Upload
lyxuyen
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
20
BAB II
LATAR BELAKANG BERDIRINYA LAZIS SOLO
A. Pengertian Lembaga Amil Zakat, Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf
1. Lembaga Amil Zakat
Bab III Undang-Undang No. 38 tahun 1999 dikemukakan bahwa
organisasi pengelolaan zakat terdiri dari dua jenis, yaitu Badan Amil Zakat (pasal
6) dan Lembaga Amil Zakat (pasal 7). Badan Amil Zakat di bentuk oleh
pemerintah, sedangkan Lembaga Amil Zakat adalah institusi pengelolaan zakat
yang sepenuhnya dibentuk atas prakarsa masyarakat, dan oleh masyarakat.
Lembaga zakat mempunyai tugas pokok mengumpulkan, mendistribusikan, dan
mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama1.
Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 51 tahun 1999
menyatakan bahwa Badan Amil Zakat adalah organisasi pengelolaan zakat yang
dibentuk pemerintah terdiri dari unsur masyarakat dan pemerintah dengan tugas
mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat sesuai dengan
ketentuan agama. Sedangkan Lembaga Amil Zakat adalah intuisi pengelola zakat
1 UU RI NO.38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat pasal 6 dan 7
21
yang dibentuk atas dasar prakarsa masyarakat dan oleh masyarakat yang
bergerak dibidang dakwah, pendidikan, sosial dan kemaslahatan umat Islam2.
LAZIS JATENG merupakan lembaga amil zakat yang dibentuk atas
prakarsa masyarakat dan oleh masyarakat di Solo yang bergerak di bidang
dakwah, pendidikan, sosial, dan kemaslahatan umat Islam. Tugas penting dari
lembaga pengelola zakat adalah melakukan sosialisasi tentang pentingnya zakat
kepada masyarakat agar masyarakat sadar akan manfaat dan pentinya zakat demi
kemaslahatan umat islam3. Lembaga pengelola zakat dapat bersosialisasi kepada
masyarakat melalui berbagai forum dan media, seperti majlis ta’lim, khutbah
jum’at, diskusi, surat kabar, radio, majalah, internet, brosur, pamflet dan lain-
lain.
LAZ (Lembaga Amil Zakat) sendiri memiliki forum antar lembaga amil
zakat, forum ini memiliki fungsi untuk saling bertukar fikir antar lembaga zakat
dan membahas tentang bagaimana perkembangan zakat di Indonesia. Adapun
syarat-syarat mendirikian Lembaga Amil Zakat adalah sebagai berikut4:
2 Keputusan Menteri Agama RI No 581 Tahun 1999, Tentang Lembaga Amil Zakat
3 Arif Nur Rohim, “Pengaruh Citra Dan Kepercayaan Terhadap Pengambilan Keputusan Muzakki Menggunakan Jasa Lembaga Amil Zakat”. Skripsi. Jurusan Manajemen Fakultas Ilmu Sosial Dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. 2011. Hlm 9
4 m.kompasiana.com, diakses pada Rabu 3 Agustus 2016 pukul 21.00 WIB
22
a. Berbadan hukum
b. Memiliki data muzaki dan mustahiq
c. Memiliki progam kerja
d. Melampirkan surat pernyataan bersedia di audit
Jadi lembaga amil zakat adalah lembaga pengelola zakat yang dientuk
atas prakarsa masyarakat, dan oleh masyarakat serta mempunyai fungsi pokok
mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat sesuai dengan
ketentuan agama islam.
2. Zakat
a. Pengertian Zakat
Ditinjau dari segi bahasa zakat merupakan kata dasar (masdar) dari
zaka yang berarti berkah, tumbuh, dan baik, sedangkan menurut bahasa
adalah suci, berkah dan terpuji5. Sedangkan menurut istilah fiqih zakat
berarti istilah bagi pengambilan tertentu dari harta yang tertentu , menurut
sifat-sifat tertentu, untuk diberikan kepada golongan tertentu.6 Zakat adalah
ibadah maaliyah ijtima’iyah7 yang memiliki posisi yang sangat penting,
5 Qardawi Yusuf, Hukum Zakat, ( Bogor: Pustaka Lintera Antar Nusa, 2010), hlm. 34
6 Tim Pelatihan , Panduan Praktis Zakat, (Jakarta: Inti Mandiri Sejahtera, 2003), hlm. 17-18
7 Ibadah maaliyah ijtima’iayah adalah ibadah sosial yang berkaitan dengan kemaslhatan masyarakat, diantara ibadah ini ada yang bersifat wajib seperti zakat dan
23
strategis dan menentukan, baik dilihat dari segi ajaran islam maupun sisi
pembangunan kesejahteraan masyarakat. Zakat berarti membersihkan harta
dari keterikatan dengan hak orang lain. Zakat berarti membersihkan jiwa
orang-orang beriman yang dianugrahi rizqi, dari sifat tamak dan kikir,
sebagaimana firman Allah :
“Khudzmiin amwalihim shadaqatan tuthahhirahum wa tuzakiihim
bihaa wa shalii ‘alayihim” (Q.S. At-Taubah: 103)
(Ambilah zakat/sedekah dari harta mereka untuk membersihkan dan
menghapus kesalahan mereka).8
Maksud dari ayat diatas menenegaskan bahwa islam bukan hanya
agama ibadah, zikir, dan doa saja melainkan islam adalah agama
memeperhatian kepedulian antar sesama, terutama fakir miskin dan
kepentingan-kepentingan sosial. Bahkan salah satu dari kewajiban setiap
orang muslim adalah membagikan kekayaan mereka kepada fakir miskin
yang disebut dengan zakat. Dari ayat diatas kita bisa mengambil pelajaran
bahwa mengeluarkan zakat merupakan bukti kejujuran seseorang atas
pengakuan imanya kepada Allah SWT.
fitrah, adapula yang bersifat sunah (dianjurkan), seperti infaq, sedekah, qur’ban dan wakaf
8 Tafsir Al-Qur’an (Solo:PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2014), hlm, 203.
24
Zakat adalah cambuk ampuh yang membuat zakat tidak hanya
menciptakan pertumbuhan material dan spiritual bagi orang-orang miskin,
tetapi juga mengembangkan jiwa dan kekayaan orang-orang kaya.9 Zakat
bukan hanya sekedar menyantuni orang-orang miskin, akan tetapi juga
mempunyai tujuan untuk menuntaskan kemiskinan karena zakat dapat
berfungsi sebagai salah satu sumber dana sosial- ekonomi bagi umat islam.
Dengan demikian zakat adalah kewajiban umat islam untuk menyerahkan
sebagian hartanya sesuai dengan syariat islam dan diserahkan kepada orang-
orang yang berhak untuk menerimanya.
Zakat merupakan potensi yang sangat besar bagi umat islam, apabila
zakat dapat dikelola dengan baik dan optimal dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan umat islam, pengelolaan zakat juga diatur dalam Undang-
Undang Republik Indonesia tentang pengelolaan zakat No.38 tahun 1999
disebutkan antara lain:
1) Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan dan
pendistribusian seta pendayagunaan zakat. (pasal 1 ayat 1)
2) Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atas
benda yang dimiliki orang miskin sesuai dengan ketentuan agama untuk
diberikan kepada yang berhak menerimanya. (pasal 1 ayat 2)
9 Tim Pelatihan, op.cit.,hlm.35
25
3) Setiap warga negara Indonesia yang beragama islam dan mampu atau
kadar ang dimiliki oleh seorang muslim berkewajiban mengeuarkan
zakat. (pasal 2)
4) Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan, pembinaan, dan
pelayanan kepada muzaki, mustahiq dan amil zakat (pasal 3)
5) Pengelola zakat berasaskan iman dan taqwa, keterbukaan dan kepastian
hokum sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. (pasal 4)
6) Pengelolaan zakat bertujuan 10
a) Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat
sesuai dengan tutunan agama.
b) Meningkatkan fungsi peranan pranata keagamaan dalam upaya
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.
c) Pengelolaan zakat dilakukan oleh badan amil zakat yang dibentuk
pemerintah sesuai dengan tingkatan di lembaga amil zakat yang
dibentuk masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah.
d) Pengelolaan zakat juga mencakup pengelolaan infaq, shodaqoh,
hibah, wasiat, waris, dan kafarat.
b. Macam-Macam Zakat
Zakat dalam Islam terbagi menjadi dua, yaitu zakat fitrah (An nafs) yang
wajib di bayarkan pada bulan Ramadhan sampai sebelum shalat ied dan juga
10 UU RI No 38 tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat.
26
yang kedua zakat maal (zakat harta) yang bisa dibayar kapan saja asalkan
sudah terpenuhi segala ketentuanya.11
1) Zakat fitrah (An Nafs)
Zakat fitrah adalah zakat yang dikeluarkan untuk membersihkan jiwa
kita. Zakat ini dikeluarkan pada bulan ramadhan sebelum shalat ied dan
berupa makanan pokok sebesar 1 sha’ atau 2,5 kg.12
2) Zakat harta (Zakat Maal)
Zakat maal adalah zakat yang dikenakan atas harta yang dimiliki
seseorang atau lembaga dengan syarat-syarat dan ketentuan yang telah
ditetapkan. Beberapa macam saja yang disebutkan harta yang wajib
dizakati, seperti:13
a) Zakat emas dan perak
Seseorang muslim yang mempunyai emas dan perak wajib
mengeluarkan zakatnya bila telah mencapai nishab dan haul.
Nishab emas adalah 85 gram, sedangkan nishab erak 595 gram.14
11 Tim Pelatihan , Panduan Praktis Zakat, (Jakarta: Inti Mandiri Sejahtera,
2003), hlm. 41
12 Ibid.
13 M.Ali Hasan, Zakat Dan Infaq Salah Satu Solusi Mengatasi Probelma Sosial di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 25.
14 Dewan Syariah LAZIS, Buku Panduan Zakat, Infaq, Shodaqoh, dan Wakaf,(Surakarta: LAZIS, 2002), hlm. 9.
27
Emas yang wajib dizakati adalah emas yang tidak dipakai atau
hanya dipakai sewaktu-waktu. Adapaun kadar zakatnya 2,5 %
dihitung dari nilai emas ataupun perak tersebut.
b) Hasil Pertanian
Hasil pertanian juga wajiib dizakati apabila sudah mencapai nishab.
Nishab dari zakat pertanian adalah 5 washaq atau 652,8 kg gabah,
digenpakan menjadi 653 kg gabah atau 520 kg beras.15
c) Binatang Ternak
Binatang memang banyak jenisnya, namun tidak semua binatang
bermanfaat bagi manusia. Sebagai wujud rasa syukur kita kepada
Allah maka binatang ternak pun juga diharuskan mengeluarkan
zakat karena banyak sekali manfaat dari binatang ternak tersebut.
Syarat-syarat mengeluarkan zakat:
(1) Sampai Nisab
Bintang ternak yang dikeluarkan zakatnya juga harus mencapai
jumlah tertentu, yaitu sampai nisabnya (batas minimal
dikenakan zakat).
(2) Haul (telah dimiliki satu tahun)
15 Ibid., hlm. 13.
28
Ketentuan ini berlaku berdasarkan praktik yang telah berlaku,
yang pernah dilakukan Rasulullah dan khalifah sesudahnya
(Abu bakar, Umar, Usman, Ali).
(3) Binatang Gembalaan
(4) Tidak dipekerjakan
Binatang ternak yang dipergunakan untuk kepentingan
pemiliknya, tidak dikenakan zakatnya, seperti menggarap tanah
pertanian, alat angkutan, dll.
(5) Zakat Perniagaan
Apabila dalam kegiatan perdagangan sudah sampai masa satu
tahun (haul) diadakan perhitungan seluruh kekayaan, yaitu
modal, laba, simpanan di bank, dan piutang yang diperkirakan
dapat kembali. Kalau sudah mencapi nisabnya maka wajib
dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5 %. Adapun nisab zakat
perniagaan adalah 93,6 gram emas.16
(6) Barang-barang tambang
Semua barang tambang wajib dkeluarkan zakatnya, tidak ada
perbedaan antara yang diolah dengan api maupun yang tidak
diolah dengan api.menurut Yusuf Qardawi besar zakat yang
dikeluarkannya adalah 1/10 (10%).
(7) Kekayaan pendapatan atau profesi
16 M.Ali Hasan, op.cit., hlm 50
29
Zakat profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan
profesi bila telah mencapai nishab. Nishab zakat profesi atau
pendapatan setara dengan nishab zakat pertanian sebesar 5
wasaq atau 652,8 kg gabah dan setara dengan 529 kg beras dan
kadar zakatnya 2,5%.17 Zakat profesi dikeluarkan setiap kali
menerima gaji.
c. Penerima Zakat
Selain menjelaskan tentang syariat zakat, Al-Q ur’an juga menjelskan
pula tentang siapa orang-orang yang berhak menerima zakat dengan harapan
agar dana zakat dapat digunkan bagi orang-orang yang berhak
menerimannya. Seperti dijelaskan dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 60
yang artinya sebagai berikut:
“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk memerdekakan hamba sahaya, untuk membebaskan orang yang berhutang, untuk yang berada di jalan Allah dan untuk orang yang sedang di dalam perjalanan sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (At-Taubah:60)18
Seperti yang dijelaskan dalam surat At-taubah diatas ada 8 golongan
penerima zakat adalah fakir, miskin, amil zakat, mualaf, memerdekakan
budak, orang yang berhutang, Sabilillah dan Ibnu sabil atau musafir. Berikut
akan diperjelas 8 golongan tersebut:
17 Dewan Syariah LAZIS, Buku Panduan Zakat, Infaq, Shodaqoh, dan Wakaf,(Surakarta: LAZIS, 2002), hlm. 16.
18 Tafsir Al-Qur’an (Solo:PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2014), hlm, 60.
30
1) Fakir
Orang fakir ialah orang yang tidak mempunyai harta atau penghasilan
layak dalam memenuhi keperluanya: sandang, pangan, tempat tinggal
dan keperlusn pokok lainya, baik untuk dirinya sendiri maupun bagi
orang yang menjadi tanggunganya.19
2) Miskin
Orang yang mempunyai harta atau penghasilan layak dalam memenuhi
keperluanya dan orang yang menjadi tanggunganya, tapi tidak
sepenuhnya tercukupi.20
3) Amil Zakat
Amil zakat ialah, mereka yang melaksanakan segala kegiatan urusan
zakat, mulai dari pengumpulan sampai kepada bendahara dan para
penjaganya, juga mulai pencatat sampai kepada penghitung yang
mencatat keluar masuk zakat, dan membagi kepada para mustahiknya.21
4) Golongan Mualaf
Golongan mualaf adalah mereka yang diharapkan kecenderungan
hatinya atau keyakinanya dapat bertambah terhadap islam, atau
terhalanganya niat jahat mereka terhadap kaum muslimin, atu harapan
19 Qardawi Yusuf, Hukum Zakat, ( Bogor: Pustaka Lintera Antar Nusa, 2010), hlm. 513.
20 Ibid.
21 Ibid., hlm. 545.
31
akan adanya kemanfaatan mereka dalam membela dan menolong kaum
muslimin dari musuh.22
5) Memerdekakan Budak Belian
Adapun untuk memerdekakan budak belian zakat diserahkan untuk
menghilangkan perbudakan, sehingga tidak diserahkan kepada mereka
untuk dimanfaatkan sekehendak hati, akan tetapi untu menghilangkan
sifat perbudakan.
6) Orang Yang Berhutang
Orang yang berhutang karena dua sebab, yaitu berhutang untuk
kepentingan diri sendiri dan berhutang untuk kemaslahatan umat, seperti
pembangunan masjid, sekolah, klinik, dan sebagainya.23
7) Fisabilillah (untuk keperluan dijalan Allah)
Fisabilillah adalah mencakup semua kemaslahatan umat Islam baik
untuk kepentingan agama dan lainnya yang bukan untuk kepentingan
perorangan.24 Seperti pembangunan masjid, rumah sakit, panti asuhan ,
irigasi dan sebagainya.
22 Ibid., hlm. 567.
23 M.Ali Hasan, Zakat Dan Infaq Salah Satu Solusi Mengatasi Probelma Sosial di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 100.
24 Ibid.
32
8) Ibnu Sabil
Ibnu sabil dapat diatikan dengan perantau (musafir). Musafair yang
berhak mendapat zakat adalah orang musafir bukan karena maksiat.25
Dia kekuarangan atau kehabisan bekal dalam perjalanan, entah hilang,
dicopet atau sebab lainya.
3. Infaq
a. Pengertian Infaq
Kata infaq berasal dari kata nafaqa yang bearti sesuatu yang telah
berlalu atau habis, baik dengan sebab dijual, dirusak, atau karena meninggal.
Selain itu, kata infaq terkadang berkaitan dengan sesuatu yang dilakukan
secara wajib atau sunah.
Infaq menurut istilah para ulama diartikan sebagai perbuatan atau
sesuatu yang diberikan oleh seseorang untuk menutupi kebutuhan orang lain,
baik berupa makanan, minuman, dan sebagainya, juga mendermakan atau
memberikan sesuatu kepada orang lain berdasarkan rasa ikhlas dan karena
Allah Swt.26 Infaq berbeda dengan zakat, kalau zakat ada nishab nya namun
infaq tidak mengenal nishab. Infaq dikeluarkan setiap orang yang beriman,
25 Ibid., hlm. 102
26 Dewan Syariah Lazis Muhammadiyah, Pedoman Zakat Praktis,(Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2004), hlm. 71
33
baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah dalam kondisi
lapang maupun sempit.
Infaq adalah pengeluaran suka rela yang dilakukan seseorang ketika
mendapatkan rizki, tidak terbatas berapapun nilainya. Allah memberikan
kebebebasan seseorang untuk mengeluarkan jenis harta dan berapun
jumlahnya. Hal itu dilakukan sebagai wujud syukur kepada Allah atas rizqi
yang telah diberikanya.
b. Landasan Hukum Infaq
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan
kepadamu sebelum datang kematian” (QS. Al-Munafiqun:10)27
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) dijalan Allah, dan janganlah
kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan, dan berbuat
baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berbuat baik.”(QS. Al-Baqarah:195)28
4. Shodaqoh
a. Pengertian Shodaqoh
Shodaqoh berasal dari kata sadaqa benar atau pemberian seseorang
secara ikhlas kepada yang berhak menerimanya yang akan diiringi pahala
dari Allah Swt. Shodaqoh dalam konsep Islam mempunyai arti yang luas,
tidak hanya terbatas pada pemberian sesuatu yang sifatnya materiil kepada 27 Tafsir Al-Qur’an (Solo:PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2014), hlm, 555.
28 Ibid.,hlm. 30.
34
orang-orang miskin, tetapi lebih dari itu, shodaqoh mencakup semua
perbuatan kebaikan, baik bersifat fisik maupun non fisik.29
Pegertian shodaqoh sama dengan pengertian infaq, termasuk dengan
hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja shodaqoh mempunyai
makna yang lebih luas lagi dibanding infaq. Jika infaq berkaitan dengan
materi, sedekah mempunyai arti yang lebih luas, menyangkut juga hal yang
bersifat non materiil. Misaanya menyingkirkan rintangan dijalan, menuntun
orang buta, memberikan senyuman kepada saudara muslim lainya.
b. Landasan Hukum Shodaqoh
Al-qur’an adalah petunjukdan pegangan hidup bagi umat islam, oleh sebab
itu setiap hal mulai dari yang terkecil pun sudah diatur di dalam Al-qur’an.
Termsuk dalam halberkaitan dengan shodaqoh juga sudah diatur dala Al-
qur’an surat Al-Baqarah 263.
“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah
yang diiringi sesuatu yang menyakitkan (perasaan penerima). Allah
Maha Kaya lagi Maha Penyantun. (QS.Al-Baqarah:263)30
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa perkataan yang baik serta
memberikan maaf itu lebih baik daripada sedekah namun menyakiti perasaan
orang lain. Hal itu menandakan bahwa sedekah tidak harus dalam bentuk
materi saja.
29 Dewan Syariah, op.cit., hlm. 74.
30 Op.cit., hlm. 30.
35
5. Wakaf
a. Pengertian Wakaf
Wakaf berasal dari kata kerja bahasa arab waqafa yang berarti
menghentikan, berdiam di tempat menahan sesuatu. Wakaf dalam pengertian
ilmu tajwid ini mengandung makna menghentikan bacaan, baik seterusnya
maupun untuk mengambil nafas sementara.31 Pengertian menahan bila di
hubungkan dengan harta kekayaan, itulah yang dimaksud dengan wakaf
dalam uraian ini. Waqaf adalah menahan sesuatu benda untuk diambil
manfaatnya sesuai dengan ajaran Islam.
Definisi wakaf menurut beberapa pendapat ahli fiqih adalah sebagai
berikut:
1) Hanafiyah
Menurut madzhab32 hanafiyah wakaf adalah menahan materi
benda milik wakif dan menyedekahkan atau mewakafkan
manfaatynya kepada siapapun yang diinginkan untuk tujuan
kebajikan. Definisi wakaf tersebut menjelaskan bahwa
31 Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia(UI-Press), 1988), hlm. 80.
32 Madzhab adalah sebuah metodologi ilmiyah dalam mengambil kesimpulan hukum dari kitabullah (Al-Qur’an) dan hadits. Madzhab dalam hal ini adalah madzhab fiqih
36
kedudukan harta wakaf masih tetap tertahan atau berhenti
ditangan wakif 33itu sendiri. Dengan artian wakif masih menjadi
pemilik harta yang diwakafkannya, manakala perwakafannya
hanya terjadi ke atas manfaaat harta tersebut, bukan termsuk
asset hartanya.
2) Malkiyah
Menurut madzhab malkiyah wakaf adalah menjadikan manfaaat
suatu harta yang dimiliki untuk diberikan kepada orang yang
berhak dengan satu akad dalam jangka waktu tertentu sesuai
dengan keinginan wakif.
3) Syafi’iyah
Menurut madzhab syafi’iyah waqaf adalah menahan harta yang
bisa memberi manfaat serta kekal materi bendanya dengan cara
memutuskan hak pengelolaan yang dimiliki oleh wakif untuk
diserahkan kepada nazhir yang diperbolehkan oleh syariah.
4) Hanabilah
Menurut Madzhab hanabilah waqaf adalah menahan asal harta
dan menyedekahkan manfaat yang dihasilkan. Dalam Undang-
Undang Nomor 41 tahun 2004, wakaf adalah perbuatan hukum
wakif untuk menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk
33 Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta benda miliknya. (Pasal 1 angka
2 UU Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf)
37
dimafaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai
dengan kepentingannya guna keperluan ibadah atau
kesejahteraan umum menurut syariah.34
b. Rukun Waqaf
Rukun artinya sudut tiang penyangga, yang merupakan sendi utama
atau unsure pokok dalam pembentukan suatu hal, dan tanpa rukun sesuatu
tidak dapat berdiri. Dalam fiqih islam ada empat rukun waqaf yaitu:35
1) Orang yang berwakaf ( wakif)
2) Penerima wakaf ( Nadzir)
3) Benda yang diwakafkan (Maukuf)
4) Ikrar wakaf (Sighat)
B. Gambaran Umum Kota Surakarta
Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan sebutan kota Solo terletak di provinsi
Jawa Tengah. Surakarta atau Solo dikenal dengan kota budaya, karena di Surakarta
masih melestarikan budaya-budaya lewat event-event yang berkaitan dengan budaya
seperti, Solo Batik Carnival, Sekatenan, Kirab 1 suro, dan masih banyak lagi. Kota
Solo memempunyai dua kerajaan yang sampai saat ini masih aktif, yaitu Keraton
Surakarta Hadiningrat dan juga Pura Mangkunegaran.
34 Adijani Al-Alabij, Perwakafan Tanah Di Indonesia Dalam Teori Dan Praktek, ( Jakarta: CV, Rajawali, 2001), hlm. 24.
35 Ibid., hlm.30.
38
Kota ini mempunyai luas wilayah 44.04 km2. terdiri atas 5 (lima) kecamatan,
51 kelurahan, 602 Rukun Warga (RW) dan 2.708 Rukun Tetangga (RT).
Kelima kecamatan tersebut adalah Kecamatan Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon,
Jebres dan Banjarsari.Kecamatan Banjarsari merupakan kecamatan terbesar dengan
luas wilayah 14,81 km2. atau 33,63 persen dari luas Kota Surakarta, sedangkan
Kecamatan Serengan merupakan Kecamatan dengan luas wilayah terkecil yaitu 3,19
km2.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagai Negara, selanjutnya
dalam perkembangannya Surakarta telah memenuhi standar kriteria sebagai Daerah
Otonom berdasarkan UU Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Kota. Kemudian berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Pemerintahan di Daerah, Kotamadya Surakarta disebut Daerah Tingkat II dan UU
Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang disempurnakan dengan UU
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagai Kota Surakarta.36
Letak Geografis Kota Surakarta terletak diantara 110 45` 15″ – 110 45` 35″
Bujur Timur dan 70` 36″ – 70` 56″ Lintang Selatan. Wilayah ini merupakan dataran
rendah dengan ketinggian ± 92 meter dari permukaan laut dan dilalui oleh sungai
Pepe, Jenes dan Bengawan Solo. Kota Surakarta Berbatasan dengan kabupaten lain
yaitu: Sebelah Utara: berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten
Boyolali, Sebelah Timur: berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar, Sebelah
36 http://dispendukcapil.surakarta.go.id/ (Di akses Tanggal 15 September
2016).
39
Selatan: berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo Kabupaten Karanganyar, Sebelah
Barat : berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten
Sukoharjo.
Solo merupakan salah satu kota yang semakin tahun semakin berkembang
jumlah penduduknya. Walaupun kenaikan jumlah pnduduk di Solo tidak terlalu
signifikan, namun rata-rata jumlah penduduk di Solo mengalami kenaikan. Hal
tersebut bisa kita lihat berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik kota Surakarta
yaitu data jumlah penduduk Surakarta Tahun 2007-2014 berikut:
Tabel. 2Jumlah Penduduk Kota Solo Menurut Jenis Kelamin Tahun 2007 – 2014
The Number of Population in Surakarta by Sex 2007 – 2014
TahunJenis Kelamin
JumlahRasio Jenis KelaminSex
YearLaki-laki Perempuan
TotalMale Female Sex Ratio
(1) (2) (3) (4) (5)
2007 246132 269240 515372 91.42
2008 247245 275690 522935 89.68
2009 249287 278915 528202 89.38
2010*) 243297 256876 500173 94.71
2011*) 244562 258304 502866 94.68
2012*) 245805 259608 505413 94.68
2013*) 246982 260843 507825 94.69
2014*) 248066 262011 510077 94.68
(Sumber: Data Kependudukan Bps Surakarta Tahun 2007-2014)
Dari data yang diperoleh BPS (Badan Pusat Statistik) Surakarta, jumlah
penduduk di Surakarta sendiri dari tahun 2007- 2014 rata-rata mengalami kenaikan.
40
Kenaikan jumlah penduduk terbanyak dari tahun 2007-2009 mencapai 528202 jiwa.
Akan tetapi, pada tahun 2010 jumlah penduduk mengalami penurunan. Pada tahun
2011 mengalami kenaikan, namun tidak sebanyak ditahun 2007-2009. Rata-rata
jumlah penduduk didominasi oleh penduduk perempuan.
Jumlah penduduk kota Solo menurut kelompok umur lebih banyak didominasi
dari kelompok perempuan, untuk lebih jelasnya kita bisa melihat tabel dibawah ini:
Tabel. 3JUMLAH PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR KOTA SURAKARTA TAHUN 2014
Tahun
Jenis Kelamin
JumlahSex
Laki-laki Perempuan
Year Male Female Total
0-4 18 626 17 092 35 718
42499 18 855 18 672 37 527
42657 19 353 20 233 39 586
15-19 21 489 22 036 43 525
20-24 24 112 23 756 47 868
25-29 21 604 22 009 43 613
30-34 19 235 20 025 39 260
35-39 18 733 19 495 38 228
40-44 17 561 19 314 36 875
45-49 16 778 18 970 35 748
50-54 16 032 17 954 33 986
55-59 13 256 14 140 27 396
60-64 8 619 9 117 17 736
65+ 13 813 19 198 33 011
JUMLAH 248 066 262 011 510 077
(Sumber: Data Kependudukan Bps Surakarta Tahun 2004)
41
Apabila dilihat dari data diatas, jika dikaitkan dengan kelompok umur nampak
bahwa proporsi penduduk perempuan yang lebih besar berada pada kelompok-
kelompok umur tua. Sehingga untuk perencanaan pembangunan kependudukan di
bidang kesehatan, kelompok manula perempuan ini menjadi penting mengingat pada
umumnya manula perempuan lebih tidak sejahtera dibandingkan dengan manula laki-
laki.37
Meningkatnya jumlah penduduk ini disebabkan oleh kelahiran, migrasi dan
pertumbuhan ekonomi. Selain itu, Kota Surakarta sudah melaksanakan e-KTP sejak
tahun 2011, sehingga penduduk lebih tertib administrasinya dan penduduk yang
hendak menguruskan akta kelahiran baru juga harus memasukkan anak ke Kartu
Keluarga sehingga anak tersebut langsung tercatat di Dinas.
Penduduk terbesar kota Surakarta terdapat di Kecamatan Banjarsari yaitu
173.145 jiwa dan terkecil di Kecamatan Serengan 52.998 jiwa. Apabila laju
pertambahan penduduk di Surakarta tidak diimbangi dengan jumlah lowongan
pekerjaan, hal itu menyebabkan masalah kemiskinan akan berkembang di Surakarta.
Masalah kemisikinan di perkotaan merupakan masalah yang laten dan kompleks,
yang implikasi sosial dan kebudayaan bukan hanya melibatkan dan mewujudkan
berbagai masalah sosial yang ada di kota yang bersangkutan saja ataupun hanya
menjadi masalah bagi orang-orang miskin di kota tersebut, tetapi melibatkan juga
masalah-masalah yang ada di pedesaan dan dikota-kota lainya dan melibatkan juga
37 Surakarta Dalam Angka Tahun 2014 Koleksi Arsip BPS Surakarta
42
golongan-golongan sosial lainya yang da di perkotaan maupun dipedesaan baik
secara langsung maupun tidak langsung.38
Kemsikinan yang terjadi di kota Solo sebenarnya belum stabil, terkadang
kemiskinan itu bisa naik namun terkadang juga bisa turun, untuk lebih jelasnya kita
lihat tabel tentang jumlah penduduk miskin di kota Solo Tahun 2002-2014 berikkut:
Tabel. 4
Jumlah Penduduk Miskin Kota Solo Tahun 2002-2014
Tahun Penduduk Miskin (000)Persentase Penduduk
Miskin Garis Kemiskinan perkapita per bulan
2002 64.40 14.23 108,771
2003 72.80 15.00 131,084
2004 69.50 13.72 154,749
2005 69.10 13.34 169,956
2006 77.60 15.21 183,766
2007 69.80 13.64 196,959
2008 83.36 16.13 236,751
2009 77.97 14.99 286,158
2010 69.80 13.98 306,584
2011 64.50 12.90 326,233
2012 60.70 12.00 361,517
2013 59.70 11.74 371,918
2014* 55.92 10.95 385,467
(Sumber: Data Kependudukan Bps Surakarta Tahun 2002-2014)
Dilihat dari data penduduk miskin di kota Solo tahun 2002-2014 bahwasanya
jumlah kemiskinan di kota Solo belum stabil terkadang naik namun juga turun. Tahun
2002-2007 rata-rata mengalami penurunan, namun di tahun 2008 jumlah kemisikinan
38 Parsudi Suparlan, Kemiskinan Di Perkotaan, (Jakarta: Yayaysan Obor Indonesia, 1993), hlm. xv
43
di Solo naik drastis mencapai 8336 jiwa dari tahun sebelumnya 6980 jiwa. Tahun
2009-2014 jumlah kemiskinan di Solo mengalami penurunan secara stabil. Jumlah
kemisikinan paling sedikit berada pada tahun 2014 yaitu 5592 juta.
C. Sejarah Awal Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jawa Tengah
Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Surakarta (LAZIS) berdiri sejak tanggal 12
Oktober 2000, saat diadakannya seminar UU zakat dan pajak yang menghadirkan
Dirjen Pajak dan KH Didin Hafidhudin, MS dari BAZNAS (Badan Amil Zakat
Nasional). LAZIS kemudian diresmikan pada hari selasa, 6 Maret 2001 dengan SK
Notaris R.A. Chaeriah Bahrudin Suryobroto, S.H (No. C598. HT.03.01-TH.1998).39
Pada tanggal 9 Januari LAZIS mengajukan permohonan (surat rekomendasi ) ke
Kantor Departemen Agama kota Surakrta, akhirnya pada tanggal 23 Januari 2002
LAZIS mendapatkan rekomendasi dari Departemen Agama Kota Surakarta untuk
dikukuhkan sebagai Lembaga Amil Zakat Daerah (LAZDA).40
LAZIS awal mula didirikan oleh beberapa komunitas masyarakat tarbiyah
Surakarta yang mempunyai visi misi tentang sosial-kemanusian bagaimana
39 Akta Notaris Yayasan Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Surakarta Maret 2001, Koleksi LAZIS, Arsip pendirian Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Surakarta No. No. C598. HT.03.01
40 Surat Rekomendasi Departemen Agama, Januari 2002, Koleksi LAZIS, Arsip pendirian Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Surakarta No.2.
44
menghimpun dana ZISWAF yang peruntukanya untuk pengembangan ekonomi
masyarakat dhuafa.41 Adapun Tujuan dari LAZIS antara lain sebagai berikut:42
1. Mewujudkan infrastruktur sosial ekonomi masyarakat yang kuat dengan
pemberdayaan dana zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf serta hibah.
2. Membantu pengumpulan dan pemberdayaan zakat, infaq, shodaqoh kepada
masyarakat miskin.
3. Meningkatkan taraf hidup masyarakat.
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Adapun di awal pendirianya LAZIS mempunyai Visi, Misi dan Motto
sebagai berikut:43
VISI
“Sebagai lembaga da’wah yang bergerak dalam mengumpulkan dan
menyalurkan dana ummat: zakat, infaq, shodaqoh, wakaf, hibah yang dikelola
secara transparan dan professional. Terbentuknya masyarakat yang dalam
aktifitasnya mendapat rahmat dan ridha Allah SWT.”
41 Wawancara dengan Arif Nurohim tanggal 1 September 2016
42 Dewan Syariah LAZIS, Buku Panduan Zakat, Infaq, Shodaqoh, dan Wakaf(ZISWAF), (Surakarta: LAZIS, 2002), hlm. 106.
43 Ibid.,
45
MISI
“Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui peningkatan kualitas
pendidikan islam dan pengembangan dakwah islam.”
MOTTO
“Mitra Aghniya’ Penyantun Dhuafa”
LAZIS mengusung Motto sebagai Mitra Aghniya’ penyantun dhuafa dengan
harapan agar LAZIS mampu menjadi mitra Aghniya’44 dalam menyalurkan dan
ZISWAF nya kepada masyarakat dhuafa, yang mana fungsi dari dan ZISWAF ini
untuk mengentaskan kemiskinan dari dhuafa menjadi mandiri hingga menjadi
Aghniya45
Gambar 1.Logo awal LAZ Al-Ihsan Surakarta Periode 2000-2007
Sumber: Buku Profil LAZIS
Agar semakin dikenal oleh masyarakat luas terutama di wilayah Surakarta dan
sekitarnya LAZIS menciptakan logo atau branding, untuk logo awal LAZIS hanya
seperti tulisan LAZIS seperti biasa namun huruf “i” tidak dibuat huruf besar dan
44 Aghniya adalah kosakata bahasa Arab, asal katanya Ghoniyyun yang
artinya kurang lebih berkecukupan atau kaya. Kaum aghniya bisa diterjemahkan sebagai konglomerat
45 Wawancara dengan Arif Nurohim tanggal 1 September 2016
46
berada didalam segiempat yang mempunyai arti ihsan, dengan harapan supaya LAZIS
“ihsan” 46dalam mengelola dan ZISWAF. LAZIS kependekan dari “Lembaga Amil
Zakat Al-ihsan Surakarta”.
Gambar 2.Struktur Organisasi LAZ Al-Ihsan Surakarta di awal Pendiriannya
Sumber: Buku Profil LAZIS
46 Istilah Ihsan berarti kita beribadah seakan-akan meliahat Allah namun
apabila kita tidak mampu melihat Allah niscaya Allah melihat kita, dalam hal ini agar LAZIS mampu bekerja dengan ikhlas, professional, amanah dan bertanggung jawab. ( wawancara dengan Ispranoto).
47
Tabel. 5Struktur dan Program Kerja LAZIS Solo Di Awal Pendirian
Srtuktur Program Kerja
Dewan Pertimbangan Syariah Mempunyai tugas untuk mempertimbangkan boleh atau tidaknya hukum-hukum tentang pegelolaan organisasi sesuai syariat.
Dewan Pertimbngan Manajemen
Mempunyai tugas memepertimbangkan dan memutuskan tentang pengelolaan organisasi ataupun lembaga.
Komisi Pengawas Mempunyai tugas untuk mengawasi jalannya kepengurusan organisasi.
Direktur Mempunyai tugas mengkordinasi seluruh karyawan supaya kinerja dari LAZIS dapat berjalan dengan baik dan lancer.
Sekertaris Mempunyai tugas mencatat semua dat-data yang dibutuhkan oleh LAZIS seperti data donatur, data penghimpunan,dan membuat surat-surat
Manajer Fundrising Mempunyai tugas menyiapkan strategi untuk masalah penghimpunan dana ZISWAF.
Manjemen Pemberdayaan Mempunyai tugas menyiapkan progam-progam berkaitan dengan penyaluran dana ZISWAF.
Sumber: Dokumen Profil LAZIS Solo Tahun 2002
. Diawal berdirinya LAZIS memang penghimpunan dana ZISWAF yang
diperoleh dari masyarakat kota solo tidak begitu besar, tercatat pada tahun 2000
48
LAZIS hanya mampu menghimpun dana ZISWAF sebesar Rp. 26,018,850.00 dalam
satu tahun47. Kecilnya penghimpunan yang diperoleh LAZIS diawal pendiriannya
dikarenakan memang banyak masyarakat yang belum mengenal LAZIS sehingga
masyarakat belum sepenuhnya percaya akan kinerja dari LAZIS Solo. Hal itu tidak
mengurangi semangat para pengurus LAZIS dalam memberikan pengertian akan
pentingnya zakat untuk mningkatkan kesejahteraan masyarakat kota Solo.
47 Rekapan Data Penghimpunan LAZIS Surakarta, Dokumen Pribadi LAZIS
Cabang Surakarta.