53
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi sebagai alat bagi organisasi dengan memanfaatkan teknologi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, menggunakan, dan menyebarkan informasi yang berperan dalam mengotomatisasi proses manual dengan pengintegrasian sistem yang mendukung operasional perusahaan (Bhatnagar, 2007; O’Brien, 2006, p5; Ward & Peppard, 2002, p3). Sistem informasi merupakan bagian dari bahasa dan komunikasi manusia dalam interaksi baik dalam pengembangan dan perubahan pada inovasi teknologi dimana sistem informasi sebagai penggerak perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitif dengan cara mengurangi biaya operasi, meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan pelayanan pelanggan (Bhatnagar, 2007; Chen et al., 2010; Kearns dan Lederer, 1997; O’Brien, 2006, p5). Sistem informasi bisa dikatakan nyawa bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan untuk mencapai visi dan misi. 2.2 Teknologi Informasi Teknologi informasi secara konsep mengenai teknologi, terutama hardware, software, jaringan komunikasi, manajemen data dan teknologi berbasis internet baik yang tangible (server, PC, router, kabel jaringan) dan intangible (segala jenis software) yang memudahkan dalam akuisisi, pemrosesan, penyimpanan, pengiriman, dan penyebaran data dan informasi (O’Brien, 2006, p9; Ward dan

BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi

Sistem informasi sebagai alat bagi organisasi dengan memanfaatkan

teknologi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, menggunakan, dan

menyebarkan informasi yang berperan dalam mengotomatisasi proses manual

dengan pengintegrasian sistem yang mendukung operasional perusahaan

(Bhatnagar, 2007; O’Brien, 2006, p5; Ward & Peppard, 2002, p3). Sistem

informasi merupakan bagian dari bahasa dan komunikasi manusia dalam interaksi

baik dalam pengembangan dan perubahan pada inovasi teknologi dimana sistem

informasi sebagai penggerak perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitif

dengan cara mengurangi biaya operasi, meningkatkan produktivitas, dan

meningkatkan pelayanan pelanggan (Bhatnagar, 2007; Chen et al., 2010; Kearns

dan Lederer, 1997; O’Brien, 2006, p5). Sistem informasi bisa dikatakan nyawa

bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan untuk mencapai visi dan misi.

2.2 Teknologi Informasi

Teknologi informasi secara konsep mengenai teknologi, terutama hardware,

software, jaringan komunikasi, manajemen data dan teknologi berbasis internet

baik yang tangible (server, PC, router, kabel jaringan) dan intangible (segala jenis

software) yang memudahkan dalam akuisisi, pemrosesan, penyimpanan,

pengiriman, dan penyebaran data dan informasi (O’Brien, 2006, p9; Ward dan

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

8  

Peppard, 2002, p3). Teknologi informasi merupakan sumber yang penting dan

faktor keberhasilan kritis pada persaingan perusahaan dan salah satu faktor biaya

yang paling penting, dimana dalam menentukan teknologi informasi harus

mempertimbangkan perencanaan strategis perusahaan, perencanaan

pengembangan TI, perubahan proses bisnis dan konsisi pasar serta sumber daya

yang digunakan agar investasi pada TI bisa memberikan nilai pada perusahaan

(Indra et al., 2011; Teubner & Mocker, 2005). Teknologi informasi bisa dikatakan

sebagai pendukung dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan.

2.3 Strategi

Menurut Kuordi (2009, p3-26) strategi merupakan suatu pendekatan untuk

mengembangkan keberhasilan bisnis yang harus dikomunikasikan dengan jelas

dan efektif dalam implementasi biasanya memiliki cara pengukuran kemajuan

bisnis yang mengindikasi sumber daya mana yang harus diperhatikan. Penerapan

strategi membantu menjelaskan bagaimana pendapatan bisa meningkat melalui

pengembangan perluasan produk, perubahan campuran produk, pengaturan harga

atau pemangkasan biaya. Strategi yang jelas menunjukkan keterampilan mana

yang perlu ditambahkan/ditingkatkan, produktivitas mana bisa ditingkatkan,

mengapa inisiatif dan aktivitas tertentu bisa berhasil atau gagal yang memberikan

dorongan dan fokus yang dibutuhkan untuk mengembangkan budaya, sikap dan

keterampilan dalam memenuhi kebutuhan profitabilitas. Strategi harus dipahami

untuk membantu dalam mengembangkan potensi dan menghasilkan ketrampilan

baru sehingga bisa meningkatkan daya saing dan keunggulan strategis organisasi.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

9  

2.3.1 Strategi Bisnis

Strategi bisnis mencakup rencana dan pilihan utama yang menentukan

pemosisian perusahaan untuk membuat keputusan mengenai arah bisnis yang

berisi sekumpulan tindakan terintegrasi ditujukan pada peningkatan tujuan jangka

panjang yang berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, digunakan

untuk memandu perusahaan dalam meninjau keberhasilan di masa mendatang

yang mempengaruhi keputusan, prioritas, cara kerja dimana pekerja akan bekerja

lebih baik jika memiliki keyakinan terhadap hal yang dilakukan dan arah yang

dituju misalnya; strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi

distribusi, strategi organisasi dan strategi-strategi yang berhubungan dengan

keuangan dari suatu bisnis (Bhatnagar, 2007; Hamzah; 2007; Kuordi, 2009;

Rangkuti, 2006, p7; Ward dan Peppard, 2002, p69). Dalam memilih pendekatan

harus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

informasi yang benar, mengembangkan kesadaran pasar, memutuskan tindakan

yang perlu dilakukan, menganalisa resiko dan berpikir kritis (Kuordi, 2009, p26).

Menurut Ward dan Peppard (2002, p188-191) persyaratan utama dalam

menganalisa strategi bisnis adalah mengidentifikasi strategi saat ini dan

kemunculan elemen baru dalam siklus pengembangan, kemudian diinterpretasi

dan dianalisa dalam hal terstruktur, lalu disusun dan dikonfirmasikan konsekuensi

persyaratan sistem informasi. Adapun unsur pokok dari strategi bisnis mencakup;

1. Vision ditemukan dalam pencapaian strategi bisnis yang membahas berbagai

aspek yang diidentifikasi bisnis dan bagaimana dioperasikan pada pandangan

organisasi di masa mendatang.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

10  

2. Mission berperan mengatur arah untuk mencapai visi yang sering yang harus

jelas pernyataannya disebut tujuan strategis termasuk nilai juga dinyatakan

dalam misi.

3. Business Driver ada sekumpulan tekanan perubahan kritis yang harus bisnis

respon agar memenuhi sasaran organisasi.

4. Objective yaitu sasaran/tujuan yang diharapkan dapat dicapai organisasi

melalui aktivitas visi organisasi.

5. Strategy menentukan cara sasaran dipenuhi, termasuk dengan kebijakan yang

ada atau inisiatif yang terus dilakukan untuk menjalankan misi dan mencapai

visi.

6. Critical Success Factor merupakan beberapa bagian utama bisnis yang harus

berjalan dengan baik agar mencapai keberhasilan dalam organisasi.

7. Business Area Plan mencakup rencana berbagai area bisnis yang

mendokumentasikan respon pada strategi bisnis perusahaan.

2.3.2 Strategi Sistem Informasi

Penggunaan SI/TI mengubah keseimbangan kekuatan pada industri terhadap

pesaing dan lainnya sehingga SI/TI dianggap senjata bisnis yang strategis

(Bhatnagar, 2007). Strategi sistem informasi adalah bagian dari strategi

perusahaan yang merupakan pilihan utama strategi yang dilakukan untuk

implementasi kebutuhan organisasi yakni informasi dan sistem untuk mendukung

keseluruhan strategi dan rencana bisnis, yang harus menjelaskan kebutuhan bisnis

untuk ke depannya agar selaras dengan strategi bisnis serta harus menentukan dan

mendefinisikan investasi yang diperlukan untuk mencapai portofolio aplikasi

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

11  

(Bhatnagar, 2007; Issa-Salwe et al., 2010; Hamzah, 2007; Ward & Peppard; 2002,

p44). Strategi sistem informasi mendukung strategi bisnis, sebagai rencana utama

fungsi sistem informasi yang menjelaskan bagaimana mengelola aplikasi dari

pandangan bisnis yang berfokus pada penyelarasan informasi dan sistem dalam

dukungan kebutuhan bisnis serta mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang

kompetitif pada SI/TI yang secara konteks mencakup penyelarasan proses,

konten, dampak yang diharapkan (Chan & Huff, 1992; Chen et al., 2010; Issa-

Salwe et al., 2010; Ward & Peppard; 2002, p144).

2.3.3 Strategi Teknologi Informasi

Pada dasarnya strategi teknologi informasi digunakan untuk menyampaikan

strategi yang diterapkan secara berbeda dengan strategi sistem informasi, yang

berfokus pada penguraian visi bagaimana permintaan organisasi dan pada

informasi dan sistem didukung oleh teknologi dalam persediaan khususnya

kemampuan dan sumber teknologi informasi (seperti hardware, software,

telekomunikasi) dan layanan (seperti operasi, pengembangan sistem dan

dukungan penggunteknologi informasi merancang bagaimana teknologi

diterapkan dalam penyampaian informasi dan pengelolaan sumber teknologi

untuk memenuhi tujuan dan sasaran organisasi berdasarkan strategi bisnis

(Bhatnagar, 2007; Ward & Peppard, 2002, p44).

2.4 Hubungan Strategi Bisnis, Strategi SI, & Strategi TI

Earl (Ward dan Peppard (2002, p40)) menyatakan bahwa keberhasilan

strategic application tidak hanya berfokus pada teknologi tapi mengusulkan cara

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

12  

yang paling efektif untuk mencapai keunggulan strategis SI/TI berfokus pada

pemikiran kembali bisnis dengan menganalisa masalah bisnis dan perubahan

lingkungan saat ini. SI/TI merupakan salah satu bagian bisnis lainnya yang harus

dilakukan secara efektif dan efisien pada bisnis untuk bertahan dan juga bisa

memberikan pengaruh kompetitif jika dikelola dengan bijak.

Gambar 2.1 Hubungan antara Strategi Bisnis, Strategi SI, Strategi TI

(Ward & Peppard, 2002, p41) Gambar 2.1 menjelaskan hubungan antara strategi bisnis, strategi sistem

informasi, dan strategi teknologi informasi dalam suatu pendekatan untuk

menyusun strategi sistem dan teknologi informasi yang terintegrasi dengan

strategi bisnis perusahaan. Dalam merencanakan strategi SI/TI yang dilakukan

adalah menganalisa kondisi lingkungan, arah dan tujuan, permasalahan, dampak,

dan alternatif solusi. Evaluasi sistem yang dibutuhkan disesuaikan dengan

kebutuhan bisnis yang mendukung pencapaian strategi bisnis dan tentukan dalam

strategi teknologi informasi mengenai infrastruktur dan teknologi yang sesuai

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

13  

untuk meningkatkan kegiatan sistem informasi yang strategis. Model

penyelarasan strategis menilai sekumpulan pilihan strategis yang dihadapi

manajer dan menyelidiki bagaimana saling berhubungan, setiap bagian memiliki

komponen penyelarasan, yakni; strategi bisnis (lingkup bisnis, kompetensi

khusus, tata kelola bisnis), proses dan infrastruktur organisasi (struktur

administrasi, proses, ketrampilan), strategi TI (teknologi, kompetensi sistem, tata

kelola TI), proses dan Infrastruktur SI (arsitektur, proses, ketrampilan).

Konsep penyelarasan strategis menggambarkan penyelarasan dinamis antara

konteks strategi bisnis dan strategi SI/TI berdasarkan building block integrasi

teknologi informasi dan fungsional yang bisa menghasilkan pola pengembangan

aplikasi sistem informasi sesuai dengan sasaran bisnis dan mengembangkan

strategi untuk menghasilkan keunggulan kompetitif yang berfokus dalam

konseptualisasi dan pengoperasian penyelarasan dengan mengidentifikasi dan

menguji faktor-faktor penyelarasan (Ward & Peppard, 2002, p44; Chen et al.,

2010, 249; Daniel et al., 2011). Rencana untuk menyelaraskan teknologi informasi

dengan strategi bisnis biasanya dilakukan dengan memahami bisnis, menyadari

budaya, mengetahui tingkat teknologi informasiI, mencari value chain,

interpretasi konteks, menentukan agenda perubahan, memetakan peta teknologi,

merencanakan program kerja, membuat kerangka penyelesaian, memperoleh

manfaat bisnis.

Dengan pemanfaatan teknologi informasi bisa menciptakan keunggulan

kompetitif dalam menunjuang aktivitasnya, tetapi perubahan lingkungan SI/TI

sangat cepat terutama dalam pengembangan teknologi sehingga organisasi sulit

untuk menetapkan proses perencanaan sistem informasi yang standar (Pollack,

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

14  

2010; Setiawan, 2009; Macheiter & Ward, 2005). Oleh karena itu perencanaan

strategi sistem informasi harus menyatu sepenuhnya dengan perencanaan bisnis

organisasi. Keselarasan antara strategi bisnis dan SI/TI dapat menciptakan dan

meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, menghasilkan keunggulan kompetitif,

meningkatkan produktivitas, meningkatkan mekanisme pengontrolan resiko,

implementasi strategi bisnis baru, memudahkan akuisisi yang dipicu

pertumbuhan, meningkatkan hubungan dengan pelanggan dan menghasilkan

solusi bisnis (Hamzah, 2007; Pollack, 2010; Setiawan, 2009; Teubner & Mocker,

2005; Macheiter & Ward, 2005; Beveridge,2011). Menurut Macheiter & Ward

(2005).

2.5 Perencanaan Strategis SI

Perencanaan strategis sistem informasi merupakan sekumpulan tujuan

jangka panjang yang menggambarkan tujuan sistem dan arsitektur teknologi

informasi berfokus menstrategikan proses sistem informasi untuk mencapai tujuan

perusahaan (Turban 2003, p432; Chen et al., 2010, p247). Perencanaan strategis

SI/TI dipertimbangkan sebagai mekanisme terbaik yang mendukung organisasi

untuk menjamin aktivitas teknologi informasi berdasarkan kebutuhan organisasi

yang bertujuan untuk menjamin aktivitas teknologi diselaraskan dengan benar

terhadap perkembangan kebutuhan dan strategi organisasi, yang merupakan cara

efektif dalam mengembangkan dan memelihara SI/TI yang mendukung operasi

bisnis (Al-aboud, 2011; Bhatnagar, 2007).

Rencana strategis sistem informasi biasanya dibuat berdasarkan perusahaan

secara keseluruhan untuk memeriksa bagaimana sistem berhubungan dalam

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

15  

lingkungan organisasi, kebutuhan apa saja yang sudah dilaksanakan, apa saja

kebutuhan yang diperlukan untuk dilakukan, bagaimana peningkatan yang akan

dilakukan pada sistem organisasi dengan tujuan untuk membantu implementasi

sistem informasi dalam mengkoordinasikan alur kerja organisasi dan pengambilan

keputusan dan menyelesaikan masalah lain (Bhatnagar, 2007). Perencanaan ini

perlu hati-hati dalam investasi teknologi informasi dan aplikasi berbasis sistem

informasi karena semakin hari semakin perlu pengontrolan aset teknologi

informasi dan bila terjadi lepas kontrol pada investasi SI/TI maka akan muncul

konflik teknologi informasi antara bagian organisasi yang berbeda. Penerapan

perencanaan strategis sistem informasi dilakukan karena ingin memperoleh

manfaat yang maksimal pada aset yang ada dan mengurangi resiko sebisa

mungkin sehingga muncul rencana strategis SI/TI yang berfokus pada aplikasi

teknologi informasi terintegrasi dalam bisnis (Bhatnagar, 2007; Teubner &

Mocker, 2005).

2.5.1 Model Perencanaan Strategis SI

Model perencanaan strategis sistem informasi menurut Ward & Peppard

(2002, p154) meliputi input, proses dan output dapat dilihat pada Gambar 2.2.

1. Input mencakup;

a. Lingkungan bisnis internal; membahas mengenai strategi bisnis sekarang,

sasaran, sumber daya, budaya dan nilai dan proses bisnis.

b. Lingkungan bisnis eksternal; membahas mengenai ekonomi, industri, dan

iklim persaingan dalam operasi organisasi.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

16  

c. Lingkungan SI/TI internal; membahas mengenai SI/TI yang digunakan

sekarang, cakupan bisnis dan kontribusi, keterampilan, sumber daya dan

infrastruktur teknologi, portofolio aplikasi dari sistem yang ada dan sistem

dalam pengembangan.

d. Lingkungan SI/TI eksternal; membahas mengenai trend teknologi dan

peluang dan kegunaan dari SI/TI pada pelanggan, pesaing, pemasok.

2. Proses Strategi SI/TI

Proses ini melibatkan lingkup, pendekatan dan alat yang diperlukan untuk

memenuhi efisiensi, efektivitas, dan objektif yang menambahkan nilai. Proses

ini memproses input yang diperoleh untuk menghasilkan output.

3. Output

a. Strategi SI bisnis; membahas bagaimana tiap unit/fungsi memanfaatkan

SI/TI untuk mencapai sasaran bisnis.

b. Strategi manajemen SI/TI; merupakan elemen umum strategi yang

diterapkan organisasi yang menetapkan kebutuhan kebijakan SI/TI yang

konsisten.

c. Strategi TI; membahas kebijakan dan strategi dalam manajemen teknologi

dan sumber daya manusia.

4. Portofolio Aplikasi Saat Ini

Peninjauan mencakup status proyek saat ini, keseluruhan sumber daya yang

ada untuk:

a. isu-isu penting yang membutuhkan penyelesaian dalam strategi yang ada

b. sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran bisnis

c. menyelesaikan pekerjaan dan komitmen yang baik.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

17  

5. Portofolio Aplikasi Mendatang

Portofolio aplikasi mendatang menjelaskan usulan aplikasi yang diterapkan

mendatang, dimana semua unit diintegrasikan dan dikembangkan sesuai

dengan strategi bisnis perusahaan dan strategi SI/TI.

Gambar 2.2 Model Perencanaan Strategi SI/TI (Ward & Peppard, 2002, p154)

2.5.2 Tool & Input Perencanaan Strategis SI/TI

Tujuan dari tahap formulasi strategi adalah menentukan aplikasi mendatang

apa yang tepat dalam bisnis. Ward & Peppard (2002, p279) menjelaskan teknik

dan tool yang bisa digunakan dalam analisis berdasarkan kerangka perencanaan

strategis SI/TI yang diajukan. Gambar 2.3 menjelaskan beberapa input yang bisa

digunakan dalam pendekatan strategis SI/TI dan teknik yang digunakan pada

portofolio.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

18  

Gambar 2.3 Tool dan Input Perencanaan Strategis SI/TI (Ward & Peppard, 2002, p280)

Dari Gambar 2.3, portofolio aplikasi dibagi menjadi tiga komponen yakni:

1. Aplikasi yang ada: aplikasi yang sedang dikembangkan untuk diterapkan

sebentar lagi biasanya dalam enam sampai dua belas bulan ke depan. Aplikasi

ini harus dinilai kontribusinya terhadap proses dan performa bisnis yang ada,

serta bagaimana aplikasi ini akan mendukung pencapaian kebutuhan di masa

mendatang.

2. Aplikasi yang dibutuhkan: aplikasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan

dan strategi di masa depan dalam perencanaan bisnis.

Strategic High potential

Key operational

Support

Current application

portfolio

Future application

portfolio

Internal business environment

PEST analysis

Business portfolio analysis

Industry & competitve analysisCompetenci

es analysis and SWOT

Mission objectives BSC & CSFs

Process & activity analysis

Data flow analysis & modelling

Value chain analysis

Strategic option generator

Organization modellingInternal SI/TI

environment

External business environment External SI/TI

environment

Resources life cycles

informal/opportunistic creative thinking

New technology options

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

19  

3. Potensi aplikasi: aplikasi yang terbukti bernilai di masa mendatang, dimana

memberikan manfaat untuk strategi secara langsung/meningkatkan performa

bisnis secara tidak langsung.

Perbedaan tipe aplikasi dan implikasinya merupakan hasil dari penilaian

situasi bisnis dan kebutuhan informasinya, analisis strategi dan tujuan bisnis, dan

penilaian kemungkinan untuk SI/TI dalam lingkungan bisnis. Hasil dari tiap

proses terhubung dan terkonsolidasi satu sama lain yang menunjukkan bahwa

proses akan berulang. Investasi yang benar dalam aplikasi akan menghasilkan

kontribusi dalam meningkatkan performa. Ketidakmampuan mengelola dukungan

atau operasional utama sistem akan mengurangi kemampuan merealisasikan

manfaat.

Gambar 2.3 menyajikan berbagai teknik dan pendekatan yang bisa

dilakukan untuk menjamin hasil analisa yang konsisten dan bisa direkonsiliasi

dengan perencanaan yang lebih detil. Adapun penjelasan dari berbagai tool dan

input mencakup:

1. Analisis PEST: analisis lingkungan eksternal bisnis mengenai politik,

ekonomi, sosial, dan teknologi.

2. Analisis portofolio bisnis dan kompetitif: suatu metode yang mengkategorikan

produk perusahaan sesuai dengan tingkat posisi dan perkembangan pasar,

merupakan pilihan pada investasi SI jangka panjang untuk memperkuat posisi

kompetitif.

3. Analisis SWOT: analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

lingkungan bisnis dan SI/TI internal maupun eksternal.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

20  

4. Analisis balanced scorecard: analisis mengenai tujuan bisnis dan kebutuhan

informasi utama, serta pengukuran performa.

5. Analisis critical success factor: analisis bagian aktivitas bisnis yang harus

berjalan benar, pengukuran performa.

6. Analisis value chain (internal dan eksternal): menjelaskan arus informasi

secara internal dan eksternal, dan potensi dampak SI/TI.

7. Analisis proses/business process reengineering: mengidentifikasi proses bisnis

utama, mengukur efektivitas proses, memberikan pilihan peningkatan proses,

blueprint rancangan ulang proses, akibat pilihan SI/TI.

8. Pemodelan organisasi: menjelaskan penilaian lingkungan SI/TI dan bisnis

yang komprehensif, dan menyaring mekanisme dalam menilai pilihan

perubahan.

9. Teknik analisis informasi – pemodelan bisnis: mengidentifikasi model bisnis

seperti dengan model entitas, model obyek, diagram ketergantungan proses,

diagram arus data, diagram dekomposisi fungsi, arsitektur konseptual.

2.6 Analisis-Analis yang Digunakan

Dalam penyusunan tesis perencanaan strategis sistem informasi

menggunakan beberapa alat analisis, yakni:

2.6.1 Analisis PEST

Menurut Ward dan Peppard (2002, p70-77) dan Green (2007) analisis PEST

adalah analisis terhadap faktor lingkungan bisnis eksternal yang meliputi politik

(faktor hukum tercantum dalam politik), ekonomi, sosial (faktor ekologi

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

21  

tercantum dalam sosial), teknologi. Tujuan melakukan analisis PEST yaitu

mengidentifikasi kejadian eksternal umum yang mempengaruhi kemampuan

organisasi dalam menyampaikan dan mengidentifikasi faktor utama yang akan

meningkatkan atau menghalangi strategi organisasi saat ini dan mendatang.

Analisa ini penting disebabkan kecepatan perubahan dan mempengaruhi yang

dimiliki dan meningkatkan pangsa pasar bisnis global.

1. Politik

Kondisi politik/hukum: mencakup situasi politik dan keamanan, aturan-aturan

baik formal maupun informal, misal; kebijakan pajak, peraturan pelaksanaan

bisnis, peraturan daerah, peraturan pemerintah, peraturan hukum mencakup

aturan-aturan organisasi.

2. Ekonomi

Kondisi ekonomi: mencakup faktor yang mempengaruhi kekuatan pembelian

dan mempengaruhi iklim bisnis, misal; tingkat suku bunga, laju inflasi,

perubahan pendapatan, indeks pasar saham.

3. Sosial

Kondisi sosial budaya: mencakup faktor yang mempengaruhi kebutuhan

konsumen dan mempengaruhi ukuran pangsa pasar yang ada, misal; tingkat

pendidikan masyarakat, tingkat pertumbuhan penduduk, kondisi lingkungan

sosial, kondisi lingkungan kerja, keselamatan dan kesejahteraan sosial.

4. Teknologi

Teknologi: berkaitan dengan teknologi dalam membantu dan menghadapi

tantangan dunia organisasi, misal; inovasi teknologi, pemanfaatan teknologi,

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

22  

pemeliharaan teknologi, tingkat umur teknologi, penemuan teknologi baru,

otomatisasi.

2.6.2 Analisis SWOT

Menurut Rangkuti (2004, p18) analisis SWOT adalah identifikasi berbagai

faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan yang didasarkan

pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan dan ancaman. Komponen dari analisis SWOT

mencakup:

a. Strength

Kekuatan (strength) perusahaan dengan adanya sumber daya dan kemampuan

yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengembangan keuntungan

kompetitif.

b. Weakness

Kelemahan (weakness) perusahaan yang dapat menempatkan perusahaan

dalam posisi yang tidak menguntungkan.

c. Opportunity

Kesempatan (opportunity) baru perusahaan dalam mengembangkan dan

meningkatkan keuntungan mendatang.

d. Threat

Ancaman (threat) luar perusahaan yang bisa mempengaruhi keberlangsungan

perusahaan dimana harus segera dicegah agar tidak menjadi kelemahan

perusahaan.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

23  

Berbagai Peluang

Berbagai Ancaman

Kekuatan Internal Kelemahan Internal

1. Mendukung strategi agresif

2. Mendukung strategi diversifikasi

3. Mendukung strategi turnaround

4. Mendukung strategi defensif

Menurut Ward dan Peppard (2002, p82-84, p205) analisis SWOT berfokus

pada dua elemen yakni dalam organisasi dan luar organisasi;

a. Elemen pertama fokus pada strategi saat ini dan pemahaman kekuatan dan

kelemahan perusahaan saat ini yang melibatkan analisis; sumber daya yang

tersedia dalam organisasi, kesehatan finansial, karyawan, ketrampilan, latihan,

pengalaman, motivasi, kompetensi bisnis, aset teknologi, organisasi, struktur

dan hubungan, sikap dan budaya, efektivitas operasional dan proses

manajemen, kemampuan beradaptasi untuk mengubah keadaan.

b. Elemen kedua melibatkan analisis lingkungan kompetitif sehingga perusahaan

bisa cepat mengidentifikasi dengan jelas posisi dalam pasar dan pilihan

strategis mendatang yang mungkin, yang melibatkan; segmen pasar dan saham

pasar, posisi organisasi, pemeriksaan semua pesaing, tindakan persaingan

mendatang yang mungkin dilakukan.

Analisis ini untuk membandingkan faktor eksternal peluang dan ancaman

dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan seperti pada Gambar 2.4.

Perbandingan dilakukan membantu perusahaan dalam menentukan posisinya

sehingga bisa memilih strategi mana yang harus ditindaklanjuti.

Gambar 2.4 Analisis SWOT

(Rangkuti, 2004, p19)

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

24  

Untuk melakukan pembandingan antara faktor internal dan eksternal yang

berguna dalam menentukan posisi dan strategi yang dibutuhkan, hal yang perlu

dilakukan adalah mengidentifikasi faktor eksternal dan faktor internal yang

kemudian dilakukan pergitungan untuk faktor eksternal dan internal.

1. Penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS)

Menurut Rangkuti (2004, p22-24) sebelum membuat matriks faktor strategi

eksternal, perlu mengetahui lebih dahulu faktor strategi eksternal yang meliputi

peluang dan ancaman yang berkaitan dengan perrusahaan. Adapun cara penentuan

faktor strategi eksternal mencakup;

a. Susun dalam 1 kolom (5 – 10 peluang dan ancaman)

b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat

penting) – 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinana dapat

memberikan dampak terhadap faktor strategis.

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) – 1 (poor) berdasarkan pengaruh

faktor terhadap kondisi perusahaan. Pemberian nilai faktor peluang bersifat

positif dimana peluang yang besar bernilai +4 dan peluang kecil +1.

Pemberian nilai ancaman kebalikan dari peluang jika ancaman sangat besar

nilai 1 dan ancaman sangat kecil nilai 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh

faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk

masing-masing faktor yang bernilai variasi mulai dari 4,0 (outstanding) – 1,0

(poor).

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

25  

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-

faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan pada kolom 4 untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan

bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis

eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan

perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang

sama.

Tabel 2.1 Perhitungan EFAS (Rangkuti, 2004, p24)

Faktor Strategis

Eksternal

Bobot Rating Bobot x Rating

Peluang

Ancaman

Total

2. Penentuan Faktor Strategi Internal (IFAS)

Menurut Rangkuti (2004, p24-25) tabel IFAS dibuat untuk merumuskan

faktor internal yang meliputi kekuatan dan kelemhan perusahaan dengan tahapan;

a. Tentukan faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan dalam kolom 1.

b. Beri bobot masing-masing faktor dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting)

– 0,0 (tidak penting) berdasarkan pengaruh faktor terhadap posisi strategis

perusahaan. Semua bobot dijumlahkan tidak boleh melebihi skor total 1,00.

c. Hitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan memberikan

skala dari 4 (outstanding) – 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor terhadap

kondisi perusahaan. Variabel yang bersifat positif kategori kekuatan diberi

nilai mulai dari +1 – +4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

26  

rata-rata industri atau dengan pesaing utama. Untuk variabel bersifat negatif,

jika kelemahan perusahaan besar sekali nilai 1 dan kelemahan dibawah rata-

rata nilai 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh

faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilny berupa skor pembobotan untuk

masing-masing faktor yang bernilai variasi mulai dari 4,0 (outstanding) – 1,0

(poor).

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-

faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan pada kolom 4 untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan

bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis

internalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan

ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

Tabel 2.2 Perhitungan IFAS (Rangkuti, 2004, p24)

Faktor Strategis

Internal

Bobot Rating Bobot x Rating

Kekuatan

Kelemahan

Total

3. Matrik SWOT

Menurut Rangkuti (2004, p31-32) matrik SWOT adalah alat yang dipakai

untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matrik ini dapat

menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang

dihadapi perusahaan secara jelas dapat disesuaikan dengan kekuatan dan

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

27  

kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat sel

kemungkinan alternatif strategis seperti terlihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Matriks SWOT (Rangkuti, 2004, p31)

IFAS

EFAS

Strengths (S)

Tentukan 5-10 faktor

kekuatan internal

Weakness (W)

Tentukan 5-10 faktor

kelemahan internal

Opportunities (O)

Tentukan 5-10

faktor peluang

eksternal

Strategi SO

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan peluang

Strategi WO

Ciptakan strategi yang

meminimalkan untuk

memanfaatkan peluang

Threats (T)

Tentukan 5-10

faktor ancaman

eksternal

Strategi ST

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk mengatasi ancaman

Strategi WT

Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan

dan menghindari ancaman

Dari matriks SWOT maka diperoleh rumusan strategi dari faktor internal

dan eksternal yang terdiri dari empat strategi yakni:

a. Strategi SO (agresif): dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan yakni

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang

sebesar-besarnya.

b. Strategi ST (diversifikasi): strategi menggunakan kekuatan yang dimiliki

perusahaan untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi WO (turnaround): diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang

ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

28  

d. Strategi WT (defensif): didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan

berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

2.6.3 Matriks Aktivitas-Entitas (CRUD Matrix)

Dalam analisis fungsi dan subyek data dengan menggunakan matriks

aktivitas entitas menurut metodologi Martin (1990, 37-67) terdiri dari:

a. Area fungsional: menggambarkan sekumpulan aktivitas yang mendukung misi

perusahaan yang merujuk pada area aktivitas utama dalam organisasi.

b. Fungsi: mengkategorikan apa yang dilakukan dari area fungsi, misalnya; area

fungsional perencanaan bisnis fungsinya analisis pasar, meninjau produk-

produk, meramal penjualan, dan lain sebagainya. Salah satu contoh yang

menjelaskan area fungsional organisasi dan mengidentifikasi fungsi-fungsi

dari masing-masing area fungsional dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Area Fungsional dan Fungsi (Martin, 1990, p44)

Area fungsional Fungsi

Perencanaan bisnis Analisis pasar

Meninjau sekumpulan produk

Meramal penjualan

Personil Perencanaan personil

Perekrutan

Kebijakan kompensasi

c. Proses: fungsi organisasi bisa dibagi menjadi proses-proses yang berhubungan

yang merupakan aktivitas tertentu dalam organisasi yang dilakukan berulang

dengan tindakan dari awal sampai akhir, yang mengidentifikasi input dan

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

29  

output yang menjelaskan apa yang dilakukan seperti; proses membuat

permintaan pembelian, memilih pemasok, dan sebagainya.

d. Pemetaan fungsi pada unit organisasi: satu unit organisasi menjalankan

beberapa fungsi dan satu fungsi mungkin dilakukan beberapa unit organisasi,

untuk itulah dilakukan pemetaan fungsi untuk mengetahui hubungan antara

fungsi dan unit organisasi yang disajikan dalam matriks (create, read, update,

delete).

Matriks aktivitas-entitas memetakan fungsi pada entitas yang mengindikasi

fungsi create, read, update, delete pada tiap entitas. Matriks bisa menyoroti

masalah secara otomatis dan situasi yang harus diperiksa apabila dalam masalah.

Matriks jenis entitas/fungsi bisa dikelompokkan (cluster) untuk menunjukkan

fungsi dan data apa yang berhubungan pada area tertentu. Bentuk

pengelompokkan dasar pembuatan area bisnis, yang diperiksa lebih rinci selama

analisis area bisnis membantu menentukan fungsi apa yang harus dilakukan dan

data apa yang digunakan.

Tabel 2.5 Matriks Pemetaan Data Subjects terhadap Fungsi (Martin, 1990, p172)

FUN

CT

ION

Plan

Pro

duct

Mar

ket P

rodu

ct

Proc

ess O

rder

Man

age

Bus

ines

s

Man

age

If

ti

DATA SUBJECT 1 2 3 4 5

Product plans, procedures, regs. CRUD R R R

Product materials R

Finished products R R RU

Organization plas, procedures and regs. CRUD R

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

30  

Tabel 2.5 merupakan contoh dari pemetaan subyek data terhadap fungsi

yang dituang dalam matriks, dengan keterangan mencakup: C=create, R=read,

U=update, D=delete. Pada rencana, prosedur produk: fungsi merencanakan

produk memiliki aktivitas create, read, update, delete; fungsi memasarkan produk

memiliki aktivitas read; fungsi proses pesanan tidak ada aktivitas; fungsi

mengelola bisnis memiliki aktivitas read; fungsi mengelola informasi memiliki

aktivitas read, dan sebagainya.Hal ini menjelaskan hubungan antara data (entitas)

dengan fungsinya.

Pemetaan dalam matriks aktivitas-entitas ada beberapa tahap menurut

Martin (1990, 173) yakni:

a. Tahapan pemetaan subyek data dengan dua aktivitas yakni create (aktivitas

menyebabkan perubahan) dan read (aktivitas tidak membuat perubahan).

b. Tahapan pemindahan subyek data yang create atau update oleh fungsi di sisi

kiri. Untuk subyek data read tidak ada hubungan dengan fungsi bisnis maka

tetap di posisi. Pemindahan sampai fungsi berakhir.

c. Tahap pengelompokkan dan memberi nama pada pengelompokkan (cluster)

menjadi satu area dan beri tanda batasan.

d. tahapan pemberian pengaksesan ke database saat fungsi memerlukan data di

luar cluster yang ditandai dengan tanda panah.

2.6.4 Analisis Infrastruktur SI/TI

Sebelum melakukan analisis IT BSC, hal yang pertama kali perlu dilakukan

untuk mendata infrastruktur dari sistem informasi yang digunakan organisasi baik

dari sistem, jaringan, hardware, software, dan teknologi lainnya untuk

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

31  

memberikan pengetahuan apa saja yang sudah diterapkan oleh dalam sistem

informasi organisasi sehingga dari sini bisa dilakukan analisa bagaimana kinerja

dari sistem yang digunakan, bagaimana dengan keadaan teknologi yang

diterapkan dan sebagainya.

2.6.5 Analisis IT BSC

Grembergen & Bruggen (2000) menyatakan bahwa IT Balanced Scorecard

memberikan gambaran kinerja keseluruhan unit TI berdasarkan visi, misi dan

strategi TI perusahaan. Rosemann & Wiese (1999) menyatakan IT BSC dapat

digunakan pada tingkat sistem untuk mengevaluasi implementasi software atau

mengevaluasi keberlangsungan operasi software. Analisis IT BSC juga berguna

untuk melihat sampai sejauh mana tingkat maturity sistem. Grembergen &

Bruggen (2000) menyesuaikan Balanced Scorecard tradisional untuk digunakan

dalam teknologi informasi maka menghasilkan empat perspektif standar yakni:

1. Kontribusi perusahaan: untuk mencapai kontribusi bisnis terhadap investasi

dengan strategi pengendalian biaya teknologi informasi, nilai bisnis dan

proyek teknologi informasi, menyediakan kemampuan bisnis baru.

2. Orientasi pengguna: untuk menjadi penyedia pilihan sistem informasi dengan

strategi penyedia pilihan aplikasi dan operasi, kerja sama dengan pengguna

dan kepuasan pengguna.

3. Penyempurnaan operasional: memberikan produk dan layanan teknologi

informasi yang efektif dan efisien dengan strategi pengembangan aplikasi dan

operasi yang efektif dan efisien.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

32  

JIKA Keahlian staf teknologi informasi meningkat (perspektif orientasi masa depan)

MAKA Hal ini akan menghasilkan pengembangan sistem dengan kualitas yang lebih baik (penyempurnaan operasional)

MAKA Hal ini akan menyebabkan kepuasan pengguna yang meningkat (perspektif orientasi pengguna)

MAKA Hal ini akan menambah dukungan terhadap proses bisnis (perspektif kontribusi perusahaan)

4. Orientasi masa depan: mengembangkan kesempatan untuk menjawab

tantangan masa mendatang dengan strategi melatih dan mendidik keahlian staf

teknologi informasi, riset perkembangan teknologi dan umur aplikasi.

Gambar 2.5 Hubungan Sebab Akibat

Hubungan sebab akibat perlu didefinisikan ke dalam scorecard seperti

Gambar 2.5. yang memberikan contoh hubungan sebab akibat: jika keahlian staf

teknologi informasi meningkat (orientasi masa mendatang), maka akan

menghasilkan pengembangan sistem dengan kualitas yang lebih baik

(penyempurnaan operasional, maka menyebabkan kepuasan yang meningkat

(orientasi pengguna), maka menambah dukungan terhadap proses bisnis

(kontribusi perusahaan).

1. Perspektif kontribusi perusahaan: mengevaluasi performa teknologi informasi

dari pandangan manajer eksekutif, dewan direksi, dan pemegang saham,

kontribusi perusahaan mencakup kontribusi strategis, performa yang sinergis,

nilai bisnis proyek teknologi informasi. Tolok ukur yang digunakan

berdasarkan standar obyektif yang tersedia atau yang dapat ditentukan dan

hampir semua kasus berasal dari sumber eksternal.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

33  

2. Perspektif orientasi pengguna: mengevaluasi performa teknologi informasi

dari pandangan pelaku bisnis serta pelanggan dari unit bisnis, orientasi

pengguna mencakup kepuasan pelanggan, penggabungan teknologi informasi

atau bisnis, keberhasilan pengembangan aplikasi dan tingkat keberhasilan

pelayanan dengan berfokus pada penyedia aplikasi pilihan, bekerja sama

dengan pengguna dan menjamin kepuasan pengguna bertujuan pada

pengembangan hubungan bisnis dan implementasi organisasi dan proses

teknologi informasi yang baru.

3. Perspektif penyempurnaan operasional: mengevaluasi keberhasilan teknologi

informasi dari pandangan manajemen teknologi informasi dan badan audit

serta peraturan utama, penyempurnaan operasional mencakup proses

keunggulan, proses yang cepat tanggap, pengelolaan jaminan, dan

perlindungan serta keamanan. Penyempurnaan operasional memiliki

kontribusi yang penting yaitu kualitas produk dan penekanan biaya teknologi

informasi.

4. Perspektif orientasi masa depan: mengevaluasi keberhasilan teknologi

informasi dari pandangan divisi teknologi informasi itu sendiri yaitu proses

kepemilikan, pelaksana dan pendukung tenaga ahli, orientasi masa depan

mencakup peningkatan kemampuan perusahaan, keefektifan manajemen

karyawan, perkembangan arsitektur teknologi informasi perusahaan, dan

penelitian terhadap teknologi baru yang muncul.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

34  

Strategis

Aplikasi yang kritis untuk mendukung strategi bisnis mendatang 

Potensial Tinggi 

Aplikasi yang mungkin penting dalam mencapai keberhasilan mendatang 

Operasional Utama

Aplikasi organisasi saat ini bergantung pada keberhasilan

Dukungan

Aplikasi yang bernilai tapi tidak kritis pada keberhasilan

2.6.6 Analisis Portofolio Aplikasi

Menurut Ward dan Peppard (2002, p42) portofolio aplikasi harus

direncanakan dan dikelola menurut kontribusi pada bisnis saat ini mendatang yang

tidak hanya meliputi kebutuhan tapi juga potensi aplikasi dan rencana untuk

meningkatkan strategi bisnis mendatang. Model analisis portofolio aplikasi

(strategic grid) yang dikembangkan McFarlan berasal dari konsep matriks yang

menjadi kontribusi SI/TI pada bisnis sekarang dan mendatang untuk menjelaskan

dampak dari variabel yang tidak berkaitan namun saling mempengaruhi. Model

portofolio aplikasi dibagi menjadi empat kategori berdasarkan penilaian

kepentingan aplikasi saat ini dan mendatang. Seiring waktu isi portofolio akan

berubah dan isi segmen portofolio akan dipengaruhi beragam faktor eksternal dan

internal. Kegunaan dari matriks turunan ini memberikan kemudahan dalam

manajemen dan bisa mengkategorisasikan aplikasi sesuai dengan kontribusi dan

potensi bisnis yang dirasakan.

Tabel 2.6 Portofolio Aplikasi McFarlan (Ward & Peppard, 2002, p42)

Berdasarkan Tabel 2.6 ada empat kategori aplikasi berdasarkan kontribusi

potensi bisnis yakni:

a. Strategis: aplikasi yang kritis pada keberhasilan bisnis mendatang, membuat

atau mendukung perubahan dalam cara organisasi melaksanakan bisnis

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

35  

dengan tujuan memberikan keuntungan kompetitif. Teknologi yang digunakan

tidak mengindikasi suatu aplikasi itu strategis, penilaiannya harus didasarkan

kontribusi bisnis.

b. Operasional utama: aplikasi yang mendukung operasi bisnis yang ada,

membantu untuk menghindari kerugian, harus dijalankan terus karena apabila

terhenti maka akan mengalami kerugian.

c. Dukungan: aplikasi yang meningkatkan efisiensi bisnis dan efektivitas

manajemen tapi tidak mendukung bisnis atau memberikan keuntungan

kompetitif.

d. Potensial tinggi: aplikasi inovatif yang mungkin membuat peluang untuk

meningkatkan keuntungan mendatang tapi masih belum terbukti.

2.6.7 Analisis Trend Teknologi

Menurut Ward dan Peppard (2002, p203-204) analisis lingkungan eksternal

SI/TI dilakukan untuk mengetahui perkembangan SI/TI di luar lingkungan

perusahaan yang memberikan dampak dan pengaruh pada perusahaan baik secara

langsung maupun tidak langsung. Dengan menganalisa lingkungan eksternal SI/TI

bisa memperoleh pengetahuan tentang pandangan perkembangan teknologi dan

peluang baru baik dalam mengimplementasikan teknologi baru maupun

menggunakan teknologi yang sudah ada dengan cara lebih efektif. Analisa ini

melibatkan apa yang dilakukan pihak luar seperti pesaing, pemasok yang

berhubungan dan mempengaruhi bisnis. Hal ini dilakukan tidak hanya untuk

mendapat ide baru tapi juga mencapai ukuran kematangan bisnis pada kontribusi

SI/TI salah satunya dengan mengkategorikan elemen teknologi yang bernilai

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

36  

untuk dievaluasi lebih lanjut ketika isu implementasi diketahui. Hasil dari analisa

ini untuk memberikan nilai dan informasi mengenai perkembangan terbaru SI/TI

eksternal dan peluang yang tersedia sebagai masukan pada proses perencanaan

strategis SI/TI.

2.6.8 Analisis Gap

Analisis gap dilakukan untuk mengevaluasi mengenai kondisi yang dihadapi

saat ini dengan apa yang diharapkan yang diidentifikasi dari segi sistem yang

diinginkan sehingga bisa menghasilkan solusi aplikasi masa mendatang. Hal

dilakukan untuk mengumpulkan kebutuhan perusahaan lalu melakukan

penyesuaian yang diperlukan dan memastikan sistem yang baru memenuhi

kebutuhan proses bisnis perusahaan serta mengidentifikasi hal yang menyebabkan

keperluan perubahan.

2.7 Enterprise Architecture

Menurut Bernard (2005, p31-37) enterprise architecture adalah analisis dan

dokumentasi perusahaan dalam keadaan sekarang dan mendatang dari pandangan

strategi, bisnis dan teknologi yang terintegrasi. Dalam praktek EA merupakan

program manajemen dan metode dokumentasi yang bersamaan menyediakan

pandangan yang bisa ditindak dan dikoordinasi dalam arah strategis perusahaan,

layanan bisnis, aliran informasi, dan pemanfaatan sumber. Perumusan enterprise

architecture (EA) dihasilkan dari strategi (S) dihubungkan dengan bisnis (B) dan

juga dengan teknologi (T), sehingga EA= S + B + T.

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

 

(

t

(

(

k

p

d

a

a

2

t

y

Sebaga

(perencanaa

terstandarisa

(kontrol fin

(pendekatan

Sebaga

kerja pemod

strategi, pro

proses, sumb

dari EA sek

arsitektur y

arsitektur).

2.7.1 Lev

Menur

tingkat yang

yang membe

Gamb

ai program

an sumber

asi (tata kelo

nansial dan

n siklus pada

ai metode d

delan dan me

oses, sumber

mber daya to-

karang ke E

yang didok

vel Hirark

rut Bernard

g berbeda da

edakan area

bar 2.6 Enterp

manajemen,

daya da

ola sumber

n manajem

a pengemban

dokumentasi,

etodologi im

r daya as-is)

-be), rencana

A mendatan

kumentasikan

ki

(2005, p10

alam area do

aktivitas.

rprise Archit(Bern

, EA menye

an determin

daya dan im

men konfigu

ngan/manajem

, EA menye

mplementasi)

), pandanga

a manajeme

ng), framew

n dan men

04) kerangka

okumentasi E

tecture Cubenard, 2005, p

ediakan peny

nasi tersta

mplementasi)

urasi), keke

men).

ediakan pend

), pandangan

an mendatan

en EA (renca

ork EA (me

netapkan h

a kerja EA

EA, layer ke

e Documentap38)

yelarasan su

andarisasi),

), dukungan

eliruan sum

dekatan EA

n sekarang (

ng (pandanga

ana untuk m

engidentifika

hubungan an

menampilk

edalaman ya

ation Framew

37

umber daya

kebijakan

n keputusan

mber daya

A (kerangka

(pandangan

an strategi,

melanjutkan

asi lingkup

ntara area

kan banyak

ang banyak

work

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

38  

Dalam kerangka pendokumentasian terdiri dari berbagai tingkat yang

meliputi:

a. Goal & initiatives

Tingkat ini mengidentifikasi arah, tujuan dan inisiatif strategis perusahaan dan

memberikan deskripsi jelas mengenai kontribusi yang teknologi informasi

yang diberikan dalam mencapai sasaran. Alat yang bisa diterapkan mencakup

rencana strategis, analisis SWOT, skenario konsep operasi, diagram konsep

operasi, balanced scorecard.

b. Product & services

Tingkat ini mengidentifikasi layanan produk bisnis perusahaan dan kontribusi

teknologi untuk mendukung proses; layanan bisnis (sebagai alat pemrosesan

dan prosedur yang memenuhi misi dan tujuan), teknologi (elemen utama yang

meningkatkan nilai, tidak memicu faktor peningkatan layanan bisnis dan

proses penghasilan produk). Sangat penting untuk meninjau kembali dan

menyesuaikan proses sebelum teknologi informasi diterapkan untuk menjamin

nilai yang optimal dan efisiensi dicapai. Alat yang bisa diterapkan mencakup

rencana bisnis, diagram konektivitas node, diagram proses swim-lane, model

proses bisnis, matriks proses bisnis, diagram use case, kasus bisnis investasi.

c. Data & information

Tingkat ini mendokumentasikan bagaimana informasi saat ini digunakan

perusahaan dan bagaimana aliran informasi mendatang, yang dapat

digambarkan dalam dokumen strategi sistem informasi yang berkaitan dengan

rencana strategis dan rencana bisnis yang bertujuan untuk mengumpulkan,

menyimpan, mengubah, menyebarkan informasi ke perusahaan. Alat yang

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

39  

bisa diterapkan mencakup rencana manajemen pengetahuan, matriks

pertukaran informasi, diagram object state transition, diagram object event

sequence, model data logika, model data fisik, matriks CRUD, kamus data.

d. System & applications

Tingkat ini mengatur dan mendokumentasikan kelompok sistem informasi

saat ini dan aplikasi yang digunakan perusahaan untuk menyampaikan

kemampuan teknologi informasi. Alat yang bisa diterapkan mencakup

diagram tampilan sistem, diagram komunikasi sistem, matriks tampilan

sistem, diagram arus data sistem, matriks sistem, matriks pertukaran data

sistem, matriks performa sistem, diagram evolusi sistem, diagram aplikasi

web.

e. Networks & infrastructure

Tingkat ini mengatur dan mendokumentasikan pandangan saat ini dan

mendatang mengenai suara, data, jaringan yang digunakan perusahaan untuk

menjalankan sistem, aplikasi, situs, database juga mendokumentasikan

infrastruktur perusahaan. Alat yang bisa diterapkan mencakup diagram

konektivitas jaringan, inventori jaringan, inventori peralatan modal,

pembangunan blueprint, diagram pusat jaringan, diagram cable plant, diagram

rack elevation.

2.7.2 Lini Bisnis

Lini Bisnis adalah area aktivitas yang berbeda dalam perusahaan, yang bisa

ditunjuk sebagai area misi vertikal perusahaan, yang mungkin melibatkan

ketentuan layanan, pengembangan produk, fungsi administratif internal. Setiap

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

40  

lini bisnis memiliki arsitektur lengkap yang mencakup lima tingkat hirarki

framework EA. Arsitektur lini bisnis harus berkaitan sehingga EA menyajikan

dengan benar seluruh perusahaan, apa yang dibutuhkan EA menjadi nilai

maksimal pada eksekutif, manajemen, staf.

2.7.3 Komponen Lintas Batas

Komponen ini berfungsi untuk menghindari ketidakefisiensian dukungan

duplikatif dalam lini bisnis, komponen teknologi dan bisnis lintas batas dibangun

untuk memberikan kemampuan penyampaian produk dan jasa umum, database,

aplikasi, infrastruktur jaringan. Layanan teknologi informasi lintas batas bertujuan

mengurangi biaya pelaksanaan aplikasi, meningkatkan penggunaan informasi

bersama, dan memungkinkan solusi infrastruktur yang mencakup seluruh

perusahaan.

2.7.4 Perencanaan Threads

Perencanaan threads meliputi aktivitas umum untuk semua tingkat

framework, mencakup keamanan teknologi informasi, standar teknologi

informasi, tenaga kerja teknologi informasi.

a. Keamanan teknologi informasi: mencakup informasi, karyawan, operasional,

fasilitas. Keamanan teknologi informasi harus bekerja semua tingkat

framework EA dan semua komponen EA agar efektif.

b. Standar teknologi informasi: menyediakan standar berhubungan teknologi

pada semua tingkat framework EA untuk memajukan penggunaan solusi

komersial dalam komponen EA.

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

41  

c. Tenaga kerja teknologi informasi: untuk menjamin perekrutan berdasarkan

teknologi informasi, keterampilan, syarat pelatihan yang diidentifikasi pada

tiap tingkat framework EA dan solusi yang tepat dicerminkan dalam arsitektur

mendatang.

2.8 Business Intelligence

2.8.1 Pengertian Business Intelligence

Business Intelligence mengkombinasikan arsitektur, tool, database, aplikasi

dan metodologi dengan tujuan memungkinkan pengaksesan interaktif pada data,

menggunakan data dan memberikan kemampuan untuk melakukan analisis yang

tepat (Turban & Liang, 2007, p24). Business intelligence merupakan arsitektur

perusahaan pada sekumpulan operasional yang terintegrasi serta aplikasi

pendukung keputusan dan database yang memberikan komunitas bisnis

pengaksesan yang mudah terhadap data sehingga membantu dalam mengambil

keputusan yang akurat (Moss, 2003).

Dengan menganalisa data, situasi, performa yang dulu dan sekarang,

pembuat keputusan memperoleh pandangan yang bernilai yang memungkinkan

untuk membuat keputusan yang terinformasi lebih baik. Proses business

intelligence dari transformasi data menjadi informasi kemudian menjadi

keputusan yang akhirnya menjadi tindakan. Tujuan dari business intelligence agar

bisa mengkontrol kekacauan data yang ada dan menyediakan akses yang intuitif

pada informasi bisnis (Moss, 2003).

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

42  

2.8.2 Manfaat Business Intelligence

Business intelligence memiliki manfaat utama yaitu menyediakan informasi

akurat ketika dibutuhkan, mencakup pandangan performa perusahaan secara tepat

waktu dan bagiannya (Turban & Liang, 2007, p28).

Berdasarkan beberapa survei dapat diketahui bahwa manfaat penggunaan

business intelligence mencakup:

a. pelaporan yang lebih cepat dan lebih akurat

b. pengambilan keputusan yang semakin meningkat

c. pelayanan pelanggan yang semakin meningkat

d. pendapatan semakin meningkat.

Manfaat business intelligence lebih bersifat intangible, rata-rata untuk

penggunaan pelaporan umum, penjualan dan analisis pasar, perencanaan,

perkiraan, konsolidasi keuangan, pelaporan status, penganggaran, analisis

profitabilitas.

2.8.3 Keunggulan Business Intelligence

Keunggulan utama business intelligence yang memberikan nilai tambah bagi

perusahaan (Kuncoro, 2011) meliputi:

a. Konsolidasi informasi; data akan diolah dalam satu platform dan disebarkan

dalam bentuk informasi yang berguna ke seluruh organisasi yang

memungkinkan membuat laporan lintas fungsional dan secara keseluruhan.

b. In depth reporting; business intelligence tidak hanya mampu memberikan

laporan dan analisis tetapi juga informasi mengenai isu yang lebih besar pada

level strategis.

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

43  

c. Customized GUI; business intelligence menyediakan fasilitas kustomisasi

tampilan sehingga tampilan jauh lebih teknis dan sesuai keinginan pengguna.

d. Mengurangi masalah teknis; business intelligence meminimalisasi

kemungkinan kesalahan operasional dari pengguna.

e. Biaya pengadaan; business intelligence sebagai software yang bekerja pada

layar teratas sehingga harga nya tidak terlalu mahal (lebih rendah dari ERP).

f. Flexible databank; business intelligence bisa berkolaborasi dengan ERP

sebagai pemasok databank yang akan diolah menjadi laporan dan scorecard,

juga bisa digunakan analis profesional dengan data olahannya bersifat

sekunder.

g. Responsiveness; sifat dashboard lebih pada kecepatan merespon misalnya;

perhitungan service level sebagai salah satu KPI maka dashboard memberikan

peringatan pada pengguna sebelum batas bawah dalam service level

terlampaui sehingga masalah bisa ditangani tepat waktu.

2.8.4 Karakterisitik Business Intelligence

Business intelligence memiliki beberapa karakteristik menurut Nelson

(1997) PT Oracle Indonesia yang mencakup:

a. Keterbukaan: semakin meningkatnya konsep bisnis maka semakin menuntut

peningkatan nilai keterbukaan informasi untuk selalu menyajikan dan

melindungi kepemilikan informasi rahasia perusahaan melalui teknologi tepat

guna. Business intelligence juga membantu dalam menjalankan manajemen

bisnis dengan cara yang tidak terbatas.

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

44  

b. Sensitivitas waktu: dengan konsep online computing mendukung proses bisnis

sehingga kebutuhan informasi bersifat sensitif dimana ada relevansi yang kuat

antara waktu dengan informasi operasional yang akurat dalam proses

pengambilan keputusan.

c. Ketepatan: dalam business intelligence diperlukan ketepatan data maupun

informasi baik dari internal maupun dari eksternal sehingga perusahaan

dengan mudah mengekstrak informasi secara tepat misal perkiraan kebutuhan

impor mendatang, pertumbuhan prediksi populasi dan lainnya.

d. Saling ketergantungan: agar bisa efisien dan terdepan dalam persaingan bisnis,

pemimpin perlu mengikuti perkembangan di sekitar perusahaan baik di dalam

maupun di luar. Dengan adanya tingkat ketergantungan maka selalu mengikuti

gerakan strategis yang menentukan arah bisnis.

e. Tipe data: data warehouse tidak sekedar data tekstual tapi juga bisa berbagai

data yang memperkaya informasi sejalan tuntutan business intelligence karena

dengan memperluas analisis dan penyajian data berdasarkan beragam data

untuk mendukung keputusan eksekutif.

2.8.5 Arsitektur Business Intelligence

Business intelligence menyatakan mencakup empat komponen yaitu data

warehouse (sumber data), business analytic (kumpulan alat untuk menggunakan,

menambang, dan menganalisa data dalam data warehouse), business performance

management (memantau dan menganalisa performa), user interface (misal;

dashboard) (Turban & Liang, 2007, p25).

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

45  

Gambar 2.7 Arsitektur Business Intelligence

(Turban & Liang, 2007, p26)

Hubungan antara komponen-komponen dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Lingkungan data warehouse tanggung jawab utama bagi staf teknis, lingkungan

business analytical bidang pengguna bisnis. Pengguna bisa koneksi sistem melalui

user interface seperti browser dan manajer bisa menggunakan komponen BPM

dan dashboard.

1. Data warehouse mencakup data historis yang dikelola dan disusun sehingga

pengguna bisa menampilkan dengan mudah atau menggunakan data dan

informasi. DW merupakan database atau repositori data yang disiapkan untuk

mendukung aplikasi pengambilan keputusan dari pelaporan umum dan query

pada optimisasi rumit, biasanya DW dibangun dengan metodologi metadata

dan ETL dimana data mart juga sebagai respositori bagian tertentu (Turban

dan liang, 2007, p26, p201).

2. Business analytic adalah kategori aplikasi dan teknik yang luas dalam

pengumpulan, penyimpanan, analisis, dan memberikan pengaksesan data

untuk membantu pengguna mengambil keputusan yang lebih baik dan

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

46  

strategis (Turban dan Liang, 2007, p26, p202, p256). Menurut Turban dan

Liang (2007, p261) tool BI terdiri dari:

a. OLAP (online analytical processing): mencakup membuat dan menjawab

query, meminta laporan dasar dan menggambarkan dan melakukan

analisis statistik modern maupun tradisional dan membangun penyajian

visualisasi.

b. Report and Query: digunakan dalam aktivitas OLAP dan BI untuk

menghasilkan laporan.

1. Laporan ada dua jenis yakni rutin dan ad hoc. Laporan rutin dibuat

otomatis dan distribusikan per periode dalam daftar yang bisa

dihasilkan dari data operasional langsung dan dari data warehouse

sedangkan laporan ad hoc dibuat pada pengguna tertentu yang

membutuhkannya bisa mirip dengan laporan rutin tapi interval waktu

yang berbeda dalam bagian data. Scorecard dan dashboard sebagai

alat pelaporan yang memberikan tampilan yang grafis mengenai

laporan mencakup perbandingan metriks.

2. Ad hoc query tidak bisa ditentukan dulu pada query dilakukan,

pengguna bisa memilih query setelah mendapatkan laporan yang

membolehkan pengguna meminta informasi komputer yang tidak

tersedia dalam laporan periodik.

c. Multidimensionalitas: yakni data mentah dan data ringkasan diatur dalam

cara berbeda untuk analisis dan penyajian, dengan keuntungan

memungkinkan data bisa diatur dalam penyajian yang berbeda dari data

yang sama dengan mudah dan cepat.

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

47  

d. Data mining and Predictive analysis: memberikan estimasi dan perkiraan

hasil dari tindakan alternatif yang berbeda, dengan menggunakan formula

statistik. Tool data mining yang diekstrak tersembunyi dari database dan

mencari pola dalam transaksi database yang besar yang dipicu dengan

formula statistik yang rumit. Tool predictive analysis membantu

menentukan hasil mendatang dalam situasi yang terjadi yang

mengidentifikasi hubungan dan pola biasanya menggunakan metode

algoritma yang canggih.

e. Data visualization: mendukung visualisasi dan memperkirakan data dan

informasi dalam siklus pemrosesan data yang mencakup gambar digital,

tampilan, realitas virtual, penyajian dimensional, video, animasi. Dalam

visualisasi dapat dilihat bahwa dashboard dan scorecard merupakan salah

satu produk untuk visualisasi data dalam gambar, tabel, grafik.

3. Business performance management: dirujuk sebagai corporate performance

management (CPM) merupakan portofolio aplikasi dan metodologi yang

mencakup pengembangan arsitektur BI dan tool utama. BPM memperluas

pemantauan, pengukuran dan membandingkan penjualan, profit, biaya dan

profitabilitas dan indikator performa lainnya dengan mengenalkan konsep

manajemen dan respon, juga mencakup proses perencanaan dan perkiraan

sebagai utama dalam strategi bisnis (Turban dan liang, 2007, p27, p202).

4. User interface: salah satunya dashboard yang memberikan pandangan visual

komprehensif pada pengukuran performa perusahaan. Pengintegrasian

informasi dari berbagai area bisnis, dashboard menyajikan grafik yang

menunjukkan performa aktual dibandingkan dengan metriks yang diinginkan

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

48  

bisa dikatakan dashboard menampilkan pandangan sekilas mengenai

kesehatan perusahaan. Banyak tool visualisasi dari penyajian cube

multidimensional pada realita virtual merupakan bagian terintegrasi sistem BI

(Turban & Liang, 2007, p27).

2.8.6 Model Penyajian

Model adalah penyajian yang ditujukan pada kenyataan dan penyelesaian

masalah dengan menjelaskan masalah atau sistem dengan berbagai tingkat

abstraksi (Turban & Liang, 2007, p51). Kegunaan menggunakan model penyajian

dalam penerapan business intelligence adalah manipulasi model lebih mudah,

mengurangi waktu analisis dan biaya analisis lebih rendah, dengan model

matematis bisa memberikan analisis sejumlah solusi, meningkatkan dan

menggabungkan pembelajaran dan pelatihan. Beberapa kategori model yang dapat

digunakan dalam business intelligence mencakup:

a. Iconic/scale model: tipe model abstrak yang merupakan sistem replika fisik

biasanya menggunakan skala yang berbeda bersifat 3D seperti model pesawat

terbang, mobil, jembatan, produksi. Fotografi adalah model ikon 2D.

b. Analog model: seperti sistem nyata tapi tidak kelihatan seperti itu bahkan lebih

abstrak dari model ikon dan merupakan penyajian kenyataan secara simbol,

biasanya bersifat diagram 2D.

c. Mental model: dikembangkan khususnya dalam situasi tekanan waktu yang

merupakan deskripsi situasi pengambilan keputusan yang membentuk

pemikiran, digunakan ketika ada faktor kualitatif dalam pengambilan

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

49  

keputusan, memberikan peta kognitif yang bisa digunakan dalam praktek

untuk mendetilkan model mental.

d. Mathematical model: untuk merujuk data yang tidak bisa ditunjukkan pada

berbagai ikon atau analog saja karena sulit dilakukan analisis dan memerlukan

waktu untuk analisis dengan model iconic maupun analog.

2.8.7 Teknologi Business Intelligence

Menurut Kimball (1996) teknologi yang digunakan dalam menjalankan

business intelligence meliputi:

a. ETL tool: untuk bisa mengakses sumber data maka diperlukan teknologi yang

terhubung ke database pada platform. ETL tool meliputi pengumpulan,

pembersihan, ekstraksi, transformasi, dan mengisi ke data warehouse.

b. OLAP engine: untuk bisa menganalisis data dari berbagai dimensi maka perlu

disimpan dalam berbagai dimensi (database multidimensi) Dengan adanya

OLAP engine membantu mempercepat query dan analisa terhadap relasi data

yang berhubungan.

c. Query tool: untuk menampilkan data yang disimpan di database multidimensi

diperlukan tool khusus yang bisa melakukan query berbagai dimensi dengan

cara yang sederhana.

d. Reporting tool: bisa membaca data multidimensi dan dijalankan dengan cara

visual. Laporan dapat dibuat dalam berbagai format seperti CSV, PDF, PPT,

dan juga dilengkapi dengan utilitas distribusi dan penjadwalan.

e. Dashboarding tool: pada dasarnya informasi yang disampaikan biasanya tidak

ditampilkan dalam angka tabel melainkan dalam bentuk grafik untuk

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

50  

memudahkan dan mempercepat mengambil keputusan. Tool ini membantu

menyajikan data dan informasi yang dilengkapi dengan berbagai grafik

meliputi; bar chart, pie chart, line chart dan sebagainya baik dalam 2D

maupun 3D.

2.8.8 Langkah Penerapan Business Intelligence

Dalam mengimplementasi business intelligence terdapat beberapa tahap

yang perlu dilakukan yakni:

1. Tahap persiapan: dilakukan dengan membuat kerangka kerja, persiapan waktu

dan dan biaya yang kemudian didokumentasi. Kemudian menganalisis

kebutuhan sistem dengan melihat sumber daya (software, hardware,

infrastruktur dan pendukung), analisis kebutuhan business intelligence

kemudian dibuat dokumentasinya.

2. Tahap perancangan: dengan menyusun dan merancang data yang berkaitan

yang dikumpulkan dari data internal, data dokumen, data luar serta dibuat

dokumentasi rancangan software.

3. Tahap pengembangan: melakukan pengembangan dengan membuat database,

membuat program aplikasi dan membuat sistem, instalasi software dan

jaringan. Lalu dilakukan pengujian untuk disesuaikan dengan kebutuhan

analisis, jika ada perubahan yang dilakukan maka dibuat revisi.

4. Tahap evaluasi: melakukan pengujian akhir dengan menguji secara

keseluruhan dan dilihat apakah pengguna sudah puas dengan hasil atau belum.

Jika ada yang perlu diubah maka dilakukan revisi sampai sesuai dengan

keinginan pengguna. Kemudian dibuat dokumentasi pengujian dan materi

Page 45: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

51  

hasil pengujian serta dibuat petunjuk penggunaan aplikasi. Setelah itu

dilakukan sosialisasi dan pelatihan bagi pengguna dalam menjalankan aplikasi

dan membuat dokumen akhir.

2.9 Mobile Application

2.9.1 Pengertian Mobile Application

Mobile application adalah aplikasi yang dapat dijalankan walaupun

pengguna berpindah-pindah dengan menggunakan alat (mobile). Kegunaan mobile

application menurut VinnoMobile adalah pengguna bisa mengakses informasi

setiap saat, sarana komunikasi yang tepat waktu, mengelola komunitas,

perusahaan dapat memberikan informasi langsung pada pengguna, tidak

tergantung internet, mudah dan ringan dijalankan (Ferdiansyah, 2008;

VinnoMobile).

2.9.2 Jenis Aplikasi Berdasarkan Fungsi

Aplikasi yang digunakan mobile terdiri dari beberapa jenis berdasarkan

fungsi (Ferdiansyah, 2008) meliputi:

a. Informasi: pengiriman informasi ke pengguna peralatan mobile

b. Komunikasi: komunikasi antara pengguna satu dengan lainnya.

c. Hiburan: aplikasi menghibur seperti permainan.

d. Alat produktivitas: aplikasi dapat meningkatkan produktivitas walau sedang

berpindah.

e. Penjualan dan banking: jual beli melalui peralatan mobile.

Page 46: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

52  

f. Berbasis lokasi: aplikasi yang mengubah data sesuai dengan lokasi pengguna,

lokasi dapat ditentukan GPS dan sel yang ditempati pengguna.

2.9.3 Jenis Mobile Application

Penerapan mobile application berbasis teknologi yang dapat digunakan

(Ferdiansyah, 2008) meliputi:

1. Server request based: peralatan mobile meminta data dari server. WAP

menggunakan markup language khusus berbasis XML.

a. Keuntungannya adalah platform independen, mudah diterapkan dan jenis

aplikasi beragam.

b. Kerugiannya adalah masih banyak peralatan mobile yang tidak didukung

WAP, pembayaran perdata dan tampilan terbatas.

c. Implementasinya menggunakan web server dengan pengaturan tambahan

dikonfigurasi, file WML dibuat selayak membuat file HTML.

2. SMS based: pengiriman pesan singkat antar peralatan mobile atau dengan

server terbatas lebih kurang 160 karakter.

a. Keuntungannya adalah platform independen, peralatan mobile sebagian

besar dapat diterapkan SMS.

b. Kerugiannya adalah pembayaran pada tiap tindakan, tampilan hanya teks,

pengguna harus ingat perintah, panjang teks terbatas.

c. Implementasi meliputi menggunakan tampilan antara peralatan mobile

dengan server, aplikasi menunggu data dari tampilan dan mengirim

melalui tampilan.

Page 47: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

53  

3. Sim card based: aplikasi diletakkan di sim card dan dapat diakses melalui

menu baru yang akan muncul di ponsel, javacard ini khusus aplikasi bersifat

downloadable.

a. Keuntungannya platform independen, data disimpan secara lokal dan

digunakan bila berganti peralatan mobile.

b. Kerugiannya ukuran terbatas, aplikasi harus sangat kecil, sulit diterapkan.

c. Implementasi: download javacard, menggunakan simulator.

4. Mobile equipment based: aplikasi diletakkan di peralatan mobile contohnya

pemograman di atas Symbian OS, pengiriman data SMS.

a. Keuntungan; tampilan sangat mudah, jenis aplikasi beragam bahkan dapat

digunakan untuk aplikasi berat.

b. Kerugian; platform dependen, bila mengubah peralatan mobile

kemungkinan aplikasi dan data tidak dapat digunakan.

2.9.4 Strategi Pengembangan Mobile Application

Menurut Charland dan Leroux (2011) strategi pengembangan mobile

application yang berbeda pada setiap platform akan sangat mahal jika ditulis pada

bahasa pemograman masing-masing. Dalam pengembangan mobile aplication ada

dua teknik menurut Hariwibowo et al. (2011) yakni:

1. Native Application

Biasanya menjadi pilihan pertama untuk mengembangkan aplikasi berbasis

mobile, dimana jika memilih native application berarti development tools dan

jalannya aplikasi biasanya hanya bisa di satu platform. Misalnya Bahasa C

hanya bisa berjalan untuk platform iPhone, .NET untuk berjalan di Windows

Page 48: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

54  

Mobile dan Java yang berjalan di Symbian dan Blackberry serta Android.

Pengembangan native application dapat menggunakan database yang

tersimpan di piranti langsung atau dengan model client server yaitu database

nya terpusat di server yang terletak terpisah dari piranti mobile. Misalnya

aplikasi Facebook di iPhone yang merupakan native application, namun

dalam meng-query database langsung ke server. Kelebihan dari native

application adalah loading aplikasi lebih cepat karena sudah terinstal langsung

di handset, Bisa cocok dan menyesuaikan dengan karakteristik piranti.

Kekurangannya adalah biaya dan usaha yang lebih besar karena harus

mengembangkan aplikasi native untuk masing-masing platform dengan

portabilitas rendah.

2. Web Based Mobile

Untuk mengatasi kekurangan pengembangan native application, maka banyak

developer yang mengambil langkah alternatif yaitu menggunakan web based

mobile application. Kelebihan web based mobile adalah bisa berjalan pada

banyak platform, biaya dan usaha yang lebih sedikit, karena cukup

mengembangkan satu aplikasi dan dapat digunakan di berbagai platform

berbeda. Kekurangannya adalah tampilan yang kurang user friendly dengan

layar mobile. Karena untuk bisa berjalan di seluruh bentuk handset maka CSS

style yang digunakan harus bisa mendeteksi model handset yang digunakan

oleh pengguna agar bisa menyesuaikan tampilannya seperti pengguna

BlackBerry akan berbeda tampilan dengan pengguna iPhone. Sehingga faktor

fit screen ini perlu diperhatikan dengan seksama, navigasi dan tombol yang

agak berbeda dengan native application. Karena menggunakan web based

Page 49: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

55  

maka navigasi, link, tombol dan menu sangat terasa bernuansa desktop,

sehingga terkadang terasa kurang nyaman digunakan di piranti mobile

2.9.5 Tahapan Pengembangan Mobile Application

Menurut Hariwibowo et al. (2011) aktivitas pengembangan disesuaikan

dengan aplikasi yang dikembangkan. RUP (Rational Software Corporation)

adalah metodologi pengembangan software yang menggunakan UML sebagai

bahasa permodelan dalam tahap pengembangan dan iteratif. Model ini membagi

sistem aplikasi menjadi beberapa komponen sistem dan memungkinkan para

pengembang aplikasi untuk menerapkan metode iteratif (analisa, desain,

implementasi dan pengujian) pada tiap komponen. Tahapan pengembangan

software meliputi 4 tahap yakni:

1. Inception: mengidentifikasi sistem yang akan dikembangkan mencakup

analisis sistem yang ada, perumusan target, penentuan arsitektur global target,

identifikasi kebutuhan, perumusan syarat (fungsional, performa, keamanan,

tampilan dan lainnya), perumusan kebutuhan pengujian, pemodelan UML (use

case diagram) dan pendokumentasian.

2. Elaboration: mendesain secara lengkap berdasarkan hasil analisis dengan

melakukan merancang arsitektur subsistem, komponen sistem, format data,

database, tampilan, peta aliran tampilan, penentuan pola desain yang

digunakan, pemodelan diagram UML (sequence, class, component,

deployment diagram dan lainnya), serta pendokumentasian.

3. Construction; mengimplementasikan hasil rancangan dan melakukan

pengujian hasil yang dirancang dengan tugas memeriksa kembali hasil analisis

Page 50: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

56  

dan desain, hasil analisis dan desain diuji, pendataan kebutuhan implementasi

secara menyeluruh, penentuan pola pemograman, membuat program,

pengujian, optimasi program, pendataan berbagai pengembangan lebih lanjut

serta pendokumentasian.

4. Transition; menyerahkan sistem aplikasi (roll out) dengan melakukan

pelatihan pada pengguna dan menguji aplikasi beta terhadap harapan

pengguna.

Kelebihan pengembangan mobile application adalah dengan menggunakan

teknik RUP sehingga lebih terstruktur dan kompleks, dalam strategi

pengembangan cukup efektif, dimana aplikasi yang dikembangkan memudahkan

pengguna dalam menggunakannya. Kelemahan pengembangan mobile application

adalah membutuhkan biaya cukup besar untuk pengembangannya, membutuhkan

tenaga ahli dan sumber daya manusia yang tinggi untuk bisa mengembangkan

aplikasi yang canggih.

2.10 Learning Management System

2.10.1 Pengertian Learning Management System

Learning management system (LMS) adalah aplikasi software atau teknologi

web based yang digunakan untuk menyampaikan, melacak, melaporkan proses

pembelajaran, serta membantu interaksi pelajar dengan pengajar yang

memberikan pengaksesan pembelajaran dimana saja dan kapan saja. Instruktor

perlu membuat dan menyampikan isi materi, memantau interkasi pelajar dan

menilai performa pelajar, membahas kemampuan pelajar dengan menggunakan

fitur interaktif seperti diskusi forum, video konferensi, decision tree untuk

Page 51: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

57  

menganalisa isi materi yang sudah dibahas pelajar. LMS dapat didasarkan pada

berbagai platform seperti Moodle, Sakai, Blackboard, SCORM, dan lainnya

(Rodrigues, Joao & Vaidya, 2010, p.67; Buendia et al., 2004).

2.10.2 Penggunaan Learning Management System

Giardina (2010, p.364) menyatakan bahwa LMS membantu proses

pembelajaran yang menjadi bagian penting dalam pendidikan universitas.

Penggunaan LMS untuk mempublikasi isi materi atau menciptakan pengalaman

pembelajaran online, alat untuk berkomunikasi dan kolaborasi seperti wiki, blog,

diskusi, alat kelas virtual, penyiaran media, penciptaan lingkungan pembelajaran

virtual, dan menggunakan teknologi lain seperti alat animasi, aplikasi jejaring

sosial, dan alat untuk pembelajaran secara mobile.

Ellis (2009, p.1-3) berpendapat bahwa LMS yang baik harus terpusat dan

mengotomatisasikan administrasi, menggunakan self service dan self guided

services, membuat dan menyampaikan isi pembelajaran dengan cepat,

mengkonsolidasikan inisiatif pembelajaran pada platform web-based, mendukung

portabilitas dan standarisasi, mengatur isi dan memungkinkan penggunaan

kembali pengetahuan dan mengintegrasikan dengan solusi aplikasi yang

digunakan SDM dan administrasi sehingga bisa mengukur dampak, efektivitas

dan inisiatif.

2.10.3 Persyaratan Learning Management System

Untuki menggunakan LMS, kita harus menentukan persyaratan dengan jelas

agar kebutuhan organisasi bisa dicapai. Ellis (2009, p.1-3) menyatakan ada

beberapa persyaratan fungsional yang direkomendasikan dalam LMS meliputi:

Page 52: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

58  

a. Integrasi dengan SDM yang membantu karyawan menambahkan langsung

informasi perekrutan, status dan lainnya.

b. Alat administrasi membantu administrator mengelola resgitrasi dan profil,

menentukan peran, mengatur kurikulum, mengakses database untuk membuat

standar dan mengelola laporan dan sebagainya.

c. Pengaksesan konten mencakup alat/media untuk mengirim isi, bahasa, orang

yang terlibat dan sebagainya.

d. Pengembangan konten mencakup otorisasi, pemeliharaan, penyimpanan isi

materi yang mempertimbangkan kompatibilitas alat, kontrol, dan isi materi

yang bisa digunakan kembali.

e. Integrasi konten dibutuhkan terhubung dengan LMS dan pihak ketiga

sehingga pengaksesan pada berbagai fitur menjadi lebih mudah.

f. Manajemen dan penilaian keterampilan membantu dalam menilai kompetensi

pelajar yang bisa diperoleh dari banyak caran juga penilaian kompetensi

pengajar.

g. LMS harus memiliki dukungan standar seperti SCORM yang berarti LMS bisa

memasukkan dan mengelola konten dan materi yang memenuhi standar.

h. Fitur kemampuan konfigurasi yang dibutuhkan untuk melakukan perubahan

pada LMS, mengatur proses dan standar berbasis kebijakan perusahaan. Untuk

membuat sistem menjadi mudah dipahami dan mudah digunakan, beberapa

LMS menyediakan kelompok pengguna yang memberikan wawasan dalam

sistem penerapan atau pembaruan.

i. Fitur keamanan untuk mengecek password dan enkripsi dalam mengakses

LMS.

Page 53: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0080 2.pdfharus sesuai dengan tipe bisnis yang dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan

59  

2.10.4 Keunggulan Learning Management System

Penggunaan LMS memberikan beberapa keunggulan yang mencakup:

1. Membuat komunikasi lebih mudah seperti pemberitahuan, forum, surat.

Contoh pemberitahuan mengenai informasi seminar, kuliah pengganti, jatuh

tempo pembayaran perkuliahan, dan kalender. Kita bisa mengetahui berbagai

informasi dengan mengakses aplikasi LMS.

2. Pelajar bisa memperoleh materi dan tambahan materi, silabus lewat aplikasi

sehingga pelajar tidak perlu meminta data langsung pada pengajar setiap

perkuliahan.

3. Pelajar mengetahui jadwal pada tiap pembelajaran (tanggal, waktu, ruang,

pengajar) sehingga tidak bingung dengan jadwal pembelajaran.

4. Pelajar bisa mengakses nilai yang diperoleh dalam proses pembelajaran.

5. Melalui LMS pelajar bisa bertanya melalui fitur pertanyaan pada staf tanpa

harus bertanya secara tatap muka.

6. LMS bisa menampilkan proses pembelajaran untuk melacak dan melaporkan

kinerja/performa sehingga bisa menganalisa data catatan untuk melakukan

peningkatan, staf bisa mengevaluasi rentetan penilaian secara periodik.