38
11 BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Hakikat IPS Ilmu Pengetahuan Sosial atau social studies merupakan pengetahuan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat. di Indonesia pelajaran Ilmu Pengetauan Sosial disesuaikan dengan berbagai prespektif sosial yang berkembang di masyarakat. Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau peserta didik atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau. Dengan demikian peserta didik yang mempelajari IPS dapat menghayati masa sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau umat manusia. Hakikat IPS adalah tentang menusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dengan kemajuan teknologi pula sekarang ini orang dapat berkomunikasi dengan cepat dimanapun mereka berada melalui handphone dan internet. Kemajuan Iptek menyebabkan cepatnya komunikasi antara orang satu dengan lainnya, antara negara satu dengan negara lainnya. Dengan demikian arus komunikasi akan semakin cepat pula menggalinya.

BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

11

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Hakikat IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial atau social studies merupakan

pengetahuan mengenai segala sesuatu yang berhubungan

dengan masyarakat. di Indonesia pelajaran Ilmu Pengetauan Sosial

disesuaikan dengan berbagai prespektif sosial yang berkembang di

masyarakat. Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam

lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau peserta

didik atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik

yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau. Dengan demikian

peserta didik yang mempelajari IPS dapat menghayati masa sekarang

dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau umat manusia.

Hakikat IPS adalah tentang menusia dan dunianya. Manusia

sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dengan

kemajuan teknologi pula sekarang ini orang dapat berkomunikasi dengan

cepat dimanapun mereka berada melalui handphone dan internet.

Kemajuan Iptek menyebabkan cepatnya komunikasi antara orang satu

dengan lainnya, antara negara satu dengan negara lainnya. Dengan

demikian arus komunikasi akan semakin cepat pula menggalinya.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

12

IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari

pengembangan pendidikan IPS tidak hanya diarahkan pada pengembangan

kompetensi yang berkaitan dengan aspek intelektual saja. Keterampilan

sosial menjadi salah satu faktor yang dikembangkan sebagai kompetensi

yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam pendidikan IPS. Melalui

pendidikan IPS peserta didik dapat diarahkan dalam keterampilan mencari,

memilih, mengolah, dan menggunakan informasi untuk memberdayakan

diri, agar menjadi Warga Negara Indonesia yang bertanggung jawab.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bagi murid sekolah

dasar hendaknya sesuai dengan kebutuhan anak usia Sekolah Dasar, yaitu

antara 6 – 12 tahun, anak-anak pada rentang usia ini bagaikan secarik

kertas putih yang akan ditulis tinta oleh para pendidiknya sebagai bekal di

kemudian hari untuk dirinya. Pola pikir anak pada usia tersebut masih

sederhana yang tentunya hanya memikirkan hal-hal yang ada di

lingkungan terdekat mereka, sedikit peserta didik yang mempunyai

pemikiran jangka panjang atau untuk masa depan yang akan datang.

Sehingga perlu pendekatan pelajaran penunjang peserta didik dilatih

kearah pemahaman tersebut.

Menurut James A. Banks (1990:3) tersedia online pada :

https://www.google.com/search?q=definisi+ips+/menurut+james+A.Ban

ks+%281990%3A3%29&ie=utf-8&oe=utf-8. Memberikan definisi IPS

sebagai bagian dari kurikulum Sekolah Dasar dan Menengah yang

mempunyai tangggung jawab pokok membantu para siswa untuk

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

13

mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang

diperlukan dalam hidup bernegara di lingkungan masyarakat.

IPS adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan

penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan modifikasi yang diorganisasikan

dari konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan Sejarah, Geografi,

Sosiologi, Antropologi, dan Ekonomi (Puskur, 2001: 9).

Menurut Somantri dalam (Sapryia:2008:9) menyatakan IPS adalah

penyederhanaan atau disiplin ilmu sosial humaniora serta kegiatan dasar

manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan

pedagois/psikologis untuk tujuan pendidikan.

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut:

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin

tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam

kehidupan sosial.

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan

berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal,

nasional, dan global.

Menurut A.K.Ellis (1991), tersedia online pada tanggal 15 Mei

http://www/studentmagz.com/2016/05/model/pembelajaran/IPS/sd.html.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

14

Bahwa alasan diajarkannya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS

di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:

1. IPS memberikan tempat bagi peserta didik untuk belajar dan

mempraktekan demokrasi.

2. IPS dirancang untuk membantu peserta didik memahami

‘dunianya’.

3. IPS adalah sarana untuk mengembangkan diri peserta didik

secara positif.

4. IPS membantu peserta didik untuk memperoleh pengetahuan

mendasar tentang Sejarah, Geografi, dan ilmu-ilmu sosial

lainnya.

5. IPS meningkatkan kepekaan sosial peserta didik terhadap

masalah-masalah sosial.

Oemar Hamalik merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientsi

pada tingkah laku para peserta didik, yaitu; (1) pengetahuan dan

pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai sosial dan sikap, (4)

keterampilan (Oemar Hamalik, 1992: 40:4)

Dapat disimpulkan bahwa pengajaran IPS itu adalah suatu cara

yang digunakan oleh guru, agar peserta didik dapat belajar seluas-luasnya

dalam rangka mencapai tujuan pengeajaran secara efektif. Didalam proses

belajar mengajar diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang sesuai

dengan situasi dan kondisi yang ada.

Adapun tujuan pembelajaran IPS menurut Kosasih Djahiri

(Sapriya. Dkk 2009:13) adalah:

1) Membina peserta didik agar mampu mengembangkan

pengertian/pengetahuan berdasarkan generalisasi serta konsep

ilmu tertentu maupun yang bersifat

interdispliner/komprehensif dari berbagai cabang ilmu.

2) Membina peserta didik agar mampu mengembangkan dan

mempraktekan keanekaragaman keterampilan studi, kerja dan

intelektualnya secara pantas dan tepat sebagaimana

diharapkan ilmu-ilmu sosial.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

15

3) Membina dan mendorong peserta didik untuk memahami,

menghargai dan mengahayati adanya keanekaragamaan dan

kesamaan kultural maupun individual.

4) Membina peserta didik kearah turut mempengaruhi nilai-nilai

kemasyarakatan serta juga dapat mengembangkan,

menyempurnakan nilai-nilai yang ada pada dirinya.

5) Membina peserta didik untuk berpartisipasi dalam kegiatan

kemasyarakatan baik sebagai individu maupun sebagai warga

negara.

Karaktertistik Mata Pelajaran IPS

Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tersendiri yang

berbeda dengan mata pelajaran lainnya, tidak terkecuali mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk SD memiliki jumlah karakteristik

tertentu, yang antara lain seperti berikut: IPS merupakan perpaduan dari

berbagai disiplin ilmu sosial antara lain: Sosiologi, Geografi, Ekonomi

Dan Sejarah. Materi bagian IPS terdiri atas sejumlah konsep, prinsip dan

tema yang berkenaan dengan hakekat kehidupan manusia sebagai

makhluk sosial.

Kajian IPS dikembangkan melalui tiga pendekatan utama yaitu

functional-approach, interdicipiliner-approach, dan multididcpliner-

approach. Pendekatan fungsional digunakan apabila materi kajian lebih

dominan sebagai kajian dari salah satu disiplin ilmu sosial, dalam hal ini

disiplin-disiplin ilmu sosial lain berperan sebagai penunjang dalam

kajian materi tersebut. Pendekatan interdisipliner digunakan apabila

materi kajian betul-betul menampilkan karakter yang dalam

pengkajiannya memerlukan keterpaduan dari sejumlah disiplin ilmu

sosial. Pendekatan multidispliner digunakan manakala materi kajian

memerlukan pendeskripsian yang melibatkan keterpaduan antar/lintas

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

16

kelompok ilmu, yaitu ilmu alamiah (Natural Science), dan humaniora.

Materi IPS senantiasa berkenaan dengan fenomena dinamika sosial,

budaya dan ekonomi yang menjadi bagian integral dalam kehidupan

masyarakat dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

skala kelompok masyarakat, lokal, nasional, regional dan global.

(Panduan Perkembangan Silabus mata pelajaran IPS. Jakarta: Depdiknas.

2006. Hal 5-6).

2. Hakikat Belajar

Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah

terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan

aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Dipahami

ataupun tidak dipahami, sesungguhnya sebagian besar aktivitas di dalam

kehidupan sehari-hari kita merupakan kegiatan belajar. Dengan demikian

dapat dikatakan, tidak ada ruang dan waktu di mana manusia dapat

melepaskan dirinya dari kegiatan belajar, dan itu berarti pula bahwa belajar

tidak akan pernah dibatasi usia, tempat maupun waktu, karena perubahan

yang menurut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak pernah berhenti.

Pengertian belajar dapat kita temukan dalam ber bagai sumber atau

literatur. Meskipun kita melihat ada perbedaan-perbedaan di dalam

rumusan pengertian belajar tersebut dari masing-masing ahli, namun

secara prinsip kita menemukan kesamaan-kesamaannya. Bruton, dalam

sebuah buku “The Guidance of Learning Activities”, merumuskan

pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu

berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

17

dengan lingkungannya. Dalam buku Educational Psychology, H.C.

Witherington, mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di

dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari

reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu

pengertian.

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang

pendidikan. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan

suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Perubahan–perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah

laku. Pengertian menurut Slameto (2010:2) belajar dapat didefinisikan

sebagai berikut:

“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”.

Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan

pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa

didik, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau

keluarganya sendiri.

Menurut Ernest R. hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984: 252)

sebagai berikut:

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

18

Belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan

sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaanya

berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat

perubahannya relative permanen tidak akan kembali kepada keadaan

semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat,

seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk dan sebagainya.

“Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada

tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga

merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu” (Sudjana,

1989:28).

Aziz Lukman dalam Moh. Surya (1981:32) definisi belajar adalah

“suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman

individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan”.

Bertolak dari berbagai definisi yang telah diutarakan di atas, secara

umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah

laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi

dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Dari penjelsan ke dua di atas, dapat disimpulkan dari sejumlah pandangan

dan definisi tentang belajar (Wragg,1994),Tersedia online pada:

https://afidburhanuddin/wordpress.com/2014/07/19/hakikat/definisi/ruan

g/lingkup/belajar/dan-pembelajaran-4/ ada beberapa ciri umum kegiatan

belajar sebagai berikut:

1. Belajar menunjukan suatu aktivitas pada diri seseorang yang

disadari atau disengaja. Oleh sebab itu pemahaman pertama yang

sangat penting adalah bahwa kegiatan belajar merupakan

kegiatan yang disengaja atau direncanakan oleh pembelajar

sendiri dalam bentuk suatu aktivitas tertentu.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

19

2. Belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya.

Lingkungan dalam hal ini dapat berupa manusia atau obyek-

obyek lain yang memungkinkan individu memperoleh

pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh

atau ditemukan sebelumnya akan tetapi menimbulkan perhatian

kembali bagi individu tersebut sehingga memungkinkan

terjadinya interaksi.

3. Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Walaupun

tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar,

akan tetapi aktivitas belajar umumnya disertai perubahan tingkah

laku.

Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan

objek dari kegiatan pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat

tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya.

Akhirnya bila hakikat belajar adalah “perubahan”, maka hakikat belajar

mengajar adalah proses “pengaturan” yang dilakukan oleh guru.

3. Masalah – Masalah Belajar

Mengacu pada beberapa pandangan tentang belajar seringkali

dikemukakan bahwa masalah-masalah belajar baik intern maupun ekstern

dapat dikaji dari dimensi guru maupun dari peserta didik. Berikut ini

adalah beberapa faktor internal yang mempengaruhi proses beajar.

1) Ciri khas/karakteristik peserta didik

Persoalan intern pembelajaran berkaitan dengan kondisi

kepribadian peserta didik, baik fisik maupun mental. Berkaitan

dengan aspek-aspek fisik tentu akan mudah diamati dan dipahami,

dibandingkan dengan dimensi-dimensi mental atau emosional.

Sementara dalam kenyataannya, persoalan-persoalan pembelajaran

lebih banyak berkaitan dengan dimensi mental atau emosional.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

20

2) Sikap terhadap belajar

Dalam kegiatan belajar, sikap peserta didik dalam proses

belajar, terutama sekali ketika memulai kegiatan belajar merupakan

bagian penting untuk diperhatikan karena aktivitas belajar peserta

didik selanjutnya banyak ditentukan oleh sikap peserta didik ketika

akan memulai kegiatan belajar.

3) Motivasi belajar

Motivasi di dalam kegiatan belajar merupakan kekuatan yang

dapat menjadi tenaga pendorong bagi peserta didik untuk

mendayagunakan potensi-potensi yang ada pada dirinya dan potensi

di luar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar.

4) Konsentrasi belajar

Konsentrasi belajar merupakan salah satu aspek psikologis

yang seringkali tidak begitu mudah untuk diketahui oleh orang lain

selain diri individu yang sedang belajar.

5) Mengelola bahan belajar

Mengelola bahan belajar dapat diartikan sebagai proses berfikir

seseorang untuk mengolah informasi-informasi yang diterima

sehingga menjadi bermakna.

6) Menggali hasil belajar

Kesulitan di dalam proses menggali kembali pesan-pesan lama

merupakan kendala di dalam proses pembelajaran, karena peserta

didik akan mengalami kesulitan untuk mengolah pesan-pesan baru

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

21

yang memiliki keterkaitan dengan pesan-pesan lama yang telah

diterima sebelumnya.

7) Rasa percaya diri

Rasa percaya diri merupakan salah satu kondisi psikologis

seseorang yang berpengaruh terhadap aktivitas fisik dan mental dalam

proses pembelajaran.

8) Kebiasaan belajar

Kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang yang telah

tertanam dalam waktu yang relative lama sehingga memberikan ciri

dalam aktivitas belajar yang dilakukannya.

Faktor-faktor eksternal belajar:

1) Faktor guru

Parkey (1998: 3), mengemukakan bahwa guru tidak hanya

sekedar sebagai guru di depan kelas, akan tetapi juga sebagai

organisasi yang turut serta menentukan kemajuan sekolah bahkan

di masyarakat.

2) Lingkungan sekolah

Lingkungan sosial dapat memberikan pengaruh positif dan

dapat pula memberikan pengaruh negatif terhadap peserta didik.

3) Kurikulm sekolah

Karena kurikulum disusun berdasarkan tuntutan perubahan

dan kemajuan masyarakat, hal ini berarti bahwa segala sesuatu

yang diajarkan di sekolah, akan tertinggal dengan tuntutan

perubahan yang terjadi. Perubahan kurikulum pada sisi lain juga

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

22

menimbulkan masalah. Terlebih lagi bilamana dalam kurun waktu

yang belum terlalu lama terjadi beberapa kali perubahan.

4) Sarana dan prasarana

Keadaan gedung sekolah dan ruang kelas yang tertata

dengan baik, ruang perpustakaan sekolah yang teratur, tersedianya

fasilitas kelas dan laboratorium , tersedianya buku-buku pelajaran,

media/alat bantu belajar merupakan komponen-komponen penting

yang dapat mendukung terwujudnya kegiatan-kegiatan belajar

peserta didik.

4. Hasil Belajar

Wahidmurni, dkk. (2010: 18) menjelaskan bahwa sesorang dapat

dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya

perubahan dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut diantaranya dari

segi kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap

suatu objek.

Menurut Gagne (dalam Sudjana, 2010: 22) tersedia online pada :

http://dirman-djahura.blogspot.co.id/2012/09/konsep/hasil/belajar/html

mengembangkan kemampuan hasil belajar menjadi lima macam antara

lain:

(1) hasil belajar intelektual merupakan hasil belajar terpenting dari

sistem lingsikolastik; (2) strategi kognitif yaitu mengatur cara

belajar dan berfikir seseorang dalam arti seluas-luasnya termasuk

kemampuan memecahkan masalah; (3) sikap dan nilai,

berhubungan dengan arah intensitas emosional dimiliki seseorang

sebagaimana disimpulkan dari kecenderungan bertingkah laku

terhadap orang dan kejadian; (4) informasi verbal, pengetahuan

dalam arti informasi dan fakta; dan (5) keterampilan motorik yaitu

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

23

kecakapan yang berfungsi untuk lingkungan hidup serta

memprestasikan konsep dan lambang.

Aspek yang diukur dalam penilaian adalah aspek kognitif, afektif

dan aspek psikomotor. Menurut Bloom (Sudjana, 2009: 22-23), tersedia

dalam: https://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom aspek yang

diukur dalam penilaian terdiri dari:

1) Aspek Kognitif mencakup: pengetahuan (recalling)

kemampuan mengingat, pemahaman (comprehension)

kemampuan memahami, aplikasi (application) kempuan

penerapan. Analisis (analysis) kemampuan menganalisa suatu

informasi yang luas menjadi bagian-bagian kecil, sintetis

(synthesis) kemampuan menggabungkan beberapa informasi

menjadi suatu kesimpulan, evaluasi (evaluation) kemampuan

mempertimbangkan mana yang baik dan mana yang buruk dan

memutuskan mengambil tindakan.

2) Aspek Afektif mencakup: menerima (receiving) termasuk

kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, respon, kontrol,

dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar, menanggapi

(responding) reaksi yang diberikan, ketepatan aksi, perasaan,

kepuasan dan lain-lain. Menilai (evaluating) kesadaran

menerima norma dan organisasi sistem nilai. Membentuk watak

(characterization) sistem nilai yang terbentuk mempengaruhi

pola kepribadian dan tingkah laku.

3) Aspek Psikomotor. Psikomotor merupakan tindakan seseorang

yang dilandasi penjiwaan atas dasar teori yang dipahami dalam

suatu mata pelajaran. Ranah psikomotor mencakup: meniru

(perception), menyusun (manipulating), melakukan dengan

prosedur (precision), melakukan dengan baik dan tepat

(articulation), melakukan tindakan secara alami

(naturalization).

Sementara itu, Aziz Lukman dalam Moh. Surya (1997)

mengemukakan bahwa hasil belajar akan tampak dalam :

1. Kebiasaan; seperti : peserta didik belajar bahasa berkali-kali

menghindari kecenderungan penggunaan kata atau struktur

yang keliru, sehingga akhirnya ia terbiasa dengan penggunaan

bahasa secara baik dan benar.

2. Keterampilan; seperti : menulis dan berolah raga yang

meskipun sifatnya motorik, keterampilan-keterampilan itu

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

24

memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang

tinggi.

3. Pengamatan; yakni proses menerima, menafsirkan, dan

memberi arti rangsangan yang masuk melalui indera-indera

secara obyektif sehingga peserta didik mampu mencapai

pengertian yang benar.

4. Berfikir asosiatif; yakni berfikir dengan cara

mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya dengan

menggunakan daya ingat.

5. Berfikir rasional dan kritis yakni menggunakan prinsip-

prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab

pertanyaan kritis seperti “bagaimana” (how) dan “mengapa”

(why).

6. Sikap yakni kecenderungan yang relatif menetap untuk

bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau

barang tertentu sesuai dengan pengetahuan dan keyakinan.

7. Inhibisi (menghindari hal yang mubazir).

8. Apresiasi (menghargai karya-karya bermutu) .

9. Perilaku afektif yakni perilaku yang bersangkutan dengan

perasaan takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci,

was-was dan sebagainya.

Menurut Dimiyati dan Mudjiono (1999:250), hasil belajar

merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi peserta didik

dan dari sisi guru. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan tingkat

perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat

sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada

jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi

guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.

Menurut Hamalik (2006:30), hasil belajar adalah bila seseorang

telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut,

misalnya dari tidak tahu menjdi tahu, dari tidak mengerti menajdi

mengerti.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

25

digunakan oleh guru untuk dijadikan bahan ukuran kriteria dalam

mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila peserta

didik sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah

laku yang lebih baik lagi.

5. Motivasi

Motivasi dalam pembelajaran adalah sesuatu yang menggerakan

atau mendorong peserta didik untuk belajar atau menguasai materi

pelajaran yang sedang diikutinya. Tanpa motivasi, siswa tidak akan

tertarik dan serius dalam mengikuti pembelajaran. sebaliknya, dengan

adanya motivasi yang tinggi, peserta didik akan tertarik dan terlibat aktif

bahkan berinisiatif dalam proses pembelajaran.

Dalam buku psikologi pendidikan memaparkan bahwa “motivasi

adalah daya penggerak/pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan,

yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar” (Dalyono, 2005: 55).

Motivasi merupakan hasil sejumlah proses, yang bersifat internal

atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap

entusiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan

tertentu.

1. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi Ekstrinsik adalah motivasi untuk belajar yang berasal

dari luar diri siswa itu sendiri. Motivasi ekstrinsik ini diantaranya

ditimbulkan oleh faktor-faktor yang muncul dari luar pribadi peserta didik

itu sendiri termasuk dari guru.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

26

2. Motivasi Intrinsik

Motivasi Intrinsik adalah motivasi untuk belajar yang berasal dari

dalam diri itu sendiri. Motivasi Intrinsik ini diantaranya ditimbulkan oleh

faktor-faktor yang muncul dari pribadi peserta didik itu sendiri terutama

kesadaran akan manfaat materi pelajaran bagi siswa itu sendiri.

6. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang

melukisakan prosedur yang sistematis dalam mengorgannisaikan

pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu,

dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru

dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas mengajar ( Syaiful

Sagala, 2005).

Sedangkan menurut Joyce dan Well (2000:13) tersedia online

pada:http://www.bilvapedia.com/2013/04/pengertian/model/pembelajara

n/html menjelaskan secara luas bahwa model pembelajaran merupakan

deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan

kurikulum, kursus-kursus, rancangan unit pembelajaran, perlengkapan

belajar, buku-buku pelajaran, program multimedia dan bantuan belajar

melalaui program komputer.

Merujuk pada pendapat di atas, memaknai model pembelajaran

adalah sebagai suatu rencana yang memperlihatkan pola pembelajaran

tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru dan peserta didik

di dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang

menyebabkan terjadinya belajar pada peserta didik.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

27

Ciri-ciri model pembelajaran

1. Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau

pengembangannya.

2. Landasan pemikiran perihal apa dan bagaimana peserta didik belajar.

3. Perilaku mengajar yang diperlukan agar model tersebut bias

dilaksanakan dengan berhasil.

4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat

terwujud.

7. Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi

pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik

secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan

menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong

peserta didik untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran CTL :

1. Dalam CTL, pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan

yang sudah ada (activating knowledge), artinya apa yang akan dipelajari

tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian

pengetahuan yang akan diperoleh peserta didik adalah pengetahuan

yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.

2. Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka

memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge).

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

28

3. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya

pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami

dan diyakini.

4. Mempraktikan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying

knowledge), artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya

harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan peserta didik, sehingga

tampak perubahan perilaku peserta didik.

5. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi

pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik

untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.

CTL adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk

menyusun pola-pola yang mewujudkan makna. CTL adalah sistem

pengajaran yang cocok dengan otak karena menghasilkan makna

dengan menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari

kehidupan peserta didik sehari-hari. Dengan memanfaatkan kenyataan

bahwa lingkungan merangsang sel-sel saraf otak untuk membentuk

jalan, sistem ini memfokuskan diri pada konteks, pada hubungan-

hubungan.

Sistem CTL mencakup delapan komponen berikut ini:

1. Membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna

2. Melakukan pekerjaan yang berarti

3. Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri

4. Bekerja sama

5. Berfikir kritis dan kreatif

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

29

6. Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang

7. Mencapai standar yang tinggi

8. Menggunakan penilaian autentik.

Menurut Anisa (2009), Tersedia online diakses pada tanggal 1

mei http://www.sekolah/dasar/net/2012/05/kelebihan-dan-kelemahan.

Ada beberapa kelebihan dalam pembelajaran CTL yaitu:

1. Pembelajaran lebih bermakna, artinya peserta didik

melakukan sendiri kegiatan yang berhubungan dengan materi

yang ada sehingga peserta didik dapat memahaminya sendiri.

2. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan

penguatan konsep kepada peserta didik karena pembelajaran

CTL. Menuntut peserta didik menemukan sendiri bukan

menghafalkan.

3. Menumbuhkan keberanian peserta didik untuk

mengemukakan pendapat tentang materi yang dipelajari.

4. Menumbuhkan rasa ingin tahu tentang materi yang dipelajari

dengan bertanya kepada guru.

5. Menumbuhkan kemampuan dalam bekerjasama dengan teman

yang lain untuk memecahkan masalah yang ada.

6. Peserta didik membuat kesimpulan sendiri dari kegiatan

pembelajaran.

Sementara itu, menurut Dzaki (2009) Tersedia online pada :

http://www.sekolahdasar.net/2012/05/kelebihan-dan-kelemahan.

Kelemahan dalam pembelajaran CTL, yaitu:

1. Bagi peserta didik yang tidak dapat mengikuti pembelajaran,

tidak mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang sama

dengan teman lainnya karena peserta didik tidak mengaami

sendiri.

2. Perasaan khawatir pada anggota kelompok dakan hilangnya

karakteristik peserta didik karena harus menyesuaikan dengan

kelompoknya.

3. Banyak peserta didik yang tidak senang apabila disuruh

bekerjasama dengan yang lainnya, karena peserta didik yang

tekun merasa harus bekerja melebihi peserta didik yang lain

dalam kelompoknya.

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

30

Berdasarkan penjelasan di atas, maka seorang guru dalam

menerapkan pendekatan CTL harus dapat memperhatikan keadaan

peserta didik.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

1. Judul

“PENGARUH MODEL CTL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

KELAS IV SD NEGERI LIMBASARI KECAMATAN BOBOTSARI

KABUPATEN PURBALINGGA JAWA TENGAH TAHUN

AJARAN 2011/212”

Penulis : Arbangatun Fitria Ningrum

NIM : 08108244155

Penelitian ini bertujuan untuk mengetaui pengaruh penerapan

model CTL terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri Limbasari

Tahun Ajaran 2011/2012.

Desain penelitian ini menggunakan Pre Test Post Test Control

Group Design. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SD

Negeri Limbasari sebanyak 40 peserta didik, yang terdiri dari dua kelas

paralel, kelas IV A sebagai kelas control dan kelas IV B sebagai kelas

eksperimen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah test,

obesevasi dan dokumentasi. Instrumen diuji menggunakan validitas

konstruk dengan pendapat ahli (expert judgment).

Tes yang digunakan dalam penelitian telah diuji validitas,

reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. Uji reliabilitas instrument

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

31

dengan rumus Alpha Chronbach diperoleh nilai reliabilitas hitungan

sebesar 0,959. Data dianalisis dengan menggunakan uji-t, yaitudengan

melihat perbedaan hasil belajar IPS pada kelas eksperimen dan kelas

control pada taraf signifikan 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa

kelas ekperimen mempunyai nilai rata-rata sebesar 78,4992 dan kelas

control menunjukan nilai rata-rata sebesar 69,4993. Hal ini menunjukan

bahwa ada perbedaan yang signifikan pada hasil Post Test mata pelajran

IPS pada peserta didik yang diberi perlakuan (kelas eksperimen) dengan

model Contextual Teaching And Learning dengan peserta didik yang tidak

diberi perlakuan (kelas kontrol). Untuk mengatahui perbedaan yang nyata

maka dilakukan analisis statistic dengan uji-t yang didapatkan harga t

sebesar 2, 209. Dengan demikian penelitian ini menunjukan bahwa ada

pengaruh model Contextual Teaching and Learning terhadap hasil belajar

IPS peserta didik kelas IV.

2. Judul

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING PADA PELAJARAN IPS

MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI NGRENAK

SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

Penulis : Mytalia

NIM : 08108244068

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan

model pembelajaran CTL terhadap motivasi belajar IPS pokok bahasan

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

32

Perkembangan Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi di

kelas IV SD Negeri Ngrenak. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif,

yaitu penelitian eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah

Quasi Eksperiment Nonequvalent Control Group dengan perbedaan

perlakuan yaitu kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran CTL

dan kelas control menggunakan pembelajaran konvensional dengan

ceramah. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV A dan

IV B SD Negeri Ngrenak tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 41

peserta didik. Kelas eksperimen sebanyak 21 peserta didik dan kelas

control sebanyak 20 peserta didik. Teknik pengumpulan data

menggunakan angket dan observasi. Kesahihan dan kepercayaan

instrument penelitian ini diperoleh melalui validasi Product Moment dan

reliabilitas Alpha Chronbach. Hasil koofisien Alpha Chronbach 0,950,

maka instrument yang digunakan reliable. Hasil penelitian ini adalah

model pembelajaran CTL berpengaruh terhadap motivasi belajar IPS

peserta didik kelas IV SD Negeri Ngrenak tahun ajaran 2011/212.

Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata post test peserta didik

kelas eksperimen adalah 84,76 lebih tinggi dari rata-rata kelompok kontrol

77,45. Dari hasil uji t diperoleh nilai t sebesar 2,489 dan nilai sig 0,001 <

0,05. Artinya pada perbedaan yang signifikan hasil post test kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol. Berdasarkan adanya perbedaan

signifikan dari hasil post test, maka dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran Contextual Teaching and Learning mempengaruhi motivasi

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

33

belajar pada pembelajaran IPS pokok bahasan Perkembangan Teknologi

Produksi, Komunikasi, dan Transportasi di kelas IV SD Negeri Ngrenak.

C. Persebaran Sumber Daya Alam

Kekayaan sumber daya alam apa saja yang dimiliki oleh Negara

Indonesia? Bisakah kamu menyebutkan daerah penghasil sumberdaya alam

tersebut? Kamu sudah tahu bahwa negara kita kaya akan sumber daya alam.

Selanjutnya kamu akan mempelajari persebaran SDA di kepulauan Nusantara.

Pertama-tama dibahas persebaran SDA yang dapat diperbarui. Pada bagian ini

dibahas persebaran hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan

perikanan.Kemudian dibahas persebaran SDA yang tidak dapat diperbarui.

Pada bagian ini dibahas persebaran bahan tambang.

1. Persebaran hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan

perikanan

Negara kita memiliki wilayah daratan dan perairan yang sangat

luas. Sebagian besar wilayah daratnya merupakan tanah yang

subur.Banyak sekali hasil pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Perairan

Indonesia juga kaya akan hasil perikanan. Selain itu, di banyak tempat juga

dilakukan usaha peternakan. Perhatikan peta berikut ini! Peta itu

menunjukkan persebaran hasil pertanian, perkebunan,

kehutanan,peternakan, dan perikanan di Indonesia.

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

34

PETA PERSEBARAN HASIL BUMI DI INDOESIA

Gambar 2.1 Peta persebaran hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan di

Indonesia

a. Persebaran hasil pertanian

Hasil pertanian negara kita antara lain padi (beras), jagung, ubi

kayu, kedelai, dan kacang tanah. Di mana saja persebaran hasil pertanian

ini?

a) Padi (beras)

Daerah penghasil padi (beras) antara lain Aceh, Sumatera Barat,

Sumatera Selatan, Jawa, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Nusa

Tenggara Barat.

Gambar 2.2 Sejumlah petani di Jawa Barat sedang memanen

padi. Pulau Jawa termasuk daerah penghasil beras.

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

35

b) Jagung

Daerah penghasil jagung antara lain Jawa Tengah

(Wonosobo,Semarang, Jepara, dan Rembang); Jawa Timur (Besuki,

Madura); serta Sulawesi (Minahasa dan sekitar danau Tempe).

c) Ubi kayu (singkong)

Daerah penghasil singkong adalah Sumatera Selatan, Lampung,

Madura, Jawa Tengah (Wonogiri), dan Yogyakarta (Wonosari).

d) Kedelai

Daerah penghasil kedelai adalah Jawa Tengah (Kedu, Surakarta,

Pekalongan, Tegal, Jepara, Rembang), D.I. Yogyakarta, JawaTimur

(Jember).

e) Kacang tanah

Daerah penghasil kacang tanah ialah Sumatera Timur, Sumatera

Barat, Jawa Tengah (Surakarta, Semarang, Jepara, Rembang, Pati),

Jawa Barat (Cirebon, Priangan), Bali, dan Nusa Tenggara Barat

(Lombok).

b. Persebaran hasil perkebunan

Hasil perkebunan negara kita antara lain tebu, tembakau, teh,

kopi, karet, kelapa (kopra), kelapa sawit, cokelat, pala, cengkeh, lada, dan

vanili. Di mana saja persebaran hasil perkebunan tersebut? Mari kita lihat

satu per satu.

a) Tebu

Daerah penghasil tebu, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah,

Yogyakarta, Jawa Timur, dan Sumatera (Nangroe Aceh Darussalam).

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

36

b) Tembakau

Daerah penghasil tembakau ialah Sumatera Utara (Deli),

Sumatera Barat (Payakumbuh), Bengkulu, Sumatera Selatan

(Palembang), Jawa Tengah (Surakarta, Klaten, Dieng, Kedu,

Temanggung,Parakan, Wonosobo), dan Jawa Timur (Bojonegoro,

Besuki).

c) Teh

Daerah penghasil teh, yaitu Jawa Barat (Bogor, Sukabumi,

Garut), Jawa Tengah (Pegunungan Dieng, Wonosobo, Temanggung,

Pekalongan), Sumatera Utara (Pematang Siantar), dan Sumatera

Barat.

d) Kopi

Daerah penghasil kopi, yaitu Jawa Barat (Bogor, Priangan), Jawa

Timur (Kediri, Besuki), Sumatera Selatan (Palembang), Bengkulu

(Bukit Barisan), Sumatera Utara (Deli, Tapanuli), Lampung (Liwa),

Sulawesi (Pegunungan Verbeek), Flores (Manggarai).

e) Karet

Daerah penghasil karet, yaitu D.I. Aceh (Tanah gayo, Alas),

Sumatera Utara (Kisaran, Deli, Serdang), Bengkulu (Rejang Lebong),

Jawa Barat (Sukabumi, Priangan), Jawa Tengah (Banyumas, Batang),

Jawa Timur (Kawi, Kelud), dan Kalimantan Selatan (pegunungan

Meratus).

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

37

f) Kelapa (kopra)

Daerah penghasil kelapa, yaitu Jawa Barat (Banten, Priangan),

Jawa Tengah (Banyumas), D.I. Yogyakarta, Jawa Timur

(Kediri),Sulawesi Utara (Minahasa, Sangihe, Talaud, Gorontalo), dan

Kalimantan Selatan (pegunungan Meratus).

g) Kelapa Sawit

Daerah penghasil kelapa sawit ialah D.I. Aceh (PulauSimelue),

Sumatera Utara (Pulau Nias, Pulau Prayan,Medan, Pematang Siantar).

h) Cokelat

Daerah penghasil cokelat ialah Jawa Tengah (Salatiga) dan

Sulawesi Tenggara.

i) Pala

Daerah penghasil pala ialah Jawa Barat dan Maluku.

j) Vanili

Dihasilkan di daerah Flores (Manggarai, Bajawa), Papua, dan

daerah-daerah lainnya di Indonesia.

c. Persebaran hasil kehutanan

Hasil kehutanan negara kita antara lain kayu dan rotan. Jenis kayu

yang dihasilkan antara lain keruing, meranti, agathis, jati, cendana, akasia,

dan rasamala.Di mana saja persebaran hasilkehutanan ini?

a) Kayu keruing, kayu meranti, dan kayu agathis terutama dihasilkan di

daerah-daerah Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

38

Gambar 2.3 Kayu gelondongan

termasuk hasil kehutanan.

b) Kayu jati dihasilkan di daerah Jawa Tengah.

c) Kayu cendana banyak dihasilkan di Nusa Tenggara Timur.

d) Akasia dan rasamala dihasilkan di daerah Jawa Barat.

e) Rotan dihasilkan dari daerah Kalimantan, Sumatera Barat, Sumatera

Utara.

d. Persebaran hasil peternakan

Hasil peternakan negara kita antara lain sapi, kerbau, kuda, dan

babi. Berikut ini pesebaran hasil peternakan di Indonesia.

a) Ternak sapi. Daerah penghasil ternak sapi adalah Sumatera (Aceh),

Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara Barat (Lombok dan Sumbawa).

b) Ternak kerbau. Daerah penghasil kerbau adalah Aceh, Sulawesi, dan

Jawa.

c) Ternak kuda. Daerah penghasil kuda adalah Nusa Tenggara Timur

(Pulau Sumba) dan Sumatera Barat.

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

39

d) Ternak babi. Daerah penghasil ternak babi adalah Bali, Maluku,

Sulawesi Utara (Minahasa), Sumatera Utara (Tapanuli), Jawa Barat

(Karawang)

e. Persebaran hasil perikanan

a) Budi daya udang dan bandeng, terdapat di pantai utara Jawa,Sumatera,

dan Sulawesi.

b) Daerah penangkapan ikan (nelayan tradisional dan modern) antaralain

Sumatera Timur (Bagan Siapi-api), Bengkalis untuk jenisikan terubuk.

Sedangkan ikan tenggiri, cumi-cumi, udang, rumputlaut, dan ikan

layang-layang ditangkap dari daerah Laut Jawa, Selat Sunda, Pantai

Selatan (Cilacap), Selat Bali, Selat Flores, dan Selat Makasar.

Kepulauan Maluku (Ambon) menghasilkan tiram, mutiara, dan

tongkol.

c) Budidaya ikan di darat. Budidaya ikan di darat itu ada bermacam-

macam, antara lain di tambak/empang, waduk/bendungan, sawah

(minapadi), sungai (sistem keramba), dan di danau.

2. Peta persebaran pertambangan

Kamu sudah mengetahui persebaran hasil pertanian, perkebunan,

pertanian, peternakan, dan perikanan. Sekarang kamu akan belajar

persebaran hasil pertambangan. Perhatikan tabel persebarannya berikut

ini!

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

40

PETA PERSEBARAN BAHAN TAMBANG DI INDONESIA

Gambar 2.4 Peta persebaran bahan tambang di Indonesia.

Hasil bahan tambang negara Indonesia antara lain minyak bumi,

bauksit (bijih alumunium), batu bara, besi, timah, emas, tembaga, nikel,

marmer, mangan, aspal, belerang, dan yodium. Berikut ini daerah

persebarannya.

a) Minyak bumi

Ada banyak tambang minyak bumi di Indonesia. Daerah-daerah

penghasil tambang minyak sebagai berikut:

1) Tambang minyak di pulau Sumatera terdapat di Aceh

(Lhoksumawedan Peureula); Sumatera Utara (Tanjung Pura); Riau

(Sungaipakning, Dumai); dan Sumatera Selatan (Plaju,

SungaiGerong, Muara Enim).

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

41

2) Tambang minyak di pulau Jawa terdapat di Wonokromo,

Delta(Jawa Timur); Cepu, Cilacap di (Jawa Tengah); dan

Majalengka, Jatibarang (Jawa Barat).

3) Tambang minyak di pulau Kalimantan terdapat di Balikpapan,Pulau

Tarakan, Pulau Bunyu dan Sungai Mahakam (KalimantanTimur)

serta Amuntai, Tanjung, dan Rantau (KalimantanSelatan)

4) Maluku (Pulau Seram dan Tenggara), serta

5) Irian Jaya (Klamono, Sorong, dan Babo).

b) Bauksit (bijih aluminium)

Penambangan bauksit berada di daerah Riau (Pulau Bintan) dan

Kalimantan Barat (Singkawang).

c) Batu bara

Penambangan batu bara terdapat di Sumatera Barat (Ombilin,

Sawahlunto), Sumatera Selatan (Bukit Asam, Tanjungenim),

Kalimantan Timur (Lembah Sungai Berau, Samarinda), Kalimantan

Selatan (Kotabaru/Pulau Laut), Kalimantan Tengah (Purukcahu),

Sulawesi Selatan (Makassar),dan Papua (Klamono).

Gambar 2.5 Kegiatan penambangan batu bara di Kutai Barat

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

42

d) Besi

Penambangan besi terdapat di daerah Lampung (Gunung Tegak),

Kalimantan Selatan (Pulau Sebuku), Sulawesi Selatan

(PegununganVerbeek), dan Jawa Tengah (Cilacap).

e) Timah

Penambangan timah terdapat di daerah Pulau Bangka (Sungai

Liat), Pulau Belitung (Manggara), dan Pulau Singkep (Dabo).

f) Emas

Penambangan emas terdapat di daerah Nangroe Aceh Darussalam

(Meulaboh), Riau (Logos), Bengkulu (Rejang Lebong), Sulawesi

Utara (Bolaang Mongondow, Minahasa), Kalimantan Barat (Sambas),

Jawa Barat (Cikotok, Pongkor), dan Freeport (Timika, Papua).

g) Tembaga

Penambangan tembaga terdapat di daerah Irian Jaya

(Tembagapura).

h) Nikel

Ditambang dari daerah Sulawesi Tenggara (Soroako).

i) Marmer

Ditambang dari daerah Jawa Timur (Tulungagung), Lampung,

Makassar, Timor.

j) Mangan

Ditambang dari daerah Yogyakarta (Kliripan), Jawa Bara

(Tasikmalaya), dan Kalimantan Selatan (Martapura).

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

43

k) Aspal

Ditambang dari daerah Sulawesi Tenggara (Pulau Buton).

l) Belerang

Ditambang dari daerah Jawa Barat (Gunung Patuha), Jawa Timur

(Gunung Welirang).

m) Yodium

Ditambang dari daerah Jawa Tengah (Semarang), Jawa Timur

(Mojokerto).

D. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat

dikemukakan kerangka berpkir sebagai berikut:

Proses belajar mengajar banyak faktor yang mempengaruhi

keberhasilannya antara lain penguasaan materi, kemampuan awal yang dimiliki

peserta didik, pendekatan pengajaran yang digunakan maupun ketepatan

pemilihan metode pengajaran yang digunakan perlu diadakan evaluasi.

Pendekatan dan metode mengajar yang tepat dapat menciptakan kondisi

belajar yang bermakna. Pendekatan dan model yang dipilih guru dalam

menyampaikan suatu materi pelajaran hendaknya mendukung untuk

meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Semakin tepat dan sesuai dalam

memilih model mengajar, berarti memberikan hasil yang lebih baik. Pemilihan

model Contextual Teaching Learning dimaksudkan agar dalam kegiatan

pembelajaran IPS dapat memberikan pengalaman langsung dapat memberikan

contoh dalam bentuk nyata.Pendekatan model pembelajaran ini diharapkan

Page 34: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

44

agar dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna segingga konsep

yang merka dapatkan akan lebih lama tertanam dalan ingatan mereka.

Implikasi yang diharapkan ialah dengan menggunakan model tersebut dapat

meningkatan hasil belajar pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor peserta

didik.

Kajian antara model pembelajaran, mengajar guru dan kemampuan

alaw peserta didik secara terpisah akan berpengaruh terhadap prestasi belajar

peserta didik. Penyajian materi pelajaran oleh guru yang sebelumnya telah

dirancang dan dilaksanakan dengan baik tidak akan memberi manfaat yang

berarti jika tidak didukung oleh kemampuan awal peserta didik. Prestasi belajar

yang diharapkan oleh guru dan peserta didik dengan model pembelajaran

Contextual Teaching and Learning diharapkan peserta didik dapat memperoleh

prestasi yang baik.

Pada siklus I peneliti akan melakukan penyesuaian proses pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning

(CTL). Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dan memperhatikan

pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Pada siklus II peneliti akan

melakukan evaluasi dan refleksi dari siklus I dengan menggunakan model

pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) peserta didik secara

berkelompok memperhatikan dan mendiskusikan topik yang diberikan oleh

guru.

Apabila pada siklus II sudah menunjukan perubahan atau peningkatan

yang sangat signifikan, maka penelitian cukup hanya dengan dua siklus. Akan

tetapi, apabila masih belum terlihat peningkatan, maka akan dilakukan

Page 35: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

45

perbaikan-perbaikan dari hasil evaluasi dan refleksi dari siklus II tersebut yang

akan digunakan sebagai bahan untuk melaksanakan siklus III.

Setelah menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and

Learning dalam proses belajar mengajar peserta didik tidak hanya menghafal

informasi yang diberikan oleh guru, melainkan memahami informasi yang

diberikan oleh guru. Sehingga dengan menggunakan model pembelajaran

Contextual Teaching and Learning hasil belajar peserta didik kelas IV SDN

Gunungleutik 03 pada pembelajaran IPS materi Persebaran Sumber Daya

Alam Di Lingkungan Setempat dapat meningkat. Secara sistematis alur

kerangka pemikiran dalam melaksanakan penelitian ini dapat dilihat bagan

berikut ini.

Page 36: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

46

Bagan 2.1

Menurut Suharsimi Arikuntoro (2006:24)

Kondisi

Awal

Pembelajaran bersifat

konvensional berpusat pada

guru, peserta didik pasif

dalam materi Persebaran

Sumber Daya Alam di

Lingkungan Setempat.

Tindakan Penerapan model

Contextual Teaching and

Learning

Melalui model

Contextual

Teaching and

Learning (CTL)

dapat meningkatkan

prestasi belajar pada

materi Persebaran

Sumber Daya Alam

di Lingkungan

Setempat.

Siklus II

KD : Menunjukkan jenis dan persebaran

sumber daya alam serta pemanfaatannya

untuk kegiatan ekonomi di lingkungan

setempat

Model : Contextual Teaching and Learning

(CTL)

Siswa : Menjelaskan manfaat sumber daya

alam yang ada di lingkungan setempat.

Siklus I

KD : Menunjukkan jenis dan

persebaran sumber daya alam

serta pemanfaatannya untuk

kegiatan ekonomi di lingkungan

setempat

Model : Contextual Teaching and

Learning (CTL)

Siswa : Mencatat tempat

persebaran sumber daya alam dan

jenis kegiatannya

Prestasi belajar Peserta didik

pada materi persebaran sumber

daya alam di lingkungan

setempat kelas IV SDN

Gunungleutik 03

Kondisi

Akhir

Page 37: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

47

E. Asumsi dan Hipotesis Tindakan

1. Asumsi

Metode pembelajaran yang digunakan tergantung dari tujuan

pembelajaran yang diharapkan, karakteristik peserta didik, karakteristik

sarana dan prasarana dan esensi dari materi.

Dalam pembelajaran di Sekolah Dasar kelas IV pada materi

Persebaran Sumber Daya Alam Di lingkungan setempat penggunaan model

Contextual Teaching and Learning dapat digunakan menjadi suatu

alternatif pembelajaran, karena peserta didik dapat memperoleh

pengetahuan dari semua peserta didik yang menjadikan peserta didik lebih

memahami esensi materi dibandingkan dengan materi yang diperoleh

langsung oleh guru.

2. Hipotesis

Berdasarkan asumsi diatas maka penulis menarik hipotesis sebagai

berikut :

1). Hipotesis Umum

“Penerapan Model Contextual Teaching and Learning Untuk

Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Dalam Pembelajaran IPS Materi

Persebaran Sumber Daya Alam Di Lingkungan Setempat Pada Peserta

didik Kelas IV SDN Gunungleutik 03 Kecamatan Ciparay Kabupaten

Bandung”.

2). Hipotesis Khusus

Hipotesis adalah kalimat pernyataan penelitian yang dihasilkan dari

hasil kajian teoritis dunia pustaka. Pernyataan ini merupakan jawaban

Page 38: BAB II KAJIAN TEORI - repository.unpas.ac.idrepository.unpas.ac.id/13110/4/bab2.pdf · Hakikat IPS adalah tentang menusia dan ... waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat baik dalam

48

sementara dari permasalahan yang dikaji dalam penelitian oleh (Purwadi

Suhandini, 2000:7) di akses pada tanggal 15 Juli, tersedia online pada:

http://hasanjoen/blogspot/co.id/2010 contoh/ptk-ips.html.

a. Jika guru menggunakan model pembelajaran Contextual

Teaching and Learning pada perencanaan pembelajaran IPS

materi Pemanfaatan Sumber Daya Alam Di Lingkungan

Setempat dengan pemanfaatan lingkungan sebagai media dan

sumber belajar maka aktivitas belajar pada peserta didik kelas IV

SDN Gunungleutik meningkat.

b. Jika guru menggunakan model pembelajaran Contextual

Teaching and Learningdalam penerapanpada mata pelajaran IPS

materi Pemanfaatan Sumber Daya Alam Di Lingkungan

Setempat maka peserta didik Kelas IV SDN Gunungleutik 03

akan meningkat.

c. Jika guru menggunakan model pembelajaran Contextual

Teaching and Learning pada mata pelajaran IPS materi

Pemanfaatan Sumber Daya Alam Di Lingkungan Setempat hasil

belajar peserta didik di kelas IV SDN Gunungleutik 03 akan

meningkat.