61
10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya crawl menyerupai cara berenang seekor binatang, oleh sebab itu disebut dengan “crawl” yang artinya merangkak. Gerakan asli dari gaya ini adalah menirukan gerakan dari anjing yang berenang atau dikenal juga dengan “renang anjing” (dog-style). Gaya crawl ini juga disebut dengan gaya rimau, yang berasal dari kata “harimau”. Renang gaya crawl ini adalah gaya dalam renang yang paling sering digunakan dalam perlombaan renang nomor renang gaya bebas, karena renang gaya crawl adalah gaya dalam renang yang paling cepat jika dibandingkan dengan gaya lainnya. Karnadi (2008:2.3) berpendapat bahwa “dalam renang gaya ini memiliki koordinasi gerak yang baik dan hambatannya paling minim. Ciri khas dari renang gaya ini adalah gerakan lengannya berputar mirip dengan gerakan baling-baling pesawat dan gerakan tungkainya naik turun secara menyilang”. Suryatna dan Suherman (2004:67) mengatakan hasil catatan sejarah kompetisi renang Olimpiade yang menunjukan bahwa tidak ada stroke lain yang sebanding dengan stroke gaya bebas ini, bila dilihat dari kecepatan luncuran yang dihasilkan. Gaya crawl oleh sebagian orang disebut gaya bebas. Istilah ini kurang tepat, sebab gaya bebas merupakan nama pada nomor perlombaan renang, sedangkan gaya crawl merupakan salah satu teknik renang. Pada setiap perlombaan nomor gaya bebas hampir semua perenang memilih gaya crawl, oleh sebab itu gaya crawl sering disebut sebagai gaya bebas. Dalam aturan FINA (2015:193) disebutkan bahwa gaya bebas (freestyle) berarti nomor perlombaan yang memungkinkan perenang menggunakan berbagai macam gaya, kecuali pada nomor gaya ganti atau individu, gaya bebas

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

10

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Renang Gaya Crawl

a. Pengertian Renang Gaya Crawl

Renang gaya crawl menyerupai cara berenang seekor binatang,

oleh sebab itu disebut dengan “crawl” yang artinya merangkak. Gerakan asli

dari gaya ini adalah menirukan gerakan dari anjing yang berenang atau

dikenal juga dengan “renang anjing” (dog-style). Gaya crawl ini juga

disebut dengan gaya rimau, yang berasal dari kata “harimau”.

Renang gaya crawl ini adalah gaya dalam renang yang paling

sering digunakan dalam perlombaan renang nomor renang gaya bebas,

karena renang gaya crawl adalah gaya dalam renang yang paling cepat jika

dibandingkan dengan gaya lainnya. Karnadi (2008:2.3) berpendapat bahwa

“dalam renang gaya ini memiliki koordinasi gerak yang baik dan

hambatannya paling minim. Ciri khas dari renang gaya ini adalah gerakan

lengannya berputar mirip dengan gerakan baling-baling pesawat dan

gerakan tungkainya naik turun secara menyilang”. Suryatna dan Suherman

(2004:67) mengatakan hasil catatan sejarah kompetisi renang Olimpiade

yang menunjukan bahwa tidak ada stroke lain yang sebanding dengan stroke

gaya bebas ini, bila dilihat dari kecepatan luncuran yang dihasilkan.

Gaya crawl oleh sebagian orang disebut gaya bebas. Istilah ini

kurang tepat, sebab gaya bebas merupakan nama pada nomor perlombaan

renang, sedangkan gaya crawl merupakan salah satu teknik renang. Pada

setiap perlombaan nomor gaya bebas hampir semua perenang memilih gaya

crawl, oleh sebab itu gaya crawl sering disebut sebagai gaya bebas. Dalam

aturan FINA (2015:193) disebutkan bahwa gaya bebas (freestyle) berarti

nomor perlombaan yang memungkinkan perenang menggunakan berbagai

macam gaya, kecuali pada nomor gaya ganti atau individu, gaya bebas

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

11

berarti bebas menggunakan gaya selain gaya punggung (backstroke), gaya

dada (breaststroke) atau gaya kupu-kupu (butterfly).

Renang gaya crawl merupakan cara berenang dengan badan

telungkup kemudian lengan bergerak menjangkau jauh ke depan secara

bergantian seperti baling-baling dan gerakan kaki yang bergerak

mencambuk air naik turun secara bergantian.

b. Teknik Renang Gaya Crawl

1) Posisi Badan

Untuk bisa berenang gaya crawl secara efisien ternyata terdapat

beberapa kunci utamanya, yaitu dengan memperkecil tahanan air (drag)

dan memperbesar gaya dorong (propulsi). Anandita (2010:33)

mengatakan bahwa “jika memperbesar gaya dorong kita bisa berenang

lebih efisien hingga 30%, sedangkan jika memperkecil tahanan air, kita

bisa berenang lebih efisien hingga 70%”.

Menurut Anandita (2010:33) bahwa untuk memperkecil tahanan

air ada beberapa kunci, yang pertama adalah body streamline yaitu posisi

badan dengan memasukkan kepala ke dalam air dan arahkan pandangan

ke dalam kolam, maka tungkai kita akan bisa mengapung dengan mudah.

Kedua, jadikan tubuh kita lebih panjang, cara agar tubuh kita bisa

menjadi lebih panjang adalah dengan menyorongkan lengan ekstensi kita

sejauh-jauhnya ke depan. Jadi begitu tangan masuk ke dalam air jangan

langsung mengayun tapi julurkan beberapa saat sejauh mungkin ke

depan. Ketiga, miringkan tubuh kita (body rolling) ke sisi kiri dan ke sisi

kanan. Kemiringan ini bukan hanya dada, melainkan seluruh tubuh,

tahanan air akan lebih kecil ketika tubuh kita miringkan.”

Sedangkan Karnadi (2008:2.3) berpendapat bahwa dalam

bernapas sikap kepala harus menoleh ke arah samping, bukan

mengangkat kepala, jadi gerakan kepala harus pada axis garis sepanjang

badan, bukan axis garis kiri atau kanan. Kepala merupakan sebuah

kemudi, apabila kita mengangkat kepala ke atas saat mengambil napas,

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

12

maka Hukum Newton akan berlaku yang mengakibatkan tubuh bagian

bawah akan turun yaitu pinggang dan tungkai. Dalam melakukan

dayungan juga akan mempengaruhi sikap badan yang streamline, apabila

terlalu melakukan dorongan yang keras ke arah bawah saat melakukan

dayungan akan mengakibatkan tubuh terdorong ke atas sebagaimana

Hukum Newton ke III aksi reaksi.

Jadi posisi badan dalam melakukan gerakan renang gaya crawl

adalah mengapung, telungkup, horizontal dengan permukaan air

(streamline), dan ketika melakukan gerakan mengayun memperkecil

dorongan ke arah bawah dan atas sehingga tubuh tidak naik dan turun

(stabil) dan ketika mengambil napas kepala tidak diangkat namun

ditolehkan ke arah samping. Semua hal tersebut dimaksudkan untuk

memperkecil tahanan.

Gambar 2.1 Posisi Badan Streamline pada Renang Gaya Crawl

(Suryatna dan Suherman, 2004:72)

2) Gerakan Lengan

Suryatna dan Suherman (2004:67) mengatakan bahwa sumber

penghasil power yang utama dalam gaya bebas datangnya dari kayuhan

kedua lengan, yang secara bergantian melaukukan recovery di udara dan

melakukan dorongan keseimbangan terhadap gerakan lengan dengan cara

melakukan gerakan ke bawah dan atas di dalam udara. Dari semua gaya,

gaya bebas merupakan gaya yang gerakannya berputar, dimana kedua

belah tangan secara bergantian digerakkan jauh ke depan dengan gerakan

mengayuh, sementara kedua belah kaki secara bergantian dicambukkan

naik turun ke atas dan ke bawah (Riewald and Rodeo, 2015:23). Pada

renang gaya crawl gerakan maju sebagian besar ditentukan oleh gerakan

lengan, sedangkan gerakan kaki terutama berfungsi sebagai alat

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

13

keseimbangan dan alat untuk menjaga agar kaki tetap tinggi untuk

memperoleh posisi datar.

Karnadi (2008:2.11) menjelaskan bahwa dalam melakukan

gerakan lengan gaya crawl kedua lengan secara bergantian bergerak

mendayung ke arah depan mirip dengan gerakan baling-baling pesawat.

Siklus gerakan lengan dalam gaya crawl ini dimulai dengan entry (masuk

dalam air), pull-push (tarikan dan dorongan) dan recovery

(pengembalian).

a) Entry, yaitu gerakan masuknya lengan dan tangan ke dalam air, yang

masuk terlebih dahulu adalah jari kelingking, dan gerakannya

dilakukan dengan halus tidak dipukulkan. Entry dilakukan oleh ujung

jari masuk terlebih dahulu ke dalam air kira-kira 30 cm di depan

kepala. Siku masih tertekuk dan masih tinggi, tangan masuk ke dalam

air secara menusuk.

Gambar 2.2 Gerakan Lengan Masuk ke Dalam Air (Entry)

(Karnadi, 2008:2.11)

b) Pull-push, setelah entry dimulai lengan diusahakan lurus, posisi siku

lebih tinggi dari telapak tangan. Kemudian dimulailah tarikan lengan

(pull), tarikan dilakukan dibawah badan dengan cara membengkokan

siku ke arah dalam dengan sudut bengkok sekitar 45-90 derajat,

tarikan dimulai dari dari pelan ke arah cepat sehingga menghasilkan

dorongan yang efektif. Tangan terus menekan air dan membentuk

huruf “S” sepanjang tarikan dan berhenti sewaktu tangan melewati

bawah bahu dan dada, dimana tekanan siku mencapai maksimal.

Setelah telapak tangan mencapai garis bahu dimulailah dorongan

lengan (push) dengan mengubah arah telapak tangan tertuju pada

paha, dorongan berakhir ketika ibu jari mencapai paha.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

14

Gambar 2.3 Gerakan Lengan Mendayung Menyerupai Huruf “S”

(Karnadi, 2008:2.13)

c) Recovery, dilakukan dengan mengangkat siku keluar dari permukaan

air dan mengarahkan ke depan, lengan bawah dan telapak tangan

mengikuti gerakan siku. Gerakan ini dilakukan dengan rileks dan

tidak diperkenankan melempar lengan ke arah kanan atau kiri tetapi

ke arah depan. Jika lengan mengarah ke arah kanan atau kiri badan

akan menyebabkan renang berbelok-belok.

Gambar 2.4 Gerakan Lengan Saat Recovery

(Karnadi, 2008:2.15)

Urutan gerakan lengan gaya crawl seperti pada gambar 2.5

dengan urutan yaitu pertama posisi lengan kiri pada saat permulaan

recovery, dengan mulai mengangkat siku yang tinggi. Sedangkan lengan

kanan telah melakukan entry dan mulai bergerak pada tarikan lengan

(pull). Kemudian posisi tangan kiri tepat berada recovery, disini terlihat

urutan siku paling tinggi sedangkan jari-jari tangan tarikan paling bawah,

dimana lengan membengkokkan ke arah dalam. Lalu posisi lengan kiri

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

15

berada pada entry dengan jari-jari masuk lebih dahulu, sedangkan posisi

lengan kanan pada tahap akhir dari tarikan. Kemudian posisi lengan kiri

pada permulaan tarikan lengan, sedang posisi lengan kanan berada pada

tahap dorongan, telapak tangan berubah dari arah diagonal ke arah paha

kanan. Kecepatan dayungan mencapai maksimal. Posisi lengan kiri

masih pada permulaan tarikan lengan dengan arah telapak tangan agak ke

luar. Sedangkan posisi lengan kanan pada akhir dari dorongan, di mana

jari telah menyentuh paha pada dayungan bebas. Dari entry jari-jari

tangan, tarikan di mana lengan dari keadaan lurus kemudian

dibengkokkan dengan ke arah dalam, dan dorongan lengan di mana

telapak tangan mengarahkan ke luar. Telapak tangan mula-mula

menghadap ke luar, kemudian menghadap ke dalam dan akhirnya

menghadap ke luar lagi.

Gambar 2.5 Urutan Gerakan Lengan Gaya Crawl

(Karnadi, 2008:2.16)

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

16

3) Gerakan Tungkai

Dalam renang gaya crawl fungsi gerakan tungkai adalah sebagai

stabilisator dan membantu untuk gerakan tubuh ke depan. Dalam renang

gaya crawl sumber utama gerakan maju perenang adalah luncuran dan

gerakan dayungan lengan, namun gerakan dari tungkai juga memberikan

kontribusi untuk gerakan maju perenang. Anandita (2010:34)

mengatakan bahwa “gerakan tungkai seperlunya, sekedar untuk

mengimbangi gerakan tubuh lainnya. Kecuali pada perlombaan sprint,

kita bisa mempercepat gerakan tungkai untuk menambah dorongan”.

Dalam beberapa penelitian yang dikutip Karnadi (2008:2.6)

menyebutkan bahwa:

a) Penggunaan energi pada renang gaya crawl dengan menggunakan

tungkai saja lebih banyak dari pada renang dengan lengan saja atau

renang dengan menggunakan lengan dan tungkai.

b) Penggunaan energi pada renang dengan lengan saja kurang daripada

dengan lengan dan tungkai pada kecepatan renang yang rendah. Akan

tetapi pada kecepatan tinggi, penggunaan energi renang yang

menggunakan lengan saja menjadi lebih banyak dibandingkan dengan

renang yang menggunakan lengan dan tungkai.

Jadi sebaiknya untuk nomor perlombaan renang gaya bebas

yang menggunakan gaya crawl pada sprint sebaiknya menggunakan

perpaduan gerakan tungkai dan lengan secara maksimal. Gerakan kaki

haruslah dilakukan dengan frekuensi tinggi atau pada umumnya

dilakukan dengan 6 kali tendangan untuk setiap satu kali putaran lengan.

Sedangkan pada nomor jarak menengah atau jauh (800 meter dan 1500

meter) menggunakan 2 kali tendangan setiap satu kali putaran lengan,

karena kemampuan jantung untuk menyalurkan darah pada lengan dan

tungkai secara bersamaan dan dengan kebutuhan yang tinggi terbatas.

Gerakan tungkai kaki gaya crawl dilakukan naik turun

bergantian secara menyilang, gerakannya mirip dengan gerakan sewaktu

berjalan, seperti pada gambar dibawah ini:

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

17

Gambar 2.6 Gerakan Tungkai Gaya Crawl Mirip Gerakan Berjalan

(Karnadi, 2008:2.7)

Gerakan tungkai dalam renang gaya crawl sebagai berikut:

a) Gerakan kaki dilakukan dengan naik turun pada bidang vertikal,

bergantian antara tungkai kanan dan kiri.

b) Gerakan dimulai dari pangkal paha dan pada gerakan menendang (ke

bawah) tertekuk pada lutut, untuk kemudian diluruskan pada akhir

tendangan.

c) Pada saat tendangan dilakukan, telapak kaki bergerak, tungkai lurus

dan telapak kaki bengkok pada akhir dari tendangan. Jadi gerakan

telapak kaki dari plantar flexi dorsal flexi.

d) Gerakan tungkai ke atas dilakukan dengan sikap yang lurus.

Amplitudo gerakan yaitu jarak antara satu tungkai maksimal di atas

dan tungkai yang lain maksimal dibawah kira-kira 25 sampai 40 cm.

Sedang ritme atau kecepatan gerakan, tergantung dari masing-masing

perenang.

e) Mengenai kekuatan atau kecepatan gerakan tungkai adalah sebagai

berikut: pada gerakan ke bawah atau gerakan tendangan dilakukan

dengan keras (kekuatan penuh), sedangkan pada waktu gerakan kaki

ke atas dilakukan dengan agak pelan (rileks).

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

18

Urutan gerakan tungkai dan kaki dalam gaya crawl seperti pada

gambar 2.7 berikut ini:

Gambar 2.7 Urutan Gerakan Tungkai Renang Gaya Crawl

(Karnadi, 208:2.8-2.10)

Kesalahan umum dalam melakukan gerakan tungkai dalam

renang gaya crawl antara lain:

a) Poros gerakan tungkai kaki tidak mempergunakan sendi panggul,

tetapi sendi lutut. Akibatnya tidak ada cambukan tetapi gerakannya

seperti mendayung sepeda.

b) Gerakan kaki ditekuk terlampau tinggi, sehingga keluar dari

permukaan air. Hal ini akan menghasilkan gerakan mencebur-cebur

atau gerakannya terlampau kecil (amplitudonya sempit) dan

menghasilkan gerakan kaki yang menggelepar.

c) Gerakan tungkai kaki kuat sebelah, hal ini akan menghasilkan

cambukan yang tidak seimbang.

4) Pernapasan

Kemampuan mengendalikan napas dalam renang gaya crawl

sangat diperlukan, jika tidak dapat melakukan teknik pengambilan napas

dengan baik dapat menggangu atau merusak gerakan renang keseluruhan

1

3

2

4

5 6

8 7

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

19

dan mengurangi kecepatan. Pernapasan merupakan penting dalam

perfoma atlet melakukan renang 50 meter (Lucerno, 2012:102).

Pengambilan napas dapat dilakukan ke kanan atau ke kiri tergantung

pada setiap individu (perorangan) yaitu dengan jalan memutar kepala

menurut sumbu panjang badan. Pemutaran kepala ini cukup sampai pada

seluruh mulut atau sebagian mulut ke luar dari permukaan air. Kepala

harus dalam posisi dengan sedikit tekukan posterior dari leher. Dalam

keadaan ini, perenang akan dapat bernapas tanpa harus berputar terlalu

banyak atau mengangkat kepala terlalu tinggi. Jika perenang telah

menemukan tempat yang betul untuk kepalanya, akan dapat bernapas di

bawah permukaan normal air. Mulut perenang harus ditarik ke arah sisi

bernapas dari mukanya dengan otot-otot muka. Dalam pengambilan

napas dapat dilakukan dengan dua teknik yaitu dengan pengambilan

napas secara eksplosif dan ritmis, pengambilan napas eksplosif dilakukan

dengan pengambilan napas melalui mulut dan hidung ketika kepala

ditolehkan ke samping keluar dari permukaan air dan napas dibuang di

luar air sesaat sebelum pengambilan napas, sedangkan pengambilan

napas ritmis dilakukan dengan mengambil napas melalui mulut dan

hidung ketika kepala ditolehkan ke samping dan membuang napas secara

perlahan melalui mulut dan hidung ketika berada di dalam air.

Menurut Anandita (2010:33) “ada beberapa kunci agar renang

gaya crawl dapat lebih efisien, salah satunya dengan menjaga ritme

pernapasan dan sebisa mungkin melakukan pernapasan dua sisi (bilateral

breathing), yakni dengan mengambil napas setiap tiga kali dayungan

lengan sehingga akan bergantian ke sisi kanan dan kiri dengan harapan

tubuh kita akan tetap seimbang”.

Pernapasan dalam renang gaya crawl akan sangat

mempengaruhi posisi badan untuk streamline. Putaran kepala untuk

mengambil napas harus dilakukan dengan axis (sumbu putar) garis

sepanjang badan sehingga kepala tidak akan naik terlalu tinggi dari

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

20

permukaan air dan sesuai hukum Newton III maka tubuh bagian bawah

akan turun sehingga posisi badan sudah tidak streamline lagi.

Dalam melakukan pernapasan dilakukan ketika lengan kanan

masuk ke dalam air (entry) dan melakukan dayungan (push) kepala

menoleh ke sisi kanan dan mengambil napas melalui mulut lebar lebar

pada ketinggian permukaan air yang ditimbulkan oleh kepala. Ketika

lengan kanan melakukan recovery kepala ditolehkan ke bawah dan mata

melihat arah kolam. Pengeluaran napas tepat sebelum kepala diputar

untuk mengambil napas.

Anandita (2010:93) mengatakan bahwa pada perenang jarak

pendek (sprint) dengan jarak 50 meter dan 100 meter biasanya perenang

menahan nafas selama mungkin karena kecepatan mereka akan

berkurang ketika mengambil napas, baru ketika tidak mampu lagi mereka

akan mengambil napas.

5) Koordinasi Gerakan

Koordinasi gerakan gaya crawl adalah serangkaian gerakan

yang terpadu dari semua unsur gerakan yang ada pada gaya crawl yaitu

mulai dari meluncur yang dilanjutkan dengan gerakan tungkai, lengan,

pernapasan dengan seksama sehingga terwujudlah suatu gaya crawl yang

baik. Perlu diperhatikan yang pertama adalah setelah melakukan luncuran

membuat posisi tubuh untuk menjadi streamline, kemudian melakukan

gerakan koordinasi antara lengan dan tungkai yang seirama, apakah

menggunakan 6 kali tendangan setiap satu kali dayungan lengan

kemudian mengkoordinasikan dengan gerakan pernapasan.

David and Thomas (2007:16) menjelaskan bahwa ada berbagai

variasi dalam pola koordinasi tungkai lengan yang sering digunakan oleh

perenang kelas dunia, ada yang menggunakan pola klasik 6 hitungan,

terutama para perenang cepat dan ada yang menggunakan pola 4 atau 2

hitungan terutama perenang jarak jauh.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

21

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Renang

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar renang adalah

semua gerakan-gerakan yang dibutuhkan dalam melakukan renang.

Penguasaan keterampilan yang baik dapat diperoleh melalui usaha

pengkajian terhadap peserta didik dan faktor-faktor yang menunjang pada

cabang olahraga yang bersangkutan. Pembentukan keterampilan olahraga

pada umumnya banyak berhubungan dengan tindakan yang menyangkut

gerakan-gerakan koordinasi otot. Koordinasi gerakan dipengaruhi oleh

fungsi syaraf dan diperoleh dari hasil belajar. Oleh karena itu untuk

memperoleh tingkat keterampilan gerak yang tinggi diperlukan belajar

dalam jangka waktu yang lama agar fungsi sistem syaraf dapat terkoordinasi

dengan sempurna yang menuju pada otomatisasi gerakan. Pyke (1991:61)

menyatakan bahwa tanpa belajar atau latihan suatu keterampilan tidak akan

tercapai.

Faktor-faktor yang menentukan pencapaian prestasi olahraga

menurut Sajoto (1995:2-5) adalah sebagai berikut:

1. Aspek biologis terdiri dari:

a. Potensi atau kemampuan dasar tubuh

b. Fungsi organ-organ tubuh

c. Struktur dan postur tubuh '

d. Gizi

2. Aspek psikologis terdiri dari:

a. Intelektual, ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan bakat

b. Motivasi

c. Kepribadian

d. Koordinasi kerja otot dan syaraf.

3. Aspek lingkungan terdiri dari:

a. Sosial

b. Sarana dan prasarana olahraga yang tersedia

c. Cuaca

d. Orang tua, keluarga dan masyarakat

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

22

4. Aspek penunjang terdiri dari:

a. Pelatih yang berkualitas tinggi

b. Program yang tersusun secara sistematis

c. Penghargaan dari masyarakat dan pemerintah

d. Dana yang memadai

e. Organisasi yang tertib

Faktor-faktor tersebut yang perlu mendapat perhatian baik bagi

perenang, pembina, pelatih maupun guru dan semua pihak yang

bersangkutan dengan pembinaan prestasi dalam renang. Selain faktor-faktor

tersebut dalam setiap cabang olahraga selalu membutuhkan unsur-unsur

khusus agar dapat mencapai prestasi yang optimal. Unsur-unsur yang

menentukan dalam pencapaian hasil belajar renang secara garis besar terdiri

dari kondisi fisik, teknik, taktik dan mental. Keempat unsur kelengkapan

pokok tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Kondisi Fisik

Dalam semua cabang olahraga termasuk renang, faktor kondisi

fisik merupakan faktor utama yang harus dibina, disamping penguasaan

teknik dan taktik. Pada perlombaan renang seringkali terjadi dengan

tempo yang sangat tinggi, sehingga diperlukan kerja otot yang tinggi.

Dalam hal ini jelas diperlukan kondisi fisik yang prima. Dari gambaran

tersebut diketahui bahwa untuk menjadi perenang yang berprestasi

diperlukan kondisi fisik yang baik. Dalam usaha pencapaian prestasi

tinggi dalam renang peningkatan kondisi fisik perlu dilakukan secara

terus menerus.

Teknik dan taktik dalam renang, tidak mungkin dapat diterapkan

secara sempurna apabila tidak ditunjang dengan kondisi fisik yang baik

dari perenang. Meskipun unsur kondisi fisik yang diperlukan untuk

masing-masing cabang olahraga berbeda, tetapi unsur kondisi fisik sangat

diperlukan oleh semua cabang olahraga. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Sajoto (1995:8) bahwa “kondisi fisik adalah satu persyaratan yang sangat

diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet bahkan dapat

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

23

dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar-

tawar lagi”.

Demikian halnya dengan cabang olahraga renang, unsur fisik

yang memadai merupakan hal pokok yang harus dimiliki oleh semua

perenangnya. Adapun unsur-unsur fisik yang harus dimiliki oleh pemain

menurut Sajoto (1995:8) adalah mencakup:

1. Kekuatan

2. Daya tahan

3. Daya ledak

4. Kecepatan

5. Daya lentur

6. Kelincahan

7. Koordinasi

8. Keseimbangan

9. Ketepatan

10. Reaksi

Unsur-unsur tersebut harus diperhatikan oleh pembina, pelatih,

guru maupun perenang. Untuk dapat memiliki kondisi fisik yang prima,

perenang dituntut untuk melakukan latihan fisik yang sistematis,

terprogram dan kontinyu. Apabila seorang perenang memiliki

kemampuan fisik yang prima, maka perenang tersebut dapat

memungkinkan berlomba dengan cepat serta mengikuti pola taktik dan

strategi dalam renang yang telah diintruksikan oleh pembina, pelatih

maupun guru.

2) Unsur Teknik

Penguasaan teknik merupakan unsur utama dalam olahraga.

Latihan teknik yang bertujuan untuk meningkatkan penguasaan gerak

dalam cabang olahraga tersebut. Penguasaan teknik merupakan suatu

landasan dalam usaha mencapai prestasi yang optimal. Demikian juga

dalam renang, untuk mencapai prestasi dalam renang faktor utama yang

harus ditingkatkan adalah unsur keterampilan teknik dasar renang.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

24

Renang merupakan suatu olahraga yang membutuhkan teknik

kekuatan dan daya tahan yang didasari oleh berbagai kombinasi dari

sistem anaerobik dan aerobik (Shaw, et al., 2014:236). Teknik merupakan

suatu proses gerakan dan pembuktian dalam praktik sebaik mungkin

untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang olahraga.

Penguasaan teknik dasar renang merupakan salah satu unsur yang

menentukan menang dan kalahnya perenang dalam perlombaan,

disamping unsur kondisi fisik, taktik dan mental. Sehingga apabila ingin

meningkatkan mutu prestasi perenang, maka teknik dasar ini harus benar-

benar dikuasai oleh perenang terlebih dahulu. Untuk dapat menguasai

keterampilan teknik dasar renang, harus melakukan latihan secara

sistematis, teratur dan kontinyu dan berulang-ulang dengan mengikuti

prinsip pola gerak yang benar.

3) Taktik dan Strategi

Dalam cabang olahraga khususnya perlombaan, apabila

kemampuan teknik dan fisik telah memadai, maka tahap selanjutnya

dalam meningkatkan prestasi atau kemampuan perlombaan adalah

memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang strategi dan taktik

dalam berlomba.

Menurut Suharno HP. (1993:42) yang dimaksud dengan “taktik

ialah siasat atau akal yang digunakan pada saat perlombaan untuk

mencari kemenangan secara sportif”. Dalam renang, kemampuan dalam

strategi dan taktik juga mutlak diperlukan untuk memperoleh

kemenangan dalam suatu perlombaan. Tanpa memiliki kemampuan

dalam taktik dan strategi dalam perlombaan, maka perenang tidak akan

dapat meningkatkan perlombaan, sehingga sangat mustahil untuk dapat

meraih prestasi yang tinggi dalam renang.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

25

4) Mental

Mental yang tinggi merupakan salah satu modal utama untuk

menuju jenjang kematangan juara, setelah menguasai teknik, taktik

maupun fisik. Tanpa memiliki mental yang baik, sulit kiranya untuk dapat

mencapai prestasi yang optimal, meskipun memiliki kemampuan teknik,

fisik dan taktik yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Harsono

(1988:101) bahwa “Betapa sempurnanya perkembangan fisik, teknik dan

taktik atlet, apabila mentalnya tidak turut berkembang prestasi tinggi

tidak mungkin akan dapat dicapai”.

Pembinaan mental dan kematangan juara dalam renang sama

pentingnya dengan pembinaan teknik, fisik dan taktik. Pembinaan mental

perenang harus ditujukan pada penanaman unsur-unsur psikologis yang

mendukung terhadap pencapaian prestasi dalam olahraga. Pembinaan

mental dan kematangan juara, dapat dilakukan melalui pemberian

pengertian kepada perenang serta melalui berbagai perlombaan uji coba

di dalam tim sendiri maupun uji coba dengan tim yang lain.

d. Mekanika Fluida dan Prinsip Dalam Renang Gaya Crawl

Tubuh manusia pada dasarnya dirancang untuk kegiatan di daratan,

sehingga butuh banyak adaptasi untuk melakukan kegiatan atau gerakan di

dalam air seperti viskositas air, tekanan di dalam air, gesekan dengan air,

tahanan dan sebagainya.

Di dalam olahraga renang terdapat suatu prinsip mengeluarkan

tenaga sekecil-kecilnya dan memperoleh laju seoptimal mungkin. Untuk

mengimplementasikan prinsip tersebut, maka diperlukan suatu penerapan

pengetahuan khususnya tentang teori mekanika fluida renang. Fluida

merupakan zat alir seperti contohnya adalah udara dan air. Dalam mekanika

zat cair dikenal adanya gaya apung dan gaya dinamis. McGinnis (2005:194)

mengatakan bahwa ada dua macam gaya yang bekerja pada benda yang

berada dalam zat cair, yaitu gaya apung karena perendaman dalam cairan

dan gaya dinamis fluida karena gerak relatif dalam cairan.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

26

Gambar 2.8 Tekanan pada Zat Cair

(McGinnis, 2005:196)

Dalam hubungannya dengan gaya apung terdapat faktor yang

menjadi penyebabnya, yaitu tekanan dan berat jenis. Menurut McGinnis

(2005:194) mengatakan bahwa air memberikan tekanan, tekanan air bekerja

pada semua arah dengan besar yang sama selama pada level yang sama,

semakin dalam posisi di dalam air maka semakin besar pula tekanannya.

Oleh karena itu posisi perenang adalah sedatar mungkin dengan permukaan

air, sehingga tekananya akan semakin kecil. Semakin dalam posisi perenang

di dalam air maka semakin besar pula tekanan yang akan diterima oleh

perenang termasuk tekanan dari arah depan tubuh perenang yang akan

menghambat gerakan maju perenang. Tekanan didefinisikan sebagai gaya

per satuan luas. 1 meter3 air besarnya gaya 97.800 N, sehingga tekanan

dalam air pada kedalaman 1 meter adalah 9.800 N/m3.

Selanjutnya besarnya gaya apung sama dengan besarnya volume air

yang dipindahkan oleh objek. McGinnis (2005:196) untuk sebuah objek

dapat mengapung, maka gaya apung harus sama besarnya dengan berat

objek tersebut. Selain berat sebuah objek yang dapat mempengaruhi gaya

apung di dalam air adalah massa jenis. Pada tubuh seorang perenang otot

dan tulang memiliki massa jenis yang lebih besar dari pada air (massa jenis

air 1000 kg/m3), namun lemak memiliki massa jenis lebih kecil dari massa

jenis air. Seseorang yang memiliki lebih sedikit lemak akan lebih mudah

mengapung karena paru-paru dan rongga-rongga tubuh lainnya

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

27

memungkinkan untuk terisi oleh udara dan gas lain yang memiliki massa

jenis lebih kecil dari air. Sehingga menambah kapasitas tubuh tesebut untuk

dapat mengapung.

Gaya dinamis fluida disebabkan karena gerak relatif, bisa terjadi

ketika air yang bergerak dan melewati sebuah objek yang diam, maupun

sebuah objek yang bergerak di dalam air yang diam. Besarnya gaya tarik

(drag) ini sebanding dengan percepatan atau perlambatan dari molekul zat

cair saat sebuah objek bergerak. Gaya dinamis fluida sebanding dengan

kepadatan cairan, luas permukaan objek yang tenggelam dalam cairan, dan

kuadrat yang sama dari kecepatan relatif dari objek untuk cairan. Gaya

dinamis fluida ini dihasilkan dari dua komponen yaitu gaya tarikan (drag)

dan gaya dorongan. Gaya tarikan (drag) dihasilkan oleh dua cara yang

berbeda yaitu gaya tarikan (drag) permukaan dan bentuk tarikan (drag).

Gaya tarikan permukaan sering disebut sebagai gaya gesek, yaitu gaya

gesekan antara permukaan dengan molekul zat cair. Gaya gesek permukaan

sebanding dengan total massa molekul yang diperlambat oleh gaya gesek

dan rata-rata perubahan kecepatan dari molekul tersebut.

Bentuk hambatan merupakan salah satu dari yang menyebabkan

hambatan, bentuk hambatan ini terjadi ketika sebuah molekul yang bergerak

kemudian menabrak sebuah objek kemudian memantul dan mendorong

molekul-molekul lain. Bentuk dari gerakan molekul-molekul tersebut

cenderung mengikuti bentuk objek yang bergerak di dalam air tersebut.

McGinnis (2005:201) menggambarkan contoh aliran laminar (mulus) dan

aliran air yang menimbulkan turbulensi, seperti pada gambar 2.9 berikut:

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

28

Gambar 2.9 Contoh Aliran Dalam Air

(McGinnis, 2005:201)

Seperti halnya dengan gaya hambatan permukaan atau gaya gesek,

bentuk hambatan juga dipengaruhi oleh tekstur permukaan. Permukaan

kasar akan menyebabkan aliran turbulen dengan kecepatan lebih rendah dari

permukaan halus. Telah sampaikan di atas bahwa besarnya gaya tarik

dipengaruhi oleh koefisien gaya tarik, kepadatan fluida, area objek dan

kecepatan relatif objek sehubungan dengan cairan.

Tidak seperti halnya dengan lumba-lumba yang dapat berenang

tanpa menimbulkan turbulensi sebesar manusia karena manusia

menggunakan gerakan lengan dan tungkai untuk menghasilkan gerakan ke

depan dalam berenang. Untuk mengurangi turbulensi maka perenang dapat

memperkecil hambatan dan gesekan dengan cara memposisikan badan

sedatar mungkin dengan permukaan air (streamline) dan memperkecil

gesekan permukaan tubuh dengan air dengan menggunakan pakaian renang

yang khusus, bahkan mencukur bulu pada tubuhnya untuk memperkecil

gesekan.

Setiap pergerakan maju dalam gerakan renang merupakan hasil dari

dua kekuatan, yaitu kekuatan tahanan dan dorongan. Kekuatan yang

pertama adalah kekuatan yang disebut tahanan atau hambatan yaitu

kekuatan yang menahan perenang untuk bergerak maju yang disebabkan

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

29

oleh air di depan perenang yang menahan untuk bergerak maju. Kemudian

kekuatan yang kedua adalah dorongan yaitu kekuatan yang menyebabkan

perenang bergerak maju yang dihasilkan oleh gerakan lengan dan tungkai

dalam berenang. Kedua kekuatan tersebut mempengaruhi dalam gerakan

berenang ke depan, maka perenang harus memahami dan mampu

mengembangkan kekuatan-kekuatan tersebut untuk dapat memaksimalkan

pergerakan renangnya untuk mencapai hasil belajar renang yang baik

dimana perenang harus mampu mengurangi dan melawan tahanan serta

memperbesar dorongan.

1) Prinsip Tahanan

Terdapat tiga jenis tahanan dalam berenang, yaitu:

a) Tahanan depan

Menurut Karnadi (2008,1.15) tahanan depan adalah tahanan

yang secara langsung menahan badan perenang. Tahanan ini

disebabkan oleh air yang berada di depan perenang. Sedangkan

Sukintoko dan Sokarno (1983:74) berpendapat bahwa hambatan

depan ialah hambatan terhadap gerakan maju yang ditimbulkan oleh

air yang ada di depan perenang atau di depan setiap bagian tubuhnya.

Jadi tahanan depan adalah tahanan yang disebabkan oleh air yang

berada di depan perenang atau air yang berada di depan dari luas

permukaan tubuh perenang secara vertikal yang menghalangi gerakan

maju dari perenang. Tahanan depan ini besar sehingga perenang perlu

memperhatikan bagaimana untuk memperkecil hambatan depan ini,

salah satu caranya adalah dengan memperkecil luas permukaan tubuh

perenang secara vertikal.

b) Tahanan geseran air

Tahanan geseran air disebabkan oleh gerakan air yang

melewati atau melalui tubuh perenang. Air yang bergeseran dengan

tubuh perenang ini menghasilkan hambatan atau tahanan bagi

perenang. Namun tahanan yang dihasilkan sangat kecil, sehingga

hanya sedikit berpengaruh terhadap gerakan maju dari perenang.

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

30

c) Tahanan pusaran air

Tahanan pusaran air adalah tahanan yang disebabkan oleh air

yang tidak cepat mengisi di belakang bagian-bagian yang kurang

datar sehingga badan harus menarik sejumlah molekul-molekul air.

Di dalam berenang posisi badan perenang di dalam air dapat

diubah menjadi sedemikian rupa sehingga mendapatkan bentuk yang

mempunyai tahanan yang sangat kecil. Posisi badan yang paling baik

dan mempunyai tahanan sangat kecil adalah posisi badan streamline,

yaitu posisi badan atau bentuk badan yang sangat datar atau sejajar

dengan permukaan air sehingga tahanan depan menjadi kecil.

Gambar 2.10 Tahanan dalam Renang Gaya Crawl

(Sukintoko dan Sukarno, 1983:76)

2) Prinsip Dorongan

Dorongan adalah kekuatan yang mendorong perenang maju ke

depan. Dorongan dihasilkan oleh lengan maupun tungkai perenang yang

melakukan gerakan menekan air ke belakang. Prinsip yang selalu

digunakan dalam teknik setiap gaya adalah hukum Newton III yaitu

hukum aksi reaksi. Dalam hukum tersebut menyatakan bahwa setiap aksi

akan menimbulkan reaksi yang besarnya sama dengan besar aksi dan

berlawanan arah dengan aksi.

Pada renang gaya crawl tendangan tungkai dan dayungan lengan

(aksi) akan mengakibatkan badan perenang maju ke depan (reaksi),

sehingga makin kuat tendangan tungkai dan dayungan lengan makin

kuat atau besar pula pergerakan maju perenang.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

31

Gambar 2.11 Aksi Reaksi Dalam Renang Gaya Crawl

(Karnadi, 2008:1.20)

Hukum Aksi dan reaksi juga bekerja pada kecepatan dayungan

lengan, kecepatan dayungan renang bertujuan untuk mempercepat

gerakan maju tubuh perenang. Pada gambar 2.12 berikut tergambarkan

posisi gerakan dalam dayungan lengan dan hukum aksi reaksi yang

bekerja.

Gambar 2.12 Aksi Reaksi Dayungan Lengan Dalam Renang Gaya Crawl

(Karnadi, 2008:1.22)

Pada gerakan lengan yang mengarah ke bawah (A) harus

dilakukan dengan gerakan yang rileks atau tidak kuat, karena apabila

dilakukan dengan kuat maka akan timbul reaksi yang kuat pula, sesuai

dengan hukum Newton aksi reaksi yang akan mengakibatkan tubuh

bagian depan terdorong ke atas dan bagian tubuh belakang turun, tenaga

yang dikeluarkan tidak menghasilkan gerakan maju namun justru ke atas

dan membuat posisi badan menjadi tidak streamline. Kemudian pada

gerakan mendayung ke arah belakang (B), merupakan gerakan dorongan

ke belakang, sesuai dengan hukum Newton aksi reaksi maka apabila kita

Aksi Reaksi Aksi

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

32

melakukan dorongan ke belakang akan muncul reaksi yang mendorong

kita ke depan, maka semakin memperbesar tekanan ke belakang akan

memperbesar pula dorongan yang akan mengakibatkan tubuh bergerak

maju. Kemudian pada gerakan menarik ke atas (C) harus dilakukan

dengan rileks agar tidak mengakibatkan tubuh tertekan ke bawah dan

menjadi tidak streamline.

Dorongan juga dapat diberikan oleh gerakan tangan, dimana

posisi tangan yang paling baik adalah tangan dalam posisi datar, kelima

jari-jari tidak rapat dan tidak terbuka lebar. Tangan dan jari-jari tangan

dalam keadaan rileks. Sebuah penelitiaan menyatakan bahwa sikap

tangan datar dengan jari-jari sedikit terbuka memberikan tahanan yang

paling besar atau dengan kata lain posisi tersebut mendorong air lebih

banyak. Pada kecepatan tertentu air tidak mudah melewati lubang

diantara jari-jari tangan, dengan demikian maka penampang tangan dan

jari-jarinya menjadi lebih luas sehingga air yang di dorong ke belakang

lebih banyak.

Mekanika dorongan dari gaya dalam renang harus menggunakan

prinsip kelangsungan gerakan. Penggunaan dorongan maju yang teratur

adalah lebih efektif dari pada penggunaan yang tidak teratur untuk

mendorong tubuh ke depan. Inilah salah satu sebab gaya crawl

merupakan gaya yang lebih cepat dibanding dengan gaya kupu-kupu

(butterfly) maupun gaya dada (breaststroke). Dalam melakukan

dorongan harus selalu diingat prinsip gerakan yang berkelanjutan (the

contunuity of moment). Dalam melakukan dayungan lengan maupun

tendangan tungkai adalah lebih efisien gerakan yang terus-menerus

daripada gerakan lengan yang besar tetapi terputus-putus.

e. Hasil Belajar Renang 50 Meter Gaya Crawl

Secara umum prestasi olahraga merupakan hasil yang dicapai oleh

atlet pada cabang olahraga tertentu, setelah mengikuti dan memenangkan

suatu pertandingan atau perlombaan. Dalam olahraga renang hasil belajar

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

33

renang adalah kemampuan seorang perenang melakukan gerakan renang

dalam menempuh jarak tertentu dengan waktu yang secepat-cepatnya. Jadi

dalam perlombaan renang 50 meter gaya crawl prestasinya adalah perenang

yang mampu berenang dengan menggunakan gaya apa saja selain gaya

punggung (backstroke), gaya dada (breaststroke) dan gaya kupu-kupu

(butterfly) sejauh 50 meter dalam waktu yang secepat-cepatnya.

Menurut Magill (1993:258) menyatakan bahwa faktor genetik dan

nongenetik dalam hubungannya dengan kemampuan gerak individu seperti

luas persegi panjang yang ditentukan oleh panjang dan lebar. Kemampuan

gerak individu yang baik menjadi sebuah modal dasar dan modal yang besar

untuk pencapaian prestasi olahraga yang maksimal.

Gambar 2.13 Penampilan Prestasi Olahraga

(Hidayatulloh, 1995:7)

Hidayatulloh (1995:5) menjelaskan bahwa prestasi olahraga adalah

tindakan yang sangat kompleks yang tergantung kepada banyak faktor,

kondisi, dan pengaruh-pengaruh lainnya. Selanjutnya Martin dalam

Prestasi

Olahraga

Unsur-unsur

prestasi

psikologis

Unsur prestasi

dari luar

Unsur-unsur

prestasi

gerakan badan

Tingkah laku

taktis Unsur-unsur

prestasi

kondisional

Unsur-unsur

prestasi

koordinatif

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

34

Hidayatulloh (1995:5) menetapkan unsur-unsur prestasi olahraga sebagai

berikut:

1) Keterampilan dan teknik yang diperlukan, dikembangkan, dikuasai, dan

dimantapkan (diotomatisasikan).

2) Kemampuan-kemampuan yang didasarkan pada pengaturan-pengaturan

latihan penyehatan badan, kemampuan gerak, kemampuan belajar dan

koordinasi.

3) Tingkah laku yang memadai untuk situasi sportif tertentu, misalnya

perubahan kompetitif atau kondisi-kondisi latihan, stres, kekalahan dan

sebagainya.

4) Pengembangan strategi (taktik).

5) Kualitas tingkah laku afektif, kognitif, dan sosial.

Prestasi olahraga merupakan gabungan dari watak pribadi,

kemampuan dan bakat yang berasal dari dalam (inner factor) yang kurang

lebih bisa dipengaruhi dengan latihan, sedangkan faktor lain juga disebut

(outer factor) seperti faktor lingkungan, berupa unsur-unsur seperti

perlengkapan, fasilitas, lawan, penonton, cuaca, iklim dan sebagainya.

Prestasi olahraga mampu tercapai dengan baik akibat dari latihan

yang terprogram, teratur, dan terukur dengan melibatkan berbagai disiplin

ilmu dan teknologi. Selain itu M. Anwar Pasau dalam Sajoto (1988:3)

berpendapat bahwa faktor-faktor penentu pencapaian prestasi prima dalam

olahraga dikelompokkan dalam 4 aspek:

1) Aspek biologis

a) Kemampuan dasar tubuh (fundamental motor skill)

b) Fungsi organ tubuh

c) Postur dan organ tubuh

d) Gizi

2) Aspek psikologis

a) Intelektual

b) Motivasi

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

35

c) Kepribadian

d) Koordinasi kerja otot dan syaraf

3) Aspek lingkungan

a) Sosial

b) Prasarana dan sarana olahraga

c) Cuaca iklim sekitar

d) Orang tua keluarga dan masyarakat

4) Aspek penunjang

a) Pelatih yang berkualitas

b) Program yang tersusun secara sistematis

c) Penghargaan dari masyarakat dan pemerintah

2. Karakteristik Siswa Sekolah Menengah Pertama

Gallahue and Ozmun (1998:337) mengatakan pada mulanya masa

remaja terjadi pada rentang umur 13-18 tahun, namun sekarang terjadi lebih

awal yakni pada rentang umur 10-20 tahun atau lebih. Hal serupa dikatakan

oleh Sugiyanto (1998:48) yang dipaparkan pada tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1 Periodisasi Perkembangan Berdasarkan Umur Kronologis.

Periode Perkembangan Perkiraan Umur Kronologis

Fase sebelum lahir :

Awal

Embrio

Janin

Selama 9 bulan 10 hari

Saat pembuahan sampai 2

minggu

2 sampai 8 minggu

8 minggu sampai menjelang

lahir

Bayi :

Neonatal

Saat lahir sampai 1 atau 2 tahun

Saat lahir sampai 4 minggu

Anak-anak :

Anak kecil

Anak besar

1 atau 2 sampai 6 tahun

6 sampai 10 tahun

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

36

Adolesensi :

Perempuan

Laki-laki

10 sampai 18 tahun

12 sampai 20 tahun

Dewasa :

Dewasa muda

Dewasa madya

Dewasa tua

18 atau 20 sampai 40 tahun

40 tahun sampai 60 tahun

60 tahun lebih

Sugiyanto (1998:176) mengatakan bahwa adolesensi atau masa remaja

adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Adolesensi

dimulai dengan percepatan rata-rata pertumbuhan sebelum mencapai

kematangan seksual, kemudian timbul fase perlambatan dan berhenti setelah

tidak terjadi pertumbuhan lagi, yaitu setelah mencapai masa dewasa.

Lebih lanjut, Gallahue and Ozmun (1998:337) mengatakan pada masa

remaja ini merupakan masa yang mengalami perkembangan dan pertumbuhan.

Pada masa ini juga terjadi percepatan pertumbuhan yang sangat pesat (growth

spurt).

Dari beberapa pendapat tersebut telah diketahui berbagai macam

karakteristik pertumbuhan dan perkembangan pada masa adolesensi atau

remaja. Pertumbuhan dan perkembangan tersebut berbeda-beda tentunya pada

setiap individu yang dipengaruhi oleh faktor ketururnan (genetik), faktor

asupan makanan, faktor aktivitas fisik, dan lingkungan.

3. Kondisi Fisik

a. Pengertian Kondisi Fisik

Menurut Sajoto (1988:57) kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh

dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan, baik peningkatan

maupun pemeliharaanya, artinya bahwa setiap usaha peningkatan kondisi

fisik, maka harus mengembangkan seluruh komponen tersebut. Kondisi

fisik adalah salah satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam setiap usaha

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

37

peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan dasar landasan

titik tolak suatu awalan olahraga prestasi.

Sedangkan Irianto (2002:65) menjelaskan bahwa kualitas fisik

sangat berpengaruh terhadap prestasi seorang olahragawan untuk meraih

prestasi sebab teknik, taktik dan mental akan dapat dikembangkan lebih

lanjut jika memiliki kualitas fisik yang baik. Sasaran latihan fisik adalah

meningkatkan kualitas sistem otot dan kualitas energi yakni melatih unsur

gerak atau biomotor. Hidayatulloh (1995:1) mengatakan bahwa kondisi fisik

dalam olahraga didefinisikan sebagai kapasitas penampilan atlet. Ungkapan

atau pernyataan yang digunakan untuk kondisi fisik dalam domain

penampilan olahraga yang tinggi adalah kesegaran jasmani (physical

fitness).

Harsono (1988:153) menjelaskan bahwa kondisi fisik atlet

memegang peranan yang sangat penting dalam program latihannya.

Program latihan kondisi fisik haruslah direncanakan secara baik dan

sistematis dan ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan

kemampuan fungsional dari sistem tubuh sehingga dengan demikian

memungkinkan atlet untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Lebih lanjut,

Harsono (1988) mengemukakan bahwa kondisi fisik yang baik akan

berpengaruh terhadap fungsi dan organisme tubuh, diantaranya:

1) Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja

jantung.

2) Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, dan

komponen fisik lainnya.

3) Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan.

4) Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah

latihan.

5) Akan ada respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-

waktu respon demikian diperlukan.

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

38

Dari beberapa pendapat ahli di atas mengenai definisi dari kondisi

fisik, maka kondisi fisik dapat didefinisikan sebagai kualitas atau

kemampuan tubuh dalam melakukan penampilan olahraga yang terdiri dari

berbagai macam komponen-komponen gerak fisik.

Status kondisi fisik seseorang dapat diketahui dengan cara

penilaian yang berbentuk tes dan pengukuran. Tes ini dapat dilakukan di

dalam laboratorium ataupun lapangan. Meskipun tes yang dilakukan di

laboratorium memerlukan tes tersebut hendaknya dilakukan agar hasil

penilaian benar-benar objektif. Kondisi fisik dapat mencapai titik optimal

jika latihan dimulai sejak usia dini dan dilakukan secara terus menerus.

Karena untuk mengembangkan kondisi fisik bukan merupakan pekerjaan

mudah, harus secara terus menerus. Karena untuk mengembangkan kondisi

fisik bukan merupakan pekerjaan yang mudah, harus mempunyai pelatih

fisik yang mempunyai kualifikasi tertentu sehingga mampu membina

perkembangan fisik atlet secara menyeluruh tanpa menimbulkan efek di

kemudian hari. Kondisi fisik yang baik mempunyai keuntungan diantaranya

atlet mampu dan mudah mempelajari keterampilan yang relatif sulit, tidak

mudah lelah saat mengikuti latihan maupun perlombaan, program latihan

dapat diselesaikan tanpa mempunyai banyak kendala serta dapat

menyelesaikan latihan yang berat.

Kondisi fisik sangat diperlukan oleh seorang perenang khususnya

perenang pemula, karena tanpa di dukung oleh kondisi fisik yang prima

maka pencapaian prestasi puncak akan mengalami banyak kendala, dan

mustahil dapat berprestasi tinggi. Dalam hal ini dikenal empat macam

kelengkapan yang perlu dimiliki, apabila seseorang akan mencapai suatu

prestasi yang optimal. Sekarang ini, telah berkembang suatu istilah yang

lebih populer dari physical build-up, yaitu physical conditioning yaitu

pemeliharaan kondisi fisik atau keadaan fisik.

Kondisi fisik adalah prasyarat yang sangat diperlukan dalam usaha

peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai

keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi. Kondisi

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

39

fisik adalah suatu kesatuan komponen-komponen yang tidak dapat

dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya,

bahwa di dalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen

tersebut harus dikembangkan. Menurut Sajoto (1988:57), bahwa komponen

kondisi fisik meliputi:

1) Kekuatan (strength), adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang

kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban

sewaktu bekerja.

2) Daya tahan (endurance), ada dua macam daya tahan, yaitu:

a) Daya tahan umum (general endurance), adalah kemampuan

seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru dan

peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan

kerja secara terus menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah

otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama.

b) Daya tahan khusus (local endurance), adalah kemampuan

seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk berkontraksi

secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban

tertentu.

3) Power otot (muscular power), yaitu kemampuan seseorang dalam

mempergunakan power maksimum yang digunakan dalam waktu yang

sesingkat-singkatnya.

4) Kecepatan (speed), yaitu kemampuan seseorang untuk melakukan

gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu

sesingkat-singkatnya.

5) Fleksibilitas (flexibility), yaitu efektifitas seseorang dalam penyesuaian

diri untuk segala aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas.

6) Kelincahan (agility), yaitu kemampuan seseorang mengubah posisi di

area tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang

berbeda dalam kecepatan yang tinggi dan dengan koordinasi yang baik,

maka dapat dikatakan bahwa kelincahannya cukup baik.

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

40

7) Koordinasi (coordination), yaitu kemampuan seseorang melakukan

bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal

secara efektif.

8) Keseimbangan (balance), yaitu kemampuan seseorang mengandalkan

organ-organ syaraf otot, seperti dalam hand stand atau dalam mencapai

keseimbangan sewaktu seseorang sedang berjalan kemudian tergelincir.

Dalam olahraga banyak hal yang harus dilakukan atlet dalam masalah

keseimbangan, baik dalam menghilangkan maupun mempertahankan

keseimbangan.

9) Ketepatan (accuracy), yaitu kemampuan seseorang untuk

mengendalikan gerakan bebas terhadap suatu sasaran, sasaran ini dapat

merupakan suatu jarak atau subjek langsung yang harus dikenali dengan

salah satu bagian tubuh.

10) Reaksi (reaction), yaitu kemampuan seseorang untuk segera bertindak

secepatnya dalam menggapai rangsangan yang ditimbulkan melalui

indera, syaraf atau feeling lainnya. Seperti dalam mengantisipasi

datangnya bola yang harus ditangkap dan lain-lain.

Gambar 2.14 Ilustrasi Interdependensi Antara Kemampuan Gerak

(Bompa, 1994:260)

Strenght Endurance Speed Co-Operation Flexibility

Muscular

Endurance

Speed

Endurance

Max

Strengt

Agility Mobility

Power

Anaerobic

Endurance

Aerobic

Endurance

Max

Speed

Perfect

Coordination

Full Range

of

Flexibility

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

41

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Fisik

Kondisi fisik merupakan faktor yang utama yang harus dimiliki

oleh seroang atlet walaupun tidak meninggalkan aspek lain seperti teknik,

taktik dan aspek mental. Kondisi fisik yang dimiliki seorang atlet berbeda-

beda, untuk dapat memiliki, memelihara dan meningkatkan faktor-faktor

yang mempengaruhinya. Menurut Kusriyanti (2004) yang dikutip oleh

Subekti (2014:75) menerangkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

kondisi fisik yaitu:

1) Faktor Latihan

Menurut Harsono (1992) yang dikutip oleh Tangkudung

(2006:42) latihan adalah suatu proses yang sistematis dari berlatih atau

yang dilakukan berulang-ulang dengan kian hari kian meningkat jumlah

beban latihan serta intensitas latihannya. Sedangkan menurut Dietrich

Martin yang dikutip oleh Hidayatulloh (1995:2) menyatakan bahwa

latihan olahraga adalah suatu program yang direncanakan yang

mengembangkan penampilan olahraga yang komplek dengan

menggunakan isi latihan, tindakan-tindakan organisasional yang sesuai

dengan maksud dan tujuan.

Latihan harus ditekankan kepada komponen-komponen fisik

seperti daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelincahan, kelentukan, daya

ledak (power), stamina dan lain-lain faktor yang penting guna

pengembangan fisik secara keseluruhan atlet. Menurut Harsono (1992)

yang dikutip oleh Tangkudung (2006:42) bahwa tujuan serta sasaran

utama dari latihan atau training adalah membantu atlet meningkatkan

keterampilan atau prestasi semaksimal mungkin. Untuk mencapai hal itu

ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara

seksama oleh atlet, yaitu:

a) Latihan fisik (physical training)

Perkembangan kondisi fisik yang menyeluruh sangat penting,

oleh karena tanpa kondisi yang baik atlet tidak akan dapat mengikuti

latihan-latihan dengan sempurna. Beberapa komponen kondisi fisik

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

42

yang perlu diperhatikan untuk dikembangkan adalah daya tahan

kardiovaskular, daya tahan kekuatan, kekuatan otot (strength),

kelentukan (flexibility), kecepatan, stamina, kelincahan (agility),

power. Komponen-komponen tersebut adalah yang utama harus

dilatih dan dikembangkan oleh atlet tersebut.

b) Latihan teknik (technical training)

Latihan teknik adalah latihan untuk mempermahir teknik-

teknik gerakan yang diperlukan untuk melakukan cabang olahraga

yang dilakukan atlet. Latihan teknik adalah latihan yang dikhususkan

guna membentuk dan memperkembangkan kebiasaan-kebiasaan

motorik atau perkembangan neuromuscular. Kesempurnaan teknik-

teknik dasar dari setiap gerakan adalah penting oleh karena akan

menentukan gerak keseluruhan. Oleh karena itu, gerak-gerak dasar

setiap bentuk teknik yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga

harus dilatih dan dikuasai secara sempurna.

c) Latihan taktik (tactical training)

Tujuan latihan taktik adalah untuk menumbuhkan

perkembangan interpretive atau daya tafsir pada atlet. Teknik-teknik

gerakan yang telah dikuasai dengan baik, kini haruslah dituangkan

dan diorganisir dalam pola-pola perlombaan, bentuk-bentuk dan

formasi-formasi perlombaan serta strategi-strategi dan taktik-taktik

pertahanan dan penyerangan, sehingga berkembang menjadi suatu

kesatuan gerak yang sempurna.

d) Latihan mental (psychological training)

Perkembangan mental atlet tidak kurang pentingnya dari

perkembangan ketiga faktor di atas, sebab betapa sempurnanya

perkembangan fisik, teknik dan taktik atlet, apabila mentalnya tidak

turut berkembang, prestasi tinggi mungkin tidak akan tercapai.

Latihan-latihan mental adalah latihan-latihan yang lebih menekankan

pada perkembangan kedewasaan (maturitas) atlet serta perkembangan

emosional dan impulsif, misalnya semangat bertanding, sikap pantang

Page 34: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

43

menyerah, keseimbangan emosi meskipun berada dalam situasi stres,

sportivitas, percaya diri, kejujuran dan sebagainya.

2) Kebiasaan Hidup Sehat

Kebiasaan hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari harus dijaga

dengan baik, apalagi dalam kehidupan berolahraga sehingga manusia

akan terhindar dari penyakit. Kebiasaan hidup sehat dapat dilakukan

dengan cara, yaitu: (a) selalu menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan

sekitar, (b) makan makanan yang higienis dan mengandung gizi

misalnya empat sehat lima sempurna.

3) Faktor Lingkungan

Lingkungan dapat diartikan tempat dimana seseorang tinggal

dalam waktu yang lama. Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan

lingkungan sosial ekonomi.

Hal ini dapat dimulai dari lingkungan pergaulan, lingkungan

pekerjaan, lingkungan daerah tempat tinggal dan sebagainya. Keadaan

lingkungan yang baik akan menunjang kehidupan yang baik pula.

Manusia harus bisa mengantisipasi dan menjaga lingkungan dengan baik

agar terhindar dari berbagai penyakit lingkungan. Kelelahan adalah suatu

indikator keterbatasan fungsi tubuh manusia. Untuk itu istirahat sangat

diperlukan agar tubuh memiliki kesempatan melakukan recovery

(pemulihan) sehingga dapat melakukan kerja atau aktivitas sehari-hari

dengan nyaman.

4) Faktor Makanan dan Gizi

Seorang atlet untuk mencapai prestasi yang maksimal pada suatu

cabang olahraga yang digeluti, memerlukan sistem pelatihan yang

optimal, termasuk ketersediaan dan kecukupan gizi yang sesuai dengan

jenis olahraganya. Untuk meningkatkan prestasi atlet Indonesia ke

depan, dirasakan perlu untuk memperbaiki dan menyempurnakan sistem

pembinaan dan pelatihan olahraga, terutama dalam melakukan

pendekatan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, olahraga

termasuk gizi olahraga.

Page 35: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

44

Pemenuhan asupan gizi merupakan kebutuhan dasar bagi atlet.

Berdasarkan teori olahraga dijelaskan bahwa gizi dan latihan fisik

menghasilkan prestasi. Bahkan Federasi Sepak Bola Dunia telah

mengeluarkan pernyataan bahwasanya gizi berperan dalam keberhasilan

satu tim. Namun demikian sebagian besar asupan gizi atlet tidak tepat

karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman atlet dalam memilih

makanan, kurangnya edukasi tentang pentingnya gizi olahraga prestasi

bagi atlet, pelatih, pengurus serta kurangnya ketersediaan tenaga gizi dan

kesehatan yang memahami dan memiliki kompetensi dalam ilmu gizi

olahraga prestasi. Peranan gizi dalam olahraga prestasi menuntut tenaga

gizi dan kesehatan yang terampil untuk menjaga secara khusus dan

intensif kebutuhan zat gizi atlet.

Pada dasarnya pengaturan gizi untuk atlet adalah sama dengan

pengaturan gizi untuk masyarakat biasa yang bukan atlet, dimana perlu

diperhatikan keseimbangan energi yang diperoleh dari makanan dan

minuman dengan energi yang dibutuhkan tubuh untuk metabolisme,

kerja tubuh dan penyediaan tenaga (energi) pada waktu istirahat, latihan

dan pada waktu perlombaan, oleh karena kelebihan maupun kekurangan

zat-zat gizi dapat menimbulkan dampak negatif, baik untuk kesehatan

apalagi di dalam menunjang prestasi. Menurut Kemenkes (2014:21)

mengemukakan bahwa zat-zat gizi di dalam makanan dapat

dikelompokan menjadi:

a) Zat gizi sumber energi

Diperlukan untuk mempertahankan fungsi tubuh agar berfungsi

dengan baik, peredaran, persyarafan, pernapasan, gerak otot sehingga

atlet dapat berlatih dan bertanding dengan baik. Energi ini didapat

dari zat gizi hidrat arang, lemak dan protein yang dikonsumsi melalui

makanan.

b) Zat gizi pembangun tubuh

Zat gizi protein sebagai pembangun tubuh dangat diperlukan

untuk membentuk struktur tubuh, terutama di dalam pembentukan

Page 36: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

45

jaringan baru, juga pembentukan enzim, hormon dan antibodi. Selain

protein, untuk membangun tubuh manusia diperlukan air, karena 60-

70% tubuh manusia terdiri dari air.

c) Zat gizi pengatur

Untuk mengatur jalannya proses metabolisme di dalam tubuh,

diperlukan vitamin dan mineral yang banyak didapat dari sayur-

sayuran berwarna hijau dan juga buah-buahan berwarna kuning dan

merah, agar fungsi tubuh berjalan dengan baik dan tubuh menjadi

sehat diperlukan makanan dan minuman yang di dalamnya

terkandung zat-zat gizi lengkap. Namun demikian kebutuhan akan

zat-zat gizi tergantung pada umur, jenis kelamin, tinggi badan, berat

badan, cabang olahraga dan SDA (Sumber Daya Alam).

c. Komponen Kemampuan Fisik

Kemampuan merupakan bakat yang melekat pada seseorang untuk

melakukan suatu kegiatan secara fisik dan mental yang diperoleh sejak lahir,

belajar dan dari pengalaman (Soehardi, 2003:24). Sedangkan menurut

Soelaiman (2007:112), kemampuan adalah sifat yang dibawa lahir atau yang

dipelajari yang memungkinkan seseorang dapat menyelesaikan

pekerjaannya, baik secara mental ataupun fisik.

Lebih lanjut lagi, kemampuan fisik adalah kemampuan tugas-tugas

yang menuntut stamina keterampilan, kekuatan dan karakteristik yang

serupa. Sesuai dengan pendapat Sugiyanto (1996:221), kemampuan fisik

adalah kemampuan memfungsikan organ-organ tubuh dalam melakukan

aktivitas fisik. Kemampuan fisik sangat penting untuk mendukung

mengembangkan aktivitas psikomotor. Gerakan yang terampil dapat

dilakukan apabila kemampuan fisiknya memadai.

1) Kekuatan otot tungkai

Kekuatan otot merupakan salah satu komponen kondisi fisik

yang penting dalam mendukung aktivitas olahraga. Selain itu, kekuatan

otot merupakan unsur penting dalam mencapai prestasi yang maksimal

dalam olahraga. Sukadiyanto (2011:91) menjelaskan bahwa, kekuatan

Page 37: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

46

secara umum adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk

mengatasi beban atau tahanan. Bompa (1994) kekuatan didefinisikan

sebagai kerja maksimal (maximal force) atau torque (rotational force)

yang dihasilkan otot atau sekelompok otot. Selain itu kekuatan

didefinisikan sebagai kemampuan sistem neuromuskular menghasilkan

gaya melawan tahanan eksternal. Menurut Ismaryati (2008:111)

kekuatan adalah tenaga kontraksi otot yang dicapai dalam usaha

maksimal. Usaha maksimal ini dilakukan oleh otot atau sekelompok otot

untuk mengatasi suatu tahanan.

Sedangkan menurut Harsono (1988:176) “strength adalah

kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu

tahanan”. Menurut Pate, McClenaghan dan Rotella (1984:181) kekuatan

adalah tenaga yang digunakan untuk mengubah keadaan gerakan atau

bentuk dari sebuah benda. Gerak mendorong atau menarik

mengakibatkan suatu benda bergerak, berhenti atau berubah arah

tergantung pada sifat fisik benda dan besarnya kekuatan, titik tumpuan

dan arah kekuatan. Sebagian besar penampilan pada olahraga melibatkan

gerakan-gerakan yang disebabkan oleh kekuatan yang dihasilkan dari

kontraksi otot, kekuatan gaya berat dan kekuatan yang digunakan oleh

sesuatu dari luar.

Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan, dapat disimpulkan

bahwa kekuatan merupakan suatu kemampuan otot atau sekelompok otot

untuk melakukan kontraksi atau tegangan dalam menerima atau

melawan suatu beban atau tahanan saat beraktivitas.

Kekuatan merupakan unsur yang sangat penting dalam aktivitas

olahraga, karena kekuatan merupakan daya penggerak, dan pencegah

cedera. Selain itu kekuatan memainkan peran penting dalam komponen-

komponen kemampuan fisik yang lain misalnya power, kelincahan, dan

kecepatan. Senada dengan pendapat tersebut Harsono (1988:177)

menjelaskan bahwa kekuatan adalah komponen yang sangat penting

guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Oleh karena, (1)

Page 38: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

47

kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik, (2) kekuatan

memegang peranan yang penting dalam melindungi atlet dari

kemungkinan cedera, (3) oleh karena dengan kekuatan atlet dapat lari

lebih cepat, melempar atau menendang lebih jauh dan lebih efisien,

memukul dengan keras, demikian pula dapat membantu memperkuat

stabilitas sendi-sendi. Lebih lanjut, Harsono dalam bukunya menjelaskan

bahwa meskipun aktivitas olahraga lebih memerlukan agilitas,

fleksibilitas, kecepatan, keseimbangan, koordinasi, dan sebagainya, akan

tetapi faktor-faktor tersebut tetap harus dikombinasikan dengan faktor

kekuatan agar diperoleh hasil yang baik. Jadi, kekuatan tetap merupakan

basis dari semua komponen kondisi fisik.

Bompa (1994:268-270) membagi tipe kekuatan menjadi

beberapa jenis kekuatan, antara lain:

a) Kekuatan umum

Kekuatan umum mengacu pada kekuatan sistem otot secara

keseluruhan.

b) Kekuatan khusus

Kekuatan khusus dianggap sebagai kekuatan otot-otot yang

khusus untuk gerakan olahraga yang dipilih.

c) Kekuatan maksimum

Kekuatan maksimum mengacu pada kekuatan tertinggi yang

dapat dilakukan oleh sistem neuromuskular selama kontraksi secara

maksimal. Hal ini ditunjukkan oleh beban terberat yang seorang atlet

dapat mengangkat beban tersebut sekali waktu.

d) Kekuatan cadangan

Kekuatan cadangan dianggap sebagai perbedaan antara

kekuatan atlet dan jumlah kekuatan yang diperlukan untuk

melakukan keterampilan di bawah kondisi kompetitif.

Dalam upaya meningkatkan kekuatan otot dapat dilakukan

dengan latihan secara sistematis dan teratur dengan program latihan

yang tepat dan harus memahami faktor-faktor yang mempengaruhi

Page 39: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

48

kekuatan otot (Sukadiyanto, 2011:91). Secara fisiologi, kekuatan adalah

kemampuan neoromuskuler untuk mengatasi tahanan beban luar dan

beban dalam. Artinya, tingkat kekuatan olahragawan diantaranya

dipengaruhi oleh keadaan panjang pendeknya otot, besar kecilnya otot,

jauh dekatnya titik beban dengan titik tumpu, tingkat kelelahan, jenis

otot, potensi otot, pemanfaatan potensi otot, teknik, dan kemampuan

kontraksi otot.

Tungkai adalah anggota badan bawah mencakup tungkai dan

panggul serta sendi-sendi dan otot-ototnya. Tungkai dibentuk oleh tulang

atas atau paha (os femoris atau femur), sedangkan tungkai bawah terdiri

dari tulang kering (os tibia) dan betis serta tulang kaki, sedangkan

gelang panggul dibentuk oleh coksea dengan tulang sacrum, terdapat

dua persendian pada gelang panggul, yaitu: sendi usus kelangka dan

sendi sela kemaluan, gelang panggul mempunyai hubungan yang kokoh

dengan batang badan sesuai dengan faalnya sebagai alat yang harus

menerima berat badan dan meneruskannya pada kedua tungkai hanya

dalam penelitian ini tungkai harus mempunyai kekuatan yang baik agar

dapat mempertahankan diri. Tungkai sama dengan kaki mulai dari

pangkal paha ke bawah sampai dengan telapak kaki, merupakan anggota

gerak bagian bawah yaitu seluruh kaki ditambah dengan panggul.

Lutut adalah persendian terbesar dari tubuh manusia dan

meskipun relatif kuat, biasanya mudah terkena cedera karena susunan

fisik yang kompleks dari lutut karena seringkali mengalami tekanan

yang berlebihan selama melakukan aktifitas fisik seperti olahraga

renang. Saat melakukan gerakan kaki pada gaya crawl sangat

berpengaruh dengan kekuatan tungkai karena dapat mempercepat laju

renang ke depan.

Kekuatan otot tungkai adalah komponen kondisi fisik seseorang

tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima

beban sewaktu bekerja (Sajoto, 1995:8). Jadi kekuatan otot tungkai

Page 40: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

49

adalah kemampuan otot-otot tungkai untuk menahan beban sewaktu

bekerja.

Pada olahraga renang gaya crawl, gerakan lengan mendayung

dan tungkai yang menendang air merupakan gerakan yang mendapat

beban atau tahanan dari air. Dibutuhkan kekuatan untuk dapat melawan

tahanan air dan menghasilkan dorongan ke depan. Kekuatan dibutuhkan

tanpa kekuatan maka gerakan yang dilakukan tidak menghasilkan

dorongan. Sesuai dengan hukum Newton III aksi reaksi besarnya gaya

yang dikeluarkan oleh otot lengan dan otot tungkai dalam melawan

tahanan air akan menghasilkan reaksi dari air yang besarnya sama

dengan arah berlawanan, sehingga lebih besar gaya yang dikeluarkan

oleh lengan dan tungkai dalam melakukan gerakan renang gaya crawl

maka akan menghasilkan reaksi berupa dorongan dari air yang sama

besarnya dan arah yang berlawanan yaitu arah ke depan, sehingga

semakin besar kekuatan yang diberikan pada air akan semakin besar atau

cepat pergerakan maju tubuh perenang.

2) Volume oksigen maksimal

Kemampuan aerobik (VO2 max) adalah kemampuan olah daya

aerobik terbesar yang dimiliki seseorang. Hal ini ditentukan oleh jumlah

zat asam (O2) yang paling banyak dapat dipasok oleh jantung,

pernapasan, dan hemo-hidro-limpatik atau transport O2, CO2 dan nutrisi

pada setiap menit (Karpovich dalam Santoso, 1992). Menurut Devries

(dalam Joesoef, 1988) yang dimaksud dengan VO2 max adalah derajat

metabolisme aerob maksimum dalam aktivitas fisik dinamis yang dapat

dicapai seseorang.

Sedangkan menurut Thoden (dalam Sukarman, 1992), yang

dimaksud dengan VO2 max adalah “daya tangkap aerobik maksimal yang

menggambarkan jumlah oksigen maksimum yang dikonsumsi per satuan

waktu oleh seseorang selama latihan atau tes, dengan latihan yang makin

lama makin berat sampai kelelahan. Ukurannya disebut VO2 max. VO2

max adalah ambilan oksigen (oxygen intake) selama upaya maksimal”;

Page 41: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

50

dan menurut Costill, dalam Maglischo (1982), bahwa kapasitas kerja

fisik dinamis yang dapat dilakukan dalam waktu yang lama dapat diukur

dari konsumsi oksigen maksimalnya (VO2 max atau maximal oxygen

uptake).

VO2 max adalah suatu indikator yang baik dari capaian daya

tahan aerobik. Individu yang terlatih dengan VO2 max yang lebih tinggi

akan cenderung dapat melakukannya lebih baik di dalam aktivitas daya

tahan dibanding dengan orang-orang yang mempunyai VO2 max lebih

rendah untuk aktivitas daya tahan aerobik. Pada tahun 1970-an Kenneth

Cooper meneliti hubungan antara olahraga dengan kesegaran jasmani

yang mendapatkan bahwa orang-orang yang mempuyai daya tahan yang

tinggi karena melakukan olahraga, ternyata paru-paru mereka

mempunyai kesanggupan untuk menampung 1,5 lebih banyak udara

daripada orang biasa (Gilmore, 1981).

VO2 max adalah volume oksigen maksimum yang dapat

digunakan per menit. Menurut Guyton dan Hall (2008) dalam Giri

Wiarto (2013:13) VO2 max adalah kecepatan penggunaan oksigen dalam

metabolisme aerob maksimum. Menurut Thoden dalam modul Suranto

(2008:118) VO2 max merupakan daya tangkap aerobik maksimal

menggambarkan jumlah oksigen maksimum yang dikonsumsi per

satuan waktu oleh seseorang selama latihan atau tes, dengan latihan yang

makin lama makin berat sampai kelelahan, ukurannya disebut VO2 max.

VO2 max ini adalah suatu tingkatan kemampuan tubuh yang

dinyatakan dalam liter per menit atau milliliter/menit kg berat badan.

Setiap sel dalam tubuh manusia membutuhkan oksigen untuk mengubah

makanan menjadi ATP (Adenosine Triphosphate) yang siap digunakan

untuk kerja tiap sel yang paling sedikit mengkonsumsi oksigen adalah

otot dalam keadaan istirahat. Sel otot yang berkontraksi membutuhkan

banyak ATP. Akibatnya otot yang digunakan dalam latihan

membutuhkan lebih banyak oksigen dan menghasilkan CO2.

Page 42: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

51

Menurut Burhanudin Sadly (2015), faktor-faktor yang

mempengaruhi VO2 max diantaranya adalah:

a) Umur

b) Latihan

c) Ketinggian suatu tempat (kadar O2)

d) Faktor psikologis, seperti:

(1) Kemampuan jaringan otot untuk menggunakan oksigen dalam

proses produksi energi tubuh.

(2) Kemampuan sistem syaraf jantung dan paru-paru

(cardiovascular) untuk mengangkut oksigen ke dalam jaringan

otot.

Pada olahraga renang 50 meter gaya crawl membutuhkan

kondisi volume oksigen maksimal yang baik. Gerakan berulang-ulang

yang dilakukan oleh lengan dan tungkai membutuhkan volume oksigen

maksimal, agar hasil kerja dari dayungan lengan dan tendangan tungkai

tetap dalam kerja yang maksimal (tidak mengalami kelelahan). Hal

tersebut berkaitan juga dengan kemampuan jantung dalam memompa

darah untuk mencukupi kebutuhan O2 ke dalam otot-otot lengan dan

tungkai yang secara terus menerus melakukan kerja. Maka semakin baik

volume oksigen maksimal seorang perenang, maka kemampuan

melakukan gerakan dalam renang gaya crawl akan semakin maksimal

dan menghasilkan prestasi yang maksimal.

d. Definisi Antropometri

Antropometri adalah sebuah studi tentang pengukuran tubuh

dimensi manusia dari tulang, otot dan jaringan adikorsa (lemak). Menurut

Wignjosoebroto (2008), antropometri adalah studi yang berkaitan dengan

pengukuran dimensi tubuh manusia.

Menurut Indriati (2010:5) antropometri adalah pengukuran tubuh.

Pengukuran yang dapat dilakukan pada manusia secara umum meliputi

pengukuran massa, panjang, tinggi, lebar, dalam, circumference (putaran),

Page 43: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

52

curvatur (busur), pengukuran jaringan lunak (lipatan kulit). Pengukuran

dapat dilakukan pada tubuh secara keseluruhan (contoh: stature) maupun

membagi tubuh dalam bagian yang spesifik (contoh: panjang tungkai).

Menurut Irianto (2007:67) ukuran antropometri mencakup kuantitas dari

dimensi-dimensi tubuh di dalamnya berat, ukuran panjang dan luas

penampang tubuh memberikan tampilan yang berbeda-beda pada masing-

masing individu.

Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

antropometri merupakan ukuran tubuh atau bagian tubuh dalam dimensi

berat, panjang, lingkaran dan ketebalan. Ukuran antropometri berkaitan

dengan tipe atau bentuk tubuh. Ukuran antropometri juga dapat dijadikan

sebagai parameter untuk menentukan status gizi seseorang.

Perkembangan ukuran antropometri tubuh berkembang sesuai

dengan periode perkembangan individu. Perkembangan ukuran bagian-

bagian tubuh ini dipengaruhi faktor-faktor pengembangan seperti faktor

genesis, lingkungan serta aktivitas fisik yang dilakukan. Perkembangan

ukuran tubuh dan bagian-bagiannya berlangsung terus selama masa

pertumbuhan dengan tingkat perkembangan yang berbeda-beda pada

proporsi dan kecepatannya. Gallahue and Ozmun (1998:189) mengatakan

bahwa perkembangan ukuran antropometri tubuh berkembang sesuai

dengan periode perkembangan individu. Perkembangan ukuran bagian-

bagian tubuh ini dipengaruhi faktor-faktor perkembangan seperti faktor

genetis, lingkungan serta aktivitas gerak fisik yang dilakukan.

Perkembangan ukuran tubuh dan bagian-bagiannya berlangsung terus

selama masa pertumbuhan dengan tingkat perkembangan yang berbeda-

beda pada proporsi dan kecepatannya. Pertumbuhan ukuran bayi

berlangsung sangat cepat, kemudian secara proporsional mengalami

penurunan pada masa anak-anak dan kemudian mengalami ledakan

pertumbuhan pada masa adolesensi. Perbedaan kecepatan pertumbuhan

yang menyebabkan terjadinya variasi pada bentuk dan tipe tubuh seseorang.

Page 44: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

53

Ukuran antropometri merupakan salah satu faktor penting dalam

aktivitas olahraga. Masing-masing cabang olahraga memerlukan

karakteristik antropometri yang berbeda-beda. Hal ini berkaitan dengan

karakteristik gerak yang diperlukan dalam masing-masing olahraga tersebut.

Perbedaan perbandingan dari bagian-bagian tubuh serta perbedaan struktur

tubuh memberikan kemungkinan efisien gerak yang berbeda pula. Faktor

antropometri dalam olahraga sangat dibutuhkan untuk memaksimalkan

prestasi atlet, sebagaimana menurut Indriati (2010:92) peran antropometri

dalam olahraga beragam mulai dari penentuan cabang olahraga yang dapat

memaksimalkan kondisi atlet, status kebugaran seseorang, komposisi lemak,

tulang, ukuran tubuh, kadar air dan massa otot.

Antropometri atau postur tubuh berpengaruh terhadap olahraga,

terutama untuk meraih prestasi yang tinggi (olahraga prestasi). Untuk

mencapai prestasi yang tinggi, diperlukan ciri-ciri fisik dan postur tubuh

tertentu sesuai dengan tuntutan cabang olahraga yang diikutinya.

Antropometri melibatkan pengukuran bagian tubuh luar. Terdapat

dua tipe pengukuran antropometri yaitu dimensi tubuh dan yang

berhubungan dengan somatotropi. Pengukuran dimensi tubuh menurut

Verducci (1980:215) dalam pengukuran dimensi tubuh yang umum

digunakan dalam pendidikan olahraga menitikberatkan pada diameter dan

keliling dari macam-macam ruas tubuh.

Dalam ISAK (2001:21) memberikan gambaran titik-titik dalam

tubuh yang digunakan untuk pengukuran antropometri, seperti pada gambar

2.17 berikut:

Page 45: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

54

Gambar 2.15 Tanda-Tanda Anatomi Tubuh

(ISAK, 2001:22)

Sedangkan menurut ISAK (2001:17-18) dalam pengukuran

antropometri dibagi menjadi 5 tipe atau dimensi, yaitu:

1) Dasar:

a) Berat badan

b) Tinggi badan

c) Tinggi duduk

2) Kadar Lemak:

a) Triceps

b) Subscapularis

c) Biceps

d) Iliac Crest

e) Supraspinale

Page 46: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

55

f) Abdominal

g) Front Thigh

h) Medial Calf

3) Lebar:

a) Biacromial

b) Billocristal

c) Foot Lenght

d) Transverse Shest

e) A-P Chest Depth

f) Humerus

g) Femur

4) Panjang:

a) Acromiale-Radiale

b) Radiale-Stylion

c) Midstylion-Dactylion

d) Iliospinale Height

e) Trochanterion Height

f) Trochanterion-Tibialte Laterale

g) Tibiale Laterale Height

h) Tibiale-Laterale-Sphyrion Tibiale

5) Lingkaran:

a) Kepala

b) Leher

c) Lengan (relaks atau relaksasi)

d) Lengan (tengang atau kontraksi)

e) Lengan bawah

f) Dada

g) Pinggang

h) Pantat

i) Paha (1 cm dari pantat)

j) Paha (tengah)

Page 47: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

56

k) Betis

l) Angkel

Ada banyak sekali pengukuran pada bagian anatomi tubuh lainnya.

Menurut Verducci (1980:216) dimana pengukuran tersebut akan dijelaskan

sebagai berikut:

1) Ankel diukur pada saat berdiri dengan jarak diantara malleoll

(antropometer menunjukan sudut 45º dari bawah).

2) Rentang lengan diukur pada saat berdiri dengan punggung bersandar

pada dinding rata, kedua lengan atas melebar bersama-sama, diukur

panjang jarak antara jangkauan jari kiri dan kanan.

3) Diameter biocromial diukur dengan posisi siku berada di sebelah badan,

jaraknya antara proyeksi tulang rusuk dari acromial.

4) Diameter bideltoid diukur dengan posisi siku berada disamping tubuh

dan tangan berada di atas paha, jarak antara bagian terluar pundak

(antropometer hanya sedikit menyentuh kulit).

5) Diameter bi-iliac pengukuran yang dilakukan antara proyeksi rusuk dari

puncak iliac.

6) Diameter bitrochanteric diukur pada posisi berdiri dengan jarak antara

proyeksi rusuk dan trochanters yang lebih besar.

7) Lebar dada diukur pada saat berdiri dengan lengan agak sedikit ditarik

ke depan dan belakang tubuh, dengan jarak antara tulang rusuk ke 5

sampai ke 6, siku dengan siku satunya ditarik dan posisi tangan

menghadap depan dengan jarak antara condilus dan humerus.

8) Panjang tangan diukur dengan jarak antara ruas distal dan titik-titik pada

tulang carpal proximal.

9) Panjang kepala diukur dengan jarak anterior-posterior pada posisi alis

dan occipital protuberance.

10) Lebar kepala diukur dengan jarak pada titik terlebar dari tengkorak.

11) Lutut diukur dengan cara lutut direntangkan sampai sudut 90, dengan

jarak antara proyeksi terluar dari tibial condyles.

Page 48: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

57

12) Panjang tungkai diukur pada saat berdiri dengan jarak antara lantai

sampai coccyx.

13) Tinggi badan diukur pada ujung tumit kaki menapak lantai, tubuh

bersandar pada dinding dengan kepala menghadap depan, diukur sampai

ujung kepala.

Adapun panjang tungkai dan rentang lengan pada antropometri

akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Panjang Tungkai

Tungkai merupakan anggota gerak bawah yang terdiri dari

tulang anggota gerak bawah bebas (skeleton extremitas inferior

liberae). Menurut Verducci (1980:218) panjang tungkai jika dalam

keadaan berdiri diukur mulai dari lantai hingga coccyx. Dalam hal ini

Johnson and Nelson (1986:191) menyatakan bahwa ukuran panjang

tungkai diukur dari tulang belakang bawah atau dapat juga dari

trochanter sampai ke lantai atau telapak kaki. Sedangkan menurut

ISAK (2001:99) panjang tungkai atas diukur dari trochanter hingga

tibiale laterale.

Gambar 2.16 Letak Trochanter dari Permukaan Kulit

(ISAK, 2001:39)

Menentukan letak titik trochanter dapat dilakukan dengan cara

berdiri di belakang subjek, kemudian meraba bagian lateral dari otot

pantat dengan tumit tangan. Ketika menekan pada sisi kanan subjek

Page 49: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

58

maka tangan sebelah kiri ikut membantu memberi penekanan ke arah

kanan agar trochanter segera dapat terasa dimana letaknya. Setelah

menemukan trochanter major, pengukuran harus dilakukan dengan

meraba ke atas untuk menemukan titik tertinggi dari trochanter dimana

tulang masih dapat terasa ketika diberi tekanan yang lebih kuat ke

bawah. Akan sulit menentukan trochanter pada subjek yang memiliki

lemak banyak pada bagian ini.

Gambar 2.17 Letak Trochanter

(Pabst and Putz, 2006:271)

Menurut Soedarminto (1992:60) tulang-tulang anggota gerak

bawah bebas (skeleton extremitas inferior liberae) terdiri dari:

1) Femur (tulang paha)

2) Crus atau crural (tungkai bawah)

a) Tibia

b) Fibula

3) Ossa Pedis

a) Ossa tarsalia

Tulang-tulang pergelangan kaki yang terdiri dari tujuh

buah tulang.

b) Ossa metatarsalia

Tulang-tulang telapak kaki yang terdiri dari lima buah

tulang.

Trochanter

Page 50: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

59

c) Ossa palangea digitorum pedis

Tiap-tiap jari terdiri dari tiga ruas tulang kecuali ibu jari

hanya terdiri dari dua ruas tulang.

Gambar 2.18 Otot-Otot Tungkai

(Pabst and Putz, 2006:330)

Kemudian otot-otot yang menyusun dari tungkai yaitu M.

Semitendinosus, M. Biceps Femoris, M. Soleus, M. Plantaris, M.

Gracilis, M. Semimembranosus, M. Gastrocnomeus, M. Flexor Hallucis

Longus, M. Flexor Digitorum Longus, M. Tibialis Posterior, M.

Fibularis, M. Extensor Hallucis Longus, M. Extensor Digitorum

Longus, M. Abductor Digitiminimi dan otot-otot kecil lainnya.

Tungkai dalam renang gaya crawl memberikan kontribusi

dalam membawa tubuh bergerak ke depan, gerakan tungkai yang

menendang-nendang air merupakan salah satu cara untuk memberikan

dorongan tubuh kepada air. Semakin besar permukaan yang

memberikan tekanan terhadap air maka semakin besar pula dorongan

Page 51: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

60

yang dihasilkan sebagaimana hukum Newton III yaitu hukum aksi

reaksi.

Ditinjau dari biomekanika, Thiago, et al. (2005:369)

mengemukakan bahwa penelitian yang dilakukan oleh Deschodt, et al.

(1996) menunjukan hubungan yang signifikan antara kecepatan pinggul

dan gerakan horizontal dan vertikal tungkai atas. Ketika kecepatan

tungkai atas bertambah maka kecepatan horizontal perenang akan

bertambah pula, dan kita ketahui bahwa kecepatan tungkai dipengaruhi

oleh frekuensi gerakan tungkai dan panjang tungkai. Hingga saat ini

belum diketahui kontribusi bagian tungkai atas dan tungkai bawah

masing-masing.

Kemudian tungkai yang panjang memiliki jangkauan yang

lebih panjang dalam hal pengungkit atau tuas. Tungkai yang panjang

seorang atlet renang memiliki pengungkit yang lebih panjang sehingga

menghasilkan tenaga yang lebih besar. Menurut McGinnis (2005:121)

dalam kaitannya dengan torsi bahwa semakin panjang lengan torsi

maka akan semakin besar pula torsi yang dihasilkan sehingga semakin

besar tenaga yang dihasilkan untuk mendorong air ke belakang. Hal ini

sependapat dengan Soedarminto (1995:40) bahwa makin panjang

pengungkit makin besar pula usaha yang digunakan untuk mengayun.

Tungkai yang panjang memiliki ayunan yang lebih panjang atau jauh,

sehingga dapat memperbesar tenaga untuk menendang air.

Tungkai dalam renang gaya crawl memberikan kontribusi

dalam membawa tubuh bergerak ke depan, gerakan tungkai yang

menendang-nendang air merupakan salah satu cara untuk memberikan

dorongan tubuh kepada air. Semakin besar permukaan yang

memberikan tekanan terhadap air maka semakin besar pula dorongan

yang dihasilkan sebagaimana hukum Newton III yaitu hukum aksi

reaksi. Kemudian tungkai yang panjang memiliki jangkauan yang lebih

panjang, dalam hal pengungkit atau tuas. Tungkai yang panjang seorang

Page 52: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

61

atlet renang memiliki pengungkit yang lebih panjang sehingga

menghasilkan tenaga yang lebih besar.

2) Rentang Lengan

Lengan merupakan anggota gerak atas (extremitas superior

liberae). Menurut Yusuf dan Aip (1996:75) panjang lengan adalah jarak

tulang bagian atas lengan (humerus) sampai tulang hasta (ulna).

Sedangkan Johnson (1996:180), mengatakan bahwa panjang lengan

adalah jarak yang diukur dari acromion pada humerus sampai titik

styloid pada ulna. Sedangkan panjang tangan adalah jarak terpendek

dari garis midstylion sampai dactylion. Sehingga panjang lengan

merupakan jarak terpendek yang diukur mulai dari acromion hingga

dactylion. Midstylion merupakan titik tengah permukaan anterior

pergelangan tangan tepat pada garis horizontal yang ditarik setinggi

stylion atau styloid.

Gambar 2.19 Titik Acromion

(ISAK, 2001:24)

Menentukan titik pada acromion dapat dilakukan dengan cara

meraba tulang scapula dari medial ke lateral menuju acromion, setelah

pada bagian lateral kemudian diberikan tanda atau garis pada bagian

tersebut namun sedikit agak superior dan medial (seperti pada gambar

2.19). Berikut gambar dari tulang scapula:

Page 53: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

62

Gambar 2.20 Acromion

(Pabst and Putz, 2006:162)

Susunan tulang dari lengan yaitu: Os. Humeri, Os. Ulnaris, Os.

Radialis dan Ossa. Carpalea, Ossa Metacarpalia dan Ossa Phalages.

Otot-Otot yang menyusun lengan-tangan ini yaitu: M. Deltoideus, M.

Triceps Brachii, M. Biceps Brachii, M. Brachialis, M. Pronator Teres,

M. Brachioradialis, M. Extensor Digitorum, M. Extensor Carpi

Radialis Longus, M. Extensor Carpi Radialis Brevis, M. Flexor Carpi

Radialis, M. Flexor Pollicis Longus, M. Abductor Pollicis Longus, M.

Extensor Pollicis Brevis dan M. Adductor Pollicis.

Gambar 2.21 Otot-Otot Lengan

(Pabst and Putz, 2006:180-181)

Acromion

Page 54: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

63

Susunan pada otot rangka pada manusia dilengkapi dengan

suatu sistem pengungkit yang kompleks, memiliki fungsi yang penting

dalam penampilan olahraga. Pengungkit pada tulang digunakan untuk

mengatasi suatu tahanan atau untuk menambah kecepatan bagian badan.

Menurut Pate, McClenaghan and Rotella (1984:182) pengungkit adalah

sebuah mesin sederhana yang dipergunakan untuk mendapatkan

keuntungan mekanik dalam melakukan suatu kegiatan. Tergantung pada

macam pengungkit dan susunan serta panjang lengan pengungkit.

Keuntungan pada mekanik pengungkit adalah sebagai penambah

kecepatan suatu bagian. Pengungkit dengan lengan usaha yang lebih

besar atau panjang memungkinkan untuk penggunaan gaya yang

bertambah. Sedangkan memperpanjang lengan tahanan akan

menghasilkan kecepatan bagian yang lebih besar. Sistem rangka pada

manusia terdiri dari pengungkit jenis ke-3 yang dirancang untuk

kecepatan. Selain itu banyak olahraga yang memerlukan penggunaan

kekuatan tenaga dengan menggunakan suatu alat untuk memperpanjang

lengan tahanan sehingga menghasilkan kecepatan yang tinggi. Apabila

lengan tahanan diperpanjang maka akan memerlukan tambahan

penggunaan tenaga. Hal ini akan menghasilkan kontrol dan ketepatan

yang kurang.

Gerakan lengan yang mendayung dan berputar merupakan

salah satu contoh dari torsi. Menurut McGinnis (2005:121) dimana

besarnya torsi ditentukan oleh dua hal yaitu panjang lengan torsi dan

gaya yang digunakan (T = F x r). Dalam hal ini lengan perenang

merupakan lengan torsi sehingga semakin panjang lengan torsi maka

akan semakin besar pula torsi yang dihasilkan sehingga semakin besar

tenaga yang dihasilkan untuk mendorong air ke belakang.

Kemudian Thiago, et al. (2011:368) mengatakan bahwa secara

biomekanika terdapat unsur kinematika dari renang gaya crawl yaitu

kinematika dayungan lengan, kinematika tungkai dan kinematika dari

pinggul dan pusat massa tubuh. Dalam kinematika dayungan lengan

Page 55: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

64

merupakan unsur paling besar dalam mencapai kecepatan dalam

berenang, kecepatan yang dihasilkan oleh dayungan lengan tersebut

terdiri dari dua hal yaitu frekuensi dayungan dan panjang lengan.

Perenang dengan lengan yang panjang paling efektif dalam teknik

renang. Craig & Pendergast dalam Thiago (2011:368) mengemukakan

hal serupa bahwa seorang perenang harus mempunyai lengan yang

panjang, kemudian untuk mencapai kecepatan maksimal dengan

memanipulasi frekuensi dayungan.

Telah diketahui bahwa semakin cepat pertumbuhan tulang

maka akan diimbangi dengan pertumbuhan otot. Semakin panjang

tulang maka jumlah massa otot akan bertambah semakin banyak. Pada

anak laki-laki penambahan ukuran dan jumlah otot merupakan

peningkatan dari kekuatan. Peningkatan ini terjadi dimulai dari usia 14

tahun hingga sampai pada masa adolesenci (Gallahue and Ozmun,

1998:337).

Keadaan mengenai ukuran tubuh berupa panjang lengan akan

beruntung untuk memperoleh kecepatan gerak lengan. Tulang lengan

merupakan tulang panjang. Kemudian otot yang panjang dan langsung

akan memungkinkan terjadinya gerakan yang cepat dan luas. Karena

dengan tuas yang panjang akan mempengaruhi kecepatan gerakan.

Selain itu, gaya putar yang dihasilkan dari lengan yang panjang juga

menjadi lebih besar, semakin panjang lengan semakin besar gaya yang

dihasilkan.

Gerakan dayungan yang dilakukan oleh lengan secara otomatis

tangan melakukan dayungan pula, akan tetapi bukan berarti tangan

tidak memiliki kontribusi pada gerakan dayungan tersebut. Ketika

melakukan gerakan dorongan telapak tangan juga menentukan seberapa

banyak air yang dapat ditarik ke belakang yang menentukan seberapa

jauh pula tubuh perenang akan bergerak ke depan. Panjang tangan

terdiri atas tulang-tulang pergelangan tangan (ossa carpalia) tulang-

Page 56: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

65

tulang telapak tangan (ossa metacarpalia) dan tulang-tulang jari-jari

tangan (ossa phalages).

Pengukuran panjang lengan-tangan didefinisikan sebagai

panjang dari acromion pada os scapula sampai dactylion (ujung dari

jari tengah tangan). Pada renang gaya crawl kontribusi paling besar

berasal dari gerakan lengan dalam mendayung, gerakan lengan tersebut

tidak sendiri namun juga bersamaan dengan tangan. Lengan telah

didesain sebagai alat pengungkit pada tubuh manusia, semakin panjang

tuas pengungkit atau panjang lengan torsi maka akan besar gaya yang

dihasilkan. Kemudian dalam pertumbuhan jaringan bahwa dengan

memiliki lengan yang panjang maka otot juga akan makin besar atau

panjang. Lengan yang panjang akan berkontribusi pada kekuatan lengan

dalam melakukan gerakan mendayung sebagai penggerak utama

gerakan maju dalam renang gaya crawl, kemudian berkontribusi dalam

memindahkan air lebih banyak ketika melakukan gerakan dalam renang

gaya crawl sesuai dengan hukum Newton III, maka air yang

dipindahkan oleh lengan akan banyak dan mengakibatkan tubuh

bergerak maju lebih jauh.

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang memiliki relevansi dekat dengan penelitian ini

antara lain:

1. Penelitian dari Satrio Sakti Rumpoko (2013) tentang kontribusi panjang

tungkai kekuatan otot tungkai dan volume oksigen maksimal terhadap prestasi

olahraga selam pada atlet selam putra persatuan olahraga selam seluruh

Indonesia di Provinsi Jawa Tengah. Diperoleh hasil dari ketiga variabel

memberikan kontribusi sebesar 50,25% terhadap prestasi selam.

2. I Made Sriundy Mahardika (2010) yang meneliti tentang performa renang

gaya bebas 50 meter, studi kuantitatif non-eksperimental antara komponen

biomotorik, komponen proporsi tubuh, volume paru-paru, kebugaran jasmani

dan status gizi dengan prestasi renang gaya bebas 50 meter. Dari penelitian

Page 57: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

66

tersebut diperoleh hasil bahwa komponen biomotorik terbukti secara

signifikan direfleksikan oleh kekuatan, daya ledak otot tungkai, kecepatan,

kelentukan, kelincahan, waktu reaksi, keseimbangan dan, koordinasi. Proporsi

tubuh terbukti secara signifikan direfleksikan oleh lebar pinggul, lingkar paha,

lingkar lengan atas, lingkar lengan bawah lebar bahu, lebar elbow, dan

panjang lengan memberikan pengaruh signifikan terhadap prestasi renang

gaya bebas 50 meter. Volume paru-paru tidak memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap prestasi renang gaya bebas 50 meter. Daya tahan

memberikan pengaruh signifikan terhadap prestasi renang gaya bebas 50

meter. Status gizi terbukti secara signifikan direfleksikan oleh tinggi dan berat

badan.

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan landasan teori yang telah dipaparkan di atas dapat

digambarkan konseptual kerangka pikir sebagai berikut:

1. Prediksi Kekuatan Otot Tungkai pada Hasil Belajar Renang 50 Meter

Gaya Crawl.

Dalam memprediksi kekuatan otot tungkai perenang melakukan

kontraksi atau tegangan dalam menerima atau melawan suatu beban atau

tahanan yang mengarah pada teknik gerakan renang 50 meter gaya crawl

yang sebenarnya secara utuh. Diberikan setiap akhir pemberian materi,

sebagai masukan perenang terhadap gerakan yang telah dilakukan, sehingga

perenang dalam latihan renang 50 meter gaya crawl akan lebih sempurna dan

baik dalam gerakannya. Prediksi kekuatan otot tungkai akan berpengaruh

terhadap informasi tentang gerakan yang sudah dilakukan pada perenang

dalam menguasai gerakan. Kerugian latihan renang 50 meter gaya crawl yang

dilakukan dengan memprediksi kekuatan otot tungkai yaitu pelaksanaan

latihan ini biasanya mudah terkena cedera karena susunan fisik yang

kompleks dari tungkai karena seringkali mengalami tekanan yang berlebihan

selama melakukan gerakan renang 50 meter gaya crawl. Keuntungan latihan

renang 50 meter gaya crawl yang dilakukan dengan memprediksi kekuatan

Page 58: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

67

otot tungkai pada umumnya perenang dapat mempercepat laju renang 50

meter gaya crawl. Pada renang 50 meter gaya crawl, gerakan tungkai yang

menendang air merupakan gerakan yang mendapat beban atau tahanan dari

air. Dibutuhkan kekuatan otot tungkai untuk dapat melawan tahanan air dan

menghasilkan dorongan ke depan, sehingga semakin besar kekuatan otot

tungkai yang diberikan pada air maka akan semakin besar atau cepat pula

pergerakan maju tubuh perenang.

Dari uraian di atas dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangan

yang ada pada faktor kekuatan otot tungkai, maka dapat diduga bahwa

kekuatan otot tungkai akan memberikan prediksi pada hasil belajar renang 50

meter gaya crawl.

2. Prediksi Volume Oksigen Maksimal pada Hasil Belajar Renang 50

Meter Gaya Crawl.

Keuntungan latihan renang 50 meter gaya crawl yang dilakukan dengan

memprediksi volume oksigen maksimal pada umumnya perenang dapat

melakukan daya tangkap aerobik maksimal yang menggambarkan jumlah

oksigen maksimum yang dikonsumsi per satuan waktu oleh perenang selama

latihan renang 50 meter gaya crawl, dengan latihan renang 50 meter gaya

crawl yang makin lama makin berat hingga kelelahan. Kerugian latihan

renang 50 meter gaya crawl yang dilakukan dengan memprediksi volume

oksigen maksimal yaitu bagi pemula prediksi volume oksigen maksimal ini

kurang cocok, karena gerakan renang 50 meter gaya crawl membutuhkan

kondisi volume oksigen maksimal yang baik. Semakin baik volume oksigen

maksimal seorang perenang, maka kemampuan melakukan gerakan renang 50

meter gaya crawl akan semakin maksimal dan menghasilkan prestasi yang

maksimal.

Dari uraian di atas dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangan

yang ada pada faktor volume oksigen maksimal, maka dapat diduga bahwa

volume oksigen maksimal akan memberikan prediksi pada hasil belajar

renang 50 meter gaya crawl.

Page 59: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

68

3. Prediksi Panjang Tungkai pada Hasil Belajar Renang 50 Meter Gaya

Crawl.

Keuntungan latihan renang 50 meter gaya crawl yang dilakukan dengan

memprediksi panjang tungkai pada umumnya perenang dapat melakukan

jangkauan yang lebih panjang dalam hal pengungkit atau tuas. Tungkai yang

panjang seorang perenang memiliki pengungkit yang lebih panjang sehingga

menghasilkan tenaga yang lebih besar. Kerugian latihan renang 50 meter gaya

crawl yang dilakukan dengan memprediksi panjang tungkai yaitu bagi

pemula prediksi panjang tungkai ini kurang cocok, karena semakin panjang

tungkai maka akan semakin besar pula torsi yang dihasilkan, sehingga

semakin besar tenaga yang dihasilkan untuk mendorong air ke belakang.

Dari uraian di atas dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangan

yang ada pada faktor panjang tungkai, maka dapat diduga bahwa panjang

tungkai akan memberikan prediksi pada hasil belajar renang 50 meter gaya

crawl.

4. Prediksi Rentang Lengan pada Hasil Belajar Renang 50 Meter Gaya

Crawl.

Keuntungan latihan renang 50 meter gaya crawl yang dilakukan dengan

memprediksi rentang lengan pada umumnya perenang dapat menambah

kecepatan renang 50 meter gaya crawl. Pengungkit dengan lengan yang

panjang memungkinkan untuk penggunaan gaya yang bertambah, dengan

memperpanjang lengan maka tahanan akan menghasilkan kecepatan yang

lebih besar. Kerugian latihan renang 50 meter gaya crawl yang dilakukan

dengan memprediksi rentang lengan yaitu bagi pemula prediksi rentang

lengan ini kurang cocok, karena apabila lengan yang panjang akan

memerlukan tambahan penggunaan tenaga. Hal ini akan menghasilkan

kontrol yang kurang dalam latihan renang 50 meter gaya crawl.

Dari uraian di atas dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangan

yang ada pada faktor rentang lengan, maka dapat diduga bahwa rentang

lengan akan memberikan prediksi pada hasil belajar renang 50 meter gaya

crawl.

Page 60: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

69

5. Prediksi Kekuatan Otot Tungkai, Volume Oksigen Maksimal, Panjang

Tungkai dan Rentang Lengan pada Hasil Belajar Renang 50 Meter Gaya

Crawl.

Dalam latihan renang 50 meter gaya crawl, maka kekuatan otot tungkai,

volume oksigen maksimal, panjang tungkai dan rentang lengan sebagai faktor

kemampuan fisiknya. Keuntungan latihan renang 50 meter gaya crawl yang

dilakukan dengan memprediksi kekuatan otot tungkai, volume oksigen

maksimal, panjang tungkai dan rentang lengan secara bersamaan pada

perenang dapat memaksimalkan kecepatan renang 50 meter gaya crawl.

Sedangkan kerugian latihan renang 50 meter gaya crawl yang dilakukan

dengan memprediksi kekuatan otot tungkai, volume oksigen maksimal,

panjang tungkai dan rentang lengan secara bersamaan yaitu membutuhkan

waktu yang lama dan latihan yang berulang-ulang untuk dapat

mengkoordinasikan kekuatan otot tungkai, volume oksigen maksimal,

panjang tungkai dan rentang lengan secara bersamaan untuk meningkatkan

hasil belajar renang 50 meter gaya crawl.

Dari uraian di atas, dapat diduga bahwa kekuatan otot tungkai, volume

oksigen maksimal, panjang tungkai dan rentang lengan secara bersamaan

akan memberikan prediksi pada hasil belajar renang 50 meter gaya crawl.

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka dapat

diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Terdapat hubunagn positif antara kekuatan otot tungkai dengan hasil belajar

renang 50 meter gaya crawl. Kekuatan otot tungkai dapat memprediksi hasil

belajar renang 50 meter gaya crawl.

2. Terdapat hubungan positif antara volume oksigen maksimal dengan hasil

belajar renang 50 meter gaya crawl. Volume oksigen maksimal dapat

memprediksi hasil belajar renang 50 meter gaya crawl.

Page 61: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Crawl · 10 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Renang Gaya Crawl a. Pengertian Renang Gaya Crawl Renang gaya

70

3. Terdapat hubungan positif antara panjang tungkai dengan hasil belajar renang

50 meter gaya crawl. Panjang tungkai dapat memprediksi hasil belajar renang

50 meter gaya crawl.

4. Terdapat hubungan positif antara rentang lengan dengan hasil belajar renang

50 meter gaya crawl. Rentang lengan dapat memprediksi hasil belajar renang

50 meter gaya crawl.

5. Terdapa hubungan positif antara kekuatan otot tungkai, volume oksigen

maksimal, panjang tungkai dan rentang lengan dengan hasil belajar renang 50

meter gaya crawl. Kekuatan otot tungkai, volume oksigen maksimal, panjang

tungkai dan rentang lengan dapat memprediksi hasil belajar renang 50 meter

gaya crawl.