Upload
hoanglien
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini diperlukan beberapa teori penunjang
yang nantinya digunakan sebagai dasar atau acuan dalam pembuatan sistem,
maupun teori dasar yang melandasi permasalahan dan penyelesaiannya dalam
Tugas Akhir ini. Berikut ini adalah beberapa teori penunjang tersebut.
2.1 Tinjauan Pustaka
Laporan tugas akhir yang berjudul “Rancang Bangun Mesin Pencetak
Bakso”. Laporan tersebut berisi tentang merekayasa mesin pencetak bakso dengan
spesifikasi mesin yaitu dengan data primer yang digunakan adalah kapasitas
adonan bakso 2 kg/menit, besar diameter bakso 25 mm dan hasil cetakan 200
butir/menit. Hasil yang diperoleh dari perancangan ini adalah daya motor
penggerak pada mesin pencetak bakso sebesar 0,608 kW. Alat pemotongan
menggunakan plat berlubang sebagai pisau dan bak penampungan atau corong
terbuat dari plat stainless steel dengan ukuran lebar 40 mm dan tinggi 60 mm.
Rangka mesin menggunakan besi siku ukuran (40 x 40 x 2) mm dan sambungan
rangka dengan las listrik. Hasil uji alat diperoleh produksi maksimum mesin
pencetak 195 butir/menit.[1]
Laporan tugas akhir yang berjudul “Rancang Bangun Mesin Pencetak
Bakso”. Laporan tersebut berisi tentang membuat rancang bangun mesin pencetak
bakso dengan metode dalam pembuatan mesin ini adalah interview, observasi, dan
studi pustaka, perencanaan, pembuatan, pengujian dan terakhir proses finishing.
8
Dari perancangan yang dilakukan, dihasilkan suatu mesin pencetak bakso dengan
spesifikasi sebagai berikut. Kapasitas maksimal corong adonan adalah 5 Kg[2]
2.2 Dasar Teori
2.2.1 Motor Induksi
Penamaan motor induksi berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini
bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetaoi merupakan arus yang terinduksi
sebagai akibat adanya perbedaan relative antara kecepatan rotasi rotor dan
kecepatan rotasi medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus
stator.
Kumparan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tiga fasa akan
medan magnet berotasi dengan kecepatan rotasi sinkron
p
fns
2
12. Medan
magnet putar pada stator tersebut akan memotong penghantar-penghantar pada
rotor, sehingga terinduksi arus dan sesuai dengan Hukum Lentz rotor pun akan
turut berputar mengikuti medan magnet putar stator. Perbedaan kecepatan rotasi
relative antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban akan
memperbesar torsi beban motor, sehingga memperbesar arus induksi pada rotor,
dan slip antara medan magnet putar stator dan putaran rotor juga akan bertambah
besar. Jadi, bila beban motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun.
Dikenal dua tipe motor induksi (lihat gambar 2.1) yaitu motor induksi dengan
rotor kumparan dan motor induksi dengan rotor sangkar.
9
2.2.1.1 Medan Magnet Putar
Perputaran motor pada mesin arus bolak-balik ditimbulkan oleeh adanya
medan magnet putar (fluks yang berputar) yang dihailkan dalam kumparan
statornya. Medan magnet putar ini terjadi apabila kumparan stator dihubungkan
dalam fasa banyak, umumnya fasa tiga. Hubungan dapat berupa hubungan bintang
atau delta. Gambar menjelaskan bagaimana terjadinya medan putar.
Gambar 2.1 Terjadinya Medan Putar[3]
Misalnya kumparan a-a; b-b; c-c dihubungkan tiga fasa, dengan beda fasa masing-
masing 1200 (gambar 2.1 a) dan dialiri arus sinusoid. Distribusi ia, ib, ic sebagai
fungsi waktu adlah seperti pada gambar 2.1 b. pada keadaan t1, t2, t3, dan t4 fluks
resultan yang ditimbulkan oleh kumparan tersebut masing-masing adalah seperti
gambar 2.1 c. pada t1 fluks resultan mempunyai arah sama dengan arah fluks yang
dihasilkan oleh kumparan a-a; sedangkan pada t2, fluks resultannya dihasilkan
10
oleh kumparan b-b. untuk t4, fluks resultannya berlawanan arah dengan fluks
resultan yang dihasilkan pada saat t1 Dari gambar 2.1 f terlihat bahwa fluks
resultan ini akan berputar satu kali. Olah karena itu, untuk motor dengan jumlah
kutub lebih dari dua, kecepatan rotasi sinkron dapat diturunkan sebagai berikut :
p
fns
120
Dimana : f = frekuensi
p = jumlah kutub
2.2.1.2 Prinsip Kerja Motor Induksi
Secara umum, motor listrik berfungsi untuk mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik yang berupa tenaga putar. Di dalam motor DC, energi
listrik diambil langsung dari kumparan stator dengan melalui sikat dan komutator,
oleh karena itu motor DC disebut motor konduksi. Lain halnya pada motor AC;
pada motor AC, kumparan rotor tidak menerima energi listrik langsung, tetapi
secara induksi seperti yang terjadi pada energi kumparan sekunder transformator.
Oleh karena itu, motor AC dikenal dengan motor induksi. Sebenarnya motor
induksi dapat diindentikkan dengan transformator yang kumparan primer sebagai
kumparan stator atau armature, sedangkan kumparan sekunder sebagai kumparan
rotor. Ada beberapa prinsip kerja dari motor induksi diantaranya :
1. Apabila sumber tegangan tiga fasa diterapkan pada kumparan stator akan
timbul medan magnet putar dengan kecepatan p
fns
120
11
2. Medan magnet putar stator tersebut akan memotong batang penghantar pada
rotor.
3. Akibatnya pada kumparan rotor timbul tegangan induksi (ggl) sebesar : E2s=
4,44 . f2 . N2 . fm (untuk satuan fasa).
4. Karena kumparan rotor merupakan rangkaian rangkaian yang tertutup, maka
ggl (E) akan menghasilkan arus (I).
5. Adanya arus (I) di dalam medan magnet menimbulkan gaya (F) pada rotor.
6. Bila torsi mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor yang cukup besar
untuk memikul torsi beban, rotor akan berputar searah dengan medan magnet
putar stator.
7. Agar tegangan terinduksi diperlukan adanya perbedaan relatif antara
kecepatan rotasi medan magnet putar stator (ns) dengan kecepatan rotasi rotor
(nr).
8. Perbedaan keepatan antara nr dan ns disebut slip (S) dinyatakan dengan
00100
s
rs
n
nnS
9. Bila nr = ns tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada
kumparan jangkar rotor dengan demikian tidak dihasilkan torsi. Torsi motor
akan ditimbulkan apabila nr lebih kecil dari ns.
10. Dilihat dari cara kerjanya motor induksi disebut juga torsi motor tak
serempak atau asinkron.
12
2.2.1.3 Motor Induksi Satu Phasa
Motor induksi satu phasa banyak digunakan untuk keperluan motor kecil
di dalam rumah tangga karena bentuknya yang sederhana dan harganya yang
relatif murah.
Struktur motor induksi fasa tunggal sama dengan motor induksi tiga fasa
jenis rotor sangkar, kecuali kumparan statornya yang hanya terdiri atas satu fasa.
Seperti telah diketahui kumparan stator satu fasa bila dihubungkan dengan sumber
tegangan bolak-balik akan menghasilkan suatu medan magnet yang berputar
terhadap ruang. Medan putar inilah yang pada dasarnya menjadi prinsip motor
induksi. Motor induksi fasa tunggal tidak menghasilkan medan putar.
Sumber tegangan bolak-balik yang sinusoid menghasilkan fluks yang
sinusoid pula. Fluks yang sinusoid ini hanya menghasilkan fluks (medan) pulsasi
saja dan bukan fluks yang berputar terhadap ruang.
Dengan demikian sebenarnya fluks yang dihasilkan oleh kumparan fasa
tunggal merupakan fluks dengan dua komponen, yaitu komponen fluks arah maju
dan komponen fluks arah mundur. Kedua komponen fluks tersebut bergerak
berlawanan arah dengan kecepatan sudut (ωt) yang sama, sehingga kedudukannya
terhadap ruang seolah-olah tetap. Kedua komponen fluks yang berlawanan arah
tersebut tentunya akan menghasilkan kopel yang sama besar dan berlawanan arah
pula (arah maju dan mundur) seperti terlihat pada gambar 2.2
13
Gambar 2.2 Kopel Maju dan Mundur[3]
Kopel resultan yang dihasilkan oleh kedua komponen kopel tersebut pada
dasarnya mempunyai kemampuan untuk menggerakkan rotor dengan arah maju
atau mundur. Tetapi pada keadaan start kemampuan motor untuk maju sama besar
dengan kemampuan gerak mundurnya. Oleh sebab itu motor tetap saja diam.
Apabila dengan suatu alat bantu kita dapat memberikan sedikit kopel maju, motor
akan berputar mengikuti kopel resultan maju seperti pada gambar 2.2 dan
demikian pula sebaliknya.[3]
2.2.2 Arduino DUE
Arduino Due adalah Arduino pertama yang berbasis pada mikrokontroler
ARM inti 32-bit. Dengan 54 pin input / output digital, 12 input analog, ini adalah
papan yang sempurna untuk proyek Arduino skala besar yang lebih besar.
14
Gambar 2.3. Arduino Due[4]
Arduino Due adalah papan mikrokontroler yang berbasis pada CPU Atmel
SAM3X8E ARM Cortex-M3. Arduino Due adalah papan Arduino pertama yang
berbasis pada mikrokontroler ARM inti 32-bit yang memiliki 54 pin input / output
digital (12 di antaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 12 input analog, 4
UART (port serial perangkat keras), 84 MHz perjam, mampu koneksi USB OTG,
2 DAC (digital to analog) , 2 TWI, colokan listrik, header SPI, header JTAG,
tombol reset dan tombol hapus[4]
.
Papan Arduino Due berjalan pada tegangan 3.3V. Tegangan maksimum yang
dapat ditoleransi I / O pin adalah 3.3V. Menerapkan voltase yang lebih tinggi dari
3.3V ke pin I / O manapun dapat merusak board. Board berisi segala sesuatu yang
dibutuhkan untuk mendukung mikrokontroler, cukup hubungkan ke komputer
dengan kabel micro-USB atau nyalakan dengan adaptor AC-ke-DC atau baterai
untuk memulai. Arduino Due kompatibel dengan semua perisai Arduino yang
15
bekerja di 3.3V dan sesuai dengan pin-out Arduino 1.0. Arduino Due mengikuti
1.0 pinout:
1. TWI : pin SDA dan SCL yang berada di dekat pin AREF.
2. IOREF : memungkinkan perisai terlampir dengan konfigurasi yang tepat
untuk menyesuaikan voltase yang disediakan oleh papan. Hal ini
memungkinkan kompatibilitas perisai dengan papan 3.3V seperti papan
berbasis Due dan AVR yang beroperasi pada 5V.
3. Pin yang tidak terhubung, disediakan untuk penggunaan masa depan.[4]
Tabel 2.1 Tabel Spesifikasi Arduino Due [4]
Nama / Terukur Seri / Ukuran
Mikrokontroller AT91SAM3X8E
Operating Voltage 3.3 V
Input Voltage (recommended) 7-12 V
Input Voltage (limits) 6-16 V
Digital I/O Pins
54 (of which 12 provide PWM
output)
Analog Input Pins 12
Analog Output Pins 2 (DAC)
Total DC Output Current on all I/O lines 130 mA
16
DC Current for 3.3 V Pin 800 mA
DC Current for 5V Pin 800 mA
Flash Memory
512 KB all available for the user
applications
SRAM
96 KB (two banks : 64 KB dan 32
KB )
Clock Speed 84 MHz
Length 101.52 mm
Width 53.3 mm
Weight 36 g
2.2.2.1 Supply Arduino Due
Arduino Due dapat ditenagai melalui konektor USB atau dengan catu daya
eksternal. Sumber daya dipilih secara otomatis. Daya eksternal (non-USB) bisa
datang baik dari adaptor AC-ke-DC atau baterai. Adaptor dapat dihubungkan
dengan memasang steker positif pusat 2.1mm ke soket daya board. Memimpin
dari baterai dapat dimasukkan ke dalam header pin Gnd dan Vin pada konektor
POWER. Papan dapat beroperasi pada suplai eksternal 6 sampai 20 volt. Jika
dipasok dengan kurang dari 7V, pin 5V dapat memasok kurang dari lima volt dan
board mungkin tidak stabil. Jika menggunakan lebih dari 12V, regulator tegangan
17
mungkin terlalu panas dan merusak board. Kisaran yang disarankan adalah 7
sampai 12 volt. Pin daya adalah sebagai berikut:
1. Pin Vin. Tegangan masukan ke papan Arduino saat menggunakan sumber
daya eksternal (berlawanan dengan 5 volt dari koneksi USB atau sumber
listrik yang diatur lainnya). Supply voltase bisa melalui pin ini, atau jika men-
supply voltase melalui colokan listrik, bisa melalui pin ini.
2. Pin 5V. Pin ini mengeluarkan 5V yang diatur dari regulator di papan tulis.
Papan dapat di-supplay dengan daya dari colokan listrik DC (7 - 12V),
konektor USB (5V), atau pin VIN papan (7-12V). Menyediakan tegangan
melalui pin 5V atau 3.3V bypasses regulator, dapat merusak board.
3. Pin 3,3V. Pasokan 3,3 volt yang dihasilkan oleh regulator on-board. Hasil
maksimum saat ini adalah 800 mA. Regulator ini juga menyediakan power
supply ke mikrokontroler SAM3X .
4. Pin GND. Pin tanah.
5. Pin IOREF. Pin ini pada papan Arduino memberikan referensi tegangan
dimana mikrokontroler beroperasi. Perisai yang dikonfigurasi dengan benar
dapat membaca voltase pin IOREF dan memilih sumber listrik yang sesuai
atau mengaktifkan penerjemah voltase pada keluaran untuk bekerja dengan
5V atau 3.3V. [4]
2.2.2.2 Memori Penyimpanan Arduino Due
SAM3X memiliki 512 KB (2 blok 256 KB) memori flash untuk
menyimpan kode. Bootloader dipasarkan di pabrik dari Atmel dan disimpan
dalam memori ROM khusus. SRAM yang tersedia adalah 96 KB di dua bank
18
bersebelahan yaitu 64 KB dan 32 KB. Semua memori yang tersedia (Flash, RAM
dan ROM) dapat diakses langsung sebagai ruang pengalamatan datar. Anda bisa
menghapus memori Flash dari SAM3X dengan tombol penghapus on-board. Ini
akan menghapus sketsa yang saat ini dimuat dari MCU. Untuk menghapus, tekan
dan tahan tombol Erase selama beberapa detik saat papan dinyalakan.
2.2.2.3 Pin Input Output
1. Digital I / O: pin dari 0 sampai 53.
2. Masing-masing dari 54 pin digital pada Due dapat digunakan sebagai input
atau output, dengan menggunakan fungsi pinMode (), digitalWrite (), dan
digitalRead (). Mereka beroperasi pada 3,3 volt. Setiap pin dapat
menyediakan (sumber) arus 3 mA atau 15 mA, tergantung pada pin, atau
menerima (sink) arus 6 mA atau 9 mA, tergantung pada pinnya. Mereka juga
memiliki resistor pull-up internal (terputus secara default) dari 100 KOhm.
Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus:
Serial: 0 (RX) dan 1 (TX); Serial 1: 19 (RX) dan 18 (TX); Serial 2: 17 (RX)
dan 16 (TX)
3. Serial 3: 15 (RX) dan 14 (TX) Digunakan untuk menerima (RX) dan
mentransmisikan (TX) data serial TTL (dengan tingkat 3,3 V). Pin 0 dan 1
dihubungkan ke pin pin ATmega16U2 USB-to-TTL Serial yang sesuai.
4. PWM: Pin 2 sampai 13 Menyediakan output PWM 8 bit dengan fungsi
analogWrite (). Resolusi PWM dapat diubah dengan fungsi
analogWriteResolution ().
19
5. SPI: header SPI (header ICSP di papan Arduino lainnya) Pin ini mendukung
komunikasi SPI dengan menggunakan perpustakaan SPI. Pin SPI dipecahkan
pada header 6-pin tengah, yang secara fisik kompatibel dengan Uno,
Leonardo dan Mega2560. Header SPI hanya bisa digunakan untuk
berkomunikasi dengan perangkat SPI lainnya, bukan untuk memprogram
SAM3X dengan teknik In-Circuit-Serial-Programming. SPI dari Due juga
memiliki fitur lanjutan yang dapat digunakan dengan metode Extended SPI
untuk Due.
6. CAN: CANRX dan CANTX Pin ini mendukung protokol komunikasi CAN
namun belum didukung oleh API Arduino.
7. LED "L": 13 Ada LED built-in yang terhubung ke pin digital 13. Bila pinnya
TINGGI, LED menyala, bila pinnya RENDAH, tidak menyala. Hal ini juga
memungkinkan untuk meredupkan lampu LED karena pin digital 13 juga
merupakan output PWM.
8. TWI 1: 20 (SDA) dan 21 (SCL)
9. TWI 2: SDA1 dan SCL1. Dukung komunikasi TWI menggunakan pustaka
Wire. SDA1 dan SCL1 dapat dikontrol dengan menggunakan kelas Wire1
yang disediakan oleh perpustakaan Wire. Sementara SDA dan SCL memiliki
resistor pullup internal, SDA1 dan SCL1 tidak. Menambahkan dua resistor
pullup pada garis SDA1 dan SCL1 diperlukan untuk menggunakan Wire1.
10. Input Analog: pin dari A0 ke A11 The Due memiliki 12 input analog,
masing-masing dapat memberikan resolusi 12 bit (yaitu 4096 nilai yang
berbeda). Secara default, resolusi bacaan diatur pada 10 bit, untuk
20
kompatibilitas dengan papan Arduino lainnya. Hal ini dimungkinkan untuk
mengubah resolusi ADC dengan analog Read Resolution (). Pin input analog
Due mengukur dari ground ke nilai maksimum 3.3V. Menerapkan lebih dari
3.3V pada pin Due akan merusak chip SAM3X. Fungsi analog Reference ()
diabaikan pada Due.
11. Pin AREF terhubung ke pin referensi analog SAM3X melalui jembatan
resistor. Untuk menggunakan pin AREF, resistor BR1 harus disolder dari
PCB.
12. DAC1 dan DAC2 Pin ini memberikan output analog yang benar dengan
resolusi 12-bit (level 4096) dengan fungsi thealogalog (). Pin ini bisa
digunakan untuk membuat output audio menggunakan pustaka Audio.
Keluaran DAC sebenarnya dari 0,55 V sampai 2,75 V saja. Pin lainnya di
papan tulis:
13. AREF Reference voltage untuk input analog. Digunakan dengan analog
Reference ().
14. Reset Bawalah baris ini RENDAH untuk me-reset mikrokontroler. Biasanya
digunakan untuk menambahkan tombol reset ke shields yang menghalangi
yang ada di papan
2.2.2.4 Komunikasi Arduino Due
Arduino Due memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi dengan
komputer, Arduino lain atau mikrokontroler lainnya, dan berbagai perangkat
seperti telepon, tablet, kamera dan sebagainya. SAM3X menyediakan satu
perangkat keras UART dan tiga perangkat keras USART untuk komunikasi serial
21
TTL (3.3V). Port Pemrograman terhubung ke ATmega16U2, yang menyediakan
port COM virtual ke perangkat lunak pada komputer yang terhubung (Untuk
mengenali perangkat ini, mesin Windows memerlukan file .inf, namun mesin
OSX dan Linux akan mengenali papan sebagai port COM secara otomatis). 16U2
juga terhubung ke perangkat UART SAM3X. Serial pada pin RX0 dan TX0
menyediakan komunikasi Serial-to-USB untuk memprogram board melalui
mikrokontroler ATmega16U2. Perangkat lunak Arduino mencakup monitor serial
yang memungkinkan data tekstual sederhana dikirim ke dan dari papan tulis. LED
RX dan TX di papan akan berkedip saat data dikirimkan melalui chip
ATmega16U2 dan koneksi USB ke komputer (tapi tidak untuk komunikasi serial
pada pin 0 dan 1). Port USB asli terhubung ke SAM3X. Hal ini memungkinkan
untuk komunikasi serial (CDC) melalui USB. Ini menyediakan koneksi serial ke
Serial Monitor atau aplikasi lain di komputer Anda. Ini juga memungkinkan Due
untuk meniru mouse atau keyboard USB ke komputer yang terpasang. Untuk
menggunakan fitur ini, lihat halaman referensi perpustakaan Mouse and
Keyboard. Port USB Asli juga dapat bertindak sebagai host USB untuk periferal
yang terhubung seperti mouse, keyboard, dan ponsel cerdas. Untuk menggunakan
fitur ini, lihat halaman referensi USB Host. SAM3X juga mendukung komunikasi
TWI dan SPI. Perangkat lunak Arduino mencakup perpustakaan Wire untuk
mempermudah penggunaan bus TWI; lihat dokumentasi untuk rinciannya. Untuk
komunikasi SPI, gunakanlah perpustakaan SPI[4]
.
22
2.2.2.5 Pemrograman Arduino Due
Arduino Due bisa diprogram dengan Arduino Software (IDE). Untuk
detailnya, lihat di sana dan tutorialnya. Mengunggah sketsa ke SAM3X berbeda
dari mikrokontroler AVR yang ditemukan di papan Arduino lainnya karena
memori flash perlu dihapus sebelum diprogram ulang. Upload ke chip ini dikelola
oleh ROM pada SAM3X, yang dijalankan hanya saat memori flash chip kosong.
Gambar 2.4. USB Port Arduino Due[4]
Salah satu port USB dapat digunakan untuk memprogram board,
meskipun disarankan untuk menggunakan port Pemrograman karena cara
penghapusan chip ditangani:
1. Pemrograman port: Untuk menggunakan port ini, pilih "Arduino Due
(Programming Port)" sebagai forum Anda di Arduino IDE. Hubungkan port
pemrograman Due (yang paling dekat dengan colokan listrik DC) ke
komputer Anda. Port pemrograman menggunakan 16U2 sebagai chip USB-
to-serial yang terhubung ke UART pertama dari SAM3X (RX0 dan TX0).
16U2 memiliki dua pin yang terhubung ke pin Reset dan Erase dari SAM3X.
23
Membuka dan menutup port Pemrograman yang terhubung pada 1200bps
memicu prosedur "hard delete" dari chip SAM3X, mengaktifkan pin Erase
and Reset pada SAM3X sebelum berkomunikasi dengan UART. Ini adalah
port yang disarankan untuk memprogram Due. Ini lebih dapat diandalkan
daripada "soft delete" yang terjadi pada port Native, dan seharusnya bekerja
bahkan jika MCU utama telah jatuh.
2. Port asli atau Native Port : Untuk menggunakan port ini, pilih "Arduino Due
(Native USB Port)" sebagai board Anda di Arduino IDE. Port USB asli
terhubung langsung ke SAM3X. Hubungkan port USB Asli milik Due (yang
paling dekat dengan tombol reset) ke komputer Anda. Membuka dan
menutup port Native pada 1200bps memicu prosedur 'soft erase': memori
flash terhapus dan board di-restart dengan bootloader. Jika MCU jatuh karena
suatu alasan, kemungkinan besar prosedur penghapusan lunak tidak akan
bekerja karena prosedur ini sepenuhnya terjadi pada perangkat lunak pada
SAM3X. Membuka dan menutup port asli pada baudrate yang berbeda tidak
akan mengatur ulang SAM3X.
3. Tidak seperti papan Arduino lainnya yang menggunakan avrdude untuk
diunggah, Due bergantung pada kode sumber firmware bosac.The
ATmega16U2 tersedia di gudang Arduino. Anda bisa menggunakan header
ISP dengan programmer eksternal (menimpa DFU bootloader). Lihat tutorial
yang berkontribusi pengguna ini untuk informasi lebih lanjut.[4]
24
2.2.3 Power supply
Peralatan elektronika yang kita gunakan sekarang ini sebagian besar
membutuhkan arus DC dengan tegangan yang lebih rendah untuk
pengoperasiannya. Oleh karena itu, hampir setiap peralatan Elektronika memiliki
sebuah rangkaian yang berfungsi untuk melakukan konversi arus listrik dari arus
AC menjadi arus DC dan juga untuk menyediakan tegangan yang sesuai dengan
rangkaian Elektronika-nya. Rangkaian yang mengubah arus listrik AC menjadi
DC ini disebut dengan DC Power supply atau dalam bahasa Indonesia disebut
dengan Catu daya DC. DC Power supply atau Catu Daya ini juga sering dikenal
dengan nama “Adaptor”.
Gambar 2.5 Blok Diagram DC Power supply[5]
Sebuah DC Power supply atau Adaptor pada dasarnya memiliki 4 bagian
utama agar dapat menghasilkan arus DC yang stabil. Keempat bagian utama
tersebut diantaranya adalah Transformer, Rectifier, Filter dan Voltage
Regulator.[5]
25
2.2.3.1 Transformator Step Down
Gambar 2.6 Bagian Inti Trafo[6]
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen
pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan
kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk
memperkuat medan magnet yang dihasilkan.
Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika
Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan
arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah.
Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti
besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan
timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual
inductance).
Ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir pada kumparan
primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan
26
berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan
berubah polaritasnya.
Transformator Step Down yaitu transformator yang mengubah tegangan
bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan
kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).[6]
Rumus Perbandingan Trafo
Gambar 2.7 Dasar Rangkaian Trafo
Vp = tegangan pada kumparan primer (volt)
Vs = tegangan pada kumparan sekunder (volt)
Ip = arus pada kumparan primer (A)
Is = arus pada kumparan sekunder (A)
Np = banyak lilitan primer
Ns = banyak lilitan sekunder
27
Rumus Efisiensi Trafo
A = efisiensi transformator (%)
Ps = daya pada kumparan sekunder (W)
Pp = daya pada kumparan primer (W)
Is = arus pada kumparan sekunder (A)
Ip = arus pada kumparan primer (A)
2.2.3.2 Rectifier Penyearah Gelombang Penuh
Penyearah gelombang penuh dapat dibuat dengan 2 macam yaitu,
menggunakan 4 diode dan 2 diode. Untuk membuat penyearah gelombang penuh
dengan 4 diode menggunakan transformator non-CT seperti terlihat pada gambar
berikut :
Gambar 2.8 Full Wave Rectifier 4 Bridge[7]
Prinsip kerja dari penyearah gelombang penuh dengan 4 diode diatas dimulai
pada saat output transformator memberikan level tegangan sisi positif, maka D1,
D4 pada posisi forward bias dan D2, D3 pada posisi reverse bias sehingga level
tegangan sisi puncak positif tersebut akan di leawatkan melalui D1 ke D4.
28
Kemudian pada saat output transformator memberikan level tegangan sisi puncak
negatif maka D2, D4 pada posisi forward bias dan D1, D2 pada posisi reverse bias
sehingan level tegangan sisi negatif tersebut dialirkan melalui D2, D4. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik output berikut.[7]
Gambar 2.9 Full Wave Rectifier Output[7]
(a) Sebelum Dioda; (b) Setelah Dioda
2.2.3.3 Filter
Agar tegangan penyearahan gelombang AC lebih rata dan menjadi
tegangan DC maka dipasang filter kapasitor pada bagian output rangkaian
penyearah seperti terlihat pada gambar berikut.
(a)
(b)
(a)
29
Gambar 2.10 Full Wave Rectifer Bridge Filter[8]
(a) Rangkaian; (b) Output
Fungsi kapasitor pada rangkaian diatas untuk menekan riple yang terjadi dari
proses penyearahan gelombang AC. Setelah dipasang filter kapasitor maka output
dari rangkaian penyearah gelombang penuh ini akan menjadi tegangan DC (Direct
Current) yang dpat diformulasikan sebagai berikut :
Kemudian untuk nilai riple tegangan yag ada dapat dirumuskan sebagai berikut :
[8]
2.2.3.4 IC Fix Voltage Regulator
Regulator tegangan adalah bagian power supply yang berfungsi untuk
memberikan stabilitas output pada suatu power supply. Output tegangan DC dari
penyearah tanpa regulator mempunyai kecenderungan berubah harganya saat
dioperasikan. Adanya perubahan pada masukan AC dan variasi beban merupakan
penyebab utama terjadinya ketidakstabilan pada power supply. Pada sebagian
peralatan elektronika, terjadinya perubahan catu daya akan berakibat cukup serius.
Untuk mendapatkan pencatu daya yang stabil diperlukan regulator tegangan.
(b)
30
Regulator tegangan untuk suatu power supply paling sederhana adalah
menggunakan dioda zener, tetapi ada juga yang menggunakan IC Regulator.
Salah satu IC regulator yaitu Fixed Voltage Regulator. Fixed Voltage
Regulator adalah jenis IC regulator tetap atau pengatur tegangan tetap. Batas
output tegangan yang dihasilkan oleh IC nilanya tetap. Contoh IC 7805 memiliki
batas nilai output 5 volt dan tidak bisa dibuah-ubah lagi.
Fixed Voltage Regulator dibedakan menjadi dua jenis yakni Positive
Voltage Regulator dan Negative Voltage Regulator. Contoh dari Positive Voltage
Regulator adalah IC 78xx. Nilai yang ada di belakang tipe IC atau nilai xx
menunjukkan batas nilai tegangan IC tersebut. Misal 7805 punya batas nilai 5
volt, 7809 punya batas 9 volt, dan 7812 punya batas 12 volt.
Sedangkan contoh Negative Voltage Regulator adalah IC tipe 79xx seperti
7905 dan 7912. Sebenarnya Positive Voltage Regulator dan Negative Voltage
Regulator punya fungsi sama. Yang membedakan antara dua jenis IC fixed
regulator tersebut hanyalah polaritas yang ada pada tegangan outputnya.[9]
2.2.4 Relay
Penemu relay pertama kali adalah Joseph Henry pada tahun 1835. Dalam
pemakaiannya biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC dilengkapi dengan
sebuah dioda yang diparalel dengan lilitannya dan dipasang terbalik yaitu anoda
pada tegangan () dan katoda pada tegangan (+). Ini bertujuan untuk
mengantisipasi sentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi dari on
ke off agar tidak merusak komponen di sekitarnya.
31
Relay adalah suatu peranti yang bekerja berdasarkan prinsip
elektromagnetik untuk menggerakan sejumlah kontaktor yang tersusun atau
sebuah saklar elektronis yang dapat dikendalikan dari rangkaian elektronik
lainnya dengan memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber energinya. Kontaktor
akan tertutup (menyala) atau terbuka (mati) karena efek induksi magnet yang
dihasilkan kumparan (induktor) ketika dialiri arus listrik. Berbeda dengan saklar,
pergerakan kontaktor (on atau off) dilakukan manual tanpa perlu arus listrik.
Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan
pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay
elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut:
1. Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup atau membuka
kontak saklar.
2. Saklar yang digerakkan secara mekanis oleh daya atau energi listrik.
Sebagai komponen elektronika, relay mempunyai peran penting dalam
sebuah sistem rangkaian elektronika dan rangkaian listrik untuk menggerakan
sebuah perangkat yang memerlukan arus besar tanpa terhubung langsung dengan
perangakat pengendali yang mempunyai arus kecil. Dengan demikian relay dapat
berfungsi sebagai pengaman.Berikut adalah bentuk dan simbol relay
Gambar 2.11 Bentuk dan Simbol Relay[10]
32
Relay yang digunakan adalah jenis SPDT(Single Pole Double Throw)
yaitu jenis relay yang memiliki lima terminal, yaitu dua terminal kumparan atau
koil dan tiga terminal saklar (A,B, dan C) yang dapat terhubung dan terputus
dengan satu terminal pusat. Jika suatu saat terminal (misal A) terputus dengan
terminal pusat (C) maka terminal lain (B) terhubung dengan terminal pusat
tersebut (C), demikian juga sebaliknya.
2.2.4.1 Prinsip Kerja Relay
1. Pada dasarnya relay memiliki 4 komponen utama yaitu:
a. Elektromagnet (Coil)
b. Armature
c. Switch Contact Point (Saklar)
d. Spring
2. Kontak Poin (Contact Point) Relay terdiri dari 2 jenis yaitu :
a. Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada diposisi CLOSE (tertutup)
b. Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu
berada diposisi OPEN (terbuka)
Prinsip kerja sebuah relay yaitu sebuah besi (Iron Core) yang dililit oleh
sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan besi tersebut. Apabila
Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya elektromagnet yang
kemudian menarik Armature untuk berpindah dari posisi sebelumnya (NC) ke
posisi baru (NO) sehingga menjadi saklar yang dapat menghantarkan arus listrik
33
diposisi barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC)
akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik,
Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay
untuk menarik Contact Poin ke posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan
arus listrik yang relatif kecil.[10]
2.2.5 Triac
Triac merupakan komponen yang memiliki tiga elektroda yaitu:
MT1,MT2,dan gate. Triac biasanya digunakan pada rangkaian pengendali,
pensaklaran, dan rangkaian picu (triger). Oleh karena aplikasi triac yang demikian
luas,maka komponen triac biasanya mempunyai dimensi yang besar dan mampu
diaplikasikan pada tegangan 100V sampai dengan 800V dengan arus beban dari
0,5A
Gambar 2.12. Simbol Triac[11]
Jika terminal MT1 dan MT2 diberi tegangan jala-jala PLN dan gate dalam
kondisi menyambung maka tidak ada arus yang dilewatkan oleh triak sampai pada
tegangan break over triac tercapai. Kondisi ini dinamakan Off triac. Apabila gate
diberi arus positif atau negatif maka tegangan break over ini akan turun. Semakin
besar nilai arus yang masuk ke gate maka semakin rendah pula tegangan break
G
MT 2
MT 1
34
overnya. Kondisi ini dinamakan kondisi On triac. Apabila triac sudah On maka
triak dalam kondisi On selama tegangan pada MT1 dan MT2 diatas nol volt.
Apabila tegangan MT1 dan MT2 sudah mencapai nol volt, maka kondisi kerja
triac akan berubah dari On ke Off. Apabila triac sudah menjadi Off kembali, triac
akan selamanya Off sampai ada arus trigger ke gate dan tegangan MT1 dan MT2
melebihi tegangan brek overnya.[11]
Gambar 2.13. Daerah kerja Triac [11]
2.2.6 Seven Segment 1 Inchi (2,5 cm)
2.2.6.1 Pengertian Seven Segmen
Gambar 2.14. Seven-Segment 1 inchi (2,5 cm)[12]
Tegangan terminal Mt1-Mt2
Arus Gate
ON
ON
Off VBO
Off
Arus Gate
35
Seven segment adalah suatu segmen-segmen yang digunakan untuk
menampilkan angka / bilangan decimal. Seven segment ini terdiri dari 7 batang
LED yang disusun membentuk angka 8 dengan menggunakan huruf a-f yang
disebut DOT MATRIKS. Setiap segment ini terdiri dari 1 atau 2 LED (Light
Emitting Dioda).
Gambar 2.15. Display Seven-Segment[12]
Seven segment dapat menampilkan angka-angka desimal dan beberapa
karakter tertentu melalui kombinasi aktif atau tidaknya LED penyususnan dalam
seven segment. Untuk mempermudah pengguna seven segment, umumnya
digunakan sebuah decoder atau sebuah seven segment driver yang akan mengatur
aktif atau tidaknya led-led dalam seven segment sesuai dengan inputan biner yang
diberikan.
Piranti tampilan modern disusun sebagai pola 7 segmen atau dot matriks.
Jenis 7 segmen sebagaimana namanya, menggunakan pola tujuh batang led yang
disusun membentuk angka 8 seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas. Huruf-
huruf yang diperlihatkan dalam gambar tersebut ditetapkan untuk menandai
segmen-segmen tersebut. Dengan menyalakan beberapa segmen yang sesuai, akan
36
dapat diperagakan digit-digit dari 0 sampai 9, dan juga bentuk huruf A sampai F
(dimodifikasi).
Sinyal input dari switches tidak dapat langsung dikirimkan ke peraga 7
segmen, sehingga harus menggunakan decoder BCD (Binary Code Decimal) ke 7
segmen sebagai antar muka. Decoder ini terdiri dari gerbang-gerbang logika yang
masukannya berupa digit BCD dan keluarannya berupa saluran-saluran untuk
mengemudikan tampilan 7 segmen.[12]
2.2.6.2 Prinsip Kerja Seven Segmen
Prinsip kerja dari seven segment ini adalah inpuan bilangan biner pada
switch dikonversi masuk kedalam decoder, baru kemudian decoder mengkonversi
bilangan biner tersebut ke dalam bilangan desimal, yang mana bilangan desimal
ini akan ditampilkan pada layar seven segmen. Fungsi dari decoder sendiri adalah
sebagai pengkonversi bilangan biner ke dalam bilangan decimal.
Seven segment dapat menampilkan angka-angka desimal dan beberapa
karakter tertentu melalui kombinasi aktif atau tidaknya LED penyusunan dalam
seven segment . Untuk memudahkan penggunaan seven segment, umumnya
digunakan sebuah dekoder (mengubah/mengkonversi input bilangan primer
menjadi decimal) atau seven segment driver yang akan mengatur aktif tidaknya
led-led dalam seven segment sesuai dengan nilai biner yang diberikan.
Dekoder BCD ke seven segment digunakan untuk menerima masukan
BCD 4-bit dan memberikan keluaran yang melewatkan arus melalui segmen
untuk menampilkan angka decimal. Jenis dekoder BCD ke seven segment ada dua
macam yaitu dekoder yang berfumgsi untuk menyalakan seven segment mode
37
common anoda dan dekoder yang berfungsi untuk menyalakan seven segment
mode common katoda. Ada dua jenis common pada display seven segmen yaitu
common Anoda dan common Katoda, namun rangkaian ini menggunakan seven
segmen common Anoda.
2.2.6.3 Common Anoda
Common Anoda merupakan pin yang terhubung dengan semua kaki anoda
LED dalam seven segmen. Common anoda diberi tegangan VCC dan seven
segmen dengan common anoda akan aktif pada saat diberi logika rendah (0) atau
sering disebut aktif low. Kaki katoda dengan label a sampai h sebagai pin aktifasi
yang menentukan nyala LED[12]
Gambar 2.16. Skematik Internal Segmen Display common Anoda[12]
2.2.7 Sensor Tegangan ZMPT101B
Gambar 2.17 Sensor Tegangan ZMPT101B[13]
38
ZMPT101B Ultra Micro Voltage Transformer ukuran kecil, akurasi tinggi,
konsistensi yang baik, untuk tegangan dan pengukuran daya. Merupakan sebuah
instrumen yang dapat mengukur tegangan DC atau AC dalam bentuk angka
diskrit. Untuk mendapatkan nilai tegangan AC, penulis menggunakan sensor
tegangan dengan tipe Single Phase ZMPT101B. Sensor tegangan tersebut
merupakan sensor untuk pengukuran tegangan AC satu fasa dengan batas arus
yang dapat diukur adalah sebesar 20 A. Aplikasi :
a. Sensor arus lebih
b. Ground fault detection
c. Pengukuran
d. Analog to digital circuit
Gambar 2.18. Dimensi ZMPT101B[13]
Gambar 2.19. Skematik ZMPT101B[13]
39
Tabel 2.2 Spesifikasi Elektrik[13]
Tabel 2.3 Environment Specification[13]
Tabel 2.4 Spesifikasi Mekanik[13]
40
2.2.8 Sensor Arus N25
Gambar 2.20. Sensor Arus AC N25[14]
Pada kali ini penulis menggunakan sensor arus AC N25. Sensor arus
digunakan untuk menyensor arus yang menuju beban (misalnya: 0-5 Amper)
diubah menjadi tegangan 0-5 Volt. Karena sensor arus ini
digunakan untuk menyensor arus yang menuju beban, maka lilitannya dirancang
untuk dihubungkan secara seri dengan saluran seperti dalam Gambar 2.16. Oleh
sebab itu impedansi lilitan primer perlu dibuat serendah mungkin dengan
menggunakan beberapa liitan kawat bertahanan rendah yang mampu membawa
arus saluran yang nilainya tertentu. Perbandingan arus primer dan sekunder adalah
berbanding terbalik dengan perbandingan jumlah lilitan primer dan sekunder. [14]
Gambar 2.21. Rangkaian Sensor Arus[14]
41
2.2.9 Pengkondisi Sinyal
Untuk menjalankan sistem dengan tipe sinyal yang berbeda-beda, sistem
perlu ditambahkan rangkaian pengkondisi sinyal agar seluruh sistem dapat bekerja
dengan tipe sinyal yang berbeda-beda. Untuk mensikronkan sinyal keluaran sesor
agar dapat diproses oleh mikrokontroller (Arduino DUE), pengkondisi sinyal
sensor Arus N25 menggunakan Operational Amplifier (op-amp) yang sudah
tersedia dalam satu paket modul sensor tersebut, begitu juga pengkondisi sinyal
sensor tegangan ZMPT-101b menggunakan Operational Amplifier (op-amp). [15]
2.2.9.1 Operational Amplifier (op-amp)
Op-amp adalah singkatan dari operasional amplifier merupakan sala satu
komponen analog yang sering digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian
elektronika. IC OP-AMP adalah piranti solid-state yang mampu mengindra dan
memperkuat sinyal, baik sinyal DC maupun sinyal AC. Adapun aplikasi OP-AMP
yang paling sering digunakan adalah:
- Rangkaian inverting
- Non inverting
- Integrator
- Differensiator
Fungsi op-amp adalah sebagai penguat dan pengindra sinyal masukan baik
DC maupun Ac juga sebagai penguat differensiasi impedansi masukan tinggi,
penguat keluaran impedansi rendah. Op-amp banyak digunakan dalam perangkat
elektronik sebagai penguat sensor, mengeraskan suara, menguatkan sinyal, dan
mengintegrasikan sinyal.
42
2.2.9.2 Operational Amplifier (op-amp) Non Inverting
Op-Amp Non-Inverting Amplifier adalah rangkaian Op-Amp yang bekerja
sebagai penguat-tegangan pada tegangan-input-positif (V+). Pada rangkaian ini
hasil penguatan yang ada di tegangan-output Op-Amp akan sefase (0°) dari
tegangan-input-nya, atau dengan kata lain, jika input berupa tegangan positif,
maka output akan berupa tegangan positif pula, dan begitupun pada tegangan
input negatif. [15]
Gambar 2.22 Pin-pin Op-Ampi
[15]
Gambar 2.23 Rangkaian Op-Amp Non-Inverting Amplifier[15]
2.2.10 Optocoupler
Dalam dunia elektronika, optocoupler juga dikenal dengan sebutan opto-
isolator, photocoupler atau optical isolator. Optocoupler adalah komponen
elektronika yang berfungsi sebagai penghubung berdasarkan cahaya optik. Pada
dasarnya optocoupler terdiri dari 2 bagian utama yaitu Transmitter yang berfungsi
sebagai pengirim cahaya optik dan Receiver yang berfungsi sebagai pendeteksi
sumber cahaya. Masing-masing bagian optocoupler (Transmitter dan Receiver)
43
tidak memiliki hubungan konduktif rangkaian secara langsung tetapi dibuat
sedemikian rupa dalam satu kemasan komponen. [16]
Gambar 2.24 Bentuk-bentuk Optocoupler[16]
Jenis-jenis optocoupler yang sering ditemukan adalah optocoupler yang
terbuat dari bahan semikonduktor dan terdiri dari kombinasi LED (Light Emitting
Diode) dan photodioda. Dalam Kombinasi ini, LED berfungsi sebagai pengirim
sinyal cahaya optik (Transmitter) sedangkan phototransistor berfungsi sebagai
penerima cahaya tersebut (Receiver). Jenis-jenis lain dari optocoupler diantaranya
adalah kombinasi LED-Photodiode, LED-LASCR dan juga Lamp-Photoresistor.
Pada prinsipnya, optocoupler dengan kombinasi LED- Photodioda adalah
optocoupler yang terdiri dari sebuah komponen LED (Light Emitting Diode) yang
memancarkan cahaya inframerah (IR LED) dan sebuah komponen semikonduktor
yang peka terhadap cahaya (photodioda) sebagai bagian yang digunakan untuk
mendeteksi cahaya inframerah yang dipancarkan oleh IR LED. Arus listrik yang
mengalir melalui IR LED akan menyebabkan IR LED memancarkan sinyal
cahaya inframerahnya. Intensitas cahaya tergantung pada jumlah arus listrik yang
mengalir pada IR LED tersebut. Kelebihan cahaya inframerah adalah pada
44
ketahanannya yang lebih baik jika dibandingkan dengan cahaya yang tampak.
cahaya inframerah tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Cahaya inframerah
yang dipancarkan tersebut akan dideteksi oleh photodioda dan menyebabkan
terjadinya hubungan atau switch on pada photodioda[16]
2.2.11 Push Button
Gambar 2.25 Push Button[17]
Push Button adalah saklar tekan yang berfungsi sebagai pemutus atau
penyambung arus listrik dari sumber arus ke beban listrik. Suatu sistem saklar
tekan push button terdiri dari saklar tekan start, stop reset dan saklar tekan untuk
emergency. Push button memiliki kontak NC (normally close) dan NO (normally
open).
Prinsip kerja Push Button adalah apabila dalam keadaan normal tidak
ditekan maka kontak tidak berubah, apabila ditekan maka kontak NC akan
berfungsi sebagai stop (memberhentikan) dan kontak NO akan berfungsi sebagai
start (menjalankan) biasanya digunakan pada sistem pengontrolan motor – motor
induksi untuk menjalankan mematikan motor pada industri – industri. Push button
dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu:
45
a. Tipe Normally Open (NO)
NO (Normally Open), merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya
terbuka (aliran arus listrik tidak mengalir). Dan ketika tombol saklar ditekan,
kontak yang NO ini akan menjadi menutup (Close) dan mengalirkan atau
menghubungkan arus listrik. Kontak NO digunakan sebagai penghubung atau
menyalakan sistem circuit (Push Button ON). Tombol ini disebut juga dengan
tombol start karena kontak akan menutup bila ditekan dan kembali terbuka
bila dilepaskan. Bila tombol ditekan maka kontak bergerak akan menyentuh
kontak tetap sehingga arus listrik akan mengalir. Tipe Normally Close (NC)
b. Tipe Normally Close (NC)
NC (Normally Close), merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya
tertutup (mengalirkan arus litrik). Dan ketika tombol saklar push button
ditekan, kontak NC ini akan menjadi membuka (Open), sehingga memutus
aliran arus listrik. Kontak NC digunakan sebagai pemutus atau mematikan
sistem circuit (Push Button Off). Tombol ini disebut juga dengan tombol stop
karena kontak akan membuka bila ditekan dan kembali tertutup bila
dilepaskan. Kontak bergerak akan lepas dari kontak tetap sehingga arus listrik
akan terputus.[17]