26
7 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A Kajian Teori 1. Lanjut Usia (Lansia) Lanjut usia merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. a. Definisi Lansia Lanjut usia adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade (Notoatmojo, 2007). Lanjut usia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesehatan, dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Aulia Dwi Natalia, 2009) Menurut Notoatmojo(2007;281) lanjut usia meliputi: 1) Usia pertengahan (middleage) yaitu usia antara 45 sampai 59 tahun, 2) Usia lanjut (eldery) yaitu usia antara 60 sampai 70 tahun, 3) Lanjut usia tua (old) yaitu usia antara 75 sampai 90 tahun, dan 4) Usia sangat tua (veryold) yaitu usia diatas 90 tahun. b. Klasifikasi Lansia Batasan usia lanjut didasarkan atas undang-undang No. 13 Tahun 1998 adalah 60 tahun. Namun, berdasarkan pendapat beberapa ahli dalam program kesehatan usia lanjut, Departemen Kesehatan membuat pengelompokan seperti di bawah ini:

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - abstrak.ta.uns.ac.id · kovalen tersebut berasal dari panas, radiasi elektromagnetik atau reaksi redoks berlebihan (Halliwell, 1996). Radikal bebas

  • Upload
    lamdan

  • View
    229

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - abstrak.ta.uns.ac.id · kovalen tersebut berasal dari panas, radiasi elektromagnetik atau reaksi redoks berlebihan (Halliwell, 1996). Radikal bebas

7

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A Kajian Teori

1. Lanjut Usia (Lansia)

Lanjut usia merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami

oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang

tidak dapat dihindari.

a. Definisi Lansia

Lanjut usia adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses

perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade (Notoatmojo,

2007).

Lanjut usia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

kehidupan manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13

Tahun 1998 tentang kesehatan, dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang

yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Aulia Dwi Natalia, 2009)

Menurut Notoatmojo(2007;281) lanjut usia meliputi:

1) Usia pertengahan (middleage) yaitu usia antara 45 sampai 59 tahun,

2) Usia lanjut (eldery) yaitu usia antara 60 sampai 70 tahun,

3) Lanjut usia tua (old) yaitu usia antara 75 sampai 90 tahun, dan

4) Usia sangat tua (veryold) yaitu usia diatas 90 tahun.

b. Klasifikasi Lansia

Batasan usia lanjut didasarkan atas undang-undang No. 13 Tahun 1998

adalah 60 tahun. Namun, berdasarkan pendapat beberapa ahli dalam program

kesehatan usia lanjut, Departemen Kesehatan membuat pengelompokan seperti

di bawah ini:

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - abstrak.ta.uns.ac.id · kovalen tersebut berasal dari panas, radiasi elektromagnetik atau reaksi redoks berlebihan (Halliwell, 1996). Radikal bebas

8

1) Kelompok pertengahan umur

Kelompok usia dalam masa virilitas, yaitu masa persiapan usia lanjut

yang menampakkan keperkasaan fisik dan kematangan jiwa (45-54

tahun).

2) Kelompok usia lanjut dini

Kelompok dalam masa prasenium, yaitu kelompok yang mulai

memasuki usia lanjut (55-64 tahun)

3) Kelompok usia lanjut

Kelompok dalam masa senium (65 tahun ke atas)

4) Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi

Kelompok yang berusia lebih dari 70 tahun atau kelompok usia lanjut

yang hidup sendiri, terpencil menderita penyakit berat atau cacat.

(Notoatmojo, 2007).

c. Masalah Pada Lanjut Usia

Dalam diri Lansia ada beberapa hal yang menarik yang pasti berbeda dari

kebanyakan orang dewasa lainnya. tidak dapat dibantah, bila seseorang bertambah

tua, kemampuan fisik dan mental hidupnya pun akan perlahan –lahan tetapi pasti

menurun. Akibatnya aktivitas - aktivitas hidupnya akan ikut terpengaruh, hal ini

berdampak pada penurunan kesigapan Lansia itu sendiri.

Menurut Lilik (2011:19) secara umum menjadi tua atau menua (ageing

process), ditandai oleh kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala

kemunduran fisik dan kemunduran kemampuan kognitif. Kemunduran fisik yang

dialami oleh Lansia tersebut sering menimbulkan masalah-masalah dalam

keseharian Lansia. Lansia menjadi tidak berdaya dan tergantung kepada orang-

orang disekitarnya.

d. Komponen Kebugaran pada Lansia

Komponen aktivitas dan kebugaran pada Lansia menurut Darmojo

(2004:94) terdiri dari:

1) Self Effacy (Keberdayagunaan-mandiri) adalah istilah untuk

menggambarkan rasa percaya atas keamanan dalam melakukan aktifitas.

Hal ini sangat berhubungan dengan ketergantungan dalam aktifitas sehari-

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - abstrak.ta.uns.ac.id · kovalen tersebut berasal dari panas, radiasi elektromagnetik atau reaksi redoks berlebihan (Halliwell, 1996). Radikal bebas

9

hari. Dengan keberdayagunaan ini seseorang usia lanjut mempunyai

keberanian dalam melakukan aktifitas.

2) Latihan pertahanan (Resistence Training) keuntungan fungsional atas

latihan pertahanan berhubungan dengan hasil yang didapat atas jenis

latihan yang bertahan. Antara lain mengenai kecepatan bergerak sendi,

luas lingkup gerak sendi (Range of Motion) dan jenis kekuatan.

3) Daya tahan (Endurance) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan

kerja dan waktu yang relatif cukup lama. Pada Lansia latihan daya

tahan/kebugaran yang cukup keras akan meningkatkan kekuatan yang

didapat dari latihan bertahan. Hasil akibat latihan kebugaran tersebut

bersifat khas untuk latihan yang dijalankan (Training Specific), sehingga

latihan kebugaran akan meningkatkan kekuatan berjalan lebih dengan

latihan bertahan.

4) Kelentukan (Flexibility) pembatasan atas lingkup gerak sendi, banyak

terjadi pada lanjut usia yang sering berakibat kekuatan otot dan tendon.

Oleh karena itu latihan kelenturan sendi merupakan komponen penting

dari latihan atau olahraga bagi lanjut usia.

5) Keseimbangan-keseimbangan merupakan penyebab utama yang sering

mengakibatkan Lansia sering jatuh. Keseimbangan merupakan tanggapan

motorik yang dihasilkan oleh berbagai faktor, diantaranya input sensorik

dankekuatan otot. Penurunan keseimbangan pada lanjut usia bukan hanya

sebagai akibat menurunya kekuatan otot atau penyakit yang diderita.

Penurunan keseimbangan dapat diperbaiki dengan berbagai latihan

keseimbangan. Latihan yang meliputi keseimbangan akan menurunkan

insiden pada Lansia.

e. Teori Penuaan

Para ahli yang mengadakan studi tentang proses aging berpendapat bahwa

adalah sangat penting untuk membedakan secara hati – hati antara normal

aging dan pathological aging. Secara umum teori penuaan dibagi menjadi dua

kelompok besar yaitu teori genetik dan teori non genetik (Ririn pudjiastuti dan

Budi, 2000:5)

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - abstrak.ta.uns.ac.id · kovalen tersebut berasal dari panas, radiasi elektromagnetik atau reaksi redoks berlebihan (Halliwell, 1996). Radikal bebas

10

1) Teori Genetik

Pada teori ini menitikberatkan mekanisme penuaan yang terjadi pada

nukleus sel. Penjelasan teori yang berdasarkan genetik diantaranya sebagai

berikut:

a) Teori Hayflick

Pada teori ini penuaan disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain

perubahan fungsi sel, efek akumulatif, dari tidak normalnya sel,

kemunduran sel dalam organ dan jaringan. Semakin cepat suatu organisme

dia hidup maka semakin cepat pula mereka menua. Hal ini terjadi karena

kehidupan cepat di definisikan sebagai proses diferensiasi dan

pertumbuhan yang cepat serta metabolisme yang tinggi sehingga sel – sel

lebih cepat mengalami penuaan.

b) Teori Error Sintesis Protein

Teori ini dikenalkan oleh Orgel pada tahun 1963, dimana

pendapatnya sebagai berikut: kesalahan pembentukan protein yang

mengandung materi genetik, jika kesalahan tersebut terus menerus terjadi

dan diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya maka jumlah

molekul abnormal akan semakin banyak. Keadaan tersebut dapat

menyebabkan faal atau fungsi biologi mengalami gangguan, hal ini akan

berdampak pada terganggunya faal organ dan berakhir dengan kematian.

Yang dapat dimasukkan dalam teori ini adalah teori persambungan silang

(Crosslinking theory) dari Bjorksten dan Kohn pada tahun 1974. Dalam

pendapatnya bahwa seiring dengan pertambahan umur manusia maka

akan berdampak pada jumlah jaringan kolagen yang terbentuk akan

semakin banyak dan mengganggu faal atau fungsi fisiologi organ semula.

2) Teori Non Genetik

Pada teori ini memfokuskan lokasi diluar nukleus sel, seperti organ,

jaringan, dan sistem. Teori yang berdasarkan non genetik antara lain sebagai

berikut:

a) Teori Autonium

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - abstrak.ta.uns.ac.id · kovalen tersebut berasal dari panas, radiasi elektromagnetik atau reaksi redoks berlebihan (Halliwell, 1996). Radikal bebas

11

Menurut teori ini proses menua diakibatkan oleh antibodi yang

bereaksi terhadap sel normal dan merusaknya. Reaksi itu terjadi karena

tubuh gagal mengenal sel normal dan memproduksi antibodi yang salah.

Teori imunologis berangkat dari pengamatan bahwa dengan bertambahnya

usia maka terjadi penurunan kadar imunoglobulin, terutama

imunoglobuluin D, peningkatan natural killer cell, penurunan faal

Limfosit dan resistensi terhadap infeksi, serta peningkatan kejadian

penyakit – penyakit autonium ( Ririn Pudjiastuti dan Budi, 2000:6).

b) Teori Radikal Bebas

Menerangkan proses menua berdasarkan timbulnya kerusakan

jaringan yang disebabkan oleh radikal bebas. Radikal bebas adalah atom

atau molekul dengan susunan elektron tak lengkap. Susunan elektron yang

tidak lengkap menyebabkan atom atau molekul sangat terpengaruh oleh

medan magnet. Ini yang mengakibatkan radikal bebas menjadi bersifat

sangat reaktif. Radikal bebas dapat terbentuk akibat hilangnya maupun

penambahan elektron di lintasannya pada saat terputusnya ikatan kovalen

atom atau molekul yang bersangkutan. Energi untuk memutuskan ikatan

kovalen tersebut berasal dari panas, radiasi elektromagnetik atau reaksi

redoks berlebihan (Halliwell, 1996). Radikal bebas dapat dirusak oleh

enzim protektif yang dibentuk tubuh yaitu superoksid dismutase, katalase,

dan glutation peroksidase. Bila terdapat sebagian radikal bebas yang tak

terdestruksi (escape) maka radikal bebas tersebut akan merusak membran

organel subselular seperti membran mitokondria,dan mikrosom. Keadaan

tersebut akan mengakibatkan terjadinya kerusakan sel. Bentuk kerusakan

yang tampak misalnya kerusakan endotel dengan akibat munculnya

berbagai proses degeneratif .

2. Keseimbangan

a. Definisi keseimbangan

Keseimbangan adalah salah satu kunci pokok pada saat kita bergerak,

keseimbangan merupakan proses yang komplek yang melibatkan penerimaan dan

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - abstrak.ta.uns.ac.id · kovalen tersebut berasal dari panas, radiasi elektromagnetik atau reaksi redoks berlebihan (Halliwell, 1996). Radikal bebas

12

integrasi input sensorik dan perencanaan serta pelaksanaan suatu gerak untuk

mencapai tujuan yang membutuhkan postur tegak (Allison L, 2001). menurut

Harsono (1998:23), adalah kemampuan untuk mempertahankan sistem

neuromuscular dalam suatu posisi atau sikap yang efisien saat kita bergerak.

Sementara itu, menurut Winter dalam Howe, et al., (2008) keseimbangan adalah

kemampuan untuk mempertahankan proyeksi pusat tubuh pada landasan

penunjang baik saat berdiri, duduk, transit dan berjalan.

Keseimbangan potural adalah kemampuan tubuh untuk memelihara pusat

dari massa tubuh dengan batasan dari stabilitas yang ditentukan oleh dasar

penyangga, pusat massa tubuh adalah titik dimana jumlah gaya yang bekerja sama

dengan nol. Pada orang normal, pusat massa tubuh terletak di depan vertebra

sacral ke – 2 atau berada 55 – 57 % dari tinggi badan seseorang diatas tanah.

Batasan stabilitas adalah tempat pada suatu ruang dimana tubuh dapat menyangga

posisi tanpa berubah dari dasar penyangga. Keseimbangan melibatkan berbagai

gerakan disetiap segmen tubuh dengan didukung oleh sistem muskuloskeletal dan

bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang

tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan

efisien (Suhartono, 2005)

b. Anatomi dan Fisiologi Keseimbangan

Fungsi keseimbangan diatur secara fisiologi oleh bagian-bagian otak yang

mempunyai fungsi sensomotorik masing-masing yang berperan dalam mengontrol

fungsi keseimbangan, yaitu:

1) Batang Otak

Fungsi motorik batang otak yang berhubungan dengan sistem otot

rangka dapat dibagi dalam kedua kelompok besar, fungsinya membantu

menopang badan terhadap daya tarik bumi dalam mempertahankan

keseimbangan (Guyton and Arthur, 1994).

2) Aparatus Vestibularis

Ini adalah organ sensoris yang mendeteksi sensasi mengenai

keseimbangan, yang terdiri dari suatu labirintus. Labirin statis memberi

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - abstrak.ta.uns.ac.id · kovalen tersebut berasal dari panas, radiasi elektromagnetik atau reaksi redoks berlebihan (Halliwell, 1996). Radikal bebas

13

informasi mengenai posisi kepala di dalam ruang, labirin kinetik mengirim

informasi mengenai pergerakan kepala. Bila kepala bergerak maka suatu

penyesuaian penglihatan sebagai kompensasi, reflek vestibular okular

diperlukan untuk mempertahankan fiksasi mata terhadap suatu obyek

(Guyton and Arthur,1994)

3) Cerebellum

Fugsinya mengkoordinasikan pergerakan sadar yang terampil

dengan mempengaruhi aktivitas otot dan mengontrol keseimbangan dan

tonus otot melalui hubungan dengan sistem vestibularis dan sumsum

tulang belakang.

c. Penyebab Gangguan Keseimbangan

Gangguan keseimbangan pada Lansia dipengaruhi oleh perubahan yang

terjadi pada sistem neurologis atau saraf pusat, sistem sensori terutama sistem

visual, propioseptif dan vestibuler serta ditambah dengan sistem muskuloskeletal

(Miller, 2004). Perubahan pada sistem neurologis dapat menyebabkan perubahan

psikososial diantaranya adalah kerusakan kognitif, kecemasan dan ketakutan.

Faktor resiko internal dan eksternal juga dapat menyebabkan gangguan

keseimbangan pada Lansia. Faktor resiko internal dapat berupa gangguan

patologis atau penyakit yang diakibatkan oleh perubahan fisiologis dan

psikososial pada Lansia. Selain itu karakteristik usia lanjut seperti usia, jenis

kelamin dan pekerjaan. Riwayat jatuh yang dapat menyebabkan takut jatuh,

aktivitas fisik, nutrisi serta medikasi dapat menjadi faktor resiko gangguan

keseimbangan. Faktor resiko eksternal dapat berupa lingkungan, penggunaan alat

bantu jalan, alas kaki serta pakaian yang tidak adekuat (Miller,2004)

d. Dampak Gangguan Keseimbangan

Akibat dari gangguan keseimbangan adalah jatuh dan sering mengarah

pada injuri, kecacatan, kehilangan kemandirian dan berkurangnya kualitas hidup

(Salzam,2010). Jatuh merupakan kejadian yang tidak disengaja sebagai

konsekuensi dalam mempertahankan pukulan yang keras, kurangnya kesadaran,

serangan paralisis yang tiba-tiba pada stroke atau serangan epilepsi (Lord, et

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - abstrak.ta.uns.ac.id · kovalen tersebut berasal dari panas, radiasi elektromagnetik atau reaksi redoks berlebihan (Halliwell, 1996). Radikal bebas

14

al.,2007). Jatuh mengakibatkan keterbatasan fisik, mengurangi kapasitas untuk

melaksanakan aktivitas sehari-hari, kegagalan sistem pernafasan dan

muskuloskeletal, kerusakan fisik, fraktur pada panggul radius ulna, humerus, kaki,

leher, injuri seperti luka memar, lecet dan terkilir, subdural hematom,

hospitalisasi, peningkatan biaya perawatan dan bahkan mortalitas. Resiko

kejadian jatuh dapat dikurangi dengan cara meningkatkan keseimbangan (

Singh,2000).

e. Keseimbangan Lansia

Stabilitas postural adalah masalah yang umum pada Lansia. Lansia

mengalami kemunduran atau perubahan morfologis pada otot yang menyebabkan

perubahan fungsional otot, yaitu terjadi penurunan kekuatan dan kontraksi otot,

elastisitas dan fleksibilitas otot, serta kecepatan dan waktu reaksi. Penurunan

fungsi dan kekuatan otot akan mengakibatkan penurunan kemampuan

mempertahankan keseimbangan postural atau keseimbangan tubuh Lansia.

Penurunan kekuatan otot ektrimitas bawah dapat mengakibatkan

kelambanan gerak, langkah pendek, kaki tidak dapat menapak dengan kuat dan

lebih gampang goyah (Darmojo, 2000). Penurunan kekuatan otot juga

menyebabkan terjadinya penurunan mobilitas Lansia. Karena kekuatan otot

merupakan komponen utama dari kemampuan melangkah, berjalan dan

keseimbangan.

f. Jenis Keseimbangan postural

Menurut Suhartono, (2005) bahwa keseimbangan postural dapat dibagi

menjadi dua bentuk yaitu keseimbangan postural statik dan keseimbangan

postural dinamik.

1) Keseimbangan statis (statis balance)

Keseimbangan statik adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat

memelihara keseimbangan tubuhnya pada suatu posisi tertentu. Sebagai contoh

ekstrimnya pada anak – anak yang menirukan patung.

2) Keseimbangan dinamis (dynamic balance)

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - abstrak.ta.uns.ac.id · kovalen tersebut berasal dari panas, radiasi elektromagnetik atau reaksi redoks berlebihan (Halliwell, 1996). Radikal bebas

15

Keseimbangan dinamis merupakan keseimbangan pada saat tubuh

melakukan gerakan atau saat berdiri diatas landasan yang bergerak (Dynamic

tanding) yang akan menempatkannya dalam kondisi yang tidak stabil, dan pada

keadaan ini kebutuhan akan kontrol keseimbangan postural akan semakin

meningkat, misalnya pada saat bangkit berdiri dari duduk dikursi, berjalan,

berlari, naik di atas perahu, ataupun berlari di atas treadmill.

Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh

dengan didukung oleh sistem muskuloskeletal dan bidang tumpu. Kemampuan

untuk menyeimbangkan masa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat

manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien.

Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dan integrasi/interaksi

sistem sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk propioceptor)

dan muskuloskeletal (otot, sendi dan jaringan lunak lain) yang dimodifikasi/di

atur dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia, cerebellum, dan area

asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan kondisi ekternal dan internal

(Setiawan, 2010). Serta dipengaruhi oleh faktor lain seperti, usia, motivasi,

kognisi, lingkungan, kelelahan, pengaruh obat dan pengalaman terdahulu.

Dalam praktek kehidupan sehari-hari keseimbangan statik dan dinamik

saling bertumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan secara mutlak karena tubuh

manusia jarang sekali dalam keadaan diam yang sempurna tanpa gerakan sama

sekali. Tubuh secara berkesinambungan melakukan pengaturan postur yang tidak

dapat dirasakan secara sadar. Pengaturan postur ini mengatur posisi tubuh yang

optimal untuk konservasi/ penghematan energi.

d. Keseimbangan dinamis Lansia

Keseimbangan dinamis Lanjut usia (Lansia) merupakan kemampuan untuk

menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu yang akan membuat Lansia

mampu untuk beraktifitas secara efektif dan efisien. Lansia meupakan masa

perkembangan terakhir dalam hidup manusia, karena adanya proses penurunan

kemampuan sehingga pada Lansia seperti keadaan ini kebutuhan akan kontrol

keseimbangan postural semakin meningkat. Keseimbangan dinamis melibatkan

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - abstrak.ta.uns.ac.id · kovalen tersebut berasal dari panas, radiasi elektromagnetik atau reaksi redoks berlebihan (Halliwell, 1996). Radikal bebas

16

berbagai gerakan disetiap segmen tubuh dengan didukung oleh sistem

muskuloskeletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massa

tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas

secara efektif dan efisien. Dengan keseimbangan, fleksibilitas dan kekuatan yang

baik maka akan terwujud pola jalan yang baik pada setiap individu. Pada saat

berjalan itu melibatkan banyak aspek antara lain muskuloskeletal, neurologis,

stimulus reseptor. Apabila semua aspek tadi bagus, maka kemampuan berjalan

akan baik serta aktifitas Lansia akan terjaga. Berjalan terdiri dari beberapa fase,

yaitu fase menumpu dan melayang, semua saling berkaitan untuk menuju jalan

dengan keseimbangan yang sempurna.

e. Komponen-komponen Pengontrol Keseimbangan

1) Sistem informasi sensoris

Sistem informasi sensoris meliputi vestibular, somatosensoris, dan visual.

a) Sistem vestibular

Menurut (Andi Sugiarto, 2005) organ vestibular memberikan informasi ke

sistem saraf pusat tentang posisi dan gerakan dari kepala serta pandangan mata

melalui reseptor makula dan krista ampularis yang ada di telinga dalam.

Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi penting dalam

keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata. Reseptor sensoris vestibular

berada di dalam telinga. Reseptor pada sistem vestibular meliputi kanalis

semisirkularis, utrikulus, serta sakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut

dengan sistem labyrinthine. Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan posisi

kepala dan percepatan perubahan sudut. Melalui refleks vestibulo-occular, mampu

mengontrol gerak mata, terutama ketika melihat obyek yang bergerak. Kemudian

meneruskan pesan melalui saraf kranialis VIII ke nukleus vestibular yang

berlokasi di batang otak. Beberapa stimulus tidak menuju nukleus vestibular tetapi

ke cerebellum, formatio retikularis, thalamus dan korteks serebri.

Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari reseptor labyrinthine,

retikular formasi, dan serebelum. Keluaran (output) dari nukleus vestibular

menuju ke motor neuron melalui medula spinalis, terutama ke motor neuron yang

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - abstrak.ta.uns.ac.id · kovalen tersebut berasal dari panas, radiasi elektromagnetik atau reaksi redoks berlebihan (Halliwell, 1996). Radikal bebas

17

menginervasi otot-otot proksimal, kumparan otot pada leher dan otot-otot

punggung (otot-otot postural). Sistem vestibular bereaksi sangat cepat sehingga

membantu mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot-otot

postural.

b) Somatosensoris

Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta persepsi-

kognitif. Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis

medula spinalis. Sebagian besar masukan (input) proprioseptif menuju

cerebellum, tetapi ada pula yang menuju ke korteks serebri melalui lemniskus

medialis dan thalamus.

Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang sebagian

bergantung pada impuls yang datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi. Alat

indra tersebut adalah ujung-ujung saraf yang beradaptasi lambat di sinovial dan

ligamentum. Impuls dari alat indra ini dari reseptor raba di kulit dan jaringan lain,

serta otot di proses di korteks menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang.

c) Visual

Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. (Cratty dan

Martin, 1969) menyatakan bahwa keseimbangan akan terus berkembang sesuai

umur, mata akan membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk

mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama melakukan

gerak statis atau dinamis. Penglihatan juga merupakan sumber utama informasi

tentang lingkungan dan tempat kita berada, penglihatan memegang peran penting

untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan tempat kita

berada. Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang berasal dari obyek

sesuai jarak pandang.

Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi

terhadap perubahan bidang pada lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja

otot yang sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.

2) Kekuatan otot (muscle strength)

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - abstrak.ta.uns.ac.id · kovalen tersebut berasal dari panas, radiasi elektromagnetik atau reaksi redoks berlebihan (Halliwell, 1996). Radikal bebas

18

Kekuatan otot umumnya diperlukan dalam melakukan aktivitas. Semua

gerakan yang dihasilkan merupakan hasil dari adanya peningkatan tegangan otot

sebagai respon motorik.

Kekuatan otot dapat digambarkan sebagai kemampuan otot menahan

beban baik berupa beban eksternal (eksternal force) maupun beban internal

(internal force). Kekuatan otot sangat berhubungan dengan sistem neuromuskuler

yaitu seberapa besar kemampuan sistem saraf mengaktifasi otot untuk melakukan

kontraksi. Sehingga semakin banyak serabut otot yang teraktifasi, maka semakin

besar pula kekuatan yang dihasilkan otot tersebut.

Kekuatan otot dari kaki, lutut serta pinggul harus kuat untuk

mempertahankan keseimbangan tubuh saat adanya gaya dari luar. Kekuatan otot

tersebut berhubungan langsung dengan kemampuan otot untuk melawan gaya

gravitasi, seperti gerakan berdiri dikursi, ditahan beberapa detik berulang-ulang

atau aktifitas dengan tahanan tertentu misalnya latihan dengan tali elastis, serta

beban eksternal lainnya yang secara terus menerus mempengaruhi posisi tubuh.

3) Respon otot-otot postural yang sinergis (Postural muscles response

synergies)

Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah pada waktu dan jarak

dari aktivitas kelompok otot yang diperlukan untuk mempertahankan

keseimbangan dan kontrol postur. Beberapa kelompok otot baik pada ekstremitas

atas maupun bawah berfungsi mempertahankan postur saat berdiri tegak serta

mengatur keseimbangan tubuh dalam berbagai gerakan. Keseimbangan pada

tubuh dalam berbagai posisi hanya akan dimungkinkan jika respon dari otot-otot

postural bekerja secara sinergis sebagai reaksi dari perubahan posisi, titik tumpu,

gaya gravitasi, dan garis tubuh.

Kerja otot yang sinergis berarti bahwa adanya respon yang tepat

(kecepatan dan kekuatan) suatu otot terhadap otot yang lainnya dalam melakukan

fungsi gerak tertentu.

4) Adaptive systems

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - abstrak.ta.uns.ac.id · kovalen tersebut berasal dari panas, radiasi elektromagnetik atau reaksi redoks berlebihan (Halliwell, 1996). Radikal bebas

19

Kemampuan adaptasi akan memodifikasi input sensoris dan keluaran

motorik (output) ketika terjadi perubahan tempat sesuai dengan karakteristik

lingkungan.

5) Lingkup gerak sendi (Joint range of motion)

Kemampuan sendi untuk membantu gerak tubuh dan mengarahkan

gerakan terutama saat gerakan yang memerlukan keseimbangan yang tinggi.

Penurunan kemampuan muskuluskeletal dapat menurunkan ROM, sehingga akan

mempengaruhi Lansia dalam melakukan aktifitas sehari-hari (Adhitya putra,

2012).

f. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keseimbangan

Faktor yang mempengaruhi keseimbangan menurut Ririn Pudjiastuti dan Budi

(2000) adalah sebagai berikut:

1) Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)

Pusat gravitasi terdapat pada semua obyek, pada benda, pusat gravitasi

terletak tepat di tengah benda tersebut. Pusat gravitasi adalah titik utama pada

tubuh yang akan mendistribusikan massa tubuh secara merata. Bila tubuh selalu

ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalam keadaan seimbang. Pada manusia, pusat

gravitasi berpindah sesuai dengan arah atau perubahan berat. Pusat gravitasi

manusia ketika berdiri tegak adalah tepat di atas pinggang diantara depan dan

belakang vertebra sakrum ke dua.

Derajat stabilitas tubuh dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu: ketinggian

dari titik pusat gravitasi dengan bidang tumpu, ukuran bidang tumpu, lokasi garis

gravitasi dengan bidang tumpu, serta berat badan.

2) Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG)

Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal melalui

pusat gravitasi dengan pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat

gravitasi dengan bidang tumpu adalah menentukan derajat stabilitas tubuh.

3) Bidang tumpu (Base of Support-BOS)

Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan

permukaan tumpuan. Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - abstrak.ta.uns.ac.id · kovalen tersebut berasal dari panas, radiasi elektromagnetik atau reaksi redoks berlebihan (Halliwell, 1996). Radikal bebas

20

dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya area bidang

tumpu. Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas. Misalnya berdiri

dengan kedua kaki akan lebih stabil dibanding berdiri dengan satu kaki. Semakin

dekat bidang tumpu dengan pusat gravitasi, maka stabilitas tubuh makin tinggi.

Menurut (Andi Sugiarto, 2005) kemampuan mengontrol keseimbangan sangat

perlu, karena dalam melakukan aktifitas kehidupan sehari-hari tubuh hampir

selalu berubah pusat massanya (COM = center of mass) dan landasan

penunjangnya (BOS = base of support).

g. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Tubuh Lansia

Keseimbangan dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko, yaitu faktor

internal dan eksternal.

1) Faktor Internal

a) Usia

Keseimbangan berkurang seiring bertambahnya usia karena perubahan

yang terjadi pada Lansia (Sihvonen,2004). Maciel dan Guerra (2005)

menemukan hubungan antara usia diatas 75 tahun dan keseimbangan yang

buruk pada penelitiannya yang dilakukan pada 310 Lansia yang berusia

lebih dari 60 tahun (Gai, et al., 2010). Menurut Tinetti dalam Gai, et al

(2010) juga menyatakan bahwa lebih dari sepertiga penduduk berusia 65

tahun atau lebih di dunia mengalami jatuh dan setengahnya merupakan

kejadian berulang. Jatuh merupakan dampak langsung dari gangguan

keseimbangan (Gai, et al., 2010).

b) Jenis Kelamin

Perbedaan keseimbangan antara perempuan dan Laki-laki dapat

dipengaruhi oleh faktor antropometri yang berbeda (Sihvonen,2004).

Selain itu, perbedaan tersebut juga dipengaruhi oleh faktor psikologis,

kekuatan otot, dan faktor hormonal (Sihvonen, 2004).

Observasi terhadap kejadian jatuh pada 963 Lansia berusia lebih dari 65

tahun di Inggris menemukan peningkatan kejadian jatuh pada Lansia

wanita lebih tinggi daripada pria yaitu dari 30% menjadi 50% sedangkan

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - abstrak.ta.uns.ac.id · kovalen tersebut berasal dari panas, radiasi elektromagnetik atau reaksi redoks berlebihan (Halliwell, 1996). Radikal bebas

21

pada pria meningkat dari 13% menjadi 30% (Lord, et al., 2007). Menurut

Davis dalam Lord, et al (2007) yang mengkaji kejadian jatuh pada Lansia

jepang yang tinggal di Hawai menemukan bahwa kejadian jatuh terjadi

pada Lansia laki-laki sebesar 13,9% dan wanita sebesar 27,6%. Rata-rata

kejadia jatuh pada Lansia wanita adalah 40% sedangkan laki-laki sebesar

38% dan akan terus meningkat pada usia diatas 65 tahun. Kejadian

tersebut dapat disebabkan berkurangnya kekuatan otot pada Lansia wanita

dan kurangnya kemampuan Lansia wanita dalam mengembalikan stabilitas

tubuh. Lansia wanita juga mengalami kelemahan otot pada ekstremitas

bawah sehingga kurang dapat menyangga berat badan (Lord, et al., 2007)

c) Pekerjaan

Pekerjaan berhubungan dengan ketidak seimbangan tubuh karena

dikaitkan dengan kondisi lingkungan di tempat bekerja. Kondisi

lingkungan tersebut diantaranya kondisi pencahayaan, temperatur dan

kondisi lantai. Selain itu, pekerjaan dapat mempengaruhi keseimbangan

juga dikaitkan dengan aktivitas dalam pekerjaan itu sendiri (Gauchard, et

al., 2003)

d) Gangguan afektif dan kondisi psikologis

Ketakutan akan jatuh menyebabkan gangguan mobilitas yang dapat

mempengaruhi keseimbangan (Gazzola, et al., 2006). Takut jatuh dapat

menyebabkan Lansia membatasi aktivitas fisik, fungsional dan sosial

sehingga mengakibatkan kelemahan otot, penampilan postur yang buruk,

dan lambat berjalan (Todd & Skelton, 2004).

e) Penyakit Kardiovaskular

Miyamoto (2003) menemukan korelasi antara keseimbangan yang diukur

dengan Berg Balance Scale (BBS) dengan penyakit kardiovaskular yaitu

sebesar -0,353 dan alpha kurang dari 0,05 pada 36 sampel dengan usia 65

tahun atau lebih (Gazzola, et al., 2006). Hipotensi postural dapat

mempengaruhi keamanan dan kualitas hidup Lansia serta berkontribusi

pada kejadian jatuh apalagi jika dikombinasikan dengan gangguan

penglihatan dan hambatan lingkungan (Miller, 2004).

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - abstrak.ta.uns.ac.id · kovalen tersebut berasal dari panas, radiasi elektromagnetik atau reaksi redoks berlebihan (Halliwell, 1996). Radikal bebas

22

f) Gangguan metabolik

Gangguan metabolik contohnya adalah obesitas (Salzam, 2010). Obesitas

dikaitkan dengan status nutrisi. Status nitrisi yang diukur dengan IMT atau

Indeks Massa Tubuh berhubungan dengan keseimbangan (Lee & Scudds,

2003). Penelitian Ringsberg, et al (1999) pada 230 Lansia wanita

menghasilkan bahwa berat badan dan tinggi badan berhubungan dengan

keseimbangan dan kekuatan otot.

g) Gangguan Muskuloskeletal

Gangguan muskuloskeletal dapat berupa kelemahan otot, abnormalitas

kaki dan nyeri kaki (Gazzola, et al., 2006). Frekuensi nyeri pada kaki

meningkat seiring dengan peningkatan usia (Helme & Gibson, 1999).

h) Gangguan Neurologis

Gangguan neurologis yang berhubungan dengan gangguan keseimbangan

adalah delirium, demensia, gangguan vestibular dan stroke (Salzman,

2010). Stroke berhubungan dengan keseimbangan karena terjadi

penurunan stabilitas postural, berkurangnya koordinasi, kerusakan

kognitif, dan sensori serta berkurangnya aktivitas fisik (Weerdesteyn, et

al., 2008).

i) Gangguan Sensori

Gangguan sensori yang mempengaruhi keseimbangan seperti gangguan

pendengaran, penglihatan, dan propioseptif (Howe, et al., 2008). Penuaan

mengakibatkan gangguan penglihatan bahkan saat kondisi pencahayaan

yang normal. Berkurangnya penglihatan tersebut juga dihubungkan

dengan kemampuan dalam mengontrol pergerakan mata dan persepsi

terhadap warna karena sensitivitas terhadap warna berkurang pada Lansia

(Petrofsky & Cuneo, 2008)

j) Penggunaan Beberapa Mediasi

Mediasi merupakan faktor resiko yang dapat menimbulkan dampak

fungsional negatif (Miller,2004). Penggunaan beberapa obat terutama 4

atau lebih seperti antiaritmia, diuretik, digoxin, antikonvulsan, psikotropik

dan antidepresan dapat mempengaruhi gangguan keseimbangan (Salzman,

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - abstrak.ta.uns.ac.id · kovalen tersebut berasal dari panas, radiasi elektromagnetik atau reaksi redoks berlebihan (Halliwell, 1996). Radikal bebas

23

2010). Pengobatan dihubungkan dengan efeknya seperti dapat

menyebabkan nyeri, dispnea, ketidakseimbangan, keterbatasan rentang

gerak, postur yang buruk, berkurangnya persepsi sensori, kelemahan,

deformitas serta berkurangnya kesadaran dan kemampuan untuk

beradaptasi terhadap kemungkinan bahaya lingkungan (Salzman, 2010).

k) Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik merupakan beberapa pergerakan tubuh yang dibentuk dari

otot-otot skeletal dan menghasilkan pengeluaran energi yang

diekspresikan dengan kilokalori serta dapat dilakukan pada lingkup

pekerjaan, waktu luang dan aktivitas rutin sehari-hari (Pender, Murdaugh,

& Parsons, 2001). Aktivitas fisik juga dapat terjadi saat melakukan

aktivitas seperti pekerjaan rumah, berkebun, melakukan hobi, rekreasi, dan

olahraga (Allender & Spradley, 2001). Kategori aktivitas fisik dibagi

berdasarkan tipe, frekuensi, durasi, dan intensitas. Aktivitas fisik dapat

dilakukan dengan frekuensi 1-3 kali seminggu dan durasi 15-60 menit

(Morris & Schoo, 2004).

2) Faktor Eksternal

a) Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi keseimbangan

dan berkontribusi pada resiko jatuh (Desai, et al., 2010). Lingkungan yang

tidak aman pada area luar rumah seperti kondisi jalan yang retak, jalan

depan rumah sempit, pencahayaan kurang, kondisi teras atau halaman

yang landai dan memiliki tepian lebih tinggi. Bahaya lingkungan pada area

ruang tamu adalah kurangnya pencahayaan, area yang sempit untuk

berjalan, kondisi lantai yang retak dan berantakan, dengan barang serta

kabel, karpet yang ujungnya terlipat, kaki kursi yang miring dan tinggi

kursi yang tidak sesuai dengan tinggi kaki Lansia dan sandaran lengan

pada kursi yang tidak kuat. (APS Healtcare, 2010)

b) Penggunaan alat bantu jalan

Penggunaan alat bantu jalan dalam jangka waktu lama dapat

mempengaruhi keseimbangan Lansia sehingga dapat menyebabkan jatuh (

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - abstrak.ta.uns.ac.id · kovalen tersebut berasal dari panas, radiasi elektromagnetik atau reaksi redoks berlebihan (Halliwell, 1996). Radikal bebas

24

Safe saskatchewan and the Senior’s Falls Provincial Steering Committe.

2010).

c) Penggunaan Alas Kaki dan Pakaian

Penggunaan alas kaki dan pakaian yang tidak adekuat dapat menyebabkan

gangguan keseimbangan yang berpotensi terhadap jatuh (Todd & Skelton,

2004)

h. Prinsip-prinsip Keseimbangan

Menurut Pate Rotella (1993:190) untuk mengatur badan agar tetap

seimbang, terdapat prisip-prinsip yang mengatur keseimbangan yaitu sebagai

berikut:

1) Garis gaya berat yakni Suatu garis khayal yang menggambarkan tarikan

vertikal gaya berat. Vektor gaya ini melewati pusat gaya berat dan

merupakan suatu faktor penting yang menentukan keseimbangan.

2) Dasar dukungan yakni suatu daerah yang menggambarkan permukaan

dan seluruh berat badan terbagi diatasnya. Ukuran dan bentuk dasar

dukungan merupakan variabel penting untuk mempertahankan

keseimbangan.

3) Seimbang/ tidak seimbang/ keseimbangan netral. Keseimbangan tubuh

manusia seringkali digolong-golongkan menurut kemampuannya

menahan gaya yang dimaksudkan untuk mangacukan keseimbangan.

Perbedaan utama diantara pengelompokkan keseimbangan terlihat dalam

kegiatan pusat gaya berat apabila suatu gaya dikenakan pada suatu benda.

3. Senam Lansia

Senam Lansia telah banyak diciptakan oleh berbagai instansi yang

ditujukan untuk meningkatkan kesehatan Lansia agar menjadi Lansia yang aktif

dan tidak bergantung dengan orang lain.

a. Definisi Senam Lansia

Senam Lansia adalah serangkaian gerak tubuh yang teratur dan terarah

serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud

meningkatkan kemampuan fungsional raga (Yahmin, 2012). Senam Lansia

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - abstrak.ta.uns.ac.id · kovalen tersebut berasal dari panas, radiasi elektromagnetik atau reaksi redoks berlebihan (Halliwell, 1996). Radikal bebas

25

adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan, dan tidak memberatkan apabila

diterapkan pada Lansia.

Senam adalah kegiatan utama yang paling bermanfaat dalam

mengembangkan komponen fisik dan kemampuan gerak (Motor Ability) (Agus

Mahendra 2000:14) Lewat berbagai gerakan dalam senam Lansia yang terlibat

didalamnya akan berkembang daya tahan ototnya, kekuatannya, kelentukannya.

koordinasi, serta keseimbangan Lansia yang akan memperbaiki mobilitas Lansia

agar dapat menikmati masa tuanya dengan baik dan bermanfaat bagi orang

disekitarnya.

b. Senam Sang Surya

Perguruan Tapak Suci memiliki empat aspek, yaitu aspek beladiri,

olahraga, seni, dan mental spiritual.

1) Sejarah Senam Sang Surya

Senam Sang Surya disusun dari jurus banjaran ( Pencak Karomah) KH.

Busyro Syuhada yang diturunkan kepada K. Abu Tafsir kemudian kepada KH.

Syarif Amirudin merupakan gerakan beladiri-mental spiritual yang lazim

diajarkan dalam situasi krisis (Crash program) terutama dalam komunitas muslim

dahulu. Kemudian digubah bersama oleh KH. Syarif Amirudin dan Chamada

Brajanegara kedalam bentuk senam kesehatan mental spiritual, disempurnakan

oleh dewan guru Tapak Suci menjadi Senam Sang Surya, memenuhi amanat

tanwir sebagai alternatif senam untuk lansia yang telah disusun oleh tim.

Adapun asal- usul dari nama Senam Sang Surya itu sendiri diambil dari

gambar sinar sang surya yang berada pada lambang Perguruan Tapak Suci,

sehingga ke-12 gerakannya juga diberi nama Sinar satu hingga Sinar dua belas.

2) Gerak Dasar Senam Sang Surya

Dasar gerak Senam Sang Surya terdiri dari 12 (duabelas) jurus, ditambah 1

(satu) gerak pembuka dan 1 (satu) gerak penutup, yang dilakukan selama 15

menit, untuk lebih jelasnya lihat Lampiran, tujuan gerakan tersebut adalah

membangkitkan/mengaktifkan energi internal dan menyerap energi eksternal

(energi kehidupan/penyembuh/illahi). Bentuk senam sederhana, menyenangkan

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - abstrak.ta.uns.ac.id · kovalen tersebut berasal dari panas, radiasi elektromagnetik atau reaksi redoks berlebihan (Halliwell, 1996). Radikal bebas

26

dan bisa dilakukan siapa saja, oleh usia berapa saja bahkan oleh Lansia yang tidak

pernah berolahraga sekalipun.

c. Senam Sehat Indonesia

Senam Sehat Indonesia adalah nama resmi yang diberikan oleh Pemerintah

bagi “Waitankung dan Neitankung”, suatu senam kuno berasal dari Cina yang

menggambil prinsip: menenangkan pikiran serta mengendorkan otot untuk

memungkinkan energi dasar bangkit, dan kemudian menyebarkan keseluruh tubuh

guna mengaktifkan fungsi organ dalam memperlancar peredaran darah, sehingga

seseorang dapat menjadi lebih sehat (Bapeda SSI, 1996).

1) Sejarah Senam Sehat Indonesia

Senam Sehat Indonesia sudah berumur ribuan tahun dan semula tetap

tersimpan sebagai rahasia. Baru kemudian, setelah Haji Chang Chih Tung

mempelajari lebih dari 30 tahun, dengan tujuan agar semua orang dapat hidup

sehat dan bahagia, maka pada tahun 1976 mulailah senam ini disebarkan kepada

masyarakat luas, dan pada tahun 1985 mulai diperkenalkan kepada masyarakat

Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya yang dalam waktu singkat mendapat

sambutan dari masyarakat ramai.

Dalam rangka mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan

olahraga, maka untuk menjaga agar senam tersebut dilaksanakan dengan tetap

berpegang teguh pada kepribadian nasional berdasarkan Pancasila, Pemerintah

memandang perlu adanya badan khusus yang bertanggung jawab atas

penyelenggaraanya, maka disusun lah Badan Penyelenggara Senam Sehat

Indonesia yang di sahkan dengan Surat Keputusan Menteri Negara Pemuda dan

Olahraga No. 0017/KMENPORA/87 tanggal 6 mei 1987, sebagai satu-satunya

organisasi penyelenggara dan penanggungjawab Senam Sehat Indonesia (Bapenas

SSI, 1987).

2) Gerak Dasar Senam Sehat Indonesia

Latihan Senam Sehat Indonesia merupakan satu kesatuan latihan yang

terdiri atas 12 jurus dan berlangsung sekitar 20 menit.

Senam ini bertujuan untuk lebih mempelancar pernafasan, peredaran

darah, gerak persendian dan otot, memperbaiki fungsi organ tubuh, memperlancar

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - abstrak.ta.uns.ac.id · kovalen tersebut berasal dari panas, radiasi elektromagnetik atau reaksi redoks berlebihan (Halliwell, 1996). Radikal bebas

27

sirkulasi energi yang terbentuk keseluruh tubuh. Apabila latihan ini dilakukan

setiap hari secara teratur, diharapkan dapat menghambat proses penuaan. Untuk

lebih jelasnya lihat pada Lampiran

1. Latihan Fisik Untuk Lansia

Latihan fisik adalah segala upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan

kebugaran jasmani dan kondisi fisik Lansia (Rusli, 2012). Kebugaran jasmani

merupakan suatu aspek fisik dari kebugaran menyeluruh.

Pada Lansia terjadi penurunan massa otot serta kekuatannya sehingga

keseimbangan tubuh menurun, laju denyut jantung maksimal, toleransi latihan,

kapasitas aerobik dan terjadinya peningkatan lemak tubuh (Hadi Martono, 1992).

Bukti bukti yang ada menunjukkan bahwa latihan dan olahraga pada Lansia dapat

mencegah atau melambatkan kehilangan fungsional tersebut (Darmojo, 2006:93).

a. Prinsip-prinsip Latihan Fisik Bagi Lansia

Prinsip-prinsip latihan olahraga untuk Lansia menurut (Nugroho, 2000),

antara lain :

1) Memperhatikan komponen kesehatan jasmani yang paling mendasar untuk

dilatih antara lain :Ketahanan, Kelenturan, Kekuatan otot, Komposisi

tubuh (lemak tubuh jangan berlebih)

2) Selalu memperhatikan keselamatan

3) Latihan teratur dan tidak terlalu berat

4) Olahraga ringan dalam bentuk permainan sangat dianjurkan

5) Latihan dilakukan dengan dosis berjenjang (naik perlahan-lahan)

6) Menghindari olahraga yang bersifat pertandingan

7) Selalu memperhatikan kontraindikasi latihan, seperti:Adanya penyakit

infeksi, Hipertensi lebih dari 180 mmHg sistolik dan 120 mmHg diastolik,

Berpenyakit berat dan dilarang dokter untuk melakukan olahraga

b. Manfaat Latihan Fisik Lansia

Manfaat latihan fisik berupa olahraga bagi lansia diantaranya adalah untuk

memperlancar sirkulasi darah, memperkuat otot, menjaga kelentukan sendi,

mencegah pengeroposan tulang, menurunkan tekanan darah, menurunkan

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - abstrak.ta.uns.ac.id · kovalen tersebut berasal dari panas, radiasi elektromagnetik atau reaksi redoks berlebihan (Halliwell, 1996). Radikal bebas

28

kolesterol jahat, dan menaikkan kolesterol baik. Bahkan olahraga juga dapat

meningkatkan kekebalan tubuh, menjaga keseimbangan dan koordinasi otot serta

dapat membakar kalori untuk mengurangi berat badan yang berlebih (Said

Junaidi, 2011).

B Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan di atas dapat

digambarkan skematis kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

1. Perbedaan pengaruh Senam Sang Surya dan Senam Sehat Indonesia

terhadap keseimbangan dinamis Lansia

Dengan melakukan olahraga khususnya senam dengan teratur dan benar

dalam jangka waktu yang cukup akan berdampak positif bagi Lansia itu sendiri.

Dengan berolahraga Lansia dapat memperlambat proses degenerasi karena

Penurunan

Keseimbangan

Tubuh

Resiko Jatuh Lansia

Meningkat

Senam Sang

Surya

Senam Sehat

Indonesia

Variabel Atributif

IMT

Underweight,

Normal,

Overweight

Degenerasi Penurunan

Aktivitas Fisik

Penurunan Fungsi

Organ Gerak

Hasil keseimbangan dinamis

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - abstrak.ta.uns.ac.id · kovalen tersebut berasal dari panas, radiasi elektromagnetik atau reaksi redoks berlebihan (Halliwell, 1996). Radikal bebas

29

perubahan usia. Karena dalam pergerakan apapun, kontraksi secara aktif (agonist)

bersamaan dengan relaksasi atau pertentangan otot (antagonist). Otot akan lebih

mudah mengalahkan resistensinya. Kapasitas urat otot untuk mempertahankan

posisinya dalam waktu tertentu akan meningkat sebagai hasil latihan

keseimbangan. Oleh karena itu tidak mengejutkan kalau seseorang dengan

mobilitas gerak yang kurang atau ketidak mampuan merelaksasi otot antagonist,

mungkin hanya mempunyai angka rendah dalam perkembangan

keseimbangannya. Hal ini tidak berlaku pada Lansia yang aktif berolahraga.

Latihan keseimbangan dengan menggunakan Senam Sang Surya memiliki

kelebihan yaitu pada tiap gerakannya terdapat gerakan kuda-kuda yang

memberikan beban kepada kedua otot tungkai serta diselingi dengan gerakan

memutar pada togok Lansia yang dapat memperkuat dan melatih kelentukan otot

ekstremitas bawah sebagai anggota gerak tubuh bagian bawah yang berperan

dalam mobilitas Lansia.

Selain kelebihan tersebut senam ini juga memiliki kelemahan yaitu otot

tungkai yang dilatih untuk mempertahankan keseimbangan akan meningkat secara

perlahan dalam waktu yang relatif lama, dikarenakan gerakan kuda-kuda yang

bertumpu pada kedua tungkaiakan memberikan beban yang lebih sedikit.

Latihan keseimbangan dengan Senam Sehat Indonesia memiliki beberapa

kelebihan, yaitu : pada Senam ini terdapat gerakan yang lebih bervariasi untuk

meningkatkan fungsi anggota gerak bawah yang berperan besar dalam menjaga

stabilitas tubuh Lansia agar tidak mudah goyah. Gerakan mengangkat satu kaki

kedepan dan kebelakang pada gerakan „‟Jurus Santai Penuh Siaga” dapat

meningkatkan fungsi anggota gerak bagian bawah Lansia yang sudah mengalami

penurunan fungsi.

Selain kelebihan tersebut senam ini juga memiliki kelemahan, yaitu:

karena terdapat gerakan mengangkat satu kaki pada gerakan “Jurus santai penuh

siaga” maka resiko terjadinya cidera pada Lansia yang tidak mampu menjaga

keseimbangannya akan meningkat.

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - abstrak.ta.uns.ac.id · kovalen tersebut berasal dari panas, radiasi elektromagnetik atau reaksi redoks berlebihan (Halliwell, 1996). Radikal bebas

30

Dari penjelasan kelebihan dan kelemahan kedua senam diatas maka dapat

diperkirakan bahwa kedua senam tersebut akan memberikan hasil atau pengaruh

yang berbeda terhadap keseimbangan dinamis Lansia.

2. Perbedaan keseimbangan dinamis Lansia ditinjau dari Indeks Massa

Tubuh (IMT)

Indeks masa tubuh (IMT) adalah rasio antara berat badan (Kg) dan tinggi

badan2

(m) kuadrat, dengan menjaga berat badan ideal, memungkinkan seseorang

dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang. Karena pada Lansia akan

terjadi penurunan massa otot dan bertambahnya timbunan lemak, hal ini yang

akan mengakibatkan terjadinya kegemukan pada Lansia.

Pada Lansia yang memiliki Indeks Masa tubuh berlebih atau Overweight

akan mengakibatkan perubahan pusat gravitasi, hal ini akan menimbulkan

problem keseimbangan pada Lansia, karena keseimbangan juga bisa diartikan

sebagai kemampuan relatif untuk mengontrol pusat masa tubuh (Center of mass)

atau pusat gravitasi (Center of gravity) terhadap bidang tumpu (Base of support).

Pusat gravitasi adalah titik utama pada tubuh yang akan mendistribusikan masa

tubuh secara merata. Bila tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalam

keadaan seimbang. Pada manusia pusat gravitasi berpindah sesuai perubahan

berat, dan pada orang yang memiliki berat badan berlebih akan terjadi perubahan

letak dari Center of gravity atau pusat gravitasi hal ini bisa berpegaruh pada

keseimbangan (Ririn Pudjiastuti dan Budi, 2000). Kemampuan untuk

menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia

mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien. Sehingga pada Lansia yang

kelebihan berat badan akan dijumpai lambatnya atau penurunan dalam mobilitas

(Andre L and David, 2011).

Pada Lansia dengan indeks massa tubuh normal atau ideal pusat gravitasi

tubuhnya berada pada 2 cm ± Vertebra Sacrum 2, hal ini sesuai dengan pendapat

O‟Sullivan, 1981 bahwa keseimbangan adalah kemampuan untuk

mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi

tegak dan bergerak. Selain itu kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh

dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - abstrak.ta.uns.ac.id · kovalen tersebut berasal dari panas, radiasi elektromagnetik atau reaksi redoks berlebihan (Halliwell, 1996). Radikal bebas

31

efektif dan efisien. Pengaruhnya terhadap Lansia dengan Indeks massa tubuh yang

normal adalah Lansia akan memiliki keseimbangan yang baik pada saat bergerak

ataupun diam.

Pada Lansia dengan indeks massa tubuh Underweight, Status nutrisi yang

kurang mengakibatkan atrofi otot, penurunan fleksibilitas sendi, dan permasalahan

lainnya yang akan menimbulkan gangguan keseimbangan pada Lansia.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat diperkirakan bahwa Lansia yang

memiliki kriteria IMT Overweight, Normal, dan Underweight akan memiliki skor

keseimbangan yang berbeda.

3. Perbedaan pengaruh interaksi antara jenis senam Lansia dan IMT

terhadap keseimbangan dinamis Lansia.

Hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan keseimbangan tubuh

Lansia salah satunya adalah pemilihan bentuk latihan yang tepat dan benar,

sehingga akan memperoleh hasil yang maksimal. Bentuk latihan yang dapat

meningkatkan keseimbangan dinamis salah satunya adalah dengan melakukan

Senam Lansia. IMT (Indeks Masa Tubuh) sangat besar pengaruhnya terhadap

keseimbangan Lansia, Bagi Lansia yang memiliki Kategori IMT Overweight,

normal, dan underweight memiliki skor keseimbangan yang berbeda – beda, hal

ini dikarenakan pengukuran IMT dapat menunjukkan status nutrisi seseorang.

Selain itu dengan pengukuran IMT dapat diketahui tinggi dan berat badan

seseorang, dimana tinggi badan dan berat badan juga akan mempengaruhi

keseimbangan Lansia. Jadi berdasarkan uraian diatas dapat diperkirakan akan

adanya pengaruh interaksi antara jenis senam Lansia dan IMT terhadap

keseimbangan dinamis tubuh Lansia.

C Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan di

atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh Latihan Senam Sang Surya dan Senam Sehat

Indonesia terhadap keseimbangan dinamis Lansia. Kelompok Senam Sehat

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS - abstrak.ta.uns.ac.id · kovalen tersebut berasal dari panas, radiasi elektromagnetik atau reaksi redoks berlebihan (Halliwell, 1996). Radikal bebas

32

Indonesia memiliki keseimbangan dinamis yang lebih baik dibandingkan

kelompok Senam Sang Surya..

2. Ada perbedaan keseimbangan dinamis antara Lansia yang memiliki kriteria

IMT overweight, Normal, dan underweight, Lansia yang memiliki kategori

IMT Normal memiliki keseimbangan dinamis lebih baik daripada Lansia

yang memiliki kategori IMT Underweight dan Overweight.

3. Ada interaksi antara jenis latihan senam Lansia dan IMT terhadap

keseimbangan tubuh Lansia.