Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Rekrutmen
2.1.1. Pengertian Rekrutmen
Menurut Handoko (2008:69) mengatakan bahwa “penarikan (recruitment)
adalah proses pencarian dan pemikatan para calon karyawan (pelamar) yang
mampu untuk melamar sebagai karyawan”.
Menurut Yuniarsih dan Suwatno (2009:102) mengatakan bahwa
“penarikan pegawai (recruitment) merupakan kegiatan untuk mendapatkan
sejumlah tenaga kerja dari berbagai sumber, sesuai dengan kualifikasi yang
dibutuhkan, sehingga mereka mampu menjalankan misi organisasi untuk
merealisasikan visi dan tujuannya”.
Menurut Notoatmodjo (2009:105) mengatakan bahwa “penarikan
(recruitment) sumber daya manusia adalah suatu proses pencarian dan pemikatan
para calon tenaga kerja (karyawan) yang mempunyai kemampuan sesuai dengan
rencana kebutuhan suatu organisasi”.
Menurut Siagian (2010:101) mengatakan bahwa “rekrutmen tenaga kerja
merupakan kenyataan bahwa dalam suatu organisasi selalu terbuka kemungkinan
untuk terjadinya berbagai lowongan dengan aneka ragam penyebabnya”.
Menurut Marwansyah (2010:106) mengatakan bahwa “rekrutmen adalah
proses menarik orang-orang atau pelamar yang mempunyai minat dan kualifikasi
yang tepat untuk mengisi posisi atau jabatan tertentu.
9
Menurut Hasibuan (2014:40) mengatakan bahwa “penarikan (recruitment)
adalah masalah penting dalam pengadaan tenaga kerja. Penarikan adalah usaha
mencari dan mempengaruhi tenaga kerja, agar mau melamar lowongan pekerjaan
yang ada dalam suatu perusahaan”.
2.1.2. Konsep Dasar Rekrutmen
Menurut Hasibuan (2014:41) mengemukakan bahwa “dasar penarikan
calon karyawan harus ditetapkan lebih dahulu supaya para pelamar yang
memasukkan lamarannya sesuai dengan pekerjaan atau jabatan yang diminatinya.
Dasar penarikan harus berpedoman kepada spesifikasi pekerjaan yang telah
ditentukan untuk menduduki jabatan tersebut.
Job specification harus diuraikan secara terinci dan jelas agar para pelamar
mengetahui kualifikasi yang dituntut oleh lowongan kerja tersebut. Misalnya,
batas usia, pendidikan, jenis kelamin, dan kesehatan. Jika spesifikasi pekerjaan
dijadikan dasar dan pedoman penarikan, karyawan yang diterima akan sesuai
dengan uraian pekerjaan dari jabatan atau pekerjaan tersebut.
2.1.3. Sumber dan Metode Rekrutmen
Sumber rekrutmen adalah beragam tempat untuk mencari orang-orang
yang memiliki kualifikasi sebagai calon karyawan. Sementara itu, metode
rekrutmen adalah cara-cara spesifik yang digunakan untuk menarik para calon
karyawan ke sebuah organisasi.
Secara umum, menurut Marwansyah (2010:111) sumber rekrutmen dapat
digolongkan ke dalam dua jenis, yakni: sumber internal dan eksternal.
10
1. Rekrumen Internal
Rekrutmen dapat dilakukan dengan menggunakan sumber internal, atau
karyawan yang sudah ada dalam perusahaan. Ada beberapa metode rekrutmen
internal yang dapat digunakan, yakni: job posting, referensi pegawai, dan
rencana suksesi.
a. Job posting dan job bidding
Job posting adalah kegiatan pemberian informasi kepada karyawan tentang
adanya posisi yang lowong dalam organisasi/perusahaan, yang biasanya
dimuat dlam papan pengumuman atau media publikasi perusahaan, dan
biasanya menyebutkan juga persyaratan pekerjaan.
Job posting biasanya diikuti oleh job bidding. Job bidding adalah sebuah
teknik atau mekanisme yang memberikan kesempatan kepada para
karyawan dalam sebuah organisasi, yang percaya bahwa mereka memiliki
kualifikasi yang dibutuhkan untuk melamar posisi yang lowong.
b. Referensi pegawai
Seorang pegawai yang dipindahkan ke posisi lain, dapat dimintai referensi
tentang calon karyawan yang tepat untuk menggantikannya atau untuk
mengisi posisi lowongan yang ditinggalkan. Jika metode ini dipilih, perlu
dipastikan bahwa rekomendasi atau referensi yang diberikan bersifat
objektif. Referensi dapat saja diberikan oleh lebih dari satu pegawai.
c. Rencana suksensi/penggantian
Perencanaan suksensi adalah sebuah proses untuk menjamin bahwa orang-
orang yang memiliki kualifikasi akan tersedia untuk mengemban posisi
manajerial kunci pada saat posisi ini lowong.
11
2. Rekrutmen eksternal
Sering kali terjadi, karyawan-karyawan yang sudah adda dalam organisasi
tidak memenuhi kebutuhan rekrutmen untuk kepentingan atau tujuan tertentu.
Dalam kondisi ini, perusahaan mencari calon-calon karyawan dari luar
perusahaan, atau menggunakan sumber eksternal.
a. Sumber rekrutmen eksternal
Sejumlah institusi menjadi sumber untuk menemukan calon-calon karyawan
yang dibutuhkan. Beberapa sumber berikut ini dapat menjadi alternatif bagi
organisasi yang ingin menarik pelamar potensial.
1) Sekolah
2) Perguruan tinggi
3) Perusahaan lain
4) Orang yang belum bekerja
b. Metode rekrutmen eksternal
Ketika sebuah organisasi memutuskan untuk menggunakan sumber
rekrutmen eksternal. Tersedia sejumlah metode yang bisa digunakan untuk
menjangkau sumber-sumber tersebut.selain metode-metode „tradisional‟
yang telah dikenal dan lazim digunakan sejak lama, seiring dengan
perkembangan teknologi informasi, kini banyak pula organisasi yang
menggunakan internet sebagai metode untuk mencari calon karyawan.
1) Iklan surat kabar, televise, radio, dan lain-lain
2) Rekrutmen melalui internet
3) Agen tenaga kerja pemerintah dan swasta
4) Perusahaan pencari eksekutif
12
5) Rekrumen melalui acara khusus
6) Rekrutmen di perguruan tinggi
7) Pemagangan
8) Asosiasi profesi
9) Referensi pegawai
10) Lamaran “tak diminta”
2.1.4. Kendala-kendala Rekrutmen
Menurut Handoko (2008:71) mengatakan bahwa “agar proses penarikan
berhasil, perusahaan perlu menyadari berbagai kendala. Batasan-batasan ini
bersumber dari organisasi, pelaksanaan penarikan dan lingkungan eksternal.
Meskipun kendala yang dihadapi perusahaan bervariasi dari situasi dengan situasi
lainnya”.
Menurut Siagian (2010:103) mengatakan bahwa “berbagai penelitian dan
pengalaman banyak orang dalam hal rekrutmen menunjukkan bahwa kendala
yang biasa dihadapi itu dapat mengalami tiga bentuk, yaitu kendala yang
bersumber dari organisasi yang bersangkutan sendiri, kebiasaan para pencari
tenaga kerja sendiri dan faktor-faktor eksternal yang bersumber dari lingkungan
dimana organisasi bergerak”.
Menurut Hasibuan (2014:44) mengatakan bahwa “agar proses penarikan
berhasil, perusahaan perlu menyadari berbagai kendala yang bersumber dari
organisasi, pelaksanaan penarikan, dan lingkungan eksternal. Kendala-kendala
yang dihadapi setiap perusahaan tidak sama, tetapi umumnya kendala itu meliputi
kebijaksanaan organisasi, persyaratan jabatan, metode pelaksanaan penarikan,
kondisi tenaga kerja, solidaritas perusahaan, dan lingkungan eksternal”.
13
2.2. Seleksi
2.2.1. Pengertian Seleksi
Menurut Handoko (2008:85) bahwa “proses seleksi adalah serangkaian
langkah kegiatan yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima
atau tidak”.
Menurut Rivai dalam Yuniarsih dan Suwatno (2009:104) mengemukakan
bahwa “proses seleksi merupakan rangkaian tahap-tahap khusus yang digunakan
untuk memutuskan pelamar mana yang akan diterima”.
Menurut Notoatmodjo (2009:108) bahwa “proses seleksi adalah kegiatan
yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau tidak”.
Menurut Siagian (2010:131) bahwa “proses seleksi pegawai merupakan
salah satu bagian yang teramat penting dalam keseluruhan proses manajemen
sumber daya manusia”.
Menurut Marwansyah (2010:128) bahwa “seleksi adalah proses
indentifikasi dan pemilihan orang-orang dari sekelompok pelamar-pelamar yang
paling cocok atau yang paling memenuhi syarat untuk jabatan atau posisi tertentu.
Menurut Hasibuan (2014:47) mengemukakan bahwa “seleksi adalah suatu
kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar yang diterima atau ditolak untuk
menjadi karyawan perusahaan. Seleksi ini didasarkan kepada spesifikasi tertentu
dari setiap perusahaan yang bersangkutan”.
2.2.2. Konsep Dasar Seleksi
Menurut Hasibuan (2014:48) mengemukakan bahwa “dasar seleksi berarti
penerimaan karyawan baru hendaknya berpedoman kepada dasar tertentu yang
telah digariskan oleh internal maupun eksternal perusahaan, supaya pelaksanaan
14
dan hasil seleksi dapat dipertanggungjawabkan baik secara hukum maupun
ekonomis”.
2.2.3. Cara Seleksi
Cara seleksi yang dilaksanakan organisasi perusahaan maupun organisasi
sosial dalam penerimaan karyawan baru sampai dewasa, menurut Hasibuan
(2014:52) dikenal dengan dua cara, yaitu non ilmiah dan metode ilmiah.
1. Non ilmiah
Seleksi dengan cara ilmiah adalah seleksi yang dilaksanakan tidak didasarkan
kepada kriteria, standar, atau spesifikasi kebutuhan nyata pekerjaan atau
jabatan, tetapi hanya didasarkan kepada perkiraan dan pengalaman saja.
2. Metode ilmiah
Seleksi dengan metode ilmiah adalah seleksi yang didasarkan kepada job
spesicification (ilmu pengetahuan) dan kebutuhan nyata jabatan yang akan
diisi, serta berpedoman kepada kriteria dan standar-standar tertentu.
2.2.4. Kualifikasi Seleksi
Agar dapat menjalankan tugasnya secara efektif, seorang pewawancara
(interviewer) hendaknya memiliki kualifikasi-kualifikasi menurut Marwansyah
(2010:140) sebagai berikut:
1. Mempunyai keperibadian yang menyenangkan.
2. Bersikap empatik; memahami sudut pandang pelamar.
3. Memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif, khususnya kemampuan
mendengarkan.
4. Memiliki pengetahuan mendalam tentang perssyaratan jabatan.
5. Menghormati orang-orang yang berasal dari berbagai latar belakang dan sifat.
15
6. Sadar akan pandangan „stereotype‟ terhadap wanita dan kelompok minoritas.
2.2.5. Prosedur Seleksi
Prosedur (proses) atau langkah-langkah pelaksanaan seleksi perlu
ditetapkan dengan cermat dan berdasarkan asas efesiensi untuk memperoleh
karyawan yang qualified dengan penempatan yang tepat.
Langkah-langkah seleksi menurut Hasibuan (2014:57), meliputi hal-hal
sebagai berikut:
1. Seleksi surat-surat lamaran
2. Pengisian blanko lamaran
3. Pemeriksaan referensi
4. Wawancara pendahuluan
5. Tes penerimaan
6. Tes psikologis
7. Tes kesehatan
8. Wawancara akhir atasan langsung
9. Memutuskan diterima atau ditolak
2.2.6. Kendala-Kendala Seleksi
Pelaksanaan seleksi selalu ada kendalanya walaupun telah direncanakan
secara cermat. Hal ini terjadi karena yang akan diseleksi adalah manusia yang
mempunyai pikiran, dinamika, dan harga diri. Seleksi pelamar jauh lebih sulit dari
pada memilih mesin-mesin yang akan dipergunakan.
Kendala-kendala itu, menurut Hasibuan (2014:63) antara lain berkenaan
dengan tolak ukur, penyeleksi, dan pelamar.
16
1. Tolak Ukur
Kendala tolak ukur adalah kesulitan untuk menentukan standar tolak ukur yang
akan digunakan mengukur kualifikasi-kualifikasi seleksi secara objektif.
Misalnya mengukur kejujuran, kesetiaan, dan prakarsa dari pelamar mengalami
kesulitan. Bobot nilai yang diberikan sering didasarkan pada pertimbangan
yang subjektif saja.
2. Penyeleksi
Kendala penyeleksi adalah kesulitan mendapatkan penyeleksi yang benar-
benar qualified, jujur, dan objektif penilaiannya. Penyeleksi sering memberikan
nilai atas pertimbangan peranannya, bukan atas fisis pikirnya, bahkan pengaruh
dari efek “halo” sulit dihindarkan.
3. Pelamar
Kendala pelamar adalah kesulitan untuk mendapatkan jawaban yang jujur dari
pelamar. Mereka selalu berusaha memberikan jawaban mengenai hal-hal yang
baik-baik saja tentang dirinya, sedang hal-hal yang kurang baik
disembunyikannya. Hal ini terjadi karena pelamar mempunyai pikiran,
kepintaran, dan kelihaian untuk mengelabui penyeleksi.