13
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Fachmi (2014), melalukan penelitian dengan judul analisis produksi dan pendapatan usaha mebel di kota Makassar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah variabel modal, upah, dan lama usaha berpengaruh terhadap produksi mebel di Kota Makassar. Dari hasil Pengujian Signifikan Simultan (F- Test), menunjukkan bahwa variabel-variabel independen seperti modal (X1), upah (X2), dan lama usaha (X3) secara simultan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap produksi mebel di Kota Makassar. Penelitian selanjutnya dikemukakan oleh Rahmawan (2014), dengan menggunakan variabel independen seperti alat perlengkapan sebagai X1, tenaga kerja sebagai X2, dan bahan baku sebagai X3. Dari pengujian regresi didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang kuat antara variabel alat perlengkapan, tenaga kerja, dan bahan baku dalam mempengaruhi tingkat produksi mebel. Lebih lanjut berdasarkan analisis koefisien regresi dari masing-masing variabel diperoleh hasil bahwa bahan baku merupakan variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap tingkat produksi mebel dibandingkan alat perlengkapan dan tenaga kerja. Widowati (2007) melakukan penelitian dengan judul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai produksi pada perusahaan industri furniture berskala besar di provinsi Jawa Tengah tahun 2004. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh signifikan terhadap produksi furniture. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel tenaga kerja (X1), upah (X2),

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43670/3/BAB 2.pdf · sumber daya dalam suatu proses produksi juga diukur sebagai arus. Modal dihitung sebagai

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43670/3/BAB 2.pdf · sumber daya dalam suatu proses produksi juga diukur sebagai arus. Modal dihitung sebagai

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Fachmi (2014), melalukan penelitian dengan judul analisis produksi dan

pendapatan usaha mebel di kota Makassar. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui apakah variabel modal, upah, dan lama usaha berpengaruh terhadap

produksi mebel di Kota Makassar. Dari hasil Pengujian Signifikan Simultan (F-

Test), menunjukkan bahwa variabel-variabel independen seperti modal (X1), upah

(X2), dan lama usaha (X3) secara simultan mempunyai pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap produksi mebel di Kota Makassar.

Penelitian selanjutnya dikemukakan oleh Rahmawan (2014), dengan

menggunakan variabel independen seperti alat perlengkapan sebagai X1, tenaga

kerja sebagai X2, dan bahan baku sebagai X3. Dari pengujian regresi didapatkan

hasil bahwa terdapat hubungan yang kuat antara variabel alat perlengkapan, tenaga

kerja, dan bahan baku dalam mempengaruhi tingkat produksi mebel. Lebih lanjut

berdasarkan analisis koefisien regresi dari masing-masing variabel diperoleh hasil

bahwa bahan baku merupakan variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan

terhadap tingkat produksi mebel dibandingkan alat perlengkapan dan tenaga kerja.

Widowati (2007) melakukan penelitian dengan judul analisis faktor-faktor

yang mempengaruhi nilai produksi pada perusahaan industri furniture berskala

besar di provinsi Jawa Tengah tahun 2004. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh signifikan terhadap produksi

furniture. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel tenaga kerja (X1), upah (X2),

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43670/3/BAB 2.pdf · sumber daya dalam suatu proses produksi juga diukur sebagai arus. Modal dihitung sebagai

8

biaya bahan bakar (X3), biaya listrik (X4), biaya bahan baku (X5), secara simultan

berpengaruh positif dan sangat signifikan terhadap nilai produksi (Y). Besarnya

pengaruh kelima variabel tersebut ditunjukkan oleh : Fhitung 308,403> Ftabel =

2,3063, probability kesalahan sig = 0,000 < 0,05 serta t_hitung = 0.241 < t_tabel =

1.9840.

Penelitian ini mempunyai persamaan dengan penelitian sebelumnya, yaitu

sama-sama melakukan analisis yang mempengaruhi produksi mebel. Beberapa

perbedaan terletak pada variabel bebas yang digunakan. Pada penelitian ini variabel

bebas yang digunakan adalah modal, upah, dan lama usaha dengan menggunakan

regresi linier berganda, uji asumsi klasik, dan perhitungan pendapatan.

B. Teori dan Kajian Pustaka

1. Pengertian Industri Kreatif

Menurut Howkins (2001) industri kreatif adalah industri yang mengandalkan

kreativitas dalam menghasilkan barang maupun jasa. Ada 15 subsektor industri

kreatif menurut Departemen Perdagangan Republik Indonesia yaitu periklanan,

kuliner, arsitektur, seni pertunjukan, pasar barang seni, kerajinan, penerbitan dan

percetakan, fesyen, riset dan pengembangan, permainan interaktif, musik, televisi

dan radio, desain, layanan komputer dan piranti lunak serta video,film, dan

fotografi. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan mebel termasuk di dalam industri

kreatif yaitu subsektor kerajinan.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43670/3/BAB 2.pdf · sumber daya dalam suatu proses produksi juga diukur sebagai arus. Modal dihitung sebagai

9

2. Pengertian Mebel

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) mebel adalah perabot rumah

tangga seperti meja dan kursi. Menurut bahasa mebel berasal dari kata movable

yang berarti bisa bergerak. Sedangkan menurut Haryanto (2004) mebel adalah

benda-benda yang berada di dalam rumah yang memiliki fungsi untuk menyimpan

pakaian, duduk, berbaring, ataupun menyimpan benda kecil lainnya. Biasanya

produk mebel mengunakan bahan dasar kayu.

3. Teori Produksi

Produksi biasanya dimaknai dengan menghasilkan atau membuat. Kegiatan

produksi bisa terjadi apabila ada bahan yang memungkinkan terjadinya proses

produksi itu sendiri sehingga menghasilkan sesuatu berupa barang atau makanan.

Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi terjadinya produksi, yaitu sumber

daya manusia, sumber daya alam yang berupa bahan baku, dan modal.

Pengertian produksi yang dikemukakan oleh Sukirno (2002) menjelaskan

produksi adalah hasil akhir dari suatu proses atau aktivitas ekonomi dengan

memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan ini dapat kita simpulkan

produksi adalah suatu proses pemanfaatan input menjadi output yang bernilai lebih.

Secara garis besar input dalam sistem produksi yang dimaksud adalah tenaga kerja,

modal, bahan baku, sumber energi, tanah, informasi, dan kemampuan pengelolaan

atau kewirausahaan. Lebih lanjut Sukirno (2004) berpendapat bahwa tenaga kerja

adalah satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43670/3/BAB 2.pdf · sumber daya dalam suatu proses produksi juga diukur sebagai arus. Modal dihitung sebagai

10

Setiap faktor produksi dalam sistem perekonomian biasanya dimiliki terpisah

oleh individu maupun perusahaan. Para pemilik menjual atau menawarkan ke

sebuah perusahaan atau produsen. Sebagai imbalannya pemilik memperoleh

pendapatan. Misalnya tenaga kerja memperoleh gaji atau upah, tanah memperoleh

harga sewa, modal memperoleh bunga, dan kewirausahaan yang bagus memperoleh

keuntungan yang bagus pula. Pendapatan yang diperoleh masing-masing jenis

faktor produksi tergantung kepada harga jual hasil produksi tersebut atau output

dan jumlah faktor produksi yang digunakan atau input. Hubungan antara input dan

output dapat diformulasikan secara sistematis oleh sebuah fungsi produksi

Produksi merupakan konsep arus yang artinya produksi merupakan kegiatan

yang diukur sebagai tingkat-tingkat output per unit waktu atau periode dengan

kualitas yang konstan. Produksi tidak terlepas dari faktor-faktor yang tidak berubah

sama sekali yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan output. Pemakaian

sumber daya dalam suatu proses produksi juga diukur sebagai arus. Modal dihitung

sebagai ketersediaan jasa, misalnya durasi pemakaian mesin, bukan jumlahnya

(Miler dan Miners, 1999).

4. Fungsi produksi

Fungsi produksi merupakan suatu persamaan yang menunjukkan hubungan

ketergantungan anatara tingkat input dalam proses produksi dan tingkat output yang

dihasilkan. Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jika ingin menambah hasil

output maka juga harus menambah hasil input. Jumlah output yang dihasilkan dari

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43670/3/BAB 2.pdf · sumber daya dalam suatu proses produksi juga diukur sebagai arus. Modal dihitung sebagai

11

suatu proses produksi sangat tergantung pada kombinasi dan jumlah input yang

dimasukkan. Fungsi Produksi dapat ditulis sebagai berikut:

Q = F (K, L, R, T)…………………(2.1)

Dimana :

Q = Output/ Produksi

K = Kapital/modal

L = Labour / tenaga kerja

R = Resources / sumber daya

T = Teknologi

F = Symbol persamaan (Fungsi)

Jadi dari persamaan tersebut bisa disimpulkan bahwa besar kecilnya tingkat

produksi mempunyai kaitan yang erat terhadap modal, tenaga kerja, sumber daya

(alam, manusia), dan teknologi yang digunakan. Namun ada kemungkinan bahwa

jumlah produksi yang tidak sama akan dihasilkan oleh faktor produksi yang

dianggap tetap, biasanya adalah faktor produksi seperti modal, mesin, peralatanya

serta bangunan perusahaan. Sedangkan faktor produksi yang mengalami perubahan

adalah tenaga kerja. (Nuraini: 2013).

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43670/3/BAB 2.pdf · sumber daya dalam suatu proses produksi juga diukur sebagai arus. Modal dihitung sebagai

12

TP = Total Produksi

L = Tenaga Kerja

MPL = Produksi Batas (Marginal

Product Tenaga Kerja )

APL = Produksi rata-rata kerja (Average

Product)

Dimana :

MPL=⍙𝑇𝑃

⍙𝐿 APL=

𝑇𝑃

𝐿

Gambar 4.1 Kurva Produksi Total, Produksi Marginal, dan Produksi

Rata-Rata

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi

Dalam proses produksi ada elemen-elemen yang digunakan seperti sumber

daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM) atau tenaga kerja, modal, dan

kewirausahaan yang didalamnya termasuk pemberian upah kepada karyawan dan

lama usaha berdiri, semuanya disebut faktor produksi. Dalam karya tulis ini penulis

hanya membahas elemen-elemen seperti modal, upah, dan lama usaha.

Sumber: Nuraini (2013)

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43670/3/BAB 2.pdf · sumber daya dalam suatu proses produksi juga diukur sebagai arus. Modal dihitung sebagai

13

6. Pendapatan

Dyckman (2002) berpendapat bahwa pendapatan adalah arus masuk atau

peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau sebuah penyelesaian kewajiban

selama satu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyedia jasa, atau

aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau sentral entitas yang sedang

berlangsung. Teori pendapatan dapat juga dipandang secara luas dan sempit.

Pendapatan secara luas lebih mencakup keseluruhan kegiatan perusahaan yang

menghasilkan kenaikan aktiva atau berkurangnya hutang dan dapat merubah modal

pemiliknya. Sedangkan secara sempit kegiatan perusahaan hanya difokuskan pada

kegiatan utama.

7. Hubungan antar variabel

a. Hubungan Modal dan Produksi

Modal mempunyai peranan yang sangat penting dalam berhasil tidaknya suatu

usaha produksi yang didirikan. Peranan modal membuat perusahaan lebih

produktif karena bertambahnya keterampilan dan kecakapan tenaga kerja. Riyanto

(1991) membagi modal menjadi 2 jenis yaitu modal aktif dan modal pasif. Modal

aktif adalah modal yang tertera disebelah debet dari neraca yang menggambarkan

bentuk-bentuk dimana seluruh dana yang diperoleh perusahaan diutamakan.

Sedangkan modal pasif adalah modal yang tertera disebelah kredit dari neraca yang

menggambarkan sumber-sumber dimana dana yang diperoleh.

Menurut Daniel (2004) modal adalah setiap hasil produk atau kekayaan yang

digunakan untuk memproduksi hasil selanjutnya. Sebagian kekayaan itu digunakan

untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan sebagian lagi digunakan untuk

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43670/3/BAB 2.pdf · sumber daya dalam suatu proses produksi juga diukur sebagai arus. Modal dihitung sebagai

14

memproduksi barang-barang baru. Hasil produksi dapat meningkat dengan adanya

permodalan yang baik. Misalnya peningkatan produktivitas terjadi karena

digunakannya alat-alat mesin produksi yang efisien. Modal pribadi maupun modal

pinjaman tidak mempunyai perbedaan dalam sistem produksi.

Apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan

tujuan memperbesar output dan pendapatan di masa mendatang maka terjadi

akumulasi modal. Meningkatnya produktivitas produksi tidak terlepas dari

pentingnya peranan modal yang dapat menambah keterampilan dan kecakapan

pekerja. Selain itu faktor modal tidak kalah penting dalam berhasil atau tidaknya

suatu usaha yang didirikan.

b. Hubugan Upah dan Produksi

Sumarsono (2004) mengemukakan bahwa upah adalah suatu penerimaan

sebagai imbalan dari pengusaha kepada karyawan untuk suatu pekerjaan atau jasa

yang telah dilakukan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan atas dasar

suatu persetujuan atau peraturan undang-undang serta dibayar atas suatu perjanjian

kerja antara pengusaha dan karyawan. Pemberian upah oleh pengusaha terhadap

tenaga kerja sangat menentukan tinggi rendahnya produksi suatu perusahaan.

Biasanya upah merupakan penghasilan utama bagi karyawan, yang artinya upah

haruslah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dan keluarga dengan wajar.

Kewajaran tersebut dapat diukur dengan kebutuhan hidup minimum (Simanjuntak,

1998:132).

Dalam perekonomian modern terdapat banyak serikat-serikat pekerja yang

selalu berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan. Mereka hadir untuk

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43670/3/BAB 2.pdf · sumber daya dalam suatu proses produksi juga diukur sebagai arus. Modal dihitung sebagai

15

menjaga agar para pekerja mendapatkan upah yang sewajarnya. Sukirno (2000)

menyatakan keberaan serikat-serikat pekerja menyebabkan tingkat upah tidak

mudah diturunkan.

Di Indonesia sendiri kebijakan penetapan upah juga diatur oleh pemerintah.

Pemerintah menetapkan Upah Minimum Regional (UMR). Hal ini sejalan dengan

pendapat Wirakarthausumah (1999) yang mengatakan jika mekanisme pasar

dibiarkan bekerja dengan sendirinya tanpa intervensi atau campur tangan

pemerintah yang menyebabkan kekakuan upah sehingga tidak dapat memberikan

peningkatan kesejahteraan hidup pekerja. Selain peraturan pemerintah ada beberapa

faktor lain yang berpengaruh dalam penetapan kebijakan struktur dan tingkat upah

oleh perusahaan kepada karyawannya. Faktor-faktor tersebut yaitu kondisi pasar

kerja dan kesempatan kerja (Isyandi, 2004: 108).

Menurut Dewan Penelitian Pengupahan ada beberapa sistem yang digunakan

untuk mendistribusikan upah. Salah satunya sistem upah menurut banyaknya

produksi. Upah yang diberikan dengan sistem ini mampu mendorong karyawan

untuk bekerja lebih giat dan berproduksi lebih banyak. Produksi yang dihasilkan

dapat dihargai dengan perhitungan ongkosnya. Upah sebenarnya dapat dicari

dengan menggunakan standar normal yang membandingkan kebutuhan pokok

dengan hasil produksi. Secara teoritis sistem upah menurut produksi ini akan diisi

tenaga-tenaga ahli yang berbakat dan berpengalaman.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43670/3/BAB 2.pdf · sumber daya dalam suatu proses produksi juga diukur sebagai arus. Modal dihitung sebagai

16

c. Hubungan Lama Usaha dan Produksi

Lama usaha menjadi ukuran suatu pengalaman. Pengalaman dapat

mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah laku (Poniwati, 2008).

Senada dengan Gumanti (2000) yang menyatakan bahwa perusahaan yang sudah

lama berdiri, kemungkinan sudah banyak pengalaman yang diperoleh. Semakin

lama umur perusahaan, semakin banyak informasi yang telah diperoleh masyarakat

tentang perusahaan tersebut. Hal ini biasanya menimbulkan kepercayaan konsumen

terhadap produk-produk yang dihasilkan. Selain itu usaha yang telah lama berjalan

membuat matang atau tidaknya strategi perusahaan dalam meningkatkan

produktivitasnya.

Foster (2001) mengatakan ada beberapa hal yang dapat dijadikan acuan dalam

menentukan bepengalaman atau tidaknya seorang pengusaha yaitu:

1. Lama waktu atau masa kerja.

Apabila masa kerja tebilang lama, maka seseorang dapat memahami tugas-

tugas suatu pekerjaan dan menjalankannya dengan baik.

2. Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.

Pengetahuan dilihat dari konsep, prinsip, prosedur, kebijakan atau informasi

lain yang dibutuhkan oleh karyawan. Pengetahuan juga mencakup kemampuan

untuk memahami dan menerapkan informasi pada tanggung jawab pekerjaan.

Sedangkan keterampilan dilihat dari kemampuan fisik yang dibutuhkan untuk

menjalankan pekerjaan.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43670/3/BAB 2.pdf · sumber daya dalam suatu proses produksi juga diukur sebagai arus. Modal dihitung sebagai

17

8. Efisiensi Biaya.

Sugian (2006:76) menyatakan efisisensi biaya adalah hubungan antara

anggaran biaya produksi (input) dengan realisasi biaya produksi (output). Dalam

kaitannya dengan industri yang melakukan produksi dapat saja menghasilkan

barang dengan jumlah banyak namun mutu atau nilai barang yang dihasilkan relatif

rendah degan input tertentu yang telah digunakan. Biaya total yang dikeluarkan

oleh suatu industri dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

R/C Ratio = TR/TC

Keterangan:

R/C Ratio = Efiisiensi Biaya

TR = Total Revenue

TC = Total Cost (biaya)

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43670/3/BAB 2.pdf · sumber daya dalam suatu proses produksi juga diukur sebagai arus. Modal dihitung sebagai

18

9. Kerangka Pemikiran

10.

11.

Gambar 8.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dapat dijelaskan bahwa produksi

mebel sebagai variabel (Y) dan diduga dipengaruhi oleh modal kerja (X1), upah

(X2), lama usaha (X3). Selanjutnya dari proses produksi akan diketahui bagaimana

keterkaitan antara variabel-variabel bebas (X) terhadap jumlah produksi mebel (Y).

Selain itu, dari data yang sama akan diperoleh pula besaran biaya yang dibutuhkan

dalam produksi mebel

Besaran biaya produksi selanjunya dapat digunakan dalam menentukan tingkat

pendapatan sekaligus memungkinkan dilakukannya analisis pada pendapatan yang

diperoleh menggunakan rumusan (TR – TC) untuk mengetahui berapa banyak

pendapatan bersih dan pendapatan kotor yang diperoleh pengusaha mebel selama

periode tersebut.

Modal

kerja (X1)

Upah (X2)

Lama

usaha (X3)

produksi pendapatan

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/43670/3/BAB 2.pdf · sumber daya dalam suatu proses produksi juga diukur sebagai arus. Modal dihitung sebagai

19

C. Hipotesis

H0 = diduga variabel upah, tenaga kerja dan lama usaha berpengaruh signifikan

terhadap produksi mebel di Kota Malang.

H1 = diduga variabel upah, tenaga kerja, dan lama usaha tidak berpengaruh

signifikan terhadap produksi mebel di Kota Malang.