42
13 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. Pengertian Pembelajaran Terpadu Udin Syaefudin (2006: 4) menyatakan bahwa konsep pembelajaran terpadu yang pada dasarnya upaya untuk mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa dan kemampuan pengetahuannya. Menurut Ujang Sukandi (2001: 3) menyatakan “pengajaran terpadu pada dasarnya dimaksudkan sebagai kegiatan mengajar dengan memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan cara ini dapat dilakukan mengajarkan beberapa materi pelajaran disajikan setiap pertemuan. Selain itu Sri Anitah (2003: 10) menyatakan “pembelajaran terpadu adalah sebagai suatu konsep yang menggunakan pendekatan pembelajaran konsep-konsep secara terkoneksi baik secara inter maupun antar mata pelajaran”. Terjalinnya hubungan anatr setiap konsep secara terpadu akan memvasilitasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran dan mendorong siswa untuk memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menhubungkannya dengan pengalaman nyata. Hal ini sesuai dengan ciri-ciri pembelajaran terpadu yang diuraikan oleh Tim Pengembang PGSD (1996: 7) yaitu berpusat pada anak, memberikan pengalam lansung, pemisahan antar bidang studi tidak begitu

BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

  • Upload
    buihanh

  • View
    219

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

13

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran Terpadu

1. Pengertian Pembelajaran Terpadu

Udin Syaefudin (2006: 4) menyatakan bahwa konsep pembelajaran

terpadu yang pada dasarnya upaya untuk mengintegrasikan perkembangan

dan pertumbuhan siswa dan kemampuan pengetahuannya. Menurut Ujang

Sukandi (2001: 3) menyatakan “pengajaran terpadu pada dasarnya

dimaksudkan sebagai kegiatan mengajar dengan memadukan materi

beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Dengan demikian, pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar dengan cara ini dapat dilakukan mengajarkan

beberapa materi pelajaran disajikan setiap pertemuan.

Selain itu Sri Anitah (2003: 10) menyatakan “pembelajaran terpadu

adalah sebagai suatu konsep yang menggunakan pendekatan pembelajaran

konsep-konsep secara terkoneksi baik secara inter maupun antar mata

pelajaran”. Terjalinnya hubungan anatr setiap konsep secara terpadu akan

memvasilitasi siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran dan

mendorong siswa untuk memahami konsep-konsep yang mereka pelajari

melalui pengalaman langsung dan menhubungkannya dengan pengalaman

nyata. Hal ini sesuai dengan ciri-ciri pembelajaran terpadu yang diuraikan

oleh Tim Pengembang PGSD (1996: 7) yaitu berpusat pada anak,

memberikan pengalam lansung, pemisahan antar bidang studi tidak begitu

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

14

jelas, menyajikan konsep dari berbagai bidang studi, bersifat luwes dan

hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan

anak. Dengan demikian sangat dimungkinkan hasil belajar yang diperoleh

siswa akan lebih bermakna. Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran

yang dapat mengeksplorasi pengetahuan mereka dalam berbagai mata

pelajaran yang berkaitan dengan aspek-aspek tertentu dari lingkungan

mereka.

Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan untuk mengembangkan

pengetahuan siswa dalam pembentukan pengetahuan berdasarkan pada

interaksi dengan lingkungan dan pengalaman kehidupannya. Hal ini untuk

belajar menghubungkan apa yang telah dipelajari dan apa yang sedang

dipelajari. Pembelajaran terpadu merupakan suatu system pembelajaran

yang memungkinkan siswa secara individual ataupun kelompok aktif

mencari, menggali, dan menetukan konsep serta prisip keilmuan secara

holistik, bermakna dan autentik.

2. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran cocok digunakan saat

usia dini, karena usia ini siswa belajar secara kompleks. Kelebihan dan

kekurangan model pembelajaran terpadu dikemukakan oleh Tim

Pengembang PGSD (1996: 7-8). Adapun kelebihannya dijabarkan sebagai

berikut.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

15

a. Pengalaman dan kegiatan belajar anak akan selalu relevan dengan

tingkat perkembangan anak.

b. Kegiatan dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan belajar anak.

c. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak sehingga hasil

belajar akan dapat bertahan lebih lama.

d. Menumbuhkembangkan anak dalam berfikir.

e. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan

permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan anak.

f. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial anak seperti kerja sama,

toleransi, komunikasi dan respek terhadap gagasan orang lain.

Selain kelebihan di atas kelemahan pembelajaran terpadu adalah

pembelajaran berfokus pada kegiatan pembelajaran saja tanpa

memperhatikan hasil. Dari uraian kelebihan dan kekurangan pembelajaran

terpadu diharapkan guru dapat memilih dan mengaitkan meteri sesuai

dengan kebutuhan siswa dengan kurikulum yang telah ditentukan.

3. Cara untuk Melaksanakan Pembelajaran Terpadu

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan pembelajaran

terpadu diungkapkan oleh Tim Pengembang PGSD (1996: 13) yaitu

ketelitian dalam mengantisipasi kemanfaatan arahan pengait konseptual

intra maupun antar bidang studi, penguasaan material dan medodologi

terhadap bidang-bidang studi yang perlu dikaitkan dan memperhatikan

kurikulum yang telah ada sehingga tercapainya tujuan pendidikan.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

16

Menurut Tim Pengembang PGSD (1996: 10-13) ragam bentuk

implementasi pembelajaran terpadu dapat diuraikan dalam bentuk sebagai

berikut.

a. Ditinjau dari sifat materi yang dipadukan

Jika ditinjau dari sifat yang dipadukan, makaada dua macam

bentuk implementasi pembelajarn terpadu yaitu pembelajarn terpadu

intra bidang studi dan antar bidang studi. Pembelajarn terpadu

dikatakan bersifat intra bidang studi jika yang dipadukan adalah

materi-materi dalam satu bidang studi. Sebagi contoh dalam pelajaran

matematika yang dipadukan materi pengukuran, pecahan, operasi

hitung dan pembagian. Sedangkan pembelajarn antar bidang studi

merupakan pembelajarn yang memadukan pokok bahasan-pokok

bahasan dengan bidang studi lain. Suatu pembelajarn yang

memadukan matematika dengan bahasa.

b. Ditinjau dari cara memadukan materinya

Di dalam pembelajaran terpadu, gurudan siswa menentukan unsur-

unsur bidang studi yang bias dipelajari tanpa harus ada tumpang tindih

dengan bidang studi yang lain. Jka suatu tema telah ditetapkan,

misalnya banjir, siswa diajak mempelajari aspek matematika, ips dan

bahsa Indonesia. Siswa tidak hanya dituntut untuk mengetahui aspek

masing-masing bidang studi, melainkan harus mengordinasikannya

seemikian rupa menjadi satu kesatuan yang utuh.

c. Ditinjau dari perencanaan pemaduannya

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

17

Pembelajaran terpadu ada kalanya terjadi melalui proses

perencanaan yang matang, namun ada kalanya terjadi secara spontan.

Guru dapat merancang sejak awal pembelajaran terpadu yang segala

aktifitasnya diarahkan untuk menciptakan keterpaduan. Guru dapat

memilih tema yang dapat menjadi paying untuk memadukan beberapa

bidang studi dan menyusun kegiatan belajar sesuai pokok bahasan.

d. Dilihat dari waktu pelaksanaannya

Waktu pembelajaran terpadu bisa bermacam-macam. Pembelajaran

terpadu dilaksanakan dengan waktu tertentu, yaitu apabila materi yang

diajarkan cocok diajarkan secara terpadu. Pembelajarn terpadu dapat

dilaksanakan sesuai dengan pokok bahsan yang diajarkan.

Dengan melihat berbagai ragam implementasi pembelajaran

terpadu, dapat diuraikan bahwa pembelajaran terpadu dimulai dari

tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pembelajarn terpadu

masih dibagi menjadi tiga model yaitu model pembelajaran tematik,

keterpaduan intra bidang studi dan inter bidang studi, yang masing-

masing akan dijelaskan lebih lanjut.

4. Model Pembelajaran Terpadu

Tiga model pembelajaran terpadu yang dipilih dan dikembangkan

yaitu model keterhubungan (connected), model keterpaduan (integreted)

dan model jaring laba-laba (webbed). Penjelasan dari masing-masing

model pembelajaran terpadu dijabarkan sebagai berikut.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

18

a. Model keterpaduan (integrated)

1) Pengertian model keterpaduan (integreted)

Menurut Tim Pengembang PGSD (1996: 15) menyatakan

bahwa “ model ini merupakan pembelajaran terpadu yang

menggunakan pendekatan antar bidang studi”. Model ini

menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas

kurikuler dan menemukan ketetampilan, konsep, dan sikap yang

saling tumpang tindih di dalam beberapa bidang studi.

2) Kelebihan dan kekurangan model keterpaduan

Kelebihanya diungkap oleh Trianto (2011: 118) bahwa

kelebihan model integrated adalah dapat memotifasi siswa dalam

belajar, dapat memahami antar bidang studi, dapat memberikan

perhatian pada berbagai bidang yang penting dalam satu saat.

Dalam tipe ini guru tidak perlu mengulang kembali materi yang

tumpang tindih sehingga tercapailah efisiensi dan efektifitas

pembelajaran. Sedangkan kelemahannya adalah pengintegrasian

kurikulum dengan konsep-konsep dari masing-masing bidang

studi menuntut adanya sumber belajar yang beraneka ragam.

3) Pengembangan model keterpaduan

Guru melaksanakan model keterpaduan dimulai dengan

menentukan bidang studi yang akan dikaitkan. Misalnya guru

akan membahas tentang banjir. Sebagai contoh pada pelajaran

IPS membahas dari penyebab, akibat yang ditimbulkan dan solusi

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

19

pencegah banjir. Dalam pelajaran IPA dapat dipadukan tentang

pengolahan limbah dan pelajaran bahasa Indonesia dapat

mengarang dalam bentuk karangan ataukah puasi. Maka mata

pelajaran yang terdapat pokok bahsan tentang banjir dipilih dan

disajikan dalam satu rangkaian pembelajaran agar tidak terjadi

tumpah tindih. Setelah ditentukan, dibuat RPP dan kemudian

direalisasikan dalam bentuk pelaksanaan. Setelah pelaksanaan

diadakan evaluasi. Evaluasi secara terpadu, bukan terpisah-pisah

pada setiap mata pelajaran.

b. Model keterhubungan (connected)

1) Pengertian model keterhubungan (connected)

Menurut Tim Pengembang PGSD (1996: 14) menyatakan

“model keterhubungan adalah pembelajaran terpadu yang sengaja

diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan yang lain,

satu topik dengan topik yang lain…”.

2) Kelebihan dan kekurangan nodel keterhubungan

Forgatry (Trianto, 2011: 114) menyatakan bahwa beberapa

kelebihan pembelajaran terpadu model connected antara lain

siswa mempunyai gambaran yang luas sebagai mana suatu bidang

studi yang terfokus pada suatu aspek tertentu, siswa dapat

mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus-menerus dan

siswa dapat mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta

mngasimiliasi ide-ide dalam memecahkan masalah. Sedangkan

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

20

kelemahannya antara lain masih terpisahnya inter bidang studi,

tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, usaha untuk

mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi

terabaikan (Trianto, 2011: 114).

3) Pengembangan model keterhubungan

Dalam model keterhubungan dapat digunakan di kelas rendah

maupun di kelas tinggi. Pengembangan dimulai dengan memilih

pokok bahasan atau keterampilan dalam satu mata pelajaran yang

akan dipakai. Sebagai contoh pada pelajaran bahasa Indonesia,

yang akan dihubungkan adalah menyimak, membaca, menulis

dan mengarang. Setelah itu dibuat RPP yang mencakup

keterhubungan tersebut yang kemudian direalisasikan kepada

siswa. Setelah pelaksanaan maka diadakan evaluasi secara

terpadu sesuai dengan keterampilan yang ditentukan.

c. Model jaring laba-laba (webbed)

Model pembelajaran yang diterapkan dalam sekolah dasar

diantaranya model pembelajaran tematik. Sutirjo dan Sri Istuti Mamik

(2005: 6) menyatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan satu

usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai atau

sikap pembelajaran, serta pemikiran yang jkreatifdengan menggunakan

tema. Selain itu Tim Pengembang PGSD (1996: 14) menyatakan “model

pembelajarn terpadu yang menggunakan pendekatan tematik.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

21

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang

mengguanakan tema sebagai pemersatu materi dalam beberapa mata

pelajaran sekaligus satu tatap muka (Kunandar 2007: 334). Pendekatan

ini dimulai dari penentuan tema. Tema dapat ditetapkan dengan negosiasi

antara guru dan siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi bersama

guru. Setelah disepakati, dikembangkan sub-sub temanya dengan

memperhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi. Dari sub-sub

tema ini dikembangkan aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa.

Pembelajaran tematik yaitu pembelajaran yang bertitik tolak pada

tema, jadi dalam menentukan materi ajar dimulai dengan menentukan

tema kemudian memilih materi pelajaran yang sesuai dengan tema. Jika

terdapat materi yang tidak sesuai dengantema, maka disusun silabus

tersendiri.

Menurut buku panduan PPL 1 UNY (2011: 22) menyatakan bahwa

prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran tematik adalah

bersifat terintegrasi dalam lingkungan, bentuk belajar harus dirancang

agar siswa bekerja secara sungguh-sungguh untuk menemukan tema

pembelajaran yang nyata sekaligus pengaplikasiaanya dan pembelajaran

tematik harus efisien waktu dengan materi yang disampaikan.

5. Perbedaan Antara Connected, Integreted, dan Webbed

Perbedaan antara ketiga model pembelajaran terpadu yaitu dapat

dilihat dari tahap paling awal yaitu dalam menentukan materi. Jika model

keterhubungan (connected) dengan inter bidang studi yaitu

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

22

menghubungkan aspek-aspek keterampilan atau materi dalam satu mata

pelajaran. Model keterpaduan (integrated) dengan antar bidang studi

yaitu memilih materi dari beberapa mata pelajaran yang memiliki

kesamaan pokok bahasan. Sedangkan pembelajaran tematik yaitu

pembelajaran yang bertitik tolak pada tema, jadi dalam menentukan

materi ajar dimulai dengan menentukan tema kemudian memilih materi

pelajaran yang sesuai dengan tema. Jika terdapat materi yang tidak sesuai

dengantema, maka disusun silabus tersendiri.

Suharjo (2006: 37), tahap-tahap perkembangan anak secara

hierarkis terdiri dari empat tahap, yaitu tahap sensori motoris, tahap pra

operasional, tahap operasi kongkrit, dan tahap operasional formal. Dalam

penelitian ini menggunakan pembelajaran terpadu yaitu model

pembelajaran tematik dengan alasan bahwa pembelajaran tematik dapat

menyajikan materi sesuai dengan karakteristik kelas awal karena usia

dini dan gaya belajarnya dihubungkan dengan dunia nyata atau konkret

serta menyeluruh. Pengertian pembelajaran tematik selengkapnya akan

dibahas di bagian lain.

B. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik (webbed)

Model pembelajaran yang diterapkan dalam sekolah dasar diantaranya

model pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran

terpadu yang mengguanakan tema sebagai pemersatu materi dalam

beberapa mata pelajaran sekaligus satu tatap muka (Kunandar, 2007: 334).

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

23

Trianto (2010: 139) “pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu

yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran…”.

Hal senada juga diungkapkan oleh Tim Pengembang PGSD (1996: 14)

bahwa “model jaring laba-laba dimulai dengan menentukan tema”. Dari

pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah

pembelajaran yang menggabungkan beberapa mata pelajaran agar

pembelajaran lebih bermakna.

Pembelajaran tematik bertitik tolak pada tema. Menurut Depdiknas

(2006: 16) tema merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan berbagai

konsep kepada anak didik secara utuh. Tema ditetapkan dengan negosiasi

antara guru dan siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi antara sesama

guru. Setelah tema tersebut disepakati, dikembangkan sub-sub temanya

dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi

pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran yang

memadukan beberapa materi pembelajaran dari berbagai standar

kompetensi, dan kompetensi dasar dari beberapa mata pelajaran.

Penerapan pembelajaran dilakukan melalui penentuan keterkaitan standar

kompetensi, kompetensi dasar, tema dan masalah yang dihadapi.

Keuntungan pelaksanaan tematik diungkapkan Trianto (2011: 153)

bahwa pembelajaran tematik sebagai bagian dari pembelajaran terpadu

memiliki kuntungan yang dapat dicapai sebagai berikut.

a. Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

24

b. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan

berbagai kompetensi dasar antar isi mata pelajaran dalam tema yang

sama.

c. Pemahaman materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.

d. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan

mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.

e. Lebih dapat merasakan manfaat dan makna belajar karena materi

disajikan dalam konteks tema yang jelas.

f. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam

situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu

mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain.

g. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan

secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua

atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk

kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan materi.

Alasan yang mendasari untuk meggunakan model pembelajaran

tematik bahwa dunia anak adalah nyata, proses pemahaman anak terhadap

suatu konsep dalam suatu peristiwa atau objek lebih terorganisasi,

pembelajaran lebih bermakna, memberi peluang siswa untuk

mengembangkan kemampuan diri, meperkuat kemampuan yang diperoleh

dan efisiensi waktu.

Berdasarkan kajian di atas dapat ditegaskan bahwa pembelajaran

tematik dilakukan dengan maksud sebagai upaya untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pendidikan, terutama untuk mengimbangi padatnya

kurikulum serta lebih menekankan partisipasi/keterlibatan siswa dalam

belajar.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

25

2. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang mempunyai

karakteristik tertentu. Karakteristik pada pembelajaran tematik menurut

Depdiknas (2006: 6) dalam Trianto (2011: 163) adalah sebagai berikut.

a. Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered),

hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak

menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih

banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-

kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

b. Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung

kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini,

siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar

untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran

menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada

pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan

siswa.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

26

d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai

mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian,

Siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini

diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-

masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

e. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru

dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata

pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan

siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

Pembelajaran tematik mengadopsi prinsip pembelajaran

PAKEM yaitu pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Aktif bahwa pembelajaran peserta didik secara fisik maupun mental

dalam hal mengemukakan penalaran atau alasan, mengemukakan

kaitan yang satu dengan yang lain, mengomunikasikan ide,

mengemukakan bentuk representasi yang tepat, dan menggunakan

semua itu untuk memecahkan masalah.

Kreatif berarti dalam pembelajaran peserta didik melakukan

serangkaian proses pembelajaran secara runtut dan berkesinambungan

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

27

yang meliputi memahami masalah, merencanakan pemecahan

masalah, melaksanakan rencana pemecahan masalah, memeriksa

ulang pelaksanaan msalah.

Efektif artinya berhasil mencapai tujuan sebagaimana yang

diharapkan. Menyenangkan berarti sifat terpesona dengan keindahan,

kenyamanan, dan kemanfaatanya sehingga mereka terlibat dengan

asyik dalam belajar sambil bermain.

3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik

Tim Pengembang PGSD (1996: 17) menyatakan, kelebihan

pembelajaran tematik yaitu penyeleksian tema sesuai dengan minat akan

motivasi siswa, memudahkan perencanaan, lebih mudah dilakukan guru

yang belum pengalaman, dan pendekatan tematik dapat memotivasi siswa

dan menberikan kemudahan bagi anak didik. Kelemahan tematik adalah

sulit dalam menyeleksi tema, cenderung untuk merumuskan tema yang

dangkal dan dalam pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada

kegiatan dari pada pengembangan konsep.

Dari kelemahan dan kelebihan diharapkan guru dapat menyesuaikan

materi, media serta metode dengan karakteristik siswa. Penekanan

pembelajaran tematik di kelas awal lebih ke arah penguasaan kemampuan

membaca, menulis, dan berhitung serta penanaman nilai moral dengan

menyesuaikan lingkungan sekitar yang dikemas dalam kegiatan yang

menyenagkan dan memotivasi siswa.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

28

4. Alokasi Waktu Pembelajaran Tematik

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan

pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran setiap

minggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan,

kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kompetensi dasar. Alokasi waktu

yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu yang

dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu yang dibutuhkan

peserta didik untuk menguasai kompetensi dasar.

Trianto (2011: 343) menyatakan bahwa dalam mengalokasikan waktu,

guru harus memperhatikan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk setiap

semester. Dalam rangka Dasar kurikulum 2006, minggu efektif dalam satu

tahun pelajaran (dua semester) adalah sekitar 36 minggu. Untuk kelas awal

SD/MI kelas 1, 2, dan 3 alokasi waktu total yang disediakan adalah 30-31

jam pelajaran setiap minggu, sedangkan untuk kelas tinggi (kelas 4-6)

alokasi waktu total yang disediakan adalah 32 jam untuk kelas 3 dan 36

jam pelajaran untuk kelas 4, 5, 6 per minggu. Satu jam tatap muka

dilaksanakan selama 35 menit (kelas awal) dan 40 menit kelas tinggi.

C. Langkah-langkah penyusunan pembelajaran tematik

Prabowo dalam Trianto (2011: 167) menyatakan bahwa secara umum

langkah-langkah penyusunan model pembelajaran terdiri dari tiga tahap yaitu

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Adapun penjelasannya sebagai

berikut.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

29

1. Tahap Perencanaan

Perencanaan adalah penyusunan langkah-langkah yang akan

dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Abdul Majid,

2006: 15). Perencanaan dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam

jangka waktu tertentu sesuai dengan pembuat rencana. Perencanaan yang

dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran dengan

memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik. Dalam implementasi

pembelajaran tematik di sekolah dasar perlu dilakukan beberapa hal yang

meliputi tahap perencanaan yang mencakup kegiatan pemetaan

kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, pengembanagan silabus

dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Depdiknas (2006: 10)

menjabarkan tahap-tahap perencanaan pembelajaran tematik sebagai

berikut.

a. Pemetaan Kompetensi Dasar

Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran

secara menyeluruh dan untuk semua standar kompetensi, kompetensi

dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan

dalam tema yang dipilih. Kegiatan yang dilakukan dijabarkan sebagai

berikut.

1) Pemetaan standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD),

dan indikator

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

30

Penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam

indikator Melakukan kegiatan penjabaran standar kompetensi dan

kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran ke dalam indikator.

Dalam mengembangkan indikator perlu memperhatikan hal-hal

sebagai berikut.

a) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta

didik.

b) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata

pelajaran.

c) Dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan

atau dapat diamati.

2) Menentukan tema

a) Penentuan tema

Dalam menentukan tema dapat dilakukan dengan dua

cara. Cara pertama, mempelajari standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata

pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.

Cara kedua, menetapkan terlebih dahulu tema-tema

pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut, guru

dapat bekerja sama dengan peserta didik sehingga sesuai

dengan minat dan kebutuhan anak

b) Prinsip penentuan tema

Depdiknas (2006: 16) menyatakan bahwa dalam penetuan

tema hendaknya menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

31

(1) Kedekatan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari

tema yang terdekat dengan kehidupan peserta didik

kepada tema yang semakin jauh dari kehidupan mereka.

(2) Kesederhanaan, artinya tema hendaknya dipilih mulai dari

tema-tema yang sederhana ke tema-tema yang lebih rumit

bagi peserta didik.

(3) Kemenarikan, artinya bahwa tema hendaknya dipilih

mulai dari tema yang menarik ke tema yang kurang

menarik.

(4) Keinsidentalan atau kesesuaian, artinya tema disesuaikan

dengan situasi dan kondisi yang ada di lingkungan

setempat.

c) Langkah penentuan tema

Dalam Depdiknas (2006: 17) menyatakan langkah

penentuan tema sebagai berikut.

(1) Mengidentifikasi tema yang sesuai dengan hasil belajar

dan indikator dalam kurikulum.

(2) Menata dan mengurutkan tema berdasarkan prinsip-

prinsip pemilihan tema.

(3) Menjabarkan tema kedalam sub-sub tema agar cakupan

tema lebih terurai.

(4) Memilih sub tema yang sesuai.

d) Prinsip penggalian tema

Prinsip penggalian merupakan prinsip utama dalam

pembelajaran tematik. Artinya tema-tema yang saling tumpang

tindih dan ada keterkaitan menjadi target utama dalam

pembelajaran. Dalam Trianto (2011: 155) telah dijabarkan

prinsip penggalian tema sebagai berikut.

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

32

(1) Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan

mudah dapat digunakan untuk memadukan banyak mata

pelajaran.

(2) Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang

dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa

untuk belajar selanjutnya.

(3) Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan

psikologis anak.

(4) Tema hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa

autentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar.

(5) Tema hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang

berlaku serta harapan masyarakat (asas relevansi).

(6) Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan

ketersediaan sumber belajar.

3) Identifikasi dan analisis standar kompetensi, kompetensi dasar, dan

indikator

Melakukan identifikasi dan analisis standar kompetensi,

kompetensi dasar, dan indikator disesuaikan dengan setiap tema

sehingga semua standar kompetensi, kompetensi dasar, dan

indikator terbagi habis.

4) Pemetaan keterhubungan KD dan Indikator ke dalam Tema

Trianto (2011: 324) menyatakan pemetaan KD dan indikator

ke dalam tema dimulai dengan kegiatan sebagai berikut.

(a) Memetakan semua mata pelajaran yang dijabarkan di kelas 1-

3.

(b) Mengidentifikasi standar kompetensi dalam setiap mata

pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3.

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

33

(c) Mengidentifikasi KD setiap mata pelajaran yang diajarkan di

kelas 1-3.

(d) Menjabarkan KD kedalam indikator.

(e) Mengidentifikasi tema-tema berdasarkan keterpaduan SK, KD,

indikator dalam semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas

1-3.

5) Kegiatan pemetaan keterhubungan Tema ke dalam SK, KD, dan

Indikator

Trianto (2011: 326) menyatakan bahwa pemetaan

keterhubungan tema dengan SK, KD dan Indikator dilakukan

dengan kegiatan sebagai berikut.

(a) Mengidentifikasi tema-tema yang digunakan sebagai

pengikat keterpaduan berbagai mata pelajaran.

(b) Memetakan semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-

3.

(c) Mengidentifikasi SK dalam setiap mata pelajaran yang

diajarkan di kela 1-3.

(d) Mengidentifikasi KD setiap mata pelajaran yang diajarkan

kelas 1-3.

(e) Menjabarkan KD ke dalam indikator.

(f) Menganalisis keterhubungan tema-tema dengan SK, KD, dan

indikator dari semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas

1-3.

b. Pembuatan jaringan tema

Trianto (2010: 328) jaringan tema adalah pola hubungan antara

tema tertentu dan sub-sub pokok bahasan yang diambil dari berbagai

bidang studi terkait Setelah melakukan pemetaan, dapat dibuat jaringan

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

34

tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan indicator dengan

tema pemersatu dan mengembangkan indikator pencapaiannya untuk

setiap kompetensi dasar yang terpilih (Kunandar, 2007: 120).

Dalam teknik pembuatan jaringan tema harus menginventarisasi

materi lalu mengelompokkan materi yang sudah diinventariskan

kemudian menghubungkan ke dalam rumpun mata pelajaran dengan

tema. Sebuah jaringan tema dianggap baik jika memenuhi beberapa

kriteria. Trianto (2011: 330) mengungkapkan kriteria jaringan tema

adalah simpel artinya jaringan tema dibuat untuk mempermudah

penyusunan pembuatan RPP. Sinkron, pada dasarnya, jaringan tema

terdiri dari dua komponen utama, yaitu tema pengikat dan tema terkait.

Untuk itu perlu diperhatikan sinkronisasi antara tema dan materi terkait.

Logis, materi yang dijaring memang merupakan bagian dari tema.

Mudah dipahami, jaringan tema yang baik adalah jaringan tema yang

dapat dipahami oleh semua orang. Terpadu, tema dan materi diikat oleh

kesamaan substansi yang ingin disampaikan kepada peserta didik.

c. Penyusunan silabus

Silabus dikembangkan dari jaringan tema. Silabus dapat

dirumuskan untuk keperluan satu minggu atau atau dua minggu,

tergantung pada keluasan dan kedalaman kompetensi yang diharapkan.

Depdiknas (2006: 15) menyatakan bahwa silabus merupakan

seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran,

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

35

pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar. Trianto (2011: 138)

silabus adalah rencana pembelajaran pada satu dan atau kelompok mata

pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi

dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu,

dan sumber/bahan/alat belajar. Dapat disimpulkan bahwa silabus

merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke

dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator

pencapaian kompetensi untuk penilaian.

Penyususan silabus dapat dilakukan oleh tim yang terdiri dari

kepala sekolah, guru dan konselor, dan dapat melibatkan komite

sekolah, narasumber atau pihak terkait lainnya, yang disupervise oleh

dinas/kementrian agama setempat. Tujuan disusun silabus guna

memenuhi kompetensi yang harus dikuasai, cara untuk mencapai, serta

cara mengetahui pencapaianya.

Menurut Saud dalam Trianto (2011: 333) prinsip-prinsip

pengembangan silabus pembelajaran tematik sebagai berikut.

1) Disusun berdasarkan prinsip ilmiah berarti materi yang disajikan

dalam silabus harus memenuhi kebenaran dan dapat dipertanggung

jawabkan secara ilmiah.

2) Ruang lingkup dan urutan penyajian materi pembelajaran dalam

silabus, termasuk kedalaman tingkat kesulitanya. Disesuaikan

dengan perkembangan dan kebutuhan siswa.

3) Secara sistematis, artinya semua komponen yang ada dalam silabus

harus merupakan satu kesatuan yang saling terkait untuk mencapai

kompetensi dasar.

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

36

4) Silabus disusun berdasarkn bagan/matriks keterhubungan

kompetensi dasar dan tema pemersatu yang telah ditetapkan.

5) Dalam memilih aktivitas belajar siswa, ciptakan berbagai kegiatan

yang sesuai kompetensi dasar dan tema.

6) Kompetensi dasar setiap mata pelajarn yang tidak bisa dikaitkan

dalam pembelajaran tematik disusun tersendiri.

d. Penyusunan rencana pembelajaran

Kunandar (2007: 343) menyatakan bahwa RPP merupakan

penjabaran yang lebih rinci dari silabus yang dipergunakan untuk satu

kali pertemuan. Trianto (2011: 350) menjelaskan RPP adalah rencana

yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran

untuk mencapai satu KD yang ditetapkan dalam standar isi dan telah

dijabarkan dalam silabus. Trianto (2011: 139) menyatakan bahwa RPP

adalah rencana pengajaran pendidikan yang lebih mengarah kepada

guru. Guru mengajarkan apa yang diberikan sesuai RPP kepada peserta

didik.

Untuk kepentingan melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru

perlu membuat RPP sebagai pedoman mengajar. Dalam Trianto (2011:

350) menyatakan bahawa landasan pengembangan RPP di jelaskan

dalam PP No. 19 Tahun 2005 pasal 20 yaitu perencanaan proses

pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran

yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi

pembelajaran, meode pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil

belajar.

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

37

Trianto (2011: 139) menyatakan bahwa kurikulum RPP (ditulis

dalam PP No.19, 2005: Bab IV Pasal 19 ayat 1) dalam Standar Nasional

Pendidikan dijelaskan bahwa standar proses pembelajaran pada satuan

pendidikan diselenggarakan secara interaksi, inspirasif, menyenangkan,

menantang, memotivasi anak didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi anak

didik. Adapun komponen RPP tematik dijelaskan oleh Trianto (2011:

351) sebagai berikut.

1) Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan

ditematikkan, kelas, semester, dan waktu/banyaknya jam

pertemuan yang dialokasikan).

2) Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan.

3) Materi pokok beserta uraianya yang perlu dipelajari siswa dalam

rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.

4) Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkrit yang

harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi

pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi

dasar dan indikator, kegiatan ini tertuang dalam kegiatan

pembukaan, inti dan penutup).

5) Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian

kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam

krgiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi dasar

yang harus dikuasai.

6) Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan

digunakan untuk menilai pencapaian belajar peserta didik serta

tindak lanjut hasil penilaian).

Berdasarkan uraian tentang perencanaan pembelajaran tematik di

atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran tematik

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

38

berbeda dengan perencanaan pembelajaran seperti biasanya. Dalam

penyusunan perencanaan pembelajaran, diharapkan guru memiliki

kreatifitas yang tinggi. Pada beberapa tahapan seperti pemetaan

kompetensi dasar, menentukan jaringan tema, dan penyusunan silabus

sangat dibutuhkan ketelitian dan kejelian dari guru agar tema-tema yang

disajikan dalam proses pembelajaran dapat tepat sasaran sesuai

kebutuhan siswa.

2. Tahap pelaksanaan

a. Pengaturan jadwal pembelajaran

Menurut Trianto (2011: 220) pengaturan jadwal pelajaran

merupakan prosedur yang bersifat administratif. Dalam penyusunan

jadwal, guru kelas 1, 2 dan 3 diikut sertakan dalam pembuatan jadwal,

karena guru kelas rendah harus mengimplementasikan pembelajaran

tematik. Adpun model jadwal pengajaran tematik ada dua macam yang

dijabarkan sebagai berikut.

1) Model jadwal pengajaran tematik dengan mata pelajaran

Model pembelajaran dengan mata pelajaran pada umumnya

dipakai di SD. Model jadwal ini, dengan tema masuk dalam mata

pelajaran. Artinya tema-tema yang dipakai dalam pembelajaran

tematik tidak tampak dalam jadwal, tetapi yang tertulis di jadwal

yaitu nama pelajaran.

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

39

2) Model jadwal pengajaran tematik secara terintegrasi

Jadwal pelajaran tematik secara terintegrasi adalah jadwal

pelajaran yang menggunakan tema-tema, bukan nama mata

pelajaran. Oleh karena itu, dalam pelajaran tidak tertulis nama-

nama pelajaran. Teknik merancang jadwal mata pelajaran tematik

dengan mata pelajaran

a) Semua guru yang mengajar di kelas 1, 2 dan 3, baik guru kelas,

mata pelajaran agama, guru pendidikan jasmani, maupun

muatan lokal perlu bersama-sama menyusun jadwal pelajaran.

b) Menyusun jadwal pelajaran dengan menggunakan tabel berisi

mata pelajaran dan jam mata pelajaran.

c) Semua guru bermusyawarah menentukan tema.

d) Teknik merancang jadwal pelajaran tematik secara terintegrasi.

e) Semua guru yang mengajar di kelas 1, 2 dan 3, baik guru kelas,

mata pelajaran agama, guru pendidikan jasmani, maupun

muatan lokal perlu bersama-sama menyusun jadwal pelajaran.

f) Sebelum dimulai tahun ajaran baru, semua guru

bermusyawarah untuk menentukan tema-tema yang digunakan

dalam pembelajaran tematik dalam satu tahun.

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

40

g) Sebaiknya madarasah atau sekolah memiliki jadwal dengan

nama mata pelajaran sebagai panduan guru untuk memahami

jumlah jam untuk setiap mata pelajaran.

b. Pengelolaan kelas

Agar suasana pembelajaran menjadi nyaman, pengelolaan kelas

diperlukan nusansa yang menarik. Dalam pengelolaan kelas menurut

Kunandar (2007: 347-348) ada beberapa hal yang harus diperhatikan

sebagai berikut.

1) Mengatur ruanagan

Ruangan perlu diatur sesuai dengan tema yang sedang

dilaksanakan.

2) Metode yang digunakan

Beberapa metode dapat digunakan dalam pembelajaran

tematik, anatara lain pemberian tugas, metode proyek, karya

wisata, bermain peran, demonstrasi, percobaan sederhana,

bercakap-cakap dan Tanya jawab, dan bercerita.

3) Pengelolaan kegiatan

Kegiatan dapat dilaksanakan dalam bentuk klasikal, kelompok,

berpasangan dan perseorangan.

4) Pengorganisasian ruang

Dalam pengaturan ruang kelas juga dijabarkan Trianto (2011:

191) meliputi berbagai hal sebagai berikut.

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

41

1) Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang

dilaksanakan.

2) Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan

dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung.

3) Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di

tikar/karpet.

4) Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di

dalam kelas maupun di luar kelas.

5) Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya

peserta didik dan memanfaatkan sebagai sumber belajar.

6) Alat, sarana, dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga

memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan

menyimpannya kembali. (Depdiknas, 2006).

Dengan memperhatikan hal-hal penting dalam pengelolaan kelas

maka guru menata ruang kelas agar tidak monoton. Dengan demikian

diharapkan siswa menjadi senang belajar karena nuansa kelas selalu

baru.

c. Tahapan Kegiatan Pembelajaran

Menurut Depdiknas (2006: 12), pelaksanaan pembelajaran tematik

setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu

kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan

penutup. Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan

pembukaan kurang lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit), kegiatan inti

3 jam pelajaran (3 x 35 menit), dan kegiatan penutup satu jam pelajaran

(1 x 35 menit). Selanjutnya Trianto (2011: 216-219) menjabarkan

kegiatan dalam pembelajaran sebagai berikut.

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

42

1) Kegiatan awal/ pendahuluan

Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan awal yang harus

ditempuh guru dan peserta didik pada setiap kali pelaksanaan

pembelajaran tematik. Fungsi utama untuk menciptakan suasana

awal pembelajaran yang efektif. Efisiensi waktu sangat

diperhatikan, karena durasi waktu antara 5-10 menit. Dengan waktu

yang singkat, guru diharapkan dapat menciptakan kondisi awal

pembelajaran dengan baik sehingga peserta didik siap mengikuti

pembelajaran dengan seksama.

Kegiatan utama yang dilaksanakan dalam pendahuluan

pembelajaran ini di antaranya untuk menciptakan kondisi-kondisi

awal pembelajaran yang kondusif, melaksanakan kegiatan

apersepsi (apperception), dan penilaian awal (pre-test). Penciptaan

kondisi awal pembelajaran dilakukan dengan cara mengecek atau

memeriksa kehadiran peserta didik (presense, attendance),

menumbuhkan kesiapan belajar peserta didik (readiness),

menciptakan suasana belajar yang demokratis, membangkitkan

motivasi belajar peserta didik, dan membangkitkan perhatian

peserta didik. Melaksanakan apersepsi (apperception) dilakukan

dengan cara mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang

sudah dipelajari sebelumnya dan memberikan komentar terhadap

jawaban peserta didik, dilanjutkan dengan mengulas materi

pelajaran yang akan dibahas. Melaksanakan penilaian awal dapat

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

43

dilakukan dengan cara lisan pada beberapa peserta didik yang

dianggap mewakili seluruh peserta didik, bias juga penilaian awal

ini dalam prosesnya dipadukan dengan kegiatan apersepsi. Pada

tahap ini dapat dilakukan penggallian terhadap pengalaman anak

tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang

dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan

menyanyi.

2) Kegiatan inti

Kegiatan inti merupakan kegiatan pelaksanaan pembelajaran

tematik yang menekankan pada proses pembentukan pengalaman

belajar peserta didik (learning experience). Kegiatan inti

pembelajaran tematik bersifat situasional, yakni disesuaikan

dengan situasi dan kondisi setempat. Terdapat beberapa kegiatan

yang dapat dilakukan dalam kegiatan inti pembelajaran tematik,

diantaranya adalah guru memberitahukan tujuan atau kompetensi

dasar yang harus dicapai oleh peserta didik beserta garis besar

materi yang akan disampaikan. Cara yang paling praktis adalah

menulisnya dipapan tulis dengan penjelasan secara lisan mengenai

pentingya kompetensi tersebut yang akan dikuasai oleh peserta

didik. Alternatif kegiatan belajar yang dialami peserta didik.

Kegiatan hendaknya lebih mengutamakan aktivitas peserta didik

dan guru sebagai fasilitator yang memberikan kemudahan kepada

peserta didik untuk belajar. Guru harus menyadiakan strategi

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

44

belajar mupun media yang menarik agar siswa terdorong untuk

menemukan konsep pada materi yang disampaikan.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam

kegiatan inti difokuskan pada kegiatan yang bertujuan untuk

pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan

pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai

strategi/metode yang berfariasi dan dapat dilakukan secara klasikal,

kelompok kecil, dan perorangan.

3) Kegiatan akhir/penutup

Kegiatan akhir dalam pembelajaran terpadu sebagai kegiatan

untuk menutup pelajaran, kegiatan penilaian hasil belajar siswa dan

kegiatan tindak lanjut.

Secara umum kegiatan akhir dan tindak lanjut dalam

pembelajaran terpadu adalah sebagai berikut.

a) Mengajak peserta didik untuk menyimpulkan materi yang

telah diajarkan.

b) Melaksanakan tindak lanjut pembelajaran dengan pemberian

tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah,

menjelaskana kembali bahan yang dianggap sulit oleh peserta

didik.

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

45

c) Mengemukakan topik yang akan dibahas pada pertemuan

selanjutnya.

d) Memberikan evaluasi lisan atau tertulis.

Dengan demikian sifat dari kegiatan penutup adalah

menenangkan. Guru hendaknya mengemas pesan-pesan dari materi

maupun pesan moral dalam bahasa yang menyenangkan sehingga

mudah dikenang dan tercipta pembelajaran yang bermakna.

3. Tahap Evaluasi

a. Pengertian

Evaluasi sangat penting guna mengetahui peningkatan nilai. Hal

ini diungkapkan Dimyati dan Mujiono (2006: 191) menyatakan bahwa

evaluasi adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada

obyek tertentu berdasakan suatu criteria tertentu. Trianto (2011: 253)

menjelaskan bahwa proses penilaian dalam pembelajaran tematik

adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara

berkala, berkesinambungan dan perkembangan yang telah dicapai oleh

anak didik melalui program kegiatan belajar

Menurut buku panduan PPL 1 UNY (2011: 26) evaluasi dalam

pembelajaran tematik di fokuskan pada proses dan hasil. Evaluasi

proses diarahkan pada tingkat keterlibatan, minat dan semanagat siswa

dalam proses pembelajaran, sedangkan evaluasi hasil lebih diarahkan

Page 34: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

46

pada tingkat pemahaman dan penyikapan siswa terhadap sustansi

materi dan manfaatnya bagi kehidupan siswa sehari-hari. Dengan

demikian penilaian dalam pembelajaran tematik dapat diartikan bahwa

penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk

mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan,

dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan

perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program

kegiatan belajar.

b. Fungsi

Penilaian mempunyai fungsi penting dalam pembelajaran tematik.

Menurut Nana Sudjana (Trianto, 2011: 257), penilaian berfungsi

sebagai berikut.

1) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran.

2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajara mengajar

3) Dasar dalam penyusunan laporan kemajuan belajar siswa kepada

orang tuanya.

c. Tujuan

Guru mengadakan penilaian dengan maksud melihat apakah

kegiatan pembelajarannya telah mencapai indikator yang ditetapkan.

Depdiknas (2006: 14) menjelaskan tujuan penilaian pembelajaran

tematik sebagai berikut.

1) Mengetahui pencapaian indikator yang telah ditetapkan.

Page 35: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

47

2) Memperoleh umpan balik bagi guru, untuk mengetahui hambatan

yang terjadi dalam pembelajaran maupun efektifitas pembelajaran.

3) Memperoleh gambaran yang jelas tentang perkembangan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa.

4) Sebagai acuan dalam menentukan rencana tindak lanjut (remedial,

pengayaan, dan pemantapan).

d. Prinsip penilaian

Prinsip penilaian yang penting adalah akurat, ekonomis, dan

meningkatkan kualitas pembelajaran. Akurat berarti hasil penilaian

mengandung kesalahan sekecil mungkin. Ekonomis berarti sistem

penilaian mudah dilakukan dan murah. Sistem yang dilakukan harus

mendorong peningkatan kualitas pembelajaran (Kunandar, 2007: 380)

Perubahan perilaku dari hasil proses belajar mengajar adalah sebagai

akibat adanya interaksi dengan lingkungan. Dalam penilaian dalam

pembelajaran tematik telah jelaskan oleh Depdiknas (2006: 14)

sebagai berikut.

1) Penilaian di kelas awal mengikuti aturan penilaian mata-mata

pelajaran lain di sekolah dasar.

2) Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung merupakan

kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik kelas 1 dan 2.

Oleh karena itu, penguasaan terhadap ketiga kemampuan tersebut

adalh prasyarat untuk kenaikan kelas.

3) Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator dari masing-

masing kompetensi dasar dan hasil belajar dari mata pelajaran.

Page 36: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

48

4) Penilaian dilakukan secara terus menerus dan selama proses belajar

mengajar berlangsung, misalnya sewaktu siswa bercerita pada

kegiatan awal, membaca pada kegiatan inti, dan menyanyi pada

kegiatan akhir.

5) Hasil karya/kerja siswa dapat digunakan sebagai bahan masukan

guru dalam mengambil keputusan siswa, misalnya penggunaan

tanda baca, ejaan kata, maupun angka.

e. Alat penilaian

Secara umum menurut Suharsimi Arikunto (2009: 25-26), alat

penilaian adalah suatu yang dapat digunakan untuk mempermudah

seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan dengan

cara lebih efektif dan efisien. Dengan kata lain, apabila alat yang

digunakan dalam evaluasi baik maka akan menunjukkan evaluasi

yang baik pula.

Suryosubroto (2009: 138) menyatakan intrumen yang

dikembangkan dalam pembelajaran tematik dapat berupa kuis,

pertanyaan lisan, ulangan harian, ulangan blok tugas individu atau

kelompok, dan lembar observasi. Depdiknas (2006: 14) menyatakan

bahwa dalam kegiatan pembelajaran di kelas awal penilaian yang

lebih banyak digunakan adalah melalui pemberian tugas dan

fortofolio. Hal ini juga diungkapkan Trianto (2011: 224) menyatakan

bahwa dalam kegiatan pembelajaran di kelas awal yang lebih banyak

Page 37: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

49

digunakan adalah melalui pemberian tugas fortofolio. Guru menilai

anak melalui pengamatan yang kemudian dicatat pada sebuah buku

bantu. Adapun tes tertulis digunakan untuk menilai kemampuan

menulis siswa, khususnya untuk mengetahui tentang penggunaan

tanda baca, ejaan, kata atau angka. Menurut buku panduan PPL 1

UNY (2011: 26) juga menyatakan bahwa evaluasi dapat berupa

kumpulan karya siswa selama kegiatan pembelajaran yang bias

ditampilkan dalam suatu pameran karya siswa.

Dengan demikian dalam penilaian tematik sering digunakan

Instrumen penilaian non-tes. Untuk melakukan penilaian diperlukan

instrumen penilaian yang relevan atau sesuai dengan tujuan

pembelajaran. Untuk mengukur kemampuan dengan jalan non-tes

dapat dilakukan dengan instrument yakni penilaian pengamatan,

penilaian portopolio, penilaian kerja, penilaian sikap, dan penilaian

produk. Macam-macam instrumen tersebut diuraikan oleh Trianto

(2010: 266-279) sebagai berikut.

1) Penilaian pengamatan

Pengamatan adalah proses penilaian dengan cara

mengamatai dan mencatat secara sistematis terhadap tingkah

laku peserta didik di dalam kelas maupun luar kelas. Sebagai

alat evaluasi pengamatan dipakai untuk menilai minat, sikap,

dan nilai-nilai yang terkandung dalam diri peserta didik dan

Page 38: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

50

melihat proses kegiatan pembelajaran baik individu maupun

kelompok. Teknis yang digunakan yaitu daftar cek (chek list)

dan skala penilaian (assessment scale).

2) Penilaian portopolio

Fajar (Trianto, 2011: 268) portofolio penilaian (assessment)

diartikan sebagai kumpulan fakta/bukti dan dokumen yang

berupa tugas-tugas yang terorganisasi secara sistematis dari

seseorang secara individual dalam proses pembelajaran.

Langkah-langkah penilaian portofolio dapat ditempuh yaitu

memberi keyakinan kepada siswa bahwa portofolio merupakan

milik mereka, menentukan contoh kerja apa yang akan

dikumpulkan, mengumpulkan dan menyimpan hasil kerja siswa,

menyususn rubrik, menyusun jadwal, melibatkan orang tua

siswa untuk me-review hasil portofolio anaknya.

Dengan demikian penilaian portopolio dapat menjadi

evaluasi guru maupun orang tua untuk memantau hasil belajar

siswa secara terstruktur dan detail.

3) Macam-macam penilaian portopolio

a) Penilaian kerja

Menurut Mansyur Muclisch (Trianto, 2011: 271)

penilaian kinerja adalah penilaian berdasarkan hasil

Page 39: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

51

pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana

yang terjadi. Karakteristik dalam penilaian kinerja ada dua

yakni peserta tes diminta untuk mendemontrasikan

kemampuannya dalam mengkreasikan suatu produk sebagai

contoh melakukan eksperimen, praktik dan sebagainya, dan

produk dari tes kinerja juga jauh lebih penting. Adapun

langlah-langkah dalam penilaian kinerja, dapat dijabarkan

yang pertama, mengidentifikasi semua aspek penting, kedua

mengusahakan kemampuan yang akan dinilai dapat teramati

dan tidak terlalu banyak, kemudian mengurutkan

kemampuan yang akan dinilai berdasarkan urutan yang

akan diamati dan bilamana menggunakan rating scale perlu

menyediakan kreteria untuk setiap pilihan.

b) Penilaian sikap

Muslich (Trianto, 2011: 276) menyatakan bahwa

penilaian sikap sebagai penilaian terhadap perilaku dan

keyakinan siswa terhadap suatu objek, fenomena, atau

masalah. Penilaian ini dapat dilakukan dengan cara, anatar

lain dengan observasi perilaku,pertanyaan langsung, dan

laporan pribadi. Ada beberapa jenis katagori ranah afektif

telah dijelaskan oleh Sudjana (Trianto, 2011: 276) yaitu

receiving/attending, kepekaan dalam menerima rangsangan

(stimulus) yang datang dari luar. Responding, reaksi yang

Page 40: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

52

diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang dari luar.

Valuing, berkenaan dengannilai dankepercayaan terhadap

stimulasi. Organisasi, pengembangan nilai ke dalam satu

sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan

nilai lain. Karakteristik nilai, keterpaduan semua system

nilai yang telah dimiliki seseorang,yang mengaruhi pola

kepribadian dan tingkah lakunya. Penilaian afektif adalah

penilaian terhadap aspek-aspek non-intelektual seperti

sikap, minat, dan motivasi.

Hal-hal yang menjadi fokus penilaian afektif salah

satunya sikap yang diuraikan menjadi sikap terhadap mata

pelajaran, sikap positif terhadap belajar, sikap positif

terhadap diri sendiri, sikap positif terhadap perbedaan.

c) Penilaian produk

Muslich (Trianto, 2011: 278) menjelaskan bahwa

penilaian kepada siswa dalam mengontrol proses dan

memanfaatkan/menggunakan bahan untuk menghasilkan

sesuatu yang mereka produksi. Penilaian produk menilai

siswa dalam bereksplorasi dan mengembangkan gagasan

dalam mendesain, memilih bahan-bahan yang tepat,

menggunakan alat, menunjukan inovasi dan kreasi dan

memilih bentuk atau gaya dalam karya seni.

Page 41: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

53

Adapun langkah-langkah dalam penilaian produk yaitu

pertama, persiapan, siswa dapat dinilai dalam

kemampuannya membuat perencanaan, berekplorasi,

mengembangkan gagasan dan membuat desain. Kedua,

produksi, siswa dapat dinilai dalam kemampuannya

memilih dan menggunakan bahan dan alat. Ketiga, refleksi,

siswa dapat dinilai dalam hal estetika, kesempurnaan

produk, fungsional, dan keorisinalan.

f. Aspek penilaian

Pada dasarnya, evaluasi dalam pembelajaran terpadu tidak berbeda

dari evaluasi dalam kegiatan pembelajaran terpadu konvensional. Oleh

karena itu, semua asas-asas yang perlu diindahkan dalam pembelajaran

konvensional berlaku pula bagi pembelajaran terpadu. Selanjutnya,

dalam pembelajaran terpadu perlu diarahkan perhatian yang cukup

banyak pada evaluasi dampak pengiring (nurtunant effects) seperti

kemampuan kerja sama, tenggang rasa, dependability, disamping

keholistikan persepsi yang menjadi cirri khas pembelajaran

terpadu.dikemukakan oleh TIM Pengembang PGSD (1996: 38) “… dari

segi sasaran, evaluasi dapat dan perlu difokuskan baik kepada proses

maupun produk”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aspek

penilaian pada pembelajaran tematik terpadu sesuai tema dengan

intrumen non-tes.

Page 42: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Terpadu 1. …eprints.uny.ac.id/7744/3/bab 2 - 08108244161.pdf · BAB II. KAJIAN TEORI . A. Pembelajaran ... sungguh untuk menemukan tema pembelajaran

54

D. Hipotesis

Implementasi pembelajaran tematik oleh guru kelas awal di Sekolah Dasar

Negeri se-Kecamatan Srandakan tahun ajaran 2011/2012 terlaksana termasuk

dalam kategori sangat baik.