18
7 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas tentang konsep maupun teori-teori yang menjadi landasan dalam penelitian. Bab landasan teori ini dibagi ke dalam beberapa sub bab yaitu : (A) kajian teori, (B) kajian penelitian yang relevan, (C) kerangka pikir. Berikut uraian penjelasan yang berkaitan dengan landasan teori tersebut. A. Kajian Teori 1. Pengertian Literasi Literasi yang dalam bahasa Inggrisnya literacy berasal dari bahasa Latin littera (huruf) yang pengertiannya melibatkan penguasaan sistem-sistem tulisan konvensi-konvensi yang menyertainya. UNESCO menjelaskan bahwa kemampuan literasi merupakan hak setiap orang dan merupakan dasar untuk sepanjang hayat. Kegiatan literasi merupakan aktivitas membaca dan menulis yang terkait dengan pengetahuan membaca dan menulis yang terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya (Rahayu, 2016:179). Literasi berperan penting dalam kehidupan masyarakat pembelajar yang hidup di abad pengetahuan saat ini (Nurchaili, 2016:197). Kemampuan literasi dapat memberdayakan dan meningkatkan kualitas indvidu, keluarga, dan masyarakat. Kemampuan literasi membuat individu menjadi melek huruf (bisa baca-tulis) dan mampu memahami semua bentuk komunikasi yang lain, karena pada umumnya literasi tidak hanya mencangkup kegiatan membaca dan menulis melainnkan juga berbicara. Menurut Utama dkk (2016:2) pengertian literasi dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami, dan

BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35590/3/jiptummpp-gdl-fitriawidi-49805-3-babii.pdf · Kegiatan literasi merupakan aktivitas membaca dan menulis yang terkait

  • Upload
    vanque

  • View
    230

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35590/3/jiptummpp-gdl-fitriawidi-49805-3-babii.pdf · Kegiatan literasi merupakan aktivitas membaca dan menulis yang terkait

7

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini akan membahas tentang konsep maupun teori-teori yang menjadi

landasan dalam penelitian. Bab landasan teori ini dibagi ke dalam beberapa sub bab

yaitu : (A) kajian teori, (B) kajian penelitian yang relevan, (C) kerangka pikir.

Berikut uraian penjelasan yang berkaitan dengan landasan teori tersebut.

A. Kajian Teori

1. Pengertian Literasi

Literasi yang dalam bahasa Inggrisnya literacy berasal dari bahasa

Latin littera (huruf) yang pengertiannya melibatkan penguasaan sistem-sistem

tulisan konvensi-konvensi yang menyertainya. UNESCO menjelaskan bahwa

kemampuan literasi merupakan hak setiap orang dan merupakan dasar untuk

sepanjang hayat. Kegiatan literasi merupakan aktivitas membaca dan menulis

yang terkait dengan pengetahuan membaca dan menulis yang terkait dengan

pengetahuan, bahasa, dan budaya (Rahayu, 2016:179). Literasi berperan

penting dalam kehidupan masyarakat pembelajar yang hidup di abad

pengetahuan saat ini (Nurchaili, 2016:197). Kemampuan literasi dapat

memberdayakan dan meningkatkan kualitas indvidu, keluarga, dan

masyarakat. Kemampuan literasi membuat individu menjadi melek huruf (bisa

baca-tulis) dan mampu memahami semua bentuk komunikasi yang lain, karena

pada umumnya literasi tidak hanya mencangkup kegiatan membaca dan

menulis melainnkan juga berbicara. Menurut Utama dkk (2016:2) pengertian

literasi dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami, dan

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35590/3/jiptummpp-gdl-fitriawidi-49805-3-babii.pdf · Kegiatan literasi merupakan aktivitas membaca dan menulis yang terkait

8

menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktifitas, antara lain

membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara. Kemampuan

berliterasi peserta didik berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan membaca

yang berujung pada kemampuan memahami informasi. Hal itu akan

menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan

ekosistem literasi sekolah agar menjadi pembelajar sepanjang hayat (Wiedarti

dkk, 2016:7)

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa literasi merupakan

kemampuan membaca dan menulis yang tentunya juga berujung pada melihat,

menyimak dan berbicara. Kemampuan literasi ini membuat individu menjadi

melek huruf (bisa baca-tulis) yang nantinya akan berpengaruh pada

pengetahuannya. Setiap sekolah sangat perlu untuk memberikan pendidikan

literasi kepada peserta didik agar peserta didik dapat meningkatkan

kemampuannya dalam literasi.

2. Prinsip Pendidikan Literasi

Menurut Kern (2001:23) terdapat tujuh prinsip pendidikan literasi,

yaitu : (a) Literasi melibatkan interpretasi, (b) Literasi melibatkan kolaborasi,

(c) Literasi melibatkan konvensi, (d) Literasi melibatkan pengetahuan kultural,

(e) Literasi melibatkan pemecahan masalah, (f) Literasi melibatkan refleksi dan

refleksi diri, (g) Literasi melibatkan penggunaan bahasa. Hal ini diperkuat

dengan pendapat yang dipaparkan oleh Beers (2009:31) tentang praktik yang

baik dalam menekankan prinsip GLS yaitu : (a) perkembangan literasi berjalan

sesuai tahap perkembangan yang dapat diprediksi, (b) program literasi yang

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35590/3/jiptummpp-gdl-fitriawidi-49805-3-babii.pdf · Kegiatan literasi merupakan aktivitas membaca dan menulis yang terkait

9

baik bersifat berimbang, (c) program literasi terintegrasi dengan kurikulum, (d)

kegiatan membaca dan menulis dilakukan kapanpun, (e) kegiatan literasi

mengembangkan budaya lisan, (f) kegiatan literasi mengembangkan kesadaran

terhadap keberagaman.

Dari beberapa paparan tersebut maka dapat di simpulkan bahwa dalam

pendidikan literasi melibatkan interpretasi, kolaborasi, konversi, pengetahuan

kultural, pemecahan masalah, refleksi diri, dan melibatkan pengguna bahasa.

Oleh karena itu dalam melaksanakan pendidikan literasi harus melibatkan

prinsip-prinsip literasi tersebut. Pendidikan literasi sangatlah penting untuk

dimiliki oleh setiap peserta didik. Ada berbagai cara untuk mengajarkan

pendidikan literasi kepada peserta didik, salah satunya melalui Gerakan

Literasi Sekolah (GLS).

3. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

a. Pengertian Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah

(GLS) adalah kemampuan mengakses, memahami dan menggunakan

sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca,

melihat, menyimak, menulis, dan/ atau berbicara. Gerakan Literasi Sekolah

(GLS) merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk

menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat

sepanjang hayat melalui pelibatan publik (Utama dkk, 2016:2). Sekolah

sebagai organisasi pembelajar yang warganya literat adalah sekolah yang

menyenangkan dan ramah anak, terlihat dari semua warganya menunjukkan

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35590/3/jiptummpp-gdl-fitriawidi-49805-3-babii.pdf · Kegiatan literasi merupakan aktivitas membaca dan menulis yang terkait

10

empati, kepedulian, semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan, cakap

berkomunikasi dan dapat berkontribusi kepada lingkungan sosialnya

(Rahmawati, 2016:5). GLS melibatkan publik artinya melibatkan semua

warga sekolah (guru, peserta didik, orang tua/wali murid) dan masyarakat,

sebagai bagian dari ekosistem pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun

2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, salah satunya mengenai kegiatan

membaca buku nonpelajaran selama lima belas menit sebelum waktu

dimulai. Kegiatan tersebut adalah upaya menumbuhkan kecintaan membaca

kepada peserta didik dan pengalaman belajar yang menyenangkan sekaligus

merangsang imajinasi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Gerakan Literasi

Sekolah (GLS) merupakan upaya yang dilakukan untuk menjadikan sekolah

sebagai organisasi pembelajar yang warganya literat dan penumbuhan budi

pekerti melalui berbagai aktivitas antara lain dengan membaca buku non

pelajaran selama 15 menit. Pelaksanaan GLS ini juga melibatkan publik

sebagai bagian dari ekosistem pendidikan. Hal ini diharapkan agar dapat

meningkatkan minat baca peserta didik yang nantinya akan menambah

pengetahuan bagi peserta didik.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35590/3/jiptummpp-gdl-fitriawidi-49805-3-babii.pdf · Kegiatan literasi merupakan aktivitas membaca dan menulis yang terkait

11

b. Tujuan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

Menurut Utama dkk (2016:2) Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

memiliki tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari Gerakan

Literasi Sekolah (GLS) yaitu untuk menumbuhkan budi pekerti peserta

didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan

dalam Gerakan Literasi Sekolah (GLS) agar mereka menjadi pembelajar

sepanjang hayat, sedangkan tujuan khusus dari Gerakan Literasi Sekolah

(GLS) adalah untuk menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah,

meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat,

menjadikan sekolah sebagai teman belajar yang menyenangkan dan

ramah anak agar warga sekolah mampu mengelolah pengetahuan, dan

menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam

buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca. Budaya literasi

membuahkan hasil yang memuaskan dan menjadikan peserta didik

menjadi lebih adaptif, gemar membaca, dan mampu menuangkan ide-ide

dari hasil bacaan melalui tulisan, mengaplikasikan hasil bacaan berupa

produk pengolahan lingkungan, mengkomunikasikan dan

mempertanggung jawabkan hasil produk yang dibuat dalam bentuk

presentasi (Patrisia, dkk: 2017:5).

Ditinjau dari segi tujuan umum dan tujuan khusus dari Gerakan

Literasi Sekolah (GLS) yaitu dapat disimpulkan bahwa Gerakan Literasi

Sekolah (GLS) untuk menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik

melalui pembudidayaan ekosistem literasi sekolah dengan menghadirkan

beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca. Hal ini

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35590/3/jiptummpp-gdl-fitriawidi-49805-3-babii.pdf · Kegiatan literasi merupakan aktivitas membaca dan menulis yang terkait

12

di tujukan agar siswa meningkatkan minat membaca buku dari Gerakan

Literasi Sekolah (GLS).

c. Ruang lingkup Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

Menurut Utama, dkk (2016:3) ruang lingkup GLS berupa :

1) Lingkungan fisik sekolah (fasilitas dan sarana prasarana literasi).

2) Lingkungan sosial dan afektif (dukungan dan partisipasi aktif

seluruh warga sekolah).

3) Lingkungan akademik (program literasi yang menumbuhkan minat

baca dan menunjang kegiatan pembelajaran di SD).

d. Tahapan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

Menurut Utama dkk (2016;5-78) Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

memiliki 3 tahapan yaitu tahap pembiasaan, tahap pengembangan dan

tahap pembelajaran, antara lain sebagai berikut :

1) Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) pada tahap

pembiasaan

a) Kecakapan Literasi

Tabel 2.1 Kecakapan Literasi

Jenjang Komunikasi Berpikir Kritis

Kelas Rendah Mengartikulasikan empati

terhadap tokoh cerita

Memisahkan fakta dan fiksi

Sumber: Tabel Kecakapan Literasi pada tahap pembiasaan (Utama dkk, 2016:7)

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35590/3/jiptummpp-gdl-fitriawidi-49805-3-babii.pdf · Kegiatan literasi merupakan aktivitas membaca dan menulis yang terkait

13

b) Fokus dan prinsip kegiatan di tahap pembiasaan

Tabel 2.2 Fokus dan Prinsip Kegiatan

Jenjang Menyimak Membaca Fokus

Kegiatan

Jenis

Bacaan

Sarana dan

Prasarana

Kelas

Rendah

Menyimak

cerita untuk

menumbuhk

an empati

Mengenali

dan

membuat

inferensi,

prediksi

terhadap

gambar

Membacak

an buku

dengan

nyaring,

membacak

an buku

dalam hati

Buku cerita

bergambar,

buku tanpa

teks

(wordless

picture

books), buku

dengan teks

sederhana,

baik fiksi

maupun

nonfiksi

Sudut buku

kelas,

perpustakaan,

area membaca

Sumber: Fokus dan prinsip membaca di tahap pembiasaan (Utama dkk, 2016:8)

c) Prinsip-prinsip kegiatan membaca

Prinsip dalam kegiatan membaca adalah sebagai berikut : (1)

Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku bacaan, bukan buku teks

pelajaran; (2) Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku yang

diminati oleh peserta didik. Peserta didik diperkenankan untuk

membaca buku yang dibawa dari rumah; (3) Kegiatan

membaca/membacakan buku di tahap pembiasaan ini tidak diikuti

oleh tugas-tugas menghafalkan cerita, menulis, sinopsis, dan lain-

lain; (4) Kegiatan membaca/membacakan buku ditahap

pembiasaan ini dapat diikuti dengan diskusi informal tentang buku

yang dibaca/dibacakan, atau kegiatan yang menyenangkan terkait

buku yang dibacakan apabila waktu memungkinkan. Tanggapan

dalam diskusi dan kegiatan lanjutan ini tidak dinilai/dievaluasi; (5)

Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap pembiasaan ini

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35590/3/jiptummpp-gdl-fitriawidi-49805-3-babii.pdf · Kegiatan literasi merupakan aktivitas membaca dan menulis yang terkait

14

berlangsung dalam suasana yang santai dan menyenangkan. Guru

menyapa peserta didik dan bercerita sebelum membacakan buku

dan meminta mereka untuk membaca buku.

d) Kegiatan membaca dan penataan lingkungan kaya Literasi pada

tahap pembiasaan

Kegiatan membaca dan penataan lingkungan kaya literasi pada

tahap pembiasaan adalah sebagai berikut : (1) Membaca buku

cerita/pengayaan selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai; (2)

Memperkaya koleksi bacaan untuk mendukung kegiatan 15 menit

membaca; (3) Memfungsikan lingkungan fisik sekolah melalui

pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah, antara lain

perpusakaan, sudut buku kelas, area baca, kebun sekolah, kantin,

UKS, dll; (4) Melibatkan komunitas diluar sekolah dalam kegiatan

15 menit membaca dan pengembangan sarana literasi, serta

pengadaan buku-buku koleksi perpustakaan dan sudut buku kelas;

(5) Memilih buku bacaan yang baik.

e) Langkah-langkah kegiatan pada tahap pembiasaan

1. Membaca 15 menit sebelum pembelajaran dimulai

Kegiatan membaca 15 menit sebelum pembelajaran dapat

dilakukan dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati.

2. Menata sarana dan lingkungan kaya literasi

Sarana literasi mencangkup perpustakaan sekolah, sudut baca

kelas, dan area baca. Pengembangan dan penataan perpustakaan

menjadi bagian penting dari pelaksanaan Gerakan Literasi SD

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35590/3/jiptummpp-gdl-fitriawidi-49805-3-babii.pdf · Kegiatan literasi merupakan aktivitas membaca dan menulis yang terkait

15

dan pengelolaan pengetahuan yang berbasis pada bacaan.

Perpustakaan SD idealnya berperan dalam mengkoordinasi

pengelolaan sudut baca kelas, area baca, dan prasarana literasi

lain di SD.

3. Menciptakan lingkungan kaya teks

Untuk menumbuhkan budaya literasi di lingkungan sekolah,

ruang kelas perlu diperkaya dengan bahan-bahan kaya teks.

4. Pelibatan publik

Pengembangan sarana literasi membutuhkan sumber daya yang

memadai. Partisipasi komite sekolah, orang tua, dan alumni

dapat membantu memelihara dan mengembangkan sarana

sekolah agar capaian literasi peserta didik dapat terus

ditingkatkan. Dengan keterlibatan semakin banyak pihak,

peserta didik dapat belajar dari figur teladan literasi yang

beragam.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35590/3/jiptummpp-gdl-fitriawidi-49805-3-babii.pdf · Kegiatan literasi merupakan aktivitas membaca dan menulis yang terkait

16

2) Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) pada tahap

pengembangan

a) Kecakapan literasi pada tahap pengembangan

Tabel 2.3 Kecakapan Literasi

Jenjang Menyimak Membaca Berbicara Menulis Memilah

Informasi

Kelas

Rendah

a. Menyim

ak cerita

untuk

menumb

uhkan

empati

a. Mengeja

kalimat dan

memahami

kata-kata

dalam cerita

sederhana.

b. Membaca

gambar

untuk

memahami

alur cerita

a. Menjawab

pertanyaan

tentang

tokoh

cerita dan

kejadian

dalam

cerita

a. Bercerita

melalui

gambar

atau kata/

kalimat

sederhana

a. Mengidentif

ikasi tokoh

utama dan

alur cerita

sederhana.

Sumber: Kecakapan literasi pada Tahap Pengembangan (Utama dkk, 2016:28)

b) Fokus kegiatan literasi pada tahap pengembangan

Tabel 2.4 Fokus Kegiatan Literasi

Jenjang Fokus Kegiatan Media

Kelas

Rendah

a. Guru membacakan nyaring interaktif.

b. Guru memandu anak untuk membaca

buku bergambar (guided reading)

c. Guru membaca buku bergambar bersama

peserta didik (share reading)

d. Membaca mandiri (independent reading)

e. Peserta didik menggambar tokoh atau

kejadian dalam cerita, atau menulis

beberapa kata dalam cerita.

a. Buku cerita

bergambar

b. Buku cerita

bergambar

berukuran besar

(big book)

Sumber: Fokus Kegiatan Tahap Pengembangan (Utama dkk, 2016:30)

c) Prinsip-prinsip kegiatan pada tahap pengembangan

Prinsip-prinsip kegiatan pada tahap pengembangan adalah

sebagai berikut : (1) Buku yang dibaca/ dibacakan adalah buku

selain buku teks pelajaran; (2) Buku yang dibaca/dibacakan adalah

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35590/3/jiptummpp-gdl-fitriawidi-49805-3-babii.pdf · Kegiatan literasi merupakan aktivitas membaca dan menulis yang terkait

17

buku yang diminati oleh peserta didik. Peserta didik diperkenankan

untuk membaca buku yang dibawa dari rumah; (3) Kegiatan

membaca/membacakan buku di tahap ini dapat diikuti oleh tugas-

tugas menggambar, menulis, kriya, seni gerak dan peran untuk

menanggapi bacaan yang disesuaikan dengan jenjang dan

kemampuan peserta didik; (4) Penilaian terhadap tanggapan

peserta didik terhadap bacaan bersifat non-akademik dan berfokus

pada sikap peserta didik dalam kegiatan. Masukan dan komentar

peserta didik terhadap karya peserta didik bersifat memotivasi

mereka; (5) Kegiatan membaca/membacakan buku berlangsung

dalam suasana yang menyenangkan.

d) Pemanfaatan Perpustakaan dan Sudut Baca di Sekolah pada tahap

pengembangan

Pemanfaatan perpustakaan dan sudut baca sekolah bertujuan

untuk meningkatkan kecakapan literasi perpustakaan (library

literacy) peserta didik. Kecakapan literasi perpustakaan meliputi :

(1) Pengetahuan tentang fungsi perpustakaan sebagai sumber

pengetahuan dan koleksi informasi yang bermanfaat dan

menghibur; (2) Kemampuan memilih bahan pustaka yang sesuai

jenjang dan minat baca mandiri; (3) Pengetahuan tentang bahan

pustaka sebagai produk karya penulisan yang diciptakan melalui

proses kreatif; (4) Pengetahuan tentang etika meminjam bahan

pustaka dan berkegiatan di perpustakaan.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35590/3/jiptummpp-gdl-fitriawidi-49805-3-babii.pdf · Kegiatan literasi merupakan aktivitas membaca dan menulis yang terkait

18

e) Langkah-langkah kegiatan pada tahap pengembangan

1. Menggunakan metode dalam membaca untuk meingkatkan

minat membaca peserta didik, misalnya dengan membaca

nyaring interakatif, membaca terpadu, membaca bersama, dan

membaca mandiri.

2. Memilih buku pengayaan fiksi dan nonfiksi

3. Mendiskusikan cerita

Selain untuk meningkatkan pemahaman terhadap bacaan,

kegiatan mendiskusikan cerita membantu peserta didik untuk

dapat menganalisis elemen cerita. Elemen cerita yang dianalisis

meliputi topik/tema cerita, tokoh cerita, dan alur cerita.

4. Membuat catatan tentang buku yang sudah dibaca, misalnya

judul buku, nama tokoh, nama peserta didik, dan menceritakan

tentang persamaan tokoh dalam bacaan dengan pembaca.

3. Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) pada tahap

pembelajaran

a) Kecakapan literasi pada tahap pembelajaran

Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran meningkatkan

kemampuan berbahasa reseptif (membaca dan menyimak) dan

aktif (berbicara dan menulis) yang dijelaskan secara rinci dalam

konteks dua kegiatan utama di tahap ini, yaitu membaca dan

menulis. Kemampuan membaca dan menulis dijenjangkan agar

peningkatan kecakapan di empat area berbahasa tersebut

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35590/3/jiptummpp-gdl-fitriawidi-49805-3-babii.pdf · Kegiatan literasi merupakan aktivitas membaca dan menulis yang terkait

19

(membaca, menyimak, berbicara, dan menulis) dapat dilakukan

secara terukur dan berkelanjutan.

1) Jenjang Kemampuan Membaca di SD

Tabel 2.5 Jenjang Kemampuan Membaca

Jenjang Kelompok Kemampuan Kemampuan

Pembaca

Awal

(emergent)

SD kelas

rendah

Kemampuan Fonetik a. Dapat mengidentifikasi bunyi

huruf-huruf

b. Belum dapat mengeja huruf-

huruf

Pemahaman Kosa Kata Memahami sebagian kata-kata

Pemahaman Tata Bahasa Memahami arti intonasi ketika

dibacakan cerita

Kemampuan

Menggunakan Konteks

untuk Memahami Bacaan

Menggunakan ilustrasi untuk

memahami cerita

Kemampuan

Menginterpretasi dan

Merespons Bacaan

a. Dapat memberikan respon yang

menunjukkan pemahaman

(mengangguk, mata mengikuti

gerak tangan pembaca, dll)

b. Dapat memberikan respon yang

menunjukkan pemahaman

(mengangguk, mata mengikuti

gerak tangan pembaca, dll)

Perilaku Membaca Mendengarkan dan menyimak

dengan baik hampir sepanjang

waktu ketika dibacakan

Pembaca

Pemula

sebagian SD

kelas rendah

dan tinggi

Kemampuan Fonetik Dapat mengeja sebagian

kombinasi huruf-huruf (konsonan

+ vokal/KV) secara mandiri

Dapat mengeja kombinasi huruf-

huruf lain dengan bantuan

Pemahaman Kosa Kata Memahami hampir sebagian besar

kata-kata yang dibaca dengan atau

tanpa bantuan

Pemahaman Tata Bahasa Memahami fungsi tanda baca titik,

koma, dan tanya

Kemampuan

Menggunakan Konteks

Mampu menggunakan ilustrasi

untuk memahami bacaan

Kemampuan

Menginterpretasi dan

Merespon Bacaan

Dapat menjawab hampir semua

pertanyaan terkait bacaan

Perilaku Membaca Mendengar dan menyimak

sepanjang waktu ketika membaca

dengan panduan/dibacakan

Sumber: Jenjang kemampuan membaca (Utama dkk, 2016:57-59)

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35590/3/jiptummpp-gdl-fitriawidi-49805-3-babii.pdf · Kegiatan literasi merupakan aktivitas membaca dan menulis yang terkait

20

2) Jenjang Kemampuan Menulis di SD

Tabel 2.6 Jenjang Kemampuan Menulis

Jenjang Kemampuan Menulis

Penulis Awal Penulis bercerita melalui simbol gambar, huruf,

kata, atau kalimat sederhana. Kosa kata tulis

masih bercampur dengan kosa kata lisan

Penulis Pemuda Penulis sudah berusaha memenuhi standar

konvensi bahasa tulis, yaitu kosa kata, ejaan, dan

tata bahasa. Penulis sudah dapat menulis kosa

kata tulis (misalnya kata kerja dengan imbuhan)

dan tanda baca (titik, tanda seru dan tanda tanya).

Penulis juga dapat menulis kalimat utuh

Sumber: Kecakapan Menulis di tahap Pembelajaran (Utama dkk, 2016: 59)

b) Fokus kegiatan literasi pada tahap pembelajaran

Kegiatan yang dapat dilakukan di tahap pembelajaran

antara lain sebagai berikut: (1) Guru mencari metode pengajaran

yang efektif dalam mengembangkan kemampuan literasi peserta

didik; (2) Guru mengembangkan rencana pembelajaran sendiri

dengan memanfaatkan berbagai media dan bahan ajar; (3) Guru

melaksanakan pembelajaran dengan memaksimalkan

pemanfaatan sarana dan prasarana literasi untuk memfasilitasi

pembelajaran; (4) Guru menerapkan berbagai strategi membaca

(membacakan buku dengan nyaring, membaca terpadu, membaca

bersama) untuk meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap

materi pembelajaran.

c) Prinsip-prinsip kegiatan pada tahap pembelajaran

Prinsip-prinsip kegiatan pada tahap pembelajaran adalah

sebagai berikut: (1) Kegiatan membaca disesuaikan dengan

kemapuan literasi (jenjang kemampuan membaca dan menulis)

peserta didik dan tujuan kegiatan membaca; (2) Kegiatan

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35590/3/jiptummpp-gdl-fitriawidi-49805-3-babii.pdf · Kegiatan literasi merupakan aktivitas membaca dan menulis yang terkait

21

membaca bervariasi, dengan memberikan porsi yang seimbang

untuk kegiatan membacakan nyaring, membaca mandiri,

membaca terpadu, dan membaca bersama; (3) Guru

memanfaatkan buku-buku pengayaan fiksi dan nonfiksi untuk

memperkaya pemahaman peserta didik terhadap materi ajar dan

buku teks pelajaran; (4) Pengajaran berfokus pada proses, dan

bukan pada hasil. Peserta didik berbagi dan mendiskusikan draf

pekerjaannya untuk mendapat masukan dari guru dan teman; (5)

Kegiatan menanggapi bacaan mempertimbangkan kecerdasan

majemuk dan keragaman gaya belajar peserta didik; (6) Guru

melakukan pemodelan dan pendampingan terhadap peserta didik.

d) Langkah-langkah kegiatan pada tahap pembelajaran

1. Berbagai cara membaca

Pada dasarnya, strategi membaca buku teks pelajaran sama

dengan strategi untuk memahami buku pengayaan, yaitu dengan

membacakan nyaring, membaca terpadu, membaca bersama,

dan membaca mandiri.

2. Memilih buku pengayaan untuk pembelajaran

3. Menuliskan catatan dalam menanggapi bacaan (buku

pengayaan/buku teks pelajaran)

Dari beberapa tahapan yang ada pada Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

yaitu tahap pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran memiliki tujuan

masing-masing. Tujuan pada tahap pembiasaan yaitu untuk menumbuhkan

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35590/3/jiptummpp-gdl-fitriawidi-49805-3-babii.pdf · Kegiatan literasi merupakan aktivitas membaca dan menulis yang terkait

22

minat peserta didik terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca. Tujuan

tahap pengembangan yaitu untuk mempertahankan minat terhadap bacaan dan

terhadap kegiatan membaca, serta meningkatkan kelancaran dan pemahaman

membaca peserta didik. Tujuan pada tahap pembelajaran adalah untuk

mempertahankan minat peserta didik terhadap bacaan dan terhadap kegiatan

membaca, serta meningkatkan kecakapan literasi peserta didik melalui buku-

buku pengayaan dan buku teks pelajaran. Untuk itu setiap tahap yang ada pada

Grakan Literasi Sekolah (GLS) sangat berhubungan dan harus di lakukan agar

tujuan dari gerakan ini dapat dicapai.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Peneliti bukanlah satu-satunya orang yang meneliti masalah tersebut

karena telah ada peneliti terdahulu yang membahas tentang meningkatkan minat

membaca. Hasil penelitian terdahulu digunakan sebagai referensi bagi peneliti

untuk mendukung kerelevansian penelitian yang dilakukan. Beberapa penelitian

terdahulu yang membahas tentang minat membaca.

Penelitian yang dilakukan oleh Hidayat Arif R. pada Februari 2015 dari

Universitas Negeri Yogyakarta yang berjudul “Peran Warga Sekolah dalam

Memanfaatkan Perpustakaan Untuk Meningkatkan Minat Baca Siswa di SD N

Gembongan”. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan peran warga

sekolah dalam pemanfaatan perpustakaan untuk meningkatkan minat baca siswa di

SD N Gembongan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu hampir sama

dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu mengkaji tentang peningkatan

minat baca peserta didik dan warga sekolah juga ikut berpartisipasi dalam

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35590/3/jiptummpp-gdl-fitriawidi-49805-3-babii.pdf · Kegiatan literasi merupakan aktivitas membaca dan menulis yang terkait

23

peningkatan tersebut. Perbedaannya terletak pada pemanfaatan fasilitas sekolah

untuk menunjang minat baca peserta didik yang dilakukan oleh peneliti terdahulu.

Fasilitas yang di tonjolkan untuk meningkatkan minat baca hanyalah perpustakaan

pada penelitian terdahulu sedangkan penelitian saat ini tidak hanya perpustakaan

melainkan seluruh fasilitas sekolah yaitu perpustakaan, kantin, uks, ruang baca,

sudut baca kelas dan lingkungan yang kaya literasi di gunakan untuk meningkatkan

minat baca peserta didik.

Penelitian yang dilakukan oleh Toding dkk, pada September 2016 dari

Universitas Malang (UM) yang berjudul “Analisis Minat Membaca Permulaan

dengan Cerita Bergambar di Kelas 1 Sekolah Dasar”. Tujuan penelitian ini untuk

mendiskripsikan minat membaca pemulaan dengan cerita bergambar di kelas 1

SDN Purwantoro 6 Kota Malang. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu

hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu mengkaji tentang

minat membaca peserta didik. Perbedaanya terletak pada metode yang digunakan

untuk meningkatkan minat baca dan subjek penelitian. Metode yang peneliti

gunakan adalah Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dengan membaca buku non

pelajaran selama 15 menit sebelum pembelajaran berlangsung hal ini dilakukan

untuk meningkatkan minat baca peserta didik, sedangkan metode yang digunakan

oleh peneliti terdahulu yaitu menggunakan cerita bergambar. Subyek penelitian

yang dilakukan oleh peneliti yaitu siswa kelas rendah, sedangkan subyek penelitian

yang dilakukan oleh peneliti terdahulu hanya siswa kelas 1.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/35590/3/jiptummpp-gdl-fitriawidi-49805-3-babii.pdf · Kegiatan literasi merupakan aktivitas membaca dan menulis yang terkait

24

C. Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Gerakan Literasi Sekolah

(GLS)

Analisis Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) pada Kelas

Rendah di SDN Punten 1 Batu

Pelaksanaan

Gerakan Literasi

Sekolah (GLS)

pada Kelas

Rendah di SDN

Punten 1 Batu.

Upaya untuk

mengatasi kendala

dalam pelaksanaan

Gerakan Literasi

Sekolah (GLS) pada

Kelas Rendah di

SDN Punten 1 Batu.

Kendala yang

dihadapi dalam

pelaksanaan

Gerakan Literasi

Sekolah (GLS) pada

Kelas Rendah di

SDN Punten 1 Batu.

Jenis: Kualitatif

Pendekatan

Deskriptif

Pengumpulan

Data: Observasi,

wawancara dan

dokumentasi

Sumber: Kepala

Sekolah, Guru dan

Siswa

Analisis Data:

Model Miles and

Huberman :

Reduksi data,

penyajian data dan

verifikasi/konklusi

Hasil :

Deskripsi mengenai pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS), kendala

yang dihadapi dan upaya untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) pada Kelas Rendah di SDN Punten 1 Batu.