Upload
ernesto-che-gujizuyeah
View
222
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kehidupan poltik di mangkunegaran
Citation preview
Bab II Kehidupan Politik Mangkunegaran
RM Said menjadi pangeran Mangkunegaran dan bergelar adipati Mangkunegara dengan hak-hak
istimewa yang kedudukanya lebih dekat dengan raja tetpi lebih rendah dari putra mahkota.
Mangkunegaran berdiri otonom di bawah kasunan, tetapi kasusanan tidak boleh mencampuri
urusan mangkunegaran dan hanya berwenang ketika mangkunegaranmemiliki urusan dengan
kausunan dan yang berhak menentukan keputuskan hubungan dengan mangkunegaran adalah
kasunan, sementara hubungan mangkunegaran dengan VOC adalah pangeran merdeka yang
berarti terlepas adri segala campur tangan VOC.
Perbedaan yang terdapat di istana adalah kekdudukan keratin dan alun-alunnya. Keberanian RM
Said untuk merubah arah keratonya dari yang semula menghadap selatan berubah kearah utara
dan 2 alun-alun, lalu utara dan selatan yang berada di istana mangkunegaran menandakan usaha
RM Said untuk meegakan kemandirian istana mangkunegaran dan dominasi kasunanan. Luas
wilayang mangkunegaran juga bertambah karena bekerjasama dengan pihak asing yaitu VOC
selain itu sebagian besar juga merupakan hasil rampasan perang.
Diangkatnya MN IV tanpa dihadiri oleh pihak kasunanan menandakan adanya perubahan dalam
kududukan kepala istana, pada masa sebelumnya mangkunegaran adalah pangeran terpilih
kasunanan dan pangeran merdeka dalam hubunganya dengan kolonial. Maka posisi tersebut
menjadi terbalik dengan kedudukan mangkunegaran sebagai pangeran terpilih pemerintah
Kolonial dan pangeran merdeka dari kasunanan yang secara tidak langsung menunjukan
kesetaraan dengan kasunanan. Pengankatan Pemimpin Mangkunegaran tidak hanya berdasarkan
kesetiaanya terhadap pemerintah kolonial tetapi penilaian calon yang didasarkan atas
kemampuanya mengurus pemerintahan secara efisien.
RM Said memiliki cita-cita memiliki sebuah lembaga Praja Sejati merupakan harga mati yang
harus diperjuangkan oleh para penerusnya. Pertentangan motivasi ini berdampak pada penobatan
amngkunegaran ke IV. Kejadian ini menandakan bahwa kasunanan tidak rela atas lepasnya
Mangkunegaran sedangkan bagi mangkunegaran ini merupakan awal terlaksananya cita-cita RM
Said. Persaingan di tanah Jawa bukan saja hanya oleh para kaum bangsawan saja tetapi juga oleh
para kelompok sosial, sebagai contoh SI ini menambah warna pesaingan di tanah Jawa.
Ketika Jepang menguasai Indonesia, Mangkunegaran yang sebelumnya menentang Jepang
ternyata tidak diperlakukan dengan buruk oleh Jepang terutama dalam hal kekuasaanya. Bahkan
Jepang yang sadar akan kekuranganya dalam hal administrasi sangat memerlukan
Mangkunegaran untuk mengurusi masalah pemerintahan sesai dengan kepentingan perang
Jepang. Perubahan kekeusaan oleh tentara Jepang ini emberikan perubahan berarti bagi
Mangkunegaran, yaitu keterlibatan pemerintahan jepang dalam control administratif dan
kekusaan kepatihan.
Jepang bertujuan untuk produksi pertanian seperti beras, jarak, rami, kapas, dll. Akan tetapi
kebutuhan utama yang paling mendesak adalah beras. Oleh karena itu dibentuk organisasi
Beikoku Orosi Uri Kuminai. Kekuasaan militer Jepang di mangkunegaran membuat dilemma,
karena kaum birokrat yang memiliki tradisi kepatuhan terhadap atasnya menjadi racun yang
mematikan pada masa Jepang. Maka tidak heran jika dendam dan kebencian rakyat semakin
memuncak kepada kedua pemerintahan di Surakarta.
Upaya jepang untuk memobilisasi pemuda dalam rangka pelaksanaan perang di tunjukan untuk
memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja buruh untuk membangun fasilitas-fasilitas militer maka
di bangunlah lembaga kontrol Tonarigumi (RT). Setelah meninggalnya Mangkunegaran VII
karena sakit akibat jatuh dari kuda penggantinya tidak emberikan pengaruh apa-apa kepada
rakyat malah cenderung mengukuti langkah otorier pemerintah militer.