8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kromatografi Kromatografi berasal dari bahasa Yunani ‘Kromatos’ yang berarti warna dan ‘Graphos’ yang berarti menulis. Kromatografi merupakan metode pemisahan yang sederhana. Kromatografi mencakup berbagai proses yang berdasarkan pada perbedaan distribusi dari penyusunan cuplikan antara dua fasa, salah satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan di dalamnya zat- zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan dalam absorpsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion dinamakan kromatografi sehingga masing-masing zat dapat diidentifikasi atau ditetapkan dengan metode analitik (Sholihat, 2011). Teknik pemisahan kromatografi pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli tumbuh-tumbuhan berkebangsaan Rusia yang bernama Mikhail Tswett pada tahun 1906. Tswett memulai percobaannya dengan memisahkan sejumlah leaf pigments (zat warna daun) seperti klorofil dan xantofil dengan mengalirkan solution (larutan) ekstrak daun tersebut ke dalam sebuah kolom gelas yang sebelumnya diisi tepung kalsium karbonat yang dibuatnya sendiri. Dia menamakan fenomena yang ditemukannya ini dengan Chromatography” (kromatografi). Yang dalam bahasa

BAB II KROMATOGRAFI KERTAS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

..postingan kali ini mengenai bab ii tinjauan pustaka kromatografi kertas, semoga bermanfaaat yaa

Citation preview

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 KromatografiKromatografi berasal dari bahasa Yunani Kromatos yang berarti warna dan Graphos yang berarti menulis. Kromatografi merupakan metode pemisahan yang sederhana. Kromatografi mencakup berbagai proses yang berdasarkan pada perbedaan distribusi dari penyusunan cuplikan antara dua fasa, salah satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan di dalamnya zat-zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan dalam absorpsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion dinamakan kromatografi sehingga masing-masing zat dapat diidentifikasi atau ditetapkan dengan metode analitik (Sholihat, 2011).Teknik pemisahan kromatografi pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli tumbuh-tumbuhan berkebangsaan Rusia yang bernamaMikhail Tswettpada tahun 1906. Tswett memulai percobaannya dengan memisahkan sejumlahleaf pigments(zat warna daun) seperti klorofil dan xantofil dengan mengalirkan solution(larutan) ekstrak daun tersebut ke dalam sebuah kolom gelas yang sebelumnya diisi tepung kalsium karbonat yang dibuatnya sendiri. Dia menamakan fenomena yang ditemukannya ini dengan Chromatography (kromatografi). Yang dalam bahasa Rusia,chromaberarti warna dangraphein berarti menulis. Sehingga kalau diartikan secara bahasa, artinya menulis dengan warna.Teknik kromatografi ini akhirnya terus dikembangkan oleh para kromatografer lainnya antara lain R. Kurn, salah seorang kromatografer yang sangat intens mengembangkan teknik ini. Percobaannya dengan memisahkan pigmen-pigmen tumbuhan seperti karotin membuahkan hasil. Dengan kegigihannya ini, Kurn dianugrahi medali Nobel pada tahun 1931 untuk pertama kalinya dalam bidang kromatografi. Demikian juga, Martin dan Synge mendapatkan medali Nobel pada tahun 1952 setelah sukses dengan penemuannya dalam memisahkan berbagai jenis asam amino dan asam nukleat. Kesuksesan yang telah diraih oleh para penemu ini, mengilhami banyak para kromatografer lainnya untuk lebih gigih mengembangkan teknik ini ke yang lebih modern lagi (Amin, 2009).2.2 Jenis-jenis Kromatografia. Kromatografi LapisTipisYaitu kromatografi yang menggunakan lempeng gelas atau aluminium yang dilapisi dengan lapisan tipis alumina, silika gel, atau bahan serbuk lainnya. Kromatografi lapis tipis pada umumnya dijadikan metode pilihan pertama pada pemisahan dengan kromatografi.b. Kromatografi Penukar IonMerupakan bidang khusus kromatografi cairan-cairan. Seperti namanya, sistem ini khusus digunakan untuk spesies ion. Penemuan resin sintetik dengan sifat penukar ion sebelum Perang Dunia II telah dapat mengatasi pemisahan rumit dari logam tanah jarang dan asam amino.c. Kromatografi Penyaringan GelMerupakan proses pemisahan dengan gel yang terdiri dari modifikasi dekstran-molekul polisakarida linier yang mempunyai ikatan silang. Bahan ini dpaat menyerap air dan membentuk susunan seperti saringan yang dapat memisahkan molekul-molekul berdasarkan ukurannya. Molekul dengan berat antara 100 sampai beberapa juta dapat dipekatkan dan dipisahkan. Kromatografi permeasi gel merupakan teknik serupa yang menggunakan polistirena yang berguna untuk pemisahan polimer.d. ElektroforesisMerupakan kromatografi yang diberi medan listrik di sisinya dan tegak lurus aliran fasa gerak. Senyawa bermuatan positif akan menuju ke katoda dan anion menuju ke anoda. Sedangkan kecepatan gerak tergantug pada besarnya muatan.e. Kromatografi KertasMerupakan kromatografi cairan-cairan dimana sebagai fasa diam adalah lapisan tipis air yang diserap dari lembab udara oleh kertas jenis fasa cair lainnya dapat digunakan.(Sholihat, 2011)

2.3 Prinsip Kromatografi KertasPrinsip dasar kromatografi kertas adalah partisi multiplikatif suatu senyawa antara dua cairan yang saling tidak bercampur. Jadi partisi suatu senyawa terjadi antara kompleks selulosa-air dan fasa mobil yang melewatinya berupa pelarut organik yang sudah dijenuhkan dengan air atau campuran pelarut (Sholihat, 2011).

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga RfHarga Rf merupakan parameter karakteristik kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis. Harga Rf didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak senyawa dari titik awal dan jarak tepi muka pelarut dari titik awal.

Ada beberapa faktor yang menentukan harga Rf yaitu:1. Pelarut, disebabkan pentingnya koefisien partisi, maka perubahan-perubahan yang sangat kecil dalam komposisi pelarut dapat menyebabkan perubahan-perubahan harga Rf.2. Suhu, perubahan dalam suhu merubah koefisien partisi dan juga kecepatan aliran.3. Ukuran dari bejana, volume dari bejana mempengaruhi homogenitas dari atmosfer jadi mempengaruhi kecepatan penguapan dari komponen-komponen pelarut dari kertas. Jika bejana besar digunakan, ada tendensi perambatan lebih lama, seperti perubahan komposisi pelarut sepanjang kertas, maka koefisien partisi akan berubah juga. Dua faktor yaitu penguapan dan kompisisi mempengaruhi harga Rf.4. Kertas, pengaruh utama kertas pada harga Rf timbul dari perubahan ion dan serapan, yang berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas mempengaruhi kecepatan aliran juga mempengaruhi kesetimbangan partisi.5. Sifat dari campuran, berbagai senyawa mengalami partisi diantara volume-volume yang sama dari fasa tetap dan bergerak. Mereka hampir selalu mempengaruhi karakteristik dari kelarutan satu terhadap lainnya hingga terhadap harga Rf mereka.(Triwahyuni, 2012)2.5 Aplikasi Kromatografi Kertas Identifikasi Zat Pewarna Pada Minuman Jelly Semakin maju dan berkembangnya ilmu pengetahuan pada saat ini, berkembang pula jenis berbagai jenis makanan dan minuman dengan pengolahan yang berbeda. Salah satu minuman yang digemari adalah jelly. Jelly adalah minuman semi padat yang dibuat dari sari buah-buahan yang dimasak dalam gula. Dalam persaingan untuk mendapatkan konsumen tentunya sebuah produk minuman harus mempunyai daya tarik tersendiri. Daya tarik tersebut ada yang memang asli tapi ada yang ada yang diberi tambahan, agar terlihat lebih menarik salah satunya adalah zat pewarna.Bahan pewarna itu pada dasarnya ada dua jenis yaitu pewarna alami dan pewarna sintetis, zat pewarna alami contohnya adalah anato dan klorofil. Sedangkan pewarna sintetis yang diijinkan penggunaannya contohnya brilliant blue dan eritrosin. Dan zat pewarna sintetis yang dilarang pemakaiannya adalah rhodamin B dan Methanil yellow. Bahan pewarna sintetis memiliki banyak kelebihan yaitu beraneka ragam warna, keseragaman warna, kestabilan warna, penyimpanan lebih mudah dan tahan lama.Tujuannya identifikasi tersebut adalah memberi informasi tentang zat pewarna yang ditambahkan pada minuman jelly (Bakri, 2008).

2.5.1 Flowchart Identifikasi Zat Pewarna pada Minuman Jelly

Mulai

Ambil 100 gr sampel dan asamkan dengan asam asetat 10 %.

Sampel dipanaskan dengan benang wol hingga warna meresap.

Lunturan dipekatkan dan ditotolkan pada kertas kromatografi dan totolkan juga baku pewarna yang sesuai sampelBenang wol dimasukkan dalam cawan porselin dan dicuci

Ditambahkan ammonium hidroksida12,5 % hingga zat pewarna luntur

Dieluasikan menggunakan eluen II dengan jarak rambat eluasi 12 cm

Selesai Warna dan Rf sampel terhadap baku sama dibandingkan

Gambar 2.1 Flowchart Identifikasi Zat Pewarna pada Minuman Jelly (Bakri, 2008)