50
9 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola Perkembangan olahraga sepakbola di mulai sejak abad ke 2 dan ke 3 sebelum masehi di negara Cina ketika masa dinasti Han. Pada masa itu sepakbola dikenal dengan nama Episkuros atau harpaston, Ketika pertama dimainkan bola terbuat dari kulit atau bulu-bulu hewan dan terdapat jaring kecil untuk gawangnya. Sepakbola di negeri Cina pada masa dinasti Han digunakan melatih fisik para tentara yang dikenal “Tsuchu” latihan fisiknya berupa latihan menendang bola kulit dan memasukkan kedalam jaring kecil yang dikaitkan pada batang-batang bambu panjang. Tentara tersebut membidik bola supaya masuk ke dalam jaring menggunakan kaki, dada, punggung, serta bahu sambil berusaha menahan serangan dari lawan. Sejarah panjang olahraga sepakbola kemudian berkembang, masuk ke negara-negara lain dengan nama yang berbeda dan menyempurnakan permainan sepakbola. Permainan sepakbola sampai di negara Indonesia ketika itu di bawa tentara perang yang berasal dari Belanda pada tahun 1920. Organisasi sepakbola Indonesia baru lahir pada tahun 1930 dengan nama Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) bertempat di kota Yogyakarta, ketika pertama berdirinya PSSI dipimpin oleh Soeratin Sosrosoegondo. Sepakbola merupakan permainan olahraga yang dimainkan oleh dua tim masing-masing tim memiliki jumlah pemain sebelas pemain. Eric C. Batty (2001:4) mengatakan bahwa, „„Sepakbola adalah sebuah permainan yang sederhana, dan rahasia permainan sepakbola yang baik adalah melakukan hal-hal sederhana dengan sebaik-baiknya‟‟. Pemain sepakbola ketika memainkan bola pada permainan, setiap pemain diperbolehkan menggunakan seluruh anggota badan kecuali area tangan. Hanya penjaga gawang diperbolehkan memainkan bola dengan kaki dan tangan”. Permainan sepakbola hanya penjaga gawang yang mendapatkan keuntungan menggunakan tangan untuk menangkap bola. Menurut Snow Sam (2012:7) mengatakan bahwa, “Serangkaian aturan pada dua tim yang bersaing untuk mencetak gol melawan tim satu sama lain. Setiap Tim terdiri dari 11 orang yang harus menggunakan kemampuannya untuk bermain berasama untuk memenangkan pertandingan”.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

9

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Permainan Sepakbola

Perkembangan olahraga sepakbola di mulai sejak abad ke 2 dan ke 3 sebelum

masehi di negara Cina ketika masa dinasti Han. Pada masa itu sepakbola dikenal

dengan nama Episkuros atau harpaston, Ketika pertama dimainkan bola terbuat dari

kulit atau bulu-bulu hewan dan terdapat jaring kecil untuk gawangnya. Sepakbola di

negeri Cina pada masa dinasti Han digunakan melatih fisik para tentara yang dikenal

“Tsuchu” latihan fisiknya berupa latihan menendang bola kulit dan memasukkan

kedalam jaring kecil yang dikaitkan pada batang-batang bambu panjang. Tentara

tersebut membidik bola supaya masuk ke dalam jaring menggunakan kaki, dada,

punggung, serta bahu sambil berusaha menahan serangan dari lawan. Sejarah

panjang olahraga sepakbola kemudian berkembang, masuk ke negara-negara lain

dengan nama yang berbeda dan menyempurnakan permainan sepakbola. Permainan

sepakbola sampai di negara Indonesia ketika itu di bawa tentara perang yang berasal

dari Belanda pada tahun 1920. Organisasi sepakbola Indonesia baru lahir pada tahun

1930 dengan nama Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) bertempat di kota

Yogyakarta, ketika pertama berdirinya PSSI dipimpin oleh Soeratin Sosrosoegondo.

Sepakbola merupakan permainan olahraga yang dimainkan oleh dua tim

masing-masing tim memiliki jumlah pemain sebelas pemain. Eric C. Batty (2001:4)

mengatakan bahwa, „„Sepakbola adalah sebuah permainan yang sederhana, dan

rahasia permainan sepakbola yang baik adalah melakukan hal-hal sederhana dengan

sebaik-baiknya‟‟. Pemain sepakbola ketika memainkan bola pada permainan, setiap

pemain diperbolehkan menggunakan seluruh anggota badan kecuali area tangan.

Hanya penjaga gawang diperbolehkan memainkan bola dengan kaki dan tangan”.

Permainan sepakbola hanya penjaga gawang yang mendapatkan keuntungan

menggunakan tangan untuk menangkap bola. Menurut Snow Sam (2012:7)

mengatakan bahwa, “Serangkaian aturan pada dua tim yang bersaing untuk mencetak

gol melawan tim satu sama lain. Setiap Tim terdiri dari 11 orang yang harus

menggunakan kemampuannya untuk bermain berasama untuk memenangkan

pertandingan”.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

10

Tujuan dari masing-masing kesebelasan sepakbola adalah berusaha untuk

memasukkan bola ke dalam gawang lawan sebanyak mungkin untuk memenangkan

pertandingan sepakbola dan berusaha mengagalkan serangan lawan untuk

melindungi serangan atau menjaga gawangnya agar tidak kemasukkan bola.

Menurut Soekatamsi (200:11) menyatakan bahwa, “Kesebelasan yang dinyatakan

menang adalah kesebelasan yang sampai akhir permainan atau pertandingan lebih

banyak memasukkan bola ke dalam gawang lawannya”. Selain itu menurut Agus

Mukholid (2004:24) mengatakan, “Suatu regu dinyatakan menang apabila regu

tersebut dapat memasukkan bola terbanyak kegawang lawannya, dan apabila sama

(misalnya 0-0 atau 1-1, 2-2 dan seterusnya), maka dinyatakan seri atau draw”.

Permainan sepakbola agar mencapai prestasi dalam pembinaan perlu

mengembangkan unsur-unsur yang diperlukan dalam pencapaian prestasi, unsur yang

harus dikembangkan seperti fisik, teknik dan taktik. Menurut Soekatamsi (1988:11)

menyatakan, bahwa “untuk meningkatkan dan mencapai prestasi yang setinggi-

tingginya, olahragawan haruslah memiliki 4 kelengkapan pokok yaitu: Pembinaan

teknik (keterampilan), Pembinaan fisik (kesegaran jasmani)”. Peningkatan prestasi di

era sepakbola sekarang ini menuntut permainan cepat dan memiliki kemampuan

(skill) yang baik. Tuntutan sepakbola modern menurut Ganesha Putra (2010:6)

menyatakan, secara umum sepakbola modern menuntut pemain untuk memiliki :

a. Skill mumpuni. Eksekusi teknik sepakbola seperti dribling, control, passing,

heading, shooting sempurna. Dapat dilakukan dalam kecepatan tinggi dan

sudut ruang yang sempit.

b. Kesadaran taktikal. Kemampuan kognitif yang dapat bereaksi dan

beradaptasi terhadap beberapa taktik sepakbola kompleks.

c. Fisik prima. Gabungan antara kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan tentunya

koordinasi.

Kegiatan latihan setiap sesi pertemuan perlu mengembangkan teknik, taktik

dan fisik pemain agar pencapaian prestasi dapat tercapai. Begitu pula cabang

olahraga sepakbola setiap sesi latihan perlu dilakukan pengembangan 4 unsur

tersebut agar mencapai prestasi dalam pencapaian prestasi.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

11

a. Teknik Dasar Sepakbola

Permainan sepakbola ketika jalannya pertandingan terjadi beberapa gerakan

badan untuk mengolah atau memainkan bola. Gerakan badan untuk mengolah

atau memainkan bola merupakan beberapa teknik-teknik untuk bermain

sepakbola. Pentingnya penguasaan teknik dalam permainan sepakbola

dikemukakan oleh Soekatamsi (1988:12) bahwa, “Semua pemain sepakbola harus

menguasai teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola, karena orang akan

menilai sampai mana teknik dan keterampilan para pemain dalam hal menendang

bola, memberikan bola, menyundul bola, menembakkan bola ke gawang lawan

untuk mencetak gol”. Tujuan gerakan tubuh dalam permainan sepakbola menurut

Fleck Thomas, Quinn Ronald, dkk (2008:4) bahwa, “Gerakan bermain sepakbola

para pemain menggunakan berbagai bagian tubuh, seperti menggunakannya untuk

keseimbangan, kelincahan, dan koordinasi”.

Pemain sepakbola mempelajari teknik memainkan bola ketika pemain

memasuki usia 6 tahun. Snow Sam (2010:4) menyatakan bahwa, “Teknik

sepakbola harus diajarkan secara progresif sepanjang karir pemain. Mempelajari

teknik tersebut harus diperkuat pada usia lanjutnya, teknik di pelajari di usia 6

tahun kemudian diperkuat atau disempurnakan di usia 8-14 tahun”. Pembelajran

teknik dasar sedini mungkin untuk pemain sepakbola dan berkelanjutan pada

setiap kelompok tingkatan usia dimaksudkan agar menjadi terampil dalam

penguasaan gerakan teknik sepakbola. Keterampilan gerak menurut Sugiyanto

(2012:28) menyebutkan bahwa “seseorang yang memiliki gerak terampil adalah

seseorang yang mampu melakukan gerakan secara efisien dan benar secara

mekanik”. Penguasaan keterampilan gerak sepakbola dengan pembelajaran teknik

yang dimulai dari usia muda atau 6 tahun mulai mempelajari atau mengenal

teknik sepakbola kemudian di sempurnakan dengan masuk di level di atasnya

maka makin sempurnalah teknik bermain sepakbola sehingga pada level pemain

sepakbola menginjak pada level senior maka tekniknya makin bagus.

Pengelompokan umur dalam pembelajaran sepakbola dirasa penting

untuk secara intensif pengenalan ilmu tentang sepakbola kepada para pemain.

Pembelajaran ilmu tentang teknik sepakbola tidak dapat di jadikan satu

kelompok, dalam pembelajarannya harus di pisahkan. Banyak faktor yang harus

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

12

di jadikan pedoman seperti faktor usia dan daya fikir atau penangkapan suatu

materi pada pemain. Timo Scheunemann (2012:69) mengatakan bahwa, “Umur

seseorang menentukan cara ia berhubungan dengan dunia di sekitarnya dan

dengan sesamanya. Dalam semua proses belajar, umur adalah kunci dalam

memilih materi dan metode apa yang cocok untuk mengajarkan suatu materi.

Sepakbola juga demikian. Untuk alasan inilah kita tidak dapat menyamakan

latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa dalam pengelompokan

pembelajaran sepakbola memperhatikan umur, karena faktor pertumbuhan dan

daya berfikir sangat mempengaruhi penangkapan materi sepakbola.

Pengelompokan umur pembelajaran sepakbola yang menonjolkan

perataan umur dalam satu kelompok dianggap penting untuk memudahkan

pemain sepakbola paham pada suatu pembelajran. Pengelompokan umur

sepakbola menurut Snow Sam (2012:9-10) mengatakan bahwa,

Zona 1 pemain yang tergabung usia 6 sampai 12 tahun tujuan utama

pemahaman taktik, peningkatan keterampilan, aturan permainan, dan

prinsip bermain bola, zona 2 pemain yang tergabung usia 14 sampai

17 tahun tujuan pembelajaran utama pemantapan taktik atau strategi,

formasi permainan, dan zona 3 pemain berusia 18 tahun ke atas tujuan

utama mengembangkan pemain sepakbola ke tingkatan profesional.

Pengelompokan umur di Indonesia dikemukakan oleh Timo

Scheunemann (2012:59-60) mengatakan bahwa :

Tingkatan pemain pembinaan tingkatan pemula (Fun Phase) usia

pemain 5-8 tahun tujuan pembelajaran di tingkat ini bertujuan hanya

bermain mengenalkan pada sepakbola, Tingkatan Dasar (Foundation)

usia pemain 9-12 tahun Sangat baik dalam usia ini tujuannya

mengembangkan teknik dan pengertian akan taktik dasar, Latihan

fisik yang diberikan hanya sebatas kecepatan dengan bola, kelincahan

(agility) dan koordinasi. Tingkat menengah (Formative Phase) usia

pemain 13-14 tahun latihan taktik bermain sangat penting pada usia

ini. Tingkat mahir (Final Youth) usia 15-20 tahun tingkat ini sangat

penting untuk menggabungkan semua bagian dari pelatihan sepakbola

dengan tujuan untuk menyempurnakan pemahaman pemain.

Pengelompokkan pemain sepakbola yang terdiri dari berbagai usia

pemain pada kelompok zona 1 atau tingkatan dasar perlu didasari pembelajran

yang baik. Karena pada tingkatan umur ini pemain diberikan materi teknik dasar

permainan sepakbola, yang nantinya dikembangkan sehingga pemain tersebut

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

13

matang ketika mencapai zona 3 atau tingkatan mahir. Penjelasan teknik dasar

dikemukakan oleh Robert Koger (2007:9) mengatakan bahwa, “Foundation atau

teknik dasar: teknik-teknik yang tergolong sebagai foundation (dasar) tersebut

merupakan menu latihan yang paling mendasar atau paling rendah

tingkatannya”. Teknik dasar merupakan cara atau melakukan sesuatu untuk

mencapai suatu tujuan dalam hal ini gerakan pada suatu cabang olahraga.

Teknik dasar pemain sepakbola adalah semua cara pelaksanaan gerakan-

gerakan yang diperlukan untuk bermain sepakbola, terlepas sama sekali dari

permainan artinya memerintah badan sendiri dan memerintah bola dalam semua

situasi bermain (Soekatamsi, 2000:14). Teknik dasar sepakbola merupakan

gerakan paling dasar yang di gunakan memainkan bola ketika permainan

sepakbola. Permainan sepakbola agar tujuan sepakbola yakni menciptakan gol

dan mencegah kemasukan gol maka diperlukan belar dan penguasaan teknik

dasar agar tercipta keterampilan. Keterampilan tersebut dapat baik jika teknik

yang ditampilkan atau diperagakan sempurna.

Teknik dasar sepakbola menurut Sucipto, Sutiyono, dkk (2000:7)

mengatakan bahwa, “Beberapa teknik dasar yang perlu dimiliki pemain

sepakbola adalah menendang (Kicking), menghentikan (stoping), menggiring

(dribbling), menyundul (heading), merampas (tackling), lemparan ke dalam

(throw-in), dan menjaga gawang (goal keeping)”.

Beberapa teknik dasar sepakbola yang di gunakan dalam permainan

sepakbola antara lain seperti Shooting (menendang), dribling (menggiring bola),

Control (mengendalikan), heading (menyundul), tackling (merampas bola)

semua teknik tersebut digunakan dalam mencapai suatu tujuan dalam sepakbola.

Teknik dasar menurut Soekatamsi (2000:16) teknik dasar permainan sepakbola

terdiri dari :

a) Teknik tanpa bola

Teknik tanpa bola yaitu semua gerakan-gerakan tanpa bola, yang terdiri atas :

1. Lari cepat dan merubah arah

2. Melompat dan meloncat

3. Gerakan tipu tanpa bola : yaitu gerakan tipu dengan badan.

4. Gerakan-gerakan khusus untuk penjaga gawang

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

14

b) Teknik dengan bola

1. Mengenal bola

2. Menendang bola

3. Menerima bola

a. Menghentikan bola

b. Mengontrol bola

4. Menggiring bola

5. Menyundul bola

6. Melempar bola

7. Gerak tipu dengan bola

8. Merampas atau merebut bola

Teknik-teknik khusus penjaga gawang

b. Tujuan Teknik Dasar Sepakbola

Teknik dasar dikuasai agar dalam permainan sepakbola pemain dapat

menguasai permaian. Teknik dasar yang telah dijabarkan diatas merupakan teknik

yang di gunakan dalam permainan sepakbola, baik itu teknik menendang, kontrol

bola, menggiring bola dll. Teknik dasar ini dikuasai maka pemain sepakbola dapat

memiliki keterampilan gerak sepakbola. Seorang pemain yang trampil dalam

penguasaan gerak olahraga sepakbola dapat mencapai tujuan utama sepakbola.

Tujuan dari teknik dasar sepakbola menurut Remmy Muchtar (1992:27)

mengatakan bahwa, “Untuk dapat bermain sepakbola dengan baik anda perlu

menguasai teknik ini dengan baik pula. Tanpa penguasaan yang baik anda tidak

mungkin dapat ”menguasai/mengontrol”dengan baik”.

Tujuan teknik dasar sepakbola menurut Josef Sneyers (1990:24)

berpendapat, “dilihat dari segi taktis, mutu permainan suatu kesebelasan di

tentukan oleh penguasaan teknik dasar”. Penguasaan teknik dasar pada permainan

sepakbola merupakan berperan dalam kualitas permainan sepakbola baik secara

individu atau satu tim, karena dengan penguasaan teknik dasar tersebut dapat

mendukung taktik yang diterapkan dalam permainan sepakbola. Teknik yang

mendukung taktik permainan tentunya harus teknik yang baik dan mampu bekerja

sama dalam satu tim sepakbola. Teknik yang baik dalam melakukan teknik

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

15

menendang bola harus di lakukan dengan tepat, yakni tendangan bola harus tepat

tujuan pada teman satu tim.

2. Teknik Menggiring Bola (Dribling)

Keterampilan menggiring bola pada permainan sepakbola merupakan salah

satu teknik yang sering digunakan ketika permainan sepakbola. Teknik menggiring

idientik dengan pemain berlari sekencang-kencangnya menyusuri lapangan sambil

menguasai bola dikakinya. Pemain sepakbola dari segala lini pasti menggunakan

teknik menggiring bola, baik posisi pemain bertahan, pemain tengah, dan pemain

depan. Kemampuan menggiring bola dalam permainan sepakbola memiliki tujuan

untuk menguasai jalannya permainan dengan penguasaan bola. Kemampuan

menguasai permainan dengan menggiring bola maka dapat menerobos pertahanan

lawan.

Pemain yang memiliki kemampuan teknik menggiring bola yang baik memiliki

unsur seni dan daya tarik sendiri. Pemain yang melakukan teknik menggiring bola

ketika permainan dapat dinikmati cara mengelabuhi lawan dan beradu cepat dengan

pemain lawan. Menggiring memiliki arti membawa bola cepat dengan langkah-

langkah kecil, intinya bagaimana cara menggulirkan bola menuju arah gawang

lawan. Menurut Koger (2007:51) menyatakan, “Menggiring bola (dribbling) adalah

metode menggerakkan bola dari satu titik ke titik lain di lapangan dengan

mengunakan kaki”. Pengertian menggiring bola menurut A. Sarumpaet dkk

(1992:24) berpendapat, “menggiring bola merupakan teknik dalam usaha

memindahkan bola dari satu daerah ke daerah lain pada saat permainan sedang

berlangsung”. Selain itu pengertian pengertian menggiring bola menurut Soekatamsi

(1988:158) menyatakan, “gerakan lari dengan menggunakan kaki mendorong bola

agar tergulir terus menerus di tanah”.

Kecepatan berlari pada keterampilan menggiring bola sangat dibutuhkan,

karena dengan pemain berlari menggiring bola kedaerah kosong lawan. Lari cepat

ketika menggiring bola pada permainan sepakbola pemain diharapkan dapat

menguasai bola dari rintangan. Rintangan yang dihadapi pemain ketika berlari

menggiring bola seperti hadangan terjangan tackle atau adu badan dengan pemain

lawan yang akan merebut bola. Prinsip lari cepat (sprint) dalam bermain sepakbola

menurut Toto Subroto dan Sukatamsi (2009:8.6) adalah :

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

16

1) Langkah

Langkah-langkahnya pendek-pendek, paha diangkat tinggi-tinggi, dilakukan

dengan cepat sehingga frekuensi langkahnya sebanyak-banyaknya.

2) Sikap badan

Sikap badan atau togok tegak, dengan demikian agar mudah melihat sekeliling

atau lapangan sepakbola yang luas, sesuai pada waktu situasi permainan harus

segera dari lari cepat melakukan gerakan-gerakan mendadak, misalnya berhenti

mendadak, mengubah arah lari kesamping kiri atau samping kanan, membalik

atau gerakan mundur, dari lari cepat mendadak harus melompat untuk menyundul

bola.

3) Sudut siku-siku lengan

Sudut siku-siku kedua lengan lebih lebar lebih kurang 90° dan ayunan kedua

lengan agak tebuka kebelakang, gunannya untuk menjaga keseimbangan badan.

Juga untuk memudahkan gerakan-gerakan yang mendadak, berhenti, mengubah

arah, dan sebagainya.

4) Titik berat badan

Titik berat dari badan harus selalu dekat dengan permukaan tanah, hal ini untuk

menjaga keseimbangan badan atau stabilitas badan.

Empat prinsip tersebut harus diperhatikan ketika para pemain melakukan lari

cepat dengan membawa bola pada permainan sepakbola atau menggiring sepakbola.

Langkah yang lebih di kedepankan, karena jika langkah panjang menggiring dalam

situasi penuh hadangan lawan makan bola sulit dikuasai dan direbut lawan.

a. Tujuan Menggiring Bola

Keterampilan menggiring bola yang dimiliki pemain bertujuan untuk

melewati hadangan pemain lawan. Melewati hadangan lawan sangat penting

dalam permainan sepakbola, karena jika pemain dapat melewati lawan maka

pemain dapat mencetak peluang untuk menjadi gol di gawang lawan. Melewati

hadangan pemain lawan dengan memeiliki keterampilan menggiring bola

nantinya dapat memberikan bola kepada teman yang berada di daerah pertahanan

lawan dan dapat menyelamatkan bola karena situasi yang tidak menguntungkan

jika bola dioper pada teman. Tujuan memiliki keterampilan menggiring bola

menurut Joseph A. Luxbacher (1998:47) menyatakan, “Keterampilan menggiring

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

17

bola yang digunakan dalam situasi yang tepat dapat merusakkan pertahanan

lawan”.

Tujuan menggiring bola dikemukakan Soekatamsi (1988:158) mengatakan

bahwa, “(1)untuk melewati lawan, (2) untuk mencari kesempatan memberikan

bola umpan kepada teman dengan cepat, (3) untuk menahan bola tetap dalam

penguasaan, dan (4) menyelamatkan bola apabila tidak terdapat kemungkinan atau

kesempatan untuk segera memberikan operan kepada teman”. Memiliki

keterampilan menggiring bola dengan baik ketika permainan sepakbola pemain

dapat mempertahankan bola saat berlari melewati lawan-lawan yang menghadang,

sehingga nantinya setelah meleati hadangan pemain lawan bola yang dikuasai

pemain dapat dioper pada teman atau tendang sendiri. Selain dapat memberikan

peluang dan melewati pertahanan lawan, keterampilan menggiring yang dikuasai

dengan baik dapat mengacaukan pertahanan lawan. Kacaunya pertahanan lawan

membuat pemain lawan yang banyak berkonsentrasi terhadap pemain yang

menguasai keterampilan menggiring sehingga menimbulkan celah posisi kosong.

Kemudian pemain yang membawa bola dapat memberikan bola yang dikuasainya

ke teman satu tim untuk melakukan tembakan ke arah gawang lawan.

b. Teknik-teknik Menggiring Bola

Menggiring pada permainan sepakbola memiliki teknik-teknik yang

digunakan untuk melaksanakannya. Menggiring bola dapat dilihat dari sisi kaki

mana yang digunakan untuk menggiring bola. Menurut Soekatamsi (1988:159-

160) mengatakan, “pada prinsipnya menggiring bola dapat dilakukan dengan tiga

bagian kaki yaitu, (1) menggiring bola dengan kura-kura bagian dalam, (2)

menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar, (3) menggiring bola dengan

kura-kura kaki penuh, (4) mengkombinasikan antara kaki kanan dan kaki kiri

secara bergantian”. Pada pelaksanaannya teknik menggiring bola menurut Denny

Mielke (2007:2-5) menyatakan sebagai berikut :

1) Dribbling menggunakan Sisi kaki Bagian dalam

Dribbling menggunakan sisikaki bagian dalam memungkinkan seorang

pemain untuk menggunakan sebagaian besar permukaan kaki sehingga kontrol

terhadap bola akan semakin besar. Walaupun sedikit mengurangi kecepatan

ketika pemain melakukan dribbling menggunakan sisi kaki bagian dalam,

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

18

menjaga bola tetap di daerah terlindung di antara kedua kaki, akan memberikan

perlindungan yang lebih baik dari lawan.

Sentuhlah bola dengaan sisi kaki bagian dalam dan posisikan

kakimusecara tegak lurus terhadap bola. Tendanglah dengan pelan untuk

mempertahankan kontrol bola dan pusatkan kekuatantendangan pada bagian

tengah bola sehingga memudahkanmu mengontrol arahnya.

Ketika sedang melakukan dribbling, usahakan kepalamu tetap tegak dan

mata terpusat ke lapangan depanmu dan jangan terpaku pada kaki, berusahalah

untuk melayangkan pandangan ke daerah sekeliling dan rasakan bola itu

sehingga kamu mengetahui keberadaannya sambil melihat ke sekeliling.

Gambar 2.1 Menggiring bola dengan sisi kaki bagian dalam (Danny

Mielke, 2007:2)

2) Dribbling Dengan Sisi kaki Bagian Luar

Sangat penting bagi seorang pemain untuk meningkatkan keterampilan

yang diperlukan dalam mengontrol bola. Pengolahan dribbling memungkinkan

seorang pemain menciptakan ruang, mempertahankan penguasaan bola, dan

melewati pemain belakang lawan. Menggunakan sisi kaki bagian luar untuk

melakukan dribbling adalah salah satu cara untuk mengontrol bola.

Keterampilan mengontrol bola ini digunakan ketika pemain yang menguasai

bola sedang berlari dan mendorong bola sehingga bisa mempertahankan bola

tersebut tetap berada disisi luar kaki. Secara umum, keterampilan ini digunakan

ketika seorang pemain mencoba megubah arah atau bersiap untuk mengoper

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

19

bola ke teman satu timnya. Pemain yang baik mampu melakukan dribbling

dengan sisi kaki bagian luar dan secara sebentar-sebentar menggunakan sisi

kaki bagian dalam tanpa mengurangi kecepatan dan kehilangan kontrol.

Posisi tubuh menjadi sangat penting saat kamu memilih untuk melakukan

dribbling dengan sisi kaki bagian luar. Keberhasilanmu akan ditentukan oleh

jarak diantara kedua kakimu ketika sedang melakukan dribbling dan

kemampuanmu untuk mempertahankan keseimbangan pada saat mendorong

bola menjauhi dirimu.

Gambar 2.2 Menggiring bola dengan sisi kaki bagian luar (Danny

Mielke, 2007:4)

3) Dribbling Menggunakan Kura-kura Kaki

Kura-kura kaki, bagian sepatu tempat tali sepatu berada, bisa

memberikan kekuatan dan kontrol. Kesalahan umum yang sering dilakukan

oleh pemula adalah menggunakan ujung jari kaki. Tindakan ini tidak saja

menyebabkan sakit pada ujung jari kaki jika seorang melakukan tackling keras

kepadamu saat kamu mencoba menendang bola, tetapi tindakan ini juga akan

tidak sering akurat. Kelebihan dari kura-kura kaki adalah dapat memberikan

permukaan yang datar pada bola dan juga dapat membuat bola bergerak

membelok dan menukik.

Biasanya kura-kura kaki atau bagian punggung sepatu digunakan sebagai

bidang tendangan utama untuk melakukan dribbling bila kamu ingin bergerak

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

20

cepat di lapangan. Saat kamu berlari, ujung jari kaki biasanya menghadap

kedepan. Ketika kakimu menghadap ke depan, turunkan sedikit ujung jari kaki

dan sentuhlah bola menggunakan kura-kura kakimu.

Gambar 2.3 Menggiring bola dengan sisi kura-kura kaki (Danny

Mielke, 2007:5)

c. Kesalahan Ketika Menggiring Bola

Pemain sepakbola ketika melakukan keterampilan menggiring bola pada

permainan sepakbola banyak melakukan kesalahan-kesalahan yang terjadi.

Keslahan ketika menggiring bola dapat merugikan pemain dan Tim, Hal ini

karena Kesalahan ketika menggiring dapat mengakibatkan pemain cidera dan

taktik untuk membongkar pertahanan lawan menjadi gagal. Maka keslahan-

kesalahan yang terjadi perlu di kenali dan diidentifikasi, kemudian dilakukan

langkah-langkah perbaikan. Beberapa kesalahan yang terjadi ketika melakukan

keterampilan menggiring bola menurut Arma Abdoelah (1981:427) antara lain

sebagai berikut :

1. Bukan mendorong bola, tetapi menendang bola sehingga jalannya bola

terlalu cepat dan tidak terkontrol.

2. Jarak antara pemain dengan bola terlalu jauh, sehingga mudah direbut

lawan.

3. Irama langkah lari rusak akibat dari irama kaki menyentuh bola tidak

lentur.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

21

4. Mata hanya selalu tertuju pada bola saja, sehingga dalam permainan

yang sesungguhnya pemain itu tidak dapat melihat situasi lapangan

seluruhnya.

d. Anatomi Gerakan Menggiring Bola

Gerakan menggiring bola secara umum sama dengan gerak berlari. Bagian-

bagian utama pada tubuh yang bergerak ketika menggiring bola diantaranya

meliputi pangkal paha, tungkai atas, tungkai bawah, dan telapak kaki. Sendi yang

menunjang ketika menggiring bola antara lain adalah sendi panggul, lutut dan

pergelangan telapak kaki. Gerak pada sendi panggul saat menggiring bola

diantaranya antara lain gerak fleksi/ekstensi, abduksi/adduksi, dan rotasi lateral/

rotasi medial. Gerakan fleksi/ekstensi yaitu saat melangkahkan kaki ke depan dan

belakang untuk berlari menendang bola, otot penggerak utama gerak fleksi

(antefleksi) antara lain otot musculus iliopsoas, musculus tensor faciae latea,

musculus rectur femuris dan otot penggerak utama gerak ekstensi (retrofleksi)

adalah musculus gluteus maximus, musculus hamstrings (yang terdiri dari biceps

femoris, musculus semitendinosus, dan musculus membranosus). Pada gerak

abduksi/adduksi antara lain gerak tungkai ke samping kanan atau kesamping kiri

saat memainkan bola, otot penggerak utama gerak abduksi adalah musculus

gluteus medius, musculus gluteus minimus, dan otot penggerak utama gerak

adduksi adalah musculus gracilis, musculus pactineus, musculus adduktor longus,

musculus adduktor brevis. Pada gerak rotasi lateral/rotasi medial yaitu saat

memutar tungkai diputar ke dalam atau keluar untuk menendang bola agar

perkenaan bola tepat pada kura-kura kaki bagian dalam atau kura-kura kaki bagian

luar, gerakan otot pada gerak rotasi lateral (exorotasi) menurut Soedarminto,

(1992: 64-65) mengatakan “otot penggerak pada gerak rotasi lateral (exorotasi)

adalah musculus gluteus maximus, musculus pirifomis, musculus sarforius dan

otot penggerak pada gerak rotasi medial (endorotasi) adalah musculus gluteus

medius, musculus gluteus minimus, musculus tensor”.

Gerakan sendi lutut pada saat menggiring bola terdiri dari gerak fleksi dan

ekstensi, yaitu untuk menggerakkan tungkai bawah ke depan atau ke belakang.

Penggerak pada gerak fleksi dan ekstensi menurut Soedarminto (1992:64-65)

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

22

mengatakan “Gerak fleksi, otot penggerak utamanya adalah otot musculus biceps

femoris, musculus semitendinosus, musculus semimembranosus, sedangkan pada

gerak ekstensi penggerak utamanya antara lain musculus rektus femoris, musculus

vastus lateralis, musculus vastus medialis, musculus intermedialis”.

Gambar 2.4 Susunan Otot tungkai dilihat dari depan (Thompson,

2002:221)

Gerak pada sendi pergelangan kaki saat menggiring bola hanya gerak fleksi

plantar dan fleksi dorsal. Menurut Soedarminto (1992:66-67) menyatakan

“penggerak utama pada gerak fleksi plantar adalah musculus gastrocnemius dan

musculus soleus. Penggerak utama pada gerak fleksi dorsal adalah musculus

tibialis anterior, musculus extensor digitorumlongus, dan musculus extensor

peroneus tertius”.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

23

Gambar 2.5 Susunan Otot tungkai dilihat dari belakang (Thompson,

2002:223)

e. Keterampilan Menggiring Bola

1. Kemampuan Gerak (Motor Ability)

Kemampuan gerak merupakan obyek utama dalam belajar gerak. Belajar

gerak berurusan dengan kepentingan meningkatkan kemampuan gerak tubuh.

Lalu apa yang dimaksud dengan kemampuan gerak ? ada istilah lain yang

digunakan secara bergantian untuk menggambarkan pengertian yang

terkandung dalam istilah Motor Ability yaitu: Motor Fitnes, Motor Capacity,

Motor Educability, Athletic Ability dan General Motor Ability. Istilah-istilah

tersebut mengandung banyak makna yang tidak sepenuhnya sama tetapi

memang ada unsur-unsur pengertian yang sama atau menerangkan sesuatu

yang sebenarnya tumpang-tindih.

Motor Ability merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan

pergerakan tubuh. Kajian tentang konsep kemampuan gerak mencakup

beberapa konsep lain yang relevan dengan gerak yaitu: respon gerak (motor

response), pola gerak (motor pattren), dan keterampilan gerak (motor skill).

a. Respon Gerak (Motor Ability)

Respon gerak merupakan prilaku gerak pada seseorang yang timbul

sebagai respon atau tanggapan yang berupa gerak tubuh atau stimulus baik

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

24

yang berasal dari dalam dirinya maupun yang berasal dari lingkungan yang

mengarah kepadanya. Respon gerak terdiri dari 3 tipe gerak, antara lain :

gerak postural, gerakan transport, dan gerakan manipulatif (Drowatzky,

1981).

Gerakan postural merupakan gerakan penyesuaian dari tubuh

menyeluruh untuk mengatur tubuh dalam merespon gravitasi dan

akselerasi. Responnya dalam bentuk kontraksi statis dari muskulatur

fiksator untuk menjaga posisi tubuh atau kontraksi level rendah secara

simultan dari otot-otot antagonis untuk menjaga keseimbangan. Gerakan

postural melibatkan banyak macam respon-respon muscular atau respon

otot. Gerakan transport atau lokomotor merupakan gerakan yang dapat

menjadikan seseorang untuk menjelajahi ruang. Gerakan ini memerlukan

sisi tubuh kanan dan kiri secara bersama-sama atau berkebalikan. Gerakan

ini berbentuk gerakan tubuh secara menyeluruh sehingga terjadi

perpindahan tempat atau menjelajah ruang, dan dapat berbentuk gerakan

bagian-bagian tubuh tertentu misalnya tangan atau kaki saja.

Gerakan Manipulatif merupakan respon gerak yang melibatkan

benda tertentu sebagai obyek yang dimanipulasi. Dalam memanipulasi

suatu obyek dapat dibedakan menjadi 2 tipe yaitu : 1). pola kontak,

misalnya: meraba, memutar, melepas; dan 2). Menerima dan mendorong,

misalnya: menangkap, melempar, menyepak, mendorong, dan menarik.

b. Pola Gerak (Motor Patrren)

Pola gerak merupakan gabungan dari gerakan-gerakan yang

ditampilkan dalam respon-respon gerak dan membentuk pola-pola gerak

tertentu yang menjadi kebiasaan untuk dilakukan dalam berbagai aktivitas.

Misalnya gerak berjalan, pada dasarnya mengandung unsur-unsur gerak

terpola yang meliputi gerak mengayun satu kaki kanan dan kaki kiri

melangkah ke depan secara bergantian dan disertai ayunan tangan kanan

dan kiri melenggang ke depan dan ke belakang secara bergantian. Gerakan

berjalan seperti itu disebut pola gerak berjalan. Pola-pola gerak yang dapat

dilakukan oleh manusia pada dasarnya mewujud dalam bentuk gerak dasar

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

25

fundamental, misalnya: berjalan, berlari, melompat, memegang, melempar

dan memukul.

c. Keterampilan Gerak (Motor Skill)

Keterampilan gerak pada dasarnya dihasilkan dari pengembangan

pola-pola gerak. Contohnya pola gerak berjalan dapat menjadi dasar untuk

keterampilan gerak dalam berjalan cepat dan pola gerak berlari dapat

menjadi dasar keterampilan gerak dalam berlari cepat. Perpaduan atau

rangkaian pola gerak berjalan, berlari dan menyepak dapat menjadi dasar

keterampilan gerak menggiring dan menendang bola ke gawang dalam

permainan sepakbola.

Perlu dipahami mengenai perbedaan pengertian keterampilan gerak

(Motor skill) dengan pengertian gerakan yang terampil (skilled movement).

Keterampilan gerak (motor skill) merupakan suatu tingkatan kualitas

penguasaan dalam melakukan aktivitas gerak tubuh dimana koordinasi

beberapa bagian tubuh atau keseluruhan bagian tubuh dapat berfungsi dengan

baik. Tingkat koordinasi bagian-bagian tubuh yang diperlukan untuk

melaksanakan gerakan relatif tinggi. Untuk mencapai tingkat keterampilan

gerak yang baik diperlukan proses belajar dan berlatih dalam jangka waktu

yang tertentu.

Lamanya waktu mempelajari yang diperlukan untuk menjadi terampil

dalam menguasai gerakan hal ini dikarenakan tergantung pada tingkat kesulitan

dan kompleksitas gerakan. Semakin sulit dan komplek suatu gerakan dipelajari,

makin lama waktu yang diperlukan untuk menjadi terampil melakukannya.

Terdapat faktor-faktor yang dapat membuat lama waktu dalam mempelajari

suatu keterampilan gerak. Faktor-faktor seperti bakat, kesungguhan berusaha,

minat dan kemampuan gerak dapat menentukan lamanya waktu belajar yang

diperlukan untuk menjadi gerakan yang terampil.

Keterampilan pada dasarnya dihasilkan dari mengembangkan beberapa

gerakan. Penguasaan gerakan awal yang kemudian dikembangkan dengan

adanya pembelajaran sehingga menimbulkan suatu gerakan yang terampil.

Belajar gerak nantinya membuat seseorang akan menguasai suatu keterampilan

dengan baik. Pola gerak berjalan dapat menjadikan basis untuk menguasai

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

26

keterampilan gerak dalam berjalan cepat, selain itu pola gerak berlari dapat

menjadi basis keterampilan gerak dalam berlari cepat. Belajar gerak menurut

Schmidt (1988:346) mengatakan bahwa “Suatu proses yang berkaitan dengan

latihan atau pengalaman, yang mengarah kepada perubahan yang relatif

permanen dalam kapabilitas untuk merespon sesuatu”. Pengertian belajar gerak

menurut Drowatsky (1981:17) mengatakan bahwa “Belajar motor adalah

proses perubahan atau modifikasi individu sebagai hasil timbal balik antara

latihan dan koordinasi lingkungan”. Dapat disimpulkan bahwa dalam belajar

motor dalam penguasaan keterampilan gerak merupkan suatu rangkaian proses

belajar. Selama proses belajar tersebut bagaimana siswa merespon dan

mempraktekkan dalam bentuk gerakan. gerakan yang telah dipelajari dari

berbagai proses tersebut bersifat permanen sehingga membuat seseorang yang

belajar keterampilan gerak dapat luwes mengaplikasikannya.

Mengembangkan gerakan dapat dilakukan dengan belajar gerak, tujuan

utama belajar gerak adalah untuk meningkatkan suatu keterampilan gerakan.

Singer R.N (1980:7) menyatakan bahwa, “Keterampilan adalah gerak otot atau

gerakan tubuh untuk mensukseskan pelaksanaan aktivitas yang diinginkan”.

Gerakan keterampilan merupakan salah satu jenis gerakan yang didalam

melaksanakannya memerlukan koordinasi beberapa bagian tubuh atau bagian-

bagian tubuh secara keseluruhan. Dalam olahraga rangkaian gerak berjalan,

berlari dan menendang menjadi basis keterampilan gerak menggiring bola.

Keterampilan gerak menurut Sugiyanto (2012;28) mengatakan “Keterampilan

gerak (motor skills) adalah suatu tingkat kualitas penguasaan dalam melakukan

aktivitas gerak tubuh dimana koordinasi beberapa bagian tubuh atau

keseluruhan bagian tubuh dapat berfungsi dengan baik”. Sedangkan

keterampilan menurut Schmidt (1991:5) mengatakan bahwa “Keterampilan

sebagai kemampuan individu untuk mencapai tujuan dalam jangka waktu yang

minimum”.

Mencapai tingkat keterampilan gerak yang baik diperlukan proses belajar

dan berlatih dalam jangka waktu yang lama. Menggiring bola yang terdiri dari

berbagai gerakan antara lain, berjalan, berlari dan menendang diperlukan

proses belajar atau berlatih yang cukup lama dalam menguasai keterampilan

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

27

gerak. Menggiring bola pada permainan sepakbola merupakan gerakan

keterampilan yang bersifat khusus yang memiliki karakteristik yang bersifat

spesifik, mengembangkan keterampilan gerak menggiring bola perlu dipahami

karakteristik dan klasifikasi gerakan dalam menggiring bola. Sugiyanto

(2012:28) mengemukakan “Keterampilan dapat diklasifikasikan menjadi 4

jenis yaitu:

1. Klasifikasi berdasarkan keceramatan gerakan.

2. Klasifikasi berdasarkan perbedaan titik awal dan akhir gerakan.

3. Klasifikasi berdasarkan stabilitas lingkungan, dan

4. Klasifikasi berdasarkan kompleksitas rangkaian gerakan.

Kecermatan pelaksanaan gerakan anatara lain ditentukan oleh

keterlibatan kelompok otot tertentu, keterampilan gerak dikategorikan menjadi

2 antara lain keterampilan gerak agam/agal (gross motor skill) yang

pelaksanaannya melibatkan otot-otot besar sebagai basis utama gerakan, dan

keterampilan gerak halus (fine motor skills) keterampilan gerak yang

pelaksanaannya melibatkan otot-otot halus sebagai basis utama gerakan.

Keterampilan gerak berdasarkan titik awal dan akhir gerakan merupakan

suatu keterampilan pelaksanaan keterampilan gerak ada yang mudah diamati

awal dan akhir pelaksanaannya untuk setiap unit pelaksanaan gerakannya, akan

tetapi ada pula yang tidak mudah ditandai awal dan akhirnya. Terdapat 3

klasifikasi macam gerak antara lain, gerak diskrit keterampilan gerak yang

ditandai dengan jelas awal dan akhirnya, misalnya gerakan melempar bola.

Gerak serial adalah keterampilan gerak diskert yang dilakukan berulang-ulang,

dan gerakan kontinyu merupakan rangkaian gerakan yang dilakukan secara

berlanjut, misalnya gerakan berenang.

Keterampilan gerak berdasarkan stabilitas lingkungan, klasifikasi ini

dibagi menjadi 2 kategori antara lain: keterampilan gerak tertutup dan

keterampilan gerak terbuka. Keterampilan gerak tertutup merupakan

keterampilan gerak yang dilakukan pada lingkungan yang stabil dan dapat

diprediksi, dilakukan karena stimulus dari pelaku tanpa pengaruh stimulus dari

luar, misalnya: berjalan, berlari dan melempar. Keterampilan gerak terbuka

keterampilan gerak yang dilakukan dalam kondisi yang terus berubah-ubah,

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

28

dilakukan selain karena stimulus dari dalam juga dipengaruhi stimulus dari

luar. Misalnya: bermain futsal, bermain sepakbola, bertinju, dll.

Keterampilan berdasarkan kompleksitas rangkaian gerakan dikategorikan

menjadi 2 antara lain, keterampilan sederhana dan keterampilan kompleks.

Keterampilan sederhana merupakan keterampilan gerak yang hanya terdiri atas

1 atau 2 elemen gerak saja, misalnya: menangkap, melempar, menendang bola.

Keterampilan kompleks merupakan terdiri dari beberapa elemen gerak yang

harus dikoordinasikan menjadi satu gerakan. Misalnya: menggiring dan

menembak bola dalam olahraga sepakbola.

Keterampilan dapat diklasifikasikan berdasarkan kecermatan gerakan,

kecermatan pelaksanaan gerakan dapat ditentukan antara lain oleh jenis otot

yang terlibat. Ada gerakan yang melibatkan otot-otot besar dan ada yang

melibatkan otot-otot halus. Menurut Magil Richard A, (1993:10) menyatakan

bahwa “Keterampilan motor kasar (gross motor skills) merupakan

keterampilan gerak yang menggunakan otot-otot besar, tujuan kecermatan

gerakan bukan merupakan suatu hal yang penting akan tetapi koordinasi yang

halus dalam gerakan adalah hal yang paling penting. Motor kasar meliputi

melompat, melempar, berjalan, dan meloncat, (2) Keterampilan gerak halus

(fine motorskills) merupakan keterampilan motor halus yang merupakan

keterampilan yang memerlukan kontrol dari otot kecilo dari tubuh untuk

mencapai tujuan dari keterampilan. Secara umum keterampilan belajar motor

atau belajar gerak halus meliputi koordinasi mata dan tangan keterampilan ini

membutuhkan kecermatan yang tinggi. Contoh motor/gerak halus adalah:

melukis, menjahit dan mengancingkan bahu.

Dikatakan memiliki gerakan yang terampil jika seseorang tersebut dapat

melakukan gerakan dengan benar, efisien, dan efektif. Gerakan yang benar

adalah melaksanakan gerakan sesuai dengan prinsip-prinsip mekanis pada

sistem gerak tubuh. Efisien maksutnya adalah gerakan yang pelaksanaannya

dapat mencapai hasil sebaik-baiknya dengan menggunakan tenaga yang sekecil

mungkin. Sedangkan efektif adalah pelaksanaan gerakannnya sesuai dengan

keinginan atau tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan gerakan.

Pencapaian gerak yang efisien diperlukan beberapa komponen kemampuan

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

29

dalam diri individu yang sangat kompleks dan dapat berfungsi secara sistemik.

Drowatzky (1981:34) mengatakan bahwa “Komponen-kompenen penting yang

membentuk gerakan yang efesien yaitu seperti komponen fitnes dan

kemampuan gerak (Fitnes and motor abilities), kemampuan mengindra (sensori

abilities), dan proses-proses perceptual (perceptual processes)”. Maka dari itu

dalam gerakan efisien memerlukan latihan-latihan yang benar, continue dan

teratur serta pemecahan masalah dalam prestasi olahrga yang baik pula.

Komponen-komponen penting yang membentuk gerakan efesien antara

lain seperti komponen fitnes dan kemampuan gerak, kemampuan mengindra,

dan proses-proses perceptual digambarkan Drowatzky (1981:) dalam sebuah

lingkaran antara lain sebagai berikut :

Fitnes and

Motor abilities

Gambar 2.6 Komponen-komponen dari gerakan yang efesien. (Dimodifikasi

dari Barsch, 1968).

Perceptual

processes Sensory

abilities

Vision

Kinesthesis

Hearing

Taste

Smell

Pain

Touch

Proprioception

Body

awerness

Depth

perception

Constancy

Motor

planing

Spatial

awareness

Information processing

Temporal awareness

Strength

Endurance

Reaction time

Coordination

Balance

Speed

Agility

Flexibility

Efficient

movement

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

30

Ketiga lingkaran yang terdiri dari kemampuan fitnes dan kemampuan

gerak, kemampuan mengindra, dan proses-proses perceptual saling bertautan

yang melambangkan ketiganya saling berinteraksi untuk menghasilkan gerakan

yang efesien. Kemampuan fitnes dan kemampuan gerak meliputi; kekuatan,

ketahanan, waktu reaksi, koordinasi, keseimbangan, kecepatan, kelincahan, dan

fleksibilitas. Komponen kemampuan sensori meliputi; penglihatan, kinestesis,

pendengar, pengecap, pembau, rasa sakit, sentuhan, propriosepsi. Komponen

proses-proses-proses perceptual antara lain; kesadarantubuh, persepsi

kedalaman, konstansi rencana gerak, kesadaran spasial, pemrosesan informasi,

kesadaran temporal.

Sebagai bahan pembanding dalam melakukan kajian tentang faktor-

faktor atau komponen-komponen pendukung terjadinya gerakan yang efisien,

berikut ini kajian yang dihasilkan menurut Marion R. Broer dan Ronald F.

Zernicke (1979) suatu kajian yang mengemukakan suatu diagram mengenai

prasyarat untuk terjadinya gerakan yang efisien, yang cenderung lebih

kompleks dibandingkan yang dikemaukakan Drowatzky. Gambar terdapat

berbagai unsur yang merupakan prasyarat terjadinya gerakan yang efisien dan

hubungan atau interaksi unsur-unsurnya sampai terbentuk gerakan yang

efisien. Secara garis besar terdapat 3 kelompok kemampuan yang merupakan

prasyarat yaitu: Fitnes dan Kemampuan Gerak, mental dan Emosional.

1. Fisik meliputi:

a) Fitnes dan Kemampuan gerak, meliputi: ketajanan

b) Fleksibilitas

c) Kekuatan

d) Popwer otot atau kekuatan eksplosif

e) Ketajaman indera

f) Waktu reaksi

2. Mental meliputi:

a. Kesadaran dalam hakikat keterampilan

b. Kemampuan untuk :

a) Mengamati dengan cepat.

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

31

b) Membuat keputusan adaptif dengan cepat untuk mengatasi

problem gerak

c) Memahami hubungan jarak (spesial)

d) Menilai obyek yang bergerak: jarak, kecepatan, ketinggian,

arah, gaya.

e) Menilai durasi waktu.

f) Menilai tekanan dan intensitas.

g) Mengingat gerakan lampau (memori kinestesik).

h) Memahami mekanika gerakan

i) berkonsentrasi

3. Kemampuan Emosi meliputi:

a. Ketiadaan faktor-faktor emosional yang mengganggu

b. Adanya kebutuhan dan keinginan untuk mempelajari atau

melakukan gerakan

- Sikap positif terhadap performa

- Kontrol diri

Keterlibatan setiap unsur kemampuan yang membentuk gerakan yang

efesien tidak sama intensitasnya pada setiap macam keterampilan gerak yang

dilakukan. Intensitas keterlibatan sangat tergantung pada pola dan karakteristik

gerak keterampilan yang dilakukan. Keterampilan gerak tubuh yang baik atau

kemampuan melakukan gerakan yang terampil pada dasarnya mengandung

kualifikasi gerakan yang efektif dan efesien. Maksud dari gerakan yang efektif

dan efisien yaitu apabila seorang atlet bergerak secara tepat tanpa membuang

banyak tenaga dan benar dalam melakukannya. Banyak komponen yang harus

diperhatikan untuk dapat bergerak secara efektif dan efisien.

Mencapai gerak efisiensi diperlukan komponen kemampuan diri individu

yang sangat kompleks dan dapat berfungsi secara sistemik. Kemampuan indera

yang dimiliki manusia berperan penting untuk mewujudkan suatu gerakan yang

efisien karena dengan panca indera kita dapat melihat dan memprediksikan

bagaimana suatu gerakan dilakukan.

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

32

K

ET

AH

AN

AN

Kar

dio

resp

irat

ori

,

mu

sku

lar,

sar

af

WA

KT

U R

EA

KS

I

Wak

tu g

erak

KE

TA

JAM

AN

IND

ER

A

Vis

ual

, au

dit

ori

.

Kin

este

sik

, ta

kti

ll,

imp

resi

dar

i k

anal

sem

i

sirk

ula

r.

PO

WE

R O

TO

T

(Kek

uat

an E

ksp

losi

f)

En

erg

i d

inam

ik,

kem

amp

uan

mem

ula

i

tug

as.

KE

KU

AT

AN

Sen

di

len

gan

& b

ahu

,

per

gel

ang

an,

tang

an, to

gok

,

abd

om

inal

pel

vic

, k

aki,

tela

pak

kak

i.

FL

EK

SIB

ILIT

AS

Lig

amen

, oto

t, s

end

i

GE

RA

KA

N E

FIS

IEN

Pen

gko

mb

inas

ian

ger

akan

ter

ko

ord

inas

i u

ntu

k m

eng

has

ilk

an g

aya

yan

g d

iper

luk

an u

ntu

k t

uju

an t

erte

ntu

dan

men

erap

kan

den

gan

has

il y

ang

pal

ing

bai

k, d

alam

ara

h y

ang

pal

ing

bai

k, d

an

pen

gg

un

aan

ten

aga

yan

g p

alin

g s

edik

it

KO

OR

DIN

AS

I

Pem

fun

gsi

an w

aktu

dan

kes

eim

ban

gan

yan

g b

aik

sec

ara

ber

sam

a d

ari

beb

erap

a o

tot

dal

am g

erak

an t

ungg

al.

Pen

gko

mb

inas

ian

ger

akan

sed

erh

ana

tan

pa

teg

ang

an y

ang

tid

ak p

erlu

dan

dal

am u

rurt

an y

ang

bai

k u

ntu

k m

emb

uat

ger

akan

kom

ple

k y

ang

lan

car.

KE

LIN

CA

HA

N

Kem

amp

uan

men

gu

bah

arah

dan

po

sisi

sec

ara

cep

at.

B.

ME

NT

AL

a.

Kes

adar

an d

alam

hak

ikat

ket

eram

pil

an

b.

Kem

amp

uan

un

tuk

:

a)

Men

gam

ati

den

gan

cep

at.

b)

Mem

bu

at

kep

utu

san

adap

tif

den

gan

cep

at u

ntu

k m

eng

atas

i p

rob

lem

ger

ak

c)

Mem

aham

i h

ubu

ng

an j

arak

(sp

esia

l)

d)

Men

ilai

ob

yek

y

ang

b

erg

erak

: ja

rak

,

kec

epat

an,

ket

ingg

ian

, ar

ah, g

aya.

e)

Men

ilai

du

rasi

wak

tu.

f)

Men

ilai

tek

anan

dan

in

ten

sita

s.

g)

Men

gin

gat

g

erak

an

lam

pau

(m

emo

ri

kin

este

sik

).

h)

Mem

aham

i m

ekan

ika

ger

akan

i)

ber

kon

sen

tras

i

C.

Em

osi

on

al

a.

Ket

iad

aan

fa

kto

r-fa

kto

r em

osi

onal

yan

g m

eng

gan

gg

u

b.

Ad

any

a k

ebutu

han

d

an

kei

ng

inan

un

tuk

mem

pel

ajar

i at

au m

elak

ukan

ger

akan

c.

Kes

adar

aan

dir

i :

a.

Sik

ap

po

siti

f te

rhad

ap

per

form

a

b.

Ko

ntr

ol

dir

i

KO

NT

RO

L

MU

SK

UL

AR

KO

NT

RO

L

TIM

ING

KO

NT

RO

L

KE

SE

IMB

AN

GA

N

SIS

TE

M S

AR

AF

SIS

TE

M

PE

NG

IND

RA

A

N

SIS

TE

M

RE

SP

IRA

TO

RI

SIR

KU

LA

TO

RI

SIS

TE

M

SK

EL

ET

AL

SIS

TE

M

MU

SK

UL

AR

A.

Fis

ik

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

33

Keterampilan gerak dapat diartikan sebagai kemampuan untuk

melaksanakan tugas-tugas gerak tertentu dengan baik. Gerakan yang baik

merupakan gerakan yang memiliki kriteria efektif dan efisien. Indikator

kualitas yang harus dipenuhi sebagai gerak terampil meliputi efektif dan

efisien. Keterampilan menggiring bola dalam permainan sepakbola merupakan

kualitas penampilan pemain dalam melakukan tugas gerak menggiring bola

dalam permainan sepakbola.

Belajar teknik dasar sepakbola dalam hal ini menggiring bola secara

konseptual fasenya tidak berbeda dengan belajar gerak pada umumnya.

Terdapat beberapa fase yang dilalui dalam belajar gerak agar menjadi gerakan

yang terampil. Fase dalam belajar gerak agar dapat terampil menurut Singer

(1982:9) mengatakan bahwa “(a)Cognitve phase, (b) associative phase, (c)

autonomus”. Fase-fase tersebut menggambarkan proses penguasaan

keterampilan tertentu dan tidak didasarkan pada tingkatan umur melainkan

pada tingkatan keterampilan seseorang dalam memecahkan atau melaksanakan

gerak yang dilakukan. Tahapan belajar gerak menurut Fitts dan Posner yang

dikutip dalam Richard A. Magill (1993:59-60) adalah sebagai berikut :

Tahapan belajar gerak dimulai dari tahap kognitif ; tahap ini ditandai

dengan sejumlah besar kesalahan dalam prestasi dan kesalahan yang dilakukan

cenderung menjadi besar. Tahap asosiasi; tahap ini mengkarakterisasikan

perubahan tahap kognitif. Selama tahap asosiasi, banyak fundamental-

fundamental dasar atau mekanika dari keterampilan yang mempunyai banyak

perluasan yang telah dipelajari. Kesalahan-kesalahan lebih sedikit dan para

pelajar berkonsentrasi pada penghalusan keterampilannya. Pada tahap ini

terjadi pengembangan sebuah kemampuan untuk mendeteksi beberapa dari

kesalahan dalam melaksanakan tugas. Sementara kemampuan untuk

melokalisir kesalahan-kesalahan terjadi belum sempurna. Untuk itu perlu

adanya bimbingan khusus tentang bagaimana melanjutkan praktek. Pada tahap

ini keberagaman prestasi dari satu usaha ke usaha lain sudah mulai berkurang.

Tahap otonom; tahap ini terjadi sesudah banyak praktek dan pengalaman

dengan keterampilan. Tahap ini akan bergerak ke tahap akhir dari belajar,

tahap kemandirian. Pada tahap ini keterampilan hampir otomatis, artinya

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

34

individu tidak harus mengikuti keseluruhan produksi dari keterampilan tetapi

telah belajar melakukan kebanyakan dari keterampilan tanpa memikirkan sama

sekali. Dalam tahap kemandirian pelaku-pelaku yang terampil mampu tidak

hanya mendeteksi kesalahan-kesalahan mereka sendiri tetapi juga membuat

penyesuaian yang baik untuk mengkoreksinya. Dalam tahap ini keberagaman

prestasi dari hari ke hari telah menjadi sangat kecil. Tahap kemandirian adalah

hasil dari jumlah praktek yang hebat sekali, hal ini menjadikan para pelaku

menghasilkan respon tanpa berkonsentrasi pada seluruh pergerakan. Oleh

karena itu mereka dapat menghadirkan aspek-aspek lain yang akan menjadikan

prestasi yang optimal.

Gerakan menggiring bola yang baik adalah gerakan menggiring bola

yang efektif dan efisien. Semakin baik pemain sepakbola dalam penguasaan

gerak keterampilan menggiring bola maka pelaksanaannya makin efektif dan

efisien. Pemain sepakbola agar dapat menguasai keterampilan gerak

menggiring bola dengan baik harus melalui proses latihan keterampilan dan

dipadu latihan fisik yang mendukung. Uraian diatas dapat menerangkan bahwa

melakukan latihan yang dapat meningkatkan keterampilan merupakan proses

yang dilakukan untuk meningkatkan tingkat efisien dan efektifitas dalam

melakukan gerakan yang kompleks, yang dalam pelaksanaannya memerlukan

koordinasi beberapa bagian tubuh atau bagian-bagian tubuh secara

keseluruhan, untuk memperoleh keberhasilan sesuai dengan situasi yang

dihadapi.

f. Model Latihan Menggiring Bola

Kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola dapat ditingkatkan

melaui beberapa model latihan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan

menggiring bola. Peningkatan keterampilan menggiring bola diperlukan model

latihan harus yang sesuai dan baik. Bentuk-bentuk latihan yang dapat dilakukan

untuk meningkatkan keterampilan menggiring bola menurut Soekatamsi

(1988:164) diantaranya adalah :

1. Lari menggiring bola kemudian berputar membalik.

2. Lari menggiring bola kemudian berputar membalik (membelok) ke

kanan.

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

35

3. Lari menggiring bola kemudian berputar membalik (membelok) ke kiri

4. Gabungan latihan 1,2, dan 3.

Variasi model latihan yang dibutuhkan dalam melakukan latihan

menggiring bola agar keterampilan menggiring pemain dapat meningkat. Bentuk

latihan menurut Joseph A, Luxbacher (2000:57-59) mengemukakan mengenai

bentuk latihan menggiring bola antara lain : “1. Latihan dribble individual, 2.

Dribble slalom, dan 3. Dribble relay dengan cepat”. Beberapa latihan tersebut

dapat dikembangkan ketika melatih keterampilan menggiring bola seperti

menggiring bola berpasangan dengan teman, dan menggiring bola dengan

perlombaan estafet dan sebagainya.

Keterampilan menggiring bola dipengaruhi juga oleh kemampuan fisik.

Keterampilan menggiring bola makin baik jika ditunjang dengan kemampuan

fisik yang baik. Sehubungan dengan faktor kondisi fisik penunjang keterampilan

menggiring bola, menurut Soekatamsi (1991:35) mengemukakan dalam

meningkatkan keterampilan pemain dalam menggiring bola maka :

a) Kecepatan start pemain harus ditingkatkan, karena menggiring bola

tergantung pula pada kecepatan start.

b) Kecepatan lari (sprint) harus ditingkatkan, agar pemain memiliki

kecepatan lari dengan bola atau kecepatan menggiring bola.

c) Kecepatan pada waktu menggiring bola, temponya harus diubah-ubah.

d) Menggiring bola harus dikombinasikan dengan gerak tipu, terutama

pada waktu melewati lawan.

Unsur penting yang mempengaruhi keterampilan menggiring bola antara

lain kecepatan, kelincahan dan kemampuan mengontrol bola. Sehingga untuk

dapat menguasai keterampilan menggiring bola dengan baik harus ditunjang

dengan kelincahan, kecepatan gerak dan kemampuan mengontrol bola yang

memadai. Melakukan pembinaan terhadap keterampilan menggiring bola harus

diikuti latihan untuk kelincahan, kecepatan dan kemampuan mengontrol bola

dengan porsi latihan yang tepat.

Usaha untuk meningkatkan keterampilan menggiring bola, latihan yang

ditujukan pada pengembangan komponen fisik penunjang, komponen fisik

tersebut seperti peningkatan kelincahan. Melakukan latihan yang sistematis,

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

36

teratur dan kontinyu serta dengan model latihan yang sesuai, maka nantinya

penguasaan keterampilan menggiring bola akan tercapai. Bentuk latihannnya yang

dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan fisik berupa kelincahan

menggiring bola diantaranya yaitu, latihan Ickey Shuffle dan X-over zigzag

menggunakan ladder drill.

3. Latihan

a. Definisi Latihan

Meraih prestasi cabang olahraga sepakbola dapat tercapai dengan

mengembangkan unsur-unsur pendukungnya melalui latihan. Tanpa melakukan

latihan untuk menguasai keterampilan mustahil memndapatkan prestasi yang

diinginkan pada semua cabang olahrga. Sukadiyanto (2003:5) mengatakan

“pengertian latihan yang berasal dari kata training, adalah penerapan dari suatu

proses penyempurnaan kemampuan berolahraga yang berisikan materi teori dan

praktek, menggunakan metode dan aturan pelaksanaan dengan ilmiah melalui

prinsip pendidikan yang terencana dan teratur sehingga tujuan dapat tercapai tepat

pada waktunya”. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan latihan

olahrga merupakan suatu kegiatan olahraga yang dilakukan secara berulang-ulang

dan adanya peningkatan beban berkelanjutan pada setiap sesi.

Pelaksanaan latihan aspek-aspek yang mendukung terhadap pencapaian

prestasi olahraga harus dilatih dan dikembangkan secara maksimal. Aspek-asepk

tersebut yang dilatih seperti fisik, teknik, taktik, dan mental. Apa yang ada dalam

kegiatan latihan merupakan hal-hal yang dibutuhkan atlet atau pemain ketika

menekuni cabang olahraga. Begitu pula latihan sepakbola, pada kegiatan latihan

pemain dapat mengembangkan fisik, teknik, taktik dan mental. Beberapa aspek

itulah merupakan unsur untuk meraih prestasi yang dikembangkan melalui

latihan. Cabang olahraga sepakbola jika pemain ingin menjadi pemain yang baik

maka diperlukan penguasaan keterampilan teknik yang baik. Latihan teknik

bertujuan untuk mengembangkan penguasaan keterampilan gerak pada suatu

cabang olahraga. Sepakbola dengan melakukan latihan teknik pemain dapat

mengetahui gerak-gerak di sepakbola, seperti menendang, mengontrol bola,

menggiring bola dll.

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

37

b. Prinsip-Prinsip Latihan

Latihan yang sistematis dilakukan secara rutin dan ajeg, biasanya dilakukan

beberapa kali dalam seminggu. Latihan dilaksanakan menurut sistem yang

mengikuti prinsip-prinsip latihan yang bersifat dasar. Prinsip-prinsip latihan

adalah pedoman yang hendaknya digunakan dalam latihan yang terorganisir

dengan baik. Prinsip-prinsip ini menentukan pola dan isi dalam latihan, tujuan dan

metode-metode latihan, serta organisasi latihan. Prinsip-prinsip dalam latihan

merupakan bagian dan semua konsep serta tidak dipandang sebagai satu unit yang

terpisah walaupun untuk suatu maksud tertentu dan diambil dari banyak

pengertian akan tetapi disajikan dan digambarkan secara terpisah. Menurut

Nossek (1995:4) mengatakan prinsip-prinsip dalam latihan adalah :

1. Prinsip pembebanan (loading) sepanjang tahunlatihan tersebut.

2. Prinsip periodisasi dan penataan beban selama peredaran waktu latihan

tersebut.

3. Prinsip hubungan antara persiapan yang bersifat umum dan khusus

dengan kemajuan spesialisasi.

4. Prinsip pendekatan individual dan pembebanan individual.

5. Prinsip hubungan terbaik antara kondisi fisik, teknik, taktik dan

intelektual (kecerdikan) termasuk kemauan.

Selain itu prinsip-prinsip latihan menurut Sukadiyanto (2002:12-22)

mengatakan bahwa ada beberapa prinsip-prinsip latihan yang seluruhnya dapat

dilaksanakan sebagai pedoman dalam satu kali tatap muka antara lain :

(a) Prinsip kesiapan (readiness).

(b) prinsip individual.

(c) prinsip adaptasi.

(d) Prinsip beban lebih (Overload).

(e) Prinsip Progresif (Peningkatan).

(f) Prinsip Spesifikasi (kekhususan).

(g) Prinsip variasi.

(h) Prinsip pemanasan dan pendinginan.

(i) Prinsip latihan jangka panjang (long term training).

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

38

(j) prinsip berkebalikan (Reversibility).

(k) Prinsip tidak berlebihan (moderat).

(l) Prinsip Sistemik.

Pendapat diatas jelas bahwa prinsip dalam melakukan latihan merupakan

landasan ilmiah dalam pelatihan yang harus dipegang teguh dalam melaksanakan

atau mencapai tujuan latihan. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan seperti : (1)

Prinsip overload, (2) Prinsip penggunaan beban, (3) Prinsip pengaturan latihan,

dan (4) Prinsip kekhususan program latihan. Nantinya agar mencapai hasil yang

diharapkan maka harus memperhatikan prinsip-prinsip diatas.

1) Prinsip Beban Lebih (Overload Principle)

Prinsip latihan olahraga adalah memberikan tekanan atau stresor pada

tubuh yang akan dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan

kapasitas kemampuan kerja dan mengembangkan sistem serta fungsi organ ke

tingkat yang lebih tinggi. Prinsip beban berlebih merupakan dasar dalam

latihan. Pengaturan beban latihan harus diatas ambang ransang latihan. Jika

melakukan latihan rutin dan ajeg tetapi tidak ada peningkatan beban latihan,

maka prestasi tidak akan meningkat. Jika melakukan latihan dengan beban

begitu ringan atau tidak ada penambahan beban (overload), maka berapa lama

melakukan latihan seperti itu peningkatan prestasi tidak akan tercapai. Hal

tersebut menunjukkan untuk meningkatkan kemampuan seseorang dalam

meraih prestasi pemberian beban ketika latihan harus lebih berat dari beban

sebelumnya.

Pemberian beban yang bertambah berat dapat merangsang penyesuaian

fisiologis dalam tubuh yang dapat meningkatkan kemampuan otot atau tubuh.

Akan tetapi dalam melakukan latihan pemberian beban yang terlalu berat atau

berlebihan tidak dianjurkan. Hal ini berakibat tidak baik terhadap hasil latihan

karena bukannya peningkatan fisiologis seperti peningkatan kemampuan otot

atau fungsional tubuh tetapi kemungkinan akan terjadi cidera dan penurunan

kondisi fisik. Tujuan utama peningkatan beban latihan adalah meningkatkan

perkembangan kemampuan tubuh. Pemberian beban yang bertambah berat dari

sebelumnya akan merangsang tubuh untuk beradaptasi dengan beban baru

tersebut, sehingga kemampuan tubuh akan meningkat.

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

39

2) Prinsip Penggunaan Beban secara progresif

Penggunaan Beban secara progresif adalah meningkatkan beban secara

teratur dan bertahap sedikit demi sedikit. Pemberian beban yang bertahap dari

hari ke hari meningkat jumlah pemberian bebannya. Penambahan beban latihan

tidak boleh tergesa-gesa dan berlebihan, sehingga peningkatan beban latihan

harus tetap dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan atlet atau pemain serta

ditingkatkan setahap demi setahap. Penambahan beban yang meningkat

tersebut dapat diberikan dengan menambah jumlah pengulangannya.

Peningkatan beban latihan menurut Suharno (1993:14) mengatakan

“Peningkatan beban latihan jangan setiap kali latihan, sebaiknya dua atau tiga

kali latihan baru dinaikkan”. Keuntungan memperhatikan penggunaan beban

secara progresif adalah tubuh akan cepat beradaptasi dan tidak menimbulkan

efek sakit. Peningkatan beban yang teratur diharapkan ada kesempatan untuk

beradaptasi terhadap beban latihan sebelumnya, sehingga dapat terjadi

superkompensasi.

Superkompensasi merupakan suatu proses kenaikan kemampuan jasmani

atlet setelah mengikuti latihan. Terkait pemberian peningkatan beban agar

terjadi superkompensasi Sudjarwo (1995:18) menyatakan “Pemberian beban

latihan harus dapat dan benar-benar merupakan rangsangan (stimuli) untuk

menimbulkan superkompensasi atlet‟‟.

3) Prinsip Pengatutran Latihan

Latihan harus dilakukan secara teratur dan kontinyu, karena agar terjadi

adaptasi dari keterampilan yang dipelajari. Sajoto (1995:31) menyatakan

“Latihan hendaknya diatur sedemikian rupa, sehingga kelompok otot-otot besar

dulu yang dilatih, sebelum otot yang lebih kecil. Hal ini dilaksanakan agar

kelompok otot kecil tidak akan mengalami kelelahan lebih dulu”. Perlunya

penyusunan dan pengaturan latihan ini adalah otot-otot yang lebih kecil

cenderung lebih cepat lelah dan lebih lemah dari pada kelompok otot yang

lebih besar. Pengaturan latihan juga diperhatihan pemberian beban latihan yang

dilakukan berakibat kerja otot untuk melakukan gerak perlu diberikan

recovery. Maka perlu adanya jeda latihan untuk pemulihan kerja otot.

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

40

4) Prinsip Kekhususan program Latihan

Prinsip kekhususan atau specificity principle merupakan latihan yang

akan ditujukan pada unsur kondisi fisik tertentu yang hanya akan memberikan

pengaruh terhadap komponen tersebut. Aktivitas latihan agar mempunyai

pengaruh yang baik, maka latihan yang dilakukan harus bersifat khusus, sesuai

dengan unsur kondisi fisik dan jenis olahraga yang akan dikembangkan.

Kekhususan program latihan menurut Bompa (1999:34) menjelaskan “ada dua

hal yang perlu diperhatikan dalam spesialisasi yaitu (1) melakukan latihan-

latihan khusus sesuai dengan karakteristik cabang olahraga. Dan (2) melakukan

latihan untuk mengembangkan kemampuan biomotorik khusus dalam

olahraga”. Agar aktivitas latihan dapat memberaikan pengaruh yang baik,

maka latihan yang dilakukan haruslah bersifat khusus sesuai dengan tujuan

yang akan dicapai. Kekhususan tersebut menyangkut sistem energinya serta

pola gerakan (keterampilan) yang sesuai dengan unsur kondisi fisik maupun

nomor yang akan dikembangkan.

4. Kelincahan

a. Definisi Kelincahan

Kelincahan merupakan suatu komponen kesegaran motor atau belajar gerak

yang dapat diperlukan untuk semua aktivitas yang membutuhkan kecepatan

perubahan posisi tubuh dan bagian-bagiannya. Kelincahan merupakan prasyarat

untuk mempelajari dan memperbaiki keterampilan gerak dan teknik olahraga,

terutama gerakan-gerakan yang membutuhkan koordinasi gerakan. Kelincahan

sangat penting untuk olahraga yang membutuhkan kemampua adaptasi yang

tinggi terhadap perubahan situasi pertandingan. Definisi kelincahan menurut

Djoko Pekik Irianto (2009:68) mengatakan “Kelincahan merupakan kemampuan

biomotor dari unsur-unsur kemampuan fisik secara umum, yaitu keterampilan

untuk mengubah arah gerakan tubuh atau bagian tubuh secara tiba-tiba”.

Sedangkan menurut Kirkendall, et. Al, (1987:122) menyatakan bahwa

“kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh atau

bagian-bagiannya secara cepat dan tepat”.

Definisi kelincahan menurut Jensen dan Fisher (1979:195-196) mengatakan

“Kelincahan tersusun atas komponen-komponen koordinasi, kekuatan,

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

41

kelentukan, waktu reaksi dan kecepatan. Kelincahan berkenaan dengan gerakan-

gerakan khusus, merupakan bagian dari komponen khusus”. Kelincahan

berkenaan dengan gerakan-gerakan khusus, merupakan bagian dari komponen

kecepatan. Kelincahan merupakan hal penting dalam keluasan, kelancaran suatu

gerakan sehingga dapat diperoleh suatu gerakan yang efektif dalam kelincahan.

Berkaitan dengan kelincahan dibagi dua tingkatan kelincahan, antara lain

kelincahan tingkat tinggi dan kelincahan tingkat rendah. Kedua tingkat kelincahan

ini sangat mempengaruhi hasil dari kelincahan. Keterkaitan diantara komponen-

komponen kelincahan dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 2.7 Ilustrasi Keterkaitan diantara Kemampuan Biomotorik

(Bompa, 1993:6)

Salah satu unsur kelincahan yang perlu diperhatikan adalah kemampuan

fisik tiap individu. Perlunya kelincahan dalam sepakbola diantaranya ketika

melakukan gerakan menggiring bola dapat bergerak secara efisien. Suharno

(1993:49) menyatakan bahwa :

“kelincahan digunakan secara langsung untuk mengkoordinasikan gerakan-

gerakan berganda, mempermudah berlatih teknik tinggi, gerakan dapat

efisien dan efektif, mempermudah daya orientasi dan antisipasi terhadap

lawan dan lingkungan bertanding, menghindari terjadinya cedera”.

STRENGTH ENDURANCE SPEED FLEXIBILITY COORDINATION

FULL RANGE

OF FLEXIBILITY

PERFECT

COORDINATI

ON

MAXIMUM

SPEED

AEROBIC

ENDURANCE

ANAEROBIC

ENDURANC

E

MAXIMUM

STRENGTH

MOBILITY AGILITY SPEED

ENDURANCE

POWER

MUSCULAR

ENDURANCE

Page 34: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

42

Kelincahan merupakan unsur kondisi fisik yang melibatkan unsur-unsur

kondisi fisik lainnya. Kelincahan juga dipengaruhi oleh banyak hal dan

berhubungan dengan kecepatan, kekuatan, keseimbangan dan koordinasi.

Kelincahan sering disamakan dengan koordinasi kemampuan gerakan-gerakan,

keterampilan-keterampilan, kemampuan gerak motor otot atau kecekatan

(dexerity). Nossek (1982:53) mengatakan bahwa “kelincahan merupakan interaksi

kualitas lain yang meliputi: kecepatan rekasi, kecepatan, kelentukan, keterampilan

gerak otot”.

Suharno HP (1993:51) mengatakan faktor-faktor penentu kecepatan antara

lain :

1) kecepatan reaksi dan kecepatan gerak.

2) kemampuan berorientasi terhadap problem yang dihadapi/kemampuan

berantisipasi.

3) kemampuan mengatur keseimbangan.

4) tergantung kelentukan sendi-sendi.

5) kemampuan mengerem gerakan-gerakan motor.

Kelincahan ketika gerak tidak berdiri sendiri, karena kelincahan merupakan

gabungan unsur-unsur kondisi fisik yaitu koordinasi, kecepatan, dan kelentukan.

Kelincahan sendiri dibedakan menjadi dua macam, kelincahan umum dan

kelincahan khusus. Jenis kelincahan menurut Sudjarwo (1993: 31-32) menyatakan

“Kelincahan umum merupakan kelincahan gerak secara umum untuk menghadapi

aktivitas olahraga secara umum. Sedangkan kelincahan khusus merupakan

kemampuan seseorang untuk menjalankan cabang olahraga khusus sesuai dengan

pilihannya”. Berdasarkan penjelasan diatas menunjukkan bahwa, kelincahan

umum digunakan pada aktivitas sehari-hari, sedangkan kelincahan khusus

merupakan kelincahan yang dibutuhkan dalam cabang olahraga tertentu. Ditinjau

dari sudut anatomis kelincahan umum melibatkan gerakan seluruh segmen bagian

tubuh dan kelincahan khusus hanya melibatkan gerakan segmen tubuh tertentu.

Pada cabang olahraga sepakbola kelincahan sangat dibutuhkan karena

pemain sepakbola dituntut untuk dapat bergerak lebih cepat dari lawan. Hal

tersebut pemain sepakbola dapat melapaskan diri dari kawalan lawan atau dapat

Page 35: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

43

mencari posisi dalam menyerang dengan cepat tanpa bisa diikuti oleh lawan,

sehingga mempunyai banyak peluang untuk menciptakan gol.

b. Latihan Kelincahan

Melatih kelincahan tidak dapat dipisahkan dari latihan fisik secara

keseluruhan. Brooks & Fahey (1984:63) mengemukakan bahwa “latihan

kelincahan adalah memberikan stres fisik yang teratur, sistematik dan

berkesinambungan sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan kemampuan

dalam melakukan kerja teratur”. Latihan fisik yang digunakan untuk melatih

kelincahan merupakan latihan yang teratur dan berkesinambungan sehingga dapat

melatih kelincahan. Nossek (1982:60) menyatakan bahwa”latihan kelincahan juga

memperbaiki kemampuan fungsional, dengan demikian latihan kelincahan

mempunyai bentuk latihan yang cepat dengan kintensitas yang tinggi”.

Mengembangkan teknik kelincahan dapat dilakukan dengan melakukan latihan

yang bertujuan meningkatkan keterampilan, seperti ladder drill. Jenis latihan yang

bertujuan meningkatkan kelincahan harus sesuai dengan batasan yang ada

didalamnya unsur-unsur latihan yang mengharuskan seseorang untuk bergerak

dengan cepat dan mengubah arah dengan tangkas. Melakukan aktivitas latihan

kelincahan juga tidak boleh kehilangan keseimbangan harus sadar akan posisi

tubuhnya.

Melakukan latihan kelincahan unsur-unsur yang harus terpenuhi antara lain,

unsur kecepatan, kelentukan dan perubahan arah harus ada dalam latihan. Sesuai

dengan gerakan yang cepat untuk mengubah arah. Brown Lee & Vance Ferrigno

(2005:-) menyatakan “Untuk dapat meningkatkan kelincahan dan koordinasi salah

satunya dapat dengan menggunakan alat ladder”. Menggunakan latihan variasi

ladder drill dapat melatih kelincahan seseorang, karena didalam melakukan

latihan menggunakan ladder drill terdapat unsur-unsur gerakan yang berubah dan

cepat.

5. Ladder Drill

a. Definisi Ladder Drill

Latihan ladder drill adalah suatu latihan anaerobic dalam bentuk lari

dilintasan ladder. Ladderal drill merupakan suatu alat latihan melompat

Page 36: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

44

menggunakan satu atau dua kaki dengan melompati dan berlari melewati tali

yang berbentuk tangga yang diletakkan dilantai atau tanah. Media berbentuk

tangga biasanya di sebut dengan tangga kelincahan. Latihan ini tidak terlepas

dari kekuatan otot tungkai karena latihan ini banyak banyak menggunakan otot

tungkai selain menggunakan otot kaki saja. Pada penggunaannya dengan lari

menyamping di dalam trek tangga tersebut. Latihan ini sangat bagus untuk

meningkatkan kelincahan lari, karena latihan ini melatih konsentrasi gerak yang

tinggi. Lee Brown & Vance Ferrigno (2005:-) menyatakan “Untuk dapat

meningkatkan kelincahan dan koordinasi salah satunya dapat dengan

menggunakan alat ladder”. Banyak atlet atau pemain menggunakan ladder

untuk melatih, fokus pada gerakan cepat dan reaksi cepat. Menurut Brown Lee e

dkk (2000:86) menyatakan bahwa “bentuk latihan kelincahan antara lain Pro

agility, T-drill, Figure eights, ladder drill, bag drill, forward back, Abc run dan

lainnya”. Ladder adalah salah satu bentuk latihan fisik yang fungsinya melatih

kelincahan kaki dan sinkornasi gerak secara seimbang. Untuk melatih gerakan

ini yang dibutuhkan adalah alat berupa tali lentur yang menyerupai anak tangga

dengan ukuran 50 cm x 520 cm, dengan jarak antara bilah 50 cm.

Ladder drill digunakan pemain atau atlet ketika melakukan latihan, alat ini

untuk membantu dalam improvisasi berbagai aspek gerakan, meningkatkan

keseimbangan, daya tahan otot, waktu reaksi dan koordinasi antara berbagai

bagian tubuh, dan agar pemain dapat mengubah arah lebih cepat, meski dalam

kecepatan tinggi (saat sprint). Selain fisik yang meningkat, latihan menggunakan

alat ini juga dapat meningkatkan sistem saraf dan kelompok otot yang terkait.

Latihan menggunakanalat ladder drill dapat diterapkan pada semua cabang

olahraga, dan karenanya telah menjadi salah satu program pelatihan yang

populer di dunia olahraga. Ladder adalah salah satu alat yang digunakan untuk

latihan fisik yang bentuknya menterupai anak tangga yang diletakkan di bidang

datar atau lantai.

Agility ladder exercise atau latihan kelincahan dengan alat ladder drill

merupakan latihan anaerobic dalam bentuk lari. Secara umum berlari akan

menimbulkan kontraksi otot, namun lari di lapangan yang luas berbeda dengan

berlari dilintasan ladder. Berlari dilintasan ladder membutuhkan keseimbangan

Page 37: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

45

yang bagus, konsentrasi yang tinggi dan koordinasi yang tingi atau dengan kata

lain dibutuhkan adaptasi neuromuscular karena saat bergerak dari kotak satu ke

kotak lainnya atau gerakan yang kompleks dengan cepat dan tanpa kehilangan

keseimbangan. Menurut (Tony Reynolds : 2010: 20-27) beberapa contoh latihan

menggunakan ladder :

a. Bentuk Latihan 1 Foot In Each

Gambar 2.8 1 Foot In Each (Tony Reynolds, 2010:-)

1) Berlaru melalui ladder dengan satu kaki pada setiap kotak.

2) Ditekankan pada ayunan lengan dan gerakan knee yang tinggi secara kuat

serta kontak dengan tanah secara cepat

b. Bentuk latihan 2 Feet In Each

Gambar 2.9 2 Feet In Each (Tony Reynolds, 2010:-)

1) Berlari melalui ladder dengan kedua kaki pada setiap kotak

2) Ditekankan pada ayunan lengan dan gerakan knee yang tinggi secara kuat

serta kontak dengan tanah secara cepat.

c. Bentuk Latihan In In Out Out

Gambar 2.10 In In Out Out (Tony Reynolds, 2010:-)

R

3

2

1

L

4

L

R

1

2

3

8

7

6

5

4

11

14 9 10 5 6 1 2

R L 12 7 8 3 4

13

Page 38: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

46

1) Mulai dengan berdiri disamping ladder

2) Bergerak dalam pola lateral kekanan, melangkah ke dalam kotak pertama

dengan kaki kanan.

3) Kemudian diikuti dengan langkah kaki kiri kedalam kotak pertama

4) Berikutnya, melangkah ke belakang dengan kaki kanan

5) Kemudian diikuti dengan langkah kaki kiri ke belakang

d. Bentuk Latihan X-Over Zig Zag

Gambar 2.11 Latihan X-Over Zig Zag (Tony Reynolds, 2010:-)

1) Mulai dengan posisi kedua kaki disamping ladder

2) Lakukan gerakan zig-zag kesamping dengan masuk ke dalam kotak

pertama

3) Ulangi urutan latihan ini dari kotak 2-5 dan sepanjang ladder

e. Bentuk Latihan Ickey Shuffle

Gambar 2.12 Ickey Shuffle (Tony Reynolds, 2010:-)

L

4

9

6

5

2

1

R

3

12

7

11

8

14

13

10

7

4

5

2

1

L

6

10

11

8

9 3

R

Page 39: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

47

1) Mulai dengan posisi kedua kaki di samping ladder

2) Lakukan ritme 1-2-3 ketika masuk kedalam kotak

3) Melangkah ke kotak pertama dengan satu kaki, kemudian diikuti satu kaki

yang masih diluar kotak.

4) Berikutnya melangkah ke kotak kedua dengan kaki kiri melangkah keluar

kotak.

5) Selanjutnya kotak ketiga kaki yang satunya melangkah diluar. Dilakukan

secara bergantian.

Manfaat latihan ladder drill nantinya untuk meningkatkan kelincahan

pemain sepakbola dengan memanfaatkan alat ladder tersebut. Beberapa variasi

nanti yang menggunakan alat ladder dapat meningkatkan kelincahan dan

koordinasi. Fajar Ismoyo (2014:8) mengatakan bahwa “Menggunakan variasi

latihan ladder drill memberikan pengaruh yang signifikan pada kemampuan

dribbling, kelincahan, dan koordinasi”. Latihan ladder drill ini sangat cocok

untuk diterapkan untuk melatih kelincahan, terutama pada pemain sepakbola

agar menunjang keterampilan menggiring bola dengan baik

b. Latiah Ickey Shuffle

Ickey shuffle merupakan salah satu variasi latihan dengan menggunakan

ladder drill. ickey shuffle merupakan latihan untuk melatih kelincahan,

koordinasi dan kecepatan. Latihan ini membuat pemain melakukan latihan ickey

shuffle dengan cara melewati kotak ladder drill dengan cepat. Kunci gerakan

dalam melakukan gerakan Ickey shuffle antara lain menempatkan dua kaki dalam

kotak, satu kaki luar kotak, dan sedikit dihentakkan ketika kontak dengan tanah.

Manfaat yang didapat jika melakukan latihan ickey shuffle menurut Brown &

Vance Ferrigno (2005:191) mengatakan bahwa, “Membantu meningkatkan

kecepatan, keseimbangan, visual atau koordinasi, membantu meningkatkan

reaksi visual”.

Gerakan yang perlu ditekankan ketika latihan Ickey shuffle antara lain

bagaimana mengkoordinasikan langkah pada ladder drill dan cepat dalam

melangkah pada ladder drill. melakukan variasi latihan ickey shuffle dengan

kecepatan dan koordinasi yang tinggi antara lain dengan memulai posisi kedua

Page 40: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

48

kaki di samping kanan ladder, lakukan dengan kaki kiri masuk pada kotak ladder

pertama, selanjutnya pindahkan kaki kanan masuk kedalam kotak ladder

pertama, kaki kiri yang ada di kotak ladder pertama langkahkan di luar kotak

ladder kedua, kaki kanan selanjutnya dilangkahkan ke kotak ladder kedua,

selanjutnya kaki kiri yang berada di kotak ladder kedua langkahkan masuk ke

dalam kotak ladder kedua, diikuti memindahkan kaki kanan ke luar kotak ladder

kedua, lakukan selanjutnya pada kotak-kotak ladder selanjutnya.

c. Latihan X-Over Zigzag

Arti harfiah dari X-over zigzag adalah gerakan yang berliku-liku, pada

latihan ini gerakan berliku-liku dilakukan pemain ketika melewati tangga

kelincahan atau ladder drill. X-over zigzag merupakan suatu variasi latihan

dengan menggunakan ladder drill. X-over zigzag merupakan latihan untuk

melatih kelincahan, koordinasi dan kecepatan. Latihan X-over zigzag dilakukan

dengan cara melewati kotak ladder drill dengan cepat. Kunci gerakan dalam

melakukan gerakan X-over zigzag antara lain kecepatan gerakan, berlari dan

mengubah teknik, dan memantau kecepatan lari. Manfaat yang didapat jika

melakukan latihan X-over zigzag menurut Brown & Vance Ferrigno (2005:68)

mengatakan bahwa, “Membantu meningkatkan gerakan kaki, kecepatan, dan

koordinasi, membantu meningkatkan kelicahan”.

Gerakan yang perlu ditekankan ketika latihan X-over zigzag antara lain

bagaimana mengkoordinasikan langkah pada ladder drill dan cepat dalam

melangkah pada ladder drill. melakukan variasi latihan X-over zigzag dengan

kecepatan dan koordinasi yang tinggi antara lain dengan berkonsentrasi ke arah

kotak ladder, selanjutnya melangkah ke samping kotak ladder pertama

dilanjutkan langkahkan kaki kedua dengan masuk ke kotak ladder pertama.

Dilanjutkan melangkahkan kaki pertama ke luar kota ladder kedua dilanjutkan

kaki kedua.selanjutnnya langkahkan kaki menuju kotak ladder kedua. Lakukan

dengan langkah menyamping seperti kotak ladder pertama berlanjut ke kotak

ladder kedua selanjutnya.

Page 41: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

49

6. Koordinasi Mata-kaki

a. Koordinasi

Pada prinsipnya koordinasi merupakan pengaturan syaraf-syaraf pusat dan

tepi secara harmonis dalam menggabungkan gerakan-gerakan otot synergis dan

antagonis secara selaras. Komponen biomotor koordinasi diperlukan pada semua

cabang olahraga pertandingan maupun perlombaan, karena unsur-unsur teknik

gerak dalam cabang olahraga melibatkan sinkornasi dari beberapa kemampuan.

Koordinasi merupakan kemampuan seseorang untuk merangkaikan beberapa

gerakan menjadi satu pada gerakan yang efektif dan efesien. Pengertian

koordinasi menurut Bompa (1986:64) menyatakan “Koordinasi adalah suatu

kemampuan biomotor yang sangat kompleks berkaitan dengan kecepatan,

kekuatan, daya tahan dan kelenturan”. Menurut Nossek (1982:89) berpendapat

bahwa “Koordinasi adalah kemampuan untuk memadukan berbagai macam

gerakan ke dalam satu atau lebih pola gerak khusus”. Sedangkan pengertian

koordinasi menurut Singer (1983:167) mengemukakan bahwa “koordinasi dari

berbagai macam bagian tubuh termasuk suatu kemampuan untuk menampilkan

suatu model keterampilan gerak”. Kemampuan tersebut dimaksudkan untuk

mengendalikan tubuh yang bebas dilibatkan dalam suatu gerakan yang kompleks

dan menggabungkan bagian-bagian tersebut dalam suatu gerakan yang lancar.

Schmidt (1988:265) menambahkan bahwa, “Koordinasi adalah perpaduan dua

prilaku atau lebih, dimana antara satu dengan yang lainnya saling berkaitan dalam

menghasilkan suatu keterampilan gerak”. Koordinasi dibedakan menjadi dua

macam, yaitu koordinasi umum dan koordinasi khusus.

Perbedaan koordinasi menurut Sage dalam Sukadiyanto (2011:149)

menyatakan bahwa :

Koordinasi umum merupakan kemampuan seluruh tubuh dalam

menyesuaikan dan mengatur gerakan secara simultan pada saat melakukan

suatu gerak. Artinya bahwa setiap gerakan yang dilakukan melibatkan semua

atau sebagian besar otot-otot, system syaraf dan persendian. Contoh

koordinasi umum gerakannya seperti joging, lempar tangkap, dll. Sedangkan

koordinasi khusus merupakan kemampuan untuk mengkoordinasikan gerak

dari sejumlah anggota badan secara simultan. Pada umumnya setiap teknik

pada cabang olahraga merupakan hasil perpaduan antara pandangan mata

dan kerja kaki (footwork), oleh karena itu koordinasi khusus merupakan

pengembangan dari koordinasi umum yang dikombinasikan dengan

kemampuan biomotor yang lain sesuai dengan karakteristik cabang olahraga.

Page 42: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

50

Beberapa pernyataan definisi koordinasi dapat disimpulkan bahwa

koordinasi merupakan kemampuan seseorang untuk merangkai beberapa unsur

gerak menjadi satu grakan yang selaras sesuai dengan tujuannya atau

menampilkan serangkaian gerakan dengan baik dan akurat. Mengukur

kemampuan koordinasi menurut Singer (1980:200) mengatakan bahwa “dalam

kegiatan olahraga salah satu cara mengukur kemampuan koordinasi adalah dengan

tes ketepatan mencapai target tertentu”. Pada cabang olahraga sepakbola

koordinasi merupakan salah satu komponen fisik yang sangat berpengaruh dalam

permainan sepakbola. Terdapat banyak gerakan yang memerlukan koordinasi.

Koordinasi keterampilan seperti menimang-nimang bola (jugling), dan

menggiring bola (dribbling) gerakan-gerakan tersebut dipengaruhi oleh beberapa

faktor, seperti intelegensi, kemahiran dan ketepatan dalam menggunakan indera,

pengalaman gerak, pengembangan gerak biomotor. Koordinasi mata-kaki adalah

kemampuan pemain dalam mengintegrasikan antara mata (pandangan) dengan

gerakan kaki secara efektif. Koordinasi mata-kaki merupakan suatu integrasi

antara mata sebagai fungsi utama dalam hal ini melihat bola dan situasi permainan

yang dihadapi ketika seorang pemain sepakbola menguasai bola, dan kaki sebagai

fungsi yang melakukan suatu gerakan antara lain, menggiring bola ketika

menyerang pertahanan lawan perlu koordinasi mata-kaki agar bola tidak keluar

dari penguasaan. Kemampuan menggiring bola dengan baik dapat dipengaruhi

oleh kualitas koordinasi mata-kaki harus dirangkaikan menjadi satu pola gerakan

yang baik dan harmonis untuk mendukung kemampuan menggiring bola.

b. Tingkatan Koordinasi Mata-Kaki

Pemain atau atlit olahraga yang memiliki koordinasi mata-kaki yang baik

apabila integritas mata dan gerak kaki dapat melakukan gerakan sesuai dengan

tujuan yang diinginkan. Tingkat koordinasi mata-kaki seseorang dapat diketahui

jika melakukan tes dan pengukuran yang relevan. Pada sepakbola tes koordinasi

mata-kaki yang relevan adalah “Soccer wall volley test”. Tes koordinasi mata-kaki

Ismaryati (2006:54-56) meyatakan bahwa, “Melalui tes dan pengukuran

koordinasi mata-kaki, maka akan diketahui sejauh mana kemampuan yang

dimilikinya”.

Page 43: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

51

Mengkatagorikan tingkatan seseorang pemain sepakbola yang memiliki

koordinasi mata-kaki tinggi, sedang, atau rendah, dengan membandingkan hasil

yang dicapai seseorang dengan orang lain. Misalnya dalam penelitian ini, sampel

dites koordinasi mata-kakinya, untuk selanjutnya hasilnya dirangking dari nilai

tertinggi sampai nilai terendah. Dari hasil perangkingan tersebut, kemudian

diambil sepertiga rangking atas dikategorikan koordinasi mata-kaki tinggi, nilai

sepertiga rangking tengah dikategorikan koordinasi mata-kaki sedang, sedangkan

nilai sepertiga rangking bawah dikategorikan koordinasi mata kaki rendah.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Koordinasi Mata-Kaki

Faktor-faktor yang mempengaruhi koordinasi menurut Suharno (1993:62)

antara lain :

1. Pengaturan syaraf pusat dan tepi. Hal ini berdasarkan pembawaan atlet dan

hasil dari latihan-latihan.

2. Tergantung tonus dan eleksitas otot yang melakukan gerakan,

3. Baik dan tidaknya keseimbangan, kelincahan dan kelentukan atlet

4. Baaik dan tidaknya koordinasi kerja syaraf, otot dan indera.

Kemampuan koordinasi seorang atlet dipengaruhi oleh pembawaan dan

unsur-unsur kondisi fisik seperti kelincahan, kelentukan, keseimbangan. Dengan

demikian latihan untuk mengembangkan unsur-unsur kondisi fisik tersebut, secara

tidak langsung akan meningkatkan kemampuan koordinasi pula. Kemampuan

seorang pemain sepakbola dalam melakukan gerak menggiring bola peran

koordinasi sangat dibutuhkan, setiap pemain koordinasi berbeda tergantung pada

perkembangan kondisi fisik. Faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan

koordinasi adalah latihan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan

koordinasi tersebut dapat diciptakan dan diupayakan melalui latihan secara

sistematis, teratur dan kontinyu. Dengan latihan yang dilakukan secara berulang-

ulang gerakan yang memerlukan koordinasi akan dapat dilakukan dengan mudah

bahkan dapat menjadi gerakan yang otomatis.

Page 44: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

52

d. Koordinasi Mata-Kaki Terhadap Keterampilan Menggiring Bola

Menggiring bola merupakan keterampilan yang memiliki beberapa unsur

gerakan yang dalam pelaksanaannya harus dirangkaikan secara baik dan

harmonis. Untuk meningkatkan keterampilan menggiring bola pemain sepakbola

harus memiliki koordinasi gerak yang baik. Pemain sepakbola memiliki

koordinasi gerak yang baik, maka gerakan-gerakan yang dilakukan lebih efektif

dan efesien. Terdapat banyak manfaat yang diperoleh jika seorang pemain

sepakbola memiliki koordinasi yang baik. Menurut Suharno HP. (1993:62)

kegunaan koordinasi antara lain :

1. Mengkoordinasikan beberapa gerak agar menjadi suatu gerak yang utuh

dan serasi.

2. Efesien dan efektif dalam penggunaan tenaga.

3. Untuk menghindari terjadinya cidera.

4. Mempercepat berlatih, menguasai teknik.

5. Dapat untuk memperkaya taktik dalam bertanding.

6. Kesiapan mental atlet lebih mantap untuk menghadapi pertandingan.

Tingkat koordinasi yang baik akan mendukung gerakan menjadi lebih

efektif dan efisien. Namun sebaliknya jika tingkat koordinasi rendah, gerakan

yang ditampilkan tidak efektif, bahkan dapat menimbulkan cidera. Untuk

meningkatkan kemampuan menggiring bola, maka seorang pemain sepakbola

harus memiliki koordinasi yang baik. Untuk dapat meningkatkan koordinasi harus

dilakukan latihan dengan baik dan benar. Menggiring bola merupakan gerakan

yang cukup komplek, karena menggiring bola merupakan gabungan dari berbagai

unsur seperti, gerakan berlari, gerakan mengontrol, menyentuh bola serta melihat

situasi dilapangan. Keterampilan menggiring bola merupakan kemampuan

membawa bola dengan kaki sambil berlari. Agar bola yang digiring tidak terlepas

pemain dituntut untuk mengintegrasikan gerakan mendorong dan mengontrol

bola, gerakan berlari serta harus memperhatikan situasi sekitar. Dalam hal ini

seseorang pemain sepakbola harus memiliki koordinasi mata-kaki yang baik.

Dengan memiliki koordinasi mata-kaki yang baik akan dapat melakukan

keterampilan menggiring bola dengan baik pula.

Page 45: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

53

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dibutuhkan dalam mendukung kajian teori yang

dikemukakan, sehingga dapat dipergunakan sebagai kajian hipotesis. Hasil penelitian

yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh I Nyam

Sastra Dwipa Udiyana (2014) yang berjudul pengaruh pelatihan modifikasi zig zag

run terhadap peningkatan kecepatan dan kelincahan. Hasil kesimpulan yang

diperoleh adalah pelatihan modifikasi zig zag run berpengaruh terhadap peningkatan

kecepatan, pelatihan modifikasi zig zag run berpengaruh terhadap peningkatan

kelincahan.

Penelitian Indra Iman (2013) yang berjudul, hubungan antara kelincahan dan

kecepatan terhadap hasil menggiring bola. Hasil kesimpulan yang diperoleh terdapat

hubungan yang signifikan antara kelincahan dan kecepatan terhadap hasil

menggiring bola pada siswa putra kelas VII SMP Swasta Kapuas Pontianak. Rincian

hasil penelitian tersebut antara lain, terdapat hubungan signifikan antara kelincahan

terhadap hasil menggiring bola pada siswa putra kelas VII SMP Swasta Kapuas

Pontianak, Terdapat hubungan yang signifikan antara kecepatan terhadap hasil

menggiring bola pada siswa putra kelas VII SMP Swasta Kapuas Pontianak, terdapat

hubungan yang signifikan antara kelincahan terhadap kecepatan pada siswa putra

kelas VII SMP Swasta Kapuas Pontianak. Peneliti menggunakan tes kelincahan

menggunakan dogging run sedangkan untuk kecepatan menggunakan lari sprint 50

meter.

C. Kerangka Pemikiran

Hasil kajian teori dan masalah yang telah diulas diatas, maka dapat disusun

kerangka pemikiran sebagai berikut :

1. Perbedaan pengaruh latihan variasi Ickey Shuffle dan X-Over Zigzag terhadap

peningkatan keterampilan menggiring bola

Keterampilan menggiring bola merupakan salah satu teknik yang sangat

diperlukan pada permainan sepakbola. keterampilan menggiring bola dipengaruhi

juga oleh kemampuan fisik. Keterampilan menggiring bola pada permainan

Page 46: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

54

sepakbola makin baik jika ditunjang oleh kemampuan fisik yang memadai. Usaha

meningkatkan keterampilan menggiring bola, latihan yang dilakukan harus

ditujukan pada pengembangan komponen fisik penunjang, penguasaan terhadap

bola dan teknik menggiring bola dengan benar. Latihan yang diterapkan harus

sistematis, teratur dan kontinyu serta dengan bentuk latihan yang sesuai, dalam

hal ini menggiring bola. Melakukan latihan jika memperhatikan hal-hal tersebut,

maka penguasaan keterampilan menggiring bola akan dapat tercapai.

Latihan Ickey shuffle dan X-Over Zigzag adalah salah satu latihan variasi

dari ladder drill yang dapat digunakan untuk meningkatkan komponen fisik

kelincahan untuk menunjang kemampuan menggiring bola. Latihan Ickey shuffle

dan X-Over Zigzag merupakan model pengembangan latihan kelinchan dengan

menggunakan alat Ladder drill. Ladder drill merupakan salah satu alat untuk

meningkatkan kelincahan. Alat berupa tali lentur yang menyerupai anak tangga

dengan ukuran 50 cm x 520 cm, dengan jarak antara bilah 50 cm. Cara kerja alat

ini adalah dengan meletakkannya di bidang datar, misalnya: lantai datar atau

lapangan.

Latihan Ickey shuffle merupakan perpaduan dari gerakan melompati kotak

ladder drill dan berlari. Berdasarkan gerakannya, maka komponen yang

dikembangkan yaitu, kelincahan dan kecepatan. Pada pelaksanaannya di latihan,

pemain harus dapat merangkaikan dan mengkoordinasikan gerakan koordinasi

dan kecepatan. Kelebihan latihan Ickey shuffle antara lain dengan dilakukan secara

berulang-ulang nantinya dapat meningkatkan koordinasi dan kecepatan yang

merupakan komponen fisik milik pemain sepakbola. Komponen fisik berupa

kelincahan dan koordinasi mempengaruhi kecepatan dalam menggiring bola.

Kelincahan dapat digunakan untuk melewati musuh dan koordinasi memadukan

dua hal yakni memadukan bola dan kaki agar penguasaan menggiring bola

pemain tersebut dengan baik. Latihan Ickey shuffle ini dengan konsentrasi untuk

menentukan langkah kaki kanan-kiri secara tepat pada ladder drill dibutuhkan

konsentrasi yang tinggi selain itu laju pada ladder drill yang zigzag dapat

mendukung penguasaan keterampilan menggiring bola. Konsentrasi yang tinggi

dan laju yang zigzag mendukung keterampilan menggiring bola.

Page 47: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

55

Latihan X-Over Zigzag adalah salah satu model latihan yang dapat

digunakan untuk meningkatkan kelincahan pemain sepakbola, kelincahan tersebut

menunjang untuk kemampuan menggiring bola pada permainan sepakbola. Model

latihan X-Over Zigzag merupakan salah satu pengembangan latihan kelaincahan

menggunakan ladder drill. Pemain yang melakukan model latihan X-Over Zigzag

melakukan sprint dengan melewati kotak yang ada pada ladder drill. Rintangan

pada model ini berupa pemain harus kosentrasi agar tepat melangkahkan kakinya

pada kotak yang tersedia, dan tidak menyentuh garis pembatas kotak ladder drill

selanjutnya. Latihan X-Over Zigzag ini dengan konsentrasi untuk menentukan

langkah kaki kanan-kiri secara tepat dan laju zigzag pada ladder drill dibutuhkan

konsentrasi dapat mendukung penguasaan keterampilan menggiring bola.

Konsentrasi laju zigzag agar tepat pada ladder drill mendukung keterampilan

menggiring bola.

Latihan kelincahan yang dibutuhkan pemain sepak bola dalam penelitian ini

mengambil variasi latihan ladder atau latihan variasi menggunakan tangga

kelincahan ini bermaksud untuk melatih fisik komponen kelincahan. Variasi

latihan ladder berupa latihan Ickey shuffle dan X over zigzag merupakan suatu

variasi yang digunakan untuk melatih kelincahan. Perbedaan latihan ini adalah

pengaturan koordinasi yang tepat untuk menempatkan kakinya pada tangga

kelincahan. Perlu konsentrasi yang tinggi untuk melakukan latihan ladder drill ini.

Latihan Ickey shuffle tingkat kesulitan dalam melakukan koordinasi langkah ke

tangga kelincahan sangat tinggi bagaimana mengkoordinasi kaki secara

bergantian masuk ke dalam kotak tangga kelincahan dan melakukan gerakan

zigzag pada ladder drill. Melakukan latihan Ickey shuffle ini dilakukan secara ajeg

dapat meningkatkan keterampilan menggiring bola. Melakukan langkah dengan

memadukan kaki kanan-kiri secara bergantian dengan laju zigzag pada ladder

drill dibutuhkan konsentrasi tinggi. Laju kaki secara zigzag pada alat ladder drill

dapat mendukung penguasaan keterampilan menggiring. Konsentrasi langkah kaki

yang tinggi dalam gerakan kaki mendukung meningkatnya keterampilan

menggiring bola.

Latihan X over zigzag merupakan latihan yang mengkoordinasikan kaki ke

dalam kotak ladder dengan langkah kaki zigzag. Langkah zigzag didalam kotak

Page 48: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

56

ladder ini dapat dilakukan dengan kesulitan yang tidak begitu tinggi. Pemain

mengkoordinasikan langkah zigzag ke dalam kotak ladder dengan mudah.

Langkah kaki dalam masuk ke dalam kotak ladder dengan langkah zigzag yang

perlu diperhatikan adalah bagaimana menempatkan kaki masuk ke dalam kotak

ladder tepat pada kotaknya. Melakukan latihan X over zigzag ini dilakukan secara

ajeg dapat meningkatkan keterampilan menggiring bola. Melakukan langkah pada

tangga kelincahan yang dibutuhkan konsentrasi tinggi dan laju kaki secara zigzag

pada alat ladder drill dapat mendukung penguasaan keterampilan menggiring.

Konsentrasi langkah kaki zigzag dalam gerakan kaki mendukung meningkatnya

keterampilan menggiring bola.

2. Perbedaan peningkatan keterampilan menggiring bola antara pemain yang

memiliki koordinasi mata-kaki tinggi dan koordinasi mata-kaki rendah.

Koordinasi merupakan kemampuan seseorang untuk merangkaikan atau

mengintegrasikan beberapa gerakan ke dalam satu pola gerakan yang selaras dan

efektif sesuai dengan tujuan. Koordinasi mata-kaki merupakan dasar untuk

mencapai keterampilan yang tinggi dalam menggiring bola. Memiliki koordinasi

mata-kaki yang baik akan dapat melakukan keterampilan menggiring bola dengan

baik. Koordinasi dapat digunakan sebagai modal awal yang harus dimiliki

pemain, karena kemampuan koordinasi merupakan wujud kesanggupan individu

untuk mempertinggi daya kerja, sehingga memudahkan seseorang menyelesaikan

tugas keterampilan gerak.

Koordinasi merupakan keterampilan yang harus dimiliki pada setiap cabang

olahraga, termasuk cabang olahraga sepakbola. Gerakan keterampilan sepakbola

seperti keterampilan melakukan menggiring bola merupakan gerakan yang

menggunakan kecermatan pandangan (mata) dan gerakan kaki. Pemain yang tidak

memiliki koordinasi mata-kaki, maka hasil keterampilan sepakbola dalam hal ini

menggiring bola akan sulit tercapai. Pemain sepakbola yang memiliki koordinasi

yang baik akan dapat melakukan kemampuan menggiring bola tanpa menemui

kendala yang berarti. Koordinasi mata-kaki tinggi merupakan komponen dasar

yang mendukung dalam melakukan aktivitas keterampilan teknik dasar sepakbola

khususnya pada keterampilan menggiring bola.

Page 49: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

57

Dalam pelaksanaan latihan keterampilan teknik dasar menggiring bola,

koordinasi mata-kaki yang dimiliki siswa dapat berpengaruh terhadap hasil yang

akan dicapai. Pemain yang memiliki tingkat koordinasi mata-kakinya tinggi akan

lebih mudah dalam melaksanakan tugas dalam latihan, sehingga hasilnya juga

lebih baik. Koordinasi merupakan salah satu dasar pembentuk berbagai

keterampilan gerak. Koordinasi merupakan dasar yang baik menunjang kecepatan

proses belajar keterampilan. Belajar keterampilan merupakan proses yang

berisikan aktivitas atau kejadian untuk menguasai atau mempelajari suatu jenis

gerakan keterampilan. Keterampilan gerak merupakan kualitas gerakan yang

ditampilkan yang merupakan hasil dari proses pada latihan. Berlatih suatu gerak

keterampilan diperlukan jangka waktu tertentu. Waktu yang diperlukan untuk

mempelajari suatu keterampilan dipengaruhi oleh kompeksitas gerakan

keterampilan yang akan dipelajari dan kemampuan individu pemain yang berlatih.

Kemampuan dasar untuk membantu pemain untuk mempelajari keterampilan

gerak adalah kemampuan koordinasi. Pemain yang memiliki dasar kemampuan

koordinasi yang baik, akan memiliki kemampuan yang lebih cepat dalam

mempelajari keterampilan menggiring bola dalam sepakbola.

3. Pengaruh Interaksi antara latihan variasi ladder drill dengan koordinasi terhadap

peningkatan keterampilan menggiring bola.

Model Latihan variasi ladder drill berupa Ickey shuffle dan X-Over zigzag

merupakan suatu model latihan fisik yang dapat meningkatkan kelincahan pemain

dalam melakukan teknik menggiring bola pada permainan sepakbola. Perbedaan

kemampuan koordinasi mata-kaki merupakan karakteristik individu masing-

masing pemain. Tingkat kemampuan koordinasi mata-kaki ini akan berpengaruh

terhadap hasil peningkatan keterampilan menggiring bola pada permainan

sepakbola. Koordinasi mata-kaki merupakan modal untuk melakukan latihan

keterampilan menggiring bola pada permainan sepakbola. Tinggi rendahnya

kemampuan koordinasi mata-kaki merupakan karakteristik masing-masing

pemain. Tingkat kemampuan koordinasi mata-kaki ini akan mempengaruhi

terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola. Hal ini membuat berfikir

Page 50: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1 ...BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Permainan Sepakbola ... latihan antara usia 5 dan 13 tahun”. Jelas bahwa

58

untuk menentukan model latihan yang tepat pada anak yang mempunyai

kemampuan koordinasi mata-kaki tinggi dan rendah.

Koordinasi mata-kaki merupakan hal yang penting untuk meningkatkan

keterampilan menggiring bola pada permainan sepakbola, karena dengan

koordinasi mata-kaki yang baik, pemain dapat mengontrol gerakan-gerakan yang

dilakukan sehingga menjadi akurat. Pemain yang memiliki memiliki koordinasi

mata-kaki tinggi memiliki kemampuan untuk lebih cepat menguasai kemampuan

menggiring bola pada permainan sepakbola, dari pada pemain yang memiliki

koordinasi mata-kaki rendah. Latihan fisik komponen kelincahan dengan

menggunakan alat ladder drill dengan model latihan Ickey shuffle lebih cocok

untuk pemain yang memiliki koordinasi mata-kaki tinggi. Sehingga pemain

dengan memiliki koordinasi mata-kaki yang tinggi dengan latihan ickey shuffle

akan mendapatkan peningkatan yang lebih baik. Model latihan ickey shuffle ini

membutuhkan koordinasi tinggi untuk menempatkan kakinya tepat pada kotak

ladder drill dan melaju zigzag. Sedangkan pemain yang memiliki koordinasi

mata-kaki rendah sangat cocok untuk menggunakan X-Over Zigzag. Model latihan

X-Over Zigzag melewati kotak dengan cara zig-zag. Pemain berkonsentrasi

dengan langkah kaki ke tangga kelincahan atau ladder drill. Sehingga pemain

yang memiliki koordinasi mata-kaki rendah dengan model latihan x-over zigzag

dapat meningkat keterampilan menggiring bola.

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan dari kajian teori dan kerangka pemikiran diatas dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut :

1. Ada perbedaan pengaruh latihan variasi ladder drill terhadap peningkatan

keterampilan menggiring bola pada permainan sepakbola.

2. Ada perbedaan peningkatan keterampilan menggiring bola antara pemain

yang memiliki koordinasi mata-kaki pada permainan sepakbola.

3. Ada pengaruh interaksi antara latihan variasi ladder drill dengan koordinasi

mata-kaki terhadap peningkatan keterampilan menggiring bola pada

permainan sepakbola.