74
BAB II PEMBAHASAN A. TINJAUAN TENTANG NOTARIS 1. Pengertian Notaris Sebagai Pejabat Umum Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membentuk akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud UUJN, dimana hal tersebut ditujukan untuk menjamin kepastian, ketertiban dan perlindungan hukum kepada masyarakat. Oleh karena itu, apabila dalam implementasinya ternyata Notaris tidak dilindungi hak-haknya, maka Notaris sebagai pelayan masyarakat sekaligus individu sebagai bagian yang integral dalam sebuah negara, tidak mendapat perlindungan hukum maka dapat menurunkan citra bangsa itu sendiri sebagai negara hukum. Masyarakat mengenal istilah kenotariatan itu lebih kepada profesinya, yaitu profesi Notaris.Profesi ini ada di Indonesia merupakan peninggalan zaman penjajahan Hindia Belanda. Kenotariatan merupakan lembaga peninggalan zaman Hindia Belanda yang diatur dengan aturan Perundang-undangan Pemerintah Hindia Belanda sejak tahun 1860, tetapi karena telah tumbuh dan berkembang di dalam kehidupan hukum masyarakat dan pemerintah maka selanjutnya sudah menjadi lembaga yang terus menerus dipakai dalam hubungan-hubungan hukum hingga sekarang, diantaranya guna diperolehnya jaminan kepastian hukum dengan diterbitkannya akta otentik sebagai alat bukti yang sempurna.

BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

BAB II

PEMBAHASAN

A. TINJAUAN TENTANG NOTARIS

1. Pengertian Notaris Sebagai Pejabat Umum

Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membentuk

akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud UUJN, dimana

hal tersebut ditujukan untuk menjamin kepastian, ketertiban dan

perlindungan hukum kepada masyarakat. Oleh karena itu, apabila dalam

implementasinya ternyata Notaris tidak dilindungi hak-haknya, maka

Notaris sebagai pelayan masyarakat sekaligus individu sebagai bagian yang

integral dalam sebuah negara, tidak mendapat perlindungan hukum maka

dapat menurunkan citra bangsa itu sendiri sebagai negara hukum.

Masyarakat mengenal istilah kenotariatan itu lebih kepada

profesinya, yaitu profesi Notaris.Profesi ini ada di Indonesia merupakan

peninggalan zaman penjajahan Hindia Belanda. Kenotariatan merupakan

lembaga peninggalan zaman Hindia Belanda yang diatur dengan aturan

Perundang-undangan Pemerintah Hindia Belanda sejak tahun 1860, tetapi

karena telah tumbuh dan berkembang di dalam kehidupan hukum

masyarakat dan pemerintah maka selanjutnya sudah menjadi lembaga yang

terus menerus dipakai dalam hubungan-hubungan hukum hingga sekarang,

diantaranya guna diperolehnya jaminan kepastian hukum dengan

diterbitkannya akta otentik sebagai alat bukti yang sempurna.

Page 2: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

Kedudukan seorang Notaris sebagai suatu fungsionaris dalam

masyarakat hingga sekarang dirasakan masih disegani.Seseorang Notaris

biasanya dianggap sebagai pejabat tempat seseorang dapat memperoleh

nasihat yang boleh diandalkan. Segala sesuatu yang ditulis serta

ditetapkannya (konstatir) adalah benar, ia adalah pembuatan dokumen yang

kuat dalam suatu proses hukum.1

Pasal 1868 KUH Perdata memberikan wewenang kepada Notaris

untuk membuat akta otentik. Kewenangan tersebut kemudian dijabarkan

dalam Pasal 1 Peraturan Jabatan Notaris (Sbtl. 1860 Nomor 3) yang

memberikan pengertian tentang Notaris, bunyinya sebagai berikut :2

“Notaris adalah Pejabat umum yang satu-satunya berwenang untuk membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan penetapan yang diharuskan oleh suatu peraturan umum atau oleh yang berkepentingan dikehendaki untuk dinyatakan dalam suatu akta otentik, menjamin kepastian tunggalnya, menyimpan aktanya dan memberikan grosse, salinan dan kutipannya, semua sepanjang pembuatan akta itu oleh suatu peraturan umum tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat atau orang lain”

R. Soegondo Notodisoerjo, dalam bukunya “Hukum Notariat di

Indonesia”, beliau membahas Pasal 1 Peraturan Jabatan Notaris, sebagai

berikut :3

“Bahwa untuk membuat akta otentik, seseorang harus mempunyai kedudukan sebagai pejabat umum. Di Indonesia, seorang advokat, meskipun ia seorang yang ahli dalam bidang hukum, tidak berwenang untuk membuat akta otentik, karena ia tidak mempunyai kedudukan sebagai pejabat umum. Sebaliknya seorang pegawai catatan Sipil meskipun ia bukan ahli hukum, ia berhak membuat

�������������������������������������������������������������Tan Thong Kie, Studi Notariat & Serba-Serbi Praktek Notaris, PT.Ichtiar Baru Van

Hoeve, Jakarta, 2007, h 444��Staatblad 1860 Nomor 3 Tentang Peraturan Jabatan Notaris Notaris, Pasal 1��R. Soegondo Notodisoerjo, Hukum Notaris Di Indonesia., h 1�

Page 3: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

akta-akta otentik untuk hal-hal tertentu, umpamanya untuk membuat akta kelahiran atau akta kematian. Demikian itu karena ia oleh Undang-undang ditetapkan sebagai pejabat lain yang dikecualikan dan diberi wewenang untuk membuat akta-akta itu”.

Pasal 1 peraturan jabatan Notaris ini dimaksudkan untuk

memberikan penegasan bahwa Notaris adalah satu-satunya yang

mempunyai wewenang umum dalam hal pembuatan akta, bukan pejabat

lain. Pejabat lainnya hanya mempunyai wewenang tertentu sebagaimana

telah ditugaskan oleh perundang-undangan. Pejabat lain yang ditunjuk

untuk membuat akta otentik selain Notaris adalah Pegawai Catatan Sipil

(Ambtenaar Van De Burgerlijke Stand). Pegawai Catatan Sipil ini

walaupun bukan ahli hukum, berhak untuk membuat akta-akta otentik

untuk hal-hal tersebut, yaitu akta kelahiran, perkawinan dan kematian.

Kedudukan Notaris sebagai Pejabat Umum memberikan wewenang

kepada Notaris untuk dapat membuat akta-akta otentik. Berbeda halnya

dengan pegawai Negeri karena meskipun mereka adalah pejabat dan

mempunyai tugas untuk melayani kepentingan umum, tetapi bukan

merupakan Pejabat Umum seperti yang dimaksud dalam Pasal 1868 Kitab

Undang-undang Hukum Perdata. Notaris bukan pegawai negeri

sebagaimana yang dimaksud dalam peraturan kepegawaian.Notaris dalam

hal ini tidak menerima gaji, melainkan menerima honorarium dari

kliennya.

Adanya jabatan lain yang serupa dengan Notaris namun berbeda

yaitu Pegawai Negeri sebagaimana yang telah diutarakan di atas,

memperlihatkan bahwa sebenarnya Notaris mempunyai kedudukan khas

Page 4: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

sebagai pejabat umum. Dimana Notaris sebagai pejabat umum tersebut

diangkat dan diberhentikan seperti pegawai negeri, tetapi bukan pegawai

negeri, Notaris menjalankan sebagian kewibawaannya pemerintah dalam

hal pembuatan akta-akta otentik sebagai dokumen resmi dan mempunyai

kekuatan bukti sempurna, selain mengikat para pihak juga mengharuskan

pihak di luarnya untuk turut menghormati akta-akta tersebut sebagai

dokumen resmi.

Sebelum menjalankan jabatannya, Notaris harus disumpah terlebih

dahulu.Hal ini membawa konsekuensi bahwa dalam menjalankan

jabatannya.Notaris sebagai pejabat umum harus senantiasa menghayati

sumpah jabatannya yang termuat dalam Pasal 4 Undang-undang Jabatan

Notaris.Hal ini sebenarnya menegaskan bahwa jabatan sebagai Notaris

haruslah independen, dalam arti kata tidak memihak kepada pihak-pihak

tersebut, sehingga Notaris menjadi jabatan kepercayaan.

2. Hubungan Notaris dengan Penghadap

Ketika penghadap datang menemui Notaris dengan tujuan agar

tindakan hukum yang telah dilakukannya menjadi sah menurut hukum yang

berlaku sehingga menjadi bukti atas haknya, kemudian Notaris membuatkan

bukti atas permintaan penghadap berupa akta otentik maka dalam hal ini

memberikan landasan bagi Notaris dan penghadap melakukan hubungan

hukum. Oleh sebab itu Notaris wajib memastikan bahwa akta yang

dibuatnya telah sesuai dengan aturan hukum yang berlaku sehingga dapat

melindungi kepetingan penghadap. Sehingga apabila dikemudian hari

Page 5: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

terdapat permasalahan terhadap akta yang dibuatnya dan melibatkan Notaris

dalam sebuah proses peradilan dapat ditentukan sejauh mana kesalahan

Notaris apakah berupa wanprestasi atau perbuatan melawan hukum.

Hubungan hukum antara Notaris dengan penghadap yang dapat di

masukkan sebagai perbuatan wanprestasi dalam sebuah gugatan apabila

hubungan tersebut terjadi berdasarkan sistem kotrak. Namun berdasarkan

tugas dan kewenangan yang diberikan kepadanya oleh UUJN, hubungan

antara Notaris dengan penghadap bukanlah berdasarkan pada sistem

kontrak. Hal ini dikarenakan, penghadap menemui Notaris berdasarkan

keinginannya secara pribadi dan pada dasarnya semua Notaris terbuka untuk

siapa saja sehingga menjadi tidak tepat apabila dikatakan hubungan antara

Notaris dengan penghadap baru bisa terjadi ketika telah terjadi apabila telah

diperjajikan terlebih dahulu. Denga tidak adanya perjanjian baik secara lisan

maupun tulisan antara kedua belah pihak maka apabila kesalahan Notaris

yang dilakukannya selama menjabat sebagai Notaris dapat dikualifikasikan

dalam sebuah perbuatan wanprestasi bukanlah sebuah tuduhan yang tak

berdasar.

Ketika mengkualifikasikan kesalahan Notaris yang dilakukan selama

menjalankan jabatanya atas dasar perbuatan melawan hukum harus

diperjelas sejauh apa keterlibatan Notaris pada akta yang dibuatnya. Hal ini

dikarenakan, pembuatan sebuah akta otentik tidak akan pernah terjadi

apabila tidak berdasarkan atas permintaan dari penghadap yang berarti

keinginan penghadaplah yang dituangkan kedalam akta sesuai dengan

Page 6: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

hukum yang berlaku. Sepanjang Notaris dalam membuat akta otentik

tersebut telah sesuai dengan tata cara dan persyaratan dalam pembuata akta

serta akta yang dibuatkan sesuai denga keinginan penghadap maka tuntutan

dalam bentuk perbutan melawan hukum tidak mugkin dilakukan. Namun

sebaliknya, berdasarkan Pasal 1869 BW yang menyatakan bahwa Notaris

dapat digugat dengan dasar perbuatan melawan hukum apabila akta yang

otentik yang dibuatnya memiliki kekuatan pembuktian menjadi akta

dibawah tangan dengan alasan :

a. Notaris tidak berwenang membuat akta yang bersangkutan;

b. Tidak mampunyaotaris yang bersangkutan dalam membuat akta;

b. Akta Notaris cacat dalam bentuknya.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat dikatakan bahwa

hubungan antara Notaris dengan penghadap bukanlah jenis hubungan yang

dapat menjadikan Notaris sebagai pihak yang bersalah sehingga menjadikan

Notaris sebagai Pihak yang harus ikut bertanggungjawab atas permasalahan

yang terjadi akibat akta yang dibuatnya. Hal ini terjadi karena hubungan

antara Notaris dengan penghadapnya merupakan hubungan yang khas

dengan karakter sebagai berikut :

a. Tidak perlu dibuat suatu perjanjian baik lisan maupun tulisan dalam bentuk kuasa untuk membuat akta atau untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu.

b. Penghadap datang ke hadapan Notaris berdasarkan kemampuan Notaris dalam menuangkan keinginan para pihak menjadi sebuah akta otentik sesuai hukumyang berlaku.

Page 7: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

c. Hasil akhir dari tindakan Notaris berdasarkan kewenangan Notaris yang berasal dari permintaan atau keinginan para pihak.

d. Notaris bukanlah pihak dalam akta yang dibuatnya.4

Namun apabila dalam proses pembuktian dapat dibuktikan sebaliknya,

bahwa selama melaksanakan tugas dan kewajibannya Notaris melakukan

kesalahan sehingga menimbulkan kerugian bagi orang lain maka Notaris

yang bersangkutan dapat memiliki kemungkinan untuk dimintai

pertanggungjawabanya.5s

1. Kode Etik Notaris

Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

ditengah-tengah lingkungan masyarakat karna sebagaimana tuntutan tugas

profesinya menurut Undang-Undang yang berlaku, keberadaan

notarissangat berguna dalam memberikan jaminan akan kepastian serta

perlindungan hukum bagi masyarakat dalam pembuatan akta otentik

terhadap subjek hukum Perdata. Penggunaan akta otentik dalam proses

pembuktian hukum dikehidupan masyarakat memiliki arti yang sempurna,

yang berarti dengan keberadaan akta otentik dapat menunjukan sebuah

bukti kebenaran yang sebenarnya terkecuali keberadaan isi dari akta

otentik tersebut dapat dibuktikan sebaliknya. Pada proses pembuatan akta

otentik yang mengandung kebenaran formal,membutuhkan bantuan jasa

Notaris sebagai pihak yang memiliki pengetahuan pasti tentang arti

kepastian hukum dalam sebuah akta. Sehingga akta otentikitu akan dapat

������������������������������������������������������������4Habib Adjie, Op.Cit, h 19�5Ibid�

Page 8: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

��

dipahami dan diterima oleh semua pihak serta memiliki jaminan kepastian

hukum yang berlaku ditengah-tengah masyarakat.

Dalam menjalankan tugas tanggungjawabnyanotaris harus benar-

benar mampu menunjukankredibilitasterbaik yang dimilikinyasebagai

seorang panutan oleh masyarakat, sehingga ketika seorang notaris bekerja

memenuhi tugasnya tidak adapihak yang akan dirugikan akibat

perbuatannya. Oleh karena itu, seorang notaris dituntut untuk lebih peka,

jujur dan adil kepada pihak yang terikatlangsung dalam akta yang

dibuatnya.

Dengan besarnya tanggungjawab atas profesi yang diembannya,

notaris memerlukan suatu aturan yang dapat membatasi sifat dan

hakekatnya dalam bekerja. Selain mengacu pada ketentuan Undang-

Undang Jabatan Notaris, notaris pula memiliki peraturan lain yang harus

bisa ia taati sebagai sebuah profesi secara beriringan dengan peraturannya

sebagai pejabat negara. Dan peraturan tersebut dinamakan Kode Etik

Notaris.Kode Etik Notaris di Indonesia dibuat oleh Organisasi Notaris

Indonesia atau yang dikenal dengan Ikatan Notaris Indonesia (INI).Sama

halnya dengan Undang-Undang Notaris yang mengatur notaris sebagai

pejabat negara, kode etik notaris memiliki pengaturan mengenai

ketetentuan mengenai hal yang dibenarkan ataupun dilarang untuk

dilakukan oleh notaris sebagai sebuah profesi kerja.Menurut Bertens

sebagaimana yang disampaikan oleh Abdulkadir Muhammad, kode etik

profesi merupakan norma yang diterapkan dan diterima oleh kelompok

Page 9: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

��

profesi, yang mengarahkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya

bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu moral

profesi itu di mata masyarakat.6

Kode etik dalam profesi notaris sangat penting keberadaannya bagi

profesi Notaris terkait tugas pekerjaannya yang berorientasi pada

legalisasi, sehingga kode etik tersebut dapat menjadi fundamen hukum

utama tentang status harta benda, hak dan kewajiban seorang klien yang

menggunakan jasa Notaris.7 Alasan lain mengapa seorang notaris wajib

melaksanakan tugas profesinyasesuai kode etik jabatan Notaris, karena

tanpa itu harkat dan martabat profesionalisme akan hilang sama sekali.8

Kode Etik Notaris Indonesiamenetetapkan beberapa kaidah yang

harus dipegang oleh Notaris sebagai sebuah profesi (selain UUJN),

diantaranya adalah :9

a. Kepribadian Notaris, hal ini dijabarkan kepada : 1) Dalam melaksanakan tugasnya dijiwai Pancsila, sadar dan

taat kepada hukum peraturan jabatan Notaris, sumpah jabatan, kode etik Notaris dan berbahasa Indonesia yang baik.

2) Memiliki perilaku professional dan ikut serta dalam pembangunan nasional, terutama sekali dalam bidang hukum.

�������������������������������������������������������������Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006,

h77�7 Munir Fuady, Profesi Mulia (Etika Profesi Hukum Bagi Hakim, Jaksa, Advokat,

Notaris, Kurator, dan Pengurus), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005, h 133�8 Suhrawardi K. Lubis, Etika Profesi Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, h 35�9 Supriadi, Etika& Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia,Sinar Grafika,

Jakarta, 2006, h 52.�

Page 10: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

3) Berkepribadian baik dan menjunjung tinggi martabat dan kehormatan Notaris, baik didalam maupun diluar tugas jabatannya.

b. Dalam menjalankan tugasnya, Notaris harus : 1) Memiliki moral, akhlak serta kepribadian yang baik; 2) Menghormati dan menjunjung tinggi harkat dan martabat

jabatan Notaris; 3) Menjaga dan membela kehormatan Perkumpulan; 4) Menyadari kewajiban, bekerja mandiri, jujur tidak berpihak

dan dengan penuh rasa tanggung jawab yang berdasar pada peraturan perundang-undangan serta isi sumpah jabatan Notaris;

5) Meningkatkan ilmu pengetahuan yang dimiliki tidak terbatas pada ilmu pengetahuan hukum dan kenotariatan;

6) Mengutamakan pengabdian kepada kepentingan masyarakat dan Negara;

7) Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang memerlukan jasanya namun tidak mampu tanpa meminta honorarium;

8) Memperlakukan kliean dengan baik tanpa membeda-bedakan status ekonomi dan/atau status sosialnya;

9) Notaris memberikan penyuluhan hukum untuk mencapai kesadaran hukum yang tinggi, agar anggota masyarakat menyadari hak dan kewajibannya.

10) Melaksanakan serta mematuhi semua ketentuan tentang honorarium yang ditetapkan perkumpulan;

11) Hormat-menghormati dengan rekan sejawat dalam suasana kekeluargaan.

12) Saling menjaga dan membela kehormatan dan sifat tolongmenolong secara konstruktif.

13) Melakukan perbuatan-perbuatan yang secara umum disebutkan sebagai kewajiban untuk ditaati dan dilaksanakan.

c. Dalam menjalankan tugasnya, Notaris dilarang : 1) Memiliki lebih dari satu kantor sesuai dengan yang

ditetapkan oleh Undang-Undang, dan 2) Menggunakan perantara untuk mencari klien; 3) Menggunakan media massa yang bersifat promosi; 4) Menandatangani akta yang minuta aktanya telah

dipersiapkan oleh pihak lain; 5) Mengirimkan minuta akta kepada klien untuk ditanda

tangani; 6) Melakukan perbuatan ataupun persaingan yang merugikan

sesama.

Untuk dapat memastikan pelaksanaan kode etik notaris ini berjalan

sesuai dengan sebagaimana mestinya, peraturan kode etik notaris

Page 11: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

menyebutkan pula dibuatnya Dewan Kehormatan baik di tingkat daerah,

tingkat wilayah dan tingkat pusat dalam yang bertugas, sebagai berikut :10

a. Melakukan pembinaan, bimbinga, pengawasan, pembenahan anggota dalam menjunjung kode etik;

b. Memeriksa dan mengambil keputusan atas dugaan pelanggaran ketentuan kode etik yang bersifat internal atau yang tidak mempunyai kaitan dengan kepentingan masyarakat secara langsung;

c. Memberikan saran dan pendapat kepada Majelis Pengawas atas dugaan pelanggaran kode etik dan Jabatan Notaris.

Dan bagi para notaris yang ketahuan melanggar ketentuan kode

etik notaris oleh Dewan Kehormatan, maka notaris yang bersangkutan

harus menerima sanksi sesuai dengan jenis pelanggaran yang dilakukan.

Sanksi-sanksi yang dapat diberikan terhadap pelanggaran kode etik oleh

Notaris adalah, sebagai berikut :11

a. Teguran; b. Peringatan; c. Schorsing (pemecatan sementara) dari keanggotaan

Perkumpulan; d. Pemberhentian dengan tidak hormat dari keanggotaan; Dengan adanya sanksi tersebut, diharapkan agar Notaris dapat

berhati-hati dalam bekerja serta dapat lebih bertanggungjawab saat

menjalankan tugas profesinya dengan sebaik mungkin.

2. Kewenangan, Kewajiban Dan Larangan Jabatan Notaris Menurut

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris

a. Kewenangan Jabatan Notaris

������������������������������������������������������������10Kode Etik Notaris Ikatan Notaris Indonsia, Pasal 1 ayat (8) huruf (a)���Kode Etik Notaris Ikatan Notaris Indonsia, Pasal 6.�

Page 12: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

Notaris sebagai sebuah jabatan tentunya memiliki

kewenangan tersendiri yang wajib untuk dipatuhi.Wewenangan

merupakan suatu tindakan hukum yang diatur dan diberikan

kepada suatu jabatan berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku yang mengatur jabatan yang bersangkutan.12 Pada

bab III Pasal 15 dari UUJN telah diatur perihal kewenangan

Notaris yang mana disebutkan sebagai berikut :13

�� Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-undangan dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam aktaotentik, menjamin kepastian tanggal perbuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan datau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang.

�� Notaris berwenang pula : a. Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan

kepastian tanggal surat dibawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus;

b. Membukukan surat-surat dibawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus;

c. Membuat copi dari asli surat-surat dibawah tangan berupa salinan yang memuat uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan;

d. Melakukan pengesahan kecocokan fotocopy dengan surat aslinya;

e. Memberikan penyuluhan hukumsehubungan dengan pembuatan akta;

f. Membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan; atau

g. Membuat akta risalah lelang.

������������������������������������������������������������12 Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia Tafsiran Tematik Terhadap UU No.30 Tahun

2004 Tentang Jabatan Notaris, PT. Rafika Aditama, Bandung, 2008, h 77.�13Pasal 15 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris.�

Page 13: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

3) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), Notaris mempunyai kewenangan lain yang diatur dalam perundang-undangan.

Berdasarkan pasal-pasal tersebut diatas jelas bahwa Notaris

sebagai pejabat umum yang melaksanakan tugas dan pekerjaan

memberikan pelayanan publik atau pelayanan kepada masyarakat

untuk membuat akta-akta otentik, disamping itu Notaris juga

bertugas melakukan pendaftaran dan mengesahkan surat-surat yang

dibuat dibawah tangan.Selain itu,Notaris juga bertugas untuk

memberikan nasihat serta penjelasan mengenai Undang-Undang

kepada para pihak yang terkait.

Wewenang utama Notaris adalah membuat akta otentik,

tetapi tidak semua pembuat Akta Otentik menjadi wewenang

Notaris, misalkan Akta Kelahiran, Akta Pernikahan, serta Akta

Perceraian merupakan jenis akta yang dibuat oleh pejabat lain

selain Notaris.

Pasal 1868 KUHPer merupakan sumber untuk otoritas

terhadap Akta Notaris dan juga merupakan dasar legalitas

eksistensi dari Akta Notaris yang berbunyi sebagai berikut:14

1) Akta itu harus dibuat oleh atau dihadapan seorang pejabat umum.

2) Akta itu harus dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang.

3) Pejabat umum oleh atau dihadapan siapa akta itu dibuat harus mempunyai wewenang untuk membuat akta tersebut.

������������������������������������������������������������14 G.H.S. Lumban Tobing,Peraturan Jabatan Notaris, Erlangga, Jakarta, 1999, h 51�

Page 14: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

b. Kewajiban Jabatan Notaris

Kewajiban Notaris merupakan sesuatu yang wajib

dilakukan oleh Notaris yang dimana apabila dilakukan ataupun

dilanggar maka atas pelanggaran tersebut akan dikenakan sanksi

terhadap Notarisyang bersangkutan. Kewajiban tersebut diatur

pada Bab III Pasal 16 dari UUJN, yang dimana sebagai berikut :15

1) Dalam menjalankan kewajiban jabatanya, Notaris berkewajiban : a. Bertindak jujur, seksama, mandiri, tidak berpihak,

dan menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan hukum;

b. Membuat akta dalam bentuk minuta akta dan menyimpannya sebagai bagian dari protocol notaris;

c. Mengeluarkan grosse akta, salinan akta, atau kutipan akta berdasarkan minuta akta;

d. Memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang ini, kecuali ada alas an untuk menolaknya;

e. Merahasiakan segala sesuatu mengenai akta yang dibuatnya dan segala keterangan yang diperoleh guna pembuatan akta sesuai dengan sumpah/janji jabatan, kecuali undang-undang menentukan lain;

f. Menjilid akta yang dibuatnya dalam 1 (satu) bulan menjadi buku yang memuat tidak lebih dari 50 (lima puluh) akta, dan jika jumlah akta tidak dapat dimuat dalam satu buku, akta tersebut dapat dijilid menjadi lebih dari satu buku, dan tahun pembuatannya pada sampul setiap buku;

g. Membuat daftar dari akta protes terhadap tidak dibayar atau tidak diterimanya surat berharga;

h. Membuat daftar akta yang berkenaan dengan wasiat menurut urutan waktu pembuatan akta setiap bulan;

i. Mengirimkan daftar akta sebagaimana dimaksud dalam huruf h atau daftar nilai yang berkenaan dengan wasiat ke Daftar Pusat Wasiat Departemen yang bertugas dan bertanggung jawabnya dibidang

������������������������������������������������������������15 Pasal 16 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris�

Page 15: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

kenotariatan dalam waktu 5 (lima) hari pada hari minggu pertama setiap bulan berikutnya;

j. Mencatat dalam repertorium tanggal pengiriman daftar wasiat pada setiap akhir bulan;

k. Mempunyai cap/stampel yang memuat lambang negara Republik Indonesia dan pada ruang yang melingkari dituliskan nama, jabatan dan tempat kedudukan yang bersangkutan;

l. Membaca akta dihadapan penghadap dengan dihadiri oleh paling sedikit 2 (dua) orang saksi dan ditandatangani pada saat itu juga oleh penghadap, saksi dan notaris;

m. Menerima magang calon notaris. 2) Menyimpan Minuta Akta sebagaimana dimaksud

padaayat (1) huruf b tidak berlaku, dalam hal Notaris mengeluarkan akta dalam bentuk originali.

3) Akta originali sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah akta: a. Pembayaran uang sewa, bunga, dan pensiun; b. Penawaran pembayaran tunai; c. Protes terhadap tidak dibayarnya atau tidak

diterimanya surat berharga; d. Akta kuasa; e. Keterangan kepemilikan; atau f. Akta lainnya berdasarkan peraturan perundang-

undangan. 4) Akta originali sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dapat dibuat lebih dari 1 (satu) rangkap, ditandatangani pada waktu, bentuk, dan isi yang sama, dengan ketentuan pada setiap akta tertulis kata-kata “berlaku sebagai satu dan satu berlaku untuk semua".

5) Akta originali yang berisi kuasa yang belum diisi nama penerima kuasa hanya dapat dibuat dalam 1 (satu) rangkap.

6) Bentuk dan ukuran cap/stempel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

7) Pembacaan akta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf l tidak wajib dilakukan, jika penghadap menghendaki agar akta tidak dibacakan karena penghadap telah membaca sendiri, mengetahui, dan memahami isinya, dengan ketentuan bahwa hal tersebut dinyatakan dalam penutup akta serta pada setiap halaman Minuta Akta diparaf oleh penghadap, saksi, dan Notaris.

8) Jika salah satu syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf l dan ayat (7) tidak dipenuhi, akta

Page 16: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

yang bersangkutan hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan.

9) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) tidak berlaku untuk pembuatan akta wasiat.

c. Larangan Jabatan Notaris

Seorang Notaris dalam menjalankan tugasnya memiliki

batasan-batasan aturan sendiri.Dimana pembatasan ini dilakukan

agar Notaris tidak kebablasan dalam menjalankan praktik kerja dan

dapat bertanggung jawab terhadap segala hal yang dilakukan.

Karena tanpa adanya batasan-batasan, seseorang cenderung akan

bertindak sewenang-wenang. Demi menghindari kejadian tersebut

pemerintah sebagai pihak yang memiliki kewenangan tersendiri

untuk membuat peraturan memberikan batasan kerja kepada

pejabat Notaris.16

Pada Pasal 17 UUJN telah mengatur adanya tindakan

larangan untuk dilakukan oleh seorang Notaris dalam menjalankan

praktiknya, larangan tersebut meliputi :17

a. Menjalankan jabatan di luar wilayah jabatannya; b. Meninggalkan wilayah jabatannya lebih dari 7 (tujuh)

hari kerja berturut-turut tanpa alasan yang sah; c. Merangkap sebagai pegawai negeri; d. Merangkap jabatan sebagai pejabat negara; e. Merangkap jabatan sebagai advokat; f. Merangkap jabatan sebagai pemimpin atau

pegawai badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah atau badan usaha swasta;

g. Merangkap jabatan sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah di luar wilayah jabatan Notaris;

h. Menjadi Notaris Pengganti; atau

������������������������������������������������������������16 Ira Koesoemawati dan Yunirman Rijan, Ke Notaris, Raih Asa Sukses, Jakarta, 2009,

h 46-47�17 Pasal 17 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris�

Page 17: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

i. Melakukan pekerjaan lain yang bertentangan dengan norma agama, kesusilaan, atau kepatutan yang dapat mempengaruhi kehormatan dan martabat jabatan Notaris.

B. TINJAUAN TENTANG TINDAK PIDANA

1. Pengertian Tindak Pidana

Pengertian tindak pidana dalam Kitab Undang-undang Hukum

Pidana (KUHP) dikenal dengan istilah stratbaar feit dan dalam

kepustakaan tentang hukum pidana sering mempergunakan istilah delik,

sedangkan pembuat undang-undang merumuskan suatu undang-undang

mempergunakan istilah peristiwa pidana atau perbuatan pidana atau tindak

pidana.Tindak pidana merupakan suatu istilah yang mengandung suatu

pengertian dasar dalam ilmu hukum, sebagai istilah yang dibentuk dengan

kesadaran dalam memberikan ciri tertentu pada peristiwa hukum

pidana.Tindak pidana mempunyai pengertian yang abstrak dari peristiwa-

peristiwa yang kongkrit dalam lapangan hukum pidana, sehingga tindak

pidana haruslah diberikan artiyang bersifat ilmiah dan ditentukan dengan

jelas untuk dapat memisahkan dengan istilah yang dipakai sehari-hari

dalam kehidupan masyarakat.18

Pengertian tindak pidana menurut Prof. DR. Bambang

Poernomo, SH,yaitu :19 “Bahwa perbuatan pidana adalah suatu perbuatan

yang oleh suatu aturan hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana

������������������������������������������������������������18Kartonegoro, Diktat Kuliah Hukum Pidana, Jakarta: Balai Lektur Mahasiswa, h 62�19Bambang Poernomo, Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1992, h

130�

Page 18: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

��

bagi barang siapa yang melanggar larangan tersebut.” Adapun perumusan

tersebut yang mengandung kalimat “Aturan hukum pidana” dimaksudkan

akan memenuhi keadaan hukum di Indonesia yang masih mengenal

kehidupan hukum yang tertulis maupun hukum yang tidak tertulis,

Prof.DR. Bambang Poernomo, SH, juga berpendapat mengenai

kesimpulan dari perbuatan pidana yang dinyatakan hanya menunjukan

sifat perbuatan terlarang dengan diancam pidana.

Maksud dan tujuan diadakannya istilah tindak pidana, perbuatan

pidana, maupun peristiwa hukum dan sebagainya itu adalah untuk

mengalihkan bahasa dari istilah asing stafbaar feit namun belum jelas

apakah disamping mengalihkan bahasa dari istilah sratfbaar feit

dimaksudkan untuk mengalihkan makna dan pengertiannya, juga oleh

karena sebagian besar kalangan ahli hukum belum jelas dan terperinci

menerangkan pengertian istilah, ataukah sekedar mengalihkan bahasanya,

hal ini yang merupakan pokok perbedaan pandangan, selain itu juga

ditengan-tengan masyarakat juga dikenal istilah kejahatan yang

menunjukan pengertian perbuatan melanggar morma dengan mendapat

reaksi masyarakat melalui putusan hakim agar dijatuhi pidana.

Tindak pidana merupakan suatu dasar yang pokok dalam

menjatuhi pidana pada orang yang telah melakukan perbuatan pidana atas

dasar pertanggung jawaban seseorang atas perbuatan yang telah

dilakukannya, tapi sebelum itu mengenai dilarang dan diancamnya suatu

perbuatan yaitu mengenai perbuatan pidanya sendiri, yaitu berdasarkan

Page 19: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

��

azas legalitas (Principle of legality) asas yang menentukan bahwa tidak

ada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana jika tidak

ditentukan terlebih dahulu dalam perundang-undangan, biasanya ini lebih

dikenal dalam bahasa latin sebagai Nullum delictum nulla poena sine

praevia lege (tidak ada delik, tidak ada pidana tanpa peraturan lebih

dahulu), ucapan ini berasal dari Von Feurbach, sarjana hukum pidana

Jerman. Asas legalitas ini dimaksud mengandung tiga pengertian yaitu:

a. Tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana

kalau hal itu terlebih dahulu belum dinyatakan dalam suatu

aturan undang-undang;

b. Untuk menentukan adanya perbuatan pidana tidak

bolehdigunakan analogi.

c. Aturan-aturan hukum pidana tidak boleh berlaku surut.

Tindak pidana merupakan bagian dasar dari pada suatu kesalahan

yang dilakukan terhadap seseorang dalam melakukan suatu kejahatan. Jadi

untuk adanya kesalahan, hubungan antara keadaan dengan perbuatannya

yang menimbulkan kesalahan harus berupa kesengajaan atau kelapaan

yang dijelaskan sebagai berikut :

a. Kesengajaan (Dolus)

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

(Crimineel Wetbook) Tahun 1809 mencantumkan mengenai

pengertian kesengajaan adalah kemauan untuk melakukan atau

tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang atau

diperintahkan oleh Undang-Undang”. Yang berarti didalam

Page 20: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

proses pembuktian, untuk mengetahui bahwa adanya unsur

kesengajaan didalam sebuah perbuatan diperlukan adanya

kejujuran dari pelaku untuk menyatakan perbuatan tersebut

benar telah dilakukan “dengan sengaja”.

Didalam hukum pidana terdapat 2 (dua) teori tentang

kesengajaan, dimana teori-teori tersebut dijelaskan sebagai

berikut :

1) Teori Kehendak (Wilstheorie)

Teori ini dikemukakan oleh von Hipple dalam

bukunya Die Grenze Vorsatz und Fahrlassgkeit

terbitan tahun 1903. Menurut von Hipple, kesengajaan

adalah kehendak membuat suatu tindakan dan

kehendak menimbulkan suatu akibat dari tindakan

tersebut. Akibat dikendaki apabila akibat itu menjadi

maksud dari tindakan tersebut;

2) Teori Membahayakan (Voorstellingstheorie)

Teori ini diutarakan oleh Frank dalam bukunya

Festschrift Geizen tahun 1907. Teori ini

mengemukakan bahwa manusia tidak mungkin dapat

menghendaki suatu akibat; manusia hanya dapat

mengingini, mengharapkan dan membayangkan

(voorstellen) kemungkinann adanya suatu akibat.

Perbuatan tesebut menjadi “sengaja” apabila akibat

yang ditimbulkan dari suatu tindakan dibayangkan

Page 21: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

sebagai maksud dari tindakan itu. Oleh karena itu,

tindakan yang bersangkutan dilakukan sesuai dengan

bayangan yang terlebih dahulu telah dibuatnya.

Dr. Laden Marpung, S.H., dalam bukunya Azas Teori

Praktik Hukum Pidana menambahkan, pada umumnya pakar

hukum pidana menerima adanya 3 (tiga) bentuk kesengajaan

(opzet), yaitu :20

1) Kesengajaan sebagai maksud (opzet als oogmerk);

Dalam VOS, definisi sengaja dengan maksud

adalah apabila pembuat menghendaki akibat

perbuatannya. Dengan kata lain, jika pembuat

sebelumnya sudah mengetahui bahwa akibat

perbuatannya tidak akan terjadi maka sudah tentu ia

tidak akan pernah mengetahui perbuatannya.

2) Kesengajaan dengan keinsyafan pasti (opzet als

zekerheidsbewustzijin);

Adalah agar apa yang menjadi tujuan dapat

tercapai, sebelumnya harus dilakuakan suatu

perbuatan lain yang berupa pelanggaran juga.

3) Kesengajaan dengan keinsyafan kemungkinan (dolus

eventualis).

Adalah bahwa seseorang melakukan perbuatan

dengan tujuan untuk menimbulkan sesuatu akibat

������������������������������������������������������������20 Laden Marpung, Asas Teori Praktik Hukum Pidana, PT. Sinar Grafika, Jakarta, 2005,

h 15-18�

Page 22: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

tertentu. Akan tetapi, si pelaku menyadari bahwa

mungkin akan timbul akibat lain yang juga dilarang

dan diancam oleh UU.

b. Kealpaan (Culpa)

Prof. Mr. D. Simon, menerangkan kealpaan adalah sebagai

berikut :

“ bahwa kealpaan itu terdiri dari dua bagian, yaitu tidak berhati-hati melakukan suatu perbuatan, disamping dapat menduga akibat perbuatan itu. Namun, meskipun suatu perbuatan dilakukan dengan hati-hati masih mungkin juga terjadi kealpaan jika yang berbuat itu telah mengetahui bahwa dari perbuatan itu mungkin akan timbul suatu akibat yang dilarang undang-undang.

Kealpaan dapat terjadi apabila seseorang tetap melakukan perbuatan itu meskipun ia telah mengetahui atau menduga akibatnya. Dapat diduganya akibat itu lebih dahulu oleh si pelaku merupakan syarat mutlak. Suatu akibat yang tidak dapat diduga lebih dahulu tidak dapat dipertanggungjawabkan kepadanya kealpaan. Tentu dalam hal mempertimbangkan ada atau tidaknya “dapat diduga lebih dahulu” itu, harus memperhatikan pribadi si pelaku. Kealpaan dengan keadaan-keadaan yang menjadikan perbuatan itu suatu perbuatan yang diancam dengan hukuman, terdapat kalau si pelaku dapat mengetahui bahwa keadaan-keadaan itu tidak ada.”21

Dr. Laden Marpung, S.H., dalam bukunya Azas Teori Praktik

Hukum Pidana membedakan kealpaan menjadi 2 (dua), yaitu

:22

1) Kealpaan dengan kesadaran (beweste schuld)

Dalam hal ini, pelaku tidak membayangkan atau

menduga akan timbul suatu akibat, tetapi walaupun ia

������������������������������������������������������������21Simons, Geschiedenis van het Wetboek van Strafrecht, Batavia: Noorhoff, 1935, h 1�22Dr. Laden Marpung, S.H., op. cit., h 26�

Page 23: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

berusaha untuk mencegah, tetap menimbulkan akibat

tersebut.

2) Kealpaan tanpa kesadaran (onbeweste schuld)

Dalam hal ini, si pelaku tidak membayangkan atau

menduga timbulnya suatu akibat yang dilarang dan

diancam hukum oleh undang-undang, sedang ia

seharusnya memeperhitungkan akan timbulnya akibat

tertentu

2. Unsur-Unsur Tindak Pidana

Dalam menjabarkan sesuatu rumusan delik kedalam unsur-

unsurnya, maka yang mula-mula dapat temukan adalah disebutkan sesuatu

tindakan manusia, dengan tindakan itu seseorang telah melakukan sesuatu

tindakan yang terlarang oleh undang-undang.Setiap tindak pidana yang

terdapat di dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) pada

umumnya dapat dijabarkan ke dalam unsur-unsur yang terdiri dari unsur

subjektif dan unsur objektif.

Unsur subjektif adalah unsur-unsur yang melekat pada diri si

pelaku atau yang berhubungan dengan diri si pelaku, dan termasuk ke

dalamnya yaitu segala sesuatu yang terkandung di dalam

hatinya.Sedangkan unsur objektif adalah unsur-unsur yang ada

Page 24: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

��

hubungannya dengan keadaan-keadaan, yaitu di dalam keadaan-keadaan

mana tindakan-tindakan dari si pelaku itu harus di lakukan.23

Unsur-unsur subjektif dari suatu tindak pidana itu adalah: a. Kesengajaan atau ketidaksengajaan (Dolus atau Culpa); b. Maksud (Voornemen) pada suatu percobaan atau pogging

seperti yang dimaksud dalam Pasal 53 ayat 1 KUHP;

c. Macam-macam maksud (oogmerk) seperti yang terdapat misalnya di dalam kejahatan-kejahatan pencurian, penipuan, pemerasan, pemalsuan dan lain-lain;

d. Merencanakan terlebih dahulu (voorbedachte raad) seperti yang terdapat di dalam kejahatan pembunuhan menurut Pasal 340 KUHP;

e. Perasaan takut yang antara lain terdapat di dalam rumusan tindak pidana menurut Pasal 308 KUHP

Unsur-unsur objektif dari sutau tindak pidana itu adalah:

a. Sifat melanggar hukum (wederrechtelicjkheid); b. Kualitas dari si pelaku, misalnya kedaan sebagai seorang

pegawai negeri di dalam kejahatan jabatan menurut pasal 415 KUHP atau keadaan sebagai pengurus atau komisaris dari suatu Perseroan Terbatas di dalam kejahatan menurut Pasal 398 KUHP.

c. Kausalitas yakni hubungan antara suatu tindak pidana sebagai penyebab dengan sesuatu kenyataan sebagai akibat.

C. PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA

1. Pengertian Pertanggungjawaban Pidana

Pertanggungjawaban pidana dalam istilah asing biasa disebut

dengan teoreken-baardheid atau criminal responsibility yang menjurus

kepada pemidanaan pelaku dengan maksud untuk menentukan apakah

������������������������������������������������������������23P.A.F. Lamintang, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia; PT. Citra Aditya Bakti,

Bandung, 1997, h 193.�

Page 25: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

��

seseorang terdakwa atau tersangka dipertanggungjawabkan atas suatu

tindakan pidana yang terjadi atau tidak.24

Dalam Pasal 27konsep KUHP tahun 1982-1983, pada menyatakan

bahwa pertanggungjawaban pidana adalah diteruskanya celaan yang

objektif ada pada tindak pidana berdasarkan hukum yang berlaku, secara

obyektif kepada pembuat yang memenuhi syarat-syarat undang-undang

untuk dapat dikenai pidana karena perbuatanya.25

Dilihat dari sudut perbuatan, seseorang akan dimintai

pertanggungjawaban atas tindakan-tindakan yang dilakukannya apabila

tindakan tersebut dinyatakan sebagai perbuatan melawan hukum serta

tidak ada alasan pembenar atau peniadaan sifat melawan hukum untuk

pidana yang dilakukannya. Dan dilihat dari pelakunya, maka hanya

seseorang yang dianggap mampu bertanggung jawab atas hal yang telah

diperbuatnyalah yang dapat dimintai pertanggungjawaban atas

perbuatannya.

Berdasarkan pernyataan tersebut maka pertanggungjawaban pidana

atau kesalahan menurut hukum pidana, terdiri atas tiga syarat yaitu :

a. Kemampuan untuk bertanggungjawab atau dapat dimintai

pertanggungjawaban dari si pembuat.

������������������������������������������������������������24 S.R Sianturi,Asas-asas Hukum Pidana Indonesia dan Penerapanya, Cetakan IV,

Alumni Ahaem Peteheam,Jakarta, 1996, h 245.�25 Djoko Prakoso ,Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia, Edisi Pertama, Liberty

Yogyakarta , Yogyakarta , 1987,h 75.�

Page 26: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

��

b. Adanya perbuatan melawan hukum yaitu suatu sikap psikis si

pelaku yang berhubungan dengan kelakuannya yaitu : Disengaja

(dolus) dan Sikap kurang hati-hati atau lalai (culpa).

c. Tidak ada alasan pembenar atau alasan yang menghapuskan

pertanggung jawaban pidana bagi si pembuat.

Kemampuan untuk membeda-bedakan antara perbuatan yang baik

dan yang buruk, adalah merupakan faktor akal (intelektual factor) yaitu

dapat membedakan perbuatan yang diperbolehkan dan yang tidak.Dan

kemampuan untuk menentukan kehendaknya menurut keinsyafan tentang

baik buruknya perbuatan tersebut adalah merupakan faktor perasaan

(volitional factor) yaitu dapat menyesuaikan tingkah lakunya dengan

keinsyafan atas mana yang diperbolehkan dan mana yang tidak. Sebagai

konsekuensi dari dua hal tadi maka tentunya orang yang tidak mampu

menentukan kehendaknya menurut keinsyafan tentang baik buruknya

perbuatan,ia tidak mempunyai kesalahan kalau melakukan tindak pidana,

orang demikian itu tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam menentukan orang yang dianggap mampu

bertanggungjawab, Satochid Kartanegara menyatakan harus memenuhi

setidaknya 3 (tiga) syarat, yaitu :26

a. Keadaan jiwa seseorang normal, sehingga ia bebas atau memiliki

kemampuan dalam menentukan kehendaknya terhadap perbuatan

yang ia lakukan;

������������������������������������������������������������26Satochid Kartanegara, dalam Adam Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1, PT.

Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008, h 149.�

Page 27: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

��

b. Keadaan jiwa seseorang normal, sehingga ia memiliki kemampuan

untuk dapat mengerti nilai perbuatan berikut akibatnya,

c. Keadaan jiwa seseorang normal, sehingga ia memiliki kemampuan

untuk menyadari, menginsyafi bahwa perbuatannya itu merupakan

perbuatan tercela, dilarang hukum atau oleh masyarakat maupun

tata peraturan.

Dengan kata lain, bahwa kemampuan bertanggungjawab berkaitan

dengan dua faktor terpenting, yakni pertama faktor akal untuk

membedakan antara perbuatan yang di perbolehkan dan yang di larang

atau melanggar hukum, dan kedua faktor perasaan atau kehendak yang

menetukan kehendaknya dengan menyesuaikan tingkah lakunya dengan

penuh kesadaran.

2. Unsur-Unsur Pertanggungjawaban Pidana

Menurut KUHP, seseorang dapat dimintai pertanggungjawaban

atas tindak pidana yang dilakukannya apabila dapat dibuktikannya unsur-

unsur, berupa :

a. Adanya Pelanggaran

Ditemukannya sebuah pelanggaran adalah hal yang

terpenting untuk dibuktikan dalam sebuah perkara pidana.

Karena dengan adanya sebuah pelanggaran maka pidana

menjadi sah untuk dijalankan. Untuk membuktikan sebuah

pelanggaran itu benar terjadi maka diperlukan adanya

kesengajaan atau kealpaan yang menjadi dasar perbuatan itu

dilakukan pelaku.

b. Memiliki Kemampuan untuk Bertanggungjawab.

Page 28: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

Menyinggung masalah kemampuan seseorang untuk

bertanggungjawab maka hal yang harus diperhatikan adalah

berkaitan dengan kejiwaan orang tersebut saat ia melakukan

sebuah perbuatan yang menimbulkan akibat itu.

Walaupun KUHP tidak menyebutkan secara jelas

bagaimanakah seseorang dapat dimintai pertanggungjawaban

akan perbuatannya, namun Pasal 44 ayat (1) KUHP

memberikan batasan tentang bagaimana seseorang dianggap

tidak memiliki kemapuan untuk bertanggung jawab sehingga

tidak dapat dimintai pertanggungjawaban pidana kepadanya.

Sehingga untuk mengetahui bagaimana seseorang dapat

dimintai pertanggungjawaban pidana harus merumuskan Pasal

44 KUHP secara sebaliknya, dimana perumusan itu menjadi

sebagai berikut :

1) Tidak memiliki kecacatan pada jiwanya; dan

2) Tidak memiliki kecacatan pada tubuhnya.

D. PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM NOTARIS

Notaris di dalam menjalankan tugas dan kewenangannya dibatasi

dengan aturan-aturan, pembatasan ini dilakukan agar seorang Notaris

dalam menjalankan tugas dan kewenangannya memiliki tanggungjawab

serta integritas tinggi dalam menjalankan profesinya. Karna tanpa adanya

pembatas seseorang akan cenderung sewenang-wenang atas kekuasaan

yang dimilikinya. Demi membatasi kekuasaan atas kewenangan yang

Page 29: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

diberikan kepadanya baik UUJN maupun Kode Etik Jabatan Notaris

menetapkan batasan-batasan larangan yang wajib untuk dipatuhi serta

sebagai pedoman kerja bagi seorang Notaris.

Meskipun sedemikian jelas diketahui bahwa sejak awal

mengucapkan sumpah jabatannya bahwa sebagai seorang Notaris memiliki

batasan aturan atas kewenangan yang diberikan kepadanya hal ini tidak

menutup kemungkinan bahwa ketika seorang Notaris beracara terdapat

pelanggaran terhadap larangan-larangan yang ada sehingga bagi Notaris

yang melanggar sudah semestinya dimintai pertanggungjawaban atas

kesalahan yang telah dilakukan berupa sanksi.

Sebagai pedoman utama bagi seorang Notaris menjalankan

profesinya, Pada Pasal 84 dan Pasal 85 UUJN menetapkan dua jenis sanksi

yang dapat diberikan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh Notaris

yaitu :

1. Sanksi Perdata

Sanksi ini akan diberikan kepada Notaris yang

bersangkutan apabila Penghadap memiliki kekuatan

pembuktian sehingga akta yang dibuatnya menjadi akta di

bawah tangan atau bahkan batal demi hukum. Sanksi ini

berupa penggantian biaya, ganti rugi dan bunga.

Sebuah akta notaris mempunyai kekuatan pembuktian

sebagai akta bawah tangan apabila :

Page 30: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

��

a) Tidak berwenangnya pejabat umum yang bersangkutan

(sebagaimana disebutkan dalam Pasal 41 yang merujuk

kepada Pasal 40 UUJN);

b) Tidak mampunya pejabat umum yang bersangkutan

(sebagaimana disebutkan dalam Pasal 41 yang merujuk

kepada Pasal 39 dan 40);

c) Cacat dalam bentuknya (sebagaimana disebutkan dalam

Pasal 16 ayat (1) huruf (l) dan Pasal 16 ayat (7) dan ayat

(8) UUJN).

Sedangkan sebuah akta notaris dinyatakan batal demi

hukum apabila :

a) Melanggar kewajiban sebagaimana yang dimaksudkan

dalam Pasal 16 ayat (1) huruf (i) UUJN;

b) Melanggar kewajiban sebagaimana yang dimaksudkan

dalam Pasal 16 ayat (1) huruf (k) UUJN;

c) Melanggar ketentuan Pasal 44 UUJN;

d) Melanggar ketentuan Pasal 48 UUJN;

e) Melanggar ketentuan Pasal 49 UUJN;

f) Melanggar ketentuan Pasal 50 UUJN;

g) Melanggar ketentuan Pasal 51 UUJN.

2. Sanksi Administratif

Sanksi administratif merupakan sanksi yang diberikan

secara berjenjang kepada Notaris akibat pelanggarannya tugas

Page 31: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

��

kewenangan yang diberkan kepadanya. Jenis pelanggaran

Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya sehingga dapat

mendatangkan sanksi administratif disebutkan UUJN dalam

Pasal sebagai berikut :

a) Melanggar ketentuan Pasal 7 huruf (a) sampai dengan (c)

b) Melanggar ketentuan Pasal 16 ayat (1) huruf (a) samapai

dengan (k)

c) Melanggar ketentuan Pasal 17 huruf (a) sampai dengan

(i)

d) Melanggar ketentuan Pasal 20

e) Melanggar ketentuan Pasal 27 huruf (a) sampai dengan

(c)

f) Melanggar ketentuan Pasl 32

g) Melanggar ketentuan Pasal 37

h) Melanggar ketentuan Pasal 54

i) Melanggar ketentuan Pasal 58 huruf (a) sampai dengan

(d)

j) Melanggar ketentuan Pasal 59 huruf (a) sampai dengan

huruf (h)

k) Melanggar ketentuan Pasal 63 huruf ayat (1) sampai

dengan ayat (5).

Dalam prosesnya secara berkala satu kali dalam setahun

Majelis Pengawas Daerah melakukan pemeriksaan ketaatan

Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya, apabila dari hasil

Page 32: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

��

laporannya ditemukan adanya dugaan pelanggaran kode etik

maka Majelis Pengawas Daerah akan melaporkan hasil

temuannya ke Majelis Pengawas Wilayah. Dengan laporan itu

Majelis Pengawas Daerah dapat melakukan pemanggilan

terhadap Notaris sebagai terlapor serta melakukan sidang

untuk memeriksa dan memberikan keputusan atas laporan

tersebut dimana hasil putusannya akan berupa teguran lisan

atau tertulis. Setelahnya hasil putusan tersebut dilaporkan ke

Majelis Pengawas Pusat dalam tingkat banding akan

menghasilkan putusan pemberhentian sementara atau

pemberhentian dengan tidak hormat. Dalam hal pemberian

sanksi berupa pemberhentian sementara ataupun

pemberhentian dengan tidak hormat hal ini harus berdasarkan

persetujuan Menteri.27

E. PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA NOTARIS

Notaris sebagai pejabat umum sekaligus pula sebagai profesi,

posisinya sangat penting dalam membantu menciptakan kepastian hukum

bagi masyarakat.Notaris seyogianya ada agar mencegahan (preventif)

terjadinya masalah hukum melalui akta otentik yang dibuatnya sebagai alat

bukti yang paling sempurna di pengadilan.Namun apabila dalam hal ini

justru notaris yang dihadapkan sebagai pesakitan di Pengadilan terkait

��������������������������������������������������������������Habib Adjie, Sanksi Perdata dan Sanksi Administratif Terhadap Notaris (Sebagai

Pejabat Publik), PT. Reflika Aditama, Bandung 2008.�

Page 33: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

��

tugas dan tanggungjawab profesinya, harus diperjelas sejauh manaNotaris

terlibat sehingga dapat dipersalahkan sertadimintai

pertanggungjawabannya khususnya yang dalam kasus pidana.

Apabila dipahami tugas dan kewenangan yang diberikan oleh

pemerintah kepada notaris dalam mengolah surat otentik,yaitu hanya

sebagai pihak yang kepadanya dimohonkan selaku pejabat yang memiliki

kewenangan untuk membuatkan sebuah bukti hukum tertulis dapat

memperkecil kemungkinannotaris menjadi pihak yang terlibat dalam

sebuah perkara pidana. Tetapi hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa

notaris dapat dibawa ke ranah pidana. Karna buktinya masih bisa

ditemukan bahwa seorang notaris yang pekerjaannya berada dijalur ranah

hukum Perdata namun atas pelanggaran yang dilakukannya dibawa ke

ranah hukum pidana.

Tanggung jawab hukum pidana akan muncul apabila Notaris telah

melakukan perbuatan hukum yang dilarang oleh KUHP atau dengan kata

lain Notaris wajib terbukti melakukan perbuatan melawan hukum pidana

baik secara sengaja maupun atas kelalaiannya sehingga berakibat kerugian

bagi pihak lain. Tidak seperti penjatuhan sanksi terhadap pelanggaran pada

lingkup hukum Perdata yang memiliki jenjang pemberian sanksi kepada

notaris sesuai jenis pelanggaran yang dilakukannya, dalam menentukan

sejauhmana pertanggungjawaban pidana yang dapat diberikan kepada

seorang notaris atas pelanggarannya UUJN tidak secara jelas menyebutkan

seperti apa pertanggungjawaban pidana akan diberikan namun Pasal 13

UUJN menegaskan bahwa :

Page 34: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

��

“Notaris akan diberhentikan dengan tidak hormat oleh Menteri, apabila dijatuhi pidana penjara berdasarkan pada putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum dengan pidana penjara 5 tahun atau lebih.”

Berdasarkan bunyi Pasal yang disebutkan diatas, dapat disimpulkan

Notaris yang bisa dimintai pertanggungjawaban pidana adalah Notaris

yang kepadanya dapat dibuktikan secara sah dan meyakinkan didepan

Pengadilan bersalah melakukan perbuatan yang memenuhi unsur

pelanggaran tindak pidana dan putus oleh Majelis Hakim pidana penjara 5

tahun atau lebih. Meskipun dengan pernyataan seperti ini tidak dapat

menyimpulkan bahwa tindak pidana yang dimaksud adalah tindak pidana

yang memiliki keterkaitan dengan tugas kewenangannya sebagai Notaris

atau tidak. Namun hal ini mengisyaratkan bahwa pertanggungjawaban

pidana terhadap seorang Notaris bukanlah hal yang mustahil untuk

dilakukan.

F. TINDAK PIDANA TERKAIT JABATAN NOTARIS

Dalam menjalankan tugas dan kewenangannya sebagai seorang pejabat

umum yang diangkat untuk kepentingan Negara, didalam menjalankan tugas

jabatannya harus berpegang teguh pada UUJN dan Kode Etik Jabatan Notaris.

karena tanpa itu hakat dan martabat profesionalisme sebagai seorang pejabat

Negara akan hilang. Demi menjaga harkat dan martabat profesionalisme

sebagai pejabat Negara, seorang Notaris harus memiliki sikap serta prinsip

antara keseimbangan antara mengejar kepentingan materi mapun kepentingan

umum.

Page 35: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

��

Namun didalam praktiknya, tidak sedikit pelanggaran-pelanggaran yang

dilakukan Notaris berujung menjadi perkara hukum pidana. Oleh karena

mementingkan kepentingan pihak tertentu sehingga menyebabkan kerugian

bagi orang lain. Dalam lingkup kerja profesi Notaris, jenis pelanggaran yang

dapat menyebabkan seorang Notaris diperkara pidanakan terbagi dua, yaitu :

1. Membuat Surat Palsu

Menurut Lamintang perbuatan membuat surat palsu terjadi

bilamana awalnya belum ada sesuatu surat apapun kemudian

dibuat surat dengan isi yang seluruhnya atau sebagian

bertentangan dengan kebenaran.28Palsu artinya tidak benar atau

bertentangan dengan yang sebenarnya. Membuat surat palsu

dapat berupa beberapa hal sebagai berikut :29

a. Membuat sebuah surat yang sebagian atau seluruh isinya tidak sesuai atau bertentangan dengankebenaran.perbuatan ini disebut dengan pemalsuan secara intelektual (Intellectueele valsheid).

b. Membuat surat yang seolah-olah surat itu berasal dari orang lain selain dari pembuat surat. Palsunya surat ini terletak pada asal atau isi pembuat surat. Pembuatan ini disebut pemalsuan secara materiil (materiel valsheid).

Di samping isi dan asalnya sebuah surat yang disebut surat palsu

juga apabila tanda tangannya tidak benar. Hal ini bisa terjadi

dalam hal :30

��������������������������������������������������������������P.A.F. Lamintang dan C. Djisman Samosir, Hukum Pidana Indonesia, Sinar Baru,

Bandung, 1982, h 189���Adami Chawazi, Kejahatan Mengenai Pemalsuan, PT. Raja Grafindo, Jakarta, 2000, h

100���� �����

Page 36: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

��

a. Membuat dengan meniru tanda tangan seseorang yang tidak ada;

b. Membuat dengan meniru tanda tangan orang lain baik dengan persetujuan ataupun tidak;

c. Tanda tangan yang dimaksud disini termasuk tandatangan dengan menggunakan cap atau stampel tanda.

Perbuatan membuat surat palsu dapat mengenai tanda

tangan maupun isi dari tulisan atau surat, dimana perbuatan itu

menggambarkan secara palsu bahwa surat itu, baik secara

keseluruhan maupun isinya berasal dari seseorang yang

namanya tercantum dalam tulisan tersebut.

2. Memalsukan Surat

Memalsukan surat merupakan perbuatan mengubah

dengan cara bagaimanapun, oleh orang yang tidak berhak atas

sebuah surat yang berakibat sebagian atau seluruhnya menjadi

lain atau berbeda dengan isi surat semula. Bilamana perbuatan

tersebut dilakukan oleh pihak yang tidak berhak, tidak penting

apakah dengan perbuatan tersebut lalu isinya menjadi benar,

maka pemalsuan surat telah terjadi. Sama seperti membuat surat

palsu, memalsukan surat juga dapat terjadi pada sebagian

ataupun seluruh isi surat.31

Didalam KUHP diatur beberapa pasal mengenai pemalsuan surat yang

dapat ditujukan bagi Notaris bilamana perbuatannya dibuktikan memenuhi

unsur didalamnya, yaitu :

1. Pasal 263 ayat (1) dan (2) KUHP

������������������������������������������������������������31 Adam Chazawi, Op.Cit, h 100-101�

Page 37: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

��

Membuat surat palsu/yang dipalsukan dan menggunakan surat

palsu/yang dipalsukan

2. Pasal 264

Melakukan pemalsuan terhadap akta otentik

3. Pasal 55 jo Pasal 263 ayat (1) dan (2) KUHP atau Pasal 264 atau

Pasal 266 KUHP.

Melakukan atau turut serta melakukan membuat surat palsu

4. Pasal 56 ayat (1) dan (2) jo Pasal 263 ayat (1) dan (2) atau Pasal 266

KUHP.

Membantu membuat surat palsu/yang dipalsukan

G. HASIL PENELITIAN

5. Kasus Posisi

PT. Indo Venner Utama adalah Perseroan Terbatas yang

berkedudukan di Surakarta, didirikan berdasar Akta No. 37 tanggal 10

November 1957, dengan susunan pemegang saham, sebagai berikut :

• Gunawan Sutanto, saham seri A 2.000 lembar dan Saham Seri

B 1.333 lembar;

• Andi Sutanto, saham seri A 2.000 lembar dan Saham Seri B

1.334 lembar;

• Agus Sutanto, saham Seri A 2.000 lembar dan Saham Seri B

1.333 lembar.

Bahwa setiap lembar sahamnya bernilai Rp. 1.000.000,00,- (satu juta

rupiah). Sejak meninggalnya Gunawan Sutanto tanggal 22 Januari 1989,

Page 38: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

selanjutnya saham-sahamnya diwariskan kepada istrinya Yunita

Koeswoyo.

PT. Indo Venner Utama Bergerak di bidang perindustrian

perkayuan pembuatan teak playwood, furniture, construction dari kayu,

perdagangan umum terutama hasil kayu, pemborongan umum (general

kontraktor), pengangkutan darat dan ekspedisi, dan laveransir memiliki

struktur kepengurusan, sebagai berikut :

• Direktur I : Andi Sutanto;

• Direktur II : Andi Pratikyo;

• Komisaris : Agus Sutanto.

Pada tanggal 2 Desember 2005, Yunita Koeswoyo dan Andi

Sutanto selaku pemegang saham mengajukan permohonan secara tertulis

kepada Direktur I PT.Indo Veneer Utama untuk mengadakan RUPS

dengan agenda penyesuaian Anggaran Dasar PT.Indo Veneer Utama

dengan Undang-Undang Nomor1 tahun1995 tentang Peseroan Terbatas,

namun hingga tanggal 20 Desember 2005, Direktur I PT.Indo Veneer

Utama tidak memanggil para pemegang saham dan tidak mengadakan

RUPS. Kemudian tanggal 21 Desember 2005 tanpa didasarkan dengan

Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Surakarta, Andi Sutanto bersama-

sama dengan Yunita Koeswoyo dalam kedudukan sebagai pemegang

saham, melakukan pemanggilan kepada para pemegang saham untuk

melaksanakan RUPS Luar Biasa sebanyak dua kali dengan agenda

penyesuaian Anggaran Dasar PT.Indo Veneer Utama dengan Undang-

Undang No. 1 tahun1995 tentang Peseroan Terbatas dan Perubahan

Page 39: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

Struktur Pengurus PT.Indo Veneer Utama. Dengan konfirmasi pada

tanggal 6 Januari 2006, di Kantor PT. Indo Venner Utama, CV.

INDOJATI dengan alamat Jl. Adisucipto, Surakarta.

Berdasarkan undangan pemegang saham tertanggal 21 Desember

2005, pada tanggal 6 Januari 2006,bertempat dikantor PT. Indo Venner

Utama,CV. INDOJATI dengan alamat Jl. Adisucipto, Surakarta diadakan

RUPS pada pukul 10.00 – 11.30 WIB, dimana dalam rapat tersebut

dihadiri oleh :

a. Yunita Koeswoyo (atas warisan dari suaminya Gunawan

Sutanto alm), sebagai pemilik 2.000 saham seri A dan 1.333

saham seri B, yang tiap-tiap saham sebesar Rp. 1.000.000,-

(satu juta rupiah) atau seluruhnya sebesar Rp 3.333.000.000,-

(tiga milyard tigaratus tigapuluh juta rupiah);

b. Andi Sutanto, sebagai pemilik 2.000 saham seri A dan 1.334

saham seri B, yang tiap-tiap saham sebesar Rp. 1.000.000,-

(satu juta rupiah) atau seluruhnya sebesar Rp 3.334.000.000,-

(tiga milyard tigaratus tigapuluh empatjuta rupiah).

c. Anne Patricia Sutanto (sebagai juru bicara Andi Sutanto yang

pada saat itu menderita stroke).

Menghasilakan keputusan, yaitu melakukan penyesuaian Anggaran Dasar

dan Anggaran Rumah Tangga PT. Indo Venner Utama yang lama dengan

Undang-Undang Nomor1 tahun1995 tentang Peseroan Terbatas. Karena

yang hadir didalam rapat tersebut telah mewakili pemilik 6.667 (enamribu

enamratus enampuluh tujuh) saham, tiap-tiap saham Rp. 1.000.000,- (satu

Page 40: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

��

juta rupiah) atau seluruhnya sebesar Rp. 6.667.000.000,- (enam milyard

enamratus enampuluh tujuhjuta rupiah) dalam PT.Indo Veneer Utama

yang berkedudukan di Surakarta, telah memenuhi 2/3 dari seluruh saham

yang telah dikeluarkan oleh perusahaan, sebagaimana Pasal 75 ayat (1)

Undang-Undang No. 1 tahun1995 tentang Peseroan Terbatas telah

memenuhi korum yang hadir dalam rapat. Sehingga hasil keputusan ini

dianggap telah sah, meskipun tanpa kehadiran dan persetujuan pemilik

saham lainnya yaitu Agus Sutanto.

Kemudian pada pukul 11.30 WIB, masih pada hari yang sama

tanggal 6 Januari 2006,Yunita Koeswoyo yang didampingi oleh Anne

Patricia Sutanto (hanya sebagai pendamping)menemui Notaris Tjondro

Santoso, S.H.,bertempat dikantor Notaris Jl.Mr.Muh Yamin No.114

Surakarta, dengan maksud untuk meminta dibuatkan Pernyataan

Keputusan RapatPT.Indo Veneer Utama dengan membawa alat bukti,

sebagai berikut :

1. Akta Pendirian PT. Anggaran Dasar PT.Indo Veneer Utama yang lama serta hasil berita acara Rapat Umum Pemilik Saham (RUPS) PT.Indo Veneer Utama yang berlangsung pada hari Jumat, tanggal 6 Januari 2006, Pukul 10.00 WIB;

2. Surat permohonan pengadaan rapat kepada Direktur I tertanggal 2 Desember 2005;

3. Bukti pengiriman surat undangantanggal 21 Desember 2005 kepada pemilik saham dalam rangka pengadaan rapat, yang ditandatangani Yunita Koeswoyo dan Andi Sutanto yang ditujukan kepada Yunita Koeswoyo, Andi Sutanto dan Agus Sutanto;

4. Undangan RUPS PT. Indo Veneer Utama dengan konfirmasi hari Jumat, tanggal 6 januari 2006, Pukul 10.00 WIB, bertempat dikantor PT. Indo Venner Utama, CV. INDOJATI, Jl. Adi Sucipto, Surakarta. Dengan agenda Penyesuaian Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tanggadengan Undang-Undang No.1 tahun1995 tentang Peseroan Terbatas;

Page 41: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

��

b. KTP Anne Patricia Sutanto, Yunita Koeswoyo dan Andi Sutanto.32

Setelah Notaris Tjondro Santoso, S.H.,mempelajari data

pendukung berupa Berita Acara Rapat dan Anggaran Dasar, lalu oleh

Notaris Tjondro Santoso, S.H., dibuatkan Akta No.2 tentang penyesuaian

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PT. Indo Venner Utama

yang lama dengan Undang-Undang No. 1 tahun1995 tentang Peseroan

Terbatas, yang isinya dibacakan dengan dua isi point penting, yaitu :

1. Penyesuaian Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

TanggaPT.Indo Veneer Utamadengan Undang-Undang No.1

Tahun1995 tentang Peseroan Terbatas;

2. Perubahan pengurus PT.Indo Veneer Utama.

Setelah dibacakan Akta No. 2 tanggal 6 Januari 2006, akta tersebut

ditandatangani pada Pukul 12.00 WIB dan selesai Pukul 13.00 WIB

dengan jumlah halaman 47 lembar yangsalinan aktanya diambil pada

tanggal 13 Januari 2006��

Masihpada hari yang sama tanggal 6 Januari 2006, datang Anne

Patricia Sutantoyang bertindak mewakili PT.Indo Veneer Utama

berdasarkan atas Kuasa para hadirin pemegang saham pada Rapat Umum

Pemegang Saham Luar Biasa Dalam Perseroan Terbatas PT. Indo Venner

Utama yang telah diselenggarakan pada tanggal 6 Januari 2006, Pukul

14.00 WIB,bertempat dikantorPT.Indo Veneer Utama,CV. INDOJATI di

Jl. Adisucipto, Surakarta. Yang mana dalam rapat tersebut telah dihadiri

pemegang saham, yaitu : ������������������������������������������������������������

32Putusan No. 141/Pid.B/2009/PN.Ska, h 97�

Page 42: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

��

a. Lisa Sutanto (bertindak berdasarkan surat kuasa dari Yunita

Koeswoyo), sebagai pemilik 2.000 saham seri A dan 1.333

saham seri B,yang tiap-tiap saham sebesar Rp. 1.000.000,-

(satu juta rupiah) atau seluruhnya sebesar Rp 3.333.000.000,-

(tiga milyard tigaratus tigapuluh juta rupiah);

b. Anne Patricia Sutanto (bertindak berdasarkan surat kuasa dari

Andi Sutanto), sebagai pemilik 2.000 saham seri A dan 1.334

saham seri B, yang tiap-tiap saham sebesar Rp. 1.000.000,-

(satu juta rupiah) atau seluruhnya sebesar Rp 3.334.000.000,-

(tiga milyard tigaratus tigapuluh empatjuta rupiah).

Dimana dalam rapat tersebut menghasilkan keputusan rapat berupa

Perubahan Struktur Pengurus dalam PT. Indo Venner Utama, menemui

secara langsung Notaris Tjondro Santoso, S.H., Pukul 14.30 WIB,

bertempat dikantor Notaris Jl. Mr. Muh Yamin No.114

Surakarta,untukmeminta dibuatkan Akta tentangPernyataan Keputusan

Rapat (PKR) dengan membawa bukti pendukung berupa :33

c. Anggaran Dasar lama;

d. Surat kuasa tanggal 6 Januari 2006 kepada Lisa Sutanto, yang

bertindak mewakiliYunita untuk mengikuti RUPS Luar Biasa.

e. Berita Acara Rapat, dll.

Setelahmempelajari semua bukti yang ada,Notaris Tjondro

Santoso, S.H., membuatkan Akta No. 3 tanggal 6 Januari 2006tentang

Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT.

������������������������������������������������������������33Putusan No. 141/Pid.B/2009/PN.Ska, Hal 98�

Page 43: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

��

Indo Venner Utama, yang juga dinyatakan bahwa Akta No. 3 tanggal 6

Januari 2006dibuat berdasarkan Akta No.2 tanggal 06 Januari 2006

tentang Penyesuaian Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PT.

Indo Venner Utama yang lama dengan Undang-Undang No. 1 tahun 1995

tentang Peseroan Terbatas. Yang dimana pada Akta No. 3 tanggal 6

Januari 2006 memiliki point penting yaitu, sebagai berikut :

Merubah kepengurusan PT. Indo Venner Utama yang sama dan di

ganti dengan pengurus yang baru, yaitu :

• Direktur I : Anne Patricia Sutanto;

• Direktur II : Indra Gunardi;

• Komisaris : Yenny Sutanto;

Yang setelah dibacakan isi Akta No. 3 tanggal 6 Januari 2006 tersebut,

kemudian ditandatangani pada hari itu juga dengan jumlah 7 halaman.Dan

salinan Akta No. 3 tanggal 6 Januari 2006 diambilAnne Patricia Sutanto

pada tanggal 7 Januari 2006.

Pada tanggal 9 Januari 2006, Agus Sutanto mendapat fax dari PT.

Indo Venner Utama mengenai hasil RUPS yang telah diadaakan oleh PT.

Indo Venner Utama tanggal 6 Januari 2006 berikut pemberitahuan

mengenai perubahan kepengurusan posisi Agus Sutanto yang semula

sebagai komisaris PT. Indo Venner Utama digantikan Yenny Sutanto.

Merasa bahwa dirinya tidak diundang dalam RUPS tersebut, ia

mengkonfirmasi keberadaan Akta No. 2 tanggal 6 Januari 2006 serta Akta

No. 3 tanggal 6 Januari 2006 ke Departemen Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia, ternyata kedua akta tersebut belum

Page 44: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

didaftarkan sehingga Agus Sutanto merasa bahwa dirinya masih memiliki

hak sebagai komisaris.

Meskipun mengetahui bahwa salinan akta No. 2 dan No. 3 yang

dipegangnya belum disahkan oleh pihak yang berwenang, namun Anne

Patricia selaku Direktur I yang baru berdasarkan akta tersebut, telah

mempergunakannya untuk berhubungan dengan pihak ketiga. Penggunaan

akta No. 2 dan Akta No. 3 bahkan sebelum akta tersebut disahkan,

disebutkan sebagai berikut :

1. Merubah kepengurusanan PT. Indo Venner Utama;

2. Merubah speciment tanda tangan Agus Sutanto pada Rekening

PT.Indo Veneer Utama di Bank Mandiri Cabang Pembantu S.

Parman Jakarta dengan No. Rek. 116.00.02111247.3 (USA)

dan No. Rek. 116.00.02.11248.1 (Rp) pada tanggal 11 Januari

2006 (namun ditolak oleh pihak Bank).Diajukan kembali

tanggal 28 Maret 2006 karena dilampiri Akta No. 2 tanggal 6

Januari 2006 yang telah memperoleh persetujuan dari

Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia tanggal 16 Maret 2006 namun kembali ditolak

karena pada copyan salinan Akta No.3 tanggal 6 Januari 2006

terdapat perbedaan jumlah halaman dengan copyan salinan

akta yang diberikan sebelumnya.34

������������������������������������������������������������34Putusan Pengadilan No. 141/PID.B/2009/PN.Ska, Kesaksian Spoke Meneger Bank

Mandiri Cabang Jakarta S. Parman, h 35-37�

Page 45: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

3. Mengambil uang di perusahaan dan menguasai perusahaan,

berikut tagihan-tagihan import hasil perusaan dan mengambil

uang di bank.

Diwaktu dan tempat yang berlaianan, saat mempelajari akta No. 3

sebelum dikirimkan ke Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia Notaris Tjondro Santoso, S.H., menemukan kesalahan

pengetikan pada salinan Akta No. 3 dibagian promise akta (sebelum akta

pokok) ada dua paragraf dan harus diperbaiki. Kemudian Notaris Tjondro

Santoso, S.H., menghubungi Anne Patricia untuk menarik kembali Akta

No. 3 tersebut. Dan setelah selesai Notaris Tjondro Santoso,

S.Hmengembalikan lagi Akta No. 3 pada tanggal 13 Januari 2006, dengan

jumlah 10 halaman.Dimana Akta No. 3 tanggal 6 Januari 2006 yang

berjumlah 7 halaman kemudian dimusnahkan.

Kemudian Notaris Tjondro Santoso, S.H., mengirimkan Akta No.

2 tanggal 6 Januari 2006 serta Akta No. 3 tanggal 6 Januari 2006 ke

Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Yang

mana masing-masing akta memiliki keterangan pengesahan sebagai

berikut :

a. Akta No. 2 tanggal 6 Januari 2006.

Dikirimkan pada tanggal 15 Maret 2006 ke Departemen

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan

mendapatkan Persetujuan (sah) tanggal 16 Maret 2006.

b. Akta No. 3 tanggal 6 Januari 2006.

Page 46: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

Dikirimkan pada tanggal 24 Mei 2006 ke Departemen

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan

Pelaporan diterima (sah) tanggal 30 Mei 2006.

Dengan barudisahkannya akta No. 2 tanggal 6 Januari 2006

tanggal 16 Maret 2006 dan No. 3 tanggal 6 Januari 2006 tanggal 30 Mei

2006, tetapi bahkan sebelum kedua akta tersebut belum mendapatkan

pengesahan pihak yang berwajib dalam hal ini Meteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia Republik Indonesia, karena pernyataan telah mendapatkan

pengesahan oleh pihak yang berwajib oleh Notaris Tjondro Santoso, S.H.,

membuat pihak lain yaitu Agus Sutanto merasa sangat dirugikan haknya.

Meskipun saham Agus Sutanto tidak hilang, tapi Ia tetap merasa telah

dirugikan karena tidak lagi menjabat sebagai Komisaris PT. Indo Venner

Utama dan perusahaan dipailitkan di Jakarta akibat penggunaan kedua akta

tersebut.

Dengan alasan tersebut, kemudian Agus Sutanto melaporkan ke

POLDA Jawa Tengah, yang berdasarkan Laporan Polisi dengan No.Pl :

LP/98/VII/2006 tertanggal 19 Juli 2006 penyidik POLDA menetapkan 3

(Tiga) orang Tersangka, yaitu : Anne Patricia Sutanto, Yunita Koeswoyo

dan Notaris Tjondro Santoso, S.H dengan perkara yang berbeda.

Perkara dengan Tersangka Anne Patricia Sutanto yang oleh Jaksa

pada Kejaksaan Jawa Tengah ditetapkan sebagai Terdakwa dan diajukan

ke pengadilan yang selanjutnya diadili di Pengadilan Negeri Surakarta

dalam perkara pidana No : 343/Pid.B/2007PN.Ska dan oleh Majelis Hakim

telah di jatuhkan putusan pada hari Rabu, tanggal 30 Januari 2008 dengan

Page 47: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

putusan yang pada pokoknya : Terdakwan Anne Patricia Sutanto tidak

terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana dan

membebaskan Terdakwa dari semua dakwaan Jaksa. Putusan Pengadilan

Negeri Surakarta tersebut diamini pada tingkat banding oleh Putusan

Mahkamah Agung R.I. NO : 914K/PID/2008 tanggal 11 September 2008,

sehingga putusan tersebut telah mempunyai kekuatan hukum tetap (incraht

van gewijsde) terhitung sejak tanggal 11 September 2008.

Bahwa dengan adanya putusan bebas atas nama Terdakwa Anne

Patricia Sutanto tersebut mempunyai kekuatan hukum tetap, kemudian

terhadap Tersangka Yunita Koeswoyo oleh POLDA Jawa Tengah

berdasarkan Surat DIRESKRIM POLDA JATENG No.Pol :

B/115b/XII/2008/Reskrim tertanggal 15 Desember 2008 telah diterbitkan :

Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP.3) terhitung mulai tanggal 5

Desember 2008 dengan alasan sebagai berikut :

a. Tidak terdapat cukup bukti.

b. Peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana.

c. Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang penyidikan

dihentikan demi hukum.

Meskipun dengan adanya putusan bebas kepada Anne Patrica

Sutanto dan keputusan SP.3 bagi Yunita Koeswoyo tidak serta merta

melepaskan Tjondro Santoso, S.H., dari jeratan hukum, oleh Jaksa pada

Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah dan menetapkan Tjondro Santoso, S.H.,

Terdakwa pelaku tunggal dalam tindak pidana memalsukan akta otentik

Page 48: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

��

dengan perkara No.141/Pid.B/2009/PN.Ska jo No.167/Pid/2010/PT.Smg

jo No.1860K/Pid/2010.

2. Identitas

Identitas Terdakwa :35

• Nama : TJONDRO SANTOSO, SH. BinTIRTO ;

• Tempat Lahir : Surakarta ;

• Umur/ Tanggal Lahir : 64 Tahun / 18 Agustus 1945 ;

• Jenis Kelamin : Laki - laki ;

• Kebangsaan : Indonesia ;

• Tempat Tinggal : Kampung Penularan, RT.05, RW. 06,

KelurahanPanularan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta ;

• Agama : Katholik ;

• Pekerjaan : Notaris ;

3. Dakwaan

a. Primair

Bahwa Terdakwa Tjondro Santoso, S.H. selaku notaris pada

hari Jumat tanggal 6 Januari 2006 sekiranya jam 13.00 WIB atau

setidak-tidaknya pada suatu waktu lain dalam bulan Januari 2006

bertempat di kantor Notaris Jl. Mr. Muh Yamin No. 114 Surakarta atau

setidak-tidaknya di salah satu tempat lain yang masih termasuk dalam

daerah hukum Pengadilan Negeri Surakarta, telah membuat surat palsu

atau memalsukan surat yang dapat menerbitkan sesuatu hak yang

dilakukan terhadap akta-akta otentik yang dilakukan Terdakwa dengan

cara-cara sebagai berikut :

������������������������������������������������������������35Putusan Mahkamah Agung No. 878/Panmud.Pid/1860K/PID/2010, h 1�

Page 49: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

��

- Bahwa berawal pada tanggal 6 Januari 2006 Terdakwa telah kedatangan 2 (dua)

orang perempuan yang mengaku bernama Yunita Koeswoyo dan Anne Patricia Sutanto;

- Bahwa 2 orang perempuan tersebut datang dikantor Notaris milik Terdakwa di Jl. Mr. Muh Yamin No. 114 Surakarta dalam jam yang berlainan dengan tujuan untuk diminta dibuatkan akta;

- Bahwa atas permintaan para penghadap tersebut Terdakwa, membuatkan akte yang terdiri dari 2 (dua) akta No. 2 tanggal 6 Januari 2006 dan akta No. 3 tanggal 6 Januari 2006;

- Bahwa Terdakwa dalam membuat kedua akta telah memalsukan keterangan palsu atau keterangan yang tidak benar karena dalam akta No. 2 tanggal 6 Januari 2006 oleh Terdakwa telah dicantumkan kalimat / kata-kata telah mendapat pengesahan dari pihak yang berwajib, padahal yang sebenarnya akte No. 2 tanggal 6 Januari 2006 tersebut belum mendapat pengesahan dari pihak yang berwajib dan belum jadi, baru mendapat pengesahan pada tanggal 16 Maret 2006;

- Bahwa akta No. 2 tanggal 6 Januari 2006 yang belum mendapat pengesahan dari pihak yang berwajib dan belum jadi tersebut oleh Terdakwa telah dipergunakan sebagai dasar pertimbangan pembuatan akta No. 3 tanggal 6 Januari 2006, sehingga terbitlah akta No. 3 Januari 2006;

- Bahwa salinan akta No. 3 tanggal 6 Januari 2006 yang diserahkan Terdakwa pada tanggal 7 Januari 2006 dengan salinan akta No. 3 tanggal 6 Januari 2006 yang diserahkan Terdakwa pada tanggal 13 Januari 2006 juga terdapat perbedaan yaitu pada akta No. 3 tanggal 6 Januari 2006 yang diserahkan Terdakwa pada tanggal 7 Januari 2006 terdiri dari 7 (tujuh) halaman sedangkan akta No. 3 tanggal 6 Januari 2006 yang diserahkan Terdakwa tanggal 13 Januari 2006 terdiri dari 10 (sepuluh) halaman;

- Bahwa akta No. 3 tanggl 6 Januari 2006, tersebut oleh pemohon telah diperguanakan dengan pihak ke tiga dengan tujuan untuk merubah specimen tanda tangan di BII cabang Solo dan Bank Mandiri Jakarta dan juga untuk menguasai asset dan mengambil alih jabatan Direktur pada PT Indo Venner Utama Surakarta;

- Bahwa atas perbuatan Terdakwa saksi Agus Sutanto salah satu pemegang saham merasa dirugikan, selanjutnya melaporkan kepada yang berwajib guna pengusutan lebih lanjut.36

������������������������������������������������������������36Putusan Pengadilan No. 141/PID.B/2009/PN.Ska, h 3-5�

Page 50: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

b. Subsidair

Bahwa ia Terdakwa Tjondro Santoso, S.H. selaku Notaris

bersama dengan ANNE PATRICIA SUTANTO (dalam berkas

tersendiri) baik secara bersama-sama atau bertindak sendiri-sendiri pada

Jum’at tanggal 6 Januari 2006 sekira jam 13.00 WIB atau setidak-

tidaknya pada waktu lain dalam bulan Januari 2006, bertempat di

Kantor Notaris Jl. Mr. Muh Yamin No. 114 Surakarta, atau setidak-

tidaknya ditempat lain yang masih termasuk dalam Daerah hukum

Pengadilan Negeri Surakarta, telah melakukan, turut serta melakukan

perbuatan, menyuruh memasukan keterangan palsu ke dalam suatu akta

otentik mengenai sesuatu hal yang kebenarannya harus dinyatakan oleh

akta itu, seolah-olah, keterangannya sesuai dengan kebenaran, yang

dilakukan Terdakwa dengan cara sebagai berikut :

- Berawal pada tanggal 6 Januari 2006 di kantor milik Terdakwa yaitu kantor Notaris Tjondro Santoso, S.H. di Jl. Mr. Muh Yamin No. 114 Surakarta sekira jam 11.30 telah kedatangan seseorang bernama Yunita Koeswoyo, dengan membawa persyaratan pendukung untuk meminta dibuatkan Akta;

- Selanjutnya Terdakwa membuat Pernyataan Keputusan Rapat, kemudian oleh Notaris Tjondro Santoso dibuatkan akta, sehingga terbitlah akta No. 2 tanggal 6 Januari 2006 tentang Penyesuaian UU No. 1 tahun 1995;

- Bahwa sekira jam 15.30 WIB masih tanggal 6 Januari 2006, datang lagi seseorang perempuan menghadap Terdakwa dan mengaku bernama Anne Patricia langsung bertemu Terdakwa;

- Bahwa Anne Patricia datang ke kantor milik Terdakwa tersebut bertujuan untuk membuat akta;

- Bahwa pada tanggal 7 Januari 2006 Anne Patricia menerima Salinan akta No. 2 tanggal 6 Januari 2006 dan Salinan akta No. 3 tanggal 6 Januari 2006, padahal salinan akta No. 2 tanggal 6 Januari 2006 belum mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I.;

Page 51: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

- Bahwa Terdakwa pada saat membuat akta No. 3 tanggal 6 Januari 2006, akta No. 2 tanggal 6 Januari 2006 belum mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI. Namun oleh Terdakwa telah dipergunakan sebagai dasar pembuatan akta No. 3 tanggal 6 Januari 2006;

- Bahwa pada akta No. 3 tanggal 6 Januari 2006, halaman 5 dari Akta yang 7 lembar oleh Terdakwa telah dimasukan keterangan yang tidak benar, yang ditulis telah memperoleh pengesahan dari pihak yang berwajib, padahal akta No. 2 tanggal 6 Januari 2006 tersebut memperoleh pengesahan baru tanggal 16 Maret 2006;

- Bahwa setelah akta No. 3 tanggal 6 Januari 2006 oleh Terdakwa diserahkan kepada penghadap / Anne Patricia, kemudian akta tersebut telah dipergunakan merubah speciment tanda tangan di Bank Mandiri Jakarta dan mengambil alih dari atas nama ANDI SUTANTO berubah menjadi atas nama ANNE PATRICIA SUTANTO;

- Bahwa atas perbuatan Terdakwa saksi Agus Sutanto salah satu pemegang saham merasa dirugikan, selanjutnya melaporkan kepada yang berwajib guna pengusutan lebih lanjut;37

c. Lebih Subsidair

Bahwa ia Terdakwa TJONDRO SANTOSO, S.H. selaku

Notaris bersama dengan ANNE PATRICIA SUTANTO (dalam berkas

perkara tersendiri) baik secara bersama-sama atau bertindak sendiri-

sendiri pada tanggal 6 Januari 2006 sekira jam 13.00 WIB atau setidak-

tidaknya pada waktu lain dalam bulan Januari 2006, bertempat di kantor

Notaris Jl. Mr. Muh Yamin No. 114 Surakarta, atau setidak-tidaknya

ditempat lain yang masih termasuk dalam Daerah hukum Pengadilan

Negeri Surakarta, telah sengaja memberi kesempatan, sarana atau

keterangan untuk melakukan kejahatan memasukan keterangan palsu ke

dalam suatu akta otentik mengenai sesuatu hal yang kebenarannya

harus dinyatakan oleh akta itu, seolah-olah, keterangannya sesuai

������������������������������������������������������������37Putusan Pengadilan No. 141/PID.B/2009/PN.Ska, h 5-7�

Page 52: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

dengan kebenaran, yang dilakukan Terdakwa dengan cara-cara sebagai

berikut :

- Berawal pada tanggal 6 Januari 2006 di kantor milik Terdakwa yaitu kantor Notaris Tjondro Santoso, S.H. di Jl. Mr. Muh Yamin No. 114 Surakarta sekira jam 11.30 telah kedatangan seseorang bernama Yunita Koeswoyo, dengan membawa persyaratan pendukung untuk meminta dibuatkan Akta;

- Selanjutnya Terdakwa membuat Pernyataan Keputusan Rapat, kemudian oleh Notaris Tjondro Santoso dibuatkan akta, sehingga terbitlah akta No. 2 tanggal 6 Januari 2006 tentang Penyesuaian UU No. 1 tahun 1995;

- Bahwa, sekira jam 15.30 WIB masih Tanggal 6 Januari 2006 datang lagi seorang perempuan menghadap Terdakwa dan mengaku bernama Anne Patricia langsung bertemu Terdakwa;

- Bahwa, Anne Patricia datang ke kantor Notaris milik Terdakwa tersebut bertujuan membuat akta;

- Bahwa pada tanggal 7 Januari 2006 Anne Patricia menerima salianan akta No. 2 tanggal 6 Januari 2006 dan salianan akta No.3 tanggal 6 Januari 2006, padahal salinan akta No. 2 tanggal 6 Januari 2006 belum mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I.;

- Bahwa Terdakwa pada saat membuat akta No. 3 tanggal 6 Januari 2006, akta No. 2 tanggal 6 Januari 2006 belum mendapat penegsahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I., namuna oleh Terdakwa telah dipergunakan sebagai dasar pembuatan akta No. 3 tanggal 6 Januari 2006;

- Bahwa pada akta No. 3 tanggal 6 Januari 2006, halaman 5 dari yang 7 (tujuh) lembar oleh Terdakwa telah dimasukan keterangan yang tidak benar, yang ditulis telah memperoleh pengesahan dari pihak yang berwajib padahal akta No. 2 tanggal 6 Januari 2006 tersebut memperoleh pengesahan baru tanggal 16 Maret 2006;

- Bahwa setelah akta No. 3 tanggal 6 Januari 2006 oleh Terdakwa diserahkan kepada penghadap / Anne Patricia, kemudian akte tersebut dipergunakan merubah specimen tanda tangan di Bank Mandiri Jakarta dan mengambil alih dari atas nama ANDI SUTANTO menjadi atas nama ANNE PATRICIA SUTANTO;

- Bahwa atas perbuatan Terdakwa saksi Agus Sutanto salah satu pemegang saham merasa dirugikan, selanjutnya

Page 53: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

melaporkan kepada pihak yang berwajib guna pengusutan lebih lanjut.38

4. Fakta Hukum di Persidangan

Dalam membuktikan kebenaran dakwaan Penuntut Umum di

dalam persidangan, diperlukan adanya pembuktian yang senyatanya

dianggap sebagai sebuah alat bukti yang sah oleh Undang-Undang. Hal

ini dikarenakan Hukum Pidana memiliki tujuan penting yaitu

mendapatkan kebenaran yang bersifat materil. Pasal 184 KUHAP

menyatakan alat bukti yang dikatakan sah adalah sebagai berikut :

a. Keterangan Saksi;

b. Keterangan Ahli;

c. Petunjuk;

d. Surat;

e. Keterangan Terdakwa.

Didalam kasus ini, alat bukti yang disampaikan pada

persidangan diuraikan sebagai berikut :

a. Keterangan Saksi

Berdasarkan keterangan-keterangan saksi yang disampaikan dalam

persidangan di Pengadilan Negeri Surakarta, Penulis menemukan

beberapa point penting yaitu bahwa :

1. Bahwa pada tanggal 6 Januari 2006 bertempat dikantor Notaris

Jl. Mr. Muh Yamin No.114 Surakarta, dalam kurun waktu

yang berbeda yaitu pukul 11.30 WIB dan 15.30 WIB, Tjondro

������������������������������������������������������������38Putusan Pengadilan No. 141/PID.B/2009/PN.Ska, hal 7-8�

Page 54: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

Santoso ditemui oleh dua orang wanita dari PT. Indo Venner

Utama meminta dibuatkan akta PKR.

2. Bahwa kedua penghadap tersebut adalah Yunita Koeswoyo

dan Anne Patricia Sutanto.

3. Bahwa pada Yunita Koeswoyo, Tjondro Santoso membuatkan

Akta No. 2 tanggal 6 Januari 2006 tentang Penyesuaian

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PT. Indo

Venner Utama yang lama dengan Undang-Undang No. 1 tahun

1995 tentang Peseroan Terbatas yang selesai dan ditanda

tangani pada hari itu juga.

4. Bahwa pada Anne Patricia Sutanto, Tjondo Santoso

membuatkan Akta No. 3 tanggal 6 Januari 2006 tentang

Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar

Biasa PT. Indo Venner Utama.

5. Bahwa meskipun belum mendapatkan pengesahan dari Meteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, salinan

akta No. 2 dan No. 3 telah dikembalikan kepada penghadap.

6. Bahwa Agus Sutanto telah diundang untuk berhadadir dalam

RUPS maupun RUPS Luar Biasa PT. Indo Venner Utama yang

undangannya telah dialamatkan sesuai data yang dimiliki

Perusahaan dan tercatat dalam resi pengiriman.

7. Bahwa karena pada RUPS Agus Sutanto tidak hadir hingga

waktu yang ditetapkan, maka RUPS tetap berjalan karna

jumlah yang hadir telah memenuhi 2/3 dari pemegang saham.

Page 55: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

8. Bahwa pada RUPS Luar Biasa, Agus Sutanto tidak

dikonfirmasi lagi kehadirannya..

9. Bahwa sejak tanggal 19 Juli 2006, Agus Sutanto tidak

menjabat sebagai Komisaris PT. Indo Venner Utama.

10. Bahwa jumlah halaman pada salinan Akta No. 3 tanggal 6

Januari 2006 sebelum dan setelah renvoi memiliki perbedaan.

11. Bahwa renvoi pada salinan Akta No. 3 tanggal 6 Januari 2006

mengalami 2 (dua) kali perubahan. Pertama sebelum akta

ditandatangani, kedua setelah salinan akta dikembalikan

sehingga ditarik kembali.

12. Bahwa pada saat salinan akta dikembalikan pada pemohon,

pemohon mengetahui bahwa akta tersebut belum mendapatkan

pengesahan dari pihak yang berwajib.

13. Bahwa pada tanggal 11 Januari 2006 Bank Mandiri cabang

Jakarta S. Parman menerima copyan salinan Akta No. 3

tanggal 6 Januari 2006 total 7 halaman dari Anne Patricia

Sutanto dan Yenny Sutanto guna melakukan perubahan

speciment tanda tangan namun ditolak pihak Bank.

14. Bahwa setelah Akta No.2 tanggal 6 Januari 2006 disahkan oleh

Menteri, pada tanggal 28 Juni 2006 salinan Akta No. 3 tanggal

6 Januari 2006 yang masih belum mendapat pengesahan

digunakan kembali untuk mengajukan perubahan speciment

Page 56: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

tanda tangan namun kembali ditolak pihak Bank karena jumlah

halamannya yang berbeda menjadi 10 halaman.39

b. Keterangan Ahli

Berdasarkan keterangan-keterangan ahli dari ilmu hukum

kenotariatan dan saksi ahli dari ilmu hukum koorporasi dalam

persidangan di Pengadilan Negeri Surakarta, penulis menemukan

beberapa point penting terkait kasus yang ada, bahwa :

1. Bahwa seorang notaris dibenarkan membuat dua akta yang

berhubungan didalam satu hari meskipun akta yang pertama

belum mendapatkan pengesahan;

2. Bahwa seorang notaris dibenarkan pula mencantumkan sebuah

akta yang belum mendapatkan pengesahan kedalam yang baru

akan dibuatnya selama kedua akta tersebut memiliki

keterkaitan;

3. Bahwa akta mengenai RUPS merupakan Akta Parte, sehingga

bukan kewenangan notaris untuk bertanggungjawab atas bukti

materiilnya;

4. Bahwa apabila yang mengajukan RUPS adalah pemegang

saham maka wajib mengajukan permohonan ke pengadilan

dengan kepentingan masing-masing yang tidak puas, minimal

������������������������������������������������������������39Putusan Pengadilan No. 141/PID.B/2009/PN.Ska, Keterangan saksi berdasarkan

kerterangan Agus Sutanto, Sarmini (karyawati di kantor Notaris Tjondro Santoso bagian PPAT),

Tyas Dratis Tiana BintiSutarto (perkerja bagian notariil dikantor Notaris Tjondro Santoso),

Akmaliah Binti Anis Mustafa (Spoke Manager Bank Mandiri Cab. Jakarta S. Parman), Yunita

Koeswoyo, Lisa Sutanto & Anne Patricia Sutanto.�

Page 57: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

10% dari pemegang saham, dan notaris mestinya telah

mengetahui betul tentang hal ini;

5. Bahwa mengenai materi akta merupakan tanggungjawab dari

para pihak, sedangkan untuk formalnya suatu akta, maka yang

bertanggungjawab adalah notaris;

6. Apabila terdapat kesalahan terhadap salinan akta yang

dibuatnya, Notaris berhak menarik kembali untuk diganti

dengan yang benar;

7. Apabila terhadap akta belum mendapatkan pengesahan namun

telah digunakan, maka itu merupakan tanggungjawab dari

pihak yang menghadap;

8. Bahwa para pihak yang memberikan persetujuan akan ikut

bertanggungjawab apabila ada kesalahan;

9. Bahwa perubahan Anggaran Dasar yang apabila memerlukan

persetuajuan Menteri, maka sepanjang Anggaran Dasar itu

belum mendapatkan persetujuan Anggaran Dasar tersebut

belum berlaku. Tetapi apabila perubahan Anggaran Dasar

dalam konteks penyesuaian yang mengacu pada Undang-

Undang PT bukan merupakan masalah;

10. Apabila akta telah ditandatangani maka akta tersebut menjadi

sah. Namun berkaitan dengan mulai berlakunya secara efektif

perlu dicermati, apabila RUPS itu berisi tentang perubahan

susunan kepengurusan Perseroan maka akta tersebut telah

Page 58: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

��

berlaku efektif sejak tanggal ditetapkan karna bukan

merupakan perubahan anggaran dasar;

11. Bahwa apabila para pihak memasukan data yang tidak benar,

maka Notaris harus menolak, kalau para pihak tetap memaksa

agar datanya dimasukkan dalam akta, maka menjadi

tanggungjawab notaris apabila terjadi sesuatu;

12. Berkaitan dengan RUPS, maka Notaris wajib memeriksa

prosedur RUPS benarkah ada undangannya dan sudah

memenuhi persyarakatan atau belum kemudian dari korum

apakah sudah terpenuhi atau belum, setelah semuanya

terlengkapi barulah beita acara rapat dapat dituangkan ke

dalam akta40

c. Surat

Didalam kasus ini, yang menjadi bukti surat di persidangan adalah

Akta Pernyataan Keputusan Rapat yang dibuat oleh Tjondro

Santoso selaku notaris yang diangkat berdasarkan Keputusan

Menteri Kehakiman SK. Men. Keh. R.I No. M-05-HT. 03.01-Th

1985, Tgl 9-2-1985 adalah akta No. 2 tanggal 6 Januari 2006

tentang Penyesuaian Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga PT. Indo Venner Utama yang lama dengan Undang-

������������������������������������������������������������

40 Putusan Pengadilan No. 141/PID.B/2009/PN.Ska, Keterangan Saksi Ahli

Djoko Sukisno, S.H., C.N., Hendrikus Subekti, S.H., Prof. Dr. Sri Rejeki Hartono, S.H.,

Dr. Marcus Priyo Gunarto, S.H., M.Hum., Pieter E.Latumaten, S.H., M.H., SPN.�

Page 59: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

��

Undang No. 1 tahun 1995 tentang Peseroan Terbatas dan akta No.

3 tanggal 6 Januari 2006 tentang Pernyataan Keputusan Rapat

Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Indo Venner Utama

d. Petunjuk

Berdasarkan uraian diatas diperoleh petunjuk sebagai berikut :

1. Bahwa benar, dalam melaksanakan RUPS maupun RUPS Luar

Biasa PT. Indo Venner Utama yang berlangsung tanggal 6

Januari 2006 di Surakarta telah mengundang Agus Sutano

sebagai salah satu pemegang saham.

2. Bahwa benar, meskipun RUPS maupun RUPS Luar Biasa PT.

Indo Venner Utama yang berlangsung tanggal 6 Januari 2006

di Surakartatanpa izin Ketua Pengadilan setempat, namun

Tjondro Santoso tetap membuatkan Akta.

3. Bahwa benar, sejak perubahan kepengurusan yang disepakati

bersama dan dituangkan dalam Akta No. 3 tanggal 6 Januari

2006 Agus Sutanto yang kedudukannya sebagai Komisaris PT.

Indo Venner Utama digantikan Yenny Sutanto yang

perubahannya telah bersifat mengikat bagi mereka meskipun

laporannya belum mendapat pengesahan dari pihak yang

berwajib.

4. Bahwa benar, perbuatan Tjondro Santoso mencantumkan Akta

No. 2 tanggal 6 Januari 2006 ke dalam Akta No. 3 tanggal 6

Page 60: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

Januari 2006 diperbolehkan menurut ilmu hukum kenotariatan

karena kedua akta tersebut memiliki keterkaitan.

5. Bahwa benar, telah terjadi renvoi sebanyak 2 (dua) kali pada

akta No. 3 sebelum penandatanganan dan setelah

penandatanganan yang mengakibatkan akta tersebut memiliki

jumlah total halaman berbeda.

6. Bahwa benar, meskipun sejak kedua akta telah bersifat

mengikat bagi yang namanya tercantum didalamnya namun

penggunaan akta masih belum berlaku secara efektif sebelum

akta tersebut mendapatkan pengesahan dari pihak yang

berwajib.

7. Bahwa benar, pada salinan akta yang telah dikembalikan

Tjondro Santoso dipergunakan Anne Patricia mewakili

perusahaan kepada pihak ketiga meskipun mengetahui akta

tersebut belum mendapatkan pengesahan dari pihak yang

berwajib merupakan tanggungjawab penghadap.

e. Keterangan Terdakwa

Berdasarkan keterangan yang disampaikan dalam persidangan,

Tjondro Santoso menyampaikan ponit kesaksiannya sebagai

berikut :

1. Bahwa pada tanggal 6 Januari 2006 bertempat dikantor

Notaris Jl. Mr. Muh Yamin No.114 Surakarta telah ditemui

oleh Yunita Koeswoyo dan Anne Patrcia dalam kurun waktu

yang berbeda meminta dibuatkan akta.

Page 61: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

2. Bahwa berdasarkan Pasal 66 Undang-Undang No. 1 Tahun

1995 tentang Perseroan Terbatas, Tjondro Santoso

menyatakan RUPS yang membahas perubahan anggaran

dasar perusahaan yang dilakukan oleh pemegang saham tidak

memerlukan izin Ketua Pengadilan setempat.

3. Bahwa pada saat mencantumkan Akta No. 2 ke dalam Akta

No. 3, Akta No. 2 belum mendapatkan pengesahan dari pihak

yang berwajib.

4. Bahwa akta No. 2 pengesahannya dengan Persetujuan,

sedangkan Akta No. 3 cukup Dilaporkan.

5. Bahwa Tjondro Santoso menyerahkan salinan Akta No. 3

meskipun belum dilaporkan ke Departemen Hukum dan Hak

Asasi Manusia Republik Indonesia.

6. Bahwa saat menyerahkan salinan akta No. 3 yang belum

dilaporkan kepada Meteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia, Tjondro Santoso mengatakan kepada

penghadap silahkan digunakan padahal Tjondro Santoso

menyadari akta tersebut belum dapat digunakan hingga

mendapatkan pengesahan.

7. Bahwa akta No. 2 mendapatkan Persetujuan tanggal 16 Maret

2006, sedangkan Akta No. 3 Pelaporan diterima tanggal 30

Mei 2006.

5. Tuntutan

Page 62: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

Dalam perkara tindak pidana memalsukan akta otentik,

Tjondro Santoso S.H., oleh Penuntut Umum dituntut berdasarkan

dakwaan Primair Pasal 264 ayat (1) KUHP yaitu memenuhi unsur

tindak pidana memalsukan akta otentik dengan putusan Pidana

Penjara selama 2 (dua) Tahun pada tingkat Pengadilan Negeri, Pidana

Penjara 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan pada tingkat Pengadilan Tinggi

dan Bebas pada tingkat Mahkamah Agung.

6. Putusan Pengadilan

Pasal 1 butir (11) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

menyebutkan bahwa “Putusan Pengadilan adalah pernyataan Hakim

yang diucapkan dalam sidang pengadilan terbuka, yang dapat berupa

pemidanaan atau bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum dalam

hal serta menurut cara yang diatur dalam Undang-undang ini”.41

Oleh karna itu, berdasarkan Pasal tersebut diatas maka dalam

memberikan Putusan sebuah perkara, hendaklah seorang Hakim wajib

berlandaskan hukum yang berlaku adilan serta tidak memihak pada

sisi manapun (impartial). Hal ini menjadi sanggat penting untuk

diwujudnyatakan, agar apa yang telah diputuskan oleh Hakim dapat

menjadi sebuah bukti tentang adanya jaminan perlindungan hukum

yang pasti oleh Negara untuk memperlakukan sama setiap warganya

dimata hukum sehingga memberikan rasa aman dan damai.

������������������������������������������������������������41Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, Pasal 1 butir (1) �

Page 63: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

Dalam perkara tindak pidana dengan Terdakwa Notaris

Tjondro Santoso, S.H, yang telah melalui tiga tahap peradilan yaitu

Pengadilan Negeri, Penggadilan Tinggi serta yang Terakhir

Mahkamah Agung. Dimana tiap-tiap tahapan pengadilan, Majelis

Hakim memberikan Putusan yang berbeda-beda. Putusan-putusan

Majelis Hakim tersebut dinyatakan sebagai berikut :

a. Pengadilan Negeri

Memutuskan Terdakwa Notaris Tjondro Santoso, S.H

bersalah terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana

didakwakan dalam dakwaanPrimair Pasal 264 ayat (1)

KUHP, menjatuhkan vonnis pidana penjara 2 (dua) tahun;42

b. Pengadilan Tinggi

Memutuskan Terdakwa Notaris Tjondro Santoso, S.H

bersalah terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana

didakwakan dalam dakwaanPrimair Pasal 264 ayat (1)

KUHP, mejatuhkan vonnis pidana penjara 1 (satu) tahun

dan 6 (enam) bulan;43

c. Mahkamah Agung

Memutuskan Terdakwa Notaris Tjondro Santoso, S.H tidak

terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan

dalam dakwaan Primair, Subsidair maupun Lebih Subsidair.

Dibebaskan dari segala tuntutan Penuntut Umum, serta

������������������������������������������������������������42Putusan Pengadilan No. 141/PID.B/2009/PN.Ska�43Putusan Pengadilan Tinggi No. 167/PID/2010/PT.Smg�

Page 64: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

memulihkan hak Terdakwa dalam Kemampuan, Kedudukan

dan Harkat serta Martabatnya.44

C. PERTIMBANGAN HAKIM

Dalam menjalankan tugasnya menyelesaikan suatu

perkarakhususnya perkara pidana, tidak jarang ditemui bahwa Hakim

memerlukan waktu yang cukup panjang agar dapat menghasilkan sebuah

Putusan. Hal ini disebabkan banyaknya kendala didalam persidangan yang

mungkin harus dilalui oleh Hakim untuk dapat sampai pada point paling

penting dalam perkara tersebut sehingga diharapkan dapat menghasilkan

Putusan akhir yang terbaik bagi kedua belah pihak.

Pada perkara pidana yang menyeret seorang yang berprofesi Notaris

sebagai pihak pesakitan serta dianggap sebagai pelaku tunggal atas tindak

pidana memalsukan akta otentik, bukanlah menjadi perihal yang mudah untuk

dapat menentukan sisi adil yang diharapkan oleh kedua belah pihak yang

terkait. Selain telah tercipta kerugian bagi salah satu pihak yang

menginginkan haknya untuk diperjuangkan, namun disisi lain minimnya

pembahasan tentang sejauh mana pelanggaran yang dilakukan seorang

Notaris dapat pertanggungjawabankan secara Pidana menurut UU No. 30

tahun 2004 sebagai Undang-Undang yang mengatur Jabatan Notaris.Sehingga

menuntut Majelis Hakim untuk benar-benar wajib mempertimbangkan

dengan teliti pada aturan Hukum yang berlaku sehingga dapat mewujudkan

keadilan yang sebenarnya.

������������������������������������������������������������44Putusan Mahkamah Agung No. 1860K/PID/2010�

Page 65: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

Terkait pembahasan yang menjadi dasar pertimbangan Hakim pada

perkara Pidana memalsukan akta otentik ini dengan Terdakwa seorang

Notaris, pada 3 (tiga) kali tahap peradilan, baik Majelis Hakim pada tingkat

Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi maupun Mahkamah Agung memiliki

pertimbangan masing-masing dalam memahami perkara ini. Yang mana

pertimbangan Majelis Hakim disampaikan pada tabel berikut :

Tabel 1. Pertimbangan Hakim

Unsur-Unsur Pasal Dakwaan Yang Terpenuhi No.

Tingkat Pengadilan

1 2 3 4

1. PN. Surakarta45 ���� ���� ���� ����

2. PT. Semarang46 ���� ���� ���� ����

3. Mahkamah

Agung47 ���� ���� ���� ����

Keterangan Tabel Unsur Pada Pasal 246 ayat (1) KUHP

Unsur 1 : Barang Siapa

Unsur 2 : Membuat surat otentik palsu atau memalsukan surat otentik yangdapat

menerbitkan sesuatu hak perjanjian (kewajiban), atau sesuatu

������������������������������������������������������������45Lampiran I�46Lampiran II�47Lampiran III�

Page 66: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

pembebasan utang atau yang boleh digunakan sebagai keterangan

bagi sesuatu perbuatan

Unsur 3 : dengan maksud untuk menggunakan atau menyuruh orang

lainmenggunakan surat-surat itu seolah-olah asli dan

tidakdipalsukan.

Unsur 4 : penggunaan surat otentik tersebut dapat mendatangkan suatu

kerugian48

Berdasarkan table tersebut dapat dijelaskan bahwa pada tingkat

Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi Terdakwa dinyatakan bersalah

melakukan tindak pidana sebagaimana dalam dakwaan Primair karena

menurut Majelis Hakim semua unsur Pasal terpenuhi dalam diri Terdakwa.

Sedangkan ditingkat Mahkamah Agung Terdakwa perbuatannya tidak

memenuhi unsur Pasal-Pasal yang didakwakan sehingga Mahkamah Agung

membebaskan Terdakwa.

D. ANALISA

Pertanggungjawaban pidana dapat dimintai terhadap seseorang yang

atas tindakannya apabila dapat dibuktikan sebagai perbuatan melawan hukum

serta tidak ada alasan pembenar atau peniadaan sifat melawan hukum untuk

pidana yang dilakukannya. Berdasarkan pernyataan tersebut menunjukan

bahwa kemampuan bertanggungjawab memiliki keterkaitan yang penting

dengan faktor akal untuk membedakan antara perbuatan yang diperbolehkan

dan yang dilarang atau melanggar hukum dan yang kedua faktor perasaan

������������������������������������������������������������48Uraian unsur-Unsur yang terkandung dalam Pasal 264 ayat (1) KUHP.�

Page 67: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

atau kehendak yang menentukan kehendaknya sehingga dapat menunjukan

bahwa perbuatan tersebut dilakukan dengan penuh kesadaran.

Didalam putusan pidana dengan terdakwa Tjondro Santoso, SH. dalam

Persidangannya menghasilkan Putusan yang berbeda antara Judex Factie

dengan Majelis Hakim Mahkamah Agung (MA). Berkaitan dakwaan JPU

yang pada pokoknya adalah Tjondro Santoso SH. bersalah karena didalam

Akta No. 3 tanggal 6 Januari yang dibuatnya menyatakan bahwa akta tersebut

dibuat berdasarkan pada Akta No. 2 tanggal 6 Januari 2006 sebagai akta yang

telah mendapatkan Pengesahan dari Menteri Hukum Dan HAM padahal

faktanya tidak demikian, baik Judex Factiemaupun Majelis Hakim MA

memiliki pandangan yang berbeda dalam mempertimbangkan dalam

memberikan Putusan. Judex Factie dalam putusannya menyatakan bahwa

Terdakwa dalam hal menjalankan tugas dan kewenangannya terbukti

melakukan kesalahan memalsukan akta otentik sebagaimana yang menjadi

dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU), berbeda halnya dengan Putusan

Majelis Hakim MA menyatakan bahwa Tjondro Santoso, SH., dalam

menjalankan tugas dan kewenangannya sebagai Notaris telah sesuai dengan

hukum yang berlaku sehingga harus dibebaskan dari segala tuduhan.

Dalam perkara ini dakwaan yang disusun oleh JPU merupakan dakwaan

Subsidair, yang berarti apabila dakwaan Primair telah terbukti maka dakwaan

lainnya tidak perlu dibuktikan lagi. Sebagai dakwaan Primair dalam kasus ini

JPU menggunakan Pasal 264 ayat (1) ke (1) KUHP. Dimana menurut Judex

Factie dalam perkara ini keseluruhan unsur terpenuhi. Sehubungan dengan

putusan tersebut, apabila memperhatikan hal yang menjadi pertimbangan

Page 68: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

��

Judex Factie dalam memberikan putusan dikaitkan dengan perbuatan pidana

yang dilakukan Tjondro Santoso, SH., yang menjadi pokok dalam perkara ini

serta unsur pidana yang tekandung dalam Pasal 264 ayat (1) ke (1), Penulis

memiliki analisa yang berbeda dengan Judex Factie. Analisa tersebut Penulis

jabarkan sebagai berikut :

1. Barang siapa

Yang dalam hal ini dimaksud dengan barang siapa adalah siapa saja

yang dinyatakan telah cakap hukum, yang berarti dapat menyadang

hak dan kewajiban. Dalam hal ini yang menjadi subjek hukum

dapat berupa individu (naturelijk person). Di dalam kasus ini yang

merupakan subjek hukum adalah Tjondro Santoso, SH. Yang mana

berdasarkan keterangan serta kecakapan Terdakwa selama

menjalani persidangan, Terdakwa merupakan orang yang

dinyatakan cakap hukum.

2. Membuat surat otentik palsu atau memalsukan surat otentik yang

dapat menerbitkan suatu hak perjanjian (kewajiban), atau suatu

pembebasan utang atau yang boleh digunakan sebagai keterangan

bagi sesuatu perbuatan.

Berdasarkan pengertian membuat surat palsu yang berarti membuat

sebuah surat dalam hal ini berupa akta berdasarkan keterangan

yang tidak benar menjadi unsur tindakan yang dilakukan Terdakwa

menurut hemat Penulis tidak dapat dibuktikan. Berdasarkan tugas

kewenangan yang diberikan padanya Notaris merupakan seorang

yang memiliki kewenangan berdasarkan permintaan dari

Page 69: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

��

Penghadap. Yang berarti apabila tidak ada permintaan dari

penghadap seorang Notaris tidak akan pernah membuatkan sebuah

Akta. Sehingga keterangan Palsu atau tidak yang ditertuang

didalam Akta tersebut bukanlah menjadi tanggungjawab dari

Notaris yang mengolahkan karna Notaris bukanlah pihak yang

terikat dengan adanya Akta tersebut.

3. Dengan maksud untuk menggunakan atau menyuruh orang lain

menggunakan surat-surat itu seolah-olah asli dan tidak dipalsukan.

Perbuatan pidana adalah suatu perbuatan yang oleh aturan hukum

pidana dilarang untuk dilakukan dan bagi yang melanggar akan

diancam dengan pidana. Kesalahan yang terkandung didalam

sebuah perbuatan pidana merupakan hubungan antara keadaan

dengan perbuatan yang dilakukan dengan kesengajaan atau dengan

kealpaan. Dalam kasus ini, Judex Facti menyatakan bahwa Tjondro

Santoso, SH telah dengan sengaja memberikan salinan Akta No. 3

tanggal 6 Januari 2006 kepada Anne Sutanto pada tanggal 7 Januari

2006 meskipun Akte tersebut diketahui belum mendapatkan

Persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM. Didalam hemat

Penulis, terhadap unsur ini apabila dikaitkan dengan kesaksian

Terdakwa di Persidangan merupakan perbuatan yang dilakukan

dengan kesengajaan. Berdasarkan kesaksian tersebut ketika

Terdakwa menyerahkan salinan Akta No. 3 tanggal 6 Januari 2006

kepada Anne Sutanto, Terdakwa mengetahui dengan jelas bahwa

Page 70: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

Akta tersebut belum memiliki kekuatan hukum yang mengikat

terhadap pihak luar.

Namun apabila perbuatan tersebut dikatakan sebagai perbuatan

pidana menyuruh orang lain menggunakan surat tersebut seolah-

olah asli, unsur tersebut tidak terpenuhi. Hal ini dikarenakan, surat

yang digunakan bukanlah surat palsu tetapi surat yang belum

mendapatkan pengesahan dari pihak yang berwenang sehingga

tidak dapat dikatakan perbuatan menyuruh menggunakan surat

palsu seolah-olah asli. Disamping itu, berdasarkan keterangan dari

Anne Sutanto bahwa ketika menggunakan salinan Akta No. 3

tanggal 6 Januari 2006 bahwa sebenarnya Anne Sutanto

mengetahui dengan jelas bahwa Akta tersebut belum dapat

dipergunakan terhadap pihak luar dan ternyata tetap dipergunakan

Anne Sutanto untuk merubah Speciment tanda tangan Rekening

PT. Indo Venner Utama di Bank Mandiri Cabang S.Parman Jakarta

bukanlah merupakan tindak kesengjaan yang harus menjadi

tanggung jawab Terdakwa sebagai Notaris. Ditambah lagi

pengajuan perubahan Speciment tanda tanggan ketika

menggunakan salinan Akta No. 3 sebelum mendapat Pengesahan

dari Menteri Hukum dan HAM ditolak oleh Pihak Bank, baru

kemudian terjadi perubahan speciment tanda tangan setelah Akta

No. 3 tanggal 6 Januari 2006 mendapatkan Pengesahan dari

Menteri Hukum dan HAM. Sehingga menurut hemat Penulis

Page 71: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

bukanlah merupakan sebuah perbuatan pidana karena tidak

menimbulkan kerugian terhadap pihak lain.

4. Penggunaan surat otentik tersebut dapat mendatangkan kerugian.

Terhadap unsur ini, Judex Facti dalam pertimbangannya

menyatakan bahwa kerugian yang diderita oleh Agus Sutanto

diakibatkan penggunaan surat palsu menurut hemat Penulis tidak

dapat dibuktikan. Berdasarkan keterangan ahli di Persidangan

menyatakan bahwa apabila isi dari Akta berupa hasil RUPS tentang

perubahan kepengurusan perseoran maka akta tersebut berlaku

efektif sejak tanggal ditetapkannya karena bukan merupakan

perubahan Anggaran Dasar. Dengan kata lain dalam kasus ini,

terhadap Akta No. 3 yang berisikan mengenai perubahan

kepengurusan perseroan yang menyatakan bahwa posisi Agus

Sutanto telah digantikan bukanlah diputuskan dengan

menggunakan surat palsu karena akta tersebut telah belaku efektif.

Berdasarkan analisa Penulis terhadap Pasal yang unsur tidak pidana

menurut Judex Factie telah terpenuhi keseluruhannya sehingga menjadi dasar

mempidanakan Tjondro Santoso, SH. menurut Penulis merupakan tindakan

yang tidak cermat. Ditambah lagi putusan bersalah tersebut Judex Factie

berikan kepada Terdakwa berdasarkan potongan kalimat yang bahkan tidak

mencapai satu alinea sebagaimana dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU)

untuk menjelaskan keseluruhan makna dari akta No. 3 tanggal 6 Januari 2006

menurut Penulis bukanlah tindakan yang benar untuk dilakukan.

Page 72: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

Namun bukan berarti didalam kasus ini, Penulis menyatakan Tjondro

Santoso, SH. sebagai pihak yang tidak bersalah. Dalam memaknai kata

“memberikan keterangan palsu” pada Pasal 264 ayat (1) ke (1) KUHP,

Penulis berpendapat tidak dapat ditujukan pada potongan kalimat yang

dikutip JPU dalam dari akta No. 3 tanggal 6 Januari 2006 melainkan

perbuatan lain yang di lakukan oleh Tjondro Santoso, SH. dalam proses

pembuatan Akta.

Sebagaimana keterangan saksi, keterangan ahli, keterangan terdakwa

serta Petunjuk yang diungkapkan selama Persidangan di Pengadilan Negeri

Surakarta guna membuktikan dakwaan JPU atas keterlibatan Tjondro

Santoso, SH., dalam masalah ini terdapat beberapa kesalahan yang bahkan

secara sengaja dan dengan penuh kesadaran dilakukan Tjondro Santoso, SH.

Berdasarkan Pasal 66 ayat (2) jo Pasal 67 ayat (1) Undang-Undang

No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas sebagaimana disampaikan

sanksi ahli di Persidangan menyatakan, apabila yang mengajukan Rapat

Umum Pemegang Saham merupakan Pemegang Saham, Direksi mapun

Komisaris wajib mengajukan permohonan melakukan pemanggilan sendiri

kepada Ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat

Perseroan berada. Faktanya didalam penyelenggaraan RUPS oleh PT. Indo

Venner Utama sebagaimana disampaikan oleh Sanksi Yunita Koeswoyo tidak

berdasarkan izin dari Ketua Pengadilan Negeri setempat. Meskipun sejak

awal mengetahui bahwa terdapat peraturan seperti itu dan hal ini tidak

dipenuhi oleh pihak pemegang saham PT. Indo Venner Utama Tjondro

Sontoso, SH. tetap saja membuatkan Akta PKR sebagaimana permintaan

Page 73: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

Penghadap. Sebagai bukti kesadaran Tjondro Santoso, SH., dengan sengaja

melakukan perbuatan yang bisa dikualifikasikan sebagai pelanggaran tindak

pidana adalah ketika dalam keketerangannya Tjondro Santoso, SH.,

menyatakan bahwa RUPS yang dilakukan oleh pemegang saham tidak

memerlukan izin Ketua Pengadilan Negeri setempat. Sebagai seseorang

pejabat yang mengetahui bahwa peraturan tersebut ada tetapi justru

menyatakan sebaliknya dan tetap Akta sebagaimana yang diinginkannya,

menunjukan bahwa Tjondro Santoso, SH. dalam menjalankan tugas dan

kewenangan Penghadap secara sadar dengan sengaja melawan Undang-

Undang. Sehingga oleh karena perbuatannya sudah semestinya Tjondro

Santoso, SH. dapat dimintai pertanggungjawaban pidana kepadanya.

Meski didalam kasus ini ditemukan indikasi pelanggaran tindak

pidana yang dilakukan oleh Tjondro Santoso, SH., yang berarti olehnya dapat

dimintai pertanggungjawaban pidana sebagaimana Putusan Judex Factie.

Namun khusus dalam perkara ini, Penulis sependapat dengan Putusan Majelis

Hakim MA untuk membebaskan Tjondro Santoso, SH. Sebagaimana alasan

permohonan pengajuan kasasi Tjondro Santoso, SH. Bahwa Tjondro Santoso,

SH. atas perkara ini tidak pernah diperiksa oleh Majelis Pengawas Daerah

(MPD). Hal ini bertentangan dengan mekanisme yang ditetapkan oleh UUJN.

Berdasarkan Pasal 66 UUJN, menyatakan dalam kaitan panggilan terhadap

seorang Notaris untuk dimintai keterangan atas laporan pihak lain, maka

pihak Kepolisian, Kejaksaan atau Hakim harus berdasarkan persetujuan

MPD. Ketentuan ini bersifat imperatif atau perintah, artinya bilamana pihak

Kepolisian, Kejaksaan maupun Hakim menyepelekannya dapat dikategorikan

Page 74: BAB II PEMBAHASAN - Institutional Repositoryrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/8320/3/T1_312008043_BAB II.pdf · Profesi Notaris memiliki peran yang sangat penting untuk berada

���

sebagai pelanggaran terhadap Undang-Undang. Sehingga perkara ini sejak

awal merupakan perkara yang cacat hukum sehingga tidak dapat dilanjutkan.