14
BAB II KERANGKA TEORITIS Didalam sebuah penelitian ilmiah dibutuhkan landasan-landasan teoritis yang memungkinkan diperolehnya pengertian tentang pokok-pokok penelitian baik secara teoritis maupun kenyataan pada obyek penelitian. 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Periklanan Dalam membuat penelitian mengenai sebuah iklan kita terlebih dahulu harus mengetahui mengenai periklanan. Adanya pengetahuan yang dalam mengenai apa yang akan kita teliti akan membantu kita dalam mempermudah dalam memecahkan pertanyaan dalam penelitian kita. Iklan bertujuan untuk memperkenalkan suatu produk, memelihara image perusahaan, membujuk komunikan untuk membeli dan lain-lain. Pada prinsipnya semua iklan dimaksudkan untuk menghasilkan respon positif dari publik. Dan setiap iklannya dirancang untuk menghasilkan respon-respon termasuk dalam pikiran publik atau konsumen dan akhirnya bertindak sesuai dengan tujuan. (Djayakusumah,1982 :12). Periklanan tentu memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Tujuan-tujuan ini berfungsi sebagai alat koordinasi, komunikasi, memberikan kriteria dalam pengambilan keputusan serta sebagai alat evaluasi. Tujuan yang dimaksud adalah sebagai berikut ( Darmadi,2003: 12) : 1. Menciptakan kesadaran pada suatu merek dibenak konsumen. 2. Mengkomunikasikan informasi kepada konsumen mengenai atribut dan manfaat suatu merek. 3. Mengembangkan atau mengubah citra atau personalitas sebuah merek.

BAB II KERANGKA TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6971/2/T1_362008074_BAB II.pdfBAB II. KERANGKA TEORITIS . ... pemasaran yang diarahkan dengan

  • Upload
    buidat

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KERANGKA TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6971/2/T1_362008074_BAB II.pdfBAB II. KERANGKA TEORITIS . ... pemasaran yang diarahkan dengan

BAB II

KERANGKA TEORITIS

Didalam sebuah penelitian ilmiah dibutuhkan landasan-landasan teoritis yang

memungkinkan diperolehnya pengertian tentang pokok-pokok penelitian baik secara teoritis

maupun kenyataan pada obyek penelitian.

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Periklanan

Dalam membuat penelitian mengenai sebuah iklan kita terlebih dahulu harus

mengetahui mengenai periklanan. Adanya pengetahuan yang dalam mengenai apa yang akan

kita teliti akan membantu kita dalam mempermudah dalam memecahkan pertanyaan dalam

penelitian kita. Iklan bertujuan untuk memperkenalkan suatu produk, memelihara image

perusahaan, membujuk komunikan untuk membeli dan lain-lain. Pada prinsipnya semua iklan

dimaksudkan untuk menghasilkan respon positif dari publik. Dan setiap iklannya dirancang

untuk menghasilkan respon-respon termasuk dalam pikiran publik atau konsumen dan

akhirnya bertindak sesuai dengan tujuan. (Djayakusumah,1982 :12).

Periklanan tentu memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Tujuan-tujuan ini

berfungsi sebagai alat koordinasi, komunikasi, memberikan kriteria dalam pengambilan

keputusan serta sebagai alat evaluasi. Tujuan yang dimaksud adalah sebagai berikut (

Darmadi,2003: 12) :

1. Menciptakan kesadaran pada suatu merek dibenak konsumen.

2. Mengkomunikasikan informasi kepada konsumen mengenai atribut dan manfaat suatu

merek.

3. Mengembangkan atau mengubah citra atau personalitas sebuah merek.

Page 2: BAB II KERANGKA TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6971/2/T1_362008074_BAB II.pdfBAB II. KERANGKA TEORITIS . ... pemasaran yang diarahkan dengan

4. Mengasosiasikan suatu merek dengan perasaan serta emosi.

5. Menciptakan norma-norma kelompok.

6. Mengendapkan perilaku.

7. Mengarahkan konsumen untuk membeli produknya dan mempertahankan market

power perusahaan.

8. Menarik calon konsumen menjadi konsumen yang loyal dalam jangka waktu tertentu.

9. Mengembangkan sikap positif calon konsumen yang diharapkan dapat menjadi

pembeli potensial di masa yang akan datang.

Iklan Axe versi bidadari ini, dalam periklanan jika dilihat berdasarkan tujuan termasuk

dalam klasifikasi Periklanan Produk. Periklanan produk merupakan porsi yang paling besar

yang dikeluarkan dalam periklanan, karena disini mereka mengiklankan berbagai macam

produk yang akan dipasarkan ke masyarakat. Produk yang di iklan bisa saja merupakan

sebuah produk baru, produk yang sudah lama beredar, atau produk yang direvisi. Iklan Axe

ini termasuk produk yang lama sudah beredar, namun untuk tetap mempertahankan produk,

iklan Axe selalu bervariasi. Dilihat dari tujuannya, iklan axe versi bidadari ingin

mengkomunikasikan informasi kepada konsumen mengenai atribut dan manfaat suatu merek.

Terlihat dari adegan-adegan yang menggambarkan betapa wangi parfum axe sehingga

membuat bidadari pun lupa diri

2.1.1.1 Periklanan Yang Efektif

Menurut Shimp ( 2003 :415-416 ) pada taraf minimum iklan yang efektif melihat beberapa

pertimbangan berikut ini :

a. Iklan harus memperpanjang suatu strategi pemasaran.

Iklan bisa jadi efektif hanya bila cocok dengan elemen lain dari strategi komunikasi

pemasaran yang diarahkan dengan baik dan teritegrasi.

b. Periklanan yang efektif harus menyertakan sudut pandang konsumen.

Page 3: BAB II KERANGKA TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6971/2/T1_362008074_BAB II.pdfBAB II. KERANGKA TEORITIS . ... pemasaran yang diarahkan dengan

Para konsumen membeli manfaat-manfaat produk, bukan atribut produk. Oleh karena itu,

iklan harus dinyatakan dengan cara yang berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan,

keinginannya, serta apa yang dinilai konsumen dari si pemasar.

c. Periklanan yang efektif harus persuasif.

Persuasi biasanya terjadi ketika produk yang di iklankan dapat memberikan keuntungan

tambahan bagi konsumen.

d. Iklan harus menemukan cara untuk menerobos kerumunan iklan.

Para pengiklan secara berkelanjutan berkompetisi dalam menarik perhatian konsumen. Dan

ini bukan tugas yang mudah mengingat sudah terlalu banyaknya iklan yang ada di media

cetak, elektronik, serta sumber-sumber informasi lainnya yang tersedia setiap hari ke hadapan

konsumen.

e. Iklan yang baik tidak pernah menjanjikan lebih dari apa yang bisa diberikan.

Pada intinya adalah menerangkan dengan apa adanya, baik dalam pengertian etika serta

pengertian bisnis yang cerdas. Para konsumen belajar dengan cepat ketika mereka ditipu dan

akan membenci pengiklan.

f. Iklan yang baik mencegah ide kreatif dan strategi berlebihan.

Tujuan iklan adalah mempersuasi dan mempengaruhi : tujuannya bukan membagus-baguskan

dan melucu-lucukan yang lucu. Penggunaan humor yang tidak efektif mengakibatkan orang-

orang hanya ingat pada humornya saja dan melupakan pesan yang telah disampaikan.

2.1.1.2 Pesan Iklan

Komunikasi pada intinya adalah semua praktek yang dilakukan untuk memberikan

atau saling bertukar informasi. Komunikasi adalah transmisi pesan dari pengirim kepenerima

dengan menggunakan suatu bentuk signal yang dikirim melalui suatu media tertentu. Dalam

Page 4: BAB II KERANGKA TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6971/2/T1_362008074_BAB II.pdfBAB II. KERANGKA TEORITIS . ... pemasaran yang diarahkan dengan

merancang suatu pesan iklan komunikasi harus memperhatikan apa yang disampaikan pada

audience sasaran agar menghasilkan tanggapan yang diharapkan (Ihalauw, 2003 : 145 ).

Pesan Iklan yang efektif dapat berperan lebih pada iklan bisa berupa peraduan antara

pesan verbal dan dan pesan visual. Pesan verbal menekankan pada aspek kata, sedangkan

pesan visual lebih kepada gambar dan illustrasinya. Menurut Shimp dalam bukunya ( 2003 :

459-493 ) dalam menarik perhatian dan untuk mempengaruhi perasaan konsumen terhadap

produk barang dan jasa dibutuhkan iklan dengan daya tarik pesan agar iklan terbut

diperhatikan oleh khalayak.

Daya tarik pesan meliputi (Shimp. 2003 :459-493) :

1. Daya tarik selebritis

Selebritis disini yang dimaksudkan bukan hanya seorang aktris dan aktor melainkan

seorang yang dikenal oleh masyarakat bisa saja itu seorang atlet, ilmuan maupun

politikus. Selebritis disini dipilih sesuai dengan target market dari produk tersebut dan

diharapkan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen terhadap produk yang

diiklankan.

2. Daya tarik humor

Humor yang digunakan dalam iklan dinilai sangat efektif untuk menarik perhatian dan

menciptakan kesadaran merek. Iklan dengan daya tarik humor merupakan cara yang

sangat efektif untuk mencapai berbagai tujuan periklanan. Meskipun demikian, tetap

harus diingat juga bahwa pengaruh humor dapat berbeda sesuai dengan karakteristik

khalayak, apa yang dianggap lucu bagi sebagian orang, belum tentu juga di anggap

lucu oleh orang lainnya.

3. Daya tarik rasa takut

Page 5: BAB II KERANGKA TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6971/2/T1_362008074_BAB II.pdfBAB II. KERANGKA TEORITIS . ... pemasaran yang diarahkan dengan

Daya tarik ini menggunakan ketakutan konsumen dalam mengambil sebuah tindakan.

Informasi yang ingin disampaikan dalam iklan, jenis ini adalah adanya konsekuensi

negatif terhadap perilaku yang kurang baik, seperti merekok.

4. Daya tarik rasa bersalah

Seperti halnya rasa takut, rasa bersalah juga merupakan daya tarik negatif. Iklan

berdaya tarik rasa bersalah membujuk konsumen untuk selalu menggunakan produk

yang diiklankan jika ingin menghapus rasa bersalah.

5. Daya tarik seksual

Iklan berisi daya tarik seksual akan efektif bila relevan dengan pesan penjualan dalam

iklan. Bila digunakan dengan benar dapat menimbulkan perhatian, meningkatkan

ingatan, dan menciptakan asosiasi yang menyenangkan dengan produk yang

diiklankan.

6. Daya tarik musik

Musik yang berupa jingle, musik latar, aransemen klasik, nada-nasa popular menjadi

komponen penting dalam dunia periklanan untuk menarik perhatian, menyalurkan

pesan penjualan, mempengaruhi suasana hati pendengar, dan menentukan tekanan

emosional untuk iklan.

7. Daya tarik komparatif

Iklan dengan daya tarik komparatif lebih menekankan pada perbandingan secara

eksplisit maupun inplisit suatu merek produk dengan produk yang dibandingkan.

Perusahaan selalu menggunakan pesan komparatif dalam menyebutkan manfaat

produk mereka atas produk pesaingnya. Ciri khas dari iklan komparatif adalah produk

yang dipromosikan akan lebih unggul saat konsumen mengambil pertimbangan dalam

melakukan proses pembelian.

Page 6: BAB II KERANGKA TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6971/2/T1_362008074_BAB II.pdfBAB II. KERANGKA TEORITIS . ... pemasaran yang diarahkan dengan

Untuk Iklan Axe versi bidadari yang diperankan oleh luna maya dan kawan-kawan

menggunakan beberapa daya tarik pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat agar

tertarik dengan produk yang mereka pasarkan. Daya tarik pesan yang utama yang terlihat

jelas dalam iklan ini adalah daya tarik selebritis. Selebritis yang di maksud adalah luna maya

dan kawan-kawannya yang bisa dibilang sudah sangat dikenal di masyarakat. Selebritis

dipilih sesuai dengn target sasaran dari produk dan diharapkan dapat mempengaruhi sikap

dan perilaku konsumen yang melihat iklan tersebut. Kemudian untuk daya tarik pesan yang

kedua adalah daya tarik seksual, dimana iklan yang menggunakan daya tarik ini akan lebih

efektif bila relevan dengan pesan penjualan dalam iklan. Terlihat para wanita dalam iklan

tersebut menggunakan baju-baju yang cukup terbuka dan adanya adegan yang seolah para

wanita ini akan menggoda tokoh pria dalam iklan tersebut. Bila digunakan dengan benar

dapat menimbulkan perhatian, meningkatkan ingatan, menciptakan asosiasi yang

menyenangkan dengan produk yang lain.

2.1.2 Pengertian Malaikat dan Bidadari

Didalam Iklan Axe versi barat menampilkan perempuan bersayap yang mereka sebut

dengan Angel atau malaikat, sedangkan di Indonesia sendiri juga menampilkan perempuan

bersayap. Kita perlu mengetahui terlebih dahulu arti dari kata malaikat dan bidadari, apakah

memiliki arti yang sama atau berbeda. Pertama adalah Malaikat, Kata malaikat berasal dari

kata Yunani "Angelos" yang berarti "utusan". Dalam agama Kristen, Islam, Yahudi dan

teologi lainnya, malaikat dapat menjadi salah satu yang bertindak sebagai petugas, agen atau

utusan Tuhan. Sepanjang Alkitab secara umum terlihat bahwa kehendak Tuhan biasanya

disampaikan atau dilakukan oleh malaikat. Malaikatpun memiliki tingkatan tertentu,

Archangel adalah suatu kelompok penghulu malaikat yang merupakan pemimpin dari suatu

pasukan malaikat di sorga. Semua Archangel pada umumnya diakhiri dengan akhiran "el".

"El" berarti "dalam Tuhan", dan nama pertama mereka memiliki arti tersendiri sebagaimana

Page 7: BAB II KERANGKA TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6971/2/T1_362008074_BAB II.pdfBAB II. KERANGKA TEORITIS . ... pemasaran yang diarahkan dengan

tugas dan kelebihan mereka. Dalam agama kristen, Alkitab tidak secara khusus menyatakan

malaikat berjenis kelamin laki-laki atau perempuan. Ketika jenis kelamin “dicantumkan”

secara khusus pada malaikat di dalam Alkitab, itu adalah laki-laki (Kejadian 19:10-12;

Wahyu 7:2; 8:3; 10:7). Namun demikian ini tidak langsung berarti bahwa para malaikat

adalah laki-laki. Matius 22:30 nampaknya mengindikasikan bahwa para malaikat “tidak

berjenis kelamin,”: “Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan

melainkan hidup seperti malaikat di sorga.” Kalau malaikat tidak melahirkan, tidak perlu ada

jenis kelamin, paling tidak jenis kelamin sebagaimana yang dipahami manusia.

Bidadari sendiri, bidadari sebenarnya berasal dari kata bahasa Sanskerta, yaitu

vidyadhari, kata vidya berarti pengetahuan/ilmu dan kata dhari berarti pembawa (akhiran –i

menunjukkan sifat feminin), jadi bidadari itu artinya adalah “pembawa ilmu”. Mungkin sang

pembawa ilmu yang dimaksud itu adalah para peri (bahasa Inggris: fairy) dari golongan dewa

yang tinggal di Kayangan (Kerajaan Atas Angin) yang merupakan pembawa berita-berita,

perintah-perintah dan juga ilmu dari negeri atas angin (langit) kepada negeri bawah angin

(bumi). Dalam penggambaran orang sehari-hari, peri sering digambarkan sebagai sosok

wanita yang cantik, bercahaya dan memiliki kekuatan luar biasa (extraordinary) yang mampu

mewujudkan keinginan dan permohonan manusia yang bersifat luar biasa dan menakjubkan1.

Berdasarkan pemaparan diatas, kita bisa ketahui bahwa malaikat yang umum digambarkan

adalah laki-laki sedangkan bidadari adalah perempuan.

2.1.3 Persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang

diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan

(Jalaludin Rahmat.1989:17)

1 http://forget-hiro.blogspot.com/2010/04/arti-sebenarnya-bidadri.html.blogpsikologo,bahasa dan keislaman.di

unduh pada tanggal 31/01/2013 pukul 08.20

Page 8: BAB II KERANGKA TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6971/2/T1_362008074_BAB II.pdfBAB II. KERANGKA TEORITIS . ... pemasaran yang diarahkan dengan

Untuk lebih memahami persepsi berikut adalah beberapa definisi lain mengenai persepsi

(Mulyana, 2007 : 180) :

a. Brian Fellows : Persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme

menerima dan menganalisis informasi.

b. Kenneth K. Soreno dan Edward M. Bodakan : Persepsi adalah sarana yang

memungkinkan kita memperoleh kesadaran akan sekeliling dan lingkungan kita.

c. Philip Goodacre dan Jennifer Follers : Persepsi adalah proses mental yang digunakan

untuk mengenali rangsangan.

d. Joseph A. Devito : Persepsi adalah proses yang menjadikan kita sadar akan

banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita.

Persepsi disebut sebagai inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak

mungkin kita bisa berkomunikasi dengan efektif.

2.1.3.1 Tahap Persepsi

Kenneth K. Soreno dan Edward M.Bodaken menyebutkan bahwa Persepsi meliputi tiga

aktivitas yaitu seleksi, organisasi dan intrepretasi. Seleksi mencakup sensasi dan atensi,

sedangkan organisasi melekat pada intepretasi (Mulyana, 2007 : 181-182) .

a. Sensasi merujuk pada pesan yang dikirimkan ke otak lewat penglihatan, pendengaran,

sentuhan, penciuman, dan pengecapan. Sensasi berasal dari kata „ sense‟ yang berarti

alat pengindraan yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Bila alat-

alat indera mengubah informasi menjadi impuls-impuls saraf – dengan bahasa yang

dipahami otak maka terjadilah proses sensansi.

b. Kemudian yang kedua adalah Atensi atau perhatian merupakan bagian dari persepsi

karena tentu saja sebelum kita merespon atau menafsirkan suatu kejadian atau

rangsangan apapun, kita akan terlebih dahulu memperhatikan kejadian atau

Page 9: BAB II KERANGKA TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6971/2/T1_362008074_BAB II.pdfBAB II. KERANGKA TEORITIS . ... pemasaran yang diarahkan dengan

rangsangan tersebut. Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaraian

stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada stimuli lainnya melemah.

Dalam melihat sebuah persepsi masing-masing pribadi kita perlu melihat

faktor-faktor apa yang mempengaruhi atensi. Atensi atau perhatian ini merupakan

bagian dari persepsi. Tanpa adanya suatu perhatian kita tidak akan dapat merespon

dan menafsirkan suatu kejadian dan rangsangan. Atensi dalam hal ini akan

mempengaruhi persepsi keseluruhan Dimana didalam atensi ada dua macam faktor

yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Mulyana,2007 : 197-215). Pertama Faktor

internal : seperti faktor biologis (lapar, haus dan sebagainya ) ; faktor fisiologis

(tinggi, pendek, gemuk, kurus, sehat, lelah dan sebagainya ) ; faktor sosial budaya

seperti gender, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, peranan, stasus

sosial, pengalaman masa lalu, dan kebiasaan, serta faktor-faktor psikologis seperti

kemauan, keinginan, motivasi, pengharapan, kemarahan dan kesedihan. Semakin

besar perbedaan-perbedaan aspek secara antarindividu, semakin besar pula perbedaan

persepsi mereka mengenai realitas.

Faktor internal bukan saja mempengaruhi atensi sebagai salah satu aspek

persepsi, tetapi juga mempengaruhi persepsi kita secara keseluruhan, terutama

penafsiran atas suatu rangsangan agama, ideologi, tingkat intelektualitas, tingkat

ekonomi, pekerjaan, dan cita rasa sebagai faktor-faktor internal jelas mempengaruhi

persepsi seseorang terhadap realitas. Dengan demikian persepsi kita terikat oleh

budaya. Bagaimana kita memaknai pesan, objek, atau lingkungan bergantung pada

sistem yang kita anut. Faktor sosial budaya didalam faktor eksternal sejalan dengan

beberapa faktor yang mempengaruhi sikap individu.

Kedua faktor eksternal, yakni atribut-atribut objek yang dipersepsi seperti

gerakan, intensintas, kontras, kebaruan, dan perulangan objek yang dipersepsi. Suatu

Page 10: BAB II KERANGKA TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6971/2/T1_362008074_BAB II.pdfBAB II. KERANGKA TEORITIS . ... pemasaran yang diarahkan dengan

objek yang bergerak lebih menarik perhatian dari pada objek yang diam. Itulah

sebabnya, kita akan lebih menyenangi televisi sebagai gambar bergerak dari pada

komik sebagai gambar diam. Rangsangan yang intensitasnya menonjol juga akan

menarik perhatian. Seseorang yang bersuara keras, yang tubuhnya paling gemuk,

yang kulitnya paling hitam, atau wajahnya yang paling cantik tentu akan menarik

perhatian kita dan tentunya persepsi kita juga akan terpengaruh. Suatu peristiwa yang

berulang lebih jelas akan mendapatkan perhatian yang lebih dari kita, dan

memungkinkan kita mengingat pesan apa yang disampaikan.

c. Interpretasi merupakan tahap terpenting dalam persepsi. Sebenarnya kita tidak dapat

menginterpretasikan makna setiap obyek secara langsung, melainkan

menginterpretasikan makna informasi yang kita percayai mewakili obyek tersebut.

Jadi pengetahuan yang kita peroleh melalui persepsi bukan pengetahuan mengenai

obyek yang sebenarnya, melainkan pengetahuan mengenai bagaimana tampaknya

obyek tersebut.

2.1.3.2 Ciri dan Karakteristik Persepsi

Irwanto (Umi Amalia, 2003 : 19) mengemukakan ciri-ciri umum persepsi adalah

sebagai berikut :

a. Rangsangan-rangsangan yang diterima harus sesuai dengan moralitas tiap-tiap indera,

yaitu sensoris dasar dan masing-masing indera (cahaya untuk penglihatan, bau untuk

penciuman, suhu bagi perasa, bunyi bagi pendengaran, sifat permukaan bagi peraba dan

sebagainya).

b. Dunia persepsi mempunyai dimensi ruang (sifat ruang), kita dapat menyatakan atas-

bawah, tinggi-rendah, luas-sempit, depan-belakang, dan lain sebagainya.

c. Dimensi persepsi mempunyai dimensi waktu seperti cepat-lambat, tua-muda, dan

lain sebagainnya.

Page 11: BAB II KERANGKA TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6971/2/T1_362008074_BAB II.pdfBAB II. KERANGKA TEORITIS . ... pemasaran yang diarahkan dengan

d. Objek-objek atau gejala-gejala dalam dunia pengamatan mempunyai struktur

yang menyatu dengan konteksnya. Struktur dan kontek ini merupakan keseluruhan

yang menyatu, contohnya kita melihat meja tidak berdiri sendiri tetapi diruang

tertentu, posisi atau letak tertentu.

e. Dunia persepsi adalah dunia penuh arti, kita cenderung melakukan pengamatan

atau persepsi pada gejala-gejala yang mempunyai makna bagi kita, yang ada

hubungannya

Irvin T. Rock menjelaskan, karakteristik seseorang terhadap suatu objek meliputi :

a. Proses mental yang berfikir, yang menimbang hal-hal yang dianggap paling baik

dari beberapa macam pilihan.

b. Perseptor dalam mempersiapkan sesuatu tidak terlepas dari latar belakang

perseptor.

c. Persepsi dapat dijadikan dasar bagi seseorang untuk menseleksi dan mengambil

tindakan.

d. Secara umum dalam mempersepsikan sesuatu, seseorang harus dibekali

pengetahuan, panca indera, dan kesadaran lingkungan.

2.1.3.3 Faktor-Faktor Yang Menentukan Persepsi

Dalam persepsi terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor

fungsional dan faktor struktural (Rahmat, 2008 : 55-60 ) :

a. Faktor Fungsional

Faktor Fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang

termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal yang menentukan persepsi

bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon

pada stimuli itu. Krech dan Crutch merumuskan dalil persepsi yang pertama : Persepsi

bersifat selektif secara fungsional. Dalil ini bearti bahwa objek-objek yang mendapat

Page 12: BAB II KERANGKA TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6971/2/T1_362008074_BAB II.pdfBAB II. KERANGKA TEORITIS . ... pemasaran yang diarahkan dengan

tekanan dalam persepsi kita biasanya objek-objek yang memenuhi tujuan individu yang

melakukan persepsi. Mereka memberikan contoh pengaruh kebutuhan, kesiapan

mental, suasana emosional, dan latar belakang budaya terhadap persepsi.

b. Faktor Struktural

Faktor-faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf

yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Para psikolog Gestalt, seperti kohler,

warthemer (1959), dan Koffka, dalam buku Jalaluddin Rahmat, 2008 : 55-60

merumuskan prinsip-prinsip persepsi yang bersifat struktural. Prisip-prinsip ini

kemudian dikenal dengan teori Gestalt. Menurut teori Gestalt, bila kita mempersepsi

sesuatu, kita mempersepsinya sebagai suatu keseluruhan. Kita tidak melihat bagian-

bagiannya, lalu menghimpunnya. Perbedaan pendidikan dan budaya merupakan faktor-

faktor struktural.

2..2 Penelitian Sebelumnya

Dalam sebuah penelitian perlu dipaparkan penelitian-penelitian sebelumnya yang

serupa dengan penelitian yang akan dilakukan. Selain sebagai pedoman, penelitian

sebelumnya juga diperlukan untuk bahan perbandingan dengan penelitian yang akan di

lakukan, dalam hal ini tentu saja penelitian yang berhubungan dengan persepsi khalayak.

Penelitian sebelumnya adalah penelitian milik Maria Dian epifani mahasiswa Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Komunikasi pada tahun 2006 yang berjudul „Persepsi Penonton Film Pesan

Dari Surga dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dimana Film sebagai salah satu

komunikasi massa tidak hanya bersifat menghibur, tetapi juga dapat mempengaruhi persepsi

penonton. Dimana persepsi diwujudkan melalui sikap tertentu.

Dalam penelitianny Maria menggunakan metode FGD dalam penelitiannya serta

wawancara secara personal dengan narasumber, dari penelitian tersebut maria mendapatkan

bahwa Adegan-adegan dalam film pesan dari surga tersebut merupakan film yang tidak tepat

Page 13: BAB II KERANGKA TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6971/2/T1_362008074_BAB II.pdfBAB II. KERANGKA TEORITIS . ... pemasaran yang diarahkan dengan

untuk disaksikan karena dari sana juga akan mempengaruhi tingkah dan laku. Dari berbagai

pendapat didapatkan beberapa faktor yang mempengaruhi di antaranya adalah pengalaman

masa lalu, pendidikan, budaya. Dimana dalam hal ini yang menjadi perbedaan antara

penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terletak pada

faktor yang didapatkan Didalam penelitian sebelumnya lebih mengarah kepada faktor yang

membentuk perilaku penonton sedangkan dalam penelitian sekarang mengacu pada faktor-

faktor atensi yang ada pada iklan sehingga akan membentuk persepsi khalayak.

2.3 Kerangka Pikir

Iklan

Axe Bidadari versi Indonesia ( Luna

Maya dan kawan-kawan )

Persepsi

Faktor yang mempengaruhi persepsi

Page 14: BAB II KERANGKA TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6971/2/T1_362008074_BAB II.pdfBAB II. KERANGKA TEORITIS . ... pemasaran yang diarahkan dengan

Pada kerangka pikir ini, untuk bagan pertama dan kedua lebih kepada kerangka

teoritis, dimana peneliti menjelaskan terlebih mengenai iklan, apa itu iklan, kenapa iklan itu

ada, dimana akan ditayangkan salah satunya beriklan di media internet dan salah satu iklan

yang beriklan menggunakan internet adalah produk parfum Axe bidadari versi Indonesia.

Bagan kedua mengenai Iklan Axe bidadari Versi Indonesia serta permasalahan yang ada.

Bagan ketiga ada teori yang di gunakan yaitu Teori persepsi dimana didalam persepsi

memiliki empat tahap di antaranya adalah Sensasi, atensi, memory, intrepretasi, serta akan

menjelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi. Sehingga pada akhirnya peneliti

dapat mengetahui bagaimana persepsi khalayak terhadap Iklan tersebut serta faktor-faktor

yang mempengaruhinya.