19
4 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Konsep Tazkiyatun Nafs telah banyak diteliti dari berbagai sumber, aspek, dan kebutuhan peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, yaitu: 1. Skripsi Riyan Pramono Putra berjudul “Konsep Tazkiyatu al-Nafs dan implikasinya terhadap Pendidikan Islam” tahun 2014 Universitas Pendidikan Indonesia. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa secara umum Tazkiyatu Al-Nafs adalah proses penyucian jiwa dari perbuatan dosa, pengembangan jiwa manusia mewujudkan potensi-potensi menjadi kualitas moral yang luhur (akhlakul karimah), proses pertumbuhan, pembinaan akhlakul karimah (prilaku mulia) dalam diri dan kehidupan manusia. Implikasi konsep Tazkiyatu Al-Nafs sebenarnya mengarahkan pada pembentukan pribadi muslim yang mulia. Proses pendidikan yang integratif dalam tataran praktis berorientasi pada tiga aspek, yakni iman, ilmu dan amal. Tujuan pendidikan mengarah pada dua sasaran yakni kesempurnaan insani yang tujuannya adalah taqarrub (mendekatkan diri) kepada, dan kesempurnaan insani yang tujuannya kebahagiaan dunia dan akhirat. Penelitian ini memiliki persamaan yaitu sama-sama meneliti tazkiyatun nafs. Perbedaannya adalah pada skripsi tersebut meneliti implikasi tazkiyatun nafs terhadap pendidikan Islam. 2. Skripsi Hendra Prabawa yang berjudul Pendidikan Akhlak Dalam Pandangan Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah( Aspek pembentuk akhlak Konsep Tazkiyatun Nafs…, Dwi Murtanti, Fakultas Agama Islam UMP, 2017

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustakarepository.ump.ac.id/4562/3/BAB II_DWI MURTANTI_PAI'17.pdf · dan membedakan. Kedua adalah kekuatan untuk berkehendak dan ... angan semu, ketiga

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustakarepository.ump.ac.id/4562/3/BAB II_DWI MURTANTI_PAI'17.pdf · dan membedakan. Kedua adalah kekuatan untuk berkehendak dan ... angan semu, ketiga

4

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Konsep Tazkiyatun Nafs telah banyak diteliti dari berbagai sumber,

aspek, dan kebutuhan peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil

beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, yaitu:

1. Skripsi Riyan Pramono Putra berjudul “Konsep Tazkiyatu al-Nafs dan

implikasinya terhadap Pendidikan Islam” tahun 2014 Universitas Pendidikan

Indonesia. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa secara

umum Tazkiyatu Al-Nafs adalah proses penyucian jiwa dari perbuatan dosa,

pengembangan jiwa manusia mewujudkan potensi-potensi menjadi kualitas

moral yang luhur (akhlakul karimah), proses pertumbuhan, pembinaan akhlakul

karimah (prilaku mulia) dalam diri dan kehidupan manusia. Implikasi konsep

Tazkiyatu Al-Nafs sebenarnya mengarahkan pada pembentukan pribadi muslim

yang mulia. Proses pendidikan yang integratif dalam tataran praktis berorientasi

pada tiga aspek, yakni iman, ilmu dan amal. Tujuan pendidikan mengarah pada

dua sasaran yakni kesempurnaan insani yang tujuannya adalah taqarrub

(mendekatkan diri) kepada, dan kesempurnaan insani yang tujuannya

kebahagiaan dunia dan akhirat.

Penelitian ini memiliki persamaan yaitu sama-sama meneliti

tazkiyatun nafs. Perbedaannya adalah pada skripsi tersebut meneliti

implikasi tazkiyatun nafs terhadap pendidikan Islam.

2. Skripsi Hendra Prabawa yang berjudul Pendidikan Akhlak Dalam

Pandangan Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah( Aspek pembentuk akhlak

Konsep Tazkiyatun Nafs…, Dwi Murtanti, Fakultas Agama Islam UMP, 2017

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustakarepository.ump.ac.id/4562/3/BAB II_DWI MURTANTI_PAI'17.pdf · dan membedakan. Kedua adalah kekuatan untuk berkehendak dan ... angan semu, ketiga

5

terpuji dan tercela ) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek-

aspek pembentuk akhlak terpuji maupun akhlak tercela dalam pandangan

Imam Ibnu Qayyim Al- Jauziyyah. Kesimpulan yang dapat diambil dari

penelitian ini adalah Pertama aspek pembentuk akhlak terpuji adalah

dengan memenuhi apa yang diserukan Allah dan Rasul-Nya, yaitu Ilmu

dan Iman. Kemudian yang bisa membentuk akhlak terpuji apabila hati

mau mengetahui, menghendaki dan mengutamakan kebenaran yaitu

dengan menggunakan dua kekuatan : Pertama adalah untuk mengetahui

dan membedakan. Kedua adalah kekuatan untuk berkehendak dan

mencintai. Dan aspek yang terakhir yang bisa membentuk akhlak terpuji

adalah dengan menjadikan Allah sebagai satu-satunya Ilah dari segi

beribadah dan meminta pertolongan. Kedua : Aspek-aspek pembentuk

akhlak tercela yang bisa merusak hati pertama adalah banyak bergaul

dengan teman yang jelek akhlaknya, kedua : tenggelam dalam angan-

angan semu, ketiga : bergantung kepada selain Allah, artinya melakukan

dosa syirik kepada Allah dalam beribadah dan meminta pertolongan

kepada selain Allah, yang keempat : dikarenakan makan dari segi zatnya

dan ukurannya, dan aspek kelima adalah karena banyak tidur. Dan ada

beberapa aspek tipu daya dari syetan terhadap manusia yang

menyebabkan akhlak tercela diantaranya syetan menghiasi kemaksiatan

dengan keindahan-keindahan, syetan membisikkan manusia agar

mengandalkan akal pikiran dan hawa nafsu, agar selalu berbaik sangka

Konsep Tazkiyatun Nafs…, Dwi Murtanti, Fakultas Agama Islam UMP, 2017

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustakarepository.ump.ac.id/4562/3/BAB II_DWI MURTANTI_PAI'17.pdf · dan membedakan. Kedua adalah kekuatan untuk berkehendak dan ... angan semu, ketiga

6

terhadap diri sendiri, menutup diri dan sombong, dan yang terakhir

adalah menggoda manusia untuk berbangga diri.

Penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan penelitian ini yaitu

sama-sama meneliti pemikiran Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah. Perbedaannya

terletak pada aspek yang diteliti, skripsi tersebut meneliti konsep

pendidikan akhlak.

3. Skripsi Lusi Farida yang berjudul “Pendidikan Anak Usia Remaja dalam

Perspektif Pendidikan Islam” Tahun 2016, Universitas Muhammadiyah

Purwokerto. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pendidikan anak usia

remaja dalam perspektif pendidikan Islam sangatlah penting untuk

membekali pada masa-masa selanjutnya, caranya adalah dengan

menanamkan nilai-nilai agama untuk mencegah kenakalan remaja.

tujuannya adalah agar remaja muslim memiliki akhlakuk karimah.materi

yang perlu diberikan : pendidikan al-Qur‟an, pendidikan ibadah dan

pendidikan sosial. metode yang digunakan meliputi keteladanan,

pembiasaan, nasehat dan diskusi.

Persamaan dengan penelitian tersebut adalah sama-sama

membahas perspektif pendidikan Islam, namun berbeda pada aspek lain

yang diteliti. Penelitian tersebut meneliti pendidikan anak usia remaja.

B. Landasan Teori

Penelitian ini menggunakan tiga kata kunci (keyword) yaitu Konsep

Tazkiyatun Nafs, Pendidikan akhlak dan Ibnu Qayyim al Jauziyyah.

Konsep Tazkiyatun Nafs…, Dwi Murtanti, Fakultas Agama Islam UMP, 2017

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustakarepository.ump.ac.id/4562/3/BAB II_DWI MURTANTI_PAI'17.pdf · dan membedakan. Kedua adalah kekuatan untuk berkehendak dan ... angan semu, ketiga

7

1. Konsep

Zed menyatakan bahwa konsep adalah “pengertian”, “hasil

tangkapan” pikiran terhadap sesuatu atau gejala tertentu. Terkadang

disebut ide umum atau gagasan tentang sesuatu secara umum sehingga

dapat dibedakan cirinya dari yang lain (Zed, 2015: 19).

Tidak jauh berbeda dengan Zed, Majid mendefinisikan konsep

sebagai sekelompok objek, atau peristiwa atau simbol yang memiliki

karakteristik umum yang sama dan diidentifikasikan dengan nama yang

sama. Misalnya konsep tentang manusia, hari akhir surga dan neraka.

Adapun materi konsep berupa pengertian, definisi, hakikat inti isi (Majid,

2012: 46) .

Soedjadi berpendapat bahwa konsep adalah ide abstrak yang

dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang

pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau Rangkaian kata

(Soedjadi, 2000: 14)

Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, konsep memiliki

pengertian sebagai berikut :

1. Rancangan atau buram surat dan sebagainya.

2. Ide atau pengertian yang diabstrakkan dari pengertian dari

peristiwa konkret.

3. Gambaran mental dari objek, proses atau apapun yang ada di luar

bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

lain yang mengonsep.

Konsep Tazkiyatun Nafs…, Dwi Murtanti, Fakultas Agama Islam UMP, 2017

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustakarepository.ump.ac.id/4562/3/BAB II_DWI MURTANTI_PAI'17.pdf · dan membedakan. Kedua adalah kekuatan untuk berkehendak dan ... angan semu, ketiga

8

Kesimpulan yang peneliti ambil dari definisi tersebut di atas

adalah bahwa konsep adalah ide atau gagasan yang mewakili suatu objek,

proses atau apapun dengan karakteristik atau ciri umum yang sama.

Materi konsep berupa pengertian, definisi dan hakikat inti isi.

Setiap peneliti memiliki perbedaan dalam menuangkan ide atau

gagasannya, dalam penelitian ini peneliti membatasi penguraian konsep

tazkiyatun nafs Ibnu Qayyim pada empat hal, yaitu pengertian, tujuan,

metode dan manfaat.

2. Perspektif

Pengertian perspektif menurut para pakar adalah sebagai berikut :

a. Ardianto dan Q. Anees

Perspektif adalah cara pandang atau sudut pandang kita terhadap

sesuatu (Ardianto, 2007).

b. Martono

Martono menyebutkan bahwa perspektif adalah suatu cara

pandang terhadap sesuatu masalah yang terjadi, atau sudut pandang

tertentu yang digunakan dalam melihat suatu fenomena.

Berdasarkan dua pengertian tersebut, peneliti mengambil

kesimpulan bahwa perspektif merupakan cara pandang atau sudut

pandang terhadap sesuatu.

Konsep Tazkiyatun Nafs…, Dwi Murtanti, Fakultas Agama Islam UMP, 2017

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustakarepository.ump.ac.id/4562/3/BAB II_DWI MURTANTI_PAI'17.pdf · dan membedakan. Kedua adalah kekuatan untuk berkehendak dan ... angan semu, ketiga

9

3. Tazkiyatun Nafs

a. Pengertian Tazkiyatun Nafs

Meninjau dari segi etimologis, Tazkiyatun Nafs terdiri dari dua

kata, yaitu tazkiyah dan an-nafs. Lafadz bentuk masdar dari

fi‟l madhi (lampau) dan dari fi‟l mudhori yang artinya

“mensucikan” atau “membersihkan”, sebagian ulama mengartikan

pula ”tumbuh besar” dan ”makin banyak” (Yunus, 2007 : 156).

Lafadz -- memiliki arti Roh, nyawa, tubuh

diri seseorang, darah, niat, orang, kehendak (Yunus, 2007 : 462).

Sedangkan lafadz dalam al-Quran memiliki makna

bervariasi, diantaranya adalah :

1) Pertama, “nafs” yang diartikan sebagai jiwa, sesuai dengan

makna kandungan surat al-Fajr : 27-30.

” Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan

hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam

jama'ah hamba-hamba-Ku, Masuklah ke dalam syurga-Ku”

2) Kedua, ”nafs didefinisikan sebagai ”nyawa”, terdapat dalam

surat Ali Imran: 185

Konsep Tazkiyatun Nafs…, Dwi Murtanti, Fakultas Agama Islam UMP, 2017

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustakarepository.ump.ac.id/4562/3/BAB II_DWI MURTANTI_PAI'17.pdf · dan membedakan. Kedua adalah kekuatan untuk berkehendak dan ... angan semu, ketiga

10

“ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan

Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan

pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan

ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan

dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”

3) Ketiga, surat Yusuf: 53 menggunakan arti lafadz “hawa nafsu”.

“ Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena

Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan,

kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya

Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang”

4) Keempat, beberapa tokoh memaknainya dengan “kekuatan” atau

“ego” sebagaimana terdapat dalam surat al-An‟am : 164.

“ Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah,

Padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. dan tidaklah

seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali

kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan

memikul dosa orang lain. kemudian kepada Tuhanmulah kamu

Konsep Tazkiyatun Nafs…, Dwi Murtanti, Fakultas Agama Islam UMP, 2017

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustakarepository.ump.ac.id/4562/3/BAB II_DWI MURTANTI_PAI'17.pdf · dan membedakan. Kedua adalah kekuatan untuk berkehendak dan ... angan semu, ketiga

11

kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu

perselisihkan."

Dalam bahasa Arab lafadz identik dengan istilah jiwa,

sebagaimana istilah ini digunakan dalam bahasa indonesia.

Bahasa Yunani menyebutkan jiwa dengan “psyche” serta kata

“soul” dipergunakan dalam bahasa inggris (Asy‟arie, : 24-25).

Adz-Dzaky menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan

penyucian diri (tazkiah) ialah suatu upaya untuk menghilangkan

atau melenyapkan segala kotoran dan najis yang terdapat dalam

diri seseorang secara psikologis dan rohaniah. Sedangkan objek

yang disucikan adalah bekasan pengingkaran dan kedurhakaan

yang melekat pada jiwa, qalb, akal fikiran, inderawi dan fisik,

sehingga cahaya ketuhanan tidak dapat memancarkan sinarnya

atau cahaya itu kembali kehadirat Allah subhana wa ta‟ala

dikarenakan kekotoran tempat pelabuhannya kotor (Adz-Dzaky,

2004 : 433).

Melihat dari beberapa pengertian di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa Tazkiyatun Nafs adalah penyucian jiwa. Walaupun para ahli

berbeda pandangan dan metode dalam upaya mensucikan jiwa, namun

dapat dikatakan bahwa semuanya mengacu kepada satu tujuan yaitu

kebersihan atau kesucian jiwa. Selanjutnya istilah penyucian jiwa dalam

penelitian ini peneliti menggunakan istilah Tazkiyatun Nafs.

4. Pendidikan Islam

Konsep Tazkiyatun Nafs…, Dwi Murtanti, Fakultas Agama Islam UMP, 2017

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustakarepository.ump.ac.id/4562/3/BAB II_DWI MURTANTI_PAI'17.pdf · dan membedakan. Kedua adalah kekuatan untuk berkehendak dan ... angan semu, ketiga

12

a. Pengertian Pendidikan Islam

Pendidikan Islam adalah perubahan sikap dan tingkah laku

sesuai dengan ajaran Islam. Secara umum, pendidikan Islam adalah

pembentukkan kepribadian Islam, karena pendidikan Islam itu lebih

banyak ditunjukkan kepada perbaikan sikap mental yang akan

terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan sendiri maupun

orang lain (Daradjat, 2000: 28). Pendidikan Islam menurut Mujib

(2006: 27), adalah proses transinternalisasi pengetahuan dan nilai-

nilai Islam kepada peserta didik melalui upaya pengajaran,

pembiasaan, bimbingan, pengasuhan, pengawasan, dan potensinya

guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup dunia dan

akhirat.

Menurut para ahli sebagaimana dikutip oleh Mansyur (2009:

328) Pendidikan Islam adalah sebagai berikut :

1) Menurut Ahmad D. Marimba, Pendidikan Islam adalah

bimbinhgan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum

agama Isla menjuju kepada terbentuknya kepribadian utama

menurut aturan-aturan Islam

2) Menurut Muhaimin, pendidikan agama Islam adalah proses

mengubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi,

masyarakat dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran

sebagai suatu aktifitas asasi sebagai profesi diantara profesi-

profesi asasi dalam masyarakat.

Konsep Tazkiyatun Nafs…, Dwi Murtanti, Fakultas Agama Islam UMP, 2017

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustakarepository.ump.ac.id/4562/3/BAB II_DWI MURTANTI_PAI'17.pdf · dan membedakan. Kedua adalah kekuatan untuk berkehendak dan ... angan semu, ketiga

13

Berdasarkan definsisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pendidikan Islam adalah suatu proses untuk menanamkan

pengetahuan dan nilai-nilai Islam pada peserta didik untuk

membentuk kepribadian muslim sehingga akan terwujud

kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat.

b. Sumber Pendidikan Islam

Pendidikan islam sebagai usaha yang dilakukan untuk

mendidik manusia supaya dapat tumbuh dan berkembang serta

memiliki potensi atau kemampua sebagaimana mestinya, tentu juga

memiliki landasan. Mujib (2008 : 31-34) menyebutkan sumber

pendidikan Islam terbagi menjadi:

1) Al Qur‟an

Pendidikan Islam yang ideal selamanya harus mengacu

pada nilai dasar al-Qur‟an. Di dalam al-Qur‟an memuat Sejarah

Pendidikan Islam dan nilai-nilai normatif pendidikan Islam, hal

itu sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan Islam.

2) As-Sunnah

Sunnah adalah segala sesuatu yang dinukilkan kepada

Nabi, dalam as-Sunnah banyak digambarkan corak pendidikan

yang dicontohkan oleh Nabi.

3) Kata-kata Sahabat (Madzhab Shahabi)

Mengutip Fazlurrahman, bahwa sahabat memiliki

karakteristik :

Konsep Tazkiyatun Nafs…, Dwi Murtanti, Fakultas Agama Islam UMP, 2017

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustakarepository.ump.ac.id/4562/3/BAB II_DWI MURTANTI_PAI'17.pdf · dan membedakan. Kedua adalah kekuatan untuk berkehendak dan ... angan semu, ketiga

14

(a) Tradisi yang sesuai sunnahm karena langsung bertemu Nabi

(b) Kandungan yang khusus dan aktual tradisi sahabat sebagian

besar produk sendiri.

(c) Unsur kreatif dari kandungan merupakan ijtihad personal

yang telah mengalami kristalisasi dalam ijma‟.

(d) Praktik alamiahsahabat identik dengan ijma‟

4) Kemaslahatan umat (Mashalil al-Mursalah)

Kemaslahatan umat yang dapat dijadikan sumber

setidaknya memiliki tiga kriteria sebagai berikut

(a) Benar-benar membawa kemaslahatan dan menolak

kerusakan-kerusakan

(b) Bersifat universal

(c) Tidak bertentangan dengan al-Qur‟an dan Hadits

5) Tradisi atau adat kebiasaan masyarakat („urf)

Tradisi dapat digunakan sebagai sumber pendidikan

Islam dengan syarat :

(a) Tidak bertentangan dengan al-Qur‟an dan as-Sunnah

(b) Tidak bertentangan dengan akal sehat dan tabiat yang

sejahtera

(c) Tidak menimbulkan kemudharatan

6) Ijtihad

Ijtihad dilakukan jika seautu keadaan tidak ditemukan

sumbernya di dalam al-Qur‟an dan as-Sunnah, jika hasil ijtihad

Konsep Tazkiyatun Nafs…, Dwi Murtanti, Fakultas Agama Islam UMP, 2017

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustakarepository.ump.ac.id/4562/3/BAB II_DWI MURTANTI_PAI'17.pdf · dan membedakan. Kedua adalah kekuatan untuk berkehendak dan ... angan semu, ketiga

15

maka ia mendapat dua pahala, jika salah maka ia mendapat satu

pahala karena kesungguhannya.

c. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan pendidikan Islam ialah membina dan mengembalikan

manusia kepada fitrahnya, yaitu kepada rububbiyyah sehingga

mewujudkan manusia yang berjiwa tauhid, takwa kepada Allah

SWT, rajin beramal shalih, serta berakhlakul karimah (Muchtar,

2008: 128)

Menurut Daradjat (2011: 29), tujuan pendidikan Islam

meliputi tujuan umum, tujuan akhir, tujuan sementara dan tujuan

operasional sebagai berikut:

1) Tujuan Umum

Tujuan umum pendidikan Islam harus dikaitkan pula

dengan tujuan pendidikan nasional negara tempat pendidikan

Islam itu dilaksanakan dan harus dikaitkan pula dengan tujuan

institusional lembaga yang menyelenggarakan pendidikan itu.

Tujuan umum itu tidak dapat dicapai kecuali setelah melalui

proses pengajaran, pengalaman, pembiasaan, penghayatan dan

keyakinan akan kebenarannya.

2) Tujuan Akhir

Pendidikan Islam itu berlangsung selama hidup, maka

tujuan akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah

berakhir pula. Tujuan umum yang berbentuk insan kamil dengan

Konsep Tazkiyatun Nafs…, Dwi Murtanti, Fakultas Agama Islam UMP, 2017

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustakarepository.ump.ac.id/4562/3/BAB II_DWI MURTANTI_PAI'17.pdf · dan membedakan. Kedua adalah kekuatan untuk berkehendak dan ... angan semu, ketiga

16

pola takwa dapat mengalami perubahan naik turun, bertambah

dan berkurang dalam perjalanan hidup seseorang. Perasaan,

lingkungan dan pengalaman dapat mempengaruhinya. Karena

itulah, pendidikan Islam itu berlaku selama hidup untuk

menumbuhkan, memupuk, mengembangkan, memelihara dan

mempertahankan tujuan pendidikan yang telah dicapai. Orang

yang sudah takwa dalam bentuk insan kamil, masih perlu

mendapatkan pendidikan dalam rangka pengembangan dan

penyempurnaan, sekurang-kurangnya pemeliharaan supaya tidak

luntur dan berkurang, meskipun pendidikan oleh diri sendiri dan

bukan dalam pendidikan formal.

3) Tujuan Sementara

Tujuan sementara bentuk insan kamil dengan pola takwa

sudah kelihatan meskipun dalam ukuran sederhan, sekurang-

kurangnya beberapa ciri pokok sudah kelihatan pada pribadi

anak didik. Tujuan pendidikan Islam seolah-olah merupakan

suatu lingkaran yang pada tingkat paling rendah mungkin

merupakan lingkaran kecil. Semakin tinggi tingkat

pendidikannya, lingkaran tersebut semakin besar. Tetapi sejak

dari tujuan pendidikan tingkat permulaan, bentuk lingkarannya

sudah harus kelihatan.

4) Tujuan Operasional

Konsep Tazkiyatun Nafs…, Dwi Murtanti, Fakultas Agama Islam UMP, 2017

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustakarepository.ump.ac.id/4562/3/BAB II_DWI MURTANTI_PAI'17.pdf · dan membedakan. Kedua adalah kekuatan untuk berkehendak dan ... angan semu, ketiga

17

Tujuan operasional ini lebih banyak dituntut dari anak

didik suatu kemampuan dan ketrampilan tertentu. Sifat

operasionalnya lebih ditonjolkan dari sifat penghayatan dan

kepribadian. Untuk tingkat yang paling rendah, sifat yang berisi

kemampuan dan keterampilanlah yang ditonjolkan. Misalnya,

dapat berbuat, terampil melakukan, lancar mengucapkan,

mengerti, memahami, meyakini dan menghayati adalah soal

kecil. Pada masa permulaan yang penting ialah anak didik

mampu dan terampil berbuat, baik perbuatan itu perbuatan lidah

(ucapan) ataupun perbuatan anggota badan lainnya. Kemampuan

dan ketrampilan yang dituntut pada anak didik, merupakan

sebagian kemampuan dan ketrampilan insan kamil yang

semakin sempurna (meningkat).

Pendidikan Islam memiliki tujuan umum, akhir,

sementara dan operasional yang menjelaskan bahwa pendidikan

Islam melalui proses pengajaran, pengalaman, pembiasaan,

penghayatan dan keyakinan untuk menumbuhkan, memupuk,

mengembangkan tujuan pendidikan yang telah dicapai untuk

menjadi insan kamil dengan pola takwa yang dituntut memiliki

ketrampilan dan kemampuan tertentu. Tujuan pendidikan Islam

terkait erat dengan tujuan penciptaan manusia sebagai Khalifah

dan Abdullah.

Konsep Tazkiyatun Nafs…, Dwi Murtanti, Fakultas Agama Islam UMP, 2017

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustakarepository.ump.ac.id/4562/3/BAB II_DWI MURTANTI_PAI'17.pdf · dan membedakan. Kedua adalah kekuatan untuk berkehendak dan ... angan semu, ketiga

18

Muzzayin arifin (2009: 34) menguraikan tujuan pendidikan

Islam adalah dimensi kehidupan yang mengandung nilai ideal islami

yang dapat dikategorikan sbb:

1) Dimensi yang mengandung nilai yang meningkatkan

kesejahteraan hidup di dunia. nilai ini mendorong manusia utk

mengelola dan memanfaatkan dunia agar menjadi bekal

kehidupan di akhirat.

2) Dimensi yang mendorong manusia untuk berusaha keras meraih

kehidupan yg membahagiakan di akhirat. tidak terbelenggu oleh

khdupan di dunia dan memberantas kemiskinan yang bisa jadi

ancaman yang menjerumuskan kepada kekafiran.

3) Dimensi yang mengandung nilai yang memadukan

(mengintegrasikan ) antara kepentingan hidup duniawi dan

ukhrawi. keseimbangan dan keserasian keduanya menjadi

penangkal dari pengaruh negatif.

Melihat beberapa pengertian di atas, peneliti mengambil

kesimpulan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah membina dan

mengembalikan manusia kepada fitrahnya sehingga terbentuk insan

kamil yang berorientasi kepada kesejahteraan hidup dunia dan

akhirat.

d. Materi Pendidikan Islam

Konsep Tazkiyatun Nafs…, Dwi Murtanti, Fakultas Agama Islam UMP, 2017

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustakarepository.ump.ac.id/4562/3/BAB II_DWI MURTANTI_PAI'17.pdf · dan membedakan. Kedua adalah kekuatan untuk berkehendak dan ... angan semu, ketiga

19

Menurut buku Pendidikan Anak dalam Islam, Abdullah

Nashih „Ulwan menyebutkan materi pendidikan Islam yang menjadi

tanggung jawab para pendidik adalah sebagai berikut :

1) Pendidikan Keimanan

Pendidikan Keimanan meliputi beberapa hal, yaitu :

a) Membuka kehidupan anak dengan kalimat tauhid

b) Mengajarkan perkara Halal-haram setelah ia berakal

c) Memerintah beribadah saat anak tuhuh tahun („Ulwan, 2015

: 112).

2) Pendidikan Moral

Mencakup pengetahuan tentang moral yang baik dan

tidak, serta mengarahkan agar seseorang memiliki moral yang

baik („Ulwan, 2015 : 131).

3) Pendidikan Fisik/jasmani

Berisi materi yang diberikan dengan tujuan untuk

menjaga kesehatan fisik dengan berbagai metode („Ulwan, 2015

: 163).

4) Pendidikan Rasio/akal

Pendidikan akal meliputi Kewajiban mengajar, tanggung

jawab pertumbuhan kesadaran intelektual dan tanggung jawab

kesehatan akal („Ulwan, 2015 : 200).

5) Pendidikan Kejiwaan

Konsep Tazkiyatun Nafs…, Dwi Murtanti, Fakultas Agama Islam UMP, 2017

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustakarepository.ump.ac.id/4562/3/BAB II_DWI MURTANTI_PAI'17.pdf · dan membedakan. Kedua adalah kekuatan untuk berkehendak dan ... angan semu, ketiga

20

Materi ini meliputi menjauhi perasaan minder, takut,

memiliki kekurangan dan Hasad („Ulwan, 2015 : 239).

6) Pendidikan Sosial Masyarakat

Meliputi Penanaman dasar-dasar kejiwaan yang mulia da

menjaga hak orang lain („Ulwan, 2015 : 290).

7) Pendidikan Seksual

Materi ini meliputi hal-hal tentang seksual. Bagaimana

seseorang mengenali dirinya sebagai laki-laki atau perempuan

dan bagaimana ia bersikap sesuai dengan kodrat masing-masing

(„Ulwan, 2015: 424).

e. Metode Pendidikan Islam

Mujib (2008 : 179) menjelaskan beberapa metode dalam

pendidikan Islam :

1) Metode Diakronis

Metode diakronis adalah metode mengajar ajaran Islam

dengan menonjolkan aspek sejarah, disebut juga metode

sosiohistoris. Wilayah metode ini lebih mengarah pada aspek

kognitif.

2) Metode Sinkronis-Analisis

Merupakan suatu metode pendidikan Islam yang

memberi kemampuan analisis-teoritis yang sangat berguna bagi

perkembangan keimanan dan mental intelek. dilakukan dengan

Konsep Tazkiyatun Nafs…, Dwi Murtanti, Fakultas Agama Islam UMP, 2017

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustakarepository.ump.ac.id/4562/3/BAB II_DWI MURTANTI_PAI'17.pdf · dan membedakan. Kedua adalah kekuatan untuk berkehendak dan ... angan semu, ketiga

21

berbagai teknik pengajaran, seperti diskusi, seminar, loka karya

dan sebagainya

3) Metode Problem Solving (Hill al-Musykilat)

Metode ini merupakan pelatihan peserta didik yang

dihadapkan pada berbagai masalah suatu cabang ilmu

pengetahuan dengan solusinya.

4) Metode Empiris (Tajribiyah)

Merupakan suatu metode mengajar yang memungkinkan

peserta didik mempelajari ajaran Islam melalui proses realisasi,

aktualisasi, serta internalisasi norma-norma dan kaidah Islam

melalui proses aplikasi yang menimbulkan interaksi sosial,

kemudian secara deskriptif proses-proses interaksi dapat

dirumuskan dalam suatu sistem norma baru (Tajdid).

5) Metode Induktif (al-Istiqraiyah)

Metode yang dilakukan oleh pendidik dengan cara

mengajarkan materi yang khusus (juz‟iyah) menuju pada

kesimpulan yang umum.

6) Metode Deduktif

Metode yang dilakukan oleh pendidik dalam pengajaran

ajaran Islam melali cara menampilkan kaidah yang umum

Konsep Tazkiyatun Nafs…, Dwi Murtanti, Fakultas Agama Islam UMP, 2017

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustakarepository.ump.ac.id/4562/3/BAB II_DWI MURTANTI_PAI'17.pdf · dan membedakan. Kedua adalah kekuatan untuk berkehendak dan ... angan semu, ketiga

22

kemudian menjabarkannya dengan berbagai contoh masalah

sehingga menjadi terurai.

5. Penegasan Istilah

Konsep tazkiyatun nafs Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam perspektif

pendidikan Islam dalam penelitian ini adalah bagaimana konsep tersebut

dipandang dari sisi pendidikan Islam.

Konsep Tazkiyatun Nafs…, Dwi Murtanti, Fakultas Agama Islam UMP, 2017