Upload
vodan
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pencatatan Akuntansi Perusahaan.
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan usahanya
yang didirikan bersifat tetap, terus-menerus beraktivitas dan berkedudukan
di tempat tertentu dengan tujuan memperoleh laba atau keuntungan.Tujuan
setiap perusahaan, yaitu untuk mengoptimalkan keuntungan yang
dihasilkan. Keuntungan atau laba (profit) adalah selisih antara penerimaan
perusahaan atas penjualan barang atau jasa kepada pelanggan dan biaya
yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan keuntungan yang optimal.
Berdasarkan definisi perusahaan dagang, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri
perusahaan dagang, sebagai berikut :
a. Perusahaan dagang membeli barang untuk dijual kembali.
b. Barang yang dibeli tidak perlu diproses produksi lebih lanjut sebelum
dijual kembali.
c. Biaya untuk memperoleh barang dagangan dihitung dan dilaporkan
sebagai keseluruhan harga pokok penjualan.
d. Barang dagangan yang belum terjual disebut persediaan barang yang
dilaporkan sebagai aktiva lancar dalam neraca keuangan.
7
Transaksi Bisnis Jurnal Pembalik
Dokumen Neraca Saldo
Setelah Penutupan
Kertas Kerja Jurnal Penutup
Jurnal Khusus & Buku Neraca Jurnal Laporan
Jurnal Umum Besar Saldo Penyesuaian
keuangan
Buku Besar
Pembantu
Bagan 1. Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
8
2.2. Transaksi Perusahaan Dagang.
Secara garis besar, transaksi perusahaan dagang yang sering terjadi dibagi
menjadi empat hal yaitu:
a. Transaksi Pembelian.
Transaksi pembelian yang meliputi pembelian barang dagangan (barang
yang akan dijual kembali kepada pelanggan) serta pembelian
fasilitas/peralatan pendukung aktivitas perusahaan (sesuai kebutuhan).
Transaksi pembelian ini dipengaruhi oleh hal-hal berikut.
1. Beban Angkut Pembelian.
2. Potongan Tunai Pembelian.
3. Retur Pembelian dan Pengurangan Harga.
4. Pembelian fasilitas/peralatan pendukung aktivitas perusahaan.
b. Penerimaan Kas.
c. Pengeluaran Kas.
d. Penjualan.
Transaksi penjualan hanya meliputi penjualan barang dagangan.
Transaksi penjualan ini dipengaruhi oleh hal-hal berikut.
1) Potongan Tunai Penjualan.
2) Retur Penjualan (pengembalian barang karena cacat, tidak berhasil
dijual dalam kurun waktu tertentu).
9
Barang Dagangan Pelanggan
Perusahaan Dagang
Pemasok
Bagan 2. Pengeluaran Kas
Menjual Secara
Tunai/ Kredit
Membeli Secara
Tunai/ Kredit
Menerima Kas
Atas Pelunasan
Piutang Dagang
Mengeluarkan Kas Untuk
Membayar Utang Dagang
10
2.3. Jurnal Khusus.
Semua transaksi-tansaksi perusahaan dagang terjadi secara rutin dan
bersinambungan selama periode akuntansi tertentu (misalnya 1 periode
akuntansi tertentu atau 3 bulan sekali). Oleh karena itu, pencatatan
transaksi perusahaan dagang dilakukan dalam jurnal khusus. Namun,
untuk transaksi yang jarang terjadi tetap dicatat dalam jurnal umum.
Misalnya, transaksi pengembalian barang dan akibatnya. Jurnal khusus
tersebut pada umumnya meliputi:
a. Jurnal Pembelian (Purchase Journal)
b. Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipt Journal)
c. Jurnal Penjualan (Sales Journal)
d. Jurnal Pengeluaran Kas (Cash Payment Journal)
2.4. Sistem Pencatatan Keuangan.
Pencatatan transaksi pembelian dan penjualan barang dagangan
dapat dicatat dengan dua metode, yaitu sistem perpetual dan sistem
periodik.
a. Sistem Perpetual (Perpectual System).
Pada sistem perpetual, pembelian dan penjualan barang dagangan
dicatat pada akun persediaan barang dagangan (merchandise
inventory) sehingga pergerakan barang dagangan selalu dicatat, baik
siap dijual maupun yang telah terjual.
11
b. Sistem Periodik/Berkala (Periodical System).
Pada sistem periodik sepanjang periode akuntansi pergerakan barang
dagangan tidak perlu dicatat. Pada akhir periode, persediaan barang
yang masih tersisa secara fisik harus dihitung untuk menentukan
jumlah barang dagangan yang terjual dan tersisa (tidak berhasil
dijual).
2.5. Pencatatan Transaksi ke Dalam Jurnal.
Seluruh transaksi perusahaan dicatat dalam jurnal khusus dan jurnal
umum, baik dengan menggunakan sistem perpectual maupun sistem
periodik. Selanjutnya, jurnal tersebut dipindah bukukan ke dalam buku
besar. Buku besar (ledger) adalah sekelompok akun/perkiraan yang
digunakan oleh perusahaan. Buku besar berisi akun-akun yang ada dalam
perusahaan beserta nilainya. Pemindah-bukuan (posting), yaitu proses
memindahkan jumlah nilai yang terdapat dalam jurnal ke buku besar
sesuai dengan akunnya masing-masing.
2.6. Pengendalian Keuangan.
Pengendalian keuangan merupakan upaya yang dilakukan agar
investasi, alokasi biaya dan perolehan laba berjalan sesuai dengan rencana
perusahaan. Pengendalian keuangan adalah tahap dimana rencana
keuangan diimplementasikan, yaitu menyangkut umpan balik dan proses
penyesuaian yang diperlukan untuk menjamin bahwa rencana terlaksana
12
atau untuk mengubah rencana yang ada sebagai tanggapan terhadap
berbagai perubahan dalam lingkungan operasi.
Manajemen menggunakan serangkaian metode dan sistem
pengendalian untuk menangani berbagai masalah dan elemen organisasi
perusahaan yang berbeda. Metode dan sistem dapat mempunyai banyak
bentuk dan dapat ditujukan pada berbagai kelompok. Akan tetapi,
pengendalian keuangan memiliki keunggulan khusus, mudah dihitung dan
terukur kemungkinan adanya berbagai deviasi (penyimpangan dalam
memanfaatkan keuangan dan pencatatannya).
1. Laporan Keuangan
Secara umum ada tiga bentuk laporan keuangan, yaitu neraca, laporan
rugi-laba, dan laporan aliran kas. Dua bentuk yang pertama merupakan
bentuk laporan yang paling tua. Ketiga laporan tersebut mempunyai
bentuk dan tujuan sendiri, meskipun ketiganya saling berkaitan.
Laporan tersebut ditujukan untuk memberi informasi yang relevan
untuk pengambilan keputusan kepada pembacanya.
1.1 Neraca
Neraca digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan suatu
organisasi pada suatu waktu tertentu (snapshot), yang meliputi
aktiva atau aset (sumber daya) organisasi dan klaim atas aset
tersebut. Klaim merupakan sumber dana, sementara aset merupakan
bukti bagaimana sumber dana tersebut digunakan. Aset merupakan
13
hasil keputusan investasi, sementara klaim merupakan hasil
keputusan pendanaan. Aset terletak di sebelah kiri neraca, sementara
klaim terletak di sebelah kanan neraca. Dana organisasi diperoleh
melalui hutang atau penyertaan modal (modal saham).
Persamaan neraca ditunjukan sebagai berikut ini.
Aset = Hutang+Modal Saham (Liability & Equity)
Persamaan di atas dibaca, aset suatu perusahaan sama dengan hutang
ditambah modal (atau klaim terhadap aset tersebut oleh kreditor dan
pemilik perusahaan). Aset menampilkan secara spesifik kekayaan
perusahaan, sedangkan sisi pasiva menampilkan secara spesifik dan
yang diberikan oleh orang atau badan tertentu untuk mendanai
pembelian kekayaan perusahaaan.
Aset biasa didefinisikan sebagai manfaat ekonomis yang akan
diterima dimasa mendatang, atau akan dikuasai oleh organisasi
sebagai hasil dari transaksi atau kejadian tertentu. Aset atau harta
atau aktiva sebuah perusahaan terdiri dari uang tunai yang disimpan
di bank. Aset merupakan sumber ekonomi organisasi yang akan
dipakai organisasi untuk menjalankan usahanya.
Hutang didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang mungkin
timbul dimasa mendatang dari kewajiban organisasi sekarang untuk
mentransfer aset atau memberikan jasa kepihak lain dimasa
mendatang, sebagai akibat transaksi atau kejadian dimasa lalu.
Contoh hutang adalah hutang dari bank.
14
1.2 Laporan Laba Rugi (Profit and Loss Statement)
Kalau neraca menunjukkan keadaan keuangan suatu perusahaan
pada suatu saat tertentu, laporan rugi-laba meringkas prestasi kerja
keuangan perusahaan yang bersangkutan selama suatu interval
waktu tertentu. Laporan laba rugi mengatakan: ”Inilah jumlah uang
yang diperoleh perusahaan ini dalam periode tertentu”, bukan
“inilah besarnya kekayaan perusahaan ini”.
Laporan laba rugi diharapkan mampu memberikan informasi yang
berkaitan dengan tingkat keuntungan, risiko, fleksibilitas keuangan,
dan kemampuan operasional perusahaan.
Secara umum sumbangan laporan laba rugi dalam hal penyampaian
informasi dapat ditingkatkan apabila laporan keuangan:
1) Memberikan informasi mengenai prestasi operasional
perusahaan, dan terpisah dari aspek lain yang berkaitan dengan
perusahaan. Perusahaan yang memproduksi tekstil diharapkan
mempunyai prestasi yang baik dalam hal bisnis tekstil,
bukannya dalam penjualan mesin tekstil atau peralatan lainnya.
2) Menyajikan hasil dari aktivitas atau kejadian tertentu yang
berarti, untuk memprediksi jumlah, waktu (timing), dan
ketidakpastian aliran kas dan pendapatan dimasa mendatang.
3) Memberikan informasi yang bermanfaat untuk menilai
profitabilitas suatu perusahaan.
15
4) Memberikan umpan balik kepemakai laporan keuangan sebagai
evaluasi prediksi terhadap pendapatan dan komponennya.
5) Memberikan informasi untuk membantu menaksir biaya yang
dikeluarkan untuk menjaga kemampuan operasional
perusahaan.
6) Menyajikan informasi mengenai seberapa efektif manajemen
telah melakukan kewajiban yang berkaitan dengan penggunaan
sumberdaya ekonomi perusahaan.
1.3 Laporan Aliran Kas
Laporan aliran kas bertujuan memberikan informasi mengenai
penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode
tertentu. Tujuan lain laporan aliran kas adalah memberikan
informasi mengenai efek kas dari kegiatan investasi, pendanaan, dan
operasi perusahaan selama periode tertentu. Laporan aliran kas
apabila digabungkan bersama laporan keuangan lainnya, akan
membantu menganalisis:
1) Kemampuan perusahaan menghasilkan aliran kas masa
mendatang yang positif.
2) Kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya dan membayar
dividen.
3) Kebutuhan perusahaaan akan dana eksternal.
4) Alasan terjadinya perbedaan antara laba bersih perusahaan
dengan penerimaan dan pengeluaran kasnya.
16
5) Aspek kas dan non-kas dari transaksi investasi dan pendanaan
selama periode tertentu.
2. Analisis Laporan Keuangan
Laporan Keuangan memberikan data keuangan yang diperlukan oleh
sesuatu perusahaan yang memerlukan analisis agar informasi yang ada
dapat digali dengan baik dan benar. Analisis rasio keuangan mempunyai
tujuan menghilangkan bias dalam evaluasi prestasi keuangan organisasi
perusahaan. Ada lima kelompok analisis keuangan:
1. Rasio likuiditas.
Rasio ini ingin mengukur kemampuan organisasi memenuhi
kewajiban jangka pendeknya, yaitu kewajiban yang jatuh tempo
dalam waktu maksimal satu tahun.
2. Rasio solvabilitas.
Rasio ini ingin melihat kemampuan organisasi memenuhi kewajiban
jangka panjangnya, yaitu kewajiban yang jatuh tempo lebih dari satu
tahun.
3. Rasio aktivitas.
Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan sumberdaya organisasi.
Beberapa sumberdaya keuangan yang diukur efektivitasnya, adalah
piutang, aktiva tetap dan aktiva total.
4. Rasio profitabilitas.
17
Rasio ini mengukur kemampuan organisasi menghasilkan profit
(keuntungan) berdasarkan aset, modal saham dan faktor lainnya
yang terkait.
5. Rasio pasar.
Rasio pasar relevan untuk perusahaan yang sudah “go-public”
(perusahaan yang telah menjual sahamnya ke masyarakat melalui
pasar modal).
3. Penganggaran
Penganggaran adalah proses perencanaan aktivitas keuangan selama
jangka waktu tertentu, yang dinyatakan dengan angka-angka. Anggaran
dapat ditetapkan baik untuk organisasi secara keseluruhan, baik bagi
departemen (bagian kegiatan perusahaan) tertentu atau bagi keseluruhan
kegiatan perusahan. Jangka waktu anggaran biasanya satu tahun,
meskipun kadang-kadang dipecah ke dalam satuan waktu yang lebih
pendek, misalnya setiap triwulan maupun semester.
Sistem pengendalian yang baik harus mampu mengidentifikasikan
pihak-pihak yang bertanggungjawab. Suatu bagian organisasi dapat
dikelompokkan menjadi beberapa pusat pertanggungjawaban:
1. Pusat Pendapatan (revenue center), adalah unit organisasi yang
prestasinya diukur dengan kemampuannya menghasilkan
pendapatan (menghasilkan output). Departemen penjualan
merupakan contoh pusat pendapatan.
18
2. Pusat Biaya (cost center), adalah unit organisasi yang prestasinya
diukur dengan kemempuannya menekan biaya yang terjadi. Contoh
pusat biaya adalah bagian administratif dan bagian riset dan
pengembangannya.
3. Pusat Keuntungan (profit center), adalah unit organisasi yang
prestasinya dievaluasi berdasarkan kemampuannya menghasilkan
keuntungan. Sebagai contoh, departemen perbaikan (service)
komputer dapat memasang harga tertentu apabila memperbaiki
komputer di departemen pemasaran.
4. Pusat Investasi (investment center), dievaluasi berdasarkan
kemampuannya menghasilkan pendapatan setelah dikurangi
investasi yang dilakukan. Sebagai contoh, pembuatan rumah sakit
membutuhkan bangunan dan peralatan.
4. Pemeriksaan Keuangan (Auditing)
Pemeriksaan keuangan bermanfaat untuk validasi pencatatan keuangan
sampai pengambilan keputusan. Ada dua jenis pemeriksaan keuangan,
yaitu dari internal perusahaan dan eksternal perusahaan.
1. Pemeriksaan Keuangan Internal
Pemeriksaan keuangan internal dilakukan oleh akuntan internal
dengan tujuan menjamin pemanfaatan sumberdaya keuangan
perusahaan dengan efektif. Pemeriksan keuangan internal membantu
manajemen mengevaluasi efisiensi dan efektivitas organisasi serta
19
mengevaluasi laporan keuangan perusahaan. Pemeriksaan internal
mempunyai fokus pada kebutuhan internal manajemen perusahaan.
2. Pemeriksaan Keuangan Eksternal
Pemeriksaan keuangan eksternal merupakan proses verifikasi
pencatatan keuangan (laporan keuangan) untuk mementukan apakah
laporan keuangan sudah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Jika sudah sesuai, diharapkan laporan
keuangan tidak memberikan informasi yang menyesatkan.
Pemeriksaan keuangan eksternal dilakukan dengan menyeluruh dan
karena itu membutuhkan biaya yang cukup mahal. Pemeriksaan
keuangan eksternal mempunyai peranan penting dalam mendorong
kejujuran praktik bisnis dan penyusunan laporan keuangan yang
benar dan jujur. Oleh karena itu pemeriksaan keuangan yang benar
dan jujur merupakan keharusan bagi perusahaan tertentu dalam
jangka waktu/ periode waktu tertentu.
2.7. Pengendalian (Controlling).
A. Pengertian dan Tujuan Pengendalian.
Perencanaan keuangan (financial planning) adalah proyeksi penjualan,
laba, dan aktiva yang didasarkan pada berbagai strategi produksi dan
pemasaran dan juga pada penentuan sumber daya yang dibutuhkan
untuk mencapai proyeksi tersebut.
20
Fungsi pengendalian (controlling) merupakan fungsi terakhir dari
proses manajemen. Fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan
pelaksanaan proses manajemen. Pengendalian ini berkaitan erat sekali
dengan fungsi perencanaan. Aktivitas pengendalian perlu dilaksanakan
bilamana perencanaan kerja telah dipersiapkan dan dilaksanakan
sebaigamana mestinya. Pelaksanaan dari rencana kerja atau kegiatan
akan baik, jika dilakukan pengendalian yang baik. Tercapainya suatu
tujuan baru dapat diketahui jika upaya pengendalian telah dilakukan
dengan baik.
Pengendalian (controlling) ini didefinisikan, sebagai berikut :
1. Menurut Earl P.Strong:
controlling is the process of regulating the various factors in an
enterprise according to the requirement of its plans.
Artinya :
pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu
perusahaan, agar pelaksanaan sesuai dengan ketetapan-ketetapan
dalam rencana.
2. Menurut Harold Koontz:
control is the measurement and correction of the performance of
subordinates in order to make sure that enterprise objectives and the
plans devised to attain then are accomplished.
Artinya :
21
Pengendalian adalah pengukuran dan koreksi kinerja dari tenaga
kerja, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai
tujuan-tujuan perusahaan dapat terselenggara.
Tujuan pengendalian :
1. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dari rencana.
2. Melakukan tindakan perbaikan (corrective), jika terdapat
penyimpangan-penyimpangan (deviasi).
3. Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencana.
Dengan demikian pengendalian bukan hanya untuk mencari berbagai
penyimpangan dalam kegiatan kerja, namun juga merupakan suatu usaha
guna menghindari terjadinya penyimpangan serta dimanfaatkan untuk
memperbaiki keadaan dan kesalahan-kesalahan yang mungkin akan
terjadi. Pengendalian diharapkan agar pemanfaatan semua sumber daya
menjadi efektif dan efisien, dengan demikian profit perusahaan bisa
diperoleh secara optimal.
B. Asas-Asas Pengendalian.
Harold Koontz dan Cyril O’Donnel menetapkan asas pengawasan sebagai
berikut :
a. Asas tercapainya tujuan (Principle of assurance of objective):
22
Pengawasan diarahkan untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan
dengan cara melakukan perbaikan (koreksi) guna menghindari
penyimpangan-penyimpangan /deviasi dari perencanaan yang ada.
b. Asas efisiensi pengawasan (Principle of efficiency of control):
Pengawasan itu efisien bila dapat menghindari deviasi-deviasi dari
perencanaan, sehingga tidak menimbulkan hal-hal lain yang diluar
dugaan.
c. Asas tanggung jawab pengawasan (Principle of control responsibility):
Pengawasan hanya dapat dilaksanakan apabila pimpinan yang
bersangkutan bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan rencana.
d. Asas pengawasan terhadap masa depan (Principle of future control):
Pengawasan yang efektif harus ditujukan kearah pencegahan
penyimpangan perencanaan yang akan terjadi pada waktu sekarang
maupun masa yang akan datang.
e. Asas pengawasan langsung (principle of direct control):
Teknik kontrol yang paling efektif dengan mengusahakan adanya
pimpinan dan bawahan yang berkualitas baik. Pengawasan itu
dilakukan oleh pimpinan atas dasar bahwa manusia itu sering berbuat
salah. Cara yang paling tepat untuk menjamin adanya pelaksanaan
yang sesuai dengan perencanaan dengan mengusahakan sedapat
mungkin para tenaga kerja memiliki kualitas yang baik.
f. Asas refleks perencanaan (Principle of replection of plane):
23
Pengawasan harus disusun dengan baik, sehingga dapat mencerminkan
karakter dan susunan perencanaan yang baik.
g. Asas penyesuaian dengan organisasi (Principle of organizational
suitability):
Pengawasan harus dilakukan sesuai dengan struktur organisasi.
Pimpinan dan bawahannya merupakan sarana untuk melaksanakan
rencana. Dengan demikian pengawasan yang efektif harus disesuaikan
dengan besarnya wewenang pimpinan, sehingga mencerminkan
struktur organisasi.
h. Asas pengawasan individual (Principle of individuality of control):
Pengawasan harus sesuai dengan kebutuhan pimpinan yang telah
ditentukan oleh kebijaksanaan perusahaan. Teknik kontrol harus
ditunjukkan sesuai dengan kebutuhan akan informasi setiap pimpinan.
Ruang lingkup informasi yang dibutuhkan itu satu sama lain berbeda,
tergantung pada tingkat dan tugas pimpinan yang bersangkutan.
i. Asas standar (Principle of standard):
Pengendalian yang efektif dan efisien memerlukan standar yang tepat,
yang akan dipergunakan sebagai tolak ukur pelaksanaan dan tujuan
yang tercapai.
j. Asas pengawasan terhadap strategis (Principle of strategic point
control):
Pengawasan memerlukan adanya perhatian khusus terhadap faktor-
faktor yang strategis dalam perusahaan.
24
k. Asas pengecualian (The exception principle):
Efisiensi dalam pengendalian membutuhkan adanya perhatian yang
diarahkan pula pada faktor perkecualian dalam pelaksanaan rencana-
rencana yang telah ditetapkan yang terjadi pada keadaan-keadaan yang
berubah yang belum/tidak terpikirkan sebelumnya (terjadi keadaan
darurat).
l. Asas pengawasan fleksibel (Principle of flexibility of control):
Pengawasan harus luwes guna menghindari kegagalan atas
pelaksanaan rencana.
m. Asas peninjauan kembali (Principle of review):
Sistem pengendalian harus selalu ditinjau kembali dalam kurun waktu
tertentu agar sistem yang digunakan selalu cocok dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
n. Asas tindakan (principle of action):
Pengawasan dapat dilakukan apabila ada ukuran-ukuran untuk
mengoreksi penyimpangan-penyimpangan pada rencana, organisasi,
penentuan staff dan arahan-arahan.
C. Jenis-jenis Pengendalian.
Berdasarkan bagian organisasi (departemen) maka pengawasan dapat
dibedakan atas:
a. Pengendalian karyawan (Personal control):
25
Pengendalian ini ditujukan kepada hal-hal yang berhubungan dengan
kegiatan pegawai/karyawan apakah pegawai bekerja sesuai dengan
rencana, prosedur/tata kerja, absensi, pengupahan dan lain sebagainya.
b. Pengendalian keuangan (Financial control):
Pengendalian ini ditujukan untuk hal-hal yang menyangkut keuangan,
tentang pemasukan dan pengeluaran, biaya-biaya perusahaaan serta
anggaran.
c. Pengendalian produksi (Production control):
Yaitu pengendalian yang difokuskan pada kualitas dan kuantitas
produksi yang dihasilkan, apakah sesuai dengan standar dan rencana
produksi yang telap ditetapkan.
d. Pengendalian waktu (Time control):
Pengendalian ini dilakukan terhadap penggunaan waktu kerja sesuai
dengan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
e. Pengendalian teknis (Technical control):
Pengendalian ini diarahkan pada hal-hal yang bersifat fisik, yang
berhubungan dengan tindakan dan teknis pelaksanaan kerja.
f. Pengendalian kebijaksanaan (Policy control):
Pengendalian ini dilakukan untuk mengetahui dan menilai apakah
kebijaksanaan organisasi telah dilaksanakan sesuai dengan yang
digariskan.
g. Pengendalian penjualan (Sales control):
26
Pengendalian ini diarahkan untuk mengetahui apakah produksi yang
dihasilkan terjual sesuai rencana yang ditentukan.
h. Pengendalian inventaris (inventory control):
Pengendalian ini diarahkan untuk mengetahui tentang kondisi dan
keberadaan inventaris perusahaan dan maupun barang-barang lainnya
yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan hal ini pengendaliaanya
meliputi adanya pergudangan yang ada.
i. Pengendalian pemeliharaan (Maintenance control):
Pengendalian ini diarahkan untuk mengetahui apakah semua inventaris
dan fasilitas perusahaan cukup terpelihara dan siap untuk digunakan
sebagaimana mestinya.
D. Proses dan Cara-Cara Pengendalian.
Langkah-langkah proses pengendalian :
a. Menentukan standar-standar yang akan digunakan sebagai dasar
pengendalian.
b. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang telah dicapai.
c. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan
menentukan penyimpangan jika ada.
d. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar
pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.
27
Rencana juga perlu dinilai ulang dan dianalisis kembali, apakah sudah
benar-benar realistis atau tidak, jika diketemukan menyimpang dari yang
direncanakan maka rencana yang ada harus segera diperbaiki.
Cara-cara pengendalian :
1. Pengawasan langsung.
Pengawasan yang dilakukan sendiri secara langsung oleh seorang
pimpinan kerja. Pimpinan melakukan pemantauan dan
pemeriksaan pekerjaan yang sedang dilakukan guna mengetahui
apakah pelaksanaannya sudah sesuai dengan rencana dan prosedur
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Manfaat dari pengawasan seperti diatas, yaitu:
a. Kesalahan yang terjadi dapat diketahui sedini mungkin,
sehingga dapat dilakukan upaya perbaikan dengan tepat dan
cepat.
b. Akan terjadi kontak langsung antara bawahan dan atasan,
sehingga akan mempererat hubungan antara atasan dan
bawahan serta antara karyawan yang satu dengan lainnya.
Dengan demikian bisa terjadi sinergi dan mampu membentuk
kelompok kerja yang kompak dan efisisen kerjanya.
c. Akan memberikan kepuasan tersendiri bagi karyawan, karena
adanya perhatian yang cukup dari pimpinannya (manajemen).
28
d. Akan ada sumbang-saran hasil buah pikir karyawan yang
bermanfaat bagi kebijaksanaan dan pelaksanaan tugas
selanjutnya.
e. Akan dapat menghindari timbulnya kesan laporan “asal bapak
senang” (ABS).
Kelemahan yang terjadi :
a. Waktu seorang pimpinan akan banyak tersita (hilang),
sehingga waktu untuk tugas lainya akan berkurang.
b. Biaya bisa semakin besar untuk biaya perjalanan dan lain-
lainya (bilamana tempat domisili kerja pimpinan cukup jauh
letaknya dengan dimana para karyawan yang terkait berada).
c. Pengendalian ini dapat dilakukan dengan cara pemantauan dan
observasi langsung (on the spot observation) serta
inspeksi/pemeriksaan terjadwal yang dilengkapi dengan
laporannya.
2. Pengawasan tidak langsung.
Pengawasan jarak jauh dengan melalui laporan (lisan/tertulis) yang
dibuat oleh karyawan yang bertanggungjawab ditempat kerja yang
bersangkutan.
Manfaat dari pengawasan seperti ini, yaitu:
a. Waktu pimpinan untuk mengerjakan tugas-tugas lainya
semakin banyak.
29
b. Biaya pengawasan berkurang (relatif kecil).
Kelemahan yang terjadi :
a. Laporan sering kali kurang/tidak mencerminkan keadaan yang
sebenarnya, karena ada kecendrungan karyawan yang
bertanggungjawab melaporkan yang baik-baik saja dan yang
buruk ditutup-tutupi.
b. Jika terjadi kesalahan/penyimpangan pimpinan bisa terlambat
mengetahuinya, sehingga perbaikan yang diperlukan akan
terlambat penanganannya.
3. Pengawasan berdasarkan adanya kondisi dan situasi darurat
(perkecualian).
Ini khusus dilakukan jika ada kesalahan/penyimpangan yang luar
biasa sifatnya. Pada umumnya pengendalian ini dilakukan dengan
cara memadukan/ mengkombinasikan pengendalian langsung
maupun tidak langsung.
E. Sifat dan Waktu Pengendalian.
Sifat dan waktu pengendalian/control dibedakan atas :
1. Preventive control, pengendalian yang dilakukan sebelum kegiatan
dilakukan untuk menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan
dalam pelaksanaan dari rencana kerja yang ada, dengan cara:
a. Menentukan proses pelaksanaan pekerjaan.
30
b. Membuat peraturan dan pedoman atau prosedur pelaksanaan kerja.
c. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara pelaksanaan kerja.
d. Mengorganisasi segala macam kegiatan yang diperlukan.
e. Menentukan jenis jabatan, uraian kerja (job description),
kewenangan (authority) masing-masing petugas dan tanggung
jawab (responsibility) bagi setiap karyawan.
f. Menetapkan sistem koordinasi pelaporan dan pemeriksaan.
g. Menetapkan sanksi-sanksi bagi petugas yang terkait jika terjadi
kesalahan (kecil, sedang, berat).
Preventive control ini adalah pengendalian yang terbaik karena
dilakukan sebelum terjadi kesalahan.
2. Repressive control atau pengendalian yang dilakukan setelah terjadi
kesalahan dalam pelaksanaannya, agar kesalahan yang sama tidak
terjadi lagi di waktu yang akan datang, dengan cara :
a. Mengevaluasi dan Membandingkan antara hasil dengan rencana.
b. Menganalisis sebab-sebab yang menimbulkan kesalahan dan
mencari tindakan perbaikannya.
c. Menilai kembali prosedur-prosedur pelaksanaan yang ada.
d. Mengecek kebenaran laporan yang dibuat oleh petugas pelaksana.
e. Jika diperlukan meningkatkan keterampilan/kemampuan pelaksana
melalui pelatihan dan pendidikan.
3. Pengendalian saat proses dilakukan, jika terjadi kesalahan segera
diperbaiki.
31
4. Pengendalian berkala, pengendalian yang dilakukan secara berkala.
5. Pengendalian mendadak, yaitu pengawasan yang dilakukan secara tiba-
tiba untuk mengetahui tentang disiplin pelasakanaan dari ketentuan/
prosedur/peraturan kerja yang terkait. Pengendalian mendadak ini perlu
dilakukan, supaya kedisiplinan karyawan bisa selalu terjaga dengan
baik.
6. Pengamatan melekat, pengendalian yang dilakukan mulai pada sebelum,
saat, dan sesudah kegiatan dilakukan.
F. Berbagai Jenis Pengendalian.
1. Internal control (pengendalian internal), yang dilakukan oleh seorang
atasan kepada bawahannya. Cakupan dari pengendalian ini meliputi hal-
hal yang cukup luas baik pelaksanaan tugas, prosedur kerja, kedisiplinan
dan lain sebagainya. Dengan audit kontrol (pemeriksaan atau penilaian
atas masalah-masalah yang berkaitan dengan pembukuan perusahaan,
mencakup pengawasan terhadap masalah-masalah khusus tentang
kebenaran pembukuan keuangan perusahaan).
2. External control (pengendalian ekstrenal), yang dilakukan oleh pihak
luar. Pengendalian eksternal ini dilakukan secara formal. Pengendalian
eksternal ini misalnya yang dilakukan oleh Badan Pemeriksaan
Keuangan (BPK) terhadap BUMN, Auditor dari konsultan keungan serta
dari lembaga pemerintah yang terkait.
32
G. Perangkat Pengendalian.
1. Budget (Anggaran).
Adalah suatu ikhtisar hasil yang akan diharapkan dari pengeluaran yang
disediakan untuk mencapai hasil tersebut. Apabila pemerimaan maupun
pengeluaran dan hasil yang diperoleh perusahaan, tidak sesuai dengan
budget yang tersedia, maka itu mencerminkan penggunaan budget tidak
efektif.
Budget meliputi :
a. Sales budget.
b. Production budget.
c. Cost Production Budget.
d. Purchasing budget.
e. Personnel budget.
f. Cash & Financial budget
g. Master budget (budget keseluruhan).
h. Jenis budget lainnya bilamana terdapat tambahan kegiatan
perusahaan yang penting dan diperlukan, misalnya yang dikeluarkan
untuk bantuan atas adanya bencana alam.
2. Non-Budget.
Alat pengendalian yang bersifat non-budget:
a. Personal observation, pengawasan langsung secara pribadi oleh
pimpinan perusahaan terhadap para bawahan yang sedang bekerja.
33
b. Financial statement, daftar laporan keuangan yang biasanya terdiri
dari neraca rugi-laba dan lain sebagainya.
c. Statistik Keuangan, merupakan catatan pengumpulan data, informasi
dan berbagai kejadian yang menyangkut perkembangan kondisi
keuangan yang terjadi masa lalu hingga saat ini.
d. Break event point, suatu titik atau keadaan dimana jumlah nilai
penjualan tertentu tidak menghasilkan laba ataupun rugi.
Adafvbjhbadv
Ajjadfbvf
Ajdjfbvf
Ajadfa
Jadbf fd
j