Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Perangkat Keras
Perangkat keras dalam pembuatan sebuah alat memegang peranan penting
dalam terbentuknya sebuah alat yang berfungsi dan bermanfaat, dengan mengetahui
komponen perangkat keras yang terdapat pada pembuatan alat, maka nantinya
diharapkan bisa menghasilkan sebuah alat, untuk mempermudah kegiatan sehari hari.
Dalam pembuatan alat ini tentunya harus mengetahui konsep dasar pembuatan
sebuah alat. Dimana ide dan gagasan tentang konsep atau tahapan yang akan dibuat,
agar sesuai dengan konsep yang diingginkan. Perangkat keras yang digunakan dalam
pembuatan alat ini mengcakup beberapa materi diantaranya sumber tegangan,
komponen elektronika, sensor, LED, mikrokontroler ARV,dan komponen pendukung
yang digunakan.
2.1.1. Teori IC Digital / IC Analog
Menurut (Amin, Mulyani dan Hasanah, 2018), “Integrated Circuit atau
disingkat dengan IC adalah Komponen Elektronika Aktif yang terdiri dari
gabungan ratusan, ribuan bahkan jutaan Transistor, Dioda, Resistor dan
Kapasitor yang diintegrasikan menjadi suatu Rangkaian Elektronika dalam
sebuah kemasan kecil”.
6
6
Bahan utama yang membentuk sebuah Integrated Circuit (IC) adalah Bahan
Semikonduktor. Silicon merupakan bahan semikonduktor yang paling sering
digunakan dalam Teknologi Fabrikasi Integrated Circuit (IC). Dalam bahasa
Indonesia, Integrated Circuit atau IC ini sering diterjemahkan menjadi Sirkuit
Terpadu.
1. Aplikasi dan Fungsi Integrated Circuit (IC)
Berdasarkan Aplikasi dan Fungsinya, Integrated Circuit (IC) dapat dibedakan
menjadi IC Linear, IC Digital dan juga gabungan dari keduanya.
a. IC Linear
IC Linear atau disebut juga dengan IC Analog adalah IC yang pada umumnya
berfungsi sebagai :
1) Penguat Daya (Power Amplifier)
2) Penguat Sinyal (Signal Amplifier)
3) Penguat Operasional (Operational Amplifier / Op Amp)
4) Penguat Sinyal Mikro (Microwave Amplifier)
5) Penguat RF dan IF (RF and IF Amplifier)
6) Voltage Comparator
7) Penerima Frekuensi Radio (Radio Receiver)
8) Regulator Tegangan (Voltage Regulator)
b. IC Digital
IC digital pada dasarnya adalah rangkaian switching yang tegangan input dan
outputnya hanya memiliki 2 (dua) level yaitu “tinggi” dan “rendah” atau
dalam kode binary dilambangkan dengan “1” dan “0”.
7
7
IC Digital pada umumnya berfungsi sebagai :
1) Flip-flop
2) Gerbang Logika (Logic Gates)
3) Timer
4) Counter
5) Multiplexer
6) Calculator
7) Memory
8) Clock
9) Microprocessor (Mikroprosesor)
10) Microcontroller
Hal yang perlu di ingat bahwa Integrated circuit (IC) merupakan Komponen
Elektronika Aktif yang sensitif terhadap pengaruh Electrostatic Discharge (ESD).
Jadi, diperlukan penanganan khusus untuk mencegah terjadinya kerusakan pada IC
tersebut.
2.1.2. Sumber Tegangan
Menurut (Fadlilah dan Arifudin 2018), “Sumber tegangan atau catu daya atau sering
disebut dengan power supply adalah sebuah piranti yang berguna sebagai sumber
listrik untuk piranti lain”.
Arduino UNO dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu daya
eksternal. Sumber daya dipilih secara otomatis. Sumber daya eksternal (non-USB)
8
8
dapat berasal baik dari adaptor AC-DC. Adaptor dapat dihubungkan dengan
mencolokkan steker 2,1 mm yang bagian tengahnya terminal positif ke jack sumber
tegangan pada papan. Jika tegangan berasal dari adaptor dapat langsung dihubungkan
melalui header pin ground dan pin pin dari konektor Power.
Papan Arduino Atmega328P dapat beroperasi dengan pasokan daya eksternal
6 volt sampai 12 volt. Jika diberi tegangan kurang dari 7 volt, maka pin 5 volt
mungkin akan menghasilkan tegangan kurang dari 5 volt dan ini akan membuat papan
menjadi tidak stabil. Jika sumber tegangan menggunakan lebih dari 12 volt, regulator
tegangan akan mengalami panas berlebihan dan bisa merusak papan. Rentang sumber
tegangan yang dianjurkan adalah 7 volt sampai 12 volt.
Sumber : (Setiani, 2015)
Gambar II.1. Adaptor
2.1.3. Komponen Elektronika
Komponen komponen pendukung elektronika pada pembuatan alat pengatur
lampu otomatis adalah sebagai berikut :
1. Komponen Aktif
9
9
a. Transistor
Menurut (Nugrahanto dan Wisnuwardhana, 2017), menerapkan bahwa
“Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai
sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi
sinyal atau sebagai fungsi lainnya.”.
Sumber : (Hidayat, 2019)
Gambar II.2. Transistor
b. Step Down
Menurut (Darmawan, 2015), menerapkan bahwa “ Step Down Yaitu pengubah
daya dc – dc tipe peralihan atau sering disebut juga dc chopper dimanfaatkan
untuk menyediakan tegangan keluaran dc yang bervariasi besarannya sesuai
dengan permintaan pada beban”.
Sumber : (Rahman, 2015)
Gambar II.3. Step Down
c. Dioda
Menurut (Purnamasari, 2017), menerapkan bahwa “Dioda adalah peralatan
semikonduktor bipolar yaitu kutub anoda dan kutub katoda. Dalam
10
10
operasinya, dioda akan bekerja bila diberi arus bolak-balik (AC) dan berfungsi
sebagai penyearah, selain itu dioda dapat mengalirkan arus searah”.
Sumber : (Purnamasari, 2017)
Gambar II.4. Dioda
2. Komponen Pasif
a. Kabel Jumper
Kabel jumper adalah komponen eletronika atau kabel penghubung yang biasa
digunakan untuk membuat rangkaian sistem atau prototype sistem menggunakan
arduino dan breadboard.
Sumber : (Sukarma dan Sugiarta, 2016)
Gambar II.5. kabel jumper
11
11
b. Resistor
Menurut (Purnamasari, 2017) menerapkan bahwa " Resistor adalah
komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus
yang mengalir dalam satu rangkaian.
Menurut (Nugrahanto dan Wisnuwardhana, 2017) menerapkan bahwa
“Resistor adalah komponen elektronika pasif yang berfungsi untuk
menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika.
Satuan nilai resistor atau hambatan Ohm (Ω)”.
Berdasarkan definisi yang telah dibahas bahwa resistor merupakan salah satu
komponen elektronika dasar yang mempunyai fungsi untuk memberikan hambatan
atau tahanan terhadap aliran arus listrik pada perangkat elektronika. Kemampuan
resistor menghambat arus bermacam-macam tergantung dari nilai resistansinya.
Makin besar resistansi resistor maka arus akan semakin kecil keluarannya dan juga
sebaliknya jika resistansi resistornya kecil maka arus akan semakin besar
keluarannya.
Sumber: (Maulana dan Purnama, 2017)
Gambar II.6. Resistor
12
12
c. Light Emitting Diode (LED)
Menurut (Maulana dan Purnama, 2017), “Light Emiting Diode (LED)
merupakan jenis dioda yang jika diberikan tegangan forward bias akan
menimbulkan cahaya dengan warna-warna tertentu, seperti merah, hijau, dan
kuning”.
Sumber : (Hidayat, 2019)
Gambar II.7. LED
2.1.4. Light Dependent Resistor (LDR)
Menurut (Mufida, Nurajizah dan Abas, 2015), “Light Dependent Resistor
(LDR) adalah jenis resistor yang berubah hambatan karena pengaruh cahaya.
Bila cahaya gelap nilai tahanan semakin besar, sedangkan cahaya terang maka
nilai menjadi semakin kecil”.
Sensor ini berfungsi mendeteksi intensitas cahaya. Jika sensor terkena cahaya
maka arus listrik akan mengalir (on) dan sebaliknya jika sensor dalam kondisi minim
cahaya atau gelap maka aliran listrik akan terhambat (off).
Sensor LDR ini memiliki 4 buah masukan yang terdiri dari 1 buah power
supply (VDC) sebesar 5 volt untuk mengaktifkan sensor, ground dan 2 pin keluaran
13
13
dari sensor tersebut. Pin keluaran dari sensor dihubungkan dengan mikrokontroler
Atmega 328P pada PINA.0 untuk Echo dan PORTA.1 untuk Trigger. Tampilan
modul sensor LDR.
Sumber : (Mufida, Nurajizah dan Abas, 2015)
Gambar II.8. Sensor LDR
2.1.5. Modul SIM 800L
Menurut (Wibowo dan Setyawan, 2017), “ SIM800L adalah :
salah satu Module GSM/GPRS yang bekerja pada frekuensi quad band yaitu
GSM850MHz, EGSM900MHz, DCS1800MHz dan PCS1900MHz. Modul ini
berkomunikasi secara serial sehingga dapat langsung dihubungkan pada port serial
mikrokontroller. GSM SIM800L harus mendapatkan tegangan masuk antara 3,7v –
4,4v”.
Module SIM800L merupakan jenis module GSM/GPRS Serial yang
terpopuler digunakan oleh para penghobis elektronika, maupun profesional
elektronika yang diaplikasikan dalam berbagai aplikasi pengendalian jarak jauh via
handphone dengan simcard jenis micro sim.
14
14
Sumber : (Wibowo dan Setyawan, 2017)
Gambar II.9. Modul SIM 800L
2.1.6. Mikrokontroler ARV (Atmega/Arduino)
Menurut (Ihsanto dan Hidayat, 2014), “arduino adalah kit elektronik atau
papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama
yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel”.
Berdasarkan dua definisi yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa
Arduino merupakan kit elektronik atau papan rangkaian elektronik yang didalamnya
terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari
perusahaan Atmel serta sofware pemrograman yang berlisensi open source.
Menurut (Haryono, 2017), “mikrokontroler adalah alat yang mengerjakan
instruksi-instruksi yang diberikan kepadanya. Artinya, bagian terpenting dan utama
dari suatu sistem terkomputerisasi adalah program itu sendiri yang dibuat oleh
seorang programmer”.
15
15
Program ini menginstruksikan komputer untuk melakukan jalinan yang
panjang dari aksi-aksi sederhana untuk melakukan tugas yang lebih kompleks yang
diinginkan oleh programmer.
Sumber : (Haryono, 2017)
Gambar II.10. Blok Hardware Mikrokontroller
1. Arsitektur Mikrokontroller
Menurut (Haryono, 2017), “arsitektur adalah rancangan hardware internal yang
berkaitan dengan: tipe, jumlah dan ukuran register serta- rangkaian lainnya.
Arsitektur pada sebuah mikrokontroler sangat mempengaruhi kinerja pada saat
melakukan proses pengendalian (control)”.
Menurut (Haryono, 2017) “Semua jenis mikrokontroler didasarkan pada arsitektur
Von-Neuman atau arsitektur Harvard“.
a. Arsitektur Von-Neuman
Mikrokontroler yang di disain berdasarkan arsitektur ini memilik sebuah
data bus 8-bit yang dipergunakan untuk "fetch" instruksi dan data. Program
dan data disimpan pada memori utama secara bersama-sama. Ketika
kontroler mengalamati suatu alamat di memori utama, hal pertama yang
16
16
dilakukan dalah mengambil instruksi untuk dilaksanakan dan kemudian
mengambil data pendukung dari instruksi tersebut. Cara ini memperlambat
operasi.
Sumber : (Haryono, 2017)
Gambar II.11. Arsitektur Mikorkontroller Von-Neuman
b. Arsitektur Harvard
Arsitektur ini memilik bus data dan instruksi yang terpisah, sehingga
memungkinkan eksekusi dilakukan secara bersamaan. Secara teoritis hal ini
memungkinkan eksekusi yang lebih cepat tetapi dilain pihak memerlukan
disain yang lebih kompleks.
Sumber : (Haryono, 2017)
Gambar II.12. Arsitektur Mikrokontroller Harvard
17
17
Didalam mempelajari mikrokontroler, kita dituntut untuk dapat menguasai
dua hal yang sangat pokok, berdasarkan arsitektur mikrokontroler tersebut
kedua hal tersebut adalah hardware dan software. Hardware akan sangat kita
perlukan ketika kita akan menggunakan mikrokontroler untuk berhubungan
dengan device (perangkat) yang sifatnya berada diluar mikrokontroler,
software (instruksi) dalam hal ini juga tidak kalah penting karena didalam
mengendalikan suatu system kita juga harus memahami instruksi dari
mikrokontroler yang digunakan.
2. Instruksi Mikrokontroller
Menurut (Haryono (2017:1) Instruksi pada mikrokontroler dikenal ada 2 yaitu:
a. CISC
Saat ini hampir semua mikrokontroler adalah mikrokontroler Complete
Instruction Set Computer (CISC). Biasanya memiliki lebih dari 80 instruksi.
Keunggulan dari CISC ini adalah adanya instruksi yang bekerja seperti sebuah
makro, sehingga memungkinkan programmer untuk menggunakan sebuah
instruksi menggantikan beberapa instruksi sederhana lainnya.
b. RISC
Saat ini kecenderungan industri untuk menggunakan disain mikroprosesor
Reduced Instruction Set Computer (RISC). Dengan menggunakan jumlah
instruksi yang lebih sedikit, memungkinkan lahan pada chip (silicon real-
estate) digunakan untuk meningkatkan kemampuan chip. Keuntungan dari
18
18
RISC adalah kesederhanaan disain, chip yang lebih kecil, jumlah pin sedikit
dan sangat sedikit mengkonsumsi daya
3. Macam Memory Pada Mikrokontroller
Menurut (Haryono, 2017) Mikrokontroller mempunyai beberapa macam memory
antara lain :
a. Electrically Erasable Programmable Read Only Memory (EEPROM)
Beberapa mikrokontroler memiliki EEPROM yang terintegrasi pada chipnya.
EEPROM ini dugunakan untuk menyimpan sejumlah kecil parameter yang
dapat berubah dari waktu ke waktu. Jenis memori ini bekerja relatif pelan, dan
kemampuan untuk dihapus/tulis nya juga terbatas.
b. FLASH (EPROM) FLASH meberikan pemecahan yang lebih baik dari
EEPROM ketika dibutuhkan sejumlah besar memori non-volatile untuk
program. FLASH ini bekerja lebih cepat dan dapat dihapus/tulis lebih sering
dibanding EEPROM.
c. Battery Backed-Up Static RAM
Memori ini sangat berguna ketika dibutuhkan memori yang besar untuk
menyimpan data dan program. Keunggulan utama dari RAM statis adalah
sangat cepat dibanding memori non-volatile, dan juga tidak terdapat
keterbatasan kemampuan hapus/tulis sehingga sangat cocok untuk aplikasi
untuk menyimpan dan manipulasi data secara lokal.
19
19
d. Field Programming/Reprogramming
Dengan menggunakan memori non-volatile untuk menyimpan program akan
memungkinkan mikrokontroler tersebut untuk diprogram ditempat, tanpa
melepaskan dari sistem yang dikontrolnya. Dengan kata lain mikrokontroler
tersebut dapat diprogram setelah dirakit pada PCB.
e. Otp - One Time Programmable
Mikrokontroler OTP adalah mikrokontroler yang hanya dapat diprogram satu
kali saja dan tidak dapat dihapus atau dimodifikasi. Biasanya digunakan untuk
produksi dengan jumlah terbatas. OTP menggunakan EPROM standard tetapi
tidak memiliki jendela untuk menghapus programnya.
f. Software Protection
Dengan "encryption" atau proteksi fuse, software yang telah diprogramkan
akan terlindungi dari pembajakan, modifikasi atau rekayasa ulang.
Kemampuan ini hanya dipunyai oleh komponen OTP atau komponen yang
dapat diprogram ulang. Pada komponen jenis Mask ROM tidak diperlukan
proteksi, hal ini dikarenakan untuk membajak isi programnya seseorang harus
membacanya (visual) dari chip nya dengan menggunakan mikroskop elektron.
4. Input/Output Mikrokontroller
Menurut (Haryono, 2017) Mikrokontroller mempunyai beberapa Input/Output
diantaranya yaitu :
a. Universal Asynchronous Receiver Transmitter (UART) adalah adapter
serial port adapter untuk komunikasi serial asinkron.
20
20
b. Universal Synchronous/Asynchronous Receiver Transmitter (USART)
merupakan adapter serial port untuk komunikasi serial sinkron dan asinkron.
Komunikasi serial sinkron tidak memerlukan start/stop bit dan dapat
beroperasi pada click yang lebih tinggi dibanding asinkron.
c. Serial peripheral interface (SPI) merupakan port komunikasi serial sinkron.
d. Serial communications interface (SCI) merupakan enhanced UART
(asynchronous serial port).
e. Inter-Integrated Circuit bus (I2C bus) merupakan antarmuka serial 2 kawat
yang dikembangkan oleh Philips. Dikembangkan untuk aplikasi 8 bit dan
banyak digunakan pada consumer elektronik, otomotif dan indistri. I2C bus
ini berfungsi sebagai antarmuka jaringan multi-master, multi-slave dengan
deteksi tabrakan data. Jaringan dapat dipasangkan hingga 128 titik dalam
jarak 10 meter. Setiap titik dalam jaringan dapat mengirim dan menerima
data. Setiap titik dalam jaringan harus memiliki alamat yang unik.
f. Analog to Digital Conversion (A/D). Fungsi ADC adalah merubah besaran
analog (biasanya tegangan) ke bilangan digital. Mikrokontroler dengan
fasilitas ini dapat digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang memerlukan
informasi analog (misalnya voltmeter, pengukur suhu). Terdapat beberapa tipe
dari ADC sebagai berikut:
1) Succesive Approximation A/D converters.
2) Single Slope A/D converters.
3) Delta-Sigma A/Ds converters.
4) Flash A/D.
21
21
g. Digital to Analog (D/A) Converters. Kebalikan dar ADC seperti diatas.
h. Comparator. Mikrokontroler tertentu memiliki ssebuah atau lebih komparator.
Komparator ini bekerja seperti IC komparator biasa tetapi sinyal input/output
terpasang pada bus mikrokontroller.
5. Interupsi
Menurut (Haryono, 2017) “Interupt merupakan metode yang efisien bagi
mikrokontroler untuk memproses periperalnya, mikrokontroler hanya bekerja
memproses peripheral tersebut hanya pada saat terdapat data diperiperal tersebut”.
Pada saat terjadi interupt, mikrokontroler menunda operasi yang sedang dilakukan
kemudian mengidentifikasi interupsi yang datang dan menjalankan rutin
pelayanan interupsi.
Rata-rata mikrokontroler memiliki setidak-tidaknya sebuah interupsi eksternal,
interupsi yang dimiliki bisa dipicu oleh "edge" atau "level". Edge triggered
interupt bekerja tidak tergantung pada pada waktu terjadinya interupsi, tetapi
interupsi bisa terjadi karena glitch. Sedangkan Level triggered interupt harus tetap
pada logika high atau low sepanjang waktu tertentu agar dapat terjadi interupsi,
interupsi ini tahan terhadap glitch Interrupts ada 2.
a. Maskable Interrupts
Dengan maskable interupt kita dapat bebas memilih untuk menggunakan satu
atau lebih interupsi. Keuntungan maskable interupt ini adalah kita dapat-
mematikan interupsi pada saat mikrokontroler sedang melakukan proses yang
kritis sehingga interupsi yang datang akan diabaikan.
22
22
b. Vectored Interrupts
Pada saat terjadi interupsi, interupt handler secara otomatis akan
memindahkan program pada alamat tertentu yang telah ditentukan sesuai
dengan jenis interupsi yang terjadi.
Secara garis besar Arduino mempunyai 14 pin digital yang dapat di set
sebagai Input atau Output dan 6 pin input analog. Untuk lebih jelasnya untuk
spesifikasi Arduino Uno bisa dilihat di bawah ini :
Tabel II.1
Spesifikasi Arduino
Mikrokontroler ATmega328P (DataSheet)
Tegangan Pengoperasian 5V
Tegangan
Input(Rekomendasi)
7-12V
Batas Tegangan Input 6-20V
Pin I/O Digital 14 (6 diantaranya dapat di gunakan sebagai
output PWM)
Pin Digital PWM 6
Pin Input Analog 6
Arus DC Tiap Pin I/O 20 Ma
Arus DC untuk pin 3.3V 50 mA
Flash Memory 32KB(ATmega328P)
23
23
Sekitar 0.5 KB digunakan untuk bootloader
SRAM 2 KB (ATmega328P)
EEPROM 1 KB (ATmega328P)
Clock Speed 16 MHz
LED_BUILTIN 13
Panjang 68.6 mm
Lebar 53.4 mm
Berat 25 g
2.2. Perangkat Lunak
Menurut (Haryono, 2017) “ menjelaskan bahwa perangkat lunak adalah objek
tertentu yang dapat dijalankan seperti kode sumber, kode objek atau sebuah program
yang lengkap”.
Produk perangkat lunak memiliki pengertian perangkat lunak yang
ditambahkan dengan semua item dan pelayanan pendukung yang secara keseluruhan
dapat memenuhi kebutuhan pemakai.
Produk perangkat lunak memiliki banyak bagian yang meliputi manual,
referensi, tutorial, intruksi instalasi, data sampel, layanan pendidikan, pelayanan
pendukung teknis dan sebagainya.
24
24
2.2.1. Bahasa Pemprograman C
Menurut (Wibowo dan setyawan, 2017), Bahasa pemrograman c adalah :
sebuah bahasa pemrograman komputer yang bisa digunakan untuk membuat
berbagai aplikasi (general-purpose programming language), mulai dari sistem
operasi (seperti windows atau linux), antivirus, software pengolah gambar
(image processing), hingga compiler untuk bahasa pemrograman, dimana c
banyak digunakan untuk membuat bahasa pemrograman lain yang salah
satunya adalah PHP.
Tabel II.2
Tabel Tipe data
Tipe Data Keterangan
printf( ) untuk menampilkan informasi kelayar
#include <file-header> pemanggilan file header yang memuat
beberapa perintah-perintah dari C++
main( ) awal mula dari blok program utama
Cout perintah keluaran pada C++
getch( ); penahan dari tampilan hasil
25
25
Contoh program:
1. Printf()
2. #include
3. Main()
4. Cout
5. Getch()
2.2.2. Arduino IDE
Menurut (Daulay, 2018), “ArduinoIDE adalah sebuah editor yang di gunakan
untuk menulis program, mengcompile, dan mengunggah ke papan Arduino”.
Arduino menggunakan Software Processing yang digunakan untuk menulis
program kedalam Arduino.
Processing sendiri merupakan penggabungan antara bahasa C++ dan Java. Software
Arduino ini dapat diinstall di berbagai operating system (OS) seperti: LINUX, Mac
OS, Windows. Software IDE Arduino terdiri dari 3 (tiga) bagian:
1) Editor program, untuk menulis dan mengedit program dalam bahasa processing.
Listing program pada Arduino disebut sketch.
2) Compiler, modul yang berfungsi mengubah bahasa processing (kode program)
kedalam kode biner karena kode biner adalah satu–satunya bahasa program yang
dipahami oleh mikrocontroller.
printf("string-kontrol", argumen-1, argumen-2
#include <iostream.h>
Main()
{
cout<<” Halo BSI “;
getch();
}
26
26
3) Uploader, modul yang berfungsi memasukkan kode biner kedalam memori
mikrocontroller.
Struktur perintah pada arduino secara garis besar terdiri dari 2 (dua) bagian
yaitu void setup dan void loop. Void setup berisi perintah yang akan dieksekusi hanya
satu kali sejak arduino dihidupkan sedangkan void loop berisi perintah yang akan
dieksekusi berulang-ulang selama arduino dinyalakan.
Sumber : (Daulay, 2018)
Gambar II.13.Arduino Software
Arduino IDE itu merupakan kependekan dari Integrated Developtment
Enviroenment, atau secara bahasa mudahnya merupakan lingkungan terintegrasi-yang
digunakan untuk melakukan pengembangan. Disebut sebagai lingkungan karena
melalui software inilah Arduino dilakukan pemrograman untuk melakukan fungsi-
fungsi yang dibenamkan melalui sintaks pemrograman. Arduino menggunakan
bahasa pemrograman sendiri yang menyerupai bahasa C.
27
27
Bahasa pemrograman Arduino (Sketch) sudah dilakukan perubahan untuk
memudahkan pemula dalam melakukan pemrograman dari bahasa aslinya. Sebelum
dijual ke pasaran, IC mikrokontroler Arduino telah ditanamkan suatu program
bernama Bootlader yang berfungsi sebagai penengah antara compiler Arduino dengan
mikrokontroler.
Arduino IDE dibuat dari bahasa pemrograman JAVA. Arduino IDE juga
dilengkapi dengan library C/C++ yang biasa disebut Wiring yang membuat operasi
input dan output menjadi lebih mudah. Arduino IDE ini dikembangkan dari
software Processing yang dirombak menjadi Arduino IDE khusus untuk
pemrograman dengan Arduino.