Upload
vankhuong
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pemasaran
Menurut pendapat Kotler (2003, p9) pemasaran adalah suatu proses sosial dan
manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran timbal balik nilai
produk dan jasa dengan orang lain.
The American Marketing Association mendefinisikan pemasaran sebagai suatu
proses perencanaan dan pelaksanaan konsep, harga, promosi dan distribusi dari ide,
produk dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang dapat memenuhi tujuan individu
dan organisasi. Sedangkan manajemen pemasaran dipandang sebagai seni dan ilmu
dalam memilih target pasar serta meraih, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan
dengan cara menciptakan, memberikan, dan mengkonsumsikan nilai pelanggan yang
superior (Kotler 2003, p9).
2.1.1 Strategi Pemasaran
Perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan untuk dapat hidup dan
berkembang. Namun, tujuan tersebut dapat terlaksana apabila keuntungan yang
optimal dapat tercapai, dipertahankan, dan ditingkatkan. Agar mencapai tujuan
tersebut perusahaan harus mempunyai strategi pemasaran yang tepat.
9
Menurut Wheller dan Huger (2006, p.190) “Starategi pemasaran adalah
suatu strategi yang berurusan dengan penetapan harga (pricing), penjualan
(selling), dan pendistribusian produk.”
Menurut Tull dan Kohle “Strategi pemasaran didefinisikan sebagai alat
fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan
mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar
yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar
sasaran tersebut” (Tjiptono, 2005.p6).
Dengan melihat pengertian strategi pemasaran yang ada, dapat
disimpulkan bahwa strategi pemasaran amat dibutuhkan perusahaan dalam
mencapai tujuan pemasarannya. Strategi pemasaran yang dipergunakan harus
senantiasa mampu mengkombinasikan bauran pemasaran (marketing mix)
dengan pasar atau konsumen dan juga dengan biaya yang dianggarkan untuk
pemasaran.
Strategi pemasaran terdiri dari lima elemen yang saling terkait, pendapat
ini dikemukakan oleh Correy (Tjiptono, 2005.p6), kelima elemen yang dimaksud
adalah:
1. pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani.
Keputusan ini didasarkan pada faktor–faktor:
• Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokan teknologi yang
dapat diproteksi dan didominasi.
• Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya
pemusatan yang lebih sempit.
10
• Pengalaman komulatif yang didasarkan pada trial-and-error didalam
menanggapi peluang dan tantangan.
• Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya
langka atau pasar terproteksi.
Pemilihan pasar dimulai dengan melakukan segmentasi pasar dan kemudian
memilih pasar sasaran yang paling memungkinkan untuk dilayani
perusahaan.
2. perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan lini
produk, dan desain penawaran individual pada masing–masing lini. Produk
itu sendiri menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan
dengan melakukan pembelian. Manfaat tersebut meliputi produk itu sendiri,
nama produk, ketersediaan produk, jaminan atau garansi, jasa reparasi dan
bantuan teknis yang disediakan penjual serta hubungan personal yang
mungkin terbentuk diantara pembeli dan penjual.
3. penetapan harga , yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai
kuantitatif dari produk kepada pelanggan.
4. sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui
produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan
menggunakannya.
5. komunikasi pemasaran (promosi), yang meliputi periklanan, personal selling,
promosi penjualan, direct marketing, dan public relations.
11
2.1.2 Bauran pemasaran
Kotler (2002, p18) berpendapat bahwa bauran pemasaran adalah
seperangkat alat pemasaran yang digunakan secara terus menerus untuk
mencapai tujuan pemasaran dipasar sasaran. Kotler mengklarifikasi alat-alat itu
menjadi 4 komponen yaitu:
1. Produk
Merupakan kombinasi “barang dan jasa” yang perusahaan tawarkan kepada
pasar sasaran. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam bauran
pemasaran produk adalah keanekaragaman produk, kualitas, desain, bentuk,
merek, kemasan dan ukuran, layanan serta jaminan.
2. Harga
Merupakan sejumlah uang yang harus konsumen bayarkan untuk
mendapatkan produk tersebut. Dalam menentukan kebijakan harga
sebaiknya perusahaan memperhatikan factor seperti: kondisi perekonomian,
tingkah laku konsumen, harga dari pesaing, harga pokok penjualan,
peraturan pemerintah, dan struktur pasar dimana produk ditawarkan.
3. Tempat
Menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
menjadikan produk dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen sasaran.
12
4. Promosi
Merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mengkonsumsikan manfaat dari produknya dan untuk menyakinkan
konsumen sasaran agar membeli.
2.1.3 Pengertian Promosi
Menurut Kotler (2003, p114) promosi adalah: “Promotion includes all the
activity company undertakes to communicate and promote its product to target
market”
Promosi meliputi semua kegiatan yang dilakukan utuk
mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran.
Keberhasilan suatu strategi promosi dalam mempengaruhi keputusan
pembelian mencakup empat point yaitu:
• Periklanan
• Promosi Penjualan
• Penjualan perseorangan
• Hubungan Masyarakat
Menurut Peter dan Olson keputusan terhadap iklan mempengaruhi
keputusan mereka terhadap produk yang diiklankan maka iklan yang disukai
konsumen akan menciptakan keputusan yang positif.
13
2.1.4 Alat-alat Promosi
Kotler dalam buku Manajemen Pemasaran (2002, p643) menyatakan
bahwa promosi terbagi menjadi lima, yaitu:
1. Periklanan yang mempunyai sifat- sifat yang dapat diperhatikan yaitu:
a. Presentasi umum
Periklanan yang bersifat umum itu memberikan semacam keabsahan
produk dan menyarankan tawaran yang terstandarisasi.
b. Tersebar luas
Periklanan adalah medium yang berdaya sebar luas yang
memungkinkan penjual mengulang pesan berkali-kali.
c. Ekspresi yang lebih kuat
Periklanan memberikan peluang untuk mendramatisasi perusahaan
dan produknya melalui penggunan catatan, suara dan warna penuh
seni.
d. Tidak bersifat pribadi
Audiens tidak merasa wajib untuk memperhatikan atau menanggapi.
Iklan hanya mampu menolong, bukan dialog dengan audiens.
14
2. Promosi penjualan yang mempunyai manfaat sebagai berikut:
a. Komunikasi
Promosi penjualan menarik perhatian dan biasanya memberikan
informasi yang dapat mengarahkan konsumen ke produk yang
bersangkutan.
b. Insentif
Promosi penjualan yang menggabungkan sejumlah kebebasan,
dorongan, atau kontribusi yang memberi nilai bagi konsumen.
c. Ajakan
Promosi penjualan merupakan ajakan untuk melakukan transaksi
pembelian sekarang.
Perusahaan menggunakan alat-alat promosi penjualan itu untuk
menciptakan tanggapan yang lebih kuat dan lebih cepat. Promosi penjualan
dapat digunakan untuk mendapatkan akibat jangka pendek seperti
mendramatisi tawaran produk dan mendorong penjualan yang teratur.
3. Hubungan Masyarakat dan Publisitas
Daya tarik hubungan masyarakat dan publisitas pada sifat khusus:
a. Kredibilitas yang tinggi
Kriteria dan gambar mengenai bertanya lebih otentik dan dipercaya
oleh pembaca dibandingkan iklan.
15
b. Kemampuan menangkap pembeli yang tidak dibidik sebelumnya
Hubungan masyarakat dapat menjangkau banyak calon pembeli
yang cenderung menghindari wiraniaga dan iklan.
c. Dramatisasi
Hubungan masyarakat memiliki kemampuan untuk mendramatisir
suatu perusahaan atau produk.
4. Penjualan Personal
Penjualan personal adalah alat yang paling efektif biaya pada tahap proses
pembelian lebih lanjut, terutama dalam membangun preferensi, keyakinan dan
tindakan pembelian. Penjualan personal memiliki tiga ciri khusus:
a. Konfrontasi personal
Penjualan personal mencakup hubungan yang hidup, langsung dan
interaktif antara dua orang atau lebih.
b. Mempererat
Penjualan personal memungkinkan timbulnya berbagai jenis
hubungan penjualan sampai hubungan persahabatan.
c. Tanggapan
Penjualan personal membuat pembeli merasa berkewajiban untuk
mendengarkan pembicaraan wiraniaga.
16
5. Pemasaran Langsung
Empat karakteristik pemasaran langsung:
a. Nonpublik
Pesan biasanya ditujukan pada orang tertentu
b. Disesuaikan
Pesan dapat disiapkan untuk menarik orang yang dituju.
c. Terbaru
Pesan dapat disiapkan dengan sangat cepat.
d. Interaktif
Pesan dapat diubah tergantung pada tanggapan orang tersebut.
2.1.5 Menentukan Bauran Promosi
Menentukan variabel bauran promosi yang paling efektif merupakan
tugas yang paling sulit dalam manajemen pemasaran. Di dalam praktek pihak
manajemen harus mencari kombinasi yang terbaik atas penggunaan alat-alat
tersebut. Kesulitan yang dihadapi oleh pihak manajemen adalah tidak dapat
mengetahui secara pasti luasnya kegiatan periklanan, penjualan personal,
promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan pemasaran langsung yang
dipakai untuk mencapai tujuan program penjualan. Selain itu, seberapa besar
hasil yang dapat dicapai dari pengeluaran-pengeluaran untuk kegiatan promosi.
17
Ada 4 faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan bentuk
bauran promosi, yakni:
1. Dana yang tersedia
Terlepas dari persoalan bagaimana bentuk bauran promosi yang paling
baik, faktor penentu sebenarnya adalah besarnya dana yang disediakan
untuk keperluan ini. Suatu perusahaan dengan dana cukup dapat membuat
program periklanannya lebih berhasil dari pada perusahaan dengan sumber
dana terbatas. Perusahaan kecil atau yang keuangannya lemah akan lebih
mengandalkan penjualan personal atau periklanan bersama-sama produsen
pengecer.
2. Sifat pemasaran
Sebagaimana dalam segi sulit lainnya, dalam pemasaran ini keputusan
mengenai susunan bauran promosi akan sangat dipengaruhi oleh sifat
pemasaran.
3. Sifat produk
Perusahaan-perusahaan yang memasarkan convenience goods, biasanya
mengandalkan periklanan oleh produsen. Penjualan personal perannya
terbatas. Bauran promosi bentuk ini yang paling baik, karena convenience
goods itu didistribusikan secara luas dan tidak memerluakan demonstrasi
dan penerangan khusus.
18
4. Tahap daur produk
a. Tahap perkenalan (introduction)
Pada tahap ini barang mulai dipasarkan dalam jumlah besar
walaupun volume penjualan belum tinggi. Barang yang dijual umumnya
barang baru dalam bentuk atau modelnya. Pada tahap ini, biaya yang
dikeluarkan untuk promosi tinggi karena kegiatan promosinya harus
dilakukan secara agresif.
b. Tahap pertumbuhan (growth)
Pada tahap ini, kurva penjualan semakin meningkat dengan cepat
karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah
mengenal produk bersangkutan. Maka promosi yang dilakukan
perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Disini pesaing sudah
mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi semakin ketat.
c. Tahap kedewasaan (maturity)
Pada tahap ini, tingkat laba mulai menurun dan persaingan sangat
ketat. Usaha periklanan mulai ditingkatkan lagi untuk menghadapi
persaingan.
d. Tahap penurunan (decline)
Pada tahap ini, sebaiknya perusahaan sudah membuat produk baru
atau lebih baik. Ini disebabkan produk yang lama, penjualannya sudah
tidak menentu dan tingkat labanya semakin menurun, bahkan kegiatan-
kegiatan promosinya sudah tidak lagi menguntungkan.
19
2.2 Pengertian Periklanan
Menurut Wells, Burnet dan Moriarty (Wells, 2000, p6), periklanan adalah
pembayaran komunikasi non personal dari sponsor yang diketahui menggunakan media
masa untuk mengajak atau mempengaruhi masyarakat.
Menurut pendapat Kotler (2002, p658) periklanan adalah segala bentuk penyajian
dan promosi ide barang atau jasa secara nonpersonal oleh suatu sponsor tertentu yang
memerlukan pembayaran. Secara garis besar, iklan dapat digolongkan menjadi tujuh
kategori pokok, yakni:
• Iklan konsumen
• Iklan bisnis ke bisnis atau bisnis antar bisnis
• Iklan perdagangan
• Iklan eceran
• Iklan keuangan
• Iklan langsung
• Iklan lowongan kerja
Menurut Kotler (2003, p.580) periklanan mempunyai 4 ciri khas, yaitu:
a. Penampilan publik
Iklan adalah model komunikasi yang paling memasyarakat. Sifat iklan publik
menghasilkan suatu pengesahan terhadap produk yang diiklankan dan juga
memberikan penawaran yang standar.
20
b. Daya serap
Iklan adalah media yang dapat meresap. Karena penjual bisa mengulang-ulang
pesan meraka, juga memungkinkan pembeli menerima dan membandingkan pesan
dari berbagai saingan.
c. Ungkapan perasaan yang diperjelas
Iklan mampu mendramatisasikan suatu perusahaan beserta produknya melalui
lukisan indah, bunga, dan warna menarik. Kadang–kadang alat ini berhasil
mengungkapkan perasaan, tetapi bisa meleset dari perasaan.
d. Tidak adanya tatap muka
Para audience tidak merasa harus memperhatikan atau memberi tanggapannya
pada iklan.
Menurut Kotler, sarana yang dapat digunakan untuk periklanan ini dapat berupa:
• Iklan cetak dan penyiaran (surat kabar,majalah, televisi, radio)
• Bioskop
• Pos langsung
• Pengemasan luar
• Simbol dan logo
• Pita video
• Billboard
• Poster dan selebaran
• Brosur dan buku petunjuk
• Materi audio visual
21
2.2.1 Jenis – Jenis Iklan
Iklan merupakan suatu hal yang kompleks karena banyak pemasang iklan
yang berbeda-beda mencoba meraih berbagai macam jenis penonton. Menurut
Wells, Burnett dan Moriarty (Advertising Principles and Practice, 2003 p11)
Sembilan tipe iklan diantaranya:
1. Brand Advertising
Merupakan tipe iklan yang dapat disebut pula sebagai national consumer
advertising yang dasarnya tipe ini memfokuskan pada pembangunan brand
loyalty serta brand image dari sebuah produk barang atau jasa secara
jangka panjang
2. Retail advertising
Jika brand advertising lebih berskala nasional maka retail advertising lebih
berskala lokal dan memfokuskan pada toko/outlet dimana berbagai macam
produk atau jasa dapat dibeli. Pesan-pesan iklan yang disampaikan bersifat
lokal, produk-produk lokal, menstimulasi store traffic, membangun store
image. Retail advertising menekankan pada harga, ketersediaan produk,
lokasi outlet dan jam buka.
3. Political advertising
Political advertising digunakan bagi para politisi atau partai politik dalam
kampanyenya untuk menggalang suara pemilih. Tipe advertising ini
cenderung lebih kepada pembentukan image dari partai politik atau politisi
daripada isi kampanyenya sendiri.
22
4. Directory advertising
Merupakan suatu bentuk iklan yang berguna bagi orang untuk mencari tahu
tentang bagaimana mencari atau membeli produk atau jasa. Contoh dari
advertising ini adalah Yellow Pages.
5. Direct Response Advertising
Dalam tipe ini pesan yang disampaikan bertujuan kepada penciptaan
penjualan secara langsung dan cepat melalui berbagai media seperti surat,
telepon yang berbeda tujuannya dengan national atau retail advertising.
6. Business-to-Business Advertising
Tipe advertising seperti ini ditujukan kepada dealer, retailer, supplier,
distributor, wholesaler dan para pembeli dari kalangan industrial lainnya dan
tipe advertising ini lebih difokuskan kepada publikasi bisnis atau jurnal
profesional
7. Institusional Advertising
Tipe ini disebut pula dengan corporate advertising yang memfokuskan
kepada pembangunan corporate identity.
8. Public Service Advertising
Merupakan tipe iklan yang menyampaikan pesan-pesan sosial yang berguna
bagi masyarakat banyak seperti kampanye anti narkoba, anti kekerasan dll.
Biasanya tipe iklan ini dibuat tanpa dikenakan biaya oleh pembuat iklan atau
agensi dan oleh media.
23
9. Interactive Advertising
Merupakan tipe iklan yang mengantarkan kepada konsumen yang
mempunyai akses langsung ke komputer dan internet. Pesan yang dikirim
dalam bentuk halaman web, iklan banner dan e-mail.
2.2.2 Tujuan Periklanan
Kotler dan Amstrong (2004, p641) menyatakan tujuan periklanan
adalah sebagai berikut:
1. Menginformasikan
a. Menceritakan kepada pasar tentang produk baru.
b. Menganjurkan kegunaan produk baru tertentu.
c. Menginformasikan pasar tentang perubahan harga.
d. Mejelaskan cara kerja produk.
e. Menggambarkan layanan yang tersedia
f. Mengoreksi kesan yang salah
g. Mengurangi ketakutan pembeli.
h. Menciptakan citra perusahaan.
24
2. Membujuk
a. Menciptakan preferensi merek.
b. Mendorong pergantian ke merek anda.
c. Mengubah persepsi pelanggan tentang atribut produk.
d. Membujuk pelanggan membeli sekarang.
e. Membujuk pelanggan untuk menerima kunjungan tenaga penjual.
3. Mengingatkan
a. Mengingatkan pelanggan bahwa produk itu mungkin diperlukan
dalam waktu dekat.
b. Mengingatkan pelanggan dimana membeli produk tersebut.
c. Mempertahankan produk tersebut tetap ada di benak konsumen
selama bukan musimnya.
d. Mempertahankan kesadaran produk tertinggi (top of mine) di benak
konsumen.
Dari tujuan tersebut di atas kemudian dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Periklanan informatif
Merupakan iklan yang tujuannya adalah membentuk primary demand.
Dan biasanya iklan ini dilaksanakan pada tahap awal produk diluncurkan.
25
2. Periklanan Persuasif
Merupakan iklan yang tujuannya adalah membentuk selective demand
atas suatu merek tertentu dan biasanya dilaksanakan pada tahapan
kompetitif sebuah merek.
3. Iklan Pengingat
Merupakan iklan yang bertujuan mengingatkan kembali orang-orang
atas merek yang sudah ada yang dapat pula disebut iklan penguat dan
biasanya dilaksanakan pada tahapan maturity dari sebuah merek.
2.2.3 Karakteristik Iklan yang Efektif
Menurut Kotler dan Keller (2001, p451) Comunication Effect Research
merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengindentifikasi sampai sejauh
mana keefektifan dari sebuah proses komunikasi, yang dalam kasus ini adalah
periklanan, disebut juga sebagai copy testing, yang dapat dilakukan sebelum
maupun sesudah iklan tersebut disiarkan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
mendapatkan tanggapan umpan balik (feed back) dari konsumen mengenai
responnya.
26
Tabel 2.1
Communication Effect Research
TIPE EVALUASI PROSEDUR EVALUASI
Mengevaluasi iklan spesifik • Recognition test -> memperkirakan persentase orang yang mengklaim telah membaca suatu majalah dan mengenal iklan tertentu saat ditunjukkan pada mereka.
• Recall test -> mengestimasi persentase orang yang mengklaim telah membaca suatu majalah dan dapat mengingat (tanpa diberi gambaran) suatu iklan dan isinya.
• Opinion test -> meminta anggota audiens potensial agar meranking berbagai iklan berdasarkan kriteria-kriteria seperti iklan yang menarik, paling dapat dipercaya, dan paling disukai.
• Theater test -> menanyakan audiens menyenai preferensi mereknya sebelum dan sesudah iklan ditayangkan.
Mengevaluasi tujuan iklan spesifik
• Awareness -> meminta para pembeli potensial agar mengungkapkan merek-merek yang pertama kali diingat untuk kategori produk tertentu.
• Sikap (attitude) -> meminta para pembeli potensial untuk menilai sejumlah merek yang saling bersaing berdasarkan atribut, manfaat dan karakterisasi determinan menggunakan skala pengukuran.
Mengevaluasi dampak motivasional
• Minat untuk membeli (intentions to buy) -> meminta para pembeli potensial untuk mengungkapkan kemungkinan mereka akan membeli suatu merek (berdasarkan skala dari “pasti akan membeli” sampai “pasti tidak akan membeli”)
• Market test -> memantau perubahan penjualan di berbagai pasar untuk membandingkan dampak berbagai pesan dan tingkat anggaran
27
2.2.4 Kendala-Kendala Komunikasi Iklan
Apabila para pembaca, pendengar atau pemirsa mengartikan suatu pesan
iklan secara keliru, maka kampanye iklan dapat dikatakan telah gagal total.
Kesalahpahaman dalam suatu pesan iklan sering kali terjadi, oleh sebab itu,
dalam dunia periklanan, setiap pelakunya harus berhati-hati agar tidak terantuk
pada kendala-kendala komunikasi ini baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
Dengan demikian, komunikasi yang efektif senantiasa sangat ditentukan oleh
perpaduan antara kata-kata dan gambar.
2.3 Pengertian Promosi Penjualan
Berdasarkan Kotler & Armstrong (2001, p173), promosi penjualan terdiri dari insentif
jangka pendek untuk mendorong pembelanjaan atau penjualan produk atau jasa. Promosi
penjualan menekankan pada alasan mengapa kita harus membeli sekarang juga.
Berdasarkan Kotler & Armstrong (2001, p175), alat utama promosi konsumen adalah
sampel, kupon, pengembalian sebagai uang (cash refunds), paket harga, hadiah-hadiah,
barang promosi, penghargaan atas kesetiaan, display dan peragaan point of purchase, serta
kontes, undian, dan permainan.
• Sampel adalah sejumlah kecil produk yang ditawarkan kepada konsumen untuk dicoba,
ada yang gratis dan ada juga yang dijual dengan harga pengganti ongkos.
• Kupon adalah sertifikat yang memberi pembeli potongan harga untuk pembelian produk
tertentu.
28
• Pengembalian sebagian uang menyerupai kupon kecuali bahwa pengurangan harga
terjadi setelah pembelian, dan diurus di tempat lain, bukannya di toko pengecer.
• Paket harga adalah penawaran harga produk tertentu lebih murah kepada konsumen.
• Hadiah adalah barang yang ditawarkan gratis atau dengan harga miring sebagai insentif
untuk membeli suatu produk.
• Barang promosi adalah pernak-pernik yang bermanfaat, dengan cetakan nama
pemasang iklan.
• Penghargaan atas kesetiaan adalah uang tunai atau hadiah lain yang ditawarkan bagi
pengunaan suatu produk atau jasa perusahaan secara regular.
• Peragaan point of purchase adalah display dan peragaan di dekat tempat pembayaran
atau penjualan.
• Kontes mengundang konsumen untuk mengirimkan karyanya, seperti nyanyian, tebakan,
saran untuk dinilai oleh panel yang akan memilih pengirim terbaik. Undian mengundang
konsumen mengirimkan namanya untuk diundi. Dan permainan menyajikan sesuatu
kepada konsumen seperti bingo, huruf yang hilang, setiap kali mereka membeli yang
mungkin membantu mereka memenangkan hadiah.
2.3.1 Tujuan Promosi Penjualan
Berdasarkan P.R Smith (1997, p298), beberapa tujuan dari promosi
penjualan adalah sebagai berikut:
29
• Meningkatkan penjualan dengan me-reward konsumen yang setia,
meningkatkan keloyalan konsumen, meningkatkan pembelian kembali,
mendorong konsumen untuk mencoba, memposisikan kembali produk di
benak konsumen.
• Membantu penjualan produk baru
• Memuaskan pengecer akibat dari meningkatnya penjualan
• Mengurangi tingkat persediaan
• Memblok competitor
• Mendorong publikasi
Menurut Kotler & Amrmstrong (2001, p174), pada umumnya promosi
penjualan harus merupakan pembangunan hubungan konsumen dari pada hanya
menciptakan volume penjualan jangka pendek atau pengalihan merek yang
sifatnya temporer. Promosi penjualan harus membantu memperkuat posisi produk
dan membangun hubungan jangka panjang dengan konsumen.
2.3.2 Program Promosi Penjualan
Menurut Chandra Gregorius (2002, p194) Promosi penjualan (sales
promotion) merupakan segala bentuk penawaran atau insentif jangka pendek
yang ditujukkan bagi pembeli, pengecer atau pedagang grosir dan dirancang
untuk memperoleh respon spesifik dan segera. Secara garis besar terdapat tiga
klasifikasi utama dari promosi penjualan yaitu:
30
1. Promosi konsumen (consumer promotion), meliputi: kupon, produk sampel
gratis, premium, hadiah, undian, dst.
2. Promosi dagang (trade promotion), meliputi: diskon kas, barang dagangan
(merchandise), bantuan peralatan, specialty advertising, atau insentif lain
untuk pengecer atau pedagang grosir.
3. Promosi wiraniaga (salesforce promotion), seperti kontes penjualan.
Tabel 2.2
Kalsifikasi Promosi Penjualan
TIPE TUJUAN CONTOH
Consumer promotion
a. Mendorong konsumen agar bersedia mencoba produk baru
b. Membujuk konsumen agar menjauhi produk pesaing
c. Mendorong konsumen agar membuat stok untuk produk yang sudah mapan
d. Mempertahankan dan memberikan imbalan bagi para pelanggan yang loyal
e. Menjalin relasi dengan pelanggan
• Produk sampel
• Kupon
• Cash refund offers
• Price packs
• Premiums (gift)
• Hadiah / undian / kontes
• Patronage rewards
• Free trials
• Garansi produk
• Tie-In promotion
• Cross-promotion
• POP displays
Trade promotion a. Membujuk pengecer atau pedagang grosir agar bersedia membuat sediaan merek tertentu
• Price off
• Allowance
31
b. Membujuk distributor agar bersedia memberikan ruang di rak pajangan untuk produk perusahaan
c. Mempromosikan merek perusahaan
d. Mendorong konsumen agar memilih merek perusahaan
• Buy back guarantees
• Free goods
• Kontes penjualan
• Premium
• Displays
• Diskon
• Push money
• Specialty advertising
Business and salesforce promotion
a. mendorong terjadinya business leads
b. menstimulasi pembelian
c. memberikan reward bagi konsumen
d. memotivasi wiraniaga agar lebih aktif dalam menjual produk.
• Pameran dagang
• Konvensi
• Kontes penjualan
• Speciality advertising
2.3.3 Menetapkan Tujuan Promosi Penjualan
Pada umumnya, promosi penjualan harus merupakan pembangunan
hubungan konsumen. Dibanding hanya sekedar menciptakan volume penjualan
jangka pendek atau pengalihan merek yang sifatnya temporer, promosi penjualan
itu mensti membantu hubungan jangka panjang dengan konsumen. Semakin
lama semakin banyak pemasar yang menghindari promosi harga semata, demi
promosi yang dirancang untuk membangun ekuitas merek.
32
Tabel 2.3
Tujuan Promosi Penjualan
TUJUAN PROMOSI PENJUALAN
ALTERNATIF PROGRAM
Pertanyaan atau pencarian (inquiris)
• Hadiah gratis
• Mail-in coupons untuk mendapatkan informasi tambahan
• Penawaran catalog
• Pameran
Percobaan produk (Product Trial)
• Produk baru
• Produk terkait
• Brand switchers
• Kupon
• Potongan harga khusus
• Produk sample gratis
• Kontes
• Premium
• Demonstrasi
Pembelian ulang • On-pack coupons
• Mail-in coupons untuk rabat
• Continuity premiums
Traffic building • Penjualan special
• Penjualan special mingguan
• Acara hiburan
• Kupon pengecer
• Premium
Peningkatan tingkat pembelian
• Pembelian untuk sediaan
• Multipacks
• Harga paket khusus
• Informasi mengenai situasi pemakaian
33
2
.3.4 Mengembangkan Program Promosi Penjualan
Pemasar harus mengambil keputusan untuk menetapkan program promosi
penjualan lengkap. Pertama, pemasar harus menetapkan besar insentif. Insentif
minimum tertentu diperlukan bila promosi diharapkan sukses, insentif lebih besar
akan menghasilkan respon penjualan lebih besar. Pemasar juga harus menetapkan
kondisi untuk partisipasi. Insentif mungkin ditawarkan kepada setiap orang atau
hanya kepada kelompok terpilih.
Jelas, promosi penjualan memainkan peranan penting dalam bauran promosi
total. Untuk menggunakannya dengan baik, pemasar harus menentukan tujuan
promosi penjualan, memilih alat terbaik, merancang program promosi penjualan,
menguji coba dan mengimplementasikan program, serta mengevaluasi hasilnya.
2.3.5 Sifat Dari Periklanan Dan Promosi Penjualan
Menurut Kotler dan Amstrong (2001, pp.128-129) setiap alat promosi baik
berupa periklanan, penjualan pribadi, promosi penjualan, hubungan masyarakat
maupun pemasaran langsung, mempunyai karakteristik dan biaya yang unik.
Periklanan
Banyaknya bentuk periklanan ternyata secara unik juga mempengaruhi
bauran promosi keseluruhan. Iklan membuat penjual dapat mengulang pesan
berkali-kali. Iklan juga membuat pembeli dapat menerima dan membanding-
• Tingkat pemakaian yang bertambah
baru
34
bandingkan pesan yang disampaikan para pesaing. Karena periklanan bersifat
terbuka, konsumen cenderung memandang produk yang diiklankan sebagai
standar dan sah. Iklan berukuran besar menyatakan hal-hal yang positif
mengenai nama besar penjual, popularitas, dan keberhasilannya.
Periklanan tidak hanya berkaitan dengan pemberian informasi. Periklanan
harus dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat konsumen, orisinil, serta
memiliki karakteristik tertentu dan persuasif sehingga para konsumen atau
khalayak secara sukarela terdorong untuk melakukan sesuatu tindakan sesuai
dengan yang diinginkan pengiklan.
Iklan juga amat ekspresif. Perusahaan yang bersangkutan dapat
mendramatisasi produk mereka melalui seni menggunakan gambar, hasil cetakan,
suara, dan warna.
Periklanan juga memiliki beberapa kelemahan, walaupun dapat menjangkau
banyak orang dengan cepat, iklan tidak menyentuh orang per orang dan tidak
mungkin sepersuasif wiraniaga. Pada umumnya, periklanan hanya bisa
berkomunikasi satu arah dengan para audience, dan audience tidak merasa harus
memperhatikan atau memberikan tanggapan.
Selain itu, biayanya sangat besar. Walaupun beberapa bentuk periklanan,
seperti iklan di Koran dan radio dapat terlaksana dengan anggaran kecil, bentuk-
bentuk lain, seperti iklan di televisi jaringan, membutuhkan anggaran yang sangat
besar.
Pengukuran efektivitas iklan dilakukan dengan enam cara, yaitu:
35
• Memory, pemikiran bahwa efektivitas iklan diukur dari kemampuannya
menetapkan diri kedalam memory konsumen ini didasari bahwa kalau
iklannya sendiri tidak mampu diingat apalagi produk yang diiklankan.
• Persuasi, ukuran persuasi berbicara tentang kemampuan iklan melakukan
persuasi terhadap konsumen sehingga attitude (kognitif, feeling, behaviour)
mereka berubah.
• Komunikasi, yakni mengevaluasi kemampuan iklan menyampaikan pesan
yang harus dibawanya. Bisa terjadi sebuah iklan memiliki eksekusi yang
sangat bagus dan menggunakan artis sangat popular, tetapi pesan yang
ditangkap oleh konsumen sangat berbeda dibandingkan dengan yang
sebenarnya ingin disampaikan oleh pengiklan.
• Frame by frame, metode evaluasi frame by frame digunakan untuk melihat
bagian per bagian iklan yang kemungkinan dianggap oleh konsumen tidak
menarik atau bahkan tidak masuk akal sehingga bisa dipotong atau ditambah.
• Brand performance tracking, berbeda dengan keempat ukuran yang lain yang
lebih berat fokusnya pada evaluasi iklannya sendiri, teknik brand performance
tracking dilakukan untuk mengevaluasi dampak iklan pada mereknya sendiri.
Salah satu kunci dari jenis pengukuran ini adalah secara kuantitatif mengukur
pengaruh iklan pada setiap level dari proses pengambilan keputusan
konsumen.
• Direct response, yakni respon yang langsung diterima oleh pengiklan begitu
iklan masuk tanyang.
36
Promosi penjualan
Istilah “promosi penjualan” (sales promotion) telah diterima secara luas
sebagai sebutan untuk kegiatan-kegiatan promosi yang bersifat khusus, biasanya
berjangka pendek, yang dilakukan di berbagai atau titik-titik penjualan (point-of-
sale) atau titik pembelian (point-of-purchase). Promosi penjualan ini dapat pula
dikaitkan dengan teknik pemasaran tanggapan langsung (direct response
marketing). Berbagai macam permainan dan hadiah bisa disertakan dalam
pengiriman surat penawaran produk (mailshots) kepada para calon pelanggan.
Promosi penjualan meliputi berbagai jenis peralatan, seperti: kupon,
perlombaan, potongan harga, hadiah, dll. Semuanya mempunyai keunikan
masing-masing. Semuanya menarik perhatian konsumen dan menyediakan
informasi yang dapat menghasilkan pembelian. Semuanya dapat mempercepat
pembelian dengan menyediakan dorongan atau kontribusi yang dapat
memberikan nilai tambah bagi konsumen, dan promosi penjualan mengundang
dan membayar respon yang cepat. Apabila iklan mengatakan “belilah produk
kami” promosi penjualan mengatakan “belilah sekarang”.
Perusahaan menggunakan promosi penjualan untuk menciptakan respon
yang lebih kuat dan lebih cepat. Promosi penjualan dapat digunakan untuk
mendramatisasi tawaran produk dan mengangkat penjualan yang sedang lesu.
Namun demikian, dampak yang dihasilkan biasanya hanya sebentar dan tidak
efektif dalam pembentukan preferensi merek jangka panjang.
37
Promosi penjualan telah berkembang pesat pada tahun-tahun belakangan
ini, promosi penjualan menjadi bisnis yang tak tertandingi. Alasan-alasan pokok
terjadinya hal tersebut adalah:
• Hasrat pemasang iklan yang sering dirisaukan oleh mahalnya media iklan
(misalnya: televisi), yang meningkat jauh lebih pesat dari pada laju inflasi
untuk menemukan bentuk-bentuk yang jauh lebih hemat biaya.
• Berkembangnya jaringan-jaringan supermarket raksasa dan toko-toko besar
di daerah luar kota dan daerah pinggiran, serta perlunya promosi-promosi
yang agresif dan bersaing di tingkat pedagang pengecer, baik untuk menjual
produk mereka secara langsung kepada para pelanggan (sell-in) maupun
membujuk para konsumen untuk membeli produk-produk tersebut dari pada
distributor (sell-out).
• Kebiasaan supermarket, Hypermarket dan usaha-usaha perdagangan eceran
campuran berskala besar untuk melakukan promosi didepan toko guna
menarik minat para pembeli.
• Meningkatnya kebutuhan untuk mendongkrak penjualan, baik untuk meraih
cash flow yang memuaskan para pengecer maupun untuk menyerap output
produksi pabrik yang ber-volume tinggi.
• Berkembangnya berbagai keahlian yang semakin canggih dalam menciptakan
kegiatan-kegiatan promosi penjualan.
• Dalam pelaksanaan suatu proses promosi penjualan, pihak perusahaan atau
pabrik dan para pedangang pengecer dituntut untuk saling bantu-membantu
sehingga hubungan antara keduanya cenderung menjadi lebih akrab.
38
• Di dalam promosi penjualan biasanya terdapat unsur permainan dan hiburan
yang dapat dinikmati oleh para pembeli.
• Promosi penjualan dapat lebih merangsang seseorang untuk membeli atau
sekedar mencoba suatu produk.
• Meluasnya promosi penjualan ke bidang-bidang baru seperti lembaga-
lembaga keuangan, serta promosi barang-barang konsumen yang tahan
lama. Kegiatan promosi penjualan sekarang ini tidak lagi terbatas pada
barang-barang kelontong di supermarket serta toko-toko besar. Promosi
penjualan ini juga kini telah meluas hingga menjangkau pemasaran produk-
produk yang bersifat multinasional dan internasional. Berkembangnya tehnik-
teknik pemasaran direct response yang sering menggunakan tehnik-tehnik
promosi penjualan sebagai penyisipan kupon atau voucher bonus sebagai
hadiah cuma-cuma untuk para pembeli.
2.4 Keputusan Pembelian
Setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan tentang pencarian,
pembelian, penggunaan beragam produk, dan merek pada setiap periode tertentu. Schiffman
dan Kanuk dalam Sumarwan (2003, p289) mendefinisikan suatu keputusan adalah sebagai
pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang konsumen yang
hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan alternatif. Maka hal tersebut
bukanlah situasi konsumen melakukan keputusan, suatu keputusan tanpa pilihan tersebut
maka disebut sebagai sebuah Hobson’s choice.
Semua aspek dari afeksi dan kognisi terlibat dalam pembuatan keputusan konsumen,
termasuk pengetahuan, makna, dan kepercayaan yang digerakan dari memori dan atensi
39
serta proses komprehensi yang terlibat yang terlibat di dalam interpretasi informasi baru di
lingkungan. Proses kunci didalam pembuatan keputusan konsumen ialah, proses intgrasi
dengan mana pengetahuan dikombinasikan untuk mengevaluasi dua atau lebih alternatif
perilaku, kemudian pilih salah satu. Hasil dari proses integrasi ialah suatu pilihan, secara
kognitif terwakili sebagai intensif perilaku. Intensif perilaku disebut rencana keputusan
(Supranto dan Limakrisna, 2007, p211).
2.4.1 Peran Keputusan
Peran keputusan pembelian merupakan hal yang penting bagi pembeli dan
penjual (perusahaan) itu sendiri. Bagi perusahaan adalah penting untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian, namun
terdapat hal lain yang harus juga diperhatikan perusahaan yaitu pemegang
peranan dalam pembelian dan keputusan untuk membeli.
Terdapat 5 (lima) peran yang terjadi dalam keputusan pembeli yang
dijelaskan oleh Simamora (2004, p.15), yakni:
a. Pemrakarsa (initiator), orang yang pertama kali menyarankan membeli suatu
produk.
b. Pemberi pengaruh (influencer), orang yang pandangan atau nasehatnya
memberi bobot dalam pengambilan keputusan terakhir.
c. Pengambil keputusan (dicider) ,orang yang sangat menentukan sebagian atau
keseluruhan keputusan pembelian, apakah membeli, apa yang dibeli, kapan
hendak membeli, dengan cara bagaimana membeli, dan dimana akan
membeli.
40
d. Pembeli (buyer), orang yang melakukan pembelian nyata.
e. Pemakai (user), orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau
jasa.
2.4.2 Tahap-tahap Proses Keputusan
Menurut Gordon (2002, p.144), pembuatan keputusan mencakup: “Do the
decision makers know they are making the decision, and are they aware if they
are optimizing or satisfying.”
Perusahaan yang cerdik melakukan riset atas proses keputusan pembelian
kategori produk. Tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian:
Gambar 2.1 Proses Pembelian model lima tahap
Sumber: Kotler (2002, p.204)
Pengenalan masalah
Pencarian informasi
Evaluasi alternatif
Keputusan pembelian
Perilaku pasca pembelian
41
Masing-masing tahap proses keputusan pembelian menurut Kotler dapat
dijelaskan sebagai berikut:
- Pengenalan masalah
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau
kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau
eksternal. Dalam kasus pertama, salah satu kebutuhan umum seseorang,
misalnya lapar, haus, seks, mencapai titik tertentu dan menjadi sebuah dorongan.
Dalam kasus kedua, kebutuhan ditimbulkan oleh rangsangan eksternal.
- Pencarian informasi
Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari
informasi yang lebih banyak. Kita dapat membaginya ke dalam dua tingkat. Pada
tingkat itu seseorang hanya menjadi lebih peka terhadap informasi tentang
produk. Pada tingkat selanjutnya, orang itu mungkin memasuki pencarian aktif
informasi, mencari bahan bacaan, menelepon teman, dan mengunjungi toko
untuk mempelajari produk. Melalui pengumpulan informasi, konsumen
mengetahui tentang merek-merek yang bersaing dan keistimewaan merek
tersebut.
- Evaluasi alternatif
Beberapa konsep dasar akan membantu kita untuk memahami proses
evaluasi konsumen: pertama, konsumen berusaha untuk memanuhi suatu
kebutuhan. Kedua konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga,
konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut
42
dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang
digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu. Para konsumen memiliki sikap yang
berbeda-beda dalam memandang atribut-atribut yang dianggap relevan dan
penting. Mereka akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang
memberikan manfaat yang dicari. Konsumen mengembangkan sekumpulan
keyakinan mereka tentang dimana posisi setiap merek dalam masing-masing
atribut.
- Keputusan pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merek-merek
dalam kumpulam pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk
membeli produk yang paling diisukai. Namun dua faktur berikut dapat berbeda di
antara niat pembelian dan keputusan pembelian.
Gambar 2.2 Proses Keputusan Pembelian
Penilaian terhadap berbagai alternatif
Maksud untuk membeli
Sikap orang lain
Faktor‐faktor situasi yang tidak terduga
Keputusan pembelian
43
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau
ketidakpuasan tertentu. Pemasar harus memantau keputusan pasca pembelian,
tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian.
Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli
atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk tersebut.
Jika kinerja produk lebih rendah dari yang diharapkan, pelanggan akan kecewa, jika
ternyata sesuai harapan pelanggan akan puas. Jika melebihi harapan, pembeli akan
sangat puas. Perasaan-perasaan itu akan membedakan apakah pembeli akan
membeli kembali produk tersebut dan membicarakan hal-hal yang menguntungkan
atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut dengan orang lain. Kepuasan
dan ketidakpuasan konsumen terhadap produk akan mempengaruhi perilaku
selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan mempunyai kemungkinan lebih tinggi
untuk membeli kembali produk tersebut. Pelanggan yang tidak puas akan bereaksi
sebaliknya. Mereka mungkin membuang atau mengembalikan produk tersebut.
2.5 Hubungan antar variabel
Hubungan antar variabel yang diteliti dapat dijabarkan seperti berikut ini:
Menurut Fandy Tjiptono (1995:200) promosi merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan suatu program pemasaran, karena betapapun bagusnya suatu produk bila
konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin produk itu akan berguna bagi
mereka, maka mereka tidak akan membelinya.
44
Penelitian Edy Mulyono (2003) membuktikan bahwa faktor yang paling
dipertimbangkan konsumen dalam memutuskan pembelian adalah promosi.
Kemudian penelitian Sigit Haryono, Achmad Fauzi D.H., Zainul Arifin (2003)
menjelaskan bahwa variabel merek, bukti fisik, iklan, promosi penjualan, dan rekomendasi
personal dari mulut ke mulut secara simultan maupun parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap struktur keputusan pembelian. Hasil ini didukung oleh teori yang
dikemukakan oleh Kotler, Ang, Leong, dan Tan (2000) yang mengemukakan suatu model
perilaku pembeli. Mereka menyatakan bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh
rangsangan pemasaran berupa variabel bauran pemasaran yang diantaranya adalah produk
dan promosi.
Hal yang sama dikemukakan pula oleh Berkowitz dan Rudellius (1986) yang
menyatakan bahwa variabel bauran pemasaran (termasuk produk dan promosi) adalah salah
satu variabel yang mempengaruhi suatu proses keputusan pembelian. Selanjutnya berkenaan
dengan variabel promosi penjualan, Peter dan Olson (2000) mengemukakan bahwa promosi
penjualan adalah rangsangan langsung yang ditujukan kepada konsumen untuk melakukan
pembelian.
45
2.6 Kerangka Pemikiran
Bauran promosi: - Periklanan
- Promosi Penjualan
- Hubungan Masyarakat dan Publisitas
- Penjualan Personal
- Pemasaran Langsung
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Keterangan:
= Instrumen bauran promosi yang dijadikan variabel penelitian.
= Instrumen bauran promosi yang tidak dijadikan variabel penelitian.
Bauran promosi
Promosi penjualan
Keputusan pembelian
Iklan
Hubungan masyarakat dan publisitas
Penjualan personal
Pemasaran langsung