

(2016: 17) menjelaskan bahwa sudut baca merupakan sebuah ruangan

yang terletak di sudut kelas yang dilengkapi dengan koleksi buku dan

berperan sebagai perpanjangan fungsi perpustakaan. Melalui sudut

baca siswa dilatih untuk membiasakan membaca buku, sehingga

menjadikan siswa gemar membaca. Sudut baca menurut Gipayana

(2011: 2) adalah sebuah ruang yang menyediakan buku-buku dengan

jumlah banyak atau sedikit untuk dibaca, dipinjam, dan untuk

melakukan aktivitas membaca. Kemendikbud (2016: 13) juga

menjelaskan bahwa sudut baca yaitu suatu sudut atau tempat yang

berada di dalam kelas yang digunakan untuk menata buku atau sumber

belajar lainnya dalam rangka meningkatkan minat baca dan belajar

siswa melalui kegiatan membaca yang menyenangkan.

Sudut baca berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan

bahwa sudut baca merupakan sebuah ruangan yang dilengkapi dengan

koleksi buku dan berperan sebagai perpanjangan fungsi perpustakaan.

Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017

9

Sudut baca perlu ditata dengan baik agar siswa tertarik untuk

memanfaatkannya, dengan cara buku pelajaran dan non pelajaran

dipajang di dalam rak yang sesuai dengan kondisi kelas dan

memperhatikan keindahannya, perlu juga disediakan karpet dan meja

agar siswa dapat duduk dengan nyaman.

b. Tujuan Sudut Baca

Sudut baca digunakan untuk menumbuhkan minat membaca

pada siswa yang dilengkapi dengan beberapa koleksi buku bacaan.

Kemendikbud (2016: 13) menjelaskan tujuan sudut baca yaitu untuk

mengenalkan kepada siswa beragam sumber bacaan untuk

dimanfaatkan sebagai media, sumber belajar, serta memberikan

pengalaman membaca yang menyenangkan. Sudut baca kelas juga

sebagai upaya mendekatkan perpustakaan ke siswa. Sudut baca kelas

di manfaatkan secara optimal untuk mendukung keberhasilan proses

pembelajaran. Morrow (2014: 13) menjelaskan tujuan sudut baca ialah

memudahkan siswa untuk mencari informasi, menumbuhkan minat

membaca.

Tujuan sudut baca berdasarkan uraian di atas yaitu sudut baca

dibuat dengan memanfaatkan sudut ataupun tempat lain yang strategis

di dalam kelas. Jenis bahan bacaan yang ditempatkan di sudut baca

kelas dapat berupa buku teks pelajaran, buku cerita, hasil karya siswa

dan guru, koran, majalah anak, kliping, dan sumber belajar lainnya.

Sudut baca digunakan untuk mendekatkan perpustakaan ke siswa.

Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017

10

c. Tahapan dalam Membuat Sudut Baca

Pembuatan sudut baca kelas memiliki beberapa tahapan.

Kemendikbud (2016: 14) menjelaskan tahapan dalam membuat sudut

baca kelas antara lain : 1) Menyediakan sebagian area di kelas untuk

menyimpan koleksi bahan pustaka; 2) Merancang denah penempatan

dengan memperhatikan pencahayaan, sirkulasi udara, keamanan dan

kenyamanan siswa; 3) Merancang model penataan koleksi bahan

pustaka dengan menyediakan tempat atau rak koleksi yang cukup,

kuat, dan aman dan menentukan, memilah, dan menyediakan jenis

koleksi bahan pustaka yang akan ditempatkan di sudut baca kelas;

4) Melengkapi koleksi bahan pustaka di sudut baca kelas; 5) Menata

koleksi bahan pustaka pada tempat atau rak yang telah disediakan dan

menyiapkan buku rekap baca; 6) Koleksi sudut baca kelas sebaiknya

selalu diperbarui untuk mempertahankan minat baca siswa minimal

satu bulan sekali.

d. Indikator Ketercapaian Pemanfaatan dan Pengembangan Sudut

Baca

Tujuan adanya sudut baca yaitu sebagai penumbuhan minat

membaca pada siswa. Kemendikbud (2016: 15) menjelaskan beberapa

indikator ketercapaian pemanfaatan dan pengembangan sudut baca

antara lain: 1) terdapat sudut baca di setiap kelas dengan koleksi

bahan pustaka; 2) meningkatnya frekuensi membaca pada siswa;

3) adanya pemanfaatan sudut baca dalam proses pembelajaran;

Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017

11

4) sudut baca kelas tertata dan terkelola setiap akhir pembelajaran;

5) koleksi bahan pustaka di sudut baca kelas diperbarui secara berkala;

6) ada kegiatan guru membacakan buku dengan nyaring atau siswa

membaca mandiri dengan memanfaatkan koleksi sudut baca kelas;

7) terdapat daftar koleksi dan daftar rekap baca sudut baca kelas;

8) meningkatnya kemampuan membaca dan berkomunikasi siswa dan

guru.

2. Minat Baca

a. Pengertian Minat Baca

Membaca merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh informasi dan untuk menambah pengetahuan, namun

untuk membaca diperlukan adanya minat baca. Minat baca merupakan

minat dengan bacaan tertentu. Setyono (2013: 119) menjelaskan bahwa

minat baca merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang

untuk melakukan hal yang diinginkannya, yaitu membaca. Rahim

(2011: 28) juga menjelaskan bahwa minat baca adalah keinginan yang

kuat dalam diri seseorang disertai dengan usaha-usaha untuk membaca.

Minat baca berdasarkan pendapat ahli di atas berarti

kecenderungan hati yang tinggi dan keinginan seseorang baik yang

disadari ataupun tidak terhadap suatu bacaan tertentu. Seseorang yang

mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dengan

membaca bacaan atas kesadarannya sendiri. Minat membaca pada

seseorang tidak muncul begitu saja, tetapi melalui proses yang panjang

Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017

12

dan tahapan perubahan yang muncul secara teratur dan

berkesinambungan.

b. Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca

Faktor yang dapat mempengaruhi minat baca menurut Tarigan

(2008: 106) yaitu faktor penyediaan waktu untuk membaca dan

pemilihan bacaan yang baik, ditinjau dari norma-norma kekritisan

yang mencakup norma-norma estetika, sastra, dan moral. Masjidi

(2007: 103) menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi minat baca pada anak, antara lain lingkungan keluarga

dan lingkungan di luar keluarga. Lingkungan keluarga dan lingkungan

di luar keluarga berperan penting dalam menumbuhkan minat baca

seseorang. Triatma (2016: 167) menjelaskan bahwa rendahnya minat

baca disebabkan oleh beberapa hal diantaranya mahalnya harga buku

dan terbatasnya fasilitas perpustakaan.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat baca

berdasarkan uraian di atas yaitu penyediaan waktu untuk membaca,

faktor lingkungan keluarga dan lingkungan luar keluarga dapat

mempengaruhi minat baca seseorang. Penyediaan waktu untuk

membaca berkaitan dengan menyempatkan waktu untuk membaca.

Faktor lingkungan keluarga berkaitan dengan orangtua yang tidak suka

membaca dan tidak memberi contoh kepada anaknya untuk

membiasakan membaca. Faktor lingkungan luar keluarga berkaitan

Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017

13

dengan lingkungan pergaulan anak, sekolah yang tidak mendukung,

dan harga buku yang mahal.

3. Literasi

a. Pengertian Literasi

Budaya literasi di sekolah belum menjadi kebutuhan bagi

sebagian siswa, padahal dengan kegiatan literasi dapat memudahkan

siswa dalam membaca. Sulzby dalam Fatin (2015: 47) menyatakan

bahwa literasi adalah kemampuan membaca dan menulis yang bisa

diartikan melek huruf. Literasi menurut Kemendikbud (2016: 2) adalah

“kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu

secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat,

menyimak, menulis, dan atau berbicara”. Pendapat lain mengenai

literasi dijelaskan oleh Kern dalam Widyaningrum (2016: 128)

mendefinisikan istilah literasi yaitu penggunaan praktik-praktik

situasional dan historis serta kultural dalam menciptakan dan

menginterpretasikan makna melalui teks. Literasi memerlukan

serangkaian kemampuan kognitif, pengetahuan tentang jenis-jenis teks

yang digunakan, dan pengetahuan kultural.

Literasi menurut uraian di atas dapat disimpulkan bahwa literasi

merupakan kemampuan membaca dan menulis atau kemelekwacanaan.

Literasi berarti mampu mengakses, memahami, dan menggunakan

sesuatu secara cerdas. Kemampuan menghubungkan antara menyimak,

berbicara, membaca, menulis, dan berpikir.

Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017

14

b. Tujuan dan Ruang Lingkup Literasi

Literasi merupakan kemampuan membaca dan menulis,

kemampuan mengintegrasikan antara menyimak, berbicara, membaca,

menulis, berpikir. Literasi memiliki tujuan, seperti yang dijelaskan

oleh Axford dalam Widyaningrum (2016: 130) adalah membantu

siswa dalam memahami dan menemukan strategi yang efektif untuk

kemampuan membaca dan menulis, termasuk didalamnya kemampuan

memahami makna dari teks yang kompleks dalam struktur tata bahasa

dan sintaksis. Tujuan literasi juga terdapat dalam Kemendikbud

(2016: 2) yaitu untuk menumbuhkembangkan budi pekerti siswa,

untuk menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah, menjadikan

sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan, menghadirkan

beragam buku bacaan dan berbagai strategi dalam membaca.

Tujuan dari adanya literasi yaitu untuk menumbuhkembangkan

budi pekerti siswa agar siswa menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Literasi dapat menumbuhkembangkan budaya membaca dengan

menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang dilengkapi koleksi

buku dan strategi dalam membaca. Literasi juga bertujuan untuk

membantu siswa dalam memahami kemampuan membaca dan menulis

dengan strategi yang efektif.

Sekolah sebagai taman belajar harus dilengkapi dengan koleksi

buku, berkaitan dengan hal tersebut adapun ruang lingkup literasi

menurut Kemendikbud (2016: 3) antara lain: Lingkungan fisik

Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017

15

sekolah yang meliputi fasilitas dan sarana prasarana literasi. Fasilitas

dan sarana prasarana literasi harus dimiliki oleh sekolah guna

mendukung proses pelaksanaan literasi di sekolah. Lingkungan sosial

dan afektif yang meliputi dukungan dan partisipasi aktif seluruh warga

sekolah, lingkungan akademik. Hal ini berarti seluruh warga sekolah

berperan dan mendukung adanya pelaksanaan literasi.

c. Prinsip-prinsip Literasi

Literasi harus memiliki prinsip yang kuat untuk mencapai

tujuannya. Kern dalam Widyaningrum (2016: 132) berpendapat

tentang prinsip literasi, yaitu literasi membutuhkan proses komunikasi

antara penulis atau pembicara dan pembaca atau pendengar

berpartisipasi dalam peristiwa, pengalaman, gagasan, perasaan yang

kemudian dikomunikasikan dalam bentuk konsepsinya sendiri. Literasi

melibatkan kerjasama antara penulis atau pembicara dan pembaca atau

pendengar melalui kesepakatan. Literasi melibatkan pengetahuan

untuk pemecahan masalah melalui upaya memahami kata-kata, frase-

frase, kalimat-kalimat, unit-unit makna, teks-teks dan memikirkan

penggunaan bahasa dalam konteks lisan maupun tertulis untuk

menciptakan sebuah wacana. Prinsip literasi juga dijelaskan oleh Beers

dalam Kemendikbud (2016: 11-12) yaitu, perkembangan literasi

berjalan sesuai tahap perkembangan yang dapat diprediksi, program

literasi yang baik bersifat berimbang, program literasi terintegrasi

dengan kurikulum, kegiatan membaca dan menulis dilakukan

Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017

16

kapanpun, kegiatan literasi perlu mengembangkan kesadaran terhadap

keberagaman, warga sekolah perlu menghargai perbedaan melalui

kegiatan literasi di sekolah.

d. Teknik Pembelajaran Literasi

Tujuan dari literasi yaitu untuk menumbuhkembangkan budaya

membaca dan menulis siswa melalui proses pembelajaran. Proses

pembelajaran literasi memiliki beberapa teknik. Wray dalam

Widyaningrum (2016: 130) menjelaskan teknik pembelajaran literasi

yaitu pembelajaran terprogram yang membelajarkan kode-kode bahasa

pada kata, kalimat dalam penciptaan lingkungan melek literasi dengan

penyediaan berbagai model dan contoh praktik keaksaraan yang

efektif. Guru menggunakan pujian dan kritik yang membangun dalam

menanggapi karya siswa dengan maksud untuk mengoreksi kesalahan,

dan untuk meningkatkan kemampuan literasi. Desain dan penyajian

tugas fokus dengan konten akademik dengan melibatkan perhatian

penuh kepada siswa, sehingga siswa menjadi antusias dalam

pembelajaran. Guru melakukan pemantauan secara terus menerus

kemajuan siswa melalui tugas-tugas yang diberikan dan menggunakan

penilaian informal.

e. Tahapan Gerakan Literasi

Pembudayaan literasi di sekolah tidak dilakukan begitu saja,

namun memiliki tahapan. Tahapan gerakan literasi sekolah dalam

Kemendikbud (2016: 15) adalah tahap pembiasaan, pengembangan,

Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017

17

dan pembelajaran. Pada tahap pembiasaan siswa akan diajak untuk

melakukan membaca, yaitu membaca dalam hati dan membacakan

nyaring oleh guru. Kegiatan membaca dilakukan selama 15 menit.

Tahap selanjutnya yaitu tahap pengembangan. Pada tahap

pengembangan pelaksanaannya masih sama dengan tahap pembiasaan,

namun siswa juga didorong untuk menunjukkan keterlibatan pikiran

dan emosinya dengan proses membaca melalui kegiatan produktif

secara lisan maupun tulisan. Pada tahap pembelajaran semua kegiatan

yang dilakukan dalam kegiatan tindak lanjut ditahap pengembangan

dapat diteruskan sebagai bagian dari pembelajaran dan dinilai secara

akademik.

4. Membaca

a. Pengertian Membaca

Membaca merupakan hal yang penting dalam kehidupan

manusia, karena dengan membaca akan mendapat ilmu pengetahuan

dan informasi. Tarigan (2008: 7) menyatakan bahwa membaca

merupakan suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh pesan yang

hendak disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis. Prasetyono

(2008: 57) juga menjelaskan bahwa membaca merupakan kegiatan

yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memahami suatu

informasi melalui indera penglihatan dalam bentuk simbol-simbol

yang disusun sehingga mempunyai arti dan makna.

Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017

18

Membaca berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

membaca merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh

informasi yang disampaikan oleh penulis melalui indra penglihatan

untuk memahami makna tertulis secara keseluruhan. Membaca juga

untuk memahami suatu informasi. Kegiatan membaca harus dilakukan

dengan penuh perhatian untuk mengetahui dan memahami makna yang

terdapat dalam informasi tersebut.

b. Pemahaman Membaca dalam Islam

Membaca berasal dari kata dasar baca yang artinya memahami

arti tulisan. Membaca yang dalam bahasa arab Iqra yang berarti

bacalah, telitilah, damailah. Lahmi (2016: 16) menjelaskan kata

Iqramerupakan kata perintah (fii amr) yang tidak menyebut objeknya,

jadi membaca merupakan perintah yang memerintahkan untuk

membaca apapun, baik ayat-ayat yang tersurat maupun yang tersirat,

baik itu ayat-ayat yang bersifat wahyu maupun ayat-ayat semestawi.

Membaca merupakan perintah atau kewajiban berdasarkan wahyu

pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Ayat

pertama itu diturunkan melalui malaikat Jibril sewaktu Nabi

Muhammad SAW berada di gua Hira. Hal itu terdapat dalam surah ke

96 Qs. Al „Alaq (segumpal darah) ayat 1 sampai 5 yang sebagai

berikut:

Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017

19

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang

menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan

(manusia) dengan perantaraan kalam (baca-tulis). Dia mengajarkan

manusia apa yang tidak diketahuinya”.

Membaca merupakan perintah Allah, setiap hamba Allah wajib

membaca ayat-ayat Allah. Baik ayat-ayat Allah yang terdapat di dalam

Al-Qur‟an atau ayat-ayat alam jagad raya ini beserta isinya. Seseorang

harus dapat memahami kandungan atau makna dari bacaan tersebut.

Tahapan setelah membaca yaitu harus dapat mengkaji, menganalisa

(membaca yang tersirat) dan kemudian mengambil pelajaran dari

bacaan itu, jadi intinya membaca itu menangkap kandungan-

kandungan yang berbentuk simbol-simbol tertentu, baik secara tersurat

maupun tersirat. Membaca adalah memahami arti dan makna yang

terkandung dalam bentuk tulisan maupun keadaan.

c. Tujuan Membaca

Kegiatan membaca yang dilakukan seseorang bertujuan untuk

mendapatkan informasi dan untuk memahami makna tertulis secara

keseluruhan. Tujuan membaca menurut Prasetyono (2008: 59-60) yaitu

sebagai suatu kesenangan untuk meningkatkan pengetahuan dan

wawasan. Membaca untuk dapat melakukan suatu pekerjaan atau

profesi. Kegiatan membaca dapat meningkatkan pengetahuan

seseorang, sehingga memiliki wawasan yang luas. Tujuan membaca

juga dijelaskan oleh Blanton dalam Rahim (2011: 11-12) mencakup:

kesenangan, menyempurnakan membaca nyaring, menggunakan

Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017

20

strategi tertentu, memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik,

mengkaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya,

memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis,

mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, mengaplikasikan informasi

yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan

mempelajari tentang struktur teks, menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang spesifik. Priajana (2013: 71) juga menjelaskan membaca

bertujuan untuk memperkaya dan memperluas pengetahuan

pembacanya. Membaca diibaratkan sebuah jalan untuk mencapai

segala informasi.

Berdasarkan uraian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

kegiatan membaca hendaknya memiliki tujuan-tujuan tertentu, adanya

tujuan-tujuan saat membaca maka cenderung akan lebih memahami.

Tujuan-tujuan tersebut bagi pembaca diantaranya sebagai kesenangan

pada saat membaca, dapat menjadi penyempurna membaca nyaring,

dapat memperoleh informasi baru yang akan menambah wawasan bagi

pembaca sehingga dapat mengaplikasikan informasi yang diperoleh.

Membaca juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan

dari sumber bacaan.

5. Menulis

a. Pengertian Menulis

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak

Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017

21

bertatap muka secara langsung dengan orang lain. Dalman (2016: 3)

menjelaskan bahwa “menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa

penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain”. Aktivitas

menulis melibatkan beberapa unsur yaitu penulis sebagai penyampaian

pesan, isi tulisan, saluran atau media, pembaca. Menulis juga

dijelaskan oleh Resmini (2006: 102) bahwa menulis merupakan

kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan.

Menulis berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

kegiatan menulis yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan

sebuah tulisan sebagai penyampaian pesan kepada pihak lain. Menulis

merupakan keterampilan berbahasa yang digunakan untuk

berkomunikasi. Kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan

secara tertulis kepada pihak lain.

b. Tujuan Menulis

Menulis merupakan kegiatan penyampaian pesan dengan

menggunakan bahasa tulis kepada pihak lain. Menulis memiliki tujuan,

Niab (2016: 706) menjelaskan tujuan menulis yaitu agar siswa dapat

mengkomunikasikan ide dan pengalamannya melalui tulisan. Tujuan

menulis juga dijelaskan oleh, Gipayana (2004: 2) antara lain: 1) agar

siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, pengalaman, pesan,

dan perasaan secara tertulis; 2) mampu menyampaikan informasi

secara tertulis sesuai dengan konteks dan keadaan; 3) memiliki

kegemaran menulis.

Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017

22

Tujuan menulis berdasarkan uraian di atas antara lain untuk

mengungkapkan berbagai gagasan, pendapat, pesan, dan

menyampaikan informasi secara tertulis. Menulis juga memiliki tujuan

untuk menghibur, meyakinkan, dan tujuan kreatif. Menulis dapat

menambah manfaat tentang unsur-unsur kebahasaan karya sastra.

c. Manfaat Menulis

Menulis memiliki banyak manfaat, seperti yang dijelaskan oleh

Dalman (2016: 6) manfaat menulis yaitu “peningkatan kecerdasan,

pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, penumbuhan keberanian,

pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi”.

Manfaat menulis juga dijelaskan oleh Graves dalam Sabarti Akhdiah

dalam Kamadi (2016: 14) antara lain : menyumbangkan kecerdasan

untuk mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas agar

menumbuhkan keberanian sehingga mendorong kemauan dan

kemampuan untuk mengumpulkan informasi.

Manfaat menulis berdasarkan uraian di atas yaitu dengan

menulis dapat meningkatkan kecerdasan, pemahaman, keberanian, dan

kemampuan mengumpulkan informasi untuk mengembangkan

pemahaman dan kemampuan dalam menggunakan bahasa. Menulis

bermanfaat untuk pengembangan daya inisiatif dan kreativitas,

sehingga dapat menulis sesuai keinginan. Menulis dapat mendorong

kemauan dan kemampuan untuk mengumpulkan informasi.

Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017

23

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan merupakan salah satu referensi untuk

menunjukkan bahwa topik penelitian ini menarik dijadikan sebagai penelitian,

sehingga dapat menambah pembahasan mengenai pemanfaatan sudut baca

guna menumbuhkan budaya literasi siswa. Penelitian yang relevan dilakukan

oleh:

1. Muhayana Gipayana (2004) dengan judul Pengajaran Literasi dan

Penilaian Portofolio dalam Konteks Pembelajaran Menulis di SD.

Penelitian ini menunjukkan bahwa pengajaran literasi dan penilaian

portofolio dalam konteks pembelajaran menulis di SD menghasilkan

kualitas pengajaran menulis yang sangat baik. Motivasi siswa dapat

terbangun, keterampilan membaca dan menulis siswa berkembang dengan

baik.

2. Suyono (2009) dengan judul Pembelajaran Efektif dan Produktif Berbasis

Literasi: Analisis Konteks, Prinsip, dan Wujud Alternatif Strategi

Implementasinya di Sekolah. Penelitian ini menunjukkan bahwa literasi

dapat dijadikan sebagai basis pengembangan pembelajaran efektif dan

produktif di sekolah. Siswa terampil membaca dan mengolah informasi,

serta kemampuan siswa dalam membaca dan menulis juga berkembang.

Siswa juga terampil menghubungkan antar materi pelajaran, lancar

mengembangkan gagasan, memahami dan memecahkan masalah.

3. Usha Naidoo, Karunanidhi Reddy dan Nirmala Dorasamy (2014) dengan

judul Reading Literacy in Primary Schools in South Africa: Educator

Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017

24

Perspective on Factors Affecting Reading Literacy and Strategies for

Improvement. Penelitian ini menunjukkan bahwa pendidik harus

mengembangkan siswa untuk berpikir kritis, memanfaatkan waktu untuk

membaca, melakukan pertemuan informal mingguan untuk membahas

kesulitan umum dengan menggunakan alat bantu visual yaitu DVD dan

CD. Siswa terlibat dalam latihan PR yang bermakna, mengembangkan

kemampuan siswa secara komprehensif dan terlibat dalam membacakan.

4. Evan T. Ortlieb (2010) dengan judul Beyond Just Book: Sparking

Children’s Interest in Reading. Penelitian ini menunjukkan bahwa setiap

hari selama 15 menit siswa membaca majalah, membaca koran dengan

sistem perputaran, artinya siswa membaca secara bergantian. Hal ini

menjadikan siswa tidak lagi mengeluh dalam hal membaca dan kegiatan

membaca menjadi kegiatan yang menyenangkan.

C. Kerangka Pikir

Peneliti melakukan observasi ke SD Negeri Polomarto, Kecamatan

Butuh, Kabupaten Purworejo. Peneliti menemukan masalah yaitu rendahnya

minat membaca pada siswa. Berdasarkan observasi awal, diketahui bahwa

minat membaca siswa di SD Negeri Polomarto rendah. Siswa lebih senang

bermain pada waktu luang daripada untuk membaca buku. Siswa akan

membaca buku apabila guru di sekolah memberi tugas dan menyuruh untuk

membaca buku. Hasil wawancara dengan beberapa siswa menunjukkan

bahwa siswa tidak suka membaca buku, alasannya karena membaca buku

membosankan dan siswa lebih tertarik untuk bermain bersama teman-

Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017

25

temannya. Hal tersebut menunjukkan bahwa budaya literasi siswa di SD

Negeri Polomarto belum terbentuk, sehingga dengan adanya sudut baca

diharapkan dapat memberikan stimulasi pada siswa untuk membaca.

Berdasarkan masalah yang ditemukan di sekolah tersebut, peneliti

ingin melakukan penelitian tentang analisis pemanfaatan sudut baca guna

menumbuhkan budaya literasi siswa. Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif. Peneliti akan melakukan penelitian dengan judul Analisis

Pemanfaatan Sudut Baca di Lingkungan Sekolah guna Menumbuhkan

Budaya Literasi pada Siswa di SD Negeri Polomarto. Penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui pelaksanaan pemanfaatan sudut baca di sekolah dasar guna

menumbuhkan budaya literasi siswa.

Analisis Pemanfaatan Sudut…, Rizka Viviana Masruroh, FKIP, UMP, 2017