Upload
vocong
View
235
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
KOMUNIKASI DATA dan TEORI ANTRIAN
2.1 Komunikasi Data
Secara sederhana, istilah komunikasi data (data communication) dapat
diartikan sebagai perpindahan data dari satu tempat ke tempat lain melalui media
tertentu. Sedangkan jaringan akan muncul ketika ada 2 atau lebih peralatan
komunikasi data digunakan untuk menghubungkan data. Peralatan komunikasi ini
dapat berupa apapun yang bersifat maya (virtual) yang dapat mengkomunikasikan
data, misal komputer pribadi (Personal Computer/PC), server, mesin faximilli,
printer, tape drive, atau lainnya. Dalam hal ini istilah internet (internetworking) dapat
diartikan sebagai sebuah kumpulan 2 atau lebih jaringan yang dapat berkomunikasi
satu dengan yang lainnya. Jaringan Internet merupakan contoh paling populer dari
internet. Perkembangan komunikasi data dan jaringan sangat dipengaruhi oleh
kemunculan teknologi komputer.
Pada awal tahun 1970-an, para pemakai/perusahaan merasakan adanya beban
pekerjaan yang semakin banyak. Pada sisi lain, harga perangkat komputer besar
sangat mahal, maka mulailah digunakan konsep proses terdistribusi /Distributed
Processing. Dalam proses terdistribusi, beberapa pusat komputer (host) mengerjakan
sebuah pekerjaan besar secara paralel untuk melayani banyak terminal yang
terhubung secara seri di setiap pusat komputer. Proses terdistribusi memerlukan
perpaduan teknologi komputer dan telekomunikasi, karena proses harus
didistribusikan dan semua pusat komputer harus melayani terminal-terminalnya
dalam sebuah perintah dari komputer pusat.
Tahun 1972 merupakan awal kelahiran jaringan Internet, yaitu dengan adanya
proyek yang menghubungkan antar jaringan komputer pada jaringan computer
Universitas Sumatera Utara
ARPANET. Proyek tersebut telah menetapkan sebuah metoda baru untuk
menghubungkan berbagai macam jaringan yang berbeda yang dikenal sebagai konsep
gateway. Pada tahun 1973-1977, dikembangkan protocol TCP/IP (Transmission
Control/Internetworking Protocol). Protokol ini digunakan untuk pengiriman
informasi yang dikenal sebagai paket (packet). Hal ini mendorong semakin
beragamnya penggunaan komputer dan jaringan, mulai dari menangani proses
bersama maupun komunikasi data/informasi di antara komputer yang kemudian
dikenal dengan istilah Peer to Peer System. Peer to Peer System memunginkan untuk
menangani proses bersama maupun komunikasi data/informasi tanpa melalui
komputer pusat. Kondisi ini mendorong munculnya teknologi jaringan lokal yang
dikenal dengan sebutan Local Area Network/LAN. Dan ketika Internet muncul, maka
sebagian besar LAN yang semula berdiri sendiri mulai dihubungkan sehingga
membentuk jaringan global yang disebut Wide Area Netrwork/WAN.
Gambar 2.1. Jaringan Komputer Model Distributed Processing
Saat ini komunikasi data juga dikenal dengan sebutan jaringan (network) yang
dapat dilihat pada gambar 2.1[1], hal ini karena proses komunikasi data akan
melibatkan berbagai komponen penyusun yang membentuk suatu sistem jaringan.
Istilah komunikasi data dan istilah jaringan telah menyatu menjadi komunikasi data
dan jaringan, yang secara lebih spesifik merupakan suatu sistem komunikasi data
Universitas Sumatera Utara
dalam jaringan komputer. Sehingga saat ini istilah komunikasi data, jaringan, jaringan
komputer (computer network), atau komunikasi data dan jaringan komputer (data
communication and computer network) dianggap sebagai istilah yang sama, karena
dalam prakteknya proses komunikasi data dalam sistem jaringan telah memanfaatkan
teknologi komputer. Sekalipun demikian, dalam awal sejarahnya sebenarnya
komputer tidak dimaksudkan untuk tujuan komunikasi data, sehingga komunikasi
data merupakan bagian terpisah dengan komputer.
2.1.1 Struktur Protokol Jaringan Model OSI
OSI adalah singkatan dari Open Systems Interconnection. OSI dikembangkan
oleh ISO (International Organization for Standardization). Dalam model struktur
protocol OSI, protokol dibagi ke dalam 7 lapis layanan. Dalam struktur model yang
berlapis ini, setiap lapis protokol akan melaksanakan bagian-bagian dari keseluruhan
fungsi yang diperlukan dalam komunikasi data. Setiap lapis protocol akan diikuti oleh
lapis protokol yang lebih rendah berikutnya untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang
lebih sederhana. Setiap lapis protokol yang lebih rendah memberikan layanan bagi
lapis di atasnya. Dan perubahan yang terjadi dalam sebuah lapis tidak mempengaruhi
lapis lainnya.
Lapis (layer) layanan dalam protokol model OSI[1] adalah sebagai berikut:
a. Application layer
Lapis application layer bertanggungjawab memberikan layanan-layanan aplikasi bagi
para pemakai akhir (end users), misal aplikasi FTP atau SMTP (e-mail).
b. Presentation layer
Lapis presentation layer bertanggungjawab memberikan 2 macam layanan, yaitu:
1. Translasi
Translasi diperlukan karena sistem pengkodean pada setiap komputer para
Universitas Sumatera Utara
pemakai bersifat spesifik (berbeda-beda) sehingga perlu translasi menjadi
kode dalam standar Internasional
2. Proses enkripsi dan kompresi data
Lapis presentation layer juga bertanggungjawab terhadap enkripsi dan
kompresi data, meskipun juga akan ditangani oleh lapis lainnya.
c. Session layer
Lapis session layer bertanggungjawab memberikan 2 macam layanan, yaitu:
1. Mengelola pross komunikasi dua arah, misal “sessions” komunikasi. Sebagai
contoh: ketika seseorang mengambil uang dari mesin ATM, berarti orang
tersebut telah berpartisipasi dalam sebuah “session”
2. Memberikan layanan sinkronisasi
d. Transport layer
Setiap data/informasi yang dikirim melalui media komunikasi dalam jaringan akan
diubah ke dalam bentuk unit-unit yang dapat dikelola yang disebut sebagai paket
(packet). Lapis protocol transport layer bertanggungjawab untuk membuat paket-
paket tersebut yang memuat data, alamat, urutan, serta mekanisme kontrol kesalahan
(error control) terhadap data data/informasi yang dikomunikasikan
e. Network layer
Lapis network layer bertanggungjawab terhadap pengiriman paket-paket (pada lapis
yang lebih rendah) dalam dua hal, yaitu:
1. Menambahkan alamat jaringan dan informasi lainnya ke dalam paket yang
dikirimkan
2. Membuat keputusan rute yang harus dilalui oleh paket yang ditransmisikan
melewati banyak jaringan
Universitas Sumatera Utara
f. Data link layer
Lapis data Link layer bertanggungjawab dalam 2 hal, yaitu:
1. Memberikan petunjuk kepada paket dalam melewati link dalam jaringan
2. Memberikan “frame” pada paket yang dikirimkan, yaitu dengan
menambahkan alamat fisik tujuan ke dalam paket
g. Physical layer
Lapis physical layer bertanggungjawab melakukan translasi secara fisik dari
informasi yang terkandung di dalam paket menjadi jalur sinyal secara aktual, sebagai
contoh, bit 0 dan 1 dapat berarti tegangan positif/negatif atau tegangan rendah/tinggi.
Lapis ini tidak menambahkan informasi apapun ke dalam paket yang diperoleh dari
lapis di atasnya
Gambar 2.2. Lapis Layanan Dalam Struktur Protokol Model OSI/ISO
2.1.2 Struktur Protokol Jaringan Model TCP/IP
Struktur protokol model TCP/IP dikembangkan oleh DARPA (US Defense
Advanced Research Project Agency) yang diperuntukkan untuk paket-paket yang
dikirimkan melaui jaringan ARPANET. TCP/IP digunakan sebagai protokol dalam
jaringan Internet.
Universitas Sumatera Utara
Hampir sama dengan modle OSI, TCP/IP juga dibagi-bagi menjadi beberapa
lapis protokol yang bertingkat. TCP/IP merupakan protokolstandar secara de facto.
Gambar 2.3[1] menunjukkan lapis protokol dalam struktur protokol model TCP/IP.
Gambar 2.3. Lapisan Protokol TCP/IP
Protokol TCP/IP dikembangkan sebelum model OSI. Oleh karena itu, lapisan
dalam protokol TCP / IP tidak sepenuhnya sama dalam model OSI. Protokol TCP /
IP memiliki empat lapisan: host-to-jaringan, internet, transportasi, dan aplikasi.
Namun, ketika lapisan TCP / IP dibandingkan dengan lapisan OSI, kita dapat
mengatakan bahwa lapisan host-to-jaringan adalah setara dengan kombinasi fisik dan
lapisan data link. Lapisan internet setara dengan lapisan jaringan, dan aplikasi lapisan
secara kasar melakukan pekerjaan dari sesi, presentasi, dan lapisan aplikasi dengan
lapisan transport di TCP/IP mengurus bagian dari tugas dari lapisan sesi. Jadi dapat
kita asumsikan bahwa protokol TCP/IP terbuat dari lima lapisan: fisik, data link,
jaringan, transportasi, dan aplikasi. Pertama empat lapisan menyediakan fisik standar,
interface jaringan, internet working, dan fungsi transportasi yang sesuai dengan empat
lapisan pertama model OSI.
Universitas Sumatera Utara
TCP / IP merupakan protokol yang terdiri dari modul interaktif, yang masing-
masing menyediakan fungsionalitas tertentu, namun modul tidak harus saling
tergantung. Sedangkan model OSI yang berfungsi menentukan milik masing-masing
lapisan tersebut, lapisan dari protokol TCP / IP berisi protokol yang relatif
independen yang dapat dicampur dan disesuaikan tergantung kebutuhan dari system,
berarti bahwa setiap protokol tingkat atas didukung oleh satu atau lebih rendah tingkat
protokol. Pada lapisan transport, TCP / IP mendefinisikan tiga protokol: Transmission
Control Protocol (TCP), User Datagram Protocol (UDP), dan Transmission Control
Stream Protocol (SCTP). Pada lapisan jaringan, protokol utama yang didefinisikan
oleh TCP / IP adalah Internetworking Protokol.
Struktur protokol model TCP/IP terdiri atas 4 lapis protokol, yaitu sebagai berikut:
1. Application Layer
Pada layer ini terletak semua aplikasi yang menggunakan TCP/IP ini. Lapisan
ini melayani permintaan pemakai untuk mengirim dan menerima data. Data
tersebut kemudian disampaikan ke lapisan transport untuk diproses lebih
lanjut. Contoh layanan yang diberikan adalah HTTP, FTP, dan SMTP.
2. Transport Layer
Berisi protokol yang bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi antara
dua host/komputer. Kedua protokol tersebut ialah TCP (Transmission Control
Protocol) dan UDP (User Datagram Protocol). Protokol ini bertugas
mengatur komunikasi antara host dan pengecekan kesalahan. Data dibagi
kedalam beberapa paket yang dikirim ke lapisan Internet dengan sebuah
header yang mengandung alamat tujuan atau sumber dan checksum.
Universitas Sumatera Utara
Pada penerima checksum akan diperiksa apakah paket tersebut ada yang
hilang di perjalanan.
3. Network Layer (Internet Layer)
Protokol yang berada pada layer ini bertanggung jawab dalam proses
pengiriman paket ke alamat yang tepat. Pada layer ini terdapat tiga macam
protokol, yaitu IP, ARP, dan ICMP.
4. Physical Layer (Network Interface Layer)
Bertanggung jawab mengirim dan menerima data ke dan dari media fisik.
Media fisiknya dapat berupa Ethernet, token ring, kabel, serat optic frame
relay atau gelombang radio. Protokol pada layer ini harus mampu
menerjemahkan sinyal listrik menjadi data digital yang dimengerti computer
yang berasal dari peralatan.
Operasi dalam protocol TCP/IP adalah memindahkan PDU sebagai data yang
dialirkan dari satu sistem ke sistem lainnnya dalam jaringan sebagai paket-paket data.
Bentuk paket PDU untuk data yang ditransmisikan melalui jaringan yang
menggunakan protokol model TCP/IP ditampilkan oleh Gambar 2.4[1].
Gambar 2.4. Bentuk Paket PDU Untuk Data Dalam Protokol Model TCP/IP
Akhirnya, jika struktur protokol model OSI dan TCP/IP dibandingkan, maka secara
lebih jelas akan nampak seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.5[1].
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5. Perbandingan Struktur Protokol Model OSI dan TCP/IP
Standar protokol adalah suatu himpunan petunjuk yang mengatur bagaimana
sebuah hardware dan software akan dioperasikan dan (yang paling penting)
bagaimana hardware dan software tersebut dapat saling dihubungkan dengan
hardware dan software lainnya.
Standar protokol dapat dibedakan menjadi dua macam[1], yaitu:
1. Standar protokol de facto, yaitu merupakan standar-standar protokol yang
tidak diadobsi oleh bangunan protokol standar. Standar protokol de facto
ini ditetapkan oleh masing-masing perusahaan pembuat hardware dan
software, misal IBM, AT&T, Bell Labs, Digital Equipment Corp., Xerox
Corp., dan termasuk Microsoft.
2. Standar protokol de jure, yaitu merupakan standar protokol yang diadobsi
oleh bangunan protokol standar.
Universitas Sumatera Utara
2.1 Teori Antrian
Kata antrian datang, melalui perancis, dari bahasa Latin cauda, yang berarti
ekor. Teori queueing umumnya dianggap sebagai sebuah cabang dari riset operasi
karena hasil sering digunakan ketika membuat keputusan yang dibutuhkan untuk
menyediakan layanan. Aplikasi yang sering ditemui dalam layanan pelanggan situasi
serta transportasi dan telekomunikasi. Teori queueing langsung diterapkan pada
sistem transportasi cerdas, call center, PABXs, jaringan, telekomunikasi, server
queueing, mainframe komputer terminal queueing telekomunikasi, sistem
telekomunikasi maju, dan arus lalu lintas.
Notasi untuk menggambarkan karakteristik dari model antrian pertama kali
diusulkan oleh David G. Kendall pada tahun 1953. Kendall's notasi diperkenalkan
percobaan A / B / C queueing notasi yang dapat ditemukan dalam semua standar
modern yang bekerja pada teori queueing. Notasi untuk menggambarkan karakteristik
dari model antrian pertama kali diusulkan oleh David G. Kendall pada tahun 1953.
Kendall's notasi diperkenalkan percobaan A / B / C queueing notasi yang dapat
ditemukan dalam semua standar modern yang bekerja pada teori queueing A / B / C
notasi menunjuk suatu sistem antrian yang memiliki waktu interarrival A sebagai
distribusi, B sebagai waktu layanan distribusi, dan C sebagai jumlah server.
Terdapat empat karakteristik system antrian yaitu,
1. Sumber Input
Menggambarkan bentuk dan ukuran kedatangan konsumen pada fasilitas
pelayanan yang kedatangannya mungkin saja tidak merata atau dapat mengikuti
pola kedatangan poisson atau pola lain. Ukuran kedatangan konsumen yaitu
jumlah total unit yang memerlukan pelayanan dari waktu ke waktu disebut juga
total langganan potensial.
Universitas Sumatera Utara
2. Antrian
Karakteristik suatu antrian ditentukan oleh unit maksimum yang boleh ada
didalam sistemnya yang terbatas maupun tidak terbatas. Struktur dasar model
antrian adalah dimulai dari sumber input -- antrian untuk mendapatkan
pelayanan -- satuan hasil pelayanan yang telah dilayani.
3. Distribusi Pelayanan
Distribusi pelayanan berkaitan dengan cara memilih anggota antrian yang akan
dilayani. Bentuk disiplin pelayanannya dapat berupa:
a. First Come First Serve (FCFS) atau FIFO adalah system antrian yang
mendahulukan yang dating lebih awal
b. Last Come First Served (LCFS) atau LIFO, adalah yang datang terakhir akan
lebih dahulu dilayani atau lebih dahulu keluar.
c. Service In Random Order (SIRO) adalah pemanggilan didasarkan pada
peluang secara acak, tidak jadi persoalan siapa yang lebih dahulu datang.
d. Priority Service (PS) , melayani lebih dahulu orang yang mempunyai prioritas
lebih tinggi ketibang orang yang mempunyai prioritas lebih rendah.
4. Mekanisme Pelayanan
Mekanisme pelayanan terdiri atas satu atau lebih fasilitas pelayanan yang
masing-masing terdiri dari satu atau lebih saluran pelayanan.
2.2.1 Model Dasar Antrian
Sebuah model dasar dari sebuah pusat layanan. Pelanggan datang ke pusat
layanan disecara acak. Fasilitas pelayanan dapat memiliki satu atau beberapa server,
setiap server yang mampu melayani satu pelanggan pada waktu (dengan satu
perkecualian), layanan waktu yang dibutuhkan untuk setiap pelanggan juga
Universitas Sumatera Utara
dimodelkan sebagai variabel acak. Penjelasan lebih lengkapnya dapat dilihat sebagai
berikut[4]:
1. Populasi pelanggan adalah ukuran yang tak terbatas, pelanggan ke-n Cn tiba di
waktu τn. interarrival waktu tn antara dua pelanggan didefinisikan sebagai τn:
= τn – τn-1. Dapat diasumsi bahwa interarrival waktu tn variabel-variabel acak
yang iid, yaitu mereka yang independen satu sama lain dan semua tn diambil
dari distribusi yang sama dengan fungsi distribusi dan fungsi kepadatan
probabilitas a(t) =
A(t) = Pr[tn ≤ t]
2. Layanan waktu ᵡn untuk masing-masing pelanggan Cn juga iid variabel acak
dengan fungsi umum distribusi B(t) dan masing-masing fungsi kepadatan
probabilitas b(t).
Sistem antrian mungkin tidak hanya berbeda dalam distribusi mereka dari
interarrival-dan waktu pelayanan, tetapi juga dalam jumlah server, ukuran garis
tunggu (tak terbatas atau terbatas).
Skema ini dapat menggunakan preemption atau tidak. Notasi Kendall digunakan
untuk karakterisasi sistem antrian pendek. Sebuah sistem antrian deskripsi terlihat
sebagai berikut[4]:
A/B/m/N - S
Dimana A menunjukkan distribusi dari waktu antar, B menunjukkan distribusi
layanan kali, mdenotes jumlah server, N menunjukkan ukuran maksimum baris
menunggu di terbatas kasus (jika N = 1 maka surat ini diabaikan) dan S opsional
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan disiplin layanan yang digunakan (FIFO, LIFO dan sebagainya). Jika S
adalah layanan dihilangkan disiplin selalu FIFO. Sistem antrian yang paling
sederhana, sistem M/M/1 (dengan FIFO layanan) kemudian dapat digambarkan
sebagai berikut: kita memiliki sebuah server tunggal, sebuah jalur menunggu tak
terbatas, yang interarrival pelanggan dan waktu iid berdistribusi eksponensial dengan
parameter λ dan layanan pelanggan kali juga iid dan berdistribusi eksponensial
dengan parameter μ. Kita terutama tertarik dalam solusi konstan, yaitu dimana sistem
setelah waktu berjalan lama cenderung mencapai keadaan stabil, misalnya dimana
distribusi pelanggan di sistem tidak berubah (membatasi distribusi).
Hal ini juga harus dibedakan dari solusi sementara, di mana jangka pendek respon
sistem terhadap berbagai aktivitas diselidiki (misalnya kedatangan batch). Tren umum
dalam teori antrian adalah sebagai berikut: jika kedua waktu dan waktu interarrival
layanan adalah eksponensial (Markov), mudah untuk menghitung berapa pun sistem
antrian.
2.2.2 Teknik - Teknik Antrian
Queuing adalah salah satu fungsi QoS yang menyimpan sementara paket-
paket sebelum ditransmisikan. Jika paket-paket datang pada antrian paling akhir dari
sebuah queue, maka paket-paket tersebut akan mengalami keterlambatan (delay).
Berikut ini adalah beberapa teknik queuing dan penjelasannya[2]:
1. First In First Out
Teknik antrian FIFO mengacu pada FCFS (First Come First Server), paket
data yang pertama datang diproses terlebih dahulu. Paket data yang keluar
terlebih dahulu di masukan ke dalam antrian FIFO, kemudian dikeluarkan
sesuai dengan urutan kedatangan. Teknik antrian FIFO sangat cocok untuk
Universitas Sumatera Utara
jaringan dengan bandwidth menengah 64kbps tetapi cukup menghabiskan
sumber daya prosessor dan memori.
Gambar 2.6. Model FIFO
Gambar diatas menunjukkan kedatangan beberapa paket data yang berbeda
waktu, paket pertama dari flow 8 yang tiba lebih awal dikeluarkan ke port
terlebih dahulu oleh antrian FIFO.
2. Prioritas antrian
Pada situasi tertentu kadangkala kita harus memutuskan suatu permasalahan
dengan memilih salah satu solusi yang perlu di laksanakan terlebih dahulu dan
hal ini di sebut prioritas. Hal ini sama jika kita memiliki bandwidth internet
yang sempit, sedangkan ada transaksi penting yang tidak boleh di interupsi
seperti layanan email smtp dan pop3. Traffic controll pada linux memberikan
kita suatu fasilitas pengendalian prioritas trafik TCP/IP, kita dapat
memberikan prioritas berdasarkan alamat port, IP address, subnet maupun
jenis type of service. Prioritas di tandai dengan angka numerik 1 sampai
dengan 100 misalnya, prioritas tertinggi dimiliki oleh angka 1 kemudian di
ikuti dengan angka berikutnya.s
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.7. Prioritas Antrian
3. Stochastic Fairness Queuing (SFQ)
Stochastic Fairness Queuing (SFQ) memiliki kemampuan membagi setiap
paket data yang diterima dalam jumlah yang sama rata, setiap paket data yang
telah terbagi dimasukkan ke dalam suatu antrian dan menunggu dikeluarkan
oleh penjadwalan, antrian dikeluarkan dengan algoritma round robin. Berikut
ini adalah opsi dari teknik antrian SFQ:
a. Perturb nilai[detik] algoritma hash akan di konfigurasi ulang secara
otomatis tergantung dari nilai yang diberikan [detik].
b. Quantum nilai[bytes] Jumlah paket data stream yang dizinkan untuk di
keluarkan (dequeue) sebelum antrian lain diproses. Nilainya tidak
boleh dibawah MTU (Maximum Transfer Unit), untuk ethernet
10/100Mbit nilai MTU nya 1500 bytes, periksa dengan perintah
“ifconfig”.
Gambar 2.8. Stochastic Fairness Queuing
Universitas Sumatera Utara
4. Token bucket filter
Token bucket filter (TBF) membatasi bandwidth dengan metode shape &
drop, prinsip kerja menggunakan aliran token yang memasuki bucket dengan
kecepatan (rate) konstan, jika token dalam bucket habis maka paket data akan
di antri dan kelebihannya dibuang, setiap paket data yang dikeluarkan identik
dengan token. Token dalam bucket akan lebih cepat habis jika aliran paket
data melampaui kecepatan token memasukki bucket, jadi kita asumsikan
bahwa trafik melebihi batas konfigurasi.
Gambar 2.9. Token Bucket Filter
5. Filtering
Paket data yang akan memasuki antrian melalui klasifikasi (class) sebelumnya
disaring filter) terlebih dahulu, agar setiap paket bisa ditentukan jenisnya,
alamat IP, alamat PORT dan TOS nya. Kemudian fungsi yang kedua, filtering
digunakan untuk mengarahkan suatu paket agar ke tujuan yang benar, ke
klasifikasi paket (class) sesuai dengan arah alirannya, contoh:
Gambar 2.10. Klasifikasi paket
Universitas Sumatera Utara
Pada gambar 2.10 menunjukkan paket dibagi menjadi 3 bagian, untuk dari
port ssh (22), alamat tujuan 192.168.1.0/24 dan dari port POP3 (110),
sedangkan bilangan heksadesimal 0xfff menunjukkan semua paket dari sport
xx.
Klasifikasi paket merupakan cara memberikan suatu kelas atau
perbedaan pada setiap paket, hal ini dilakukan untuk mempermudah
penanganan paket oleh antrian. Klasifikasi berbeda dengan filtering yang
berfungsi mengarahkan dan menyaring aliran paket data. Contoh pada gambar
2.11 dibawah ini menunjukkan paket data dibagi menjadi tiga kelas 1:1, 1:2
dan 1:3 dan tiap kelas tersebut ditangani oleh teknik antrian (qdisc) 10: (tbf),
20:(sfq) dan 30: (pfifo).
Gambar 2.11. Pembagian Paket
6. Class Based Queue (CBQ)
Teknik klasifikasi paket data yang paling terkenal adalah CBQ, mudah
dikonfigurasi, memungkinkan sharing bandwidth antar kelas (class) dan memiliki
fasilitas user interface. CBQ mengatur pemakaian bandwidth jaringan yang
dialokasikan untuk tiap user, pemakaian bandwidth yang melebihi nilai set akan
dipotong (shaping), CBQ juga dapat diatur untuk sharing dan meminjam
bandwidth antar class jika diperlukan.
Universitas Sumatera Utara
Class Based Queueing (CBQ) adalah suatu mekanisme penjadwalan,
bertujuan menyediakan Link Sharing antar kelas yang menggunakan jalur fisik
yang sama, sebagai acuan untuk membedakan trafik ysng memiliki prioritas-
prioritas yang berlainan. Dengan CBQ, setiap kelas dapat mengalokasikan
bandwidth miliknya untuk berbagai jenis trafik yang berbeda, sesuai dengan
pembagiannya yang tepat untuk masing-masing trafik.
Gambar 2.12. Model Dasar Antrian CBQ
Cara kerja Class Based Queueing (CBQ) dimulai saat classifier menentukan
paket yang datang dan menempatkan ke kelas yang tepat. Kemudian general
scheduler menentukan bandwidth yang diperuntukkan untuk suatu kelas,
estimator memeriksa apakah kelas-kelas mendapatkan bandwidth sesuai dengan
yang dialokasikan. Jika suatu kelas kekurangan maka dengan bantuan link-sharing
scheduler kelas yang memiliki bandwidth yang tidak terpakai bisa dipinjamkan ke
kelas yang membutuhkan tambahan bandwidth. CBQ dapat menerapkan
pembagian kelas dan menshare link bandwidth melalui struktur kelas-kelas secara
hirarki. Setiap kelas memiliki antriannya masing-masing dan diberikan jatah
bandwidthnya. Sebuah kelas child dapat meminjam bandwidth dari kelas parent
selama terdapat kelebihan bandwidth. Gambar di atas ini menunjukkan model
Universitas Sumatera Utara
dasar dari CBQ. Classifier akan mengarahkan paket-paket yang datang ke kelas-
kelas yang bersesuaian. Estimator akan mengestimasi bandwidth yang sedang
digunakan oleh sebuah kelas. Jika sebuah kelas telah melampaui limit yang telah
ditentukannya, maka estimator akan menandai kelas tersebut sebagai kelas yang
overlimit. Scheduler menentukan paket selanjutnya yang akan dikirim dari kelas-
kelas yang berbeda-beda, berdasarkan pada prioritas dan keadaan dari kelas-kelas.
Weighted round robin scheduling digunakan antara kelas-kelas dengan prioritas
yang sama
CBQ dengan link sharing memberikan keunggulan yaitu pemberian
bandwidth yang tak terpakai bagi leaf class-nya. Ketika paket dating ke router
akan mengantrikannya pada queue yang sesuai dengan priority class paket
tersebut. Selanjutnya, router dapat menerapkan priority control yang akan
mentransfer lebih banyak paketpaket berprioritas tinggi daripada paket
berprioritas rendah. Pada CBQ terdapat beberapa komponen diantaranya adalah:
1. Classifier, bekerja dengan cara mengklasifikasikan paket-paket ke dalam
class-class yang sesuai dengan menggunakan informasi yang ada di packet
header.
2. General Scheduler, merupakan mekanisme penjadwalan bertujuan untuk
membagi bandwidth saat seluruh kelas memiliki antrian paket. General
Scheduler menjamin hak kuantitas layanan untuk tiap cabang class (leaf
classes), dengan membagikan bandwidth sesuai dengan alokasinya masing-
masing. General Scheduler bekerja apabila tidak terjadi kongesti pada router.
3. Link-sharing Scheduler, yang bertujuan membagikan bandwidth yang tak
terpakai sesuai dengan struktur link-sharingnya. Link-sharing scheduler
digunakan apabila terjadi kongesti pada router.
Universitas Sumatera Utara
4. Estimator, akan menghitung bandwidth yang terpakai pada tiap kelas pada
selang waktu tertentu untuk memastikan bahwa tiap kelas telah mendapatkan
bandwidth sesuai bagiannya.
Pada jenis antrian CBQ mempunyai beberapa parameter yang digunakan yaitu:
a. avpkt
Jumlah paket rata – rata saat pengiriman
b. Bandwidth
lebar bandwidth kartu ethernet biasanya 10 – 100Mbit
c. Rate
Kecepatan rata – rata paket data saat meninggalkan qdisc, ini parameter untuk
men-set bandwidth.
d. Cell
Peningkatan paket data yang dikeluarkan ke kartu ethernet berdasarkan jumlah
byte, misalnya 800 ke 808 dengan nilai cell 8.
e. Isolated / sharing
Parameter isolated mengatur agar bandwidth tidak bisa dipinjam oleh klas
(class) lain yang sama tingkat / sibling. Parameter sharing menunjukkan
bandwidth kelas (class) bisa dipinjam oleh kelas lain.
f. Bounded / borrow
Parameter borrow berarti kelas (class) dapat meminjam bandwidth dari klas
lain, sedangkan bounded berarti sebaliknya.
Disini kita akan menganalisa throughputnya. Throughput merupakan laju
data aktual yang terukur pada suatu ukuran dalam waktu tertentu. Walaupun
throughput memiliki satuan dan rumus yang sama dengan laju data, tetapi
throughput lebih pada menggambarkan laju data yang sebenarnya (aktual) pada
Universitas Sumatera Utara
suatu waktu tertentu dan pada kondisi dan jaringan internet tertentu yang
digunakan untuk mendownload suatu file atau data dengan ukuran tertentu.
Throughput = Ukuran Data Yang Diterima / Total Waktu Pengiriman Data
7. Hierarchy Token Bucket (HTB)
Teknik antrian HTB mirip dengan CBQ hanya perbedaannya terletak pada
opsi, HTB lebih sedikit opsi saat konfigurasi serta lebih presisi. Teknik antrian
HTB memberikan kita fasilitas pembatasan trafik pada setiap level maupun
klasifikasi, bandwidth yang tidak terpakai bisa digunakan oleh klasifikasi yang
lebih rendah. Kita juga dapat melihat HTB seperti suatu struktur organisasi
dimana pada setiap bagian memiliki wewenang dan mampu membantu bagian lain
yang memerlukan, teknik antrian HTB sangat cocok diterapkan pada perusahaan
dengan banyak struktur organisasi. Pada antrian HTB mempunya parameter yang
menyusunnya dalam antrian yaitu:
1. Rate
parameter rate menentukan bandwidth maksimum yang bisa dipakai oleh setiap
class, jika bandwidth melebihi nilai “rate” maka paket data akan dipotong atau di
jatuhkan (drop).
2. Ceil
parameter ceil di set untuk menentukan peminjaman bandwidth antar class
(kelas), peminjaman bandwith dilakukan class paling bawah ke kelas di atasnya,
teknik ini disebut link sharing.
8. Random Early Detection (RED)
Random Early Detection atau bisa disebut Random Early Drop biasanya
dipergunakan untuk gateway / router backbone dengan tingkat trafik yang sangat
Universitas Sumatera Utara
tinggi. RED mengendalikan trafik jaringan sehingga terhindar dari kemacetan
pada saat trafik tinggi berdasarkan pemantauan perubahan nilai antrian minimum
dan maksimum. Jika isi antrian dibawah nilai minimum maka mode 'drop' tidak
berlaku, saat antrian mulai terisi hingga melebihi nilai maksimum maka RED
akan membuang (drop) paket data secara acak sehingga kemacetan pada jaringan
dapat dihindari. Pada antrian RED juga mempunya parameter yang menyusunnya
yaitu:
a. min
Nilai rata – rata minimum antrian (queue)
b. max
Nilai rata – rata maksimum antrian, biasanya dua kali nilai minimum atau dengan
rumus;
max = bandwidth [Bps] * latency [sec]
c. probability
Jumlah maksimum probabilitas penandaan paket data nilainya berkisar 0.0 sampai
dengan 1.0.
d. limit
Batas paling atas antrian secara riil, jumlah paket data yang melewati nilai limit
pasti dibuang. Nilai limit harus lebih besar daripada 'max' dan dinyatakan dengan
persamaan.
limit = max + burst
e. burst
Digunakan untuk menentukan kecepatan perhitungan nilai antrain mempengaruhi
antrian riil (limit). Untuk praktek nilainya kita set dengan rumus;
burst = (min+min+max) / 3 * avpkt
Universitas Sumatera Utara
f. avpkt
Nilai rata – rata paket data / trafik yang melintasi gateway RED, sebaiknya diisi
1000.
g. bandwidth
Lebar band (bandwidth) kartu ethernet.
h. ecn
Explicit Congestion Notification memberikan fasilitas gateway RED untuk
memberitahukan kepada klien jika terjadi kemacetan.
Device egress mengendalikan paket data yang keluar dari ethernet tapi
tidak bisa membatasi jumlah rata – rata paket yang memasuki ethernet. Policing
mengendalikan paket data yang memasuki kartu ethernet melalui device ingress,
administrator memberikan batas maksimum paket yang boleh melewati ingress
dan policing akan membuang paket jika melebihi batas maksimum konfigurasi.
Setting policing dapat dilakukan dengan dua cara, pertama dengan iptables
mangle dan kedua melalui cara manual. Pada iptables mangle paket yang
memasuki device ingress diberikan tanda dengan opsi mangle dari iptables, paket
tersebut kemudian diproses oleh policing. Pada cara manual paket data di filter
dengan opsi “match ip” secara langsung. Klasifikasi paket data pada policing ada
beberapa macam seperti berikut:
a. fw
Menggunakan iptables mangle untuk klasifikasi paket data.
b. route
Menggunakan ip route untuk klasifikasi paket data yang akan dikirimkan / di
route ke lain subnet.
Universitas Sumatera Utara
c. drop
Paket data akan di buang atau di antrikan jika melampaui batas maksimum
konfigurasi.
d. continue
Paket data jika melebihi batas maksimum konfigurasi akan di berikan ke
klasifikasi berikutnya, jadi kita dapat membuat skala bandwidth pada device
ingress.
e. pass / ok
Paket data yang melampaui batas maksimum konfigurasi boleh melintas.
f. reclassify
Paket data di klasifikasi oleh kelas berikutnya.
Universitas Sumatera Utara