18
9 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Skripsi yang berjudul “Stimulus Tari Lingga Paksi Melalui Metode Bermain untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Di TK Al Munajah Kota Bandung” karya Latifah yang ditulis tahun 2016 adalah salah satu acuan dari penelitian ini. Dalam karyanya ini, Latifah membahas tentang tari lingga sebagai media untuk meningkatkan kreativitas siswa melalui metode bermain. Sama halnya dengan penelitian ini, Latifah menggunakan tarian sebagai media untuk meningkatkan kreativitas anak. Hanya saja ia menggunakan metode bermain sedangkan penelitian ini akan menggunakan beberapa metode seperti demonstrasi dan proyek. Demonstrasi digunakan untuk mencontohkan atau merangsang kreativitas anak untuk menciptakan sebuah tarian kreatif. Anak usia dini dan siswa TK menjadi sasaran dalam penelitian kedua karya ini. “Model Non Directive Learning Pada Pembelajaran Seni Tari Berbasis Kurikulum 2013 Untuk Membentuk Siswa Berkarakter (Studi Eksperimen Melalui Kritik Tari Pada Siswa Kelas XI SMA PGRI Subang)” adalah judul skripsi yang dibuat oleh Nisa tahun 2015 yang juga menjadi salah satu sumber acuan penelitian ini. Dalam karyanya ini, Nisa menggunakan non direcvie learning sebagai model pembelajarannya. Sama halnya dengan penelitian ini, tujuan dari pembelajaran - - www.lib.umtas.ac.id Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - -

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu

9

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Skripsi yang berjudul “Stimulus Tari Lingga Paksi Melalui Metode Bermain

untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Di TK Al Munajah Kota Bandung” karya

Latifah yang ditulis tahun 2016 adalah salah satu acuan dari penelitian ini. Dalam

karyanya ini, Latifah membahas tentang tari lingga sebagai media untuk

meningkatkan kreativitas siswa melalui metode bermain. Sama halnya dengan

penelitian ini, Latifah menggunakan tarian sebagai media untuk meningkatkan

kreativitas anak. Hanya saja ia menggunakan metode bermain sedangkan penelitian

ini akan menggunakan beberapa metode seperti demonstrasi dan proyek. Demonstrasi

digunakan untuk mencontohkan atau merangsang kreativitas anak untuk menciptakan

sebuah tarian kreatif. Anak usia dini dan siswa TK menjadi sasaran dalam penelitian

kedua karya ini.

“Model Non Directive Learning Pada Pembelajaran Seni Tari Berbasis

Kurikulum 2013 Untuk Membentuk Siswa Berkarakter (Studi Eksperimen Melalui

Kritik Tari Pada Siswa Kelas XI SMA PGRI Subang)” adalah judul skripsi yang

dibuat oleh Nisa tahun 2015 yang juga menjadi salah satu sumber acuan penelitian

ini. Dalam karyanya ini, Nisa menggunakan non direcvie learning sebagai model

pembelajarannya. Sama halnya dengan penelitian ini, tujuan dari pembelajaran

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 2: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu

10

tersebut yaitu untuk membentuk siswa berkarakter. Hanya saja dalam karya ini proses

yang akan dilalui untuk mencapai tujuan tersebut menggunakan media lagu anak.

B. Konsep Teori

1. Tari Anak Usia Dini

Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun yang

merupakan usia yang sangat meentukan dalam pembentukan karakter, kepribadian

anak dan ketika anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang peat serta

usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar dalam sepanjang

rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia.

Pengetahuan tentang kemampuan dasar anak usia dini dari aspek intelektual,

emosional, perseptual, fisik, estetik, dan kreatif sangat penting bagi guru sebagai

dasar menentukan materi pembelajaran tari. Kemampuan dasar intelektual anak usia

dini dapat dikenali dari kemampuannya mengungkapkan konsep warna, ukuran,

bentuk, arah, besaran dan fungsi dalam gerak tari.

Kemampuan dasar perseptual anak usia dini dapat dikenali dari

kemampuannya dalam memahami dan menanggapi hal-hal yang mereka lihat, dengar,

dan rasakan dalam wujud gerak tari. Kemampuan dasar fisik anak usia dini dapat

dikenali dari kemampuannya melakukan gerakan keseimbangan, lokomotor,

kecepatan, perubahan, ekspresi, teknik, mengendalikan tubuh, gerak energik dan

koordinasi anggota tubuh.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 3: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu

11

Kemampuan dasar esetik anak usia dini terlihat dari kemampuannya

mengungkapkan keindahan tari baik dalam kegiatan penciptaan tari maupun dalam

kegiatan menari. Kemampuan dasar tari kreatif anak usia dini dapat dikenali dari

kemampuannya membuat gerak-gerak unik, berbeda dengan teman-temannya, bahkan

kemampuannya membuat gerak baru, serta kecepatannya menyesuaikan diri dengan

teman-temannya, apabila melakukan kesalahan pada waktu menari. Retno (2016:2)

menyatakan bahwa:

“Kemampuan dalam seni tari anak usia dini dapat dilihat dasar

fisik dan kemampuan dasar estetik. Kemampuan dasar fisik dapat

diidentifikasi dari kemampuannya melakukan gerakan keseimbangan,

lokomotor, kecepatan, gerak yang energik dan koordinasi anggot

tubuh. Kemampuan estetik terlihat dari kemampuannya

mengungkapkan keindahan tari baik dalam kegiatan penciptaan tari

maupun dalam kegiatan menari”.

Kegiatan menari pada anak usia dini yakni dilakukan sehingga anak dapat

menari tanpa merasa takut, anak usia dini belum dapat dituntut untuk melakukan

gerakan-gerakan dengan sempurna sehingga gerak-gerak dan tema tariannya pun

dilakukan sambal bermain sesuai keinginan anak.

Indralaya (2016:91) juga mengemukakan bahwa tari untuk anak usia dini

adalah bentuk tarian kreatif yang diciptakan seorang guru dengan gerak yang

sederhana dan dapat diikuti oleh anak dan tema dalam tarian untuk anak usia dini pun

diambil dari permainan, alam, dan binatang.

Karakteristik adalah kualitas tertentu atau sifat dari seseorang atau tertentu.

Karakteristik bisa didefinisikan sebagai ciri khas yang mencolok dari seseorang atau

benda tertentu. Tak bisa dipungkiri, gerak tari anak usia dini pun memiliki

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 4: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu

12

karakteristik yang berbeda dari tarian orang dewasa atau lainnya. Menyesuaikan

dengan kemampuan dan tumbuh kembang anak, gerak tari anak usia dini memiliki

karakteristik yang cukup sederhana.

Menurut Purwatiningsih (1999:21) ciri-ciri gerak anak meliputi :

a. Peniruan atau imitasi

Meniru merupakan suatu cara anak untuk memahami realita. Aktivitas meniru

ada dua macam, yakni menirukan aktivitas manusia atau menirukan binatang.

b. Arah gerak lebih mengarah pada garis lurus

c. Menari secara berkelompok

Sedangkan menurut Kamtini (2005:80), karakteristik gerak tari anak usia dini

adalah :

a. Bersifat sederhana

b. Bersifat maknawi dan bertema, artinya tiap gerak mengandung makna

tertentu

c. Gerak anak menirukan gerak keseharian orang tua atau orang yang berada

disekitarnya.

d. Menirukan gerak binatang

Dari pendapat kedua ahli tersebut karakteristik atau ciri-ciri gerak tari anak

usia dini lebih bersifat sederhana dari pada tari pada umumnya. Karakteristik gerak

tari anak usia dini lebih mementingkan makna disetiap gerakan karena anak usia dini

lebih mudah dalam meniru gerak sehari-hari ataupun gerakan binatang yang sering

mereka amati serta mudah diingat.

Menurut Mulyani (2016:68) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk

dapat memberikan tari yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini, yaitu tema,

bentuk gerak, dan bentuk iringan. Pada umumnya anak akan menirukan gerak-gerak

yang sesuai dengan apa yang dilihatnya, maka tema yang biasa diambil untuk tari

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 5: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu

13

anak usia dini dari gerak-gerak yang pernah dilihat dan diamati oleh anak. Lalu

bentuk gerak, gerak yang dilakukan tidak terlalu sulit dan sederhana. Pada dasarnya

imajinasi anak usia dini tinggi dan mempunyai daya kreatif yang tinggi. Serta anak

biasanya menyukai musik iringan yang menggambarkan kesenangan dan

kegembiraan serta musik yang mudah diingat.

2. Karakteristik Anak Usia Dini

Menurut Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Pendidikan Karakter

Pada Satuan Pendidikan Formal, dinyatakan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter

(PPK) adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk

memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah

piker, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan,

keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental

(GNRM).

Selain itu, terdapat pula Implementasi PPK yang berbunyi PPK dilaksanakan

dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan karakter terutama meliputi

nilai-nilai religious, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri,

demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai

prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial,

dan bertanggungjawab.

Anak usia dini adalah anak yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan

perkembangan, baik fisik maupun mental. Anak usia dini memiliki pertumbuhan dan

perkembangan yang luar biasa sehingga muncul keunikan pada dirinya. Usia dini

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 6: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu

14

merupakan masa perkembangan yang menentukan perkembangan masa selanjutnya.

Berbagai studi yang dilakukan para ahli menyimpulkan bahwa pendidikan anak usia

dini dapat memperbaiki prestasi dan meningkatkan produktivitas kerja masa

dewasanya.

Pendidikan adalah sebagai alternatif yang bersifat preventif, karena

pendidikan membangun generasi baru bangsa yang lebih baik. Sebagai alternatif yang

bersifat preventif, pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi

muda bangsa dalam berbagai aspek yang dapat memperkecil dan mengurangi

penyebab berbagai masalah budaya dan karakter bangsa.

Masa usia dini merupakan masa ketika anak memiliki bebagai khasan dalam

bertingkah laku. Sebagai orang tua dan pendidik wajib mengerti karakteristik-

karakteristik anak usia dini, supaya segala bentuk perkembangan anak dapat terpantau

dengan baik. Dalam jurnal “Psikologi Anak” yang ditulis Savitra (2017), ada

beberapa karakteristik anak usia dini yang perlu diketahui oleh orang tua maupun

peserta didik disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2.1 Karakteristik Anak Usia Dini (Musik)

Karakter Uraian

Memiliki rasa

keingintahuan yang besar

Anak-anak pada kategori usia dini benar-benar

memiliki keingintahuan yang besar pada dunia yang

ada disekitarnya. Pada masa bayi, rasa

keingintahuan dari mereka ditunjukkan dengan cara

senang meraih benda yang bisa dijangkaunya dan

memasukkan kedalam mulut. Pada usia 3-4 tahun,

buasanya anak akan sering membongkar pasang

segala hal yang ada disekitarnya untuk bisa

memenuhi rasa keingintahuannya yang besar. Tak

hanya itu saja, anak akan gemar bertanya pada orang

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 7: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu

15

lain meskipun masih menggunakan Bahasa yang

sederhana

Senang berfantasi dan

berimajinasi

Fantasi merupakan sebuah kemampuan membentuk

sebuah tanggapan baru dengan tanggapan yang

sudah ada, sedangkan berimajinasi merupakan

kemampuan anak dalam menciptakan objek ataupun

kejadian namun tidak didukung dengan data-data

yang nyata. Anak usia dini senang sekali

membayangkan serta mengembangkan berbagai hal

yang jauh dari kondisi nyatanya. Bahkan terkadang

hingga menciptakan teman-teman imajiner. Teman

imajiner tersebut bisa dalam bentuk orang, hewan,

hingga benda

Mempunyai semangat

belajar yang tinggi

Ketika anak-anak memiliki keinginan yang

menyenangkan serta menarik perhatian mereka tentu

saja membuat anak akan berusaha untuk terus

mencari cara agar dapat memahami hal-hal yang

mereka sangat inginkan.

(sumber : Savitra, jurnal Psikologi Anak, 2017)

Sebagaimana yang telah disajikan dalam tabel diatas, anak usia dini memiliki

karakteristik yang sangat bagus bila dituntun kearah yang baik. Anak-anak sudah

memiliki karakteristik bawaan yang bila dituntun kearah yang baik akan menonjolkan

sifat yang positif. Mempunyai rasa keingintahuan yang besar merupakan salah satu

poin utama yang dimiliki setiap anak. Karakteristik diatas bisa saja mendukung

pembelajaran seni yang akan kita ajarkan kepada anak-anak. Ketika anak mendengar

dan mengamati sebuah lagu yang menyenangkan dan menarik perhatian mereka,

maka peserta didik pun akan lebih bersemangat dalam belajar. Dan anak akan

berimajinasi dalam memaknai lagu tersebut.

Ada pula beberapa karakteristik anak yang menonjol terutama dalam gerak

motorik anak. Berikut disajikan dalam tabel seperti dibawah ini :

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 8: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu

16

Tabel 2.2 Karakteristik Anak Usia Dini (Gerak)

Karakter Uraian

Aktif dan energik Ketika anak mulai berkembang, biasanya mereka

akan senang melakukan berbagai aktivitas. Mereka

seolah-olah tidak pernah merasa lelah, bosan,

bahkan juga tidak pernah ingin berhenti untuk

melakukan aktifitas terkecuali saat mereka sedang

tidur

Berjiwa berpetualang Seperti yang dijelaskan sebelumnya, anak usia dini

memiliki rasa keingin tahuan yang besar dan kuat.

Rasa keingin tahuan ini biasanya akan disertai

dengan menjelajahi sesuatu hal serta memiliki jiwa

petualang. Misalnya saja, anak-anak senang sekali

berjalan kesana kemari, membongkar hal-hal

disekitarnya, mencoret-coret dinding, dan lainnya

Banyak belajar

menggunakan tubuh

Anak-anak pada usia dini memang menjadi usia

dimana dirinya senang mempelajari hal-hal baru.

Mereka akan mulai banyak belajar dengan

menggunakan seluruh anggota tubuh mereka, mulai

dari merasakan, bergerak, menyentuh, membaui,

menjelajah, mengamati, mengira-ngira, dan lainnya

Bagian dari makhluk sosial Anak akan senang jika bisa diterima serta berada

dalam lingkungan teman-teman sebayanya. Mereka

senang melakukan kerja sama serta saling

memberikan semangat pada teman-teman lainnya.

Anak membangun konsep pada dirinya melalui

interaksi sosial yang terjadi di sekolah. Dirinya akan

membangun kepuasan melalui sebuah penghargaan

diri saat diberikan sebuah kesempatan untuk bisa

bekerja sama dengan teman-temannya. Untuk itu

sebuah pembelajaran dilakukan agar dapat

membantu anak didalam perkembangan perhargaan

diri. Hal ini dilakukan melalui penyatuan strategi

pembelajaran sosial.

(sumber : Savitra, jurnal Psikologi Anak, 2017)

Karakeristik khususnya dalam gerak motorik anak sangat berpengaruh dalam

perkembangan sikap anak pada masa depannya. Keaktifan seorang anak sangat

terlihat dari gerak-gerik anak dalam menyikapi sesuatu ataupun dalam bermain. Anak

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 9: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu

17

yang terbiasa dengan gerak cekatan dan energik menggambarkan anak yang cerdas.

Ataupun anak yang mudah akrab dalam berteman adalah suatu tanda positif dalam

karakter anak usia dini. Anak usia dini banyak belajar dari hal sekitarmya, tak

termasuk menggunakan tubuhnya. Anak di usia dini diajarkan nama-nama bagian

tubuhnya, dan juga fungsi dari masing-masing bagian tubuh. Maka tak heran jika

anak sering belajar dengan menyentuh tubuh seperti bagian kepala, perut, kaki, dan

lainnya.

Tak hanya itu saja, penjelasan dari Savitra (2017) pada diri anak usia dini

terdapat pula karakter positif dan karakter negatif. Hal ini juga harus dipahami dan

dibantu pengontrolannya oleh orang tua ataupun pendidik. Anak harus benar-benar di

beri arahan agar karakteristik positif lebih menonjol dari pada karakteristik

negatifnya. Berikut tabel karakteristik sikap pada anak usia dini :

Tabel 2.3 Karakteristik Anak Usia Dini (Positif dan Negatif)

Karakter Uraian

Memiliki pribadi yang unik Meskipun memiliki kesamaan umum pada

perkembangan anak usia dini, namun tetap saja

setiap memiliki ciri khas tersendiri pada minat,

bakat, gaya belajar, dan lainnya. Keunikan-keunikan

inilah yang merupakan keturunan genetis hingga

faktor lingkungan. Untuk itu, dalam hal mendidik

anak, tentu perlu diterapkan pendekatan secara

individual ketika menangani anak usia dini.

Berfikir konkrit Yang dimaksud adalah berfikir berdasarkan pada

makna sebenarnya. Bagi anak-anak di usia dini,

segala hal yang mereka lihat dan ketahui akan

terlihat asli.

Egosentris

Karakteristik ini tentu dimiliki oleh setiap anak, hal

ini bisa dibuktikan dengan adanya sikap anak yang

cenderung memperhatikan serta memahami segala

hal hanya dari sisi sudut pandangnya sendiri atau

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 10: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu

18

kepentingan sendiri saja. Hal ini dapat dilihat dari

sikapnya yang seringkali masih berebut sesuatu,

marah, atau menangis bila keinginannya tidak

dikehendaki dan memaksakan kehendak

Memiliki daya konsentrasi

yang pendek

Anak-anak pada usia dini memang rentan fokus dan

perhaian yang sangat pendek dibandingkan remaja

atau ornag dewasa. Perhatian anak-anak usia dini

akan mudah sekali teralihkan pada hal lainnya,

khususnya yang dapat menarik perhatiannya.

Sehingga bagi pendidik, baik guru maupun orang

tua penting sekali untuk memperhatikan hal ini

dalam menyampaikan sebuah pembelajaran penting.

Spontan Karakteristik lainnya yang dimiliki anak-anak usia

dini adalah sifat spontan. Prilaku serta sikap yang

biasanya dilakukan pada anak-anak umumnya

merupakan sikap asli yang dimiliki mereka tanpa

adanya rekayasa. Hal ini dapat terlihat dari anak-

anak yang seringkali berbicara ceplas-ceplos tanpa

ada sesuatu yang ditutupi. Selain itu, apapun yang

diperbuat dan dikatakan anak merupakan refleksi

dari apa yang ada di dalam hati serta fikirannya.

Kurangnya pertimbangan Anak-anak pada usia dini biasanya kurang dalam

mempertimbangkan hal-hal yang akan mereka

lakukan kedepannya. Mereka belum mengetahui

apakah hal yang dilakukannya tersebut berdampak

bahaya atau tidak bagi dirinya.

Masa belajar yang paling

potensial

Masa-masa anak usia dini dapat dikatakan segabai

Golden Age. Pada periode ini hampir segala potensi

yang dimiliki anak akan mengalami masa peka

untuk segala tumbuh kembang yang cepat dan

hebat.oleh sebab itu, pada masa-masa ini, anak

benar-benar membutuhkan stimulasi dari lingkungan

sekitarnya.pembelajaran dalam mas-masa ini

emmang menjadi wahana yang memfasilitasi

tumbuh kembang anak untuk dapat mencapai

tahapan yang memang sesuai tugas

perkembangannya.

Mudah sekali frustasi Rasa keingin tahuannya yang besar dan belebihan

terkadang membuat anak mudah sekali merasa

frustasi apabila keingin tahuannya tersebut tidak

segera dituruti. Sikap yang seringkali ditunjukkan

saat dirinya merasa frustasi biasanya diungkapkan

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 11: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu

19

dalam bentuk marah, menangis, berteriak, dan

lainnya.

(Sumber : Savitra, jurnal Psikologi Anak, 2017)

Hasil kajian analisis jurnal yang ditulis Savitra (2017), dengan mempelajari

setiap karakter anak, sebagai orang tua maupun pendidik akan lebih mudah mengatasi

karakter anak yang cenderung negatif serta mengoptimalkannya dalam sisi positif.

Selain dari tujuan kegiatan karakteristik anak juga ikut menentukan pemilihan

metode. Adahal yang perlu diingat oleh guru bahwa anak TK pada umumnya adalah

anak yang selalu bergerak, mempunyai rasa ingin tahu yang kuat, senang

berekperimen dan menguji, mampu mengekspresikan diri secara kreatif, mempunyai

imajinasi, dan senang berbicara.

Ada beberapa macam metode pembelajaran anak usia dini. Namun sesuai

pemaparan diatas, tak semua metode pembelajaran cocok bagi anak-anak. Berikut

merupakan metode-metode pembelajaran untuk anak usia dini menurut

Moeslichateon (2004:24) :

a Bermain

Bermain merupakan kegiatan yang memberi kesenangan dan dilaksanakan untuk

kegiatan itu sendiri, yang ditekankan pada caranya dari pada hasil yang diperoleh

dari kegiatan itu

b Karyawisata

Bagi anak-anak, karyawisata berarti memperoleh kesempatan untuk

mengobservasi, memperoleh informasi, atau mengkaji segala sesuatu secara

langsung. Karyawisata juga berarti membawa anak ke objek-objek tertentu

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 12: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu

20

sebagai pengayaan pengajaran, pemberian pengalaman belajar yang tidak hanya

dapat diperoleh siswa didalam kelas. (Mallon dalam Moeslichateon, 2004:25).

c Bercakap-cakap

Bercakap-cakap menurut Hilderbrand berarti saling mengkomunikasikan pikiran

dan perasaan secara verbal atau mewujudkan kemampuan Bahasa reeptif, Bahasa

ekspresif.

d Demonstrasi

Demonstrasi berarti menunjukkan, mengerjakan, menjelaskan. Jadi dalam

demonstrasi kita menunjukkan dan menjelaskan cara-cara mengerjakan sesuatu.

Melalui demonstrasi diharapkan anak dapat mengenal langkah-langkah

pelaksanaan. (Moeslichateon, 2004: 27)

e Proyek

Metode proyek adalah salah satu metode yang digunakan untuk melatih

kemampuan anak memecahkan masalah yang dialami anak dalam kehidupan

sehari-hari. Cara ini juga dapat menggerakkan anak untuk melakukan kerjasama

sepenuh hati.

f Pemberian Tugas

Pemberian tugas merupakan pekerjaan tertentu yang dengan sengaja harus

dikerjakan oleh anak yang mendapatkan tugas. Dengan pemberian tugas, anak

dapat melaksanakan kegiatan secara nyata dan menyelesaikannya sampai tuntas.

(Moeslichateon, 2004:28)

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 13: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu

21

Metode pembelajaran pada anak usia dini seperti diketahui ada beberapa

macam, metode-metode tersebut dapat dipilih dan digunakan oleh guru sesuai dengan

tujuan dalam pembelajaran.

3. Pembelajaran Tari Kreatif

Aspek kreativitas dalam seni tari yang diutamakan adalah kemampuan anak

dalam suatu proses atau cara berfikir yang menghasilkan sesuat yang baru dan

berbeda. Karena dalam hal ini adalah belajar seni tari, maka sesi kreativitasnya adalah

bagaimana anak menemukan atau menciptakan gerakan-gerakan yang baru tentang

sesuatu, yang sesuai dengan apa yang mereka pikirkan dan rasakan.

Tentunya, dalam pembelajaran tari kreatif ini, anak adalah aktor utama yang

menciptakan gerakan baru. Anak diberi ruang kebebasan seluas-luasnya untuk

berfikir dan menciptakan gerakan sendiri. Adapun peran dari seorang guru adalah

membangkitkan motivasi dan memberi arahan kepada anak secara individu, karena

setiap anak mempunyai tingkat kreativitas yang berbeda. Seperti yang disampaikan

Alexy dalam Mulyani (2013:52) “Sumber kreativitas gerakan tari yang baik adalah

dari, oleh, dan untuk anak itu sendiri. Oleh karena itu, unsur yang terpenting dalam

suatu kegiatan eksplorisasi gerak adalah adanya komunikasi yang baik antara guru

dan anak untuk menciptakan konsep tari yang diinginkan bersama”.

Menurut Eko Purnomo dalam Mulyani (2013:52) :

“Pembelajaran tari kreatif dalam seni tari setidaknya mencakup

aspek ; eksplorasi, improvisasi, inkubasi, dan hasil. Eksplorasi

merupakan proses “pencarian” berbagai macam gerak. Didalam

ekplorasi ini, anak berusaha menemukan pengetahuan gerak. Kemudian

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 14: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu

22

dilanjutkan dengan proses improvisasi diperoleh melalui hitung-

hitungan angka atau dengan ritme, untuk kemudian diendapkan melalui

proses inkubasi. Dalam proses inkubasi, anak mulai menetapkan gerak-

gerak yang akan dipakai sebagai sebuah tarian yang utuh”.

Dari ketiga proses tersebut, kemudian muncul sebuah karya tari yang benar-

benar baru, atau merupakan kombinasi dari gerakan tari yang sudah ada sebelumnya.

Produk atau hasil merupakan titik tertinggi atas pencapaian dari proses kreatif anak-

anak. Pengembangan model pembelajaran tari kreatif ini merupakan elaborasi dari

pengembangan pembelajaran konvesional dengan menggunakan berbagai macam

pendekatan.

Jika dalam pembelajaran tari konvesional anak hanya dituntut untuk

menghafal semua gerakan tari semata dan mengikuti gerakan yang dicontohkan oleh

guru, dalam pembelajaran tai kreatif ini tujuannya lebih luas dari pada itu. Jadi tidak

hanya sekedar menghafal tarian, tetapi juga merupakan media untuk mengembangkan

kreativitas anak-anak.

Untuk mendapatkan gerak tari terbaik, dalam hal ini tntu dituntut peran dari

seorang guru sebagai fasilitator dan motivator anak. Karena bagaimanapun anak

membutuhkan arahan, rangsangan, dan motivasi dalam menciptakan gerak baru dan

merangkai gerakan-gerakan tersebut agar menjadi sebuah tarian yang utuh.

Komunikasi yang intens antar guru dan anak menjadi unsur utama yang paling

penting dalam hal ini.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 15: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu

23

4. Lagu Anak Gembala Karya AT. Mahmud

Lahir di Kampung 5 Ulu Kedukan Anyar, Palembang, Sumatera Selatan, 3

Februari 1930, A.T Mahmud adalah seorang pencipta lagu anak. Ia adalah anak

kelima dari sepuluh bersaudara. Ibunya bernama Masayu Aisyah dan ayahnya

bernama Masagus Mahmud.

Di rumah, kampung dan teman sekolah, ia dikenal dengan nama panggilan

Totong. AT. Mahmud yang memiliki nama asli Masagus Abdullah Mahmud. Dia

dikenal luas oleh masyarakat melalui lagu anak-anak ciptaannya. Sangat banyak lagu

hasil dari karyanya yang dikenal dan di pakai untuk media pembelajaran di sekolah

terutama PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK (Taman Kanak-kanak), maupun

SD (Sekolah Dasar). Lagu “Aku Anak Gembala” merupakan salah satu karya beliau

yang cukup dikenal luas oleh banyak orang. Namun, tak sedikit pula anak-anak acuh

tak acuh terhadap lagu anak dikarenakan perkembangan teknologi zaman kini yang

menurut anak-anak lebih menarik meskipun tidak sesuai dengan usia mereka dari

pada lagu anak.

Masyarakat menerima lagu ciptaan AT Mahmud karena mendidik dan sesuai

dengan psikologi anak. atas jasanya dibidang pendidikan dan lagu anak-anak, ia

mendapatkan penghargaan Bintang Budaya Paramata Dharma dari Pemerintah RI. Di

hari tuanya, ia aktif memberi penyuluhan kepada guru-guru TK tentang pentingnya

lagu anak untuk pendidikan, dalam tulisan 1001 Indonesia.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 16: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu

24

Berikut partitur lagu anak gembala yang akan menjadi media dalam penelitian

ini:

Gambar 2.1 Partitur Lagu Anak Gembala

(Sumber : blog senibudayasia)

Lagu ini bercerita tentang aktivitas seorang anak gembala yang hidup di

pedesaan. Anak dari seorang penggembala yang semangat ikut membantu ayahnya

menggembala hewan ternaknya. Setiap harinya sang anak membawa ternak ke

padang rumput tanpa kenal lelah. Dari lirik lagu tersebut, terdapat pesan yang

sederhana bagi peserta didik. Pendidik dapat menyampaikan pesan moral berupa

semangat dan motivasi peserta didik agar selalu semangat dan tak malas dalam

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 17: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu

25

belajar seperti sang anak penggembala yang tak pernah malas atau pun lelah dalam

mengerjakan sesuatu. Dan turut membantu orang tua semampu dan sebisanya. Seperti

analisa menurut Anton (2019) :

“Lagu Anak Gembala ciptaan The Legend Bapak AT. Mahmud

sungguh menggambarkan hati anak Indonesia yang masih murni,

sederhana, dan penuh ceria. Sungguh senang mendengar lagu ini.

Menggambarkan seorang anak gembala yang membantu orang tua

menggembalakan ternak dengan rajin dan riang gembira. Penggambaran

yang mengedukasi supaya setiap anak Indonesia senantiasa ceria dan

rajin, baik dalam belajar maupun membantu orang tua”.

Selama masa hidupnya, AT Mahmud sangat memperhatikan tumbuh

kembang anak-anak. Misalnya saat anak-anak dan cucu-cucunya sedang

menonton televise bersamanya ia tiba-tiba mematikan TV saat melihat anak-

anak menyanyikan lagu cinta. Hal itu dilakukan AT Mahmud karena miris dan

tersayat hatinya. Ia berharap anak-anak tumbuh secara alami dengan lagu anak-

anak, bukan dengan lagu cinta dewasa. Menurut Ruri Mahmud, anak sulung

dari AT Mahmud, itu salah satu alasan ayahnya tidak berhenti berkarya

menciptakan lagu anak-anak.

Bahkan sebelum meninggal, dia ingin lagu-lagu karyanya terus

dinyanyikan anak-anak Indonesia sebagai aset. “Dia sudah menganggap, lagu-

lagu ini sebagai warisan untuk anak dan cucu” kata Ruri. Sayangnya, semasa

hidup beliau tidak banyak royaliti yang diterimanya. Namun hal itu tidak

diambil pusing bahkan AT Mahmud hampir tidak pernah mengeluh. Baginya,

asal karya-maryanya masih dinyanyikan anak-anak Indonesia, sudah lebih dari

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 18: BAB II KAJIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu

26

cukup. “Saya tidak masalah dengan uang, yang penting lagu saya didengar

anak-anak” kata Ruri menirukan pernyataan sang ayah.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--