25
BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan Penelitian tentang implikatur masih dapat dilakukan lebih lanjut, baik penelitian yang bersifat melengkapi dengan menggunakan hasil-hasil yang sudah ada atau penelitian yang bersifat baru.Penelitian sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya sangat penting untuk dipahami dan dapat digunakan sebagai pedoman karena dapat digunakan sebagai sumber informasi dan bahan acuan yang sangat berguna untuk penelitian selanjutnya yang sejenis.Penelitian mengenai implikatur pernah dilakukan oleh Retno Wulandari (2012) dan Anis Permata Dewi (2012).Penelitian yang dilakukan oleh Retno Wulandari (2012) berjudul Kajian Implikatur Bahasa Penjual dan Pembeli Sayur di Pasar Banyumas Kecamatan Banyumas Kabupaten Banyumas.Penelitian yang dilakukan oleh Anis Permata Dewi berjudul Implikatur dalam Wacana Kolom Pojok “Semarangan” pada Harian Suara Merdeka. Penelitian mengenai implikatur yang dilakukan oleh Retno Wulandari yang berjudul Kajian Implikatur Bahasa Penjual dan Pembeli Sayur di Pasar Banyumas Kecamatan Banyumas Kabupaten Banyumas.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.Data pada penelitian ini berupa tuturan-tuturan penjual dan pembeli sayur di Pasar Banyumas Kecamatan Banyumas Kabupaten Banyumasyang mengandung implikatur.Sumber datanya adalah penjual dan pembeli sayur di Pasar 8 Analisis Wacana Pada…, Dyah Ayu Restiningtyas, FKIP, UMP, 2014

BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/2697/3/BAB II.pdfyang terdapat dalam bahasa penjual dan ... Kata tersebut kemudian ... yang berupa perkataan

  • Upload
    lythien

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/2697/3/BAB II.pdfyang terdapat dalam bahasa penjual dan ... Kata tersebut kemudian ... yang berupa perkataan

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Sejenis yang Relevan

Penelitian tentang implikatur masih dapat dilakukan lebih lanjut, baik

penelitian yang bersifat melengkapi dengan menggunakan hasil-hasil yang sudah ada

atau penelitian yang bersifat baru.Penelitian sejenis yang pernah dilakukan

sebelumnya sangat penting untuk dipahami dan dapat digunakan sebagai pedoman

karena dapat digunakan sebagai sumber informasi dan bahan acuan yang sangat

berguna untuk penelitian selanjutnya yang sejenis.Penelitian mengenai implikatur

pernah dilakukan oleh Retno Wulandari (2012) dan Anis Permata Dewi

(2012).Penelitian yang dilakukan oleh Retno Wulandari (2012) berjudul Kajian

Implikatur Bahasa Penjual dan Pembeli Sayur di Pasar Banyumas Kecamatan

Banyumas Kabupaten Banyumas.Penelitian yang dilakukan oleh Anis Permata Dewi

berjudul Implikatur dalam Wacana Kolom Pojok “Semarangan” pada Harian Suara

Merdeka.

Penelitian mengenai implikatur yang dilakukan oleh Retno Wulandari yang

berjudul Kajian Implikatur Bahasa Penjual dan Pembeli Sayur di Pasar Banyumas

Kecamatan Banyumas Kabupaten Banyumas.Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif kualitatif.Data pada penelitian ini berupa tuturan-tuturan penjual dan

pembeli sayur di Pasar Banyumas Kecamatan Banyumas Kabupaten Banyumasyang

mengandung implikatur.Sumber datanya adalah penjual dan pembeli sayur di Pasar

8 Analisis Wacana Pada…, Dyah Ayu Restiningtyas, FKIP, UMP, 2014

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/2697/3/BAB II.pdfyang terdapat dalam bahasa penjual dan ... Kata tersebut kemudian ... yang berupa perkataan

9

Banyumas Kecamatan Banyumas Kabupaten Banyumasyang berjumlah 5 los dengan

7 penjual dan 2 pegawai.Tujuan penelitian tersebut untuk mendeskripsikan implikatur

yang terdapat dalam bahasa penjual dan pembeli sayur di Pasar Banyumas Kecamatan

Banyumas Kabupaten Banyumas.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Anis Permata Dewi yang berjudul

Implikatur dalam Wacana Kolom Pojok “Semarangan” pada Surat Kabar Suara

Merdeka.Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif.Data pada penelitian ini

berupa tuturan yang terdapat dalam kolom pojok“Semarangan” pada Harian Suara

Merdekakhususnya yang mengandung implikatur di dalamnya. Sumber datanya

adalah wacana kolom pojok “Semarangan” pada Harian Suara Merdeka yang terbit

pada tanggal 2 Januari 2012 sampai dengan 29 Februari 2012, sebanyak 100 wacana

berbentuk dialog. Tujuan penelitian tersebut untuk mendeskripsikan penafsiran

terhadap jenis-jenis implikatur yang terkandung di balik percakapan kolom pojok

“Semarangan”pada Harian Suara Merdeka berdasarkan skemata, konteks tuturan,

prinsip kerjasama dan prinsip kesopanan.Dari kedua penelitian tersebut belum ada

yang melakukan penelitian mengenai implikatur dan tanda visual dalam wacana

komikDoraemon.Maka dari itu, peneliti tertarik untuk meneliti hal tersebut.

Dari penelitian tersebut memiliki perbedaan yang dilakukan oleh peneliti,

perbedaannya terdapat pada sumber data dan tujuan penelitian.Peneliti menggunakan

sumber data berupa wacana komik Doraemon, dengan tujuan penelitian

mendeskripsikan bentuk implikatur dan fungsi sistem tanda visual yang terdapat pada

wacana komik Doraemon edisi 2 sampai dengan edisi 8. Sedangkan peneliti Retno

Analisis Wacana Pada…, Dyah Ayu Restiningtyas, FKIP, UMP, 2014

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/2697/3/BAB II.pdfyang terdapat dalam bahasa penjual dan ... Kata tersebut kemudian ... yang berupa perkataan

10

Wulandari menggunakan sumber data berupa bahasa penjual dan pembeli sayur di

Pasar Banyumas dengan tujuan penelitian mendeskripsikan implikatur yang terdapat

dalam bahasa penjual dan pembeli sayur di Pasar Banyumas Kecamatan Banyumas

Kabupaten Banyumas dan peneliti Anis Permata Dewi menggunakan sumber data

berupa wacana kolom pojok “Semarangan” pada Surat kabar Suara Merdeka dengan

tujuan penelitian mendeskripsikan penafsiran terhadap jenis-jenis implikatur yang

terkandung di balik percakapan kolom pojok “Semarangan” pada harian Suara

Merdeka berdasarkan skemata, konteks tuturan, prinsip kerja sama dan prinsip

kesantunan.

B. Wacana

1. Pengertian Wacana

Douglas (dalam Mulyana, 2005:3) menjelaskan “Istilah wacana berasal dari

bahasa sansekerta wac/wak/vak, artinya berkata, berucap.Kata tersebut kemudian

mengalami perubahan menjadi wacana.Bentuk ana yang muncul di belakang adalah

sufiks (akhiran), yang bermakna membedakan (nominalisasi). Jadi kata wacana dapat

diartikan sebagai perkataanatau tuturan.Menurut(Mulyana, 2005: 21) menjelaskan

wacana adalah wujud atau bentuk bahasa yang bersifat komunikatif, interpretatif, dan

kontekstual.Artinya, pemakaian bahasa ini selalu mengandaikan terjadi secara

dialogis, perlu adanya kemampuan menginterpretasikan, dan memahami konteks

terjadinya wacana, sedangkan dalam (Alwi, 2003:419) wacana adalah rentetan kalimat

Analisis Wacana Pada…, Dyah Ayu Restiningtyas, FKIP, UMP, 2014

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/2697/3/BAB II.pdfyang terdapat dalam bahasa penjual dan ... Kata tersebut kemudian ... yang berupa perkataan

11

yang berkaitan yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain

membentuk kesatuan.

Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa wacana adalah

suatu bentuk atau wujud bahasa yang bersifat komunikatif, interpretatif, kontekstual

yang berupa perkataan atau tuturan yang lengkap dan terdiri dari rentetan kalimat

yang menghubungkan proposisi satu dengan proposisi lain membentuk kesatuan

bahasa yang lengkap.Wacana dapat diwujudkan dalam bentuk karangan yang utuh dan

di dalam kalimat atau kata terdapat amanat yang lengkap.Wacana membahas

hubungan konteks-konteks pada sebuah teks, pembahasan tersebut berfungsi

menjelaskan hubungan antar kalimat yang membentuk satu kesatuan yang berupa

wacana.Tulisan adalah wacana, akan tetapi wacana tidak hanya dalam bentuk tulisan.

Wacana juga dapat berbentuk lisan, misalkan ada seseorang yang sedang berpidato,

ketika berbicara pasti orang tersebut merangkai kata menjadi sebuah kalimat yang

diharapkan dapat dipahami dan oleh pendengarnya.

2. Jenis-Jenis Wacana

Wacana pada dasarnya merupakan pembahasan terhadap hubungan antara

konteks-konteks di dalam sebuah teks.Pembahasan tersebut bertujuan menjelaskan

hubungan antara kalimat atau ujaran yang membentuk suatu kesatuan berupa

wacana.Wacana merupakan suatu rangkaian pernyataan yang dinyatakan secara lisan

ataupun tulisan dan saling memiliki hubungan makna antar kalimat yang terikat

konteks.Suatu bentuk pernyataan yang memiliki makna disetiap kalimatnya dan

Analisis Wacana Pada…, Dyah Ayu Restiningtyas, FKIP, UMP, 2014

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/2697/3/BAB II.pdfyang terdapat dalam bahasa penjual dan ... Kata tersebut kemudian ... yang berupa perkataan

12

terdapat konteks yang mendukung pernyataan tersebut dapat dikatakan sebagai sebuah

wacana.Dalam buku Kajian Wacana (Mulyana, 2005: 47) menjabarkan jenis-jenis

wacana menjadi empat, yaitu: wacana naratif, wacana deskripsi, wacana argumentasi

dan wacana persuasi.

a. Wacana Naratif

Wacana naratif adalah suatu jenis wacana yang menceritakan suatu peristiwa

secara berurutan berdasarkan urutan kejadiannya.Uraian cerita yang disampaikan

cenderung ringkas.Bagian-bagian yang dianggap penting sering diberi tekanan atau

diulang.Wacana jenis naratif tidak bermaksud untuk mempengaruhi seseorang,

melainkan hanya menceritakan suatu kejadian yang telah disaksikan, dialami dan

didengar oleh penulisnya.Wacana naratif dapat bersifat fakta atau fiksi (cerita

rekaan).Wacana naratif yang bersifat fakta, seperti biografi dan autobiografi,

sedangkan wacana yang bersifat fiksi seperti, cerpen, komik dan novel. Contoh:

(5) Masyarakat Indonesia sebagai pemakai bahasa dianjurkan untuk

menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Baik artinya sesuai

dengan konteksnya. Orang harus selalu berpikir, bagaimana sebaiknya

menggunakan bahasa secara tepat sesuai situasi dan kondisinya. Selain

tepat, juga harus benar. Artinya, bahasa yang kita ucapkan sebaiknya

disampaikan atau ditulis dengan pola dan urutan yang benar sesuai dengan

gramatika bahasa.

b. Wacana Deskripsi

Wacana deskripsi adalah suatu wacana yang menggambarkan sesuatu yang

jelas dan terperinci.Wacana deskripsi biasanya menggambarkan suatu objek

berdasarkan pengamatan, perasaan dan pengalaman penulis.Wacana deskripsi

Analisis Wacana Pada…, Dyah Ayu Restiningtyas, FKIP, UMP, 2014

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/2697/3/BAB II.pdfyang terdapat dalam bahasa penjual dan ... Kata tersebut kemudian ... yang berupa perkataan

13

bertujuan memberikan gambaran secara jelas mengenai sesuatu masalah, sehingga

pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar dan merasakan hal yang

dideskripsikan.Untuk mencapai kesan yang sempurna bagi pembaca, penulis merinci

objek dengan kesan, fakta, dan citraan.Wacana deskripsi yang baik adalah wacana

deskripsi yang dilengkapi dengan hal-hal yang dapat merangsang panca indera.

Contoh:

(6) Malam itu indah sekali. Bintang-bintang di langit berkerlap-kerlip

memancarkan cahaya. Udara dingin menusuk kulit. Sesekali terdengar

suara jangkrik mengusik sepinya malam.

c. Wacana Argumentasi

Wacana argumentasi adalah wacana yang berisi pendapat, sikap, penilaian

terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan dan pernyataan yang logis. Wacana

argumentasi bertujuan meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat pengarang.

Dalam wacana ini biasanya ditemukan beberapa ciri yang mudah dikenali, yaitu

adanya data dan fakta yang mendukung pembenaran suatu kejadian yang disampaikan

penulis.Data dan fakta yang digunkan dapat diperoleh melalui wawancara dan

penelitian lapangan.Pada akhir paragraf perlu diberi kesimpulan.Pengembangan

argumentasi dapat berpola sebab-akibat atau akibat-sebab. Contoh:

(7) Menyetop bola dengan dada dan kaki dapat ia lakukan secara sempurna.

Tembakan kaki kanan dan kiri tepat arahnya dan keras. Bola seolah-olah

menurut kehendaknya. Larinya cepat bagaikan kijang. Lawan sukar

mengambil bola dari kakinya. Operan bolanya tepat dan terarah. Amin

benar-benar pemain bola jempolan.

d. Wacana Persuasi

Wacana persuasi adalah wacana yang berisi ajakan kepada orang lain untuk

melakukan sesuatu sesuai yang diharapkan oleh penulis. Wacana ini biasanya disertai

Analisis Wacana Pada…, Dyah Ayu Restiningtyas, FKIP, UMP, 2014

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/2697/3/BAB II.pdfyang terdapat dalam bahasa penjual dan ... Kata tersebut kemudian ... yang berupa perkataan

14

penjelas dan fakta-fakta sehingga dapat meyakinkan dan mempengaruhi pembaca.

Pendekatan yang dipakai dalam wacana persuasi adalah pendekatan emotif yang

berusaha membangkitkan dan merangsang emosi. Wacana persuasi biasanya terdapat

pada iklan dalam media massa. Fungsi persuasi agar apa yang disampaikan dapat

mempengaruhi orang lain. Contoh:

(8) Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu

lama tidak lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama. Pestisida

justru dapat mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras

sehingga perlu pengolahan dengan biaya yang tinggi. Oleh sebab itu,

hindarilah penggunaan pestisida secara berlebihan.

Komik termasuk dalam wacana naratif.Komik merupakansuatu bentuk kartun

yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat

dan dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada

para pembaca (Sudjana dan Ahmad Rivai, 2005: 64). Menurut Alwi (2008: 718)

komik juga dapat didefinisikan sebagai cerita bergambar (dalam majalah, surat kabar,

atau berbentuk buku) yang umumnya mudah dicerna dan lucu.Pada data penelitian

berupa komik Doraemon termasuk dalam wacana naratif yang bersifat fiksi.Fiksi di

sini karena menceritakan kisah kehidupan sehari-hari seorang anak bernama Nobita

dengan robot kucing kesayangannya yang bernama Doraemon dan cara penyampaian

ceritanya dibuat seringkas mungkin. Pada komik Doraemon cerita ang digunakan

bersifat imajinasi mengenai robot yang berbentuk kucing yang dapat mengeluarkan

benda-benda ajaib melalui kantongnya.

C. Hubungan Wacana dengan Pragmatik dan Semiotika

Analisis Wacana Pada…, Dyah Ayu Restiningtyas, FKIP, UMP, 2014

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/2697/3/BAB II.pdfyang terdapat dalam bahasa penjual dan ... Kata tersebut kemudian ... yang berupa perkataan

15

Pragmatik merupakan ilmu yang mengkaji hubungan antara bahasa dan

konteks yang mendasari suatu pemakaian bahasa.Dalam memahami pemakaian

bahasa kita harus memahami konteks yang mewadahi pemakaian bahasa

tersebut.Semiotika merupakan cabang ilmu bahasa yang mempelajari tentang makna

bahasa yang ditimbulkan dari tanda-tanda bahasa.Hubungan antara pragmatik dan

semiotika adalah sama-sama menguraikan tentang kegunaan tanda bagi yang

menerapkannya dan efek tanda bagi yang menafsirkan sesuai dengan arti yang

disampaikan.Jadi hubungan antara wacana dengan pragmatik dan semiotika adalah

sama-sama mengkaji tentang makna bahasa.Hanya saja wacana mengkaji makna

tuturan maupun ujaran-ujaran yang dihasilkan oleh masyarakat tutur, pragmatik

mengkaji makna bahasa di dalam suatu konteks tuturan, sedangkan semiotika

mengkaji makna bahasa berdasarkan ikon, indeks dan simbol.

D. Pragmatik

Menurut Yule (2006: 3) pragmatik adalah studi tentang makna yang

disampaikan oleh penutur (penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar

(pembaca).Pragmatics studies meaning in relation to speech situation. Menurutnya

pragmatik mempelajari bagaimana bahasa digunakan dalam komunikasi dan

bagaimana pragmatik menyelidiki makna sebagai konteks, bukan sebagai sesuatu

yang abstrak dalam komunikasi (Leech dalam Rohmadi, 2004:2).Pernyataan tersebut

memberi pengertian bahwa pemakaian bahasa harus memperhatikan konteks-konteks

yang mewadahinya, konteks-konteks tersebut ikut menentukan makna suatu

ujaran.Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pragmatik adalah

Analisis Wacana Pada…, Dyah Ayu Restiningtyas, FKIP, UMP, 2014

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/2697/3/BAB II.pdfyang terdapat dalam bahasa penjual dan ... Kata tersebut kemudian ... yang berupa perkataan

16

studi yang mempelajari tentang makna bahasa yang disampaikan oleh penutur

(penulis) sebagai konteks dan ditafsirkan oleh pendengar (pembaca) yang digunakan

dalam berkomunikasi. Jadi makna yang dikaji dalam pragmatik adalah makna yang

terikat konteks atau dengan kata lain mengkaji maksud penutur.

E. Implikatur

1. Pengertian Implikatur

Menurut Grice (dalam Mulyana, 2005:11) mengemukakan bahwa implikatur

ialah ujaran yang menyiratkan sesuatu yang berbeda dengan yang sebenarnya

diucapkan.Sesuatu “yang berbeda” tersebut adalah maksud pembicaraan yang tidak

dikemukakan secara eksplisit. Dengan kata lain, implikatur adalah maksud, keinginan,

atau ungkapan-ungkapan hati yang tersembunyi.Dalam buku Pragmatik Kesantuan

Imperatif Bahasa Indonesia ( Rahardi, 2005: 43) menjelaskan bahwa penekanan Grice

di dalam artikelnya yang berjudul “Logic and Conversation” menyatakan bahwa

sebuah tuturan dapat mengimplikasikan proposisi yang bukan merupakan bagian dari

tuturan tersebut. Proposisi yang diimplikasikan itu dapat disebut dengan implikatur

percakapan.

2. Bentuk-Bentuk Implikatur

a. Implikatur Konvensional(Conventional Implicature)

Implikatur konvensional ialah pengertian yang bersifat umum dan

konvensional.Semua orang pasti sudah mengetahui tentang maksud atau pengertian

sesuatu hal tertentu (Mulyana, 2005: 12).Pemahaman terhadap implikatur yang

bersifat konvensional menuntut kepada pendengar untuk memiliki pengalaman dan

Analisis Wacana Pada…, Dyah Ayu Restiningtyas, FKIP, UMP, 2014

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/2697/3/BAB II.pdfyang terdapat dalam bahasa penjual dan ... Kata tersebut kemudian ... yang berupa perkataan

17

pengetahuan umum.Implikatur konvensional bersifat nontemporer, artinya makna itu

telah tahan lama.Suatu leksem tertentu yang terdapat dalam suatu bentuk ujaran dapat

dikenali implikasinya karena maknanya yang lama dan sudah diketahui secara

umum.Contoh:

(9) Muhammad Ali adalah petarung yang indah.

(10) Lestari putri Solo, jadi ia luwes.

Kata petarung pada (9) berarti atlit tinju.Pemaknaan ini dipastikan benar, karena

secara umum (konvensional) orang sudah mengetahui bahwa Muhammad Ali adalah

atlit tinju yang legendaris. Jadi, dalam konteks wacana tersebut orang tidak akan

memahami kata petarung dengan pengertian yang lain. Demikian juga implikasi

umum yang dapat diambil antara putri solo dengan luwes pada contoh (10). Selama

ini, kota Solo selalu mendapat predikat sebagai kota kebudayaan yang penuh dengan

kehalusan dan keluwesan putri-putrinya. Implikasi yang muncul adalah, bahwa

perempuan atau wanita solo umumnya dikenal luwes penampilannya.

b. Implikatur Percakapan (Conversation Implicature)

Implikatur percakapan memiliki makna dan pengertian yang lebih

bervariasi.Pasalnya, pemahaman terhadap hal yang dimaksudkan sangat bergantung

kepada konteks terjadinya percakapan. Implikatur percakapan merupakan makna yang

dipahami tetapi tidak terungkap dalam apa yang diucapkan. Implikatur percakapan

hanya muncul dalam suatu tindak percakapan (speech act).Oleh karena itu, implikatur

percakapan bersifat temporer (terjadi saat berlangsungnya tindak percakapan), dan

nonkonvensional (Sesuatu yang diimplikasikan tidak mempunyai relasi langsung

dengan tuturan yang diucapkan) (Levinson dalam Mulyana, 2005: 13).Dalam dialog

Analisis Wacana Pada…, Dyah Ayu Restiningtyas, FKIP, UMP, 2014

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/2697/3/BAB II.pdfyang terdapat dalam bahasa penjual dan ... Kata tersebut kemudian ... yang berupa perkataan

18

(percakapan), sering terjadi seorang penutur tidak mengutarakan maksudnya secara

langsung. Hal yang hendak diucapkan justru disembunyikan, diucapkan secara tidak

langsung, atau yang diucapkan sama sekali berbeda dengan maksud ucapannya.

Contoh bentuk-bentuk percakapannya.

(11) Ibu: “Ani, adikmu belum makan.”

Ani:“Ya, Bu. Lauknya apa?”

Percakapan antara Ibu dengan Ani pada contoh (11) termasuk implikatur

percakapan.Tuturan yang terkandung di dalam tuturan tersebut bermakna perintah

menyuapi.Dalam tuturan itu, tidak ada sama sekali bentuk kalimat perintah. Tuturan

yang diucapkan Ibu hanyalah pemberitahuan bahwa adik belum makan. Namun

karena Ani dapat memahami implikatur yang disampaikan Ibunya, ia menjawab dan

kesiapan untuk melaksanakan perintah ibunya tersebut.

Grice sebuah percakapan memiliki struktur yang kompleks.Dari sekian banyak

ciri struktural percakapan, terdapat sebuah cerita yang relatif penting, yakni implikatur

percakapan.Konsep tentang implikatur percakapan mengaitkan pengertian tradisional

tentang kemampuan seseorang dalam menyatakan maksud yang berbeda (Budiman,

1999:50).Implikatur merupakan proporsisi tersirat yang muncul dari sesuatu yang

dikatakan tetapi tidak dapat dituturkan secara logis atau langsung dari kata-kata yang

terucap. Apabila suatu ucapan mempunyai makna dibalik apa yang dikatakan, maka

ucapan itu dapat kita katakana memiliki implikatur.

F. Prinsip-Prinsip Percakapan

Setiap peristiwa komunikasi antara penulis dan pembaca selalu mengharapkan

kelancaran dalam berkomunikasi.Agar pesan dapat sampai dengan baik pada peserta

Analisis Wacana Pada…, Dyah Ayu Restiningtyas, FKIP, UMP, 2014

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/2697/3/BAB II.pdfyang terdapat dalam bahasa penjual dan ... Kata tersebut kemudian ... yang berupa perkataan

19

tutur, komunikasi yang terjadi perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip yang oleh

Grice (dalam Rohmadi, 2004:17-18) dijabarkan atas empat maksim atau empat prinsip

percakapan yang secara umum dipandang sebagai prinsip kerjasama.Maksim adalah

aturan pertuturan dalam tuturan yang wajar. Keempat maksim yang dimaksud yaitu:

maksim kualitas (maxim of quality), maksim kuantitas (maxim of quantity), maksim

relevansi (maxim of relevance), dan maksim pelaksanaan (maxim of

manner).Sementara itu (Leech dalam Rohmadi, 2004: 19) juga menjabarkan prinsip

kesantunan yang dijabarkan dalam enam maksim, yaitu maksim kebijaksanaan (tact

maxim), maksim kemurahan (generosity maxim), maksim kerendahan hati (modesty

maxim), maksim kecocokan (agreement maxim), maksim kesimpatian (simphaty

maxim) dan maksim penerimaan atau pujian (approbation maxim).

1. Prinsip Kerja Sama

a. Maksim Kualitas (Maxim of Quality)

Maksim kualitas (maxim of quality) yaitu aturan pertuturan yang menuntut

setiap peserta tutur untuk berkata benar(Grice dalam Rohmadi, 2004: 18).Kontribusi

perserta percakapan hendaknya didasarkan pada bukti-bukti yang

memadai.Misalnyaseseorang harus mengatakan bahwa ibukota Indonesia adalah

Jakarta bukan kota-kota lain kecuali kalau benar-benar tidak tahu.Akan tetapi bila

terjadi hal yang sebaliknya, tentu ada alasan-alasan mengapa hal demikian bisa

terjadi.Contoh:

(12) Guru : “Di manakah ibukota RI?”

Bagas : “Semarang.”

Analisis Wacana Pada…, Dyah Ayu Restiningtyas, FKIP, UMP, 2014

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/2697/3/BAB II.pdfyang terdapat dalam bahasa penjual dan ... Kata tersebut kemudian ... yang berupa perkataan

20

Bagas tidak berkata benar, karena ibukota RI adalah Jakarta.Dengan demikian, murid

itu tidak memenuhi maksim kualitas.

b. Maksim Kuantitas (Maxim of Quantity)

Maksim kuantitas (maxim of quantity) ialah aturan pertuturan yang menuntut

setiap penutur memberikan kontribusi secukupnya sesuai dengan yang diminta (Grice

dalam Rohmadi, 2004: 18). Apabila informasi yang diberikan lawan tutur sesuai

dengan apa yang ditanyakan penutur dapat dikatakan melaksanakan maksim kuantitas.

Namun sebaliknya, apabila jawaban yang diberikan lawan tutur mengandung

informasi yang berlebihan dapat dikatakan melanggar maksim kuantitas. Contoh:

(13) Mamad : “Siapakah namamu, Dik?”

Putri Kusuma : “Putri Kusuma.”

Tuturan di atas terlihat jelas saat Mamad menanyakan nama pada seorang gadis,

kemudian gadis tersebut menjawab bahwa dia bernama Putri Kusuma, sehingga

jawaban gadis tersebut memenuhi maksim kuantitas.

c. Maksim Relevansi (Maxim of Relevance)

Maksim relevansi (maxim of relevance) ialah aturan pertuturan yang menuntut

adanya relevansi dalam tuturan antara pembicaraan dengan masalah yang sedang

dibicarakan (Grice dalam Rohmadi, 2004: 18).Hal terebut diharapkan antara peserta

tutur dapat menjalin kerja sama yang baik dalam bertutur. Bertutur dengan tidak

Analisis Wacana Pada…, Dyah Ayu Restiningtyas, FKIP, UMP, 2014

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/2697/3/BAB II.pdfyang terdapat dalam bahasa penjual dan ... Kata tersebut kemudian ... yang berupa perkataan

21

memberikan kontribusi yang sesuai dengan masalah yang sedang dibicarakan

dianggap melanggar maksim relevansi.Contoh:

(14) Direktur : “Bawa sini semua berkasnya akan saya tandatangani dulu!”

Sekretaris : “Maaf Bu, kasihan sekali nenek tua itu.”

Tuturan Sekretaris “Maaf Bu, kasihan sekali nenek tua itu”terlihat jelas tidak memiliki

relevansi dengan apa yang dipertintahkan sang Direktur, yang mengatakan “Bawa

sini semua berkasnya akan saya tandatangani dulu!”. Dengan demikian tuturan

tersebut dapat dikatakan melanggar maksim relevansi.

d. Maksim Pelaksanaan (Maxim of Manner)

Maksim pelaksanaan (maxim of manner) ialah aturan pertuturan yang

mengharuskan peserta tutur untuk memberikan kontribusi tuturan yang runtut, tidak

ambigus, tidak taksa dan tidak berlebihan (Grice dalam Rohmadi, 2004: 18). Contoh:

(15) A :“Sepeda saya ringsek tertabrak mobil. Dapatkah Anda

memperbaiki sehingga kembali seperti semula.”

B : “Bisa, tapi waktunya setengah abad.”

Jawaban B yang mengatakan bisa tapi waktunya setengah abad bersifat melebih-

lebihkan.Hal ini memang disengaja, karena untuk menciptakan suasana humor.

2. Prinsip Kesantunan

a. Maksim Kebijaksanaan (Tact Maxim)

Maksim kebijaksanaan (tact maxim), ialah aturan dalam pertuturan dengan

cara meminimalkan kerugian terhadap lawan tutur dan memaksimalkan keuntungan

bagi lawan bicara (Leech dalam Rohmadi, 2004: 19). Apabila dalam kegiatan bertutur

Analisis Wacana Pada…, Dyah Ayu Restiningtyas, FKIP, UMP, 2014

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/2697/3/BAB II.pdfyang terdapat dalam bahasa penjual dan ... Kata tersebut kemudian ... yang berupa perkataan

22

orang dapat berpegang teguh pada maksim kebijaksanaan, akan dapat terhindar dari

sikap iri hati dan dengki terhadap lawan tutur. Contoh:

(16) Ibu : “Ayo, dimakan bakminya! Di dalam masih banyak, kok.”

Tamu : “Wah, segar sekali. Siapa yang memasak ini tadi, Bu?”

Pemaksimalan keuntungan bagi pihak mitra tutur tampak sekali pada tuturan IbuAyo

dimakan bakminya! Di dalam masih banyak, kok.Tuturan itu disampaikan kepada

sang tamu sekalipun sebenarnya satu-satunya hidangan yang tersedia adalah apa yang

disajikan kepada si tamu tersebut. Sekalipun sebenarnya di dalam rumah jatah untuk

keluarganya sendiri sebenarnya sudah tidak ada, namunIbu itu berpura-pura

mengatakan bahwa di dalam rumah masih tersedia hidangan lain dalam jumlah yang

banyak.Tuturan itu disampaikan dengan maksud agar sang tamu merasa bebas dan

dengan senang hati menikmati hidangan yang disajikan itu tanpa ada perasaan tidak

enak sedikitpun.

b. Maksim Kemurahan (Generosty Maxim)

Maksim kemurahan (generosity maxim), ialah pertuturan dengan

meminimalkan keuntungan bagi diri sendiri dan memaksimalkan kerugian bagi diri

sendiri (Leech dalam Rohmadi, 2004: 19).Contoh:

(17) Anak A : “Mari saya cucikan baju kotormu!.

Pakaianku tidak banyak kok yang kotor.”

Anak B: “Tidak usah, nanti siang saya akan mencuci juga kok.”

Dari tuturan yang disampaikan si A di atas, dapat dilihat dengan jelas bahwa ia

berusaha memaksimalkan keuntungan pihak lain.Pemaksimalan yang dilakukan untuk

pihak lain dengan cara menambahkan beban bagi dirinya sendiri. Hal itu dilakukan

Analisis Wacana Pada…, Dyah Ayu Restiningtyas, FKIP, UMP, 2014

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/2697/3/BAB II.pdfyang terdapat dalam bahasa penjual dan ... Kata tersebut kemudian ... yang berupa perkataan

23

dengan cara menawarkan bantuan untuk mencucikan pakaian kotornya si B. Orang

yang tidak suka membantu orang lain, apabila tidak pernah bekerja bersama dengan

orang lain, akan dapat dikatakan tidak sopan dan biasanya tidak akan mendapatkan

banyak teman di dalam pergaulan keseharian hidupnya.

c. Maksim Kerendahan Hati (Modesty Maxim)

Maksim kerendahan hati (modesty maxim), ialah aturan dalam pertuturan

dengan memaksimalkan ketidakhormatan terhadap diri sendiri, dan meminimalkan

rasa hormat terhadap diri sendiri (Leech dalam Rohmadi, 2004: 19). Bersikap rendah

hati dilakukan dengan cara mengurangi pujian terhadap dirinya sendiri. Orang

akandikatakan sombong dan congkak hati apabila di dalam kegiatan bertutur selalu

memuji dan mengunggulkan dirinya sendiri. Pada lingkungan masyarakat sikap

rendah hati dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesantunan seseorang.Contoh:

(18) Sekretaris A : “Dik, nanti, rapatnya di buka dengan doa dulu, ya!

Andayang memimpin!”

Sekretaris B : “Ya, Mbak. Tapi saya jelek, lho.”

Dari tuturan yang disampaikan sekretaris B di atas, dapat dilihat dengan jelas bahwa ia

berusaha meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri dengan mengatakan bahwa

suara dia jelek ketika membacakan doa.

d. Maksim Kecocokan (Agreement maxim)

Maksim kecocokan (agreement maxim), ialahaturan dalam pertuturan dengan

memaksimalkan persetujuan terhadap orang lain (Leech dalam Rohmadi, 2004:

19).Apabila terdapat kecocokan antara peserta tutur dalam kegiatan bertutur, masing-

Analisis Wacana Pada…, Dyah Ayu Restiningtyas, FKIP, UMP, 2014

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/2697/3/BAB II.pdfyang terdapat dalam bahasa penjual dan ... Kata tersebut kemudian ... yang berupa perkataan

24

masing dari mereka dapat dikatakan memiliki sikap santun.Dapat ditandai dengan

mengacungkan jempol, memberikan anggukan tanda setuju.Contoh:

(19) Noni : “Nanti malam kita makan bersama ya, Yun!”

Yuyun :“Boleh. Saya tunggu di Bambu Resto.”

Dari tuturan yang disampaikan oleh Noni dan Yuyun dapat dilihat dengan jelas bahwa

keduanya melaksanakan maksim kecocokan. Hal itu terlihat ketika Noni mengajak

yuyun untuk makan malam bersama, kemudian Yuyun menyetujui apa yang

dituturkan oleh Noni.

e. Maksim Kesimpatian (Simphaty Maxim)

Maksim kesimpatian (simphaty maxim), ialah aturan dalam pertuturan dengan

memaksimalkan rasa simpati kepada orang lain dan meminimalkan rasa antipati

kepada orang lain (Leech dalam Rohmadi, 2004: 19). Sikap antipati terhadap salah

seorang peserta tutur akan dianggap sebagai tindakan yang tidak santun. Kesimpatian

terhadap pihak lain dapat diwujudkan dengan cara memberikan senyuman, anggukan

dan perhatikan terhadap lawan tutur. Contoh:

(20) Ani : “Tut, nenekku meninggal.”

Tuti : “Inalilahiwainailahirojiun. Ikut berduka cita.”

Dari tuturan yang disampaikan oleh Tuti di atas, dapat dilihat dengan jelas bahwa

iamelaksanakan maksim kesimpatian.Pada saat Ani mengatakan bahwa neneknya

meninggal, secara langsung Tuti menunjukkan rasa empatinya dengan mengatakan

“Inalilahiwainailahi rojiun.Ikut berduka cita”.

f. Maksim Penerimaan atau Pujian (Approbation Maxim)

Analisis Wacana Pada…, Dyah Ayu Restiningtyas, FKIP, UMP, 2014

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/2697/3/BAB II.pdfyang terdapat dalam bahasa penjual dan ... Kata tersebut kemudian ... yang berupa perkataan

25

Maksim penerimaan atau pujian (approbation maxim), ialah aturan pertuturan

yang meminimalkan ketidakhormatan terhadap orang lain dan memaksimalkan pujian

kepada orang lain (Leech dalam Rohmadi, 2004: 19). Dengan maksim ini, diharapkan

para peserta tutur tidak saling mencaci, menghina, mengejek dan merendahkan pihak

lain. Perserta tutur yang sering mengejek peserta tutur lain di dalam kegiatan bertutur

dianggap tidak memiliki sopan santun. Contoh:

(21) Dosen A: “Pak, aku tadi sudah memulai kuliah perdana untuk

kelasBusiness English.”

Dosen B : “Oya, tadi aku mendengar Bahasa Inggrismu jelas sekali dari

sini.”

Pemberitahuan yang disampaikan Dosen A terhadap rekannya Dosen B pada contoh

diatas, ditanggapidengan sangat baik bahkan disertai dengan pujian atau penghargaan

oleh Dosen A. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa di dalam pertuturan itu Dosen

B berperilaku santun terhadap Dosen A.

G. Konteks Tuturan

Menurut Mulyana (2005:21) konteks tuturan merupakan situasi atau latar

terjadinya suatu komunikasi.Konteks dapat dianggap sebagai sebab dan alasan

terjadinya suatu pembicaraan atau dialog. Segala sesuatu yang berhubungan dengan

tuturan, apakah itu berkaitan dengan arti, maksud, maupun informasinya sangat

tergantung pada konteks yang melatarbelakangi peristiwa tuturan itu.Konteks

pemakaian bahasa dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu: (a) konteks fisik

(physical context) yang meliputi tempat terjadinya pemakaian bahasa dalam suatu

komunikasi, objek yang disajikan dalam peristiwa komunikasi itu dan tindakan atau

perilaku dari para peran dalam peristiwa komunikasi itu, (b) konteks epistemis

Analisis Wacana Pada…, Dyah Ayu Restiningtyas, FKIP, UMP, 2014

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/2697/3/BAB II.pdfyang terdapat dalam bahasa penjual dan ... Kata tersebut kemudian ... yang berupa perkataan

26

(epistemic context) atau latar belakang pengetahuan yang sama-sama diketahui oleh

pembicara maupun pendengar, (c) konteks linguistik (linguistics context) yang terdiri

kalimat-kalimat atau tuturan-tuturan yang mendahului satu kalimat atau tuturan

tertentu dalam peristiwa komunikasi, (d) konteks sosial (social context) yaitu relasi

sosial dan latar setting yang melengkapi hubungan antara pembicara (penutur) dengan

pendengar (Imam Syafi‟ie dalam Lubis, 1991: 58).

H. Semiotika

1. Pengertian Semiotika

Secara etimologis, istilah semiotika berasal dari bahasa Yunani semeion yang

berarti tanda.Dalam bahasa inggris semiotika adalah ilmu yang mempelajari sistem

tanda, seperti: bahasa, kode dan sinyal. Jadi semiotika merupakan ilmu yang

mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan

sebagai tanda (Wibowo, 2013: 7).Sedangkan menurut Sobur (2009: 15) semiotika

adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.Tanda-tanda tersebut

berupa tanda visual dan semua tanda yang bisa diterima oleh seluruh indera yang kita

miliki dalam menyampaikan informasi atau pesan secara tertulis di setiap kegiatan

atau perilaku manusia.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa semiotika

merupakan ilmu atau metode analisis yang mempelajari dan mengkaji sederetan luas

objek-objek, peristiwa-peristiwa dan seluruh kebudayaan sebagai tanda.Dalam

kehidupan sehari-hari tanpa sadar kita telah mempraktekkan semiotika dalam

komunikasi.Misalkan saja ketika kita melihat lampu lalu lintas yang menunjukkan

Analisis Wacana Pada…, Dyah Ayu Restiningtyas, FKIP, UMP, 2014

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/2697/3/BAB II.pdfyang terdapat dalam bahasa penjual dan ... Kata tersebut kemudian ... yang berupa perkataan

27

warna merah, maka otomatis kita menghentikan kendaraan kita dan kita memaknai

lampu hijau yang berarti kita harus segera melaju kendaraan kita.Pada saat melihat

rambu-rambu lalu lintas tanda “P” dicoret menandakan bahwa kita tidak boleh

memarkirkan kendaraan dilokasi yang bertanda tersebut.Ketika kita memaknai tanda

“P” dicoret itu, kita telah berkomunikasi. Kita telah melakukan proses pemaknaan

terhadap tanda tersebut.

2. Bentuk-Bentuk Tanda

Menurut Wibowo (2013: 7) tanda merupakan suatu yang atas dasar konvensi

sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili yang lain.Tanda adalah

perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-

tengah manusia dan bersama-sama manusia (Sobur, 2009: 15).Tanda terdapat dimana-

mana.Kata adalah tanda, demikian pula gerak isyarat, lampu lalu lintas, bendera,

bangunan, nyanyian burung dapat dianggap sebagai tanda.Segala sesuatu dapat

menjadi tanda.Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tanda

merupakan suatu perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di

dunia ini, ditengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia atas dasar konvensi

sosial yang terbangun sebelumnya dan dapat dianggap mewakili yang lain.Menurut

Charles S Peirce (dalam Wibowo, 2013: 18) tanda dibedakan menjadi tiga, yaitu: ikon

(icon), indeks (index) dan simbol (symbol).

a. Ikon (Icon)

Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan rupa dengan apa yang

diacunya, sehingga tanda itu mudah dikenali oleh para pemakainya. Ikon merupakan

Analisis Wacana Pada…, Dyah Ayu Restiningtyas, FKIP, UMP, 2014

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/2697/3/BAB II.pdfyang terdapat dalam bahasa penjual dan ... Kata tersebut kemudian ... yang berupa perkataan

28

suatu gejala yang kurang penting, padahal berbagai tanda ikon terdapat disekitar kita

dalam kehidupan sehari-hari.Di dalam bahasa, kita menggunakan onomatope sebagai

tanda ikon.Misalnya bunyi cit citcit, mengacu pada objek suara yang diacunya yaitu

tikus.Bunyi guk guk guk, mengacu pada objek suara anjing.

b. Indeks (Index)

Indeks adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal atau eksistensi

terhadap petandanya atau objeknya.Di dalam indeks, hubungan antara penanda

dengan petandanya bersifat nyata dan aktual.Misalnya jejak telapak kaki dipermukaan

tanah, merupakan indeks dari seseorang atau binatang yang telah lewat

disana.Ketukan pintu merupakan indeks dari kehadiran seorang tamu di rumah

kita.Suara byuur menandakan ada orang atau benda yang jatuh ke dalam air yang

cukup dalam.

c. Simbol (Symbol)

Simbol merupakan tanda yang bersifat konvensional.Jadi simbol adalah suatu

tanda yang sudah ada aturan atau kesepakatan yang dipatuhi bersama.Tanda-tanda

kebahasaan pada umumnya adalah simbol-simbol.Pada rambu lalu lintas banyak

sekali menggunakan simbol sebagai pemberitahuan kepada masyarakat.Pada sebuah

komik terdapat simbol rambut berdiri menandakan orang tersebut sedang kaget,

terdapat simbol warna merah pada kedua pipi tokoh menandakan orang tersebut

sedang merasakan malu.

Analisis Wacana Pada…, Dyah Ayu Restiningtyas, FKIP, UMP, 2014

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/2697/3/BAB II.pdfyang terdapat dalam bahasa penjual dan ... Kata tersebut kemudian ... yang berupa perkataan

29

3. Fungsi Tanda Visual

a. Ikon (Icon)

Di dalam sebuah cerita bergambar tanda ikon merupakan tanda yang

digunakan untuk menjelaskan suara khas seekor binatang. Dengan hanya melihat

tanda tuturannya saja, kita sudah dapat mengetahui suara yang ditimbulkan

merupakan jenis hewan apa. Tanda ikon merupakan tanda yang mudah dikenali oleh

para pemakainya.Tanda ikon sering kita jumpai di dalam sebuah cerita

bergambar.Ikon di dalam cerita bergambar berfungsi untuk memberikan informasi

kepada pembaca mengenai jenis binatang yang terdapat di dalam cerita berdasarkan

suara yang ditimbulkan.Misalnya bunyi kaak kaak, mengacu pada objek suara yang

diacunya yaitu burung gagak.Bunyi cit cit cit, mengacu pada objek suara yang

diacunya yaitu tikus.Bunyi guk guk guk, mengacu pada objek suara yang diacunya

yaitu anjing.

b. Indeks (Index)

Indeks merupakan salah satu tanda yang berperan penting di dalam suatu cerita

bergambar.Di dalam indeks, hubungan antara petanda dan penandanya bersifat nyata

karena dapat disaksikan dengan panca indera.Di dalam sebuah cerita bergambar

banyak ditemukan tanda berupa indeks berguna sebagai pelengkap di dalam suatu

tuturan.Misalnya tanda “tok tok tok” berfungsi untuk memberitahukan kepada

pembaca bahwa di dalam cerita ada yang sedang mengetuk pintu yang artinya ada

orang yang ingin bertamu. Tanda “byur” berfungsi untuk memberitahukan bahwa ada

orang atau benda berat yang jatuh ke dalam air yang dalam.Tanda “deg deg deg”

Analisis Wacana Pada…, Dyah Ayu Restiningtyas, FKIP, UMP, 2014

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/2697/3/BAB II.pdfyang terdapat dalam bahasa penjual dan ... Kata tersebut kemudian ... yang berupa perkataan

30

berfungsi memberitahukan bahwa tokoh yang bersangkutan jantungnya sedang

berdegup kencang karena takut.Tanda “cuur” berfungsi memberitahukan kepada

pembaca bahwa ada air yang sedang dituangkan kesuatu benda keras sehingga

menghasilkan bunyi cuur.

c. Simbol (Symbol)

Pengungkapan perasaan di dalam sebuah cerita bergambar, biasanya

menggunakan suatu tuturan.Selain menggunakan tuturan, pengungkapan perasaan

juga dapat dilakukan dengan menggunakan tanda.Tanda di dalam sebuah cerita

bergambar adalah berupa simbol-simbol.Simbol-simbol ini biasanya digunakan untuk

mendukung suatu isi tuturan di dalam cerita.Di dalam cerita bergambar banyak sekali

menggunakan gambar yang berfungsi untuk memberikan informasi kepada

pembacanya.Gambar dibuat sebagai alat untuk mendukung suatu tuturan di dalam

sebuah cerita.Simbol berupa gambar di dalam suatu cerita bergambar berfungsi untuk

menjelaskan perasaan yang sedang dirasakan oleh tokoh.Perasaan-perasaan yang

dirasakan oleh para tokoh dalam suatu cerita berbeda-beda sesuai dengan konteks

tuturan yang ada.Simbol-simbol tersebut biasanya digambarkan disekitar badan tokoh

seperti kepala, pipi, rambut.Perasaan-perasaan yang sering kali digambarkan dialam

cerita bergambar, misalnya rasa marah, sedih, takut, terkejut, senang, pusing, malu

dan masih banyak yang lainnya.Tanda-tanda yang digunakan untuk mewakili

perasaan-perasaan tersebut, misalnya tanda “ ” berfungsi dalam suatu cerita untuk

menjelaskan perasaan marah yang sedang dirasakan tokoh.Tanda “ ” berfungsi

Analisis Wacana Pada…, Dyah Ayu Restiningtyas, FKIP, UMP, 2014

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/2697/3/BAB II.pdfyang terdapat dalam bahasa penjual dan ... Kata tersebut kemudian ... yang berupa perkataan

31

untuk menjelaskan perasaan sedih yang sedang dirasakan tokoh. Tanda “ ”

berfungsi untuk menjelaskan tokoh yang bersangkutan sedang merasa terkejut dengan

apa yang dilihat atau didengarnya. Tanda “ “ berfungsi dalam cerita untuk

menjelaskan rasa malu yang sedang dirasakan oleh tokoh yang bersangkutan.

Analisis Wacana Pada…, Dyah Ayu Restiningtyas, FKIP, UMP, 2014

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevanrepository.ump.ac.id/2697/3/BAB II.pdfyang terdapat dalam bahasa penjual dan ... Kata tersebut kemudian ... yang berupa perkataan

30

AnalisisWacana pada Komik Doraemon Edisi 2 sampai dengan 8

Bagan 1. Kerangka Pikir

31

Pengertian

Pragmatik

Implikatur

Pengertian

Bentuk-

Bentuk

Implikatur

Implikatur

Konvensional

Implikatur

Percakapan Prinsip-

Prinsip

Percakapan

Konteks

Tuturan

Semiotika

Pengertian Bentuk-

Bentuk Tanda

Fungsi Tanda

Prinsip Kerja Sama:

1. Maksim Kualitas

(Maxim of Quality)

2. Maksim Kuantitas

(Maxim of Quantity)

3. Maksim Relevansi

(Maxim of

relevance)

4. Maksim Pelaksanaan

(Maxim of Manner)

Jenis-jenis

Wacana

Wacana

Prinsip Kesantunan:

1. Maksim

Kebijaksanaan

(Tact Maxim)

2. Maksim

Kemurahan

(Generosty Maxim)

3. Maksim

Kerendahan Hati

(Modesty Maxim)

4. Maksim Kecocokan

(Agreement Maxim)

5. Maksim

Kesimpatian

(Simphaty Maxim)

6. Maksim

Penerimaan

(Approbation

Maxim)

Analisis Wacana Pada…, Dyah Ayu Restiningtyas, FKIP, UMP, 2014