16
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Belajar Keseluruhan proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakan- tindakan yang berhubungan dengan belajar, dan setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda tentang belajar. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan. Tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2). Menurut Winkel (dalam Darsono, dkk : 2000) belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Secara etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu” yang memliki definisi bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu (Baharuddin , 2008:13). Menurut teori dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedang respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadapa stimulus yang diberikan

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/582/3/T1_162007058_BAB II.pdf · cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/582/3/T1_162007058_BAB II.pdf · cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Belajar

Keseluruhan proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan yang paling

pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak

bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai

anak didik. Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakan-

tindakan yang berhubungan dengan belajar, dan setiap orang mempunyai

pandangan yang berbeda tentang belajar.

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan. Tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,

2003:2). Menurut Winkel (dalam Darsono, dkk : 2000) belajar adalah aktivitas

mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,

yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan

nilai sikap.

Secara etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian

atau ilmu” yang memliki definisi bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk

mencapai kepandaian atau ilmu (Baharuddin , 2008:13). Menurut teori dalam

belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa

respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedang

respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadapa stimulus yang diberikan

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/582/3/T1_162007058_BAB II.pdf · cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang

7

oleh guru. Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam

kompetensi, ketrampilan, dan sikap. Kemampuan manusia untuk belajar

merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk

lain, merupakan aktivitas yang selalu dilakukan sepanjang hayat manusia, bahkan

tiada hari tanpa belajar.

2.2 Prestasi Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono prestasi belajar merupakan hal yang dapat

dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Sisi siswa, hasil belajar

merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada

saat sebelum belajar. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat

terselesaikannya bahan pelajaran. ( Dimyati, Mudjiono, 2006, 250:251)

Prestasi belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya. Proses penilaian terhadap prestasi belajar dapat

memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya

mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari

informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa

lebih lanjut baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

Prestasi belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu : (a).

Ketrampilan dan kebiasaan; (b). Pengetahuan dan pengertian; (c). Sikap dan cita-

cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada

kurikulum sekolah (Nana Sudjana, 2002:22).

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/582/3/T1_162007058_BAB II.pdf · cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang

8

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu :

1. Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar).

Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada

faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang

mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain

yaitu : motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya.

2. Faktor eksternal (dari luar individu yang belajar)

Pencapaian tujuan belajara perlu diciptakan adanya sistem lingkungan

belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar

siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan

pengetahuan, penanaman konsep dan ketrampilan, dan pembentukan

sikap.

Prestasi belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses

belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang

diperoleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai

siswa.

2.3 Metode Pembelajaran

Dalam proses belajar mengajar, guru berusaha menciptakan interaksi

dengan siswa. Hal ini bertujuan untuk membuat siswa dapat belajar yang pada

akhirnya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Upaya guru

untuk berinteraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara, berbagai cara inilah

yang disebut metode pembelajaran. Karena interaksi ini bertujuan siswa dapat

mencapai tujuan pembelajaran, maka metode ini dapat diartikan juga sebagi suatu

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/582/3/T1_162007058_BAB II.pdf · cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang

9

cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode

mengajar adalah suatu jalan/cara yang harus dilalui didalam mengajar (Slameto ,

2003:65).

Metode pembelajaran yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan

kegiatan belajar siswa (Nana Sudjana, 2002 :76), karena itu penggunaan metode

tidak sembarangan. Ketetapan metode sangat bergantung pada aspek berikut ini :

a. Anak didik

Anak didik mempunyai perbedaan-perbedaan dari segi biologis, individual

dan psikologis. Dari segi biologis terdiri dari laki-laki dan perempuan, postur

tubuh mereka ada yang tinggi, sedang dan ada pula yang pendek. Dari segi

intelektual ada yang cerdas, sedang, kurang dan ada yang mempunyai

kepribadian tertutup dan ada yang terbuka. Perbedaan-perbedaan tersebut

mempengaruhi guru dalam pemilihan dan penggunaan metode yang mana

sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

b. Tujuan

Tujuan pembelajaran sangat beragam, hal itu mempengaruhi metode yang

digunakan. Penggunaan metode harus sejalan dengan isi atau kemampuanapa

yang harus dikuasai anak didik sebagaiman tertuang dalam tujuan.

c. Situasi

Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama

dari hari ke hari. Hal ini disesuaikan dengan sifat bahan dan kemampuan

siswa. Dengan demikian guru harus menyesuaikan metode dengan situasi

kegiatan belajar mengajar.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/582/3/T1_162007058_BAB II.pdf · cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang

10

d. Fasilitas

Fasilitas sangat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar,

misalnya kurangnya fasilitas pengadaan buku referensi akan menghambat

guru menerapkan metode latihan.

e. Guru

Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda, ada guru yang suka bicara

dan ada guru yang kurang suka bicara. Latar belakang guru pun berbeda, ada

yang berlatar pendidikan guru dan ada yang bukan, hal ini mempengaruhi

kompetensi. Guru yang berlatar belakang pendidikan guru mempunyai

berbagai metode, karena memang suda dibekali. Selain itu pengalaman

mengajar juga mempengaruhi. Ketiga aspek tersebut yaitu kepribadian, latar

belakang pendidikan dan pengalaman mengajar dapat mempengaruhi

pemilihan dan penentuan metode (Bahri, 2002 :89-92).

Jadi metode mengajar merupakan cara-cara yang digunakan guru dalam

mengajar iswa untuk mencapai tujuan belajar dimana mentode mengajar ini

sangat mempengaruhi belajar siswa. Metode belajar diantaranya adalah metode

konvensional dalam hal ini adalah metode ceramah, latihan dan penugasan dan

untuk kelas eksperimen menggunakan metode kontekstual.

2.4 Metode Pembelajaran Konvensional

Metode pembelajaran konvensional merupakan metode pembelajaran yang

berpusat pada guru dimana hampir seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan

oleh guru. Jadi guru memegang peranan utama dalam menentukan isi dan proses

belajar termasuk dalam menilai kemajuan siswa. Metode konvensional terlihat

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/582/3/T1_162007058_BAB II.pdf · cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang

11

pada proses siswa penerima informasi secara pasif, siswa belajar secara

individual, hadiah/penghargaan untuk perilaku baik adalah pujian atau nilai

angka/rapor saja, pembelajaran tidak memperhatikan pengalaan siswa, dan hasil

belajar diukur hanya dengan tes.

Metode yang digunakan dalam pembelajaran konvensional adalah metode

ceramah, tugas dan latihan. Metode ceramah dikatakan metode tradisional,

karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan

antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Penyampaian

materi pelajaran secara lisan sangat berbeda dengan penyampaian secara tertulis,

karena dalam cara ini siswa sangat tergantung pada cara guru mengajar.

Sementara tugas atau penugasan adalah metode penyajian bahan dimana

guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar (Aswan

Zain, 2002 : 96). Dan metode latihan adalah suatu cara mengajar yang baik untuk

menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu (Aswan Zai, 2002 : 108).

Sedangkan menurut Slameto (1990 : 100) keunggulan dari metode

konvensional adalah :

1. Dapat dipakai pada siswa yang sudah dewasa.

2. Menghabiskan waktu dengan baik.

3. Dapat dipakai dalam kelompok yang besar.

4. Tidak melibatkan banyak alat pembantu.

5. Dapat dipakai untuk mengatur pada pelajaran aktivitas.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/582/3/T1_162007058_BAB II.pdf · cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang

12

Kelemahan metode ceramah menurut Slameto (1990 : 101)

1. Menghalangi respon dari siswa belajar.

2. Menuntut pengajar harus dapat menjadi pembicara yang baik,

3. Pembicaraan harus menguasai pokok pembicaraannya.

4. Dapat menjadi kurang menarik.

5. Pelajar hanya dapat memanfaatkan pendengarannya.

6. Sulit dipakai untuk anak-anak.

7. Membatasi daya ingat.

8. Biasanya hanya satu indera yang dipakai.

9. Pembicara tidak selalu dapat menilai reaksi siswa yang belajar.

Sumber belajar dalam pendekatan pembelajaran konvensional lebih

banyak berupa informasi verbal yang diperoleh dari buku dan penjelasan guru

atau ahli. Dalam proses pembelajaran tidak pernah jauh dari upaya untuk

terjadinya pemahaman. Siswa dituntut untuk menunjukan kemampuan menghafal

dan menguasai potongan-potongan informasi sebagai prasyarat untuk mempelajari

ketrampilan-ketrampilan yang lebih kompleks. Artinya, bahwa siswa yang telah

mempelajarai pengatahuan dasar tertentu maka siswa diharapkan akan dapat

menggabungkan sub-sub pengetahuan tersebut untuk menampilkan perilaku

(hasil) belajar yang kompleks.

Hal-hal yang harus disiapkan dalam menggunakan metode ceramah, perlu

diperhatikan juga langkah-langkah dalam menggunakan metode ceramah (Nana

Sudjana, 2002 : 77-78), sebagai berikut :

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/582/3/T1_162007058_BAB II.pdf · cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang

13

1. Tahap persiapan, artinya tahap guru untuk menyiapkan kondisi belajar yang

baik sebelum mengajar dimulai.

2. Tahap penyajian, tiap guru menyampaikan bahan pelajaran.

3. Tahap asosiasi, artinya memberi kesempatan kepada siswa untuk

menghubungkan dan membandingkan bahan ceramah yang telah diterimanya.

Untuk itu pada tahap ini diberikan waktu untuk tanya jawab atau diskusi.

4. Tahap generalisasi atau kesimpulan. Pada tahap ini kelas menyimpulkan hasil

ceramah, umumnya siswa mencatat bahan yang telah diajarkan.

5. Tahap aplikasi/evaluasi, tahap ini diadakan penilaian terhadap pemahaman

siswa mengenai bahan yang telah diberikan guru. Evaluasi dapat berbentuk

lisan, tulisan, tugas dan lain-lain.

2.5 Metode Pembelajaran Kontekstual

Menurut Elaine B. Johnson (Riwayat, 2008) dalam Rusman mengatakan

pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk

menyusun pola-pola yang mewujudkan makna. Lebih lanjut, Elaine mengatakan

bahwa pembelajaran kontekstual adalah suatu sistem pembelajaran yang cocok

dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akdemis

dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa. Jadi pembelajarn kontekstual

adalah usaha untuk membuat siswa aktif dalam memompa kemampuan diri tanpa

merugi dari segi manfaat, sebab siswa berusaha mempelajari konsep sekaligus

menerapkan dan mengaitkannya dengan dunia nyata (Rusman , 2010:187).

Pembelajaran di sekolah tidak hanya difokuskan pada pemberian

pembekalan kemampuan pengetahuan yang bersifat teoretis saja, akan tetapi

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/582/3/T1_162007058_BAB II.pdf · cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang

14

bagaimana agar pengalaman belajar yang dimiliki siswa senantiasa terkait dengan

permasalahan-permasalahan aktual yang terjadi di lingkungannya. Dengan

demikian, inti dari pendekatan kontekstual, adalah keterkaitan setiap materi atau

topik pembelajaran denagn kehidupan nyata. Untuk mengaitkannya bisa

dilakukan berbagai cara, selain karena memang materi yang dipelajari secara

langsung terkait denagn kondisi faktual, juga bisa disiasati dengan pemberian

ilustrasi atau contoh, sumber belajar, media dan lain sebagainya, yang memang

baik secara langsung maupun tidak diupayakan terkait atau ada hubungan dengan

pengalaman hidup nyata. Dengan demikian, pembelajaran selain akan lebih

menarik, juga akan dirasakan sangat dibutuhkan oleh setiap siswa karena apa

yang dipelajari dirasakan langsung manfaatnya.

Menurut Nurhadi (dalam Rusman, 2010 : 189), pembelajaran kontekstual

merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi

yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Oleh sebab

itu, melalui metode pembelajaran kontekstual, mengajar bukan transformasi

pengetahuan dari guru kepada siswa dengan menghapal sejumlah konsep-konsep

yang sepertinya terlepas dari kehidupan nyata, akan tetapi lebih ditekankan pada

upaya memfasilitasi siswa untuk mencari kemampuan bisa hidup (life skill) dari

apa yang dipelajarinya.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/582/3/T1_162007058_BAB II.pdf · cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang

15

Ciri khas pembelajaran kontekstual ditandai oleh tujuh komponen utama,

yaitu 1) constructivism; 2) Inquiry; 3) Questioning; 4) Learning Community; 5)

Modelling; 6) Reflection; 7) Authentic Assessment.

Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran merupakan

rencana kegiatan kelas yang dirancang oleh guru, yaitu dalam bentuk skenario

tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswa selama

berlangsungnya proses pembelajaran (Rusman, 2010:200). Dalam program

tersebut harus tercermin penerapan dari ketujuh komponen pembelajaran

kontekstual dengan jelas, sehingga setiap guru memiliki persiapan utuh mengenai

rencana yang akan dilaksanakan dalam membimbing kegiatan belajar mengajar

dikelas.

Secara umum, tidak ada perbedaan mendasar antara format program

pembelajaran konvensional seperti yang biasa dilakukan oleh guru-guru selama

ini. Adapun yang membedakannya, terletak pada penekannya, tujuan yang akan

dicapai (jelas dan operasional), sementara program pembelajaran kontekstual

lebih menekankan pada skenario pembelajarannya, yaitu kegiatan tahap demi

tahap yang dilakukan guru dan siswa dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran

yang diharapkan.

Oleh karena itu dalam program pembelajaran kontekstual hendaknya :

a. Nyatakan kegiatan utama pembelajarannya, yaitu sebuah pernyataan kegiatan

siswa yang merupakan gabungan antara kompetensi dasar, materi pokok, dan

indikator pencapaian hasil belajar.

b. Rumuskan dengan jelas tujuan umum pembelajarannya.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/582/3/T1_162007058_BAB II.pdf · cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang

16

c. Uraikan secara terperinci media dan sumber pembelajaran yang akan

digunakan untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang diharapkan.

d. Rumuskan tahap demi tahap kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam

melakukan proses pembelajarannya.

e. Rumuskan dan lakukan sistem penilaian dengan memfokuskan pada

kemampuan sebenarnya yang dimiliki oleh siswa baik pada saat

berlangsungnya (proses) maupun setelah siswa tersebut selesai belajar.

2.6 Produktif Akuntansi

Produktif Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang ada dalam

program keahlian akuntansi di SMK Negeri 1 Salatiga. Program keahlian

akuntansi bertujuan untuk membekali siswa dengan ketrampilan, pengetahuan

dan sikap agar kompeten dalam :

1. Mempersiapkan tamatan yang memiliki kepribadian dan berakhlak mulia

sebagai tenaga kerja tingkat menengah yang berkompeten sesuai dengan

program keahlian akuntansi.

2. Membekali siswa untuk berkarir , mandiri yang mampu beradaptasi di

lingkungan kerja sesuai bidangnya dan mapu menghadapi perubahan yang

terjadidi masyarakat.

3. Membekali siswa dengan ketrampilan, pengatahuan dan sikap agar kompeten

dalam :

a. Memproses Dokumen Dana Kas Kecil

b. Memproses Dokumen Dana Kas Di Bank

c. Memproses Entry Jurnal

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/582/3/T1_162007058_BAB II.pdf · cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang

17

d. Memproses Buku Besar

e. Mengelola Kartu Piutang

f. Mengelola Kartu Utang

g. Mengelola Kartu Persediaan

h. Mengelola Kartu Aktiva Tetap

i. Menyelesaikan Siklus Akuntansi

j. Mengoperasikan Paket Program Pengolah Angka/spreadshhet

k. Mengoperasikan Aplikasi Komputer Akuntansi. (SKKNI Teknisi

Akuntansi, 2008)

2.7 MYOB (Mind Your Own Bussines)

MYOB atau Mind your Own Bussines adalah manajemen bisnis terpadu

yang dijalankan pada sistem operasi windows yang tidak lain merupakan

produksi dari sebuah perusahaan software di Australia dengan nama MYOB

Australia Pty.Ltd. MYOB accoumting merupakan program aplikasi akuntansi

terpadu yang saat ini banyak digunakan di Indonesia. Program ini memiliki fitur

yang lengkap, fleksibel, jumlah digit yang cocok dengan kondisi bisnis skala

kecil dan menegah Indonesia.

MYOB accounting software adalah software akuntansi yang juga sangat

powerfull dan mudah digunakan oleh siapa saja. Jika kita mengelola transaksi

keuangan dengan MYOB accounting software akan membantu kita dalam hal :

a. Menghemat waktu dalam mengelola dan menjalankan pembukuan

b. Mengelola barang dagang

c. Bisa digunakan untuk perusahaan jasa, dagang, maupun manufaktur.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/582/3/T1_162007058_BAB II.pdf · cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang

18

MYOB accounting software sangat cocok untuk membantu dalam proses

penjualan dan pembelian, penghitungan piutang dagang (receivable), hutang

dagang (payabels), pajak dan masih banyak hal lainnya yang semuanya itu hanya

dengan menekan beberapa tombol saja.

2.7.1 Materi Membuat Bagan Akun

Dalam kompetensi dasar kedua dari standar kompetensi di silabus SMK

Negeri 1 Salatiga terdapat beberapa indikator yang ingin dicapai. salah satunya

kompetensi dasar kedua yaitu materi membuat bagan akun. MYOB membagi

klasifikasi account menjadi 8 kelompok. Masing-masing klasifikasi telah diberi

nomor default seperti berikut ini :

Asset Aktiva/Harta diawali dengan nomor 1-xxxx

Liabilitiy Hutang/Kewajiban diawali dengan nomor 2-xxxx

Equity Modal/Ekuitas diawali dengan nomor 3-xxxx

Income Pendapatan diawali dengan nomor 4-xxxx

Cost of Sales Harga pokok penjualan diawali dengan nomor 5-xxxx

Expense Beban Usaha diawali dengan nomor 6-xxxx

Other Income Pendapatan Lain diawali dengan nomor 7-xxxx

Other Expense Beban Lain diawali dengan nomor 8-xxxx

Account di dalam MYOB dapat disusun secara hierarkis, yaitu setiap

account dapat dirinci lagi menjadi subaccount dibawahnya. Nomor account dapat

diisi maksimal lima digit. Sedangkan untuk setiap account ada dua kemungkinan

hierarkinya, yaitu sebagai account induk (Header) atau sebagai account anak

(Detail).

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/582/3/T1_162007058_BAB II.pdf · cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang

19

Level satu harus selalu header, sedangkan level empat harus selalu detail.

Sedangkan untuk level dua dan tiga bisa berubah-ubah dari Heading menjadi

Detail; begitu pula sebaliknya (Ali Mahmudi, 2003:56)

2.8 Penelitian Terdahulu

Berikut ini merupakan penelitian yang relevan penelitian yang dilakukan

oleh Luluk Edi Prasetyo, 2011 yang berjudul “studi komparasi hasil belajar ipa

antara pembelajajaran konvensional dan pembelajaran 5E siswa kelas IV SDN 08

dan SDN 12 Salatiga semester 2 tahun ajatran 2010/2011”.

2.9 Kerangka Pikir

Berdasarkan kajian teoritis di atas pembelajaran kontekstual adalah

landasan berpikir bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit

yang hasilnya diperluas sehingga pengetahuan dapat berkembang dalam konteks

tertentu jadi pengetahuan bukan seperangkat fakta, konsep-konsep atau teori-teori

yang dapat ditransfer begitu saja dari seseorang ke orang lain jadi menurut paham

ini adalah upaya mengkonstrusi pengetahuan oleh karena itu dalam proses belajar

mengajar siswa yang berperan aktif dalam penciptaan gagasan-gagasan

sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan mediator yang mampu

memberikan bimbingan dan memilih merancang model yang sesuai sehingga

tercipta proses belajar dalam diri siswa.

Namun dalam pembelajaran pada saat ini guru masih dominan memilih

cara konvensional yang cenderung bersifat memusatkan perhatian siswa

sepenuhnya kepada guru (teacher centerd) sehingga yang aktif disini hanya guru,

sedangkan siswa hanya mendengarkan penjelasan yang diberikan guru. Metode

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/582/3/T1_162007058_BAB II.pdf · cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang

20

mengajar adalah salah satu cara yang digunakan dalam mengadakan hubungan

antara guru dengan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar. Penggunaan

metode pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Salah satunya adalah dengan menggunakan metode pembelajaraan

kontekstual diharapakan dapat memberikan cara atau suasana baru dalam

pembelajaran MYOB. Dari uraian diatas untuk mempermudah pemikiran tersebut

dapat digunakan ilustrasi kerangka berpikir sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Pikir

Siswa kelas XI SMK NEGERI 1 SALATIGA

XI AK 3 XI AK 2

Konvensional Kontekstual

Tes pembelajaran materi bagan akun

Skor hasil konvensional

Skor hasil kontekstual

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/582/3/T1_162007058_BAB II.pdf · cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang

21

2.10 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatau pernyataan yang pada waktu diungkapkan

belum diketahui kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk diuji dalam

kenyataan empiris (W. Gulo, 2002 :57).

Sesuai dengan penelitian perbedaan prestasi belajar aplikasi MYOB

materi membuat bagan akun menggunakan metode konvensional dengan

metode kontekstual pada siswa jurusan produktif akuntansi kelas XI AK 2

dan XI AK 3 SMK Negeri 1 Salatiga tahun ajaran 2011/2012, adapun

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

Hipotesis Kerja :

H0 ; Tidak terdapat perbedaan secara signifikan hasil belajar antara siswa

kelas XI AK 2 dengan siswa kelas XI AK 3 dengan penggunaan metode

konvensional dan metode kontekstual dalam pembelajaran aplikasi MYOB

materi membuat bagan akun.

Ha ; Terdapat perbedaan yang signifikan antar hasil belajar antara siswa XI

AK 2 dan XI AK 3 dengan penggunaan metode konvensional dan metode

kontekstual dalam pembelajaran aplikasi MYOB materi membuat bagan

akun.

Hipotesis Statistik :

H0 ; µ1 = µ2

Ha ; µ1 ≠ µ2