Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
11
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian terdahulu, peneliti telah menemukan beberapa karya tulis
ilmiah dan penelitian akhirtentang pengembangan buku ajar berbasis electronic
book. Diantaranya sebagai berikut:
1. Karya tulis ilmiah yang ditulis oleh Mumu Muhammad, Dian Rahadian,
Erna Retna Safitridari SMA Bidayatul Faizin, STKIP Garut dan UNJ
Jakarta dengan judul “Penggunaan Digital Book Berbasis Android untuk
Meningkatkan Motivasi dan Keterampilan Membaca pada Pelajaran Bahasa
Arab”. Penelitian ini menggunakan desain Non-equivalent control group
pre-test and post-test design, yaitu pembelajaran dengan menggunakan
media buku digital. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas SMA Bidayatul Faizin dengan jumlah 64 siswa. Instrumen
yang digunakan adalah tes dan angket. Teknik pengolahan data yang
digunakan berupa pemeriksaan angket baik pretest maupun posttest,
pemberian skor pada masing-masing soal, penyajian test dalam bentuk tabel,
penyajian nilai hasil test dalam bentuk grafik, dan penyajian data dalam
bentuk deskriptif. Hasil yang didapat dari penelitian ilmiah ini bahwa
pembelajaran digital book berbasis android tergolong efektif. Disimpulkan
dari perbedaan nilai antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, keterampilan
membaca kelas eksperimen (76,88) dan keterampilan membaca kelas
kontrol (63,75) dengan demikian minat membaca siswa kelas eksperimen
12
lebih besar dari kelas kontrol (Muhammad et al., 2017, pp. 174-177).
Persamaan yang didapatkan yaitu implementasi pembelajaran bahasa Arab
berbasis digital sedangkan perbedaan yang didapatkan yaitu penelitian
tersebut menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain Non-
equivalent control group pre-test and post-test design sedangkan peneliti
menggunakan penelitian pengembangan (research and development) model
ADDIE dengan desain equivalent control group pre-test and post-test
design.
2. Skripsi yang ditulis oleh Aqidatul Izza Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran
E-book (Flip Book Maker) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 39 Surabaya.” Penelitian
tersebut berupaya untuk memberikan informasi baru yaitumedia E-book
menggunakan Flip Book Maker sangat efektif serta dapat dengan otomatis
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan agama
islam.Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa kuisioner dan
dokumentasi. Instrumen yang digunakan berupa pretest dan postest, yang
mana menunjukkan bahwa nilai belajar siswa rata-rata 84. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan signikan dengan penerapan
media pembelajaran berbasis e-book dalam pembelajaran PAI (Izza, 2018,
p. 106). Persamaan yang didapatkan yaitu sama-sama menggunakan media
pembelajaran dengan berbantuan aplikasi kvisoft flipbook maker sedangkan
perbedaan yang didapatkan yaitu penelitian tersebut bertujuan untuk
13
meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran pendidikan agama islam
sedangkan peneliti berupaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata
pelajaran practical Arabic syntax.
B. Kerangka Teori
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian media
Menurut (Muhson, 2010, p. 3) menjelaskan bahwa pengertian media
pengajaran dibedakan menjadi dua yakni dalam arti luas dan dalam arti
sempit. Dalam arti luas, ia menjelaskan bahwa media tidak hanya terdiri dari
media komunikasi elektronik yang kompleks, namun mencakup alat-alat
sederhana, diantaranya seperti: fotografi, slide, diagram, objek-objek nyata,
kunjungan ke luar sekolah serta bagan buatan guru. Beralih dari pengertian
tersebut, layaknya radio dan televisi yang telah dianggap sebagai media
penyajian, guru-guru pun kini dianggap sebagaimana hal yang sama,
dikarenakan keduanya samasama memerlukan banyak waktu untuk
menyampaikan informasi kepada siswa. Kemudian dalam arti sempit, media
pengajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam
proses pengajaran yang terencana. Dalam hal ini pengertian media
pembelajaran hanya berlangsung di dalam kelas ataupun ruangan.
b. Media Pembelajaran Online
Media pembelajaran online adalah salah satu bentuk media pembelajaran
dengan jarak jauh. Berbeda dengan media pembelajaran pada umumnya,
14
media pembelajaran ini menggunakan fasilitas internet sehingga dapat
berkomunikasi secara online. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan
(Association of Education and Communication Technology/AECT) di
Amerika, membatasi pengertian media sebagai segala bentuk dan saluran
yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Media
pembelajaran online dapat diartikan sebagai salah satu media dengan
menggunakan teknologi informasi berupa komputer yang dilengkapi dengan
sarana telekomunikasi seperti internet, intranet, atau ekstranet dan multimedia
seperti grafis, audio, dan video. media ini dijadikan sebagai media utama
dalam pembelajaran dan interaksi antara pendidik dan peserta didik. (Putranti,
2016, p. 140)
Dalam hal ini (Yazdi, 2012, p. 152)mengungkapkan bahwa e-learning
adalah proses pembelajaran yang dituangkan melalui teknologi internet.
Pembelajaran ini lebih bersifat online. Penting bagi pengajar untuk
mempertimbangkan dalam menerapkan pembelajaran ini. Selain sederhana
dan mudah, media ini juga sangat banyak diminati oleh para peserta didik.
Mereka akan lebih tertarik dengan media tersebut karena menyajikan
berbagai macam permainan dalam pembelajaran. Oleh sebab itu pendidik
semestinya dapat menyesuaikan media yang sesuai dengan kebutuhannya.
Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa penting bagi para
pendidik untuk menerapkan media pembelajaran yang sesuai. Pendidik tidak
hanya menyediakan media pembelajaran yang terbatas namun juga penting
baginya untuk mengkreasikan media seperti video, animasi dan games.
15
Dengan demikian, peserta didik dapat antusias dalam mengikuti pembelajaran
yang berlangsung dan dapat dengan mudah memahami pelajaran.
c. Manfaat media dalam pembelajaran
Selebihnya Kemp dan Dayton dalam mengidentifikasikan beberapa
manfaat media dalam pembelajaran, diantaranya:
1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
Dengan adanya media pembelajaran, dapat menghindari banyaknya
pendidik atau peserta didik yang memiliki penafsiran berbeda dalam suatu
konsep materi pelajaran tertentu. Siswa akan melihat ataupun mendengar
uraian suatu materi pelajaran melalui media yang sama dan menerima
informasi yang sama sebagaimana yang didapat oleh siswa lain. Selain itu,
kehadiran media pembelajaran dapat mengurangi terjadinya kesenjangan
informasi diantara siswa lain.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
Kelebihan yang dimiliki media pembelajaran dapat membantu seorang
pendidik untuk lebih mudah dalam mengajar, sebagai contoh media dapat
menampilkan informasi tidak hanya berupa teks namun dapat melalui suara,
gambar, gerakan dan warna. Materi pembelajaran yang telah disajikan dalam
media tentunya lebih jelas, lengkap, serta menarik minat siswa. Media
pembelajaran dapat meningkatkan rasa keingintahuan siswa untuk menerima
informasi serta dapat merangsang keaktifan siswa dalam pembelajaran baik
berupa fisik maupun emosional. Dengan demikian, media dapat menciptakan
16
suasana pembelajaran yang lebih hidup, tidak monoton dan tidak
membosankan.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
Rancangan dan pemilihan media yang baik dapat membantu pendidik
dan peserta didik melakukan dua secara aktif selama proses pembelajaran.
Kehadiran media dapat mengurangi kecenderungan pembelajar yang hanya
berbicara dalam satu arah kepada peserta didik, dengan demikian pendidik
dapat dengan mudah mengkondisikan kelas sehingga tidak hanya pembelajar
yang aktif namun juga pebelajarnya.
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
Seorang pendidik tentunya diharapkan untuk dapat mencapai target
kurikulum. Namun lain halnya yang terjadi saat ini, seorang pendidik tidak
mampu untuk memaksimalkan materi yang diajarkan karena belum mencapai
target kurikulum. Masalah ini bisa teratasi jikalau seorang pendidik mampu
memanfaatkan media secara maksimal. Media dapat membantu seorang
pendidik untuk mencapai tujuan belajar secara maksimal tanpa menghabiskan
tenaga ataupun waktu yang banyak. Seorang pendidik tidak perlu
menjelaskan materi pembelajaran secara berulang-ulang, karena hanya
dengan sekali sajian menggunakan media, peserta didik akan lebih mudah
memahami pelajaran.
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
Pemanfaatan media selain dapat menjadikan proses pembelajaran lebih
efisien, namun juga dapat membantu siswa menyerap materi pelajaran lebih
17
mendalam dan utuh. Jika hanya menggunakan metode ceramah, dimana
peserta didik hanya dituntut untuk mendengarkan penjelasan guru pasti tidak
dapat memahami pelajaran secara baik. Namun, ketika hal tersebut
dikembangkan dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan, atau
mengalami sendiri melalui media, maka pemahaman siswa akan menjadi
lebih baik.
6. Media dapat memungkinkan proses pembelajaran untuk dilakukan
dimana saja dan kapan saja
Media pembelajaran dapat dirancang semenarik mungkin sehingga siswa
tidak hanya dapat melakukan kegiatan pembelajaran didalam kelas namun
juga dapat lebih leluasa, kapanpun dan dimanapun, dengan tidak bergantung
pada keberadaan seorang guru. Program pembelajaran audio visual, termasuk
program pembelajaran dengan menggunakan komputer dan digital, dapat
menjadikan siswa lebih mandiri, tanpa bergantung pada waktu dan tempat.
Penggunaan media dapat menyadarkan siswa bahwa banyak dari sumber-
sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dalam belajar. Sebagaimana yang
kita ketahui, bahwasannya alokasi waktu belajar disekolah sangat terbatas dan
siswa lebih banyak menghabiskan waktu diluar lingkungan sekolah.
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan
proses belajar.
Proses pembelajaran akan menjadi lebik menarik dengan media
pembelajaran. Kemampuan siswa untuk belajar dari berbagai sumber dapat
18
menanamkan sikap kepadanya untuk selalu berinisiatif mencari berbagai
sumber belajar yang diperlukan.
8. Mengubah peran siswa ke arah yang lebih positif dan produktif
Penggunaan media menjadikan guru bukan lagi menjadi satu-satuya
sumber belajar bagi siswa. Guru tidak perlu menjelaskan semua materi
pelajaran, karena bisa berbagi peran dengan media. Jika hal ini terjadi, guru
akan lebih memiliki banyak waktu untuk memberi perhatian kepada aspek-
aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, membentuk
kepribadian siswa, memotivasi belajar siswa, dan lainnya.
9. Media dapat mengatasi kendala keterbatasan ruang dan waktu
Media tidak hanya mampu menghadirkan informasi didalam kelas,
namun juga sesuatu yang berada di luar kelas. Peristiwa yang telah terjadi di
masa lampau juga dapat disajikan dihadapan siswa kapanpun yang
diinginkan. Dengan bantuan media, peristiwa yang sedang terjadi di negara
ataupun benua lain dapat dihadirkan seketika melalui media diruang kelas.
10. Media dapat membantu mengatasi keterbatasan indera manusia
Dengan bantuan media, seseorang tidak lagi kesulitan dalam mempelajari
obyek-obyek pelajaran yang terlalu kecil, terlalu besar, ataupun terlalu jauh.
Begitupula obyek berupa proses atau kejadian yang sangat cepat ataupun
lambat, dapat disaksikan dengan jelas melalui media. Dengan media
seseorang dapat mengatur lebih cepat ataupun lambat suatu
kejadian.(Falahudin, 2014, pp. 114-116)
19
d. Klasifikasi media
(Nurseto, 2011, p. 23)Mengklasifikasi dan memisahkan media dalam lima
kelompok besar diantaranya: media visual diam, media visual gerak, media
audio, media audio visual diam dan media audio visual gerak. Proses yang
dipakai untuk menyajikan pesan, apakah melalui penglihatan langsung,
proyeksi optik, proyeksi elektronik atau telekomunikasi.
Format klasifikasi media melalui bentuk penyajian dan cara penyajiannya
dibagi menjadi tujuh kelompok media penyaji, diantaranya:
1. Grafis, bahan cetak, dan gambar diam
2. Media proyeksi diam,
3. Media audio,
4. Media audio visual diam,
5. Media audio visual hidup/film,
6. Media televisi, dan
7. Multimedia.
2. Bahan Ajar
a. Pengertian bahan ajar
Menurut (Desyani, 2016, p. 129) mengungkapkan bahwa bahan ajar
dibedakan menjadi dua yaitu bahan ajar tulis dan bahan ajar tidak tertulis.
Bahan ajar merupakan rancangan ataupun seperangkat alat yang disiapkan oleh
guru dalam pembelajaran. Dalam upaya mencapai standar kompetensi dan
kompetensi dasar bagi siwa, bahan ajar merupakan peranan penting. Bahan ajar
20
semestinya meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau nilai
yang harus dipelajari siswa.
Pengertian tersebut ditekankan oleh (Syaifullah & Izzah, 2019, p. 130)
bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang dapat diimplementasikan oleh guru
dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
b. Komponen bahan ajar
(Abusyairi, 2013, pp. 53-54) menjelaskan bahwa komponen-komponen
dalam bahan ajar terdiri dari pebelajar, media, sumber, dan pembelajar.
Pengembangan bahan ajar mencakup banyak pertanyaan. Oleh sebabnya bahan
ajar dapat dikatakan sebagai media dan sumber belajar yang memiliki
kedudukan yang strategis. Pertanyaan-pertanyaan didalamnya meliputi:
1. Sejauh mana tingkat kesiapan pebelajar mencapai tujuan?;
2. Metode proses pembelajaran apa yang dibutuhkan guna mencapai tujuan
yang relevan dengan karakeristik pebelajar?;
3. Media atau sumber belajar apa saja yang sesuai?;
4. Dukungan apa selain faktor pembelajar yang dijumpai pada sumber-sumber
belajar yang dibutuhkan untuk mensukseskan belajar?;
5. Bagaimanakah keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan?;
6. Hal-hal apa yang perlu dilakukan guna memperbaiki proses pembelajaran?
Enam pertanyaan yang telah dipaparkan diatas dengan jelas menjelaskan
bahwa bahan ajar memberikan informasi atau gambaran yang relatif
operasional bagi pengelolaan proses pembelajaran. Bahan ajar dapat menjadi
21
sebuah pedoman bagi pebelajar baik untuk kepentingan mandiri ataupun
kegiatan tatap muka yang telah terjadwal. Bahan ajar dilengkapi dengan 3
komponen penting diantaranya: metode, evaluasi, dan pedoman bagi
pembelajar.
c. Manfaat bahan ajar
Manfaat penyusunan bahan ajar dan bentuk bahan pembelajaran oleh
(Hernawan, Permasih, & Dewi, 2012, p. 4) dijelaskannya sebagai berikut:
1. Pedoman bagi siswa. Bahan ajar akan mengarahkan semua aktivitasnya
dalam proses pembelajaran. Selain itu, bahan ajar merupakan substansi
kompetensi yang seharusnya dipelajari dan dikuasai oleh siswa.
2. Pedoman bagi tenaga pendidik. Bahan ajar akan mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran. Selain itu bahan ajar merupakan
substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan dan dilatih bagi pendidik
kepada peserta didik.
3. Alat evaluasi pencapaian dan penguasaan hasil pembelajaran.
d. Bentuk bahan ajar
Bentuk bahan pembelajaran dibedakan menjadi dua diantaranya:
1. Bahan pembelajaran dengan desain lengkap, bahan ajar ini terdiri dari
komponen pembelajaran secara utuh, meliputi: tujuan pembelajaran atau
kompetensi yang akan dicapai, kegiatan belajar yang harus dilakukan siswa,
materi pembelajaran yang disusun secara sistematis, ilustrasi atau media dan
peraga pembelajaran, latihan dan tugas, evaluasi dan umpan balik. Contoh
22
kelompok bahan pembelajaran ini seperti audio pembelajaran, pembelajaran
berbasis komputer, modul pembelajaran, dan pembelajaran berbasis
Web/internet.
2. Bahan pembelajaran dengan desain tidak lengkap, bahan pembelajaran ini
didesain dalam bentuk komponen pembelajaran yang terbatas, seperti dalam
bentuk sumber belajar, alat peraga, atau media pembelajaran yang
membantu pendidik ataupun siswa dalam kegiatan pembelajaran. Contoh
kelompok bahan pembelajaran ini yaitu: belajar dengan transparansi, belajar
dengan peta ataupun globe, pembelajaran dengan berbagai alat peraga,
model kerangka manusia, dan lainnya.(Hermawan, 2012, p. 4)
3. Practical Arabic Syntax
a. Pengertian practical Arabic syntax
Practical Arabic syntaxsecara umumoleh (Suleiman, 1999) yang merupakan
ahli bahasa dari Britania, dijelaskan bahwa practical Arabic syntax adalah tata
bahasa Arab yang memiliki disiplin sangat ketat. Suleiman menjelaskan bahwa
dalam gramatikal bahasa Arab, banyaknya ketentuan-ketentuan yang harus
diperhatikan. Menurutnya, kaidah gramatikal bahasa Arab tidak dapat
diterapkan dengan mudah tanpa memperhatikan kedudukan dan posisi kata
yang sesuai dan tepat. Semestinya seseorang memperhatikan dan menempatkan
dhomir yang sesuai dalam suatu kalimat.
Pengertian practical Arabic syntax selanjutnya diungkapkan oleh (Zaenuri,
2019, p. 193) merupakan pembelajaran gramatikal bahasa Arab yang
23
memperhatikan prinsip-prinsip dan tujuan pembelajaran. Untuk meningkatkan
pembelajaran practical Arabic syntax, guru memberikan banyak contoh dan
latihan, dengan demikian siswa akan banyak praktek dan tentunya lebih mudah
memahami materi.
Pengertian lain disimpulkan oleh (Solihin, 2017, p. 362) practical Arabic
syntax adalah pengajaran gramatikal bahasa Arab yang dimulai dengan
pemberian contoh-contoh kemudian disimpulkan kedalam kaidah-kaidah
teoritis. Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah metode
istiqro’i, dimana guru lebih banyak menyajikan contoh dan soal. Lain halnya
seperti pembelajaran sintaksis bahasa Arab pada umumnya, practical arabic
syntax berupaya untuk lebih menekankan pembelajaran terhadap praktik serta
siswa tidak dituntut untuk menghafalkan kaidah-kaidah yang banyak.
Adapun tahapan-tahapan dalam pembelajaran practical arabic syntax yaitu
1. Guru memulai pembelajaran dengan menentukan topik bahasan 2. Guru
memberikan contoh-contoh yang sesuai dengan topik 3. Siswa diperintahkan
untuk membaca dan memahami contoh yang telah diberikan 4. Guru
menjelaskan kaidah bahasa Arab yang sesuai dengan contoh 5. Guru
menyimpulkan terkait kaidah yang disajikan 6. Siswa diperintahkan untuk
mengerjakan latihan-latihan.
b. Tujuan pembelajaran practical Arabic syntax
Menurut Rusydi Ahmad dan Hasan Syahathah diantara tujuan
pembelajaran practical Arabic syntax yaitu diantaranya:
24
1. Mengembangkan pendidikan intelektual dengan membawa mereka
terhadap pemikiran yang logis serta dapat membedakan antara struktur
(tarakib), ungkapan-ungkapan (i’barat), kata, dan kalimat.
2. Peserta didik dapat cermat dalam mengamati contoh-contoh, melakukan
perbandingan, analogi, penyimpulan (kaidah), Membiasakan peserta didik
cermat dalam mengamati contoh-contoh, dan mengembagkan rasa bahasa
dan sastra (dzauq lughawi), karena kajian practical Arabic syntax
didasarkan atas analisis lafazh, ungkapan, uslub (gaya bahasa), serta dapat
membedakan antara kalimat yang benar dan salah.
3. Peserta didik terlatih untuk membuat kalimat lain sesuai contoh
sebelumnya, begitu juga dengan uslub (gaya bahasa), ungkapan dan
performa kebahasaan (al-ada’ al-lughawi) secara benar, serta dapat
menilai lisan maupun tulisan yang sesuai dengan kaidah ataupun tidak
sesuai dengan kaidah.
4. Membekali peserta didik dengan kaidah-kaidah kebahasaan yang dapat
menjaga atas kesalahannya dalam berbahasa.
5. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami apa yang didengar
dan tertulis.
6. Siswa dapat membaca teks berbahasa Arab dengan baik, berbicara, dan
menulis dengan tepat sesuai kaidah bahasa Arab.
7. Mengembangkan materi kebahasaan siswa, dengan ungkapan dan contoh
dari lingkungannya.
25
8. Membentuk kebiasaan berbahasa yang benar, agar siswa tidak
terpengaruh dengan gaya bahasa ‘amiyah.(Hakim, 2013, p. 6)
4. Multimedia Electronic Book (mE-Book)
a. Pengertian mE-Book
Multimedia Electronic Book atau biasa disebut dengan mE-Book adalah
versi elektronik dari teks yang dapat dibaca di layar dekstop atau laptop, PDA
atau perangkat portabel lainnya. Media mE-Book dapat menggunakan
berbagai format file. selain itu mE-Book dapat menampilkan fitur lainnya
seperti gambar, audio, dan video. Selebihnya pengertian mE-Book
disampaikan oleh Abbot and Kelly dalam (Muhammad et al., 2017, p. 172)
yang menjelaskan bahwa:
E-books can be as simple as scanned versions of printed publications, and
e-books inherently provide readers with features including multimedia,
hyperlinks and other interactive components, search capabilities, and
customization to change text size or hidden text to audio to meet the needs
of special readers.
Penjelasan diatas menjelaskan bahwa mE-Book merupakan media elektronik
yang dengan mudah dapat diakses dan digunakan dimanapun dan kapanpun.
mE-Book memiliki banyak fitur yang dapat digunakan seperti gambar, audio,
maupun video. manfaat dari mE-Book ini tentunya dengan mudah dapat
membantu pendidik maupun peserta didik dalam pembelajaran.
26
b. Manfaat mE-Book
Manfaat dan keuntungan penggunaan mE-Book diungkap oleh (Fani, Noor,
& Lisa, 2016, pp. 17-19), meliputi:
1. Mudah disimpan. Dengan mudah disimpan dalam penyimpanan data
seperti Harddisk, CD, atau USB dalam format yang kompak, karena mE-
Book memiliki format digital. Selain itu, puluhan, ratusan bahkan ribuan
buku dapat disimpan dalam sekeping CD, Flash Disk dan lainnya,
sehingga tidak memerlukan ruangan yang besar.
2. Mudah dibawa. Banyaknya buku yang disimpan dengan format mE-Book
dapat dengan mudah dibawa baik melalui cakram DVD, USB maupun
media penyimpanan lainnya.
3. Tidak lapuk. Layaknya buku pada umumnya yang mudah menjadi lapuk,
namun tidak dengan format digital berupa mE-Book yang dapat bertahan
sepanjang masa dengan kualitas yang tidak berubah. Penggunaan media
ini tidak memerlukan perawatan yang khusus untuk dapat bertahan lama.
4. Mudah diproses. Format mE-Book sangat mudah untuk dilacak ataupun
dijelajahi keberadaannya. Hal tersebut bermanfaat terutama bagi yang
melakukan studi literatur, seperti mahasiswa yang sedang mengerjakan
skripsi, dosen yang sedang melakukan penelitian, wartawan dalam
memuat berita dan lainnya.
5. Dapat dibaca oleh orang yang tidak bisa atau tidak mampu membaca.
Format mE-Book dapat dengan mudah diproses oleh komputer, isi dari
mE-Book dapat dibacakan oleh komputer dengan menggunakan text to
27
speech synthesizer. Dengan demikian, bagi tuna netra ataupun orang
yang buta huruf, dapat dengan mudah menerima informasi dari mE-Book.
settingan huruf dalam mE-Book juga dapat dengan mudah untuk
diperbesar atau diperkecil, hal tersebut sangat membantu bagi mereka
yang sulit membaca ataupun sebaliknya.
6. Mudah digandakan. Format mE-Book sangat mudah untuk digandakan,
seseorang dapat dengan mudah menggandakan mE-Book dengan ribuan
copy tanpa menghabiskan biaya yang banyak, sementara untuk mencetak
ribuan buku tentunya seseorang membutuhkan banyak biaya serta
membutuhkan waktu yang lama.
7. Mudah didistribusikan. Pengiriman mE-Book ke berbagai negara dengan
mudah dapat dilakukan dengan waktu yang sangat singkat. Hal tersebut
dengan mudah dapat didistribusikan menggunakan media seperti internet.
Dengan mengirimkan mE-Book, seseorang dengan mudahnya dapat
langsung membuka dan membaca isi mE-Book.
8. Bersifat interaktif. mE-Book dapat memberikan informasi yang interaktif
bagi pembacanya. Hal tersebut dikarenakan mE-Book tak hanya berisi
teks, namun juga dapat berupa gambar, audio, animasi, dan video.
9. Publikasi yang cepat. mempublikasi mE-Book hanya memerlukan waktu
dalam beberapa jam. Lain halnya dengan buku yang memerlukan kurang
lebih 1 sampai 3 bulan untuk terbit dan dapat dijual dipasaran.
10. Mendukung penghijauan. Hal tersebut didukung oleh Cindy Katz dan
Jennifer wilkov dalam bukunya yang berjudul “How to Go Green
28
Books,” ia menjelaskan bahwa jika penerbit menjual 1 juta copy buku
dengan masing-masing 250 lembar halaman per copy-nya, maka hal
tersebut membutuhkan sekiranya 12 ribu pohon yang ditebang untuk
memproduksi buku. Namun lain halnya dengan mE-Book, tidak adanya
penebangan pohon dalam hal ini.
C. Kerangka Penelitian
Proses pembelajaran adalah dua kegiatan yang terjadi dalam satu waktu
dengan pelaku yang berbeda. Dua pelaku diantaranya siswa dan guru yang
saling bertatap muka dalam proses pembelajaran berlangsung. Diantara guru
ataupun siswa masing-masing memiliki tujuan dalam pembelajaran. Karena
dua pelaku dalam pembelajaran adalah guru dan siswa, maka keberhasilan
proses pembelajaran tidak terlepas dari faktor guru ataupun siswa.
(Widoyoko, 2009, p. 4)
Namun masalah yang terjadi saat ini dari kedua pelaku pembelajaran
tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh
tujuan guru yang belum tercapai dalam pembelajaran begitu juga dengan
siswa. Guru tidak dapat menciptakan suasana belajar sesuai yang
diharapakan. Pembelajaran kadang kala terasa jenuh, monoton dan banyaknya
siswa yang tidak berkonsentrasi dalam pembelajaran. Hal tersebut
berpengaruh terhadap pemahaman siswa yang tidak melekat dalam suatu
pelajaran. Pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami tentunya sudah
lumrah menjadi harapan siswa dalam pembelajaran. Jika siswa tidak dapat
29
menerima suatu pembelajaran sebagaimana yang diharapkan, tentunya akan
berdampak terhadap aktifitas dan mood siswa dalam pembelajaran.
Bahan ajar adalah salah satu faktor eksternal yang dapat menciptakan
suatu pembelajaran menjadi efisien. Bahan ajar dapat mengatasi hambatan-
hambatan yang terjadi dalam pembelajaran seperti hambatan komunikasi,
keterbatasan ruang kelas, sikap siswa yang pasif, pengamatan siswa yang
kurang seragam, sifat objek belajar yang kurang khusus sehingga tidak
memungkinkan dipelajari tanpa bahan ajar, dan lain sebagainya.
Dari masalah yang terjadi, semestinya guru dapat menciptakan bahan ajar
yang menarik sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam
pembelajaran. Penerapan bahan ajar yang baik dapat mengubah sifat pasif
siswa menjadi aktif dan semangat dalam pembelajaran. Berikut adalah
gambaran secara ringkas dalam bentuk bagan tentang kerangka penelitian.
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
30
a. Hipotesis
Dalam sebuah penelitian, hipotesis dapat dinyatakan kedalam dua bentuk
diataranya:
1. Hipotesis Nol (H0)
Hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan bahwa tidak adanya
hubungan atau pengaruh antar variabel. Dalam hal ini hubungan atau
pengaruh antar variabel sama dengan nol.
2. Hipotesis Alternatif (Ha)
Hipotesis alternatif adalah lawan dari hipotesis nol, artinya dalam
hipotesis alternatif menyatakan bahwa adanya hubungan atau pengaruh antar
variabel atau tidak sama dengan nol. (Suliyanto & MM, 2017, p. 24)
Berdasarkan pemasalahan yang telah dijelaskan, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
1. H0= Pengembangan bahan ajar practical Arabic syntax berbasis mE-Book
tidak efektif di SMA Surya Buana Malang.
2. Ha= Pengembangan bahan ajar practical Arabic syntax berbasis mE-Book
efektif di SMA Surya Buana Malang.