7

Click here to load reader

Bab II Pemanfaatan

  • Upload
    lupe

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Pemanfaatan PerairanII-5

II. PEMANFAATAN PERAIRAN

Air (perairan) sangat diperlukan bagi hidup dan kehidupan di muka bumi. Berbagai tumbuhan, hewan, manusia, dan kegiatan industri sangat membutuhkan air. Bagi manusia, air bersih merupakan kebutuhan utama, selain makanan dan energi. Ketersediaan air secara spasial dan temporal berubah-ubah, seiring dengan pergatian musim.Laut, sungai, danau, rawa, genangan, es, hujan, dan air tanah diciptakan untuk keperluan hidup dan kehidupan di muka bumi. Keberadaannya sudah terdistribusikan cukup dan seimbang untuk semua tempat di permukaan dan di bawah permukaan bumi. Namun pada kenyataannya di beberapa tempat kerap kali kekurangan air bersih, dan di sisi lain terjadi banjir. Kondisi ekstrim tersebut, bila disimak memang akibat ulah manusia. Ada tendensi semakin padat penduduk suatu wilayah atau negara, kualitas perairannya cenderung rendah bahkan tercemar. Kondisi ini terlihat di beberapa negara miskin dan negara berkembang. Dahulu sungai-sungai di negara maju juga tercemar, namun setelah diterapkan restorasi dan adanya pengelolaan sudah menjadi baik (alami). Pemanfaatan sumberdaya perairan (air) memang harus disertai pengelolaannya. Secara umum pemanfaatan sumberdaya perairan dapat dibedakan antara hayati dan non hayati. Pemanfaatan sumberdaya hayati terdiri dari kegiatan: pertanian, perikanan, dan peternakan (kerbau kalang). Pemanfaatan sumberdaya non hayati diantaranya untuk: sumber air bersih, irigasi, pembangkit listrik, industri, transportasi, pertambangan, dan rekreasi. Untuk kepentingan pelestarian sumberdaya perairan, maka semua kegiatan yang ada perlu diidentifikasi dan dampak negatifnya dikelola.

A. Kegiatan PerikananSumberdaya perikanan yang sangat besar memang berasal dari laut. Tetapi karena tidak semua penduduk bermukim di pesisir, maka sumberdaya perikanan perairan pedalaman (hinterland waters) juga dimanfaatkan. Selain untuk memenuhi keragaman komoditi, jika sumberdaya perikanan perairan pedalaman tidak dimanfaatkan, juga akan mati secara alami. Sesuai dengan siklus biologis (alami), kegiatan perikanan di pedalaman biasanya bersifat musiman. Lebih-lebih untuk kehidupan biota di perairan umum sangat dipengaruhi musim (airnya kering di musim kemarau dan banjir di musim penghujan). 1. Penangkapan Ikan (Fishing atau Capture).Kegiatan penangkapan ikan di perairan umum (danau, rawa, situ, dan sungai), misalnya di Kaltim diantaranya adalah: jaring insang, jala, pancing (rawai tajak dan rawai panjang), hampang, bubu, ancao, dan tempirai. Peralatan tangkap ikan tersebut dioperasionalkan di bagian tengah dan tepi perairan. Berdasarkan kondisi hidrologi perairan, kegiatan penangkapan ikan dapat dibedakan dilakukan secara habis (total capture) dan terbatas (limited capture). Total capture dilakukan di daerah pengangkapan (fishing ground), yaitu bagian tengah danau dan rawa, karena saat kemarau air menjadi kering. Total capture bisa dilakukan untuk jenis dan ukuran ikan tertentu, yang tidak sempat bermigrasi. Total capture beresiko menimbulkan hasil tangkapan (produksi) tahun-tahun berikutnya semakin menurun (jumlah dan ukuran ikan), karena cenderung kelebihan tangkap (over fishing). Apalagi tidak ada pengelolaan dan pengaturan, yaitu melarang pengakapan ikan di reservat (spawning ground) maupun di jalur migrasi pemijahan (spawning migration). Karena itu lokasi fishing ground, spawning migration, dan spawning ground perlu diketahui dan ditetapkan (biasanya dengan menerapkan hukum adat atau kearifan lokal). Kegiatan penangkapan ikan secara terbatas (limited capture), terutama diterapkan di periaran yang keberadaan airnya permanen sepanjang tahun (tidak dipengaruhi musim). Bentuk limited capture, diantaranya menerapkan pembatasan: ukuran mata jaring, ukuran mata pancing, larangan daerah penangkapan, larangan musim penangkapan, larangan metode (teknik) penangkapan, dan pembatasan jumlah penangkapan. Jika peraturan atau hukum adat dilanggar (tergolong illegal fishing), maka dikenakan sanksi atau denda untuk pemulihan sumberdaya hayati setempat. 2. Budidaya Perikanan (Aquaculture)Budidaya ikan di perairan umum lazimnya hanya berupa pembesaran, yaitu menebar yang kecil (benih) dan selanjutnya memanen setelah besar. Benih ikan diperoleh dari unit pembenihan ikan ataupun dari menangkap benih di sekitar perairan. Faktor utama dalam budidaya (pembesaran) ikan kesesuaian lokasi dan ketersediaan pakan (makanan tambahan). Jenis ikan yang dipelihara umumnya mempunyai kebiasaan makan (food habit) herbivor (pemakan tumbuhan), planktivor (pemakan plankton), dan omnivor (pemakan segalanya); namun pada perairan tertentu ada juga jenis carnivor (pemakan daging). Teknik budidaya ikan di perairan umum, tergantung kondisi lokasi dapat dibedakan antara yang bebas (free culture) dan terkurung (confinement); atau modifikasi keduanya. (tebar-panen) = Free & Confinement (Penculture, Cage, Net)

3. Perlidungan Reservat (Spawning Ground)Keberadaan perairan umum (danau, sungai, rawa) yang menjadi pusat produksi perikanan, lazimnya ada (harus) area yang dilindungi (tidak boleh ada kegiatan manusia) untuk tempat pemijahan ikan yaitu Reservat. Kondisi hidrologi dan fisika-kimia perairan suatu reservat, biasanya berkualitas sangat baik bagi kehidupan larva, benih, dan induk ikan.Tempat pemijahan ikan biasanya berupa genangan di sebelah atau di bagian tepian perairan umum yang biogeofisik relatif masih alami. Untuk danau yang keberadaan airnya tidak permanen (seperti danau luapan, sungai dan rawa yang mempunyai TMA sangat fluktuatif), maka genangan tempat pemijahan ikan (spawning ground) sangat jelas berbeda dengan feeding & migration area yang dijadikan untuk fishing ground.

4. Pengolahan Hasil Umumnya pengolahan hasil tangkapan ikan, udang, dan lainnyaPengeringan, Pengasapan, Pembekuan

B. Kegiatan Usaha Non Perikanana. Sumber air bersih memenuhi BMLb. Irigasi debit?c. PLTAd. Industrie. Keperluan domestik (permukiman)f. Rekreasig. Transportasih. Penambangan emas

III. PERMASALAHAN A. Tujuan Pengelolaan Perairan (pemanfaatan & pelestarian). Kelayakan Pengelolaan Fishable (Perikanan) + Swimable (Mandi) + Drinkable (Minum) = PM2.

B. Fungsi dan Gangguan PerairanInvasi gulma airPendangkalanPencemaran

IV. PENYUSUNAN PROGRAM KERJAA. Identifikasi Potensi Perairan (Danau, rawa, waduk, situ, sungai, kanal)B. Pendekatan dan Program Pengelolaan Perairan Tek Ek Hkum Sos

V. RESTORASI PERAIRAN PREVENTIVE & CURATIVE

A. Invasi Gulma Air Mekanis, Kimiawi, BiologisManfaatkan

B. PendangkalanTerapkan tata guna lahan (ingat run-off & infiltrasi, hutan lindung, reboisasi). Check dam, Sabo dam, Removal (Pengerukan).

C. PencemaranCegah: Tata guna lahan, modifikasi produk, pengolahan limbah, pamantauan limbah, penampungan limbah, pengentasan hara. Tanggulangi: Aerasi air/sedimem, Hypolimnetic withdrawal, dilution/flushing, presipitasi fosfat, sediment sealing, sediment removal, panenan biomasa.

Mursidi, dkk. 2015. Manajemen Sumberdaya Perairan. Bahan Ajar FPIK-Unmul, Samarinda.1. Preventif (pencegahan) akan lebih murah. a. Pengendalian gulma air pada tiga danaub. Pemanfaatan gulma air pada tiga danauc. Pencegahan erosi tanah (Perda)d. Pengolahan air buangan (Perda)e. Tata ruang peruntukanf. Pemantauan dan Pengawasan

2. Kuratif (penanggulangan) lebih mahal. PengerukanRestockingPenegakan hukum Data baseFisik-Kimia-Biologi-Sosekbudkesmas& SumberdayaPendekatanStatusPendekatanPemanfaatan &PelestarianTentukan PotensiPilih Bentuk& TeknologiPendekatanManajemenBuat ProgramIventarisasi SdA/LH untuk:potensi & ketersediaan, jenis yang dimanfaatkan, bentuk penguasaan, pengetahuan pengelolaan, bentuk kerusakan, dan konflik maupun penyebab akibat pengelolaannya.Langkah-langkah Program Kerja