Upload
hoanghanh
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Arsitektur Sistem Informasi
Arsitektur Sistem informasi adalah suatu pemetaan atau rencana
kebutuhan-kebutuhan informasi di dalam suatu organisasi (Turban, McLean,
Wetherbe, 2000). Arsitektur ini berguna sebagai penuntun bagi operasi sekarang
atau menjadi cetak biru (blueprint) untuk arahan di masa mendatang. Tujuan dari
arsitektur ini adalah agar bagian teknologi informasi memenuhi kebutuhan-
kebutuhan bisnis strategis organisasi. Oleh karena itu, arsitektur sistem informasi
memadukan kebutuhan informasi, komponen sistem informasi, dan teknologi
pendukung sebuah arsitektur sistem informasi yang detail.
Arsitektur Sistem Informasi merupakan model konstruksi komprehensif
atas data, proses bisnis, dan aset-aset teknologi informasi dalam perusahaan.
Arsitektur sistem informasi menghadirkan pandangan berjangka panjang atas
berbagai proses, sistem, dan teknologi yang berdasarkan suatu rancangan yang
konsisten dan koheren sehingga proyek-proyek individu dapat menghasilkan
sebuah kapabilitas daripada memenuhi kebutuhan secara instant. Suatu kerangka
arsitektur sistem informasi menghubungkan misi-misi organisasi, sasaran, dan
tujuan proses bekerja serta infrastruktur yang dibutuhkan untuk melaksanakannya.
(Ritchi, H., 2008)
7
2.2 Sistem Informasi
Sistem Informasi menurut James A. O’Brien merupakan kombinasi
antara orang, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan
komunikasi, dan sumber data yang informasinya dikumpulkan, dirubah dan
disebarkan dalam sebuah perusahaan (O’Brien, 2005).
Sedangkan menurut McLeod, Sistem Informasi adalah suatu system
dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi
harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu
organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang
dibutuhkan (McLeod, 2001).
2.3 Asuransi
Hidup penuh dengan risiko yang terduga maupun tidak terduga, oleh
karena itulah kita perlu memahami tentang asuransi. Beberapa kejadian alam yang
terjadi pada tahun-tahun belakangan ini dan memakan banyak korban, baik
korban jiwa maupun harta, seperti mengingatkan kita akan perlunya asuransi.
Bagi setiap anggota masyarakat termasuk dunia usaha, resiko untuk mengalami
ketidakberuntungan (misfortune) seperti ini selalu ada. Dalam rangka mengatasi
kerugian yang timbul, manusia mengembangkan mekanisme yang saat ini kita
kenal sebagai asuransi. Asuransi membawa misi ekonomi sekaligus sosial dengan
adanya premi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi dengan jaminan
adanya transfer of risk, yaitu pengalihan (transfer) resiko dari tertanggung kepada
8
penanggung. Asuransi sebagai mekanisme pemindahan resiko dimana individu
atau business memindahkan sebagian ketidakpastian sebagai imbalan pembayaran
premi. Definisi resiko disini adalah ketidakpastian terjadi atau tidaknya suatu
kerugian (the uncertainty of loss) (Morton, 1999). Fungsi utama dari asuransi
adalah sebagai mekanisme untuk mengalihkan resiko (risk transfer mechanism),
yaitu mengalihkan resiko dari satu pihak (tertanggung) kepada pihak lain
(penanggung). Pengalihan resiko ini tidak berarti menghilangkan kemungkinan
misfortune, melainkan pihak penanggung menyediakan pengamanan finansial
(financial security) serta ketenangan (peace of mind) bagi tertanggung. Sebagai
imbalannya, tertanggung membayarkan premi dalam jumlah yang sangat kecil
bila dibandingkan dengan potensi kerugian yang mungkin dideritanya. Pada
dasarnya, polis asuransi adalah suatu kontrak yakni suatu perjanjian yang sah
antara penanggung (dalam hal ini perusahaan asuransi) dengan tertanggung,
dimana pihak penanggung bersedia menanggung sejumlah kerugian yang
mungkin timbul dimasa yang akan datang dengan imbalan pembayaran (premi)
tertentu dari tertanggung. Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1992, yang
dimaksud dengan asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak
atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri pada tertanggung,
dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian pada
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan
diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan (Morton, 1999). Berbeda dengan jenis asuransi
9
lainnya, asuransi jiwa mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dalam
beberapa tahun terakhir. Hingga September 2007 Asosiasi Asuransi Jiwa
Indonesia (AAJI) mencatat total pendapatan premi bruto pada asuransi jiwa telah
mencapai 32,4 triliun, naik 71% dibandingkan periode tahun sebelumnya 2006
(Rochma, 2007).
Berdasarkan total asset, asuransi jiwa terus tumbuh secara konsisten
dalam beberapa tahun terkahir dengan rata-rata pertumbuhan mencapai 25% per
tahun (Rochma, 2007). Perkembangan asset Asuransi jiwa selama periode 2000-
2006 dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 2.1 : Pertumbuhan Asuransi Jiwa Indonesia Periode 2000-2006 (Economic Review, 2007)
10
2.3.1 Web Asuransi
Web asuransi merupakan pembelian polis asuransi dari vendor yang
memungkinkan konsumen diberikan penggantian kerugian terhadap segala
kehilangan / kerusakan terkait dengan transaksi e-commerce (Warrick, 2009).
Beberapa web grup asuransi yang sudah ada misalnya www.chubb.com,
www.techinsurance.com, www.policybazaar.com, www.insurancepandit.com,
www.medimanage.com dan MAFRE S.A yang merupakan grup asuransi terbesar
di Amerika Latin www.commerceinsurance.com.
2.4 Penjualan
Penjualan merupakan sebuah proses dimana kebutuhan pembeli dan
kebutuhan penjual dipenuhi, melalui antar pertukaran informasi dan kepentingan
(Kotler, 2006).
Pendapat lain mengatakan bahwa penjualan adalah suatu usaha yang
terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada
usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan
yang menghasilkan laba (Marwan, 1991). Penjualan merupakan sumber hidup
suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha
memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka
sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasilkan.
11
2.5 Internet
Meningkatkan kepercayaan pelanggan merupakan perhatian yang sangat
penting dan merupakan kebutuhan yang sangat potensial demi meningkatkan
pertumbuhan penjualan online. Lebih dari 1.2 milyar orang adalah pengguna
internet. Internet merupakan suatu jaringan komputer global (luas) yang terbentuk
dari jaringan-jaringan komputer lokal dan regional, yang menggunakan jaringan
komunikasi yang ada diseluruh dunia memungkinkan komunikasi data antar
komputer-komputer yang terhubung ke jaringan tersebut. Jaringan-jaringan
komputer tersebut saling berkomumikasi melalui gateway, atau terkadang sering
disebut sebagai router. Sebagian besar dari jaringan tersebut berbicara dengan
protocol TCP/IP. TCP/IP lazim disebut dengan open system karena tidak terbatas
oleh satu vendor khusus, serta spesifikasinya tersedia untuk publik. Sejak
perdagangan online (e-commerce) meningkat di internet, muncul penelitian dasar
tentang pembelian online yang lebih kompleks (Warrick, 2009).
“The time has come to take a clearer view of the Internet.We need to
move away from the rhetoric about “Internet industries”, “e-business
strategies”, and a “new economy” and see the Internet for what it is; an
enabling technology – a powerfull set of tools that can be used, wisely or
unwisely, in almost any industry and as part of almost any strategy.”
(The Allen Consulting Group, 2003)
Studi menunjukkan bahwa butuh perjuangan dalam memelihara
konsumen yang juga gemar melakukaan pembelian online, hal ini dikarenakan
ketakutan dan perhatian konsumen akan proses pengiriman informasi pribadi
12
(Warrick, 2009). Internet semakin booming dengan ditemukannya protocol http
(hypertext transport protocol) yang merupakan dasar dari penggunaan World
Wide Web (WWW). Menurut Valacich (2004), terdapat tiga kelas dalam
pengklasifikasian dalam aplikasi internet e-commerce : Internet, Intranet, dan
Extranet. Internet mengacu pada penggunaan jaringan internet antara pemakai
individu atau bisnis. Sementara intranet mengacu pada penggunaan internet pada
bisnis yang sama. Dan extranet mengacu pada penggunaan internet diantara
beberapa perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi perkembangan internet (Kurniawan, 2007), yaitu:
1. Infrastruktur dan Lingkungan Institusi
Infrastruktur dan lingkungan institusi memegang peranan penting dalam
struktur kekondusifan perkembangan internet di suatu negara. Berdasarkan
penelitian, kesiapan infrastruktur dan institusi membangun jaringan utama
menentukan kokohnya kapasitas jaringan telepon utama dalam mengirimkan data
elektronik. Penggunaan internet pada negara-negara berkembang yang mayoritas
menggunakan koneksi dial-up menggunakan jaringan telepon dapat menjadi tolak
ukur kekondusifan teknologi negara terhadap pengadaptasian Internet.
2. Kesamaan Struktur (Modernization dan Post-Industrialization)
Kesamaan struktur mencakup infrastruktur, persentase pekerja,
lingkungan politik, dan persentase populasi. Ketika sebuah negara berkomunikasi
dengan negara lain, akan ada negara sender dan receiver. Kesesuaian antara
13
negara pengirim dan penerima (conductiveness) akan membantu dalam
penyebaran ide seperti internet. Negara-negara berkembang yang sering menjalin
komunikasi dengan negara yang telah maju akan memacu perkembangan di
negara berkembang tersebut yang akan mempercepat tingkat pengadaptasian
internet.
3. Perdagangan dan Investasi Asing
Pentingnya investasi asing terletak pada pertukaran informasi dalam alur
perdagangan yang berlanjut pada kesamaan permintaan pada teknologi
komunikasi. Dengan meningkatnya globalisasi ekonomi secara simultan akan
mempercepat globalisasi teknologi.
4. Pembangunan Perkotaan
Pembangunan perkotaan biasanya diiringi dengan dengan pembangunan
infrastuktur komunikasi yang menjadi dasar dari internet. Sehingga pembangunan
kota akan memacu perkembangan internet.
5. Keberadaan-keberadaan Industri
Industri tertentu juga menimbulkan perkembangan internet Industri
tersebut ialah industri pertambangan, tekstil, judi, dan rekreasi. Pembangunan
konstruksi besar, rumah sakit juga membantu perkembanggan internet.
14
2.6 World Wide Web
World Wide Web sering dikenal dengan sebutan website, merupakan
sebuah sistem yang menghubungkan dokumen-dokumen hypertext yang dapat
diakses melalui jaringan internet. Web mengunakan satu set open standard yang
memungkinkan komputer dari berbagai jenis, menggunakan perangkat lunak yang
berbeda, untuk mengakses teks array, gambar, grafik, audio bahkan video
(Barners-Lee, 1992). Web pada awalnya merupakan ruang informasi dalam
internet, dengan menggunakan teknologi hyperteks, terdiri dari link-link yang
disediakan dalam dokumen web untuk menemukan informasi yang dibutuhkan
oleh pengguna, ditampilkan melalui browser. Internet identik dengan web karena
kepopuleran web sebagai standar interface pada layanan-layanan yang ada di
Internet. Web digunakan juga untuk melayani komunikasi e-mail sampai dengan
chatting, juga transaksi bisnis (e-commerce) (Sidik, 2002).
Pandangan dunia tentang world wide web merupakan sebuah dokumen
yang merefer atau merujuk pada link. Cara kerja world wide web memiliki
kemiripan dengan kostruksi laba-laba, hal tersebut dinamakan web. Pandangan
sederhana ini dikenal sebagai paradigma hypertext. Semua data di web disajikan
di berbagai human interface yang berbeda. Dokumen disimpan di internet dalam
komputer dengan sistem operasi dan format data yang berbeda (Tim
Berners,1992).
15
Gambar 2.2 : Skema www Bekerja (Sidik, 2002)
Beberapa alasan web telah diadopsi oleh perusahaan sebagai bagian dari
strategi teknologi informasinya, yaitu:
1. Akses informasi mudah
2. Setup server lebih mudah
3. Informasi mudah didistribusikan
4. Bebas platform, informasi dapat disampaikan oleh browser web pada
sistem operasi mana saja karena adanya standar dokumen berbagai tipe data
disajikan.
Browser web adalah software yang digunakan untuk menampilkan
informasi dari server web. Suatu browser mengambil sebuah web page dari server
dengan sebuah request. Request tersebut merupakan HTTP standar yang berisi
sebuah page address.
16
Contoh Arsitektur sistem aplikasi yang digunakan oleh salah satu web
asuransi jiwa www.chubb.com adalah sebagai berikut :
Gambar 2.3 : Tampilan Site Report Situs Chubb
Gambar 2.3 diatas merupakan bentuk laporan Operating Systems dan
webserver yang digunakan oleh situs chubb.com dalam menjalankan web asuransi
mereka.
2.7 Electronic Business (E-Business)
Istilah e-business didefinisikan sebagai penggunaan sarana elektronik
untuk melakukan bisnis organisasi internal dan atau eksternal. Kegiatan bisnis
internal menghubungkan antara staf organisasi antara satu sama lain melalui
intranet untuk meningkatkan pembagian informasi, memfasilitasi penyebaran
pengetahuan dan mendukung manajemen pelaporan. Kegiatan e-business juga
meliputi dukungan layanan purna jual, berkolaborasi dengan partner bisnis,
17
mengembangkan produk baru dan merumuskan promosi penjualan. Karena
konsep e-bisnis meliputi e-pemasaran, e-waralaba, e-mail dan lain sebagainya.
Pengertian lain dari e-bisnis adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan yang berjalan di internet, atau memanfaatkan teknologi untuk
meningkatkan produktivitas atau profitabilitas bisnis.
Sedangkan menurut Harman (2001), e-business merupakan proses yang
didalamnya terdapat kegiatan e-commerce dan bisnis internal organisasi seperti
proses produksi, manajemen inventori, manajemen keuangan, manajemen resiko,
manajemen pengetahuan dan manajemen sumber daya manusia. Dengan demikian
e-commerce merupakan bagian dari e-business. Dengan semakin meningkatnya
jumlah pengguna internet di dunia, maka prospek bisnis dengan memanfaatkan e-
commerce merupakan prospek cemerlang. Hal ini telah dibuktikan dengan
berbagai website berbasis e-commerce yang telah menunjukkan keberasilannya
(Abdurrahman, 2006).
Dalam pengertian yang lebih umum, istilah ini dapat digunakan untuk
menggambarkan setiap bentuk usaha elektronik atau dapat dikatakan setiap usaha
yang menggunakan komputer. Kesimpulannya, e-bisnis merujuk secara eksklusif
untuk bisnis internet. Walaupun beberapa perusahaan menggunakan e-commerce
dan e-bisnis secara bergantian, mereka memiliki konsep yang berbeda. Dalam e-
commerce, teknologi informasi dan komunikasi (ICT) digunakan dalam antar
bisnis atau antar organisasi (transaksi antar dan diantara perusahaan / organisasi)
dan dalam transaksi antara bisnis-to-consumer (transaksi antara perusahaan /
organsasi dan individu).
18
Dalam e-bisnis, disisi lain, ICT digunakan untuk meningkatkan bisnis
seseorang. Meliputi proses apapun yang terjadi dalam sebuah organisasi bisnis
(baik perusahaan profit / non profit) dilakukan dalam jaringan komputer yang
termediasi. Definisi komprehensif dari e-business adalah : “Transformasi proses
organisasi untuk memberikan nilai tambahan kepada pelanggan yaitu melalui
penerapan teknologi, filsafat dan paradigma kompetisi ekonomi baru” (Andam,
2003).
Singkatnya, e-business merupakan fungsi dalam rangka menyebarkan
teknologi untuk memaksimalkan nilai pelanggan, sementara e-commerce
merupakan fungsi untuk menciptakan pertukaran yaitu membeli dan menjual
melalui media digital (Amit; Zott, 2001).
Beberapa Keunggulan Potensial dari e-business (Singh, 2000) :
1. Aksesibilitas global dan Pencapaian Penjualan
Komunitas online berlangsung selama 24 Jam, 7 hari seminggu.
Sehingga bisnis memiliki kesempatan dalam memperluas pelanggan
mereka dalam bebrerapa hal, atau bahkan pada lini produk mereka.
2. Hubungan Lebih Dekat
Internet dibuat untuk memfasilitasi komunikasi dua arah untuk
menjembatani kesenjangan antara organisasi dan anggotanya.
19
3. Mengurangi Biaya
Telah banyak disebutkan bahwa bisnis yang dijalankan pada teknologi
baru memiliki tujuan ganda, yaitu meningkatkan layanan pelanggan dan
menurunkan biaya. Banyak contoh web untuk memberikan layanan
kepada pelanggan, pusat informasi pelanggan, atau sebagai media untuk
mendownload perangkat lunak.
4. Vendor memberikan loyalitas kepada pelanggan
Perkembangan perangkat lunak saat ini memberikan kemampuan untuk
menyesuaikan seluruh aktivitas web terhadap setiap single user tanpa
biaya tambahan. Masa kostumisasi memungkinkan vendor membuat
halaman web, produk dan jasa yang disesuaikan dengan persyaratan
pengguna.
2.8 E-commerce
Electronic Commerce atau E-Commerce secara sempit dipandang sebagai
aktivitas dalam bertransaksi dan melakukan pembayaran secara online dengan
menggunakan internet. E-commerce merupakan konsep penjualan yang lebih
spesifik dari e-business dan dapat dianggap sebagai subset dari e-business. E-
commerce berhubungan dengan fasilitas transaksi dan penjualan produk dan jasa
secara online dengan menggunakan internet atau jaringan telekomunikasi lainnya.
Menurut William (2000), e-commerce merupakan proses untuk
memediasi interaksi antara organisasi (perusahaan, pemerintahan, dll) dengan
20
pihak eksternal (konsumen, pemasok, dan faktor eksternal lainnya), dimana
didalamnya terdapat transaksi penjualan, pemasaran, pemesanan, dengan
memanfaatkan jaringan elektronik seperti internet dan Electronic Data
Interchange (EDI) untuk mengubah dan meningkatkan performansi proses bisnis.
E-commerce, atau Electronic Commerce merupakan salah satu teknologi
yang berkembang pesat dalam dunia bisnis dan per-internet-an. Penggunaan
sistem e-commerce, sebenarnya dapat menguntungkan banyak pihak, baik pihak
konsumen, maupun pihak produsen dan penjual (retailer). Misalnya bagi pihak
konsumen, menggunakan e-commerce dapat membuat waktu berbelanja menjadi
singkat. Selain itu, harga barang-barang yang dijual melalui e-commerce biasanya
lebih murah dibandingkan dengan harga di toko, karena jalur distribusi dari
produsen barang ke pihak penjual lebih singkat dibandingkan dengan toko
konvensional (Lubis, 2008). Meskipun proyeksi bervariasi, banyak analis
memprediksi bahwa e-commerce akan terus tumbuh berlanjut (Martin Grossman,
2004).
Electronic commerce juga menyebabkan perubahan yang mendasar pada
perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi di New Zealand, memiliki tempat untuk
meraih keuntungan dari bisnis e-commerce selama mereka memiliki akses yang
tinggi dalam teknologi online dan memiliki kemampuan internet yang baik (Yao,
2002).
Dalam hal ini, survei menemukan bahwa kebanyakan perusahaan
asuransi hanya memiliki website untuk kebutuhan informasi, bukan untuk
melayani seluruh nasabah mereka secara spesifik melalui website. Bukti ini
21
mengingatkan bidang terkait untuk melakukan penelitian terhadap pengembangan
website. Tidak ada pengecualian bagi perusahaan asuransi bahwa saat ini
merupakan sebuah pengalaman pada teknologi, dimana penjualan elektronik akan
memainkan peranan yang penting (Grace, 1998).
Penjualan secara elektronik memiliki beberapa keuntungan bagi
perusahaan. Untuk memperoleh keuntungan melalui e-commerce, perusahaan
harus menerapkan website yang memiliki teknologi yang baik tentang e-
commerce (Moore, 2000).
E-commerce melibatkan perdagangan elektronik barang fisik dan digital,
mencakup semua langkah perdagangan seperti pemesanan online, pemasaran
online, e-pembayaran untuk barang digital, dan distribusi barang secara online.
Aplikasi e-commerce dengan orientasi eksternal merupakan aktivitas membeli e-
commerce dengan supplier dan aktivitas menjual e-commerce kepada pelanggan.
Pengertian lain menjelaskan, bahwa e-commerce merupakan proses
untuk memediasi interaksi antara organisasi (perusahaan, pemerintahan, dll)
dengan pihak eksternal (konsumen, pemasok, dan faktor eksternal lainnya),
dimana di dalamnya terdapat transaksi penjualan, pemasaran, pemesanan, dengan
memanfaatkan jaringan elektronik seperti internet dan Electronic Data
Interchange (EDI) untuk mengubah dan meningkatkan performansi proses bisnis
(Abdurrahman, 2006).
Walaupun hingga saat ini belum ada definisi baku dari e-commerce,
beberapa mengatakan bahwa e-commerce adalah website yang digunakan untuk
berdagang (semacam storefront), di lain pihak ada yang menghubungkan e-
22
commerce dengan EDI (electronik data interchange) dan seterusnya. Sebagai
contoh, berikut ini adalah salah satu definisi dari e-commerce yang mendekati
aktifitas dari e-commerce tersebut yang diambil dari sebuah buku Electronic
Commerce, A Managerial Prespective, “E-commerce is an emerging concept that
describes the process of buying, selling, or exchanging products, services, and
information via computer networks, including internet” (Turban, 2002).
Dalam perspektif service, dikatakan bahwa e-commerce merupakan suatu
cara bagi perusahaan, konsumen dan manajemen untuk memangkas biaya yang
ada, selama hal itu tetap meningkatkan kualitas dari produk/service dan kecepatan
dalam distribusinya sedangkan yang terakhir dalam prespektif online, e-commerce
menyediakan kesempatan untuk membeli dan menjual produk/service dan
informasi dengan menggunakan internet dan sarana pelayanan online lainnya.
Dengan melihat tujuan-tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa e-
commerce merupakan sebuah sistem yang dibangun dengan tujuan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam berbisnis dengan memanfaatkan
teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas dari produk/service dan
informasi serta mengurangi biaya-biaya yang tidak diperlukan sehingga harga dari
produk/service dan informasi tersebut dapat ditekan sedemikian rupa tanpa
mengurangi dari kualitas yang ada. Jenis-jenis e-commerce Secara umum aktifitas
dari e-commerce mencakup berbagai aktifitas mulai dari direct marketing, search
jobs, online banking, banking, e-government, e-purchasing, B2B exchanges,
commerce, m-commerce, auctions, travel, online publishing dan consumer
services. Dalam aplikasinya e-commerce dapat dibagi menjadi dua bagian besar
23
yaitu business to business (B2B) dan business to customer (B2C). Dalam
perkembangannya B2B lebih pesat dibandingkan B2C. Business to business
dalam e-commerce umumnya menggunakan mekanisme EDI (Electronic Data
Interchange).
Secara umum adapun aktifitas dari B2B ini seperti trading partners dan
pertukaran data (data exchange) yang dilakukan secara rutin antara pebisnis.
Sedangkan dalam business to customer (B2C) umumnya menggunakan internet
dengan berbagai model pendekatan seperti electronic shopping mall atau dengan
konsep portal. Kedua-duanya menggunakan website sebagai basisnya. Aktifitas
electronic shopping mall lebih ke mempromosikan produk dan service yang ada
dengan dukungan online catalog dan sebagainya. Adapun contoh dari system ini
seperti amazon (http://www.amazon.com) dan netmarket (www.netmarket.com).
Beberapa alasan khusus dalam menuju online (Singh, 2000) :
1. Memperluas Jangkauan Pasar
Hal ini merupakan keunggulan utama dalam melakukan bisnis online.
Sebuah perusahaan kecil sekarang memiliki kemampuan untuk menjangkau pasar
yang jauh melampaui dari kemampuan pasar tradisional dalam meraih pasar
tersebut, dan juga dapat meningkatkan akses pasar melampaui pelanggan yang
ada saat ini.
2. Visibilitas
Internet memberikan perusahaan berukuran kecil dan menengah
kesempatan untuk bermain hingga batas tertentu di lapangan. Di internet masing-
24
masing perusahaan mengurangi ukuran umum pelanggan dalam melakukan
browsing. Sementara menciptakan keberadaan web yang sesungguhnya mungkin
tidak murah, minimal biaya pemeliharaan selanjutnya. Internet memberikan
keuntungan biaya untuk bisnis karena di dalam internet dapat memperbaharui
informasi, fitur posting, dan mudah dalam pemeliharaan situs-situs yang dapat
berlangsung secara terus menerus dengan biaya yang minimal dan jangka waktu
yang panjang. Fitur-fitur tersebut digabungkan untuk menghasilkan kehadiran
target pasar yang lebih besar sambil meningkatkan komponen yang lebih besar
dari pemikiran para pelanggan.
3. Meningkatkan Responsivitas
Salah satu manfaat terbesar berbisnis online terletak pada
kemampuannya untuk mempromosikan hubungan dengan pelanggan. Internet
merupakan media yang tak tertandingi dalam kemampuannya untuk
meningkatkan respon. Contoh respon ini dapat terlihat jelas pada perusahaan
seperti Dell, UPS, dan FedEx yang sekarang memungkinkan pelanggan untuk
memeriksa berbagai aspek transaksi mereka secara langsung dengan login ke situs
web mereka. Keterkaitan ini datang dengan biaya permintaan yang cukup rendah,
dan menyediakan metode yang lebih efisien untuk menanggapi kebutuhan /
keinginan pelanggan.
25
4. Layanan Baru
Memperkenalkan layanan baru di pasar tradisional sulit dan mahal.
Internet menyediakan pilihan untuk memperkenalkan layanan baru untuk
pelanggan, mitra, dan karyawan dengan minimal sedikit biaya tambahan.
5. Memperkuat Hubungan Bisnis
Kemampuan untuk meningkatkan bisnis dan komunikasi bisnis memiliki
potensi yang sangat besar. Pada perusahaan yang menggunakan EDI (Electronic
Data interchange) untuk merampingkan proses bisnis dan meningkatkan
komunikasi. Melalui EDI, Pemasok, Produsen, Distributor, dan Pengecer mampu
berbagi informasi dan meningkatkan aliran informasi dan barang melalui supply
chain.
Www mengubah semua ini. Saat ini manfaat berbagi informasi dapat
dinikmati oleh organisasi dari semua ukuran besar atau kecil. Akses data real-time
meningkatkan efisiensi, meningkatkan produktivitas dan profitabilitas.
6. Pengurangan Biaya
Fitur ini telah terealisasi dan dipahami organisasi dari 21 abad yang lalu,
yang semakin berkembang dan adopsi dari internet merealisasikan penghematan
biaya dengan menggerakkan segudang layanan online. Dari pusat layanan
pelanggan, untuk pengecekan paket secara online, dan seterusnya. Kemampuan
untuk mendigitalkan penawaran dan penyediaan produk / jasa.
26
2.8.1 Keuntungan E-commerce
Dalam implementasinya, keuntungan dari e-commerce tidak saja
dirasakan oleh para pebisnis tetapi juga dapat dirasakan oleh konsumen,
masyarakat luas dan pemerintah. Di bawah ini merupakan gambaran keuntungan
e-commerce yang dirangkum dalam tiga bagian, dalam prespektif produsen,
konsumen serta masyarakat dan pemerintahan. Adapun keuntungan e-commerce
pada produsen adalah (Lubis, 2008):
1. Memberikan kesempatan kepada produsen untuk meningkatkan pemasaran
produk/service-nya secara global.
2. Mengurangi penggunaan paper/kertas di berbagai aktifitas mulai dari
tahapan desain, produksi, pengepakan, pengiriman, distribusi hingga marketing.
3. Mengurangi waktu delay dari pengiriman dan penyimpanan karena antara
sistem produksi, pengepakan, penyimpanan dan distribusi terkoneksi secara
online.
4. Membantu perusahaan-perusahaan yang memproduksi produk/service
yang sangat spesifik yang tidak dapat dipasarkan dalam bisnis secara fisik, karena
keterbatasan konsumen, tempat dan biaya promosi yang tinggi.
5. Mengurangi waktu dan biaya promosi dari produk/service yang dipasarkan
karena tersedianya informasi secara menyeluruh di internet sepanjang waktu.
27
Keuntungan e-commerce pada konsumen adalah:
1. Memberikan kesempatan konsumen yang berada di belahan dunia
manapun untuk dapat menggunakan sebuah produk/service yang dihasilkan dari
belahan dunia yang berbeda dan melakukan transaksi dan meraih informasi dari
pihak pertama sepanjang tahun.
2. Memberikan kesempatan konsumen untuk mendapatkan produk/service
terbaik dari berbagai pilihan yang ada karena konsumen mendapat kesempatan
untuk memilih berbagai jenis produk/service secara langsung.
3. Memberikan kesempatan bagi konsumen yang terpisah tempat tinggalnya
dari produsen untuk berinteraksi, berdiskusi dan bertukar pengalaman. Sehingga
akan sangat menguntungkan produsen untuk meningkatkan kualitas
produk/service sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen.
Keuntungan e-commerce pada masyarakat dan pemerintah adalah:
1. Semakin banyak manusia yang bekerja dan beraktifitas di rumah dengan
menggunakan internet berarti mengurangi perjalanan untuk bekerja, belanja dan
aktifitas lainnya, sehingga mengurangi kemacetan jalan dan mereduksi polusi
udara.
2. Meningkatkan daya beli dan kesempatan masyarakat untuk mendapatkan
produksi/service yang terbaik karena perusahaan yang mengeluarkan
produk/service dapat menjualnya lebih murah karena biaya produksi yang rendah.
28
3. Mengurangi pengangguran karena masyarakat semakin bergairah untuk
berbisnis karena cara kerja yang gampang dan tanpa modal yang besar.
4. Meningkatkan daya kreatifitas masyarakat, berbagai jenis produk dapat
dipasarkan dengan baik, sehingga akhirnya juga membantu pemerintah untuk
menggairahkan perdagangan khususnya usaha kecil menengah. Secara umum,
implementasi e-commerce dalam bisnis dapat meningkatkan kualitas dari
produk/service serta menurunkan biaya produksi yang akhirnya akan menurunkan
harga penjualan. Ketika konsumen dapat memilih produk/service yang terbaik
baginya, produsen terus semakin berlomba meningkatkan kualitas dari
produk/service yang ada dan terus mencari ide-ide baru yang disukai pasar serta
berusaha mengurangi biaya produksi agar tetap mendapatkan harga
produk/service yang terjangkau. Jika siklus ini berjalan dengan baik, tingkat
produksi dan kualitas akan terus meningkat, ragam dari produk/service akan
semakin banyak dan harga akan semakin terjangkau. Selain itu semakin
menumbuhkan kreatifitas dan keberanian bagi pemula bisnis untuk memulai
usahanya karena setiap orang dapat memulai bisnisnya walau sekecil apapun dan
sebegitu spesial produk/service yang dihasilkan.
Sedangkan keuntungan menjual online pada asuransi yang dikutip dari
(http ://asuransikesehatan101.info), yaitu :
1. Menghemat Waktu
Bagi konsumen yang tidak memiliki waktu banyak waktu untuk berbicara
dengan penjual pribadi, maka penjualan asuransi online merupakan jawabannya.
29
2. Perbandingan Mudah
Perbandingan dua atau lebih kebijkaan penjualan akan lebih mudah
dilakukan secara online, karena kebanyakan perusahaan asuransi telah memiliki
informasi pada situs mereka.
3. Pilihan Tepat
Seperti telah dijelaskan pada keuntungan sebelumnya, biasanya
perusahaan asuransi telah memiliki informasi dan penjelasan rinci tentang
rencana, syarat dan kondisi produk yang ditawarkan. Hal ini membantu konsumen
/ nasabah dalam memilih produk yang diinginkan.
4. Informasi mudah diperoleh
Informasi pencarian produk secara online serta konsultasi akan mudah
dilakukan kapan saja dan dimana saja.
5. Tidak Bergantung Pada Seseorang
Dengan penjualan asuransi online, konsumen tidak akan tergantung pada
agen individu. Misalnya dalam pengurusan claim asuransi, konsumen dapat
dengan mudah melakukan claim hanya dengan mengisi form claim tanpa
ketergantungan agen individu.
30
2.8.2 Kelemahan E-commerce
Implementasi e-commerce di Indonesia masih harus menempuh jalan
yang panjang dan berliku. Berbagai hambatan yang ada dalam
pengimplementasiannya dapat berupa teknis dan non-teknis yang kesemua itu
membutuhkan kerjasama yang utuh antara pemerintah, pengembang dari e-
commerce, pebisnis dan para konsumen pemanfaatnya. Berbagai hambatan
tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Lubis, 2008):
1. Dukungan pemerintah. Dukungan pemerintah yang masih belum jelas
ditambah dengan belum adanya kebijakan-kebijakan yang mendukung
perkembangan dari e-commerce ini dikeluarkan, belum jelasnya deregulasi dari
sistem teknologi informasi khususnya internet yang merupakan salah satu tulang
punggung dari perkembangan e-commerce, perbaikan sistem pabeanan dan
deregulasi dalam ekspor impor barang.
2. Perkembangan infrastruktur yang lambat. Salah satu hambatan utama
adalah masih kurangnya insfrastrukur yang ada dan belum merata kepelosok
Indonesia. Dibutuhkan keseriusan pemerintah untuk secara bertahap membangun
infrastrukur yang baik dan terprogram sehingga secara bertahap, rakyat Indonesia
mulai dapat dikenalkan dengan internet sebagai salah satu hasil dari
perkembangan teknologi informasi dengan biaya yang murah dan terjangkau.
3. Kurangnya sumber daya manusia. Kurangnya SDM Indonesia yang benar-
benar menguasai sistem e-commerce ini secara menyeluruh, yang tidak saja
menguasai secara teknis juga non-teknis seperti sistem perbankan, lalu lintas
perdagangan hingga sistem hukum yang berlaku. Salah satu alasan yang cukup
31
utama yaitu masih kurangnya ketersediaan informasi, mulai dari buku-buku
referensi, jurnal, majalah/tabloid yang membahas tentang e-commerce juga sarana
pendidikan, seminar, workshop hingga pusat-pusat pengembangan yang dibangun
antara pemerintah, pusat-pusat pendidikan dan tenaga ahli di bidang e-commerce.
4. Dukungan dari institusi finansial seperti bank dan asuransi. Belum
banyaknya bank yang telah membangun sistemnya dengan baik, selain itu
perbankan Indonesia juga masih sulit untuk melakukan transaksi dengan
menggunakan mata uang lain, apalagi dalam jumlah nilai yang kecil serta belum
adanya pihak ketiga sebagai penjamin transaksi secara online yang benar-benar
berada di Indonesia.
5. Kelemahan lain yang merupakan tantangan hingga sekarang ini yaitu
mengenai sekuritas dan metode pembayaran (Youssef, M.A dan Soliman F.,
2003). Dengan perkembangan teknologi internet, diharapkan masalah tersebut
akan semakin terkendali dimasa yang akan datang.
2.8.3 Penggunaan E-commerce
Banyak penelitian dan studi pustaka yang meninjau mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi penggunaan e-commerce, khususnya bagi perusahaan
kecil dan menengah, berdasarkan penelitian dan case study di Australia (Burges,
L., Cooper, J., Alcock, C. dan Lawson, R., 2003), disebutkan penggunaan e-
commerce dipengaruhi oleh empat faktor dibawah ini :
32
1. Penggunaan komputer dan teknologi informasi oleh sebuah perusahaan.
2. Penerapan e-commerce saat ini, dan rencana di masa yang akan datang.
3. Kendala penggunaan e-commerce.
4. Keahlian dari staff IT pada sebuah perusahaan.
Sebelum melakukan penerapan e-commerce pada sebuah perusahaan,
para pimpinan perusahaan perlu melibatkan user dalam pembuatan sistem yang
akan diterapkan, sehingga resistensi user dapat diatasi, dan kegiatan yang
kooperatif akan terjadi pada perusahaan (Tseng, S., Huan, Y. dan Lin , C., 2007).
2.8.4 Dampak E-commerce
Berdasarkan penelitian sebelumnya, e-commerce memberikan enam buah
dampak positif bagi operasi bisnis suatu perusahaan (Yau, 2002). Keenam
dampak tersebut, yaitu : Meningkatkan efisiensi, Penghematan biaya,
Memperbaiki kontrol terhadap barang, Memperbaiki supply chain, Membantu
perusahaan menjaga hubungan yang lebih baik terhadap customer dan membantu
perusahaan dalam menjaga hubungan yang lebih baik terhadap supplier.
33
2.8.5 Strategi E-Commerce
Menurut Lupi (2010), Strategi organisasional merupakan formula
berbasis global mengenai :
1. Upaya perusahaan untuk mencapai misi organisasi.
2. Tujuan yang ingin dicapai
3. Rencana kebijakan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Strategi e-commerce merupakan formulasi dan eksekusi visi perusahaan
baru atau perusahaan yang sudah beroperasi, yang bertujuan untuk melakukan
bisnis secara elektronik. Strategi merupakan hal yang penting dalam bisnis.
Namun, proses pengembangan strategi merupakan hal yang lebih penting.
Kekuatan proses perencanaan strategi terletak pada eksekutif korporasi, manager
general perusahaan, pemilik usaha kecil, utamanya untuk melakukan penilaian
terhadap posisi perusahaan saat ini. Proses perencanaan strategi juga melibatkan
para stakeholder utama, meliputi dewan direktur, Karyawan dan partner strategis.
Pengembangan strategi akan berbeda, bergantung pada tipe strategi,
metode implementasi, ukuran atau skala perusahaan dan pendekatan yang
digunakan. Fase pertama perencanaan strategi terdiri atas :
1. Inisiasi Strategi
Pada fase inisiasi strategi perusahaan menyiapkan langkah-langkah
inisial yang dibutuhkan, mereview visi dan misi organisasi, menganalisis industri,
posisi perusahaan, posisi pesaing, pertimbangan berbagai isu inisiasi, menguji
34
internal perusahaan dan lingkungan perusahaan. Aktifitas yang prinsip meliputi
penyetingan misi dan tujuan organisasi, pengujian kekuatan dan kelemahan
organisasi, penilaian faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi bisnis dan
pelaksanaan analisis pesaing. Dalam hal ini, aspek yang ditekankan terletak pada
pengujian kontribusi potensial internet dan teknologi yang ada terhadap bisnis.
Outcome spesifik pada fase ini yaitu : analisis perusahaan dan proporsi nilai,
kompetensi inti, peramalan dan analisis kompetitor atau pesaing.
2. Formulasi Strategi
Formulasi strategi merupakan kegiatan pengembangan strategi untuk
mengeksploitasi peluang dan pengelolaan ancaman dalam suatu lingkungan binis,
dari sudut kekuatan dan kelemahan korporasi. Aktivitas dan outcome spesifik
pada fase ini adalah : evaluasi peluang e-commerce yang spesifik, menganalisis
biaya dan manfaat, melakukan penilaian dan managemen resiko, perolehan daftar
projek atau perolehan aplikasi e-commerce yang disetujui, strategi penetapan
harga dan sebuah rencana bisnis yang akan digunakan pada fase implementasi
strategi.
3. Implementasi Strategi
Implementasi strategi merupakan pengembangan terinci, perencanaan
jangka pendek untuk melaksanakan proyek yang disetujui pada formulasi strategi.
Aktivitas dan outcome spesifik pada fase ini adalah : Pembentukan tim Web yang
menginisiasi dan mengelola eksekusi rencana, pelibatan partner bisnis,
perekayasaan partener bisnis, pengenalan peubahan dalam organisasi,
35
perencanaan projek, alokasi sumber daya dan manajemen projek serta,
mengembangkan program manajemen perubahan secara efektif.
4. Penilaian Strategi
Penilaian strategi merupakan kegiatan evaluasi kemajuan matriks e-
commerce secara berkelanjutan, menuju tujuan strategik perusahaan, perolehan
tindakan korelasi dan reformulasi strategi (apabila diperlukan). Pada penilaian
strategi pengukuran spesifik disebut sebagai matriks yang menilai progress
strategi.
Pada perencanaan strategi, perusahaan dapat menggunakan berbagai alat
dan teknik perencanaan strategis. Beberapa alat teknik yang dapat digunakan
meliputi :
1. Analisis SWOT, yaitu suatu metodologi yang mensurvei peluang dan
ancaman ekternal, serta hubungan keduanya dengan kekuatan dan kelemahan
internal perusahaan).
2. Balanced Scorecard, merupakan alat manajemen yang menilai progres
organisasional menuju tujuan strategik melalui pengukuran kinerja pada sejumlah
area yang berbeda.
36
2.8.6 Jenis E-Commerce
Dalam memasarkan produknya, e-commerce memiliki beberapa tipe
penjualan produk. Beberapa tipe atau bentuk penjualan e-commerce menurut
Laudon adalah :
1. B2C (Business-to-Consumer)
B2C merupakan bisnis e-commerce yang paling sering dan paling umum
dilakukan pada penjualan berbasis online. B2C merupakan bisnis online yang
dirancang untuk meraih konsumer individu. Banyak tipe bisnis model yang dapat
dilakukan melalui B2C. Seperti: Portal, Online retailer, Content Provider,
Transaksi antar broker, dan Penyedia layanan (Service Provider).
2. B2B (Business-to-Business)
B2B merupakan bisnis e-commerce dimana bisnis berfokus pada
penjualan kepada bisnis lainnya. B2B merupakan tipe bisnis yang paling besar
dalam e-commerce. Dalam B2B e-commerce, terdapat dua kategori yang
digunakan, yaitu : Net Marketplce yang meliputi e-distributor, e-procurement,
penjualan bursa.
3. C2C (Consumer-to-Consumer)
C2C menyediakan jalur kepada konsumen dalam menjual produk ke
sesama mereka, dengan bantuan pelelangan produk yg disediakan penyedia pasar
online seperti eBay. Dalam e-commerce C2C, konsumen menyiapkan produk
untuk pasar, tempat produk untuk dilelang atau dijual, dan mempercayakan
produk tersebut kepada penyedia pasar untuk menyediakan katalog, mesin
37
pencari, dan kemampuan dalam transaksi dimana produk dapat dengan mudah
ditunjukkan, ditemukan dan dibayar.
4. P2P (Peer-to-Peer)
Teknologi P2P memungkinkan pengguna internet untuk berbagi file dan
sumber komputer secara langsung tanpa harus melewati web server. Dalam
bentuk P2P yang murni, tidak ada perantara yang dibutuhkan. Meskipun pada
dasarnya, kebanyakan P2P menggunakan “Perantara Super” untuk mempercepat
operasi.
Titik awal dalam mengembangkan e-strategi mungkin terletak pada
bagaimana menganalisis value chain industri. Electronic commerce dapat
berperan dalam mengurangi biaya, meningkatkan kualitas produk, menjangkau
pelanggan dan pemasok baru, dan menciptakan cara baru dalam penjualan produk.
Konsep value chain adalah cara yang berguna untuk berpikir tentang strategi
bisnis. Menggunakan value chain memberikan kekuatan ide bahwa electronic
commerce seharusnya menjadi solusi bisnis, bukan hanya implementasi teknologi
yang hanya dilakukan untuk kepentingan sendiri (Singh, 2000).
2.8.7 Pembayaran E-Commerce
Dalam masalah pembayaran, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi
revolusi e-commerce terletak pada kemampuan penjual dalam menyediakan
mekanisme pembayaran yang aman dan nyaman bagi konsumen. Beberapa
alternatif telah diusulkan dan dan sekarang digunakan untuk menyediakan
38
pembayaran yang aman dan nyaman untuk transaksi internet. Berikut beberapa
pembahasan singkat dari beberapa metode pembayaran yang dipertimbangkan
sebagai solusi yang mungkin (Singh, 2000) :
1. Credit Cards
Metode pembayaran umum yang digunakan untuk segmen B2C
(Business-To-Consumer) e-commerce adalah kartu kredit (Credit Cards). Namun,
kemanan data yang ditransmisikan melalui internet telah menjadi perhatian bagi
pelanggan. Saat ini sebagian besar perusahaan menggunakan SSL (Secure Socket
Layer) protokol untuk menyediakan keamanan dan rahasia pelanggan mereka.
Protokol SSL ini menyediakan konsumen sarana untuk mengenkripsi informasi
pesanan mereka.
Pertanyaan yang dihadapi semua transaksi di internet terletak pada
enkripsi kualitas / keamanan, kerahasiaan data, dan otentikasi data. Resiko
penggunaan kartu kredit yang dipalsukan cukup melekat, kecuali protokol dapat
mengkonfirmasi kebenaran pemegang kartu pada akhir transaksi di dunia maya.
2. Electronic Fund Transfer (EFT)
Merupakan metode pembayaran elektronik yang memiliki cara kerja
yaitu dengan mentransfer nilai uang dari satu rekening bank ke bank lain yang
sama atau berbeda bank. Metode ini telah dikembangkan sejak tahun 1970 dan
difasilitasi melalui clearinghouse otomatis.
39
3. Stored Value Cards
Stored Value Cards disebut juga sebagai kartu pintar, dengan
menggunakan strip magnetik atau chip sirkuit terintegrasi untuk menyimpan
informasi khusus pelanggan. Kartu ini dapat digunakan untuk memebeli barang
atau jasa, menyimpan informasi, kontrol akses ke account, dan melakukan banyak
fungsi lainnya. Beberapa manfaat yang utama yang ditawarkan stored value cards
meliputi : Pengurangan pendapatan pada kas, mengurangi biaya kerugian yang
disebabkan oleh penipuan, transaksi pelanggan dipercepat serta peningkatan
keamanan dan kenyamanan konsumen.
4. E-Cash
E-cash menggabungkan kenyamanan komputerisasi dengan keamanan
dan kerahasiaan yang ditingkatkan dari penggunaan uang kertas. Beberapa jenis e-
cash telah diperkenalkan dengan mengungkapkan tujuan dengan memfasilitasi
micropayment. Namun, sama seperti Stored Value Cards, metode ini hanya
mampu memfasilitasi pembayaran untuk transaksi yang tidak terlalu besar.
5. Electronic Checks
Electronic Checks merupakan metode pembayaran yang didasarkan pada cek
kertas. Sistem pembayaran ini di inisiasi menggunakan elektronik dan
menggunakan tanda tangan digital serta menggunakan sertifikat digital untuk
mengotentifikasi pembayar, bank pembayar, dan rekening bank. Aspek otentifkasi
cek digital didukung oleh tanda tangan digital.
40
2.9 E-Insurance
E-Asuransi (E-insurance) secara luas dapat didefinisikan sebagai aplikasi
internet dan terkait dengan Teknologi Informasi (IT) untuk produksi dan dan
distribusi jasa asuransi. Dalam arti sempit, E-Insurance didefinisikan sebagai
penyediaan cover asuransi dimana sebuah polis asuransi yang diminta,
ditawarkan, dan dinegosiasikan dan dikontrak secara online. Sementara
pembayaran, kebijakan pengiriman, dan pemrosesan klaim semua dapat juga
dilakukan secara online (Torkestani, 2009).
Perusahaan asuransi telah menganggap internet utamanya sebagai media
lain dalam mendistribusikan produk mereka. Dibandingkan dengan broker saham
online dan perbankan online, perkembangan internet pada asuransi berlangsung
agak hati-hati. Website utamanya berfungsi sebagai untuk memberikan informasi
tentang perusahaan dan produk-produknya. Banyak perusahaan asuransi yang
belum merebut peluang yang diciptakan melalui e-commerce untuk membuat
semua proses bisnis lebih efisien, dimulai dari penjualan polis secara online (Yao,
2004).
2.10 Analisis SWOT
Dalam melakukan analisis kelayakan bisnis pada suatu perusahaan
dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah suatu
analisa yang dilakukan sebelum merancang sebuah strategic bisnis plan. Dalam
bentuk yang paling sederhana, SWOT dapat dipahami sebagai pemeriksaan
41
kekuatan, kelemahan internal, peluang dan ancaman lingkungan dalam organisasi.
SWOT secara garis besar merupakan perangkat umum yang didisain untuk
digunakan dalam tahap awal pengambilan keputusan dan sebagai prekursor untuk
perencanaan strategis di berbagai jenis aplikasi (Johnson et al, 1989; Bartol et al,
1991).
“If you know your strengths and weaknesses and understand the
opportunities and threats you have, then you can do something about
them.” (Bartol; Johnson, 1991)
Salah satu tools yang digunakan untuk mendukung SWOT analysis
diantaranya adalah Porter’s Five Forces Analysis, yang memberikan gambaran
mengenai bagaimana posisi bisnis di suatu industri. SWOT digunakan oleh level
manajemen. SWOT merupakan kepanjangan dari Strength (Kekuatan), Weakness
(Kelemahan), Opportunity (Peluang) dan Threats (Ancaman). SWOT
diklasifikasikan menjadi 2, yaitu : Faktor Internal dan faktor Eksternal. Faktor
internal meliputi kekuatan dan kelemahan, sementara faktor eksternal meliputi
peluang dan ancaman (Foong, 2007). Faktor internal mengacu pada faktor-faktor
yang berasal dari internal perusahaan dan secara normal dapat dikontrol oleh
perusahaan itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal merujuk pada elemen-elemen
yang secara normal berada diluar kontrol perusahaan dan sebagian besar
berurusan dengan fakor-faktor diluar lingkungan perusahaan. Analisis SWOT
biasanya dapat digunakan pada berbagai jenis aplikasi dan situasi yang
dimasukkan ke dalam proses perencaanaan stratejik pada berbagai level
perusahaan.
42
2.11 Analisis Lima Kekuatan Porter (Porter’s Five Forces
Analysis)
Porter’s Five forces Analysis memberikan gambaran yang powerful
mengenai bagaimana tingkat persaingan di suatu industri baik itu dari sisi supply
chain (Supplier dan pelanggan) serta pasar (Pemain baru dan substitusi). Keempat
dari forces (kekuatan) memberikan kontribusi terhadap tingkat persaingan dalam
industri. Penjelasan dari Porter’s Five Forces Analysis akan dijelaskan sebagai
berikut (www.mindtools.com) :
Gambar 2.4 : Analisa Lima Kekuatan Porter (Michael E. Porter, Harvard Business Review, January 2008)
1. Rivalry Among Existing Competitors
Apa yang penting di sini adalah jumlah dan kemampuan pesaing. Jika
kita memiliki banyak pesaing, dan mereka menawarkan produk dan layanan yang
sama-sama menarik, maka kemungkinan besar pesaing akan memiliki kekuatan
43
sedikit atas situasi tersebut, karena pemasok dan pembeli akan pergi ke tempat
lain jika mereka tidak mendapatkan apa yg mereka inginkan.
2. Threat of New Entrants
Kekuatan pada tahapan ini dipengaruhi oleh kemampuan orang untuk
memasuki pasar di bidang yang sama. Jika sedikit waktu atau uang untuk
memasuki pasar bersaing secara efektif, atau jika kita memiliki sedikit
perlindungan terhadap kunci dari teknologi ada, maka pesaing baru dengan cepat
bisa masuk ke pasaran.
3. Bargaining power of Buyers
Pada tahapan ini menjelaskan bagaimana mudahnya pembeli untuk
mendorong turunnya harga. Hal ini didorong oleh jumlah pembeli sesuai dengan
hukum permintaan, apabila permintaan tinggi maka harga barang akan turun. Oleh
karena itu hal ini mendorong pentingnya peran setiap pembeli individu untuk
bisnis yang ada.
4. Bargaining power of Suppliers
Pada tahapan ini, dinilai betapa mudahnya pemasok untuk mendorong
kenaikan harga. Semakin sedikit pilihan pemasok yang dimiliki, semakin akan
perlu bantuan pemasok, para pemasok anda lebih kuat berada.
5. Threat of Subtitute Products or Services
Di dalam tahapan ini, diterangkan tentang bagaimana substitusi barang
dan jasa yang dihasilkan. Dan apakah konsumen dapat dengan mudah
mendapatkan barang substitusi tersebut.