17
BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Hakekat Latihan Variasi a. Pengertian Latihan Latihan adalah penerapan dari suatu perencanaan untuk meningkatkan kemampuan olahraga yang berisikan materi dan praktek, metode dan aturan pelaksanaan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang akan di capai. Latihan itu di peroleh dengan cara menggabungkan tiga faktor yang terdiri atas itensitas, frekuensi dan lama latihan.(Suhendro 2002:504). Selagi penggunaan kedua kata tersebut dalam bahasa Indonesia belum baku, maka kata training dan latihan dalam pengertian yang berbeda. Hal ini dilandasi oleh interprestasi terhadap batasan-batasan atau definisi- definisi yang dikemukakan para ahli keolahragaan (Syafruddin 2013:19) Menurut Rothig dalam Syafruddin (2013:20) Training adalah suatu proses aksi/tindakan/perbuatan yang kompleks dari pengaruh yang terencana dan objektif dengan tujuan meningkatkan prestasi olahraga. Sedangkan Hare dalam Syafruddin (2013:20) mendefinisikan training sebagai persiapan atlet secara fisik. Teknik, taktik dan mental dengan bantuan latihan fisik (pembebanan fisik). Menurut Martin dalam Syafruddin (20013:20) mendifinisikan training merupakan suatu proses yang dikendalikan secara terencana melalui pendekatan materi,metode, dan pengorganisasian pada proses tersebut dapat dikembangkan tujuan yang diinginkan, 7 7

BAB II KAJIAN TEORI - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/742/2/bab2.pdfDalam merancang program latihan seorang pelatih harus memperhatikan prinsip ... lari, lompat, loncat, lempar,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/742/2/bab2.pdfDalam merancang program latihan seorang pelatih harus memperhatikan prinsip ... lari, lompat, loncat, lempar,

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Hakekat Latihan Variasi

a. Pengertian Latihan

Latihan adalah penerapan dari suatu perencanaan untuk meningkatkan

kemampuan olahraga yang berisikan materi dan praktek, metode dan aturan

pelaksanaan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang akan di capai. Latihan itu di

peroleh dengan cara menggabungkan tiga faktor yang terdiri atas itensitas, frekuensi

dan lama latihan.(Suhendro 2002:504). Selagi penggunaan kedua kata tersebut dalam

bahasa Indonesia belum baku, maka kata training dan latihan dalam pengertian yang

berbeda. Hal ini dilandasi oleh interprestasi terhadap batasan-batasan atau definisi-

definisi yang dikemukakan para ahli keolahragaan (Syafruddin 2013:19)

Menurut Rothig dalam Syafruddin (2013:20) Training adalah suatu proses

aksi/tindakan/perbuatan yang kompleks dari pengaruh yang terencana dan objektif

dengan tujuan meningkatkan prestasi olahraga. Sedangkan Hare dalam Syafruddin

(2013:20) mendefinisikan training sebagai persiapan atlet secara fisik. Teknik, taktik

dan mental dengan bantuan latihan fisik (pembebanan fisik). Menurut Martin dalam

Syafruddin (20013:20) mendifinisikan training merupakan suatu proses yang

dikendalikan secara terencana melalui pendekatan materi,metode, dan

pengorganisasian pada proses tersebut dapat dikembangkan tujuan yang diinginkan,

Hhhhhhhhhh11hhhh 7 7

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/742/2/bab2.pdfDalam merancang program latihan seorang pelatih harus memperhatikan prinsip ... lari, lompat, loncat, lempar,

8

perubahan-perubahan keadaan kemampuan prestasi yang kompleks, kemampuan

sikap, dan perilaku.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa training

merupakan seluruh proses persiapan atlet secara fisik,taktik dan mental (psikis) yang

direncanakan secara teratur dan sistematis guna meningkatkan kemampuan prestasi

prestasi olahraga atlet tersebut. Kemudian yang di maksud dengan seluruh proses

persiapan adalah meliputi proses yang dimulai dari menyusun suatu perencanaan

latihan, mengimplementasikan program latihan yang telah dibuat dan mengevaluasi

hasil proses latihan yang diberikan kepada atlet.(Syafruddin 2013:20)

Sementara itu yang dimaksud dengan latihan adalah suatu proses pengolahan

atau penerapan materi latihan seperti keterampilan-keterampilan gerakan dalam

bentuk pelaksanaan berulang-ulang dan melalui tuntutan yang bervariasi (Rothig

dalam syafruddin 2013 : 21). Dalam pengertian lain juga dinyatakan bahwa latihan

menunjukan pelaksanaan yang berulang-ulang dari keterampilan-keterampilan yang

terotomatisasi melalui tuntutan-tuntutan yang semakun dipersulit guna memperbaiki

kemampuan fisik. Hal ini berarti latihan merupakan realisasi atau implementasi dari

materi atau bentuk-bentuk latihan yang telah direncanakan sebelumnya (Syafruddin

2013 : 21).

Latihan adalah proses penyempurnaan berolahraga melalui pendekatan ilmiah,

khususnya prinsip-prinsip pendidikan, secara teratur dan terencana sehingga

mempertinggi kemampuan dan kesiapan olahragawan.(Hare dalam Akmarbumi,

2007:1).Menurut Bompa dalam Syafruddin (2013:24) Latihan adalah program

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/742/2/bab2.pdfDalam merancang program latihan seorang pelatih harus memperhatikan prinsip ... lari, lompat, loncat, lempar,

9

pengembangan atlet untuk bertanding, dimana penguasaan teknik yang baik akan

dapat membantu menghemat penggunaan tenaga. Ini berarti bahwa semakin hemat

dalam pemakaian tenaga yang dikeluarkan. Selain itu, penguasaan teknik yang baik

akan dapat menghemat dan mengoptimalkan penggunaan kondisi fisik.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka terlihat jelas perbedaan antara

training dan latihan. Training merupakan semua semua proses persiapan atlet mulai

dari menyusun suatu perencanaan latihan, merealisasikan, mengontrol, dan

mengevaluasi semua kegiatan yang dilakukan atau dengan kata lain merupakan

rangkaian proses yang dimulai dari menyusun program latihan sampai ke proses

evaluasi kemajuan prestasi atlet. Sedangkan latihan merupakan realisasi atau

pelasanaan/penerapan dari materi-materi latihan yang telah direncanakan

sebelumnya, atau dengan kata lain merupakan bagian dari pada training. Selain

perbedaan yang dikemukakan di atas juga terdapat persamaan dari kedua pengertian

tersebut yaitu sama-sama bertujuan untuk meningkatkan prestasi orang yang berlatih.

Menurut Ambarukmi (2007:50) kalau latihan jadi membosankan, maka

latihan itu bisa membahayakan karena di lakukan dengan konsentrasi yang rendah

dan hasilnya tentu mengecewakan. Dari pendapat di atas diketahui bahwa betapa

pentingnya kreativitas seorang pelatih dalam merancang program agar atlet atau

siswa yang dilatih tidak merasa bosan atau jenuh.

Dari pernyataan di atas dapat di simpulkan bahwa seorang pelatih harus

merancang program latihan yang dapat menambah kemampuan atlet melalui proses

berlatih yang berulang-ulang dan jumlah beban kian bertambah. Namun hal ini bisa

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/742/2/bab2.pdfDalam merancang program latihan seorang pelatih harus memperhatikan prinsip ... lari, lompat, loncat, lempar,

10

menjadi hambatan karena proses yang berulang-ulang dapat menimbulkan kebosanan

pada atlet.

Dalam merancang program latihan seorang pelatih harus memperhatikan

prinsip – prinsip latihan. Adapun prinsip-prinsip latihan tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Pertisipasi aktif.

Pencapaian prestasi merupakan usaha atlet itu sendiri dan kerja keras

pelatih, sehingga terdapat pelaksanaan program latihan untuk menghasilkan

prestasi yang tinggi. Pelatih berkewajiban untuk mendidik atlet agar memiliki

sikap bertanggung jawab, disiplin dan mandiri.

2. Perkembangan Multirateral

Prestasi yang tangguh perlu dipersiapkan melalui peletakan dasar

bangunan prestasi yang dilaksanakan pada tahap dasar yakni perkembangan

multirateral.Tahap perkembangan multirateral di letakkan pada awal program

pembinaan sebelum memasuki tahapan spesialisasi, yakni pada anak usia 6-10

tahun, bertujuan untuk mengembangkan dan mengoreksi gerak dasar (jalan,

lari, lompat, loncat, lempar, tangkap). Aktivitas latihan berupa semua jenis

olahraga dan aktivitas bermain yang mengandung gerakan : jalan, lari, lompat,

loncat, memanjat, meniti, merangkak, melempar, dan menangkap.

3. Individual

Setiap atlet memiliki potensi yang berbeda-beda dan berkarakter unik,

Setiap latihan menimbulkan respon yang berbeda pula. Untuk itu dalam

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/742/2/bab2.pdfDalam merancang program latihan seorang pelatih harus memperhatikan prinsip ... lari, lompat, loncat, lempar,

11

penyususun program latihan, pelatih pwerlu mempertimbangkan perbedaan

individual berupa faktor :

a. Keturunan, pada umumnya atlet mewarisi sifat fisik, mental dan emosi

orangtuanya

b. Umur perkembangan, kematangan (umur biologis) setiap atlet tidak

selalu sejalan dengan umur kronologisnya. Ada atlet yang lebih

matang dibanding atlet lainnya pada usia yang sama.

c. Umur latihan,setiap atlet memiliki kebugaran dan kualitas biomotor

berbeda bergantung kepada lama latihan yang telah diikutinya

4. Overload

Untuk meningkatkan kemampuan atlet perlu latihan dengan beban

lebih (overload), yakni beban yang cukup menantang atau benar-benar

membebani pada wilayah ambang batas kemampuan atlet (critical

point).Beban tersebut akan menimbulkan respon awal tubuh berupa kelelahan

bila pembebanan dihentikan maka akan terjadi proses pemulihan (recovery),

selanjutnya tubuh akan beradaptasi terhadap beban tersebut berupa

peningkatan kemampuan (Superkompensasi). Beban yang terlalu ringan tidak

akan meningkatkan kemampuan atlet sehingga prestasi akan tetap (plato),

sebaliknya beban yang terlalu beratakan menyebabkan penurunan kemampuan

atlet, prestasi menurun (involusi) dan dapat mengakibatkan terjadinya

overtraining.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/742/2/bab2.pdfDalam merancang program latihan seorang pelatih harus memperhatikan prinsip ... lari, lompat, loncat, lempar,

12

b. Latihan Variasi

Latihan bervariasi adalah bentuk latihan dengan penyajian atau pelaksanaan

kegiatan latihan dengan berbagai bentuk atau metode guna mencapai suatu tujuan.

Untuk mencapai suatu tujuan latihan sebaiknya digunakan bebrapa cara, agar dalam

latihan tidak timbul kebosanan (Irawadi, 2011: 32). Dengan penjelasan ahli tersebut

terlihat jelas bahwa latihan yang bervariasi adalah suatu cara atau metode guru atau

pelatih dalam memberikan latihan yang bermacam-macam untuk menghindari latihan

yang monoton sehingga akan memunculkan model latihan yang bervariasi yang

mampu meningkatkan pengalaman anak dalam berlatih.

Untuk kegiatan olahraga yang memiliki unsur variasi yang minim akan

membuat atlet cepat merasa bosan dalam melakukannya. Kebosanan dalam latihan

akan merugikan terhadap kemajuan prestasinya. Seorang pelatih harus kreatif dalam

menyajikan program latihan, pelatih harus pandai mencari dan menerapkan variasi

dalam latihan, misalnya dengan menggunakan alat bantu lain yang berbeda dari

biasanya, menggunakan lapangan yang berbeda dan sebagainya (Tangkudung 2006:

55). Salah satu prinsip latihan di perhatikan seorang pelatih adalah latihan variasi.

Pelatih harus dapat menyiapkan latihan yang bervariasi untuk tujuan latihan yang

sama. Selain untuk menghindari kebosanan dan kejenuhan latihan, latihan variasi

juga penting agar motivasi dan rangsangan minat berlatih tetap tinggi.

Adapun yang termasuk latihan variasi adalah sebagai berikut :

1. Sesi latihan yang keras harus diikuti oleh sesi latihan mudah / ringan.

2. Kerja keras harus diikuti oleh istirahat dan pemulihan.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/742/2/bab2.pdfDalam merancang program latihan seorang pelatih harus memperhatikan prinsip ... lari, lompat, loncat, lempar,

13

3. Latihan yang berlangsung lama harus diikuti oleh sesi latihan yang singkat.

4. Latihan yang intensitas tinggi diikuti oleh latihan yang memberikan

relaksasi.

5. Berlatih ditempat latihan yang berbeda, pindah tempat latihan.

Rencanakanlah pertandingan persahabatan.

6. Latihlah atlet dari / dengan berbagai aspek prestasi (Ambarukmi,2007: 51 ).

Berdasarkan uraian di atas dapat di jelaskan bahwa latihan bervariasi sangat

berguna dalam proses belajar di sekolah maupun ekstrakurikuler sehingga tercapai

tujuan pembelajaran dan hasil dari latihan yang di terapkan sesuai prinsip – prinsip

latihan.

Dari beberapa pernyataan di atas dan melihat ciri –ciri dari latihan variasi

dapat disimpulkan bahwa latihan variasi adalah suatu teknik penyajian latihan yang

menggunakan bentuk latihan yang beraneka ragam dengan tujuan agar tidak timbul

kebosanan latihan.

c. Tujuan Latihan Variasi

Menurut pendapat Harsono ( 2015 : 39 ) tujuan serta sasaran utama dari

latihanadalah untuk membantu atlet untuk meningkatkan keterampilan dan

prestasinya semaksimal mungkin. Untuk mencapai hal itu ada 4 aspek latihan yang

perlu di perhatikan dan di latih secara seksama oleh, yaitu (1) latihan fisik, (2)

latiham teknik, (3) latihan taktik, dan (4) latihan mental.

Rothig juga mengatakan bahwa pembuatan program latihan mempunyai

beberapa tujuan latihan yaitu : (1) meningkatkan kualitas kemampuan fisik (2)

memelihara kemampuan fisik yang sudah dimiliki (3) mengoptimalkan kemampuan

kondisi fisik ( Irawadi,2011 : 17 ). Dari pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/742/2/bab2.pdfDalam merancang program latihan seorang pelatih harus memperhatikan prinsip ... lari, lompat, loncat, lempar,

14

tujuan latihan variasi adalah untuk meningkatkan mental siswa dalam bermain

bolavoli dan untuk menghindari timbulnya kejenuhan siswa dalam berlatih. Sehingga

tujuan dalam berlatih dapat tercapai dengan baik.

d. Bentuk Latihan Variasi

Dalam pembelajaran penjaskes, terdapat beberapa bentuk atau model latihan

variasi dalam passing atas, yaitu :

1. Passing atas bergerak maju,mundur dan menyamping.

Cara melakukan :

a. Bola dilambungkan oleh teman

b. Dilakukan berpasangan

Gambar 1 : Passing atas bergerak maju,mundur dan menyamping

Roji (2007:17)

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/742/2/bab2.pdfDalam merancang program latihan seorang pelatih harus memperhatikan prinsip ... lari, lompat, loncat, lempar,

15

2. Passing atas menggunakan dua buah bolavoli

Cara melakukan

a. Bola di lambungkan oleh teman

b. Di lakukan secara bergantian dan berpasangan

Gambar 2 :Passing atas menggunakan dua buah bolavoli

Roji(2007:18)

3. Passing atas dalam bentuk barisan berbanjar berhadapan

Cara melakukan

a. Bentuk dua berbanjar dengan jarak 3 meter

b. Siswa kelompok A melakukan passing atas ke siswa kelompok B

c. Siswa yang telah melakukan passing lari kebarisan paling belakang

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/742/2/bab2.pdfDalam merancang program latihan seorang pelatih harus memperhatikan prinsip ... lari, lompat, loncat, lempar,

16

Gambar 3 : Passing atas dalam bentuk barisan berbanjar berhadapan

Roji(2007:19)

4. Passing atas dalam bentuk lingkaran

Cara melakukan

a. Siswa yang telah melakukan passing, bergerak pindah dari tengah ke

pinggir lingkaran dari pinggir lingkaran ke tengah

Gambar 4 :Passing atas dalam bentuk lingkaran

Roji(2007:19)

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/742/2/bab2.pdfDalam merancang program latihan seorang pelatih harus memperhatikan prinsip ... lari, lompat, loncat, lempar,

17

5. Passing atas melewati net

Cara melakukan

a. Siswa melakukan passing melewati net secara langsung dalam formasi

berbanjar

b. Siswa yang telah melakukan passing bergerak lari berpindah kebarisan

di hadapannya ke bagian belakang

Gambar 5 : Passing atas melewati net

Roji(2007:20)

6. Passing atas untuk melakukan umpan jarak jauh

Cara melakukan

a. Lakukan latihan dengan 4 orang siswa baris berbanjar saling

berhadapan.

b. Umpan tinggi dan umpan yang jelas ke arah teman di depannya,

setelah siswa melakukan passing pindah tempat kebelakang.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/742/2/bab2.pdfDalam merancang program latihan seorang pelatih harus memperhatikan prinsip ... lari, lompat, loncat, lempar,

18

Gambar 6 : Passing atas untuk melakukan umpan jarak jauh

Subroto(2010:80)

2.Hakekat Passing Atas

a. Pengertian Passing Atas

Dalam olahraga bolavoli bermacam-macam teknik yang di gunakan dalam

bermain, di antaranya yaitu teknik passing atas. Menurut Subroto (2010:47), Passing

adalah cara memainkan bola pertama setelah bola berada dalam permainan akibat

dari serangan lawan, service lawan, atau permainan net (cover spike dan cover

block). Passing atas adalah cara memainkan bola dengan di atas depan dahi dengan

menggunakan kedua jari tangan. Passing atas biasanya digunakan untuk memainkan

bola yang datang baik dari lawan maupun dari kawan seregu, yang memiliki ciri

melambung dan kecepatannya mudah diprediksi. Di samping itu, passing atas juga

sering digunakan untuk memainkan bola yang mementingkan ketepatan seperti

umpan spike dan tipuan ke lawan.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/742/2/bab2.pdfDalam merancang program latihan seorang pelatih harus memperhatikan prinsip ... lari, lompat, loncat, lempar,

19

Menurut Ahmadi (2007:22) passing atas adalah upaya seorang pemain dengan

mengarahkan tangan ke atas dengan bola untuk memberikan bola kepada teman

seregunya untuk di mainkan di lapangan sendiri. Sedangkan menurut Mahardika

(2015:6), passing atas bolavoli adalah jari-jari tangan terbuka lebar dan kedua tangan

membentuk mangkuk hamper saling berhadapan. Sebelum menyentuh bola, lutut

sedikit ditekuk sehingga tangan berada di muka setinggi hidung. Sudut antara siku

dan badan kurang lebih 45º. Bola disentuhkan dengan cara meluruskan kedua kaki

dengan lengan.

Berdasarkan kutipan di atas dapat di simpulkan bahwa passing atas dalam

bolavoli merupakan hal yang sangat penting dalam latihan maupun pertandingan.

Karena passing atas ini disamping membuat pola penyerangan juga bisa memberikan

poin kepada tim dengan gerakan tipuan passing atas. Passing atas juga digunakan

untuk memberi umpan kepada teman seregu untuk di smash ke pihak lawan.

b. Teknik passing atas

Teknik adalah prosedur yang telah dikembangkan berdasarkan praktek, dan

bertujuan mencari penyelesaian suatu masalah pergerakan tertentu dengan cara yang

paling ekonomis dan berguna ( Beutelstahl, 2009 : 8 ). Teknik dasar bermain

memberikan inspirasi yang lebih segar kepada siswa yang sedang mempelajari

permainan bolavoli. Model mengajar ini memungkinkan siswa untuk menyadari

keterkaitan antara bakat, minat, dan kemampuan sewaktu melakukan permainan

bolavoli terhadap prestasi belajar yang ia miliki. Pendekatan ini menekankan

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/742/2/bab2.pdfDalam merancang program latihan seorang pelatih harus memperhatikan prinsip ... lari, lompat, loncat, lempar,

20

pengalaman pada siswa untuk melihat dan bahkan merasakan relevansi keterampilan

teknik pada situasi bermain bolavoli yang sebenarnya.

Cara melakukan passing atas adalah sebagai berikut: (Subroto 2010: 48)

Sikap permulaan

Posisi siap normal, yaitu berdiri menghadap kearah bola,kaki dibuka selebar bahu,

salah satu kaki ke depan, berat badan bertumpu pada tapak kaki bagian depan, lutut

agak sedikit ditekuk dengan badan sedikit membungkuk, segera bergerak kearah

jatuhnya bola, kedua tangan diangkat lebih tinggi dari dahi, kedua jari tangan dibuka

lebar membentuk setengah bulatan bola, ibu jari dan telunjuk membentuk segi tiga.

Pelaksanaan

Tepat saat bola berada di atas depan dahi, luruskan kedua lengan dengan gerakan

agak melencut (eksplosif) untuk segera mendorong bola. Perkenaan bola pada bagian

ujung jari tangan,terutama ujung jari ibu jari, telunjuk, dan jari tengah. Ujung jari

lainnya membantu menahan bola. Pada waktu perkenaan, ujung jari ditegangkan,

kemudian diikuti dengan gerak fleksi perdelangan tangan.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/742/2/bab2.pdfDalam merancang program latihan seorang pelatih harus memperhatikan prinsip ... lari, lompat, loncat, lempar,

21

Gerak lanjutan

Setelah bola memantul dengan baik, lanjutkan dengan meluruskan kedua lengan ke

depan atas dan lutut sebagai gerak lanjutan , diikuti dengan memindahkan berat badan

ke depan, dan segera kembali ke posisi siap normal.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/742/2/bab2.pdfDalam merancang program latihan seorang pelatih harus memperhatikan prinsip ... lari, lompat, loncat, lempar,

22

c. Faktor Yang mempengaruhi Hasil Passing Atas Bola Voli

Passing atas merupakan salah satu bentuk keterampilan yang memiliki unsur

gerakan yang cukup kompleks. Kompleksnya gerakan passing atas tersebut dapat

mengakibatkan siswa sering melakukan kesalahan. Menurut Barbara (2004: 54)

faktor penghambat pemain dalam melakukan passing atas adalah : (1) Pemain tidak

menempatkan dirinya di belakang bola dengan bahu sejajar dengan sasaran sebelum

menerima bola (2) Pemain mencoba untuk menerima bola dengan tangan dan kaki

yang lurus.

Adapun kesalahan-kesalahan dalam melakukan passing atas yang sering di

lakukan oleh pemain adalah :(1) Bola menyentuh telapak tangan dan tertahan (2)

Bola bergerak ke atas, bukan meninggi ke depan (3) Mengalami kesulitan dalam

mengarahkan bola ke arah sasaran (4) Bola berputar terlalu keras (5) Umpan

menyeberangi net ke arah daerah lawan (6) Bola bergerak ke net (7) Bola tidak

sampai ke pinggir lapangan (8) Mengumpan bola terlalu rendah. (Barbara 2004: 55)

B. Kerangka Pemikiran

Passing atas merupakan proses pengoperan bola pada pengumpan tim yang

bertujuan untuk membentuk serangan ke tim lawan. Passing atas merupakan

tindakanyang dilakukan oleh pemain untuk memberikan umpan kepada teman seregu

untuk melakukan serangan kelawan atau menyerang lawan.Passing atas dilakukan

dengan cara membuka jari-jari tangan menghadap keatas dan kaki agak ditekuk

sedikit.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI - repository.uir.ac.idrepository.uir.ac.id/742/2/bab2.pdfDalam merancang program latihan seorang pelatih harus memperhatikan prinsip ... lari, lompat, loncat, lempar,

23

Untuk mendapatkan passing atas yang baik, diperlukan kelenturan jari-jari

tangan yang baik.Karena kelenturan jari-jari tangan sangat berperan penting dalam

melakukan passing atas dalam permainan bolavoli.Passing atas bisa dilatih dengan

memberikan berbagai bentuk latihan variasi, dan dengan penguasaan teknik yang

baik dan benar. Dengan latihan variasi yang terprogram dan sistematis serta dengan

penguasaan teknik yang baik dan benar tentu akan berpengaruh terhadap hasil

passing atas seseorang atau pemain.

Passing atas bisa ditingkatkan dengan memberikan berbagai bentuk latihan

variasi terutama latihan variasi yang berhubungan dengan passing atas. Berdasarkan

asumsi diatas penulis dapat mengemukakan kerangka penelitian sebagai berikut

“semakin banyak latihan variasi yang diberikan makan akan berpengaruh terhadap

kemampuan passing atas permainan bolavoli siswa ekstrakurikuler di SMPN 1

Gunung Sahilan Kabupaten Kampar”.

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan gambaran di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai

berikut :Terdapat pengaruh latihan variasi terhadap kemapuan passing atas permainan

bolavoli siswa ekstrakurikuler di SMPN 1 Gunung Sahilan Kabupaten Kampar.