52
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Periklanan Menurut Simmamora (2000,p756) Periklanan (advertising) dapat didefinisikan sebagai komunikasi non pribadi melalui bermacam- macam media yang dibayar oleh sebuah perusahan bisnis, atau oganisasi nirlaba atau individu yang dalam beberapa cara teridentifikasi dalam pesan periklanan dan berharap menginformasikan anggota- anggota dari pemirsa tertentu. Menurut Kotler (2003, p658) Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide barang atau jasa secara non personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Menurut Kotler dan Amstrong (2001, p153) Periklanan adalah segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi nonpribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa. Menurut Peter dan Olson (2000,p181) Iklan (advertising) adalah penyajian informasi non-personal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dilakukan dengan bayaran tertentu. Sedangkan Lingga Purnama (2001, p156) menyatakan bahwa : “Periklanan merupakan suatu bentuk presentasi nonpersonal atau massal dan promosi ide, barang, dan jasa dalam media massa yang dibayar oleh suatu sponsor tertentu”.

BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

 

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1 Periklanan

Menurut Simmamora (2000,p756)

Periklanan (advertising) dapat didefinisikan sebagai komunikasi non pribadi melalui

bermacam- macam media yang dibayar oleh sebuah perusahan bisnis, atau oganisasi nirlaba

atau individu yang dalam beberapa cara teridentifikasi dalam pesan periklanan dan berharap

menginformasikan anggota- anggota dari pemirsa tertentu.

Menurut Kotler (2003, p658)

Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide barang atau jasa secara

non personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.

Menurut Kotler dan Amstrong (2001, p153)

Periklanan adalah segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan

presentasi dan promosi nonpribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa.

Menurut Peter dan Olson (2000,p181)

Iklan (advertising) adalah penyajian informasi non-personal tentang suatu produk,

merek, perusahaan, atau toko yang dilakukan dengan bayaran tertentu.

Sedangkan Lingga Purnama (2001, p156) menyatakan bahwa : “Periklanan

merupakan suatu bentuk presentasi nonpersonal atau massal dan promosi ide, barang, dan

jasa dalam media massa yang dibayar oleh suatu sponsor tertentu”.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

 

Karena banyaknya bentuk periklanan dan penggunaannya, agak sulit untuk

membuat suatu generalisasi menyeluruh tentang sifat-sifat khusus periklanan sebagai suatu

komponen dari bauran promosi. Secara umum dapat diperhatikan sifat-sifat berikut :

1. Presentasi umum.

Periklanan adalah cara berkomunikasi yang sangat umum. Sifat umum itu memberi

semacam keabsahan produk dan penawaran yang terstandarisasi. Karena banyak

orang menerima pesan yang sama, pembeli tahu motif mereka untuk membeli

produk tersebut akan dimaklumi oleh umum.

2. Tersebar luas.

Periklanan adalah medium berdaya sebar luas yang memungkinkan pemasar

mengulang satu pesan berulang kali. Iklan juga memungkinkan pembeli menerima

dan membandingkan pesan dari berbagai pesaing. Periklanan berskala besar oleh

seorang pemasar menunjukkan sesuatu yang positif tentang ukuran, kekuatan, dan

keberhasilan pemasar.

3. Ekspresi yang lebih kuat.

Periklanan memberi peluang untuk mendramatisasi perusahaan dan produknya

melalui penggunaan cetakan, suara, dan warna penuh seni. Namun kadang-kadang

kemampuan berekspresi yang melampaui batas-batas tertentu dapat memperlemah

pesan atau mengalihkan perhatian dari pesan yang disampaikan.

4. Tidak bersifat pribadi.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

10 

 

Periklanan tidak memiliki kemampuan memaksa seperti wiraniaga perusahaan.

Audiens tidak merasa wajib memperhatikan atau menanggapi. Iklan hanya mampu

melakukan tugas yang bersifat monolog, bukan dialog dengan audiens.

Iklan di media cetak baik itu yang terdapat dalam surat kabar maupun majalah, memiliki

karakteristik sebagai berikut:

1. tergolong praktis, cepat, dengan harga terjangkau

2. daya jangkau dan edar surat kabar dapat sampai pelosok. Perkembangan zaman

telah menciptakan segmentasi, dan megidentifikasi surat kabar dan majalah

menurut karakteritik sosial pendidikan pembacanya

3. peranan jenis huruf, ukuran, aspek layout turut menentukan keberhasilan iklan

4. dapat bertahan, tidak satu kali lalu habis

Dalam pasar yang tingkat persaingannya cukup tinggi, perusahaan mulai bersaing untuk

memberikan hal yang berbeda kepada pelanggannya agar pelanggan mempunyai kesetiaan

yang tinggi terhadap produk dengan terus melakukan pembelian secara teratur, layanan

iklan merupakan salah satu yang ditawarkan oleh perusahaan karena dengan iklan

perusahaan dapat memperbaharui informasi yang ada. (Jonnes dan Sasser,2000,p745)

2.1.1.1 Sasaran Periklanan

Sasaran periklanan berbeda - beda dari satu pasar ke pasar lainnya.

Periklanan tidak secara langsung membukukan penjualan. Penjualan merupakan

fenomena multitahap dan periklanan dapat digunakan untuk pengalihan pelanggan

dari satu tahap ke tahap berikutnya. (Simamora, 2000, p790).

(Simamora, 2003, p799) Periklanan digunakan untuk:

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

11 

 

Menciptakan kesadaran

Perusahaan menginginkan bahwa pemirsa pesan periklanan akan menjadi

lebih menyadari produk baru dan produk lama dalam lini produk

perusahaan.

Tindakan pemacu

Periklanan sering berfungsi mengingatkan konsumen atau pembeli industrial

agar membeli atau memesan produk yang diiklankan kelak ketika mereka

membutuhkan produk tersebut.

Mempertahankan minat

Perusahaan menggunakan periklanan untuk mengingatkan (reminder

advertising) guna mempertahankan produk tetap dalam ingatan pelanggan.

Memposisikan produk dan perusahaan

Meningkatkan pemakaian produk perusahaan

Mencari cara- cara baru untuk pelanggan dapat menggunakan produk yang

telah ada dan mengatakan tentang hal tersebut kepada mereka.

Memperbanyak jumlah pesanan

Menemukan pelanggan baru

Pemasar dapat menetapkan tujuan periklanan untuk mencari pelanggan

baru.

Membantu para perantara pemasaran

Menghasilkan penjualan andalan

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

12 

 

Kadangkala penjualan terjadi dengan segera, tetapi di lain waktu penjualan

andalan harus dipelihara dan dikelola berbulan- bulan sebelum penjualan

dapat dilakukan.

Menjangkau para pengambil keputusan lainnya

Hal ini biasanya terjadi untuk penjualan kepada pelanggan organisasional

besar, yang mungkin memiliki nkomite selusin orang yang membuat

keputusan.

2.1.1.2 Memilih Daya Tarik Iklan

Untuk menampilkan pesan iklan yang mampu membujuk, mampu

membangkitkan dan mempertahankan ingatan konsumen akan produk yang

ditawarkan, diperlukan daya tarik bagi pemirsa sasarannya. Daya tarik iklan

mengacu pada pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan perhatian konsumen

dan mempengaruhi perasaan mereka terhadap produk yang ditawarkan. (Anisaa dan

Adi, 2007, p11)

Iklan dengan rumus SUPER "A" dinilai tepat sebagai syarat iklan yang baik.

SUPER "A" terdiri dari elemen : (Hakim,2006,57)

1) Simple, artinya sederhana, baik untuk iklan produk baru maupun lama

2) Unexpected , artinya tidak terduga, iklan harus mampu membuat kejutan bagi

yang orang yang menyaksikannya;

3) Persuasive, artinya daya bujuk, iklan harus mampu mendekatkan diri konsumen

pada brand;

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

13 

 

4) Entertaining, artinya menghibur, iklan harus menyenangkan, jangan sampai

membuat orang kesal menyaksikannya;

5) Relevevant, artinya sesuai, eksekusi yang dibuat dalam iklan harus sesuai dengan

brand;

6) Acceptable, artinya iklan harus dapat diterima oleh budaya dalam masyarakat.

Dalam merancang pesan iklan menurut Kotler (2000) menyangkut empat

hal, antara lain:

a. Isi Pesan

Komunikator harus menetapkan apa yang ingin disampaikan kepada

pemirsa sasaran sehingga memperoleh tanggapan yang diinginkan

dari pemirsa. Proses ini dapat dijabarkan dalam tema, ide atau daya

tarik.

• Tema merupakan daya tarik yang penting untuk membuat

pembeli potensial.

• Setiap iklan yang sukses terjadi karena iklan tersebut

mampu membuat daya tarik yang efektif terhadap

kebutuhan atau keinginan konsumen yang menyaksikan,

membaca atau mendengarkan iklan tersebut.

b. Struktur Pesan

Merupakan cara menampilkan pesan dalam bentuk suatu kesimpilan

apakah itu tersirat dalam kandungan isinya.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

14 

 

• Headline (judul) : merupakan bagian terpenting dari suatu

iklan dan letaknya tidak selalu pada tulisan tetapi

merupakan bagian pertama yang dibaca orang.

• Sub headline : merupakan kalimat yang mengikuti judul

dan menyampaikan sesuatu yang penting terhadap calon

pembeli.

• Amplifikasi : merupakan perluasan naskah atau teks

iklan yang mengikuti judul.

c. Format Iklan

Jika melaui media cetak harus diperhatikan adalah daya tarik seperti

desain, warna, besar- kecilnya iklan, halaman tempat iklan

diletakkan.

d. Sumber Pesan

Menurut Kotler pengaruh pesan pada sasaran ditentukan oleh

bagaimana pandangan konsumen sasaran terhadap sumber pesan,

jika sumber pesan yang digunakan menarik akan menghasilkan

perhatian dan ingatan yang lebih baik.

Tiga faktor yang mendasari kepercayaan sumber pesan adalah:

• Keahlian / pengalaman (expertise): merupakan pengetahuan

yang terspesialisasi dari komunikator untuk mendukung

kedudukannya seperti profesor, doktor, dll.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

15 

 

• Kepercayaan (trustworthness) : berhubungan dengan

objektivitas dengan kejujuran dari sumber pesan seperti

seorang teman akan lebih dipercaya dari orang lain atau

penjual.

• Kesukaan (likebility) : menggambarkan daya

tarik sumber pesan kepada konsumen seperti sifat

(kejujuran, rasa humor, dan kewajaran atau kesederhanaan)

akan membuat sumber pesan yang lebih disukai.

2.1.1.3 Keputusan Memilih Media Iklan

Meliputi empat langkah utama yakni: (Simmamora, 2003)

1. Memutuskan jangkauan, frekuensi dan dampak.

Jangkauan (reach) ukuran persentase orang-orang di pasar sasaran

yang terpapar pada kampanye iklan selama periode waktu tertentu

Frekuensi (frecuency) ukuran seberapa sering rata-rata orang di

pasar akan terterpa oleh pesan tersebut

Dampak media , nilai kualitatif terpaan pesan melalui medium

tersebut

2. Memilih jenis media utama

Perencana pesan iklan harus memahami jangkauan, frekuensi dan

dampak masing-masing media utama sebelum memutuskan memilih media

mana yang akan digunakan. Ada sejumlah faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam memilih media, yakni kebiasaan media pelanggan

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

16 

 

sasaran, sifat produk yang relevan dengan media yang dipilih, jenis pesan (

pesan dengan jenis berbeda sering memerlukan media berbeda pula), dan

biaya.

3. Memilih sarana media khusus

4. Memutuskan penentuan waktu media

Tabel 2.1 Profil jenis – jenis media penting :

MEDIA KEUNGGULAN KELEMAHAN

Surat Kabar Fleksibel, tepat waktu

menjangkau pasar lokal,

diterima secara luas, sangat

dipercaya

Jangka waktu singkat,

reproduksi jelek, pembaca

ganda terbatas

Televisi Gabungan antara

pandangan, suara, dan

gerakan, menarik indera,

menarik minat, jangkauan

luas

Biaya mahal, banyak

gangguan, pembeberan

terlalu cepat, penonton

kurang selektif

Pos langsung Khalayak yang selektif,

fleksibel, tak ada iklan

pesaing, bersifat pribadi

Biaya relatif mahal, citra

pos murahan

Radio Digunakan banyak orang;

geografis dan demografis

sangat selektif, biaya murah

Hanya audio, kurang

diperhatikan dibanding TV,

terlalu cepat

Majalah Geografis dan demografis,

sangat selektif, terpercaya

dan prestis, reproduksi baik,

tahan lama, banyak

Biaya mahal, pesan tempat

memakan waktu lama,

pemborosan dalam

sirkulasi

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

17 

 

membaca ganda cukup

banyak

Iklan luar gedung Fleksibel, pembeberan

berkali – kali, biaya murah,

persaingan sedikit

Khalayak tidak selektif,

kreatifitas terbatas

Yellow Pages Cajupan lokal yang sangat

baik, kepercyaan tinggi,

jangkauan luas, biaya

murah

Persaingan tinggi,

pembelian lambat,

kreatifitas terbatas

News letters Selektifitas sangat tinggi,

kendali penuh, peluang

interaktif, biaya relatif

murah

Biaya dapat membengkak

terus

Brosur Fleksibel, kendali penuh,

dapat mendramatisai pesan

Kelebihan produksi, biaya

dapat membengkak

Telepon Banyak penggunaannya,

dapat emberikan sentuhan

personal

Biaya relatif tinggi

Internet Selektifitas tinggi,

kemungkinan dapat

berinteraksi, biaya relatif

murah

Media relatif baru,

dibeberapa negara

penggunaanya masih

sedikit

Sumber : Philip Kotler and Kevin Keller, Marketing Management, 2006

2.1.1.4 Menyusun Strategi Pemasangan Iklan

Strategi pemasangan iklan meliputi dua unsur utama yakni menciptakan

pesan iklan, dan memilih media tempat memasang iklan.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

18 

 

Strategi pemasangan iklan perlu difahami dan diterapkan dengan baik,

karena biaya iklan nyatanya memang sangat tinggi. Sehingga jangan sampai biaya

besar tidak mencapai hasil yang diharapkan. (Simmamora,2000,p760)

2.1.1.5 Menciptakan Pesan Iklan

Pesan iklan yang efektif menentukan efektif tidaknya iklan tersebut

diluncurkan dan menapat tanggapan memuaskan dari audience. Kenyataan

menunjukkan, sebagian besar penonton televisi misalnya, memutuskan mengganti

saluran saat iklan ditayangkan. Sehingga pemasar perlu jeli memilih dan

menentukan pesan iklan yang disampaikan. Iklan yang disajikan harus merupakan

“suguhan imaginatif, interaktif, menghibur dan bermanfaat”. (Simmamora,

2000,p765)

Dalam mendesain iklan produk, pemasar perlu mendesain pesan sesuai

dengan sasaran penerima pesan berdasarkan kategori adopter. Sebagai contoh

format pesan nutrisi dalam iklan pangan menjadi efektif jika pesan tersebut diserap

dan dipahami sesuai dengan keterbatasan waktu konsumen. Efektivitas iklan

dipengaruhi oleh kesesuaian format dengan pemirsa, media, kategori produk, merek,

kondisi dan kandungan pesan dalam iklan. Dengan demikian, kreativitas merupakan

faktor dan memiliki nilai penting dalam mengembangkan format penyampaian pesan

kepada konsumen. (Brunnel dan Nelson, 2003, p337)

2.1.1.1.6 Efektivitas Iklan

Menurut Sutterlan dan Sylvester (2007,p351)

Efektivitas iklan adalah rangkaian (lihat tabel) memusatkan pada iklan itu sendiri,

yaitu: pengenalan iklan, mengingat kembali iklan, menyampaikan iklan, dan

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

19 

 

menyukai serta percaya atas iklan, Ukuran- ukuran ini berkaitan dengan ukuran-

ukuran yang dipusatkan pada merek di seluruh gambaran evaluasi iklan karena

ukuran tersebut digunakan dalam proses eliminasi untuk menilai apakah iklan itu

efektif, dan jika tidak, untuk mengurangi apa yang keliru.

Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami kegagalan

karena penekanan program komunikasi (iklan) adalah pada aspek pendidikan dan

hukum dengan mengabaikan konsep pemasaran dan pertukaran. Dalam hal ini

edukasi secara individual dapat menciptakan kesadaran manfaat kesehatan, tetapi

kesadaran tersebut tidak mengarah terbentuknya perilaku. Sehingga, komunikasi

kesehatan membutuhkan peran pemasaran untuk memodifikasi iklan yang dapat

mempengaruhi pengetahuan, sikap dan keyakinan konsumen pada produk yang

ditawarkan. (Suci Pramitasari, 2007, p92)

Tabel 2.2 Mengukur Efektivitas Iklan :

Mengukur Efektivitas Iklan

Difokuskan pada merek Difokuskan pada iklan

Perilaku membeli merek Mengenal iklan

Tujuan membeli atau sikap atas merek Mengingat kembali iklan

Kesadaran merek Merek yang tepat

Citra merek Pengantaran pesan

Menyukai pesan

Kepercayaan atas pesan

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

20 

 

2.1.1.1.7 Pelaksanaan Pesan

Menurut Kotler dan Amstrong (2002, p646-650) Orang- orang yang kreatif

harus menemukan gaya , nada, perkataan dan format terbaik untuk melaksanakan

pesan tersebut. Setiap pesan dapat disajikan dalam gaya pelaksanaan yang berbeda-

beda seperti:

1. Potongan kehidupan ( slice of life ). Gaya ini menunjukkan satu atau lebih

orang khas yang menggunakan produk dalam situasi normal.

2. Gaya hidup ( life style ). Gaya ini menunjukkan kecocokan sebuah produk

dengan gaya hidup tertentu.

3. Fantasi. Gaya ini menciptakan fantasi di sekitar produk atau kegunaannya.

4. Suasana hati atau citra ( mood or image ). Gaya ini emnciptakan suasana

hati atau citra di sekitar produk.

5. Musikal ( musical ). Gaya ini menunjukkan satu lebih orang atau tokoh

orang atau kartun yang menyanyikan lagu tentang produk tersebut.

6. Simbol kepribadian (personality symbol). Gaya ini menciptakan tokoh

yang mewakili produk.

7. Keahlian tehnis ( technical espertise). Gaya ini menunjukkan keahlian

perusahaan dalam menghasilkan produk.

8. Bukti ilmiah ( scientific evidence ). Gaya ini menampilkan hasil survei atau

buku ilmiah tentang keunggulan produk.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

21 

 

9. Bukti atau dukungan testimonial. Gaya ini menampilkan sumber yang

sangat dapat dipercaya dan disukai yang mendukung produk tersebut.

2.1.2 Kelompok Referensi

Menurut Schiffman dan Kanuk( 2004,p291) Kelompok rujukan adalah setiap orang

atau kelompok yang dianggap sebagi dasar perbandingan (rujukan) bagi seseorang dalam

membentuk nilai- nilai dan sikap umum atau khusus atau pedoman khusus bagi perilaku.

Menurut Sumarwan (2003,p250) Kelompok referensi adalah seorang individu atau

sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok referensi

berfungsi sebagai referensi bagi seseorang dalam keputusan pembelian dan konsumsi

produk. Kelompok referensi bagi seseorang bisa terdiri atas satu orang atau lebih. Kelompok

referensi bisa merupakan sesuatu yang nyata ataupun tidak nyatadan bersifat simbolik

(seperti: selebritis, artis, olahragawan).

Menurut Suryani (2008,p215) dari berbagai kelompok yang ada, bentuk kelompok

yang mempunyai relevansi dengan perilaku konsumen adalah kelompok referensi. Kelompok

referensi merupakan individu atau kelompok yang dijadikan rujukan yang mempunyai

pengaruh nyata bagi individu.

Menurut Solomon (2004, p390) ” People who are actively involved in transmitting

marktplace information of all types”. Pendapat ini menujukkan bahwa seseorang dianggap

sebagai kelompok referensi jika orang tersebut secara aktif menginformasikan produk

kepada konsumen.

Menurut Kotler (2003, p184) Kelompok dapat diartikan sebagai seseorang yang

dipengaruhi oleh kelompok (grup) kecil. Kelompok yang secara langsung mempengaruhi dan

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

22 

 

dimiliki oleh seseorang disebut kelompok keanggotaan. Beberapa diantaranya adalah

kelompok primer yang memiliki interaksi reguler tetapi informal seperti keluarga, teman-

teman, tetangga dan rekan sekerja. Keluarga, anggota keluarga dapat sangat mempengaruhi

perilaku pembeli. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting

dalam masyarakat dan pengaruh tersebut telah diteliti secara ekstensif. Peran dan status

seseorang merupakan anggota berbagai kelompok- keluarga, klub, organisasi. Posisi

seseorang dalam setiap kelompok dapat ditetapkan baik lewat perannya maupun status

dalam organisasi tersebut. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan

yang diberikan oleh masyarakat. Seseorang sering kali memilih produk yang menunjukkan

status mereka dalam masyarakat.

Beberapa diantaranya adalah kelompok sekunder yang lebih formal dan memiliki

lebih sedikit interaksi reguler. Kelompok sekunder ini mencakup oraganisasi seperti kelompok

keagamaan, asosiasi perofesional dan serikat pekerja.

Menurut Peter dan Olson (2000,p103) Kelompok referensi (reference group) adalah

aspek lingkungan sosial mikro bagi konsumen. Interaksi sosial dengan grup referensi sering

terjadi secara langsung dan bertatap muka, yang mana dapat memberikan pengaruh

langsung pada tanggapan afeksi , kognisi dan perilaku pada pengambilan keputusan.

Misalnya lingkungan sosial yang tercipta ketika dua orang sekawan sedang berbelanja

bersama dapat mempengaruhi pengalaman berbelanja, proses keputusan dan kepuasan total

dalam berbelanja kedua orang tersebut. Grup referensi sangat penting dalam memindahkan

makna budaya masyarakat, sub-budaya, dan kelas sosial keseluruhan pada individu

konsumen.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

23 

 

Seorang individu dapat terlibat dalam berbagai jenis grup yang berbeda. Sebuah

grup terdiri dari dua atau lebih orang yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai

tujuan yang sama. Bentuk-bentuk grup yang penting antara lain keluarga, teman dekat,

mitra kerja, grup sosial formal, grup hobi dan tetangga. Sebagian grup tersebut dapat

menjadi grup referensi.

Grup referensi melibatkan satu atau lebih orang yang dijadikan sebagai dasar

pembanding atau titik referensi dalam membentuk tanggapan afeksi dan kognisi serta

menyatakan perilaku seseorang (Peter dan Olson 2000,p104). Grup referensi ukurannya

beragam (dari satu hingga ratusan orang), dapat memiliki bentuk nyata (orang sebenarnya)

atau simbolik (eksekutif yang berhasil atau bintang olahraga). Grup referensi seseorang (dan

seseorang menjadi referensi) dapat berasal dari kelas sosial, sub-budaya, atau bahkan

budaya yang sama ataupun berbeda.

2.1.2.1 Jenis Kelompok Referensi

Kelompok referensi (acuan) dalam kehidupan masyarakat terbagi menjadi

beberapa jenis (Suryani, 2008,p216), antara lain sebagai berikut :

1. Menurut intensitas interaksi dan kedekatan

Ditinjau dari intensitas interaksi dan kedekatan hubungan diantara anggota

kelompok, kelompok dapat dibedakan menjadi dua yaitu kelompok primer

dan sekunder. Kelompok primer adalah kelompok yang intensitas

hubungannya kuat, sering berinteraksi, hubungannya lebih didasrkan pada

ikatan emosional, anggota kelompoknya cenderung relatif sedikit dan pada

umumnya bersifat informal.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

24 

 

Contoh: keluarga, klub penghobi tertentu yang jumlahnya tidak terlalu

banyak dan sering bertemu secara rutin merupakan salah satu bentuk dari

kelompok primer. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang

interaksi hubungannya relatif kurang intensif, jarang berinteraksi dan

hubungannya lebih didominasi oleh hal- hal yang sifatnya rasional dan

formal. Contoh: ikatan profesi tertentu ( Ikatan Sarjana Ekonomi, Ikatan

Dokter Indonesia, Ikatan Alumni, kelompok keagamaan dan lainnya)

2. Menurut legalitas keberadaan

Berdasarkan keberadaan, status legalnya, kelompok dapat diklarifikasikan

menjadi dua yaitu kelompok formal dan kelompok informal.

• Kelompok formal adalah kelompok yang keberadaannya resmi, ada

pengesahan dari institusi atau pihak yang secara legal diakui

dimasyarakat. Kelompok ini memiliki struktur organisasi yang resmi

dan daftar keanggotaan yang resmi, misalnya Himpunan Mahasiswa

Jurusan (HMJ), kelompok Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI)

dan lainnya.

• Kelompok informal adalah kelompok yang keberadaannya tidak

resmi, berdirinya bisanya karena hubungan kedekatan atau karena

adanya persamaan kebutuhan, sikap dan pandangan, dan tidak

didirikan secara formal dan tidak memiliki struktur organisasi yang

jelas. Kelompok ini keanggotannya bersifat sukarela. Misalnya

penggemar olahraga sepeda, kelompok pencinta alam, dan lain-lain.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

25 

 

Konsumen adalah aktivitas keseharian akan berada atau terlibat dengan

kelompok formal maupun kelompok informal. Baik kelompok formal maupun

kelompok informal melalui interaksi yang ada akan mempengaruhi perilaku

anggota kelompoknya baik secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku

konsumsi dan pengambilan keputusan pembelian konsumen sering kali

dipengaruhi melalui interaksi kelompok.

3. Menurut status keanggotaaan dan pengaruh

Berdasarkan status keanggotaan dan pengaruhnya ( positif maupun negatif),

kelompok dapat diklarifikasikan menjadi empat kelompok keanggotaan

(membership group), yaitu:

• Kelompok Kontraktual

Kelompok dimana individu yang menjadi anggota kelompok tersebut

melakukan tatap muka secara teratur dan mempunyai nilai, sikap

dan standar yang mereka setujui. Jadi, kelompok ini memiliki

pengaruh positif terhadap individu. Contoh seorang anggota klub

jantung sehat. Individu ini sering hadir pada acara-acara yang

diselenggarakan klub dan merasa nyaman berada dalam klub

jantung sehat karena nilai-nilai dan kebiasaan baik yang

dikembangkan sangat cocok dengan sikap dan perilakunya.

• Kelompok Aspirasional

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

26 

 

Kelompok dimana individu belum menjadi anggota, tidak melakukan

kontak tatap muka dengan kelompok, tetapi berkeinginan menjadi

anggota kelompok tersebut.

• Kelompok Disclaiment

Kelompok dimana individu menjadi anggota suatu kelompok dan

melakukan kontak tatap muka dengan kelompok tersebut, tetapi

tidak menyetujui nilai, sikap dan perilaku yang dikembangkan

kelompok tersebut. Dengan demikian individu punya sikap, nilai dan

perilaku yang berbeda dan bersebrangan dengan kelompoknya.

• Kelompok yang dihindari (disosiatif)

Kelompok dimana individu tidak menjadi anggota suatu kelompok

dan tidak mengadakan kontak tatap muka serta tidak menyetujui

nilai, sikap dan perilaku yang dikembangkan oleh kelompok tersebut.

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan perbedaan utama

dari kelompok referensi, sebagai berikut:

Tabel 2.3 Ringkasan jenis kelompok referensi

Jenis Kelompok Referensi Perbedaan dan Ciri Utama

Primer dan sekunder Kelompok referensi primer melibatkan interaksi langsung dan

tatap muka, sementara kelompok sekunder tidak

Formal dan Informal Kelompok referensi formal memiliki struktur yang rinci dan

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

27 

 

jelas, kelompok referensi informal tidak

Keanggotaan Seseorang menjadi anggota formal dari keanggotaan kelompok

referensi

Aspirasional Seseorang bercita- cita bergabung atau menandingi kelompok

referensi aspirasional

Kontraktual dan

disclaiment

Kelompok refernsi kontraktual melibatkan interaksi setiap tatap

muka secara teratur dan memiliki nilai, sikap dan standar yang

mereka setujui dalam kelompok, sedangkan kelompok

dislcaiment melibatkan tatap muka, tetapi tidak menyetujui

sikap dan perilaku didalam kelompok

Disosiatif Seseorang berupaya menghindar atau menolak kelompok

referensi disasosiatif

Sumber: Peter dan Olson (2000,p104)

Tampilan diatas memberikan beberapa jenis kelompok referensi dan sifat-sifat

penting yang membedakannya. Perbedaan tersebut dapat dikombinasikan untuk

menjelaskan dengan baik kelompok khusus tertentu. Misalnya rekan kerja dapat

membentuk suatu kelompok formal, primer dan keanggotaan.

2.1.2.2 Jenis Pengaruh Kelompok Referensi

Sebagian besar masyarakat adalah anggota dari beberapa kelompok

informal primer dan sejumlah kecil kelompok formal keanggotaan (gereja, sosial,

asosiasi profesional). Disamping itu, masyarakat juga sadar akan adanya

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

28 

 

kelompok sekunder, baik formal maupun informal. Pada dasarnya seseorang

memihak atau bergabung dengan sebuah kelompok refrensi karena tiga alasan

yaitu: (Peter dan Olson,2000,p105)

1. Untuk mendapatkan pengetahuan yang berharga

2. Untuk mendapatkan penghargaan atau menghindari hukuman

3. Untuk mendapatkan makna yang digunakan untuk membangun,

memodifikasi, atau memelihara konsep pribadi mereka

Tiga jenis pengaruh kelompok referensi (Schiffman dan Kanuk,2007,p38):

Pengaruh informational

1. Individu mencari informasi tentang berbagai merek dari sebuah

perkumpulan profesional atau kelompok ahli yang independent.

2. Individu mencari informasi dari orang-orang yang bekerja dengan

produk sebagai profesi.

3. Individu berusaha mencari merek yang berdasarkan pengalaman

baik orang lain.

4. Merek yang disetujui atau telah diobservasi dan ada persetujuan dari

lembaga indepndent.

Pengaruh utilitarian

1. Mempengaruhi individu untuk membeli suatu merek yang berasal

dari referensi rekan kerja asosiasi.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

29 

 

2. Mempengaruhi individu untuk membeli suatu merek yang berasal

dari referensi kelompok sosialnya.

3. Mempengaruhi individu untuk membeli suatu merek yang berasal

dari referensi anggota keluarganya.

Pengaruh nilai-ekspresif

1. Individu yang beranggapan bahwa membeli atau penggunaan merek

tertentu akan memiliki gambaran lain yang mewakili dirinya.

2. Individu merasa bahwa orang-orang yang membeli atau

menggunakan merek tertentu memiliki karakteristik yang dia mau.

3. Individu beranggapan akan menjadi seperti orang yang

mengiklankan suatu produk jika menggunakan merek tertentu.

2.1.2.3 Pengaruh Kelompok Referensi Pada Produk dan Merek

Kelompok referensi tidak mempengaruhi pembelian semua produk dan

merek pada tingkat yang sama (Peter dan Olson,2000,p107). Berdasarkan pada

penelitian sebelumnya, Bearden dan Etzel mengajukan bahwa pengaruh kelompok

referensi pada keputusan produk dan merek beragam paling tidak dalam dua

dimensi. Dimensi pertama berkaitan dengan sejauh mana produk atau merek adalah

sesuatu yang dibutuhkan atau benda yang mewah. Suatu kebutuhan dimiliki oleh

hampir semua orang, sementara barang mewah hanya dimiliki oleh konsumen dalam

kelompok khusus. Dimensi kedua adalah sejauh mana objek yang sedang

dipertanyakan menarik atau dikenal orang lain. Barang publik (public good) adalah

sesuatu yang kepemilikan dan penggunaannya oleh seseorang diketahui oleh orang

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

30 

 

lain dan yang dapat diketahui mereknya tanpa mengalami kesulitan, misalnya mobil.

Barang pribadi (private good) adalah barang yang digunakan dirumah atau secara

pribadi, sehingga orang lain (di luar keluarga langsung) tidak mengetahui

kepemilikan atau penggunaannya, misalnya penggunaan alat pengering rambut.

Pengkombinasian kedua dimensi ini menghasilkan matrix seperti yang ditunjukkan

pada tabel berikut:

Tabel 2.4 Efek dari publik-pribadi dan barang mewah-kebutuhan pada pengaruh

referensi untuk pilihan produk dan merek

Kebutuhan Barang Mewah

Publik Kebutuhan publik

Pengaruh kelompok

referensi

Produk: lemah

Merek: kuat

Contoh: jam tangan,

mobil, jas pria

Barang mewah publik

Pengaruh kelompok

referensi

Produk: kuat

Merek: kuat

Contoh: klub golf, perahu

motor

Pribadi Kebutuhan Pribadi

Pengaruh kelompok

referensi

Barang mewah

pribadi

Pengaruh kelompok

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

31 

 

Produk: lemah

Merek: lemah

Contoh: kasur, lemari es,

lampu

referensi

Produk: kuat

Merek: lemah

Contoh: TV, mini compo

Sumber : Peter dan Olson,2000,p108

Tabel diatas menyatakan bahwa pengaruh kelompok referensi akan beragam

tergantung pada apakah suatu produk dan merek merupakan kebutuhan publik,

kebutuhan pribadi, barang mewah publik atau barang mewah pribadi. Perhatikan

jam tangan yang merupakan kebutuhan publik. Karena setiap orang dapat

mengetahui apakah seseorang menggunakan jam tangan atau tidak, pemilihan

mereknya mungkin mudah terpengaruh kelompok referensi.

2.1.2.4 Aplikasi Kelompok Referensi Dalam Pemasaran

Menurut Suryani (2008,p227) karena kelompok referensi ini memiliki

pengaruh kuat terhadap perilaku konsumen, maka pemasar berupaya memanfaatkan

kelompok referensi ini. Ada beberapa kelompok referensi yang dapat dipakai oleh

pemasar, yaitu :

Selebritis

Di masyarakat Indonesia selebritis seperti penyanyi, pemain musik, pelawak,

atlet, eksekutif dan politikus merupakan orang-orag yang memiliki

popularitas tinggi dan mempunyai pengaruh yang kuat. Anak- anak

menyukai pemain sinetron dan penyanyi anak-anak. Kaum remaja menyukai

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

32 

 

pemain sinetron remaja, pemain musik yang sedang populer, atlet olahraga

muda. Demikian juga ibu-ibu dan bapak-bapak yang mengidolakan selbritis

tertentu. Penggunaan selebritis untuk mempromosikan produk dipandang

mempunyai pengaruh yang cukup kuat karena mempunyai popularitas di

masyarakat. Pemasar biasanya memilih artis yang sedang populer dan

dikagumi khalayak yang menjadi pasar sasaranny. Ada banyak peran yang

dimainkan selebritis dalam mempromosiak produk dan jasa, antar lain:

Memberikan kesaksian (testimonial)

Memberikan dorongan atau penguatan

Berperan sebagai aktor dalam iklan

Beperan sebagai juru bicara dalam perusahaan

Pakar (expert)

Pemasar sering menggunakan tokoh yang mempunyai kepakaran tertentu

yang mempunyai relevansi dengan produk yang diiklankan . Kredibilitas dari

iklan yang menggunakan pakar ini tergantung dari reputasi keahlian dan

juga reputasi personal tokoh tersebut di masyarakat serta keterkaitan

kepakaran dengan produk yang diiklankan.

Orang Biasa ( The Common Man)

Sering kali iklan suatu produk juga menggunakan orang biasa untuk

mengiklankannya. Mereka memberikan komentar atau kesaksian atas produk

yang mereka gunakan.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

33 

 

2.1.2.5 Manfaat Kelompok Referensi

Kelompok referensi memainkan peran penting dalam pemasaran produk.

Konsumen yang setiap harinya berinteraksi dengan orang lain, baik dengan orang-

orang dalam kelompoknya atau diluar kelompoknya akan dapat dengan mudah

dipengaruhi oleh orang lain. Interaksi dapat memberikan pengaruh yang kuat

terhadap perilaku, termasuk dalam perilaku pembelian dan konsumsi.

Menurut Suryani (2008,p231) kelompok referensi dapat digunakan pemasar

untuk:

1. Meningkatkan kesadaran tentang merek

Kesadaran merek dapat ditingkatkan dengan pemanfaatan kelompok

referensi dalam iklan maupun dalam komunikasi pemasaran yang lain seperti

penjualan personal. Penggunaan selebritis atau pakar mempunyai daya tarik

yang kuat jika pemilihannya tepat dengan pasar sasaran. Bagi masyarakat

yang tingkat pendidikannya tidak terlalu tinggi, kehadiran pakar, eksekutif

dan selebritis yang dijadikan tokoh idola dan dipandang memiliki kredibilitas

tinggi akan sangat efektif dalam mempengaruhi perilaku konsumen.

Konsumen remaja yang perilakunya sangat dipengaruhi oleh kelompok

sebayanya dalam berperilaku konsumsi pun juga akan dipengaruhi oleh

kelompok-kelompok atau individu yang diacu oleh kelompok sebayanya.

2. Meyakinkan dan memberi rasa aman pada konsumen yang disebabkan oleh

keraguannya terhadap resiko

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

34 

 

Konsumen sering khawatir dan ragu-ragu untuk memilih suatu produk

karena resiko yang akan diterima jika salah dalam mengambil keputusan

akibat terbatasnya informasi yang dimiliki. Adanya kelompok referensi yang

memiliki kredibilitas tinggi, dianggap mampu menguatkan keyakinannya

akan kemungkinan resiko yang diterima.

2.1.3 Produk

Produk mempunyai peranan penting dalam menunjang keberhasilan pemasaran.

Menurut Kotler dan Armstrong (2003, p337) Produk adalah segala sesuatu yang dapat

ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang

dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya. Produk dikatakan baik apabila

produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan pasar. Perkembangan penjualan produk yang

tidak memenuhi kebutuhan dan keinginan pembeli, tidak dapat dibantu dengan strategi

promosi penjualan yang efektif sekalipun karena tidak dapat membantu merubah produk

tersebut menjadi sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan pembeli.

Produk adalah barang- barang fisik maupun jasa yang dapat memuaskan kebutuhan

konsumen. (Jeff,2001,393)

Terdapat tiga aspek produk yang perlu diperhatikan:

• Produk Inti

Produk inti adalah manfaat inti yang ditampilkan oleh suatu produk

kepada konsumen dalam memenuhi kebutuhan serta keinginannya.

• Produk yang diperluas

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

35 

 

Produk yang diperluas merupakan manfaat tambahan diluar produk

inti disebut produk yang diperluas. Tambahan manfaat itu berupa

pemasangan instalasi, pemeliharaan, pemberian garansi serta

pengirimannya.

• Produk formal

Produk formal adalah produk yang merupakan penampilan dan

perwujudan dari produk inti maupun perluasan produk. Produk

formal inilah yang dikenal pembeli sebagai daya tarik yang tampak

langsung dimata konsumen. Terdapat lima komponen yang terdapat

pada produk formal:

o Desain/ bentuk/ corak

o Daya tahan/ mutu

o Daya tarik/ keistimewaan

o Pengemasan/ bungkus

o Nama merek/ brand name

2.1.3.1 Atribut Produk

Atribut produk merupakan bagian dari pengembangan produk dan jasa

memerlukan pendefinisian manfaat-manfaat yang akan ditawarkan. Atribut produk

mempunyai pengaruh yang besar kepada persepsi konsumen terhadap produk

karena melalui atribut-atribut produk, suatu produk dapat dikomunikasikan dan

disampaikan kepada konsumen melalui atribut-atribut produk seperti kualitas produk

serta harga.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

36 

 

Menurut Tjiptono (2002, p104-108) atribut produk antara lain meliputi:

1. Merk

Merk merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain, warna, gerak,

atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat

memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing.

2. Pembungkusan/kemasan

Pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan dengan

perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus (Wrapper)

untuk suatu produk. Tujuan penggunaan kemasan antara lain meliputi:

a. Sebagai pelindung isi (protection), misalnya dari kerusakan, kehilangan,

berkurangnya kadar/isi, dan sebagainya.

b. Untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan, misalnya supaya tidak

tumpah, sebagai alat pemegang, mudah menyemprotkannya (seperti obat

nyamuk, parfum) dan lain-lain.

c. Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable), misalnya untuk diisi kembali

(refill) atau wadah lain.

d. Memberikan daya tarik (promotion), yaitu aspek artistik, warna, bentuk,

maupun desainnya.

e. Sebagai identitas (image) produk, misalnya berkesan kokoh/awet, lembut

dan mewah.

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

37 

 

f. Distribusi (Shipping), misalnya mudah disusun, dihitungh, dan ditangani.

g. Informasi, yaitu menyangkut isi, pemakaian, dan kualitas.

h. Sebagai cermin inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan teknologi dan

daur ulang.

3. Label (Labelling)

Label merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi

mengenai produk dan penjual.

4. Layanan-layanan pelengkap (Supplementary supplies)

Layanan pelengkap dapat diklasifikasikan menjadi:

a. Informasi, misalnya jalan/arah menuju tempat produsen, jadwal atau skedul

penyampaian produk/jasa, harga dan lain-lain.

b. Konsultasi, misalnya pemberian saran, auditing, konseling pribadi dan lain-

lain.

c. Order Taking, meliputi aplikasi (keanggotaan di klub atau program tertentu),

order entry, dan reservasi.

d. Hospitality, diantaranya sambutan, food and beverage, toilet dan kamar kecil,

dan lain-lain.

e. Caretaking, terdiri dari perhatian dan perlindungan atas barang milik

pelanggan yang mereka bawa dan barang yang dibeli pelanggan.

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

38 

 

f. Exception, meliputi permintaan khusus sebelum penyampaian produk,

menangani komplain/pujian/saran, pemecahan masalah, dan sebagainya.

g. Billing, meliputi laporan rekening periodik, faktur untuk transaksi individual

dan lain-lain.

h. Pembayaran, berupa swalayan oleh pelanggan, pelanggan berinteraksi

dengan personil perusahaan yang menerima pembayaran dan sebagainya.

5. Jaminan (Garansi)

Jaminan adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya

kepada konsumen dimana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk

ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan.

2.1.3.2 Persepsi

Dalam memandang suatu permasalahan setiap orang mempunyai persepsi yang

berbeda- beda.Menurut Erna (2008,p42) Persepsi merupakan proses yang kompleks.

Seringkali terjadi dimana pesan yang satu tidak berhubungan dengan pesan yang

akhirnya memasuki otak konsumen karena itu memahami proses persepsi sangat

penting bagi pemasar agar dapat menciptakan komunikasi yang efektif dengan

konsumen. Persepsi seseorang timbul dari dalam diri masing- masing. Persepsi tidak

hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang

berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan.

Menurut Horovitz (2000,p4) Persepsi adalah anggapan yang muncul setelah

melakukan pengamatan di lingkungan sekitar atau melihat situasi yang terjadi untuk

mendapatkan informasi tentang sesuatu produk dari pihak lain.

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

39 

 

Menurut Durianto, et all (2004,p96) persepsi kualitas (perceived quality)

dapat didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau

keunggulan suatu produk atau jasa layanan dengan apa yang diharapkan oleh

pelanggan.

Dari berbagai pendapat mengenai persepsi diatas dapat dikatakan persepsi

merupakan suatu proses pemahaman dari dalam diri seseorang terhadap suatu

objek, baik itu yang berwujud ataupun tidak berwujud. Persepsi mencakup penilaian

seseoang terhadap objek, dimana penilaian tersebut bebeda antara satu orang

dengan yang lain. Persepsi penting dalam kehidupan karena persepsi seseorang

memulai hubungan interaksi dengan pihak lain.

2.1.3.2.1 Faktor- Faktor Pembentuk Persepsi

Persepsi individu terhadap suatu objek tidak terjadi begitu saja, tapi ada

beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor fungsional yang berasal

dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal lain yang termasuk dalam faktor

personal. Jadi, persepsi tidak hanya ditentukan oleh jenis atau bentuk stimuli,

tetapi juga karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli tersebut

dan bermula dari kondisi biologisnya. (Rakmat, 2001, p46). Pasla dan Dinata

(2004, p30) juga menyebutkan persepsi individu akan suatu objek terbentuk

dengan adanya peran dari perceiver, target dan situation. Perceiver mendapat

rangsangn dan melakukan proses persepsi berdasarkan need, expectation,

experience yang dimiliki perceiver. Rangsangan yang diterima perceiver adalah

target yang dapat berbentuk produk maupun jasa. Dalam mempersepsikan

target, situation yang merupakan suasana di sekitar target dan perceiver. Proses

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

40 

 

membentuk persepsi akan suatu objek tersebut bisa saja mendapat gangguan

dari luar/ distortion berupa stereotype, halo effect, first impression, atau jumping

to conclusion, yang dapat menyebabkan terjadi penyimpangan pada persepsi

individu.

2.1.3.3 Kualitas Produk

Kualitas produk adalah salah satu alat pemasaran yang penting dalam

menempatkan posisi suatu produk di pasar. Kualitas adalah kemampuan suatu

produk untuk memenuhi untuk memenuhi fungsi- fungsinya. (Simamora,

2001,p147). Dimensinya meliputi daya tahan, keandalan (kemampuan selalu dalam

keadaan baik/ siap pakai), kemudahan dalam mengoperasikan dan mereparasi, dan

atribut- atribut lain yang bernilai.

Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkatan dan konsistensi (Kotler

dan Amstrong, 2003, p347). Dalam pengembangan produk, pemasar terlebih dahulu

harus memilih tingkatan kualitas yang dapat mendukung posisi produk di pasar

sasarannya. Tingkat kualitas tidak selalu harus tinggi. Kualitas bisa saja rendah,

sedang atau tinggi, sesuai dengan posisioning yang diinginkan. Maka kualitas produk

harus disesuaikan dengan posisi produk dalam pasar.

Selain tingkatan kualitas, kualitas tinggi juga dapat berarti konsistensi

tingkat kualitas yang tinggi. Dalam konsistensi yang tinggi tersebut, kualitas produk

berarti kualitas kesesuaian bebas dari kecacatan dan kekonsistenan dalam

memberikan tingkatan kualitas yang akan dicapai.

Quality is the customer’s perception artinya bahwa pelanggan menilai baik

buruknya kualitas suatu produk berdasarkan persepsinya. Suatu produk diartikan

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

41 

 

berkualitas jika memenuhi kebutuhan dan keinginan pembeli. Kualitas ditentukan

oleh pelanggan dan pengalaman terhadap terhadap produk. (Esti, 2003, p143)

(Philip Kotler, 2005, p94) menjelaskan salah satu nilai utama yang

diharapkan oleh pelanggan dari permasok adalah mutu produk dan jasa yang tinggi.

Maka dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa mutu atau kualitas produk

dapat mempengaruhi konsumen dalam memutuskan untuk mengkonsumsi produk

tersebut dan akan mempengaruhi dalam melakukan pembelian ulang.

Perusahaan harus berusaha terus memberikan kualitas kesesuaian yang tinggi,

dalam hal tingkatan kualita kesesuaian yang secara konsisten memberikan kualitas

yang dibayar dan diharapkan oleh konsumen.

2.1.3.3.1 Dimensi Kualitas Produk

Berdasarkan perspektif kualitas, David Garvin (dalam Zulian Yamit, 2004,

p10), mengembangkan dimensi kualitas kedalam delapan dimensi yang dapat

digunakan sebagai dasar perencanaan strategis terutama bagi perusahaan atau

manufaktur yang menghasilkan barang dan jasa. Kedelapan dimensi tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Performance (kinerja), yaitu kesesuaian produk dengan fungsi utama produk itu

sendiri atau karakteristik operasi dari suatu produk.

2. Feature, yaitu ciri khas produk yang membedakan dari produk lain yang

merupakan karakteristik pelengkap dan mampu menimbulkan kesan yang bagi

pelanggan.

3. Reliability (keandalan), yaitu kepercayaan pelanggan terhadap produk karena

kehandalannya atau karena kemungkinan kerusakan yang rendah.

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

42 

 

4. Conformance (kesesuaian), yaitu kesesuaian produk dengan syarat atau ukuran

tertentu atau sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar

yang telah ditetapkan.

5. Durability (daya tahan), yaitu tingkat ketahanan atau seberapa lama produk

dapat terus digunakan.

6. Serviceability, yaitu meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, kemudahan

dalam pemeliharaan dan penanganan keluhan yang memuaskan.

7. Estetika, yaitu keindahan menyangkut corak, rasa, dan daya tarik produk.

8. Perceived, yaitu fanatisme konsumen yang menyangkut citra dan reputasi

produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

Tingkat kualitas tidak selalu harus tinggi kualitas bisa saja rendah, sedang

atau tinggi, sesuai dengan positioning yang diinginkan. Maka kualitas produk harus

disesuaikan dengan posisi produk dalam pasar.

Selain tingkatan kualitas, kualitas yang tinggi juga dapat berarti konsistensi

tingkatan kualitas yang tinggi. Dalam konsistensi yang tinggi tersebut kualitas produk

berarti kualitas kesesuaian bebas dari kecacatan dan kekonsistenan dalam

memberikan tingkatan kualitas yang akan dicapai/ dijanjikan.

Menurut Philip Kotler (2005, p94) menjelaskan bahwa salah satu nilai utama

yang diharapkan adalah pelanggan dari pamasok adalah mutu produk dan jasa yang

tinggi. Maka dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas produk

dapat mempengaruhi konsumen dalam memutuskan untuk memperoleh produk

tersebut.

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

43 

 

Perusahaan harus berusaha keras memberikan tingkatan kualitas kesesuaian yang

tinggi, dalam hal tingkatan kualitas kesesuian yang secara konsisten memberikan

kualitas yang dibayar dan diharapkan oleh konsumen.

Menurut Yamit, Zulian (2004), Konsep Produk, produsen dalam memasarkan

produk harus berpikir melalui tahapan dimensi, yaitu :

1. Performance, adalah dimensi yang paling dasar dan berhubungan dengan fungsi

utama suatu produk. Performance pada setiap produk berbeda-beda tergantung

functional value yang dijanjikan perusahaan.

2. Reliability, adalah dimensi kualitas produk yang kedua. Dimensi performance dan

reliability secara sepintas tampak mirip tetapi memiliki perbedaan yang jelas.

Reliability menunjukan probabilitas produk yang gagal menjalankan fungsinya.

3. Feature, dapat dikatakan sebagai aspek sekunder. Untuk berbagai produk

elektronik, feature-feature yang ditawarkan dapat dilihat pada menu yang

terdapat di remote control. Karena perkembangan feature hampir tidak terbatas

jalannya dengan perkembangan teknologi, maka feature menjadi target inovasi

para produsen untuk memuaskan pelanggannya.

4. Durability atau keawetan menunjukan suatu pengukuran terhadap siklus produk,

baik secara teknis maupun waktu. Produk disebut awet kalau sudah berulang

kali digunakan atau sudah lama sekali digunakan. Yang pertama adalah awet

secara teknis dan yang kedua adalah awet secara waktu.

5. Consistency menunjukan seberapa jauh suatu produk dapat mengambil standar

yang telah ditentukan.

6. Design, adalah dimensi yang unik dan banyak menawarkan aspek emosional

dalam mempengaruhi kepuasan konsumen.

2.1.4 Minat Beli Ulang

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

44 

 

Minat digambarkan sebagai suatu situasi seseorang sebelum melakukan tindakan,

yang dapat dijadikan dasar untuk memprediksi perilaku atau tindakan tersebut.

Minat beli ulang merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek

yang menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian ulang. Beberapa

pengertian dari minat (Setyawan dan Ihwan,2004,p25) adalah sebagai berikut:

• Minat dianggap perangkap atau perantara antara faktor- faktor motivasional

yang mempengaruhi perilaku

• Minat juga mengindikasikan seberapa jauh seseorang mempunyai kemauan

untuk mencoba

• Minat menunjukkan pengukuran kehendak seseorang

• Minat berhubungan dengan perilaku yang terus menerus

Sedangkan menurut (Anoraga, p288) minat beli ulang merupakan suatu proses

pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen sesudah mengadakan pembelian

atas produk yang ditawarkan atau yang dibutuhkan oleh konsumen tersebut.

Sutisna (2001, p32) berpendapat bahwa ketika seorang konsumen memperoleh

respon positif atas tindakan masa lalu, dari situ akan terjadi penguatan, dengan dimilikinya

pemikiran positifatas apa yang diterimanya memungkinkan individu untuk melakukan

pembelian secara berulang.

Menurut Peter dan Olson (2000,p110) konsumen melakukan pembelian ulang karena

adanya suatu dorongan dan perilaku membeli secara berulang yang dapat menumbuhkan

suatu loyalitas terhadap apa yang dirasakan sesuai untuk dirinya. Jadi, minat beli ulang

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

45 

 

dapat dosimpulkan sebagai suatu kecenderungan untuk melakukan pembelian ulang, serta

memperoleh respon positif atas tindakan masa lalu.

Terdapat perbedaan antara pembelian aktual yang benar- benar dilakukan oleh

konsumen dengan minat beli ulang. Minat beli ulang adalah kecenderungan pembelian

dimasa datang. Meskipun pembelian tersebut belum tentu dilakukan dimasa mendatang,

namun pengukuran terhadap kecenderungan pembelian umumnya dilakukan guna

memaksimumkan prediksi terhadp pembelian itu sendiri.

Fishbein (dalam Engel et all., 2000, p137) mengatakan bahwa minat dipandang

sebagai sesuatu yang dengan segera mendahului tingkah laku yang ditentukan oleh

komponen sosial/ norma subyektif yang dipertimbangkan dan digabungkan untuk

mengevaluasi dan menyeleksi beberapa alternative perilaku, guna memenuhi kebutuhan

hidupnya. Yang dimaksud dengan norma subyektif yaitu norma keyakinan dari beberapa

orang/ kelompok referensi mengenai apakah suatu tingkah laku tersebut harus dilakukan

atau tidak dan bagaiman memotivasi orang tersebut untuk mengikuti kehendak kelompok

referensinya.

Schifman dan Kanuk ( 2007, p240) juga berkata bahwa minat adalah suatu keadaan

dalam diri seseorang pada dimensi kemungkinan subyektif yang meliputi hubungan antar

orang itu sendiri dengan beberapa tindakan. Schiffman dan Kanuk juga nenambahkan bahwa

minat mengacu pada hasil dari tindakan yang kelihatan dalam situasi, yaitu minat untuk

melakukan respon nyata khusus yang akan diramalkan.

Pembelian ulang adalah pembelian yang dilakukan lebih dari satu kali oleh konsumen

karena konsumen merasa puas dengan produk. ( Peter dan Olson,2000,p315)

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

46 

 

Menurut Suryani (2008,p131) Melakukan pembelian secara teratur (pembelian ulang)

adalah pelanggan yang telah melakukan pembelian suatu produk sebanyak dua kali atau

lebih secara teratur.

Menurut Griffin (2002, p35) Repeat Customer adalah pelanggan yang telah

melakukan pembelian suatu produk sebanyak dua kali atau lebih. Mereka adalah yang

melakukan pembelian atas produk yang sama sebanyak dua kali, atau membeli dua macam

produk yang berbeda dalam dua kesempatan yang berbeda.

Kotler dan Keller ( 2007,p244) Setelah konsumen membeli produk tersebut,

konsumen bisa puas atau tidak puas dan terlibat dalam perilaku pasca pembelian. Pelanggan

yang puas akan kembali membeli produk, memuji produk yang membelinya dihadapan orang

lain, sedikit menarik perhatian pada merek dan iklan pesaing dan membeli produk lain dari

perusahaan yang sama.

Konsumen yang puas terhadap merk atau produk tertentu cenderung untuk membeli

kembali pada saat kebutuhan yang sama muncul di kemudian hari. Hal ini menunjukkan

bahwa ukuran kepuasan konsumen merupakan faktor kunci dalam melakukan pembelian

ulang merupakan porsi terbesar dari volume penjualan perusahaan. (Tjiptono,2000,p366)

Griffin (2003,p33-34) Pelanggan yang merasa puas dengan produk atau jasa yang

telah dibeli maka akan melakukan pembelian kembali.

Dari uraian mengenai minat beli ulang diatas maka dapat disimpulkan bahwa minat

beli ulang adalah tahap kecenderungan perilaku membeli dari konsumen pada produk suatu

barang maupun jasa yang dilakukan secara berulang pada jangka waktu tertentu dan secara

aktif menyukai dan mempunyai sikap positif terhadap suatu produk barang / jasa, didasrkan

pada pengalaman yang telah dilakukan dimasa lampau.

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

47 

 

Minat beli ulang merupakan kegiatan pembelian yang dilakukan konsumen setelah

mereka melakukan pembelian yang pertama kali. Menurut Engel, et all(2000,p283) ada 2

cara untuk mengukur minat perilaku pembelian ulang. Yang paling mudah adalah dengan

menggantungkan pada pengalaman masa lalu. Sedangkan yang kedua melalui pendekatan

alternative, yaitu dengan menanyakan konsumen. Dimana salah satu tipe minat konsumen

adalah minat pembelian ulang yang merefleksikan apakah konsumen mengantisipasi

pembelian untuk produk atau merek yang sama lagi.

2.1.4.1 Faktor - faktor yang mempengaruhi minat beli ulang:

Minat beli ulang pada dasarnya merupakan suatu pembelian secara subyektif

dalam diri setiap individu terhadap hal-hal yang dialami yang berhubungan secara

langsung dengan transaksi ekonomi. Menurut Kotler (2007, p145), ada beberapa

faktor utama yang mempengaruhi minat seseorang untuk melakukan pembelian

ulang, yaitu:

1. Faktor Psikologis

Meliputi pengalaman belajar individu tentang kejadian di masa lalu, serta

pengaruh sikap dan keyakinan individu. Pengalaman belajar dapat didefinisikan

sebagai suatu perubahan perilaku akibat pengalaman sebelumnya. Timbulnya

minat konsumen untuk melakukan pembelian ulang sangat dipengaruhi oleh

pengalaman belajar individu dan pengalaman belajar konsumen yang akan

menentukian tindakan dan pengambilan keputusan membeli. Hal ini dapat

dipelajari dari beberapa teori berkut ini:

• Teori Stimulus Respon

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

48 

 

Berdasarkan teori stimulus respon dari B.F Skinner, dapat

disimpulkan bahwa konsumen akan merasa puas jika mendapatkan

produk, merek, pelayanan yang menyenangkan. Dan sebaliknya jika

produk, merek dan layanan diperoleh konsumen dengan tidak

menyenangkan, akan menjadikan konsumen merasa tidak puas.

• Teori Kognitif

Berdasarkan teori kognitif dari Heider & Festinger, perilaku

kebiasaan merupakan akibat dari proses berpikir dan orientasi dalam

mencapai suatu tujuan. Berdasarkan teori ini dapat disimpulkan

bahwa keputusan konsumen sangat dipengaruhi oleh memorinya

terhadap sesuatu yang terjadi pada masa lampau, masa sekarang

dan masa yang akan datang.

• Teori Gestalt dan Teori Lapangan

Berdasarkan teori gestalt dan teori lapangan, dapat disimpulkan

bahwa faktor lingkungan merupakan kekuatan yang sangat

berpengaruh pada minat konsumen untuk mengadakan suatu

pembelian. Penggunan objek secara keseluruhan akan lebih baik

daripada hanya bagian- bagiannya saja. Misalnya, melayani pembeli

secara “sempurna”, dari awal konsumen masuk pada suatu rumah

makan sampai pada saat ia meninggalkan rumah makan tersebut,

akan meninggalkan penilaian positifdi mata konsumen. Dalam

hubungan dengan minat beli ulang, sikap dan keyakinan individu

akan pelayanan sebelumnya sangat berpengaruh dalam menentukan

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

49 

 

apakah individu tersebut suka dengan apa yang ditampilkan

sebelumnya, atau sebaliknya, individu memilih untuk mencari

tempat makan lain yang dapat memenuhi seleranya.

2. Faktor Pribadi

Kepribadian konsumen akan mempengaruhi persepsi dan pengambilan

keputusan dalam membeli. Oleh karena itu, peranan pramuniaga toko penting dalam

memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen. Faktor pribadi ini termaswuk di

dalamnya konsep diri. Konsep diri dapat didefinisikan sebagai cara kita melihat diri

sendiri dan dalam waktu tertentu sebagai gamabaran tentang upah yang kita

pikirkan. Dalam hubungan dengan minat beli ulang, produsen perlu menciptakan

situasi yang diharapkan konsumen. Begitu pula menyediakan dean melayani

konsumen dengan produk dan merek yang sesuai dengan yang diharapkan

konsumen.

3. Faktor Sosial

Mencakup faktor kelompok anutan (small reference group). Kelompok anutan

didefinisikan sebagai suatu kelompok orang yang mempengaruhi sikap, pendapat,

norma dan perilaku konsumen. Kelompok anutan ini merupakan kumpulan keluarga,

kelompok atau orang tertentu. Dalam menganalisis minat beli ulang, faktor keluarga

berperan sebagai pengambil keputusan, pengambil inisiatif, pemberi pengaruh dalam

keputusan pembelian, penentu apa yang dibeli, siapa yang melakukan pembelian

dan siapa yang menjadi pengguna. Menurut Kotler (2007, p158) mengatakan

anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.

Pengaruh kelompok acuan terhadap minat beli ulang anatara lain dalam menentukan

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

50 

 

produk dan merek yang mereka gunakan yang sesuai dengan aspirasi kelompoknya.

Keefektifan pengaruh niat beli ulang dari kelompok anutan sangat tergantung pada

kualitas produksi dan informasi yang tersedia pada konsumen.

2.1.5 Analisis Porter

Suatu perusahaan dikatakan memiliki keunggulan bersaing bilamana memiliki

sesuatu yang lebih atas persaingannya dalam menarik konsumen akan mempertahankan

diri atas kekuatan pesaingan yang mencoba menekan perusahaan. Strategi bersaing

perusahaan merupakan langkah- langkah strategis yang terencana maupun tidak

terencana untuk dapat memiliki keunggulan bersaing sehingga dapat menarik

konsumem, memperkuat posisi dalam pasar dan bertahan terhadap tekanan persaingan.

Keunggulan bersaing dalam pasar akan memudahkan perusahaan untuk meraih

keuntungan lebih besar daripada persaingan yang memberikan kesempatan hidup lebih

lama dalam persaingan.

Menurut Michael R. Porter yang dikutip dari buku Hariadi (2003, p49) pola umum

peta persaingan dalam pasar biasanya melibatkan lima kekuatan masing- masing saling

menekan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Kekuatan tersebut berasal dari

tekanan lima persaingan dalam industri (Five Force Model):

1. Ancaman Pendatang Baru

Setiap pasar memiliki potensi masuknya pendatang baru yang ingin

ikut meramaikan lalu lintas transaksi di dalamnya. Pendatang baru

jelas akan menambah kapasitas terpasangdalam pasar serta

tambahan sumber daya potensial. Pendatang baru ini dapat menjadi

ancaman bagi pemain lama karena bisa mengurangi keuntungan

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

51 

 

yang didapat atau bisa saja menambah daya tarik indusrti yang

bersangkutan. Seberapa jauh tingkat keseriusan ancaman ini akan

tergantung pada dua hal yaitu: rintangan penghalang masuk serta

bagaiman reaksi pemain lama terhadap pendatang baru tersebut.

2. Daya Tawar Konsumen

Kekuatan pembelu bisa bergerak dari posisi lemah sampai kuat.

Pembeli mempunyai kekuatan tawar menawar dalam berbagai

situasi. Makin kuat seseorang pembeli makin kuat posisi pembeli

dalam negosiasi dengan penjual. Situasi ini memberikan peluang

bagi pembeli untuk mendapatkan konsensi harga dan syarat- syarat

pembeli yang lunak. Pembelu berada dalam posisi yang semakin

kuat jika biaya pindah ke penjual lain, merek lain atau barang

substitusi tidak sulit dan murah. Pembeli sangat flexibel untuk

membeli dari supplier manapun dan kapanpun sehingga mempunyai

ruang untuk bernegosiasi dengan penjual.

3. Daya Tawar Pemasok

Peningkatan harga dan pengurangan kualitas produk yang dijual

adalah cara- cara yang potensial yang dapat dilakukan supplier

untuk menunjukkan pengaruhnya terhadap perusahaan- perusahaan

yang bersaing dalam suatu industri. Jika suatu perusahaan tidak

mampu memulihkan kenaikan biayanya melalui struktur harganya,

profitabilitasnya dikurangi dengan tindakan- tindakan suppliernya.

Sekelompok supplier berpengaruh ketika:

Page 45: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

52 

 

• Kelompok tersebut didominasi oleh sedikit perusahaan-

perusahaan besar dan lebih terkonsentrasi daripada industri

yang dilayaninya.

• Produk pengganti yang memuaskan tidak tersedia bagi

perusahaan- perusahaan dalam industri tersebut.

• Perusahaan- perusahaan dalam industri tersebut bukan

merupakan pelanggan yang signifikan bagi kelompok

supplier.

• Barang- barang supplier itu kritikal bagi pasar pembeli

• Efektifitas produk supplier telah menciptakan switching cost

yang tinggi bagi perusahaan- perusahaan dalam industri

tersebut

• Supplier- supplier menjadi ancaman yang dapat dipercaya

untuk mengintegrasikan ke depan ke dalam industri

pembelinya.

4. Ancaman Produk Dan Jasa Substitusi

Produk dan jasa perusahaan sering menghadapi persaingan yang

ketat dengan produk atau jasa dari industri yang dapat menjadi

alternatif bagi konsumen untuk memilih atau menjadi pengganti jika

produk atau jasa memiliki fungsi serupa.

Tekanan persaingan dari produk substitusi akan mendorong suatu

perusahaan menjalankan suatu strategi untuk meyakinkan

pelanggan bahwa produk atau jasa mereka berbeda dengan prouk

Page 46: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

53 

 

atau jasa substitusi melalui berbagai bentuk differensiasi strategi

seperti harga bersaing, kualitas berbeda, pelayanan yang lebih baik,

dan kinerja yang lebih sesuai dengan keinginan konsumen atau

kombinasi.

5. Persaingan Diantara Kontestan yang Ada

Persaingan diantara sesama penjual timbul karena mereka saling

berlomba untuk mengalahkan satu sama lain untuk menarik hati

konsumen. Beberapa penjual juga saling bertentangan melihat

adanya peluang untuk memenuhi kebutuhan konsumen lebih baik

atau mereka daalam tekanan untuk memperbaiki kinerjanya. Berikut

adalah kondisi umum yang dapat mempengaruhi tempo persaingan

antara penjual dalam suatu industri tertentu, yaitu:

• Intensitas persaingan makin meningkat jika jumlah pelaku

bisnis bertambah banyak dan kemampuan maupun ukuran

mereka relatif seimbang.

• Persaingan makin tajam jika pertumbuhan permintaan

menunjukkan tanda- tanda melambat.

• Persaingan akan lebih tajam jika adanya kondisi industri

tertentu yang mendorong perusahaan untuk melakukan

pemotongan harga atau taktik lain untuk meningkatkan

volume penjualan.

• Persaingan makin tajam jika satu , dua pesaing berusaha

melakukan gerakan strategis yang agresif untuk

Page 47: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

54 

 

memperbaiki posisinya dengan memanfaatkan kelemahan

pesaingnya.

• Persaingan akan semakin tajam jika situasi yang dihadapi

agak sulit diramalkan, seperti sangat beragamnya strategi

perusahaan, lemahnya penegakan hukum dan kurangnya

kepatuhan pada etika bisnis.

Ke lima kekuatan persaingan ( Five Force Model) juga menggambarkan jenis

persaingan vertikal dan horizontal. Persaingan horizontal merupakan persaingan diantara

perusahaan pada industri yang sama. Sedangkan vertikal merupakan persaingan di antara

dan di dalam saluran distribusi

Gambar 2.1 Lima Kekuatan Porter

Gambar 5.2

Lima Kekuatan Porter

Pendatang  baru 

       Pemasok       Pembeli Persaingan industry 

(persaingan di antara perusahaan yang ada) 

Produk Pengganti

Page 48: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

55 

 

Sumber : P. Kotler, Manejemen Pemasaran, Edisi 9, Jilid 1 (Jakarta: PT Indeks Kelompok

Gramedia, 2005)

2.1.6 Hubungan Antar Variabel

2.1.6.1 Hubungan Antara Variabel Iklan Majalah dengan Variabel Persepsi

Kualitas Produk (X1 Y)

Erna (2008,p42) Persepsi merupakan proses yang kompleks. Seringkali

terjadi dimana pesan yang satu tidak berhubungan dengan pesan yang akhirnya

memasuki otak konsumen karena itu memahami proses persepsi sangat penting bagi

pemasar agar dapat menciptakan komunikasi yang efektif dengan konsumen.

Persepsi seseorang timbul dari dalam diri masing- masing. Jadi, periklanan dapat

mempengaruhi persepsi seseorang tentang suatu produk.

Menurut Durianto, et all (2004,p96) persepsi kualitas (perceived quality)

dapat didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau

keunggulan suatu produk atau jasa layanan dengan apa yang diharapkan oleh

pelanggan. Harapan ada karena informasi yang diperoleh dan informasi banyak

diperoleh dari iklan. Sehingga iklan dapat mempengaruhi persepsi konsumen

terhadap kualitas.

Menurut Simmamora (2000,p756) Periklanan (advertising) dapat

didefinisikan sebagai komunikasi non pribadi melalui bermacam- macam media yang

dibayar oleh sebuah perusahan bisnis, atau oganisasi nirlaba atau individu yang

dalam beberapa cara teridentifikasi dalam pesan periklanan dan berharap

menginformasikan kepada anggota- anggota dari pemirsa tertentu. Jadi periklanan

dapat menginformasikan tentang kualitas suatu produk.

Page 49: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

56 

 

Menurut Peter dan Olson (2000,p181) Iklan (advertising) adalah penyajian

informasi non-personal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang

dilakukan dengan bayaran tertentu. Jadi, iklan menyajikan informasi tentang suatu

produk diantaranya kualitas suatu produk.

2.1.6.2 Hubungan Antara Variabel Kelompok Referensi dengan Variabel

Persepsi Kualitas Produk (X2 Y)

Menurut Horovitz (2000,p4) Persepsi adalah anggapan yang muncul setelah

melakukan pengamatan di lingkungan sekitar atau melihat situasi yang terjadi untuk

mendapatkan informasi tentang sesuatu produk dari pihak lain. Jadi, pihak lain

adalah kelompok referensi yang membantu dalam timbulnya persepsi atas suatu

produk.

Pasla dan Dinata (2004, p30) juga menyebutkan persepsi individu akan

suatu objek terbentuk dengan adanya peran dari perceiver, target dan situation.

Perceiver mendapat rangsangan dan melakukan proses persepsi berdasarkan need,

expectation, experience yang dimiliki perceiver. Perceiver adalah kelompok

referensin yang memberikan rangsangan pada konsumen dari pengalaman yang

dimiliki kelompok referensi sehingga konsumen dapat mempersepsikan kualitas

suatu produk.

Menurut Schiffman dan Kanuk(2007,p38) salah satu pengaruh dari kelompok

referensi adalah pengaruh informational yaitu pengaruh yang diberikan kelompok

referensi dalam menginformasikan kualitas suatu produk sehingga konsumen lebih

percaya tentang kualitas suatu produk.

Page 50: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

57 

 

Menurut Suryani (2008,p231) salah satu manfaat kelompok referensi dapat

digunakan pemasar untuk meyakinkan dan memberi rasa aman pada konsumen

yang disebabkan oleh keraguannya terhadap resiko. Karena pengalaman dari

kelompok referensi maka konsumen lebih yakin akan kualitas suatu produk.

2.1.6.3 Hubungan Antara Variabel Persepsi Kualitas Produk dengan

Variabel Minat Pembelian Ulang (Y Z)

(Philip Kotler, 2005, p94) menjelaskan salah satu nilai utama yang

diharapkan oleh pelanggan dari permasok adalah mutu produk yang tinggi. Maka

dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa mutu atau kualitas produk dapat

mempengaruhi konsumen dalam memutuskan untuk mengkonsumsi produk tersebut

dan akan mempengaruhi dalam melakukan pembelian ulang.

Konsumen yang puas terhadap merk atau produk tertentu cenderung untuk

membeli kembali pada saat kebutuhan yang sama muncul di kemudian hari. Hal ini

menunjukkan bahwa ukuran kepuasan konsumen merupakan faktor kunci dalam

melakukan pembelian ulang merupakan porsi terbesar dari volume penjualan

perusahaan. (Tjiptono,2000,p366)

2.1.6.4 Hubungan Antara Variabel Iklan Majalah dengan Variabel Minat

Pembelian Ulang (X1 Z)

Menurut Simamora (2003, p799) Salah satu fungsi periklanan adalah untuk

mempertahankan minat, maksudnya perusahaan menggunakan periklanan untuk

mengingatkan (reminder advertising) guna mempertahankan produk tetap dalam

Page 51: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

58 

 

ingatan pelanggan agar pelanggan yang telah membeli produk akan mengingat

produk dan membeli kembali.

Dalam pasar yang tingkat persaingannya cukup tinggi, perusahaan mulai

bersaing untuk memberikan hal yang berbeda kepada pelanggannya agar pelanggan

mempunyai kesetiaan yang tinggi terhadap produk dengan terus melakukan

pembelian secara teratur, layanan iklan merupakan salah satu yang ditawarkan

oleh perusahaan karena dengan iklan perusahaan dapat memperbaharui informasi

yang ada. (Jonnes dan Sasser,2000,p745)

2.1.6.5 Hubungan Antara Variabel Kelompok Referensi dengan Variabel

Minat Pembelian Ulang (X2 Z)

Menurut Solomon (2004, p390) ” People who are actively involved in

transmitting marketplace information of all types”. Pendapat ini menujukkan bahwa

seseorang dianggap sebagai kelompok referensi jika orang tersebut secara aktif

menginformasikan produk kepada konsumen, sehingga konsumen mau terus

membeli produk yang diinformasikan oleh kelompok referensi.

Menurut Sumarwan (2003,p250) Kelompok referensi adalah seorang individu

atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seseorang.

Kelompok referensi berfungsi sebagai referensi bagi seseorang dalam keputusan

pembelian dan konsumsi produk secara berkelanjutan (pembelian yang berulang).

Page 52: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00403-MN Bab 2.pdf · Dalam bidang kesehatan, komunikasi kesehatan masyarakat mengalami

59 

 

2.2 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

                                                                          

 

 

   

 

 

   

 

 

 

 

 

   

 

Sumber: Pengolahan Data

Iklan Majalah (X1):

1. Mengenal iklan

2. Mengingat kembali iklan

3. Merek yang tepat

4. Pengantaran pesan

5. Menyukai iklan

6. Kepercayaan atas pesan

Persepsi Kualitas Produk (Y):

1. Performance (kinerja)

2. Feature 3. Reliability

(keandalan) 4. Conformance

(kesesuaian)

5. Durability (daya tahan)

6. Serviceability

7. Estetika

8. Perceived

Kelompok Referensi (X2):

1. Pakar

2. Orang biasa

Minat Beli Ulang(Z):

1. Pembelian Ulang

Korelasi pearson (rX2Z) 

Korelasi pearson (rX2Y) 

Korelasi pearson (rX1Z) Korelasi 

pearson (rX1Y) 

Analisis Path ρYX1X2 dari koefisien korelasi RX1X2Y 

Analisis Path ρZY dari koefisien korelasi RYZ