17
5 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam 2.1.1.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam Pelajaran IPA di SD merupakan dasar dari pembelajaran materi terpadu Biologi, Fisika, dan Kimia yang tersaji masih dalam bentuk yang sederhana. IPA di SD merupakan konsep dasar dari ketiga materi pelajaran tersebut. Sehingga di dalam pelajaran IPA di sekolah dasar materi pelajaran yang kompleks disederhanakan sehingga mudah dipahami oleh siswa sekolah dasar. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mengajarkan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga dalam pembelajaran IPA siswa tidak hanya dapat menguasai pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi siswa juga dapat menguasai bagaimana caranya agar siswa tersebut dapat menemukan sesuatu. Memberikan materi IPA di SD penting karena IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia dan untuk memecahkan masalah-masalah yang ada melalui identifikasi. Moh.Amin mengatakan bahwa IPA adalah sekumpulan ilmu pengetahuan yang diperoleh menggunakan cara tertentu melalui pengamatan-pengamatan yang dilakukan untuk memperoleh informasi. Melalui pelajaran IPA perubahan sikap serta perilaku siswa untuk untuk mendapatkan pengetahuan yang dapat mengembangkan kepribadian termasuk juga intelektual dapat dilakukan. (1989). Berdasar pada pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa IPA adalah mata pelajaran yang dapat menanamkan sikap dan nilai ilmiah pada siswa dan menuntut siswanya untuk terlibat dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya. Menurut Kurikulum 2004, dalam pembelajaran IPA pemberian pengalaman langsung sangat ditekankan melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah dengan tujuan untuk memahami konsep- konsep dan mampu memecahkan masalah (Dinas, 2003). 5

BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4495/3/T1_292009526_BAB II.pdf · Biologi, Fisika, dan Kimia yang tersaji masih dalam bentuk yang

  • Upload
    vuanh

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4495/3/T1_292009526_BAB II.pdf · Biologi, Fisika, dan Kimia yang tersaji masih dalam bentuk yang

5

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam

2.1.1.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Pelajaran IPA di SD merupakan dasar dari pembelajaran materi terpadu

Biologi, Fisika, dan Kimia yang tersaji masih dalam bentuk yang sederhana. IPA

di SD merupakan konsep dasar dari ketiga materi pelajaran tersebut. Sehingga di

dalam pelajaran IPA di sekolah dasar materi pelajaran yang kompleks

disederhanakan sehingga mudah dipahami oleh siswa sekolah dasar. Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) mengajarkan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis, sehingga dalam pembelajaran IPA siswa tidak hanya dapat menguasai

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

tetapi siswa juga dapat menguasai bagaimana caranya agar siswa tersebut dapat

menemukan sesuatu.

Memberikan materi IPA di SD penting karena IPA diperlukan dalam

kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia dan untuk

memecahkan masalah-masalah yang ada melalui identifikasi.

Moh.Amin mengatakan bahwa IPA adalah sekumpulan ilmu pengetahuan

yang diperoleh menggunakan cara tertentu melalui pengamatan-pengamatan yang

dilakukan untuk memperoleh informasi. Melalui pelajaran IPA perubahan sikap

serta perilaku siswa untuk untuk mendapatkan pengetahuan yang dapat

mengembangkan kepribadian termasuk juga intelektual dapat dilakukan. (1989).

Berdasar pada pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa IPA adalah

mata pelajaran yang dapat menanamkan sikap dan nilai ilmiah pada siswa dan

menuntut siswanya untuk terlibat dalam proses pembelajaran untuk

mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya.

Menurut Kurikulum 2004, dalam pembelajaran IPA pemberian

pengalaman langsung sangat ditekankan melalui penggunaan dan pengembangan

keterampilan proses dan sikap ilmiah dengan tujuan untuk memahami konsep-

konsep dan mampu memecahkan masalah (Dinas, 2003).

5

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4495/3/T1_292009526_BAB II.pdf · Biologi, Fisika, dan Kimia yang tersaji masih dalam bentuk yang

6

Dibawah ini akan dibahas secara singkat mengenai keterampilan proses

dalam pembelajaran IPA yang akan dikembangkan dalam penelitian ini untuk

meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SD :

a. Observasi

Observasi yaitu kegiatan mencari informasi dengan menggunakan semua

alat indra atau alat yang digunakan dengan membantu indra .

b. Mencatat Data

Data yang sudah diperoleh siswa dari hasil observasi selanjutnya dicatat

dalam tabel pengamatan yang tersedia. Data yang didapatkan harus objektif

sesuai dengan kenyataan yang diamati dan akurat.

c. Prediksi

Prediksi dapat diartikan sebagai perkiraan tentang segala hal pada waktu

yang akan datang berdasarkan perkiraan pada kecenderungan sesuatu atau

berdasarkan hubungan antara fakta dan konsep.

d. Kesimpulan

Membuat kesimpulan dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk

merangkum dan menyimpulkan suatu permasalahan.

e. Komunikasi

Komunikasi dalam hal ini memiliki makna mencatat makna data yang

diperoleh melalui bentuk yang mudah dimengerti.

Menurut Ronald G.Good dalam bukunya How Children Learn Science

(1997:212) ketika ilmu pengetahuan didefinisikan sebagai pendekatan proses atau

konsep yang dipilih untuk memungkinkan adanya fungsi proses (mengamati,

mengklasifikasi, mengukur), pendekatan proses dalam Ilmu Pengetahuan Alam

harus melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

2.1.1.2 Pembelajaran IPA di SD

Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar sudah diberikan kepada

siswanya sejak kelas I. Sesuai dengan standar isi yang sudah ditetapkan oleh

pemerintah.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4495/3/T1_292009526_BAB II.pdf · Biologi, Fisika, dan Kimia yang tersaji masih dalam bentuk yang

7

Kompetensi yang akan diteliti untuk kelas 4 semester II untuk

meningkatkan hasil belajar dalah sebagai berikut.

Tabel 2.1 Kompetensi IPA di SD yang akan diteliti

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

9. Memahami perubahan

kenampakan permukaan bumi

dan benda langit

9.1 Mendeskripsikan perubahan

kenampakan bumi

9.2 Mendeskripsikan posisi bulan

dan kenampakan bumi dari hari

ke hari

2.1.1.3 Tujuan Pembelajaran IPA di SD

Dalam Peraturan Pemerintah no. 22 Tahun 2006 tentang Mata Pelajaran

IPA di SD memiliki tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan dasar sebagai

berikut:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan

melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya

sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

2.1.1.4 Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di SD

Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek

berikut.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4495/3/T1_292009526_BAB II.pdf · Biologi, Fisika, dan Kimia yang tersaji masih dalam bentuk yang

8

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan

interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.

3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya

dan pesawat sederhana.

4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda

langit lainnya.

2.1.2 Hakikat Model Pembelajaran SAVI

2.1.2.1 Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga

diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Model

pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan oleh

guru ketika mengajar di kelas, termasuk dalam model pembelajaran adalah tujuan

pengajaran, tahap-tahap kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran siswa

dan bagaimana guru mengelola kelas.

Selain itu Trianto menuliskan pengertian model pembelajaran yaitu suatu

perencanaan atau suatu bentuk yang digunakan sebagai pedoman dalam

melaksanakan pembelajaran di kelas (2012:51).

Joyce and Weil (dalam Trianto, 2012:51) menyatakan bahwa “Models of

teaching are really models of learning. As we help student acquire information,

ideas, skills, value, ways of thinking and means of expressing themselves, we are

also teaching how to learn”. Maksud dari pernyataan Joyce dan Weil adalah

model pembelajaran merupakan model belajar, dan dengan model belajar tersebut

guru dapat membantu siswa dalam mendapatkan informasi, ide, kemampuan,

keterampilan, cara berpikir dan mengekspresikan diri mereka sendiri, selain itu

juga guru mengajarkan bagaimana caranya belajar.

Berdasarkan uraian singkat di atas, dapat dituliskan bahwa model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur

sistematik dalam membuat pengalaman belajar untuk siswa agar dapat mencapai

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4495/3/T1_292009526_BAB II.pdf · Biologi, Fisika, dan Kimia yang tersaji masih dalam bentuk yang

9

tujuan belajar tertentu dan digunakan sebagai pedoman bagi guru untuk

melakukan kegiatan pembelajaran

2.1.2.2 Fungsi Model Pembelajaran

Model pembelajaran memiliki fungsi dalam pembelajaran dikelas yaitu

sebagai pedoman mengajar bagi para guru. Sesuai dengan yang dikemukakan

Joyce dan Weil (dalam Trianto, 2012:53)

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan dari pola-pola yag

digunakan dalam pembelajaran di kelas untuk menetukan perangkat

pembelajaran.

Model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar

memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Agar dapat membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan baik.

b. Pengaturan kelas meliputi tugas guru, tugas siswa, materi pelajaran, sarana

dan prasarana dan mekanisme pembelajaran dikelas baik.

c. Pelaksanaan pembelajaran lancar.

d. Pengendalian proses pembelajaran dapat dilakukan dengan baik.

e. Hasil belajar siswa akan lebih bagus.

2.1.2.3 Model pembelajaran SAVI

Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar

haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Menurut Henry

(2009) istilah SAVI sendiri adalah kependekan dari:

a. Somatic yang bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktifitas fisik) dimana

belajar dengan mengalami dan melakukan. Pembelajaran somatic adalah

pembelajaran yang melibatkan dan memanfaatkan anggota tubuh ( indera

peraba, melibatkan fisik dan menggerakan anggota tubuh ketika pembelajaran

berlangsung).

b. Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melalui

mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi,

mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Telinga kita terus menerus

menangkap informasi bahkan tanpa kita menyadarinya. Ketika kita sedang

membuat suara sendiri dengan cara berbicara maka beberapa area diotak kita

menjadi aktif. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh guru, bahwa ketika dalam

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4495/3/T1_292009526_BAB II.pdf · Biologi, Fisika, dan Kimia yang tersaji masih dalam bentuk yang

10

kegiatan pembelajaran hendaknya kita mengajak siswa berbicara tentang

materi pembelajaran, entah itu diskusi untuk memcahkan masalah, tanya

jawab tentang pendapat siswa mengenai suatu hal atau membacakan hasil

kegiatan di depan kelas dan siswa lain menanggapi.

c. Visualization yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata

melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca,

menggunakan media dan alat peraga. Karena diotak kita terdapat lebih

banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada indera yang

lain.

d. Intellectuality yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan konsentrasi

pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki,

mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan

masalah, dan menerapkan.

Pembelajaran SAVI menganut aliran kognitif modern yang menyatakan

bahwa belajar yang paling baik adalah melibatkan emosi, seluruh tubuh, segenap

indra dan kedalaman serta keluasan pribadi. Pembelajaran SAVI juga sesuai

dengan teori belajar konstruktivisme yang menyatakan bahwa siswa harus

membangun dan menemukannya pengetahuannya sendiri.

Dari penjelasan singkat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa model

pembelajaran SAVI adalah model pembelajaran yang menggabungkan gerakan

fisik dan aktifitas intelektual yang melibatkan semua alat indra yang

berpengaruh pada proses pembelajaran. Tentu saja jika siswa belajar tidak hanya

mendengarkan penjelasan dari guru, tetapi juga melakukan siswa akan lebih

paham mengenai materi pelajaran yang disampaikan oleh guru mereka.

Pernyataan tersebut sesuai dengan apa yang ditulis Mel Silberman dalam buku

yang berjudul “ Active Learning: 101 Strategies To Teach Any Subject” yaitu:

1. What I hear I forget.

2. What I hear and see, I remeber a little.

3. What I hear, see and ask question about or discuss with someone else, I

begin to understand.

4. What I hear, see, discuss and do, I acquire knowledge and skill.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4495/3/T1_292009526_BAB II.pdf · Biologi, Fisika, dan Kimia yang tersaji masih dalam bentuk yang

11

5. What I teach to another, I master.

Meskipun demikian, metode ceramah dalam proses pembelajaran tidak bisa

dihilangkan sama sekali. Ada waktunya guru membutuhkan metode ini,yaitu

ketika:

1. Guru memberikan pengarahan pada siswa.

2. Apabila materi yang akan disampaikan tidak ada dalam bentuk tulisan.

3. Teks tidak cocok atau kadaluwarsa.

4. Untuk menunjukan motivasi dan menunjukan antusiasme.

5. Untuk memberikan cara berpikir pada siswa.

(Dr.Bermawi Munthe, M.A (2011:62))

2.1.2.4 Prinsip Model Pembelajaran SAVI

Dalam pelaksanaannya model pembelajaran SAVI memiliki beberapa

prinsip. Beberapa prinsip pembelajaran SAVI antara lain :

1. Pembelajaran melibatkan seluruh pikiran dan tubuh

2. Kerjasama membantu proses pembelajaran

3. Emosi positif sangat membantu pembelajaran.

4. Pembelajaran berarti berkreasi bukan mengkonsumsi.

5. Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan.

Jadi pada dasarnya penerapan model pembelajaran SAVI lebih mengutamakan

bagaimana siswa berkreasi untuk menciptakan kreativitasnnya sendiri. Hal ini

berpengaruh pada proses belajar siswa menjadi lebih terbuka dan akhirnya dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi lebih baik daripada sebelumnya.

2.1.2.5 Media Pembelajaran SAVI

a. Pengertian Media

Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (

Hujair AH. Sanaky 2009:3). Dalam salah satu artikelnya Yusufhadi menyatakan

bahwa media pembelajaran tersebut sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga

dapat mendorong terjadinya proses belajar siswa.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4495/3/T1_292009526_BAB II.pdf · Biologi, Fisika, dan Kimia yang tersaji masih dalam bentuk yang

12

b. Fungsi Media

Media pembelajaran merupakan alat perantara untuk menyampaikan bahan

ajar kepada siswa. Dengan menggunakan media pembelajaran diharapkan siswa

dapat berinteraksi langsung dengan lingkungan sekitarnya sehingga guru dapat

menerapkan dasar pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran

SAVI dengan konkrit. Jenis media sebagai berikut:

1. Media dilihat dari dari bentuk fisik berupa televisi, film, radio, silde,

video, LCD, komputer dan internet.

2. Media dilihat dari aspek panca indra yaitu media audio, media vidual,

media audio-visual.

3. Media dilihat dari aspek alat dan bahan yang digunakan yaitu perangkat

keras sebagai saran yang menampilkan pesan dan perangkat lunak sebagai

pesan atau informasi.

Dari berbagai jenis media yang disebutkan di atas, proses pembelajaran di

kelas dengan menggunakan model pembelajaran SAVI dapat menggunakan

seluruh media tersebut. Karena dengan gambar, grafik, diagram, dan chart siswa

dapat mengamati sesuatu yang berhubungan dengan materi dan sesuai dengan

model pembelajaran SAVI yaitu visual. Media belajar yang berupa radio, tape

recorder dan laboratorium bahasa juga dapat digunakan untuk model

pembelajaran SAVI ini. Karena memang sesuai dengan salah satu aspeknya yaitu

audio. Guru juga dapat melatih atau mengukur intelektual siswa dengan

memberikan tayangan video, film slide show atau meminta para siswa menonton

berita ditelevisi untuk mendapatkan informasi.

2.1.3 Hakikat Hasil Belajar

2.1.3.1 Pengertian Belajar

Sumadi Suryabrata, (2011:230) menuliskan pengertian belajar dalam

bukunya “Psikologi Pendidikan” bahwa belajar adalah aktifitas yang dilakukan

oleh hampir dari setiap orang, misalnya mendapatkan perbendaharaan kata baru,

mengahafal syair dan lain sebagainya. Menurut Slameto (2010:2) dalam bukunya

“Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhi” menyebutkan bahwa belajar

adalah proses yang dilakukan untuk mendapatkan perubahan dalam tingkah laku

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4495/3/T1_292009526_BAB II.pdf · Biologi, Fisika, dan Kimia yang tersaji masih dalam bentuk yang

13

secara menyeluruh, sebagai hasil dari pengalamannya yang dilakukan sendiri

dengan lingkungan sekitar. Sedangkan menurut Ali Muhamad(2004:14) belajar

adalah perubahan tingkah laku seseorang yang disebabkan oleh interaksi dengan

lingkungannya. Aunurrahman menuliskan beberapa pengertian belajar menurut

beberapa orang yang tertulis dalam bukunya “Belajar dan Pembelajaran”. Tertulis

dalam buku tersebut pengertian belajar menurut Burton bahwa belajar merupakan

perubahan tingkah laku pada setiap diri manusia karena adanya interaksi antar

individu dan individu dengan lingkungan sekitar. Selain itu, tertulis juga

pengertian belajar menurut James O. Whittaker (dalam Aunurrahman, 2010:35)

yang menyebutkan bahwa belajar adalah proses dimana perilaku dapat muncul

atau berubah sesuai dengan pengalaman yang dilakukan oleh individu tersebut.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktifitas yang akan

merubah tingkah laku dari seseorang yang melakukan pembelajaran baik secara

kognitif, afektif maupun psikomotor. Perubahan perilaku dalam proses belajar

terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungan untuk mencapai tujuan. Hal ini

sesuai dengan pendapat Oemar.Hamalik (2011:29) yang menyebutkan bahwa

belajar bukanlah suatu tujuan, tetapi merupakan proses yang harus ditempuh

untuk mencapai tujuan. Interaksi dalam belajar biasanya berlangsung secara

sengaja. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan di

dalam diri individu. Sebaliknya apabila belum terjadi perubahan dalam diri

individu maka belajar dikatakan belum berhasil.

2.1.3.2 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2012 : 3). Sedangkan menurut

Horwart Kingsley dalam Sudjana (2012:22) membagi tiga macam hasil belajar

mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan,

(3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2012 : 22).

Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia

belajar atau menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat

menggunakan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4495/3/T1_292009526_BAB II.pdf · Biologi, Fisika, dan Kimia yang tersaji masih dalam bentuk yang

14

2.1.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor

dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa (Sudjana, 1989 : 39). Dari

pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa yaitu perubahan

kemampuan yang dimilikinya. Hasil belajar siswa disekolah 70 % dipengaruhi

oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga

faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas

pembelajaran (Sudjana, 2012 : 39).

Sedangkan menurut Slameto (2010:54) dalam bukunya “Belajar dan Faktor-

Faktor yang Mempengaruhinya” menuliskan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar siswa ada dua macam yaitu faktor ekstern dan faktor

intern. Kedua faktor tersebut dibagi lagi, yaitu :

1. Faktor Intern

a. Faktor Jasmaniah

1) Faktor Kesehatan

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seorang terganggu,

karena kesehatan juga berpengaruh terhadap proses belajar seseoramh. Jika

orang tersebut sedang tidak sehat, maka dia akan mudah lelah, pusing, tidak

bersemangat. Hal tersebut dapat menggangu belajar seseorang.

2) Cacat Tubuh

Keadaan tubuh seseorang juga mempengaruhi belajar. Siswa yang

mengalami cacat tubuh, belajarnya juga terganggu, maka dia harus belajar

dilembaga tertentu atau diusahakan alat bantu untuk mempermudahkan dia

untuk belajar.

b. Faktor Psikologi

1) Intelegensi

Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar siswa. Dalam

situasi yang sama siswa yang mempunyai intelegensi yang tinggi akan lebih

berhasil daripada siswa yang mempunyai intelegensi yang rendah.

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4495/3/T1_292009526_BAB II.pdf · Biologi, Fisika, dan Kimia yang tersaji masih dalam bentuk yang

15

2) Perhatian

Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik maka siswa harus mempunyai

perhatian terhadap materi pelajaran yang sedang dipelajarinya. Jika materi

disampaikan secara biasa saja maka siswa akan merasa cepat bosan dan tidak

lagi memperhatikan materi.

2. Faktor Ekstern

a. Faktor Keluarga

1) Cara orang tua mendidik

2) Hubungan antar anggota keluarga

3) Suasana rumah

b. Faktor Sekolah

1) Metode mengajar

2) Kurikulum

3) Hubungan guru dengan siswa

4) Hubungan siswa dengan siswa

c. Faktor masyarakat

1) Kegiatan siswa dalam masyarakat

2) Teman bergaul

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa dan kualitas

pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki

oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual),

bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik).

Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa dipengaruhi oleh

dua faktor dari dalam individu siswa berupa kemampuan personal (internal) dan

faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah

sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang

mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan

kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga tampak

pada diri individu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan

kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak

pada diri individu serta perubahan tingkah laku secara kuantitatif.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4495/3/T1_292009526_BAB II.pdf · Biologi, Fisika, dan Kimia yang tersaji masih dalam bentuk yang

16

2.1.4 Penerapan Model Pembelajaran SAVI pada Mata Pelajaran IPA untuk

Meningkatkan Hasil Belajar

Penerapan model pembelajaran SAVI pada mata pelajaran IPA untuk

kelas 4 sekolah dasar adalah pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif dalam

mencari pengetahuan siswa dengan bantuan guru. Dalam proses pembelajaran ini

siswa akan dituntut untuk bergerak secara aktif dan membuat seluruh tubuh dan

pikiran terlibat dalam proses pembelajaran. Pembelajaran SAVI yang terdiri dari

empat unsur yaitu Somatis, Audio, Visual, dan Intelektual akan dipadukan.

Tindakan yang akan dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar kelas 4

adalah dengan menggabungkan keempat unsur tersebut.

Sebelum guru mengajar di kelas, tentunya guru akan membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kegiatan pembelajaran dalam RPP ini terdiri

dari tiga tahap yaitu Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi atau biasa disingkat

dengan EEK. Di dalam EEK inilah unsur-unsur model pembelajaran SAVI akan

diterapkan.

Langkah-Langkah Model Pembelajaran SAVI

Untuk dapat melaksanakan pembelajaran dikelas dengan menerapkan model

pembelajaran SAVI dengan baik, kita harus memahami langkah-langkah

pembelajaran SAVI dengan baik. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai

berikut.

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan adalah pendahuluan sebagai penerapan belajar auditori

(A). Pada tahap ini guru menumbuhkan minat siswa untuk belajar, memberikan

perasaan positif dalam memberikan pengalaman belajar yang akan datang dan

menempatkan siswa dalam situasi yang baik untuk belajar. Tahap persiapan

tersebut secara spesifik meliputi

a. Memberikan sugesti positif.

b. Memberikan pernyataan yang memberi manfaat.

c. Memberi tujuan yang jelas dan bermakna.

d. Membangkitkan rasa ingin tahu.

e. Mengajak siswa terlibat penuh sejak awal.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4495/3/T1_292009526_BAB II.pdf · Biologi, Fisika, dan Kimia yang tersaji masih dalam bentuk yang

17

2. Tahap penyampaian (kegiatan inti)

Kegiatan inti adalah sebagai bentuk penerapan pembelajaran secara visual

(V). Pada tahap ini guru membantu siswa untuk menemukan materi belajar yang

baru dengan kegiatan yang menyenangakan, relevan, yang melibatkan seluruh

panca indra. Hal yang dapat dilakukan oleh guru sebagai berikut.

a. Mengamati hal nyata diluar kelas yang berhubungan dengan materi

pembelajaran.

b. Melakukan kegiatan yang melibatkan otak dan seluruh badan.

c. Melakukan presentasi dari hasil kerja mereka.

d. Mengadakan proyek untuk membuat sesuatu yang berhubungan dengan

materi pelajaran.

3. Tahap Pelatihan (Kegiatan Inti)

Tahap ini adalah penerapan pembelajaran somatic (S).Pada tahap ini

hendaknya guru membantu siswa untuk menyerap pengetahuan dari kegiatan

yang telah siswa lakukan bersama-sama dengan pantauan dari guru. Secara

spesifik hal yag dapat dilakukan adalah:

a. Aktifitas siswa dalam memperoleh informasi.

b. Umpan balik dari guru pada siswa.

c. Permainan dalam belajar.

d. Simulasi dunia nyata.

e. Siswa berlatih untuk memecahkan masalah.

4. Tahap penampilan hasil

Kegiatan belajar ini menerapakan pembelajaran intelektual (I). Pada tahap ini

tugas guru adalah membantu siswa untuk menerapkan, menyampaikan

pengetahuan yang mereka dapat, memperluas pengetahuan , atau keterampilan

baru yang mereka dapat selama proses pembelajaran.

Berikut ini adalah pengaplikasian model pembelajaran SAVI sesuai dengan tahap

eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (EEK).

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4495/3/T1_292009526_BAB II.pdf · Biologi, Fisika, dan Kimia yang tersaji masih dalam bentuk yang

18

Tabel 2.2 Penerapan model pembelajaran SAVI dalam EEK

No. Tahap Kegiatan

1. Pendahuluan - Guru memeriksa kesiapan siswa untuk

belajar. (A)

- Siswa dan guru bertanya jawab tentang

materi minggu lalu.(A)

- Siswa dibacakan tujuan pembelajaran.(A)

2. Inti

Eksplorasi

Elaborasi

- Membangkitkan rasa ingin tahu siswa

dengan pertanyaan -pertanyaan atau

kegiatan yang berhubungan dengan

pembelajaran yang akan dilakukan. (A)

- Menggali pengetahuan awal siswa sebelum

melakukan proses belajar mengajar. (A)

e. Siswa diajak untuk melakukan kegiatan

yang melibatkan otak dan seluruh badan

yang berhubungan dengan materi pelajaran.

Contohnya adalah siswa di ajak keluar

ruangan untuk mengamati hal nyata diluar

kelas. (V)

- Siswa diminta untuk mengamati hal nyata

diluar kelas yang berhubungan dengan

materi pelajaran. (V)

- Siswa mempresentasikan hasil pengamatan

mereka di depan kelas.(V)

- Siswa diajak untuk melakukan percobaan

sederhana sesuai dengan materi yang

diajarkan. (S)

- Siswa diberi umpan balik oleh guru. (S)

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4495/3/T1_292009526_BAB II.pdf · Biologi, Fisika, dan Kimia yang tersaji masih dalam bentuk yang

19

Konfirmasi - Siswa menyampaikan informasi yang

mereka dapatkan melalui kegiatan di depan

kelas. (I)

- Guru menambahkan atau memperjelas

pengetahuan yang didapat siswa melalui

kegiatan yang dilakukan.(I)

3. Penutup - Siswa diberi motivasi belajar oleh guru

- Siswa diberi pekerjaan rumah

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Jantoro, Stefanus Dwi , 2012 dalam penelitiannya “Perbedaan Hasil

Belajar IPA Siswa Kelas III Antara yang Menggunakan Model Pembelajaran

SAVI dan Model Pembelajaran Konvensional” menarik kesimpulan bahwa

menggunakan model pembelajaran SAVI dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan penggunaan pendekatan pembelajaran

dengan diperoleh sig. 0,014< 0,05 yang berarti bahwa pendekatan pembelajaran

SAVI lebih baik dalam meningkatkan nilai siswa.

Ardie, Toni Agus, 2012 yang juga melakukan penelitian terhadap model

pembelajaran SAVI menyatakan bahwa teknik analisis data menggunakan analisis

deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa dengan menerapkan model pembelajaran SAVI dapat meningkatkan

motivasi dan hasil belajar IPA pada siswa kelas V. Hal ini ditunjukkan dengan

peningkatan hasil belajar siswa sebagai berikut: Peningkatan motivasi dan hasil

belajar IPA dengan model pembelajaran SAVI dapat dilihat dari hasil perolehan

sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II yaitu untuk motivasi belajar siswa,

kondisi awal total motivasi sebesar 3,36 (84,20%), pada siklus I meningkat

menjadi 3,41 (85,47%), dan pada siklus II menjadi 3,49 (87,46%). Untuk hasil

belajar ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat diketahui bahwa dari 46

siswa keseluruhan, yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM=70) sebanyak 36 siswa atau 78.27%, sedangkan yang sudah mencapai

ketuntasan minimal sebanyak 10 siswa dengan persentase 21,73%.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4495/3/T1_292009526_BAB II.pdf · Biologi, Fisika, dan Kimia yang tersaji masih dalam bentuk yang

20

2.3 Kerangka Pikir

Berdasarkan penjelasan masalah pada bab I, yang menjelaskan bahwa

hampir separuh dari seluruh jumlah siswa belum mencapai KKM. Sebanyak 10

siswa belum mencapai KKM atau sekitar 41,66% dari jumlah keseluruhan siswa

yaitu 24 siswa. Sedangkan jumlah siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 14

siswa atau 58,34%. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran siswa

kurang terlibat secara aktif. Siswa hanya menerima informasi dari guru.

Upaya untuk mengatasi masalah tersebut maka peneliti akan membuat sebuah

desain pembelajaran yang diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami

materi pelajaran terutama mata pelajaran IPA dan mempermudah guru dalam

menyampaikan materi. Pembelajaran yang direncanakan adalah pembelajaran IPA

dengan menerapakan model pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory,

Visualization, Intellectuality). Model pembelajaran SAVI merupakan suatu model

yang berdasarkan pada keaktifan siswa, bahwa siswalah yang mencari

pengalaman belajar mereka sendiri dengan bantuan guru dan kerjasama antar

siswa. Berikut ini adalah beberapa kelebihan model pembelajaran SAVI:

a. Fungsi guru hanya sebagai fasilitator atau pendamping dalam proses

pembelajaran.

b. Mengubah proses berpikir anak dari abstrak menjadi kongkrit.

c. Model pembelajaran SAVI yang terdiri dari Somatic, Auditory,

Visualization, Intellectuality menekankan kepada siswa agar mereka selalu

aktif selama proses pembelajaran.

d. Siswa membangun pengetahuan mereka sendiri dalam proses

pembelajaran.

Penerapan model pembelajaran SAVI dalam mata pelajaran ipa untuk

sekolah dasar kelas 4 akan dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa dalam

proses pembelajaran karena selama proses pembelajaran siswa yang akan dituntut

untuk aktif dalam mendapatkan informasi, dalam proses pembelajaran siswa akan

diminta untuk mengamati, mencatat, berdiskusi dan menampilkan hasil diskusi

atau pengamatan mereka didepan teman-teman kelas mereka. Dengan begitu

mereka akan lebih aktif dalam mencari informasi sehingga mereka lebih

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4495/3/T1_292009526_BAB II.pdf · Biologi, Fisika, dan Kimia yang tersaji masih dalam bentuk yang

21

memahami materi yang mereka pelajari karena siswa tersebut mengalami sendiri

dan bukan hanya menghafal. Dan hal ini akan berakibat pada peningkatan hasil

belajar. Berikut ini adalah bagan dari kerangka berpikir.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

2.4 Hipotesis Tindakan

Hipotesis atau dugaan sementara peneliti yaitu bahwa penerapan model

pembelajaran SAVI dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

IPA untuk sekolah dasar kelas 4.

Diduga hasil belajar siswa

kelas 4 pada mata pelajaran

IPA mengalami

peningkatan.

Hasil belajar siswa

dalam mata pelajaran

ipa masih rendah.

Pada pembelajaran

Siklus I dan Siklus II

siswa diajak ikut serta

dalam mencari

informasi dalam

pembelajaran

sehingga siswa dapat

lebih memahami

materi pelajaran.

Guru masih menggunakan

pembelajaran pasif, siswa

hanya mendengarkan

penjelasan guru.

Dengan mengajak siswa

ikut serta dalam mencari

informasi tentang materi

pelajaran, diharapkan hasil

belajar siswa meningkat.

Pra

Tindakan

Hasil

Akhir

Tindakan