27
7 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penjualan II.1.1 Definisi Penjualan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia sebagai berikut : Penjualan adalah Peningkatan jumlah aktiva atau penurunan jumlah kewajiban suatu badan usaha yang timbul dari penyerahan barang dagang/jasa atau aktivitas lainnya didalam suatu periode. Menurut Leny Sulistiyowati (2010:270) penjualan adalah : “Pendapatan yang berasal dari penjualan produk perusahaan, disajikan setelah dikurangi potongan penjualan dan retur penjualan.” Menurut Arief Sugiono, Yanuar Nanok Soenarno dan Synthia Madya Kusumawati (2010:133) : “ Penjualan bersih merupakan selisih antara penjualan baik yang dilakukan secara tunai maupun kredit dengan retur penjualan dan potongan penjualan.”

BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penjualan II.1.1 Definisi Penjualan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00565-AK Bab2001.pdf · Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penjualan II.1.1 Definisi Penjualan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00565-AK Bab2001.pdf · Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan

7

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Penjualan

II.1.1 Definisi Penjualan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia sebagai berikut :

Penjualan adalah Peningkatan jumlah aktiva atau penurunan jumlah kewajiban

suatu badan usaha yang timbul dari penyerahan barang dagang/jasa atau aktivitas

lainnya didalam suatu periode.

Menurut Leny Sulistiyowati (2010:270) penjualan adalah :

“Pendapatan yang berasal dari penjualan produk perusahaan, disajikan setelah

dikurangi potongan penjualan dan retur penjualan.”

Menurut Arief Sugiono, Yanuar Nanok Soenarno dan Synthia Madya

Kusumawati (2010:133) :

“ Penjualan bersih merupakan selisih antara penjualan baik yang dilakukan secara

tunai maupun kredit dengan retur penjualan dan potongan penjualan.”

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penjualan II.1.1 Definisi Penjualan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00565-AK Bab2001.pdf · Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan

8

Penjualan dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1. Penjualan kredit, yaitu penjualan yang pembayaran dilakukan di kemudian hari

dalam jangka waktu yang telah ditetapkan setelah barang diterima oleh customer.

Penjualan kredit inilah yang menimbulkan piutang dagang, sehingga penjualan

tidak dapat dipisahkan dari timbulnya piutang usaha.

2. Penjualan tunai, yaitu penjualan yang pembayarannya dilakukan secara langsung

saat terjadinya transaksi.

II.2 Piutang

II.2.1 Definisi Piutang

Dalam perusahaan penjualan tidak selalu mendapatkan uang kas dari hasil

penjualan, karena ada saatnya perusahaan juga melakukan penjualan secara kredit. Dari

penjualan kredit inilah kemudian akan menimbulkan piutang usaha.

Menurut Wibowo dan Abu Bakar dalam buku Pengantar Akuntansi I (2008:132),

pengertian piutang adalah :

Piutang (Receivable) pengertian klaim terhadap sejumlah uang yang diharapkan

diperoleh pada masa yang akan datang.

Menurut PSAK no.9 :

Piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena penjualan produk atau

penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang usaha dan

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penjualan II.1.1 Definisi Penjualan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00565-AK Bab2001.pdf · Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan

9

lain-lain yang diharapkan tertagih dalam satu atau siklus usaha normal diklasifikasikan

sebagai aktiva lancar.

II.2.2 Klasifikasi Piutang

Menurut Warren (2008:43), pada umumnya piutang diklasifikasikan menjadi :

1. Piutang dagang

Piutang dagang adalah jumlah piutang dari pelanggan yang terjadi karena

penjualan barang atau jasa. Umumnya piutang dagang memiliki jangka waktu

sekitar 30-60 hari untuk pelunasan. Dokumen penjualan piutang dagang biasanya

seperti : faktur penjualan,invoice dan delivery order.

2. Piutang wesel

Piutang wesel merupakan surat pernyataan berhutang atau pelunasan secara

tertulis. Wesel tagih diklaim sebagai instrument formal terjadinya kredit sebagai

bukti adanya hutang debitur kepada perusahaan. Wesel tagih memiliki jangka

waktu sekitar 60-90 hari untuk pelunasan. Piutang wesel timbul karena adanya

penjualan,pembelian dan transaksi lainnya.

3. Piutang lainnya

Piutang lainnya bukan berasal dari perdagangan seperti : piutang bunga, piutang

karyawan dan piutang deviden. Biasanya piutang seperti ini belum tentu

memiliki tanggal jatuh tempo yang telah ditetapkan.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penjualan II.1.1 Definisi Penjualan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00565-AK Bab2001.pdf · Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan

10

Cara lain untuk mengklasifikasikan piutang dengan cara menghubungkan dengan

tanggal jatuh tempo. Piutang yang ditanggal jatuh temponya kurang dari satu tahun

disebut sebagai piutang lancar, sedangkan piutang yang tanggal jatuh temponya diatas

satu tahun disebut piutang tidak lancar. Piutang diharapkan tertagih menjadi kas dalam

satu tahun, sedangkan yang tidak tertagih hendaknya dicantumkan dibawah aktiva

lancar.

II.2.3 Penilaian Piutang

Apabila piutang dagang telah dicacat dalam pembukuan, yang harus dilakukan

selanjutnya adalah melaporkan piutang usaha dalam neraca. Menurut prinsip akuntansi

Indonesia, piutang dagang dinilai dan dilaporkan sebesar nilai kas yang bisa direalisasi

yaitu nilai kas bersih yang diharapkan akan diperoleh pada masa yang akan datang.

Penjualan kredit disamping mendatang keuntungan, juga bisa membawa kerugian bagi

perusahaan. Penjualan secara kredit akan menguntungkan perusahaan karena lebih

menarik bagi calon pembelian sehingga volume penjualan meningkat yang berarti

menaikkan pendapatan perusahaan. Apabila pihak debitur tidak mampu melaksanakan

kewajibannya maka dari pihak penjualan secara kredit seringkali mendatangkan

kerugian. Kerugian semacam itu dalam dunia usaha dianggap sebagai hal yang normal

dan merupakan resiko yang selayaknya ditanggung oleh perusahaan yang melakukan

penjualan kredit. Kerugian piutang yang terlalu rendah memberi petunjuk bahwa

kebijakan kredit perusahaan terlalu ketat, sebaiknya kerugian piutang yang terlalu tinggi

dapat diartikan bahwa kebijakan kredit perusahaan terlalu longgar. Dua metode

penghapusan piutang yaitu :

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penjualan II.1.1 Definisi Penjualan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00565-AK Bab2001.pdf · Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan

11

1. Metode Penghapusan Langsung

Jumlah piutang merupakan bagian yang relatif kecil dari total aktivitas lancar.

Dalam hal demikian lebih baik menangguhkan pengakuan atas ketidaktertagihan

sampai periode yang jumlah tersebut dianggap tidak berharga dan benar-benar

dihapuskan sebagai beban.

2. Metode penyisihan

Nilai yang dapat direalisasi merupakan nilai piutang dikurangi dengan estimasi

penyisihan piutang tak tertagih. Terdapat dua pendekatan melalui estimasi

penyisihan piutang tak tertagih :

a. Pendekatan Laba Rugi

Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan cara mengalikan

persentase tertentu dengan penjualan kredit tahun berjalan.

Penyisihan piutang tak tertagih = % x penjualan kredit.

b. Pendekatan Neraca

Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung berdasarkan saldo piutang

dan berdasarkan analisis piutang.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penjualan II.1.1 Definisi Penjualan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00565-AK Bab2001.pdf · Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan

12

II.3 Internal Audit

II.3.1 Pengertian Internal Audit

Menurut Lawrence B.Sawyer (2005:6) mengemukakan definisi internal audit

yaitu :

Internal auditing is a systematic,objective appraisal by internal auditor of the diverse

operating and controls within organization to determine whether (1) financial and

operating information is accurate and reliable, (2)external regulation and acceptable

internal polices and procedures are followed, (3) resources are used efficienly and

economically.

Secara umum audit internal adalah istilah secara keseluruhan yang mencakup

segala bentuk kegiatan penilaian kembali yang dilakukan oleh auditor untuk didalam

organisasi, definisi ini mencakup kesempatan maupun tanggungjawab yang dapat

memperluas wawasan auditor.

II.3.2 Fungsi Internal Audit

Audit internal berfungsi sebagai pemeriksaan dan penilaian struktur

pengendalian dan efisiensi dari unit kerja dan usaha perusahaan. Temuan auditor

dilaporkan kepada dewan direksi atau manajemen. Auditor internal bertugas untuk

menentukan apalah tiap unit kerja telah memiliki pengertian yang jelas mengenai tugas

yang dibebankan dan memiliki kerjasama antara unit kerja serta melaksanakan fungsi

tujuan secara efektif dan efisien.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penjualan II.1.1 Definisi Penjualan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00565-AK Bab2001.pdf · Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan

13

II.4 Pemeriksaan Secara Umum

II.4.1 Definisi Audit

Menurut Arens, Randal & Beasly (2008:4) mendefinisikan auditing sebagai

berikut :

Auditing is the accumulating and evaluation of evidence about information to

determine and report on the degree of correspondence between the information and

established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person.

Definisi tersebut diatas memiliki kata kunci, yaitu : information and established

criteria; accumulated and evaluating evidence; competent and independent personand

reporting.”

a. Information and established criteria(informasi yang dapat diukur dan kriteria

yang telah ditetapkan)

Bahwa dalam melaksanakan suatu pemeriksaan diperlukan adanya informasi

yang dapat diukur untuk dievaluasi dan diperlukan juga criteria yang digunakan

untuk mengevaluasi informasi tersebut.

b. Accumulated and evaluating evidence (bukti yang dikumpulkan dan dievaluasi)

Pemeriksaan memerlukan adanya suatu bukti yang dikumpulkan dan dievaluasi.

Bukti adalah semua informasi yang dapat digunakan oleh pemeriksa untuk

menentukan apakah informasi terukur yang diperiksa sesuai dengan kriteria yang

telah di tetapkan.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penjualan II.1.1 Definisi Penjualan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00565-AK Bab2001.pdf · Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan

14

c. Competene and independent person (kompetensi dan pemeriksa yang

independent)

Pemeriksa harus memiliki keahlian dan pengalaman teknis dalam bidang

pemeriksaan, memahami kriteria yang digunakan dalam pemeriksaan,

mengetahui jumlah bukti yang harus dikumpulkan untuk mendukung kesimpulan

hasil pemeriksaan.

d. Reporting (pelaporan)

Tahap akhir dari pemeriksaan adalah pelaporan hasil pemeriksaan. Pelaporan

hasil pemeriksaan dimaksudkan untuk mengkomunikasikan masalah-masalah

yang ditemui pemeriksaselama pemeriksaan, kesimpulan pemeriksa atas

masalah-masalah tersebut serta rekomendasi yang disarankan.

II.4.2 Jenis-jenis Audit

Secara umum ada tiga jenis audit, yaitu audit operasional, audit ketaatan dan

audit atas laporan keuangan.

a. Audit Operasional

Penelaahan atas bagian manapun dari prosedur dan metode operasional suatu

organisasi untuk menilai efisiensi dan efektifitas. Pada saat audit operasional

selesai auditor akan memberikan saran kepada manajemen untuk memperbaiki

jalannya operasi perusahaan.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penjualan II.1.1 Definisi Penjualan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00565-AK Bab2001.pdf · Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan

15

b. Audit Ketaatan

Bertujuan mempertimbangkan apakah audit telah mengikuti prosedur atau aturan

tertentu yang telah ditetapkan pihakyang memiliki otoritas lebih tinggi.

c. Audit atas Laporan Keuangan

Menentukan apakah laporan keuangansecara keseluruhan yang merupakan

informasi terukur yang akan diverifikasi telah disajikan sesuai dengan kriteria-

kriteria. Sering kali audit laporan keuangan yang disusun berdasarkan basis kas

atau basis akuntansi lainnya yang sesusai dengan kebutuhan organisasi yang

bersangkutan.

II.5. Pengendalian Intern

II.5.1 Definisi sistem pengendalian intern

Pengendalian intern atau sering juga disebut dengan internal control banyak

sekali definisi yang dapat ditinjau dari berbagai segi dan berbagai ahli, antaranya :

Menurut Committee of Sponsoring Organization of The Treadway Commission

(COSO), William C.Boynton, Raymond N.Jhonson dan Walter G.Kell (2006:373)

mendefinisikan :

Sistem pengendalian internal merupakan suatu proses yang melibatkan dewan

komisaris,manajemen dan personal lain, yang dirancang untuk memberikan keyakinan

tentang pencapaian tiga tujuan berikut ini :

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penjualan II.1.1 Definisi Penjualan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00565-AK Bab2001.pdf · Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan

16

1. Efektivitas dan efisiensi operasi

Pengendalian dalam suatu organisasi adalah alat untuk mencegah kegiatan dan

pemborosan dan untuk mengurangi penggunaan sumber daya yang tidak efektif

dan efisien. Bagian terpenting dari efektifitas dan efisiensi adalah penggunaan

aktiva dan catatan aktiva fisik perusahaan yang dapat dicuri,disalahgunakan, atau

dirusak bila tidak dilindungi oleh pengendalian yang memadai.

2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

Banyak sekali hukum dan peraturan yang harus diikuti oleh perusahaan,

beberapa diantaranya tidak langsung berkaitan dengan akuntansi, misalnya : UU

lingkungan hidup sedangkan peraturan lain yang sangat berkaitan dengan

akuntansi UU perpajakan.

3. Keandalan pelaporan keuangan

Manajemen bertanggung jawab menyiapkan laporan keuangan bagi

investor,kreditor dan pengguna lain. Manajemen mempunyai kewajiban hukum

untuk menjamin bahwa informasi telap disiapkan sesuai dengan standar

pelaporan, yaitu prinsip akuntansi berlaku umum.

Menurut Mulyadi (2001:163) mendefinisikan pengendalian intern adalah sebagai

berikut :

Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ujuran yang

dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penjualan II.1.1 Definisi Penjualan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00565-AK Bab2001.pdf · Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan

17

keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong di patuhinya

kebijakan manajemen.

Menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) seperti

diterjemahkan oleh Zaki Baridwan, (2002:13) mendefinisikan pengendalian intern dalam

arti sebagai berikut :

Pengendalian intern meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat

yang dikoordinasikan dan digunakan didalam perusahaan dengan tujuan untuk

menjaga keamanan harta milik perusahaan memeriksa ketelitian dan kebenaran

data akuntansi, memajukan efisiensi didalam usaha, dan membantu mendorong

dipatuhinya kebijakan-kebijakan manajemen yang telah ditetapkan lebih dulu.

Menurut kamus besar Akuntansi yang dikutip oleh Ardiyos (2007:285)

menyatakan :

Sistem pengendalian intern adalah suatu sistem yang dirancangkan guna

membantu pimpinan perusahaan dengan mencegah kemungkinan terjadinya

penyelewengan, mengurangi tingkat kesalahan dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan

yang telah ditetapkan. Dengan demikian internal control sistem garis besarnya dirancang

untuk meningkatkan efisiensi mencegah dan mengungkapkan penyelewengan serta

mengawasi pengelewengan terhadap kebijaksanaan pimpinan.

II.5.2 Komponen Pengendalian Intern

Menurut Committee of Sponsoring Organization of The Treadway Commission

(COSO), William C.Boynton, Raymond N.Johnson dan Walter G.Kell (2006:373)

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penjualan II.1.1 Definisi Penjualan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00565-AK Bab2001.pdf · Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan

18

mendefinisikan struktur pengendalian intern terdiri dari lima kategori dasar kebjikan dan

prosedur yang dirancang dan digunakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan

memadai bahwa tujuan pengendalian dapat dipenuhi,kelima kategori tersebut adalah :

1. Lingkungan pengendalian

Lingkungan pengendalian terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang

mencerminkan sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur, dan komisaris

serta pemilik suatu satu terhadap pengendalian dan pentingnya terhadap suatu

usaha tersebut. Untuk tujuan pemahaman dan penetapan lingkungan

pengendalian, berikut ini adalah sub elemen terpenting yang harus

dipertimbangkan oleh auditor :

a. Integritas dan nilai-nilai etika

Integritas dan nilai-nilai adalah produk dari standar etika dan prilaku entitas

dan bagaimana standar tersebut dikomunikasikan dan dijalankan dalam

praktek.

b. Struktur organisasi

Dengan memahami struktur organisasi klien, auditor dapat mempelajari

manajemen dan elemen fungsional usaha dan menaksir bagaimana kebijakan

dan prosedur yang berhubungan dengan pengendalian dilaksanakan.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penjualan II.1.1 Definisi Penjualan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00565-AK Bab2001.pdf · Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan

19

c. Komitmen terhadap kompetensi

Komitmen terhadap kompetensi meliputi pertimbangan manajemen terhadap

tingkat kompetensi dari pekerjaan tertentu dan bagaimana tingkatan tersebut

berubah menjadi keterampilan dan pengetahuan yang disyaratkan.

d. Dewan komisaris

Komite audit biasanya dibebani tanggung jawab mengawasi proses pelaporan

keuangan, mencakup struktur pengendalian intern dan ketaan kepada undang-

undang dan peraturan.

e. Falsafah manajemen dan gaya operasi

Manajemen, melalui aktifitasnya memberikan tanda yang jelas kepada

pegawai tentang pentingnya pengendalian, sebagai contoh, apakah

manajemen bersifat pengambil resiko atau penghindar resiko.

f. Kebijakan dan prosedur kepegawaian

Karena pentingnya pegawai yang kompeten dan dapat dipercaya dalam

menyediakan pengendalian yang efektif, metode bagaimana mereka direkrut,

dan digaji merupakan bagian yang penting dari struktur pengendalian intern.

2. Penetapan resiko oleh manajemen

Penetapan resiko untuk pelaporan keuangan adalah identifikasi dan analisis oleh

manajemen atas resiko-resiko yang relevan terhadap penyiapan laporan

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penjualan II.1.1 Definisi Penjualan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00565-AK Bab2001.pdf · Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan

20

keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntasnsi yang berlaku. Auditor

menetapkan risiko untuk memutuskan bahan bukti yang dibutuhkan dalam audit.

3. Prosedur pengendalian

Aktifitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur, selain dari empat

komponen yang lain, yang dibuat manajemen untuk memenuhi tujuannya.

Banyak sekali kebijakan dan prosedur dalam suatu satuan usaha.

4. Informasi dan Komunikasi

Kegunaan system akuntansi pada suatu satuan usaha adalah untuk

mengindentifikasikan, menggabungkan, mengklasifikasikan, menganalisa,

mencatat dan melaporkan transaksi satuan usaha tersebut.

5. Pemantauan

Aktivitas pemantauan berkaitan dengan penilaian efektifitas rancangan dan

operasi struktur pengendalian intern secara periodik dan terus menerus oleh

manajemen untuk melihat apakah telah dilaksanakan dengan semestinya dan

telah diperbaiki sesuai dengan keadaan. Informasi untuk penilaian dan perbaikan

dapat berasal dari berbagai sumber meliputi studi atas struktur pengendalian

intern yang ada, laporan dari bank sentral, umpan balik dari pegawai, dan

keluhan dari pelanggan atas tagihan yang datang.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penjualan II.1.1 Definisi Penjualan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00565-AK Bab2001.pdf · Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan

21

II.5.3 Tujuan Pengendalian Intern

Sistem pengendalian intern yang dijalankan perusahan harus ditunjukan oleh

sistem akuntansi yang baik agar sistem pengendalian intern dapat mencapai sasaran yang

menurut mulyadi (2001:163) antara lain :

1. Menjaga kekayaan organisasi

2. Mengecek keandalan data akuntansi

3. Mendorong efisiensi

4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Menurut James A. Hall (2007:181), tujuan sistem pengendalian internal , yaitu :

1. Menjaga aktiva perusahaan

2. Memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi

3. Mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan

4. Mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang telah ditetapkan

oleh manajemen

Penerapan tujuan diatas dilakukan melalui prosedur penanganan transaksi-

transaksi kegiatan perusahaan, sebagai berikut :

a. Otorisasi, apakah transaksi telah diotorisasi oleh pemimpin, ini dapat

diwujudkan dengan suatu cara umum dengan menetapkan kebijaksanaan

yang ada hubungannya, menetapkan batas-batas investasi, daftar harga

standar dan lain-lain.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penjualan II.1.1 Definisi Penjualan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00565-AK Bab2001.pdf · Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan

22

b. Pencatatan, transaksi harus dicatat dalam perkiraan yang semestinya pada

waktu yang tepat disertai uraian yang wajar.

c. Rekonsiliasi, rekonsiliasi secara periodik antara harga fisik dengan catatan

atau perkiraan buku besar harus dilakukan.

d. Perlindungan, harga fisik berwujud tidak boleh berada dibawah pengawasan

atau penjagaan dari mereka yang bertanggung jawab untuk fungsi

pembukuan yang berhubungan dengan itu.

II.5.4 Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern

Unsur pengendalian intern adalah penting bahwa sistem mempunyai beberapa

unsur atau sifat-sifat tertentu, yang meningkatkan kemungkinan dapat dipercayainya

data-data akuntansi serta tindakan pengamanan terhadap aktiva dan cacatan perusahaan.

Menurut Mulyadi (2001:164) unsur pokok sistem pengendalian intern adalah

sebagai berikut :

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.

2. Pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan,

hutang, sistem wewenang dan prosedur pendapatan dan biaya.

3. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.

4. Karyawan yang mutunya sesusai dengan tanggung jawabnya.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penjualan II.1.1 Definisi Penjualan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00565-AK Bab2001.pdf · Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan

23

Menurut Marshal B.Romney dan Paul John Steinbart (2011:195) pengendalian

intern melaksanakan tiga fungsi penting, yaitu :

1. Preventive controls

Pegendalian ini bermaksud untuk mencegah timbulnya suatu masalah sebelum

mereka muncul. Cara-cara yang dapat digunakan dalam hal ini adalah dengan

memperkerjakan personil akuntansi yang berkualitas tinggi, pemisahan tugas

pegawai yang memadai, secara efektif mengendalikan akses fisik atas asset,

fasilitas dan informasi merupakan pengendalian pencegahan yang efektif, oleh

kerena tidak semua masalah dapat dipecahkan.

2. Detective controls

Pengendalian untuk pemeriksaan ini dibutuhkan untuk mengungkapkan masalah

begitu muncul, contoh pemeriksaan atas perhitungan.

3. Corrective controls

Pengendalian korektif ini dimaksudkan untuk mencegah masalah yang

ditemukan oleh pengendalian untuk pemeriksaan. Contoh, pemeliharaan copy

cadangan atas transaksi dan file utama.

II.5.5 Keterbatasan Pengendalian Intern

Keterbatasan bawaan yang melekat pada pegendalian intern yang dikemukakan

oleh Mulyadi (2001:183) adalah sebagai berikut :

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penjualan II.1.1 Definisi Penjualan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00565-AK Bab2001.pdf · Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan

24

1. Kesalahan dalam pertimbangan

Manajemen seringkali salah dalam mempertimbangkan keputusan bisnis yang

diambil dan tugas rutin karena tidak memadai informasi dan tekanan lain.

2. Kolusi

Kolusi merupakan tindakan bersama beberapa individu untuk tujuan kejahatan

dan dapat mengakibatkan kebobolan pengendalian intern yang dibangun untuk

melindungi kekayaan perusahan dan tidak terungkap ketidak beresan oleh sistem

pengendalian intern yang sudah dirancang.

3. Biaya lawan manfaat

Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan sistem pengendalian intern tidak

boleh melebihi manfaat yang akan diharapkan dari pengendalian intern tersebut,

karena pengukuran secara tepat baik biaya maupun manfaat biasanya tidak

mungkin dilakukan, manajemen harus memperkirakan dan mempertimbangkan

dalam mengevaluasi biaya dan manfaat suatu pengendalian intern.

4. Gangguan

Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan dapat terjadi karena

kelalaian, tidak adanya perhatian atau kelelahan. Perubahan yang bersifat

sementara atau permanent dalam proposal atau dalam sistem dan prosedur juga

dapat mengakibatkan gangguan.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penjualan II.1.1 Definisi Penjualan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00565-AK Bab2001.pdf · Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan

25

5. Pengabaian oleh manajemen

Manajemen dapat mengakibatkan kebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan

untuk tujuan yang tidak sah, seperti keuntungan pribadi manajer, penyajian

kondisi keuangan yang berlebihan atau kepatuhan semua.

Beberapa saran untuk mencegah terjadinya kecurangan dari Sukrisno Agoes

(2004:229)

1. Tingkatan pengendalian intern yang terdapat pada perusahaan.

2. Lakukan seleksi pegawai secara ketat gunakan psikologi dan hindari katebelece

dalam penerimaan pegawai.

3. Tingkat keandalan intern audit department, antar lain :

a. Memberikan balas jasa yang menarik.

b. Memberikan perhatian yang cukup besar terhadap laporan mereka

c. Mengharuskan internal auditor melaksanakan continuing professional

education.

4. Berikan imbalan yang memadai untuk para pegawai.

5. Lakukan rotasi jabatan dan wajibkan para pegawai untuk mempergunakan cuti

mereka.

6. Lakukan pembinaan rohani.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penjualan II.1.1 Definisi Penjualan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00565-AK Bab2001.pdf · Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan

26

7. Berikan sanksi yang tegas kepada mereka yang melakukan kecurangan dan

berikan penghargaan kepada mereka yang berprestasi.

8. Tumbuhkan iklim keterbukaan dalam perusahaan.

9. Manajemen harus memberikan contoh bertindak jujur, adil, dan bersih.

10. Buat kebijakan tertulis mengenai fair deadling.

II.5.6 Internal Control Audit

Menurut Robert R, Moeller (2008) langkah-langkah penting dalam audit

pengendalian intern,yaitu :

1. Merencanakan audit

2. Mengevaluasi proses penilaian manajemen

3. Mendapatkan pemahaman tentang pengendalian internal

4. Menguji dan mengevaluasi efektivitas Desain

5. Menguji dan mengevaluasi efektivitas operasi

6. Mengevaluasi kecukupan pengujian

7. Merumuskan pendapat atas pengendalian internal atas pelaporan keuangan

8. Mengeluarkan laporan pengendalian internal

9. Komunikasi temuan kepada komite audit dan manajemen

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penjualan II.1.1 Definisi Penjualan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00565-AK Bab2001.pdf · Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan

27

II.6 Sistem Pengendalian Intern Penjualan, Piutang Usaha,Penerimaan Kas

II.6.1 Pengendalian Intern Piutang Usaha

Piutang dagang adalah jumlah piutang dari pelanggan yang terjadi karena

penjualan barang atau jasa. Piutang dagang merupakan unsur penting dalam neraca

terlebih-lebih untuk jenis perusahaan dagang. Piutang muncul sebagai konsekuensi dari

penjualan kredit. Dari transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah

dipenuhi dengan pengiriman barang atau jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan

memiliki piutang kepada pelanggannya. Penjualan kredit ini ditangani oleh perusahaan

melalui sistem penjualan kredit. Fungsi pengendalian yang utama dalam pengelolaan

pesanan penjualan, pembuatan faktur dan sistem piutang adalah untuk meyakinkan

bahwa semua penjualan barang dicatat secara tepat, untuk mencegah kerugian

persediaan barang dan membuat penagihan piutang.

Unsur pengendalian intern yang diterapkan dalam sistem penjualan kredit

menurut Mulyadi (2001:221) terdiri dari organisasi,sistem otorisasi dan prosedur

pencatatan dan praktek yang sehat, penjelasan sebagai berikut :

1. Organisasi

a. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit

b. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit.

c. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penjualan II.1.1 Definisi Penjualan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00565-AK Bab2001.pdf · Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan

28

d. Transaksi penjualan kredit harus dilaksankan oleh fungsi penjualan fungsi

kredit, fungsi pengiriman, fungsi penagihan, dan fungsi akuntansi. Tidak ada

transaksi penjualan kredit yang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh satu

fungsi tersebut

2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan. :

a. Penerimaan order dari pembeli harus diotorisasi oleh fungsi penjualan

dengan menggunakan formulir surat order pengiriman.

b. Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan

membubuhkan tanda tangan pada credit copy (tembusan surat order

pengiriman).

c. Pengiriman barang pada pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman

dengan cara menandatangani dan membubuhkan cap “sudah dikirim” pada

copy order surat pengiriman.

d. Terjadi piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan

tanda tangan pada faktur penjualan.

e. Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang dan

potongan penjualan berada ditangan direktur pemasaran dengan penerbitan

surat keputusan mengenai hal tersebut.

f. Pencatatan kedalam kartu piutang dan keadaan jurnal penjualan, jurnal

penerimaan kas, dan jurnal umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan

cara memberikan tanda tangan pada dokumen sumber.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penjualan II.1.1 Definisi Penjualan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00565-AK Bab2001.pdf · Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan

29

g. Pencatatatn terjadi piutang didasarkan pada faktur penjualan yang didukung

dengan surat order pengiriman.

3. Praktek yang sehat

a. Surat order pengiriman bernomor surat tercetak dan pemakaiannya

dipertanggung jawabkan oleh fungsi penjualan.

b. Faktor penjualan bernomor unit tercetak dan dipertanggung jawabkan oleh

fungsi penagihan.

c. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang kepada setiap

debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan oleh

fungsi tersebut.

d. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening control

piutang dalam buku besar.

II.6.2 Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, kas merupakan aktiva lancar yang

paling liquid diantara aktiva lainnya. Karena itu diperlukan adanya pengendalian intern

yang cukup dan memadai bagi penerimaan kas untuk mencegah atau menekan

seminimal mungkin bentuk penyelewengan yang terjadi.

Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai banyak jenis transaksi penerimaan

kas yang rutin, misalnya penerimaan pembayaran dari piutang. Selain itu ada pula

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penjualan II.1.1 Definisi Penjualan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00565-AK Bab2001.pdf · Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan

30

dijumpai penerimaan yang tidak rutin, misalnya : penerimaan dari penjualan aktiva

tetap.

Pada umumnya perusahaan dagang dan industri pada umunya penerimaan utama

kasnya berasal dari penjualan-penjualan produknya sedangkan pada perusahaan jasa

penerimaan kas utamanya berasal dari jasa yang dikeluarkan.

Unsur pengendalian internal dalam sistem penerimaan kas dari piutang, menurut

Mulyadi terdiri dari organisasi, sistem otorisasi. Dan prosedur pencatatan dan praktek

yang sehat, dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Organisasi

a. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penagihan dan fungsi penerimaan

kas.

b. Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.

2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan :

a. Debitur diminta untuk melakukan pembayaran dalam bentuk cek atas nama

atau dengan cara pemindah bukuan.

b. Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar piutang yang

harus ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.

c. Pengkreditan rekening pembantu piutang oleh fungsi akuntansi harus

didasarkan pada surat pemberitahuan yang berasal dari debitur.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penjualan II.1.1 Definisi Penjualan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00565-AK Bab2001.pdf · Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan

31

3. Praktek yang sehat

a. Hasil perhitungan kas harus direkam dalam berita acara penghitungan kas

dan disetor penuh ke bank dengan segera.

b. Para penagih dan kasir harus diasuransikan.

c. Kas dalamperjalanan (baik yang ada ditangan bagian kas maupun di tangan

penagih perusahaan) harus diasuransikan.

II.6.3 Pengendalian Intern Penjualan

Penjualan adalah aktivitas yan sangat berpengaruh di dalam suatu perusahaan,

karena dari penjualan akan diperoleh pendapatan yang akan memungkinkan

mendapatkan laba guna membiayai kelangsungan hidup perusahaan.

Unsur Pengendalian intern diterapkan dalam sistem penjualan kredit menurut

Mulyadi (2001:221) terdiri dari organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, dan

praktek yang sehat dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Organisasi

a. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit.

b. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi kredit.

c. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas.

d. Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan,fungsi

kredit, fungsi pengiriman, fungsi penagihan, dan fungsi akuntansi. Tidak ada

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penjualan II.1.1 Definisi Penjualan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00565-AK Bab2001.pdf · Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan

32

transaksi penjualan kredit yang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh satu

fungsi tersebut.

2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan

a. Penerimaan order dari pembelian harus diotorisasi oleh fungsi penjualan

dengan menggunakan formulir surat order pengiriman.

b. Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan

membubuhkan tanda tangan pada credit copy.

c. Pengiriman barang pada pelanggan di otorisasi oleh fungsi pengiriman

dengan cara menandatangani dan membubuhkan cap “sudah dikirim” pada

copy order surat pengiriman.

d. Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang dan

potongan penjualan berada di tangan direktur pemasaran dengan penerbitan

surat keputusan mengenai hal tersebut.

e. Terjadinya piutang di otorisasi oleh fungsi penagihan dengan membubuhkan

tanda tangan pada faktur penjualan.

f. Pencatatan ke dalam kartu piutang dan keadaan jurnal penjualan, jurnal

penerimaan kas, dan jurnal umum di otorisasi oleh fungsi akuntansi dengan

cara memberikan tanda tangan pada dokumen sumber.

g. Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur penjualan yang

didukung dengan surat order pengiriman.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Penjualan II.1.1 Definisi Penjualan …thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2/2011-2-00565-AK Bab2001.pdf · Estimasi penyisihan piutang tak tertagih dihitung dengan

33

3. Praktik yang sehat

a. Surat order pengiriman bernomor surat tercetak dan pemakaiannya

dipertanggung jawabkan oleh fungsi penjualan.

b. Faktur penjualan bernomor unit tercetak dan pemakaiannya dipertanggung

jawabkan oleh fungsi penjualan.

c. Secara periodik fungsi akuntansi mengirimkan pernyataan piutang kepada

setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan

oleh fungsi tersebut.

d. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol

piutang dalam buku besar.