32
BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar Kebutuhan Nutrisi Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak, mengingat manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan energi dan protein, anemia, defisiensi yodium, defesiensi seng (Zn), defesiensi vitamin A, defesiensi Thimin, defesiensi Kalium dan lain-lain yang dapat menghambat proses tumbuh kembang anak. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada bayi adan anak diharapkan anak dapat tumbuh dengan cepat sesuai dengan usia tumbuh kembang dan dapat meningkatkan kualitas hidup, serta mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas (Aziz Alimul Hidayat.2005). Selain itu kebutuhan nutrisi juga dapat membantu dalam aktivitas sehari-hari karena nutrisi juga sebagai sumber tenaga yang dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh, dan juga sebagai sumber zat pembangun dan pengatur dalam tubuh. Sebagai sumber tenaga nutrisi dapat diperoleh dari karbohidrat sebanyak 50-55%, lemak sebanyak 30- 35% dan protein sebanyak 15%. Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak haruslah seimbang diantara zat gizi lain, mengingat banyak sekali yang kita temukan berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang seperti tidak suka makan, tidak mau atau tidak mampu untuk makan padahal yang tidak disukai makanan tersebut mengandung zat gizi yang seimbang, sehingga harapan dalam pemenuhan gizi harus selaras, serasi dan seimbang tidak terlaksana, disamping itu pada anak sakit dapat dijumpai masalah masukan nutrisi yang kurang sedangkan kebutuhan dalam tubuh semakin meningkat sehingga akan membutuhkan makanan tambahan seperti kalori, vitamin dan mineral (Behrman, dkk.1996). Upaya perbaikan pemenuhan kebutuhan nutrisi dalam rangka membantu proses fisiologis dalam tubuh untuk proses tumbuh kembang anak dan membantu aktivitas serta memelihara kesehatan salah satu bagian dari upaya pemulihan kesehatan anak. Dengan harapan anak akan menjadi puas dan orang tua dapat membantu proses edukatif kemudian juga dapat membina kebiasaan waktu makan, meningkatkan selera makan, memelihara kemampuan dan kebiasaan yang baik, memilih jenis makanan, menentukan jumlah dan mendidik dalam berperilaku makan. Dalam proses pemenuhan tersebut akan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

2.1 Konsep Dasar Kebutuhan Nutrisi

Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam proses

pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak, mengingat manfaat nutrisi dalam

tubuh dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah

terjadinya berbagai penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh seperti kekurangan

energi dan protein, anemia, defisiensi yodium, defesiensi seng (Zn), defesiensi vitamin

A, defesiensi Thimin, defesiensi Kalium dan lain-lain yang dapat menghambat proses

tumbuh kembang anak. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi pada bayi adan anak

diharapkan anak dapat tumbuh dengan cepat sesuai dengan usia tumbuh kembang dan

dapat meningkatkan kualitas hidup, serta mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas

(Aziz Alimul Hidayat.2005).

Selain itu kebutuhan nutrisi juga dapat membantu dalam aktivitas sehari-hari

karena nutrisi juga sebagai sumber tenaga yang dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh,

dan juga sebagai sumber zat pembangun dan pengatur dalam tubuh. Sebagai sumber

tenaga nutrisi dapat diperoleh dari karbohidrat sebanyak 50-55%, lemak sebanyak 30-

35% dan protein sebanyak 15%. Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak haruslah

seimbang diantara zat gizi lain, mengingat banyak sekali yang kita temukan berbagai

masalah dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang seperti tidak suka

makan, tidak mau atau tidak mampu untuk makan padahal yang tidak disukai makanan

tersebut mengandung zat gizi yang seimbang, sehingga harapan dalam pemenuhan gizi

harus selaras, serasi dan seimbang tidak terlaksana, disamping itu pada anak sakit dapat

dijumpai masalah masukan nutrisi yang kurang sedangkan kebutuhan dalam tubuh

semakin meningkat sehingga akan membutuhkan makanan tambahan seperti kalori,

vitamin dan mineral (Behrman, dkk.1996).

Upaya perbaikan pemenuhan kebutuhan nutrisi dalam rangka membantu proses

fisiologis dalam tubuh untuk proses tumbuh kembang anak dan membantu aktivitas

serta memelihara kesehatan salah satu bagian dari upaya pemulihan kesehatan anak.

Dengan harapan anak akan menjadi puas dan orang tua dapat membantu proses edukatif

kemudian juga dapat membina kebiasaan waktu makan, meningkatkan selera makan,

memelihara kemampuan dan kebiasaan yang baik, memilih jenis makanan, menentukan

jumlah dan mendidik dalam berperilaku makan. Dalam proses pemenuhan tersebut akan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya usia, status nutrisi itu sendiri dan keadaan

penyakit yang diderita anak sehingga faktor tersebut harus mendapat perhatian dalam

pengetahuan kebutuhan nutrisi pada bayi dan anak (Solihin Pudjiadi. 2001).

2.2 Komponen Zat Gizi

Zat gizi merupakan unsur yang penting dari nutrisi mengingat zat gizi tersebut

dapat memberikan fungsi tersendiri pada nutrisi, kebutuhan nutrisi tidak akan berfungsi

secara optimal apabila tidak mengandung beberapa zat gizi yang sesuai dengan

kebutuhan tubuh, demikian juga zat gizi yang cukup pada kebutuhan nutrisi akan

memberikan nilai yang optimal. Ada beberpa komponen zat gizi yang dibutuhkan pada

nutrisi bayi dan ank yang jumlahnya sangat berbeda untuk setiap umur.Secara umum zat

gizi dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan makro dan golongan mikro :untuk zat

gizi golongan makro terdiri dari kalori dan H2O (air), untuk kalori berasal dari

karbohidrat, protein dan lemak, H2O( air) sedangkan kelompok zat gizi mikro terdiri

dari vitamin dan mineral (Berhman, dkk. 1996).

2.2.1 Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80% energi dihasilkan

dari karbohidrat. Setiap 1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kkal. Karbohidrat yang

disimpan dalam hati dan otot berbentuk glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit.

Glikogen adalah sintesis dari glukosa, pemecahan energi selama masa istirahat/puasa.

Kelebihan energi karbohidrat berbentuk asam lemak.

Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah disetiap

makanan, karbohidrat harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan

karbohidrat sekitar 15% dari kalori yang ada maka dapat menyebabkan terjadi kelaparan

dana berat badan menurun demikian sebaliknya apabila jumlah kalori yang tersedia atau

berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat menyebabkan terjadi

peningkatan berat badan (obesitas). Dalam mendapatkan jumlah karbohidrat yang cukup

maka dapat diperoleh dari susu, padi-padian, buah-buahan, sirup, sukrosa, tepung, dan

sayu-sayuran (Aziz Alimul Hidayat.2005).

Karbohidrat mempunyai fungsi antara lain adalah sebagai berikut :

1. Sumber energi, fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi

tubuh,satu gram karbohidrat menghasilkan empatKkal.

2. Pemberi rasa manis pada makanan, khususnya monosakarida dan disakarida.

Fruktosa adalah gula paling manis. Bila tingkat kemanisan sukrosa diberi nilai

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

1, maka tingkat kemanisan fruktosa adalah 1,7; glukosa 0,7;maltosa 0,4; laktosa

0,2.

3. Penghemat protein, bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein

akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi

utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan

mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat pembangun.

4. Pengatur metabolisme lemak. Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak

yang tidak sempurna (Ari Yuniastuti. 2008).

Akibat kekurangan karbohidrat antara lain adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya tenaga dan tubuh menjadi lemah jika sumber energi yang lain

(protein dan lemak) juga kurang mencukupi kebutuhan energi.

2. Lemahnya daya pikir karena otak dan sistem saraf pusat membutuhkan glukosa

sebagai sumber energinya.

3. Terhambatnya metabolisme lemak.

4. Protein akan digunakan terlebih dahulu untuk menghasilkan energi sehingga

tidak berfungsi lagi sebagai pembangun.

5. Kekurangan serat menyebabkan sulitnya buang air besar.

Kelebihan karbohidrat dapat menyebabkan terjadinya kegemukan dan obesitas.

Hal ini terjadi kerena kelebihan karbohidrat akan disimpan sebagai glikogen dalam hati

dan jaringan otot, dan sebagiannya akan diubah menjadi lemak sebagai cadangan energi

(Rahayu Widodo.2009).

2.2.2 Lemak

Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin A, D, E, K

yang larut dalam lemak. Menurut sumbernya lemak berasal dari nabati dan hewani.

Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti terdapat pada

kacang-kacangan, kelapa dan lain-lainnya. Sedangkan Lemak hewani banyak

mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang seperti pada daging sapi,

kambing dan lainnya.

Dengan demikian, lemak dapat digolongkan menjadi :

1. Lemak dalam tubuh, yaitu lipoprotein (trigliserida, fosfolipid dan kolesterol)

yang bergabung dengan protein dihasilkan dihati dan mukosa usus untuk

mengangkut lemak yang tidak larut. Jenis yang terdapat di dalam tubuh adalah

HDL (High Dencity Lipoprotein), LDL (Low Dencity Lipoprotein), VLDL (Very

Low Dencity Lipoprotein), dan glikolipid (merupakan senyawa lipid yaitu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

gliserol dan asam lemak bergabung dengan karbohidrat, fosfat, dan atau

nitrogen.

2. Lemak yang terdapat dalam bahan pangan dan dapat digunakan oleh tubuh

manusia yaitu:

a. Trigliserida banyak ditemukan pada hewani maupun nabati.

b. Asam lemak jenuh (Saturated Fathy Acid-SAFA) yaitu lemak yang tidak

dapat mengikat hidrogen lagi, seperti asam palmiat, asam stearat yang

banyak ditemukan pada lemak hewani, keju, mentega, minyak kelapa dan

coklat.

c. Asam lemak tidak jenuh ditemukan pada minyak kacang tanah.

d. Fosfolipid ditemukan pada pangan nabati maupun hewani.

e. Kolesterol ditemukan dalam jaringan hewan seperti telur, daging, lemak

susu.

Lemak mempunyai fungsi yang cukup banyak, lemak yang terdapat dalam bahan

pangan berfungsi sebagai :

1. Sumber energi, di mana tiap gram lemak menghasilkan 9-9,3 Kkal/g.

2. Menghemat protein dan thiamin

3. Membuat rasa kenyang lebih lama

4. Pemberi cita rasa dan keharuman yang lebih baik

5. Memberi zat gizi yang lain yang diberikan tubuh.

Sedangkan fungsi lemak dalam tubuh adalah :

1. Sebagai pembangun/pembentuk susunan tubuh

2. Pelindung kehilangan panas tubuh

3. Sebagai penghasil asam lemak esensial

4. Sebagai pelarut vitamin A, D, E, K

5. Sebagai pelumas diantara persendian

6. Sebagai agen pengemulsi yang akan mempermudah transpor substansi lemak

keluar masuk melalui membran sel

7. Sebagai prekursor dariprostatglandin yang berperan mengatur tekanan darah,

denyut jantung dan lipolisis (Ari yuniastuti. 2008).

Akibat kelebihan dan kekurangan lemak menimbulkan gangguan saraf,

penglihatan, pertumbuhan menjadi terhambat, kegagalan reproduksi, gangguan kulit,

gangguan ginjal dan hati, sedangkan kelebihan lemak akan menimbulkan obesitas

(Rahayu, Widodo. 2009)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

Komponen lemak dalam tubuh harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab

kekurangan lemak akan menyebabkan terjadinya perubahan kulit khususnya asam

minoleat yang rendah, berat badan kurang, akan tetapi apabila jumlah lemak yang

banyak akan menyebabkan hiperlipidemia, hiperkolesterol atau dapat menyebabkan

penyumbatan darah dan lain-lain (Solihin Pudjiadi. 2001).

Sumber utama lemak adalah minyak tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa, kelapa

sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung dan sebagainya), mentega, margarin, dan

lemak hewan (lemak daging dan ayam). Sumber lemak lain adalah kacang-kacangan,

biji-bijian, krim, susu, keju, dan kuning telur, serta makanan yang dimasak dengan

lemak atau minyak. Sayur dan buah (kecuali alvukat)sedikit mengandung lemak (Ari

Yuniastuti. 2008)

2.2.3 Protein

Merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan protoplasmasel,

selain itu tersedianya protein dalam jumlah yang cukup penting untuk pertumbuhan dan

perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan untuk keseimbangan osmotik. Protein ini

terdiri dari 24 asam amino diantaranya 9 asam amino esensial diantaranya thrionin,

valin, leusin, isoleusin, lisin, triftofan, penilalanin, metionin dan histidin, selebihnya

asam amino non esensial. Jumlah protein dalam tubuh tersebut harus tersedia dalam

jumlah yang cukup apabila jumlahnya berlebih atau tinggi dapat memperburuk

insufisiensi ginjal demikian juga apabila jumlahnya kurang maka dapat menyebabkan

kelemahan, edema, dapat kwhashiokor apabila kekurangan protein saja tetapi jika

kekurangan protein dan kalori menyebabkan marasmus (Solihin Pudjiadi. 2001).

Sumber protein bersal dari yaitu :

1. Protein hewani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu, daging, telur,

hati, udang, ikan, kerang, ayam dan sebagainya.

2. Protein nabati yaitu protein yang berasal dari tumbuhan seperti jagung, kedelai,

kacang hijau, terigu, dan sebagainya.

Berdasarkan susunan kimianya, protein dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu :

1. Protein sederhana. Jenis ini tidak berikatan dengan zat lain, misalnya bumin,dan

globulin.

2. Protein bersenyawa. Protein ini dapat membentuk ikatan dengan zat seperti

dengan glikogen membentuk glikoprotein, dengan hemoglobin membentuk

kromoprotein.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

3. Turunan atau devirat dari protein. Termasuk dalam turunan protein adalah

albuminosa, pepton, dan gelatin.

Protein mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Membentuk jaringan baru dalam masa pertumbuhan dan perkembangan tubuh.

2. Memelihara jaringan tubuh, memperbaiki serta mengganti jaringan yang rusak

atau mati.

3. Menyediakan asam amino yang diperlukan untuk membentuk pencernaan dan

metabolisme serta antibodi yang diperlukan.

4. Mengatur keseimbangan air yang terdapat dalam kompartemenyaitu

intraseluler, ekstra seluler/interseluler dan intravaskuler.

5. Mempertahankan kenetralan (asam basa) tubuh (Ari Yunuastuti. 2008).

Kekurangan protein dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut:

1. Kwashiorkor

Gejalanya adalah pertumbuhan terhambat, otot-otot berkurang dan lemah,

bengkak (edema) terutama pada perut, kaki, dan tangan, muka bulat, gangguan

gerak, tidak nafsu makan serta tampak sedih dan apatis. Kulit kusam, kering

bersisik, dan pecah-pecah, rambut kusam, halus dan mudah rontok.Hati

membesar dan sering diikuti kekurangan darah dan gangguan mata. Kondisi

lebih sering terjadi pada anak usia 2-3 tahun.

2. Marasmus

Penyakit kelaparan ini memiliki gejala antara lain, pertumbuhan yang terhambat,

kurus, dan otot berkurang serta lemah, tampak apatis, kadang terjadi perubahan

pada kulit dan rambut, pembesaran hati, sering menderita gangguan pencernaan,

infeksi saluran nafas, TBC, cacingan, dan penyakit kronis lain.

Kelebihan protein akan memberatkan hati dan ginjal, dapat menyebabkan diare,

kekuranagan cairan serta demam (Rahayu Widodo. 2009).

2.2.4 Vitamin

Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk mengkatalisator

metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan serta dapat

mempertahankan organisme, vitamin yang dibutuhkan antara lain:

a. Vitamin A (Retinol) yang harus tersedia dalam jumlah yang cukup yang

mempunyai pengaruh dalam kemampuan fungsi mata serta pertumbuhan tulang

dan gigi dan dalam pembentukan maturasi epitel, vitamin ini dapat diperoleh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

dari hati, minyak ikan, susu, kuning telur, margarin, tumbuh-tumbuhan, sayur-

sayuran dan buah-buahan.

b. Vitami B kompleks (Thiamin) yang merupakan vitamin yang larut dalam air

akan tetapi tidak larut dalam lemak, yang dapat menyebabkan penyakit beri-beri,

kelelahan, anoreksia, konstipasi, nyeri kepala, insomnia, takikardi, edema, asam

piruvat dalam darah akan meningkat apabila tersedia dalam jumlah yang kurang,

kebutuhan vitamin ini dapat diperoleh dari dalam hati, daging, susu.

c. Vitamin B2 (Riboflavin) merupakan vitamin yang sedikit larut dalam air,

vitamin ini harus tersedia dalam jumlah yang cukup, apabila kurang dapat

menyebabkan fotophobia, penglihatan kabur, gagal dalam pertumbuhan.

Vitamin ini dapat diperoleh di dalam susu, keju, hati, daging, telur, ikan, sayur-

sayuran hijau dan padi.

d. Vitamin B12 (Sianokobalamin) merupakan vitamin yang sedikit larut dalam air.

Pada vitamin ini sangat baik untuk maturasi sel darah merah dalam sumsum

tulang, pengaruh kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan anemia dan

vitamin ini dapat diperoleh dari daging organ, ikan, telur, susu, dan keju.

e. Vitamin C (Asam ascorbat) merupakan vitamin yang larut dalam air yang

mudah dioksidasi dan dipercepat oleh panas atau cahaya, kekurangan vitamin ini

dapat menyebabkan lamanya proses penyembuhan luka, vitamin ini dapat

tersedia dalam tomat, buah semangka, kubis, sayur-sayuran hijau.

f. Vitamin D merupakan vitamin yang dapat larut dalam lemak dan akan stabil

dalam suasana panas, vitamin ini berguna dalam pengatur penyerapan dan

pengendapan kalsium dan fosfor dengan mempengaruhi permeabilitas membran

usus, mengatur kadar alkali fosfatase serum, kekurangan vitamin ini akan

menyebabkan pertumbuhan jelak dan osteomalasia. Jika anak-anak kekurangan

vitamin D, erupsi/keluarnya gigi dapat menjadi terhambat. Selain itu,

kekurangan vitamin D juga bisa menghambat pembentukan lapisan dentin.

Hubungan antara vitamin D dengan karies gigi dijelaskan dalam penelitian di

USA dan Kanada memberikan kesimpulan yang sama. Prevalensi dari karies

lebih banyak terdapat di negara-negara bagian utara dibandingkan dengan

negara-negara tropis. Ini disebabkan sedikitnya sinar matahari dan

mengakibatkan sintesa vitamin D di kulit berkurang, pengikisan menyebabkan

kerusakan pada gigi anak-anak. Dalam hal ini vitamin D akan berfungsi pada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

waktu absorbsi dan metabolisme kalsium dalam pembentukan tulang gigi

(Mustafa, 1993).

g. Vitamin E merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan tidak stabil terhadap

sinar ultraviolet yang dapat berfungsi dalam meminimalkan oksidasi karoten,

vitamin A dan asam linoleat serta menstabilkan membran apabla terjadi

kekurangan dapat menyebabkan hemolisis sel darah merah pada bayi prematur

dan akan menyebabkan kehilangan keutuhan saraf. Vitamin E dapat diperoleh

dari minyak, biji-bijian dan kacang-kacangan.

h. Vitamin K merupakan vitamin yang larut dalam lemak yang dapat berfungsi

sebagai pembentukan protombin, faktor koagulasi II, VII, IX, X yang harus

tersedia dalam tubuh yang cukup apabila terjadi kekurangan dapat menyebabkan

perdarahan dan metabolisme tulang yang tidak stabil, vitamin ini tersedia dalam

sayuran berdaun hijau, daging dan hati. (Solihin Pudjiadi 2001).

Kekurangan vitamin dalam tubuh lambat laun akan menampakkan gejala-gejala

berupa terhentinya pertumbuhan dan gangguan kesehatan. Gejala ini tergantung pada

jenis vitamin yang mengalami kekurangan beberapa macam vitamin secara bersamaan.

Kelebihan vitamin terutama golongan vitamin larut lemak, dapat membahayakan

tubuh.Hal ini disebabkan oleh vitamin ditimbun dalam jaringan.Sebagai contoh

kelebihan vitamin A dan D yang disebabkan oleh pemberian dosis tinggi secara terus

menerus atau dalam jangka waktu lama. Untuk vitamin yang larut dalam air (vitamin B

dan C) tidak terlalu membahayakan karena kelebihannya dibuang melalui ginjal

(Rahayu Widodo 2009).

2.2.5 Mineral

Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam kelompok mikro

yang terdiri dari kalsium, klorida, chromium, kobalt, tembaga, flourin, iodium, besi,

magnesium,mangan,fosfor, kalium, natriun, sulfur, dan seng.Semuanya harus tersedia

dalam jumlah yang cukup.

Kalsium merupakan mineral yang berguna untuk pengaturan struktur tulang dan

gigi, kontraksi otot, iritabilitas syaraf, koagulasi darah, kerja jantung, dan produksi susu.

Kalsium ini akan diekskresi 70% dalam tinja, 10% dalam urine, 15-25% tertahan dan

tergantung dalam kecepatan pertumbuhan. Kadar kalsium ini harus tersedia dalam

jumlah yang cukup karena apabila terjadi kekurangan menyebabkan mineralisasi tulang

dan gigi jelek, osteomalasia, osteoporosis, rakhitis, dan gangguan pertumbuhan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

Tersedianya kalsium ini dapat diperoleh dari susu, keju, sayuran hijau, kerang , dan lain-

lain.

Klorida sangat berguna dalam pengaturan tekanan osmotik, keseimbangan asam

dan basa, yang tersedia dalam garam, daging, susu, dan telur. Golongan mineral lainnya

seperti chromium ini berguna untuk glikemia dan metabolisme dalam insulin yang

tersedia dalam ragi, tembaga yang berguna untuk produksi sel darah merah,

pembentukan hemoglobin, penyerapan besi dan lain-lain.Kekurangan zat besi dapat

menyebabkan anemia dan osteoporosis. Apabila zat besi berlebih dapat menyebabkan

sirosis dan gastritis, hemolisis, tersedianya tembaga terdapat dalam hati, daging, ikan,

padi, dan kacang-kacangan.

Flour merupakan mineral yang berfungsi untuk pengaturan struktur gigi dan

tulang yang apabila tersedia dalam jumlah yang kurang menyebabkan caries gigi.

Sumber dari flour ini terdapat pada air, makanan laut, tumbuh-tumbuhan. Mineral lain

adalah yodium yang merupakan unsurtiroksin dan triiodotironin yang harus tersedia

dalam jumlah yang cukup apabila kurang dapat menyebabkan gondok, mineral tersebut

terdapat dalam garam. Besi merupakan mineral yang merupakan struktur dari

hemoglobin untuk pengangkutan karbondioksida (CO2) dan oksigen(O2)dan kekurangan

besi menyebabkan anemia, zat besi tersebut tersedia dalam hati, daging, kuning telur,

sayuran hijau, padi dan tumbuh-tumbuhan. Magnesium berguna dalam aktivasi enzim

pada metabolisme karbohidrat dan sangat penting dalam proses metabolisme apabila

terjadi kekurangan menyebabkan malabsorbsi yang menyebabkan hipokalsemia atau

hipokalemia, magnesium dapat diperoleh dalam biji-bijian, kacang-kacangan, daging

dan susu. Mangan mineral yang berfungsi dalam aktivitas enzim yang terdapat dalam

kacang-kacangan, padi, biji-bijian dan sayuran hijau.Fosfor merupakan unsur pokok

dalam pertumbuhan tulang dan gigi, kekurangan dapat menyebabkan kelemahan otot,

fosfor tersebut dapat diperoleh dari susu, kuning telur, kacang-kacangan, padi-padian,

dan lain-lain. Kalium berfungsi dalam kontraksi otot dan hantaran impuls syaraf,

keseimbangan cairan, pengaturan irama jantung.Kalium ini dapat diperoleh dari semua

makanan. Natrium berguna dalam pengaturan tekanan osmotik, pengaturan

keseimbangan asam dan basa, keseimbangan cairan. Kekurangan ini dapat

menyebabkan kram otot, nausea, dehidrasi, hipotensi, natrium ini dapat diperoleh dari

garam, susu, telur, tepung dan lain-lain. Sulfur merupakan unsur pokok dalam protein

seluler yang membantu proses metabolisme jaringan syaraf, sulfur ini dapat diperoleh

darimakanan protein yang mengandung 1%, dan seng merupakan unsur pokok dari

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

beberapa enzim karboniok anhidrase yang penting dalam pertukaran karbondioksida

(CO2) yang tersedia dalam daging, padi-padian, kacang-kacangan dan keju. (Solihin

Pudjiadi, 2001).

Kekurangan mineral dapat mengakibatkan kekurangan:

1. Ca yaitu keropos tulang, saraf otot mudah terangsang, penyakit

hipoparatiroidisme, gagal ginjal.

2. K yaitu kelemahan otot, rasa sangat letih, gangguan konsentrasi dan irama

jantung.

3. Na, Cl yaitu mual, muntah, sangat lelah, nyeri kepala, kejang otot betis, lengan

dan perut.

4. Mg yaitu kejang otot, aritmia (jantung)

5. P yaitu penyakit riketsia (Rahayu widodo. 2010).

2.2.6 Air

Air merupakan sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia.Jumlah air sekitar

73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak (lean body mass).Tergantung

jumlah lemak yang terdapat dalam tubuh, proporsi air ini berbeda antar orang.Pada

orang gemuk, perbandingan antara air dan lemak sekitar 50% berbanding 50%.Pada pria

normal, perbandingannya antara 60% berbanding 16%.Pada orang kurus perbandingan

tersebut adalah 67% dengan 7%.Pada bayi perbandingan tersebut sangat mencolok,

yaitu 78% dan 0%. Dengan perkataan lain jumlah air yang terdapat dalam tubuh

manusia adalah;

1. Sekitar 80% dari berat badan (untuk bayi dengan low birth weight)

2. Sekitar 70-75% dari berat badan (untuk bayi neonatus)

3. Sekitar 65% dari berat badan (untuk anak) dan

4. Sekitar 55-60% dari berat badan (untuk dewasa)

Air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, yaitu:

1. Pelarut dan alat angkut.

Air dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut zat-zat gizi berupa monosakarida,

asam amino, lemak, vitamin dan mineral serta bahan-bahan lain yang diperlukan

tubuh seperti oksigen, dan hormon-hormon.

2. Katalisator

Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biologi dalam sel,

termasuk di dalam saluran cerna.Air diperlukan pula untuk memecah atau

menghidrolisis zat gizi kompleks menjadi bentuk-bentuk yang lebih sederhana.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

3. Pelumas

Air berperan sebagai pelumas dalam cairan sendi-sendi tubuh.

4. Fasilitator Pertumbuhan

Air sebagai bagian jaringan tubuh diperlukan untuk pertumbuhan.Dalam hal ini

air berperan sebagai zat pembangun.

5. Pengatur Suhu

Karena kemampuan air untuk menyalurkan panas, air memegang peranan dalam

mendistribusikan panas dalam tubuh.

6. Peredam benturan

Air dalam mata, jaringan saraf tulang belakang dan dalam kantung ketuban

melindungi organ-organ tubuh dari benturan.

Kebutuhan air sehari dinyatakan sebagai proporsi terhadap jumlah energi yang

dikeluarkan tubuh dalam keadaan lingkungan rata-rata. Untuk orang dewasa dibutuhkan

sebanyak 1,0-1,5 mlk/kkal, sedangkan untuk bayi 1,5ml/kkal (Ari Yuniasatuti. 2008).

Kekurangan cairan dapat berakibat fatal seperti pada diare dan

muntaber.Seseorang dapat mengalami kekurangan cairan jika tidak diimbangi dengan

pemasukan cairan yang cukup. Gejala kekurangan cairan (dehidrasi) berupa rasa haus,

mulut dan bibir kering, kulit menjadi keriput, berkurangnya air seni dan berat badan,

gelisah, mengantuk, lemah otot, sesak nafas (Rahayu Widodo. 2009).

2.3 Standar Kecukupan Gizi

Standar kecukupan gizi diperlukan sebagai pedoman yang dibutuhkan oleh

individu secara rata-rata dalam sehari untuk mencapai derajat kesehatan yang

optimal.Kebutuhan gizi setiap individu berbeda-beda tergantung berberapa faktor yang

mempengaruhinya.Penilaian standar kecukupan gizi berpedoman pada angka kebutuhan

gizi (AKG).

2.4 Kebutuhan Energi

Kebutuhan energi seseorang tergantung pada usia, ukuran tubuh dan kegiatan,

jenis kelamin, pertumbuhan, iklim, status kesehatan, istirahat dan tidur, serta makanan

dan aktivitas. Berat tubuh seseorang bergantung pada jumlah kalori yang tersedia untuk

energi yang dikeluarkan. Untuk mempertahankan berat badan ideal, diperlukan

keseimbangan antara kalori yang masuk dan energi yang dikeluarkan. Kebutuhan energi

juga dapat dipengaruhi oleh kegiatan diwaktu senggang. Sebagai contoh,bermain sepak

bola atau tenis lebih banyak menguras energi dibandingkan kegiatan membaca atau

menonton televisi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

Menurut Dudek (1987), ada tiga cara untuk menghitung kebutuhan nutrisi

seseorang.

1. Untuk individu dewasa, penghitungan didasarkan pada kebutuhan kalori dasar

atau basal dan tingkat aktivitas. Kebutuhan kalori basal (KKB) adalah hasil

perkalian antara berat badan ideal (BBI) dan angka 10. Jadi rumus KKB adalah

(BBI x 10). Sedangkan anak-anak dibawah usia 12 tahun umumnya memerlukan

1000 kalori ditambah 100 kalori dikali usia anak. Bila anak berusia 5 tahun,

kebutuhan kalorinya sebesar 1000 + (100 x 5) = 1500 kalori.

2. Berdasarkan tingkat aktivitas dan jumlah kalori untuk setiap berat badan ideal

(BBI).

3. Pedoman yang digunakan oleh United state dietarian association (USDA) untuk

menghitung jumlah kalori per berat badan menurut jenis kelamin.

2.4.1 Penggunaan energy oleh tubuh.

Energi dibutuhkan untuk keperluan metabolisme basal tubuh, yakni untuk

mempertahankan proses-proses dasar dalam tubuh, dan untuk kegiatan fisik.

Metabolisme Basal

Basal Metabolisme rate (BMR) atau laju metabolisme basal adalah rata-rata

metabolisme makanan dalam tubuh untuk memenuhi kebutuhan energy individu pada

saat bangun dan istirahat (Guyton, 1986). BMR merupakan istilah yang digunakan

untuk menggambarkan proses-proses metabolisme dasar yang membuat tubuh tetap

hidup. Laju penggunaan energi untuk mempertahankan metabolisme basal disebut

dengan laju metabolisme basal. BMR tiap orang berbeda dan diukur pada saat orang

tersebut saat berbaring dilantai, dalam keadaan tenang serta hangat, dan dikakukan

sedikitnya 12 jam setelah makan (Sherington & Gaman, 1992). Semua reaksi kimia

yang berlangsung dalam sel tubuh memungkinkan sel tersebut untuk melanjutkan

hidupnya. Reaksi tersebut meliputi reaksi anabolik (penyusunan) dan reaksi katabolik

(penguraian). Energi yang dihasilkan dari proses tersebut dibutuhkan untuk berbagai hal

(Guyton,1986), yakni :

1. Aktivitas otot untuk melakukan aktivitas, seperti berjalan atau meloncat.

2. Sekresi kelenjar, seperti kelenjar keringat dan kelenjar saliva.

3. Mempertahankan membran potensial saraf dan serabut otot.

4. Sintesis zat-zat didalam tubuh.

5. Absorbsi makanan didalam usus.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

Pengukuran BMR dilakukan dengan menentukan jumlah panas yang dikeluarkan

dari tubuh, misalnya dengan mengurung seseorang dalam ruangan berisolasi dan

mengukur pengeluaran panasnya. Selain itu, BMR dapat diukur dengan cara sederhana,

yakni dengan meniupkan napas kedalam alat khusus yang memantau penghirupan

oksigen dan pengeluaran oksigen dan pengeluaran karbondioksida secara cermat.

Faktor yang mempengaruhi BMR :

1. Ukuran tubuh. Individu yang ukuran tubuhnya besar lebih banyak menggunakan

energi dibanding individu yamg ukuran tubuhnya kecil.

2. Usia. Anak-anak mempunyai BMR lebih kecil dibandingkan individu dewasa.

3. Aktivitas kelenjar tiroid.

4. Kurang gizi.

5. BMR individu dengan gizi buruk lebih rendah dibandingkan individu yang

sehat.

6. Temperatur tubuh.

7. Temperatur lingkungan.

8. Pertunbuhan.

9. Jenis kelamin dan status ekonomi.

2.5 Kebutuhan Energi Anak Usia sekolah (6-12 tahun)

Anak-anak usia sekolah (6-10 tahun), berkembang pada rata-rata yang rendah

dan terus menerus, dengan penurunan yang bertahap dalam kebutuhan energi perunit

berat badan. Anak usia sekolah mencapai 3 hingga 5 kg dalam berat badan pertahun

hingga hingga pubertas.

Nafsu makan anak-anak usia sekolah lebih besar dari pada mereka yang lebih

muda, dan asupan makanan lebih bervariasi. Asupan makanan yang direkomendasikan

termasuk dua porsi dari kelompok susu, 60 hingga 90 gram kelompok makanan daging,

empat porsi atau lebih dari kelompok buah dan sayuran ( dengan sumber vitamin C

sehari dan sumber vitamin A setiap hari), tiga hingga empat porsi dari seluruh padi-

padian dan roti yang diperkaya gizinya dan sereal, dan hingga 1 hingga 2 sendok teh

margarin atau mentega.

Walaupun nafsu makan lebih baik dan makanan yang dimakan lebih bervariasi,

diet anak usia sekolah harus hati-hati dikaji untuk kecukupan protein, vitamin A dan C.

asupan susu biasanya melebihi rekomendasi. Kendati demikian, anak usia sekolah

seringkali gagal untuk makan sarapan yang tepat dan memilki asupan di sekolah yang

tidak diawasi sebagai hasil, susu dapat memberikan sumber nutrient yang baik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

Tabel 2.1 Kebutuhan Energi per Hari

Umur Berat badan (kg) Tinggi badan (cm) Energi (kkal) 0-6 bulan 5,5 60 560 7-12 bulan 8,5 71 800 1-3 tahun 12 89 1220 4-6 tahun 18 108 1720 7-9 tahun 23,5 120 1860 Pria

− 10-10tahun − 13-15 tahun − 16-19 tahun − 20-59 tahun − 60 tahun

30 40 53 56 56

135 152 160 162 162

1950 2200 2360 2400 1960

Wanita − 10-12 tahun − 13-15 tahun − 16-19 tahun − 20-59 tahun − 60 tahun

32 40 53 50 50

139 153 154 154 154

1750 1900 1850 1900 1700

Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 1988, dikutip dari Solihin pudjiadi, 2001.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

A. Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Nutrisi.

a. Pengkajian

Status nutrisi seseorang, dapat dikaji dengan menggunakan pedoman A-B-C-D.

A : Pengukuran antropometrik (antropometric measurements)

B : Data biomedis (biomedical data)

C : Tanda-tanda klinis status nutrisi (clinical signs)

D : Diet (dietary)

Tabel 2.2 Jumlah Energi Pangan Yang Dianjurkan

Jenis kelamin Kategori pekerjaan Kj Kkal Laki-laki ( 18-34

tahun)

Menetap/ duduk 10.500 2.510

Agak aktif 12.000 2.900

Sangat aktif 14.000 3.350

Perempuan (18-54

tahun)

Berbagai pekerjaan

umunya

9.000 2,150

Sangat aktif 10.500 2.500

Tabel 2.3 Pengkajian Umum Status Gizi Individu

Area pemeriksaan Tanda-tanda normal Tanda-tanda abnormal (malnutrisi)

Penampilan umum dan vitalitas

Gesit, energik, mampu beristirahat dengan baik

Apatis, lesu, tampak lelah

Berat badan Dalam rentang normal, sesuai dengan usia dan tinggi badan

Berat badan kurang atau berlebih

Rambut Rambut bercahaya berminyak tidak kering

Rambut kering kusam, pecah-pecah tipis, rapuh

Kulit Lembab,sedikit lembab, turgor kulit baik

Kering, kusam, pecah-pecah pucat atau berpigmen ada petekia atau memar lemak subkutan sedikit.

Kuku Merah muda, keras Rapuh, pucat bentuk seperti sendok

Mata Berbinar, jernih, lembab, konjungtiva merah muda

Kering,konjungtiva pucat atau merah kornea lembut

Lidah Merah muda,lembap Berwarna merah, bengkak, ukuran lidah bertambah atau berkurang

Bibir Lembap, merah muda Bengkak, pecah-pecah pada sudut bibir.

Gusi Merah muda,lembab Bengkak, meradang, mudah berdarah, bebentuk seperti spon.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

Otot Kenyal,berkembang dengan baik

Tonus otot lembek, dan tidak berkembang

System pencernaan Nafsu makan baik, eliminasi normal dan teratur

Anoreksia, indigesti, diare, konstipasi.

System kardiovaskuler

Nadi dan tekanan darah normal, irama jantung normal

Frekuensi nadi meningkat, tekanan darah meningkat, irama jantung abnormal (tidak teratur).

System persarafan Refleks normal, waspada perhatian baik, emosi stabil.

Refleks menurun, emosi tidak stabil, kurang perhatian, bingung dan emosi labil.

Komponen-komponen pengkajian nutrisi meliputi:

a. Pengukuran antropometrik

Metode pengaturan ini meliputi pengkajian ukuran dan proporsi ukuran dan

proporsi tubuh manusia. Pengukuran antropometrik terdiri atas:

1) Tinggi badan. Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan balita

dilakukan dalam posisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi

dilakukan dalam posisi berbaring. Pada kasus-kasus tertentu, seperti pasien

yang mengalami cedera dan fraktur tulang belakang, pengukuran dilakukan

dalam posisi berbaring. Satuan tinggi badan adalah cm atau inci.

2) Berat badan. Alat ukur yang lazim digunakan untuk mengukur berat badan

adalah timbangan manual, meskipun ada pula alat ukur yang menggunakan

system digitalik elektrik. Hal-hal yang harus diperhatikan saat mengukur

berat badan adalah :

− Alat serta skala alat ukur yang digunakan harus sama setiap kali

menimbang.

− Pasien ditimbang tanpa alas kaki.

− Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali

menimbang.

− Waktu penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah

makan.

Dalam menilai berat badan pasien, kita perlu mempertimbangkan tinggi

badan, bentuk rangka, proporsi lemak, otot, dan tulang, serta bentuk dada

pasien. Disamping itu, kita juga perlu mengkaji kondisi patologis yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

berpengaruh terhadap berat badan, seperti edema, splenomegali, asites,

gagal jantung atau kardiomegali.

3) Tebal lipatan kulit. Pengukuran tebal lipatan kulit bertujuan untuk

menentukan persentase lemak pada tubuh. Pengukuran ini mencerminkan

massa otot, jumlah lemak di jaringan subkutan, dan status kalori. Selain itu,

pengukuran ini juga digunakan untuk mengkaji kemungkinan malnutrisi.

Berat badan normal, atau obesitas (Kamath, 1986). Area yang sering

digunakan untuk pengukuran ini adalah lipatan kulit trisep, scapula, dan

suprailiaka. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pengukuran antara lain:

− Anjurkan klien untuk membuka baju guna mencegah kesalahan pada

hasil pengukuran.

− Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien.

− Dalam pengukuran TSF, utamakan lengan klien yang tidak dominan.

− Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas, antara

akrpmion dan olekranon.

− Ketika pengukuran dilakukan, anjurkan klien untuk relaks.

− Alat yang digunakan adalah kaliper.

4) Lingkar tubuh. Umumnya, area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini

adalah kepala, dada, dan otot bagian tengah lengan atas. Lingkar dada dan

kepala digunakan dalam pengkajian pertumbuhan dan perkembangan otak

bayi. Sedangkan lingkar lengan atas (LLA) dan lingkar lengan otot atas

(LOLA) digunakan untuk menilai status nutrisi. Satuan ukuran untuk LLA

adalah sentimeter. LLA diukur dengan menggunakan alat ukur yang umum

digunakan tukang jahit (tape around). Pengukuran dilakukan pada titik

tengah lengan yang tidak dominan.

Lingkar pergelangan tangan merupakan area pengkajian yang digunakan

untuk menilai bentuk atau kerangka tubuh manusia. Untuk mengukurnya,

meteran diletakkan sekeliling bagian distal pergelangan tangan dekat

prosesus stiloideus. Bila hasil pengukuran lebih dari 10,4 cm, kerangka atau

bentuk tubuh dianggap besar. Jika hasilnya 9,6-10,4 cm kerangka atau

bentuk tubuh dianggap sedang, dan jika kurang dari 9,6 cm dianggap kecil

(Potter & Perry, 1992).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakuakan pada klien merupakan penilaian kondisi fisik yamg

berhubungan dengan masalah malnutrisi. Prinsip pemeriksaan ini adalah head to

toe yaitu dari kepala sampai ke kaki. Selanjutnya dilakukan pengamatan

terhadap tanda-tanda atau gejala klinis defesiensi nutrisi.

c. Pemeriksaan Biokimia

Nilai umum yang digunakan dalam pemeriksaanini adalah kadar total limfosit,

albumin serum, zat besi, transferin serum, kreatinin, hemoglobin, hematokrit,

keseimbangan nitrogen, dan tes antigen kulit (Barkaukus, 1995). Hasil

pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan risiko status nutrisi buruk meliputi

penurunan hemoglobin dan hematokrit, penurunan nilai limfosit, albumin serum

kurang dari 3,5 gr/dl, dan peningkatan atau penurunan kadar kolestrol (Taylor,

1989).

d. Riwayat Diet

Kira-kira remaja putri disekolah menegah pernah mencoba diet sedikitnya

satu kali, dan 40 % nya berdiet disembarang waktu. Untuk mengetahui riwayat

diet seseorang,kita bisa melakukan wawancara mengenai status gizi, kesehatan,

sosial-ekonomi, dan budaya orang tersebut, yang berpengaruh terhadap status

nutrisinya. Analisis diet klien dapat dilakukan dengan menggunakan kelompok

makanan harian (daily food groups) dan tabel komposisi makanan (food

composition table). Pengkajian asupan makanan dan pola makan meliputi

pengkajian dan informasi mengenai makanan yang biasa dikonsumsi, persiapan

makanan, dan kebiasaan makan. Pola makan dan kebiasaan makan dipengaruhi

oleh budaya, latar belakang etnis, status sosial ekonomi, dan aspek psikologi.

Berikut adalah faktor resiko yang menyebabkan gangguan nutrisi

1. Riwayat diet

− Gangguan pada fungsi mengunyah dan menelan

− Asupan makanan tidak adekuat

− Diet yang salah atau ketat

− Kurang persediaan makanan selama 10 hari atau lebih

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

− Pemberian nutrisi melalui intravena ( total parenteral nutrisi) selama10

hari atau lebih

− Tidak adekuatnya penyediaan bahan makanan

− Tidak adekuatnya fasilitas penyiapan bahan makanan

− Tidak adekuatnya fasilitas penyimpanan bahan makanan

− Ketidakmampuan fisik

− Lansia yang tinggal dan makan sendiri.

2. Riwayat penyakit (medis)

− Adanya riwayat berat badan berlebih atau kurang

− Penurunan berat badan dan tinggi badan

− Mengalami penyakit tertentu

− Riwayat pembedahan pada system gastrointestinal

− Anoreksia

− Mual dan muntah

− Diare

− Alkoholisme

− Gangguan yang mengenai organ tertentu ( kanker, hati, ginjal, tiroid,

dan paratiroid, serta penyakit adrenal).

− Disabilitas mental

− Kehamilan remaja

− Terapi radiasi

3. Riwayat pemakaian obat-obatan : aspirin, antibiotika, antasida, anti-

depresan, agen anti-hipersentivitas, agens anti inflamasi, agens anti-

neoplastik, digitalis, laksatif, diuretic, natrium klorida, dan vitamin atau

preparat nutrient lain.

2. Analisa data

Tabel 2.4 Analisa Data Tanda Dan Gejala Klinis Defisiensi Nutrisi

Bagian tubuh Tanda klinis Kemungkinan kekurangan

Tanda umum Penurunan berat badan, lemah, Lesu rasa haus, adanya dehidrasi Pertumbuhan terhambat

Kalori, cairan, vitamin A

Rambut Kusut, kekuningan, kekurangan pigmen

Protein

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

Kulit Adanya radang pada kulit atau dermatitis. Pada bayi terjadi dermatosis. Adanya petechial hemorarhagik. Eksema.

Niasin, riboflavin, dan biotinemak, Asam asetat Pirodoksin

Mata Fotofobia, atau penglihatan ganda. Rabun senja

Ribovlafin vitamin A

Mulut Stomatitis Glositis

Riboflavin Niasin, asam volat, sianokobalamin (vit B12), dan zat besi.

Gigi Karies gigi Fluoride System neuromuskular Kejang

Lemah otot Vitamin D Kalium

Tulang Riketsia Vitamin D System gastrointestinal Anoreksia atau nafsu

makan menurun Mual dan muntah

Tiamin Garam dapur

System endokrin Gondok Iodium System kardiovaskuler Adanya perdarahan

Penyakit jantung Anemia

Vitamin K Tiamin Pirodoksin dan zat besi

System saraf Kelainan mental Kelainan saraf perifer

Sianokobalamin

3. Rumusan Masalah

Penetapan Diagnosis

Menurut North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) ,

diagnosis keperawatan terkait masalah nutrisi dibagi menjadi tiga (Kozier, 2004) :

1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan.

2. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh.

3. Ketidakseimbangan nutrisi : potensial lebih dari kebutuhan tubuh.

4. Perencanaan dan Implementasi

Penerapan intervensi keperawatan terkait masalah nutrisi bisa merujuk pada

intervensi yang diterapkan secara umum pada klien dengan gangguan pemenuhan

nutrisi. Akan tetapi, pada kasus-kasus tertentu, penerapan diagnosis diatas tersebut

tentulah harus disesuaikan dengan kasus yang dihadapi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan

dengan :

a. Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan pada pada mulut, mual,

muntah

b. Penurunan absorpsi nutrisi

c. Muntah, anoreksia, gangguan digesti

d. Depresi, stress, isolasi sosial

Kriteria Hasil

Klien akan mengkonsumsi kebutuhan nutrisi harian sesuai dengan tingkat

aktivitas dan kebutuhan metabolik.

Indikator

a. Menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat

b. Mengidentifikasi kekurangan/defesiensi dalam asupan sehari-hari

c. Menyebutkan metode-metode untuk meningkatkan nafsu makan

Intervensi umum

Mandiri

a. Jelaskan perlunya konsumsi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral

dan cairan yang adekuat.

b. Konsultasikan dengan ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan kalori

harian dan jenis makanan yang sesuai bagi klien.

c. Diskusikan bersama klien kemungkinan penyebab hilangnya nafsu

makan.

d. Anjurkan klien untuk istirahat sebelum makan.

e. Tawarkan makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering.

f. Pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan saat makan

dan hindari mengkonsumsi cairan satu jam sebelum dan sesudah makan.

g. Dorong dan bantu klien untuk menjaga kebersihan mulut yang baik.

h. Atur agar porsi makanan tinggi kalori dan tinggi protein disajikan saat

klien biasanya merasa paling lapar.

i. Lakukan langkah-langkah untuk meningkatkan nafsu makan.

1) Tentukan makanan kesukaan klien dan atur agar makanan tersebut

tersaji apabila memungkinkan.

2) Hilangkan bau dan pemandangan yang tidak sedap dari area makan.

3) Kontrol rasa nyeri dan mual sebelum makan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

4) Anjurkan orang terdekat klien untuk membawa makanan yang

diperbolehkan dari rumah apabila memungkinkan.

5) Cipatakan lingkungan yang santai saat makan

j. Beri klien daftar materi nutrisi diet yang terdiri atas:

1) Asupan tinggi karbohidrat kompleks dan serat.

2) Pengurangan asupan tinggi karbohidrat kompleks dan serat.

3) Penggunaan alkohol hanya dalam jumlah sedang.

4) Asupan kalori yang sesuai untuk mempetahankan berat badan ideal.

Kolaborasi

Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian nutrisi secara enteral dan

parenteral

1. Enteral. Ketika pemberian makanan melalui oral tidak memungkinkan

(mis : pada penderita kanker kepala dan leher, masalah usus, luka bakar

berat), maka pemberian nutrisi enteral merupakan suatu pilihan. Pada

kondisi ini, makanan dapat diberikan secara langsung kedalam sistem

pencernaan melalui selang (mis: selang nasogratik). Masalah–masalah

yang mungkin ditemui pada terapi nutrisi enteral antara lain masalah

osmolalitas, ketidakseimbangan eletrolit, komplikasi gastrointestinal dan

sikap ketergantungan karena pemberian makanan melalui selang (Farley,

1988)

2. Nutrisi parenteral total (TPN)

TPN adalah suatu terapi kompleks yang digunakan untuk memenuhi

keperluan nutrisi pasien melalui rute intravena. Larutan yang dugunakan

dalam terapi ini adalah larutan hiperosmolar (konsentrasi tinggi).

Pemberian kalori dalam jumlah besar yang terdiri dari protein, lemak,

karbohidrat, vitamin, dan mineral. Keberhasilan terapi ini bergantung

pada jenis makanan yang diresepkan, penanganan kateter intravena,

perawatan luka insisi, dan penanganan komplikasi akibat terapi (Grant,

1988). Bahkan makanan tersebut diberikan melalui pembuluh vena

sentral yang memiliki aliran darah yang cepat,seperti vena subklavia,

vena jugularis atau pembuluh vena besar lainnya. Terapi ini hanya

digunakan apabila asupan makanan secara enteral tidak memadai atau

merupakan kontraindikasi. TPNtidak diberikan pada pasien yang dapat

pencernanya dapat berfungsi selama 7-10 hari, pasien yang masih dapat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

mencerna makanan dengan baik, dan pada pasien yang mengalami stress

atau trauma. Terapi ini juga dianjurkan untuk pasien dengan tumor yang

telah bermetastasis (Grant, 1988).

Rasional

a. Nutrisi berperan menyediakan sumber energi, membangun jaringan,

dan mengatur proses metabolisme tubuh.

b. Dengan berkonsultasi, kita dapat menentukan metode diet yang

memenuhi asupan kalori dan nutrisi yang optimal.

c. Faktor-faktor seperti nyeri, kelamahan, penggunaan analgesik, dan

imobilitas dapat menyebabkan anoreksia. Dengan mengidentifikasi

penyebab dari anoreksia, kita bisa melakukan intervensi untuk

menghilangkan atau meminimalkannya (Foltz, 1997).

d. Kondisi yang lebih lemah dapat menurunkan keinginan dan

kemampuan klien anoreksia untuk makan (Foltz, 1997).

e. Distribusi total asupan kalori yang merata sepanjang hari membantu

mencegah distensi lambung sehingga selera makan mungkin akan

meningkat (Foltz, 1997)

f. Pembatasan asupan cairan saat makan membantu mencegah distensi

lambung (Foltz, 1997).

g. Kebersihan mulut yang kurang menyebabkan bau dan rasa yang

tidak sedap yang dapat mengurangi nafsu makan.

h. Menyediakan makanan tinggi-kalori dan tinggi-protein pada saat

klien merasa paling lapar meningkatkan kemungkinan klien untuk

mengkonsumsi kalori dan protein yang adekuat (foltz, 1997).

i. Perencanaan diet berfokus pada upaya mencegah kelebihan nutrisi

mengurangi konsumsi lemak, garam,dan gula dapat menurunkan

risiko penyakit jantung, diabetes, penyakit kanker tertentu,dan

hipertensi.

2. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan

dengan

a. Perubahan pada indera pengecapan dan penciuman

b. Medikasi (kortikosteroid, anthistamin, estrogen)

c. Risiko peningkatan berat badan sebesar 12,5-15 kg selama kehamilan

d. Penurunan pola aktivitas, penurunan kebutuhan metabolic

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

Kriteria Hasil

Klien akan menjelaskan mengapa dia berisiko mengalami peningkatan

berat badan.

Indikator

a. Menjelaskan alasan peningkatan asupan pada kondisi defisit pengecapan

atau penciuman

b. Mendiskusikan kebutuhan nutrisi selama kehamilan

c. Mendiskusikan pengaruh olah raga terhadap pengontrolan berat badan.

Intervensi Umum

a. Kaji adanya faktor penyebab peningkatan berat badan, seperti penurunan

indera pembau dan perasa, pengaruh medikasi, atau riwayat penambahan

berat badan lebih dari 15 kg selama kehamilan.

b. Jelaskan pengaruh penurunan indera perasa dan pembau pada persepsi

kenyang setelah makan. Anjurkan klien untuk mengevaluasi asupan

berdasarkan penghitungan jumlah kalori bukan perasaan kenyang.

c. Jelaskan rasional peningkatan selera makan akibat penggunaan obat-obat

tertentu ( mis : steroid, androgen)

d. Diskusikan tentang asupan nutrisi dan peningkatan berat badan selama

kehamilan.

e. Tingkatkan kesadaran klien mengenai berbagai tindakan yang bisa

menyebabkan peningkatan asupan makanan.

1) Minta klien menuliskan seluruh makanan yang dikonsumsinya dalam

24 jam terakhir.

2) Instruksikan klien untuk membuat buku harian diet selama 1 minggu

yang menjelaskan hal-hal berikut : jenis makanan, kapan,dimana, dan

mengapa klien makan; hal yang klien lakukan saat makan; emosiklien

sebelum makan; serta kehadiran orang lain saat makan

3) Tinjau kembali buku harian diet untuk mengetahui pola makan klien

yang mempengaruhi asupan makanan.

f. Ajarkan teknik-teknik modifikasi perilaku untuk mengurangi asupan kalori,

seperti :

1) Jangan makan pada saat melakukan kegiatan lain

2) Minum satu gelas air sesaat sebelum makan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

3) Kurangi porsi makanan tambahan, makanan berlemak, makanan manis,

dan alkohol.

4) Siapkan makanan dalam porsi kecil yang hanya cukup untuk satu kali

makan dan buang sisanya.

5) Makan dengan perlahan dan kunyah makanan hingga sempurna.

g. Instruksikan klien untuk memperbanyak aktivitas guna membakar kalori.

Rasional

a. Kemampuan menurunkan berat badan saat menjalani terapi kortikosteroid

tampaknya bergantung pada pembatasan asupan natrium dan upaya

mempertahankan asupan kalori sesuai.

b. Peningkatan aktivitas mendukung upaya penurunan berat badan.

c. Individu dengan gangguan penciuman atau pengecapan bisa mengkonsumsi

lebih banyak makanan guna memuaskan pengecapan mereka (Dudek, 2000)

3. Ketidakseimbangan nutrisi: potensial lebih dari kebutuhan tubuh. Pada dasarnya,

diagnosa keperawatan ini mirip dengan resiko ketidakseimbangan nutrisi : lebih

dari kebutuhan tubuh. Diagnosis ini menggambarkan individu yang memiliki

riwayat obesitas pada keluarga, yang juga memperlihatkan pola berat badan

yang lebih tinggi serta individu yang pernah memiliki riwayat peningkatan berat

badan yang berlebihan (mis : kehamilan sebelumnya). Sampai penelitian klinis

membedakan diagnosis tersebut dari diagnosis lain yang diterima saat ini, kita

bisa menggunakan diagnosis ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (actual

atau resiko) atau resiko ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh

untuk memberikan penyuluhan langsung guna membantu klien dan keluarga

megidentifikasi pola diet yang tidak sehat.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari

adanya kemampuan dalam :

a. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam

makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari

kebutuhan.

c. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan

adanya proses pencernaan makanan yang adekuat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

B. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

1. Pengkajian

1. Biodata

Seorang anak laki-laki An.A, berusia 9 tahun, belum menikah, agama islam. An. A

adalah seorang siswa SD yang tinggal di Jalan Garu II A Gang Dahlia Kelurahan

Harjosari I Kecamatan Medan Amplas.

2. Keluhan Utama

Dalam pengkajian yang dilakukan ibu klien mengatakan An.A tidak selera makan,

lebih suka jajan diluar.

3. Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien mengatakan sering mengantuk disekolah, kepala pusing, mata berkunang-

berkunang, bawaan nya lemas dan cepat lelah, sering sakit-sakitan. Saat melakukan

pengkajian didapati klien tampak kurus, pucat, rambut tipis, konjungtiva anemis,

stomatitis, BB : 16 kg, TB : 120 cm. Keadaan yang dialami klien mengganggu

aktivitasnya misalnya bermain. Keluhan ini dirasakan sejak An.A berumur 1 tahun.

4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Penyakit yang pernah dialami oleh klien adalah klien pernah mengalami demam

dan batuk. Klien di bawa ke puskesmas terdekat untuk mendapat pengobatan.

Sampai saat ini klien belum pernah dirawat Rumah Sakit. Klien tidak memiliki

alergi terhadap makanan apapun.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Saat melakukan pengkajian didapati orang tua klien Ny.D memilki riwayat sakit

maag, saudara kandung klien pernah menderita TB paru tetapi sudah sembuh.

Tidak ada riwayat penyakit keturunan.

6. Pemeriksaan Fisik

Secara umum didapati pasien sadar dan dapat diajak komunikasi dengan

baik, dengan suhu tubuh 36,8 C, nadi 64x/menit, pernafasan 20x/ menit, TB :

120 cm dan BB 16 Kg. Dalam melakukan pengkajian dilakukan juga pemeriksaan

Head to toe untuk memperoleh data pemeriksaan fisik lebih lengkap. Dalam

pemeriksaan kepala dan rambut didapati bentuk kepala simetris, tidak ada benjolan

pada ubun-ubun, kebersihan kepala terjaga. Rambut tipis dan merah, tidak berbau

dan bersih, rambut kering.

Pada pemeriksaan wajah warna kulit tampak coklat dengan struktur wajah

bulat dan simetris. Mata lengkap dan simetris, palpebra tidak ada kelainan, lembab,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, pupil merah dan coklat muda, kornea bulat

merata, iris simetris berbatas jelas, ketajaman penglihatan baik tekanan bola mata

baik.

Pada pemeriksaan hidung, tulang hidung tepat di tengah, posisi septum nasi

simetris, lubang hidung normal, bersih dan tidak ada sumbatan, tidak ada

pernafasan cuping hidung. Bentuk daun telingan normal, dan simetris, ukuran

telinga simetris kiri dan kanan, lubang telinga paten dan bersih, ketajaman

pendengaran baik.

Pada pemeriksaan mulut dan faring didapati bahwa bibir tidak kering,

keadaan gusi stomatitis, gigi sehat, keadaan lidah bersih tidak ada jamur, pita suara

baik. Posisi trachea normal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, suara normal.

Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada distensi vena jugularis, denyut nadi

karotis teraba.

Pada pemeriksaan integumen kebersihan integumen bersih, kulit hangat,

warna kulit coklat, turgor kulit kembali < 2 detik, kulit kering, tidak ada ditemukan

kelainan pada kulit klien. Pada pemeriksaan thoraks/dada normal, simetris,

pernafasan (frekuensi, irama) 20kali / menit dan tidak ada tanda kesulitan saat

bernafas. Saat palpasi pemeriksaan paru gerak dada tampak normal,suara perkusi

resonan dan saat auskultasi suara nafas vesikuler.

Pada pemeriksaan jantung tidak ada kelaianan, pulsasi teraba, suara dullnes

saat diperkusi bunyi jantung 1 dan 2 normal, tidak ada bunyi tambahan. Abdomen

terlihat normal, simetris, tidak ditemukan benjolan, tidak ada nyeri saat di tekan.

Pada pemeriksaan muskoloskeletal (kesimetrisan, kekuatan otot, edema)

otot tampak simetris, tidak ada edema.

7. Pola kebiasaan sehari-hari

Frekuensi makan klien tidak menentu, itu dikarenakan klien tidak nafsu makan

dan lebih suka jajan diluar. Klien tidak mengalami nyeri pada ulu hatinya, tidak

mengalami mual dan muntah, waktu pemberian makanan tidak menentu tergantung

selera makan klien, jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi seperempat piring.

Waktu pemberian cairan dilakukan saat klin mersa haus, dn masaah yang dialami

saat ini klien mengalami anoreksia.

8. Perawatan diri/personal hygine

Tubuh pasien tampak bersih, kebersihan gigi dan mulut kurang bersih dikarenakan

An.A sedang mengalami stomatitis, kuku, kaki dan tangan tampak bersih.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

9. Pola kegiatan / aktivitas

Klien beraktivitas seperti biasa dengan teman seumurannta, tetapi terkadang

aktivitasnya terganggu karena sering sakit. Untuk mandi, makan, eliminasi, ganti

pakaian, bisa dilakukan secara mandiri.

10. Pola Eliminasi

Klien jarang BAB, saat dilakukan pengkajian BAB terakhir 2 hari yang lalu, klien

tidak menglami diare. Pola BAK klien 5-6 kali sehari dan karakteristik jernih, tidak

ada kesulitan saat BAK dan tidak ada riwayat penyakit ginjal.

2. Analisa Data

Tabel 2.5 Analisa Data

No. Data Masalah Keperawatan 1. DS =

Klien mengatakan sering ngantuk disekolah, kepala pusing,mata berkunang-kunang, cepat lelah DO = Klien tampak kurus, pucat, rambut tipis, konjungtiva anemis, stomatitis, BB ; 16 kg, usia 9 tahun, TB ; 120 cm

Kurang nutrisi dari kebutuhan tubuh

2. DS = Keluarga bertanya mengenai bagaimana cara pemenuhan nutrisi yang seimbang DO = Saat ditanya tentang masalah kesehatan anaknya keluarga tampak bingung menjawab, mengatakan kalau masalah yang dialami anaknya sekarang adalah masalah biasa dan tidak perlu penanganan lebih lanjut

Kurang pengetahuan

3. Rumusan Masalah

Masalah Keperawatan

1. Kurang nutrisi dari kebutuhan tubuh

2. Kurang pengetahuan

Diagnosa Keperawatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan

anoreksia ditandai dengan klien tampak pucat, rambut tipis, konjungtiva anemis,

stomatitis, BB ; 16 kg, TB ; 120 cm, usia ; 9 tahun

2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi tentang

nutrisi anak usia 9 ditandai dengan saat ditanya tentang nutrisi anaknya keluarga

tampak bingung menjawab dan mengatakan kalau masalah yang dialami

anaknya sekarang adalah masalah biasa dan tidak perlu penanganan lebih lanjut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

4. Perencanaan Keperawatan Dan Rasional Tabel 2.6 Perencanaan Keperawatan Dan Rasional

Hari/ tanggal

selasa 18 juni 2013

No Dx Perencanaan Keperawatan

1 Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria Hasil : − Klien akan mengkonsumsi kebutuhan nutrisi harian sesuai

dengan aktivitas dan kebutuhan. − Berat badan klien meningkat, tidak mengalami pucat dan

konjngtiva tidak anemis Rencana tindakan Rasional

− Kaji frekwensi makan klien perhari

− Kaji tentang nafsu makan

klien − Kaji tentang jumlah dan

jenis makanan yang di konsumsi

− Kaji tanda-tanda vital

berat badan, tinggi badan klien

− Diskusikan bersama klien

kemungkinan penyebab hilangnya nafsu makan

− Kaji pola BAB

− Tawarkan makanan dalam

jumlah sedikit tapi sering

− Dengan mengkaji frekuensi makan klien kita dapat mengetahui pola makan dan kebiasaan makan klien.

− Dengan mengkaji nafsu makan klien kita dapat mengetahui porsi makanan yang di konsumsi klien

− Dengan mengkaji jumlah dan jenis makanan yang di konsumsi klien kita dapat mengetahui jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi klien dan membuat intervensi selanjutnya

− Dengan mengkaji berat badan dan tinggi badan klien kita dapat mengetahui apakah berat badan klien sesuai dengan berat badan anak usia 9 tahun

− Dengan mengidentifikasi penyebab anoreksia kita bisa membuat langkah-langkah untuk meningkatkan nafsu makan klien

− Dengan mengkaji pola BAB kita dapat mengetahui apakah klien mengalami konstipasi atau diare

− Distribusi total asupan kalori yang merata sepanjang hari membantu mencegah distensi lambung sehingga selera makan mungkin akan meningkat.

− Dengan memberikn makanan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

− Anjurkan keluarga untuk memberikan makanan kesukaan

− Anjurkan klien agar menjaga kebersihan mulut

− Anjurkan kepada keluarga

agar tidak memaksa/mengomeli anak saat makan

− Anjurkan keluarga agar membuat suasana makan yang menyenangkan

kesukaan memungkinkan klien selera makan.

− Kebersihan mulut yang kurang menyebabkan bau dan rasa yang tidak sedap yng dapat mengurangi nafsu makan

− Agar klien tidak susah untuk diajak makan

− Dengan membuat suasana

makan yang menyenangkan memungkinkan klien untuk selera makan..

Hari/ Tanggal selasa 18 juni 2013

No Dx Perencanaan Keperawatan

2 Tujuan : Keluarga mengerti masalah nutrisi yang dialami klien Kriteria Hasil : Mengatakan pemahaman tentang kondisi yang dialami oleh klien

Rencana tindakan Rasioanl − Kaji pengetahuan keluarga

tentang kebutuhan nutrisi anak

− Jelaskan kepada keluarga tentang perlunya konsumsi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan cairan yang cukup

− Jelaskan kepada keluarga

tentang penyebab nutrisi kurang dan nutrisi yang berlebih

− Jelaskan kepada keluarga tentang tanda dan gejala nutrisi kurang dan nutrisi berlebih

− Jelaskan kepada keluarga bagaimana cara mencegah nutrisi kurang dan nutrisi berlebih serta pemenuhan gizi seimbang

− Untuk mengetahui sampai sejauh mana pengetahuan keluarga tentang nutrisi

− Dengan penjelasan yang diberikan klien dan keluarga paham mengenai komponen zat yang penting didalam tubuh

− Keluarga paham tentang

penyebab nutrisi kurang dan nutrisi yang berlebih

− Keluarga dank lien paham

tentang tanda dan gejalan nutrisi kurang dan nutrisi berlebih

− Keluarga dan klien paham tentang bagaimana cara mencegah nutrisi kurang dan nutrisi yang berlebih serta pemebuhan gizi seimbang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: BAB II PENGELOLAAN KASUS 2.1 Konsep Dasar …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41286/4/Chapter II.pdf · pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan ... Lemahnya daya pikir

5. Implementasi dan Evaluasi

Tabel 2.7 Implementasi dan evaluasi Hari/

Tanggal No Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)

Rabu/ 19 juni 2013

1 − Mengkaji frekwensi makan klien perhari

− Mengkaji tentang nafsu makan klien

− Mengkaji tentang jumlah dan jenis makanan yang di konsumsi

− Mengkaji tanda-tanda vital, berat badan, tinggi badan klien

− Mendiskusikan bersama klien kemungkinan penyebab hilangnya nafsu makan

− Mengkaji pola BAB

S : Klien mengatakan nafsu makan kurang

O : Tanda-tanda vital T : 36,8 0c RR : 2Ox/i HR : 64x/i BB : 16 Kg TB : 120 cm Klien tampak pucat, kurus dan lemah.

A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan

Rabu/ 19 juni 2013

2 − Mengkaji pengetahuan keluarga tentang kebutuhan nutrisi anak

− Melibatkan keluarga dalam penerimaan informasi.

− Menjelaskan mengenai penyebab kurang nutrisi

S : keluarga mengatakan tidak tahu tentang masalah yang dialami oleh anaknya.

A : keluarga mendengarkan dan memahami informasi yang diberikan oleh perawat.

A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA