Upload
vuongdien
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Sistem
Definisi sistem menurut dari Jogiyanto H.M (2010:2) adalah “kumpulan
dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan-tujuan
tertentu”.
Definisi perancangan menurut John Burch dan Gary Grudnitski dalam
Jogiyanto H.M (2010:196) menyebutkan bahwa: “desain sistem dapat didefinisikan
sebagai penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari
beberapa elemen yang terpisah dari satu kesatuan yang utuh dan berfungsi”.
Sedangkan definisi perancangan menurut Krismiaji (2010:144) dalam buku
Sistem Informasi Akuntansi menyebutkan bahwa perancangan terdiri dari
perancangan logis adalah melengkapi eksternal level schema dan
menterjemahkan persyaratan data para pemakai dan program aplikasi ke
dalam conceptual level schema sedangkan perancangan fisik (physical
design) adalah mengubah hasil rancangan konsep ke dalam struktur
penyimpanan fisik.
Berdasarkan dua definisi perancangan tersebut, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa perancangan merupakan tahap lanjut dari analisis sistem
untuk mengkonversi spesifikasi logis ke dalam sebuah desain pada sistem
komputer organisasi.
6
2.1.1. Karakteristik Sistem
Menurut Jogiyanto H.M (2010:3) bahwa suatu sistem mempunyai
karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu memiliki komponen-komponen
(components), batas sistem (boundary), lingkungan sistem (Environment),
penghubung (Interface), masukan (Input), keluaran (Output), pengolah (Proses),
dan sasaran (Objective), dan tujuan (Goal).
1. Komponen sistem (components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang
artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen sistem atau
elemen –elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari
sistem. Setiap subsitem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan
suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi suatu sistem secara keseluruhan.
2. Batas Sistem (boundary)
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan
sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini
memungkinkan suatu sistem di pandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu
sistem menunjukan ruang lingkup dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Sistem (environment)
Lingkungan luar dari sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang
mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat
menguntungkan (harus dijaga dan merupakan energi dari sistem) dan dapat
bersifat merugikan (harus ditahan dan dikendalikan).
7
4. Penghubung Sistem (interface)
Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan
subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-
sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran
(output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem
yang lainnya melalui penghubung, Dengan penghubung satu subsistem dapat
berinteraksi yang lainnya membentuk satu kesatuan.
5. Masukan Sistem (input)
Masukan (input) adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem. Masukan
dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal
(signal input). Maintenance input adalah energi yang masukan supaya sistem
tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk
didapatkan keluaran.
6. Keluaran Sistem (output)
Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan
masukan subsistem yang lain atau kepada supersistem.
7. Pengolah Sistem (Process)
Suatu sistem dapat mempunyai bagian pengolah yang akan merubah
masukan menjadi keluaran.
8. Sasaran Sistem (Objectives)
Suatu sistem pasti mempunya tujuan (goal) atau sasaran (objective). Kalau
suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada
gunanya. Suatu sistem dikatakan berasil bila mengenai sasaran atau tujuan.
8
2.1.2. Klasifikasi Sistem
Menurut Jogiyanto H.M (2010:6) sistem dapat diklasifikasikan dari
beberapa sudut pandangan, diantaranya adalah sebagai berikut ini :
1. Sistem diklasifikasikan berdasarkan sebagai sistem abstrak (abstract system)
dan sistem fisik (physical system). Sistem abstrak (abstrack system) adalah
sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak nampak, misalnya
sistem teologi yaitu pemikiran tentang hubungan manusia dengan Tuhan.
Sistem fisik (physical system) adalah sistem yang ada secara fisik yang dapat
dilihat dengan mata, misalnya sistem komputer.
2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem
terbuka (open system). Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan
dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara
otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis
sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-
benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed sistem (secara relatif
tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang
berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luar atau subsistem yang
lainnya. Karena sistem sifatnya terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan
luarnya, maka suatu sistem harus mempunyai suatu sistem pengendalian yang
baik. Sistem yang baik harus dirancang sedemikian rupa, sehingga secara
relatif tertutup karena sistem tertutup akan secara otomatis dan terbuka hanya
untuk pengaruh yang baik.
3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem
buatan manusia (human made system). Sistem alamiah (natural system)
9
adalah sistem yang terjadi melalui proses alam dan tidak dibuat manusia.
Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia (human made
system) adalah sistem yang di rancang oleh manusia yang melibatkan
interaksi manusia dengan mesin yang disebut dengan human-machine system
atau man-machine system, misalnya sistem transportasi.
4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan
sistem tak tentu (probabilistic system). Sistem tertentu (deterministic system)
beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi
diantara bagian-bagiannya didekteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari
sistem dapat diramalkan. Misalnya sistem pada komputer. Sistem tak tentu
(probabilistic system) adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat
dipredisikan karena mengandung unsur probabilitas. Misalnya sistem
persedian barang.
2.1.3. Pengertian Informasi
Informasi merupakan hasil dari data yang di proses yang berasal dari
inputan suatu kejadian yang nyata yang berguna bagi pemakainya.
Definisi informasi menurut Jogiyanto H.M (2010:8) “Informasi dapat
didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang
lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan
suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk
pengambilan keputusan”.
Sedangkan pengertian informasi menurut Krismiaji (2010:15) dalam buku yang
berjudul Sistem Informasi Akuntansi menjelaskan bahwa “informasi adalah data
yang telah diorganisasi dan telah memiliki kegunaan dan manfaat”.
Menurut Jogiyanto H.M (2010:10) kualitas informasi yang diharapkan
tergantung 3 (empat) hal pokok yaitu:
10
1. Akurat (accurate)
Akurat mempunyai arti informasi yang dihasilkan harus bebas dari
kesalahan–kesalahan, yang tidak biasa, tidak menyesatkan dan menceminkan
maksudnya.
2. Tepat waktu (timelines)
Tepat waktu berarti informasi yang disampaikan ke penerima tidak terlambat,
karena informasi adalah landasan untuk mengambil suatu keputusan. Untuk
itu diperlukan suatu teknologi untuk dan mengirim dengan cepat dan tepat.
3. Relevan (relevance)
Berarti informasi mempunyai manfaat dan berguna bagi pemakainya. Karena
batas relevensi seseorang berbeda, maka informasi bisa dikatakan berguna
jika benar – benar berguna dan dibutuhkan pemakainya.
2.1.4. Konsep Dasar Sistem Informasi
Peranan sistem informasi sangat berguna untuk mendukung kegiatan-
kegiatan operasional dalam sebuah perusahaan misalnya dalam mendukung
kegiatan operasional bisnis, mendukung pengambilan keputusan managerial,
mendukung keunggulan strategis, meningkatkan pelayanan secara menyeluruh,
meningkatkan produktivitas, membentuk kelompok kerja yang luas, dll.
Sistem informasi menurut Jogiyanto H.M (2010:11) mengatakan bahwa:
“sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung
fungsi operasional yang bersifat manajerial dalam kegiatan strategi dari
suatu organisasi untuk dapat menyediakan laporan-laporan yang diperlukan
oleh pihak luar tersebut”.
2.1.5. Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi menurut Jogiyanto H.M (2010:12), terdiri dari 6
komponen diantaranya sebagai berikut :
11
1. Blok Masukan
Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini
termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan
dimasukan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar
2. Blok Model
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematika yang
akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan
cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Blok Keluaran
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi
yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan
manajemen serta semua pemakai sistem.
4. Blok Teknologi
Teknologi merupakan ‘kotak alat’ dalam sistem informasi. Teknologi
digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan
mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu
pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian
utama yaitu, teknis (humanware atau brainware), perangkat lunak (software),
dan perangkat keras (hardware).
12
5. Blok Basis Data
Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras (hardware) komputer dan
digunakan perangkat lunak (software) untuk memanipulasinya. Data perlu
disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyedian informasi.
6. Blok Kendali
Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk menyakinkan
bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dicegah dan bila terlanjur maka
kesalahan-kesalahan dapat dengan cepat teratasi.
2.1.6. Perancangan Sistem (System Planning)
Perancangan adalah salah satu tahapan setelah analisis dari siklus
pengembangan sistem, tahapan dimana persiapan dirancang untuk bangun
implementasi menggambarkan bagaimana suatu sistem akan dibentuk yang dapat
berupa penggambaran perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari
beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.
Menurut Jogiyanto H.M (2010:74), Perancangan Sistem yaitu Perancangan
sistem menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang
mesti diselesaikan. Tahap ini menyangkut mengkonfigurasikan dari
komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem
sehingga setelah instalasi dari sistem akan benar-benar memuaskan
rancangan bangun yang telah ditetapkan pada akhir tahap analisa sistem.
Adapun langkah-langkah pembuatan sistem yaitu :
1. Evaluasi alternatif-alternatif
Perancangan sistem harus menyajikan pemecahan untuk masalah
spesifik.Oleh karena itu aspek yang sangat penting dalam perancangan sistem
adalah perhitungan dan pertimbangan berbagai alternative-alternatif terutama
rancangan.
13
2. Pembuatan spesifikasi-spesifikasi rancangan
Aturan utama dalam pembuatan spesifikasi-spesifikasi rancangan adalah
bahwa para perancang harus bekerja lembur dari keluaran ke
masukan.Sejalan dengan tujuan-tujuan sistem perancang harus merancang
seluruh laporan manajemen dan dokumen-dokumen keluaran pada langkah
pertama dari proses.
3. Pembuatan dan penyampaian spesifikasi perancangan sistem
Spesifikasi-spesifikasi rancangan lengkap harus disajikan dalam bentuk
proposal. Proposal rancangan terinci harus mencakup masalah penting untuk
mengimplementasikan proyek perancangan secara actual. Untuk pemrosesan
data, kebutuhan rincian-rincian yang barkaitan dengan perangkat keras dan
perangkat lunak harus disajikan.
Menurut Jogiyanto H.M (2010:74) “perancangan membutuhkan strategi
yang tepat agar perancangan berjalan dengan baik, tepat waktu dan sesuai dengan
sasaran yang ditargetkan atau direncanakan”
2.1.7. Konsep Dasar Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) banyak digunakan oleh organisasi bisnis
untuk mendukung proses bisnisnya. Kebutuhan akan SIA tergantung pada jenis
proses bisnis dan kompleksitas informasi yang diinginkan. Ditinjau dari hal
tersebut, Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan suatu proses yang
menghasilkan informasi baik untuk kepentingan managerial maupun eksternal
berbasis data akuntansi.
Menurut Romney dalam Mardi (2011:4) mengemukakan bahwa: ”Sistem
Informasi Akuntansi adalah sumber daya manusia dan modal dalam organisasi
14
yang bertanggung jawab untuk (1) persiapan informasi keuangan, (2) informasi
yang diperoleh dari mengumpulkan dan memproses berbagai transaksi
perusahaan”.
Sedangkan menurut Bodnar dan Hopwood (2007), yang diterjemahkan oleh
Amir Abadi Yusuf menyatakan bahwa, “sistem informasi akuntansi
merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang
dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya kedalam
informasi, informasi tersebut dikomunikasikan kepada para pembuat
keputusan”.
Kesimpulan yang didapat dari definisi di atas adalah Sistem Informasi
Akuntansi (SIA) dipergunakan untuk mempermudah dalam mengolah informasi
keuangan yang ada di suatu perusahaan.
Fungsi Sistem Informasi Akuntansi menurut Steinbert yang dialih
bahasakan oleh Mulyadi (2007:3) menyatakan Sistem Informasi Akuntansi
mempunyai tiga fungsi penting:
1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang
dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-
aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas
tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar yang
berkepentingan dapat meninjau ulang hal-hal tersebut.
2. Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen
untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan.
3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset
organisasi. Termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut
tersedia saat dibutuhkan.
15
Dalam memenuhi kebutuhan informasi baik untuk kebutuhan pihak
eksternal maupun pihak internal, sistem informasi harus didesain sedemikian rupa
sehingga memenuhi fungsinya. Demikian pula suatu sistem informasi akuntansi
dalam memenuhi fungsinya harus mempunyai tujuan-tujuan yang dapat
memberikan pedoman kepada manajemen dalam melakukan tugasnya sehingga
dapat menghasilkan informasi-informasi yang berguna, terutama dalam
menunjang perencanaan dan pengendalian.
Menurut Azhar Susanto (2008:8-11), tujuan sistem informasi akuntansi
adalah sebagai berikut :
1. Mendukung aktivitas perusahaan sehari-hari.
2. Mendukung proses pengambilan keputusan.
3. Membantu pengelolaan perusahaan dalam memenuhi tanggung jawabnya
kepada pihak eksternal.
4. Mengumpulkan dan memasukkan data transaksi ke dalam sistem informasi
akuntansi.
5. Mengolah data transaksi.
6. Menyimpan data untuk tujuan di masa mendatang.
7. Memberi pemakai atau pemberi keputusan (manajemen) informasi yang
mereka perlukan.
8. Mengontrol semua proses yang terjadi.
16
2.1.8. Definisi Akuntansi
Menurut Sumarsan (2013, 46), fungsi Akuntansi dalam bisnis adalah untuk
menyediakan informasi yang andal sebagai dasar untuk mengambil
keputusan. Dengan demikian, fungsi akuntansi yaitu: memberikan informasi
keuangan perusahaan, mengalokasikan sumber-sumber daya langka
sehingga pemakai informasi dapat memutuskan modal harus diinvestasikan
kemana, melaporkan pertanggungjawaban kinerja manajemen kepada
pemilik, dan mengetahui perkembangan perusahaan.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007:145) dalam bukunya yang berjudul
Analisis Kritis Laporan Keuangan “informasi akuntansi dikatakan berkualitas
apabila memenuhi laporana keuangan sebagai berikut :
1. Dapat dipahami (understandable)
Laporan keuangan dinyatakan dalam bentuk dan bahasa yang mudah untuk
dipahami.
2. Relevan
Laporan keuangan relevasi dengan kebutuhan pemakai, artinya dapat
membantu pemakai mengavaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa
yang akan datang.
3. Materialistis
Laporan dipandang material bila kelalaian mencantumkan dalam mencatat
sehingga dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai.
4. Keandalan (reliable)
Laporan keuangan bebas dari pengertian keuangan yang menyesatkan,
kesalahan material, yang disajikan secara tulus dan jujur.
5. Penyajian jujur
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi atau peristiwa lainnya dan
disajikan secara wajar.
17
6. Subtan Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Transaksi dan peristiwa disajikan dengan subtan Sistem Informasi Akuntansi
(SIA) dan realitas ekonomi, bukan hanya bentuk hukumnya.
7. Netralitas
Informasi diarahkan kepada kebutuhan umum, tidak tergantung kepada
kepentingan pihak tertentu.
8. Pertimbangan Sehat (prudence)
Dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi, digunakan pertimbangan sehat
yang mengandung unsur kehati-hatian dalam melakukan perkiraan.
9. Lengkap (complete)
Laporan keuangan bersifat lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.
10. Dapat Dibandingkan (comparable)
Laporan keuangan antar periode dapat dibandingkan, untuk mengidentifikasi
kecenderungan (trend) pada posisi keuangan suatu perusahaan.
11. Tepat Waktu
Laporan keuangan dilaporkan sedini mungkin sehingga tidak kehilangan
relavasinya (untuk periode tahunan, paling lambat empat bulan setelah akhir
tahun).
2.1.9. Penggajian
Gaji menurut Sembiring (2008:23) adalah, "Setiap karyawan berhak
atas imbalan (remunerasi) sebagai imbalan jasa atas pekerjaan yang
dilakukan pada perusahaan."
Sedangkan menurut Menurut Winarni dan Sugiyarso (2008:16),
mengemukakan bahwa: “Gaji merupakan balas jasa yang dibayarkan kepada
18
pemimpin,pengawas, pegawai tata-usaha dan pegawai-pegawai kantor serta
para manajer lainnya. Jumlah pembayaran gaji biasanya ditetapkan secara per
bulan.”
2.1.10. Prosedur Pembayaran Gaji Karyawan
Menurut Mulyadi (2008:374) prosedur pembayaran gaji adalah:
“Kegiatan perusahaan yang memerlukan dokumen atau bukti pendukung
untuk merekam segala sesuatunya yang berhubungan dengan gaji karyawan
dari semua data atau dokumen penting yang ada di perusahaan saling
keterkaitan satu sama lain untuk memudahkan perusahaan.”
Di dalam penggajian terdapat beberapa prosedur mengenai gaji, berikut
prosedur penggajian menurut Mulyadi (2008:385):
1. Prosedur pencatatan waktu hadir
Prosedur ini bertujuan untuk mencatat waktu kehadiran karyawan.
2. Prosedur pencatatan waktu kerja
Dalam perusahaan manufaktur yang produksi berdasarkan pesanan,
pencatatan waktu kerja diperlukan bagi karyawan yang bekerja difungsi
produksi untuk keperluan distribusi biaya upah karyawan kepada produk atau
pesanan yang menikmati jasa tersebut.
3. Prosedur pembuatan daftar gaji dan upah
Dalam prosedur ini, fungsi pembuatan daftar gaji dan upah membuat daftar
gaji dan upah karyawannya.
4. Prosedur distribusi biaya gaji dan upah
Dalam prosedur distribusi biaya gaji dan upah, biaya tenaga kerja
didistribusikan kepada departemen-departemen yang menikmati tenaga kerja.
19
5. Prosedur pembayaran gaji dan upah
Prosedur pembayaran gaji dan upah melibatkan fumgsi akuntansi dan fungsi
keuangan.
2.1.11. Jurnal Pencatatan Penggajian
Menurut Soemarso (2009:94), jurnal adalah “ayat jurnal dapat dicatat
dengan cara sederhana, namun pada umumnya terdapat formulir khusus guna
pencatatan tadi. Formulir ini disebut buku harian atau jurnal (journal)”.
1. Jurnal untuk mencatat gaji karyawan:
Biaya Gaji Rp xxxxxxxxxx
Utang PPh 21 Rp xxxxxxxxxx
Piutang Karyawan Rp xxxxxxxxxx
Utang Gaji Rp xxxxxxxxxx
2. Jurnal untuk pembayaran gaji karyawan:
Utang Gaji Rp xxxxxxxxxx
Utang PPh 21 Rp xxxxxxxxxx
Kas Rp xxxxxxxxxx
2.2. Peralatan Pendukung (Tools System)
Dalam mendesain atau merancang model sistem produksi yang diusulkan
dalam logika model, media ini merupakan alat yang tepat digunakan untuk
menggambarkan model dari sistem dimana simbol-simbol, lambang-lambang dan
diagram-diagram menunjukan secara tepat arti fisiknya. Peralatan yang dimaksud
seperti entity relationship diagram (ERD), logical record structure, kamus data
dan lain sebagainya.
20
2.2.1. UML ( Unified Modeling Language)
Menurut Rosa A.S dan M.Shalahuddin (2014:133) “UML (Unified
Modeling Language) adalah salah satu standar bahasa yang banyak digunakan di
dunia industri untuk mendefisinikan requirement, membuat analisi dan desain,
serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek”
UML muncul karena adanya kebutuhan pemodelan visual untuk
menspesifikasikan, menggambarkan, membangun, dan dokumentasi dari sistem
perangkat lunak. UML merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan
komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram dari teks-teks
pendukung.
Pada UML 2.3 terdiri dari 13 macam diagram yang dikelompokkan dalam 3
kategori (Rosa A.S dan M.Shalahuddin, 2014:140-141), yaitu:
1. Structure diagrams yaitu yang digunakan untuk menggambarkan suatu
struktur statis dari sistem yang dimodelkan, terdiri dari class diagram, object
diagram, component diagram, composite diagram, package diagram dan
deployment diagram.
2. Behaviour diagrams yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk
menggambarkan suatu struktur statis dari sistem yang digunakan untuk
menggambarkan kelakuan sistem atau rangkaian perubahan yang terjadi pada
sebuah sistem, terdiri dari: use case diagram, activity diagram dan state
machine diagram.
3. Interaction diagram yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk
menggambarkan interaksi sistem dengan sustem lain maupun interaksi antar
21
subsistem pada suatu sistem. Terdiri dari sequence diagram, communication
diagram, timing diagram, interaction overview diagram.
Adapun diagram yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah:
1. Use Case Diagram
Use case atau diagram use case merupakan pemodelan untuk kelakuan
(behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan
sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang
akan dibuat. Secara kasar, use case digunakan untuk mengetahi fungsi apa
saja yang ada di dalam sebuah sistem infrmasi dan siapa saja yang berhak
menggunakan fungsi-fungsi itu.
2. Activity Diagram
Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan workflow (aliran
kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau menu yang
ada pada perangkat lunak. Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa
diagram aktivitas menggambarkan aktifitas sistem bukan apa yang
dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem.
3. Deployment Diagram
Diagram deployment atau deployment diagram meninjukkan konfigurasi
komponen dalam proses eksekusi aplikasi. Diagram deployment juga dapat
digunakan untuk memodelkan hal-hal berikut, yaitu sistem tambahan
(embedded system) yang menggambarkan rancangan device, node, dan
hardware, sistem client/server, sistem terdistribusi murni dan rekayasa
ulang aplikasi.
22
4. Sequence Diagram
Sebuah sequence diagram menggambarkan urutan tindakan yang terjadi
dalam sebuah sistem Pemanggilan metode dalam setiap objek dan urutan
dimana pemanggilan terjadi adalah ditangkap dalam sebuah sequence
diagram. Sehingga sequence diagram adalah tool yang sangat bermanfaat
untuk menggambarkan dinamika perilaku sebuah sistem. Sequence diagram
adalah bentuk dua dimensi di alam. Pada sumbu horisontal, ini
menunjukkan kehidupan yang digambarkan oleh objek, sementara pada
sumbu vertikal, ini menunjukkan urutan penciptaan atau pemanggilan
objek-objek tersebut.
Karena sequence diagram menggunakan nama kelas dan referensi nama
objek, sequence diagram sangat berguna dalam memberikan penjelasan
lebih lanjut dan untuk menjelaskan dinamika desain dan urutan dan asal
pemanggilan objek. Oleh karena itu, sequence diagram adalah salah satu
yang paling banyak digunakan diagram dinamis dalam UML.
2.2.2. Entity Relationship Diagram
Definisi ERD menurut Al-Bahra (2013:142) menerangkan bahwa:
“diagram relasi entitas merupakan suatu model jaringan yang menggunakan
susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak.”
Menurut pendapat Kronke (2007:37-40) entity relationship diagram (ERD)
adalah “suatu pemodelan konseptual yang didesain secara khusus untuk
mengidentifikasikan entitas yang menjelaskan data dan hubungan antar data, yaitu
dengan menuliskan dalam cardinality.”
23
Komponen-komponen yang membentuk ERD adalah:
1. Entity yaitu suatu entitas yang dapat berupa: orang, tempat, obyek, atau
kejadian yang dianggap penting bagi perusahaan, sehingga segala atributnya
harus dicatat dan disimpan dalam basis data. Contoh dari entity adalah
employee, customer, sales_order dan sebagainya.
2. Attribute. Setiap entitas mempunyai karakterisik tertentu yang dinamakan
dengan atribut. Contoh dari attribute adalah Employee_Name,
Customer_Name, Employee_ID dan CustomerID.
3. Identifier merupakan nama attribute yang digunakan untuk mengidentifikasi
entity. Ada tiga jenis identifier, yaitu primary key, secondary key dan foreign
key. Dalam penulisan tugas akhir ini hanya menggunakan Primary Key dan
Foreign Key.
a. Primary Key: merupakan suatu kode identifikasi yang bersifat unik yang
ditunjukkan oleh masing-masing record dalam sistem. Tujuan dari
primary key adalah untuk menunjukkan lokasi tiap catatan di dalam
suatu file mengenai catatan-catatan serupa.
b. Foreign Key: merupakan attribute yang merupakan primary key dari
relasi lain yang ditarik/dihubungkan ke suatu relasi.
4. Relationship merupakan hubungan suatu jalinan antara entitas. Menurut
Romney (2009:596) ada tiga tipe relationship, yaitu:
a. One-to-one relationship dimana maximum cardinality setiap entity
adalah satu. Contoh: Satu nasabah bank hanya memiliki satu account.
24
Sumber: Al Bahra (2007:147)
Gambar II.1. One to one relationship
b. One-to-many or many-to-one relationship (1:N atau N:1). Dimana
maximum cardinality dari suatu entity adalah satu dan maximum
cardinality dari entity lain adalah N. Contoh: Satu nasabah bank dapat
memiliki lebih dari satu account.
Sumber: Al Bahra (2007:147)
Gambar II.2. One to many relationship
Sumber: Al Bahra (2007:147)
Gambar II.3. Many to one relationship
c. Many-to-many relationship (M:N). Dimana maximum cardinality kedua
entity yang berhubungan adalah N. Contoh: Satu nasabah dapat
memilliki beberapa account dan satu account dapat dimiliki oleh
beberapa nasabah (rekening bersama).
25
Sumber: Al Bahra (2007:147)
Gambar II.4. Many to Many relationship
5. Cardinality merupakan kendala-kendala yang timbul dalam hubungan antar
entitas. Cardinality seringkali diekspresikan dalam sepasang angka. Angka
pertama disebut minimum cardinality dan angka kedua disebut maximum
cardinality (Romney:2009). Minimum Cardinality mengindikasikan angka
terkecil dari baris yang dapat dihubungkan dalam relationship. Minimum
cardinality bisa nol atau satu. Yang dimaksud dengan minimum cardinality
adalah setiap baris entity pada relationship lain. Sedangkan minimum
cardinality satu menunjukkan bahwa setiap baris dari entity harus
dihubungkan dengan paling sedikit satu baris dari entity lain. Maximum
Cardinality mengindikasikan angka terbesar dari baris yang dapat
dihubungkan dalam relationship. Maximum Cardinality bisa satu atau N.
Simbol yang ada menunjukkan setiap baris dalam tabel dapat dihubungkan
dengan beberapa baris pada tabel lain. Maximum Cardinality satu
menunjukkan bahwa baris dari entity dapat dihubungkan ke paling banyak
satu baris dari entity lain. Sedangkan minimum cardinality N menunjukkan
bahwa satu baris dari entity dapat dihubungkan dengan lebih dari satu baris
dari entity lain.
26
2.2.3. Logical Record Structure
Menurut Hasugian dan Shidiq (2012:608) memberikan batasan bahwa
LRS adalah “sebuah model sistem yang digambarkan dengan sebuah diagram-ER
akan mengikuti pola atau aturan permodelan tertentu dalam kaitanya dengan
konvensi ke LRS”.
Perubahan yang terjadi yaitu mengikuti aturan-aturan sebagai berikut
(Hasugian dan Shidiq, 2012:608) :
1. Setiap entitas akan diubah kebentuk kotak.
2. Sebuah atribut relasi disatukan dalam sebuah kotak bersama entitas jika
hubungan yang terjadi pada diagram-ER adalah 1:M (relasi bersatu dengan
cardinality M) atau tingkat hubungan 1:1 (relasi bersatu dengan cardinality
yang paling membutuhkan referensi).
3. Sebuah relasi dipisah dalam sebuah kotak tersendiri (menjadi entitas baru)
jika tingkat hubungannya M:M (many to many) dan memiliki foreign key
sebagai primary key yang diambil dari kedua entitas yang sebelumnya saling
berhubungan.
2.2.4. Spesifikasi File
Penjelasan secara menyeluruh mengenai tabel-tabel yang digunakan
dalam sistem informasi penggajian karyawan yang diusulkan nantinya beserta
field yang terdapat pada database yang akan dibangun atau sering disebut dengan
spesifikasi file. Tabel-tabel tersebut akan menampung data-data informasi
penggajian karyawan pada PT. Lifetime Design Furniture saat proses perekaman
dan pengeditan data sehingga akan meyimpan data secara permanen didalam
harddisk. Spesifikasi file merupakan jabaran yang lebih detail dari elemen yang