BAB II Kecemasan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BAB II Kecemasan.mnmmnm

Citation preview

  • 5/19/2018 BAB II Kecemasan

    1/11

    BAB II

    TINJAUAN TEORI

    A. Tinjauan Teori

    1. Kecemasan

    a. Pengertian Kecemasan

    Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin

    angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

    Kecemasan adalah fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan

    datangnya suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai. Kecemasan

    berfungsi sebagai mekanisme yang melindungi ego karena kecemasan memberi sinyal kepada

    kita bahwa ada bahaya dan kalau tidak dilakukan tindakan yang tepat maka bahaya itu akan

    meningkat sampai ego dikalahkan. Freud (2005)

    Kecemasan adalah tegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena

    dirasakan terjadi sesuatu yang tidak diketahui dan berasal dari intra psikis (Depkes RI, 2005).

    b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

    1) Umur

    Prawirohardjo (2003) menspesifikan umur kedalam tiga kategori,yaitu : kurang dari

    20 tahun (tergolong muda), 20-30 tahun (tergolong menengah), di atas 30 (tergolong tua).

    Kecemasan dapat terjadi pada wanita yang usianya tergolong muda karena berhibungan

    dengan kestabilan emosidan kedewasaan seseorang dalam menghadapi suatu masalah.

    2) Keadaan Fisik / Penyakit

    Individu yang mengalami gangguan fisik atau menderita suatu penyakit akan mudah

    mengalami stress. Disamping itu orang yang mengalami keluhan fisik yang snagat juga lebih

    mudah stress (Hawari,2006).

    3) Sosial Budaya

  • 5/19/2018 BAB II Kecemasan

    2/11

    Cara orang hidup di masyarakat juga sangat mempengaruhi timbulnya falsafah hidup

    yang jelas, maka pada umumnya lebih sukar mengalami stress. (Hawari, 2006).

    4) Tingkat Pandidikan dan Pengetahuan

    Status pendidikan dan pengetahuan yang rendah mengakibatkan seseorang mudah

    mengalamistres. Masalah ini dapat dianggap sebagai tekanan yang dapat mengakibatkan

    krisis dan dapat mengakibatkan kecemasan. Stress dan kecemasan dapat terjadipada individu

    dengan tingkat pengetahuan dan pendidikan yang rendah, disebabkan karena kurangnya

    informasi yang diperoleh (Hawari, 2006).

    5) Status Perkawinan

    Statuspernikahan dalam keluarga sangat penting bagi seorang perempuan dan

    anak.status pernikahan yangdimaksud adalah sah dantidak sah baik secara adat,agama

    maupun hokum legalyang diatur oleh pemerintah.stresdapat terjadi pada individu yang status

    pernikahannya belum sah secara adatmaupun hukum, hubungannya dengan norma

    kependudukan yang ada dimasyarakat, contohnyapasangan suami istri yang belum menikah

    secara sah akan dicibir oleh para tetangga (Hawari, 2006).

    6) Status Paritas

    Kecemasan dapat terjadi pada wanita yang belum memiliki keturunan dalam rumah

    tangganya, karena tingkat paritas menunjukan pengalaman dalam menghadapi suatu

    permasalahan (hawari, 2006).

    7) Faktor Genetik

    Biasanya wanita lebih banyak mengalami kecemasan dari pada pria dan lebih dari

    satu permasalahan (Hawari, 2006).

    8) Faktor Organik

  • 5/19/2018 BAB II Kecemasan

    3/11

    Kecemasan bias timbul pada orang-orang yang menderita trauma kepala, menopouse,

    menstruasi, infeksi akut, arteri sklerosis, serebri dan gangguan saraf pusat lainnya

    (Winarsusnu, 2004)

    9) Faktor Psikologis

    Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pada psikolgi seperti :

    a) Pengalaman masa kecil bernilai emosi tinggi namun masa berikutnya ditekan, dapat

    menimbulkanadanyakecemasan.

    b) Faktor cara hidup, cara makan serta kebiasaaan hidup yang slah dapat menimbulkan adanya

    kecemasan

    c) Ketidakstabilan bilamenghadapi ketidakpastian orang tua saat anakdirawat inap dari tingkat

    keparahan penyakit

    d) Berkaitan dengan ketidakpastian di atas dibarengi dengan tingkat pengetahuan dan tingkat

    pendidikanorangtua.

    e) Ketidakstabilan dalam mengahadapi ketidakpastian orang tua saat anaknya dirawat inap yang

    hubungannya dengan tingkat sosial ekonomi (Wisnu, 2004).

    c. Ciri-ciri Kepribadian Pencemas

    Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami gangguan

    kecemasan antara lain sebagai berikut :

    1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung.

    2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah,mudah terkejut

    3. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang

    4. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan

    5. Gangguan daya konsentrasi dan daya ingat

  • 5/19/2018 BAB II Kecemasan

    4/11

    6. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging

    (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit

    kepala dan lain sebagainya.

    Selain keluhan-keluhan cemas secara umum di atas, ada lagi kelompok cemas yang

    lebih berat yaitu gangguan cemas menyeluruh, gangguan panik, gangguan phobik dan

    gangguan obsesif-kompulsif.

    1). Gangguan Cemas Menyeluruh

    Secara klinis selain gejala cemas yang biasa, diasertai dengan kecemasan yang

    menyeluruh dan menetap (paling sedikit berlangsung 1 bulan) dengan manifestasi 3 dari 4

    kategori gejala berikut ini :

    a) Ketegangan motorik/ alat gerak:

    (1) Gemetar

    (2) Tegang

    (3)Nyeri otot

    (4) Letih

    (5) Tidak dapat santai

    (6) Kelopak mata bergetar

    (7) Kening berkerut

    (8) Muka tegang

    (9) Gelisah

    (10) Tidak dapat diam

    (11) Mudah kaget

    b)Hiperaktivitas saraf autonom (simpatis/parasimpatis) :

    (1) Berkeringat berlebihan

    (2) Jantung berdebar-debar

  • 5/19/2018 BAB II Kecemasan

    5/11

    (3) Rasa dingin

    (4) Telapak tangan/ kaki basah

    (5) Mulut kering

    (6) Pusing

    (7) Kepala terasa ringan

    (8) Kesemutan

    (9) Rasa mualSering buang air seni

    (10) Diare

    (11) Rasa tidak enak di ulu ati

    (12) Kerongkongan tersumbat

    (13) Muka merah atau pucat

    (14) Denyut nadi dan nafas yang cepat waktu istirahat

    c) Rasa khawatir berlebihan tentang hal-hal yang akan dating (apprehensive expectation):

    (1) Cemas, khawatir, takut

    (2) Berpikir berulang (rumination)

    (3) Membayangkan akan datangnya kemalangan terhadap dirinya atau orang lain.

    d) Kewaspadaan berlebihan :

    (1) Mengamati lingkungan secara berlebihan sehingga mengakibatkan perhatian mudah beralih

    (2) Sukar konsentrasi

    (3) Sukar tidur

    (4) Merasa ngeri

    (5) Mudah tersinggung

    (6) Tidak sabar

    Gejala-gejala tersebut di atas baik yangbersifat psikis maupun fisik (somatic)pada

    setiap orang tidak sama, dalam arti tidak seluruhnyagejalaitu harus ada. Bila diperhatikan

  • 5/19/2018 BAB II Kecemasan

    6/11

    gejala-gejala kecemasan ini mirip dengan orang yang mengalami stress, bedanya bilapada

    stress didominasi oleh gejala isik sedangkan pada kecemasan didominasi oleh gejala psikis.

    2) Gangguan Panik

    Gejala klinis gangguan panik ini yaitu kecemasan yang datangnya mendadak disertai

    oleh kecemasan takut mati, disebutjuga sebagai serangan panic (panic attack). Secraklinis

    gangguan panic ditegakkan oleh paling sedikit 4 dari 12 gejala-gejala di bawah ini yang

    muncul pada setiap serangan:

    (1) Sesak nafas

    (2) Jantung berdebar-debar

    (3) Nyeri atau rasa tak enak di dada

    (4) Rasa tercekik atau sesak

    (5) Pusing, vertigo, perasaan melayang-layang

    (6) Perasaan seakan-akan lingkungan tidak relistik

    (7) Kesemutan

    (8) Rasa aliran panas atau dingin

    (9) Berkeringat banyak

    (10) Rasa akan pingsan

    (11) Menggigil atau gemetar

    (12) Merasa takut mati, takut menjadi gila atau khawatir akan melakukan suatu tindakan secara

    tidak terkendali selama berlangsungnya serangan panic.

    Orang yang mengalami serangan panik tersebut di atas juga menimbulkan

    kepanikan pada orang lain (anggota keluarga). Seringkali ia dibawa ke rumah sakit bagian

    Unit Gawat Darurat (UGD), dan sering pula dipulangkan karena tidakditemukan kelainan

    fisik yang dapat menyebabkan kematian.

    3) Gangguan Phobik

  • 5/19/2018 BAB II Kecemasan

    7/11

    Gangguan phobik adalah salah satu bentuk kecemasan yang didominasi oleh

    gangguan alam pikir phobia. Phobia adalah ketakutan yang menetap dan tidak rasional

    terhadapsuatu obyek, aktivitas atau situasitertentu (spesifik), yang menimbulkan suatu

    keinginan mendesak untuk menghindarinya. Rasa ketakutan itu didasrai oleh orang yang

    bersangkutan sebagai suatu ketakutan yang berlebihan dan tidak masuk akal, namun ia tidak

    mampu mengatasinya.

    Yang sering dijumpai dalam pengalaman sehari-hari adalah agrophobia dan phobia

    sosial, yang seringkali disertai dengan timbulnya serangan panic. Kedua jenis phobia ini (de

    ngan serangan panic) merupakan penderitaan bagi individu yang bersangkutan karena

    gangguan phobia ini menggangu fungsi danperan sosialnya dalam kehidupn sehari-hari.

    Seseorang yang menderita agrophobia mempunyai ketakutan yang hebat (dank arena itu ia

    menghindari) terhadap situasi berada seorang diri atau di tempat umum, dimana ia sulit untuk

    melarikan diri, atau di tempat yang tidak tersedia pertolongan apabila dating seranagan

    mendadak berupa perasaan tidak berdaya, misalnya barada di antara orang banyak, dalam

    terowongan,di atas jembatan atau menumpang kendaraan umum.

    4) Gangguan Obsesif-Kompulsif

    Obsesi adalah suatu bentuk kecemasan yang didominasi oleh pikiran yang terpaku

    (persistence) dan berulang kali muncul (recurrent). Sedangkan kompulsi adalah perbuatan

    yang dilakukan berulang-ulang sebagai konsekuensidari pikiran yang bercorak obsesif

    tadi.seseorang yang menderita obsesif kompulsif tadi akan terganggu dalam fungsi atau

    peranan sosialnya.

    d. Klasifikasi Tingkat Kecemasan

    Adapun menurut (Townsend,1996) ada empat tingkat kecemasan, yaitu ringan,

    sedang, berat dan panik.

  • 5/19/2018 BAB II Kecemasan

    8/11

    1) Pertama kecemasan ringan, Kecemasan ini berhubungan dengan ketegangan kehidupan

    sehari-hari sehingga menyebabkan seseorang menjadi waspada dalam meningkatkan lahan

    persepsinya kecemasan ini juga dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan

    dan kreativitas baru. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah kelelahan, iritabel,

    persepsi meningkat, kesadaran tinggi, mampu untuk belajar, motivasi meningkat dan tingkah

    laku sesuai situasi. Contonhnya:

    a) Pasangan dewasa yang akan memasuki jenjang pernikahan

    b) Individu yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

    c) Individu yang tiba-tiba dkejar anjing

    2) Kedua kecemasan sedang yang memungkinkan untuk memusatkan pada masalah yang

    penting dan mengesampingkan hal lain sehingga seseorang mengalami perhatian yang

    selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang terarah. Manifestasi yang terjadi pada tingkat

    ini yaitu kelelahan meningkat, kecepatan denyut jantungdan pernafasan meningkat,

    ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan volume tinggi, lahanpersepsimenyempit,

    mampu untuk belajar namun tidak optimal, kemampuan konsentrasimenurun, perhatian

    selektif dan terfokus pada rangsangan yang tidak menambahansietas, mudah tersinggung,

    tidak sabar, mudah lupa,marah dan menangis. Contonhnya :

    a) Pasangan suami istriyang menghadapi kelahiranbayi pertama dengan resikotinggi

    b) Keluarga yang menghadapi pepecahan (berantakan)

    c) Individu yang mengalami konflik dalam pekerjaan

    3) Ke tiga kecemasan berat sehingga sangat mengurangi lahan persepsi. Dengan kecemasan

    berat ini seseorangakan cenderung untuk memusatkan sesuatu yang terinci dan spesifik, serta

    tidak dapat berpikir hal lain. Ornag tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk

    memusatkan pada suatuarea lain. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah mengeluh

    pusing, sakit kepala, nausea, insomnia, sering kencing, diare, palpitasi, lahan persepsi

  • 5/19/2018 BAB II Kecemasan

    9/11

    menyempit, tidakmau belajar secara efektif, berfokus pada diri sendiri dan keinginan untuk

    menghilangkan kecemasan tinggi, perasaan tidak berdaya, bingung dan lain sebagainya.

    Contohnya :

    a) Individu yang mengalami kehilangan harta benda dan orang yang dicintai karena bencana

    alam

    b) Individu dalam penyandraan

    4) Ke empat yaitu panic (berat sekali), panik ini berhubungan dengan terperangah, ketakutan

    dan terror karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang sedang panic tidak mampu

    melakukan sesuatu apa pun walaupun dengan pengarahan seseorang.tanda dan gejala yang

    terjadi pada keadaan ini adalah susah bernafas, dilatasi pupil, palpitasi, pucat, diaphoresis,

    peembicaraan inkoheren, tidak dapat respon terhadap perintah yang sederhana, berteriak,

    menjerit, mengalami halusinasi dan delusi.contohnya : individu dengan kepribadian pecah /

    depresonalisasi.

    5) Alat ukur kecemasan

    Alat ukur kecemasan ini sesuai yang diungkapkan oleh Hawari (2006) dikelompokan

    menjadi 14 yaitu :

    a) Perasaan cemas (ansietas)

    b) Ketegangan

    c) Ketakutan

    d) Gangguan tidur

    e) Gangguan kecerdasan

    f) Perasaan depresi (murung)

    g) Gejala somatic / fisik

    h) Gejala somatic / fisik (sensorik)

    i) Gejala kardiovaskuler

  • 5/19/2018 BAB II Kecemasan

    10/11

    j) Gejala respiratori

    k) Gejala gastrointestinal

    l) Gejala urogenital

    m) Gejala autonom

    n) Tingkah langku (sikap) pada wawancara

    Ke-14 gejala tersebut masing-masing diberi penilaian angka (score) antara 0-4 yang artinya

    adalah :

    Nilai 0 = tidak ada gejala kecemasan

    Nilai 1 = gejala ringan

    Nilai 2 = gejala sedang

    Nilai 3 = gejala berat

    Nilai 4 = gejala berat sekali, sehingga dengan demikian

    Kecemasan ringan = gejala ringan

    Kecemasan sedang = gejala sedang

    Kecemasan berat = gejala berat

    Kecemasan berat sekali = gejala berat sekali

    1) Umur

    2) Keadaan Fisik / Penyakit

    3) Sosial Budaya

    4) Tingkat Pandidikan dan Pengetahuan

    5) Status Perkawinan

    6) Status Paritas

    7) Faktor Genetik

    8) Faktor Organik

  • 5/19/2018 BAB II Kecemasan

    11/11

    9) Faktor Psikologis