Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
A. Review Penelitian Terdahulu
Mustofa, dkk (2015) menganalisis Sistem Informasi Akuntansi
Persediaan Bahan Baku Dalam Kelancaran Proses Produksi (Study Kasus
Pada UD. Bintang Terang Surabaya). Hasil penelitiannya menyatakan bahwa
masih terdapat kelemahan dalam sistem informasi akuntansi persediaan
bahan baku. Kelemahan tersebut terletak pada proses input persediaan belum
dijalankan dengan baik oleh perusahaan, sehingga masih terdapat kekosongan
bahan baku dalam kelancaran proses produksi, tidak adanya tanggung jawab
dari bagian produksi dalam perhitungan pemakaian kopi akan berpengaruh
pada kerugian perusahaan dalam meminimalisasikan biaya persediaan, serta
tidak adanya prosedur dan sistem informasi akuntansi penerimaan dan
pengeluaran bahan baku yang memadai menyebabkan terjadinya kelebihan
pemakaian kopi yang dapat merugikan perusahaan.
Manengkey (2014) meneliti tentang Sistem Pengendalian Intern
Persediaan Barang Dagang dan Penerapan Akuntansi Pada PT. Cahaya Mitra
Alkes perusahaan yang bergerak dalam bidang suplieer alat-alat kesehatan.
Hasil penelitiannya menyatakan bahwa secara keseluruhan sistem informasi
akuntansi pada persediaan barang dagang pada PT. Cahaya Mitra Alkes
7
berjalan cukup baik. Namun disisi lain terdapat beberapa prosedur pada
proses konsep pengendalian intern yaitu belum adanya pemisahan fungsi
operasi, pencatatan, dan penyimpanan dalam penyediaan barang dagang
dimana kasir hanya berfungsi sebagai penyimpan kas perusahaan dan tidak
boleh memiliki akses ke sistem komputer untuk melakukan pencatatan
terhadap penjualan barang dagangan.
Palandeng dan Karamoy (2015) meneliti tentang sistem informasi
akuntansi yang telah diterapkan PT. Hasjrat Abadi perusahaan yang bergerak
dalam bidang distribusi otomotif ekslusif, sudah cukup baik. Namun PT.
Hasjrat Abadi belum mempunyai bagian divisi yang menangani proses
penerimaan persediaan barang dagangan dan dalam pengawasan persediaan
barang dagang dalam gudang disarankan untuk menggunakan CCTV untuk
lebih mendukung pemantauan dan pengendalian terhadap persediaan dalam
gudang dan proses pengeluaran barang dari aktivitas penjualan dan
pengendalian terhadap persediaan dalam gudang serta melakukan audit
internal secara teratur.
Syukron (2012) meneliti tentang penerapan sistem pengelolaan
persediaan barang dagang pada CV.XYZ bergerak dalam bisnis retail yang
memiliki persediaan yang banyak. Pengelolaan persediaan barang dilakukan
oleh karyawan dijalankan dengan baik berdasarkan dari mulai pembelian,
bagian pembelian memulai dari penentuan barang dari supplier hingga
pemesanan barang dan pengiriman barang, dan penyimpanan barang dicatat
secara baik kedalam buku persediaan barang, dan bagian penjualan mencatat
8
penyesuaian barang semua telah mengikuti prosedur yang ditentukan oleh
manajer perusahaan. Namun CV. XYZ harus mebuat peraturan serta
pengendalian internal perusahaan dengan menambahkan proses sistem
pencatatan dengan menggunakan aplikasi komputer, membuat database
perusahaan. agar data-data perusahaan dapat terjaga dari resiko-resiko yang
bisa terjadi.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Rapina dan Christyanto (2011)
meneliti tentang penerapan sistem pengendalian internal dalam meningkatkan
efektivitas dan efisiensi kegiatan operasional pada siklus persediaan dan
pergudangan. Kegiatan operasional dalam siklus persediaaan dan
pergudangan pada PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk
sudah efektif dan efisien. Perusahaan telah melaksanakan kegiatannya dengan
efektif, dimana perusahaan memiliki sasaran yang jelas, pihak pelaksana
yang sesuai, fasilitas pendukung yang baik, pelaksanaan kegiatan yang
baik serta diperoleh hasil yang memuaskan. Tetapi terdapat dua kelemahan
dalam aktivitas pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan, perusahaan
belum menjalankan pemisahan fungsi antara bagian pembelian dengan
penerimaan barang dan kurangnya pembatasan akses terhadap persediaan.
Secara garis besar permasalahan pada penelitian terdahulu dapat
memicu peneliti untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada pada PT.
Supra Manunggal Sejati tentang Sistem Informasi Akuntansi Pada Persediaan
Bahan Baku. Hal ini dibuktikan pada penelitian terdahulu yang masih
terdapat permasalahan-permasalahan yang ada pada perusahaan. Dalam
9
penelitian Manengkey (2014) dan Rapina dan Christyanto (2011) Kelemahan
utama yang ada pada perusahaan yaitu sebagian besar terletak pada proses
belum adanya pemisahan fungsi operasi, pencatatan dan penyimpanan dalam
penyediaan barang dagang. Penelitian Palandeng dan Karamoy (2015)
menjelaskan bahwa belum mempunyai fungsi penerimaan yang khusus
menangani proses penerimaan persediaan barang dagangan. Penelitian
Mustofa, dkk. (2015) menjelaskan bahwa Fungsi-fungsi persediaan belum
dijalankan dengan baik oleh perusahaan seperti tidak adanya tanggung jawab
dari bagian produsi serta tidak adanya prosedur dan sistem informasi
akuntansi penerimaan dan pengeluaran bahan baku yang memadai. Syukron
(2012) kelemahan yang ada pada perusahaan yaitu Perusaan harus membuat
peraturan pengendalian intern perusaan dengan menambahkan sistem
pencatatan dengan menggunakan komputer, dan database perusahaan, agar
data-data perusahaan dapat terjaga dari resiko-resiko yang terjadi. Dimana
penelitian ini didasarkan dengan penelitian terbaru di tahun 2019 dan
dilakukan di perusahaan manufactured yang memproduksi Polywod sehingga
peneliti ingin menyajikan penelitian terbaru yang lebih updated dan juga
memiliki perbedaan terhadap permasalahan yang ada di dalam perusahaan
yang digunakan peneliti sebelumnya karena setiap perusahaan pasti memiliki
masalah yang berbeda-beda.
10
B. Landasan Teori
1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi merupakan organisasi formulir, catatan,
dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan
informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan
pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 1993 : 3).
Widjajanto (2010 : 41) menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi
adalah ”Susunan berbagai fomulir, catatan, peralatan, termasuk komputer
dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksananya, dan
laporan yang terkoordinasikan secara erat yang didesain untuk
mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan
manajemen”.
Berdasarkan teori di atas maka akan disimpulkan bahwa sistem
informasi akuntansi dibangun untuk menyajikan informasi keuangan yang
dibutuhkan pihak manajemen, yang diperoleh dari pengumpulan dan
pemrosesan data keuangan sehingga dapat dijadikan sebagai dasar bagi
perusahaan untuk mencapai tujuan.
a. Unsur-unsur Sistem informasi Akuntansi
Unsur-unsur sistem informasi akuntansi menurut La Midjan dan
Susanto (2015) adalah sebagai berikut :
a) Formulir
Formulir merupakan unsur pokok yang digunakan untuk mencatat
semua trasnsaksi yang tejadi. Formulir sering disebut dengan istilah
11
dokumen. Karena dengan formulir peristiwa yang terjadi dalam
organisasi direkam (didokumentasikan) diatas secarik kertas.
formulir terdiri dari 4 bagian pokok, yaitu:
1. Pengenalan (introduction)
Pengenalan disajikan pada bagian atas formulir dan harus
memuat judul formulir dan nomor formulir.
2. Instruksi (Instruction)
Instruksi terdiri dari dua jenis, yaitu bagaimana mengisi
formulir dan apa yang harus dikerjakan terhadap formulir
setelah selesai pengisian.
3. Isi Utama (main body)
Informasi yang berhubung secara logis harus digolongkan
bersama-sama pada formulir dengan memakai kolom dan tanda
batas persegi (box)) yang digunakan sebanyak mungkin untuk
menyediakan ruang (spasi) bagi data yang dicatat.
4. Kesimpulan (conclusion)
Kesimpulan disajikan pada bagian bawah formulir. Bagian ini
harus memberikan ruang (spasi) yang cukup untuk menyangkut
diposisi akhir dan atau persetujuan akhir transaksi yang dicatat
pada formulir termasuk tanda tangan persetujuan dan
tanggalnya.
12
b) Catatan
Catatan terdiri dari :
1. Jurnal
Merupakan catatan akuntansi yang pertama digunakan untuk
mecatat, mengklasifikasi dan meringkas data keuangan dan data
yang lainnya.
2. Buku besar
Terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas
data keuangan yang telah dicatat sebelumnya kedalam jurnal.
c) Prosedur
Prosedur merupakan urutan atau langkah-langkah untuk
menjalankan suatu pekerjaan, tugas atau kegiatan. Menurut Mulyadi
(1993, 303) System prosedur pada sistem informasi akuntansi
pembelian persediaan terdiri dari beberapa prosedur dan system.
Prosedur-prosedur yang termasuk dalam kegiatan persediaan bahan
baku adalah sebagai berikut:
1. Prosedur Pembelian Persedian Bahan Baku
Pimpinan bagian produksi memberitahukan kepada bagian
pembelian mengenai bahan baku apa saja yang harus dibeli,
berapa banyak dan pada waktu mana harus dipesan, dengan
menyerahkan surat atau daftar permintaan pembelian (purchase
order). Bagian pembelian akan mengurus pesanan dan
pembeliannya sampai barang-barang tersebut diterima.
13
Setelah permintaan pesanan datang dari bagian produksi,
maka bagian pembelian mengirimkan surat pesanan (purchase
order) kepada calon supplier. Isi dari surat pesanan ini adalah:
a. Kuantitas pesanan yang harus dibeli
b. Spesifikasi barang yang dipesan
c. Taksiran barang yang harus dibeli
d. Tanggal berapa barang tersebut diharapkan dating
2. Prosedur Penerimaan Persedian Bahan Baku
Setelah supplier mengirimkan barang yang dipesan, maka
bagian penerimaan akan memeriksa apakah barang yang diterima
tersebut sesuai dengan yang dipesan. Setelah diperiksa, maka
bagian ini memberikan laporan kepada bagian pembelian.
Barang yang telah diperiksa dan terbukti sesuai dengan pesanan
diteruskan ke bagian penyimpanan. Laporan penerimaan barang
dibuat dalam beberapa rangkap (copy) yang antara lain dikirimkan
ke :
(1) Bagian pembelian
(2) Bagian akuntansi (untuk inventory records)
(3) Bagian Gudang
Di samping pengiriman barang yang dipesan, maka supllier
juga akan mengirimkan faktur pembelian yang diterima oleh
bagian pembelian dan diteruskan kepada bagian
pembukuan/akuntansi.
14
3. Prosedur Penyimpanan dan Pengeluaran Persediaan Bahan Baku
Pada Bagian ini barang yang telah diterima harus dikelompokan
menurut jenis, ukuran dan sifatnya. Selanjutnya apabila bagian
produksi memerlukan bahan baku tersebut untuk proses
produksinya, maka bagian ini mengirimkan :
1. Surat permintaan pemakaian bahan baku kepada bagian
gudang.
2. Rangkap (copy) dari surat permintaan ini dikirimkan pula
kebagian pembukuan atau akuntansi untuk dipakai dalam
pencatatan perubahan persediaan (inventory records) dan
pencatatan akuntansi biaya.
Dengan adanya surat permintaan pemakaian bahan ini, maka :
1. Bagian gudang mengeluarkan bahan baku yang diminta oleh
bagian produksi.
2. Bagian akuntansi akan mencatat pengurangan jumlah bahan
baku serta pembebanan pada biaya produksi.
d) Laporan
Hasil akhir dari sistem informasi akuntansi adalah laporan
keuangan dan laporan manajemen. Suatu laporan dihasilkan
untuk kepentingan para pengguna (user) yang berlainan,
semuanya tergantung dari laporan apa yang dibutuhkan para
pengguna tersebut. Maka diharapkan laporan tersebut dapat
memberikan gambaran yang memadai bagipihak yang
15
memerlukan dan bagi pihak yang menggunakan terutama di
dalam pengambilan sebuah keputusan.
16
Mulai
Laporan
Penerimaan
Barang
Kartu
Gudang N
Diterima dari
Bagian Penerimaan LPB
Memo
Kredit
Mengisi
harga pokok
barang pada
memo kredit
LPB
Memo
Kredit
Kartu
Persediaan 1
Bagian Gudang Bagian Kartu Persediaan Bagian Jurnal
Dari Bagian Penerimaan Via
bagian Piutang
Gambar 1. Bagan Alir dokumen sistem informasi akuntansi persediaan
Sumber : Barry E. Cushing (2011: 81)
Keteragan: -LPB (Laporan Penerimaan Barang)
1
LPB
Memo
Kredit
N
Kartu
Gudang Selesai
17
b. Tujuan dan Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
Sejalan dengan semakin banyaknya permasalahan yang dihadapi
oleh perusahaan akan mencapai tujuan utama perusahaan. Sistem
informasi harus dapat memenuhi fungsinya. Dalam memenuhi fungsinya
sistem informasi akuntansi harus mempunyai tujuan untuk memberikan
informasi berupa laporan kepada pihak manajemen yang berguna sebagai
dasar bagi perusahaan dalam mengambil keputusan.
Tujuan utama sistem informasi akuntansi menurut Hall (2016 : 8)
adalah sebagai berikut:
a. Untuk memberikan sistem informasi yang cepat.
b. Untuk memberikan informasi yang efisien.
c. Untuk memberikan informasi akuntansi yang dapat dipercaya
keandalannya.
d. Untuk memberikan informasi akuntansi yang berguna untuk
perencanaan,pengendalian dan pengambilan keputusan
manajemen.
Menurut La Midjan dan Susanto (2015 : 30) fungsi utama
sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut : Mendorong
seoptimal mungkin agar dapat menghasilkan berbagai informasi
akuntansi yang berkualitas yaitu informasi yang tepat waktu, relevan,
akurat (dapat dipercaya) dan lengkap yang secara keseluruhan
informasi akuntansi tersebut mengandung arti dan berguna”.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem
18
informasi akuntansi harus berguna, tepat waktu dan relevan untuk
pengambilannya keputusan, serta meningkatkan pelayanan dalam
memberikan informasi yang berguna bagi pihak manajemen dalam
rangka mencapai tujuan suatu perusahaan.
2. Sistem Informasi Akuntansi Persediaan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012) persediaan adalah
aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan perusahaan, dalam
proses (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi.
Persediaan bahan baku menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015)
adalah Persediaan adalah aktiva :
a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal ;
b. Dalam proses produksi atau dalam perjalanan ;
c. Dalam bentuk bahan baku atau perlengkapannya (supplier) untuk
digunakan dalam proses pemberian jasa”.
Sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku merupakan
salah satu cara untuk menyajikan suatu informasi mengenai persediaan
bahan baku kepada pihak manajemen di dalam suatu perusahaan dan
berperan penting dalam mencapai tujuannya (La Midjan dan Susanto,
2015).
Sistem dan prosedur yang bersangkutan dengan sistem akuntansi
persediaan menurut Mulyadi (2008:560) adalah :
Tipe persediaan yaitu persediaan produk jadi, prosedur yang
bersangkutan:
19
a. Prosedur Pencatatan Produk Jadi
Mencatat tambahan kuantitas produk jadi dalam kartu gudang.
b. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang
Dalam prosedur ini dokumen yang digunakan adalah bukti
permintaan dan pengeluaran barang. Bukti ini dipakai oleh
bagian gudang untuk mencatat pengurangan persediaan karena
pemakaian intern.
c. Sistem perhitungan fisik persediaan
Sistem perhitungan fisik persediaan umumnya digunakan oleh
perusahaan untuk menghitung secara fisik persediaan yang
disimpan digudang yang hasilnya digunakan untuk meminta
pertanggungjawaban bagian gudang mengenai pelaksanaan
fungsi penyimpanan, dan pertanggungjawabannya, serta untuk
melakukan penyesuaian terhadap catatan persediaan dibagian
kartu persediaan.
Fungsi yang terkait dalam sistem informasi akuntansi
persediaan menurut Mulyadi (2008:579) yaitu :
1. Panitia perhitungan fisik persediaan yang terdiri dari
pemegang kartu perhitungan fisik, penghitung dan pengecek.
2. Fungsi Akuntansi.
3. Fungsi Gudang
Menurut Mulyadi (2008:576) dikumen yang digunakan
untuk merekam, meringkas dan membukukan hasil perhitungan
20
fisik adalah daftar hasil perhitungan fisik yaitu dokumen yang
digunakan meringkas data yang telah direkam dan juga bukti
permintaan dan pengeluaranbarang.
Menurut Mulyadi (2008:560) dalam buku sistem akuntansi,
dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi
persediaan adalah sebagai berikut :
a) Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur
pencatatan produk jadi adalah prosuk selesai dan bukti
memorial. Produk selesai untuk mencatat tambahan kuantitas
produk jadi bahan kartu gudang. Bukti memorial digunakan
sebagai dokumen sumber dalam mencatat persediaan dan
sebagai dokumen dalam mencatat transaksi selesainya
produk jadi dalam jurnal umum.
b) Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur
pemcatatan harga pokok produk jadi yang dijual adalah surat
orderan pengiriman dan faktur penjualan.
c) Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur
permintaan dan pengeluaran barang gudang adalah bukti
permintaan dan pengeluaran barang gudang.
d) Dokumen yang digunakan untuk merekam, meringkas, dan
membukukan hasil perhitungan fisik persediaan adalah kartu
perhitungan fisik (inventory tag) yang digunakan untuk
merekam hasil perhitungan, untuk meringkas data dalam
21
hasil perhitungan fisik persediaan, dan bukti memorial untuk
membukukan adjusment rekening persediaan sebagai akibat
dari hasil perhitungan fisik ke dalam jurnal umum.
Catatan akuntansi yang biasa digunakan dalam sistem
perhitungan fisik persediaan menurut Mulyadi (2008:577)
adalah:
a) Kartu Persediaan, catatan akuntansi ini digunakan untuk
mencatat kuntitas dan harga pokok barang yang di simpan
di gudang.
b) Kartu Gudang, berfungsi sebagai identitas barang yang
disimpan, mencatat mutasi kuantitas yang ada di gudang.
c) Jurnal Umum, dalam sistem perhitungan fisik persediaan
jurnal umum digunakan untuk mencatat jurnal adjustment
rekening persediaan.