43
11 BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUAN Keadilan merupakan suatu nilai moral di dalam kehidupan bermasyarakat, yang selalu diimpikan oleh setiap manusia ada di dunia ini, karena merupakan nilai yang dapat mengatur relasi yang baik antar individu, relasi dalam hal ini adalah menghargai dan menghormati hak masing-masing individu, melihat orang lain sebagai sesama ciptaan Tuhan yang patut untuk diperlakukan sama dan sederajat, tidak adanya intervensi terhadap sesama tetapi memberikan kebebasan untuk berkarya dan berkreasi, tidak adanya diskriminasi, dan sebagainya sehingga keadilan berguna dan bermanfaat bagi semua warga masyarakat. Untuk memahami lebih mendalam mengenai konsep keadilan sosial dalam kitab Amos 6:1-7 dalam perspektif teori keadilan. Terlebih dahulu saya akan memaparkan mengenai teori-teori keadilan. Teori-teori keadilan yang akan dikaji di sini adalah teori-teori keadilan modern. Membicarakan mengenai keadilan, tentu sudah bukan hal yang baru dan asing, Aristoteles, Ulpianus, dan tokoh-tokoh keadilan lainnya telah membahas akan hal tersebut, yang kemudian terus berkembang oleh para penerusnya hingga saat ini, demi menjawab persoalan sosial yang terjadi dalam konteksnya masing-masing. Misalnya saja, konsep keadilan yang dikembangkan oleh Notohamidjojo, yang mana bertolak dari pemikirannya Ulpianus yakni keadilan akan terwujud apabila setiap orang mendapatkan hak dan bagiannya masing-masing.

BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

11

BAB II

KAJIAN TEORITIK

2.1. PENDAHULUAN

Keadilan merupakan suatu nilai moral di dalam kehidupan bermasyarakat, yang selalu

diimpikan oleh setiap manusia ada di dunia ini, karena merupakan nilai yang dapat mengatur

relasi yang baik antar individu, relasi dalam hal ini adalah menghargai dan menghormati hak

masing-masing individu, melihat orang lain sebagai sesama ciptaan Tuhan yang patut untuk

diperlakukan sama dan sederajat, tidak adanya intervensi terhadap sesama tetapi memberikan

kebebasan untuk berkarya dan berkreasi, tidak adanya diskriminasi, dan sebagainya sehingga

keadilan berguna dan bermanfaat bagi semua warga masyarakat. Untuk memahami lebih

mendalam mengenai konsep keadilan sosial dalam kitab Amos 6:1-7 dalam perspektif teori

keadilan. Terlebih dahulu saya akan memaparkan mengenai teori-teori keadilan. Teori-teori

keadilan yang akan dikaji di sini adalah teori-teori keadilan modern.

Membicarakan mengenai keadilan, tentu sudah bukan hal yang baru dan asing,

Aristoteles, Ulpianus, dan tokoh-tokoh keadilan lainnya telah membahas akan hal tersebut, yang

kemudian terus berkembang oleh para penerusnya hingga saat ini, demi menjawab persoalan

sosial yang terjadi dalam konteksnya masing-masing. Misalnya saja, konsep keadilan yang

dikembangkan oleh Notohamidjojo, yang mana bertolak dari pemikirannya Ulpianus yakni

keadilan akan terwujud apabila setiap orang mendapatkan hak dan bagiannya masing-masing.

Page 2: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

12

Dalam bukunya “Kreativitas yang Bertanggungjawab”, Notohamidjojo memahami

keadilan dalam enam1 bagian yang sebelumnya juga telah diuraikan oleh Aristoteles yakni; 1)

Justitia cummutativa; di mana masing-masing individu menerima bagiannya dengan mengingat

persamaan, misalnya prestasi dibalas dengan prestasi atau jasa dibalas dengan jasa. Artinya

bahwa dapat dikatakan adil apabila setiap orang diperlakukan sama tanpa memandang

kedudukan dan sebagainya. 2) Justitia distributiva; merupakan keadilan yang memberikan

kepada masing-masing bagiannya dalam memperhitungkan perbedaan mutu atau kualitas setiap

manusia. pada umumnya keadilan seperti ini diterapkan dalam lapangan hukum publik, dalam

arti pemerintah membagi/memberi kewajiban bagi warganya berdasarkan kualitasnya.3) Justitia

vindicativa; setiap individu berhak mendapat ganti rugi yang sebanding dengan kejahatan atau

pelanggaran yang dialaminya ataupun sebaliknya apabila ia yang melakukan kejahatan, ia berhak

untuk menggantinya. 4) Justitia creativa; setiap individu diberikan kebebasan untuk berkreasi

sesuai dengan daya kreativitasnya. 5) Justitia proctectiva; setiap manusia berhak mendapat

perlindungan secara pribadi dan yang terakhir adalah6) Justitia legalis; keadilan ini menuntut

ketaatan kepada undang-undang negara yang adil.

Pendekatan Notohamidjojo dengan bertujuan untuk memberikan kepada setiap individu

hak dan bagiannya, kebebasan untuk berkreasi tanpa ada intervensi dari pihak manapun, dan

setiap hak dan kebebasan dari setiap individu tentunya harus dilindungi oleh hukum atau

1Pemahaman akan keadilan menurut Notohamidjojo dikutip dari Ulpianus dan hukum Romawi (Justianus)

yakni justicia, bahwa keadilan merupakan “kehendak yang menetap untuk memberikan kepada masing-masing

haknya atau bidangnya” (Justicia est constants et purpetua volunts ius suum cuique Tribuens). O. Notohamidjojo,

Kreativitas yang Bertanggungjawab, (Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana, 2011), 637-638. Sebelumnya

Aristoteles mendekati masalah keadilan dari segi persamaan dan membaginya dalam lima (5) bagian tanpa justitia

proctiva yang baru ditambahkan oleh Notohamidjojo sehingga menjadi enam bagian. Bandingkan Elisabeth

Nurhaini Butarbutar, Konsep Keadilan dalam Sistem Peradilan Perdata, Mimbar Hukum Volume 21, Nomor 2, Juni

2009, 365.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

13

undang-undang negara yang adil. Jika hal tersebut yang dilakukan maka, kehidupan yang adil

dan damai akan terwujud dalam kehidupan bermasyarakat.

Notohamidjojo dalam pemahamannya mengenai keadilan, membaginya dalam enam

bagian, sedangkan Karen Lebacqz, memahami keadilan dalam enam pendekatan2 yakni; 1.

Utilitarian menurut John Stuart Mill, penekanannya pada bagaimana suatu tindakan dapat

memberikan manfaat yang maksimal atau sebesar-besarnya bagi semua; 2. Teori Kontrak

menurut John Rawls, baginya keadilan berarti memberikan kepada masing-masing individu

sesuai dengan struktur dasar yang dapat menguntungkan pihak-pihak yang kurang beruntung

(batasannya adalah kesetaraan hak-hak politik, kesetaraan kesempatan, dan pelestarian yang adil

bagi generasi masa depan); 3. Teori Hak menurut Robert Nozick, di mana keadilan berarti bahwa

setiap individu diberikan kebebasan untuk memilih sesuai dengan dengan hak dan keinginan

masing-masing; 4. Pendekatan Katolikisme, menurut aliran ini, keadilan berarti memberikan

kepada masing-masing individu sesuai dengan martabat mereka sebagai makhluk ciptaan Allah;

5. Pendekatan Protestan menurut Reinhold Niebuhr, keadilan berarti memberikan kepada

masing-masing individu sesuai prinsip kebebasan, khususnya kesetaraan, yang diimbangi kasih

dan keadilan, dan ke-6. Pendekatan Teologi Pembebasan menurut Jose Porforio Miranda,

keadilan berarti memberikan kepada masing-masing individu sesuai dengan campur tangan

Tuhan di dalam sejarah, dalam membebaskan orang miskin dan tertindas.

Lanjutnya, dalam enam pendekatan tersebut dapat dipersempit hanya menjadi dua bagian

yakni Liberalisme (utilitarian, teori kontrak, dan teori hak), yakni memberikan kebebasan pada

setiap individu atau kelompok untuk mendapatkan bagian dan haknya tanpa terkecuali dan pada

2Karen Lebacqz, Teori-teori Keadilan: Analisis Kritis Pemikiran J.S. Mill, J. Rawls, R. Nozick, R. Niebuhr,

J.P. Miranda (Bandung: Nusa Media, 2014), 3.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

14

akhirnya dapat memberikan manfaat bagi semua anggota masyarakat; dan teologi Kristen

(katolikisme, protestanisme, dan teologi pembebasan), dimana setiap individu-individu dalam

suatu masyarakat diperlakukan dengan penuh kasih, setara, dan adil sebagai makhluk ciptaan

Tuhan yang sama derajatnya. Intinya dari pendekatan yang digunakan oleh Lebacqz ialah

mengutamakan pada kebebasan individu maupun kelompok dalam menerima hak dan bagiannya

sebagai makhluk ciptaanTuhan yang sama kedudukannya.

Setelah melihat pada pemahaman dari Notohamidjojo, yang bertolak dari para tokoh-

tokoh pendahulu teori keadilan. Thobias Messakh dalam bukunya “Konsep keadilan dalam

Pancasila”, membangun konsep keadilannya dalam pendekatan keadilan modern yang dalam

delapan pendekatan3 yakni; 1. Keadilan Liberal dari Robert Nozick, mengutamakan pada hak

kebebasan individual dalam proses perolehan dan pemilikan perorangan. 2. Keadilan Sosialis

dari Kai Nielsen. Konsep keadilannya berdasarkan pada konsep mengenai ekualitas

(kesederajatan), yang merupakan nilai paling utama dalam konsep keadilan sosialisme. 3.

Keadilan Kesejahteraan perspektif Utilitarian dari John Stuart Mill. Penekanannya ialah

kebebasan untuk mendatangkan kebahagiaan dan sebesar-besarnya jumlah warga masyarakat

harus mampu memperoleh kebahagiaan. Kebebasan tidak dihargai pada dirinya sendiri, tetapi

berdasarkan manfaatnya. 4. Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John

Rawls. Konsep keadilan ini lebih melihat pada kesejahteraan dan perlindungan hak bagi

kelompok masyarakat yang paling kurang beruntung; 5. Keadilan Komunitarian dari Michael J.

Sandel. Titik berangkat dari konsep komunitarian adalah masyarakat, dengan prioritas paling

utama adalah kebaikan bersama (common good) artinya bahwa, segenap warga masyarakat

sebagai satu keutuhan merupakan tujuan paling utama; 6. Keadilan Gerakan Perempuan dari

3Thobias A. Messakh, Konsep Keadilan dalam Pancasila (Salatiga: Satya Wacan University Press, 2007),

34.

Page 5: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

15

Susan Moeller Okin. Tujuannya adalah untuk menghargai dan melindungi kemanusiaan terutama

perempuan dan anak-anak; 7. Keadilan dalam perspektif Kristen menurut Reinhold Niebuhr dan

8. Karen Lebacqz. Keduanya sama-sama menjadikan realitas kehidupan manusia, dosa, dan

ketidakadilan, sebagai titik berangkat konsep keadilan.

Melihat pada pendekatan yang ditawarkan oleh Messakh, dari ke-8 teori keadilan tersebut

jika dibandingkan dengan pendekatannya Lebacqz, ada beberapa pendekatan yang sama,

misalnya pendekatan Utilitarian dari Mill, Libertarian dari Nozick, dan Kontrak sosial dari

Rawls, maupun pendekatan dari perspektif Kristen. Namun ada beberapa pendekatan dari

Messakh, yang tidak ada pada pendekatan yang diusung oleh Lebacqz, yakni feminisme dari

Susan Okin, Sosialis dari Nielsen, dan Komunitarian dari Sandel. Jadi, dari kedelapan

pendekatan yang ditawarkan oleh Messakh bila digabungkan dengan pendekatan dari Lebacqz

maka, saya melihat sebenarnya hanya ada lima pendekatan yakni; 1. Kesejahteraan perspektif

Utilitarian; 2. Libertarian; 3. Kesejahteraan perspektif Kontrak Sosial; 4. Sosialisme, yang di

dalamnya terkandung Komunitarian, Feminisme, dan Sosial. Penggabungan ini dengan alasan

bahwa inti permasalahan yang digumuli dari ketiga pendekatan ialah bagaimana setiap manusia

diperlakukan setara dan sederajat (equality) di dalam kehidupan bermasyarakat; 5. Perspektif

Kristen. Maka, dalam penulisan saya akan memaparkan lima pendekatan mengenai keadilan,

bukan berarti bahwa kelima pendekatan inilah yang paling benar dari semua teori keadilan yang

ada, tetapi setidaknya menjadi pintu masuk bagi saya untuk dapat memahami konsep keadilan

dalam Amos 6:1-7.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

16

2.2. TEORI-TEORI KEADILAN

2.2.1. Teori Keadilan Menurut Robert Nozick

Konsep keadilan Nozick adalah sebuah konsep yang berangkat dari keadilan Individual,

didukung oleh teori kontrak sosial John Locke yang berpandangan bahwa setiap orang

merupakan insan yang bebas mengatur dan mengurus kehidupannya sesuai dengan kehendaknya

sendiri, tanpa bergantung pada orang lain atau kehendak dari institusi sosial manapun, artinya

bahwa kebebasan setiap individu haruslah dihormati dan dihargai dalam kehidupan

bermasyarakat, namun pada sisi yang berbeda kebebasan individu tidak boleh membahayakan

kehidupan, kebebasan, dan harta milik sesamanya.4

Bagi Nozick tujuan dari kehidupan bermasyarakat adalah perlindungan terhadap hak

individual setiap warga masyarakat. Setiap individu memiliki kebebasan untuk mengatur dan

mengurus kehidupannya. Dalam konteks tersebut, negara tidak begitu diperlukan sebab baginya

negara diperlukan hanya untuk membantu setiap orang melindungi hak-hak individualnya.5

Artinya bahwa kepentingan individual merupakan perhatian utama dari Nozick, kebebasan dari

setip individu-individu untuk memperoleh hak-hak dan bagiannya harus didukung dan dilindungi

oleh negara sehingga kebebasannya tidak diganggu maupun mengganggu kebebasan orang lain.

Konsep keadilan seperti ini, jika dikaitkan dengan pendekatan Notohamidjojo disebut sebagai

justicia protectiva bahwa dalam suatu masyarakat setiap manusia secara pribadi diberikan

kebebasan dan kebebasan tersebut harus dihargai dan dihormati bahkan kebebasan tersebut

diberi perlindungan sehingga tidak disewenang-wenangkan dalam batas-batas tertentu oleh

siapapun. Selain justitia protectiva, pendekatan yang hampir sama dengan konsep keadilan

4Robert Nozick, Anarchy, State and Utopia (Chicago: Basic Books, 1974), 10.

5Thobias Messakh, Konsep Keadilan dalam Pancasila., 34.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

17

Nozick adalah justitia creativa, dimana kebebasan individu masih menjadi prioritas yang utama

dimana setiap kebebasan individu tersebut diberikan kebebasan untuk berkereasi sesuai dengan

daya kreativitasnya masing-masing tanpa ada intervensi dari pihak lain.

Inti konsep keadilan Nozick adalah setiap orang tidak boleh dikorbankan oleh siapapun,

termasuk negara dalam mencapai sesuatu tanpa persetujuan dari pribadi itu sendiri. Walaupun

dapat dikatakan demi kepentingan bersama/kepentingan umum. Karena itu Nozick tidak

mengenal kepentingan umum atau kepentingan atas nama masyarakat. Dengan demikian berarti

bahwa, apabila semua tindakan yang dilakukan selagi tidak mengorbankan dan memanfaatkan

orang lain dalam masyarakat tersebut, maka tidak akan ada saling menyakiti, saling

mnengganggu maupun saling membunuh, dikarenakan masing-masing individu hidup menurut

kehendaknya masing-masing.6

Dalam realitas hidup bermasyarakat ada masyarakat yang mampu memanfaatkan hak

kebebasannya untuk mensejahterahkan dirinya, tetapi ada pula yang tidak mampu memanfaatkan

hak kebebasannya dalam persaingan “pasar cari untung” sehingga ia jatuh miskin dan menderita.

Nozick tidak peduli terhadap realitas sosial. Namun pada sisi yang sama, dalam penegakan pasar

cari untung ini, kemungkinan besar hilangnya penghargaan akan orang lain sebagai sesama

ciptaan Tuhan yang mulia. Jadi, orang tidak lagi melihat sesamanya sebagai subjek-subjek

melainkan subjek-objek, karena meskipun ada sesama yang menderita kelaparan karena merugi

dalam pasar tersebut, hal tersebut dipandang tetap adil, selagi masih dalam proses yang adil.7

Konsep keadilan Nozick selain tidak peduli terhadap mereka yang paling kurang

beruntung dalam masyarakat dan pembatasan terhadap daya eksploitasi kelompok kuat dalam

6Ibid., 36.

7Karen Lebacqz, Teori-teori Keadilan., 97.

Page 8: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

18

masyarakat, walaupun sebenarnya konsepnya merupakan perlindungan bagi kebebasan

individual setiap manusia, justru akan mengakibatkan ketidak-bebasan bagi mereka yang lemah

dalam masyarakat.8 Melihat akan hal tersebut, tentunya menjadi suatu pertanyaan besar,

dimanakah peran negara? Menjawab pertanyaan tersebut, Nozick menekankan hak keotonomian

individu yang sedemikian kuat sehingga keterlibatan negara dalam hal ini kehidupan

bermasyarakat harus sekecil mungkin. Maka dapat dikatakan bahwa tugas negara hanyalah

menjadi penjaga bukan menentukan sesuatu.9 Negara tidak dapat melarang setiap individu

tersebut dalam mencapai kebebasannya. Negara hanya bertugas dalam menjaga dan melindungi

individu-individu agar tidak terjadi tindakan yang mengorbankan individu-individu tersebut.

Jadi masyarakat yang dimaksud bukanlah sebuah masyarakat yang bekerja sama, atau

masyarakat yang mengutamakan kepentingan bersama, namun menurut Nozick masyarakat yang

dimaksud adalah masyarakat yang berjuang sendiri-sendiri, tanpa mengganggu kepentingan

orang lain dalam memilhara kepentingan kehidupannya.

Dengan demikian, yang ada hanyalah kepentingan individu-individu dengan kepentingan

individualnya. Hal ini disebabkan oleh karena setiap kepentingan individual memiliki nilai yang

tinggi yang tidak bisa ditawar-menawar. Hal ini menurut Galston, sebagai hyperindividualisme

yaitu pandangan yang secara berlebihan menekankan keterpisahan antar individu dalam

masyarakat. Dalam pandangan ini setiap individu hanya mengejar kepentingannya sendiri-sendiri

tanpa peduli pada kepentingan bersama dalam masyarakat.10

8Thobias Messakh, Konsep Keadilan dalam Pancasila., 42.

9Robert Nozick, Anarchy, State, and Utopia.,51.

10William A. Galston, Justice and Human Good (Chicago and London: The University of Chicago Press,

1980), 3.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

19

Menurut Nozick, dalam masyarakat dimana beberapa orang hidup melimpah ruah

sedangkan orang lain hidup menderita tentulah suatu keadaan yang tidak setara, tidak merata,

dan tidak ideal, karena itu diperlukannya kejelian untuk melihat keadaan sosial secara jernih.

Baginya, suatu bentuk ketidakadilan apabila orang kaya tadi dipergunakan hanya sebagai sarana

atau alat untuk memenuhi kebutuhan orang miskin demi mengatasi kemiskinan.11

Nozick

menyetujui bahwa dalam membantu orang miskin merupakan panggilan moral dan kewajiban

solidaritas hidup bermasyarakat, tetapi di lain pihak perlu juga kajian mendalam untuk

memahami mengapa anggota masyarakat tersebut menjadi miskin. Apakah kemiskinan yang

mereka alami adalah karena kemalasan atau kegagalannya dalam membenahi diri dan

sebagainya. Dengan demikian Nozick tetap mengedepankan pandangan Kant mengenai filsafat

moral.12

2.2.1.1. Konsep Keadilan Berdasarkan Hak Perolehan dan Pemilikan Individu yang Bebas.

Konsep keadilan Nozick berdasarkan pada hak kepemilikan individu yang bebas untuk

memperoleh dan memiliki secara personal apa yang menjadi kebutuhan hidupnya. Dalam konsep

keadilannya, Nozick membentuk sebuah prinsip dasar yakni apapun yang dilakukan/apapun yang

dimunculkan dari sesuatu yang adil melalui cara-cara yang adil adalah adil, oleh karena itu

apabila dalam sebuah masyarakat ada yang kaya dan ada yang miskin, tidak akan menjadi

masalah selagi kekayaan tersebut diperoleh dengan adil.13

Misalnya dalam contoh pemain basket

oleh Nozick,14

setiap orang ingin menonton permainan basket, namun masing-masing orang

harus memberikan $ 1. Tidak perlu melihat apakah setelah orang tersebut memberi dia miskin

11

K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis (Yogyakarta: Kanisius, 2000), 106. 12

Bagi Kant, penilaian dan tindakan moral harus dapat dibenarkan oleh dengan argumentasi yang rasional.

Hal inilah yang kemudian dipakai oleh Nozick dalam menganalis teori keadilannya. Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh

Etika Sejak Zaman Yunani sampai Abad ke-19 (Yogyakarta: Kanisius, 2013), 141. 13

Robert Nozick, Anarchy, State and Utopia.,150. 14

Karen Lebacqz, Teori-teori Keadilan., 97.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

20

atau kaya, baginnya hal tersebut adalah adil, karena pada satu sisi si pemain basket telah

memberikan pertontonan basket bagi mereka, dan pada sisi yang berbeda penonton harus

membayar karena mereka telah menonton permainan tersebut. Walaupun setelah itu si pemain

semakin kaya dari mereka, Nozick melihat bahwa kesenjangan seperti ini tetap adil karena mucul

dari hal-hal yang adil.

Konsep dengan contoh seperti ini, jika dilihat dalam pendekatannya Notohamidjojo,

merupakan keadilan distributif (justitia distributive) dan keadilan komutatif (justitia

kommutativa). Di dalam proses distribusi akan tampak ada dua pihak, yaitu pembagi dan

penerima. Di sini posisi pembagi kelihatan lebih tinggi dibandingkan dengan penerima. Ditinjau

dari sudut pertukaran, pekerja menukarkan tenaganya dengan uang. Analogi pertukaran jasa

dengan uang ini mirip dengan proses jual beli barang. Pihak pertama memiliki barang atau jasa

dan pihak lain memiliki uang. Persamaan prinsip keadilan distributif dengan keadilan komutatif

akan menjadi sangat jelas bila kaidah distribusi yang digunakan adalah ekuitas pada hubungan

dua pihak. Tentunya pandangan ini sangat berbeda jauh dari apa yang ditekankan oleh Rawls

yang mana ia lebih mengutamakan pada mereka yang paling kurang beruntung dalam

masyarakat. Mereka yang memiliki kelebihan harusnya membagi dengan mereka yang kurang

beruntung tersebut. Jelasnya, Nozick menolak semua prinsip keadilan yang mengatur akan

kesetaraan kepemilikan, karena menurutnya prinsip seperti ini hanya melihat pada hasilnya saja

dan mengabaikan proses dalam mencapai hasil tersebut.

Konsep keadilan Nozick juga bertolak dari pemikiran John Locke, mengenai keadilan

yang didasarkan pada hak kebebasan Individu dalam memperoleh dan memiliki secara personal

apa yang menjadi kebutuhan hidupnya. “Saya bebas untuk memperoleh apapun dengan cara

apapun selain tidak mengganggu orang lain dalam prosesnya. Karena tidak adil bagi saya untuk

Page 11: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

21

mencapai sesuatu yang begitu terbatas, karena pencapaian tersebut akan memperburuk kondisi

orang lain. Tidak adil apabila saya mengambil sesuatu yang terbatas dan meniadakan pada orang

lain dan tentu hal tersebut akan sangat menyakiti atau memperburuk keadaan orang lain”.15

Dalam bukunya, Anarchy, State, and Utopia, yang menjadi sorotan Nozick adalah

mengenai pajak. Pajak baginya ekuivalen dengan kerja paksa. Membayar pajak sama seperti

dipaksa bekerja demi orang lain.16

Karena itu ia sangat mengkritik prinsip keadilan distributif

yang menuntut pajak walaupun dengan alasan untuk memberikan pada pihak-pihak yang kurang

beruntung, tetap saja bagi Nozick, merupakan sebuah pemaksaan atau perampasan hak orang lain

dan akan merusak secara moral. Karena itu, baginya keadilan bukanlah „distributif‟ melainkan

sepenuhnya bergantung pada pencapaian dan pengalihan kepemilikan yang adil.

Mengenai kekayaan alam, bagi Nozick setiap individu dalam menjalani kehidupannya,

memiliki kemampuan dan tenaga dalam menggali/menggarap kekayaan alam bagi kehidupannya

masing-masing.17

“Siapa yang rajin tentu dia mendapatkan hasil yang banyak sedangkan siapa

yang malas tentunya dia akan jauh dari kehidupan yang sejahtera”. Titik tolaknya bagi Nozick

yakni ia tidak menerima bahwa ada orang yang lain yang dikorbankan bagi kepentingan

bersama, “bukan manna yang diturunkan langsung dari surga, yang tinggal dibagi-bagi kepada

orang lain, sehingga tidak perlu bekerja dan mengeluarkan tenaga”. Jika melihat ini dalam

keseharian kita, tentu tidak jauh berbeda karena, bagaimana bisa mendapatkan sesuatu jika tidak

berusaha.

Dari penjelasan singkat di atas, jelas bahwa yang paling utama dalam konsep keadilan

Nozick adalah proses yaitu dengan cara bagaimana seseorang memperoleh atau memiliki

15

Ibid., 99. 16

Robert Nozick, Anarchy, State, and Utopia., 169. 17

Ibid., 213.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

22

sesuatu, dan ia sangat menolak keadilan sosialis yang menekankan akan kesejahteraan bersama,

sebab menurutnya konsep-konsep seperti demikian hanyalah bersifat pemaksaan, di mana orang

dipaksa untuk mengorbankan apa yang menjadi miliknya bagi kepentingan orang lain. Dengan

demikan setiap orang mempunyai hak untuk bebas mengusahakan dan memiliki apa yang

diperlukan bagi kehidupannya. Bagi Nozick negara tidak perlu mengatur “siapa dapat apa”,

tetapi negara memberikan kebebasan bagi warganya untuk berusaha dengan bebas tanpa ada

intervensi dari pihak lain, sehingga setiap individu mempunyai hak untuk dengan bebas

mengusahakan dan memiliki apa yang yang diperlukan bagi kehidupannya. Tidak boleh ada

warga masyarakat yang tanpa sepengetahuannya dan persetujuannya, hak perolehan dan

pemilikannya dikurangi untuk membantu orang lain.

Bagi saya inilah yang menarik dari pemikirannya Nozick, setiap individu diberikan hak

kebebasan untuk memiliki, bertindak dan memilih apa yang dibutuhkannya dan hak tersebut

dilindungi dan dijamin oleh negara sehingga jika ada yang melanggar akan mendapat hukuman

sehingga pengeksplotasian terhadap individu-individu dapat terhindarkan. Hal ini juga

ditekankan oleh Notohamidjojo, yang disebut justitia vindicativa, setiap individu yang

melakukan pelanggaran dan kejahatan harus dihukum sesuai dengan kejahatan yang telah

diperbuat. Karena jika tidak ada perlindungan dan jaminan dari negara maka, tidak dapat

dipungkiri bahwa dalam suatu masyarakat atau negara tidak akan terciptanya suatu persekutuan

yang adil, damai dan sejahtera, justru yang terjadi adalah eksploitasi terhadap sesama manusia,

diperalat untuk memenuhi hasrat dan kepentingan tertentu saja. Karena itu konsep keadilan

sosialis perlu hadir untuk menjawab akan persoalan tersebut yakni konsep keadilan yang

menjadikan kesederajatan dan kesetaraan sebagai nilai dasarnya.

Page 13: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

23

2.2.2. Teori Keadilan Menurut Kai Nielsen

Kesedarajatan dan kesetaraan atau perlakuan yang sama pada setiap insan manusia

merupakan nilai yang paling utama dalam konsep keadilan sosialisme. Konsep keadilan

berdasarkan pada ekualitas, menekankan pada perlakuan yang sama bagi semua manusia,

sehingga tidak terkesan bahwa ada kelompok yang kaya dan kelompok miskin, oleh karena itu,

dalam kehidupan bermasyarakat perlu untuk adanya ekualitas dalam kemampuan dan

kesempatan antar warga masyarakat untuk dapat mengelola sumber-sumber kehidupan yang

tersedia.

Dalam pengelolaannya harus ada ekual di situ; jika tidak maka akan timbulnya sistem

memonopoli dan penindasan akan sesama, bahkan akan munculnya berbagai kelas dalam

masyarakat. Oleh karena itu menurut Nielsen, tidak sekedar dalam arti hak perlindungan yang

sama bagi setiap warga masyarakat akan tetapi, terutama dalam arti adanya suatu kondisi yang

ekual bagi segenap warga masyarakat, sehingga segenap warga mampu memenuhi kebutuhannya

se-optimal mungkin sama seperti sesamanya.18

2.2.2.1. Ekualitas atau Kesetaraan

Konsep ekualitas mengandung dua arti yaitu; ekualitas sebagai tujuan dan ekualitas

sebagai hak. Ekualitas sebagai tujuan adalah kondisi yang harus dicapai. Dalam kondisi yang

harus dicapai tersebut ekualitas sebagai hak dapat ditegakkan. Prinsip ini juga yang ditekankan

oleh Niebuhr, yang melihat bahwa kebebasan dan ekualitas menjadi standar nilai dalam konsep

keadilan yang menjadikan kasih kepada sesama sebagai sumber acuan. Karena jika tidak

demikian baginya, ketidakadilan dan ketidakbebasan akan sulit bahkan tidak dimiliki oleh

18

Kai Nielsen, Equality and Liberty:A Defence of Radical Egalitarianism (New Jersey: Rowman and

Allandheld, Publisher, 1985), 283.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

24

mereka yang lemah dalam masyarakat, atau dalam bahasanya Ralws, mereka yang paling kurang

beruntung.19

Dalam konsep keadilan Nielsen, ada beberapa prinsip penting yang ditekankan yakni;

pertama, setiap individu mempunyai hak kebebasan dan kesempatan (kesempatan bekerja,

menentukan nasib sendiri, partisipasi politik dan ekonomi) yang sama dengan sesamanya.

Kedua, setiap ketentuan yang dibuat harus berdasarkan pada ketentuan nilai-nilai bersama, agar

bisa dinikmati secara bersama-sama menurut kemampuan dan kondisi personal setiap anggota

masyarakat. Artinya bahwa beban kehidupan bermasyarakat harus ditanggung secara bersama-

sama. Tujuan dari prinsip kedua Nielsen adalah untuk mengurangi kesenjangan kebutuhan

pokok, mengurangi kesenjangan barang yang menjadi sumber atau dasar perbedaan yang pada

akhirnya menimbulkan kesenjangan, juga perbedaan antara warga masyarakat.20

Sehingga dapat

dikatakan bahwa tujuan dari kedua prinsip ini adalah untuk mencapai keadaan dimana tidak ada

lagi perbedaan yang besar tetapi menciptakan kesetaraan antar warga masyarakat.

Dalam kedua prinsip tersebut, setiap orang memiliki hak untuk bagian yang sama,

kelimpahan yang cukup, hak mendapat sumber daya yang sama untuk memenuhi kebutuhan

hidup. Namun bukan berarti bahwa segenap warga masyarakat akan menggunakan haknya

tersebut. Secara rasional setiap orang akan menggunakan haknya untuk mencari kekayaan,

kekuasaan, dan sebagainya, karena mereka merasa perlu untuk mencapai apa yang mereka

inginkan, namun tidak semua yang dituntut akan sama hasilnya karena kebutuhan setiap orang

sangat berbeda. Dengan demikian kebebasan harus diberikan kepada masing-masing individu

untuk berkreasi sesuai dengan daya kreativitasnya dalam kehidupan bermasyarakat karena jika

19

D. B. Robertson, ed., Love and Justice: Selection from the Shorter Writings of Reinhold Niebuhr

(Louisville, Kentucky: Westminster/John Knox Press, 1957), 87. 20

Kai Nielsen, Equality and Liberty:A Defence of Radical Egalitarianism., 284-285. Bandingkan dengan

Thobias Messakh, Konsep keadilan dalam Pancasila, 43.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

25

kebebasan setiap individu tersebut dibatasi maka hanya akan menimbulkan problem

ketidakadilan, inilah yang oleh Notohamidjojo disebut sebagai justitia creativa.21

Artinya bahwa

setiap individu berhak dan bebas untuk melaksanakan berkreasi demi mendapatkan apa yang

diinginkan dan diperlukan sesuai kebutuhannya.

Nielsen dalam menerapkan konsep keadilannya, ia juga menekankan bagaimana adanya

moralitas cinta akan sesama. Dengan adanya moralitas cinta akan sesama tersebut bagi Nielsen

tidak akan ada kelas-kelas dalam warga masyarakat. Orang tanpa rasa cinta kepada sesamanya,

sulit untuk menerima dan menjalankan konsep keadilan ekualitas.22

Karena masyarakat yang adil

adalah menghargai dan menghormati akan orang lain sebagai sesama ciptaan Tuhan yang sama

derajatnya, meniadakan monopoli kekuasaan, kepentingan individual, perampasan hak, maupun

pemerasan dan penindasan akan sesama.23

Bagi Nielsen, dalam konsep keadilan Ekualitas ada dua prinsip atau asas yakni: pertama,

Nielsen menempatkan ekualitas kebebasan dan ekualitas kesempatan dalam satu paduan. Secara

implisit, Nielsen hendak mengemukakan bahwa kebebasan tanpa peluang sama saja dengan

tidak ada kebebasan. Jadi kebebasan akan bermanfaat jika ada ekualitas kebebasan. Dari asas

yang pertama inilah, hak dari masing-masing individu diberikan kebebasan. Misalnya: hak

menentukan nasib sendiri, hak memperoleh pekerjaan yang layak, hak berpartisipasi dalam

bidang politik dan ekonomi, dan sebagainya. artinya bahwa adanya moralitas yang menghargai

otonomi dan harga diri dari masing-masing individu. Kedua, mengatur hasil kerjasama dalam

21

O. Notohamidjojo, Kreativitas yang Bertanggungjawab., 638. 22

Pandangan Nielsen selengkapnya sebagai berikut: what I am predicting is that a person who has a good

understanding of what morality is, has a good knowledge of facts, is not ideologically mystified, takes an impartial

point of view, and has and attitude of impartial caring, would, if not conceptually confused, come to accept the

abstract egalitarian thesis. I see no way of arguing someone into such an egalitariansm so does not in this general

way have a love of humankind. Ibid.,309. 23

Bandingkan Ricardo Antoncich, Iman & Keadilan: ajaran sosial gereja dan praksis sosial iman

(Yogyakarta: Kanisius, 1990), 15.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

26

masyarakat. Hasil itu digunakan untuk membiayai berbagai perlengkapan institusional

masyarakat, dana untuk berbagai kebutuhan dan kepentingan umum, dan sisanya dibagikan

kepada anggota masyarakat berdasarkan prinsip ekualitas (disesuaikan dengan kebutuhan).

Semua anggota masyarakat juga secara ekualitas (disesuaikan dengan kemampuan dan situasi

personal) berkewajiban menanggung biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan hidup

bermasyarakat.24

Kedua asas tersebut akan dapat terlaksana apabila ekualitas dijadikan sebagai

tujuan utamanya, sebab jika tidak maka hanya akan menjadi slogan belaka.

Dengan demikian yang diperlukan di sini adalah bagaimana manusia melakukan suatu

pekerjaan yang bervariasi dan lebih pada peran sosial yang berbeda, mengembangkan peran

sosial, dan memperbaiki ketidaksetaraan dan ketidakadilan dalam posisi yang menindas dan

mendominasi bahkan mengeksploitasi sesamanya demi kepentingan-kepentingan tertentu dan

dapat mewujudkan suatu masyarakat yang semakin seimbang dan selaras dan dengan demikian

semakin adil.25

Konsep keadilan sosialis pada dasarnya melihat pada konsep ekualitas. Konsep ekualitas

mengandung dua arti yakni ekualitas sebagai tujuan dan ekualitas sebagai hak (rights). Untuk

mencapai ekualitas sebagai hak, terlebih dahulu harus diciptakan ekualitas kondisi, agar setiap

orang mampu mengakses sumber-sumber penghidupan secara ekual. Tidak ada dominasi dan

eksploitasi. Ekualitas sebagai hak merupakan isi konsep keadilan egalitarianisme, yakni: 1. setiap

orang mempunyai hak kebebasan dasar dan peluang partisipasi (ekonomi dan politik) yang ekual

dengan sesamanya; 2. beban dan hasil masyarakat ditanggung dan dinikmati secara ekual

menurut kemampuan dan kondisi personal setiap anggota masyarakat. 3. Dasar moralitas dari

24

Thobias Messakh, Konsep Keadilan dalam Pancasila.,45. 25

Franz Magnis Suseno, Kuasa & Moral (Yogyakarta: Kanisius, 2001), 64.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

27

konsep keadilan yang berdasarkan nilai ekualitas adalah cinta kepada sesama atau cinta

kemanusiaan. Implikasinya adalah bahwa orang yang tidak memiliki cinta kepada kemanusiaan,

tidak mungkin mau menerima dan mampu melaksanakan keadilan ekualitas.26

Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa kesetaraan merupakan nilai yang penting dan

utama dari konsep keadilan sosialis. Selagi masih ada penindasan, dominasi, dan eksploitasi

terhadap sesama maka selama itu juga masyarakat belum dapat dikatakan sebagai suatu

masyarakat yang adil. Dalam pandangan Nielsen bahwa tanpa ekualitas kondisi, tidak akan ada

ekualitas hak yang mana dalam kesetaraan ekonomi, masing-masing individu memiliki

kebebasan hak yang sama dalam mengelola atau mengakses sumber-sumber kehidupan yang

tersedia. Tidak ada individu atau kelompok tertentu yang sedemikian besar kekuasaannya,

sehingga pada akhirnya akan menguasai orang lain. Oleh karena itu dalam suatu masyarakat

yang berkeadilan ekualitas, faktor ekonomi dikendalikan secara ketat agar tidak terjadi monopoli

dan penindasan.

Menurut konsep keadilan sosialis, untuk mencapai masyarakat yang berkeadilan ekualitas

maka diperlukan intervensi negara, namun ia menolak bentuk-bentuk negara sistem kapitalis

karena dalam negara sistem kapitalis, manusia tidak akan melihat sesama sebagai manusia tetapi

melihatnya sebagai objek (sesuatu yang menghasilkan atau tidak). Bagi kelompok ini, negara

sosialis merupakan sistem yang lebih memungkinkan, karena dalam sistem sosialis akan

munculnya masyarakat tanpa kelas, hak perolehan dan kepemilikan dibatasi agar tidak

menimbulkan atau terciptanya dominasi dalam kehidupan bermasyarakat.

26

Thobias Messakh, Konsep Keadilan dalam Pancasila., 47.

Page 18: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

28

2.2.3. Teori Keadilan menurut John Rawls

Menurut Karen Lebacqz, teori dari Rawls yang dalam bukunya A Theory of Justice,

merupakan suatu teori alternatif mengenai keadilan dengan harapan untuk menjawab kelemahan

dari utilitarianisme, dengan tetap mengutamakan kepentingan pribadi individu tanpa

mempertaruhkan kesejahteraan atau hak-haknya demi kebaikan banyak orang, sehingga Rawls

menawarkan sebuah teori keadilan yang disebut justice as fairness.27

“Keadilan sebagai kesetaraan” dari Rawls, berdasarkan pada teori kontak sosial Jean J.

Rousseau dan teori rasional moralnya Imanuel Kant. Tujuannya dalam menggunakan teori

kontrak sosial adalah memberikan interpretasi prosedural bagi konsep Kant mengenai pilihan

otonom sebagai basis prinsip etika.28

Bertolak dari pemikiran Kant, Rawls melihat bahwa setiap

manusia sebagai insan otonom, rasional, dan moral. Sebagai insan yang otonom, setiap individu

pastinya memiliki kebebasan untuk mengatur hidupnya secara rasional tanpa ada intervensi dari

pihak manapun, artinya bebas dalam menentukan apa yang baik bagi dirinya secara rasional.29

Dan mempunyai kemampuan pertimbangan moral, kemampuan ini dimaksudkan untuk dapat

menimbang dan memutuskan suatu keputusan yang baik bagi dirinya sendiri maupun bagi

sesamanya dalam membangun kehidupan bersama dalam suatu masyarakat.

Berdasarkan pada penyampaian Kant, bahwa manusia sebagai makhluk yang rasional

tentu mempunyai kebutuhan dasarnya maing-masing yaitu: a. hak-hak akan kebebasan dasar

(misalnya kebebasan berpikir dan kebebasan nurani); b. kebebasan bergerak dan kebebasan

memilih pekerjaan; c. kekuasaan dan hak-hak prerogatif yang bertanggung-jawab; d. pendapatan

dan kekayaan; e. basis harga diri. Menurut Rawls bahwa setiap individu dalam masyarakat

27

Karen Lebacqz, Teori-teori Keadilan., 49. 28

Ibid., 50. 29

Thobias Messakh, Konsep Keadilan dalam Pancasila., 56.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

29

tentunya saling membutuhkan satu dengan yang lain, selain itu juga kebutuhan yang paling

mendasar yakni kebutuhan akan barang-barang sosial (social goods).30

Oleh karena itu, agar

kebutuhan tersebut dapat dirasakan oleh mayarakat secara adil maka terlebih dahulu harus

menyepakati asas keadilan yang dapat mengatur pendistribuan yang adil. Pendistribusian yang

adil, maksudnya adalah memberikan pada masing-masing individu sesuai dengan bagian dan

haknya seperti yang dikemukakan oleh Notohamidjojo dalam bukunya “Kreativitas yang

Bertanggungjawab”.

Pandangan Rawls mengenai masyarakat yang didasarkan pada teori kontrak sosial.

Baginya suatu masyarakat yang rasional dan bermoral akan membangun dan membentuk

masyarakat yang adil dari generasi ke generasi (a fair system of cooperation from one generation

to the next).31

Dengan tujuan agar setiap anggota masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya

secara lebih baik dibandingkan dengan bekerja secara individu dan untuk menjaga serta dapat

memilihara kerjasama sosial yang ada, maka diperlukan suatu asas yang dapat mengatur

kehidupan bersama dalam suatu masyakat yakni keadilan. Kerjasama sosial yang dimaksudkan

oleh Rawls adalah kerjasama resiprositas (timbal-balik) tidak sama dengan kerjasama yang lebih

mengutamakan kepentingan diri sendiri tetapi kepentingan bersama.32

Ketika berbicara tentang ketentuan-ketentuan sosial yang mengatur kehidupan bersama,

Rawls sebenarnya sedang menekankan upaya untuk merumuskan prinsip-prinsip yang mengatur

distribusi hak dan kewajiban di antara segenap anggota suatu masyarakat. Penekanan terhadap

masalah hak dan kewajiban, yang didasarkan pada suatu konsep keadilan bagi suatu kerja sama

sosial, menunjukan bahwa teori keadilan Rawls memusatkan perhatian pada bagaimana

30

Ibid., 62. 31

John Rawls, A Theory of Justice (Cambridge, Massachusstts: Harvard University Press, 1971), 15. 32

Ibid., 16.

Page 20: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

30

mendistribusikan hak secara seimbang di dalam masyarakat sehingga setiap orang berpeluang

memperoleh manfaat darinya dan secara nyata, serta menanggung beban yang sama. Karenanya,

agar menjamin distribusi hak dan kewajiban yang berimbang tersebut, Rawls juga menekankan

pentingnya kesepakatan yang fair di antara semua anggota masyarakat. Hanya kesepakatan fair

yang mampu mendorong kerja sama sosial.33

Demikian, kesepakatan yang fair adalah kunci untuk memahami rumusan keadilan

Rawls. Masalahnya, bagaimana kesepakatan yang fair itu bisa diperoleh? Rawls memandang

bahwa kesepakatan yang fair hanya bisa dicapai dengan adanya prosedur yang tidak memihak.

Hanya dengan suatu prosedur yang tidak memihak itulah prinsip-prinsip keadilan bisa dianggap

adil. Karenanya, bagi Rawls, keadilan sebagai fairness adalah “keadilan prosedural murni”.34

Dalam hal ini, apa yang dibutuhkan oleh mereka yang terlibat dalam proses perumusan konsep

keadilan hanyalah suatu prosedur yang tidak memihak, ataupun tidak adanya kepentingan-

kepentingan di dalamnya, karena hanya dengan begitulah akan mampu menjamin hasil akhir

yang adil.

2.2.3.1. Prinsip-Prinsip Keadilan

Rawls berpendapat bahwa, menghadirkan sebuah masyarakat yang setara atau sebuah

masyarakat yang tertata baik, yang hidup sesuai dengan aturan yang berlaku dalam masyarakat,

tentu didasarkan pada suatu prinsip keadilan dan yang juga menjadi poin utama bagi Rawls,

33

Ibid., 4-5. 34

Menurut Andre Ata Ujan, Rawls ingin menegaskan bahwa prosedural yang sifatnya tidak memihak

merupakan satu-satunya jaminan untuk suatu hasil akhir yang adil bagi semua pihak. Rawls bahkan berpendapat

bahwa prosedural seperti ini mampu menjamin lahirnya prinsip-prinsip pertama keadilan yang dapat diterima oleh

siapapun melalui refleksi sistematik atas prinsip-prinsip tersebut. Andre Ata Ujan, Keadilan dan Demokrasi: Telaah

Filsafat Politik John Rawls (Yogyakarta: Kanisius, 2001), 42.

Page 21: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

31

dalam prinsip keadilannya adalah melindungi pihak-pihak yang paling kurang beruntung dalam

masyarakat.

Ada dua Prinsip keadilan menurut Rawls35

yakni; pertama: setiap orang memiliki

sebesar-besarnya kesederajatan hak akan kebebasan sejauh yang diatur dalam sistem

kesederajatan kebebasan dasar untuk semua. Kedua: ketidak-sederajatan sosial-ekonomi diatur

sedemikian rupa sehingga: a. Bermanfaat sebesar-besarnya bagi warga masyarakat yang paling

kurang beruntung, konsisten dengan prinsip menabung yang adil, b. Dikaitkan dengan jabatan

dan posisi yang terbuka untuk semua berdasarkan syarat semua memiliki kesempatan yang adil.

Rawls mempunyai dua argumen untuk prinsip-prinsip keadilannya. Argumen yang

pertama adalah mengkontraskan teorinya dengan apa yang dianggapnya sebagai ideologi yang

kini berlaku dalam keadilan distributif yaitu, cita-cita tentang persamaan kesempatan. Ia

berpendapat bahwa teorinya lebih cocok dengan kesimpulan intuisi-intuisi tentang keadilan, dan

bahwa teorinya memberi penjelasan yang lebih baik atas cita-cita yang pasti tentang fairness.

Argumen yang kedua, Rawls mengatakan bahwa prinsip-prinsip keadilannya lebih unggul karena

merupakan hasil sebuah kontrak sosial. Ia bahkan mengklaim bahwa jika orang dalam suatu

keadaan pra-sosial tertentu dipaksa memutuskan mana prinsip-prinsip yang harus mengatur

masyarakat mereka, mereka akan memilih prinsip-prinsipnya.36

Bagi Rawls, keadilan sebagai

keberimbangan (fairness) yang dibangun di atas dua prinsip, yakni: pertama, kesetaraan hak bagi

setiap orang untuk meraih kebebasan, penunaian hak dan kewajiban; kedua, ketimpangan sosial

dan ekonomi dapat diterima sejauh hal itu memberikan keuntungan besar bagi semua orang,

khususnya bagi warga masyarakat yang paling kurang beruntung, serta tidak eksklusif pada

35

John Rawls, A Theory of Justice., 302. 36

Will Kymlicka, Pengantar Filsafat Politik Kontemporer: Kajian khusus Teori-teori Keadilan

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 73.

Page 22: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

32

segelintir orang. Meskipun Rawls, tidak mengangkat fakta ketimpangan sosial ekonomi yang

selalu melekat dalam setiap sistem kemasyarakatan, namun baginya hal itu adalah musuh besar

keadilan sosial jika menghadirkan kerugian, sekalipun bagi sekelompok kecil anggota

masyarakat.37

Kebebasan-kebebasan yang ada diharuskan setara, karena warga suatu masyarakat yang

adil mempunyai hak-hak dasar yang sama. Dari prinsip ini, dapat dilihat bahwa Rawls

menginginkan sebuah masyarakat yang adil, setara dan tidak adanya intervensi dari pihak

manapun untuk memperoleh kebebasan dasar tersebut dan dalam menjalankan kebebasan-

kebebasan dasarnya dalam meningkatkan prospek kehidupannya, terkecuali bagi mereka yang

berdasarkan undang-undang, ada hak kebebasan dasarnya dibatasi. Akan tetapi pembatasan ini

bersifat sementara dan hanya dibolehkan untuk membatasi pelanggaran terhadap hak

kesederajatan kebebasan segenap warga masyarakat.

Pada prinsip yang kedua dari Rawls, yakni keadilan bagi institusi-institusi: “Ketidak-

setaraan sosial dan ekonomi disusun sedemikian rupa agar mereka dapat, (a) memberi

keuntungan terbesar bagi pihak yang kurang beruntung, sesuai prinsip penghematan yang adil,

dan (b) dilekatkan pada jawaban dan jabatan pemerintahan yang terbuka bagi semua orang

berdasarkan kondisi kesetaraan yang adil. Ketidak-setaraan sosial dan ekonomi, contohnya

ketidak-setaraan dalam kekayaan dan otoritas, akan menjadi adil jika menghasilkan

pengkompensasian keuntungan bagi setiap orang, khususnya bagi anggota-anggota masyarakt

yang kurang bertuntung.38

Lanjutnya kelompok yang paling kurang beruntung dalam masyarakat

menjadi prioritas utamanya sehingga prospek kesejahteraan meningkat, maka otomatis dengan

37

Janianton Damanik, “Menuju Pelayanan Sosial yang Berkeadilan”, Jurnal Ilmu Sosial dan Politik, Vol.

15, Nomor 1, Juli 2011, 9-10. 38

John Rawls, A Theory of Justice., 302.

Page 23: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

33

sendirinya prospek kesejahteraan hidup kelompok masyarakat diatasnya pun mengalami

peningkatan. Oleh karena itu masyarakat sebagai persekutuan kerjasama seharusnya saling

peduli satu terhadap yang lain dan saling memberi manfaat antar anggota masyarakat sehingga

dapat terciptanya suatu masyarakat yang adil.

Dalam prinsip-prinsip tersebut, yang menjadi prioritas utama adalah prinsip ekualitas

kebebasan. Dimana kesederajatan kebebasan menjadi yang utama, artinya bahwa tidak boleh ada

individu yang dikorbankan dengan alasan apa pun. Ketidak-sederajatan kebebasan diantara

anggota masyarakat ditolerir untuk sementara sepanjang untuk mengendalikan berkembangnya

ketidak-sederajatan akan kebebasan dan menciptakan kesederajatan hak akan kebebasan yang

lebih besar dalam masyarakat. Dengan demikian berarti bahwa kesederajatan kebebasan tidak

boleh memperdalam jurang ketidakadilan sosial-ekonomi antar warga masyarakat.39

Menurut

Keraf, asumsi yang dikembangkan Rawls merupakan suatu kenyataan bahwa dalam masyarakat

dijumpai ketidaksamaan sosial ekonomis sehingga perlu diatur sedemikian rupa agar

menguntungkan terutama orang-orang yang the least advantaged. Di samping itu sekaligus pula

melekat pada jabatan-jabatan dan posisi-posisi yang terbuka bagi semua orang dalam keadaan

yang menjamin persamaan peluang yang fair. Ia menganggap keadilan sebagai kesamaan yang

fair.40

Kesamaan yang fair artinya bahwa semua atau masing-masing tersebut menerima haknya

tanpa pandang kedudukan, kelas, dan sebagainya.41

Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa konsep keadilan Rawls memusatkan

perhatiannya pada pendistribusian hak secara seimbang di dalam masyarakat sehingga setiap

orang berpeluang memperoleh manfaat darinya dan secara nyata, serta menanggung beban yang

39

Thobias Messakh., Konsep Keadilan., 59. 40

A. S. Keraf, Pasar Bebas, Keadilan, dan Peran Pemerintah (Yogyakarta: Kanisius, 1996), 103. 41

Bandingkan dengan justitia cummatativa dari Notohamidjojo.

Page 24: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

34

sama. Karenanya, agar menjamin distribusi hak yang berimbang tersebut, Rawls juga

menekankan pentingnya kesepakatan yang fair di antara semua anggota masyarakat. Hanya

kesepakatan fair yang mampu mendorong kerja sama sosial.

Menurut saya, yang menarik dari konsep keadilan yang diusung oleh John Rawls

memprioritaskan mereka yang kurang beruntung dalam masyarakat yang diperlakukan dengan

tidak adil, dan inilah yang membedakannya dengan konsep keadilan yang ditawarkan oleh

Nozick. Oleh karena itu menurut saya, peraturan-peraturan dalam masyarakat atau undang-

undang seharusnya mampu melihat persoalan yang ada dalam masyarakat sehingga mereka yang

lemah mendapatkan perlindungan serta perlakuan yang adil. Namun perhatian atau keberpihakan

pada mereka yang kurang beruntung bukan hanya mercy „rasa ibah’ tapi bagaimana mampu

memberdayakan masyarakat yang ada misalnya dengan memberikan pekerjaan, dapat bersekolah

mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dan sebagainya.

2.2.4. Teori Keadilan John Stuart Mill (Konsep Keadilan Utilitarianisme)

Utilitarianisme klasik berakar di paruh kedua abad ke-19 dan paruh kedua abad ke-20.

Mashab ini diasosiakan dengan nama-nama filsuf terkenal seperti Jeremy Bentham, James Mill,

John Stuart Mill, Henry Sidgwick dan G. E. Moore.42

Dari antara mereka para tokoh

Utilitarianisme hanya John Stuart Mill yang menghubungkan utilitarianisme dengan keadilan.

Ide dasar dari utilitarianisme yakni bahwa yang benar untuk dilakukan adalah yang

menghasilkan kebahagiaan dan kebaikan bersama seperti yang disampaikan oleh Mill,

kemanfaatan atau prinsip kebahagiaan terbesar menyatakan bahwa tindakan yang benar jika

42

Karen Lebacqz, Teori-teori keadilan., 13.

Page 25: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

35

cenderung memperbesar kebahagiaan bukan sebaliknya mengurangi kebahagiaan. Kebahagiaan

yang dimaksudkan adalah kesenangan dan bebas penderitaan atau tidak ada rasa sakit.43

Kaum utilitarian secara tradisional telah mendefinisikan utiliti dalam pengertian

kebahagiaan (happiness), dengan slogan yang umum yakni the greatest happiness of the greatest

number (kebahagiaan terbesar untuk jumlah yang terbesar).44

Istilah utilitarianisme berasal dari kata bahasa Latin utilis artinya berguna, manfaat.

Aliran ini berpendapat bahwa baik buruknya suatu tindakan bergantung dari berguna atau

manfaatnya, tapi manfaat tersebut harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan

masyarakat sebagai keseluruhan.45

Jeremy Bentham merupakan salah satu tokoh peletak dasar

dari utilitarianisme, mengawali teorinya dengan pernyataan: “Nature has placed mankind under

the governance of to sovereign masters, pain and plesure, it is for them alone to point out what

we ought to do, as well as to determine what we shall do. On the other hand the standard of right

and wrong. On the other chain of causes and effects, are fastened to their throne. They govern us

in all we do, in all we say, in all we think.”46

Pernyataan Bentham di atas menunjukkan bahwa

manusia cenderung pada dua hal yaitu rasa sakit dan kesenangan, karena tujuan akhir manusia

pada umumnya adalah untuk mencapai kebahagiaan.47

Bentham percaya bahwa asas

kebahagiaannya itu berlaku baik bagi tindakan-tindakan individu maupun pemerintah, dan, jika

43

John Stuart Mill, Utilitarinianism, ( New York: Bobbs-Merrill, 1957), 10. 44

Will Kymlicka, Pengantar Filsafat Politik., 16. 45

Yohanes Wisok, Etika Mengalami Krisis, Membangun Pendirian, (Yogyakarta: Kanisius, 2007), 85. 46

John Stuart Mill, Utilitarianism, On Liberty, Essay on Bentham, edited with an Introduction by Mary

Warnock, (New York: New American Liberty, 1962), 33. 47

Menurut Messakh, motivasi dasar setiap orang dalam bertindak adalah mencapai kebahagiaan dan

menghindari penderitaan. Thobias Messakh, Konsep keadilan dalam Pancasila., 49.

Page 26: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

36

diterapkan dalam pemerintah, hal itu mensyaratkan bagaimana memaksimalkan kebahagiaan

terbesar bagi sebagian terbesar masyarakat.48

Dalam membuktikan bahwa kebahagiaan adalah tujuan hidup, ia mengklaim bahwa lewat

pembentukan alamiah manusia, namun ia juga mengakui bahwa hal tersebut tidak dapat

dibuktikan secara langsung.49

Hal ini juga diakui oleh Mill, namun ia menawarkan sebagai

argumennya fakta bahwa setiap orang secara universal sungguh mengharapkan kebahagiaan.50

Karena itulah tujuan akhir hidup manusia adalah kebahagiaan, dan setiap insan manusia tentunya

menginginkan kebahagiaan.

Dalam kaitannya dengan keadilan, utilitarianisme melihat dua asumsi dasar yakni;

pertama ialah sebuah tindakan yang dikatakan bermoral diukur dari sejauhmana ia diarahkan

pada kebahagiaan. Pada pemahaman inilah Mill selangkah lebih maju dari Bentham. Mill

berpendapat bahwa kebahagiaan bukan hanya kesenangan melainkan juga penderitaan. Asumsi

kedua, suatu tindakan dikatakan benar ditentukan oleh kontribusinya terhadap kebahagiaan.51

Oleh karena itu, sesuatu yang paling utama bagi manusia menurut Bentham adalah bahwa

harus bertindak sedemikian rupa sehingga menghasilkan akibat-akibat baik sebanyak mungkin

dan sedapat-dapatnya mengelakan akibat-akibat buruk. Karena kebahagianlah yang baik dan

penderitaanlah yang buruk. Kebahagiaan tercapai jika ia memiliki kesenangan dan bebas dari

kesusahan. Suatu perbuatan dapat dinilai baik atau buruk sejauh dapat meningkatkan atau

mengurangi kebahagiaan sebanyak mungkin orang.

48

Ian Shapiro, Asas Moral dalam Politik (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005), 14. 49

Karen Lebacqz, Teori-teori keadilan., 14. 50

John Stuart Mill, Utilitarinianism., 7. 51

Karen Lebacqz, Teori-teori keadilan., 17.

Page 27: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

37

Utility (kegunaan), menurut Bentham, adalah setiap objek yang cenderung menghasilkan

manfaat, keuntungan, kesengan, kebaikan, dan kebahagiaan bagi pihak yang kepentingannya

telah dipertimbangkan dengan matang, atau menghindarkan yang bersangkutan dari kejahatan,

pemderitaan, kemalangan, atau ketidak-bahagiaan. Bila pihak yang bersangkutan adalah

masyarakat pada umumnya maka kebahagiaan dimaksud adalah kebahagiaan adalah kebahagiaan

masyarakat; bila pihak yang bersangkutan adalah perorangan maka kebahagiaan yang dimaksud

adalah kebahagiaan perorangan.52

Namun yang menjadi kelemahan dari pemaparan Bentham adalah ia hanya membahas

sebatas pada masalah kebahagiaan. Permasalahan yang timbul adalah bagaimana menghasilkan

kebahagiaan terbesar bila hanya menekankan pada yang hedonis tanpa menerima rasa sakit,

sedangkan secara realistis penderitaan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarkan, keduanya

sudah bagaikan koin mata uang dengan dua sisi yang tidak terpisahkan.53

John Stuart Mill adalah penerus aliran utilitarianisme, dalam karyanya yang berjudul

utilitarianism ia mengakui bahwa apa yang dikemukakan Bentham, bahwa prinsip utama dari

utilitarian adalah mendatangkan kebahagiaan yang sebesar-besarnya (the greatest happiness)

bukan mendatangkan penderitaan.54

Namun yang membedakan anatara Bentham dan Mill adalah

terkait dengan usaha untuk mengukur kebahagiaan atau manfaat sebuah tindakan. Baginya tidak

cukup hanya dengan kuantitatif seperti yang disampaikan oleh Bentham, tetapi kualitas juga

diperlukan dalam mengukur kebahagiaan atau manfaat sebuah tindakan. Artinya bahwa akan

52

John Stuart Mill, Utilitarianism, On Liberty., 34. Lih. dalam Thobias Messakh, Konsep keadilan.,49-50. 53

Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika., 179. 54

John Stuart Mill, Utilitarianism, On Liberty., 257.

Page 28: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

38

sulit mengukur serta membandingkan nilai-nilai yang berlainan secara kualitatif dan kuantitatif.

Tetapi dalam praktik bisa menentukan manakah nilai yang paling berguna untuk banyak orang.55

Menurut Mill, kebahagiaan merupakan satu-satunya tujuan hidup manusia, lanjutnya

suatu tindakan yang benar apabila proporsinya cenderung meningkatkan kebahagiaan.56

Tujuan

inilah yang merupakan tolak ukur tindakan dan perilaku manusia. Tidak ada tujuan lain yang

kelihatannya dikejar oleh manusia sebagai tujuan, sesungguhnya hanyalah alat untuk mencapai

kebahagiaan atau menediakan penderitaan. Sedangkan bagi Bentham, prinsip utilitarisme sebagai

the greatest happiness for the greatest number (kebahagiaan yang sebesar mungkin bagi jumlah

yang sebesar mungkin). Menurut Bentham kehidupan manusia ditentukan oleh dua ketentuan

dasar: Nikmat (pleasure) dan perasaan sakit (pain). Ide dasar the greatest happiness for the

greatest number bagi Mill disebut sebagai “manfaat” atau “prinsip kebahagiaan terbesar.”

Kebahagiaan bagi Mill, haruslah menjadi milik semua orang bukan hanya sekedar pada

kelompok atau individu tertentu.57

Kebahagiaan yang dimaksud oleh Mill, bukan hanya sekedar kenikmatan jasmani

(hedonistik). Kebahagiaan manusia tidak hanya setinggi kepuasan binatang. Sebagai manusia ia

menginginkan kebahagiaan lebih tinggi dari itu, yakni kebahagiaan intelektual.58

Menurut Mill,

moralitas setiap insan manusia dapat dibentuk melalui pendidikan untuk mampu mengekang diri

55

Ibid., xv. 56

Ibid., 273. Lih. Karen Lebaqcz, Teori-teori Keadilan., 15. 57

Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika., 179. 58

Paham hedonisme disebarkan oleh Epicurus (341-270 SM), filsuf Yunani kuno. Hedonisme memahami

kenikmatan sebagai tujuan etis manusia. Menurut pemahaman aliran ini, kodratnya manusia

mengusahakan kenikmatan. Kenikmatan tidak selalu berbentuk atau bersifat fisik/jasmani. Etika

Hedonisme berpandangan bahwa manusia akan menjadi bahagia kalau ia mengejar kenikmatan dan

menghindari perasaan-perasaan yang menyakitkan. John Stuart Mill, On Liberty (Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2005), xii.

Page 29: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

39

sehingga tidak mengejar kepentingan diri sendiri, tetapi mampu memajukan kepentingan

bersama dalam masyarakat.59

Jeremy Bentham dan John Stuart Mill, menganut aliran Utilitarianism yang mengajarkan

bahwa manusia harus mengusahakan manfaat atau akibat baik yang sebesar-besarnya bagi

sebanyak mungkin orang di dalam tindakan-tindakannya. Prinsip utilitarian perlu dilengkapi

prinsip keadilan, agar orang tidak mengorbankan hak orang lain dalam mengejar manfaat yang

sebesar-besarnya bagi diri sendiri tetapi mampu menciptakan dan menghadirkan manfaat yang

sebesarnya bagi kehidupan bersama dalam masyarakat.

2.2.4.1. Konsep Keadilan Utilitarianisme

Konsep keadilan yang dibangun oleh Mill, adalah bahwa keadilan utilitarianisme tidak

mengejar akan kepentingan pribadi semata akan tetapi kepentingan bersama sebagai warga

masyarakat. Artinya setiap individu dalam masyarakat harus memiliki kesempatan yang sama

untuk mampu mengakses sumber-sumber penghidupan untuk mencapai kebahagiaannya.

Keadilan berdasarkan pada utilitarian tidak mengijinkan orang mengejar kebahagiaan

individualnya dengan nafsu egoisme karena kebahagiaan individual setiap orang dipenuhi dalam

relasinya dengan utilitas bersama dalam masyarakat (social utility) sehingga terciptanya

kehidupan bersama dalam masyarakt yang adil. Jika tidak maka kepentingan individual yang

diutamakan dan mendatangkan kebahagiaan dan manfaat hanya untuk pribadinya masing-masing

dan mengabaikan kehidupan bersama dalam masyarakat. Sehingga menurut Mill, bahwa

keadilan akan lebih tepat jika diformulasikan berdasarkan pada apa yang berlawanan dengan

keadilan yakni ketidakadilan.

59

Thobias Messakh, Konsep Keadilan dalam Pancasila., 50.

Page 30: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

40

Berdasarkan pada pendekatan tersebut, Mill mencatat ada lima bentuk ketidakadilan; 1.

Merampas kebebasan personal dan harta benda serta hal lain yang dimiliki orang berdasarkan

hukum. Dalam kasus ini konsep keadilan ialah menghargai hak orang berdasarkan hukum (legal

rights) dan yang tidak adil adalah melanggar hak yang ada; 2. Merampas hak moral yang

dimiliki oleh setiap individu. Maka dalam hal ini yang adil adalah menghargai hak moral setiap

individu dalam masyarakat; 3. Manusia tidak memperoleh apa yang seharusnya diterima,

kebaikan dibalas dengan kejahatan dan kejahatan dibalas dengan kebaikan. Yang seharusnya

adalah kebaikan dibalas dengan kebaikan dan kejahatan dibalas dengan kejahatan; 4. Tidak

menaati apa yang telah disepakati bersama. Sedangkan yang adil adalah melaksanakan apa yang

telah disepakati bersama. Akan tetapi yang ingkar janji dapat menebusnya dengan mengganti

kerugian yang ada; 5. Ketidakadilan dalam keberpihakan yang tidak netral. Dimana yang adil

merupakan suatu tindakan yang netral, memperlakukan semua orang secara setara.60

Prinsip-

prinsip tersebut jika dilihat dalam buku Notohamidjojo, kreativitas yang bertanggungjawab, ia

menambahkan satu bentuk ketidakadilan yakni, merampas hak dan kebebasan seseorang untuk

berkreasi dan menciptakan sesuatu.

Kondisi-kondisi seperti ini tampaknya berbeda-beda satu sama lainnya, namun memiliki

elemen dasar yang sama, yaitu pembatasan dalam hukum, namun menurut Mill, konsep ini juga

berlaku bagi setiap kewajiban moral. Lalu, yang membedakan antara kewajiban dalam keadilan

dengan kewajiban yang lain, atau dari aspek moralitas pada umumnya, untuk menjawab

pertanyaan ini, Mill mengadopsi pemikiran Kant, yang mana membedakan antara tanggung

jawab terhadap kewajiban yang sempurna dan terhadap kewajiban yang tidak sempurna. Dimana

pada tanggung jawab yang sempurna melahirkan hak-hak bagi penerimanya; jika saya memiliki

60

John Stuart Mill, Utilitarianism, On Liberty., 298-301. Lih. Karen Lebaqcz, Teori-teori keadilan, 20. Lih.

Juga, Notohamidjojo, Kreativitas yang Bertanggungjawab., 638.

Page 31: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

41

tanggung jawab untuk tidak menyakiti anda, maka anda memilik hak untuk tidak saya sakiti.

Sedangkan pada tanggung jawab yang tidak sempurna adalah sebaliknya yakni melahirkan hak-

hak yang tidak setara.61

Jadi keadilan bukan hanya sekedar berisi apa yang benar untuk dilakukan atau tidak

benar dilakukan, namun juga sesuatu yang memperbolehkan orang lain mengklaim dari kita

sesuatu sebagai hak moralnya. Hak, pada intinya adalah sesuatu yang mendatangkan utilitas

(manfaat). Sesuatu tindakan adil karena mendatangkan manfaat sebesar-besarnya bagi sebanyak-

banyak orang. Karena itu dasar dari keadilan adalah utilitas. Apa yang adil bagi seseorang adalah

apa yang bagi orang lain berguna baginya. Apa yang adil bagi masyarakat adalah apa yang

menurut masyarakat yang bersangkutan bermanfaat sebesar-besarnya bagi sebanyak-banyaknya

orang. Bagi konsep keadilan utilitarian, sebenarnya yang adil adalah yang dapat mendatangkan

manfaat bagi warga masyarakat. Sehingga jika ada pihak yang merampas dan melanggar hak

sesamanya harus dihukum. Pemahaman semacam ini jika dikaitkan dengan konsep keadilan

menurut Notohamidjojo, maka dapat disebut sebagai justitia creativa, bahwa setiap manusia

sejak awalnya telah menerima bagiannya masing-masing, sehingga jika ada pihak yang

mengambil atau merampas hak milik orang lain maka akan mendapatkan ganjaran atau hukuman

sebanding dengan apa yang dilakukan.

Sifat-sifat esensial dalam keadilan utilitarian sebagai berikut; keadilan mengakui

eksistensi hak-hak individu yang didukung masyarakat dan dijamin dengan hukum yang keras

demi melindungi hak-hak individu, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Hal ini bagi Mill

merupakan hak-hak akan kebebasan.62

Namun yang terpenting adalah keadilan bukan untuk diri

61

Karen Lebacqz, Teori-teori keadilan., 20. Lih. Thobias Messakh, Konsep keadilan, 52. 62

Karen Lebacqz, Teori-teori keadilan., 24.

Page 32: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

42

sendiri namun yang harus diutamakan adalah kepentingan segenap warga masyarakat. Dalam

kepentingan masyarakat terdapat nilai-nilai yang melindungi dan menjamin hak-hak yang

mendatangkan manfaat umum (general utility) bagi setiap warga masyarakat.63

Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa konsep keadilan utilitarian yang dibangun oleh

John Stuart Mill, bahwa semua perilaku moral manusia didorong oleh keinginan untuk

memperoleh kebahagiaan. Kebahagiaan yang dimaksud juga adalah mencakup kebahagiaan

individu dan kebahagiaan masyarakat sebagai satu totalitas. Warga masyarakat tidak

diperkenankan untuk mengejar kebahagiaan individual, tetapi dalam mengejar kebahagiaannya

harus berdasarkan pada prinsip ada kesempatan yang sama bagi sesamanya untuk memperoleh

kebahagiaan.

Hal terpenting dari konsep keadilan utilitarian adalah di mana adanya kebebasan yang

sebesar-besarnya untuk mendatangkan kebahagiaan bagi jumlah warga masyarakat yang sebesar-

besarnya. Kebebasan tidak dihargai pada dirinya sendiri, tetapi berdasarkan manfaatnya. Dan

inilah yang membedakannya dengan teori-teori keadilan lainnya misalnya konsep keadilan

Nozick, yang mengagungkan kepentingan individual dan mengabaikan kepentingan bersama

dalam masyarakat. Salah satu tokoh keadilan yang mengkritik konsep keadilan utilitarianisme

adalah John Rawls, ia berpendapat bahwa utilitarianisme sudah merusak tuntutan keadilan

dengan mengijinkan adanya warga masyarakat yang dikorbankan demi kebahagiaan bagi

sebesar-besarnya jumlah warga masyarakat. Yang dipertentangkan Rawls adalah bahwa yang

harus didahulukan adalah hak setiap individu itu sendiri bukan manfaat, karena baginya

mendahulukan manfaat berarti manusia menjadikan dirinya hanya sebagai alat dalam aktifitas

63

Bandingkan dengan justitia legalis dan justitia vindicativa dari pendekatannya O. Notohamidjojo dalam

bukunya Kreativitas yang Bertanggungjawab, 638.

Page 33: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

43

sosialnya dan ini merupakan sesuatu yang tidak adil, karena beberapa orang akan mendapat lebih

banyak daripada yang lainnya.

2.2.5. Teori Keadilan dalam Perspektif Alkitabiah dari Karen Lebacqz

Konsep keadilan yang dibangun oleh Karen Lebacqz, lebih kepada pengalaman atau

realitas ketidakadilan, tidak saja hanya berdasarkan pada nalar rasional-filosofis semata, karena

jika demikian, maka tidak mampu menjawab persoalan ketidakadilan sosial yang ada dalam

masyarakat. Karena yang dibutuhkan adalah keterlibatan dan mampu menghargai serta

mendengarkan suara dari mereka-mereka yang mengalami ketidakadilan sebagai titik berangkat

dalam membangun konsep keadilan. Dalam pengertian bahwa, konsep keadilan tersebut tidak

hanya akan menjadi suatu teks saja tetapi justru mampu menjawab masalah dalam masyarakat

karena bertolak dari pengalaman ketidakadilan.64

Keadilan dimaksud adalah keberpihakan dan pembelaan kepada mereka yang lemah dan

tertindas yakni dalam bentuk pembebasan. Perbuatan pembebasan terdiri atas mendengarkan,

memperhatikan, dan membebaskan. Dalam artian bahwa Tuhan dalam melawan dan mengakhiri

ketidakadilan akan berujung pada aksi pembebasan. Dalam peristiwa pembebasan oleh Tuhan,

mereka yang mengalami ketidakadilan secara penuh dibebaskan dari cengkeraman penindas

dengan tetap membutuhkan partisipasi dari mereka yang tertindas. Para korban ketidakadilan,

tidak membutuhkan sekedar konsep-konsep filosofis-rasional, seperti netralitas, tidak memihak

dan rasionalitas murni tanpa perasaan tetapi yang diperlukan adalah empati dan solidaritas.

Menurut pandangan Henry Stob, bahwa pengalaman untuk bersama-sama dengan mereka

yang mengalami ketidakadilan dan keberpihakan kepada mereka yang tertindas, lemah, dan

64

Karen Lebacqz, Justice in an Unjust World: Foundation for Christian Approach to Justice (Minneapolis:

Augsburg Publishing House, 1987), 52.

Page 34: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

44

korban eksploitasi merupakan bukti nyata dari sikap empati dan solidaritas kepada mereka yang

mengalami ketidakadilan. Karena menurutnya jika hal inilah yang harus dilakukan, dengan

menjadikan keadilan sebagai suatu operasi dalam memeberikan jaminan bagi masyarakat, maka

otomatis akan membangkitkan kemenangan atau kemerdekaan bagi setiap warga terutama

mereka yang terasing dan kurang mendapatkan tempat dalam masyarakat.65

Dalam memahami maksud dan tujuan dari teks Alkitab, menurut Lebacqz diperlukan

hermeneutika kecurigaan. Hermeneutika kecurigaan yang dimaksud adalah memanfaatkan

konsep-konsep yang ada untuk menginterpretasi realitas ketidakadilan sosial, dengan kesadaran

kritis bahwa konsep-konsep yang ada tidak luput dari pengaruh egoisme individu dan kelompok

tertentu di dalam masyarakat. Demikian juga setiap orang dalam membaca dan menafsir Alkitab

menurut kepentingannya masing-masing baik untuk hal yang baik maupun sebaliknya. Karena

itu dibutuhkannya suatu dialog dan saling menerangi baik dari Alkitab maupun dari realitas

kehidupan kita. Alkitab menerangi pemahaman kita terhadap realitas kehidupan dan realitas

kehidupan menerangi interpretasi kita terhadap Alkitab.66

2.2.5.1. Keberpihakan Allah pada Mereka yang Tertindas

Keadilan harus pertama-tama dilihat dalam keadilan Allah, maksudnya adalah keadilan

yang dinyatakan Allah dalam kerelaan-Nya membela hak-hak orang miskin dan tertindas (Mzm

10:18; 35: 10; 103:6; Yer. 9:24). Stephen Charles Mott, dalam kajiannya melihat bahwa keadilan

secara sederhana dapat dikatakan sebagai upaya bagaimana mendistribusikan kebutuhan bagi

orang lain. Ia bertolak dari pemahamannya Rawls bahwa keadilan diharuskan dan diutamakan

bagi mereka yang paling tidak beruntung. Artinya bahwa Allah memberi kepada orang miskin

65

Henry Stob, “The Concept of Justice.”Calvin Theological Jurnal, jil. 9. No. 2, 1974, 133-147. 66

Karen Lebacqz, Justice in an Unjust World., 61.

Page 35: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

45

karena mereka membuthkannya, namun pada satu sisi Allah juga menuntut ketaatan dari

umatnya, sehingga Mott, memberi penegasan bahwa keadilan sebenarnya adalah suatu respon

atau tanggungjawab terhadap keadilan Tuhan.67

Menurut Lebacqz, keadilan merupakan apa yang Tuhan kerjakan. Maksud dari apa yang

Tuhan kerjakan adalah membebaskan dan mengasihi mereka-mereka yang tertindas, lemah dan

miskin. Misalnya dalam cerita-cerita dalam Alkitab mengungkapkan realitas ketidakadilan

sekaligus perjuangan untuk menegakan keadilan. Cerita-cerita tersebut merupakan pengalaman

komunitas iman (Israel dan gereja awal) terhadap peristiwa yang diimani sebagai tindakan

Allah.68

Meskipun manusia mengalami berbagai ancaman, termasuk ketidakadilan, yang

merusak dan memusnahkan kehidupannya tetapi Allah selalu bertindak untuk membela dan

menyelamatkan, termasuk menegakkan keadilanNya bagi manusia, sebab itu dalam peristiwa

yang diimani sebagai peristiwa yang dalamnya Allah secara khusus menyatakan kehendak dan

perbuatanNya, diperingati oleh komunitas iman, turun temurun dari generasi ke generasi.69

Peristiwa dimana Allah menyatakan kehendak dan perbuatanNya dalam kehidupan

umatNya salah satunya adalah melalui peristiwa pembebasan umat Israel dari perbudakan Mesir.

Sebagai suatu cara bagaimana keberpihakan Allah akan penderitaan dan keluhan yang dialami

oleh bangsa Israel dibawah pemerintahan bangsa Mesir.70

Peristiwa Keluaran (kitab Keluaran),

hukum Tahun Yobel (kitab Imamat), dan kesaksian Yesus tentang misiNya sebagai Mesias

dalam Lukas 4:18-20, inilah yang dipakai oleh Lebacqz sebagai sumber inspirasi utama dalam

membangun konsep keadilannya. Dalam peristiwa Keluaran, jika diperhatikan dengan seksama,

67

Stephen Charles Mott, Biblical Ethics and Social Change (New York: Oxford University Press, 1982),

59-64. 68

Karen Lebacqz, Teori-teori keadilan., 208. 69

Thobias A. Messakh, Konsep Keadilan Dalam Pancasila., 96. 70

Karen Lebacqz, Teori-teori keadilan., 202.

Page 36: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

46

bahwa kepedulian Allah terhadap keadilan sosial bukan hanya dalam tuntutan moral belaka

melainkan bagaimana menerapkannya dalam konteks kehidupan nyata. Kepedulian terhadap

mereka yang lemah, marginal, miskin dan kurang beruntung dalam suatu komunitas masyarakat

tidak dapat dibiarkan karena bagaimanapun itu mereka adalah ciptaan Allah yang patut untuk

dihargai dan dihormati.

Berdasarkan peristiwa Keluaran, Lebacqz menyimpulkan bahwa pembebasan (liberation)

adalah tindakan Allah yang utama berhadapan dengan ketidakadilan.

The God of the Bible therefore first and foremost the God of liberation God is the

liberator God of Exodus, who leads (the) people out of every kind of bondage,

spiritual, political, social, and economic. It is the saving of the “rabble of

slaves” that becomes God’s, signal act of justice. God’s justice begins in the

declaration, “I will rescue you”...For oppressed peoples around the world, today

as in the days of ancient Israel, liberation from oppression is the primary from of

God’s justice. God’s justice begins in respons to the injustice of exxploitation

and oppression...The God known to both the Israelites and the early Christians

was a God who hears and responds to the sufferings of the people. It was this

that distinguished YHWH from other God’s.71

Pembebasan adalah isi dan bentuk keadilan Allah. Keadilan Allah selalu berpihak dan

membela hak-hak mereka yang tertindas. Perbuatan pembebasan Allah terdiri atas

mendengarkan, memperhatikan, dan membebaskan. Pembebasan Israel dari penindasan Mesir

merupakan tanda keberpihakan Allah terhadap merekayang lemah, dan penghukuman bagi

mereka yang menindas sesamanya sepertinya yang dilakukan Allah kepada Firaun sebagai

pemimpin kejahatan. Keadilan yang dinyatakan Allah dengan menghukum yang jahat, bukan

saja pada Firaun tetapi juga pada umatnya yang berlaku tidak setia pada Tuhan.72

Dalam Perjanjian Lama, perjuangan untuk mendapatkan kesetaraan telah ada

sebagaimana yang ditunjukan oleh hukum atau peraturan, misalnya pengaturan hak-hak milik,

71

Karen Lebacqz, Justice in an Unjust World: Foundation for Christian., 71 72

Bandingkan: Keluaran 9:27; Nehemia 9:33.

Page 37: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

47

Yobel dan sebagainya. Kata Yobel diambil dari kata Ibrani yobeel, yang berarti nafiri. Nafiri

merupakan alat yang dipakai untuk membuka tahun tersebut pada hari perdamaian besar. Yakni

pada tanggal 10 bulan ketujuh tahun ke-49 atau tahun sabat yang ketujuh. Tahun Yobel terdapat

dalam Imamat 25:8-17, 23-55. Singkatnya, isi hukum Tahun Yobel sebegai berikut. Setelah tujuh

tahun Sabath (49 tahun) berlalu, yaitu pada tahun kelima puluh, bertepatan dengan hari raya

perdamaian, yaitu Imam Besar melaksanakan ritual pengampunan dosa bagi segenap umat Israel,

diumumkan hari pembebasan bagi Israel. Pada hari itu nafiri dibunyikan di seluruh negeri Israel

dan mengumumkan bahwa hari pembebasan telah tiba. Yang berhutang harus dibebaskan dari

hutangnya dan hutangnya dihapus. Para budak harus memperoleh kembali kebebasannya tanpa

syarat. Demikian pula, tanah-tanah yang sedang dijual ataupun digadai dikembalikan kepada

pemiliknya tanpa harga tebusan.

Para tuan wajib membebaskan para budak, dan para pembeli/penerima gadai harus

mengembalikan tanah kepada pemiliknya tanpa harga tebusan.” Kamu harus menguduskan tahun

kelima puluh, dan memaklumkan kebebasan di negeri itu bagi segenap penduduknya. Itu harus

menjadi tahun Yoel bagimu, dan kamu harus masing-masing pulanh ke tanah milik dan

kaumnya.” (Imamat 25:10). Kewajiban umat Israel melaksanakan hukum Tahun Yobel

didasarkan pada asas iman: 1. TUHAN pemilik tanah dan orang-orang Israel hanya penggarap,

dan 2. Orang Israel adalah budak-budak yang dibebaskan oleh Tuhan.

Hukum tahun Yobel adalah tindakan intervensi Allah untuk menegakan keadilanNya

dalam kehidupan umat Israel yang dibelenggu oleh ketidakadilan. Warga Israel yang karena

berbagai alasan, terutama ekonomi, telah menjadi budak dan kehilangan kebebasannya,

berdasarkan keadilan Allah, mereka harus memperoleh kembali kebebasannya. Sebagai orang

Page 38: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

48

bebas, setiap orang Israel memperoleh kembali hak politik dan ekonominya. Lebacqz

menyimpulkan bahwa:

Whether the jubilee was practied – or, indeed, whether it was ever intended to be

practiced – the range of provisions is such that the jubilee laws have had a

“sweeping impact” on the social and political life of the community. The freeing of

slaves, rest on renewal for the land, amnesty of the indebted... They are rich in

images of political liberation and economic renovation...Further, the jubilee year

was to be “consecrated” or “hallowed.” This means that the year is submitted in

special way to Yahweh’s will. It includes the announcement of God’s reign.73

Menurut Lebacqz, meskipun hukum tahun Yobel, senyatanya diberlakukan atau tidak, ia

tetap menjadi sumber inspirasi yang relevan bagi masyarakat modern untuk membangun

keadilan sosialnya. “The jubilee is an image, not a program for justice. It tell us with a once for-

all plan of how to go about such liberation and restructuring.”74

Dari hukum tahun Yobel masyarakat modern memperoleh pelajaran sebagai berikut: 1.

Keadilan, pertama-tama, berarti membebaskan yang tertindas dari kekuasaan yang menindas.

Dalam hal ini keadilan berarti mengembalikan hak-hak (sosial, politik, ekonomi, religius)

kelompok tertindas. Untuk menegakan keadilan dalam dunia yang tidak adil, diperlukan tidak

sekedar perubahan periferal, misalnya, bantuan karitatif. Yang diperlukan adalah perubahan

struktur sosial, politik, dan ekonomi agar lebih memampukan kelompok masyarakat yang

tertindas memperoleh kesempatan dan kemampuan untuk membagun kehidupannya, tanpa

penindasan; 2. Konsep bahwa Allah adalah pemilik kehidupan dan sumber-sumber kehidupan

memperingatkan manusia modern untuk tidak mengartikan keadilan hanya sebagai hak

kebebasan individual untuk memperoleh dan memiliki, sebab, tanpa Allah, sebagai pencipta dan

73

Ibid., 124-125. 74

Ibid., 126-127.

Page 39: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

49

pemilik alam semesta manusia tidak mampu memiliki apa-apa oleh karena itu yang dikehendaki

oleh Allah ialah manusia hidup saling peduli satu sama lainnya.75

Menurut Lebacqz, konsep keadilan dalam hukum tahun Yobel merupakan inti dari misi

Yesus sebagai Mesias, menurut Injil Lukas (Lukas 4:16-21). Yesus datang untuk menggenapi

apa yang dinubuatkan nabi Yesaya: Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku,

untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk

memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta,

untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah

datang” (Lukas 4:18-19, bandingkan Yesaya 62:1-2a). Dalam Lukas 4: 18-19, mereka yang

lemah, miskin, dan tertindas menjadi tujuan dari pembebasan Allah. Orang-orang ini sebenarnya

merupakan ungkapan simbolik yang mewakili semua orang yang tertindas dalam konteks relasi

sosial umat Israel. Jurgen Moltmann mengungkapkan bahwa istilah orang miskin merupakan

istilah simbolik bagi mereka yang kelaparan, tidak mempunyai sumber penghidupan, orang yang

sakit, yang diasingkan dan direndahkan, orang yang tidak punya pengharapan masa depan, orang

yang sedih dan menderita.76

Memahami misi Yesus sebagai Mesias tidak dapat terlepas dari tindakan keadilan Allah

yang berpihak pada mereka yang miskin dan tertindas. Yesus telah menjadikan mereka yang

miskin dan tertindas sebagai tujuan paling utama dari pelayanan-Nya. Permohonan

pengampunan dosa dalam doa Bapa Kami yang Yesus ajarkan, menggunakan kata Yunani

(aphiemi) yang berarti pembebasan dari hutang. Para teolog pembebasan menjadikan hukum

75

Ibid., 137-139. 76

Jurgen Moltmann, The Way of Jesus Christ: Christology in Mesianic Dimensions (London: SCM Press,

1990), 99.

Page 40: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

50

Tahun Yobel dan misi Yesus menurut Injil Lukas, sebagai sudut pandang pemahaman tentang

keadilan.77

Melihat tujuan misi sebenarnya adalah menegakan keadilan sosial. Selain masalah

pemberitaan firman dan pemuridan sebagai bagian penting dalam penginjilan adalah masalah

sosial, maksudnya bagaimana misi tersebut dapat menjangkau konteks manusia yang hidup

dalam satu komunitas masyarakat khususnya mereka yang tertindas dan lemah karena tanpa hal

tersebut misi itu tidaka akan berarti.

Menurut saya, konsep keadilan dari Karen Lebacqz, menekankan pada peran

pembebasan, yakni menegakan keadilan dengan cara membebaskan warga masyarakat dari

penindasan dan ketidakadilan. Yang membuat menarik dari konsep keadilan Lebacqz adalah di

mana ia mendekati konsep keadilannya dari pengalaman-pengalaman mereka yang mengalami

ketidakadilan tersebut, karena bagi saya metode yang digunakan Lebacqz, merupakan suatu

metode yang sangat baik dan cocok dalam membangun suatu konsep keadilan karena suara dan

pengalaman mereka mengenai ketidakadilan dan keadilan bersumber dari pengalaman yang

nyata, bukan hanya sekedar konstruksi akal-budi belaka.

Realitas ketidakadilan harus menjadi titik berangkat dalam perumusan konsep keadilan,

ini yang menjadi penekanan dari Lebacqz. Para konseptor keadilan dari etika filsafat

mengabaikan hal ini. karena itu ia berusaha membangun konsep keadilan berdasarkan realitas

ketidakadilan. Akan tetapi dalam usaha seperti ini tetap diperlukan dasar yang menjadi acuan

interpretasi. Karena itu, ia memilih konsep-konsep teologis dalam Alkitab sebagai acuan

interpretasinya. Lebacqz, akhirnya, tiba pada kesimpulan bahwa konsep keadilan yang

77

Ibid., 126.

Page 41: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

51

didasarkan pada realitas ketidakadilan dan usaha untuk mengatasinya, harus: 1. Berpihak pada

yang miskin dan tertindas; 2. Menjadikan pembebasan sebagai nilai utamanya; 3. Pembebasan

untuk menciptakan relasi yang benar berdasarkan keadilan Allah, yaitu saling peduli dan saling

betanggungjawab; 4. Untuk itu diperlukan perombakan dan pembaharuan struktur sosial, politik,

dan ekonomi; 5. Setiap konsep keadilan harus terbuka untuk dikoreksi dan diperbaiki, karena

manusia selalu lengah dan lemah terhadap godaan egoismenya.

2.3. Kesimpulan

Melihat kembali pada pandangan tokoh mengenai keadilan yang sudah disampaikan

sebelumnya, menurut saya, bahwa dalam suatu persekutuan hidup bersama harus ada satu nilai

bersama yang yakni nilai keadilan. Dengan bertujuan agar mampu mengatur hubungan manusia

yang satu dengan yang lainnya demi tercapainya tujuan hidup bersama. Tujuan hidup bersama

yang dimaksudkan adalah kehidupan yang adil, makmur dan sejahtera bagi seluruh anggotanya.

Keadilan bukan berarti melihat orang lain sebagai objek dan diri kita sebagai subyek, tetapi

melihat orang lain sebagai sesama ciptaan Tuhan yang seharusnya dan patut untuk dihargai dan

dihormati.

Konsep keadilan yang diangkat oleh para tokoh keadilan, menurut hemat saya, lebih

menekankan kepada dua kepentingan utama yakni kepentingan bersama dan kepentingan

individu. Ada yang mengharuskan untuk hidup bersama walaupun harus berkorban namun

adapula yang tetap menekankan pada kepentingan pribadi, tanpa mempedulikan orang lain di

sekitarnya. Misalnya konsep keadilan Rawls, melihat bahwa keadilan yang sesungguhnya adalah

ketika pendistribusian haruslah merata kepada setiap anggota masyarakat, terutama berpihak

kepada mereka yang kurang beruntung dalam masyarakat. Demikian halnya dengan Mill, bahwa

Page 42: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

52

keadilan dalam kehidupan bersama akan mampu bertahan jika mendatangkan kebahagiaan atau

manfaat bagi sebanyak-banyaknya warga masyarakat. Artinya bahwa dalam membangun suatu

kehidupan bersama, kepentingan-kepentingan individual sebaiknya disampingkan dan

mengutamakan pada kepentingan bersama.

Konsep keadilan Rawls, Mill, dan para tokoh keadilan lainnya yang mengutamakan pada

kepentingan bersama ditolak oleh kelompok Nozick, di mana lebih menekankan pada

kepentingan individu dibandingkan kepentingan bersama. Bahwa keadilan sesungguhnya adalah

bukan dengan berkorban demi kebahagiaan orang lain tetapi keadilan itu adalah ketika bekerja

dan mendapatkan hasil. Bukan seperti kisah manna pada masa Israel, yang hanya menunggu, dan

makanan datang dengan sendirinya. Baginya walaupun saya secara pribadi memeliki harta yang

berlimpah, dan orang disamping saya hidup dalam kemelaratan, itu bukan hak saya untuk

memberinya bantuan, tetapi itu adalah kesalahannya, yang tidak mau berusaha dan bekerja

dengan keras.

Dari dua kelompok ini dapat kita melihat bahwa masing-masing ada kekurangan dan

kelebihannya masing-masing, tetapi yang sekarang diharapkan adalah bagaimana

mempersatukannya dalam satu konsep bersama dimana keadilan dapat dirasakan oleh semua

pihak. Karena itu, yang perlu dilakukan adalah bagaimana kita mampu melihat dan

mendengarkan suara mereka yang mengalami ketidakadilan tersebut, karena dengan begitu,

maka akan memudahkan dan membantu untuk merumuskan konsep keadilan bagi semua. Hal

inilah yang dilihat oleh Lebacqz dalam membangun konsep keadilannya, bahwa sebelum

membangun suatu konsep keadilan, langkah awal yang patut untuk dilihat adalah mendengarkan

suara dari mereka yang mengalami ketidakadilan.

Page 43: BAB II KAJIAN TEORITIK 2.1. PENDAHULUANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/12406/2/T2_752014018_BAB II... · Keadilan Kesejahteraan perspektif teori kontrak sosial dari John Rawls

53

Sebagai suatu langkah yang baik membangun konsep keadilan dengan mendengarkan

mereka yang mengalami ketidakadilan, namun ada satu hal menarik yang coba saya lihat dari

konsep keadilan Notohamidjojo, dimana ia mengelompokannya dalam enam bagian

(kommntativa, distributiva,vindicativa, creative, protective, dan legalis) yakni memberikan

kepada setiap individu hak dan kewajibannya, dengan diberikan perlindungan untuk menjamin

kebebasan masing-masing individu dalam menjalankan kreativitasya tanpa ada intervensi dari

kelompok tertentu.