38
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arsitektur Sistem Informasi Arsitektur Sistem informasi adalah suatu pemetaan atau rencana kebutuhan-kebutuhan informasi di dalam suatu organisasi (Turban, McLean, Wetherbe, 2000). Arsitektur ini berguna sebagai penuntun bagi operasi sekarang atau menjadi cetak biru (blueprint) untuk arahan di masa mendatang. Tujuan dari arsitektur ini adalah agar bagian teknologi informasi memenuhi kebutuhan- kebutuhan bisnis strategis organisasi. Oleh karena itu, arsitektur sistem informasi memadukan kebutuhan informasi, komponen sistem informasi, dan teknologi pendukung sebuah arsitektur sistem informasi yang detail. Arsitektur Sistem Informasi merupakan model konstruksi komprehensif atas data, proses bisnis, dan aset-aset teknologi informasi dalam perusahaan. Arsitektur sistem informasi menghadirkan pandangan berjangka panjang atas berbagai proses, sistem, dan teknologi yang berdasarkan suatu rancangan yang konsisten dan koheren sehingga proyek-proyek individu dapat menghasilkan sebuah kapabilitas daripada memenuhi kebutuhan secara instant. Suatu kerangka arsitektur sistem informasi menghubungkan misi-misi organisasi, sasaran, dan tujuan proses bekerja serta infrastruktur yang dibutuhkan untuk melaksanakannya. (Ritchi, H., 2008)

BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/TSA-2012-0097 bab 2.pdfBAB II LANDASAN TEORI ... antara orang, perangkat keras (hardware), perangkat

Embed Size (px)

Citation preview

6

 

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Arsitektur Sistem Informasi

Arsitektur Sistem informasi adalah suatu pemetaan atau rencana

kebutuhan-kebutuhan informasi di dalam suatu organisasi (Turban, McLean,

Wetherbe, 2000). Arsitektur ini berguna sebagai penuntun bagi operasi sekarang

atau menjadi cetak biru (blueprint) untuk arahan di masa mendatang. Tujuan dari

arsitektur ini adalah agar bagian teknologi informasi memenuhi kebutuhan-

kebutuhan bisnis strategis organisasi. Oleh karena itu, arsitektur sistem informasi

memadukan kebutuhan informasi, komponen sistem informasi, dan teknologi

pendukung sebuah arsitektur sistem informasi yang detail.

Arsitektur Sistem Informasi merupakan model konstruksi komprehensif

atas data, proses bisnis, dan aset-aset teknologi informasi dalam perusahaan.

Arsitektur sistem informasi menghadirkan pandangan berjangka panjang atas

berbagai proses, sistem, dan teknologi yang berdasarkan suatu rancangan yang

konsisten dan koheren sehingga proyek-proyek individu dapat menghasilkan

sebuah kapabilitas daripada memenuhi kebutuhan secara instant. Suatu kerangka

arsitektur sistem informasi menghubungkan misi-misi organisasi, sasaran, dan

tujuan proses bekerja serta infrastruktur yang dibutuhkan untuk melaksanakannya.

(Ritchi, H., 2008)

7

 

2.2 Sistem Informasi

Sistem Informasi menurut James A. O’Brien merupakan kombinasi

antara orang, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan

komunikasi, dan sumber data yang informasinya dikumpulkan, dirubah dan

disebarkan dalam sebuah perusahaan (O’Brien, 2005).

Sedangkan menurut McLeod, Sistem Informasi adalah suatu system

dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi

harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu

organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang

dibutuhkan (McLeod, 2001).

2.3 Asuransi

Hidup penuh dengan risiko yang terduga maupun tidak terduga, oleh

karena itulah kita perlu memahami tentang asuransi. Beberapa kejadian alam yang

terjadi pada tahun-tahun belakangan ini dan memakan banyak korban, baik

korban jiwa maupun harta, seperti mengingatkan kita akan perlunya asuransi.

Bagi setiap anggota masyarakat termasuk dunia usaha, resiko untuk mengalami

ketidakberuntungan (misfortune) seperti ini selalu ada. Dalam rangka mengatasi

kerugian yang timbul, manusia mengembangkan mekanisme yang saat ini kita

kenal sebagai asuransi. Asuransi membawa misi ekonomi sekaligus sosial dengan

adanya premi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi dengan jaminan

adanya transfer of risk, yaitu pengalihan (transfer) resiko dari tertanggung kepada

8

 

penanggung. Asuransi sebagai mekanisme pemindahan resiko dimana individu

atau business memindahkan sebagian ketidakpastian sebagai imbalan pembayaran

premi. Definisi resiko disini adalah ketidakpastian terjadi atau tidaknya suatu

kerugian (the uncertainty of loss) (Morton, 1999). Fungsi utama dari asuransi

adalah sebagai mekanisme untuk mengalihkan resiko (risk transfer mechanism),

yaitu mengalihkan resiko dari satu pihak (tertanggung) kepada pihak lain

(penanggung). Pengalihan resiko ini tidak berarti menghilangkan kemungkinan

misfortune, melainkan pihak penanggung menyediakan pengamanan finansial

(financial security) serta ketenangan (peace of mind) bagi tertanggung. Sebagai

imbalannya, tertanggung membayarkan premi dalam jumlah yang sangat kecil

bila dibandingkan dengan potensi kerugian yang mungkin dideritanya. Pada

dasarnya, polis asuransi adalah suatu kontrak yakni suatu perjanjian yang sah

antara penanggung (dalam hal ini perusahaan asuransi) dengan tertanggung,

dimana pihak penanggung bersedia menanggung sejumlah kerugian yang

mungkin timbul dimasa yang akan datang dengan imbalan pembayaran (premi)

tertentu dari tertanggung. Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1992, yang

dimaksud dengan asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak

atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri pada tertanggung,

dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian pada

tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang

diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan

diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk

memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya

seseorang yang dipertanggungkan (Morton, 1999). Berbeda dengan jenis asuransi

9

 

lainnya, asuransi jiwa mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dalam

beberapa tahun terakhir. Hingga September 2007 Asosiasi Asuransi Jiwa

Indonesia (AAJI) mencatat total pendapatan premi bruto pada asuransi jiwa telah

mencapai 32,4 triliun, naik 71% dibandingkan periode tahun sebelumnya 2006

(Rochma, 2007).

Berdasarkan total asset, asuransi jiwa terus tumbuh secara konsisten

dalam beberapa tahun terkahir dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 25% per

tahun (Rochma, 2007). Perkembangan asset Asuransi jiwa selama periode 2000-

2006 dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 2.1 : Pertumbuhan Asuransi Jiwa Indonesia Periode 2000-2006 (Economic Review, 2007)

10

 

2.3.1 Web Asuransi

Web asuransi merupakan pembelian polis asuransi dari vendor yang

memungkinkan konsumen diberikan penggantian kerugian terhadap segala

kehilangan / kerusakan terkait dengan transaksi e-commerce (Warrick, 2009).

Beberapa web grup asuransi yang sudah ada misalnya www.chubb.com,

www.techinsurance.com, www.policybazaar.com, www.insurancepandit.com,

www.medimanage.com dan MAFRE S.A yang merupakan grup asuransi terbesar

di Amerika Latin www.commerceinsurance.com.

2.4 Penjualan

Penjualan merupakan sebuah proses dimana kebutuhan pembeli dan

kebutuhan penjual dipenuhi, melalui antar pertukaran informasi dan kepentingan

(Kotler, 2006).

Pendapat lain mengatakan bahwa penjualan adalah suatu usaha yang

terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada

usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan

yang menghasilkan laba (Marwan, 1991). Penjualan merupakan sumber hidup

suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha

memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka

sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasilkan.

11

 

2.5 Internet

Meningkatkan kepercayaan pelanggan merupakan perhatian yang sangat

penting dan merupakan kebutuhan yang sangat potensial demi meningkatkan

pertumbuhan penjualan online. Lebih dari 1.2 milyar orang adalah pengguna

internet. Internet merupakan suatu jaringan komputer global (luas) yang terbentuk

dari jaringan-jaringan komputer lokal dan regional, yang menggunakan jaringan

komunikasi yang ada diseluruh dunia memungkinkan komunikasi data antar

komputer-komputer yang terhubung ke jaringan tersebut. Jaringan-jaringan

komputer tersebut saling berkomumikasi melalui gateway, atau terkadang sering

disebut sebagai router. Sebagian besar dari jaringan tersebut berbicara dengan

protocol TCP/IP. TCP/IP lazim disebut dengan open system karena tidak terbatas

oleh satu vendor khusus, serta spesifikasinya tersedia untuk publik. Sejak

perdagangan online (e-commerce) meningkat di internet, muncul penelitian dasar

tentang pembelian online yang lebih kompleks (Warrick, 2009).

“The time has come to take a clearer view of the Internet.We need to

move away from the rhetoric about “Internet industries”, “e-business

strategies”, and a “new economy” and see the Internet for what it is; an

enabling technology – a powerfull set of tools that can be used, wisely or

unwisely, in almost any industry and as part of almost any strategy.”

(The Allen Consulting Group, 2003)

Studi menunjukkan bahwa butuh perjuangan dalam memelihara

konsumen yang juga gemar melakukaan pembelian online, hal ini dikarenakan

ketakutan dan perhatian konsumen akan proses pengiriman informasi pribadi

12

 

(Warrick, 2009). Internet semakin booming dengan ditemukannya protocol http

(hypertext transport protocol) yang merupakan dasar dari penggunaan World

Wide Web (WWW). Menurut Valacich (2004), terdapat tiga kelas dalam

pengklasifikasian dalam aplikasi internet e-commerce : Internet, Intranet, dan

Extranet. Internet mengacu pada penggunaan jaringan internet antara pemakai

individu atau bisnis. Sementara intranet mengacu pada penggunaan internet pada

bisnis yang sama. Dan extranet mengacu pada penggunaan internet diantara

beberapa perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa

faktor yang mempengaruhi perkembangan internet (Kurniawan, 2007), yaitu:

1. Infrastruktur dan Lingkungan Institusi

Infrastruktur dan lingkungan institusi memegang peranan penting dalam

struktur kekondusifan perkembangan internet di suatu negara. Berdasarkan

penelitian, kesiapan infrastruktur dan institusi membangun jaringan utama

menentukan kokohnya kapasitas jaringan telepon utama dalam mengirimkan data

elektronik. Penggunaan internet pada negara-negara berkembang yang mayoritas

menggunakan koneksi dial-up menggunakan jaringan telepon dapat menjadi tolak

ukur kekondusifan teknologi negara terhadap pengadaptasian Internet.

2. Kesamaan Struktur (Modernization dan Post-Industrialization)

Kesamaan struktur mencakup infrastruktur, persentase pekerja,

lingkungan politik, dan persentase populasi. Ketika sebuah negara berkomunikasi

dengan negara lain, akan ada negara sender dan receiver. Kesesuaian antara

13

 

negara pengirim dan penerima (conductiveness) akan membantu dalam

penyebaran ide seperti internet. Negara-negara berkembang yang sering menjalin

komunikasi dengan negara yang telah maju akan memacu perkembangan di

negara berkembang tersebut yang akan mempercepat tingkat pengadaptasian

internet.

3. Perdagangan dan Investasi Asing

Pentingnya investasi asing terletak pada pertukaran informasi dalam alur

perdagangan yang berlanjut pada kesamaan permintaan pada teknologi

komunikasi.  Dengan meningkatnya globalisasi ekonomi secara simultan akan

mempercepat globalisasi teknologi.

4. Pembangunan Perkotaan

Pembangunan perkotaan biasanya diiringi dengan dengan pembangunan

infrastuktur komunikasi yang menjadi dasar dari internet. Sehingga pembangunan

kota akan memacu perkembangan internet.

5. Keberadaan-keberadaan Industri

Industri tertentu juga menimbulkan perkembangan internet Industri

tersebut ialah industri pertambangan, tekstil, judi, dan rekreasi. Pembangunan

konstruksi besar, rumah sakit juga membantu perkembanggan internet.

14

 

2.6 World Wide Web

World Wide Web sering dikenal dengan sebutan website, merupakan

sebuah sistem yang menghubungkan dokumen-dokumen hypertext yang dapat

diakses melalui jaringan internet. Web mengunakan satu set open standard yang

memungkinkan komputer dari berbagai jenis, menggunakan perangkat lunak yang

berbeda, untuk mengakses teks array, gambar, grafik, audio bahkan video

(Barners-Lee, 1992). Web pada awalnya merupakan ruang informasi dalam

internet, dengan menggunakan teknologi hyperteks, terdiri dari link-link yang

disediakan dalam dokumen web untuk menemukan informasi yang dibutuhkan

oleh pengguna, ditampilkan melalui browser. Internet identik dengan web karena

kepopuleran web sebagai standar interface pada layanan-layanan yang ada di

Internet. Web digunakan juga untuk melayani komunikasi e-mail sampai dengan

chatting, juga transaksi bisnis (e-commerce) (Sidik, 2002).

Pandangan dunia tentang world wide web merupakan sebuah dokumen

yang merefer atau merujuk pada link. Cara kerja world wide web memiliki

kemiripan dengan kostruksi laba-laba, hal tersebut dinamakan web. Pandangan

sederhana ini dikenal sebagai paradigma hypertext. Semua data di web disajikan

di berbagai human interface yang berbeda. Dokumen disimpan di internet dalam

komputer dengan sistem operasi dan format data yang berbeda (Tim

Berners,1992).

15

 

Gambar 2.2 : Skema www Bekerja (Sidik, 2002)

Beberapa alasan web telah diadopsi oleh perusahaan sebagai bagian dari

strategi teknologi informasinya, yaitu:

1. Akses informasi mudah

2. Setup server lebih mudah

3. Informasi mudah didistribusikan

4. Bebas platform, informasi dapat disampaikan oleh browser web pada

sistem operasi mana saja karena adanya standar dokumen berbagai tipe data

disajikan.

Browser web adalah software yang digunakan untuk menampilkan

informasi dari server web. Suatu browser mengambil sebuah web page dari server

dengan sebuah request. Request tersebut merupakan HTTP standar yang berisi

sebuah page address.

16

 

Contoh Arsitektur sistem aplikasi yang digunakan oleh salah satu web

asuransi jiwa www.chubb.com adalah sebagai berikut :

Gambar 2.3 : Tampilan Site Report Situs Chubb

Gambar 2.3 diatas merupakan bentuk laporan Operating Systems dan

webserver yang digunakan oleh situs chubb.com dalam menjalankan web asuransi

mereka.

2.7 Electronic Business (E-Business)

Istilah e-business didefinisikan sebagai penggunaan sarana elektronik

untuk melakukan bisnis organisasi internal dan atau eksternal. Kegiatan bisnis

internal menghubungkan antara staf organisasi antara satu sama lain melalui

intranet untuk meningkatkan pembagian informasi, memfasilitasi penyebaran

pengetahuan dan mendukung manajemen pelaporan. Kegiatan e-business juga

meliputi dukungan layanan purna jual, berkolaborasi dengan partner bisnis,

17

 

mengembangkan produk baru dan merumuskan promosi penjualan. Karena

konsep e-bisnis meliputi e-pemasaran, e-waralaba, e-mail dan lain sebagainya.

Pengertian lain dari e-bisnis adalah istilah yang digunakan untuk

menggambarkan yang berjalan di internet, atau memanfaatkan teknologi untuk

meningkatkan produktivitas atau profitabilitas bisnis.

Sedangkan menurut Harman (2001), e-business merupakan proses yang

didalamnya terdapat kegiatan e-commerce dan bisnis internal organisasi seperti

proses produksi, manajemen inventori, manajemen keuangan, manajemen resiko,

manajemen pengetahuan dan manajemen sumber daya manusia. Dengan demikian

e-commerce merupakan bagian dari e-business. Dengan semakin meningkatnya

jumlah pengguna internet di dunia, maka prospek bisnis dengan memanfaatkan e-

commerce merupakan prospek cemerlang. Hal ini telah dibuktikan dengan

berbagai website berbasis e-commerce yang telah menunjukkan keberasilannya

(Abdurrahman, 2006).

Dalam pengertian yang lebih umum, istilah ini dapat digunakan untuk

menggambarkan setiap bentuk usaha elektronik atau dapat dikatakan setiap usaha

yang menggunakan komputer. Kesimpulannya, e-bisnis merujuk secara eksklusif

untuk bisnis internet. Walaupun beberapa perusahaan menggunakan e-commerce

dan e-bisnis secara bergantian, mereka memiliki konsep yang berbeda. Dalam e-

commerce, teknologi informasi dan komunikasi (ICT) digunakan dalam antar

bisnis atau antar organisasi (transaksi antar dan diantara perusahaan / organisasi)

dan dalam transaksi antara bisnis-to-consumer (transaksi antara perusahaan /

organsasi dan individu).

18

 

Dalam e-bisnis, disisi lain, ICT digunakan untuk meningkatkan bisnis

seseorang. Meliputi proses apapun yang terjadi dalam sebuah organisasi bisnis

(baik perusahaan profit / non profit) dilakukan dalam jaringan komputer yang

termediasi. Definisi komprehensif dari e-business adalah : “Transformasi proses

organisasi untuk memberikan nilai tambahan kepada pelanggan yaitu melalui

penerapan teknologi, filsafat dan paradigma kompetisi ekonomi baru” (Andam,

2003).

Singkatnya, e-business merupakan fungsi dalam rangka menyebarkan

teknologi untuk memaksimalkan nilai pelanggan, sementara e-commerce

merupakan fungsi untuk menciptakan pertukaran yaitu membeli dan menjual

melalui media digital (Amit; Zott, 2001).

Beberapa Keunggulan Potensial dari e-business (Singh, 2000) :

1. Aksesibilitas global dan Pencapaian Penjualan

Komunitas online berlangsung selama 24 Jam, 7 hari seminggu.

Sehingga bisnis memiliki kesempatan dalam memperluas pelanggan

mereka dalam bebrerapa hal, atau bahkan pada lini produk mereka.

2. Hubungan Lebih Dekat

Internet dibuat untuk memfasilitasi komunikasi dua arah untuk

menjembatani kesenjangan antara organisasi dan anggotanya.

19

 

3. Mengurangi Biaya

Telah banyak disebutkan bahwa bisnis yang dijalankan pada teknologi

baru memiliki tujuan ganda, yaitu meningkatkan layanan pelanggan dan

menurunkan biaya. Banyak contoh web untuk memberikan layanan

kepada pelanggan, pusat informasi pelanggan, atau sebagai media untuk

mendownload perangkat lunak.

4. Vendor memberikan loyalitas kepada pelanggan

Perkembangan perangkat lunak saat ini memberikan kemampuan untuk

menyesuaikan seluruh aktivitas web terhadap setiap single user tanpa

biaya tambahan. Masa kostumisasi memungkinkan vendor membuat

halaman web, produk dan jasa yang disesuaikan dengan persyaratan

pengguna.

2.8 E-commerce

Electronic Commerce atau E-Commerce secara sempit dipandang sebagai

aktivitas dalam bertransaksi dan melakukan pembayaran secara online dengan

menggunakan internet. E-commerce merupakan konsep penjualan yang lebih

spesifik dari e-business dan dapat dianggap sebagai subset dari e-business. E-

commerce berhubungan dengan fasilitas transaksi dan penjualan produk dan jasa

secara online dengan menggunakan internet atau jaringan telekomunikasi lainnya.

Menurut William (2000), e-commerce merupakan proses untuk

memediasi interaksi antara organisasi (perusahaan, pemerintahan, dll) dengan

20

 

pihak eksternal (konsumen, pemasok, dan faktor eksternal lainnya), dimana

didalamnya terdapat transaksi penjualan, pemasaran, pemesanan, dengan

memanfaatkan jaringan elektronik seperti internet dan Electronic Data

Interchange (EDI) untuk mengubah dan meningkatkan performansi proses bisnis.

E-commerce, atau Electronic Commerce merupakan salah satu teknologi

yang berkembang pesat dalam dunia bisnis dan per-internet-an. Penggunaan

sistem e-commerce, sebenarnya dapat menguntungkan banyak pihak, baik pihak

konsumen, maupun pihak produsen dan penjual (retailer). Misalnya bagi pihak

konsumen, menggunakan e-commerce dapat membuat waktu berbelanja menjadi

singkat. Selain itu, harga barang-barang yang dijual melalui e-commerce biasanya

lebih murah dibandingkan dengan harga di toko, karena jalur distribusi dari

produsen barang ke pihak penjual lebih singkat dibandingkan dengan toko

konvensional (Lubis, 2008). Meskipun proyeksi bervariasi, banyak analis

memprediksi bahwa e-commerce akan terus tumbuh berlanjut (Martin Grossman,

2004).

Electronic commerce juga menyebabkan perubahan yang mendasar pada

perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi di New Zealand, memiliki tempat untuk

meraih keuntungan dari bisnis e-commerce selama mereka memiliki akses yang

tinggi dalam teknologi online dan memiliki kemampuan internet yang baik (Yao,

2002).

Dalam hal ini, survei menemukan bahwa kebanyakan perusahaan

asuransi hanya memiliki website untuk kebutuhan informasi, bukan untuk

melayani seluruh nasabah mereka secara spesifik melalui website. Bukti ini

21

 

mengingatkan bidang terkait untuk melakukan penelitian terhadap pengembangan

website. Tidak ada pengecualian bagi perusahaan asuransi bahwa saat ini

merupakan sebuah pengalaman pada teknologi, dimana penjualan elektronik akan

memainkan peranan yang penting (Grace, 1998).

Penjualan secara elektronik memiliki beberapa keuntungan bagi

perusahaan. Untuk memperoleh keuntungan melalui e-commerce, perusahaan

harus menerapkan website yang memiliki teknologi yang baik tentang e-

commerce (Moore, 2000).

E-commerce melibatkan perdagangan elektronik barang fisik dan digital,

mencakup semua langkah perdagangan seperti pemesanan online, pemasaran

online, e-pembayaran untuk barang digital, dan distribusi barang secara online.

Aplikasi e-commerce dengan orientasi eksternal merupakan aktivitas membeli e-

commerce dengan supplier dan aktivitas menjual e-commerce kepada pelanggan.

Pengertian lain menjelaskan, bahwa e-commerce merupakan proses

untuk memediasi interaksi antara organisasi (perusahaan, pemerintahan, dll)

dengan pihak eksternal (konsumen, pemasok, dan faktor eksternal lainnya),

dimana di dalamnya terdapat transaksi penjualan, pemasaran, pemesanan, dengan

memanfaatkan jaringan elektronik seperti internet dan Electronic Data

Interchange (EDI) untuk mengubah dan meningkatkan performansi proses bisnis

(Abdurrahman, 2006).

Walaupun hingga saat ini belum ada definisi baku dari e-commerce,

beberapa mengatakan bahwa e-commerce adalah website yang digunakan untuk

berdagang (semacam storefront), di lain pihak ada yang menghubungkan e-

22

 

commerce dengan EDI (electronik data interchange) dan seterusnya. Sebagai

contoh, berikut ini adalah salah satu definisi dari e-commerce yang mendekati

aktifitas dari e-commerce tersebut yang diambil dari sebuah buku Electronic

Commerce, A Managerial Prespective, “E-commerce is an emerging concept that

describes the process of buying, selling, or exchanging products, services, and

information via computer networks, including internet” (Turban, 2002).

Dalam perspektif service, dikatakan bahwa e-commerce merupakan suatu

cara bagi perusahaan, konsumen dan manajemen untuk memangkas biaya yang

ada, selama hal itu tetap meningkatkan kualitas dari produk/service dan kecepatan

dalam distribusinya sedangkan yang terakhir dalam prespektif online, e-commerce

menyediakan kesempatan untuk membeli dan menjual produk/service dan

informasi dengan menggunakan internet dan sarana pelayanan online lainnya.

Dengan melihat tujuan-tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa e-

commerce merupakan sebuah sistem yang dibangun dengan tujuan untuk

meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam berbisnis dengan memanfaatkan

teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas dari produk/service dan

informasi serta mengurangi biaya-biaya yang tidak diperlukan sehingga harga dari

produk/service dan informasi tersebut dapat ditekan sedemikian rupa tanpa

mengurangi dari kualitas yang ada. Jenis-jenis e-commerce Secara umum aktifitas

dari e-commerce mencakup berbagai aktifitas mulai dari direct marketing, search

jobs, online banking, banking, e-government, e-purchasing, B2B exchanges,

commerce, m-commerce, auctions, travel, online publishing dan consumer

services. Dalam aplikasinya e-commerce dapat dibagi menjadi dua bagian besar

23

 

yaitu business to business (B2B) dan business to customer (B2C). Dalam

perkembangannya B2B lebih pesat dibandingkan B2C. Business to business

dalam e-commerce umumnya menggunakan mekanisme EDI (Electronic Data

Interchange).

Secara umum adapun aktifitas dari B2B ini seperti trading partners dan

pertukaran data (data exchange) yang dilakukan secara rutin antara pebisnis.

Sedangkan dalam business to customer (B2C) umumnya menggunakan internet

dengan berbagai model pendekatan seperti electronic shopping mall atau dengan

konsep portal. Kedua-duanya menggunakan website sebagai basisnya. Aktifitas

electronic shopping mall lebih ke mempromosikan produk dan service yang ada

dengan dukungan online catalog dan sebagainya. Adapun contoh dari system ini

seperti amazon (http://www.amazon.com) dan netmarket (www.netmarket.com).

Beberapa alasan khusus dalam menuju online (Singh, 2000) :

1. Memperluas Jangkauan Pasar

Hal ini merupakan keunggulan utama dalam melakukan bisnis online.

Sebuah perusahaan kecil sekarang memiliki kemampuan untuk menjangkau pasar

yang jauh melampaui dari kemampuan pasar tradisional dalam meraih pasar

tersebut, dan juga dapat meningkatkan akses pasar melampaui pelanggan yang

ada saat ini.

2. Visibilitas

Internet memberikan perusahaan berukuran kecil dan menengah

kesempatan untuk bermain hingga batas tertentu di lapangan. Di internet masing-

24

 

masing perusahaan mengurangi ukuran umum pelanggan dalam melakukan

browsing. Sementara menciptakan keberadaan web yang sesungguhnya mungkin

tidak murah, minimal biaya pemeliharaan selanjutnya. Internet memberikan

keuntungan biaya untuk bisnis karena di dalam internet dapat memperbaharui

informasi, fitur posting, dan mudah dalam pemeliharaan situs-situs yang dapat

berlangsung secara terus menerus dengan biaya yang minimal dan jangka waktu

yang panjang. Fitur-fitur tersebut digabungkan untuk menghasilkan kehadiran

target pasar yang lebih besar sambil meningkatkan komponen yang lebih besar

dari pemikiran para pelanggan.

3. Meningkatkan Responsivitas

Salah satu manfaat terbesar berbisnis online terletak pada

kemampuannya untuk mempromosikan hubungan dengan pelanggan. Internet

merupakan media yang tak tertandingi dalam kemampuannya untuk

meningkatkan respon. Contoh respon ini dapat terlihat jelas pada perusahaan

seperti Dell, UPS, dan FedEx yang sekarang memungkinkan pelanggan untuk

memeriksa berbagai aspek transaksi mereka secara langsung dengan login ke situs

web mereka. Keterkaitan ini datang dengan biaya permintaan yang cukup rendah,

dan menyediakan metode yang lebih efisien untuk menanggapi kebutuhan /

keinginan pelanggan.

25

 

4. Layanan Baru

Memperkenalkan layanan baru di pasar tradisional sulit dan mahal.

Internet menyediakan pilihan untuk memperkenalkan layanan baru untuk

pelanggan, mitra, dan karyawan dengan minimal sedikit biaya tambahan.

5. Memperkuat Hubungan Bisnis

Kemampuan untuk meningkatkan bisnis dan komunikasi bisnis memiliki

potensi yang sangat besar. Pada perusahaan yang menggunakan EDI (Electronic

Data interchange) untuk merampingkan proses bisnis dan meningkatkan

komunikasi. Melalui EDI, Pemasok, Produsen, Distributor, dan Pengecer mampu

berbagi informasi dan meningkatkan aliran informasi dan barang melalui supply

chain.

Www mengubah semua ini. Saat ini manfaat berbagi informasi dapat

dinikmati oleh organisasi dari semua ukuran besar atau kecil. Akses data real-time

meningkatkan efisiensi, meningkatkan produktivitas dan profitabilitas.

6. Pengurangan Biaya

Fitur ini telah terealisasi dan dipahami organisasi dari 21 abad yang lalu,

yang semakin berkembang dan adopsi dari internet merealisasikan penghematan

biaya dengan menggerakkan segudang layanan online. Dari pusat layanan

pelanggan, untuk pengecekan paket secara online, dan seterusnya. Kemampuan

untuk mendigitalkan penawaran dan penyediaan produk / jasa.

26

 

2.8.1 Keuntungan E-commerce

Dalam implementasinya, keuntungan dari e-commerce tidak saja

dirasakan oleh para pebisnis tetapi juga dapat dirasakan oleh konsumen,

masyarakat luas dan pemerintah. Di bawah ini merupakan gambaran keuntungan

e-commerce yang dirangkum dalam tiga bagian, dalam prespektif produsen,

konsumen serta masyarakat dan pemerintahan. Adapun keuntungan e-commerce

pada produsen adalah (Lubis, 2008):

1. Memberikan kesempatan kepada produsen untuk meningkatkan pemasaran

produk/service-nya secara global.

2. Mengurangi penggunaan paper/kertas di berbagai aktifitas mulai dari

tahapan desain, produksi, pengepakan, pengiriman, distribusi hingga marketing.

3. Mengurangi waktu delay dari pengiriman dan penyimpanan karena antara

sistem produksi, pengepakan, penyimpanan dan distribusi terkoneksi secara

online.

4. Membantu perusahaan-perusahaan yang memproduksi produk/service

yang sangat spesifik yang tidak dapat dipasarkan dalam bisnis secara fisik, karena

keterbatasan konsumen, tempat dan biaya promosi yang tinggi.

5. Mengurangi waktu dan biaya promosi dari produk/service yang dipasarkan

karena tersedianya informasi secara menyeluruh di internet sepanjang waktu.

27

 

Keuntungan e-commerce pada konsumen adalah:

1. Memberikan kesempatan konsumen yang berada di belahan dunia

manapun untuk dapat menggunakan sebuah produk/service yang dihasilkan dari

belahan dunia yang berbeda dan melakukan transaksi dan meraih informasi dari

pihak pertama sepanjang tahun.

2. Memberikan kesempatan konsumen untuk mendapatkan produk/service

terbaik dari berbagai pilihan yang ada karena konsumen mendapat kesempatan

untuk memilih berbagai jenis produk/service secara langsung.

3. Memberikan kesempatan bagi konsumen yang terpisah tempat tinggalnya

dari produsen untuk berinteraksi, berdiskusi dan bertukar pengalaman. Sehingga

akan sangat menguntungkan produsen untuk meningkatkan kualitas

produk/service sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen.

Keuntungan e-commerce pada masyarakat dan pemerintah adalah:

1. Semakin banyak manusia yang bekerja dan beraktifitas di rumah dengan

menggunakan internet berarti mengurangi perjalanan untuk bekerja, belanja dan

aktifitas lainnya, sehingga mengurangi kemacetan jalan dan mereduksi polusi

udara.

2. Meningkatkan daya beli dan kesempatan masyarakat untuk mendapatkan

produksi/service yang terbaik karena perusahaan yang mengeluarkan

produk/service dapat menjualnya lebih murah karena biaya produksi yang rendah.

28

 

3. Mengurangi pengangguran karena masyarakat semakin bergairah untuk

berbisnis karena cara kerja yang gampang dan tanpa modal yang besar.

4. Meningkatkan daya kreatifitas masyarakat, berbagai jenis produk dapat

dipasarkan dengan baik, sehingga akhirnya juga membantu pemerintah untuk

menggairahkan perdagangan khususnya usaha kecil menengah. Secara umum,

implementasi e-commerce dalam bisnis dapat meningkatkan kualitas dari

produk/service serta menurunkan biaya produksi yang akhirnya akan menurunkan

harga penjualan. Ketika konsumen dapat memilih produk/service yang terbaik

baginya, produsen terus semakin berlomba meningkatkan kualitas dari

produk/service yang ada dan terus mencari ide-ide baru yang disukai pasar serta

berusaha mengurangi biaya produksi agar tetap mendapatkan harga

produk/service yang terjangkau. Jika siklus ini berjalan dengan baik, tingkat

produksi dan kualitas akan terus meningkat, ragam dari produk/service akan

semakin banyak dan harga akan semakin terjangkau. Selain itu semakin

menumbuhkan kreatifitas dan keberanian bagi pemula bisnis untuk memulai

usahanya karena setiap orang dapat memulai bisnisnya walau sekecil apapun dan

sebegitu spesial produk/service yang dihasilkan.

Sedangkan keuntungan menjual online pada asuransi yang dikutip dari

(http ://asuransikesehatan101.info), yaitu :

1. Menghemat Waktu

Bagi konsumen yang tidak memiliki waktu banyak waktu untuk berbicara

dengan penjual pribadi, maka penjualan asuransi online merupakan jawabannya.

29

 

2. Perbandingan Mudah

Perbandingan dua atau lebih kebijkaan penjualan akan lebih mudah

dilakukan secara online, karena kebanyakan perusahaan asuransi telah memiliki

informasi pada situs mereka.

3. Pilihan Tepat

Seperti telah dijelaskan pada keuntungan sebelumnya, biasanya

perusahaan asuransi telah memiliki informasi dan penjelasan rinci tentang

rencana, syarat dan kondisi produk yang ditawarkan. Hal ini membantu konsumen

/ nasabah dalam memilih produk yang diinginkan.

4. Informasi mudah diperoleh

Informasi pencarian produk secara online serta konsultasi akan mudah

dilakukan kapan saja dan dimana saja.

5. Tidak Bergantung Pada Seseorang

Dengan penjualan asuransi online, konsumen tidak akan tergantung pada

agen individu. Misalnya dalam pengurusan claim asuransi, konsumen dapat

dengan mudah melakukan claim hanya dengan mengisi form claim tanpa

ketergantungan agen individu.

30

 

2.8.2 Kelemahan E-commerce

Implementasi e-commerce di Indonesia masih harus menempuh jalan

yang panjang dan berliku. Berbagai hambatan yang ada dalam

pengimplementasiannya dapat berupa teknis dan non-teknis yang kesemua itu

membutuhkan kerjasama yang utuh antara pemerintah, pengembang dari e-

commerce, pebisnis dan para konsumen pemanfaatnya. Berbagai hambatan

tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Lubis, 2008):

1. Dukungan pemerintah. Dukungan pemerintah yang masih belum jelas

ditambah dengan belum adanya kebijakan-kebijakan yang mendukung

perkembangan dari e-commerce ini dikeluarkan, belum jelasnya deregulasi dari

sistem teknologi informasi khususnya internet yang merupakan salah satu tulang

punggung dari perkembangan e-commerce, perbaikan sistem pabeanan dan

deregulasi dalam ekspor impor barang.

2. Perkembangan infrastruktur yang lambat. Salah satu hambatan utama

adalah masih kurangnya insfrastrukur yang ada dan belum merata kepelosok

Indonesia. Dibutuhkan keseriusan pemerintah untuk secara bertahap membangun

infrastrukur yang baik dan terprogram sehingga secara bertahap, rakyat Indonesia

mulai dapat dikenalkan dengan internet sebagai salah satu hasil dari

perkembangan teknologi informasi dengan biaya yang murah dan terjangkau.

3. Kurangnya sumber daya manusia. Kurangnya SDM Indonesia yang benar-

benar menguasai sistem e-commerce ini secara menyeluruh, yang tidak saja

menguasai secara teknis juga non-teknis seperti sistem perbankan, lalu lintas

perdagangan hingga sistem hukum yang berlaku. Salah satu alasan yang cukup

31

 

utama yaitu masih kurangnya ketersediaan informasi, mulai dari buku-buku

referensi, jurnal, majalah/tabloid yang membahas tentang e-commerce juga sarana

pendidikan, seminar, workshop hingga pusat-pusat pengembangan yang dibangun

antara pemerintah, pusat-pusat pendidikan dan tenaga ahli di bidang e-commerce.

4. Dukungan dari institusi finansial seperti bank dan asuransi. Belum

banyaknya bank yang telah membangun sistemnya dengan baik, selain itu

perbankan Indonesia juga masih sulit untuk melakukan transaksi dengan

menggunakan mata uang lain, apalagi dalam jumlah nilai yang kecil serta belum

adanya pihak ketiga sebagai penjamin transaksi secara online yang benar-benar

berada di Indonesia.

5. Kelemahan lain yang merupakan tantangan hingga sekarang ini yaitu

mengenai sekuritas dan metode pembayaran (Youssef, M.A dan Soliman F.,

2003). Dengan perkembangan teknologi internet, diharapkan masalah tersebut

akan semakin terkendali dimasa yang akan datang.

2.8.3 Penggunaan E-commerce

Banyak penelitian dan studi pustaka yang meninjau mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi penggunaan e-commerce, khususnya bagi perusahaan

kecil dan menengah, berdasarkan penelitian dan case study di Australia (Burges,

L., Cooper, J., Alcock, C. dan Lawson, R., 2003), disebutkan penggunaan e-

commerce dipengaruhi oleh empat faktor dibawah ini :

32

 

1. Penggunaan komputer dan teknologi informasi oleh sebuah perusahaan.

2. Penerapan e-commerce saat ini, dan rencana di masa yang akan datang.

3. Kendala penggunaan e-commerce.

4. Keahlian dari staff IT pada sebuah perusahaan.

Sebelum melakukan penerapan e-commerce pada sebuah perusahaan,

para pimpinan perusahaan perlu melibatkan user dalam pembuatan sistem yang

akan diterapkan, sehingga resistensi user dapat diatasi, dan kegiatan yang

kooperatif akan terjadi pada perusahaan (Tseng, S., Huan, Y. dan Lin , C., 2007).

2.8.4 Dampak E-commerce

Berdasarkan penelitian sebelumnya, e-commerce memberikan enam buah

dampak positif bagi operasi bisnis suatu perusahaan (Yau, 2002). Keenam

dampak tersebut, yaitu : Meningkatkan efisiensi, Penghematan biaya,

Memperbaiki kontrol terhadap barang, Memperbaiki supply chain, Membantu

perusahaan menjaga hubungan yang lebih baik terhadap customer dan membantu

perusahaan dalam menjaga hubungan yang lebih baik terhadap supplier.

33

 

2.8.5 Strategi E-Commerce

Menurut Lupi (2010), Strategi organisasional merupakan formula

berbasis global mengenai :

1. Upaya perusahaan untuk mencapai misi organisasi.

2. Tujuan yang ingin dicapai

3. Rencana kebijakan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Strategi e-commerce merupakan formulasi dan eksekusi visi perusahaan

baru atau perusahaan yang sudah beroperasi, yang bertujuan untuk melakukan

bisnis secara elektronik. Strategi merupakan hal yang penting dalam bisnis.

Namun, proses pengembangan strategi merupakan hal yang lebih penting.

Kekuatan proses perencanaan strategi terletak pada eksekutif korporasi, manager

general perusahaan, pemilik usaha kecil, utamanya untuk melakukan penilaian

terhadap posisi perusahaan saat ini. Proses perencanaan strategi juga melibatkan

para stakeholder utama, meliputi dewan direktur, Karyawan dan partner strategis.

Pengembangan strategi akan berbeda, bergantung pada tipe strategi,

metode implementasi, ukuran atau skala perusahaan dan pendekatan yang

digunakan. Fase pertama perencanaan strategi terdiri atas :

1. Inisiasi Strategi

Pada fase inisiasi strategi perusahaan menyiapkan langkah-langkah

inisial yang dibutuhkan, mereview visi dan misi organisasi, menganalisis industri,

posisi perusahaan, posisi pesaing, pertimbangan berbagai isu inisiasi, menguji

34

 

internal perusahaan dan lingkungan perusahaan. Aktifitas yang prinsip meliputi

penyetingan misi dan tujuan organisasi, pengujian kekuatan dan kelemahan

organisasi, penilaian faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi bisnis dan

pelaksanaan analisis pesaing. Dalam hal ini, aspek yang ditekankan terletak pada

pengujian kontribusi potensial internet dan teknologi yang ada terhadap bisnis.

Outcome spesifik pada fase ini yaitu : analisis perusahaan dan proporsi nilai,

kompetensi inti, peramalan dan analisis kompetitor atau pesaing.

2. Formulasi Strategi

Formulasi strategi merupakan kegiatan pengembangan strategi untuk

mengeksploitasi peluang dan pengelolaan ancaman dalam suatu lingkungan binis,

dari sudut kekuatan dan kelemahan korporasi. Aktivitas dan outcome spesifik

pada fase ini adalah : evaluasi peluang e-commerce yang spesifik, menganalisis

biaya dan manfaat, melakukan penilaian dan managemen resiko, perolehan daftar

projek atau perolehan aplikasi e-commerce yang disetujui, strategi penetapan

harga dan sebuah rencana bisnis yang akan digunakan pada fase implementasi

strategi.

3. Implementasi Strategi

Implementasi strategi merupakan pengembangan terinci, perencanaan

jangka pendek untuk melaksanakan proyek yang disetujui pada formulasi strategi.

Aktivitas dan outcome spesifik pada fase ini adalah : Pembentukan tim Web yang

menginisiasi dan mengelola eksekusi rencana, pelibatan partner bisnis,

perekayasaan partener bisnis, pengenalan peubahan dalam organisasi,

35

 

perencanaan projek, alokasi sumber daya dan manajemen projek serta,

mengembangkan program manajemen perubahan secara efektif.

4. Penilaian Strategi

Penilaian strategi merupakan kegiatan evaluasi kemajuan matriks e-

commerce secara berkelanjutan, menuju tujuan strategik perusahaan, perolehan

tindakan korelasi dan reformulasi strategi (apabila diperlukan). Pada penilaian

strategi pengukuran spesifik disebut sebagai matriks yang menilai progress

strategi.

Pada perencanaan strategi, perusahaan dapat menggunakan berbagai alat

dan teknik perencanaan strategis. Beberapa alat teknik yang dapat digunakan

meliputi :

1. Analisis SWOT, yaitu suatu metodologi yang mensurvei peluang dan

ancaman ekternal, serta hubungan keduanya dengan kekuatan dan kelemahan

internal perusahaan).

2. Balanced Scorecard, merupakan alat manajemen yang menilai progres

organisasional menuju tujuan strategik melalui pengukuran kinerja pada sejumlah

area yang berbeda.

36

 

2.8.6 Jenis E-Commerce

Dalam memasarkan produknya, e-commerce memiliki beberapa tipe

penjualan produk. Beberapa tipe atau bentuk penjualan e-commerce menurut

Laudon adalah :

1. B2C (Business-to-Consumer)

B2C merupakan bisnis e-commerce yang paling sering dan paling umum

dilakukan pada penjualan berbasis online. B2C merupakan bisnis online yang

dirancang untuk meraih konsumer individu. Banyak tipe bisnis model yang dapat

dilakukan melalui B2C. Seperti: Portal, Online retailer, Content Provider,

Transaksi antar broker, dan Penyedia layanan (Service Provider).

2. B2B (Business-to-Business)

B2B merupakan bisnis e-commerce dimana bisnis berfokus pada

penjualan kepada bisnis lainnya. B2B merupakan tipe bisnis yang paling besar

dalam e-commerce. Dalam B2B e-commerce, terdapat dua kategori yang

digunakan, yaitu : Net Marketplce yang meliputi e-distributor, e-procurement,

penjualan bursa.

3. C2C (Consumer-to-Consumer)

C2C menyediakan jalur kepada konsumen dalam menjual produk ke

sesama mereka, dengan bantuan pelelangan produk yg disediakan penyedia pasar

online seperti eBay. Dalam e-commerce C2C, konsumen menyiapkan produk

untuk pasar, tempat produk untuk dilelang atau dijual, dan mempercayakan

produk tersebut kepada penyedia pasar untuk menyediakan katalog, mesin

37

 

pencari, dan kemampuan dalam transaksi dimana produk dapat dengan mudah

ditunjukkan, ditemukan dan dibayar.

4. P2P (Peer-to-Peer)

Teknologi P2P memungkinkan pengguna internet untuk berbagi file dan

sumber komputer secara langsung tanpa harus melewati web server. Dalam

bentuk P2P yang murni, tidak ada perantara yang dibutuhkan. Meskipun pada

dasarnya, kebanyakan P2P menggunakan “Perantara Super” untuk mempercepat

operasi.

Titik awal dalam mengembangkan e-strategi mungkin terletak pada

bagaimana menganalisis value chain industri. Electronic commerce dapat

berperan dalam mengurangi biaya, meningkatkan kualitas produk, menjangkau

pelanggan dan pemasok baru, dan menciptakan cara baru dalam penjualan produk.

Konsep value chain adalah cara yang berguna untuk berpikir tentang strategi

bisnis. Menggunakan value chain memberikan kekuatan ide bahwa electronic

commerce seharusnya menjadi solusi bisnis, bukan hanya implementasi teknologi

yang hanya dilakukan untuk kepentingan sendiri (Singh, 2000).

2.8.7 Pembayaran E-Commerce

Dalam masalah pembayaran, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi

revolusi e-commerce terletak pada kemampuan penjual dalam menyediakan

mekanisme pembayaran yang aman dan nyaman bagi konsumen. Beberapa

alternatif telah diusulkan dan dan sekarang digunakan untuk menyediakan

38

 

pembayaran yang aman dan nyaman untuk transaksi internet. Berikut beberapa

pembahasan singkat dari beberapa metode pembayaran yang dipertimbangkan

sebagai solusi yang mungkin (Singh, 2000) :

1. Credit Cards

Metode pembayaran umum yang digunakan untuk segmen B2C

(Business-To-Consumer) e-commerce adalah kartu kredit (Credit Cards). Namun,

kemanan data yang ditransmisikan melalui internet telah menjadi perhatian bagi

pelanggan. Saat ini sebagian besar perusahaan menggunakan SSL (Secure Socket

Layer) protokol untuk menyediakan keamanan dan rahasia pelanggan mereka.

Protokol SSL ini menyediakan konsumen sarana untuk mengenkripsi informasi

pesanan mereka.

Pertanyaan yang dihadapi semua transaksi di internet terletak pada

enkripsi kualitas / keamanan, kerahasiaan data, dan otentikasi data. Resiko

penggunaan kartu kredit yang dipalsukan cukup melekat, kecuali protokol dapat

mengkonfirmasi kebenaran pemegang kartu pada akhir transaksi di dunia maya.

2. Electronic Fund Transfer (EFT)

Merupakan metode pembayaran elektronik yang memiliki cara kerja

yaitu dengan mentransfer nilai uang dari satu rekening bank ke bank lain yang

sama atau berbeda bank. Metode ini telah dikembangkan sejak tahun 1970 dan

difasilitasi melalui clearinghouse otomatis.

39

 

3. Stored Value Cards

Stored Value Cards disebut juga sebagai kartu pintar, dengan

menggunakan strip magnetik atau chip sirkuit terintegrasi untuk menyimpan

informasi khusus pelanggan. Kartu ini dapat digunakan untuk memebeli barang

atau jasa, menyimpan informasi, kontrol akses ke account, dan melakukan banyak

fungsi lainnya. Beberapa manfaat yang utama yang ditawarkan stored value cards

meliputi : Pengurangan pendapatan pada kas, mengurangi biaya kerugian yang

disebabkan oleh penipuan, transaksi pelanggan dipercepat serta peningkatan

keamanan dan kenyamanan konsumen.

4. E-Cash

E-cash menggabungkan kenyamanan komputerisasi dengan keamanan

dan kerahasiaan yang ditingkatkan dari penggunaan uang kertas. Beberapa jenis e-

cash telah diperkenalkan dengan mengungkapkan tujuan dengan memfasilitasi

micropayment. Namun, sama seperti Stored Value Cards, metode ini hanya

mampu memfasilitasi pembayaran untuk transaksi yang tidak terlalu besar.

5. Electronic Checks

Electronic Checks merupakan metode pembayaran yang didasarkan pada cek

kertas. Sistem pembayaran ini di inisiasi menggunakan elektronik dan

menggunakan tanda tangan digital serta menggunakan sertifikat digital untuk

mengotentifikasi pembayar, bank pembayar, dan rekening bank. Aspek otentifkasi

cek digital didukung oleh tanda tangan digital.

40

 

2.9 E-Insurance

E-Asuransi (E-insurance) secara luas dapat didefinisikan sebagai aplikasi

internet dan terkait dengan Teknologi Informasi (IT) untuk produksi dan dan

distribusi jasa asuransi. Dalam arti sempit, E-Insurance didefinisikan sebagai

penyediaan cover asuransi dimana sebuah polis asuransi yang diminta,

ditawarkan, dan dinegosiasikan dan dikontrak secara online. Sementara

pembayaran, kebijakan pengiriman, dan pemrosesan klaim semua dapat juga

dilakukan secara online (Torkestani, 2009).

Perusahaan asuransi telah menganggap internet utamanya sebagai media

lain dalam mendistribusikan produk mereka. Dibandingkan dengan broker saham

online dan perbankan online, perkembangan internet pada asuransi berlangsung

agak hati-hati. Website utamanya berfungsi sebagai untuk memberikan informasi

tentang perusahaan dan produk-produknya. Banyak perusahaan asuransi yang

belum merebut peluang yang diciptakan melalui e-commerce untuk membuat

semua proses bisnis lebih efisien, dimulai dari penjualan polis secara online (Yao,

2004).

2.10 Analisis SWOT

Dalam melakukan analisis kelayakan bisnis pada suatu perusahaan

dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah suatu

analisa yang dilakukan sebelum merancang sebuah strategic bisnis plan. Dalam

bentuk yang paling sederhana, SWOT dapat dipahami sebagai pemeriksaan

41

 

kekuatan, kelemahan internal, peluang dan ancaman lingkungan dalam organisasi.

SWOT secara garis besar merupakan perangkat umum yang didisain untuk

digunakan dalam tahap awal pengambilan keputusan dan sebagai prekursor untuk

perencanaan strategis di berbagai jenis aplikasi (Johnson et al, 1989; Bartol et al,

1991).

“If you know your strengths and weaknesses and understand the

opportunities and threats you have, then you can do something about

them.” (Bartol; Johnson, 1991)

Salah satu tools yang digunakan untuk mendukung SWOT analysis

diantaranya adalah Porter’s Five Forces Analysis, yang memberikan gambaran

mengenai bagaimana posisi bisnis di suatu industri. SWOT digunakan oleh level

manajemen. SWOT merupakan kepanjangan dari Strength (Kekuatan), Weakness

(Kelemahan), Opportunity (Peluang) dan Threats (Ancaman). SWOT

diklasifikasikan menjadi 2, yaitu : Faktor Internal dan faktor Eksternal. Faktor

internal meliputi kekuatan dan kelemahan, sementara faktor eksternal meliputi

peluang dan ancaman (Foong, 2007). Faktor internal mengacu pada faktor-faktor

yang berasal dari internal perusahaan dan secara normal dapat dikontrol oleh

perusahaan itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal merujuk pada elemen-elemen

yang secara normal berada diluar kontrol perusahaan dan sebagian besar

berurusan dengan fakor-faktor diluar lingkungan perusahaan. Analisis SWOT

biasanya dapat digunakan pada berbagai jenis aplikasi dan situasi yang

dimasukkan ke dalam proses perencaanaan stratejik pada berbagai level

perusahaan.

42

 

2.11 Analisis Lima Kekuatan Porter (Porter’s Five Forces

Analysis)

Porter’s Five forces Analysis memberikan gambaran yang powerful

mengenai bagaimana tingkat persaingan di suatu industri baik itu dari sisi supply

chain (Supplier dan pelanggan) serta pasar (Pemain baru dan substitusi). Keempat

dari forces (kekuatan) memberikan kontribusi terhadap tingkat persaingan dalam

industri. Penjelasan dari Porter’s Five Forces Analysis akan dijelaskan sebagai

berikut (www.mindtools.com) :

 

Gambar 2.4 : Analisa Lima Kekuatan Porter (Michael E. Porter, Harvard Business Review, January 2008)

1. Rivalry Among Existing Competitors

Apa yang penting di sini adalah jumlah dan kemampuan pesaing. Jika

kita memiliki banyak pesaing, dan mereka menawarkan produk dan layanan yang

sama-sama menarik, maka kemungkinan besar pesaing akan memiliki kekuatan

43

 

sedikit atas situasi tersebut, karena pemasok dan pembeli akan pergi ke tempat

lain jika mereka tidak mendapatkan apa yg mereka inginkan.

2. Threat of New Entrants

Kekuatan pada tahapan ini dipengaruhi oleh kemampuan orang untuk

memasuki pasar di bidang yang sama. Jika sedikit waktu atau uang untuk

memasuki pasar bersaing secara efektif, atau jika kita memiliki sedikit

perlindungan terhadap kunci dari teknologi ada, maka pesaing baru dengan cepat

bisa masuk ke pasaran.

3. Bargaining power of Buyers

Pada tahapan ini menjelaskan bagaimana mudahnya pembeli untuk

mendorong turunnya harga. Hal ini didorong oleh jumlah pembeli sesuai dengan

hukum permintaan, apabila permintaan tinggi maka harga barang akan turun. Oleh

karena itu hal ini mendorong pentingnya peran setiap pembeli individu untuk

bisnis yang ada.

4. Bargaining power of Suppliers

Pada tahapan ini, dinilai betapa mudahnya pemasok untuk mendorong

kenaikan harga. Semakin sedikit pilihan pemasok yang dimiliki, semakin akan

perlu bantuan pemasok, para pemasok anda lebih kuat berada.

5. Threat of Subtitute Products or Services

Di dalam tahapan ini, diterangkan tentang bagaimana substitusi barang

dan jasa yang dihasilkan. Dan apakah konsumen dapat dengan mudah

mendapatkan barang substitusi tersebut.