Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8
BAB II
LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Kurnia et al, (2015) yang membahas tentang
“ Audit Manajemen Bagian Sumber Daya Manusia Studi Kasus Pada PG Kebun
Agung” hasil penelitian ini menunjukkan bahwa audit manajemen pada PG Kebun
Agung dilakukan oleh auditor internal. Hasil analisis data pada tahun 2014
menunjukkan bahwa audit manajemen tingkat efisiensi, efektivitas dan
ekonomisasi SDM PG Kebun Agung belum sepenuhnya berhasil karena pihak
manajemen PG Kebun Agung perlu untuk memperhatikan rekomendasi auditor.
Penelitian oleh Ambarwati yang membahas tentang “Audit Manajemen
Fungsi Sumber Daya Manusia Pada PT. Landipo Niaga Raya Kendari “ hasil
penelitian menunjukkan bahwa kegiatan Sumber Daya Manusia yang dilaksanakan
oleh fungsi SDM (personalia) oleh PT Landipo Niaga Raya Kendari yang meliputi
rekrutmen dan seleksi, penilaian kinerja dan prestasi serta kompensasi tenaga kerja
yang dilaksanakan masih kurang efektif. Hal ini disebabkan karena masih lemahnya
sistem perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian manajemen pada fungsi sumber
daya manusia.
Penelitian oleh Mihardjo, ( 2015 ) yang membahas tentang “Pelaksanaan
Audit Manajemen Fungsi Sumber Daya Manusia Pada PT Sari Pawita Pratama”
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) Perencanaan SDM pada PT Sari
Parawita Pratama belum berjalan dengan baik, karena belum terdapat dokumentasi
perencanaan SDM yang jelas; 2) Rekrutmen SDM di PT Sari Parawita Pratama
9
belum berjalan dengan baik walaupun dalam proses rekrutmen kebijakan sudah
terdokumentasikan; 3) Proses seleksi di PT Sari Prawita Pratama belum berjalan
dengan baik; 4) Orientasi dan penemp atan SDM pada PT Sari Prawita Pratama
telah dilakukan dengan baik.
Penelitian oleh Septiani et al, (2015) yang membahas tentang “Penerapan
Audit Operasional Atas Manajemen Fungsi Sdm Untuk Menilai Kinerja Karyawan
Pada Pt.Pioneer Flour Mill Industries Sidoarjo” Berdasarkan hasil audit operasional
menunjukkan bahwa penilaian kinerja karyawan yang dilakukan oleh manajemen
fungsi SDM pada PT.Pioneer Flour Mill Industries cukup baik, namun terdapat
kekurangan dan kelemahan yang menjadikan penilaian tidak efisien dan tidak
efektif.
Penelitian dilakukan oleh Hijayati et al, (2014) yang membahas tentang
“Analisis Audit Operasional Dalam Upaya Meningkatkan Efisiensi, Efektivitas,
Dan Ekonomisasi Bagian Produksi (Studi pada PT. Semen Gresik (Persero)” Hasil
penelitian menunjukkan bahwa audit operasional di PT. Semen Gresik (Persero)
dilakukan oleh auditor internal, independen, dan pemerintah. Hasil analisis data
selama tahun 2011-2013 menunjukkan bahwa efisiensi paling baik dilakukan pada
tenaga kerja dan idle capacity. Efektivitas paling baik dilakukan pada tahun 2013,
dan ekonomisasi paling baik dilakukan pada tahun 2011.
10
B. Landasan Teori
1. Audit
Dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan bisnis, salah satu tantangan
yang harus dihadapi ialah bagaimana meningkatkan efektivitas, efisiensi, kinerja
karyawan dan produktivitas kerja perusahaan. Hal ini terjadi karena manjemen
perusahaan selalu menghadapi suasana kelangkaan dana, tenaga, sarana, dan
prasarana yang dapat digunakan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.
Pengalaman para usahawan dan manajer membuktikan bahwa tantangan itu dapat
dihadapi dengan menggunakan suatu instrument yang disebut audit.
Menurut Susilo (2002: 52) audit adalah kegiatan mengumpulkan informasi factual
dan signifikan melalui interaksi (pemeriksaan, pengukiran, dan penilaian serta
penarikan kesimpulan) secara sistematis, objektif dan terdokumentasi yang
berorientasi pada azas nilai manfaat.
Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi. Atestasi pengertian
umumnya merupakan suatu komunikasi dari seorang expert mengenai kesimpulan
tentang realibilitas dari pernyataan seseorang. Dalam pengertian yang lebih sempit,
atestasi merupakan; “komunikasi tertulias yang menjelaskan suatu kesimpulan
mengenai realibilitas dari asersi tertulis yang merupakan tanggung jawab dari pihak
lainnya”.(Agoes, Sukrisno. 2012:2 ).
Audit suatu proses sistematis, artinya audit merupakan suatu langkah atau prosedur
yang logis, berkerangka dan terorganisasi. Auditing dilakukan dengan suatu urutan
langkah yang direncanakan, terorganisasi dan bertujuan.untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif, artinya proses sistematik ditujukan untuk
11
memperoleh bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu atau badan
usaha serta untuk mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap bukti-
bukti tersebut. Audit bagi perusahaan merupakan hal yang cukup penting karena
memberikan pengaruh besar dalam kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Pada
awal perkembangannya auditing.
2. Jenis-Jenis Audit
Menurut Agoes (2012:11) jenis audit umumnya dibagi menjadi :
1. Manajemen Audit ( Operational Audit)
Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk
kebijakna akuntansi dan kebijakan opersional yang telah ditentuka oleh
manajemen, untuki mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah
dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.
2. Pemerikasaan Ketaatan ( Complience Audit )
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan sudah
mentaati peraturan-peraturan atau kebijakan yang berlaku, baik yang
ditetapkan pihak intern perusahaan ( menejmen dewan komisaris ) maupun
pihak eksternal ( Pemerintah, Bapepam, Bank Indonesia, Derektorat Jendral
Pajak, dan lain-lain).
3. Pemeriksaan Intern ( Internal Audit)
Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik
dalam laporan keuangan maupun catatan akuntansi perusahaan,maupun
ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan.
4. Komputer Audit
12
Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data
akuntansinya menggunakan Electronic Data Processing ( EDP ) system.
3. Audit Manajemen
Menurut Umar Husein (2001: 366) Audit Manjemen dapat didefinisikan
sebagai penilaian system manajemen perusahaan (auditee) untuk mngetahui apakah
istem tersebut beroperasi secara efektif, dan untuk memperkirakan resiko apa yang
mungkin timbul apabila system tersebut tidak beroperasi secara efisien. Dengan
demikian, untuk unit organisasional tertentu, seperti departemen penjualan,
penilaian atau pemeriksaan manajemen akan berfokus pada bagaimana sebaiknya
unit tersebut dikelola.
Menurut Bayangkara, IBK. (2015: 2) Audit manajemen adalah evaluasi
terhadap efisiensi dan efektifitas operasi perusahaan. Dalam konteks audit
manajemen, manajemen meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang harus
dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang memiliki wewenang yang
lebih tinggi. Audit manajemen dirancang secara sistematis untuk mengaudit
aktivitas, program-program yang diselenggarakan, atau sebagian dari entitas yang
bias diaudit untuk menilai dan melaporkan apakah sumber daya dan dana telah
digunakan secara efisien, serta apakah tujuan dari program dan aktivitas yang telah
direncanakan dapat tercapai dan tidak melanggar ketentuan aturan dan kebijakan
yang telah ditetapkan perusahaan dengan tujuan untuk mengidentifikasi kegiatan,
dan aktivitas yang masih memerlukan perbaikan, sehingga dengan rekomendasi
yang diberikan nantinya dapat dicapai perbaikan atas pengelolaan berbagai program
dan aktivitas pada perusahaan tersebut.
13
4. Tahap-Tahap Audit
Menurut Bayangkara (2015: 11) ada beberapa tahapan yang harus dilakukan
audit manjemen yang dikelompokkan menjadi lima yaitu :
1. Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang
terhadap objek yang akan diteliti. Disamping itu, pada audit ini juga
dilakukan penelaahan terhadap berbagai peraturan, ketentuan, dan
kebijakan berkaitan dengan aktivitas yang diaudit, serta menganalisis
berbagai informasi yang diperoleh untuk mengidentifikasi hal hal yang
potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang diaudit. Dari
informasi latar belakang ini, auditor dapat menentukan tujuan audit
semnetara (tentative audit objevtive). Dalam tahap audit ini auditor dapat
menetukan beberapa tujuan audit sementara.
2. Riview dan Pengujian Pengendalian Manajemen
Pada tahapan ini auditor melakukan riview dan pengujian terhadap
pengendalian manajemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai
efektivitas penegndalian manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan
perusahaan. Dari hasil pengujian ini, auditor dapat lebih memahami
pengendalian yang berlaku pada objek audit sehingga dengan lebih mudah
dapat diketahui potensi potensi terjadinya kelemahan pada bagian aktivitas
yang dilakukan. Jika dihubungkan dengan tujuan audit sementara yang telah
dibuat pada audit pendahuluan, hasil pengujian pengendalian manajmen ini
dapat mendukung tujuan audit sementara tersebut menjadi tujuan audit yang
14
sesungguhnya (definitive audit objective), atau mungkin ada beberapa
tujuan audit yang gugur, karena tidak cukup (sulit memperoleh) bukti bukti
untuk mendukung tujuan audit tersebut.
3. Audit Terinci
Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan
kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Pada tahap
ini juga dikukan pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara
satu temuan dengan temuan yang lain dalam menguji permasalahan yang
berkaitan dengan tujuan audit. Temuan yang cukup, relevan, dan kompeten
dalam tahap ini disajikan dalam suatu kertas kerja audit (KKA) untuk
mendukung kesimpulan audit yang dibuat dan rekomendasi yang diberikan.
4. Pelaporan
Tahapan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil audit termasuk
rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan.
Hal ini penting untuk meyakinkan pihak manajemen (objek audit) tentang
keabsahan hasil audit dan mendoirong pihak pihak yang berwenang untuk
melakukan perbaikan terhadap berbagai kelemahan yang ditemukan.
Laporan disajikan dalam bentuk komprehensif (menyajika temua-temuan
penting hasil audit untuk mendukung kesimpulan audit danb rekomendasi).
Rekomendasi harus disajikan dalam bahasa yang operasional dan mudah
dimengerti serta menarik untuk ditindaklanjuti.
5. Tindak Lanjut
15
Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan untuk
mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melaksankan tindak lanjut
(perbaikan) sesuai dengan rekomendasi yang diberikan. Auditor tidak
memiliki wewenang untuk mengharuskan menajemen melaksanakan tindak
lanjut sesuai denag rekomendasi yang diberikan. Oleh karena itu,
rekomendasi yang disajikan dalam laporan audit seharusnya sudah
merupakjan hasil diskusi dengan berbagai pihak yang berkepentingan
dengan tindakan perbaikan tersebut.
6. Ruang Lingkup dan Sasaran Audit
Ruang lingkup Audit Manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan
manajemen. Ruang lingkup ini dapat berupa seluruh kegiatan atau dapat juga hanya
mencakup bagian tertentu dari program/aktivitas yang dilakukan.
Ada tiga elemen pokok dalam sasaran audit :
1. Kriteria (criteria)
Kriteria merupakan standar (pedoman,norma) bagi setiap
individu/kelompok didalam perusahaan dalam melakukan aktivitasnya.
2. Penyebab (cause)
Penyebab merupakan tindakan (aktivitas) yang dilakukan oleh setiap
individu/kelompok didalam perusahaan. Penyebab dapat bersifat positif,
program/aktivitas berjalan dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang
lebih tinggi, atau sebaliknya bersifat negative, program/aktivitas berjalan
dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang lebih rendah dari standar yang
telah ditetapkan.
16
3. Akibat (effect)
Akibat merupakan perbandingan antara penyebab dengan kriteria yang
berhubungan dengan penyebab tersebut. Akibat negatif menunjukkan
program/aktivitas berjalan dengan tingkat pencapaian yang lebih rendah
dari kriteria yang ditetapkan. Sementara akibat positif menunjukkan bahwa
program atau aktivitas telah diselenggara secara baik dengan tingkat
pencapaian yang lebih tinggi dari kriteria yang telah ditetapkan.
(Bayangkara, IBK.2015: 5).
7. Pengertian Ekonomisasi, Efisiensi, dan Efektivitas
Menurut Bayangkara (2015: 14) yaitu:
Ekonomisasi
Ekonomisasi berhubungan dengan bagaimana perusahaan dalam mendapatkan
sumber daya yang akan digunakan dalam setiap aktivitas.
Ekonomisasi merupakan ukuran unput yang digunakan dalam berbagai program
yang dikelola. Artinya, jika perusahaan mampu memperoleh sumber daya yang
akan digunakan dalam operasi dengan pengorbanan yang paling kecil, ini berarti
perusahaan telah mampu memperoleh sumber daya tersebut dengan cara ekonomis.
Efisiensi
Efisiensi berhubungan dengan bagaimana perusahaan melakukan operasi, sehingga
tercapai optimalisasi penggunaan sumber daya yang dimiliki. Efisiensi
berhubungan dengan metode kerja (operasi).
17
Efektivitas
Merupakan ukuran dari ouput. Secara singkat pengertian efektivitas dapat dipahami
sebagai tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya.
8. Ruang Lingkup Audit Manajemen
Menurut Bayangkara (2015:19 ) Sesuai dengan tujuannya, Audit Manajemen
dilaksanakan untuk meningkatkan ekonomisasi, efisiensi pengelolaan sumber daya,
serta efektivitas pencapaian tujuan perusahaan.
a. Fungsi Manajerial
Pada fungsi manajerial, audit dilakukan terhadap perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.
b. Fungsi Bisnis
1. Audit Manajemen pada Fungsi Pemasaran
Audit manajemen pada fungsi ini bertujuan untuk menilai bagaimana
setiap program/aktivitas pemasaran yang dilakukan mencapai tujuannya
melalui pengelolaan sumber daya yang ekonomis dan efisien.
2. Audit Mnajemen pada Fungsi Sumber Daya Manusia
Audit manajemen pada fungsi ini bertjuan untuk menilai apakah
kebutuhan SDM suatu perusahaan sudah terpenuhi dengan cara hemat,
efisien, dan efektif. Ruang lingkup pada audit ini mencakup keseluruhan
dari proeses SDM yang meliputi :
1) Perencanaan tenaga kerja
2) Penerimaan (rekrutmren) karyawan,
3) Seleksi,
18
4) Orientasi dan penempatan
5) Pelatihan dan pengembangan
6) Penilaian kerja,
7) Pengembangan karier,
8) Sistem imbalan dan kompensasi,
9) Perlindungan karyawan,
10) Hubungan karyawan,
11) Pemutusan hubungan kerja (PHK).
3. Audit Manjemen pada Fungsi Informasi
Audit Manajemen pada fungsi sistem informasi menekankan pada
penilaian terhadap keandalan sistem informasi yang dimiliki perusahaan
untuk mengahsilkan berbagai informasi yang diperlukan secara akurat
dan tepat waktu.
4. Audit Manajemen pada Fungsi Sistem kepastian Kualitas
Audit sistem kepastian kualitas bertujuan untuk menilai apakah sistem
kepastian kualitas yang diterapkan perusahaan mampu memandu proses
operasi perusahaan untuk dapat mencapai kualitas produk sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
5. Audit Manajemen pada Fungsi Lingkungan
Tujuan utama audit manajemen pada fungsi lingkungan ini adalah
untuk menilai sejauh mana perusahaan telah melaksanakan tanggung
jawab lingkungannya.
6. Audit Manajemen pada Fungsi Perpajakan
19
Audit perpajakan (tax review) dapat membantu wajib pajak dengan
melakukan penilaian terhadap pengelolaan fungsi perpajakan untuk
menentukan setiap teransaksi yang mengandung unsur perpajakan.
9. Audit Sumber Daya Manusia
Menurut Susilo (2002: 63) menyatakan bahwa Audit SDM adalah
“pemeriksaan dan penilaian secara sistematis, objektif dan terdokumentasi terhadap
fungsi-fungsi organisasi yang terpengaruh oleh manajemen SDM dengan tujuan
memastikan dipenuhinya azas kesesuaian, efektivitas, dan efisiensi dalam
pengelolaan sumber daya manusia untuk mendukung tercapainyan sasaran-sasaran
fungsional maupun organisasi secara keseluruhan baik untuk jangka pendek, jangka
menengah, maupun jangka panjang”
Sedangkan menurut Siagian (2001: 68) Audit SDM sebagai “ Seluruh upaya
penelitian yang dilakukan terhadap aktivitas manajemen sumber daya manusia
untuk mencari, menemukan, dan mengevaluasi fakta tentang sejauh mana
manajemen berhasil memberikan dukungan kepada berbagai satuan kerja pelaksana
tugas pokok perusahaan”
Menurut Syahrum et al (2017) Audit sumber daya manusia merupakan
penilaian dan analisis yang komprehensif terhadap program-program SDM.
Walaupun secara khusus audit ini dilakukan pada departemen SDM, tetapi tidak
terbatas pada aktivitas yang terjadi pada departemen ini. Audit termasuk pada
fungsi manajemen SDM pada organisasi secara keseluruhan termasuk yang
dilaksanakan oleh manajer dan supervisor. Audit SDM menekankan penilaian
(evaluasi) terhadap berbagai aktivitas SDM yang terjadi pada perusahaan dalam
20
rangka memastikan apakah aktivitas tersebut telah berjalan secara ekonomis,
efisien, dan efektif dalam mencapai tujuannya dan memberikan rekomendasi
perbaikan atas berbagai kekurangan yang masih terjadi pada aktivitas SDM yang
diaudit untuk meningkatkan kinerja yang diaudit tersebut.
Audit Sumber Daya Manusia hanya dimaksudkan untuk mencari dan
menemukan kecurangan serta kesalahan, kemudian berkembang menjadi
pemeriksaan laporan keuangan untuk memberikan pendapat atas kebenaran
penyajian laporan keuangan perusahaan dan juga menjadi salah satu faktor dalam
pengambilan keputusan.(Hardjono & Dea H.b 2016 )
Audit SDM membantu perusahaan meningkatkan kinerja atas pengelolaan SDM
dengan cara:
1. Menyediakan umpan balik nilai kontribusi fungsi SDM terhadap strategi
bisnis dan tujuan perusahaan.
2. Menilai kualitas praktik, kebijakan, dan pengelolaan SDM.
3. Melaporkann keberadaan SDM saat ini dan langkah-langkah perbaikan
yang dibutuhkan.
4. Menilai biaya dan manfaat praktik-praktik SDM.
5. Menilai hubungan SDM dengan manajemen lini dan cara-cara
meningkatkannya.
6. Merancang panduan untuk menentukan standar kinerja SDM.
7. Mengidentifikasi area yang perlu diubah dan ditingkatkan dengan
rekomendasi khusus.
21
Audit Sumber Daya Manusia hanya dimaksudkan untuk mencari dan
menemukan kecurangan serta kesalahan, kemudian berkembang menjadi
pemeriksaan laporan keuangan untuk memberikan pendapat atas kebenaran
penyajian laporan keuangan perusahaan dan juga menjadi salah satu faktor dalam
pengambilan keputusan.(Hardjono & Dea H.b 2016 )
10. Sumber Daya Manusia
Menurut Harianjha ( 2002: 2) Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan
salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor
yang lain seperti modal. Oleh karena itu, SDM harus dikelola dengan baik untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi organisasi, sebagai salah satu fungsi dalam
perusahaan yang dikenal dengan manjemen sumber daya manusia (MSDM).
Mnajemen sumber daya manusia yang sering disebut juga manjemen personalia
oleh para penulis didefinisikan secara berbeda. Beberapa diantaranya dalah :
Human resource management (HRM) may be de fined as programs,
policies, and pratices for managing an organization’s work force.
Definisi lain mengatakan: Manajemen personalia adalah perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan, kegiatan-kegiatan pengadaan,
pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan
pelepasan sumber daya manusia agar tercapai tujuan organisasi dan masyarakat.
Sumber Daya Manusia adalah rancangan sistem-sistem formal dalam
sebuah organisasi untuk memastikan penggunaan bakat manusia secara efektif dan
efisien guna mencapai tujuan organisasi. Sumber daya manusia dinyatakan sebagai
strategi perancangan, pelaksanaan dan pemeliharaan untuk mengelola manusia
22
untuk kinerja usaha yang optimal termasuk kebijakan pengembangan dan proses
untuk mendukung strategi. Dari definisi SDM terdiri dari daya fikir dan daya fisik
setiap manusia. Tegasnya kemampuan setiap manusia ditentukan oleh daya fikir
dan daya fisiknya. SDM atau manusia menjadi unsur utama dalam setiap aktivitas
yang dilakukan. Peralatan yang handal atau canggih tanpa peran aktif SDM, tidak
berarti apa-apa. Daya pikir adalah kecerdasan yang dibawa sejak lahir (modal dasar)
sedangkan kecakapan diperoleh dari usaha (belajar dan pelatihan). Kecerdasan
tolak ukurnya Intelegence Quotient (IQ) dan Emotion Quality (EQ) (Hardjono &
Dea H.b 2016 ).
11. Manfaat Audit Sumber Daya Manusia
Menurut Agoes (2012: 63) tujuan dan manfaat audit manajemen yaitu :
a. Menilai kinerja dari manajemen dan berbagai fungsi dalam perusahaan.
b. Menilai berbagai sumber daya yang dimiliki dan digunakan perusahaan
secara efisien dan ekonomis.
c. Menilai efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan oleh top management.
d. Memberikan rekomendasi kepada top management untuk memperbaiki
kelemahan dalam rangka meningkatkan efisiensi, efektivitas dan
ekonomisasi dari kegiatan operasi perusahaan.
12. Penilaian Kinerja
Menurut Bayangkara (2015. 139) kinerja karyawan pada dasarnya adalah
menghubungkan kinerja karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dengan standar ( ukuran ) keberhsilan yang telah ditetapkan sebelumnya
23
untuk tugas dan tanggung jawab tersebut. Hasil penilaian kinerja karyawan dapat
mencerminkan sebagian dari kinerja perusahaan. Keghagalan produk yang
disebabkna oleh faktor internal maupun eksternal, sebagaian dapat mencerminkan
kinerja karyawan dibagian produksi, karena kegagalan produk salah satunya dapat
terjadi karena kurang cakapnya karyawan tersebut dalam melaksanakna tugas dan
tanggung jawabnya.
13. Kinerja Karyawan
Wibowo (2011:7) mengatakan bahwa. “kinerja berasal dari pengertian
performance. Ada pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil
kerja atau prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih
luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan
berlangsung.” Kinerja organisasi merupakan hasil kerja organisasi ataupun
gambaran mengenai apakah suatu organisasi telah dapat melaksanakan
kegiatan/kebijakan sesuai dengan visi dan misi yang telah dibuat oleh organisasi.
14. Penilaian Kinerja Karyawan
Penilaian kinerja karyawan adalah suatu proses pengukuran keaktifan
karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya atau tugasnya dengan tujuan
menghasilkan suatu susunan peringkat atau memberikan suatu gambaran mengenai
prestasi kerja seorangg karyawan. Tidak terdapat kesamaan antara perusahaann
yang satu dengan yang lain dalam menentukan unsur yang harus dinilai, tetapi pada
umumnya unsur-unsur yang perlu dinilai dalam proses penilaian kinerja adalah
kesetian, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerja sama, prakarsa,
kepemimpinan.( Darudiato, 2007 ).
24
15. Hubungan Antara Audit Sumber Daya dengan Kinerja
Menurut Susilo (2002: 28) “ Setelah perencanaan audit sumber daya
manusia dilanjutkan dengan pelaksanaan audit sumber daya manusia selanjutnya
adalah kegiatan pengukuran kinerja, yaitu proses-proses mengkuantifikasikan
secara akurat dan valid tingkat efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan yang telah
terealisasi dan membandingkannya dengan tingkat prestasi yang direncanakan”.
Menurut Siagian (2001: 31) menyatakan: “ Pelaksanaan audit sumber daya
manusia bermuara pada ketiga aspek kinerja manajerial yang dapat dan harus
dijadikan sasaran audit yaitu, pertama kemampuan sumber daya manusia
memainkan perannya; kedua, ketangguhan sumber daya manusia
menyelenggarakan berbagai aktivitasnya; ketiga, keterampilan manajer perusahaan
yang dihadapkan kepada berbagai tantangan, baik yang sifatnya internal maupun
eksternal”
Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa dengan
melaksanakan audit sumber daya manusia dalam suatu perusahaan, maka akan
memberikan feed back kepada perusahaan untuk kemudian digunakan dalam
mengukur tingkat kinerja masing masing SDM dan selanjutnya dicari solusi untuk
meningkatkan kinerja SDM tersebut.