28
8 BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD A. Kedudukan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia dan memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, Bahasa Indonesia berfungsi sebagai a) lambang kebanggaan nasional, b) lambang identitas nasional, c) alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang sosial budaya dan bahasanya, dan d) alat perhubungan antardaerah. Jadi, dalam hal ini kedudukan Bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional sekaligus bahasa negara dimana dalam kedudukannya tersebut berfungsi sebagai alat komunikasi pemersatu bangsa Indonesia di tengah keragaman yang dimiliki oleh Negara Indonesia. Di Sekolah Dasar, proses pembelajaran Bahasa Indonesia berlandaskan pada a) Landasan formal yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berisi tujuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus, b) Landasan filosofis ideal berupa wawasan teoritik konseptual yang merupakan sejumlah pendekatan yang melandasi pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu pendekatan komunikatif yang dijiwai teori fungsionalisme, pendekatan tematis-integratif, dan pendekatan proses, dan c) Landasan operasional berupa buku teks pelajaran bahasa Indonesia. B. Kurikulum Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Resmini dkk, 2006:31). Guru

BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0703641_chapter2x.pdf · Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, ... sosial

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0703641_chapter2x.pdf · Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, ... sosial

8

BAB II

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

A. Kedudukan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, mempunyai kedudukan

yang sangat strategis dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia dan memiliki peran

sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan

penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Dalam kedudukannya

sebagai bahasa nasional, Bahasa Indonesia berfungsi sebagai a) lambang kebanggaan

nasional, b) lambang identitas nasional, c) alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda

latar belakang sosial budaya dan bahasanya, dan d) alat perhubungan antardaerah. Jadi, dalam

hal ini kedudukan Bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional sekaligus bahasa negara

dimana dalam kedudukannya tersebut berfungsi sebagai alat komunikasi pemersatu bangsa

Indonesia di tengah keragaman yang dimiliki oleh Negara Indonesia.

Di Sekolah Dasar, proses pembelajaran Bahasa Indonesia berlandaskan pada a)

Landasan formal yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berisi tujuan

pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan,

dan silabus, b) Landasan filosofis ideal berupa wawasan teoritik konseptual yang merupakan

sejumlah pendekatan yang melandasi pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu pendekatan

komunikatif yang dijiwai teori fungsionalisme, pendekatan tematis-integratif, dan pendekatan

proses, dan c) Landasan operasional berupa buku teks pelajaran bahasa Indonesia.

B. Kurikulum Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Resmini dkk, 2006:31). Guru

Page 2: BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0703641_chapter2x.pdf · Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, ... sosial

9

sebagai perencana dan pelaksana kegiatan pembelajaran hendaknya berpedoman pada

kurikulum yang diberlakukan saat ini.

Pelaksanaan proses pendidikan di Indonesia didasarkan pada landasan formal berupa

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Berdasarkan landasan tersebut maka pelaksanaan pengajaran didasarkan pada

kurikulum yang ditetapkan yaitu Kurikulum 2006 atau yang lebih dikenal dengan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-

masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,

struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus.

Dari uraian di atas terlihat bahwa kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia pada jenjang Sekolah Dasar adalah KTSP dimana dalam pembelajarannya

diorientasikan untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu mulai dari tujuan pendidikan nasional,

kurikulum, silabus, pembelajaran, guru sampai pada tujuan siswa. Hal tersebut merupakan

tujuan-tujuan yang perlu dicapai dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

C. Fungsi, Tujuan, dan Prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam

berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Di bawah ini akan dijelaskan bagaimana

fungsi, tujuan, dan prinsip dari pembelajaran Bahasa Indonesia.

1. Fungsi Pembelajaran Bahasa Indonesia

Menurut Depdiknas (Herda, 2010:11) standar kompetensi disiapkan dengan

mempertimbangkan kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan

bahasa negara serta sastra Indonesia sebagai hasil cipta intelektual produk budaya yang

berkonsekuensi pada fungsi mata pelajaran bahasa Indonesia sebagai:

Page 3: BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0703641_chapter2x.pdf · Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, ... sosial

10

a. Sarana pembinaan kesatuan dan persatuan.

b. Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan mengembangkan

ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

c. Sarana menyebarluaskan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar sebagai

keperluan menyangkut berbagai masalah.

d. Sarana pengembangan penalaran.

e. Sarana pemahaman beragam budaya Indonesia melalui khazanah kesusastraan Indonesia.

Dilihat dari fungsinya, pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia secara benar di

setiap jenjang pendidikan khususnya di Sekolah Dasar memiliki nilai positif bagi siswa.

Sesuai dengan salah satu fungsi pembelajaran Bahasa Indonesia yang tercantum di atas yaitu

berfungsi sebagai sarana pengembangan penalaran, artinya pembelajaran Bahasa Indonesia

secara tidak langsung telah membantu dalam pencapaian tujuan umum bahasa dan sastra

Indonesia yaitu untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional dan

kematangan sosial. Selain itu Dalam rambu-rambu dituliskan bahwa pembelajaran

pembelajaran bahasa selain untuk meningkatkan kemampuan berfikir dan bernalar serta

kemampuan memperluas wawasan. Hal tersebut terkait dengan fungsi pembelajaran Bahasa

Indonesia yang lainnya.

2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran bahasa ditujukan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan

penggunaan bahasa, selain itu pembelajaran bahasa diarahkan untuk mempertajam kepekaan

perasaan siswa. Siswa tidak hanya diharapkan mampu memahami informasi yang

disampaikan secara langsung, melainkan juga yang disampaikan secara tidak langsung.

Pembelajaran bahasa, selain untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar, juga

untuk memperluas wawasan siswa.

Page 4: BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0703641_chapter2x.pdf · Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, ... sosial

11

Menurut BSNP (Herda, 2010:12) mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar

peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara

lisan maupun tulis;

b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan

bahasa negara;

c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk

berbagai tujuan;

d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta

kematangan sosial dan emosional;

e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus

budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; dan

f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan

intelektual manusia Indonesia.

Menilik dari tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di atas, secara tersirat dapat

disimpulkan bahwa pada hakikatnya pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah

untuk mempertahankan eksistensi Bahasa Indonesia dalam kehidupan Bangsa Indonesia.

3. Prinsip Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran bahasa Indonesia dilaksanakan dengan mengacu pada wawasan

pembelajaran yang dilandasi prinsip humanisme, progresivisme, dan konstruktivisme.

(Resmini, 2006:4).

Prinsip humanisme berisi wawasan sebagai berikut:

a. Manusia secara fitrah memiliki bekal yang sama dalam upaya memahami sesuatu.

Implikasi wawasan ini terhadap kegiatan pengajaran bahasa Indonesia adalah 1) Guru

bukan merupakan satu-satunya sumber informasi, 2) Siswa disikapi sebagai subjek

Page 5: BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0703641_chapter2x.pdf · Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, ... sosial

12

belajar yang secara kreatif mampu menemukan pemahaman sendiri, serta 3) Dalam

proses belajar mengajar guru lebih banyak bertindak sebagai model, teman pendamping,

pemotivasi, fasilitator dan aktor yang juga bertindak sebagai pembelajar.

b. Perilaku manusia dilandasi motif dan minat tertentu. Implikasi dari wawasan tersebut

dalam kegiatan pengajaran bahasa Indonesia adalah 1) Isi pembelajaran harus memiliki

kegunaan bagi pembelajar secara aktual, 2) Dalam kegiatan belajarnya siswa harus

menyadari manfaat penguasaan isi pembelajaran bagi kehidupannya, 3) Isi pembelajaran

harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan, pengalaman dan pengetahuan

pembelajar.

c. Manusia selain memiliki kesamaan juga memiliki kekhasan. Implikasi wawasan tersebut

dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia adalah 1) Layanan pembelajaran selain

bersifat klasikal dan kelompok juga bersifat individual, 2) Pembelajar selain ada yang

dapat menguasai materi pembelajaran secara tepat juga ada yang menguasai isi

pembelajaran secara lambat, 3) Pembelajar perlu disikapi sebagai subjek yang unik, baik

menyangkut proses merasa, berpikir, dan karakteristik individual sebagai hasil bentukan

lingkungan keluarga, teman bermain, maupun lingkungan kehidupan sosial

masyarakatnya.

Dalam hal ini guru perlu melihat subyek pembelajar dari berbagai sisi mulai dari

pengetahuan, kemampuan intelektual, pengalaman belajar siswa sampai pada lingkungan

sekitar siswa yang dapat mempengaruhi proses berpikir siswa. Selain itu, guru juga harus

menganggap siswa sebagai subyek aktif yang memiliki kemampuan untuk mencari sendiri

pemahaman tentang sesuatu hal sehingga dalam hal ini guru tidak harus selalu menyuapi

siswa dengan berbagai informasi melainkan hanya sebagai fasilitator dan motivator bagi

siswa dalam memperoleh informasi yang lebih kompleks.

Page 6: BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0703641_chapter2x.pdf · Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, ... sosial

13

Lebih lanjut lagi sejumlah prinsip di atas dapat dihubungkan dengan prinsip

progresivisme yang beranggapan bahwa:

a. Penguasaan pengetahuan dan keterampilan tidak bersifat mekanistis tetapi memerlukan

daya kreatifitas. Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan melalui kreatifitas ini

berkembang secara berkesinambungan. Pemahaman kosakata misalnya, akan

membentuk keterampilan menyusun kalimat. Begitu juga keterampilan membaca dan

menulis dibentuk oleh kemampuan memahami kosakata dan keterampilan tersebut

diperoleh secara utuh dan berkesinambungan apabila dalam proses pembelajarannya

siswa secara aktif melakukan pemaknaan kosakata, berlatih menyusun kalimat,

melakukan kegiatan membaca dan berlatih secara langsung.

b. Dalam proses belajarnya siswa sering kali dihadapkan pada masalah yang memerlukan

pemecahan secara baru. Dalam pemecahan tersebut siswa perlu menyaring dan

menyusun ulang pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya secara coba-coba atau

hipotesis. Dalam hal ini terjadi cara berpikir yang terkait metakognisi. Sesuai dengan

gambaran proses berpikir dalam pemecahan masalah, metakognisi adalah penghubung

sesuatu pengetahuan dengan pengalaman atau pengetahuan lain melalui proses berpikir

untuk menghasilkan sesuatu.

Sejalan dengan wawasan di atas, prinsip konstrutivisme menganggap bahwa proses

belajar disikapi sebagai kreatifitas dalam menata serta menghubungkan pengalaman dan

pengetahuan hingga membentuk suatu keutuhan. Dalam tindakan kreatif tersebut siswa

pada dasarnya merupakan subjek pemberi makna. Kesalahan sebagai bagian dari kegiatan

belajar justru dapat membuahkan pengalaman dan pengetahuan baru. Sebab dalam proses

pembelajaran, guru sebaiknya tidak “menggurui” melainkan secara adaptif berusaha

memahami jalan pikiran siswa untuk kemudian menampilkan sejumlah kemungkinan.

Page 7: BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0703641_chapter2x.pdf · Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, ... sosial

14

Dilihat dari penjelasan mengenai prinsip progresivisme dan konstruktivisme di atas,

dapat disimpulkan bahwa pengetahuan secara utuh tidak dapat diperoleh secara instan.

Tetapi harus melewati tahapan-tahapan proses yang berkesinambungan serta saling

berhubungan antara pengetahuan dan pengalaman. Dalam melewati tahapan-tahapannya

guru pun harus memperhatikan karakteristik dan tingkat perkembangan peserta didik agar

proses pembelajaran dinilai tidak memberatkan siswa. Hal tersebut sejalan dengan apa

yang diungkapkan oleh Fulwier (Resmini dkk, 2007: 5) bahwa Like students, teacher as

learner are unique. Dinyatakan demikian karena dalam mengendalikan, mengembangkan,

sampai ke mengubah bentuk proses belajar mengajar guru bisa jadi sering dihadapkan

pada masalah baru. Karena itu, guru juga perlu belajar, mengembangkan kreatifitas sejalan

dengan kekhasan subjek didik, peristiwa belajar, konteks pembelajaran, maupun

terdapatnya berbagai bentuk perkembangan.

D. Pembelajaran Membaca di Sekolah Dasar

Bahan pembelajaran Bahasa Indonesia pada tujuan khusus pemahaman tertulis

siswa mampu mencari sumber mengumpulkan, menyaring dan menyerap informasi dari

bacaan (Depdikbud, 1993 : 2). Pada sisi lain bacaan yang diberikan harus menarik dan

bermanfaat, Tarigan (1988 : 27) mengatakan bahwa untuk memperoleh pengukuran

pembaca yang lebih tinggi, beberapa prinsip pembaca yang harus diperhatikan adalah :

1. Membaca bukanlah hanya mengenal huruf dan membunyikannya, tetapi harus melampaui pengenalan bunyi dan huruf.

2. Pembaca dan penguasaan bahasa yang terjadi secara serempak. 3. Membaca dan berfikir secara serempak. 4. Membaca menghubungkan lambang tulis dengan ide dan rujukan yang ada

dibelakang lambang huruf. 5. Membaca yang bermuara pada pemahaman (membaca berarti memahami)

Berdasarkan pemaparan di atas tampak dengan jelas bahwa membaca bukan hanya

mengandalkan kemampuan visual saja dalam artian menerjemahkan simbol huruf ke

dalam bentuk kata-kata lisan melainkan melibatkan kemampuan kognitif yaitu

Page 8: BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0703641_chapter2x.pdf · Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, ... sosial

15

menggunakan kesadaran dalam mengolah dan menggunakan informasi yang diperoleh dari

proses membaca itu sendiri, sehingga makna yang tersurat maupun tersirat yang

terkandung dalam bacaan dapat dipahami dengan baik.

E. Hakikat Membaca

1. Pengertian Membaca

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca

untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-

kata/bahasa tulis. (Tarigan, 2008:7) Klein, dkk. (1996) melalui

http://ahmadefendy.blogspot.com/2010/01/metode-membaca.html mengemukakan

bahwa definisi membaca mencakup (1) membaca merupakan suatu proses, (2) membaca

adalah strategi, dan (3) membaca merupakan interaktif.

Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan

pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam

membentuk makna. Membaca juga merupakan suatu strategi. Pembaca yang efektif

menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam

rangka mengkonstruk makna ketika membaca. Strategi ini bervariasi sesuai dengan jenis

teks dan tujuan membaca. Membaca adalah interaktif, maksudnya adalah keterlibatan

pembaca dengan teks tergantung pada konteks. Orang yang senang membaca suatu teks

yang bermanfaat akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca

seseorang harus mudah dipahami (readable) sehingga terjadi interaksi antara pembaca

teks.

Page 9: BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0703641_chapter2x.pdf · Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, ... sosial

16

2. Tujuan Membaca

Tarigan (2008:9) mengungkapkan tujuan utama dalam membaca adalah untuk

mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna,

arti (meaning) erat sekali bethubungan dengan maksud tujuan atau intensif kita dalam

membaca. Berikut ini, akan dikemukakan beberapa yang penting :

a. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah

dilakukan oleh tokoh, dibuat oleh tokoh; apa yang telah terjadi pada tokoh khusus

atau untuk memecahkan masalah yang dibuat oleh tokoh. Membaca seperti ini

disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading

for details of facts).

b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan

menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang

dialami tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh tokoh untuk

mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-

ide utama (reading for main ideas).

c. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian

cerita, apa-apa yang terjadi mula-mula, pertama, kedua dan seterusnya. Setiap tahap

ini dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian-kejadian

buat dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan,

organisasi cerita (reading for sequence or organization).

d. Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan

seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh pengarang kepada para

pembaca. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading

for inference).

Page 10: BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0703641_chapter2x.pdf · Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, ... sosial

17

e. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar

mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar

atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk

mengklasifikasikan (reading for classify)

f. Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-

ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh tokoh, atau

bekerja seperti cara tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai,

membaca mengevaluasi (reading for evaluate).

g. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya tokoh berubah, bagaimana

hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai

persamaan, dan bagaimana tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk

memperbandingkan atau mempertentangkan (reading for compare or contrast).

3. Manfaat Membaca

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut tercipta masyarakat

yang gemar membaca. Proses belajar yang efektif antara lain dilakukan melalui

membaca. Masyarakat yang gemar membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan

baru yang akan semakin meningkatkan kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu

menjawab tantangan hidup pada masa-masa yang akan datang.

Burns, dkk. (Rahim, 2007 dalam Herda 2010: 22) mengemukakan bahwa

kemampuan membaca merupakan sesuatu yang vital dalam suatu masyarakat terpelajar.

Namun anak-anak yang tidak memahami pentingnya belajar membaca tidak akan

termotivasi untuk belajar. Belajar membaca merupakan usaha yang terus menerus dan

anak-anak yang melihat tingginya nilai (value) membaca dalam kegiatan pribadinya

akan lebih giat belajar dibandingkan dengan anak-anak yang tidak menemukan

keuntungan dari kegiatan membaca. Anak-anak yang telah memahami penting dan

Page 11: BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0703641_chapter2x.pdf · Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, ... sosial

18

manfaat membaca tentu saja dalam dirinya akan timbul sugesti bahwa membaca

merupakan kebutuhan dalam hidupnya.

Dari penjelasan tersebut tak heran jika banyak orang kerap mengatakan bahwa

membaca merupakan jembatan untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan wawasan

yang seluas-luasnya, karena dengan membaca seseorang tidak akan merasa tertinggal di

zaman yang semakin berkembang seperti sekarang ini.

4. Jenis-jenis Membaca

Dalam kajian membaca dikenal banyak jenis membaca. Dasar pijakan dalam

melakukan pembagian atau penggolongan jenis jenis membaca bermacam-macam.

Jenis-jenis membaca menurut Resmini (2006:30 dalam Herda, 2006:21) :

a. Membaca pemahaman (Reading For Understanding,), membaca yang bertujuan memahami isi pesan dalam bacaan.

b. Membaca memindai disebut juga membaca tatap (scanning), kegiatan membaca yang sangat cepat untuk memperoleh info tertentu dari bahan bacaannya.

c. Membaca layap/membaca sekilas (skimming), adalah membaca yang membuat kita bergerak cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mengetahui isi umum/bagian dalam suatu bacaan.

d. Membaca intensif (intensive reading), proses membaca yang dilakukan secara seksama, cermat dan teliti dalam penanganan terperinci yang dilakukan pada saat membaca.

e. Membaca nyaring/suara keras, kegiatan membaca yang dilakukan untuk meningkatkan membaca dan menyimak.

f. Membaca dalam hati, tujuan membaca dalam hati adalah melatih siswa menangkap arti bacaan dalam waktu singkat dan melatih kesanggupan siswa untuk memusatkan perhatian dan pikiran pada satu soal, serta melatih siswa untuk dapat mengambil kesimpulan dari apa yang dibacanya

F. Membaca Pemahaman

1. Pengertian Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman merupakan istilah yang digunakan untuk mengidentifikasi

keterampilan-keterampilan yang perlu dipahami dan menetapkan informasi yang ada

dalam bahn-bahan tertulis (Abidin, 2010:126). Menurut Tarigan (1990) dalam Abidin

(2002:126) membaca pemahaman (reading for understanding) adalah jenis membaca

Page 12: BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0703641_chapter2x.pdf · Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, ... sosial

19

untuk memahami standar-standar atau norma kesastraan, resensi kritis, drama tulis dan

pola-pola fiksi dalam usaha memperoleh pemahaman terhadap teks.

Hal senada juga diungkapkan oleh Nuttal (Fifin, 2007 dalam Tn, 2009:11) bahwa

membaca pemahaman merupakan proses interaksi antara pembaca dengan teks dalam

suatu peristiwa membaca. Dimana kegiatan tersebut ditekankan pada keterampilan

menguasai isi bacaan.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca

pemahaman merupakan suatu proses untuk memahami isi bacaan, menyimpulkan isi

bacaan, mengenal dan menemukan ide baik yang tersurat maupun yang tersirat dari teks

bacaan, serta merefleksikan hal-hal yang telah dibaca.

Di bawah ini merupakan beberapa indikasi membaca pemahaman yang harus

dicapai adalah sebagai berikut (Abidin, 2010: 127-128):

a. Melakukan, pembaca memberikan respons secara fisik terhadap perintah membaca.

b. Memilih, pembaca memilih alternatif bukti pemahaman baik secara lisan maupun tulisan.

c. Mengalihkan, pembaca mampu menyampaikan secara lisan apa yang telah dibacanya.

d. Menjawab, pembaca mampu menjawab pertanyaan tentang isi bacaan. e. Mempertimbangkan, pembaca mampu menggarisbawahi atau mencatat pesan-

pesan penting yang terkandung dalam bacaan. f. Memperluas, pembaca mampu memperluas bacaan atau minimalnya mampu

menyusun bagian akhir cerita (khusus untuk bacaan fiksi). g. Menduplikasi, pembaca mampu membuat wacana serupa dengan wacana yang

dibacanya (menulis berdasarkan versi pembaca). h. Modeling, pembaca mampu memainkan peran cerita yang dibacanya. i. Mengubah, pembaca mampu mengubah wacana ke dalam bentuk wacana lain

yang mengindikasikan adanya pemrosesan informasi. (Brown, 2001).

2. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman

Mc. Laughlin & Allen (Abidin, 2010:130) mengemukakan prinsip-prinsip

membaca yang didasarkan pada penelitian yang paling mempengaruhi pemahaman

membaca ialah seperti yang dikemukakan berikut ini:

Page 13: BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0703641_chapter2x.pdf · Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, ... sosial

20

a. Pemahaman merupakan proses konstruktivis sosial Andersen (Rahim, 2008) mengemukakan bahwa kaum konstruktivis yakin bahwa siswa membangun dan menghubungkan pengetahuan dengan pengetahuan yang telah diketahuinya.

b. Keseimbangan kemahiraksaraan merupakan kerangka kerja kurikulum yang membantu perkembangan pemahaman.

c. Guru membaca yang profesional (unggul) mempengaruhi belajar siswa. Guru yang unggul sadar apa yang dikerjakan dengan baik dan apa yang dibutuhkan siswa untuk berhasil. Dalam proses membaca guru berperan untuk menciptakan pengalaman yang memperkenalkan, memelihara atau memperluas kemampuan siswa untuk memahami teks.

d. Pembaca yang baik memegang peranan yang sangat strategis dan berperan aktif dalam proses membaca. McLaughlin & Allen menyatakan pembaca yang baik adalah pembaca yang berpartisipasi aktif dalam proses membaca. Mereka mempunyai tujuan yang jelas serta memonitor tujuan membaca mereka dari teks yang mereka baca. Pembaca yang baik menggunakan strategi pemahaman untuk mempermudah membangun makna.

e. Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna Siswa perlu mengakrabi teks dalam berbagai tingkat kesukaran. Ketika tingkat teks yang sedang digunakan adalah teks yang sulit, guru membantu siswa dalam meningkatkan pengalaman belajar dan siswa menerima berbagai tingkat dukungan dari guru, bergantung pada tujuan dan setting pengajaran.

f. Siswa menemukan manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks pada berbagai tingkat kelas. Pengalaman membaca berbagai jenis materi bacaan memberikan siswa pengetahuan sejumlah struktur teks dan meningkatkan proses memahami suatu teks.

g. Perkembangan kosakata dan pembelajaran mempengaruhi pemahaman membaca. Blachowies & Fisher (Rahim, 2008) mengidentifikasi empat petunjuk (guide lines) untuk pengajaran kosakata, yaitu (1) siswa hendaknya diprkenalkan secara aktif dalam memahami kata-kata dan dihubungkan dengan strategi-strategi, (2) belajar kosakata hendaknya sesuai dengan selera (keinginan) siswa, (3) siswa diajarkan mengakrabi kata-kata, dan (4) siswa harus mengembangkan kosakatanya melalui wacana-wacana yang diulang penggunaannya dari berbagai sumber informasi.

h. Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman. Tierry (Rahim, 2008) menggambarkan proses berpikir harus terlibat ketika membaca oleh karenanya siswa (dalam pikiran mereka) harus menjadi bagian dari cerita. Keterlibatan pembaca termotivasi untuk membaca dengan berbagai tujuan, memanfaatka pengetahuan yang diproleh dari pengalaman sebelumnya untuk membangkitkan pemahaman baru serta berpartisipasi dalam interaksi sosial yang bermakna tentang bahan bacaan.

i. Gunakan strategi dan keterampilan membaca pemahaman yang bisa diajarkan. 1) Peninjauan – mengaktifkan latar belakang pengetahuan memprediksi dan

menyusun tujuan

Page 14: BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0703641_chapter2x.pdf · Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, ... sosial

21

2) Membuat pertanyaan sendiri – membuat pertanyaan untuk memandu baca

3) Membuat hubungan, menghubungkan membaca dengan dirinya sendiri, teks, dan lain-lain

4) Memvisualisasikan – menciptakan gambaran secara mental sambil membaca

5) Mengetahui bagaimana kata-kata menjadi kalimat bermakna, memahami kata-kata melalui perkembangan kosakata yang strategis, mencakup penggunaan sintaksis, yang memberi petunjuk makna kata untuk menemukan kata-kata yang tidak dikenal.

6) Memonitor – menanyakan “bisakan ini dipahami?”, memperjelas dengan mengadaptasi proses strategis untuk mengakomodasi tanggapan

7) Meringkas – menyintesiskan gagasan-gagasan yang penting 8) Mengevaluasi, membuat pertimbangan-pertimbangan

j. Penilaian yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman.

Menilai kemajuan siswa penting karena memungkinkan guru

menemukan kelebihan dan kekurangan, merencanakan pengajaran dengan

tepat, mengkomunikasikan kemajuan siswa kepada orang tua, dan

mengevaluasi keefektifan strategi mengajar.

2. Tujuan Membaca Pemahaman

Greene dan Patty (Tarigan, 1994:37) dalam (Herda, 2010:30) mengemukakan

tujuan membaca pemahaman untuk :

a. Menemukan ide pokok

b. Memilih butir-butir penting

c. Mengikuti petunjuk-petunjuk

d. Menentukan organisasi bahan bacaan

e. Menentukan citra visual dan citra lainnya dari bacaan

Page 15: BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0703641_chapter2x.pdf · Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, ... sosial

22

f. Menarik kesimpulan

g. Menduga makna dan meramalkan dampak-dampak

h. Merangkum wacana yang dibaca

i. Membedakan fakta dan pendapat

j. Memperoleh informasi dari aneka sumber, ensiklopedia, atlas dan peta

Untuk melakukan poin-poin di atas tentu saja seseorang harus benar-benar

memahami teks bacaan agar hal-hal tersebut dapat dilakukan dengan baik. Misalnya pada

poin menemukan ide pokok, seseorang tidak akan dapat mengetahui ide pokok atau apa

yang menjadi pokok bahasan dalam suatu teks bacaan jika orang tersebut tidak benar-

benar memahami isi bacaan itu sendiri. Itulah yang menjadi salah satu tujuan seseorang

membaca sekaligus memahami isi teks bacaan.

3. Teknik Membaca Pemahaman

Efisiensi membaca akan lebih baik jika informasi yang dibutuhkan sudah

ditentukan lebih dahulu. Konsentrasi perhatian dan pikiran dapat diarahkan pada

informasi itu. Informasi yang dibutuhkan disebut informasi fokus. Pada umumnya untuk

menentukan informasi fokus dengan efisien ada beberapa teknik membaca yang

digunakan, (1) baca pilih (Selecting), (2) baca lompat (Skipping), (3) baca layap

(Skimming), dan (4) baca tatap (Scanning) (menurut Tampubolon dalam Herda : 2010 :

40).

a. Membaca Memindai (Scanning)

Membaca memindai disebut juga membaca tatap (Scanning). Membaca

memindai ialah membaca sangat cepat. Menurut Mikulecky & Jeffries (Rahim, 2007: 60

dalam Herda, 2010: 42), membaca memindai penting untuk meningkatkan kemampuan

membaca. Siswa yang menggunakan teknik membaca memindai akan mencari beberapa

informasi secepat mungkin.

Page 16: BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0703641_chapter2x.pdf · Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, ... sosial

23

Membaca memindai digunakan untuk :

1) Membaca Memindai Daftar Isi

2) Membaca Memindai Jadwal Pelajaran

Membaca memindai suatu jadwal sering dilakukan apabila bepergian.

Pembelajaran membaca memindai tentang jadwal bisa ditemukan dalam kurikulum

2004 mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas V. Kompetensi Dasar yang harus

dimiliki siswa yaitu membaca memindai dan hasil belajar yang diharapkan adalah

menemukan informasi secara cepat dari berbagai teks khusus, serta indikator

pencapaian hasil belajar adalah; a) Menemukan secara cepat dan tepat informasi yang

diminta oleh guru dan temanmu, b) Menjelaskan jadwal dalam bentuk uraian.

3) Membaca Memindai Iklan

Dalam kurikulum Bahasa Indonesia tahun 2004 untuk kelas V, membaca iklan

merupakan salah satu kompetensi dasar dari membaca intensif. Hasil belajar yang

diharapkan bisa dimiliki siswa ialah membaca beberapa iklan mini, sedangkan

indikator keberhasilan ialah a) menafsirkan siapa iklan itu, b) menyimpulkan tentang

apa yang diiklankan, c) menuliskan isi iklan ke dalam beberapa kalimat.

4) Membaca Memindai Petunjuk Pemakaian Obat, Pupuk, Alat Rumah Tangga, dan

Sebagainya.

Dalam Kurikulum Bahasa Indonesia Sekolah Dasar Tahun 2004 untuk kelas IV,

ditemukan kompetensi dasar yang berbunyi membaca memindai dengan hasil

belajarnya, menjelaskan isi petunjuk pemakaian dari hasil membaca, sedangkan

indikator tercapai atau tidaknya suatu kompetensi dasar mencakup, a) Menjelaskan

urutan petunjuk obat, pupuk, alat rumah tangga, dan sebagainya, b) Menjawab

pertanyaan tentang isi petunjuk, c) Menyampaikan isi petunjuk kepada teman.

5) Membaca Memindai Kamus dan Buku Telepon

Page 17: BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0703641_chapter2x.pdf · Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, ... sosial

24

Kegiatan awal membaca kamus ialah pengabjadan mencari kata dasar dari kata

berimbuhan. Kegiatan ini perlu dilakukan sebelum membaca kamus. Pembelajaran

membaca memindai untuk mencari kata dalam kamus sedikit berbeda dengan mencari

nomor telepon seseorang dalam buku petunjuk telepon.

b. Membaca Layap (Skimming)

Membaca layap ialah membaca dengan cepat untuk mengetahui isi umum atau

bagian suatu bacaan. membaca dengan cepat sering dibutuhkan ketika sedang

membaca. Membaca layap dibutuhkan untuk mengetahui sudut pandang penulis

tentang sesuatu, menemukan pola organisasi paragraf dan menemukan umum dengan

cepat (Mikulecky & Jeffries, 1998, dalam Herda, 2010 : 46)

G. Hakikat Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning berasal dari kata

“cooperative” yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling

membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Slavin (1995) dalam

Isjoni (2010:15) mengemukakan “in cooperative learning method,, students work

together in four members teams to master material initiality preseted by the teacher”.

Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa dimana sistem belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat

merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.

Anita Lie (2000) dalam Isjoni (2010:16) menyebutkan cooperative learning

dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-

tugas terstruktur. Lebih jauh dikatakan, cooperative learning hanya berjalan kalau sudah

Page 18: BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0703641_chapter2x.pdf · Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, ... sosial

25

terbentuk suatu kelompok atau suatu tim di dalamnya siswa bekerja secara terarah untuk

mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota kelompok pada

umumnya terdiri dari 4-6 orang saja.

Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak

digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa

(Student Oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam

mengaktifkan siswa yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain. Model

pembelajaran ini telah terbukti dapat dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran dan

berbagai usia.

Istilah cooperative learning dalam pengertian bahasa Indonesia dikenal dengan

nama pembelajaran kooperatif. Menurut Johnson & Johnson (1994) dalam Isjoni

(2010:17):

Cooperative learning adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut.

Selain itu, Slavin (1995) dalam Cooperative learning (Isjoni, 2010: 17)

menyebutkan:

Cooperative learning merupakan metode pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, dimana pada saat itu guru mendorong para siswa untuk melakukan kerja sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya (peer teaching).

Dalam melakukan proses belajar mengajar guru tidak lagi mendominasi seperti

lazimnya pada saat ini, sehingga siswa dituntut untuk berbagi informasi dengan siswa

lainnya dan saling belajar mengajar sesama mereka.

Ada banyak alasan mengapa cooperative learning mampu memasuki

mainstream (kelaziman) praktek pendidikan. Selain bukti-bukti nyata tentang

keberhasilan pendekatan ini, pada masa sekarang masyarakat pendidikan semakin

menyadari pentingnya para siswa berlatih berpikir, memecahkan masalah, serta

Page 19: BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0703641_chapter2x.pdf · Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, ... sosial

26

menggabungkan kemampuan dan keahlian. Walaupun memang kemampuannya merata,

namun sebenarnya kelas dengan kemampuan siswa yang bervariasi lebih membutuhkan

pendekatan ini, karena dengan mencampurkan para siswa dengan kemampuan yang

beragam tersebut, maka siswa yang kurang akan sangat terbantu dan termotivasi siswa

yang lebih. Demikian juga siswa yang lebih akan semakin terasah pemahamannya.

2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif membutuhkan partisipasi dan kerja

sama dalam kelompok pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan cara

belajar siswa menuju belajar yang lebih baik, sikap tolong menolong dalam beberapa

perilaku sosial.

Tujuan utama dalam penerapan model pembelajaran kooperatif adalah agar

peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama-sama temannya dengan cara

saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk

mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara

berkelompok.

Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik cooperative learning

sebagaimana dikemukakan Slavin (1995) dalam Cooperative learning (Isjoni, 2010:21)

yaitu penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu dan kesempatan yang sama

untuk berhasil.

a. Penghargaan Kelompok

Cooperative learning menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk

memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh jika kelompok

mencapai skor diatas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan

pada penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan

antar personal yang saling mendukung, membantu, dan saling peduli.

Page 20: BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0703641_chapter2x.pdf · Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, ... sosial

27

b. Pertanggungjawaban Individu

Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua

anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan pada aktivitas

anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban

secara individu juga menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-

tugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya.

c. Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan

Pembelajaran kooperatif menggunakan metode skoring yang mencakup nilai

perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dari yang

terdahulu. Dengan menggunakan metode skoring ini setiap siswa baik yang

berprestasi rendah, sedang, atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk

berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.

Bila dibandingkan dengan pembelajaran yang bersifat konvensional,

cooperative learning memiliki beberapa keunggulan. Keunggulannya dilihat dari

aspek siswa, adalah memberi peluang kepada siswa agar mengemukakan dan

membahas suatu pandangan, pengalaman, yang diperoleh siswa belajar secara

bersama-sama dalam merumuskan ke arah pandangan kelompok. (Cilibert-Macmilan,

1993 dalam Isjoni, 2010:23).

Dengan melaksanakan model pembelajaran cooperative learning, siswa

memungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, disamping itu juga bisa

melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan berpikir (Thinking

Skill), maupun keterampilan sosial (Social Skill), seperti keterampilan untuk

mengemukakan saran dan masukan dari orang lain, bekerja sama, rasa setia kawan,

dan mengurangi timbulnya perilaku yang menyimpang dalam kehidupan kelas (Stahl,

1994 dalam Isjoni 2010:23).

Page 21: BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0703641_chapter2x.pdf · Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, ... sosial

28

Model pembelajaran ini memungkinkan siswa mengembangkan pengetahuan,

kemampuan,dan keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan

demokratis. Siswa bukan lagi sebagai objek pembelajaran, namun bisa juga berperan

sebagai tutor bagi teman sebayanya.

Selanjutnya, menurut Sharan (1990) dalam Isjoni (2010:23) menyebutkan:

Siswa yang belajar menggunakan metode cooperative learning akan memiliki motivasi yang tinggi karena didorong dan didukung oleh teman sebaya. Cooperative learning juga menghasilkan peningkatan kemampuan akademik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, membentuk hubungan persahabatan, menimba berbagai informasi, belajar menggunakan sopan santun, meningkatkan motivasi siswa, memperbaiki sikap terhadap sekolah dan belajar mengurangi tingkah laku yang kurang baik, serta membantu siswa dalam menghargai pokok pikiran orang lain.

Cooperative learning menyediakan banyak contoh yang perlu dilakukan para

siswa antara lain : (1) siswa terlibat di dalam tingkah laku mendefinisikan, menyaring,

dan memperkuat sikap-sikap, kemampuan, dan tingkah laku partisipasi sosial; (2)

respek pada orang lain, memperlakukan orang lain dengan penuh pertimbangan

kemanusiaan dan memberikan semangat penggunaan pemikiran rasional ketika

mereka bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama; (3) berpartisipasi dalam

tindakan-tindakan kompromi, negosiasi, kerja sama, konsensus dan penataan aturan

mayoritas ketika bekerja sama untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka, dan

membantu meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok belajar. Ketika mereka

berusaha mempelajari isi dan kemampuan yang diharapkan, mereka juga menemukan

diri bagaimana memecahkan konflik, menangani berbagai problem dan membuat

pilihan-pilihan yang merefleksikan situasi-situasi pribadi dan sosial yang mungkin

mereka temukan dalam situasi dunia ini.

Jadi, dengan cara menghargai pendapat orang lain dan saling membetulkan

kesalahan secara bersama, mencari jawaban yang tepat dan baik, dengan cara mencari

Page 22: BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0703641_chapter2x.pdf · Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, ... sosial

29

jawaban yang baik dan benar serta memperoleh pengetahuan, materi pelajaran yang

diajarkan semakin luas dan semakin baik.

3. Teknik-Teknik Pembelajaran Kooperatif

Tujuan penting dari cooperative learning ialah untuk mengajarkan kepada

siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini amat penting untuk

dimiliki siswa sebagai warga masyarakat, bangsa, dan negara, mengingat masalah-

masalah sosial semakin kompleks. Apalagi tantangan bagi peserta didik supaya

mampu dalam menghadapi persaingan global untuk memenangkan persaingan.

Model pembelajaran kooperatif membuka peluang bagi upaya mencapai

tujuan meningkatkan keterampilan sosial peserta didik. Dalam kelompok ini mereka

bekerja tidak hanya sebagai kumpulan individu tetapi merupakan suatu tim kerja yang

tangguh. Seorang anggota kelompok bergantung kepada anggota kelompok lainnya.

Slavin (1992) dalam Cooperative learning (Isjoni, 2010), menyebut cooperative

learning sekaligus dapat melatih sikap dan keterampilan sosial sebagai bekal dalam

kehidupannya di masyarakat.

Dalam pembelajaran ini, terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan

dalam proses belajar mengajar di kelas (Lie, 2010:54), yaitu :

1) Teknik Mencari Pasangan (Make a Match), 2) Bertukar Pasangan, 3) Berpikir Berpasangan Berempat (Think-pair-share) 4) Berkirim Salam Dan Soal 5) Kepala bernomor (Numbered Heads), 6) Kepala Bernomor terstruktur 7) Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) 8) Keliling Kelompok 9) Kancing Gemerincing 10) Keliling Kelas 11) Lingkaran kecil-lingkaran besar (Inside-Outside Circle) 12) Tari Bambu 13) Bercerita Berpasangan (Paired Story Telling)

Page 23: BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0703641_chapter2x.pdf · Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, ... sosial

30

Dalam kegiatan ini siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan

berpikir dan berimajinasi sehingga siswa terdorong untuk belajar.

Selanjutnya Stahl (1994) dan Slavin (1993) dalam Isjoni (2010:83)

mengemukakan langkah-langkah dalam implementasi model pembelajaran kooperatif

secara umum yang dijelaskan secara operasional adalah sebagai berikut:

1. Merancang Rencana Program Pembelajaran

Pada langkah ini guru mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran

yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Di samping itu, guru juga menetapkan sikap

dan keterampilan sosial yang diharapkan dikembangkan dan diperhatikan siswa

selama berlangsungnya pembelajaran. Guru dalam merancang program

pembelajarannya juga harus mengorganisasikan materi dan tugas-tugas siswa harus

mencerminkan sistem kerja dalam kelompok kecil. Artinya, materi dan tugas itu

adalah untuk dibelajarkan dan dikerjakan secara bersama dalam dimensi kerja

kelompok.

2. Merancang lembar observasi

Hal ini dimaksudkan untuk mengobservasi kegiatan siswa dalam belajar secara

bersama dalam kontek kelompok-kelompok kecil. Dalam menyampaikan materi guru

tidak lagi menyampaikan materi secara panjang lebar, karena pemahaman materi itu

nantinya akan dilakukan siswa ketika belajar secara bersama-sama dalam kelompok.

Guru hanya menjelaskan pokok-pokok materi dengan tujuan siswa mempunyai

wawasan dan orientasi yang memadai tentang materi yang diajarkan.

H. Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe Student Teams Achievement Divisions

(STAD)

Page 24: BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0703641_chapter2x.pdf · Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, ... sosial

31

Tipe ini dikembangkan oleh Slavin (Isjoni, 2010:51) dan merupakan salah satu

tipe koperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa

untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna

mencapai prestasi yang maksimal. Pada proses pembelajarannya, belajar kooperatif tipe

Student Teams Achievement Divisions (STAD) melalui lima tahapan yang meliputi: (1)

tahap penyajian materi, (2) tahap kegiatan kelompok, (3) tahap tes individual, (4) tahap

penghitungan skor perkembangan individu, dan (5) Tahap pemberian penghargaan

kelompok (Slavin, 1995, dalam Isjoni, 2010:51).

Tahap Penyajian Materi, yang mana guru memulai dengan menyampaikan

indikator yang harus dicapai hari ini dan memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang

materi yang akan dipelajari, agar siswa dapat menghubungkan materi yang akan

disajikan dengan pengetahuan yang telah mereka miliki. Lamanya presentasi dan

berapa kali harus di presentasikan bergantung pada kekompleksan materi yang akan

dibahas.

Dalam hal materi pembelajaran, perlu ditekankan hal-hal sebagai berikut : a)

mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa

dalam kelompok, b) menekankan bahwa belajar adalah memahami makna dan bukan

hapalan, c) memberikan umpan balik sesering mungkin untuk mengontrol pemahaman

siswa, d) memberikan penjelasan mengapa jawaban pertanyaan itu benar atau salah, e)

beralih kepada materi selanjutnya apabila siswa telah memahami penjelasan yang ada.

Tahap kerja kelompok, pada tahap ini setiap siswa diberi lembar tugas sebagai

bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok siswa saling diberi tugas, saling

membantu memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami

materi yang dibahas, dan satu lembar dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok. Pada

tahap ini guru berperan sebagai fasilitator dan motivator kegiatan tiap kelompok.

Page 25: BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0703641_chapter2x.pdf · Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, ... sosial

32

Tahap tes individu, yaitu untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan mereka

telah dicapai, diadakan tes secara individual, mengenai materi yang telah dibahas. Pada

penelitian ini tes individual diadakan diakhir pertemuan kedua dan ketiga, masing-

masing selama 10 menit agar siswa dapat menunjukkan apa yang telah dipelajari secara

individu selama bekerja dalam kelompok. Skor perolehan individu ini didata dan

diarsipkan, yang akan digunakan pada perhitungan perolehan skor kelompok.

Tahap Perhitungan Skor Perkembangan Individu, dihitung berdasarkan skor

awal. Berdasarkan skor awal setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk

membrikan sumbangan skor maksimal bagi kelompoknya berdasarkan skor tes yang

diperolehnya. Penghitungan perkembangan skor individu dimaksudkan agar siswa

terpacu untuk memperoleh prestasi terbaik sesuai dengan kemampuannya. Adapun

penghitungan skor perkembangan individu diambil dari penskoran perkembangan

individu yang dikemukakan oleh Slavin (1995) dalam Isjoni (2010 : 53) seperti terlihat

pada tabel berikut :

Tabel 2. 1 Pedoman Pemberian Skor Perkembangan Individu

Page 26: BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0703641_chapter2x.pdf · Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, ... sosial

33

Skor tes Skor perkembangan individu

a. Lebih dari 10 poin di bawah skor awal

b. 10 hingga 1 poin di bawah skor awal

c. Skor awal sampai 10 poin di atasnya

d. Lebih dari 10 poin di atas skor awal

e. Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal)

5

10

20

30

30

Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan masing-

masing perkembangan skor individu dan hasilnya dibagi sesuai jumlah anggota

kelompok. Pemberian penghargaan diberikan berdasarkan perolehan skor rata-rata yang

dikategorikan menjadi kelompok baik, kelompok hebat, dan kelompok super. Adapun

kriteria yang digunakan untuk menentukan pemberian penghargaan terhadap kelompok

adalah sebagai berikut : (a) kelompok dengan skor rata-rata 15 sebagai kelompok baik,

(b) kelompok dengan skor rata-rata 20 sebagai kelompok hebat, dan (c) kelompok

dengan skor rata-rata 25 sebagai kelompok super.

I. Aplikasi STAD dalam Membaca Pemahaman di Sekolah Dasar

Penerapan metode ini menggunakan beberapa pendekatan pembelajaran, seperti

pendekatan kooperatif, kontekstual, dan konstruktif. Keterpaduan ini dapat terwujud

dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan perolehan nilai atau kemampuan anak pada

suatu kegiatan belajar mengajar yang konsisten. Setelah menyusun program

pembelajaran, kegiatan berikutnya adalah menyajikan program tersebut dalam satu kelas

yang dibagi menjadi beberapa kelompok studi secara kooperatif. Kegiatan belajar

mengajar ini diterapkan dengan metode STAD yang dipandang sebagai suatu metode

Page 27: BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0703641_chapter2x.pdf · Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, ... sosial

34

pembelajaran kooperatif yang efektif, khususnya pada pokok bahasan membaca

pemahaman.

Penerapan metode STAD terdiri atas siklus pembelajaran yang membawa siswa

pada suasana kerja sama yang diharapkan. Siklus kegiatan pembelajaran tersebut adalah:

- Mengajar: menyajikan pembelajaran

- Belajar dalam tim: siswa bekerja dalam tim dengan dipandu oleh lembar kegiatan

untuk menuntaskan materi pelajaran

- Tes: siswa mengerjakan kuis atau tugas lain secara individual (misalnya tes esai atau

kinerja)

- Penghargaan tim: skor tim dihitung berdasarkan skor peningkatan anggota tim,

laporan berkala kelas. Papan pengumuman digunakan untuk memberi penghargaan

kepada tim yang berhasil mencetak skor tinggi.

Untuk memudahkan penerapannya, guru perlu membaca tugas-tugas yang harus

dikerjakan tim, antara lain:

a. Meminta anggota tim bekerja sama mengatur meja dan kursi

b. Membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS).

c. Memberikan penekanan kepada siswa bahwa LKS itu untuk belajar, bukan untuk

sekedar diisi dan dikumpulkan.

d. Apabila siswa memiliki pertanyaan, mintalah mereka mengajukan pertanyaan itu

kepada teman atau satu timnya sebelum menanyakan kepada guru.

e. Pada saat siswa bekerja dalam tim, guru berkeliling dalam kelas, sambil

memberikan pujian kepada tim yang bekerja baik dan secara bergantian guru

duduk bersama tim untuk memperhatikan bagaimana anggota-anggota tim itu

bekerja.

Page 28: BAB II MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA …a-research.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0703641_chapter2x.pdf · Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, ... sosial

35

f. Memberikan penekanan kepada siswa bahwa mereka tidak boleh mengakhiri

kegiatan belajar sampai dapat menjawab dengan benar soal-soal kuis yang

ditanyakan.

Dengan melaksanakan hal tersebut, maka terjadi kegiatan belajar mengajar

sesuai yang diharapkan. Siswa dan guru mendapatkan kemudahan untuk memahami

materi pelajaran membaca pemahaman dengan metode STAD.