21
6 BAB II LANDASAN TEORI Bab II ini menjelaskan beberapa konsep yang terkait dengan penelitian tentang pengaruh kedisiplinan belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa di SMA Kristen 1 Salatiga. A. Disiplin Belajar 1. Pengertian disiplin belajar Disiplin berasal dari bahasa latin “ disciplina” yang menunjuk pada kegiatan belajar dan mengajar. Sedangkan istilah bahasa Inggris yaitu “discipline” yang berarti : 1) tertib taat atau mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri; 2) latihan membentuk, meluruskan, atau menyempurnakan sesuatu, sebagai kemampuan mental atau karakter moral; 3) hukumanyang diberikan untuk melatih atau memperbaiki; 4) kumpulan atau sistem-sistem peraturan bagi tingkah laku ( Mac Millan dalam Tu’u 2004 : 20 ) Disiplin merupakan istilah yang umum bagi instansi pemerintah atau swasta. Kita mengenal disiplin kerja, disiplin belajar dan macam istilah disiplin yang lain. Masalah disiplin yang dibahas dalam penelitian ini adalah disiplin belajar. Disiplin yang dimaksud dalam hal ini adalah disiplin terhadap belajar siswa baik di rumah ataupun di sekolah. Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban.

BAB II LANDASAN TEORI A. Disiplin Belajar · 2015. 1. 9. · pengaruh kedisiplinan belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa di SMA Kristen

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 6

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Bab II ini menjelaskan beberapa konsep yang terkait dengan penelitian tentang

    pengaruh kedisiplinan belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar mata

    pelajaran ekonomi siswa di SMA Kristen 1 Salatiga.

    A. Disiplin Belajar

    1. Pengertian disiplin belajar

    Disiplin berasal dari bahasa latin “ disciplina” yang menunjuk pada kegiatan

    belajar dan mengajar. Sedangkan istilah bahasa Inggris yaitu “discipline” yang

    berarti : 1) tertib taat atau mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri; 2)

    latihan membentuk, meluruskan, atau menyempurnakan sesuatu, sebagai

    kemampuan mental atau karakter moral; 3) hukumanyang diberikan untuk

    melatih atau memperbaiki; 4) kumpulan atau sistem-sistem peraturan bagi

    tingkah laku ( Mac Millan dalam Tu’u 2004 : 20 )

    Disiplin merupakan istilah yang umum bagi instansi pemerintah atau swasta.

    Kita mengenal disiplin kerja, disiplin belajar dan macam istilah disiplin yang

    lain. Masalah disiplin yang dibahas dalam penelitian ini adalah disiplin belajar.

    Disiplin yang dimaksud dalam hal ini adalah disiplin terhadap belajar siswa

    baik di rumah ataupun di sekolah. Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta

    dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai

    ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban.

  • 7

    a. Disiplin sekolah diartikan sebagai keadaan tertib, ketika guru, kepala

    sekolah, staf serta siswa yang tergabung dalam sekolah tunduk kepada

    peraturan yang telah ditetapkan dengan senang hati ( Mulyasa, 2009 )

    b. Disiplin merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan menanamkan

    pola perilaku tertentu, kebiasaan tertentu, atau membentuk manusia

    dengan ciri-ciri tertentu, terutama untuk meningkatkan kualitas mental dan

    moral ( Sukadji dalam Mu’tadin 2002 )

    Disiplin yang di tunjukkan siswa akan menunjukkan kualitas bagaimana

    siswa dalam mengikuti proses belajar. Disiplin tersebut akan terwujud apabila

    adanya minat, bakat, IQ, motivasi, emosi, serta kemampuan yang kognitif.

    Menurut Hurlock (Gunarsa, 2003) disiplin sebagai suatu proses dari latihan atau

    belajar yang bersangkutan dengan pertumbuhan dan perkembangan. Disiplin

    akan timbul bila adanya keterbukaan, kerjasama, mematuhi suatu norma dengan

    rasa tanggung jawab. Pentingnya disiplin bukan hanya pada lembaga formal,

    namun pada lembaga non formal pun sangat penting. Selanjutnya menurut Tu’u

    (2004 ) (http: // honewsty. blogspot. Com / 2012 / 05) disiplin penting karena

    beralasan sebagaai berikut ini :

    a. Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri akan mendorong

    siswa atau peserta didik berhasil dalam belajarnya, sebaliknya peserta

    didik yang melanggar ketentuan dari dari sekolah akan menghambat

    optimalisasi potensi dan prestasinya.

  • 8

    b. Tanpa disiplin yang baik suasana sekolah dan juga kelas menjadi kurang

    kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Disiplin memberi dukungan yang

    tenang dan tertib bagi proses pembelajaran.

    c. Orang tua senantiasa di sekolah anak-anak di biasakan dengan norma-

    norma, nilai kehidupan dari disiplin. Dengan demikian anak-anak dapat

    menjadi individu yang tertib, teratur, dan disiplin.

    d. Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak

    ketika bekerja.

    Berdasarkan hal ini, kedisiplinan belajar dapat di rumuskan bahwa

    kedisiplinan tersebut harus bisa mengatur, mengendalikan, mengontrol tingkah

    laku dan sikap hidupnya agar bisa membuahkan hal-hal yang positif.

    Sedangkan pengertian belajar menurut Slameto (2010 : 2) bahwa “Belajar

    adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

    perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

    pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan” seperti halnya yang

    di kemukakan oleh Djamarah (2002: 13) “belajar adalah serangkaian kegiatan

    jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

    pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut

    kognitif, afektif, psikomotorik”. Bahkan lebih tegas lagi pernyataan Mulyati

    (2007 : 12) bahwa “belajar berarti mendisiplinkan mental” disiplin muncul

    karena adannya kesadaran batin dan iman tiap individu manusia, yang jika

    dilakukan itu baik dan bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan. Maka dari

    itu kedisiplinan belajar merupakan suatu kondisi yang terbentuk melalui proses

  • 9

    usaha yang dilakukan manusia untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang

    baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi

    terhadap lingkungan yang menunjukkan nilai-nilai dan kepatuhan, keteraturan,

    ketertiban, tanggung jawab, kesungguhan, dan kesadaran.

    2. Unsur – unsur kedisiplinan belajar

    Ditinjau dari pengertian disiplin mengandung makna bahwa setiap individu

    yang dididik untuk memiliki disiplin perlu diperlakukan sebagai orang yang

    belajar. di dalam disiplin terdapat unsur-unsur yang mana diantaranya saling

    mendukung satu dengan yang lain.Unsur-unsur tersebut menurut Tulus Tu’u

    (honewsty.blogspot.Com /2012/05) menyebutkan bahwa:

    Mengikuti dan mentaati peraturan, nilai dan hukum yang berlaku.

    a. Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena

    adanya kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan

    keberhasilan dirinya. Dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan,

    paksaan dan dorongan dari luar dirinya.

    b. Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan

    membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau

    diajarkan.

    c. Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku,

    dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah

    laku.

    d. Peraturan-peraturaan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku.

    3. Faktor – faktor yang mempengaruhi disiplin belajar

  • 10

    Peserta didik yang memiliki disiplin yang tinggi akan belajar dengan baik,

    teratur sehingga akan menghasilkan prestasi yang baik. Faktor-faktor belajar

    turut berpengaruh terhadap tingkat disiplin individu. Faktor-faktor yang

    mempengaruhi disiplin belajar menurut (animenekoi.blogspot.com/2012/01):

    a. Faktor ekstrinsik

    1) Faktor non sosial

    a) keadaan suhu udara yang terkadang tidak memungkinkan, misalnya

    waktu musim penghujan maka peserta didik kehujanan sehingga

    peserta didik menjadi kurang sehat dan menjadi belajarnya

    terhambat.

    b) waktu belajarnya terkadang buat hal-hal yang lain.

    c) tempat tinggal peserta didik yang jauh dari keramaian sehingga

    tidak ada transportasi.

    d) alat-alat atau fasilitas yang dipakai untuk belajar yang kurang

    memadai dari kriteria.

    2) Faktor sosial antara lain faktor keluarga, keadaan rumah tangga, guru,

    dan cara mengajar, lingkungan, dan kesempatan yang tersedia, dan

    motivasi sosial.

    b. Faktor intrinsik

    1) Faktor fisiologis, kondisi seperti ini umumnya sangat berpengaruh

    terhadap belajarnya seseorang. Orang yang dalam keadaan segar

    jasmaninya akan berbeda dengan orang yang dalam keadaan lelah.

    Maka dengan sendirinya dapat terjawab bahwa keadaan segar

  • 11

    jasmani akan lebih mudah mendisiplinkan diri terhadap aturan-

    aturan yang berlaku.

    2) Faktor psikologi, seperti minat, bakat, motivasi, konsentrasi, dan

    kemampuan kognitif.

    Faktor-faktor tersebut sama halnya dengan Tu’u (2004 : 48-49) yang

    mengatakan bahwa faktor kedisiplinan tersebut di pengaruhi dari 4

    faktor dominan antara lain kesadaran diri, pengikutan dan ketaatan,

    alat pendidikan, dan hukuman.

    Keefektifan disiplin tidak terlepas dari peran seorang pendidik

    dalam pengelolaan kelas yang baik, dan akan terwujud jika ada

    kepemimpinan yang sesuai dengan tanggung jawab pengajar yakni,

    mengembangkan suasana belajar dengan baik, dan mempertahankan

    lingkungan positif ketika timbul masalah.

    c. Faktor-faktor pembentuk disiplin dan macam-macam disiplin

    1) Faktor pembentuk disiplin, antara lain, konsep moral (peraturan),

    hukuman, hadiah.

    2) Macam-macam disiplin

    a) Disiplin dalam kegiatan belajar mengajar.

    b) Disiplin untuk masuk kelas.

    c) Disiplin terhadap peraturan.

    Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan diambil kesimpulan bahwa

    yang dimaksud disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk

    melalui proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

  • 12

    perubahan tingkah laku. Sedangkan pengertian belajar menurut Slameto (2010 :

    2) bahwa “Belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

    memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

    sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”

    seperti halnya yang dikemukakan oleh Djamarah (2002: 13) “belajar adalah

    serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

    laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan

    lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, psikomotorik”. Bahkan lebih

    tegas lagi pernyataan Mulyati (2007 : 12) bahwa “belajar berarti

    mendisiplinkan mental” disiplin muncul karena adannya kesadaran batin dan

    iman setiap individu manusia, yang jika dilakukan itu baik dan bermanfaat bagi

    diri sendiri dan lingkungan. Maka dari itu kedisiplinan belajar merupakan suatu

    kondisi yang terbentuk melalui proses usaha yang dilakukan manusia untuk

    memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil

    pengalaman sendiri dalam interaksi terhaap lingkungan yang menunjukkan

    nilai-nilai dan kepatuhan, keteraturan, ketertiban, tanggung jawab,

    kesungguhan, dan kesadaran.

    Dalam penelitian mengenai disiplin belajar mengemukakan bahwa indikator

    yang menunjukan permasalahan belajar siswa sebagai kontribusi dalam

    mentaati peraturan sekolah meliputi : dapat mengatur waktu belajar di rumah,

    rajin dan tertib, perhatian saat belajar di kelas, dan ketertiban diri saat belajar.

    Sedangkan menurut Syafrudin dalam Jurnal Edukasi (2005:80 ) membagi

    disiplin menjadi 4 ( empat ) macam yaitu :

  • 13

    1. Ketaatan terhadap waktu belajar

    2. Ketaatan terhadap tugas-tugas pelajaran

    3. Ketaatan terhadap penggunaan fasilitas belajar

    4. Ketaatan menggunakan waktu datang dan pulang.

    Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian ini penulis membuat

    indikator disiplin belajar menjadi 4 ( empat ) macam yaitu :

    1. Ketaatan terhadap tata tertib sekolah

    2. Ketaatan terhadap kegiatan belajar di sekolah

    3. Ketaatan dalam mengerjakan tugas latihan

    4. Ketaatan terhadap kegiatan belajar di rumah

    B. Lingkungan keluarga

    1. Pengertian lingkungan keluarga

    Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam perkembangan

    seorang anak. Di dalam keluarga seorang anak mengalami sosialisai pertama

    kalinya, dimana dalam proses ini anak mengenal dan diajarkan berbagai nilai

    kehidupan yang sangat berguna untuk masa depannya nanti. Menurut ahli

    psikolog lingkungan keluarga sangat berpengaruh dalam perkembangan

    kepribadian, karena lingkungan keluarga merupakan lingkugnan primer yang

    kuat pengaruhnya kepada individu dibandingkan dengan lingkungan sekunder.

    Dalyono (2005: 132) bahwa apa yang dimaksud dengan lingkungan

    (environment) ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia yang dalam

    cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan,

  • 14

    perkembangan atau life process kita kecuali gen-gen, dan bahkan gen-gen dapat

    pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan bagi gen yang lain.

    Ki Hajar Dewantara dalam Dwi Siswoyo, dkk (2008: 139) membedakan

    lingkungan pendidikan berdasar pada kelembagaannya, yaitu:

    a. Lingkungan keluarga

    b. Lingkungan perguruan/sekolah, dan

    c. Lingkungan pergerakan/organisasi pemuda. Lingkungan tersebut dikenal

    dengan istilah Tri Pusat Pendidikan

    Menurut Hasbullah (2005: 38) berpendapat bahwa lingkungan keluarga

    merupakan lingkungan pendidikan bagi anak yang pertama karena di dalam

    keluarga inilah anak pertama kalinya mendapatkan pendidikan dan bimbingan.

    Dalam suatu penelitian yang dilakukan Handitono dalam Monks dkk

    (2002:191) diketemukan cara orang tua mendidik anak menyumbang

    pembentukan motif stasi anak dalam hubungan dengan tiga standar keunggulan

    yaitu:

    1. Dalam hubungan dengan prestasi orang lain artinya bahwa anak ingin

    berbuat lebih baik dari pada apa yang telah diperbuat orang lain.

    2. Dalam hubungan dengan prestasi sendiri yang lampau berarti bahwa anak

    ingin berbuat melebihi prestasinya yang lalu, ingin menghasilkan yang

    lebih baik dari apa yang telah dihasilkannya semula.

  • 15

    3. Dan dalam hubungannya dengan tugas berarti bahwa ia ingin

    menyelesaikan tugas sebaik mungkin. Jadi tuganya sendiri merupakan

    tantangan bagi anak tersebut.

    Mengetahui lebih lanjut mengenai lingkungan keluarga maka perlu dikaji

    pengertian lingkungan keluarga terlebih dahulu. Dalyono (2005:129)

    membedakan pengertian lingkungan menjadi 3 ( tiga ) macam pendekatan yaitu

    pendekatan fisiologi, psikologi, dan sosio cultural.

    2. Faktor keluarga yang mempengaruhi hasil belajar

    Menurut Dalyono (2005:238-241) menyebutkan faktor dari keluarga yang

    mempengaruhi hasil belajar adalah

    1. Faktor Orang Tua

    Orang tua memegang peran penting terhadap kemajuan dan keberhasilan

    anaknya. Orang tua seharusnya memberikan dorongan dan motivasi pada

    anak dalam belajar. Peran orang tua yang dapat mempengaruhi hasil belajar

    siswa adalah:

    a. Cara mendidik anak

    Orang tua yang tidak atau kurang memperhatikan pendidikan anaknya

    dan meperhatikan kemajuan belajar anaknya menjadi penyebab kesulitan

    belajar anaknya.

    b. Hubungan orang tua dengan anak

    Hubungan orang tua dan anak yang dimaksud dalam konteks ini

    adalah kasih sayang, pengertian, ataupun rasa benci, sehingga hubungan

  • 16

    antara orang tua dan anak menjadi penting dalam menentukan kemajuan

    belajar anak.

    2. Suasana Rumah atau Keluarga

    Suasana keluarga yang ramai tidak memungkinkan anak untuk belajar

    dengan baik, sehingga konsentrasi belajar anak akan tertanggu. Sebaliknya

    jika keadaan atau suasana yang tenang akan menjadikan anak mudah

    konsentrasi dalam proses belajarnya.

    3. Keadaan Ekonomi Keluarga

    a. Keadaan ekonomi keluarga yang kurang atau miskin

    Keadaan yang kurang atau miskin mengakibatkan keperluan yang

    menunjang seperti alat alat belajar tidak bisa dibeli, serta tempat

    tinggal yang kurang baik mengakibatkan tempat belajar yang baik

    untuk anak belajar.

    b. Keadaan ekonomi keluarga yang berlebihan

    Keadaan ini sebaliknya dari keadaan yang pertama dimana kondisi

    ekonomi yang berlebihan akan mengakibatkan anak untuk bersenang-

    senang dan malas untuk belajar, sehingga kegiatan belajar anak akan

    terhambat.

    Berdasarkan uraian di atas maka indikator lingkungan keluarga dalam penelitian

    ini adalah

    1. Cara orang tua mendidik anak

    2. Hubungan/relasi orang tua dan anak

    3. Suasana rumah atau keluarga,

  • 17

    4. Keadaan ekonomi keluarga

    C. Hasil belajar

    1. Pengertian hasil belajar

    Dalam kehidupan manusia pasti mengejar prestasi dalam bidang dan

    kemampuan masing-masing. Prestasi dapat memberikan kepuasan tertentu

    kepada manusia, begitu pula untuk siswa yang duduk di bangku sekolah

    selalu ingin meningkatkan kemapuan dan hasil belajar yang maksimal

    sebagai hasil belajar.

    a. Prestasi belajar adalah pencapaian atau kecakapan yang dinampakan

    dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan (Hetika,2008:23)

    b. Menurut Asmara (2008 : 11) mengatakan bahwa hasil belajar adalah

    hasil yang dicapai seseorang dalam penguasaan pengetahuan dan

    ketrampilan yang di kembangkan dalam pelajaran, lazimnya

    ditunjukkan dengan tes yang diberikan oleh guru.

    Berdasarkan hal itu, hasil belajar peserta didik dapat dirumuskan

    sebagai berikut :

    1) Hasil belajar adalah suatu hasil yang di dapat oleh peserta didik

    dalam belajar.

    2) Hasil belajar berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam

    aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

    3) Hasil belajar peserta didik tersebut akan terbukti apabila peserta

    didik tersebut mendapatkan hasil berupa nilai dalam bentuk huruf

  • 18

    maupun angka yang di lakukan dengan cara tes baik itu tertulis

    maupun tidak tertulis.

    c. Hasil belajar merupakan hasil usaha yang dilakukan dan menghasilkan

    perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol untuk menunjukan

    kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam waktu tertentu.

    2. Faktor - faktor yang mempengaruhi hasil belajar

    Ada beberapa teori yang menyatakan tentang faktor-faktor yang

    mempengaruhi pestasi belajar banyak jenisnya, akan tetapi menurut Azwar

    (2000:165) dapat di golongkan menjadi (tiga) 3 yaitu

    a. Faktor fisik yang meliputi panca indra dan kondisi fisik umum.

    b. Faktor psikologis yang meliputi kemampuan kognitif dan

    kemampuan non kognitif. Kemampuan kognitif terdiri dari

    kemampuan khusus dan kemampuan umum atau dengan kata lain

    bakat dan inteligensi.

    c. Faktor sosial dan budaya yang meliputi lingkungan keluarga,

    lingkungan sekolah, lingkungan kelompok, dan lingkungan

    masyarakat, adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

    Slameto (2010:54-57) mengemukakan pendapat bahwa faktor-faktor yang

    mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat di golongkan

    menjadi 2 yaitu :

  • 19

    1. Faktor intern ( dari dalam diri siswa)

    a. Faktor jasmani meliputi faktor kesehatan

    Siswa yang kesehatannya sering terganggu menyebabkan banyak

    waktunya untuk istirahat. Hal itu membuatnya tertinggal pelajaran.

    Prestasi siswa ini kemungkinan belum dapat optimal, karena itu orang

    tua perlu memperhatikan kesehatan anak-anaknya. Makanan yang

    bersih dan bergizi perlu menjadi perhatian.

    b. Faktor psikologi meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat

    1) Intelegensi ( kecerdasan ) siswa yang kecerdasanya rendah

    akan menyebabkan kemampuan mengikuti pelajaran agak

    lambat. Kalu dia berada dalam kelas rata-rata tingkat

    kecerdasaanya tinggi kemungkinan akan tertinggal dalam

    pelajaran. Hasil yang diperolehpun tidak maksimal, selain itu

    kecerdasaan juga mempengaruhi cepat/lambatnya kemajuan

    belajar siswa.

    2) Perhatian disini tediri dari perhatian dalam belajar di rumah

    dan di sekolah. Perhatian belajar di rumah kerapkali terganggu

    oleh acara televisi., kondisi rumah ,dan kondisi keluarga.

    Perhatian belajar di sekolah terganggu oleh kondisi kelas dan

    suasana pembelajaran, serta lemahnya upaya diri

    berkonsentrasi. Perhatian yang kurang memadai tersebut akan

    berdampak kurang baik bagi hasil pembelajaran.

  • 20

    3) Minat adalah kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu.

    Apabila pembelajaran yang dikembangkan oleh guru tidak

    menimbulkan minat siswa, atau siswa sendiri tidak

    mengembangkan minat dirinya dalam pembelajaran. Hal ini

    akan membuat siswa tidak belajar sungguh-sungguh.

    4) Bakat adalah potensi-potensi yang dimiliki seseorang yang

    dibawa sejak lahir. Apabila pelajaran yang diikuti siswa tidak

    sesuai bakat yang dimiliki, hasil belajarnya tidak akan

    mencapai hasil yang tinggi.

    c. Faktor kelelahan

    2. Faktor ekstern(dari luar diri siswa)

    a. Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antara

    anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,

    perhatian orang tua.

    1) Cara orang tua mendidik anak kemungkinan akan berpengaruh

    terhadap belajar anak. Hal ini berkaitan dengan peran orang tua

    dalam memikul tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik,

    guru, pemimpin bagi anak-anaknya. Peran dan tugas orang tua

    salah satunya dapat dilihat dari bagaimana orang tua tersebut

    dalam mendidik anaknya, kebiasaan-kebiasaan baik yang

    ditanamkan agar mendorong semangat anak untuk belajar.

    2) Relasi antara anggota keluarga yang terpenting adalah relasi

    antara anak dengan seluruh anggota keluarga terutama orang

  • 21

    tua dengan anaknya atau anaknya dengan anggota keluarga

    yang lain. Wujud relasi itu bisa berupa cara hubungan penuh

    kasih sayang, pengertian, dan perhatian ataukah diliputi rasa

    kebencian, sikap terlalu keras, atau sikap acuh tak acuh. Dan

    relasi antara anggota keluarga ini erat hubungannya dengan

    bagaimana orang tua dalam mendidik anaknya.

    3) Suasana rumah agar menjadi tempat belajar yang baik maka

    perlu diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram.

    Suasana tersebut dapat tercipta apabila dalam keluarga tercipta

    rasa hubungan yang harmonis antar orang tua dengan anak

    dengan anggota keluarga yang lain. Selain itu keadaan rumah

    juga perlu ditata dengan rapi dan bersih sehingga dapat

    menimbulkan rasa nyaman dan sejuk yang memungkinkan

    anak lebih suka tinggal di rumah untuk belajar.

    4) Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar

    anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi

    kebutuhan pokoknya, misal makanan, perlindungan, alat tulis,

    ruang belajar serta sarana pelengkap belajar yang lain. Fasilitas

    tersebut dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai penghasilan

    yang cukup, dan kondisi yang demikian kemungkinan dapat

    memotivasi anak untuk maju.

  • 22

    b. Faktor lingkungan masyarakat meliputi kegiatan peserta didik

    dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan

    masyarakat

    c. Faktor sekolah meliputi metode pendidik dalam mengajar, relasi

    pendidik dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta

    didik, disiplin peserta didik, alat pelajaran, waktu sekolah

    3. Indikator hasil belajar

    a. Menurut Muhibbin Syah (2008:150) perubahan hasil belajar meliputi

    segala ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan

    proses belajar siswa dan agar bisa megetahui perubahan hasil belajar

    pada seseorang

    b. Suharsini Arikunto (2003:117) dapat dikelompokkan ke dalam ranah

    kognitif, afektif, dan psikomotor. Dan memang ranah afektiflah yang

    sangat sulit, karena ranah afektif tersebut memiliki sifat yang

    intangible (tidak dapat diraba).

    Maka dari pendapat beberapa ahli tersebut, indikator hasil belajar tersebut

    adalah perubahan hasil belajar yang diukur melalui ranah kognitif, afektif,

    psikomotor yang di lakukan oleh seluruh guru mata pelajaran kemudian di

    laporkan dalam bentuk nilai.

    D. Penelitian Terdahulu

    Adapun penelitian terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh

    Muhammad Kahfid (2007) dengan tujuan memperoleh bukti empiris mengenai

  • 23

    disiplin belajar dan lingkungan keluarga terhadap hasil belajar ekonomi siswa

    kelas VIII SMPN 1 Jatinegara dengan hasil pengaruh disiplin belajar dan

    lingkungan keluarga secara simultan adalah 14,8%. Tri Minarni (2005)

    bertujuan mencari pengaruh disiplin belajar dan lingkungan keluarga terhadap

    prestasi belajar kelas VIII semester 1 SMP Negeri II Semarang dengan nilai

    p=0,01 dan (p

  • 24

    semua itu dilakukan sebagai tanggung jawab yang bertujuan untuk mawas diri.

    Dengan disiplin seorang anak akan mudah mengatur waktu dalam belajarnya

    sehingga dia akan terbiasa. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang

    menjadi tempat dan mempunyai faktor utama dalam pendidikan seorang anak

    karena keluarga adalah pendidikan pertama dan utama. Hasil belajar merupakan

    hasil usaha yang dilakukan dan menghasilakan perubahan yang dinyatakan

    dalam bentuk simbol untuk menunjukan kemampuan pencapaian dalam hasil

    kerja dalam waktu tertentu. Dengan demikian dapat dijelaskan pengaruh

    disiplin belajar dan lingkungan belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran

    ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Kristen 1 Salatiga. Penelitian ini ingin

    mencari tahu hubungan antara disiplin belajar dan lingkungan belajar terhadap

    hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Kristen 1

    Salatiga tahun 2012/2013 seperti gambar di bawah ini:

    Gambar 2.1 kerangka berpikir

    Disiplin belajar ( X1 )

    Hasil belajar ( Y )

    Lingkungan keluarga ( X2 )

  • 25

    Berdasarkan kerangka berpikir tersebut variabel disiplin belajar dan

    lingkungan keluarga ini disajikan dalam bentuk Skala pengukuran ordinal

    dengan lima kategori jawaban dengan nilai atau skor, yaitu ungkapan Tidak

    Pernah (1), Pernah (2), Kadang-kadang (3), Sering (4), dan Selalu (5),

    sedangkan untuk variabel hasil belajar disajikan dalam bentuk skala interval.

    F. Hipotesis.

    Menurut Sugiyono (2010 : 96), hipotesis merupakan jawaban sementara

    terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah telah

    dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis tersebut akan diuji

    menggunakan pendekatan kuantitatif sehingga akan diketahui kebenarannya

    secara empiris. Dengan mengacu pada rumusan masalah dan kerangka pemikiran

    yang telah dibuat, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut :

    H1 : ada pengaruh positif dan signifikan antara skor disiplin belajar dengan skor

    hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS SMA 1 Kristen

    Salatiga. Semakin tinggi skor disiplin belajar siswa, maka semakin tinggi

    pula skor hasil belajar siswa.

    H2 : ada pengaruh positif dan signifikan skor lingkungan keluarga dengan skor

    hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS SMA 1 Kristen

    Salatiga. Semakin tinggi skor lingkungan keluarga siswa, maka semakin

    tinggi pula skor hasil belajar siswa.

  • 26

    H3 : ada pengaruh positif dan signifikan antara skor disiplin belajar dan skor

    lingkungan keluarga dengan skor hasil belajar mata pelajaran ekonomi

    siswa kelas XI IPS SMA 1 Kristen Salatiga. Semakin tinggi skor disiplin

    belajar dan skor lingkungan keluarga siswa, maka semakin tinggi pula skor

    hasil belajar siswa. Sebaliknya semakin rendah skor disiplin dan skor

    lingkungan keluarga siswa semakin rendah hasil siswa.