20
11 BAB II PEMBAHASAN A. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian terdahulu, peneliti telah menemukan beberapa karya tulis ilmiah dan penelitian akhirtentang pengembangan buku ajar berbasis electronic book. Diantaranya sebagai berikut: 1. Karya tulis ilmiah yang ditulis oleh Mumu Muhammad, Dian Rahadian, Erna Retna Safitridari SMA Bidayatul Faizin, STKIP Garut dan UNJ Jakarta dengan judul “Penggunaan Digital Book Berbasis Android untuk Meningkatkan Motivasi dan Keterampilan Membaca pada Pelajaran Bahasa Arab”. Penelitian ini menggunakan desain Non-equivalent control group pre-test and post-test design, yaitu pembelajaran dengan menggunakan media buku digital. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas SMA Bidayatul Faizin dengan jumlah 64 siswa. Instrumen yang digunakan adalah tes dan angket. Teknik pengolahan data yang digunakan berupa pemeriksaan angket baik pretest maupun posttest, pemberian skor pada masing-masing soal, penyajian test dalam bentuk tabel, penyajian nilai hasil test dalam bentuk grafik, dan penyajian data dalam bentuk deskriptif. Hasil yang didapat dari penelitian ilmiah ini bahwa pembelajaran digital book berbasis android tergolong efektif. Disimpulkan dari perbedaan nilai antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, keterampilan membaca kelas eksperimen (76,88) dan keterampilan membaca kelas kontrol (63,75) dengan demikian minat membaca siswa kelas eksperimen

BAB II PEMBAHASAN A. Penelitian Terdahulu

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II PEMBAHASAN A. Penelitian Terdahulu

11

BAB II

PEMBAHASAN

A. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian terdahulu, peneliti telah menemukan beberapa karya tulis

ilmiah dan penelitian akhirtentang pengembangan buku ajar berbasis electronic

book. Diantaranya sebagai berikut:

1. Karya tulis ilmiah yang ditulis oleh Mumu Muhammad, Dian Rahadian,

Erna Retna Safitridari SMA Bidayatul Faizin, STKIP Garut dan UNJ

Jakarta dengan judul “Penggunaan Digital Book Berbasis Android untuk

Meningkatkan Motivasi dan Keterampilan Membaca pada Pelajaran Bahasa

Arab”. Penelitian ini menggunakan desain Non-equivalent control group

pre-test and post-test design, yaitu pembelajaran dengan menggunakan

media buku digital. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas SMA Bidayatul Faizin dengan jumlah 64 siswa. Instrumen

yang digunakan adalah tes dan angket. Teknik pengolahan data yang

digunakan berupa pemeriksaan angket baik pretest maupun posttest,

pemberian skor pada masing-masing soal, penyajian test dalam bentuk tabel,

penyajian nilai hasil test dalam bentuk grafik, dan penyajian data dalam

bentuk deskriptif. Hasil yang didapat dari penelitian ilmiah ini bahwa

pembelajaran digital book berbasis android tergolong efektif. Disimpulkan

dari perbedaan nilai antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, keterampilan

membaca kelas eksperimen (76,88) dan keterampilan membaca kelas

kontrol (63,75) dengan demikian minat membaca siswa kelas eksperimen

Page 2: BAB II PEMBAHASAN A. Penelitian Terdahulu

12

lebih besar dari kelas kontrol (Muhammad et al., 2017, pp. 174-177).

Persamaan yang didapatkan yaitu implementasi pembelajaran bahasa Arab

berbasis digital sedangkan perbedaan yang didapatkan yaitu penelitian

tersebut menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain Non-

equivalent control group pre-test and post-test design sedangkan peneliti

menggunakan penelitian pengembangan (research and development) model

ADDIE dengan desain equivalent control group pre-test and post-test

design.

2. Skripsi yang ditulis oleh Aqidatul Izza Universitas Islam Negeri Sunan

Ampel Surabaya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran

E-book (Flip Book Maker) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 39 Surabaya.” Penelitian

tersebut berupaya untuk memberikan informasi baru yaitumedia E-book

menggunakan Flip Book Maker sangat efektif serta dapat dengan otomatis

meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan agama

islam.Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa kuisioner dan

dokumentasi. Instrumen yang digunakan berupa pretest dan postest, yang

mana menunjukkan bahwa nilai belajar siswa rata-rata 84. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa adanya perubahan signikan dengan penerapan

media pembelajaran berbasis e-book dalam pembelajaran PAI (Izza, 2018,

p. 106). Persamaan yang didapatkan yaitu sama-sama menggunakan media

pembelajaran dengan berbantuan aplikasi kvisoft flipbook maker sedangkan

perbedaan yang didapatkan yaitu penelitian tersebut bertujuan untuk

Page 3: BAB II PEMBAHASAN A. Penelitian Terdahulu

13

meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran pendidikan agama islam

sedangkan peneliti berupaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata

pelajaran practical Arabic syntax.

B. Kerangka Teori

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian media

Menurut (Muhson, 2010, p. 3) menjelaskan bahwa pengertian media

pengajaran dibedakan menjadi dua yakni dalam arti luas dan dalam arti

sempit. Dalam arti luas, ia menjelaskan bahwa media tidak hanya terdiri dari

media komunikasi elektronik yang kompleks, namun mencakup alat-alat

sederhana, diantaranya seperti: fotografi, slide, diagram, objek-objek nyata,

kunjungan ke luar sekolah serta bagan buatan guru. Beralih dari pengertian

tersebut, layaknya radio dan televisi yang telah dianggap sebagai media

penyajian, guru-guru pun kini dianggap sebagaimana hal yang sama,

dikarenakan keduanya samasama memerlukan banyak waktu untuk

menyampaikan informasi kepada siswa. Kemudian dalam arti sempit, media

pengajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara efektif dalam

proses pengajaran yang terencana. Dalam hal ini pengertian media

pembelajaran hanya berlangsung di dalam kelas ataupun ruangan.

b. Media Pembelajaran Online

Media pembelajaran online adalah salah satu bentuk media pembelajaran

dengan jarak jauh. Berbeda dengan media pembelajaran pada umumnya,

Page 4: BAB II PEMBAHASAN A. Penelitian Terdahulu

14

media pembelajaran ini menggunakan fasilitas internet sehingga dapat

berkomunikasi secara online. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan

(Association of Education and Communication Technology/AECT) di

Amerika, membatasi pengertian media sebagai segala bentuk dan saluran

yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Media

pembelajaran online dapat diartikan sebagai salah satu media dengan

menggunakan teknologi informasi berupa komputer yang dilengkapi dengan

sarana telekomunikasi seperti internet, intranet, atau ekstranet dan multimedia

seperti grafis, audio, dan video. media ini dijadikan sebagai media utama

dalam pembelajaran dan interaksi antara pendidik dan peserta didik. (Putranti,

2016, p. 140)

Dalam hal ini (Yazdi, 2012, p. 152)mengungkapkan bahwa e-learning

adalah proses pembelajaran yang dituangkan melalui teknologi internet.

Pembelajaran ini lebih bersifat online. Penting bagi pengajar untuk

mempertimbangkan dalam menerapkan pembelajaran ini. Selain sederhana

dan mudah, media ini juga sangat banyak diminati oleh para peserta didik.

Mereka akan lebih tertarik dengan media tersebut karena menyajikan

berbagai macam permainan dalam pembelajaran. Oleh sebab itu pendidik

semestinya dapat menyesuaikan media yang sesuai dengan kebutuhannya.

Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa penting bagi para

pendidik untuk menerapkan media pembelajaran yang sesuai. Pendidik tidak

hanya menyediakan media pembelajaran yang terbatas namun juga penting

baginya untuk mengkreasikan media seperti video, animasi dan games.

Page 5: BAB II PEMBAHASAN A. Penelitian Terdahulu

15

Dengan demikian, peserta didik dapat antusias dalam mengikuti pembelajaran

yang berlangsung dan dapat dengan mudah memahami pelajaran.

c. Manfaat media dalam pembelajaran

Selebihnya Kemp dan Dayton dalam mengidentifikasikan beberapa

manfaat media dalam pembelajaran, diantaranya:

1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan

Dengan adanya media pembelajaran, dapat menghindari banyaknya

pendidik atau peserta didik yang memiliki penafsiran berbeda dalam suatu

konsep materi pelajaran tertentu. Siswa akan melihat ataupun mendengar

uraian suatu materi pelajaran melalui media yang sama dan menerima

informasi yang sama sebagaimana yang didapat oleh siswa lain. Selain itu,

kehadiran media pembelajaran dapat mengurangi terjadinya kesenjangan

informasi diantara siswa lain.

2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik

Kelebihan yang dimiliki media pembelajaran dapat membantu seorang

pendidik untuk lebih mudah dalam mengajar, sebagai contoh media dapat

menampilkan informasi tidak hanya berupa teks namun dapat melalui suara,

gambar, gerakan dan warna. Materi pembelajaran yang telah disajikan dalam

media tentunya lebih jelas, lengkap, serta menarik minat siswa. Media

pembelajaran dapat meningkatkan rasa keingintahuan siswa untuk menerima

informasi serta dapat merangsang keaktifan siswa dalam pembelajaran baik

berupa fisik maupun emosional. Dengan demikian, media dapat menciptakan

Page 6: BAB II PEMBAHASAN A. Penelitian Terdahulu

16

suasana pembelajaran yang lebih hidup, tidak monoton dan tidak

membosankan.

3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif

Rancangan dan pemilihan media yang baik dapat membantu pendidik

dan peserta didik melakukan dua secara aktif selama proses pembelajaran.

Kehadiran media dapat mengurangi kecenderungan pembelajar yang hanya

berbicara dalam satu arah kepada peserta didik, dengan demikian pendidik

dapat dengan mudah mengkondisikan kelas sehingga tidak hanya pembelajar

yang aktif namun juga pebelajarnya.

4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga

Seorang pendidik tentunya diharapkan untuk dapat mencapai target

kurikulum. Namun lain halnya yang terjadi saat ini, seorang pendidik tidak

mampu untuk memaksimalkan materi yang diajarkan karena belum mencapai

target kurikulum. Masalah ini bisa teratasi jikalau seorang pendidik mampu

memanfaatkan media secara maksimal. Media dapat membantu seorang

pendidik untuk mencapai tujuan belajar secara maksimal tanpa menghabiskan

tenaga ataupun waktu yang banyak. Seorang pendidik tidak perlu

menjelaskan materi pembelajaran secara berulang-ulang, karena hanya

dengan sekali sajian menggunakan media, peserta didik akan lebih mudah

memahami pelajaran.

5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa

Pemanfaatan media selain dapat menjadikan proses pembelajaran lebih

efisien, namun juga dapat membantu siswa menyerap materi pelajaran lebih

Page 7: BAB II PEMBAHASAN A. Penelitian Terdahulu

17

mendalam dan utuh. Jika hanya menggunakan metode ceramah, dimana

peserta didik hanya dituntut untuk mendengarkan penjelasan guru pasti tidak

dapat memahami pelajaran secara baik. Namun, ketika hal tersebut

dikembangkan dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan, atau

mengalami sendiri melalui media, maka pemahaman siswa akan menjadi

lebih baik.

6. Media dapat memungkinkan proses pembelajaran untuk dilakukan

dimana saja dan kapan saja

Media pembelajaran dapat dirancang semenarik mungkin sehingga siswa

tidak hanya dapat melakukan kegiatan pembelajaran didalam kelas namun

juga dapat lebih leluasa, kapanpun dan dimanapun, dengan tidak bergantung

pada keberadaan seorang guru. Program pembelajaran audio visual, termasuk

program pembelajaran dengan menggunakan komputer dan digital, dapat

menjadikan siswa lebih mandiri, tanpa bergantung pada waktu dan tempat.

Penggunaan media dapat menyadarkan siswa bahwa banyak dari sumber-

sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dalam belajar. Sebagaimana yang

kita ketahui, bahwasannya alokasi waktu belajar disekolah sangat terbatas dan

siswa lebih banyak menghabiskan waktu diluar lingkungan sekolah.

7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan

proses belajar.

Proses pembelajaran akan menjadi lebik menarik dengan media

pembelajaran. Kemampuan siswa untuk belajar dari berbagai sumber dapat

Page 8: BAB II PEMBAHASAN A. Penelitian Terdahulu

18

menanamkan sikap kepadanya untuk selalu berinisiatif mencari berbagai

sumber belajar yang diperlukan.

8. Mengubah peran siswa ke arah yang lebih positif dan produktif

Penggunaan media menjadikan guru bukan lagi menjadi satu-satuya

sumber belajar bagi siswa. Guru tidak perlu menjelaskan semua materi

pelajaran, karena bisa berbagi peran dengan media. Jika hal ini terjadi, guru

akan lebih memiliki banyak waktu untuk memberi perhatian kepada aspek-

aspek edukatif lainnya, seperti membantu kesulitan belajar siswa, membentuk

kepribadian siswa, memotivasi belajar siswa, dan lainnya.

9. Media dapat mengatasi kendala keterbatasan ruang dan waktu

Media tidak hanya mampu menghadirkan informasi didalam kelas,

namun juga sesuatu yang berada di luar kelas. Peristiwa yang telah terjadi di

masa lampau juga dapat disajikan dihadapan siswa kapanpun yang

diinginkan. Dengan bantuan media, peristiwa yang sedang terjadi di negara

ataupun benua lain dapat dihadirkan seketika melalui media diruang kelas.

10. Media dapat membantu mengatasi keterbatasan indera manusia

Dengan bantuan media, seseorang tidak lagi kesulitan dalam mempelajari

obyek-obyek pelajaran yang terlalu kecil, terlalu besar, ataupun terlalu jauh.

Begitupula obyek berupa proses atau kejadian yang sangat cepat ataupun

lambat, dapat disaksikan dengan jelas melalui media. Dengan media

seseorang dapat mengatur lebih cepat ataupun lambat suatu

kejadian.(Falahudin, 2014, pp. 114-116)

Page 9: BAB II PEMBAHASAN A. Penelitian Terdahulu

19

d. Klasifikasi media

(Nurseto, 2011, p. 23)Mengklasifikasi dan memisahkan media dalam lima

kelompok besar diantaranya: media visual diam, media visual gerak, media

audio, media audio visual diam dan media audio visual gerak. Proses yang

dipakai untuk menyajikan pesan, apakah melalui penglihatan langsung,

proyeksi optik, proyeksi elektronik atau telekomunikasi.

Format klasifikasi media melalui bentuk penyajian dan cara penyajiannya

dibagi menjadi tujuh kelompok media penyaji, diantaranya:

1. Grafis, bahan cetak, dan gambar diam

2. Media proyeksi diam,

3. Media audio,

4. Media audio visual diam,

5. Media audio visual hidup/film,

6. Media televisi, dan

7. Multimedia.

2. Bahan Ajar

a. Pengertian bahan ajar

Menurut (Desyani, 2016, p. 129) mengungkapkan bahwa bahan ajar

dibedakan menjadi dua yaitu bahan ajar tulis dan bahan ajar tidak tertulis.

Bahan ajar merupakan rancangan ataupun seperangkat alat yang disiapkan oleh

guru dalam pembelajaran. Dalam upaya mencapai standar kompetensi dan

kompetensi dasar bagi siwa, bahan ajar merupakan peranan penting. Bahan ajar

Page 10: BAB II PEMBAHASAN A. Penelitian Terdahulu

20

semestinya meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau nilai

yang harus dipelajari siswa.

Pengertian tersebut ditekankan oleh (Syaifullah & Izzah, 2019, p. 130)

bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang dapat diimplementasikan oleh guru

dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

b. Komponen bahan ajar

(Abusyairi, 2013, pp. 53-54) menjelaskan bahwa komponen-komponen

dalam bahan ajar terdiri dari pebelajar, media, sumber, dan pembelajar.

Pengembangan bahan ajar mencakup banyak pertanyaan. Oleh sebabnya bahan

ajar dapat dikatakan sebagai media dan sumber belajar yang memiliki

kedudukan yang strategis. Pertanyaan-pertanyaan didalamnya meliputi:

1. Sejauh mana tingkat kesiapan pebelajar mencapai tujuan?;

2. Metode proses pembelajaran apa yang dibutuhkan guna mencapai tujuan

yang relevan dengan karakeristik pebelajar?;

3. Media atau sumber belajar apa saja yang sesuai?;

4. Dukungan apa selain faktor pembelajar yang dijumpai pada sumber-sumber

belajar yang dibutuhkan untuk mensukseskan belajar?;

5. Bagaimanakah keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan?;

6. Hal-hal apa yang perlu dilakukan guna memperbaiki proses pembelajaran?

Enam pertanyaan yang telah dipaparkan diatas dengan jelas menjelaskan

bahwa bahan ajar memberikan informasi atau gambaran yang relatif

operasional bagi pengelolaan proses pembelajaran. Bahan ajar dapat menjadi

Page 11: BAB II PEMBAHASAN A. Penelitian Terdahulu

21

sebuah pedoman bagi pebelajar baik untuk kepentingan mandiri ataupun

kegiatan tatap muka yang telah terjadwal. Bahan ajar dilengkapi dengan 3

komponen penting diantaranya: metode, evaluasi, dan pedoman bagi

pembelajar.

c. Manfaat bahan ajar

Manfaat penyusunan bahan ajar dan bentuk bahan pembelajaran oleh

(Hernawan, Permasih, & Dewi, 2012, p. 4) dijelaskannya sebagai berikut:

1. Pedoman bagi siswa. Bahan ajar akan mengarahkan semua aktivitasnya

dalam proses pembelajaran. Selain itu, bahan ajar merupakan substansi

kompetensi yang seharusnya dipelajari dan dikuasai oleh siswa.

2. Pedoman bagi tenaga pendidik. Bahan ajar akan mengarahkan semua

aktivitasnya dalam proses pembelajaran. Selain itu bahan ajar merupakan

substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan dan dilatih bagi pendidik

kepada peserta didik.

3. Alat evaluasi pencapaian dan penguasaan hasil pembelajaran.

d. Bentuk bahan ajar

Bentuk bahan pembelajaran dibedakan menjadi dua diantaranya:

1. Bahan pembelajaran dengan desain lengkap, bahan ajar ini terdiri dari

komponen pembelajaran secara utuh, meliputi: tujuan pembelajaran atau

kompetensi yang akan dicapai, kegiatan belajar yang harus dilakukan siswa,

materi pembelajaran yang disusun secara sistematis, ilustrasi atau media dan

peraga pembelajaran, latihan dan tugas, evaluasi dan umpan balik. Contoh

Page 12: BAB II PEMBAHASAN A. Penelitian Terdahulu

22

kelompok bahan pembelajaran ini seperti audio pembelajaran, pembelajaran

berbasis komputer, modul pembelajaran, dan pembelajaran berbasis

Web/internet.

2. Bahan pembelajaran dengan desain tidak lengkap, bahan pembelajaran ini

didesain dalam bentuk komponen pembelajaran yang terbatas, seperti dalam

bentuk sumber belajar, alat peraga, atau media pembelajaran yang

membantu pendidik ataupun siswa dalam kegiatan pembelajaran. Contoh

kelompok bahan pembelajaran ini yaitu: belajar dengan transparansi, belajar

dengan peta ataupun globe, pembelajaran dengan berbagai alat peraga,

model kerangka manusia, dan lainnya.(Hermawan, 2012, p. 4)

3. Practical Arabic Syntax

a. Pengertian practical Arabic syntax

Practical Arabic syntaxsecara umumoleh (Suleiman, 1999) yang merupakan

ahli bahasa dari Britania, dijelaskan bahwa practical Arabic syntax adalah tata

bahasa Arab yang memiliki disiplin sangat ketat. Suleiman menjelaskan bahwa

dalam gramatikal bahasa Arab, banyaknya ketentuan-ketentuan yang harus

diperhatikan. Menurutnya, kaidah gramatikal bahasa Arab tidak dapat

diterapkan dengan mudah tanpa memperhatikan kedudukan dan posisi kata

yang sesuai dan tepat. Semestinya seseorang memperhatikan dan menempatkan

dhomir yang sesuai dalam suatu kalimat.

Pengertian practical Arabic syntax selanjutnya diungkapkan oleh (Zaenuri,

2019, p. 193) merupakan pembelajaran gramatikal bahasa Arab yang

Page 13: BAB II PEMBAHASAN A. Penelitian Terdahulu

23

memperhatikan prinsip-prinsip dan tujuan pembelajaran. Untuk meningkatkan

pembelajaran practical Arabic syntax, guru memberikan banyak contoh dan

latihan, dengan demikian siswa akan banyak praktek dan tentunya lebih mudah

memahami materi.

Pengertian lain disimpulkan oleh (Solihin, 2017, p. 362) practical Arabic

syntax adalah pengajaran gramatikal bahasa Arab yang dimulai dengan

pemberian contoh-contoh kemudian disimpulkan kedalam kaidah-kaidah

teoritis. Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah metode

istiqro’i, dimana guru lebih banyak menyajikan contoh dan soal. Lain halnya

seperti pembelajaran sintaksis bahasa Arab pada umumnya, practical arabic

syntax berupaya untuk lebih menekankan pembelajaran terhadap praktik serta

siswa tidak dituntut untuk menghafalkan kaidah-kaidah yang banyak.

Adapun tahapan-tahapan dalam pembelajaran practical arabic syntax yaitu

1. Guru memulai pembelajaran dengan menentukan topik bahasan 2. Guru

memberikan contoh-contoh yang sesuai dengan topik 3. Siswa diperintahkan

untuk membaca dan memahami contoh yang telah diberikan 4. Guru

menjelaskan kaidah bahasa Arab yang sesuai dengan contoh 5. Guru

menyimpulkan terkait kaidah yang disajikan 6. Siswa diperintahkan untuk

mengerjakan latihan-latihan.

b. Tujuan pembelajaran practical Arabic syntax

Menurut Rusydi Ahmad dan Hasan Syahathah diantara tujuan

pembelajaran practical Arabic syntax yaitu diantaranya:

Page 14: BAB II PEMBAHASAN A. Penelitian Terdahulu

24

1. Mengembangkan pendidikan intelektual dengan membawa mereka

terhadap pemikiran yang logis serta dapat membedakan antara struktur

(tarakib), ungkapan-ungkapan (i’barat), kata, dan kalimat.

2. Peserta didik dapat cermat dalam mengamati contoh-contoh, melakukan

perbandingan, analogi, penyimpulan (kaidah), Membiasakan peserta didik

cermat dalam mengamati contoh-contoh, dan mengembagkan rasa bahasa

dan sastra (dzauq lughawi), karena kajian practical Arabic syntax

didasarkan atas analisis lafazh, ungkapan, uslub (gaya bahasa), serta dapat

membedakan antara kalimat yang benar dan salah.

3. Peserta didik terlatih untuk membuat kalimat lain sesuai contoh

sebelumnya, begitu juga dengan uslub (gaya bahasa), ungkapan dan

performa kebahasaan (al-ada’ al-lughawi) secara benar, serta dapat

menilai lisan maupun tulisan yang sesuai dengan kaidah ataupun tidak

sesuai dengan kaidah.

4. Membekali peserta didik dengan kaidah-kaidah kebahasaan yang dapat

menjaga atas kesalahannya dalam berbahasa.

5. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami apa yang didengar

dan tertulis.

6. Siswa dapat membaca teks berbahasa Arab dengan baik, berbicara, dan

menulis dengan tepat sesuai kaidah bahasa Arab.

7. Mengembangkan materi kebahasaan siswa, dengan ungkapan dan contoh

dari lingkungannya.

Page 15: BAB II PEMBAHASAN A. Penelitian Terdahulu

25

8. Membentuk kebiasaan berbahasa yang benar, agar siswa tidak

terpengaruh dengan gaya bahasa ‘amiyah.(Hakim, 2013, p. 6)

4. Multimedia Electronic Book (mE-Book)

a. Pengertian mE-Book

Multimedia Electronic Book atau biasa disebut dengan mE-Book adalah

versi elektronik dari teks yang dapat dibaca di layar dekstop atau laptop, PDA

atau perangkat portabel lainnya. Media mE-Book dapat menggunakan

berbagai format file. selain itu mE-Book dapat menampilkan fitur lainnya

seperti gambar, audio, dan video. Selebihnya pengertian mE-Book

disampaikan oleh Abbot and Kelly dalam (Muhammad et al., 2017, p. 172)

yang menjelaskan bahwa:

E-books can be as simple as scanned versions of printed publications, and

e-books inherently provide readers with features including multimedia,

hyperlinks and other interactive components, search capabilities, and

customization to change text size or hidden text to audio to meet the needs

of special readers.

Penjelasan diatas menjelaskan bahwa mE-Book merupakan media elektronik

yang dengan mudah dapat diakses dan digunakan dimanapun dan kapanpun.

mE-Book memiliki banyak fitur yang dapat digunakan seperti gambar, audio,

maupun video. manfaat dari mE-Book ini tentunya dengan mudah dapat

membantu pendidik maupun peserta didik dalam pembelajaran.

Page 16: BAB II PEMBAHASAN A. Penelitian Terdahulu

26

b. Manfaat mE-Book

Manfaat dan keuntungan penggunaan mE-Book diungkap oleh (Fani, Noor,

& Lisa, 2016, pp. 17-19), meliputi:

1. Mudah disimpan. Dengan mudah disimpan dalam penyimpanan data

seperti Harddisk, CD, atau USB dalam format yang kompak, karena mE-

Book memiliki format digital. Selain itu, puluhan, ratusan bahkan ribuan

buku dapat disimpan dalam sekeping CD, Flash Disk dan lainnya,

sehingga tidak memerlukan ruangan yang besar.

2. Mudah dibawa. Banyaknya buku yang disimpan dengan format mE-Book

dapat dengan mudah dibawa baik melalui cakram DVD, USB maupun

media penyimpanan lainnya.

3. Tidak lapuk. Layaknya buku pada umumnya yang mudah menjadi lapuk,

namun tidak dengan format digital berupa mE-Book yang dapat bertahan

sepanjang masa dengan kualitas yang tidak berubah. Penggunaan media

ini tidak memerlukan perawatan yang khusus untuk dapat bertahan lama.

4. Mudah diproses. Format mE-Book sangat mudah untuk dilacak ataupun

dijelajahi keberadaannya. Hal tersebut bermanfaat terutama bagi yang

melakukan studi literatur, seperti mahasiswa yang sedang mengerjakan

skripsi, dosen yang sedang melakukan penelitian, wartawan dalam

memuat berita dan lainnya.

5. Dapat dibaca oleh orang yang tidak bisa atau tidak mampu membaca.

Format mE-Book dapat dengan mudah diproses oleh komputer, isi dari

mE-Book dapat dibacakan oleh komputer dengan menggunakan text to

Page 17: BAB II PEMBAHASAN A. Penelitian Terdahulu

27

speech synthesizer. Dengan demikian, bagi tuna netra ataupun orang

yang buta huruf, dapat dengan mudah menerima informasi dari mE-Book.

settingan huruf dalam mE-Book juga dapat dengan mudah untuk

diperbesar atau diperkecil, hal tersebut sangat membantu bagi mereka

yang sulit membaca ataupun sebaliknya.

6. Mudah digandakan. Format mE-Book sangat mudah untuk digandakan,

seseorang dapat dengan mudah menggandakan mE-Book dengan ribuan

copy tanpa menghabiskan biaya yang banyak, sementara untuk mencetak

ribuan buku tentunya seseorang membutuhkan banyak biaya serta

membutuhkan waktu yang lama.

7. Mudah didistribusikan. Pengiriman mE-Book ke berbagai negara dengan

mudah dapat dilakukan dengan waktu yang sangat singkat. Hal tersebut

dengan mudah dapat didistribusikan menggunakan media seperti internet.

Dengan mengirimkan mE-Book, seseorang dengan mudahnya dapat

langsung membuka dan membaca isi mE-Book.

8. Bersifat interaktif. mE-Book dapat memberikan informasi yang interaktif

bagi pembacanya. Hal tersebut dikarenakan mE-Book tak hanya berisi

teks, namun juga dapat berupa gambar, audio, animasi, dan video.

9. Publikasi yang cepat. mempublikasi mE-Book hanya memerlukan waktu

dalam beberapa jam. Lain halnya dengan buku yang memerlukan kurang

lebih 1 sampai 3 bulan untuk terbit dan dapat dijual dipasaran.

10. Mendukung penghijauan. Hal tersebut didukung oleh Cindy Katz dan

Jennifer wilkov dalam bukunya yang berjudul “How to Go Green

Page 18: BAB II PEMBAHASAN A. Penelitian Terdahulu

28

Books,” ia menjelaskan bahwa jika penerbit menjual 1 juta copy buku

dengan masing-masing 250 lembar halaman per copy-nya, maka hal

tersebut membutuhkan sekiranya 12 ribu pohon yang ditebang untuk

memproduksi buku. Namun lain halnya dengan mE-Book, tidak adanya

penebangan pohon dalam hal ini.

C. Kerangka Penelitian

Proses pembelajaran adalah dua kegiatan yang terjadi dalam satu waktu

dengan pelaku yang berbeda. Dua pelaku diantaranya siswa dan guru yang

saling bertatap muka dalam proses pembelajaran berlangsung. Diantara guru

ataupun siswa masing-masing memiliki tujuan dalam pembelajaran. Karena

dua pelaku dalam pembelajaran adalah guru dan siswa, maka keberhasilan

proses pembelajaran tidak terlepas dari faktor guru ataupun siswa.

(Widoyoko, 2009, p. 4)

Namun masalah yang terjadi saat ini dari kedua pelaku pembelajaran

tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh

tujuan guru yang belum tercapai dalam pembelajaran begitu juga dengan

siswa. Guru tidak dapat menciptakan suasana belajar sesuai yang

diharapakan. Pembelajaran kadang kala terasa jenuh, monoton dan banyaknya

siswa yang tidak berkonsentrasi dalam pembelajaran. Hal tersebut

berpengaruh terhadap pemahaman siswa yang tidak melekat dalam suatu

pelajaran. Pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami tentunya sudah

lumrah menjadi harapan siswa dalam pembelajaran. Jika siswa tidak dapat

Page 19: BAB II PEMBAHASAN A. Penelitian Terdahulu

29

menerima suatu pembelajaran sebagaimana yang diharapkan, tentunya akan

berdampak terhadap aktifitas dan mood siswa dalam pembelajaran.

Bahan ajar adalah salah satu faktor eksternal yang dapat menciptakan

suatu pembelajaran menjadi efisien. Bahan ajar dapat mengatasi hambatan-

hambatan yang terjadi dalam pembelajaran seperti hambatan komunikasi,

keterbatasan ruang kelas, sikap siswa yang pasif, pengamatan siswa yang

kurang seragam, sifat objek belajar yang kurang khusus sehingga tidak

memungkinkan dipelajari tanpa bahan ajar, dan lain sebagainya.

Dari masalah yang terjadi, semestinya guru dapat menciptakan bahan ajar

yang menarik sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa dalam

pembelajaran. Penerapan bahan ajar yang baik dapat mengubah sifat pasif

siswa menjadi aktif dan semangat dalam pembelajaran. Berikut adalah

gambaran secara ringkas dalam bentuk bagan tentang kerangka penelitian.

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

Page 20: BAB II PEMBAHASAN A. Penelitian Terdahulu

30

a. Hipotesis

Dalam sebuah penelitian, hipotesis dapat dinyatakan kedalam dua bentuk

diataranya:

1. Hipotesis Nol (H0)

Hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan bahwa tidak adanya

hubungan atau pengaruh antar variabel. Dalam hal ini hubungan atau

pengaruh antar variabel sama dengan nol.

2. Hipotesis Alternatif (Ha)

Hipotesis alternatif adalah lawan dari hipotesis nol, artinya dalam

hipotesis alternatif menyatakan bahwa adanya hubungan atau pengaruh antar

variabel atau tidak sama dengan nol. (Suliyanto & MM, 2017, p. 24)

Berdasarkan pemasalahan yang telah dijelaskan, maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah:

1. H0= Pengembangan bahan ajar practical Arabic syntax berbasis mE-Book

tidak efektif di SMA Surya Buana Malang.

2. Ha= Pengembangan bahan ajar practical Arabic syntax berbasis mE-Book

efektif di SMA Surya Buana Malang.