52
10 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Perspektif Perkembangan Perkembangan adalah suatu proses perubahan kapasitas fungsional atau kemampuan kerja organ-organ kearah keadaan yang semakin terorganisir dan terspesialisasi. Maksud dari terorganisir yaitu organ organ tubuh semakin bisa dikendalikan sesuai dengan kehendak. Sedangkan terspesialisasi yaitu kemampuan organ-organ tubuh semakin dapat berfungsi sesuai dengan fungsinya masing-masing. Perkembangan dapat terjadi dalam bentuk perubahan kuantitatif dan kualitatif, atau perubahan pada kedua-duanya secara serempak. Perubahan kuantitatif merupakan perubahan yag dapat diukur atau dihitung. Sedangkan perubahan kualitatif yaitu perubahan dalam bentuk semakin baik, semakin teratur, semakin lancar dan sebagainya yang ada dasarnya merupakan perubahan yang tidak bisa atau sukar diukur. (Sugianto, 1998:14). Perkembangan individu mencakup berbagai aspek yang ada di dalam dirinya, yang berpengaruh terhadap perkembangan itu meliputi berbagai faktor, baik yang berada di dalam dirinya maupun yang berada di luar dirinya. Berbagai aspek yang berkembang dan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan perlu dipadukan dalam membentuk konsep perkembangan secara menyeluruh. Di dalam membahas konsep perkembangan diperlukan kerangka acuan. Teori-teori perkembangan yang sudah berkembang lebih awal digunakan sebagai acuan dalam studi perkembangan gerak. Secara umum perkembangan dikaji dari perspektif atau sudut pandang biologi dan psikologi. Dalam perspektif biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh dipelajari pada level seluler dan pada lever organismik. Pada level seluler dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ tubuh manusia, sedangkan pada level organismik dipelajari organ-organ tubuh manusia. Dalam perspektif psikologis individu dipelajari dalam segi berfikir, emosi dan perasannya (Sugianto, 1998:18).

BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Perspektif Perkembangan

Perkembangan adalah suatu proses perubahan kapasitas fungsional atau

kemampuan kerja organ-organ kearah keadaan yang semakin terorganisir dan

terspesialisasi. Maksud dari terorganisir yaitu organ organ tubuh semakin bisa

dikendalikan sesuai dengan kehendak. Sedangkan terspesialisasi yaitu

kemampuan organ-organ tubuh semakin dapat berfungsi sesuai dengan fungsinya

masing-masing. Perkembangan dapat terjadi dalam bentuk perubahan kuantitatif

dan kualitatif, atau perubahan pada kedua-duanya secara serempak. Perubahan

kuantitatif merupakan perubahan yag dapat diukur atau dihitung. Sedangkan

perubahan kualitatif yaitu perubahan dalam bentuk semakin baik, semakin teratur,

semakin lancar dan sebagainya yang ada dasarnya merupakan perubahan yang

tidak bisa atau sukar diukur. (Sugianto, 1998:14).

Perkembangan individu mencakup berbagai aspek yang ada di dalam

dirinya, yang berpengaruh terhadap perkembangan itu meliputi berbagai faktor,

baik yang berada di dalam dirinya maupun yang berada di luar dirinya. Berbagai

aspek yang berkembang dan sebagai faktor yang berpengaruh terhadap

perkembangan perlu dipadukan dalam membentuk konsep perkembangan secara

menyeluruh. Di dalam membahas konsep perkembangan diperlukan kerangka

acuan. Teori-teori perkembangan yang sudah berkembang lebih awal digunakan

sebagai acuan dalam studi perkembangan gerak. Secara umum perkembangan

dikaji dari perspektif atau sudut pandang biologi dan psikologi. Dalam perspektif

biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh

dipelajari pada level seluler dan pada lever organismik. Pada level seluler

dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ tubuh manusia,

sedangkan pada level organismik dipelajari organ-organ tubuh manusia. Dalam

perspektif psikologis individu dipelajari dalam segi berfikir, emosi dan

perasannya (Sugianto, 1998:18).

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

11

Perkembangan individu bersifat individual dipengaruhi oleh berbagai

faktor yang secara umum dapat dikelompokkan sebagai faktor eksternal dan

internal individu. Masing-masing individu memiliki tingkat kecepatan

pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda sesuai dengan faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap perkembangan individu tersebut. Aspek genetis dan aspek

lingkungan baik fisik maupun sosial secara bersama memberikan pengaruh pada

pola perkembangan.

Perkembangan individu mencakup seluruh aspek kognitif, afektif dan

psikomotor. Dalam perkembangannya seluruh aspek dalam diri individu

berkembang secara berkesinambungan dan saling mempengaruhi satu dengan

yang lainnya. Keserasian antar masing-masing aspek perkembangan memberikan

kualitas perkembangan individu yang optimal.

Walaupun perkembangan individu bersifat individual tetapi secara umum

menunjukkan pola perkembangan-perkembangan yang sama. Perkembangan

individu memiliki korelasi yang sangat erat dengan umur namun tidak tergantug

dengan umur. Dalam proses perkembangan individu sebagai proses berkelanjutan

yang berlangsung seumur hidup terdapat periode-periode perkembangan individu

yang menunjukkan karakteristik perkembangan yang sama untuk semua individu

secara umum perubahan yang terjadi pada awalnya bersifat peningkatan dan

kemudian mengalami penurunan.

Karakteristik perkembangan individu secara umum menunjukkan fase-fase

yang sama pada periode unsur tertentu. Fase-fase perkembangan berdasarkan

umur secara umum dibagi menjadi beberapa fase seperti di bawah ini :

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

12

Tabel. 01. Periodisasi Perkembangan Berdasarkan Umur (Sugianto et al,

2007:105).

Fase perkembangan Batasan usiaFase sebelum lahir

Awal Embrio

Janin

Selama 9 bulan 10 hariSaat pembuahan sampai 2 mingu2 sampai 8 minggu8 minggu sampai menjelang lahirbayi

BayiNeonatal

Saat lahir sampai 1 atau 2 bulanSaat lahir sampai 4 minggu

Anak kecil 1 atau 2 sampai 6 tahunAnak besar PerempuanAnak besar Laki-laki

6 sampai 10 tahun6 sampai 12 tahun

Adolesensi perempuanAdolesensi laki-laki

10 sampai 18 tahun12 sampai 20 tahun

Dewasa muda 18/20 sampai 40 tahunDewasa madyaDewasa tua (usia lanjut)

40 sampai 60 tahunLebih dari 60 tahun

2. Kemampuan Kapasitas Aerobik

Kapasitas aerobik adalah banyaknya energi yang tersedia untuk melakukan

kerja pada sistem aerob (Doewes, M, 2008; Sugiyanto dan Sudjarwo, 1993).

Kapasitas aerobik cenderung diterjemahkan sebagai kemampuan tubuh dalam

mengambil, mengedarkan dan menggunakan oksigen untuk membentuk ATP.

Kapasitas ini dapat diketahui dengan melakukan uji terhadap kemampuan tubuh

dalam kerja secara aerob semaksimal mungkin.

O2 max juga dapat didefinisikan sebagai jumlah maksimal oksigen yang

dapat dihirup dari udara kemudian diangkut dan digunakan dalam jaringan untuk

menghasilkan ATP. Energi yang dibutuhkan pada saat aktifitas atau berolahraga

merupakan energi yang dihasilkan melalui sistem aerobik.

“Pada saat melakukan pengerahan tenaga maksimum (melakukan aktifitasfisik atau latihan fisik dengan intensitas tinggi yang cukup lama hinggalelah), maka energi yang dikeluarkan per satuan waktu merupakan energimaksimum yang dikenal sebagai keluaran energi maksimal” (Fox, 1988;McArdle, 1986; Bowers, 1992).

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

13

Berdasarkan hasil penelitian, maka ternyata bahwa pada atlet yang

berprestasi pada olahraga dengan daya tahan tinggi, ditemukan 02 Maxnya juga

tinggi, yaitu sebesar di atas 50 cc O2/kgBB/ menit atau superior. Kapasitas aerobik

maksimal biasanya dinyatakan sebagai "Maksimal Oksigen Uptake", dan

merupakan salah satu faktor penting untuk menunjang prestasi kerja atau

ketahanan fisik seseorang (Rushall dan Pyke, 1990). 02 Max merupakan faktor

yang dominan terhadap kemampuan tubuh seseorang. Kapasitas aerobik pada

hakekatnya merupakan gambaran besarnya kemampuan motorik (motoric power)

dari proses aerobik seseorang. Dengan demikian, seseorang akan besar

kemampuannya untuk memikul beban kerja yang berat dan lebih cepat pulih

kesegaran fisiknya sesudah kerja.

Penggunaan oksigen maksimal merupakan faktor yang menentukan

penampilan daya tahan, yaitu

“pengangkutan dan penggunaan oksigen maksimal oleh otot. Pada titikdimana pemakaian oksigen maksimal dicapai, maka konsumsi oksigentidak meningkat lagi, walaupun beban diperberat. Ini disebut konsumsioksigen maksimal/penggunaan oksigen maksimal ( 02 Max)” (McArdle,1986).

Penyediaan ATP saat kerja tubuh yang bersifat aerobik, dilakukan melalui

suatu metabolisme yang khas. Dilihat dari ketersediaan oksigen (O2) maka jenis

metabolisme untuk menunjang aktivitas aerob adalah metabolisme aerob. Berikut

ini akan dijelaskan tentang metabolisme aerob dalam tubuh:

a. Metabolisme Aerobik

Sistem energi utama yang bekerja dalam tubuh dalam proses resintesis

ATP adalah dengan oksidasi karbohidrat, lemak, dan protein yang disimpan

dalam sel. Disebut sebagai oksidasi karena dalam reaksinya menggunakan

oksigen sehingga metabolisme jenis ini disebut sebagai metabolisme aerobik.

Tidak seperti dalam metabolisme anaerobik, proses resintesis ATP secara aerobik

tidak menghasilkan asam laktat. Sumber utama dalam metabolisme ini adalah

oksigen dan tiga bahan makanan utama: karbohidrat, lemak dan protein.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

14

“Walaupun protein bisa menjadi sumber tenaga tetapi ini jarang terjadiselama karbohidrat dan lemak masih tersimpan dalam tubuh. Dalamaktivitas fisik dan olahraga dengan intensitas rendah dan sedang,karbohidrat dan lemak merupakan bahan utama dalam penyediaan tenaga”(Klein, S., Coyle, E.F., and Wolfe. R.R., 1994).

Bagaimana urutan tubuh dalam menggunakan bahan-bahan makanan

tersebut dapat dilihat pada gambar 01.

Gambar 01. Urutan Penggunaan Bahan Makanan Secara Aerobik, dikutip dari

Melvin H. William, 1991. Nutrition for Fitness and Sport, Iowa: Wm. C. Brown

Publishers.

Selain tidak menimbulkan kelelahan karena tidak menghasilkan asam

laktat, metabolisme aerobik juga sangat efisien dalam pembentukan ATP. Ini bias

dilihat dari besarnya jumlah unit ATP yang dihasilkan selama proses metabolisme

aerobik yaitu sejumlah 36 ATP. Sebaliknya jumlah ATP yang dihasilkan dalam

proses metabolisme anaerobik hanya sejumlah 2 ATP. Namun untuk mendapatkan

ATP sebesar itu, diperlukan beberapa reaksi kimia yang terjadi yaitu glikolisis

aerobik serta reaksi yang terjadi di dalam mitokondria berupa siklus krebs

(Tricarboxyclic acid) dan sistem transpor elektron (Electron Transport System).

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

15

1) Glikolisis aerobik

Reaksi pertama adalah pemecahan glikogen menjadi CO2 dan H2O

disebut glikolisis. “Pada dasarnya, hanya terdapat satu perbedaan antara proses

glikolisis anaerobik dengan aerobik, yaitu pada glikolisis aerobik tidak terjadi

akumulasi asam laktat” (Coyle, 1984). Dengan kata lain, terdapatnya oksigen

menghambat terbentuknya asam laktat, tetapi tidak terjadi proses pembentukan

kembali ATP. Dalam glikolisis, hasil akhinya berupa dua molekul asam piruvat,

dua ATP dan 4H. Secara singkat dapat dituliskan dalam rumus kimia berikut:

Glukosa + 2 ADP + 2PO4 à 2 Asam piruvat + 2 ATP + 2ATP dan 4H

Asam piruvat yang terbentuk kemudian dikonversi menjadi molekul

asetikoenzim A (asetil KoA). Dalam proses konversi ini, tidak terbentuk ATP,

tetapi 4 atom hydrogen yang dilepaskan akan membentuk 6 molekul ATP jika

keempat atom hydrogen tersebut dioksidasi, seperti yang akan dibahas dalam

siklus asam sitrat atau siklus Krebs.

2) Siklus krebs (Tricarboxyclic acid)

Tahap selanjutnya dalam degradasi molekul glukosa dalam mitokondria

disebut siklus asam sitrat (juga disebut sebagai siklus asam trikarbosilat atau

siklus krebs) (Foss, 1998; Fox dan Bowers, 1993; Armstrong, 1995; Guyton dan

Hall, 1999; Ganong, 1999). Siklus ini merupakan suatu urutan reaksi kimia

dimana gugus asetil dari asetil-KoA dipecah menjadi karbondioksida dan atom

hydrogen. Reaksi ini terjadi di dalam matrik mitokondria.

3) Sistem transpor elektron (Electron Transport System)

Kelanjutan dalam pemecahan glikogen adalah hasil akhir berupa H2O

yang dibentuk dari H+ dan elektron-elektron yang diambil dari siklus krebs dan

oksigen yang dihirup. Reaksi khusus dalam proses pembentukan H2O ini disebut

sistem transpor elektron (Electron Transport System) atau respiratory chain. Yang

terpenting diketahui adalah apa yang terjadi ketika ion-ion hidrogen dan elektron-

elektron memasuki ETS melalui FADH2 dan NADH dan ditransporkan ke

oksigen melalui elektron pengangkut di dalam beberapa reaksi ezimatik yang

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

16

berurutan, dan produk akhirnya adalah air. Lebih singkat di tuliskan sebagai

berikut: 4H+ + 4e- + O2 à 2H2O dimana, 4 ion hidrogen (4H+) ditambah 4

elektron (4e-) ditambah 1 mol oksigen (O2) menghasilkan 2 mol air (2H2O).

Setelah itu, reaksi berlanjut ke fosorilasi oksidatif (oxidatife phosphorylation).

b. Daya Tahan Cardiovascular

Daya tahan (endurance) dalam dunia olahraga dikenal sebagai suatu

kemampuan organisme melawan kelelahan dalam penampilan yang berlangsung

lama. Namun demikian arti penampilan yang berlangsung lama, tidak sederhanan

salah satu contohnya pada atlet lari 100 meter, memerlukan daya tahan tertentu

(Furqon, 1995:74). “Daya tahan adalah kemampuan melakukan kerja yang

ditentukan intensitasnya dalam waktu tertentu, tanpa mengalami kelelahan dan

kadang-kadang disebut juga dengan stamina”. “Daya tahan (endurance) adalah

kemampuan organ atlet untuk melawan kelelahan yang timbul selama menjalan

aktivitas olahraga dalam jangka waktu yang lama” (Suharno,1993:42). Daya tahan

(endurance) menurut Nurhasan (2005:19)

“secara garis besar dapat dibagi menjadi dua komponen, yaitu :1). dayatahan cardiovascular atau daya tahan jantung dan paru-paru yang diartikansebagai kesanggupan jantung (sistem predaran darah) dan paru-paru(sistem pernapasan) untuk berfungsi secara optimal saat melakukanaktivitas sehari-hari, dalam waktu yang cukup lama tanpa mengalamikelelahan yang berarti. Daya tahan ini sangat penting untuk menunjangkerja otot, yakni dengan mengambil oksigen (O2) melalui pernapasan danmengirimnya ke otot-otot yang sedang aktif atau berkontraksi melaluipredaran darah dan 2). daya tahan otot merupakan kapasitas otot untukmelakukan kontraksi secara terus menerus pada tingkat intensitassubmaksimal. Daya tahan otot ini diperlukan untuk mempertahankankegiatan yang berlangsung lama, sehingga dalam hal ini melibatkan sistemcardiovascular”.

Istilah ketahanan atau daya tahan menurut Sukadiyanto (2005:57) adalah

“kemampuan peralatan organ tubuh olahragawan untuk melawan kelelahan

selama berlangsungnya aktivitas kerja”. Ketahanan atau daya tahan selalu

berkaitan dengan lamanya kerja (durasi) dan intensitas kerja, semakin lama durasi

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

17

latihan maka semakin tinggi intensitas kerja yang dapat dilakukan maka ia

memiliki ketahanan atau daya tahan yang baik.

Menurut Sharkey (2003:74) ”kebugaran atau daya tahan cardiovascularadalah kemampuan jantung dan paru-paru atau kesanggupan jantung(sistem predaran darah) dan paru-paru (sistem pernapasan) untukberfungsi secara maksimal, untuk menghirup, menyalurkan danmenggunakan oksigen (O2) secara maksimal (VO2max)”.

Daya tahan cardiovascular dapat diartikan sebagai kesanggupan jantung

(sistem peredaran darah) dan paru-paru (sistem pernapasan) untuk berfungsi

secara optimal saat melakukan aktivitas sehari-hari dalam waktu yang cukup lama

tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Aktivitas fisik memerlukan bantuan

oksigen (O2) dalam melakukan pembentukan energi, oleh karena itu daya tahan

cardiovascular erat kaitannya dengan kapasitas maksimal untuk menghirup,

menyalurkan dan menggunakan oksigen yang disebut maksimal pemasukan

oksigen oksigen (VO2max).

Dalam penelitian ini akan diukur kemapuan cardiovascular dengan tes

harvard step up yang identik dengan daya tahan sistem pernafasan, dan kapasitas

ambilan oksigen (O2) ke paru-paru atau biasa disebut Vo2 Max pada anak-anak

tingkatan usia 6 sampai dengan 12 tahun yang dilahirkan dan tinggal di dataran

tinggi maupun di dataran rendah.

1) Sistem Pernapasan (Respirasi)

Prestasi olahraga tidak bisa terlepas dari faktor-faktor seperti : 1). kualitas

fisik, 2). teknik dan 3).strategi. Salah satu aspek fisik yang diperlukan adalah

aspek fisiologis diantaranya adalah sistem pernapasan (respiratory). Meurut

Gayton (1983: 24) mengatkan bahwa ”seluruh aktivitas sistem pernapasan

(respiratory) diperlukan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme, meningkatkan

ventilasi paru-paru untuk memenuhi kebutuhan oksigen (O2) dan mengeluarkan

karbondioksida (CO2)”.

Menurut (Syaifuddin, 1997:87) Pernapasan atau respirasi adalah

”peristiwa penghirupan udara dari luar yang mengadung oksigen (O2) ke dalam

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

18

tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida

(CO2) sebagai sisa dari oksidasi ke luar dari tubuh”.

Sedangkan menurut Jusunul Hairy (1989:118), ”bernapas atau respirasimerupakan pertukaran gas yang terjadi antara organisme denganlingkungan sekitarnya. Proses respirasi dapat dibagi menjadi 3 bagianyakni : pernapasan luar (external respiration), pernapasan dalam (internalrespiration) dan pernapasan seluler (seluler respiration). Pernapasaan luarartinya oksigen (O2) dari udara luar masuk ke alveoli kemudian masuk kedarah. Pernapasan dalam artinya oksigen (O2) dari darah masuk kejaringan-jaringan dan pernapasan seluler adalah oksidasi biologis dimanaoksigen (O2) digunakan oleh sel-sel tubuh untuk menghasilkan energi, airdan karbon dioksida (CO2).

Pendapat (Setijono Hari, 2001:26) mengatakan ”pada saat bernapas maka

terjadi peristiwa penghirupan oksigen (O2) (inspirasi) dan mengeluarkan

karbondioksida (CO2) disebut (ekspirasi), yang sangat berperan penting dalam

proses ini adalah paru-paru”. Dalam paru-paru terjadi pertukan zat antara oksigen

(O2) dan karbondioksida (CO2), oksigen (O2) ditarik dari udara dan masuk

kedalam darah dan kemudian karbondioksida (CO2) dikeluarkan dari dalam darah

secara osmosis.

Sedangkan menurut Guyton (1983), proses pernapasan berlansung menjadi

empat golongan utama antara lain :

1. Ventilasi paru-paru, yang berarti pemasukan dan pengeluaran udaradiantara atmosfir dan alveolus,

2. Difusi oksigen dan karbondioksida diantara alveolus dan darah,3. Transfer oksigen dan karbondioksida di dalam darah dan cairan tubuh

dari dan ke dalam sel4. Pengaturan respirasi dan segi-segi respirasi yang lain.

Pada perinsipnya bernapas atau respirasi adalah terjadinya pertukaran gas

dan pengeluaran uap air melaui ekspirasi. Bernapas menggambarkan suatu proses,

yang terdiri dari: mengambil atau menghirup oksigen (O2) kemudian masuk

kedalam paru-paru dan dikeluarkan dalam bentuk karbondioksida (CO2).

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

19

c. VO2 Max

“Maximal oxygen uptake” umunya sering disingkat sebabagai VO2 max,

dimana V pada oksigen dan max menyatakan kondisi maksimal. VO2 max adalah

volume oksigen (O2) maksimal yang digunakan oleh tubuh permenit (Fox 1984).

Kemampuan transpor oksigen (O2) secara maksimal dikenal sebagai VO2 max.

Pate (1993:255) mendifinisikan “VO2 max sebagai tempo tercepat dimana

seseorang dapat menggunakan oksigen (O2) selama berolahraga, VO2 max

mengacu pada kecepatan pemakian oksigen (O2), bukan sekedar banyaknya

oksigen (O2) yang dipakai”. Sedangkan menurut (Kathleen Liwijaya Kuntaraf,

1992:34) “VO2 max berarti voluma oksigen (O2) yang dapat digunakan oleh tubuh

saat bekerja sekeras mungkin”. Dari difinisi yang telah disebutkan dapat

disimpulkan bahwa VO2 max adalah jumlah oksigen (O2) maksimum yang dapat

dipergunakan persatuan waktu.

Menurut pendapat (Fox 1998) ”VO2 max meningkat disebabkan karenapeningkatan aktivitas otot rangka pada saat latihan dan berdampak padameningkatnya sebagian konsumsi oksigen (O2), maka otot besar harusdipergunakan apabila konsumsi oksigen (O2) maksimal ingin dicapai. Halini juga akan berpengaruh pada peningkatan kemapuan sistem sirkulasidarah dari bagian tidak aktif kebagian yang aktif dan kemampuan jaringanuntuk menyerap darah. Dan ini juga berakibat terjadinya perbedaankandungan oksigen (O2) antara darah di vena dan di arteri, sebagian besardarah yang mengandung oksigen (O2) akan mengalir ke otot yang yangsedang bekerja”.

Adapun faktor-faktor yang menentukan, konsumsi oksigen (O2) maksimal

(VO2 max) adalah : (1) Jantung, paru-paru dan pembuluh darah harus berfungsi

dengan baik, (2) Proses penyampaian oksigen (O2) ke jaringan oleh sel darah

merah harus normal, (3) Jaringan otot harus memiliki kapasitas yang normal

untuk mempergunakan oksigen (O2) atau memiliki metabolisme yang normal,

fungsi mitokondria harus normal (Fox 1998).

d. Faktor yang Mempengaruhi VO2 Max

VO2 max yang baik merupakan indikasi kebugaran fisik seseorang itu

baik. Unsur yang paling penting dalam kebugaran jasmani adalah daya tahan

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

20

cardiorespirasi atau cardiovascular. Daya tahan cardiorespirasi ini dipengaruhi

oleh berapa faktor fisiologis antara lain :

1) Keturunan, diketahui bahwa 93,4% VO2 max diitentukan oleh faktor

genetik.

2) Usia, daya tahan cardiorespirasi meningkat pada usia anak-anak dan

kemudian mencapai puncaknya pada usia 18-20 tahun. Anak-anak yang

masih tumbuh dan berkembang ( 13 tahun) bila berlatih akan

meningkatkan VO2 max 10-20% lebih besar dari yang tidak terlatih (Faisal

Yunus, 1997).

3) Jenis kelamin selama akil baliq tidak ada perbedaan antara VO2 max

antara anak laki-laki dan perempuan. Setelah usia ini VO2 max perempuan

hanya kira-kira 70-75% laki-laki.

4) Aktivitas fisik, laju pemakian oksigen (O2) meningkat sejalan dengan

meningkatnya intensitas kerja tergantung sampai tingkat maksimal.

Pemakian oksigen (O2) maksimal atau kerja, aerobik maksimal sangat

bervariasi bagi masing-masing individu dan meningkat dengan pelatihan

yang sesuai (Pate, 1993).

Selain itu, menurut Lamb (1984) beberapa faktor yang menentukan

konsumsi oksigen (O2) maksimal adalah :

1). Usia.

Usia sangat berpengaruh terhadap cardiac out-put dari jantung, sehingga

berpengaruh terhadap pengambilan oksigen (O2) dari alam bebas, antara usia yang

muda dan usia yang tua tidak menunjukkan perbedaan yang tajam. Lamb (1984)

menyatakan”pada usia 10-15 tahun dapat mencapai persentase peningkatan

VO2max yang sama dengan dewasa, tetapi kurang dari usia tersebut cendrung

lebih kecil persentase peningkatanya”.

2). Jenis kelamin.

Nilai VO2max dari laki-laki lebih besar dari perempuan, ini disebabkan

karena perubahan komposisi tubuh dan kandungan kadar hemoglobin (Hb) pada

laki-laki dan perempuan. Perempuan dewasa tidak terlatih memiliki lemak tubuh

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

21

26%, sedangkan laki-laki dewasa yang tidak terlatih memiliki lemak tubuh 15%,

perbedaan ini mengakibatkan transpor oksigen (O2) pada laki-laki lebih besar dari

pada perempuan. Perbedaan VO2max dari laki-laki dan perempuan adalah sebesar

15%-30%.

3). Kebiasaan Merokok.

Rokok sangat berpengaruh terhadap daya tahan cardiovaculer dan VO2

max. Karena dalam asap rokok saja mengandung 4% karbon monoksida (CO).

Sedangkan afinitas karbon monoksida (CO) pada hemoglobin (Hb) sebesar 200-

300 lebih kuat dari pada oksigen O2. Ini berarti karbon monoksida (CO) lebih

cepat mengikat hemoglobin (Hb) dibandingkan oksigen (O2). Tubuh saat

beraktivitas sangat memerlukan oksigen (O2), jadi karbon monoksida (CO) akan

menghambat pengangkutan oksigen (O2) kejaringan tubuh. Bila orang merokok

sehari 10-12 maka hemoglobinya (Hb) mengandung 4,9% karbon monoksida

(CO), sedangkan kadar oksigen (O2) ke jaringan akan menurun sekitar 5%.

4). Genetika.

Faktor genetika ini adalah sifat bawaan dari kedua orang tuannya.

Pengaruh keturunan ini kadang dilihat dari banyaknya serabut otot, yang

berpengaruh terhadap daya tahan dan ketahanan otot. Seseorang yang memiliki

serabut otot merah yang banyak akan lebih baik pada cabang olahraga yang

sifatnya aerobik, sedangkan seseorang yang memiliki serabut otot putih yang

banyak akan lebih baik pada cabang olahraga yang sifatnya anerobik. Jadi

besarnya VO2max pada seseorang bisa diketahui dari faktor bawaaan baik itu

dilihat dari banyaknya serabut otot dan tife serabut otot.

3. Kemampuan Kapasitas Anaerobik

Kapasitas anaerobik adalah banyaknya energi yang diperoleh melalui

metabolisme secara anaerobik dengan sistem fosfagen (ATP-PC) dan system

glikolisis anaerobik (lactacid) (Doewes, 2008). Sedangkan Bouchard, C., Taylor,

A.W., & Dulac, S., (1982) ) dalam Mc Dougal, dkk. (1982) mengartikan bahwa

kapasitas anaerobik adalah jumlah keseluruhan energi yang perlukan untuk

melakukan suatu kerja yang diperoleh dari sistem energi alactacid dan lactacid.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

22

Dengan demikian, beberapa pengertian tersebut di atas ssesuai dengan pendapat

yang dikemukakan sebelumnya oleh Katch & Weltman, (1979) dalam Mc Dougal,

dkk. (1982) yaitu kapasitas anaerobik adalah gabungan dari kapasitas system

energy alactacid dan kapasitas sistem energi lactacid. Dalam upaya tubuh

menyediakan ATP melalui proses metabolisme anaerobik, berikut ini akan

dijelaskan tentang proses metabolisme anaerobik dalam tubuh dan faktor-faktor

yang mempengaruhi kapasitas metabolismenya:

a. Metabolisme Anaerobik

Arti dari metabolisme anaerobik adalah metabolime yang terjadi tanpa

oksigen. Sumber tenaga yang diperoleh melalui metabolisme anaerobik

merupakan konsekuensi dari aktivitas tubuh pada intensitas tinggi yang

membutuhkan pasokan energi segera. Walaupun tersedia oksigen dalam darah dan

di udara, tetapi metabolisme secara aerobik terlalu lama waktunya sehingga tubuh

menggunakan jalur anaerobik sebagai cara meresintesis ATP. Ini dilakukan

karena dalam proses metabolisme anaerobik ATP dapat dihasil lebih cepat

dibandingkan dengan proses aerobik. Dalam metabolisme anarobik juga terdapat

dua sistem energi yang berkerja, yaitu sistem ATP-PC (Alactic) dan Sistem

glikolisis anaerobik (lactasid).

1) Sistem ATP-PC (Creatine Phosphate Splitting)

Sistem ATP-PC berguna untuk kontraksi otot dengan durasi waktu antara 3

sampai 8 detik (Fox dan Bowers, 1993, Foss, 1998). Ketika ATP pecah menjadi

Adenosine diphosphate dan phosphate inorganic (Pi), dihasilkan energi yang

dapat digunakan untuk kontraksi otot skelet selama exercise. Tiap molekul ATP

yang terurai diestimasikan sebanyak 7 – 12 kalori. Disamping ATP, otot skelet

juga mempunyai energi phosphate yang tinggi yaitu creatine phosphate (CP),

yang dapat dipakai untuk menghasilkan ATP. ATP dan CP yang dapat digunakan

segera, sangat sedikit tersedia di dalam tubuh. Kreatin fosfat (CP) merupakan

ikatan fosfagen yang mengandung energi yang sangat besar sebagaimana ATP.

Dalam otot, kreatin fosfat terdapat tiga sampai lima kali lipat lebih besar

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

23

dibandingkan ATP (Green, 1982). Salah satu fungsinya adalah melakukan

resintesis ATP yang telah terpakai untuk kontraksi otot dalam intensitas yang

tinggi.

2) Sistem glikolisis anaerobik (lactacid)

Sistem asam laktat adalah sistim anaerobik dimana ATP dihasilkan pada

otot skelet melalui glikolisis. Sistim asam laktat penting untuk olahraga intensitas

tinggi yang lamanya 20 detik – 2 menit seperti sprint 200 – 800 m, renang gaya

bebas 100 m. Glukosa dari glikogen otot dipecah menjadi ATP dengan hasil

sampingnya berupa asam laktat. Cara pengadaan energy anaerobik tersebut di atas

untuk membentuk ATP adalah melalui glikolisis anaerobik, dalam sistem ini

terjadinya proses pemecahan glikogen didalam sel tanpa memerlukan oksigen.

Karena insufisiensi oksigen maka asam piruvat tidak dapat menjadi asetil Co A

melainkan menjadi asam laktat. Sistem ini penting untuk exercise anaerobik

dengan intensitas tinggi yang berguna untuk melakukan kontraksi otot. Setelah 1,5

– 2 menit melakukan exercise anaerobik, penumpukan laktat yang terjadi akan

menghambat glikolisis, sehingga timbul kelelahan otot (Tesch, dkk. 1978, dalam

Pate, dkk. 1984). Melalui sistem ini dari 1 mol (180 gram) glikogen otot dihasil 3

molekul ATP (Fox dan Bowers, 1993; Foss, 1998, Guytan dan Hall, 1999;

Ganong, 1999).

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kapasitas Anaerobik

Didalam kerja tubuh dalam menyediakan energi secara anaerobik,

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain;

1) Keterbatasan tubuh dalam menghasilkan ATP secara cepat.

2) Jumlah awal glikogen yang tersimpan di otot

3) Kemampuan tubuh dalam bertoleransi terhadap akumulasi asam laktat: 25- 26

mM.l-1 dalan darah arteri, dan 20-30 mM.l-1 di otot.

4) Kemampuan tubuh untuk betoleransi terhadap kadar pH yang rendah: 6.8

dalam darah arteri, dan 6.4 di dalam otot.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

24

5) Tingkat keterlatihan dari seseorang, dimana semakin terlatih seseorang akan

memiliki tolransi terhadap akumulasi asamlaktat dan pH yang lebih baik dari

pada orang yang tak terlatih.

6) Distribusi jenis otot rangka, serta enzyme-enzim yang bekerja pada

masingmasing jenis serabut otot rangka baik ST maupun FT.

7) Efisiensi dari sistem kardiorespirasi dalam mengedarkan dan menggunakan

oksigen (Astrand & Rodahl, 1986).

Walaupun demikian, ketika seseorang melakukan aktivitas fisik atau

olahraga tidak harus hanya bekerja hanya metabolisme anaerobik saja atau

aerobik saja, melainkan yang terjadi adalah kombinasi antara keduanya. Yang

membedakan pada tiap cabang olahraga adalah perbandingan persentase sistem

energi yang bekerja sebagaimana dalam tabel 1 dan 2. Sistem sistem energi yang

bekerja dengan persentase lebih besar disebut sistem energi utama (MacArdle,

1986; Coyle, E.F., 1990). Perbedaan energi predominan dalam setiap cabang

olahraga ini bergantung pada karakteristik waktu gerak, serta intensitas yang harus

dilakukan dalam cabang olahraga tersebut.

Tabel 02. Perkiraan Durasi Waktu dan Klasifikasi Sistem Energi yang Bekerja

Menurut Fox dan Bower, 1993.

Durasi (detik) Klasifikasi Energy Supplied By

1 - 4 Anaerobik ATP (dalam otot)

4 – 20 Anaerobik ATP + PC

20 – 45 Anaerobik ATP + PC + Glikogen Otot

45 – 120 Anaerobik, Lactic Glikogen Otot

120 – 240 Aerobik + Anaerobik Glikogen Otot + asam Laktat

240- 600 Aerobik Glikogen Otot + asam lemak

c. Loncat Jauh Tanpa Awalan

Perkembangan kemampuan gerak pada anak-anak bisa diketahui, misalnya

dengan menggunakan pengetesan atau pengukuran kemampuan berlari, meloncat

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

25

atau melempar. Kemampuan meloncat bisa digunakan sebagai prediktor kekuatan

tubuh dan bisa merupakan tes dalam hal koordinasi gerak. Perkembangan

kemampuan meloncat berkaitan erat dengan peningkatan kekuatan dan koordinasi

tubuh. Koordinasi tubuh berkembang dengan baik akan menghasilkan

kemampuan meloncat yang baik pula (Sugiyanto, 2000:428). Selain itu

perkembangan kemapuan meloncat yang baik, akan terlihat pada anak yang

memiliki power otot tungkai yang baik pula. Pada anak-anak terutama masa anak

besar terjadi perkembangan kemampuan meloncat yang cukup cepat.

Perkembangan berbentuk peningkatan daya loncat (makin jauh dan makin tinggi)

dan berbentuk peningkatan kualitas bentuk gerakan. Bentuk gerakan semakin baik

atau semakin efisien ditinjau secara mekanika. Salah satu loncatan yang baik

perkembanganya pada anak-anak adalah loncat jauh tanpa awalan. Adapun tahap

perkembangan kemampuan loncat jauh tanpa awalan, menurut Gallahue dan

Ozmun (1998:238-239) adalah sebagai berikut :

”Loncat jauh tanpa awalan merupakan sebuah gerakan ledakan ke depan(horisontal) yang memerlukan performa yang terkoordinir dari semuaanggota badan. Ini merupakan sebuah pola gerakan yang rumit apa biladilakukan dengan satu kaki. Sebagai gantinya pada saat tinggal landas danmendarat harus dilakukan dengan kedua kaki. Urutan perkembanganloncat jauh tanpa awalan dapat diketahui dari tabel dan gambar berikutini”.

Tabel 03. Urutan Perkembangan untuk loncat Jauh Tanpa Awalan (Gallahue dan

Ozmun 1998 : 238)

Loncat Jauh Tanpa Awalan

Tahap Awal1. Ayunan lengan terbatas.2. Pada saat terbang, lengan bergerak kesamping dan ke bawah atau

kebelakang-keatas untuk mempertahankan keseimbangan3. Tubuh bergerak dengan arah vertikal, sedikit penekanan pada panjang

loncatan.4. Kesulitan dalam menggunakan kedua kaki5. Berat badan jatuh kebelakang saat mendarat

Tahap Dasar

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

26

1. Lengan mengawali loncatan2. Lengan tetap kearah bagian depan tubuh.3. Lengan bergerak keluar menyamping untuk memelihara keseimbangan

saat terbang4. Penjuluran lutut dan pinggul lebih sempurna saat tinggal landas5. Pinggul dilenturkan saat terbang, paha dibiarkan pada posisi lentur

Tahap Dewasa1. Lengan bergerak tinggi dan kebelakang selamapersiapan2. Saat tinggal landas, ayunan lengan kedepan dengan

gaya dan mencapai ketinggian3. Lengan ditahan tetap tinggi selama gerkan meloncat4. Batang tubuh mendorong pada sudut kira-kira 45

derajat5. Penekanan utama terhadap jarak horizontal6. Penjuluran pergelangan kaki, lutut dan pinggul saat

tinggal landas7. Paha sejajar dengan tanah saat terbang, kaki

menggantung secara vertikal8. Berat badan kedepan pada saat mendarat

Gambar 02. Urutan Tahapan Perkembangan Loncat Horisontal.(Gallahue dan

Ozmun 1998 : 239).

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

27

Sedangkan menurut Haywood Kathleen M. (1986:113-115), Loncatan

horisontal memberikan uraian tentang loncatan bagi pemula dan loncatan tingkat

tinggi adalah sebagai berikut :

Gambar 03. Tahapan Loncatan Horisontal bagi Pemula (Haywood Kathleen M.

1986:113).

Loncatan pemula dapat digambarkan sebagai berikut : gerakan kaki pada

saat tinggal landas, kaki meninggalkan tanah secara bersama-sama tetapi kaki dan

pangkal paha masih kendur. Lutut dan kaki mengendor bersama saat terbang dan

lutut selanjut menjulur sebelum mendarat Gerakan tubuh berada pada saat tinggal

landas, tubuh dimiringkan 30o. Tubuh terlalu menjulur saat terbang, kemudian

mengendor untuk pendaratan. Gerakan lengan sedikit ditahan.

Gambar 04. Sebuah Loncat jauh tingkat tinggi (Haywood Kathleen M. 1986:115)

Loncatan tingkat tinggi dapat digambarkan sebagai berikut: kaki

meninggalkan tanah bersama-sama dan menyentuh tanah besama-sama. Kaki

terjulur sempurna saat tinggal landas, lutut selanjutnya kendor saat terbang yang

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

28

diikuti dengan pengendoran pangkal paha dan yang terakhir penjuluran lutut

untuk menjangkau ke depan untuk pendaratan. Tubuh miring lebih dari 30o saat

tinggal landas dan kemiringan ini dipertahankan saat terbang hingga tubuh

mengendor untuk pendaratan. Lengan memimpin loncatan dan menggapai di atas

kepala saat tinggal landas. Lengan selanjutnya turun untuk menggapai kedepan

untuk pendaratan.

Peloncat yang efisien, sesudah tahapan persiapan, akan mengarahkan gaya

ke arah yang tepat untuk loncat horizontal dengan menjulur sempurna saat tinggal

landas. Lengan mereka digunakan secara luas dan mengawali rangkaian gerakan

dalam loncatan. Dengan berlatih, perbaikan dalam pola loncatan dapat dicapai

pada masa kanak-kanak. Pertumbuhan yang terus menerus pada ukuran dan

kekuatan tubuh juga turut mempengaruhi perbaikan kuantitatif dalam jarak

maksimal yang diloncati. Pada masa sekolah dasar, rata-rata peningkatan anak-

anak sebesar 3 sampai 5 inci per tahun pada jarak yang diloncati secara horizontal

dan sekitar 2 inchi per tahun pada loncat tinggi vertikal. Perbaikan kualitatif

dalam loncatan selama masa kanak-kanak bervariasi pada anak-anak.

Jelas bahwa semua orang tidak menguasai loncatan saat masa kanak-kakan

atau pada masa remaja. Ciri-ciri loncatan yang tidak efisien menggambarkan

ayunan lengan yang terbatas dan juluran kaki yang tak sempurna saat tinggal

landas. Untuk memperbaiki gerakan loncat diharapkan agar anak-anak dan remaja

menerima bimbingan dari instruktur mereka dalam menyempurnakan pola

Loncatan tingkat tinggi, maka para instruktur harus mampu mengamati dan

menganalisa performa loncatan secara kritis. Seperti halnya dengan keterampilan-

keterampilan yang dibahas sebelumnya penting sekali untuk melatih proses

pengamatan ini. Kebanyakan aspek loncatan mudah diamati dari samping yaitu:

ayunan lengan, juluran kaki saat tinggal landas, sudut tubuh, gerakan kaki saat

terbang, dan gerakan kaki saat mendarat. Gerakan lengan kesamping paling baik

jika dilihat dari depan atau belakang.

Loncatan pada masa anak-anak dapat dinilai dengan beberapa cara: 1).

norma-norma usia dimana jenis-jenis loncatan tertentu dapat dilakukan dan dapat

dinilai berdasarkan usia anak, 2). jarak atau ketinggian sebuah loncatan (hasil),

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

29

atau kematangan pola loncatan (proses). Sehingga dengan nilai yang diperoleh,

nantinya dapat digunakan sebagai gambaran, untuk mengetahui kecepatan

perkembangan kemampuan loncat jauh. Adapun cara untuk mengetahui

perkembangan kemampuan loncat jauh adalah dengan menggunakan istrumen

atau alat ukur berupa : tes loncat jauh tanpa awalan (Kirkendall, Gruber dan

Jhonson 1986: 153). Dengan mengetahui perkembangan kemapuan loncat jauh

tanpa awalan, perkembangan power pada anak-anak usia 6 sampai dengan 12

tahun juga bisa diamati.

Selanjutnya untuk mengetahui, kemampuan loncat jauh tanpa awalan

antara anak laki-laki dan perempuan, dapat dilihat dari tabel kemampuan loncat

jauh tanpa awalan berikut ini :

Tabel 04. Kemapuan Loncat Jauh Tanpa Awalan Anak Laki-Laki dan Perempuan

Usia 9-17 Tahun (Kirkendall DR, Gruber J.J, Jhonson R.R 1986: 159).

d. Komponen Otot Tungkai

Pelatihan terhadap power otot tungkai akan berpengaruh terhadap

perkembangan otot tungkai. Otot tungkai adalah merupakan bagian dari otot

anggota gerak bawah. Otot anggota gerak bawah dapat dibedakan atas otot

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

30

pangkal paha, otot tungkai atas, otot tungkai bawah, dan otot kaki. Menurut

Satimin Hadiwijaya (1992:80 ) bahwa, “ Tungkai pada manusia terdiri dari dua

yaitu tungkai bawah dan tungkai atas. Tungkai bawah (ekstrimitas inperior)

digunakan sebagai penahan dan digunakan untuk segala aktivitas. Tungkai

dibentuk oleh tungkai atas atau paha (os femoris/femur). Tulang tungkai bawah

yang terdiri dari tulang kering (os tibia) dan tulang betis (os fibula) dan tulang

kaki (ossa pedis/foot bones)”. Secara rinci, otot - otot yang terdapat pada tungkai

manusia, adalah sebagai berikut :

1). Otot-otot tungkai atas (otot paha)

(a) Otot tensor fasialata, (b) Otot abductor dari paha, (c) Otot vastus

laterae, (d) Otot rektus femoris, (e) Otot satrorius, (f) Otot vastus

medialis, (g) Otot abductor, (h) Otot gluteus maxsimus, (i) Otot paha

leteral dan medial.

2). Otot tungkai bawah

(a) Otot tibialis anterior, (b) Otot ektensor digitorum longus, (c) Otot

gastroknemius, (d) Otot tendon aciles, (e) Otot soleus, (f) Otot maleolus

medialis, (g) Otot retinakula bawah.

Power otot tungkai sangat diperlukan pada saat meLoncat dan meloncat.

Otot tungkai yang berfungsi dalam melontarkan tubuh ke arah horisontal,

yaitu :

Fleksi : m. semimmbranosus, m biseps femoris, m. semitendineosus, m. grasilis ,

m. sartorius, m. popliteus, m. gastroknemius.

Extensi: m. rektus femoris, m. vestus medialis, m. vastus laturalis,

m.vastusintermidialis, m. tensor fasiselatae.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

31

Gambar 05 . Susunan Otot Tungkai dilihat dari Belakang (Raven, 2000: 13)

Gambar 06. Susunan Otot Tungkai dilihat dari Depan (Raven, 2000: 13).

Saat melakukan Loncatan pada dasarnya terdiri dari dua kelompok otot

yang bekerja secara berlawanan atau antagonis, yaitu fleksi dan ektensi. Pada saat

melakukan gerakan menekuk atau fleksi maka kelompok otot yang bekerja adalah

otot fleksio, sedangkan otot-otot extensi hanya bekerja meluruskan. Demikian

sebaliknya kelompok otot ektensi memenjang dan fleksi memendek.

Kekuatan pada otot tungkai merupakan sumbangan yang tidak dapat

dipisahkan dalam menciptakan power pada otot tungkai. Demikian pula kecepatan

merupakan kemampuan gerak yang ditimbulkan atas dasar proses system syaraf

dan perangkat otot.

Gluteusmaksmus

Semimembranosus

GracilisSemitendinosusBisepsfemoris

SoleusGastroknemiu

sTendonachiles

kalkaneus

Proneusbrevis

Rektus femorisSartorius

Vastus latralis

Vastus medialis

Patela

Tibalis anterior

Rektus femorisSartorius

Vastus latralis

Vastus medialis

Patela

Tibalis anterior

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

32

Kecepatan juga merupakan unsur yang memiliki kontribusi besar untuk

terciptanya power. Untuk meningkatkan kemampuan power otot tungkai dalam

memacu peningkatan prestasi belajar ketrampilan gerak, maka tidak dapat dipilah-

pilah dalam melatih kecepatan dan kekuatan dikarenakan kedua unsur tersebut

merupakan faktor yang membantu terciptanya kemampuan power.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa power adalah perpaduan

antara unsur kondisi fisik antara kekuatan dan kecepatan secara maksimal.

e. Power

Power merupakan salah satu komponen biomotorik yang memiliki

peranan yang besar, untuk meningkatkan prestasi olahraga dan sangat diperlukan

dalam berbagai cabang olahraga. Seorang atlet yang ingin berprestasi harus

memilik power yang baik.

Beberapa pendapat tentang power disampaikan oleh banyak ahli sebagai

berikut : Fox dan Bower (1993:68) mendifinisikan ”power sebagai kemampuan

seseorang untuk menampilkan kerja maksimal persatuan unit waktu”. Suharno

Hp. ( 1993:33) mengartikan power sebagai “Kemampuan otot atau sekelompok

otot dalam mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan

yang utuh, yang dilakukan secara explosive dengan memadukan antara kekuatan

dan kontraksi otot”. Menurut M. Sajoto (1995:17) ”Power otot atau muscular

power adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum,

dengan usahanya yang dikerjakan dalam waktu sependek-pendeknya”. Dalam hal

ini telah dinyatakan bahwa power otot merupakan hasil perkalian antara kekuatan

dan kecepatan. Menurut Bompa (1998:273) dan Groppel (1989:139) menyatakan

”power adalah kombinasi dari kekuatan dan kecepatan gerak. Moeloek Dangsina

(1984:7) mendifinisikan power adalah kempuan otot atau sekelompok otot dalam

melakukan kerja secara eksplosif.

Power ini sering disebut kekuatan eksplosif, ditandai dengan adanya

gerakan atau perubahan tiba-tiba yang cepat, dimana tubuh terdorong ke atas atau

vertikal (melompat = satu kaki menapak atau meloncat = dua kaki menapak) atau

kedepan (horisontal, lari cepat, Loncat jauh) dengan mengerahkan kekuatan otot

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

33

maksimal. Power termasuk pula gerakan tiba-tiba dan cepat dari lengan ketika

memukul atau menyemes bola serta tungkai tatkala menyepak. Hampir semua

cabang olahraga memerlukan komponen fisik berupa ekplosif power. Seperti

dikemukakan oleh Harsono, (1988:176) power adalah “kekuatan dan kecepatan”.

Dimana power adalah kemampuan untuk melakukan aktivitas secara tiba-tiba dan

cepat dengan mengerahkan kekuatan yang singkat, power adalah kemampuan otot

untuk menggerakan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat. Batasan

ini sangat jelas power otot tungkai dalam situasi yang serentak untuk

menghasilkan tenaga yang meledak. Dua komponen itu adalah kekuatan dan

kecepatan. Semakin kuat dan cepat tenaga seseorang maka semakin besar daya

yang dihasilkan.

Untuk mengetahui kemapuan power seseorang, dapat dihitung dengan

menggunakan persamaan rumus sebagai berikut :

atau atau

Keterangan :

P = Power (power) t = Time (waktu).

W = Work (kerja). D = Distance (jarak)

F = Force (kekuatan) V = Velocity (kecepatan)

Dalam penelitian ini akan dilakukan pengukuran terhadap kemampuan

loncat jauh tanpa awalan, dan tes loncat jauh tanpa awalan ini adalah salah satu tes

untuk mengukur power otot tungkai pada anak-anak usia 6 sampai dengan 12

tahun.

f. Faktor yang Mempengaruhi Power

Ada beberapa hal yang dapat menentukan kemampuan power seseorang.

Untuk menghasilkan power, seseorang harus memiliki kecepatan dan kekuatan

yang baik. Suharno (1985:59) faktor-faktor penentu power adalah:

1) Banyak sedikitnya macam fibril otot putih dari atlet2) Kekuatan otot dan kecepatan otot

F x DP = ---------

tP = F x V

WP = --------

t

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

34

3) Waktu rangsangan dibatasi secara kongkrit lamanya4) Koordinasi gerakan harmonis5) Tergantung banyak sedikitnya zat kimia dalam otot (ATP)

Dengan demikian diketahui bahwa pada dasarnya faktor utama power

otot tungkai adalah kekuatan dan kecepatan, disamping juga dipengaruhi oleh

teknik dan koordinasi gerakan. power otot tungkai dapat ditingkatkan dengan

memberikan latihan kecepatan dan koordinasi dari gerakan-gerakan yang

dilakukan.

Power juga dipengaruhi oleh serabut otot yang dimiliki. Jenis serabut

otot cepat dan serabut lambat. Menurut Sadoso Sumorsardjono (1994:15)

“Serabut otot cepat merupakan serabut otot putih sedangkan serabut ototlambat merupakan serabut otot merah. Jika jenis serabut otot yang dimilikiatlet cenderung memiliki serabut otot putih maka atlet tersebut berbakatuntuk gerakan-gerakan yang memerlukan kemampuan fisik dengan waktukontraksi pendek separti kecepatan dan kekuatan sedangkan otot yangdimiliki atlet cenderung serabut merah atlet tersebut berbakat untukgerakan yang memerlukan kemampuan fisik dengan waktu kontraksi lamaseperti daya tahan (endurance)”.

g. Pengaruh Tempat Tinggal Terhadap Power Otot Tungkai

Menurut Gallahue dan Ozmun (1998 : 204-205) ”lingkungan tempat

tinggal seperti temperatur, iklim, ketinggian tempat tinggal, akan berdampak

terhadap perubahan fisiologis seseorang, lingkungan tempat tingggal akan

berdampak pada terjadinya adaptasi fisiologis seseorang”. Faktor lingkungan dan

tempat tinggal sangat berperan terhadap pembinaan dan peningkatan prestasi

olahraga, karena kondisi lingkungan dan tempat tinggal berpengaruh kepada

kondisi fisik baik itu secara fisiologis dan anatomis manusia.

Faktor lingkungan ini berkaitan dengan letak topografi tempat tinggal,

seperti ketinggian suatu tempat (dataran rendah dan dataran tinggi), suhu atau

temperatur suatu tempat, cuaca dan iklim. Maka dalam penelitian ini, akan

menganalisis secara ilmiah mengenai letak topografi tempat tinggal, baik itu

dataran rendah yang erat kaitanya dengan daerah pesisir atau pantai dibandingkan

dengan daerah dataran tinggi berupa daerah pegunugan dan perbukitan. Daerah

pesisir pantai dan daerah pegunungan dilihat dari kondisi lingkungan dan letak

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

35

topografi jelas berbeda, dimana kedua daerah tersebut diketahui memiliki

ketinggian tempat dan tingkat perkembangan sosial ekonomi masyarakat yang

berbeda. Daerah pesisir pantai menjadikan masyarakatnya beradaptasi dengan

lingkungan yang berpasir begitu juga dengan daerah pegunungan dengan

ketinggian tempatnya menjadikaan masyarakatnya beradaptasi dengan lingkungan

daerah pegunungan yang cendrung berbukit-bukit.

Perbedaan nyata yang dapat digambarkan antara daerah pesisir pantai dan

daerah pegunungan, bisa di lihat dari pola aktivitas yang dilakukan oleh

masyarakatnya. Derah pesisir pantai yang mayoritas penduduknya adalah sebagai

nelayan, menangkap ikan dan mengayuh perahu sampai ketengah lautan, harus

dibarengi dengan kondisi fisik yang baik, aktivitas lain yang dapat dilihat pada

anak-anak pesisir adalah berenang, menangkap ikan, menyelam dan bermain di

atas pasir, kesemua aktivitas tersebut akan memberikan kesempatan untuk melatih

kempuan fisik mereka.

Begitu juga akktivitas yang dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di

daerah pegunungan dengan medan yang berbukit, tidak datar, tanjakan dan

turunan yang curam serta suhu yang dingin menuntut masyarakatnya, untuk bisa

beradaptasi dengan lingkungan seperti itu, salah satu aktivitas atau keseharian

yang sering dilakukan di daerah pegunungan adalah berkebun atau bertani.

Mayoritas penduduk pegunungan memiliki mata pencaharian bertani, dan kalau

dilihat dari letak perkebunan mereka, kebanyakan berada di kaki gunung.

Keseharian yang bisa dilihat lagi di daerah pegunungan adalah aktivitas berburu,

menyusuri semak belukar pegunungan, memanjat pohon dan mendaki tebing-

tebing perbukitan, untuk mendapat hewan buruan. Begitu juga dengan aktivitas

anak-anak daerah pegunungan mereka lebih suka aktivitas yang berhubungan

dengan petualangan yang telah diwariskan oleh keluarga mereka. Aktivitas ke

sekolahpun harus mereka tempuh dengan berjalan kaki melewati perbukitan dan

jalan setapak yang memiliki medan yang cukup berat, semua itu menuntut

kesiapan fisik yang baik.

Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa letak topografi tempat tinggal

yaitu di daerah pesisir pantai dan daerah pegunungan akan memepengaruhi

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

36

aktivitas fisik dan kehidupan masyarakatnya, serta akan berpengaruh pada

komponen biomotorik, berupa power. Power sangat diperlukan untuk aktivitas

dan keseharian dari pada anak-anak yang tinggal di daerah pesisir pantai dan di

daerah pegunungan. Untuk mengetahui kemampuan power, identik dengan

kemampuan loncat jauh tanpa awalan. Dalam penelitian ini akan diukur

kemampuan loncat jauh tanpa awalan, anak-anak usia 6 sampai dengan 12 tahun

yang dilahirkan dan tinggal di daerah pesisir pantai dan daerah pegunungan di

Kabupaten Trenggalek.

4. Anak-anak Usia 6-12 Tahun

a. Pertumbuhan dan Perkembangan Masa Anak-anak

Pada anak-anak sudah terjadi perkembangan, perkembangan dapat

diartikan sebagai peningkatan kapasitas fungsi atau kemampuan kerja organ-organ

tubuh, peningkatan bisa berbentuk daya fisik, koordinasi dan kontrol tubuh.

Misalnya peningkatan fungsi-fungsi otot, otak syaraf, jantung, paru-paru dan lain

sebagainya (Sugiyanto, 1993:2). Dari segi perkembangan fisik, pada masa ini

sudah terjadi perkembangan komponen biomotorik diantaranya: kekuatan,

fleksibilitas, daya tahan, power dan kemampuan biomotorik lainnya (Gallahue dan

Ozmun 1998:267-292).

Banyak hal yang bisa dilihat pada saat anak-anak, dan jika dihubungkan

dengan jenjang pendidikan anak-anak (6-12 tahun) adalah masa anak menempuh

jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD). Sesuai dengan pemaparan di atas maka

dapat disimpulkan nantinya usia yang digunakan untuk penelitian ini adalah usia 6

sampai dengan 12 tahun yang duduk dijenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD),

baik itu anak laki-laki dan perempuan, yang akan peneliti amati perkembangan

kemampuan loncat jauh tanpa awalan untuk mengetahui kemampuan power otot

tungkai anak tingkatan usia 6 sampai dengan 12 tahun dan perkembangan

kemapuan cardiovascular untuk mengetahui kemampuan daya tahan sistem

pernafasan. Serta perbedaan kemampuan loncat jauh tanpa awalan dan

kemampuan cardiovascular antara anak laki-laki dan perempuan kelompok usia 6

sampai dengan 12 tahun.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

37

Masa anak-anak ditandai oleh keteraturan pertumbuhan pada tinggi badan,

berat badan, dan masa otot. Masa anak-anak disini dibagi menjadi masa anak-anak

awal dengan usia 2 sampai 6 tahun, dan masa anak-anak akhir dari usia 6 sampai

dengan 10 tahun. Menurut (Gallahue dan Ozmun 1998:267-292) ”Pada anak-anak

masa pertumbuhan dan perkembangan anak dibagi menjadi dua tahapan yaitu : 1).

Pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak awal pada usia (2-6 tahun) dan

2). Pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak akhir pada usia (6-10

tahun)”. Sedangakan menurut Sugiyanto (1993:8) ”masa anak-anak dibagi

menjadi : 1).Masa anak kecil (usia 1 atau 2 tahun sampai 6 tahun) dan 2). Masa

anak besar (usia 6 sampai dengan 12 tahun)”.

b. Perkembangan Kondisi Gerakan Pada Anak-Anak

Menurut Sugiyanto (1993: 4) perkembangan individu mencakup beberapa

aspek dalam dirinya. Perkembangan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik

faktor bersifat internal dan faktor bersifat eksternal. Faktor internal adalah faktor

yang ada dalam diri seseorang yang merupakan faktor keturunan atau bakat.

Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar diri seseorang, yaitu

berupa pengaruh kondisi lingkungan. Keterlatihan atau perkembangan kondisi

gerak di pengaruhi oleh faktor-faktor di atas, baik itu faktor internal dan faktor

lingkungan. Teori genetik atau kematangan merupakan faktor internal. Teori

keperilakuan (lingkungan) dan teori kognitif (aktivitas) merupakan faktor

eksternal.

1). Teori Kematangan (Genetika)

Menurut Arnold Gasell (1954) dalam Sugiyanto (1993:5) studi mengenai

perkembangan yang menggunakan pendekatan teori kematangan atau genetika di

pengaruhi oleh (Teori Rekapitulasi) yang didalamnya terdapat pandangan bahwa

perkembangan individu mencerminkan perkembangan umum pada sepeciesnya.

Sepecies adalah rumpun mahluk hidup.

Sesuai dengan pandangan Gasell, bisa dikatakan bahwa ”perubahan

biologis yang terjadi pada diri manusia menunjukkan perkembangan yang teratur

dan mengikuti tahapan-tahapan yang urut, dimana kecepatan perkembangan pada

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

38

setiap tahap perkembangan tidak sama untuk setiap individu”. Dengan kata lain

dapat dijelaskan bahwa setiap individu berkembang dengan kecepatan atau

iramanya masing-masing, namun dengan mengikuti pola urutan perkembangan

yang relatif sama pada semua individu.

Gasell juga menjelaskan bahwa ”kematangan atau genetika sebagai suatu

proses dikontrol oleh faktor internal”. Dengan demikian, perkembangan idividu

yang erat kaitanya dengan masalah kematangan lebih dipengaruhi oleh faktor

keturunan.

2). Teori Keperilakuan (Lingkungan)

Teori keperilakuan disebut juga (teori lingkungan) ada beberapa ahli

psikologis yang mengembangkan teori ini yang terkenal : Ivan Polvop, Jhon

Watson, Edward Thordike, B.F Skiner, dan Sidney bijou dengan Don Baer. Teori

keperilakuan merupan kebalikan dari teori kematangan atau genetika. Apabila

dalam teori kematangan dianggap bahwa faktor internal yang lebih berpengaruh,

maka dalam teori keperilakuan maka faktor eksternal lebih berpengaruh terhadap

perkembangan individu.

Menurut teori keperilakuan dipandang dari perspektif prilaku, individu

dianggap bersifat pasif dan reaktif. Artinya bahwa individu akan berbuat apa bila

ada rangsangan dari lingkungannya. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa

hubungan antara rangsangan (stimulus) dengan tanggapan (respon) merupan

bagian-bagian dasar prilaku.

3). Teori Kognitif (Aktifitas)

Teori kognitif dikembangkan oleh Piaget (1952). Piaget mengemukkan

teori bahwa ”individu dapat mempengaruhi lingkungan dan sebaliknya

lingkungan dapat mempengaruhi individu”. Atau dapat dikatakan bahwa individu

dan lingkungan saling berinteraksi.

Menurut teori ini dikatakan bahwa proses perkembangan individu

dipengaruhi oleh pertumbuhan biologis, pengalaman, hubungan sosial terutama

sikap orang dewasa terutama orang tuanya, serta sikap yang ada pada diri manusia

pada umunya cendrung mencari keseimbangan dengan lingkungan dan dalam

dirinya sendiri.

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

39

Selain itu menurut Gallahue dan Ozmun (1998 : 209-214)

”perkembangan gerakan dasar telah diteliti secara luas dalam beberapatahun terakhir. Sebagian besar setuju bahwa fase ini mengikutiperkembangan berurutan yang dapat dibagi menjadi tahap-tahap.Perkembangan anak yang normal secara fisik maupun kognitif dari satutahap ke tahap yang lain secara berurutan yang dipengaruhi olehkedewasaan dan pengalaman. Anak-anak tidak hanya dapat mengandalkankedewasaan untuk memperoleh tahap pendewasaan dalam kemampuangerakan dasar mereka. Kondisi lingkungan yang melibatkan peluang-peluang untuk praktek, dorongan, dan instruksi adalah penting bagiperkembangan pola gerakan dasar dewasa”.

Miller (1978) mendorong fasilitasi pembelajaran keterampilan dasar pada

anak-anak usia 3 sampai 5 tahun. Ia menemukan bahwa ”program-program

pengajaran dapat meningkatkan perkembangan pola gerakan dasar diluar

tingkatan yang diperoleh hanya melalui pendewasaan”. Ia juga menemukan

bahwa ”sebuah program pengajaran dalam perkembangan keterampilan labih

efektif dari pada program bermainan bebas dan bahwa orang tua yang bekerja

dibawah bimbingan seorang spesialis yang ahli dapat seefektif guru pendidikan

jasmani sendiri dalam mengembangkan keterampilan gerakan dasar”. Interaksi

antara lingkungan dengan mover (pelaku gerak), dan tujuan gerak dengan mover

(pelaku gerak) memiliki dampak dramatis terhadap kematangan perkembangan

yang diamati dari sebuah tugas perkembangan dasar.

Gambar 07. Interaksi Lingkungan Dengan Pelaku Gerak Dan Tujuan Gerak

Dengan Pelaku Gerak. (Gallahue dan Ozmun 1998 : 209-214)

Interaksi antara lingkungan dengan mover (pelaku gerak), dan tujuan

gerak dengan mover (pelaku gerak) memiliki dampak dramatis terhadap

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

40

kematangan perkembangan yang diamati dari sebuah tugas perkembangan dasar.

Perkembangan menuju tahap kematangan pola gerakan dasar tergantung kepada

berbagai faktor pengalaman, termasuk peluang untuk praktek, dukungan dan

pengajaran dalam sebuah lingkungan yang kondusif bagi pembelajaran.

Kondisi alami didalam lingkungan itu sendiri seperti suhu, pencahayaan,

daerah permukaan dan gravitasi dapat mempengaruhi aspek kuantitatif serta aspek

kualitatif suatu tugas gerakan. Demikian halnya, kondisi-kondisi buatan seperti

ukuran, bentuk, warna dan tekstur obyek dapat sangat mempengaruhi performa.

Selanjutnya, kondisi-kondisi seperti kecepatan, lintasan, dan beban dapat

mempengaruhi kesuksesan dalam intersepsi. Tujuan dari tugas itu sendiri

merupakan pengaruh lain yang penting dari status perkembangan yang diamati

dari sebuah tugas gerakan dasar. Sebagai contoh, jika fokusnya adalah terhadap

keakurasian dalam sebuah tugas melempar, seperti permainan anak panah, maka

sudah selayaknya untuk berasumsi bahwa pola gerakan tersebut akan berbeda

dengan apabila tujuan tugas adala melempar untuk jarak jauh. Langendorfer

(1988) mengamati dua kelompok subyek (anak-anak dan orang dewasa) yang

menjalankan pola melempar diatas tangan dibawah dua kondisi tujuan yang

berbeda (gaya/kekuatan dan keakurasian). Hasil dari penelitiannya

mengindikasikan bahwa pola motornya tidak mutlak dibawah semua keadaan

lingkungan. Beberapa individu dapat mengakomodasi gerakan mereka pada

pergeseran hambatan-hambatan lingkungan, tetapi beberapa individu tidak bisa.

Derajat dimana seorang mover mampu melakukan penyesuaian diri terhadap

sebuah tujuan yang berubah-ubah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor didalam

mover serta derajat dimana tuntutan tugas telah berubah. Sebagai contoh,

seseorang yang memiliki kemampuan untuk menambah kecepatan lemparan

(karena mekanika yang tidak efisien atau kurangnya kekuatan) hanya akan

mampu untuk melakukan sedikit penyesuaiaan saat beralih dari tugas lemparan

keakurasian ke tugas melempar jarak jauh.

Hubungan diantara mover, kondisi lingkungan dan tuntutan tugas itu

sendiri belum dipahami secara lengkap. Adalah hal yang menarik untuk

menyatakan bahwa beberapa penjelasan perkembangan tentang pola gerakan

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

41

dasar berikut ini dihasilkan di laboratorium, yaitu: mereka adalah urutan

perkembangan yang dihipotesiskan yang merupakan produk penelitian dalam

lingkungan buatan sangat tidak mirip dengan dunia nyata dimana anak-anak

bergerak. Baru sedikit yang diketahui tentang konteks lingkungan yang berubah-

ubah dan pengaruhnya terhadap status gerakan perkembangan pada anak-anak.

Ketika kita beralih kepada metode untuk menganalisa gerakan anak-anak, dalam

lingkungan yang lebih alami, kita dapat menemukan tahap-tahap perkembangan

yang dihipotesiskan sebagai sesuatu yang sedikit berbeda.

c. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan dan Pertumbuhan Anak

Secara umum, faktor-faktor yang memepengaruhi dari perkembangan dan

pertumbuhan dapat dibagi menjadi dua jenis yakni : 1) Faktor instrinsik (faktor

dari dalam) dan 2). Faktor ekstrinsik (faktor dari luar seperti lingkungan). Nutrisi,

latihan, dan aktivitas fisik adalah faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan.

antara lain :

1). Nutrisi

Efek berbahaya yang potensial untuk bisa terjadi karena gizi buruk selama

masa prenatal (masa sebelum kelahiran) akan berpengaruh terhadap

perkembangan fisik selama masa prenatal, nutrisi adalah yang paling penting

untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Berbagai investigasi telah dapat

membuktikan dengan jelas bahwa kekurangan makanan dapat memberikan efek

yang berbahaya dalam pertumbuhan selama masa bayi dan masa anak-anak.

Terhambatnya pertumbuhan adalah salah satu dampak dari kekurangan nutrisi.

Sebagai contohnya jika malnutrisi kronik yang hebat terjadi pada anak, yang

berusia 4 tahun, akan mempengaruhi perkembangan mental, karena masa

pertumbuhan otak terjadi saat ini.

Proses pertumbuhan fisik dapat terganggu oleh malnutrisi (kekurangan

gizi) sesetiap saat antara masa bayi sampai masa remaja. Malnutrisi dapat

dianggap sebagai kondisi pemicu suatu penyakit, yang mempengaruhi

pertumbuhan fisik. Contohnya kekurangan vitamin D dapat menyebabkan

penyakit rakhitis, pelunakan dan deformasi pada tulang yang terjadi karena

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

42

kekurangan kapur pada pembentukan tulang yang baru. Kekurangan vitamin B12

dapat menyebabkan pellagra, yang ditandai dengan luka-luka pada kulit, gejala

gastrointestinal, mitosal, dan neurologic. Kekurangan vitamin C kronis dapat

menyebabkan scurvy, penyakit yang ditandai oleh hilangnya tenaga, sakit pada

persendian, anemia, dan kecenderungan pada keretakan epiphyseal. Kekurangan

asupan nutrisi sering dikenal dengan istilah kwashiorkor. Anak kecil yang

menderita kwashiorkor, ciri-ciri dari penyakit ini adalah: terhambatnya

pertumbuhan anak, perut yang membesar, luka-luka pada tubuh, dan diare.

2). Latihan dan Cedera

Salah satu dari prinsip dasar dari aktivitas fisik adalah konsep digunakan

dan tidak digunakan. Mengacu pada prinsip ini, otot yang digunakan akan

membesar (hypertrophy) dan otot yang tidak digunakan akan mengecil (atrophy).

Pada anak anak aktivitas sangat meningkatkan perkembangan otot. Walaupun

jumlah serat otot tidak bertambah, tetapi ukuran otot bertambah. Otot tanggap dan

beradaptasi terhadap tekanan yang lebih besar. Anak yang aktif melakukan latihan

mempunyai lemak yang lebih sedikit dan berat serat per otot lebih besar

dibandingkan dangan mereka yang tidak aktif.

Walaupun aktivitas fisik pada umumnya menghasilkan efek yang positif

pada pertumbuhan anak-anak, tetapi hal ini juga dapat menimbulkan efek negatif

jika aktivitas fisik tersebut terlalu berat dan ekstrem. Penggunaan berlebih pada

bagian tubuh dapat menyebabkan cedera epiphyseal dan gangguan pertumbuhan

lapisan. Aktivitas yang berat dapat menyebabkan cedera pada otot dan jaringan

tulang anak-anak. Cedera pada bahu perenang, siku petenis, lutut pelari, dan

keretakan pada tulang adalah beberapa akibat yang ditimbulkan oleh anak-anak

yang melakukan kegiatan melebihi batas perkembangannya. Program latihan dan

aktivitas anak-anak harus diperhatikan secara hati-hati.

3). Penyakit

Penyakit yang sering terjangkit pada anak-anak adalah : cacar air, flu,

campak, dan gondong. Tingkat suatu penyakit dapat menghambat pertumbuhan

tergantung pada durasi, tingkat keparahan, dan waktu terjadinya. Seringkali

interaksi dari malnutrisi dan penyakit pada anak-anak menimbulkan kendala untuk

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

43

menentukan secara akurat penyebab spesifik adanya penghambatan pertumbuhan

pada anak-anak.

4). Iklim

Iklim merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap

pertumbuhan anak-anak. Pengaruh iklim tampak nyata pada bentuk tubuh atau

komposisi jaringan tubuh. Contohnya adalah orang-orang yang tinggal di daerah

tropis cendrung suhunya panas, pada umunya berbadan lebih langsing

dibandingkan dengan orang-orang yang tinggal di daerah yang bersuhu dingin.

Orang di daerah bersuhu dingin cendrung lebih berlemak, dengan lingkar dada

yang lebih besar, hal ini disebabkan karena proses aklimatisasi yang terjadi pada

orang yang ada pada dataran tinggi atau orang di daerah yang dingin.

5). Tren Sekuler

Kecendrungan sekuler adalah kecendrungan dunia yang terus mengalami

perubahan dari waktu kewaktu. Perubahan kehidupan manusia yang termasuk

salah satu prubahan dunia yang terjadi, berpengaruh terhadap kecendrungan

pertumbuhan fisik manusia. Bentuk dan ukuran tubuh manusia mengalami

perubahan seiring dengan perubahan kehidupan. Perkembangan kehidupan yang

semakin baik mengakibatkan pertumbuhan fisik manusia semakin baik. Salah satu

contoh akibat tren sekuler adalah dirasakan oleh penduduk Negara Jepang yang

dulu penduduknya postur tubuhnya pendek-pendek, sekarang penduduk Negara

Jepang postur tubuhnya sudah tinggi-tinggi.

d. Perkembangan Fisik pada Anak-anak

Perkembangan kemampuan fisik sejalan dengan pertumbuhan fisik. Tubuh

yang makin tinggi dan makin besar bisa meningkatkan kemampuan fisiknya.

Perkembangan fisik pada anak-anak erat kaitanya dengan kebugaran kesehatan

pada anak-anak. Kebugaran fisik pada anak-anak dapat dibagi menjadi dua yaitu :

1). Kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan pada anak-anak dan 2).

Kebugaran motor pada anak-anak. Kebugaran fisik ini haruslah menjadi perhatian

yang paling utama bagi semua orang, tidak hanya dibebankan pada guru olahraga,

pelatih (Gallahue dan Ozmun 1998 : 265-293).

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

44

1). Kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan

Kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan yaitu terdiri dari : a).

ketahanan cardiovascular, b). kekuatan otot, c). ketahanan otot, d). fleksibilitas

sendi, dan e). komposisi tubuh.

a). Ketahanan cardiovascular

Ketahanan cardiovascular merupakan aspek ketahanan otot, yang

berfokus pada jantung, paru-paru, dan system vasculer. Ketahanan cardiovascular

berarti kemampuan untuk melakukan pengulangan gerakan pada sebuah aktivitas

fisik dengan tingkat stress yang tinggi dan membutuhkan penggunaan system

sirkulasi dan system pernafasan dalam tingkat yang tinggi. Konsumsi oksigen

maskimal (VO2 max) berarti tingkat seseorang untuk bisa mengkonsumsi oksigen

selama melakukan aktivitas fisik. Ini merupakan penghitungan kemampuan

maksimal seseorang dalam menyalurkan oksigen kepada jaringan tubuh.

Peningkatan kapasitas cardiovascular seseorang merupakan indikasi yang bagus

bagi peningkatan output energi yang lebih besar. Astrand (1952) menyebutkan

”peningkatan konsumsi sebanyak 20 persen bisa dan mungkin dilakukan.Warisan genetik seseorang juga mempengaruhi tingkat kapasitaskonsumsi oksigen (O2). Konsumsi oksigen (O2) maksimal punyakecenderungan untuk naik selama bertambahnya usia hingga mencapaiusia 18 hingga 20 tahun. Peningkatan selanjutnya setelah usia puncakyang diakibatkan karena latihan. Kapasitas konsumsi oksigen maskimal(VO2 max) yang dimiliki oleh kaum perempuan adalah 75 persen darikapasitas pria”

Berikut ini akan diberikan gambaran perbedaan ketahanan cardiovascular

baik laki-laki maupun perempuan.

Gambar 08. Grafik Perbedaan Daya Tahan Cardiovascular Laki-Laki danPerempuan pada Anak-anak Usia 6-9 Tahun. (Gallahue dan Ozmun1998 : 271)

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

45

Gambar diatas menyediakan grafik nilai rata-rata untuk anak laki-laki dan

perempuan usia 6 dan 7 tahun pada saat melakukan jalan selama setengah mil, dan

nilai rata-rata anak usia 8 dan 9 tahun pada jalan dan lari sepanjang 1 mil. Analisis

dari grafik ini menunjukkan bahwa anak laki-laki lebih superior daripada anak

perempuan pada hal waktu rata-rata baik saat jalan setengah mil maupun satu mil

pada semua tingkatan usia. Lebih lanjut anak laki-laki kelihatannya mampu

menjaga superiotas aerobiknya pada semua tingkatan usia.

b). Kekuatan Otot

Kekuatan otot adalah keampuan tubuh untuk mengeluarkan kekuatan atau

kemampuan untuk mengerahkan usaha maksimal seseorang. Anak-anak yang

terlibat dalam aktivitas bermain sehari-hari telah memperkuat kakinya denga cara

berlari dan naik sepeda.

Di laboratorium, kekuatan biasanya diukur menggunakan dynamometer

atau tensimeter. Dynamometer adalah alat pengukur yang diperuntukkan untuk

mengukur kekuatan genggaman, kekuatan kaki, dan kekuatan punggung.

Tensiometer adalah alat yang lebih canggih dimana alat ini bisa mnegukur kinerja

kelompok otot tertentu.

Anak perempuan yang tidak dilatih akan terus mengalami penurunan pada

usia ini, sedangkan anak laki-laki akan terus meningkat meskipun tanpa latihan.

Ada kemungkinan bahwa kekuatan anak laki-laki dan perempuan sebelum masa

sekolah adalah sama, dengan sedikit perbedaan bahwa anak laki-laki lebih tinggi

daripada anak perempuan.

c). Komposisi tubuh.

Komposisi tubuh didefinisikan sebagai proporsi antara berat tubuh yang

kurus pada berat tubuh yang tambun. Komposisi tubuh berhubungan dengan

bentuk-bentuk atau tipe-tipe tubuh pada anak-anak. Ada tiga tipe-tipe tubuh pada

anak-anak antara lain :1).mesomorph 2).endomorph dan 3).ectomorph

( Sugiyanto, 1993:23).

Masalah yang sangat mempengaruhi komposisi tubuh ini adalah faktor

kegemukan yang akan merusak komposis tubuh seorang anak. Untuk mengetahui

apakah seseorang termasuk gemuk dapat diukur dengan berbagai cara. Teknik

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

46

Hydrostatic weighning (dibawah air), walaupun yang paling akurat, jarang

dipergunakan untuk mempelajari komposisi tubuh anak-anak. Sebagai pengganti,

kaliper skinfold (skinfold calipers), merupakan metode yang sering dipilih, walau

akurasi dari pengukuran dengan alat ini seringkali dipertanyakan. Lokasi

pengukuran termasuk trisep, bagian subscapular, dan batis bagian tengah.

Pengukuran skinfold digunakan pada 3 bagian tubuh (trisep, subcapular, dan betis

bagian tengah) dengan menggunakan Lange skinfold caliper pada anak usia 6-9

tahun. Menunjukkan tendensi yang pasti pada peningkatan kegemukan tubuh baik

pada laki-laki dan perempuan saat mereka tumbuh dari usia 6 tahun hingga usia 9

tahun, dengan perempuan mempunyai posisi yang lebih tingi daripada anak laki-

laki pada segala usia.

Gambar 09. Grafik Perbedaan Komposisi Tubuh Laki-Laki dan Perempuan pada

Anak-Anak Usia 6-9 Tahun. (Gallahue dan Ozmun 1998 : 230)

5. Letak Topografi Tempat Tinggal

Topografi adalah bentuk permukaan bumi yang menyuguhkan relief

permukaan dan identifikasi jenis lahan. Objek dari topografi adalah mengenai

posisi suatu bagian dan secara umum menunjuk pada koordinat secara horizontal

seperti garis lintang dan garis bujur, dan secara vertikal yaitu ketinggian. Dalam

penelitian ini menunjukkan daerah pegunungan dan daerah pesisir pantai. Tempat

tinggal adalah tempat seseorang tinggal bersama-sama keluarganya. Dalam

penelitian ini adalah tempat sampel tinggal dan menetap disuatu daerah.

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

47

a. Hubungan Ketinggian Tempat Tinggal Dengan Tekanan Parsial Oksigen

(O2)

Ketinggian tempat sangat berpengaruh tehadap tekanan parsial oksigen

(O2), Tekanan barometer dan persentase oksigen (O2). Ini dapat dilihat dari tabel

berikut ini :

Tabel 05. Tingkat Tekanan Parsial Oksigen (O2), Tekanan Barometer danPersentase Oksigen (O2) di Atmosfir Sesuai Ketinggiaan (Lumb,2000).

Tabel diatas menunjukkan bahwa semakin tinggi ketinggian tempat suatu

daerah, salah satu contoh dalam penelitian ini ialah untuk sampel di daerah

pegunungan yaitu di Kecamatan pule yang memiliki ketinggian 500-690 m dari

permukaan laut, maka semakin rendah juga tekanan barometer, tekanan oksigen

(O2), dan kadar oksigen (O2). Dengan adanya keadaan seperti di atas akan

menuntut penduduk yang ada di daerah pegunungan khususnya di Kecamatan

pule melakukan adaptasi fisiologis (aklimatisasi).

b. Aklimatisasi Alamiah Penduduk Asli yang Tinggal di Tempat Tinggi

Menurut Guyton (1983:73) ”banyak penduduk asli Andes dan Himalayahidup pada ketinggian di atas 13.000 kaki, satu kelompok di Andes yang

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

48

ada di Peru, hidup pada ketinggian 19.000 kaki. Mereka yang dilahirkandan tinggal di dataran tinggi memiliki keunggulan aklimatisasi terhadaporang yang dilahirkan di dataran rendah yang kemudian menetap lebih dari10 tahun di dataran tinggi. Proses aklimatisasi pada penduduk asli datarantinggi dimulai pada masa bayi”.

Banyak hal yang dipengaruhi, jika seseorang mengalami aklimatisasi yang

baik atau unggul, ini dapat dilihat dari ukuran dada, khususnya sangat meningkat,

sedangkan ukuran tubuh agak berkurang, sehingga memberikan perbandingan

kapasitas ventilasi dengan masa tubuh yang tinggi. Disamping itu jantung mereka

lebih berkembang dibandingan dengan jantung yang dilahirkan dan tinggal di

dataran rendah, ini dikarenakan jantung kanan yang mengadakan tekanan arteri

pulmonalis yang tinggi, memompa darah melalui sistem kapiler paru-paru yang

sangat berkembang.

Penyerapan oksigen (O2) oleh darah ke jaringan juga sangat dipermudah

dengan adanya peningkatan hemoglobin (Hb). Perbedaan yang juga terjadi antara

orang yang dilahirkan di dataran tinggi atau pegunungan dibandingkan dengan

orang yang dilahirkan di dataran rendah adalah tekanan oksigen (PO2) di arterial

pada penduduk asli dataran tinggi lebih tinggi 40 mm Hg dibandingkan orang

yang dilahirkan didataran rendah, tetapi karena jumlah homoglobin (Hb) darah

lebih banyak jadi jumlah oksigen (O2) di dalam darah menjadi lebih banyak dari

pada orang yang dilahirkan dan tinggal di dataran rendah. Demikian juga dengan

tekanan oksigen (PO2) vena pada penduduk asli dataran tinggi hannya 10 mm Hg

lebih kecil dari pada tekanan vena pendududuk dataran rendah, meskipun tekanan

oksigen (O2) arterialnya rendah dan fakta sebenarnya bahwa konsumsi oksigen

(O2) penduduk dataran tinggi sebenarnya lebih besar dari pada penduduk asli

dataran rendah, yang menunjukan bahwa jaringan dan sel-sel tubuh penduduk asli

dataran tinggi yang beraklimatisasi secara alami dapat menggunakan oksigen (O2)

dalam jumlah yang banyak.

Menurut Guyton, (1983:73), hubungkan proses aklimatisasi dengan

kapasitas kerja. “Orang yang mengalami aklimatisasi pada dataran tinggi memiliki

kapasitas kerja yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang tinggal dan

dilahirkan di dataran rendah”. Ini dapat dilihat dari persentase kapasitas kerja dan

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

49

nilai maksimum setinggi permukaan laut untuk orang normal dan dengan orang

pada ketinggian 17.000 kaki adalah sebagai berikut: orang yang belum

beraklimatisasi memiliki kapsitas kerja sebesar 50%, orang yang mengalami

aklimatisasi selama dua bulan memiliki kapasitas kerja sebesar 68%, dan

penduduk asli yang hidup pada ketinggian 13.200 kaki tetapi bekerja pada

ketinggian 17.000 kaki memiliki kapasitas kerja sebesar 87%.

Penduduk asli yang beraklimatisasi secara alamiah dapat mencapai hasil

kerja sehari-hari lebih baik dengan orang yang dilahirkan dan tinggal di dataran

rendah, dan dengan orang asli dataran rendah yang pindah ke pegunungan dan

kemudian mengalami aklimatisasi, masih dikalahkan kapasitas kerjanya

dibandangkan dengan penduduk asli, yang lahir dan bertempat tinggal di dataran

tinggi atau di daerah pegunungan.

c. Aklimatisasi Terhadap Tekanaan Oksigen (PO2) Yang Rendah

Menurut Guyton (1983:69), “aklimatisasi juga dipengaruhi oleh tekananbarometer pada berbagai ketinggian. Perbedaan pada pemukaan lautmenunjukkan tekanan oksigen (PO2) sebesar 760 mm Hg, sedangkan padaketinggian 10.000 kaki hanya 523 mm Hg, dan pada ketinggian 50.000kaki tekanan oksigen (PO2) mencapai 87 mm Hg.

Disamping itu tekanan parisial oksigen (PO2) juga berbeda pada dataran

rendah dan dataran tinggi. Pada dataran rendah atau permukaan laut,

memperlihatkan tekanan parsial oksigen (PO2) adalah 159 mm Hg, sedangkan

pada ketinggian 10.000 kaki kira-kira 110 mm Hg, dan pada ketinggian 50.000

kaki 18 mm Hg.

Tekanan parsial oksigen (PO2) pada alveolus mengalami penurunan,

bahkan lebih besar penurunanya dengan tekanan parsial oksigen (PO2) pada

atmosfir, ini disebabkan karena efek karbondiksida (CO2) dan uap air.

Karbondioksida (CO2) akan diekskresikan dari darah pada paru-paru ke alveolus,

juga air akan menguap kedalam rongga alveolus dari permukaan saluran

pernapasan, oleh karena itu kedua gas ini akan mengencerkan kandungan oksigen

(O2) sedangkan nitrogen yang terdapat pada alveolus, juga menurunkan

konsentrasi oksigen (O2). Sedangkan pada tempat yang rendah tekanan parsial

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

50

oksigen (PO2) pada alveolus tidak mengalami penurunan sedemikian besar seperti

tekanan parsial oksigen (PO2) pada atmosfir.

Dengan adanya penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) rendah maka

penduduk yang tinggal di dataran tinggi, akan mengalami penyesuaian diri

(adaptasi) terhadap penurunan tekanan oksigen (PO2) yang rendah. Adapun cara

tubuh menyesuaikan diri (aklimatisasi) menghadapi tekanan oksigen (PO2) yang

rendah pada tempat yang tinggi adalah : (a) meningkatkan pentilasi paru-paru, (b)

meningkatnya hemoglobin (Hb) dalam darah, (c) meningkatnya difusi paru-paru,

(d) meningkatnya vaskularisasi jaringan, dan (e) aklimatisasi sel untuk

menggunakan oksigen (O2) meskipun tekanan parsial oksigen (PO2) rendah.

a). Meningkatkan Ventilasi Paru-Paru.

Meningkatnya ventilasi paru-paru, segera setelah mengalami tekanan

parsial oksigen (PO2) rendah. Ini adalah merupakan kompensasi segera, jika

seseorang berada pada tempat yang tinggi. Kemudian, jika ia tetap pada tempat

yang tinggi ventilasinya akan meningkat lima sampai tujuh kali lipat. Peningkatan

sebesar 65% ketika naik ke tempat yang tinggi, karena mengeluarkan sejumlah

besar karbondioksida (CO2), menurunkan tekanan karbondioksida (PCO2) dan

meningkatkan pH cairan tubuh. Kedua perubahan ini akan menghambat pusat

pernapasan. Selama tiga sampai lima hari akan berangsur-angsur hilang. Akibat

rangsangan kemoreseptor maka ventilasi paru-paru akan meningkat lima sampai

tujuh kali dari keadaan normal.

b). Meningkatnya Hemoglobin (Hb) dalam Sel Darah.

Hemoglobin (Hb) akan meningkat selama penyesuaian diri pada tempat

yang tinggi. Akibat rendahnya oksigen (O2) hemotokrit meningkat dari keadaan

normal 40-45 kesuatu rata-rata 60-65, dengan kenaikan rata-rata konsentrasi

hemoglobin (Hb) sebesar 22 gr/dl dari keadaan normal yaitu 15 gr/dl. Selain itu,

volume darah juga bertambah 20-30 persen, menghasilkan peningkatan total

hemoglobin (Hb) yang beredar menjadi 50 persen atau lebih.

c). Meningkatnya Difusi Paru-Paru.

Meningkatnya difusi paru-paru pada tempat yang tinggi disebabkan karena

sangat meningkatnya kapiler darah ke paru-paru yakni sebesar 21ml/mm

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

51

Hg/menit, yang mengembangkan kapiler tersebut dan meningkatnya permukaan,

akibat oksigen (O2) yang berdifusi kedalam darah. Selain itu disebabkan oleh

suatu peningkatan tekanan arteri pulmonalis, sehingga memaksa darah mengalir

ke kapiler alveolus yang jumlahnya lebih besar dari normal.

d). Meningkatnya Vaskularisasi Jaringan.

Meningkatnya vaskularisasi jaringan pada tempat yang tinggi disebabkan

oleh meningkatnya kebutuhan oksigen (O2) dari organ-organ tubuh seperti otot,

jantung dan otak. Selain itu curah jantung akan meningkat sebesar 20 sampai 30

persen.

e). Aklimatisasi Sel Mitocondria Untuk Menggunakan Oksigen (O2) Meskipun

Tekanan Oksigen (PO2) Rendah.

Aklimatisasi sel pada orang di tempat yang tinggi, yang ditunjukkan

dengan mitikondria dan sistem ensim oksidatif sel lebih banyak dari orang di

permukaan laut. Orang di tempat yang tinggi akan menggunakan oksigen (O2)

lebih efektif dengan orang yang ada di permukaan laut atau dataran rendah.

d. Respirasi Di Dataran Tinggi

Tekanan barometer di berbagai ketinggian tempat berbeda. Pada ketinggian

permukaan laut tekanan barometer 760 mmHg, sedangkan pada ketinggian 10.000

kaki di atas permukaan laut hanya 523 mmHg, dan pada 50.000 kaki adalah 87

mmHg. Penurunan tekanan barometer merupakan dasar penyebab semua persoalan

hipoksia pada fisiologi manusia di tempat tinggi. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa

seiring dengan penurunan tekanan barometer akan terjadi juga penurunan tekanan

oksigen parsial yang sebanding, sehingga tekanan oksigen selalu tetap sedikit lebih

rendah 20%-21% dibanding tekanan barometer total. Jadi pada ketinggian permukaan

laut total tekanan atmosfer 760 mmHg, ketika di atas 12.000 kaki tekanan

barometernya hanya 483mmHg Dalam hal ini terjadi penurunan total tekanan

atmosfer, yang berarti lebih sedikit 40% molekul per pernapasan pada saat berada di

tempat tinggi dibandingkan dengan permukaan laut (Anonim, 2008c).

Apabila seseorang berada di tempat yang tinggi selama beberapa hari,

minggu, atau tahun, menjadi semakin teraklimatisasi terhadap tekanan parsial oksigen

yang rendah, sehingga efek buruknya terhadap tubuh makin lama semakin

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

52

berkurang.Proses aklimatisasi umumnya antara satu sampai tiga hari (Anonim,

2008c).

Prinsip-prinsip utama yang terjadi pada aklimatisasi ialah peningkatan

ventilasi paru yang cukup besar, sel darah merah bertambah banyak, kapasitas difusi

paru meningkat, vaskularisasi jaringan meningkat, dan kemampuan sel dalam

menggunakan oksigen meningkat, sekalipun tekanan parsial oksigennya rendah

(Guyton, 1994). Aklimatisasi meliputi beberapa perubahan struktur dan fungsi tubuh,

seperti mekanisme kemoreseptor meningkat, tekanan arteri pulmonalis meningkat.

Selanjutnya tubuh memproduksi sel darah merah lebih banyak di dalam sumsum

tulang untuk membawa oksigen, tubuh memproduksi lebih banyak enzim 2,3-

biphosphoglyserate yang memfasilitasi pelepasan oksigen dari hemoglobin ke

jaringan tubuh. Proses aklimatisasi secara perlahan menyebakan dehidrasi, urinasi,

meningkatkan konsumsi alkohol dan obat-obatan. Dalam waktu yang lama dapat

meingkatkan ukuran alveoli, menurunkan ketebalan membran alveoli, yang diikuti

dengan perubahan pertukaran gas (Anonim, 2008b).

Setelah mengalami aklimatisasi seseorang di tempat yang tinggi akan

mengalami peningkatan kapasitas difusi oksigen. Kapasitas difusi normal oksigen

ketika melalui membran paru kira-kira 21 ml/mmHg/menit. Kapasitas difusi tersebut

dapat meningkat sebanyak tiga kali lipat selama olahraga. Sebagian dari peningkatan

tersebut disebabkan oleh volume darah kapiler paru yang sangat meningkat. Sebagian

lagi disebabkan oleh peningkatan volume paru yang mengakibatkan meluasnya

permukaan membran alveolus. Terakhir disebabkan peningkatan tekanan arteri paru.

Tekanan tersebut akan mendorong darah masuk lebih banyak ke kapiler alveolus

(Guyton, 1994).

Seorang atlete untuk kompetisi pada tempat dengan lokasi ketinggian yang

bervariasi perlu melakukan proses aklimatisasi sebelum perlombaan. Seorang

pemanjat gunung pada ketinggian sedang akan mengalami penurunan tekanan

atmosfer 7-8%. Orang tersebut akan mengalami penurunan pemasukan oksigen

sehingga diduga dapat menurunkan kekuatan otot 4-8% tergantung durasi kompetisi.

Hal tersebut tidak menguntungkan untuk mencapai finis, apabila hal tersebut terjadi

tanpa melakukan aklimatisasi terlebih dahulu (Anonim, 2008c). Meskipun seorang

atlete yang melakukan persiapan (exercise) dan aklimatisasi dengan baik, tidak akan

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

53

sama dengan penduduk asli di pegunungan Andes, yang memiliki kapasitas dada

yang besar, alveoli dan pembuluh kapiler besar dan jumlah sel darah merah lebih

banyak (Anonim, 2008c).

Aklimatisasi alami pada orang yang tinggal di tempat tinggi, seperti penduduk

yang tinggal di pegunungan Andes dan Himalaya (ketinggian 13.000-19.000 kaki)

mempunyai kemampuan yang sangat superior dalam hubungannya dengan sistem

respirasi, dibandingkan dengan penduduk dari tempat rendah dengan kemampuan

aklimatisasi yang terbaik tinggal di tempat tinggi. Proses aklimatisasi tersebut telah

dimulai semenjak bayi. Terutama ukuran dadanya sangat besar, sedangkan ukuran

tubuhnya sedikit lebih kecil, sehingga rasio kapasitas ventilasi terhadap massa tubuh

menjadi besar. Selain itu, jantungnya terutama jantung kanan jauh lebih besar

daripada jantung orang yang tinggal di tempat rendah. Jantung kanan yang besar

tersebut menghasilkan tekanan yang tinggi dalam arteri pulmonalis sehingga dapat

mendorong darah melalui kapiler paru yang telah sangat melebar (Guyton, 1994).

Pengangkutan oksigen oleh darah ke jaringan lebih mudah pada orang yang

telah teraklimatisasi di tempat tinggi. Tekanan parsial O2 pada orang-orang yang

tinggal di tempat tinggi hanya 40 mmHg, tetapi karena jumlah haemoglobinnya lebih

banyak, maka jumlah oksigen dalam darah arteri menjadi lebih banyak dibanding

oksigen dalam darah pada penduduk yang tinggal di tempat yang rendah. Selanjutnya

tekanan parsial O2 vena pada penduduk di tempat tinggi 15 mmHg lebih rendah

daripada tekanan parsial O2 vena pada penduduk di tempat rendah, sekalipun tekanan

parsial O2 nya rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengangkutan oksigen ke

jaringan adalah lebih baik pada penduduk yang secara alami telah mengalami

aklimatisasi (Guyton, 1994).

e. Geografis Kabupaten Trenggalek

Kabupaten Trenggalek adalah salah satu Kabupaten yang berada di

Provinsi Jawa Timur, secara geografis letaknya di pesisir pantai selatan dan

mempunyai batas wilayah yang berbatasan di sebelah utara dengan Kabupaten

Ponorogo, sebelah timur dengan Kabupaten Tulungagung, sebelah selatan dengan

pantai selatan, dan sebelah barat dengan Kabupaten Pacitan. Wilayah Trenggalek

terdiri dari daerah pegunungan dan bebukitan yang berarti termasuk dalam dataran

Page 45: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

54

menengah dan tinggi. Kabupaten trenggalek mempunyai luas wilayah 126.140

Ha, dimana 2/3 bagiannya merupakan tanah daerah pegunungan, terbagi menjadi

14 kecamatan dan 157 desa.

Kabupaten Trenggalek secara ketinggian tempat terdiri dari 2/3 wilayah

daerah pegunungan dan 1/3 lainnya merupakan datara rendah dengan ketinggian

sampai 0 sampai dengan 690 meter di atas permukaan laut. Dua pertiga wilayah

Kabupaten Trenggalek yang merupakan kawasan daerah pegunungan dataran

rendah memiliki ketinggian 100 meter di atas permukaan laut, dan ketinggian

tersebut 53,8 % berketinggian 100-500 meter. Kabupaten Trenggalek sebagian

besar bertopografi terjal lebih 40 % seluas kurang lebih 28.378 ha yang

merupakan daerah rawan bencana. Kasawan ini tersebar di beberapa kecamatan

yaitu kecamatan Bendungan, Pule, Dongko, Watulimo, Munjungan dan

Kecamatan Panggul. Luas daerah dataran rendah dengan tingkat kemiringan

antara 0-15% adalah kurang lebih 42.291 ha.

Keadaan geografis Kabupaten Trenggalek yang berupa dataran rendah

dengan keadaan pantai yang berpasir, dan daerah pegunungan dengan keadaan

perbukitan maupun daerah pegunungan akan memeberikan suatu keadaan, dimana

menuntut seseorang bisa menyesuaikan atau beradaptasi terhadap keadaan itu, dan

salah satu dampak positif yang dapat dilihat dari pengaruh keadaan geografis

tersebut, terhadap kemampuan fisiologis tubuh dan peningkatan kemampuan

biomotorik seseorang seperti power dan daya tahan cardiovasculer.

1). Kecamatan Watulimo

Watulimo berasal dari bahasa jawa yaitu Watu yang berarti Batu dan Limo

yang berarti Lima. Jadi watulimo berarti batu yang berjumlah lima,singkat cerita

karena menurut kepercayaan dulu ada seorang ksatria mataram yang bernama

Raden Kromodiko dengan gelar Raden Tumenggung Yudho Negoro yang

melakukan musyawarah untuk melaksanakan babat hutan dengan para

kepercayaannya duduk diatas batu yang berjumlah 5 (lima) buah. Maka sebagai

tetenger pada akhirnya tempat tersebut dinamakan Watulimo. Kecamatan

Watulimo terletak di Kabupaten Trenggalek Provinsi Jawa Timur, sebelah selatan

tepatnya sebelah barat berbatasan dengan kecamatan munjungan dan kampak,

Page 46: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

55

sebelah utara kecamatan kampak dan gandusari, sebelah timur kabupaten

Tulungagung dan sebelah selatan Samudera Hindia.

Kecamatan Watulimo terdiri atas 12 desa yaitu :

1. Desa Watuagung, 2. Desa Ngembel, 3. Desa Watulimo, 4. Desa Pakel, 5. Desa

Dukuh, 6. Desa Gemaharjo, 7. Desa Slawe, 8. Desa Sawahan, 9. Desa

Margomulyo, 10. Desa Prigi, 11. Desa Tasikmadu, 12. Desa Karanggandu.

Kantor Camat Watulimo terletak di desa prigi tepatnya disamping koramil

dan puskesmas prigi, kecamatan watulimo memiliki berbagai objek wisata untuk

disinggahi yaitu pantai prigi di desa tasikmadu dengan pasir coklatnya, pantai

pasir putih di desa tasikmadu dengan pasir putihnya, gunung sepikul di desa

watuagung dengan panjat tebingnya,goa lowo di desa watuagung dengan panjang

kurang lebih 800 m dan lebar 25 meternya, pantai damas di desa karanggandu

dengan suasana sejuknya. Penduduk di kecamatan watulimo sebagian besar

bekerja sebagai petani yang bekerja di sawah terutama didaerah dataran rendah

yaitu di desa prigi, tasikmadu karena terletak di dekat pantai. Selain petani warga

juga banyak yang bekerja sebagai pedagang, pegawai PNS maupun swasta, ada

yang berkerja sebagai juru rawat, bidan dan dokter.

Produk dari kecamatan Watulimo sangat banyak, tetapi mayoritas hasil

perikanan dan pertanian, dari hasil perikanan yang diperoleh mulai dari ikan Tuna,

Tengiri, Teropong, cumi, udang galah, cumi-cumi, kerang, ikan tongkol dan

masih banyak lagi semua itu adalah berkat nelayan yang berkerja keras tanpa

kenal waktu untuk mencari nafkah.

2). Kecamatan Pule

Kecamatan Pule terletak di Kabupaten Trenggalek Provinsi Jawa Timur,

yang berbatasan sebelah utara berbatasan dengan kecamatan sawoo kabupaten

Ponorogo, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Suruh,Karangan,dongko

Kabupaten Trenggalek, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Panggul

Kabupaten Trenggalek sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Ngrayun

Kabupaten Ponorogo.

Kecamatan pule cukup dikenal di kawasan Kota Trenggalek karena di

kecamatan kecil di bagian barat dari Trenggalek ini banyak perkebunan cengkeh

Page 47: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

56

yang menjadi primadona dan di kembangkan oleh hampir seluruh masyarakat

kecamatan pule,sampai ke pelosok desa. Seiring berjalannya waktu istilah roda

terus berputar. Hingga saat ini masyarakat pule tetap membudayakan perkebunan

cengkeh.

B. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan pada penelitian yang sebelumnya dari Abdul Aziz Hakim,

yang berjudul ”Kapasitas Aerobik dan Anaerobik Pada Anak Laki-laki dan

Perempuan Usia Dini ditinjau Dari Ketinggian Wilayah Tempat Tinggal di

Provinsi Jawa Timur”. subyek penelitian 60 siswa, 30 orang siswa di dataran

rendah, 30 orang siswa di dataran tinggi dengan taraf signifikansi 5% dari hasil

penelitian itu menunjukkan kapasitas aerobik dan kapasitas anaerobik anak yang

tinggal di dataran tinggi lebih bagus dengan anak yang tinggal di dataran rendah.

Di samping itu dapat di tarik kesimpulan bahwa anak laki-laki lebih superior di

bandingkan anak perempuan.

Selain itu, penelitian dari Andhega Wijaya yang berjudul ”Perkembangan

Fleksibilitas Persendian Pada Anak Usia 7-12 Tahun Ditinjau Dari Jenis Kelamin”

Penelitian yang dilakukan di SD se-kabupaten karanganyar. Dengan hasil

penelitian terdapat perkembangan presentase fleksibilitas anak besar 1) laki-laki

pada a) persendian bahu usia 7 tahun 609.667%, usia 8 tahun 613.1667%, usia 9

tahun 572.916%, usia 10 tahun 588.66667%, usia 11 tahun 595.0833%, usia 12

tahun 580.9%, b) persendian pergelangan tagan usia 7 tahun 146.5%, usia 8 tahun

147.267%, usia 9 tahun 143.0833%, usia 10 tahun 143.4167%, usia 11 tahun

141.5%, usia 12 tahun 139.9167%, c) persendian punggung usia 7 tahun 97.85%,

usia 8 tahun 92.4333%, usia 9 tahun 94.7%, usia 10 tahun 96.81667%, usia 11

tahun 99.6667%, usia 12 tahun 106.93333%, d) persendian pangkal paha usia 7

tahun 969.5%, usia 8 tahun 288.6167%, usia 9 tahun 273.0833%, usia 10 tahun

275.833%, usia 11 tahun 289.75%, dan usia 12 tahun 270.4167%, e) persendian

pergelangan kaki usia 7 tahun 56.8333%, usia 8 tahun 65.5%, usia 9 tahun

59.08333%, usia 10 tahun 56.25%, usia 11 tahun 58.5% dan usia 12 tahun

58.16667%.

Page 48: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

57

Sedangkan persentase anak besar 2) perempuan pada a) persendian bahu

usia 7 tahun 612.25%, usia 8 tahun 607.75%, usia 9 tahun 591.0833%, usia 10

tahun 583.9667%, usia 11 tahun 577.25%, usia 12 tahun 588.88883%, b)

persendian pergelangan tagan usia 7 tahun 146.667%, usia 8 tahun 146.6667%,

usia 9 tahun 141.667%, usia 10 tahun 141%, usia 11 tahun 140.25%, usia 12

tahun 140.333%, c) persendian punggung usia 7 tahun 105.7167%, usia 8 tahun

92.4333%, usia 9 tahun 94.7%, usia 10 tahun 96.81667%, usia 11 tahun

99.6667%, usia 12 tahun 106.93333%, d) persendian pangkal paha usia 7 tahun

969.5%, usia 8 tahun 288.6167%, usia 9 tahun 273.0833%, usia 10 tahun

275.833%, usia 11 tahun 289.75%, dan usia 12 tahun 270.4167%, e) persendian

pergelangan kaki usia 7 tahun 56.8333%, usia 8 tahun 65.5%, usia 9 tahun

59.08333%, usia 10 tahun 56.25%, usia 11 tahun 58.5% dan usia 12 tahun

58.16667%.

Page 49: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

58

C. Kerangka Berfikir

Gambar 10. Bagan Kerangka Berfikir

Laki-laki Dan PerempuanUsia 6-12 tahun

Di Kabupaten Trenggalek

Aklimatisasi1. Ventilasi paru-paru meningkat.2. Hemoglobin (Hb) meningkat.3. Vaskularisasi jaringan meningkat.4. Difusi paru-paru meningkat.5. Mitohcondria meningkat

Daerah Pegunungan1. Medan berbukit.2. Tekanan O2 yang rendah.3. Difusi menurun4. Oksihemoglobin rendah

Daerah Pesisir Pantai1. Medan datar & berpasir.2. Tekanan O2 yang normal.3. Difusi normal4. Oksihemoglobin normal.

Letak Topografi TempatTinggal

Tidak terjadiaklimatisasi

PerkembanganKemampuan kapasitas aerobik dan anaerobik

Laki-laki Dan PerempuanUsia 6-12 tahun

Di Kabupaten Trenggalek

Page 50: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

59

1. Perkembangan Kemampuan kapasitas Aerobik Dan Anaerobik Ditinjau

Dari Letak Topografi Tempat Tinggal

Faktor lingkungan ini erat kaitanya dengan letak topografi, ketinggian

suatu tempat (dataran rendah dan dataran tinggi), suhu atau temperatur suatu

tempat, cuaca dan iklim. Kondisi lingkungan dan tempat tinggal berpengaruh

kepada kondisi fisik baik itu secara fisiologis dan anatomis manusia dan ini dapat

di lihat dengan adanya perbedaan kondisi lingkungan berupa letak topografi baik

itu dataran rendah di daerah pesisir pantai dan dataran tinggi di daerah

pegunungan.

a. Kondisi Medan Daerah Pesisir Pantai dan Daerah Pegunungan

Daerah pantai dan pegunungan dilihat dari kondisi lingkungan dan letak

topografi jelas berbeda, dimana kedua daerah tersebut diketahui memiliki

ketinggian tempat dan tingkat perkembangan sosial ekonomi masyarakat yang

berbeda. Daerah pesisir pantai menjadikan masyarakatnya beradaptasi dengan

lingkungan yang berpasir, begitu juga daerah pegunungan dengan ketinggian

tempatnya menjadikaan masyarakatnya beradaptasi dengan lingkungan daerah

pegunungan yang cendrung berbukit-bukit.

Perbedaan nyata yang dapat digambarkan antara daerah pesisir pantai

dan daerah pegunungan, bisa di lihat dari pola aktivitas yang dilakukan oleh

masyarakatnya. Derah pesisir pantai yang mayoritas penduduknya adalah sebagai

nelayan, menangkap ikan dan mengayuh perahu sampai ketengah lautan, harus

dibarengi dengan kondisi fisik yang baik, aktivitas lain yang dapat dilihat pada

anak-anak pesisir adalah berenang, menangkap ikan, menyelam dan bermain di

atas pasir. Dimana kesemua aktivitas tersebut secara tidak sadar karena sudah

terbiasa akan memberikan kesempatan, untuk melatih kemampuan fisik mereka

secara alami.

Dibandingkan dengan aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat yang

tinggal di Daerah pegunungan dengan medan yang berbukit, tidak datar, tanjakan

dan turunan yang curam serta suhu yang dingin menuntut masyarakatnya, untuk

bisa beradaptasi dengan lingkungan seperti itu, salah satu aktivitas atau keseharian

Page 51: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

60

yang sering dilakukan di daerah pegunungan adalah berkebun atau bertani.

Mayoritas penduduk pegunungan memiliki mata pencaharian bertani, dan kalau

dilihat dari letak perkebunan mereka, kebanyakan berada di kaki gunung. Begitu

juga dengan aktivitas anak-anak daerah pegunungan mereka lebih suka aktivitas

yang berhubungan dengan petualangan yang telah diwariskan oleh keluarga

mereka. Aktivitas ke sekolahpun harus mereka tempuh dengan berjalan kaki

melewati perbukitan dan jalan setapak yang memiliki medan yang cukup berat,

semua itu menuntut kesiapan fisik yang baik.

b. Terjadinya Adaptasi Fisiologis.

Letak topografi tempat tinggal yaitu di daerah pesisir pantai dan daerah

pegunungan selain berpengaruh terhadap kemampuan fisik, berpengaruh juga

tehadap keadan fisiologis anak. Hal ini terjadi bahwa anak yang tinggal di daerah

pegunungan akan mengalami adaptasi fisiologis yang terjadi semenjak dilahirkan,

ini diakibatkan karena tekanan parsial oksigen (PO2) yang ada di daerah

pegunungan rendah karena dilihat dari ketinggian tempat tinggal dibandingkan di

daerah pesisir pantai.

Dengan adanya penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) rendah maka

penduduk yang tinggal di daerah pegunungan, akan mengalami penyesuaian diri

(adaptasi) terhadap penurunan tekanan oksigen (PO2) yang rendah. Adapun cara

tubuh menyesuaikan diri beradaptasi menghadapi tekanan oksigen (PO2) yang

rendah pada tempat yang tinggi adalah : 1) meningkatkan pentilasi paru-paru, 2)

meningkatnya hemoglobin (Hb) dalam darah, 3) meningkatnya difusi paru-paru,

4) meningkatnya vaskularisasi jaringan, dan 5) bertambahnya jumlah mitokondria

dan ensim oksidatif menggunakan oksigen (O2) meskipun tekanan parsial oksigen

(PO2) rendah.

Kondisi medan atau letak topografi tempat tinggal, baik di daerah pesisir

pantai dan pegunungan akan berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan

kapasitas aerobik dan anaerobik anak laki-laki dan perempuan tingkatan usia 6

sampai 12 tahun.

Page 52: BAB II LANDASAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.id · biologis, keterbentukan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh ... dipelajari perkembangan sel yang membentuk organ-organ

61

2. Perkembangan Kemampuan kapasitas Aerobik Dan Anaerobik Anak

Tingkatan Usia 6-12 Tahun Ditinjau Dari Jenis Kelamin

Perkembangan kemampuan kapasitas aerobik dan anaerobik antara anak

laki-laki dan perempuan cendrung mengalami perbedaan. Ini dapat ditunjukkan

dengan perbedaan antara pola pertumbuhan anak laki-laki dan perempuan dapat

diketahui bahwa keduanya mempunyai pertumbuhan lengan dan tungkai yang

cepat daripada pertumbuhan yang lainnya, tetapi anak laki-laki cenderung

memiliki kaki dan lengan yang lebih panjang, dan lebih tinggi selama masa

kanak-kanak. Seperti halnya, anak perempuan cenderung memiliki pinggul yang

lebih lebar, dan paha yang besar selama periode ini. Perbedaan pola

perkembangan anak seperti diatas antara anak laki-laki dan perempuan akan

berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan kapasitas aerobik dan

anaerobik.

Selain itu kesempatan untuk mengasah keterampilan fisik anak laki-laki

dan perempuan melalui permainan, kesempatan berolahraga atau aktivitas fisik

yang lain mengalami ketimpangan, hal ini dapat dilihat dari pembagian tugas di

lingkungan sosial masyarakat atau di lingkup keluarga dimana peran yang

menuntut aktivitas fisik tinggi akan diambil dan dilaksanakan oleh laki-laki

sedangkan tugas yang ringan yang kurang menuntut aktivitas fisik yang ringan

akan dilaksanakan oleh kaum perempuan, keadaan ini akan berpengaruh terhadap

perkembangan kemampuan fisik secara umum, serta kemampuan kapasitas

aerobik dan anaerobik secara khusus.