Upload
vuonghanh
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
11
BAB II
PEMAHAMAN TERHADAP PARIWISATA
SECARA UMUM, WISATA AGRO, DAN
SIMANTRI
2.1. Pengertian Pariwisata
Pariwisata merupakan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan rekresasi dan
segala jenis persiapan yang dilakukan untuk kegiatan ini. Seorang dikatakan
wisatawan jika melakukan perjalahan sejauh kurang lebih 80 km (50 mil) dengan
tujuan rekreasi. Definisi lebih luas mengenai pariwisata adalah industri jasa yang
menawarkan jasa transportasi, hospitality, tempat menginap, makan dan minum
serta jasa yang bersangkutan dengan perjalanan wisata lainnya seperti asuransi
(Definisi oleh Organisasi Pariwisata Dunia). Menurut Undang Undang No.
10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah
berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta
12
layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah
Daerah.
Menurut Suwantoro (2004), secara hakekanya pariwisata adalah proses
kepergian seseorang atau lebih ke daerah lain dari daerah asalnya. Kepergian
tersebut umumnya memiliki beragam tujuan dan kepentingn seperti tujuan atau
kepentingan social, budaya, politik, kesehatan dan keagamaan ataupun
kepentinagn dan tujuan lain seperti keinginan mnambah pengalaman ataupun
pengetahuan. Kegiatan pariwisata erat kaintannya dengan perjalanan wisata, yaitu
perubahan tempat menetap secara sementara dengan berbagai tujua dan alasan
tanpa tujuan mendapatkan upah (non profit oriented). Oleh karena itu dapat
dikatakan pariwisata adalah kegiatan individu atau kelompok yang bertujuan
untuk memenuhi hasrat ingin tahu terhadap suatu tempat beserta hal-hal lain yang
terkait didalamnya. Dapat juga karena terdapat kepentinagn yang berhubungan
dengan kegiatan kesehatan, olah raga, pertemuan dan lain-lain. Dari uraian wisata
tersebut dapat dikatakan bahwa pariwisata memiliki banyak segi kegiatan. Dan
semua segi kegiatan tersbut industry pariwisata.
Industri pariwisata merupakan industri yang tergolong industri yang baru
berkembang, industri ini baru muncul dan berkembang setelah perang dunia ke-
II. Perkembangan industri pariwisata yang relatif baru ini dibanding industri
manufaktur yang sudah berkebang jauh sebelumnya. Namun sejak kemunculan
dan perkembangannya industry ini menjadi salah satu industri penting dan
tergolong salah satu indusri besar di dunia. Industri pariwisata bisa digolongkan
menjadi salah satu industri penting di dunia dilihat dari rasio penyerapan tenaga
kerja, angka investasi, dan penciptaan lapangan kerja baru. Namun dapat kita
lihat pula laju pariwisata yang semakin pesat juga membawa dampak burukburuk.
Diantaranya pariwista sering kerap dituding menjadi sumber atau penyebab
macetnya lalu lintas, kerusakan alam, kehancuran dan pergeseran budaya suatu
daerah dan pembawa masuk nilai-nilai budaya negatif bagi suatu daerah lain di
bangsa tertentu. (Sammeng, 2001)
13
2.1.1 Jenis Pariwisata
Berikut adalah jenis-jenis pariwisata, menurut Spillane (1989)
dalam Badrudin (2000) yang terdapat di daerah tujuan wisata yang
menarik wisatawan untuk mengunjunginya sehingga dapat pula
diketahui jenis pariwisata yang mungkin layak untuk dikembangkan
dan mengembangkan jenis sarana dan prasarana yang mendukung
kegiatan pariwisata tersebut.
1. Pleasure tourism(Pariwisata untuk menikmati perjalanan).
Wisatawan yang melakukan kegiatan wisata ini memiliki
tujuan meninggalkan daerahnya menuju daerah wisata untuk
berlibur, mencari hal-hal baru, untuk mengurangi ketegangan
syarafnya atau relaksasi, untuk menikmati keindahan alam, untuk
menikmati kebiasaat masyarakat suatu daerah, untuk menikmati
hiburan, dan sebagainya.
2. Recreation sites(Pariwisata untuk rekreasi)
Jenis wisata ini bertujuan untuk memanfaatkan waktu
selama malakukan kegiatan wisata atau berlibur untuk keperluan
beristirahat, untuk memulihkan kembali kondisi kesegaran
jasmani dan rohani dengan maksud untuk menghilangkan
keletihan dan kelelahannya.
3. Cultural tourism(Pariwisata untuk kebudayaan)
Ditandai dengan adanya tujuan atau maksud dan motivasi
untuk mengetahui suatu hal menyangkut kebudayaan melalui
kegiatan belajar di pusat pengajaran atau riset, untuk mempelajari
adat istiadat, cara hidup masyarakat negara lain dan sebagainya.
4. Sports tourism(Pariwisata untuk olahraga)
Jenis pariwisata ini ditujukan untuk kegiatan olahraga baik
dengan tujuan sebagai penikmat atau penonton kegiatan olahraga
saja ataupun terlibat langsung mempraktekan kegiatan olahraga
tersebut.
14
5. Business tourism (Pariwisata untuk urusan dagang besar)
Yang dimaksudkan dalam jenis pariwisata ini adalah pelaku
perjalanan memanfaatkan waktu senggangnya dalam dalam sela-
sela tujuan bisnisnya untuk menikmati perjalanan mengunjungi
objek-objek wisata atau atraksi wisata dimana pelaku perjalanan
menikmati perjalanannya sebagai wisatawan yang sedang
melakukan suatu kegiatan wisata
6. Convention tourism(pariwisata untuk konvensi)
Banyak negara yang tertarik dan menggarap jenis pariwisata
ini dengan banyaknya hotel atau bangunan-bangunan yang khusus
dilengkapi untuk menunjang convention tourism (Leonardo,
2008).
2.1.2 KebutuhanWisatawan
Menurut Suwantoro (2004), dalam melakukan perjalanan wisata
atau kegiatan wisara para wisatawan membutuhkan sarana dan
prasaran yang dapat mendukung kegiatannya. Beberapa kebutuhan dan
fasilitas yang mendukung kegiatan wisata tersebut diantaranya:
1. Kebutuhan transportasi baik berupa transportasi darat, laut dan
udara. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka diperlukan
sarana transportasi dengan standar tertentu
2. Fasilitas penginapan yang fariatif sesuai kemampuan wisatawan
yang berbeda-beda. Oleh karena itu dibutuhkan adanya fasilitas
penginapan berupa: hotel, villa, motel, caravan, losmen dan
sebagainya
3. Kebutuhan makanan dan minuman selama kegiatan wisata.
Pemenuahn terhadap selera wisatawan baik makanan lokal
maupun makanan dari daerah lain. Oleh karena itu dibutuhkan
fasilitas yang dapat menyediakan kebutuhan berupa makanan dan
minuman berupa restoran, bar, dan fasilitas lain sejenis lainnya.
15
4. Kebutuhantawan tersebut untuk menikmati atraksi pariwisata
ataupun objek wisata lainnya, serta perjalanan ke tempat-tempat
wisata yang dianggp menarik. Oleh karena itu diperlukan adanya
fasilitas transportasi dan pemadu wisatawan untuk memenuhi
kebutuhan wisatawan
5. Kebutuhan terhadap hiburan (entertainment) dan rekreasi di
waktu-waktu tertentu seperti saat waktu-waktu senggang.
Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan adanya fasilitas berupa
fasilitas olahraga atau tempat hiburan yang dapat mengakomodasi
kegiatan dan keinginan wisatawan secara spesifik
6. Kebutuhan terhadap memperoleh cinderamata dari daerah lokal
tempat wisatwan berkunjung sebagai kenang-kenangan yang
menjadi cirri khas daerah tersebut maka itu dibutuhkan took-toko
souvenir atau galery yang menjual cindera mata tersebut.
7. Kebutuhan untuk mendapatkan barang-barang keperluan sehari-
hari selama melakukan kegiatan wisata di daerah tertentu.
Fasilitas yang diperlukan untuk kebutuhan tersebut seperti took-
toko dan fasilitas sejenis lainnya
2.1.3 Produk Pariwisata
Indonesia merupakan salah satu Negara yang dalam rencana
pembangunan nasionalnya menempatkan pariwisata sebagai salah satu
sektor andalannya. Hal tersebut sangat relevan dilakukan karena
mengingat Indonesia memiliki banyak potensi besar baik potensi
budaya maupun keindahn alam yang dapat dikembangkan atau
dijadikan produk pariwisata Poduk pariwisata merupakan matarantai
dari beberapa komponen yang saling terkait (Sammeng, 2001).
Rangkainan mata rantai produk wisata ini antara lain berupa:
1. Daya Tarik
Jelas bahwa wisatawan datang ke suatu daerah pariwisata
karena tertarik oleh sesuatu yang ada pada daerah tersebut.
16
Sesuatu yang menyebabkan wisatawan tertarik untuk berkunjung
ke daerah tersebut disebut daya tarik atau atraksi wisata
2. Kemudahan (facilitation)
Salah satu yang menarik minat dari wisatawan untuk
berkunjung ke suatu daerah adalah karena kemudahan-kemudahan
yang ada pada daerah tersebut. Pertimbangan akan tidak adanya
fasilitas-fasilitas kemudahan yang bisa didapat oleh wisatawan di
suatu daerah dapat menjadikan wisatawan menjadi enggan
berkunjung ke daerah tersebut. Begitu juga sebliknya banayak
wisatawan yang mempertimbangkan berkunjung karena
kemudahan-kemudahan yang bisa di dapat.
3. Aksesbilitas
Aksesibilitas dalam komponen kegiatan pariwisata adalah
akases atau kelancaran perpindahan individu dari satu tempat ke
tempat lain. Perpindahan tersebut dapat bisa terjadi dalam jarak
dekat maupun jarak jauh.
4. Akomodasi
Akomodasi wisata yang dimaksudkan adalah segala jenis
sarana yang menunjang kegiatan wisatawan untuk menginap atau
menetap selama melakukan kegiatan wisata di suatu daerah
seperti contohnya: hotel, motel, villa, caravan, perkemahan,
pesiar, yacht dan sebagainya.
5. Kuliner (food and baverages)
Makanana dan minuman (kuliner) merupakan salah satu
komponen penting dalam kegiatan wisata. Wisatawan kerap
mempertimbangkan untuk berkunjung atau melkukan kegiatan
wisata ke suatu daerah karean alasan ingin mendapatkan makanan
dan minuman yang sesuai dengan selera merka maupun mencoba
makanan baru yang belum pernah mereka temukan di daerah lain
17
6. Perusahaan perjalanan
Salah satu cara yang paling mudah yang dapat ditempuh
oleh wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata serta kegiatan
wisatanya di suatu daerah. Perusahaan perjalananan memberikan
jasa pada wisatawan untuk keperluan kegiatan wisatanya.
7. Hiburan Dan Souvenir
Bagian akhir dari komponen-komponen produk wisata yang
menjadi mata rantai dan saling terkait adalah adalah hiburan dan
cindera mata. Hiburan dan cindermata yang dimaksud adalah
hiburan yang bernuansa lokal sebagai cirri khas dari suatu daerah
tersebut
Setiap matarantai tersebut saling terkait satu sama lain antar
bidang yang dapat saling mempengaruhi.
2.1.4 Klasifikasi Usaha Pariwisata
Dari kebutuhan wisatawan dan fasilitas yang dapat memenuhi
kebutuhan tersebut yang telah diurai diatas dapat dikatakan bahwa
pariwisata merupakan suatu industri yang kompleks, hal tersebut dapat
dilihat dari uraian diatas banyak kegiatan dan kebutuhan wisatawan
dalam sebuah kegiatan wisata. fasilitas dan kebutuhan tersebut
diantaranya seperti usaha perhotelan (home stay), usaha
kerajinan/cinderamata, tempat hiburan, usaha perjalanan, dan usaha–
usaha lainnya yang dapat memenuhi kebutuhan suatu kegiatan wisata.
Usaha pariwisata dapat dapat dikaitkan dengan sarana pokok
kepariwisataan yaitu perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat
tergantung kepada arus kedatangan orang-orang yang melakukan
perjalanan wisata (Yoeti, 1996). Berikut klasifikasi usaha pariwisata
dapat dilihat pada tabel 2.1
18
Tabel 2.1 Klasifikasi Usaha Dalam Pariwisata
Klasifikasi Usaha
Akomodasi
Hotel, Motel, Losmen, Vila, dll
Camping Ground
Penjualan Pakaian
Usaha Areal Rekreasi
Kebudayaan dan entertainment
Museum
Taman Botanical Dan Zoological
Teater
Taman Hiburan
Usaha Perjalanan Agen Perjalanan, Biro Ntur, dan Guide
Pelayanan Makanan Restoran, Bar, Dan Night Club
Usaha kendaraan Penitipan Kendaraan dan service
Transportasi
Transportasi Udara
Antar Kota dan Transit Pedesaan
Bus dan Kendaraan Carter
Penyewaan Mobil
Transportasi Air
Lain-lain
Toko Kamera dan Fotografi
Toko Hadiah dan Souvenir
Laundry dan Optik
Sumber: Ritchie 1987
2.1.5 Pengembangan Pariwisata
Pengembangan pariwisata adalah memajukan suatu daerah
pariwisata atau objek pariwisata yang spesifik dengantujuan untuk
memajukan daerah pariwisata atau objek pariwisata tersebut dengan
cara melakukan perubahan dan perbaikan, memelihara apa yang sudah
ada sebelumnya, atau menciptakan sesuatu yang baru. Ada beberapa
hal yang menentukan dan menjadi perhatian khusus dalam
pengembangan suatu obyek wisata(Hadinoto,1996), diantaranya
adalah:
1. Atraksi Wisata
Atraksi wisata merupakan objek wisata yang menjadi salah
satu pertimbangan wisatawan untuk menunjungi suatu daerah
19
wisata. Atraksi wisata yang dimaksud dapat diidentifikasikan
berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, budaya, dan
sebagainya, hal-hal tersebut perlu dikembangkan untuk menjadi
atraksi wisata. Tanpa adanya atraksi wisata yang menjadi daya
tarik kegiatan pariwisata di suatu daerah tidak akan terjadi.
2. Promosi dan Pemasaran
Promosi merupakan salah satu komponen untuk
memperkenalkan dan menginformasikan serta bagaimana cara
mengunjungi suatu atraksi wisata. dalam koridor perencanaan,
promosi merupakan bagian penting.
3. Pasar Wisata (Masyarakat pengirim wisata)
Pasar wisata adalah salah satu komponen yang penting.
walaupun dalam koridor perencanaan belum ada dan diperlukan
riset secara spesifik dan mendalam, namun informasi yang terkait
dengan trend perilaku, keinginan, kebutuhan, asal, motivasi, dan
sebagainya dari wisatawan perlu dikumpulkan dari mereka yang
berlibur maupun pelaku wisata.
4. Transportasi
Motivasi dan keinginan wisatawan berbeda dengan penyedia
jasa transportasi. Transportasi memiliki kontribusi yang cukup
signifikan terhadap volume dan lokasi pengembangan pariwisata.
5. Fasilitas dan pelayanan (Masyarakat Penerima Wisatawan yang
Menyediakan Akomodasi dan Pelayanan Jasa Pendukung Wisata).
Ada pula unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna
menunjang pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata
(Suwantoro, 1997), unsur tersebut meliputi:
1. Obyek dan Objek wisata
Objek wisata atau dapat juga disebut objek wisata
merupakan salah satu hal yang dapat menarik minat wisatawan
20
untuk datang mengunjungi suatu daerah wisata. Pada umunya
objek wisata pada suatu daerah bergantung pada:
a. Adanya sumber daya yang dapat menciptakan kesenangan,
indah, rasa nyaman dan bersih.
b. Adanya aksesibilitas yang mudah untuk dapat mencapai
daerah dimana objek atau objek wisata tersebut berada.
c. Adanya ciri khas pada objek wisata tersebut atau memiliki
spesifikasi khusus yang tidak dimiliki oleh objek wisata lain.
d. Adanya sarana dan prasarana pariwisata yang layak untuk
memenuhi kebutuhan wisatawan.
e. Adanya obyek wisata alam memiliki daya tarik tinggi
(pegunungan, sungai, pantai, hutan dan lain- lain).
f. Daya tarik tinggi dan memiliki nilai khusus dari objek wisata
dalam bentuk atraksi wisata dari segi kesenian, upacara-
upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu obyek
buah karya manusia pada masa lampau.
2. Prasarana Wisata
Prasaran wisata merupakan sumber daya alam maupun
sumber daya buatan yang dibutuhkan oleh wisatawan dalam
kegiatan wisatanya prasarana wisata tersebut berupa jalan, listrik,
air, telekomunikasi, terminal, jembatan dan lain sebagainya.
3. Sarana Wisata
Sarana wisata merupakan kelengkapan yang diperlukan
wisatawan dalam sebuat kegiatan wisatanya. Berbagai sarana
yang dapat menunjang kegiatan wisata para wisatawan tersebut
diantaranya berupa hotel, biro perjalanan, alat transportasi,
restoran dan rumah makan serta sarana pendukung lainnya.
21
2.2. Pengertian Wisata Agro
Dalam kamus besar bahasa Indonesia definisi dari Wisata Agro merupakan
Wisata yg sasarannya adalah pertanian (perkebunan, kehutanan, perikanan, dan
lain sebagainya).
Menurut Deptan dengan kondisi dan letak geografis, keindahan alam, kekayan
hayati dan keberagaman budaya yang dimiliki, Indonesia memiliki potensi yang
begitu besar untuk pengembangan Wisata Agro. Pengembangan Wisata Agro ini
diharapkan dapat meningkatkan kehidupan petani dan melestarikan kekayaan hayati
di Indonesia. Kekayaan alam yang dimiliki indonesia sangat berpeluang untuk
dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan baik dimanfaatkan sebagai sumber
plasma nutfah atau dikembangkan menjadi daerah wisata. Demikian juga halnya
kondisi iklim dan keadaan tanah yang beragam dapat dimanfaatakan untuk
pengembanagn sektor pertanian.Hal tersebut dapat dilihat melalui pengembangan-
pengembanhan teknologi pertanian yang dilakukan masyarakat lokal yang
bergantung pada kondisi iklim dan tanah yang beragam di setiap daerah yang ada di
Indonesia.Beragam keunikan yang dimiliki Indonesia tersebut dapat menjadi daya
tarik atau atraksi wisata yang dapat menarik minat bangasa lain untuk berkunjung
Wisata Agro atau Agrotourism merupakan salah satu objek wisata yang
mengangkat sektor pertanian (agro) sebagai daya tariknya. Tujuannya adalah untuk
mengangkat sektor pertanian sebagai objek wisata sehingga dari sana bisa didapat
pengetahuan, pengalaman, dan hubungan usaha yang terkait bidang
pertanian.Melalui pengembangan Wisata Agro manfaat yang bisa didapat antaranya
adalah peningkatan kualitas hidup petani dan plestarian sumber daya hayati yang
ada di suatu daerah, serta menjaga keberadaan teknologi dan budaya lokal
(indigenous knowledge) yang ada karena kesesuaian kondisi lingkungannya
(Utama, 2012).
Pada era otonomi daerah, pengembangn Wisata Agro dapat dilakukan tanpa
takut adanya persaingan antar daerah mengingat masing-masing daerah memiliki
keunikan tersendiri karena keberagaman yang dimiliki masing- masing daerah di
Indonesia.Tiap daerah dapat mengembangkan daya tarik daerahnya berdasarkan
keunikan dan potensi yang dimilikinya (Deptan, 2002).
22
2.2.1 Wisata Agro Dari Segi Pertanian
Definisi Wisata Agro dari perspektif pertanian adalah merupakan
upaya diversifikasi dan peningkatan kualitas sektor pertanian secara
unik (Utama, 2102). Pelaksanaan pembangunan sektor pertanian yang
dipandang masih memiliki kelemahan memunculkan pemikiran
perlunya ada cara pandang baru dari pendekatan pembangunan sistem
dan usaha agribisnis. Cara pandang melalui sistem dan usaha agribisnis
ini menekankan pada tiga hal yakni:
1. Pembangunan agribisnis yang berorientasi atau berdasarkan pada
bisnis dan keuntungan (profit oriented)
2. Pembangunan pertanian dalam lingkup pembangunan agribisnis
tidak semata pembnagunan yang bersifat sektoral melainkan
bersifat multi sektoral dan diperlukanadanya keterlibatan lembaga
jasa terkait
3. Tidak hanya bersifat pembangunan parsial pengembangan
komoditas, melainkan terkait dengan pengembangan daerah dan
upaya peningkatan pendapatan masyarakat pertanian.
Pandangan baru tersebut melahirkan paham bahwa penerapan
baru tentang pertanian dengan penerapan model agribisnis, dan salah
satu produk dari model agribisnis tersebut adalah Wisata Agro.
Produk-produk agribisnis yang salah satunya berupa Wisata Agro ini
dapat berupa produk pertanian ataupun berbentuk kawasan dengan
daya tarik tertentu yang spesifik. Hal tersebut didasarkan pada prinsip
bahwa Wisata Agro merupakan salah satu usaha bisnis di bidang
pertanian denagn fokus penekanan pada penjualan jasa kepada
konsumen. Objek Wisata Agro tidak hanya sebatas kepada objek
dengan skala lahan luas seperti kawasan perkebunan ataupun
kehutanan melainkan kawasan dengan skala yang lebih kecil dengan
potensi dan keunikan tersendiri sebagai atraksi wisata yang menjadi
daya tarik bagi wisatawan dapat pula dikembangkan menjadi objek
Wisata Agro. Seiring dengan adanya atraksi wisata yang menjadi daya
23
tarik kunjungan wisatawan makapeluang akan terbuka peluang pasar
bagi produk lain di daerah bersangkutan tidak hanya bagi bagi objek
Wisata Agro bersangkutan melainkan bagi pasar dan kebutuhan
masyarakatnya. Dengan adanya paham ini, Wisata Agro sebagai salah
satu produk agribisnis dapat dijadikan salah satu sumber pertumbuhan
dan pendapatan baru daerah, sektor pertanian dan ekonomi nasional
(Soekartawati, 1999).
2.2.2 Wisata Agro Dari Segi Pariwisata
Menurut pandangan dari Rilla (1999), Wisata Agro merupakan salah
satu produk wisata yang dipandang pro pertanian. Filosofi dari Wisata
Agro adalah menciptakan peningkatan pendapatan kaum petani, kaulitas
hidup, alam, dan daerah dimana objek Wisata Agro tersebut berada
sehingga berdampak pada kualitas dari hunian disekitar objek tersebut
menjadi hunian yang berkualitas. Dapat dikatakan dengan adanya objek
Wisata Agro di suatu daerah memberikan kesempatan bagi kaum petani
untuk meningkatkan kualitas hidupnya dengan sumber daya yang mereka
miliki sebagai jalan atau cara untuk mencapai hal tersebut.
Sementara dari sudut pandang wisatawan Wisata Agro merupakan
salah satu sumber pendidikan bagi merka untuk mengetahui tentang
bidang pertanian dan memberikan pengetahuan bahwa pekerjaan sebagai
petani adalah pekerjaan yang mulia karena kehidupan manusia tidak akan
pernah bisa lepas atau akan teus bergantung pada bidang pertanian.
Dengan kata lain Wisata Agro bagi wisatawan merupakan salah satu
pilihan produk wisata yang bersifat edukatif atau mendidik. Keuntungan
lain yang menjadi pertimbangan wisatawan untuk mengunjungi objek
Wisata Agro adalah mereka dapat menikmati keindahan alam dengan
udara segar yang masih alami tanpa tercemar polusi dan dapat menikmati
produk pertanian yang masih segar bahkan organik atau green product.
Wisata Agro dibandingkan perjalanan atau produk wisata lain tergolong
wisata alam yang murah dan memiliki keunikan tersendiri karena
24
mengangkat potensi alam dan keunikan produk pertanian sebagai daya
tarik atau atraksi wisatanya. Wisata Agro merupakan tautan akan
pariwisata yang pro lingkungan dan bertanggung jawab (Utama, 2102)
Pariwisata internasional pada saat initelah mengalami pergeseran
yang cenderung mengarah pada pariwisata Agrotourism yang
berwawasan lingkungan, konservasi alam dengan pemanfaatanalam dan
lingkungan secara bertanggung jawab(Sudibya, 2002). Ecotorism atau
Wisata Agro adalah wisata yang dapat menggerakan perekonomian
masyarakat meningkatkan usaha kecil seperti pertanian, usaha rumah
tangga, kerajinan, dan usaha kecil lainnya karena wisatawan Wisata Agro
adalah wisatawan yang bersentuhan langsung dengan penduduk sekitar
dimana objek Wisata Agro tersebut berada.
Menurut perspektif pariwisata, Wisata Agro merupakan bagian
wisata alam yang memiliki etika perencanaan dan filosofis pro pertanian
(Utama, 2102). Pengembangan Wisata Agro berdasarkan pada prinsip
dan etika bahwa Wisata Agro hendaknya memiliki kelangkaan, alami,
unik, dan melibatkan petani setempat. Konsep perencanaan wisata alam
sangat menekankan pada perencanaan yang bersifat regional dan
kawasan. Karena perencanaan wisata alam sangat erat kaitannya dengan
upaya mengkonservasi alam, maka konsep dan prinsip perancangan yang
berwawasan lingkungan wajib menjadi dasar pemikirannya. Aspek yang
paling penting dari perancangan Wisata Agro dari sekian tinjauan yang
dilakukan adalah keterlibatan masyarakat lokal karena bagaimanpun juga
Wisata Agro merupakan salah satu upaya atau motivasi bagi para petani
untuk memperoleh penghasilan tambahan selain dari sektor utamnya
pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Selain
itu Wisata Agro juga merupakan sarana yang dapat memberikan
pendidikan bagi orang banyak tentang pertanian dan ekosistem. Jadi
pelaku-pelaku utama dalam Wisata Agro adalah petani, wisatawan dan
pemerintah atau institusi. Oleh karena itu terdapat model ideal terkait
25
pengembangan Wisata Agro yang sering disebut 4A + 1I yang dapat
dilihat dari gambar 2.1:
Gambar 2.1 Model Ideal Pengembangan Wisata Agro
Sumber: Wisata Agro Sebagai Pariwisata Alternatif Indonesia
Dalam diagram digambarkan Wisata Agro merupakan atraksi wisata
atau objek wisata yang ditawarkan sebagai produk wisata. Aksesibilitas,
ansilari, dan aksesibilitas merupakan pendukung yang membentuk
kesempurnaan dari produk Wisata Agro semua komponen tersebut
idealnya melibatkan masyarakat lokal dalam stiap lininya. Sementara itu
terdapat tiga pelaku yang berkepentingan dalam kualitas produk Wisata
Agro trsebut yang diantaranya:
1. Masyarakat lokal yang berhak mendapatkan peningkatan kualitas
hidup dari hasil pengembangan Wisata Agro di daerahnya
2. Wisatawan berhak mendapatkan kualitas Wisata Agro yang layak
sesuai harapannya
26
3. Investor berhak mendapatkan keuntungan maksimal dari hasil
investasi yang telah mereka keluarkan
Selain faktor 4A + 1I tersebut, faktor lain yang harus ada dalam
sebuah objek wisata menurut Gede Pitama dan I Ketut Surya Diarta
dalam buku pengantar ilmu pariwisata menyatakan bahwa wisatawan
memerlukan pelayanan, makanan, toko cindera mata, dan sesuatu yang
akan dinikmati, dilihat atau dilakukan dalam sebuah objek wisata
tersebut.
Pada tahap selanjutnya pengembangan objek wisata yang ideal
adalah pengembangan objek wisata yang memperhatikan pelestarian
lingkunagn (Ramly, 2007).
2.2.3 Manfaat Pengembangan Wisata Agro
Menurut Deptan (2002), pengembangan kawasan Wisata Agro
sesuai dengan kondisi daerah tersebut, mulai dari tipologi, kapabilitas,
dan potensi yang dimiliki dapat berkontribusi dalam usaha pelestarian
alam dan lingkungan serta peningkatan kualitas hidup petani yang ada di
daerah yang dikembangkan menjadi kawasan Wisata Agro tersebut. hal
tersebut secara tidak langsung akan memberikan persepsi baru pada
masyarakat dan kaum petani daerah sekitar akan pentingnya pelestarian
sumber daya lahan pertanian di daerah mereka.Nantinya pengembangan
Wisata Agro juga akan memiliki dampak penyerapan tenaga kerja dari
penduduk sekitar daerah pengembangan. Hal ini dapat menahan arus
eksodus perpindahan penduduk desa ke kota dengan alasan mencari
mata pencarian. Manfaat yang dapat dipeoleh dari Wisata Agro adalah
melestarikan sumber daya alam, melestarikan teknologi lokal, dan
meningkatkan pendapatan petani/masyarakat sekira lokasi wisata.
1. Melestarikan Sumber Daya Alam
Wisata Agro merupakan kegiatan industri wisata yang
mengaharapkan kunjungan langsung wisatawan ke daerah dimana
suatu kawasan Wisata Agro tersebut berada.Hal yang paling
27
penting yang dapat menjadi daya tarik untuk menarik minat
wisatawan berkunjung adalah keaslian, keunikan, keindahan alam,
dan kenyamanan. Oleh sebab itu kualitas lingkunagan menjadi
salah satu perhatian khusus dalam pengembangan kawasan Wisata
Agro.Karena kesadaran terhadap perlunya kualitas tersebut,
masyarakat sekitar dan petani lokal perlu dilibatkan untuk menjaga
keaslian, keunikan, keindahan alam, dan kenyamanan daerahnya
Wisata Agro tergolong dalam wisata ekologi (eco-toursm),
karena kegiatan pariwisata jenis ini tidak merusak atau mencemari
alam,tujuannya semata hanya menikmati keindahan alam, hewan
atau tumbuhan liar di lingkungannya serta sebagai kegiatan
perjalanan wisata yang bersifat edukatif. Oleh sebab itu,
pengembangan serta mempertimbangkan beberapa hal sebagai
berikut:
a. Pengaturan dalam perencanaannya tidak boleh lepas dari
kultur sejarah dan budaya yang menarik, keindahan biofisik,
keadaan alam yang alami, dan konservasi sumber daya alam.
b. Terdapat unsur pendidikan, dapat memberi persepsi yang
positif dan terhadap kawasn Wisata Agro dan lingkungan
sekitarnya
c. Melibatkan masyarakat lokal. Masyarakat berperan sebagai
penjaga kealamian dan kaunikan objek wisata dan sebagai
penyedia akomodasi wisata atau pemandu wisata
d. Meningkatkan usaha konservasi. Eklologi sebagai dasar
pengembangan pariwisata memberikan dampak pada besarnya
upaya perlindungan wilayah, contohnya adalah
pengidentifikasian satwa liar, rehabilitasi lingkungan, serta
memberikan fasilitas bagi pihak yang turut serta berperan
dalam pelestarian lingkungan
28
2. Mengkonversi Teknologi Lokal
Keunikan teknologi lokal yang dikembangkan oleh
masyarakat lokal yang merupakan hasil dari adaptasi dengan
kondisi dan keadaan lokal suatu daerah merupakan salah satu aset
yang dapat menjadi salah satu atraksi wisata. Bahkan teknologi
lokal yang dikembangkan oleh masyarakat ini dapat dijual kepad
pihak lain.Sehingga teknologi lokal yang merupakan wujud nyata
daripengetahuan yang berasal dai kebiasaan adat istiadat
(indigenous knowleadge) itu bisa dilestarikan.
3. Meningkatkan Pendapatan Petani dan Masyarakat Sekitar
Selain memiliki tujuan menarik wisatawan ke daerah Wisata
Agro. Tujan utama yang tidak kalah penting dari pengembangan
Wisata Agro adalah denagan objek wisata tersebut dapat menambah
pendapatan petani lokal dan peningkatkan kualitas
hidupnya.Kunjunagan wisatawan ke daerah Wisata Agro akan
memberikan dampak kepada produk pertanian dari petani lokal
yang akan dilirik oleh wisatawan sehingga terjadi efisiensi
pemasaran dan efektifitas promosi.Dengan mulai munculnya
kesadaran dari petani untuk menjaga kelestarian lingkungan dan
alam, natinya akan berdampak pada kelancaran produksi yang akan
meningkatkan penghasilan petani. Sedangkan dampaknya bagi
masyarakat sekitar adalah, dengan meningkatnya intensitas
kunjungan wisatawan dapat dimanfaatkan sebagai kesempatan
untuk membuka usaha penyediaan fasilitas pendukung wisata untuk
pemenuhan kebutuhan wisatawan
Daya tarik pariwisata alam ini juga dapat menarik pihak lain
yang memiliki tujuan pengenalan dan pembelajaran terhadap
bidang pertanian, yang berpengaruh pula pada peningkatan
pendapatan petani.
29
2.2.4 Atraksi-Atraksi yang Ditawarkan
Dalam direktori profil Wisata Agro Departemen Pertanian tahun
2002, pengembangan Wisata Agro dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu degan pengembangan ruang tertutup (seperti museum) dan
pengembangan ruang terbuka (lansekap atau taman) atau dapat pula
kombinasi dari keduanya. Pengembangan dengan cara ruangan tertutup
dapat menampilkan diorama, alat-alat pertanian beserta keterangan
pengolahan produksi hasil pertanian.Sedangkan pengembangan dengan
konsep ruangan terbuka dapat berupa penataan lahan yang baik dengan
mempertimbangkan kondisi alam dan tipologinya untuk menciptakan
lahan pertanian yang efektif.komponen yang ditampilkan dalam
pengembangan Wisata Agro ruangan terbuka dapat berup flora dan
fauna yang dibudidayakan maupun flora fauna liar yang ada di daerah
tersebut, komoditas pertanian teknologi prduksi hasil pertanian serta
pasca panen, dan pemandangan alam berlatar belakang pertanian.Wisata
Agro dengan konsep ruang terbuka dapat dirancang denagn cara
memepertahankan keadaan alami dengan sedikit campur tangan manusia
ataupun dengan penataan kompomnen alam buatan manusia. Berikut
penjelasan spesifik mengenai pengembanagn Wisata Agro ruang terbuka
alami dan buatan.
1. Wisata Agro Ruang Terbuka Alami
Pengembangan atau perencanaan Wisata Agro ruang terbuka
ini area Wisata Agro berada pada keadaan alami diaman kegiatan
pertanian itu berlangsung. Masyarakat atau petani lokal daerah
tersebut melakukan kegatan yang biasa mereka lakukan sehari-hari
tanpa ada pihak lain yang mengatur. Untuk lebih memberikan
kenyamanan pada pengunjung objek wisata yang berupa keindahan
alam beserta kegiatan masyarakat didalamnya dapat lebih
ditonjolkan dengan melakukan cara-cara tertentu yang lebih
spesifik, namun tetap memperhatikan kealamian dan dan keaslian
objeknya. Fasilitas yang menunjang kenyamanan wisatawan
30
disediakan disekitar area tersebut dengan catatan tidak menggaggu
atau mengurangi keaslian dan kealamian kultur asli dari area
tersebut,fasilitas tersebut dapat berupa sarana transportasi, tempat
berteduh, dan sanitasi.
2. Wisata Agro Ruang Terbuka Buatan
Area Wisata Agro ruang terbuka buatan ini dapat dirancang
pada tempat spesifik yang telah dipilih sebelumnya, namun
sebelumnya area ini tidak dimiki oleh pihak adat sehingga tidak
mengganggu kultur setempat.Penataan ruang terbuaka buatan ini
disesuaikan dengan keadaan alami disekitarnya sesuai dengan daya
dukungnya serta komoditi yang ada dikembangkan sehingga area
tersebut memiliki daya jual. Begitu pula teknologi yang akan
diaplikasikan disana disesuaikan dengan teknologi yang
berkembang pada masyarakat setempat sehingga dapat menjadi satu
kesatuan yang menjadi daya tarik atau atraksi wisata yang unik bagi
wisatawan.Untuk pendukung serta akomodasi guna memenuhi
kebutuhan wisatawan dapat dirancang denagn spesifikasi khusus
namuntetap memperhatikan kultur dan keseimbangan ekosistem
yaga ada.Pengeloalaan kegiatan wisata ini dapat dipegang oleh
badan usaha swasta maupun pemerintah, namaun pelaksana atau
pelaku atraksi wisatanya tetap petani lokal yang menerapkan
teknologi lokal untuk menjaga ciri khas atau keunikan yang ingin
diangkat pada daerah tersebut.Teknologi budaya pertanian sebagai
hasil adaptasi atau penyesuaian diri masyarakatnya dengan keadaan
dan kondisi daerah sekitar merupakan salah satu atraksi atau objek
wisata yang memiliki potensi besar untuk dipasarkan.Upaya
pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup petani yang memiliki
lahan sempit serta adanaya indikasi pemanfaatan lahan pertanian
yang melebihi daya dukungnya menjadikan pengembangan usaha
pertanian yang bersinergi dengan industri wisata ini sangat relevan
dilakukan demi mewujudakan upaya tersebut.
31
Objek wisata dan potensinya dapat dibedakan menjadi dua hal
yaitu buatan manusia dan objek wisata alami.Objek wisata alami
tersebut berupa kondisi iklim, pemandangan alam, dan sumber air
kesehatan. Objek wisata buatan manusia dapat berupa falitas atau
prasarana, peninggalan sejarah dan budidaya, pola hidup
masyarakat dan tempat rekreasi dan olahraga.
2.3. Pengertian Simantri
Sistem pertanian terintegerasi (simantri) adalah salah satu program
pemerintah Provinsi Bali dibawah dinas pertanian yang dimaksudkan sebagai
upaya terobosan dalam percepatan adopsi dan pengaplikasian teknologi pertanian
yang merupakan pengembangan model percontohan dalam percepatan alih
teknologi kepada masyarakat di pedesaan. Inovasi percepatan teknologi pertanian
tersebut dimaksudkan untuk mengahasilkan produk pertanian yang organik
dengan pendekatan pertanian tekno ekologis.Simantri mengintegrasikan kegiatan
sektor pertanian dengan sektor pendukungnya baik secara vertikal maupun
horizontal sesuai potensi masing-masing wilayah yang berbeda-beda dengan
mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal yang ada di daerah tersebut yang
natinya akan menciptakan diversivikasi usaha tani (Dinas Pertanian Tanaman
Pangan, 2012). Diversivikasi tersebut diantaranya berupa:
1. Diversivikasi usaha tani secara horizontal
Megusahakan atau meghasilkan beberapa komoditi secara terpadu dengan
menerapkan sistem tanam tumpang sari tanaman pangan, hortikultura,
perkebuanan, peternakan, perikananan bahkan sampai kehutanan
(agroforestry).
2. Diversifikasi usaha tani secara vertikal
mengembangkan unit pelayanan sarana produksi dan lembaga keuangan
mikro, melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi usaha tani, pengolahan
dan pemasaran hasil ikutan (bio gas, bio urine, pupuk organik dan bio
pestisida, kompos, pakan, bio arang, asap cair jamur, madu, sabun, dan lain
sebagainya)
32
Kegiatan integrasi yang dilaksanakan juga berorientasi pada usaha
pertanian yang sebisa mungkin tanpa limbah (zero waste) serta menghasilkan 4 F
(food, feed, fertilizer dan fuel).Kegiatan utamanya yakni mengintegerasikan usaha
budidaya pertanian dan budidaya peternakan. Integerasi tersebut dapat dilihat
secara garis besar dari pemanfaatan limbah tanaman yang diolah menjadi pakan
ternak dan cadangan pakan saat musim kemarau tiba serta limbah peternakan yang
berupa faeces dan urine diolah menjadi, bio gas, bio urine, pupuk organik dan bio
pestisida dalam kegiatannya.Sasaran Kegiatan Simantri Diantaranya:
1. Peningkatan luas tanam, populasi ternak, perikanan dan kualitas hasil.
2. Tersedianya pakan ternak berkualitas sepanjang tahun.
3. Tersedianya pupuk dan pestisida organik serta bio gas.
4. Berkembangnya diversifikasi usaha, lembaga usaha ekonomi dan
infrastruktur di pedesaan.
2.3.1 Maksud Dan Program Kegiatan Simantri
Dalam buku panduan simantri oleh Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Provinsi Bali disebutkan maksud dan program simantri yang
diantaranya berupa:
1. Mendukung berkembangnya diversifikasi usaha pertanian secara
terpadu dan berwawasan agribisnis.
2. Sebagai salah satu upaya pengentasan kemiskinan, pengurangan
pengangguran, mendukung pembangunan ramah lingkungan, Bali
bersih dan hijau (clean and green) serta program Bali Organik
menuju Bali Mandara.
3. Kegiatan utama adalah integrasi tanaman dan ternak dengan
kelengkapan : unit pengolah kompos, pengolah pakan, instalasi bio
urine dan biogas .
4. Dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan dengan target
peningkatan pendapatan petani pelaksana, minimal 2 (dua) kali lipat
dalam 4 – 5 tahun ke depan.
33
2.3.2 Kriteria Pelaksanaan Simantri
Kriteria Lokasi Kegiatan Simantri adalah desa yang memiliki
potensi pertanian dan memiliki komoditi unggulan sebagai titik ungkit
serta terdapat Gapoktan yang mau dan mampu melaksanakan program-
program kegiatan sistem pertanian terintegrasi (simantri). program
simantri ini juga dapat dilaksanakan pada desa dengan rumah tangga
miskin (RTM) yang memiliki SDM dan potensi untuk pengembangan
agribisnis (Dinas Peranian Tanaman Pangan Provinsi Bali, 2014).
2.3.3 Indikator Keberhasilan Simantri
Terdapat beberpa indikator keberhasilan program kegiatan simantri
yang diantaranya:
1. Berkembangnya SDM baik petugas pertanian maupun petani dan
kelembagaan yang terkait dengan bidang pertanian serta.
2. Terciptanya lapangan kerja melalui pengembangan diversifikasi
usaha pertanian dan industri rumah tangga yang merupakan hasil
dari produk simantri.
3. Berkembangnya intensifikasi dan ekstensifikasi usaha tani
4. Meningkatnya insentif berusaha tani melalui peningkatan
produksi dan efisiensi usaha tani (pupuk, pakan, biogas, bio urine,
bio pestisida diproduksi sendiri atau in situ)
5. Tercipta dan berkembangnya pertanian organik menuju green
economic.
6. Berkembangnya lembaga usaha ekonomi perdesaan.
7. Peningkatan pendapatan petani (minimal 2 kali lipat).
2.4.Kajian Terhadap Proyek Sejenis
2.4.1 Chelsea Wisata Agro, Desa Taro, Gianyar, Bali
1. Lokasi
Desa Taro, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali
2. Fasilitas
34
Wisata Agro yang berada di Desa Taro, Kecamatan Ubud,
Kabupaten Gianyar ini berada diatas lahan perkebunan dengan luas
luas 4,5 hektar dengan komoditas utama perkebunan berupa jeruk
dan kopi. Beberapa fasilitas yang mendukung kegiatan wisata yang
ada pada area Wisata Agro ini berupa:
a. Parkir
b. Information Area
c. Halaman Bermain
d. Toilet
e. Aula
f. Gazebo
g. Area Bermain (Kids Zone)
h. Restoran
i. Lounge
j. kandang ternak
k. Rest Area
l. Tempat ibadah
Gambar 2.2 Area Perkebunan Gambar 2.3 Area Bermain
35
3. Aktivitas
Beberapa aktivitas-aktivitas atau kegiatan wisata yang dapat
dilakukan pada area Wisata Agro ini berupa:
a. Berkeliling di sekitar kawasan Wisata Agro
b. Memetik buah
c. Bermain
d. Belajar mengetahui komoditi dan hasil produksi pertanian
dan peternakan
e. Makan dan minum
f. Beristirahat
4. Program Kegiatan
Program kegiatan yang dimaksudkan merupakan program kegiatan
yang dilakukan oleh pihak pengelola dalam mengoperasikan area
Wisata Agro ini, program kegiatan tersebut diantaranya:
a. Memberi informasi kepada wisatawan (tour guiding)
b. Beribadah
c. Beristirahat
d. Makan dan minum
e. Maintenance
f. Pemberian pakan ternak
g. Panen/perawatan tanaman
Gambar 2.4 Bale Rest Area Gambar 2.5 Lapangan Depan
36
2.4.2 Teba Sari, Desa Lodtunduh, Gianyar, Bali
1. Lokasi
Dusun Kellingkung, Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud, Bali
2. Fasilitas
Area Wisata Agro di Dusun Lodunduh ini merupakan area Wisata
Agro alami buatan dengan memanfaatkan alam Dusun Lodtunduh
sebagai site penataan lansekap dengan dominasi tanaman kopi
sebagai komoditi utamanya.Penataan lansekap diarancang
menyerupai teba (pekarangan belakang rumah tradisional Bali
yang dimanfaatkan sebagai kebun yang ditanami
tumbuhangunamemenuhi kebutuhan sehari-hari penghuninya)
dengan vegetasi lokal sebagai elemen pengisinya. fasilitas
pendukung bagi wisatawan dan pengelola yang terdapat di area
Wisata Agro ini berupa:
a. Parkir
b. Gazebo/rest area
c. Ruang pengelola dan staff
d. Ruang informasi
e. Tempat makan
f. Area penjualan cinderamata/souvenirdan hasil produksi
komoditi pertanian
g. Kitchen
h. Toilet
i. Tempat ibadah
37
3. Aktivitas
Beberapa aktivitas-aktivitas atau kegiatan wisata yang dapat
dilakukan pada area Wisata Agro ini berupa:
a. Berkeliling di sekitar kawasan Wisata Agro
b. Belajar mengetahui komoditi dan hasil produksi pertanian
c. Berbelanja hasil produksi pertanian
d. Makan dan minum
e. Beristirahat
4. Program Kegiatan
Program kegiatan yang dimaksudkan merupakan program kegiatan
yang dilakukan oleh pihak pengelola dalam mengoperasikan area
Wisata Agro ini, program kegiatan tersebut diantaranya:
a. Memberi informasi kepada wisatawan (tour guiding)
b. Beribadah
Gambar 2.6 Area Perkebuan Gambar 2.7 Penjualan Produk
Gambar 2.8 Tempat Makan Gambar 2.9 Rest Area
38
c. Beristirahat
d. Makan dan minum
e. Maintenance
f. panen/perawatan tanaman
g. Pengolahan hasil produksi pertanian
h. Penjualan komoditi hasil produksi pertanian
2.4.3 Bali Pulina, Desa Tegallalang, Gianyar, Bali
1. Lokasi
Jl. Raya Ceking Br. Pujung Kelod, Kecamatan Tegalalang,
Kabupaten Gianyar, Bali
2. Fasilitas
Berlokasi di Jalan Raya Ceking, Banjar Pujung Kelod, Kecamatan
Tegalalang, araea Wisata Agro Bali Pulina berdiri diatas lahan
berkontur yang menjadi kekuatan dan nilai tambah dalam penataan
lansekap dan fasilitas-fasilitas pendukungnya.. Atraksi wisata yang
ditampilkan adalah keindahan alam pertanian berupa hamparan
sawah (rice trrace) yang sudah menjadi ciri khas Desa Ceking
Kecamatan Tegallalang beserta teknologi pertanian
lokalnyadengan kegiatan sehari-hari petani setempat di dalam area
sawah tersebut. Penataan lansekap di dalam area Wisata Agro
sendiri mengambil konsep tegalan (kebun tradisional Bali yang
ditanami untuk kebutuhan sehari-hari) untuk menampilkan kultur
asli dari alam dan lingkungan desa setempat.Elemen pengisi
penataan lansekap berupa vegetasi lokal dan kandang-kandang
beserta hewan peternakan lokal yang menjadi pelengkap konsep
tegalan dalam penataan lansekap di dalam area Wisata
Agro.Dengan komoditi utama berupa kopi sebagai produk
pertaniannya. beberapa fasilitas pendukung yang ada diantaranya:
a. Parkir
b. Security area
39
c. Gazebo/rest area
d. Staff room
e. Tempat pengolahan kopi
f. Lounge
g. Tempat makan
h. kandang ternak
i. Toilet
j. Tempat penjualan souvenirdan komoditi hasi pertanian
k. Tempat ibadah
l. tempat menikmati pertunjukan
Gambar 2.10 Tempat Pengolahan Kopi Gambar 2.11Tempat Mencicipi jenis-jenis
Kopi
Gambar 2.12 Kandang Ternak Gambar 2.13 Tempat Penjualan Produk
40
3. Aktifitas
Beberapa aktivitas-aktivitas atau kegiatan wisata yang dapat
dilakukan pada area Wisata Agro ini berupa:
a. Berkeliling di sekitar kawasan Wisata Agro
b. Menikmati pemandangan dan atraksi wisata
c. Mengamati proses pengolahan kopi
d. Belajar mengetahui komoditi dan hasil produksi pertanian
dan peternakan
e. Berbelanja produk hasil pertanian
f. Makan dan minum
g. Beristirahat
Gambar 2.14 Lounge
41
4. Program Kegiatan
Program kegiatan yang dimaksudkan merupakan program kegiatan
yang dilakukan oleh pihak pengelola dalam mengoperasikan area
Wisata Agro ini, program kegiatan tersebut diantaranya:
a. Memberi informasi kepada wisatawan (tour guiding)
b. Beribadah
c. Beristirahat
d. Makan dan minum
e. Maintenance
f. Pengolahan kopi
g. Pemberian pakan ternak
h. Penjualan hasil produksi pertanian
i. Panen/perawatan tanaman
2.5. Spesifikasi Umum Simantri Plus Wisata Agro
Simantri Plus Wisata Agro ini merupakan area Wisata Agro yang
menjadikan pertanian lokal, potensi alam setempat, serta program simantri
menjadi objek wisatanya. Wisata Agro ini bukan hanya sekedar memiliki tujuan
wisata biasa namun memiliki maksud dan tujuan pengenalan sistem pertanian dan
teknologi pertanian yang berkembang di Bali serta membangun kesadaran akan
Gambar 2.15 Atraksi Wisata Yang Diangkat
Sumber: tripadvisor.com
42
pentingnya pelestarian sumber daya alam kepada wisatawan, masyarakat sekitar,
dan petani lokal. Tema yang diangkat dalam perancangan disesuaikan dengan
kultur budaya lokal serta keadaan dan kondisi fisik lingkungn dimana site
perancangan pengembangan simantri ini berada untuk menjaga kelestarian,
kealamian, keindahan, dankeunikan objek wisata ini dari objek wisata daerah lain.
2.5.1Fungsi
1. Menjadi tempat wisata alam (Agrotourism) dengan daya tarik
berupa program simantri, kondisi alam setempat, dan sistem
pertanian lokal menjadi atraksi wisatanya
2. Salah satu sarana alternatif bagi petani untuk memperoleh
penghasilan tambahan
3. Sarana pembelajaran mengenai pentingnya pelestarian alam dan
pengenalan sistem pertanian yang berkembang di Bali
4. Sarana promosi yang efisien untuk komoditi pertanian dan
peternakan dari hasil produksi simantri
5. Sarana pemasaran komoditi pertanian dan peternakan yang
dihasilkan simantri
2.5.2 Tujuan
1. Meningkatkan pendapatan petani dengan cara mensinergikan
pertanian dan pariwisata
2. Dapat memberikan nilai tambah bagi usaha pertanian setempat
yang berdampak pada hasil penjualan
3. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat melalui peluang
usaha yang dapat dibuka seiring naiknya minat kunjungan
wisatawan ke daerahnya
4. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat dan wisatawan
terhadap pentingnya pelestarian alam
5. Dapat menyerap tenaga kerja melalui sinergi bidang pertanian dan
pariwisata
43
2.5.3 Lingkup Pelayanan
Area Simantri Plus Wisata Agroyang dirancang merupakan area
yang diperuntukan untuk memberikan jasa pelayanan kepada wisatawan
dan sarana produksi dan pemasaran bagi petani setempat. Memiliki
fungsi fasilitas yang maksimal dan material serta penataan area yang
nyaman bagi wisatawan dan efisien bagi petani dalam melakukan
aktifitasnya.
2.5.4 Fasilitas
Kenyamanan wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata pada
area Simantri Plus Wisata Agro ini menjadi fokus utama dalam
perencanaan penataan fasilitas yang ada, namun perencanaan penataan
fasilitas juga mempertimbangkan aktifitas petani lokal yang perlu
diwadahi dalam kegiatan produksinya. Hal tersebut dilakukan karena
masing-masing memiliki kebutuhan dan jenis kegiatan yang berbeda
sehingga keduanya perlu diwadahi dengan fasilitas spesifik sehingga
kenyamanan wisatwan tetap terjaga dan aktifitas petani tidak
tergganggu.
2.5.5 Program dan Kegiatan
Program kegiatan yang ada pada Simantri Plus Wisata Agro yang
akan dirancang dibagi menjadi dua yakni program kegiatan wisatwan
dan program kegiatan petani simantri. Berikut program kegiatan yang
ada:
1. Program kegiatan wisatawan:
a. Tour berkeliling area simantri plus Wisata Agro
b. Mengenal sistem teknologi pertanian setempat sistem
pertanian terintegerasi (simantri)
c. Beristirahat makan dan minum serta menikmati keindahan
alam
44
d. Berbelanja hasil komoditi simantri dan komoditi asli
setempat dan hasil olahannya
2. Program kegiatan petani:
a. Melakukan budidaya peternakan dan pertanian
b. Melakukan kegiatan pengolahan hasil limbah pertanian dan
peternakan sesuai pedoman program simantri
c. Pengolahan produk pertanian dan peternakan
d. Pemasaran dan penjualan produk pertanian hasil simantri