Upload
hacong
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan, Penelitian Skripsi | 31
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
Broadcasting (penyiaran) berasal dari kata kerja to broadcast yang
diartikan sebagai alat berbicara atau menampakkan diri di radio atau
televisi (to speak or appearon radio or television). Namun dalam kamus
lain Broadcasting dapat diartikan sebagai siaran radio dan televisi atau
media penyiaran. Sehingga dengan demikian dapat dikatakan dengan
mengatakan media penyiaran maka yang di maksudkan adalah Televisi
dan Radio, dimana keduanya merupakan media komunikasi yang
menggunakan spektrum frekuensi yang digunakan sebagai menyimpan
program dalam bentuk gabungan suara atau suara saja. Dalam hal ini
penyiaran dapat dipahami sebagai alat penerusan gambaran – gambaran
tentang barang dari produsen kepada konsumen dan sebagai cara untuk
menciptakan pengalaman bersama bagi jutaan orang yang tinggal bersama
dalam komunitas atau Negara.
The pervasive presence theory mengasumsi bahwa media
penyiaran sangat dominan pengaruhnya terhadap masyarakat, melalui
pesan yang begitu ofensif dan masuk pada wilayah pribadi sehingga perlu
diatur agar semua kepentingan masyarakat dapat diwadahi atau
tertampung dan terlindungi. Dalam teori ini mengaruskan peran sebuah
Laporan, Penelitian Skripsi | 32
Negara melalui proses yang demokratis dalam membuat regulasi di mana
di dalam yang mengatur isi media penyiaran. Dalam perannya media
penyiaran terbagi menjadi dua yaitu sebagai service provider, dimana
dalam hal ini media penyiaran menggunakan spektrum frekuensi dan
content provider. Dimana keberadaan media penyiaran ditentukan oleh
basis material dan basis sosial kultural masyarakat (Masduki, 2007: 1,5,9).
Media penyiaran adalah sebuah media yang menyebarkan
informasi berupa produk budaya atau bahkan pesan guna memengaruhi
dan mencerminkan budaya dalam masyarakat. Media penyiaran berperan
penting akan menyampaikan maupun sebuah pesan informasi kepada
khalayak luas. Dalam hal ini meski memiliki tujuan yang sama setiap
media penyiaran memiliki ciri khas atau sifat tersendiri dalam
menyampaikan suatu pesanya, seperti media televisi dengan kelebihannya
yang merupakan media audio visual gerak akan lebih mudah untuk
mempengaruhi pemikiran seseorang, sedangkan radio merupakan media
audio sehingga menuntut untuk seseorang agar lebih bisa berimajinasi oleh
pesan yang di sampaikannya. Namun terlepes dari itu semua setiap media
penyiaran memiliki keunikan dan cirikhasnya masing – masing.
Melihat akan bagiamana cara kerja dari media penyiaran itu sendiri,
media penyiaran memiliku kemampuan tersendiri untuk menyampaikan
pesan kepada khalayak luas sehingga dalam hal ini menjadikan media
penyiaran, sebagai objek penelitian penting di dalam dunia ilmu
komunikasi massa, di samping ilmu komunikasi lainnya, yaitu ilmu
Laporan, Penelitian Skripsi | 33
komunikasi antarpribadi, komunikasi antar kelompok dan komunikasi
antar organisasi. Melihat akan bagaimana media penyiaran, sebenarnya
media penyiaran sendiri berawal pada tahun 1887 ketika ahli fisika yang
berasal dari Jerman bernama Heinrich Hertz, berhasil mengirimkan dan
menerima sebuah golombang radio. Dalam hal ini sebenarnya sejarah dari
media penyiaran sendiri dapat di bagi menjadi dua yaitu sejarah media
penyiaran sebagai penemu teknologi, dimana media penyiaran berawal
dari ilmuan teknil Eropa dan Amerika menemukan sebuah radio, dan
kedua sejarah penyiaran sebagai suatu industri yang dimulai di Amerika
(Morissan, 2008: 1).
A.1. Media Penyiaran Televisi
Kata televisi berasal dari kata “tele” yang berarti jauh dan visie yang
berarti penglihatan. Dapat di artikan televisi adalah penglihatan jarak jauh atau
penyiaran gambar – gambar melalui sebuah gelombang radio. Dimana televisi
menjadi sebuah media yang mampu menjadi sebuah sarana penghubung yang
dapat memancarkan rekaman dari stasiun pemancar televisi kepada penonton atau
bagi pemirsa di rumah, dimana isi dari rekaman tersebut dapat berupa sebuah
pendidikan, berita, hiburan, dan lain – lain. Effendy (1994:21), menyatakan
bahwa televisi adalah televisi siaran yang merupakan media dari jaringan
komunikasi dengan ciri – ciri yang dimiliki komunikasi massa yang berlangsung
satu arah, komunikator yang melembaga, pesan yang bersifat umum, sasarannya
menimbulkan keserempakan, dan komunikasinya bersifat heterogen. Dimana
Laporan, Penelitian Skripsi | 34
kelebihan media televisi terletak pada kekuatannya menguasai jarak dan ruang,
sasaran yang dicapai untuk mencapai massa cukup besar.
Melihat akan bagaimana media televisi sama seperti media massa yang
lainnya yaitu sebagai media untuk menyampaikan pesan yang berupa informasi
kepada khalayak, namun dalam hal ini televisi memiliki tiga fungsi pokok yaitu
(Rusman, 2011: 184, 185, 186) :
a. Fungsi penerangan (the information function)
Dalam hal ini televisi mendapatkan perhatian yang besar di kalangan
masyarakat, karena dirasa media televisi dianggap sebagai media yang
mampu menyiarakan sebuah informasi yang sangat memuaskan bagi
pemirsa di rumah.
b. Fungsi pendidikan (the educational fuction)
Sebagai salah satu media massa yang dianggap ampuh dalam untuk
menyiarkan sebuah program yang bertujuan untuk memberikan edukasi
atau pendidikan kepada pemirsa di rumahnya berupa meningkatkan sebuah
pengetahuan dan penalaran kepada masyarakat.
c. Fungsi Hiburan (The Entertainment Function)
Televisi sebagai media hiburan, dalam fungsi ini sebenarnya sangat
melekat pada media televisi, dan lebih dominan ketimbang dengan fungsi
lainnya. Dimana melalui media televisi manusia cenderung mencari
kesibukan atau hiburan setelah melakukan berbagai aktivitas seharian ini.
Laporan, Penelitian Skripsi | 35
Asumsi pertama berdasarkan dari analisis kultivasi memandang
atau menggaris bawahi dari keunikan televisi. dimana media televisi tidak
perlu adanya kemampuan membaca, seperti halnya media cetak. Tidak
seperti sebuah film, televisi sendiri merupakan media yang pada dasarnya
gratis (selain biaya yang dikeluarkan pertama kali untuk pesawat televisi
dan biaya iklan yang di tambahkan oleh produk – produk yang telah kita
beli), tidak seperti radio pula, televisi telah mengkombinasi antara gambar
dan suara. Televisi juga tidak membutuhkan mobilitas sebagaimana pergi
ketempat ibadah seperti, bioskop atau teater. Televisi adalah satu –satunya
medium yang pernah diciptakan yang tidak memiliki batasan usia-
maksudnya, orang dapat menggunakan dalam tahun – tahun awal dan
akhir dari kehiduan mereka, dan juga tahun- tahun diantaranya. Dalam
Asumsi Kultivasi sendiri sebenarnya televisi terbagi menjadi 3 asumsi
yaitu yang menyatakan hubungan antara media dan budaya: (Richard West
dan Lynn H, 2008 :85)
1. Televisi, secara esensi dan fundamental, berbeda dengan
bentuk – bentuk media massa lainnya
2. Televisi, membentuk dari cara berpikir dan membuat kaitan
dari masyarakat kita
3. Pengaruh dari televisi terbatas.
Media televisi mampu menjadi bagian media massa yang sangat
berpengaruh dalam membentuk sikap dan keperibadian dari masyarakat
atau pemirsanya secara luas. Namun terlepas dari itu semua eksistensi
Laporan, Penelitian Skripsi | 36
media televisi dapat dilihat dari baik atau tidaknya sebuah program acara
tv yang disajikan dapat di terima dengan baik oleh masyarakat atau
pemirsanya dirumah. Di lihat dari rating program tersebut kita dapat lihat
bagaimana keberhasilan dari sebuah program acara, tak heran melihat
stasiun televisi yang saat ini bersaing secara kompetitif untuk dapat
menarik perhatian pemirsa di rumah dengan sebuah tayangan program
acara. Dengan menyajikan sebuah program kreatif dan memperikan
edukasi kepada pemirsanya mampu menjadi cirikhas tersendiri bagi setiap
program televisi.
A.2. Program Televisi
Program televisi dapat menjadi cirikhas dan identitas tersendiri bagi media
televisi tersebut, sehingga tak heran mengapa sebuah program televisi menjadi
bagian yang penting bagi sebuah tayangan televisi. isi dari program televisi
sendiri tak terlepas dari pesan yang ingin di sampaikannya baik itu berupa
informasi, hiburan, edukasi dan lain sebagainya. Untuk menciptakan sebuah
program yang mampu menarik perhatian pemirsa di rumah dibutuhkan
kekreatifan dan keunikan atau ciri khas tersendiri dari sebuah program tersebut.
Untuk memproduksi sebuah program televisi sebenarnya memiliki
berbagai macam format dan materi, yang mendapatkan perlakuan khusus
berdasarkan kharakteristik dan spesifikasinya. Dalam hal ini pada sebuah program
memiliki sistem produksi yaitu disebut sebagai sistem ad lib (ad libitum)
merupakan sebuah sistem produksi yang naskahnya tidak mungkin ditulis secara
Laporan, Penelitian Skripsi | 37
lengkap, misalnya saja wawancara langsung atau talk show di dalam studio. Yang
tertulis hanyalah urutan sajian dengan garis besar uraian yang dinamakan
rundown sheet. Biasanya sistem ini sering digunakan pada program musik, talk
show, atau humor dengan sebuah lawakan secara langsung. Dan kedua sistem
produksi blocking, dimana naskah ditulis secara lengkap. Seperti tanda – tanda
instruksi kamera, sudut pengambilan sampai dengan blocking kamera dan pemain
ditulis secara lengkap. Biasanya sistem ini sering di gunakan pada program studio
drama atau fragmen. Dalam arti tertentu shotting untuk sinetron menggunakan
sistem blocking. Untuk menjadi sebuah program yang (Fred Wibowo, 2009: 45,
46).
Format acara televisi merupakan tahap awal yang berupa sebuah
perencanaan suatu konsep acara televisi dimana akan menjadi landasan kreativitas
dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang
disesuaikan dengan tujuan dan target permisa acara tersebut. Dalam hal ini
Terdapat tiga bagian Format televisi yaitu Drama (fiksi) merupakan sebuah format
program yang di produksi dan diciptakan melalui sebuah proses imajinasi kreatif
dari kisah – kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan di kreasi ulang dimana
diwujudkan dalam runtutan cerita dalam sejumlah adegan dengan
menggabungkan antara realitas kenyataan hidup dengan fiksi atau imajinasi
khayalan para kreator seperti: drama percintaan (love story), tragedy, horor,
komedi legenda, aksi (action) dsb. Nondrama (nonfiksi) sama seperti dengan
program drama yang melalui proses pengolahan imajinasi kreatif namun bedanya
program ini tidak harus menginterpretasikan ulang tanpa harus menjadi dunia
Laporan, Penelitian Skripsi | 38
khayal dimana tetap mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi dengan aksi,
gaya dan musik seperti: Talk show, konser musik, dan variety show, dan Berita
(news) sebuah format program yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta
atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari –
hari dengan memerlukan nilai – nilai aktual dan faktual dengan ketepatan dan
kecepatan waktu dimana dibutuhkan sifat liputan yang idependen, seperti : berita
ekonomi, liputan siang, dan laporan olahraga (Naratama, 63,66).
Namun jika dilihat secara umum sendiri, program televisi terbagi menjadi
dua bagian, yaitu pertama program hiburan populer atau yang disebut sebagai
program entertainment, dimana sebuah program yang berorientasi untuk
memberikan hiburan atau bisa dikatakan tujuan utamanya adalah untuk
memberikan hiburan atau menghibur pemirsa di rumah, dalam hal ini program
hiburan sendiri terbagi menjadi dua yaitu program drama dan non drama. Dan
yang kedua yaitu program berita (news), merupakan sebuah program yang sangat
terkait dengan nilai aktualitas dan faktualitasnya, pendekatan produksinya
menekankan pada kaidah jurnalistik (Rusman,2015: 5).
`Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untukk ditayangkan di
televisi selama program itu menarik dan di sukai audien, dan selama tidak
bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Dimana
stasiun penyiaran di tuntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk
menghasilkan berbagai program yang menarik. Berbagai jenis program itu dapat
di kelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu tergambar
pada bagan berikut ini (Morrisan, 2011: 217,218,225):
Laporan, Penelitian Skripsi | 39
Gambar. 2.1. Jenis program televisi
Vane – Gross (1994) menyatakan bahwa menentukan jenis program
berarti menentukan atau memilih daya tarik (appeal) dari suatu program, dimana
suatu program mampu menarik audiennya. Menurut Vane – Gross : The
programmers must select the appeal through which the audience will be reached
(programmer harus memilih daya tarik yang merupakan cara untuk meraih
audien.
A.2.1. Program Informasi (News)
Program informasi merupakan sebuah program dengan tujuan utamanya yaitu
memberikan banyak informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap
suatu hal, dan memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak
audien. Sebuah program harus memiliki daya tarik agar mampu menarik perhatian
pemirsanya dalam hal ini daya tarik pada program ini adalah dari informasi nya
sendiri yang “di jual” kepada audien. Pada program informasi sebenarnya tidak
Laporan, Penelitian Skripsi | 40
melulu hanya pada program berita saja dimana terdapat seorang presenter atau
penyiar membacakan berita tetapi segala bentuk penyajian informasi termasuk
juga talk show (perbincangan), misalnya saja seperti wawancara dengan arti atau
orang terkenal, dsb. Program informasi sendiri terbagi menjadi dua yaitu
(Morissan, 2008: 218 - 222):
a. Berita keras (hard news)
Berita keras (hard news) merupakan segala bentuk informasi yanh
penting dan menarik yang harus segera diberitakan oleh media penyiaran
karena mengingat sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat
diketahui oleh khalayak audien secepatnya. Berita keras sendiri terbagi
menjadi beberapa bentuk berita yaitu: straight news (berita “langsung”
yaitu menyampaikan berita yang singkat dengan hanya menyajikan
informasi terpenting menyangkut 5W+1H), feature (program berita yang
menampilkan berita – berita ringan namun menarik, misalnya saja seperti
informasi mengenai tempat makanan, liburan menarik dll), dan
infotainment (yang berarti hiburan, dimana merupakan berita menyajikan
informasi mengenai kehidupan orang – orang terkenal oleh masyarakat
(celebrity)).
b. Berita lunak (soft news)
Merupakan segala bentuk informasi yang penting dan menarik
dimana disampaikan secara mendalam (in depth) namun sifatnya tidak
harus segara ditayangkan oleh media penyiaran. contohnya saja seperti
Laporan, Penelitian Skripsi | 41
berita: Current Affair (“persoalan kekinian”, dimana menyajikan informasi
terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya yang di buat
secara lengkap dan mendalam), Magazine (berita yang menampilkan
informasi ringan namu mendalam atau dengan kata lain feature dengan
durasi yang lebih panjang), Dokumenter (sebuah program informasi yang
bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun di sajikan dengan
menarik), dan Talk Show (program yang menampilkan satu atau beberapa
orang untuk membahas suatu topic tertentu yang di pandu oleh seorang
pembawa acara (host)).
Program berita (news) dalam pengertian sederhanannya yaitu suatu
sajian laporan berupa fakta dan kejadian dimana dalam penyajiannya
bersifat objektif, dan yang memiliki nilai berita (unusual, factual,
esensial) (Fred Wibowo, 2009: 132). Dimana media televisi dengan
sebuah tayangan program beritanya dapat dikatakan telah menjadi bagian
dari kehidupan, dimana dengan sifatnya yaitu immediaty, sehingga media
televisi mampu mendekatkan suatu peristiwa dan tempat kejadian dengan
khalayak luas atau pemirsanya (Askurifai Baksin, 2006: 59).
Pada sebuah program televisi keaktualan dan berdasarkan fakta,
dalam menyampaikan berita merupakan salah satu nilai berita yang sangat
penting. Biasanya pada program berita di masnfaatkan masyarakat untuk
mendapatkan sebuah informasi terkini atas apa saja yang telah terjadi di
luar baik dalam maupun luar negeri. Bukan hanya pada program hiburan
saja yang di kemas secara menarik, namun agar program berita juga dapat
Laporan, Penelitian Skripsi | 42
menarik perhatian pemirsanya sehingga program berita juga perlu untuk di
kemas secara menarik namun tidak meninggalkan tujuan utama dalam
menyampaikan suatu berita yang aktual dan terpercaya.
A.2.2. Program Acara Hiburan
Merupakan segala bentuk yang bertujuan untuk menghibur audien
dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan (Morrisan, 2008: 223).
Karna sifatnya yang menghibur sehingga biasanya program hiburan ini di
jadikan oleh masyarakat atau khalayak luas sebagai media untuk mencari
sebuah hiburan dari segala kepenatan atau kepadatan aktivitas seharian
diluar. Program hiburan sendiri terbagi menjadi dua yaitu program Drama
dan Non Drama (Rusman,2015: 8 - 26) :
1. Program Non Drama
Merupakan sebuah program yang mempunyai format program
acara yaitu mengutamakan unsur hiburan dengan menyajikan aksi, gaya,
dan musik, serta format program yang fleksibel, serta di kombinasi dengan
unsur drama dan jurnalistik. Pada sebuah program televisi sudah
seharusnya di kemas secara kreatif, dimana pada program ini dalam
prosesnya dibutuhkan kemampuan dalam imajinasi kreatif dari suatu
realitas kehidupan sehari – hari tanpa mengintepretasikan ulang dan tana
harus menjadi dunia khayalan. Program non drama sendiri terbagi menjadi
beberapa jenis atau format program yaitu :
a. Musik
Laporan, Penelitian Skripsi | 43
Merupakan suatu program yang menyajikan kontenya berupa
hiburan musik, dengan menampilkan video klip yang merupakan
hasil dari sebuah rekaman lagu dalam bentuk Audio Video (AV).
Program musik sendiri dapat ditampilkan melalui dua format yaitu
videoclip atau konser (Morrisan, 2008: 229).
b. Permainan
Yaitu sebuah program yang menyajikan konten programnya
seperti permainan atau perlombaan kepada para pesertanya untuk
mendapatkan sebuah hadiah. Program ini merupakan bentuk
program yang melibatkan sejumlah orang baik itu secara individu
maupun kelompok yang saling bermain untuk memenangkan suatu
bentuk permainan (Morrisa, 2008: 227). Program ini juga menguji
penonton untuk dalam hal ketangkasan atau kemahiran sehingga
memenangkan permainan yang di berikan.
c. Reality Show
Merupakan sebuah program yang di produksi berdasarkan
kenyataan atau realitas yang ada, tanpa adanya scenario dan
arahan. Dalam buku (Morrisan, 2008: 227) program ini menyajikan
suatu situasi dimana terdapat konflik, persaingan, atau hubungan
berdasarkan realitas yang sebenarnya terjadi. Namun dalam
prosesnya program ini dapat di berikan tambahan efek visual dan
Laporan, Penelitian Skripsi | 44
audio termasuk menyusun scenario cerita dalam membangun
Susana yang lebih dramatik dan artistik.
d. Pertunjukan
program yang menampilkan konten program seperti
menampilkan kemampuan seseoran seperti pantonim, sulap, tari,
fashion show, boneka dan wayang, demo masak. Yang di kemasan
secara menarik sehingga menjadikan penonton merasakan suasana
yang di tampilkan.
e. Lawak
Sebuah program yang disajikan pada suatu program komedi,
dengan menampilakan lelucon yang tidak di buat – buat melainkan
konflik logika atau kontras karakter. Menurut (Fred Wibowo,
2009: 58,59) di sajikan dalam berbagai format yaitu format cerita
atau kejadian, talk show lawak, lawak dengan musik, parody atau
lawak sindiran. Dan untuk lebih menghidupkan suasana pada
program ini jika ada respon dari audien. Untuk lebih menghibur
biasanya komedian pada program lawak, akan bermain kata dan
melakukan sesuatu yang aneh. Sehingga apa yang lucu dalam
komedi bukanlah lelucon yang dibuat – buat melainkan berupa
konflik logika atau kontras karakter.
Genre komedi atau lawakan juga memiliki naskah cerita yang
dijadikan sebagai panduan yang biasanya di tulis oleh salah satu
Laporan, Penelitian Skripsi | 45
dari mereka sendiri, tetapi setiap komedia memiliki brandmark
sendiri yang unik serta sangat piawai berimprovisasi dialog dan
akting (Andi Fachruddin, 2015: 130).
f. Variety Show
Sebuah program yang mengutamakan unsur hiburan dan unsur
informasi hanya sebagai unsur pendukung saja, dengan
memadukan berbagai format di dalam nya seperti musik, komedi,
lawak, tari, fashion show, interview, dan vox vops.
g. Repackaging
Sebuah program yang menggunakan unsur video dalam bentuk
shot – shot atau materi yang telah terdahulu di publikasikan,
kemudian digabungkan dan menjadi satu program siaran.
h. Talk Show
Merupakan sebuah program diskusi atau panel diskusi yang di
ikuti lebih dari satu pembicara atau narasumber untuk
membicarakan suatu topik yang saat ini sedang di perbincangkan.
2. Drama
Kata drama sendiri berasal dari bahasa yunani dran (bertindak atau
berbuat), draomi yang artinya perbuatan meniru, suatu kejadian yang
ditiru. Pada program drama merupakan sebuah program yang menyajikan
Laporan, Penelitian Skripsi | 46
siaran cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi
yang khusus disusun dalam sebuah pertunjukan teater. Program televisi
yang termasuk kedalam program drama yaitu (Morrisan, 2008: 223, 224):
a) Sinetron (sinema elektronik)
Merupakan sebuah program yang menyajikan cerita mengenai
kehidupan atau kharakter seseorang atau bahkan beberapa orang secara
bersamaan yang terlibat dalam konflik dan emosi. Jika di Negara lain
istilah sinetron lebih di kenal dengan opera sabun (soap opera atau
daytime serial).
b) Film
Tujuan pembuatan sebuah film adalah untuk layar lebar (theater),
karena film baru bisa ditayangkan di televisi setelah terlebih dahulu di
pertunjukan bioskop atau bahkan setelah film itu didistribusikan atau
dipasarkan kedalam bentuk DVD atau VCD.
A.3. Pelaksana Produksi / Anggota Kerabat Kerja
Kesuksesan dari sebuah program televisi sebenarnya tidak akan lepas dari
tangan – tangan professional yang berada di balik layar. Sehingga tak dapat di
pungkiri lagi jika seseorang yang berada di balik layar itulah yang merupakan
kunci dari keberhasilan suatu program. Didukung dengan kredibilitas yang tinggi
dan baik menciptakan suasana kerja baik dan menghasilkan program yang baik
pula. Berdasarkan jobdesk dan tanggungjawabnya masing – masing anggota
Laporan, Penelitian Skripsi | 47
kerabat kerja produksi terbagi menjadi beberapa yaitu produser, pengarah acara,
technical director (TD), floor director (FD), lighting director, penata suara
switcher, dan kameramen.
Tugas dan tanggungjawab pada setiap anggota kerabat kerja masing –
masing berbeda, berdasarkan jobdesk nya. Namun dalam hal ini dari tugas dan
tanggungjawab mereka masing – masinglah saling memiliki keterikatan satu sama
lain. seperti akan produser dimana merupakan seseorang yang bertanggungjawab
atas perencanaan dari suatu acara siaran. Dimana seorang produser menuangkan
ide – ide kreatif yang ada ketika merencanakan suatu acara, namun ide itu juga
dapat berasal dari kerabat kerja yang lainnya.
Pengarah acara sendiri merupakan seseorang yang bertugas
menginterpretasikan naskah dari seorang produser, yang nantinya akan menjadi
suatu bentuk dan susunan serta gambar. Dalam pelaksanaan tugas seorang
pengarah acara harus selalu mengembangkan daya kreativitasnya, untuk nantinya
dapat dituangkan dalam bentuk rencana kerjanya. Pengarah acara juga harus dapat
menjalin kerja sama dengan pihak lain, serta berpengalaman dan merupakan
spesialis dalam tugasnya, yang nantinya dapat mempertanggungjawabkan hasil
karyanya baik dari segi artistik maupun dari segi produksi kepada seorang
produser.
Technical director (TD) dimana seseorang yang berhubungan dan
bertanggungjawab penuh dengan segala sesuatu peralatan yang akan
dipergunakan dalam proses produksi. Namun dalam hal ini TD juga memberikan
Laporan, Penelitian Skripsi | 48
sarannya terkait teknis ketika dalam pelaksanaan pertemuan khusus untuk
membahas keperluan produksi. Floor Director (FD) adalah seseorang yang
menjadi penghubung dari seorang pengarah acara, dalam menyampaikan pesan –
pesan atau seperti arahan kepada kerabat kerja dan arti pendukung kebentuk tanda
– tanda seperti ketika mulai acara dan berakhirnya produksi. Sehingga dalam hal
ini FD merupakan seorang wakil pengarah acara yang berada di lapangan atau di
dalam studio.
Lighting director seseorang yang bertindak dan bertanggungjawab atas
penataan cahaya ketika proses produksi di dalam studio, dalam hal ini Lighting
director harus dapat mensetting pencahayaan baik itu secara artistik maupun
pencahayaan yang dapat menyentuh rasa dan di sesuaikan dengan jalan cerita.
Penata suara merupakan seseorang yang bertindak dan bertanggungjawab untuk
mengatur perimbangan suara yang datang dari berbagai sumber, seperti misalnya
dengan jalan melakukan suatu perekayasaan dalam penempatan mikrofon kepada
pengisi acara.
Switcher disini seseorang yang berada di dalam ruang, dimana ia
bertanggungjawab atas perpindahan gambar, berdasarkan arahan pengarah acara
atau telah disesuaikan kepada naskah yang telah tersusun sebelumnya.
Kameramen seseorang yang bertugas dan berurusan langsung dengan kamera,
dimana ia mempersiapkan dan mengoperasikan langsung kamera untuk
kebutuhan pra produksi. Dan kemudia pada proses produksi berlangsung seorang
Laporan, Penelitian Skripsi | 49
kameramen nantinya bertugas untuk mengoperasikan kamera selama proses
produksi (Darwanto Sastro Subroto, 1994: 52-60).
A.4. Floor Director (FD)
Floor Director (FD) atau dengan istilah lain sering disebut sebagai
floor manager merupakan seorang pengarah acara yang berada di lapangan.
Dimana seorang Floor Director (FD) mewakili produser di lapangan, yang
bertugas sebagai pengarah. Seorang FD juga harus mengingat akan susunan
acara, seperti untuk kapan mulai berbicara, dan kapan untuk jeda. Tak hanya
itu FD harus mengingatkan pula untuk hal –hal yang harus dilakukan, atau
dikatakan dan sebaliknya (Sonny Tulung. 2007 :117).
Sebagai seorang pengarah acara akan berhadapan langsung dengan
perasaan dan emosi khalayak penonton, sehingga pengarah acara di tuntut
untuk mempunyai kepekaan yang tinggi agar dapat menghadapi berbagai
permasalahan tersebut. akan tetapi sebagai pengarah pengacara juga
mempunyai sebuah pertanggujawaban sendiri terhadap stasiun penyiaran
yang telah memberikan kepercayaan untuk berproduksi dan menyiarkannya,
karena eksistensi suatu stasiun penyiaran salah satu diantaranya ditentukan
oleh keberhasilan acara siarannya dalam arti mampu menarik perhatian dari
khalayak penonton sebanyak – banyaknya (Darwanto Darwanto Sastro
Subroto, 1994: 282)
Pada dasarnya que untuk pengisi acara atau arti itu dilakukan oleh
seorang floor director, kata action sendiri mulai disampaikan kepada
Laporan, Penelitian Skripsi | 50
mereka yang berada di dalam studio untuk memulainya, sebaliknya pada
latihan kamera di dalam studio dan floor director sebaiknya akan
menghentikan sebaiknya untuk menyebutkan nomor shot nya dan halaman
keberapa, agar dapat kepada semua kerabat kerjanya dan mereka segera
akan mengetahui apa yang terjadi, demikian pula saat akan mengakhiri
acaranya berikan beberapa lama acara akan berakhir misalnnya 1 menit
lagi. Sebagai pengarah acara dalam praproduksi yang harus dipersiapkan
yaitu selalu hadir dalam setiap pertemuan perencanaan produksi, dan
bekerja sama langsung dengan produser dan peneliti naskah jika nantinya
akan terjadi pengemembangan naskah. Seorang pengarah acara juga harus
mengarahkan dan melatih pengisi acara, pengambilan gambar dan
mengintegrasi unsur –unsur pendukung kedalam tononan yang terkendali
(Darwanto Sastro Subroto, 1994:56, 291, 292).
Tugas dan tanggungjawab bagi seorang pengarah acara
mememanglah sulit dan rumit, dimana ia harus dapat berpikir kreatif,
harus selalu memperhatikan kemampuan dan keterbatasan dari seluruh
kerabat kerjanya dan selalu berusaha agar mereka tetap mau untuk bekerja
sama. Dimana floor director sebagai pengarah acara harus dapat menilai
acaranya, melihat monitor, menepati waktu dan yang paling utama yaitu
memberikan komando kepada kerabat kerjanya (Darwanto Sastro Subroto,
1994: 282-283).
Laporan, Penelitian Skripsi | 51
A.4.1. Floor Director (FD) dengan crew di studio
Floor director yang merupakan seorang pemimpin atau komando di
lapangan (studio), sehingga dalam hal ini Floor director sudah pasti akan
memberikan arahan kepada seluruh kru yang berada di dalam studio. Sehingga
dalam hal ini komunikasi antara FD dan talent harus terjalin sejak sebelum
produksi dan ketika produksi nantinya berlangsung. Pengarahan - pengarahan
yang dilakukan oleh FD misalnya saja memberikan pengarahan atau memastikan
kepada talent untuk posisi clip on telah terpasang dengan baik, blocking set.
Memberikan pengarahan kepada talent ketika proses pengambilan gambar,
dimana ketika ada kesalahan kepada talent saat salah melihat kamera disinilah
seorang FD harus dengan sigap untuk memberikan pengarahannya.1
Seorang Floor director harus dapat berkomunikasi dengan baik kepada
seluruh rekan kerjanya agar pada proses produksi akan berjalan dengan lancar,
dan sistem kerja pun juga berjalan dengan baik. Karena dengan terjalin
komunikasi yang baik dan kepercayaan satu dengan yang lainnya, nantinya akan
tercipta suasana kerja yang nyaman pula. Terlebih bagi seorang pemimpin yang
harus dapat dengan baik mengkomunikasikan atas apa yang di perintahkanya
kepada seluruh rekan kerjanya sehingga pesan yang diterima oleh kerabat
kerjanya pun akan diterima dengan baik pula. Dari situlah nantinya akan
terbangun kredibilitas diri dari seorang pemimpin yang dijadikannya sebagai tolak
ukur atas kemampuan yang dimilikinya.
1 Dicky Aditya Putra. 2010. Peran dan Tugas Floor Director pada acara music live INBOX TV.
Universitas Sebelas Maret. Surakarta: Tugas Akhir
Laporan, Penelitian Skripsi | 52
A.5. Kredibilitas
Kepecayaan merupakan tonggak utama bagi seseorang untuk membangun
sebuah kredibilitas. Dimana dengan kejujuran merupakan salah satu dari kunci
utama dalam membangun suatu kepercayaan seseorang. Sehingga bagi seseorang
terlebih bagi pemimpin kredibilitas yang tinggi dan baik nantinya mampu
membawa pengaruh besar bagi orang – orang yang berada di sekitarnya. Misalnya
saja bagi seorang pemimpin yang memiliki kredibilitas yang baik mampu
menjadikan dirinya untuk menjadi role model yang baik pula bagi orang – orang
sekitarnya (Elie Mulyadi, 2008: 89).
Sejatinya menjadi seorang pemimpin adalah kemampuan untuk menjadi
role model bagi para konstituennya melalui kredibilitas dan integritas yang di
bangunnya. Dimana bagi seorang pemimpin akan mempunyai wibawa dimata
konstituennya jika pemimpin tersebut dapat memainkan fungsinya sebagai role
modeling ini secara efektif dan fungsi ini akan bisa terwujud jika si pemimpin
memiliki kredibilitas, ini bagi berlangsungnya proses kepemimpinan yang efektif,
ia merupakan “basic ingredient of leadership”. Sehingga dalam hal ini untuk
seorang pemimpin jika tidak memiliki basic ingredient ini mustahil proses
kepemimpinan yang baik. Dimana kredibilitas merupakan peran yang sangat
penting bagi seorang pemimpin, karena merupakan sumber terbentuknya trust dari
seorang pemimpin dikalangan konstituennya. Dengan sebuah kepercayaan yang
ada pada konstituennya terhadap seorang pemimpin inilah akan dengan
passionate, terinspirasi, dan merasa terhormat (respected) untuk mewujudkan
tujuan dan visi yang telah digariskan oleh si pemimpin. Sehingga tidak dapat
Laporan, Penelitian Skripsi | 53
dipungkiri lagi jika sebuah kepercayaan yang telah terbangun baik antara
konstituen kepada seorang pemimpin dalam jangka waktu yang sangat lama maka
ia akan membentuk reputasi seorang pemimpin ( leader reputation) di mata
konstituennya. Dimana kredibilitas lebih menyangkut “head” (otak) yaitu
kemampuan olah piker yang mencakup antara lain intelegensia, ketrampilan,
kompetensi dan sebagainya.
Dalam hal ini sebenarnya kredibilitas sendiri terbagi menjadi kedalam dua
aspek, yaitu aspek kapabilitas (capability) dan kegairahan untuk memimpin
(passion to lead). Kapabilitas bisa mencakup kompetensi baik pengetahuan
(knowledge) maupun ketrampilan (skill). Tapi bias juga mencakup ekspertis yaitu
pengalaman kerja yang terbangun melalui jam terbang yang ada. Intinya anda
akan memiliki kredibilitas jika memiliki kapabilitas dan ekspertis yang memadai.
Sulit rasanya jika seorang pemimpin yang tidak memiliki kapabilitas dan ekspertis
memadai mampu menjalankan praktek kepemimpinan secara baik dan efektif.
Dalam beberapa kasus mungkin hal ini terjadi, namun akan sedikit terjadi.
(Stanley S. Atmadja, :19-21)
Kredibilitas yang dimiliki oleh seseorang itu melalui beberapa proses yang
bertahap, dalam dunia kerja seseorang yang dipercaya untuk menjadi seorang
pemimpinpun harus memiliki kredibilitas yang baik untun menjalin kepercayaan
terhadap sesama rekan kerja. Jika kita lihat berdasarkan bentuknya kredibilitas
sendiri dibedakan menjadi 3 yaitu (Hafied Cangara, 2007: 92,93):
Laporan, Penelitian Skripsi | 54
1. Initial Credibility: Dimana seorang komunikator tersebut dapat
memperoleh kredibilitasnya sebelum proses komunikasi.
2. Derived Credibility: Dimana seseorang tersebut dapat memperoleh
kredibilitasnya ketika dalam proses komunikasi berlangsung.
3. Terminal Credibility: Seorang komunikator dapat memperoleh
kredibilitasnya setelah seorang pendengar atau pembaca mengikuti
ulasanya.
Komunikasi yang baik merupakan kunci utama untuk membentuk
kredibilitas komunikator bagi seseorang. Karena dengan komunikasi yang baik itu
nantinya pesan yang akan disampaikan oleh seorang komunikator mampu
tersampaikan secara baik dan efektif. Begitu pula untuk menjadi seorang
komunikator yang baik juga harus memiliki jiwa kredibilitas yang baik pula,
terlebih jika seorang komunikator tersebut merupakan seorang yang memimpin
suatu sistem kerja sehingga dalam penyampaian pesan dan pengarahan yang
nantinya dapat di terima baik oleh rekan kerjanya. Aristotes mengatakan bahwa
kredibilitas yang baik itu dapat di peroleh seseorang jika seorang komunikator
tersebut memiliki: Ethos (Kekuatan yang di cerminkan dari karakter pribadi dari
seorang pembicara), Pathos (kekuatan yang di cerminkan oleh pembicara dalam
hal jika pembicara tersebut mampu mengendalikan emosi dari pendengar), Logos
(Kekuatan yang dimiliki oleh seorang komunikator dilihat dari argumentasinya
tersebut) (Hafied Cangara, 2007: 91)
Kredibilitas yaitu suatu kepercayaan dari pihak lain kepada seseorang. Jika
kredibilitas oleh seorang komunikator akan sangat berpengaruh atas efektif
Laporan, Penelitian Skripsi | 55
tidaknya penyampaian pesan kepada komunikan. Jika eorang komunikator akan
menyampaikan sebuah pesan yang “penting” atau “resmi”, sehingga komunikator
hendaknya merupakan seseorang yang mengetahui masalah atau sangat kompeten
di bidangnya sehingga khalayak (komunikan) akan mudah mempercayainya. Jika
sebuah pesan itu disampaikan oleh seseorang yang memiliki kredibilitas yang
kurang atau bahkan tidak ada, tentu saja pesan yang akan disampaikan kepada
komunikanpun tidak efektif (Atep Adya Barata, 2003: 58,59). Menurut Jalaludin
Rakhmat kredibilitas komunikator dibagi menjadi beberapa elemen, yaitu :
(Wahyuni Pudjiastuti, 2016: 87,88,89)
1. Keahlian : Dalam hal ini berkaitan dengan topik yang di bahas, dimana
seorang komunikator harus memiliki keahlian, kecerdasan, pengetahuan,
dan pengalaman banyak terkait dengan topik komunikasi.
2. Kepercayaan : Berkaitan dengan watak dari komunikatornya, elemen ini
dapat dilihat dari kejujurannya, adil, memiliki moral yang baik, sopan
tulus dan sebagainya.
3. Dinamisme : Elemen ini berkaitan dengan bagaimana cara berkomunikasi,
dalam hal ini seorang komunikator harus dapat mengkomunikasikan
dengan semangat, aktif dan menyamaikan pesan – pesannya dengan tegas.
4. Sosiabilitas : kesan periang, senang bergaul dan ramah, pada elemen ini
seorang komunikator dengan kriteria seperti ini akan lebih di perhatikan
oleh seorang komunikan sehingga efektif untuk mempengaruhinya.
5. Koorientasi : Dianggap mewakili kelompok yang disenangi atau
nilai yang di anut.
Laporan, Penelitian Skripsi | 56
6. Karisma : sifat luar biasa yang dimiliki dalam menarik dan mengendalikan
komunikasi.
Kredibilitas bagi seorang pemimpin pada dunia pekerjaan seperti di
pertelevisian sangatlah penting, karena mengingat akan kredibilitas dijadikan
sabagi tolak ukur akan kemampuan seseorang dan bagaimana tingkat kepercayaan
akan sesama rekan kerja, maupun bawahan terhadap kemampuan atau keahlian
yang dimiliki pimpinannya. Terlebih bagi seorang floor director membangun
kredibilitas sangatlah salah satu hal yang sangat penting, mengingat dimana
seorang FD bertanggungjawab penuh atas penyampaian pesan yang disampaikan
oleh PD kepada seluruh kru yang berada di dalam studio. Singkat kata FD dapat
dikatakan sebagai seorang pemimpin didalam studio, sehingga dengan kredibilitas
yang dimilikinya mampu menciptakan rasa kepercayaan semua kru yang berada
didalam studio terhadap setiap arahan yang nantinya akan diberikan oleh FD. Dan
tidak di pungkiri dengan sebuah kredibilitas yang baik oleh seorang pemimpin
akan menciptakan suasana sistem kerja yang baik pula, terlebih seorang pemimpin
yang baik mampu menjadikan dirinya sebagai role model bagi rekan kerjanya.
B. Penelitian Sebelumnya
Pada penelitian kali ini, peneliti sebelumnya mengawali dengan menelaah dan
menggali informasi akan penelitian yang terdahulu atau penelitian sebelumnya
yang berkaitan dengan penelitian peneliti. Sehingga dalam penelitian kali ini
peneliti mendapatkan acuan sebagai pendukung, pelengkap serta bahan
perbandingan baik itu kekurangan maupun kelebihan yang telah ada sebelumnya,
Laporan, Penelitian Skripsi | 57
sehingga dalam penyusunan skripsi peneliti dengan harapan penelitian ini akan
lebih memadai.
Namun tak terlepas hanya pada skripsi sebelumnya saja peneliti juga
mengambil beberapa refrensi baik dari buku maupun jurnal yang terkait dengan
penelitian kali ini, guna nantinya data maupun refrensi dalam pengerjaan
penelitian ini akan lebih lengkap dan mendapatkan informasi serta pengetahuan
yang lebih. Penelitian sebelumnya yang peneliti gunakan sebagai acuan yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Viva Resthie d’Lavida pada tahun 2013 dari
Universitas Komputer Indonesi Bandung. Pada tinjauan pustaka kali ini peneliti
membuat table untuk menjelaskan lebih dalam lagi dalam perbandingan dengan
penelitian kali ini.
Laporan, Penelitian Skripsi | 58
No Judul
Penelitian
Nama
Penelit
i
Subjek
peneliti
an
Objek
penelitian
Metode
yang
Digunakan
Hasil
Penelitian
Perbedaan
dengan penelitian
ini
1 Kredibilitas
Floor
Director
Dalam
Produksi
Program
Acara (Studi
Deskriptif
Kredibilitas
Floor
Director
Pada
Program
Acara
Buaya Show
Di Studio
Indosiar )”
Viva
Resthie
d’Lavida
Floor
director
Indosiar
Kredibilita
s Floor
director
Program
Buaya
show
Indosiar
Deskriptif
Pendekatan
Kualitatif
Dimana
Floor
director
pada
program
acara Buaya
Show ini
dapat
memberikan
kontribusi
yang layak.
Dimana FD
pada
program ini
memiliki
rasa
kredibilitas
yang tinggi
dalam
menciptaka
n suasana
yang baik di
lapangan,
namun
relevan,
obyektif,
fleksibel,
menarik,
dan tentu
berkualitas.
Pada penelitian
Viva Resthie
d’Lavida hanya
mengetahui
bagaimana
kredibilitas FD
pada program satu
talk show saja
yaitu buaya show
di Indosiar.
Sedangkan dalam
penelitian ini,
peneliti ingin
mengetahui
bagaimanakah
kredibilitas dari
seorang FD pada
dua program yang
berbeda yaitu
program variety
show dan program
berita / news yang
nantinya peneliti
akan melakukan
perbandingan
terhadap
kredibilitas dari
kedua FD tersebut.
2 “Kredibilita
s Reporter
TVRI Jabar
ditinjau
Wendi
Prayudi
Febrianto
Reporter
Stasiun
TVRI
Jawa
Kredibilita
s Reporter
TVRI Jabar
Deskriptif
Pendekatan
Kualitatif
Unsur
Penunjang
Kredibilita
s Reporter
Dalam penelitian
ini lebih terfokus
tentang bagaimana
kredibilitas
Laporan, Penelitian Skripsi | 59
dalam
kemudahan
perolehan
berita aktual
“Jabar
Dalam
Berita”
Barat. TVRI Jabar
yaitu
kepercayaa
n reporter,
Dinamisme
, Keahlian.
Dan
Kredibilita
s seseorang
tidak dapat
dinilai oleh
diri sendiri
melainkan
orang
lainlah
yang
mampu
menilai
kredibilitas
seseorang.
seorang reporter
dalam kemudahan
memperoleh berita
dalam berita
aktual. Sedangkan
dalam penelitian
peneliti lebih
terfokus
bagaimana
kredibilitas FD
pada program
variety show dan
news. Yang
nantinya peneliti
akan
membandingkan
kredibilitas pada
dua program yang
berbeda.
Laporan, Penelitian Skripsi | 60
Tabel. 2.1. Penelitian Sebelumnya
Berdasarkan pada tabel di atas dalam penelitian yang di lakukan oleh peneliti
dan peneliti sebelumnya memang tidaklah jauh berbeda. Namun dalam penelitian
ini peneliti ingin lebih mengembangkan kepada kedua program yang jelas sangat
berbeda. Sehingga yang membedakan dari penelitian sebelumnya adalah
bagaimana fokus penelitian yang di teliti pada program. Dimana pada penelitian
3
Kredibilitas
Reporter
Padjajaran
Tv Bandung
Dalam
Reportase
Berita
Jurnal
Bandung
Ferry
Yuniar
Reporter
Panjajar
an TV
Bandung
Kredibilitas
Reporter
Panjajaran
TV
Bandung
Deskriptif
Pendekatan
Kualitatif
Reporter
Pandjadjara
n TV
bandung
dapat
dikatakan
memiliki
kredibilitas
yakni dilihat
dari unsur
kredibilitas :
keahlian,
kepercayaan
,
dinamisme,
sosialbilitas,
koorientasi,
dan
kharisma.
Dalam penelitian
ini lebih terfokus
tentang bagaimana
kredibilitas
seorang reporter
dalam reportase
berita jurnal
bandung.
Sedangkan dalam
penelitian peneliti
lebih terfokus
bagaimana
kredibilitas FD
pada program
variety show dan
news. Yang
nantinya peneliti
akan
membandingkan
kredibilitas pada
dua program yang
berbeda.
Laporan, Penelitian Skripsi | 61
ini peneliti mengambil dua program yaitu program acara yaitu program variety
show dan program berita (news) yang kemudian peneliti akan melakukan
perbandingan dari kredibilitas yang di bangun.
Plengkung gading sendiri merupakan program variety show yang selalu
mengangkat tema tentang persoalan apapun yang ada di Yogyakarta. Terutama
pada persoalan sosial, dimana plengkung gading berusaha memadukan informasi
dan hiburan secara bersamaan. Sehingga dalam penayangannya plengkung gading
menampilkan berbagai hiburan seperti fashion show, live band, dan tarian. Untuk
lebih menghidupkan suasana plengkung gading sendiri mendatangkan penonton
(audien).
Program berita (news) yaitu “Jogja Dalam Berita” yang merupakan salah satu
program berita dari TVRI Yogyakarta yang dikemas secara apik dengan membagi
tiga segmen yang berbeda yaitu pada segmen pertama membahas atau
menginformasikan terkait berita yang memiliki nilai jurnalistik, segmen ke dua
membahas tentang sebuah dialog aktual dimana dalam segmen ini juga
menghadirkan seorang narasumber yang telah terpercaya, dan pada segmen ketiga
membahas atau menginformasikan terkait berita mini feature. Dengan perbedaan
kedua program itu tadi peneliti berharap nantinya penelitian kali ini akan lebih
berkembang lagi dan memberikan refrensi bagi orang lain untuk bagaimana
menjadi seorang pemimpin yang memiliki kredibilitas yang baik dengan konsep
acara yang berbeda.