Upload
nadiya-janata
View
252
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus
1/23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi Mata
2.1.1 Anatomi Otot Mata
Pergerakan bola mata dilakukan oleh 6 pasang otot bola mata luar yaitu2:
1. Otot rektus medius, kontraksinya akan menghasilkan aduksi atau menggulirnya
mata kearah nasal dan otot ini dipersarafi oleh saraf ke III (saraf okulomotor).
2. Otot rektus lateral, kontraksinya akan menghasilkan aduksi atau menggulirnya
bola mata kearah temporal dan otot ini dipersarafi oleh saraf ke III (saraf
abdusen).
. Otot rektus superior, kontraksinya akan menghasilkan ele!asi, aduksi dan
intorsi dari pada bola mata dan otot ini dipersarafi saraf ke III (saraf
okulomotor).
". Otot rektus inferior, kontraksinya akan menghasilkan depresi, adduksi dan
intorsi,yang dipersarafi oleh saraf ke III.
#. Otot obli$ue superior, kontraksinya akan menghasilkan depresi, intorsi, dan
abduksi yang dipersarafi saraf ke I% (saraf troklear).
6. Otot obli$ue inferior, kontraksinya akan mengakibatkan ele!asi, ekstorsi dan
abduksi yang dipersarafi oleh saraf ke III.
&ambar 2.1 'natomi Otototot Penggerak ola *ata
8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus
2/23
5
2.1.2 Fisiologi
2.1.1 Aspek Motorik
2.1.1.1 Fngsi Masing!masing Otot
+etiap otot dari keenam otot ekstraokuler berperan dalam mengatur posisi
mata dalam tiga sumbu rotasi. er-a primer suatu otot adalah efek utama yang
ditimbulkannya pada rotasi mata. fek yang lebih ke/il disebut ker-a sekunder dan
tersier. er-a setiap otot tergantung pada orientasi mata di dalam orbita dan
pengaruh -aringan ikat orbita, yang mengatur arah ker-a otot ekstraokuler dengan
men-adi origo mekanis fungsional otototot tersebut.2,
Otot rektus medialis dan lateralis masingmasing menyebabkan aduksi dan
abduksi mata, dengan efek ringan pada ele!asi atau torsi. Otot rektus !ertikalis
8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus
3/23
8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus
4/23
7
(hukum sheerington). engan demikian, pada dekstro!ersi (menatap ke kanan),
otot rektus lateralis medialis kanan dan lateralis kiri mengalami inhibisi sementara
otot rektus lateralis kanan dan medialis kiri terstimulasi.2,
2.1.1.# Otot!otot Pasangan Seara$ %$km &ering'
'gar gerakan kedua mata berada dalam arah yang sama, otototot agonis
yang berkaitan harus menerima persarafan yang setara (hukum hering). Pasangan
otot agonis dengan ker-a primer yang sama disebut pasangan searah ( yoke pair ).
Otot rektus lateralis kanan dan rektus medialis kiri adalah pasangan searah untuk
menatap ke kanan. Otot rektus inferoir kanan dan obli$us superior kiri adalah
pasangan searah untuk memandang ke kanan baah.2,
2.1.1.( Perkem)angan *erakan Binoklar
+istem neuromuskular pada bayi masih belum matang sehingga tidak
-arang kese-a-aran mata belum stabil pada bulan3bulan pertama kehidupan.
sode!iasi sementara adalah penyimpangan yang paling sering di-umpai dan
mungkin berkaitan dengan imaturitas sistem akomodasi kon!ergensi.
*embaiknya keta-aman penglihatan se/ara bertahap disertai pematangan sistem
okulomotor memungkinkan pen-a-aran mata yang lebih stabil pada usia 2 bulan.
+etiap kelainan pen-a-aran setelah usia ini harus diperiksa oleh oftalmolog. 2,
2.1.2 Aspek Sensorik
2.1.2.1 Pengli$atan Binoklar
8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus
5/23
8
isetiap mata, segala yang ter/itra di fo!ea terlihat se/ara sub-ektif
sebagai tepat didepan. engan demikian, apabila dua ob-ek yang tidak serupa
di/itrakan pada dua fo!ea. edua ob-ek tersebut akan terlihat tumpang tindih,
tetapi ketidakserupaan tersebut akan menghambat fusi untuk membentuk suatu
kesan tunggal. arena berbedanya titik nyaman (vantage point) di dalam ruang
setiap mata, bayangan disetiap mata sebenernya sedikit berbeda dengan bayangan
di mata sebelahnya. 4usi sensorik dan stereopsis merupakan dua proses fisiologik
berbeda yang berperan dalam penglihatan binokular.2,
2.1.2.2 Fsi Sensorik dan Stereopsis
4usi sensorik adalah proses yang membuat perbedaanperbedaan antara
dua bayangan tidak disadar di bagian retina perifer. *asingmasing mata, terdapat
titiktitik korespondensi yang bila tidak ada fusi akan melokalisasi rangsangan
pada arah yang sama dalam ruang. alam proses fusi, nilai arah titiktitik ini dapat
dimodifikasi. engan demikian, setiap titik di retina pada masingmasing mata
mampu memfusikan rangsangan yang -atuh /ukup dekat dengan titik
korespodensi di mata yang lain. aerah titiktitik yang dapat difusikan ini disebut
daerah panum.2,
4usi dapat ter-adi karena perbedaanperbedaan ringan antara dua bayangan
diabaikan, dan stereopsis atau persepsi kedalaman (dept perception)
binokularnter-adi karena integrasi serebral kedua bayangan yang sedikit berbeda
tersebut.2,
5abel 2.1 4ungsi otototot mata.2
8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus
6/23
9
Otot er-a Primer er-a +ekunder
ektus lateralis (7) 'bduksi 5idak ada
ektus medialis (*) 'duksi 5idak adaektus superior (+) le!asi 'duksi, intorsi
ektus inferior (I) epresi 'duksi, ekstorsi
Obli$uus superior (O+) Intorsi epresi, abduksi
Obli$uus inferior (OI) kstorsi le!asi, abduksi
2.2 Stra)isms
2.2.1 +e,inisi
+trabismus adalah keadaan dimana salah satu mata bisa tak se-a-ar dengan
mata yang lain sehingga pada satu aktu hanya satu mata yang melihat ob-ek
yang dipandang. etidak se-a-aran tersebut dapat ter-adi di segala arah ke dalam,
keluar, atas, baah, atau torsional. *a/amma/am strabismus diantaranya
esotropia, e8otropia, hypertropia, dan hypotropia.2,#
9ypotropia adalah suatu penyimpangan sumbu penglihatan yang nyata
dimana salah satu sumbu penglihatan menu-u titik fiksasi sedangkan sumbu
penglihatan yang lainnya menyimpang pada bidang !ertikal ke arah inferior
(baah). 9ypertropia adalah suatu penyimpangan sumbu penglihatan yang nyata
dimana salah satu sumbu penglihatan menu-u titik fiksasi sedangkan sumbu
penglihatan yang lainnya menyimpang pada bidang !ertikal ke arah superior
(atas). ksotropia adalah suatu penyimpangan sumbu penglihatan yang nyata
dimana salah satu sumbu penglihatan menu-u titik fiksasi sedangkan sumbu
penglihatan yang lainnya menyimpang pada bidang horiontal ke arah lateral.
sotropia adalah suatu penyimpangan sumbu penglihatan yang nyata dimana
salah satu sumbu penglihatan menu-u titik fiksasi sedangkan sumbu penglihatan
lainnya menyimpang pada bidang horiontal ke arah medial.2,#
8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus
7/23
A
D
B
C
10
&ambar 2.1 *a/amma/am strabismus
5erdapat pula strabismus dengan A-V pattern yaitu adanya perbedaan
signifikan pada de!iasi horiontal antara upgaze dan downgaze dari posisi
midline. Pada A pattern, mata tampak lebih di!ergensi pada saat downgaze
dibanding pada saat upgaze minimal sebesar 13 Prisma ioptri (P).+edangkan
pada V pattern, di!ergensi meningkat pada upgaze dibandingkan downgaze
minimal sebesar 1# P.2,#
8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus
8/23
8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus
9/23
8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus
10/23
13
Pada anak strabismus yang belum bisa bi/ara, pengutamaan fiksasi
(fi8ation preferen/e) pada satu mata menun-ukan dugaan adanya ambiopia di mata
sebelahnya. Pada anak yang belum bisa bi/ara dengan pe-a-aran motorik yang
baik , perbedaan keta-aman yang ringan mungkin sulit dideteksi. erdasarkan
perilaku mengikuti. +ebuah teknik pemeriksaan yang berguna dilakukan dengan
memegang dasar prisma 1#23 P di depan mata sebelah baah untuk
menginduksi suatu perbedaan !ertikal pada bayangan. Pemeriksaan ini dikenal
sebagai u-i tropia menginduksi, sedikit perbedaan dalam pengutamaan fiksasi
dapat terdeteksi dengan mudah. 5eknik lain untuk mengukur keta-aman
penglihatan se/ara kuantitatif pada anak ke/il adalah for/ed/hoise preferential
looking.2,@
b. *enetukan kesalahan refraksi
Perlu dilakukan penentuan kelainan refraksi sikloplegik dengan
retinoskopi. efraksi sikloplegik paling sering dilakukan dengan menggunakan
larutan oftalmik /y/lopentolate 1=. adangkadang, digunakan larutan atau salep
atropine 1= untuk mendapatkan sikloplegia sempurna pada anak dengan iris
berarna gelap yang kurang berespons terhadap obatobat yang lebih lemah.2
/. Inspeksi
Inspeksi sa-a dapat memperlihatkan apakah strabismus yang ter-adi
konstan atau intermiten, berpindahpindah atau tidak, dan apakah berubahubah.
*ungkin -uga ditemukan adanya ptosis dan posisi kepala yang abnormal. 9arus
diperhatikan kualitas fiksasi masingmasing mata dan kedua mata se/ara
8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus
11/23
14
bersmaan. >istagmus menndakan adanya fiksasi yang tidak stabil dan biasanya
penurunan keta-aman penglihatan.2
7ipatan epikantus yang menon-ol dan menghalangi seluruh atau sebagian
sklera nasal dapat menimbulkan gambaran eotropia (pseudostrabismus) ,
memperlihatkan u-i refleksi /ahaya yang normal pada kornea. 7ipatan epikantus
yang menon-ol menghilang se/ara bertahap pada usia " atau # tahun.2
2.2. Jenis!"enis Pemeriksaan Penn"ang
a. Penentuan sudut strabismus (sudut de!iasi)
a) 0-i tutup dan prisma
0-i tutup terdiri atas empat bagian: u-i tutup, u-i membuka penutup, u-i tutup
bergantian dan u-i tutup bergantian plus prisma.
1. 0-i tutup
+eaktu pemeriksa mengamati satu mata, di depan mata yang lain
ditaruh penutup untuk menghalangi pandangannya terhadap sasaran.
'pabila mata yang diamati bergerak untuk melakukan fiksasi, mata tersebut
sebelunya tidak melakukan fiksasi pada sasaran, terdapat de!iasi yang
bermanifestasi (strabismus). 'rah gerakan memperlihatkan arah
penyimpangan, misalnya -ika mata yang diamati bergerak keluar untuk
melakukan fiksasi, terdapat esotropia.2
2. 0-i membuka penutup
+eaktu penutup diangkat setelah u-i tutup, dilakukan pengamatan pada
mata yang sebelumnya terttutup tersebut. 'pabila posisi mata tersebut
berubah, ter-adi interupsi penglihatan binokular yang menyebabkan
8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus
12/23
8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus
13/23
16
5erdapat 2 metode, hasil dari kedua metode tersebut harus dimodifikasi dengan
mempertimbangkan sudut kappa.2
1. *etode 9irs/hbeg
2. *etode refleks prisma (u-i krimsky Ere!erseF)
Pasien melakukan fiksasi terhadap suatu /ahaya. +ebuah prisma
ditempatkan di depan mata yang dipilih, dan kekuatan prisma yang diperlukan
untuk membuat refleks /ahaya terletak di tengah kornea mata yang strabismus
menentukan ukuran sudut de!iasinya.2
b. &erakan dis-ungtif
a) on!ergensi
+eaktu mengikuti sebuah benda yang bergerak mendekat, kedua mata
harus berputar ke dalam untuk mempertahankan kese-a-aran sumbu penglihatan
dengan obyek yang bersangkutan. Otototot rektus medialis berkontraksi dan
otototot rektus lateralis berelaksasi di baah pengaruh stimulasi dan inhibisi
saraf.2
on!ergensi adalah suatu proses aktif dengan komponen !olunter dan
in!olunter yang kuat. +alah satu pertimbangan penting dalam menge!aluasi
otototot ekstraokular pada strabismus adalah kon!ergensi.2
0ntuk memeriksa kon!ergensi, sebuah ob-ek ke/il atau sumber /ahaya
se/ara perlahan dibaa mendekat ke -embatan hidung . Perhatian pasien
ditu-ukan kepada benda tersebut dengan mengatakan C0sahakan sekuat
mungkin -angan sampai bayangan terlihat gandaD. alam keadaan normal,
kon!ergensi dapat dipertahankan sampai benda terletak dekat dengan -embatan
8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus
14/23
17
hidung. >ilai numerik kon!ergensi yang sebenernya dapat ditentukan dengan
mengukur -arak dari -embatan hidung (/m) pada saat mata CkalahD (saat mata
yang nondominan bergerak ke lateral sehingga kon!ergensi tidak lagi dapat
dipertahankan). 5itik ini disebut titik dekat kon!ergensi , dan nilai sampai # /m
dianggap masih dalam batas normal.2
b) i!ergensi
/. Pemeriksaan sensorik
a) Pemeriksaan +tereopsis
b) Pemeriksaan +upresi
/) Pemeriksaan 4usi
2.2./ Kelainan Sensorik pada Stra)isms
elainan sensorik pada strabismus, hingga @ atau ? tahun , otak biasanya
mengembangkan berbagai respons terhadap penglihatan binokular yang abnormal;
respons ini mungkin tidak timbul bila onset strabismusnya setelah usia tersebut.
elainankelainan tersebut adalah diplopia, supresi, anomali korespondensi retina
dan fiksasi eksentrik.2
a. iplopia
edua fo!ea menerima bayangan yang berbeda. Ob-ek yang terlihat oleh
salah satu fo!ea di/itrakan pada daerah retina perifer di mata yang lain. ayangan
fo!ea terlokalisasi tepat di depan, sedangkan bayangan retinaperifer dari ob-ek
yang sama di mata yang lain dilokalisasi di arah yang lain. engan demikian,
ob-ek yang sama terlihat di dua tempat (diplopia).
8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus
15/23
18
b. +upresi
alam kondisi penglihatan binokular pasien strabismus, bayangan yang
terlihat di salah satu mata men-adi predominan dan yang terlihat di mata yang lain
tidak dipersepsikan (supresi)
/. 'mbliopia
Pengalaman !isual abnormal berkepan-angan yang dialami oleh seorang
anak berusia kurang dari @ tahun dapat menyebabkan ambliopia
d. 'nomali korespondensi retina
e. 4iksasi eksentrik
2.2.0 Penatalaksanaan
5er-adinya strabismus adalah akibat dari tidak dipenuhinya syarat2
binokuler !ision normal, karena itu tu-uan pengobatan strabismus adalah
mendapatkan binokuler !ision yang baik.2,
5iga tahap pengobatan strabismus :2,
1. *emperbaiki !isus masingmasing mata :
engan menutup mata yang baik
Pemberian ka/a mata
7atihan ( oleh orthoptist )
2. *emperbaiki kosmetik :
*ata diluruskan dengan -alan operasi
Pemberian ka/a mata
ombinasi keduanya
8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus
16/23
19
. Penglihatan binokuler :
7atihan orthopti/
Operasi G orthopti/
a/a mata G orthopti/
Aadi pengobatan strabismus dapat disimpulkan :2,
'. >on operatif
1. a/a *ata
2. Orthopti/s :
a. Oklusi *ata yang sehat ditutup dan diharuskan melihat dengan mata
yang ambliopia. Oklusi sebagian -uga harus bisa dilakukan dengan
membrane plastik, pita, lensa, atau mata ditutup dengan berbagai /ara.
b. Pleopti/
/. Obatobatan
d. 7atihan +ynoptophore
. *emanipulasi akomodasi
a. 7ensa plus B dengan miotik
*enurunkan beban akomodasi dan kon!ergensi yang menyertai
b. 7ensa minus dan tetes siklopegik
*erangsang akomodasi pada anakanak
". Penutup *ata
Aika anak menderita strabismus dengan ambliopia, dokter akan
merekomendasikan untuk melatih mata yang lemah dengan /ara menutup mata
yang normal dengan plester mata khusus (eye pat/h). Penggunaan plester mata
8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus
17/23
8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus
18/23
8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus
19/23
22
5erapi pemeliharaan terdiri dari penutupan paruh aktu yang
dilan-utkan setelah fase perbaikan untuk mempertahankan penglihatan
terbaik meleati usia di mana ambliopia kemungkinan besar kambuh
(sekitar usia ? tahun).
2. 5erapi atropin
eberapa anak intoleran terhadap terapi oklusi. Pada kasuskasus
seperti ini yang memiliki hiperopia sedang atau tinggi, terapi atropin
mungkin efektf. 'tropin menyebabkan siklopegia sehingga menurunkan
kemampuan akomodasi. *ata yang baik ditetesi dengan atropin, digunakan
ka/amata untuk memfokuskan mata tersebut hanya untuk fiksasi -auh atau
dekat. i luar aktu tersebut, pasien didorong menggunakan mata yang
ambliopik. 5etes atropin 1 = setiap beberapa hari biasanya /ukup untuk
menimbulkan siklopegia menetap.?13
b. 'lat optik 2,H,11
1. a/a mata
'lat optik terpenting dalam pengobatan strabismus adalah ka/amata
yang diresepkan se/ara akurat. larifikasi /itra retina yang dihasilkan oleh
ka/amata memungkinkan mata menggunakan mekanisme fusi alamiah
sebesarbesarnya. esalahan refraksi yang ringan tidak perlu diperbaiki.
'pabila terdapat hiperopia dan esotropia yang bermakna, esotropia tersebut
mungkin (paling tidak sebagian) disebabkan oleh hiperopia (esotropia
akomodatif). esep ka/amata mengkompensasikan temuantemuan
8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus
20/23
23
sikloplegik penuh. 'pabila mungkin, gunakan ka/amata bifokus yang
memungkinkan relaksasi untuk akomodasi penglihatan dekat.
2. Prisma
Penggunaan prisma pada pasien strabismus deasa umumnya
diterapkan. Indikasi untuk penggunaan didasarkan dari keadaan pasien
indi!idu. +trabismus sudut ke/il dengan diplopia adalah kondisi yang paling
umum di mana prisma akan efektif. +ebagai /ontoh, pasien dengan de!iasi
!ertikal #6 dioptri (satuan pengukuran sudut penyimpangan; salah satu
diopter sama dengan sekitar dera-at sudut), yang merupakan comitant
(artinya sama di semua arah tatapan), disarankan menggunakan prisma.
Prisma mungkin berguna pada pasien yang menun-ukkan koreksi lebih aal
setelah operasi strabismus, dan mungkin efektif dalam membantu men-aga
binocularity baik. Prisma -uga telah digunakan dalam membantu ahli bedah
memutuskan berapa banyak operasi dilakukan. Prism Adaptation Trial
menun-ukkan beberapa efekti!itas dalam e!aluasi pra operasi di esotropia.
Pasien yang merespon terhadap prisma (bino/ularly) dan yang sudut
meningkat menun-ukkan keberhasilan bedah yang lebih besar. >amun,
harus disebutkan baha prisma tidak memiliki kelemahan, terutama prisma
dibatasi oleh fakta baha tidak praktis untuk memperbaiki penyimpangan
besar karena ketebalan dan berat prisma. +elain itu, pasien yang de!iasi
incomitant atau perubahan dari satu posisi tatapan lain dapat men-adi
diplopia. +elain itu, pasien yang biasanya tidak memakai ka/amata mungkin
8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus
21/23
24
menemukan kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan ka/amata dengan
prisma.
Prisma menghasilkan pengarahan ulang garis penglihatan se/ara
optis. 0nsurunsur retina dibuat segaris untuk menghilangkan diplopia.
Pen-a-aran sensorik mata yang tepat -uga merupakan suatu bentuk terapi
antisupresi. 'pabila digunakan sebelum operasi, prisma dapat merangsang
efek sensorik yang akan timbul setelah tindakan bedah. Pada pasien dengan
de!iasi horiontal, prisma akan memperlihatkan kemampuan pasien untuk
memfusikan de!iasi !ertikal ke/il yang simultan, sehingga dapat merupakan
indikasi apakah -uga harus dilakukan tindakan bedah untuk komponen
!ertikal. Pada anak dengan esotropia, dapat digunakan prisma sebelum
operasi untuk memperkirakan pergeseran posisi pas/aoperasi yang dapat
mementahkan hasil pembedahan, dan ren/ana pembedahan dapat
dimodifikasi sesuai hal tersebut (u-i adaptasi prisma).
/. Obat farmakologik :
1. *iotik
kotiopat iodida dan isoflurorat menyebabkan asetilkolinesterase
inaktif ditaut neuromuskular sehingga efek setiap impuls saraf menguat.
'komodasi men-adi lebih efektif relatif terhadap kon!ergensi daripada
sebelum pengobatan. arena akomodasi mengontrol refleks dekat (trias
akomodasi, kon!ergensi, dan miosis), penurunan akomodasi akan
menurunkan kon!ergensi dan sdudut de!iasi akan se/ara bermakna
berkurang, sering sampai nol.
8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus
22/23
25
2. 5oksin botulinum
Penyuntikan toksin botulinum tipe ' (oto8) ke dalam suatu otot
intraokular menimbulkan paralisis otot tersebut yang lamanya bergantung
dosis. Penyuntikan diberikan dibaah kontrol posisi se/ara elektromiografik
dengan menggunakan -arum elektroda bipolar. 5oksin berkaitan erat dengan
-aringan otot. osis yang digunakan sangat ke/il sehingga tidak ter-adi
toksisitas sistemik. 0ntuk memperoleh efek menetap, biasanya diperlukan
dua kali in-eksi atau lebih.
d. Ortoptik
+eorang ortoptis dilatih untuk menguasai metodemetode
pemeriksaan dan terapi pasien strabismus. +eorang ortoptis dapat membantu
dalam terapi praoperasi, terutama pada pasienpasien dengan ambliopia.
B. Terapi Beda$
erbagai perubahan dalam efek rotasi suatu otot ekstraokular dapat di!apai
dengan tindakan bedah. Jaitu:2,H
1. eseksi dan resesi.
*erupakan tindakan sederhana dengan memperkuat otot ekstraokular dan
melemahkan otot ekstraokular. eseksi dimana otot dilepaskan dari mata,
diregangkan lebih pan-ang se/ara terukur, kemudian di-ahit kembali ke mata,
biasanya ditempat insersi semula. esesi dimana otot dilepas dari mata,
dibebaskan dari perlekatan fasia, dan dibiarkan mengalami retraksi. Otot tersebut
di-ahit kembali ke mata pada a-arak tertentu di belakang insersinya semula.
8/19/2019 BAB II koreksi prisma pada strabismus
23/23
26
2. Penggeseran titik perlekatan otot
9al ini dapat menimbulkan efek rotasional yang sebelumnya tidak dimiliki
otot tersebut. *isalnya pergeseran !ertikal kedua otot rektus horiontal di mata
yang sama akan mempengaruhi posisi !ertikal mata. Penggeseran !ertikal otot
rektus horiontal dalam arah yang berlaanan mempengaruhi posisi horiontal
mata seaktu memandang ke baah dan ke atas.
. 5indakan faden
*erupakan suatu operasi khusus untuk melemahkan otot, disebut -uga
tindakan fiksasi posterior. alam operasi ini di/iptakan suatu insersi otot baru
-auh dibelakang insersi semula. 9al ini menyebabkan pelemahan mekanis otot
seaktu mata berotasi di dalam bidang ker-anya. 'pabila dikombinasi dengan
resesi otot yang sama, operasi faden menimbulkan efek melemahkan yang
men/olok tanpa perubahan bermakna pada posisi primer mata.