Upload
phungcong
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
���
�
BAB II
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM
MANAJEMEN GEREJAWI
2.1. Pendahuluan
Dalam Bab II ini penulis akan memaparkan teori mengenai manajemen, mutasi
pendeta dan pengelolaan sumber daya manusia. Manajemen merupakan suatu hal yang
sudah tidak asing lagi di dengar baik itu dalam lembaga atau perusahan. Setiap perusahan,
lembaga maupun gereja memiliki manajemen yang berbeda, tetapi pada dasarnya sama.
Penulis akan menyatakan bagaimana manajemen yang baik dalam gereja, apa
tujuannya, dan bagaimana cara mengelola sumber daya manusai yang ada. Penulis melihat
adanya fungsi perencanaan, pengarahan, pengawasan, pengkoordinasi, dan pengorganisasian
dalam manajemen serta hal apa saja yang mempengaruhi manajemen dalam gereja.
Manajemen yang baik adalah manajemen yang mampu menjalankan kelima fungsi
manajemen yang ada.
Dalam gereja ada kekuatan yang mempengaruhi manajemen gereja, diantaranya aksi
idealisme umat Allah, kekuatan-kekuatan rasional yang mempengaruhi cara mengelola
gereja, dan kekuatan-kekuatan non-rasional yang mempengaruhi cara mengelola gereja.
Selain kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi manajemen gereja, sumber daya manusia
juga merupakan unsur terpenting dalam manajemen gereja. Setiap perusahaan atau pun
organisasi selalu memperhatikan SDM (Sumber Daya Manusia) terutama mengenai
kebutuhan, dan kesejahteraan anggotanya. Apabila SDM tidak terpenuhi maka secara tidak
langsung akan mempengaruhi manajemen perusahan atau organisasi tersebut.
� �
�
2.2. Pengertian Manajemen Secara Umum
Jika di lihat secara etimologis manajemen berasal dari bahasa Inggris “management”
yang bentuk infinitifnya adalah “to manage” yang berarti menangani, mengendalikan,
menguasai, mengurus, menyelesaikan sesuatu.13 Secara tidak langsung manajemen
membicarakan tentang bagaimana cara kita untuk mengedalikan, mengurus dan
menyelesaikan sesuatu persoalaan yang terjadi. Itu berarti manajemen merupakan suatu
proses untuk menggerakan tindakan-tindakan dalam usaha kerjasama manusia sehingga
tujuan yang telah ditentukan benar-benar tercapai.
Manajemen merupakan kata yang sudah cukup dikenal di Indonesia bahkan manfaat
dan kegunaanya pun telah diakui dari berbagai kegiatan masyarakat, keagamaan, kegiatan
pemerintahan, militer, kesehatan, ekonomi, sosial, pendidikan dan organisasi amal. Dengan
luasnya cakupan penerapan dalam masyarakat tersebut, maka dapat dikatakan setiap
kegiatan manusia dalam masyarakat memerlukan manajemen. Manajemen selalu dikaitkan
dengan kepemimpinan, namun pada manajemen aspek-aspek yang lebih abstrak, tetapi yang
sangat menentukan kualitas kepemimpinan. Dari berbagai pemahaman yang ada, setidaknya
setiap pemimpin harus memahami apa itu manajemen.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia manajemen adalah proses penggunaan
sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.14 Istilah manajemen, terjemahan dalam
bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman. Berbagai macam istilah yang
dipergunakan, seperti manajemen, management dan pengurusan. Untuk itu kita perlu
menggunakan istilah aslinya, yaitu “manajemen”.
Bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah
manajemen mengandung tiga pengertian, yaitu pertama, manajemen sebagai suatu proses,
�������������������������������������������������������������13 Stephen P. Robbins & Mary Coulter, Management (New Jersey: Pearson Education, 2009), 23. 14 Lukma Ali, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), 553.
�!�
�
kedua, manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
dan ketiga, manajemen sebagai suatu seni dan sebagai suatu ilmu.15 Dari ketiga pengertian
mengenai manajemen, maka untuk melihat tata warna definisi manajemen berdasarkan dari
ketiga pengertian diatas, kita akan mengemukakan beberapa definisi mengenai manjemen.
Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, ada
berbagai definisi yang diberikan oleh para ahli. Yang pertama, dalam Kamus Manajemen
mengatakan bahwa manajemen adalah proses menggerakkan tenaga manusia, modal dan
peralatan lainnya, secara terpadu untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu.16 Selanjutnya,
Kamus Istilah Manajemen juga mengatakan bahwa manajemen adalah proses penggunan
sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.17 M. Manullang mengatakan,
manajemen adalah kemampuan untuk mendapatkan hasil-hasil yang diinginkan melalui
penggunaan yang efektif dari sumber daya yang ada pada organisasi.18
Dari pemahaman di atas, maka tampak bahwa ada tiga pokok penting dalam definisi-
definisi tersebut, yaitu pertama, adanya tujuan yang ingin dicapai; kedua, tujuan dicapai
dengan mempergunakan kegiatan orang lain; dan ketiga, kegiatan-kegiatan orang lain itu
harus dibimbing dan diawasi.
Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang
melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang yang melakukan
aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen. Dalam artian singkat
disebut manajer. Manajer adalah pejabat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya
aktivitas-aktivitas manajemen agar tujuan unit yang dipimpinnya tercapai dengan
menggunakan bantuan orang lain.
��������������������������������������������������������������"�� ��Manullang, Dasar-dasar Manajemen (Yogyakarta: Gadjah Mada University, 2005), 3.�
�#�B.N. Marbun, Kamus manajemen (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), 155��
17 Panitian Istilah Manajemen, Kamus Istilah Manajemen (Jakarta: Balai Askara,1981), 157. ��� Manullang, Dasar-dasar Manajemen , 25.�
�"�
�
James A.F. Stoner mengatakan, manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pemimpinan, dan pengedalian upaya anggota organisasi dan pengunaan
semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.19
Akhirnya, Stephen P. Robbins dan Marry Coulter mengatakan bahwa manajemen
adalah pencapaian tujuan yang sudah ditentukan, dengan mengkoordinasi semua aktivitas
untuk mencapai tujuan secara efisien.20 Disini kita dapat melihat bahwa dalam suatu
manajemen tidak hanya ada suatu proses saja, tetapi juga ada suatu aktivitas dalam
manajemen.
Menurut pengertian yang ketiga, manajemen itu sebagai seni atau ilmu pengetahuan.
Manajemen sebagai seni befungsi untuk mencapai tujuan yang nyata mendatangkan hasil
atau manfaat, sedangkan manajemen sebagai ilmu berfungsi menerangkan fenomena-
fenomena, kejadian-kejadian, keadaaan-keadaan, jadi memberikan penjelasan-penjelasan.
Hani Handoko mengatakan bahwa, manajemen adalah seni dari manajemen diartikan
sebagai kepandaian yang sungguh-sungguh tentang apa yang dikehendaki dari menyuruh
orang mengerjakan sesuatu dan mengawasi mereka mengerjakan sesuatu dengan sebaik-
baiknya dan dengan cara yang paling murah.21
Mengacu pada pengertian di atas, maka manajemen dapat disimpulkan suatu ilmu dan
seni dari suatu proses usahan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian, dan pengendalian kegiatan penggunaan sumber daya manusia serta benda
dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.22 Dari
pemahaman di atas, maka muncullah lima fungsi manajemen yaitu: planning atau
����������������������������������������������������������������.James A.F. Stoner, Management Jilid I (Jakarta: Erlangga, 1992), 8.�
�� Robbins & Mary Coulter, Management , 23.��� Hani Handoko, Manajemen Edisi Ke-2 (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2003), 11.�22 Sugiyanto, Dasar-dasar Manajemen Kristiani (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), 2.
�#�
�
perencanaan, organizing atau pengorganisasian, derecting atau pengarahan, Coordinating
atau pengkoordinasian, Controlling atau pengendalian.
Planning atau perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai
suatu hasil yang diinginkan dan pemilihan tujuan terlebih dahulu serta merumuskan
tindakan-tindakan atau tugas-tugas yang dianggap perlu untuk mencapainya. Selanjutnya
rencana memungkinkan (a) organisasi untuk memperoleh dan mengikat sumber daya yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan, (b) anggota organisasi untuk melaksanakan kegiatan
yang sesuai dengan tujuan dan prosedur yang telah dipilih, dan (c) kemajuan kearah tujuan
yang dapat diamati dan diukur, sehingga tindakan koreksi (pembetulan) dapat diambil
apabila tingkat kemajuan tidak memadai. 23 Perencanaan berfokus pada masa depan apa
yang harus dicapai dan bagaimana. Pada esensinya, fungsi perencanaan termasuk aktifitas
manajerial yang menetapkan tujuan-tujuan untuk masa depan dan sarana yang tepat untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut. Hasil dari fungsi perencanaan adalah rencana, suatu
dokumen tertulis yang menetapkan serangkaian tindakan yang akan diambil perusahaan.
Fungsi perencanaan mengharuskan manajer untuk membuat keputusan tentang empat
elemen dasar rencana, yaitu: tujuan, tindakan, sumber daya manusia, dan implementasi.24
Jadi fungsi planning atau perencanaan adalah untuk menetapkan tujuan yang ingin dicapai
oleh organisasi, menetapkan peraturan-peraturan dan pedoman-pedoman pelaksanaan yang
dituruti.25
Organizing atau pengorganisasian adalah mengelompokan kegiatan yang diperlukan,
yakni penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada
dalam organisasi, serta menetapkan kedudukan dan sifat hubungan antara masing-masing
unit tersebut. 26 Tujuan fungsi pengorganisasian adalah mencapai usaha terkoordinasi
�������������������������������������������������������������23 Stoner, Manajemen Jilid I, 18. 24 Gibson, Donnelly & Ivancevich, Manajemen Edisi Kesembilan (Jakarta: Erlangga, 1997), 172. 25 Manullang, Dasar-dasar Manajemen, 9-10. 26 Manullang, Dasar-dasar Manajemen, 10.
�$�
�
melalui pendesainan struktur hubungan tugas dan wewenang: Dua konsep pokok adalah
desain dan struktur. Desain, dalam konteks ini, mengimplikasikan bahwa manajer
melakukan suatu upaya untuk lebih dulu menetapkan cara karyawan melakukan pekerjaan,
struktur menunjukan kepada pertalian yang relatif stabil dan aspek organisasi.27 Organisasi
atau pengorganisasian dapat pula dirumuskan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen
dalam mengelompokkan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta
tanggung jawab masing-masing dengan tujuan terciptanya aktivitas-aktivitas yang berdaya
guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Jadi
organizing atau pengorganisasian adalah proses menciptakan hubungan-hubungan antara
fungsi-fungsi, personalia, dan faktor fisik agar kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan
disatukan dan diarahkan pada pencapaian tujuan bersama.
Directing atau pengarahan dalam artian untuk menggerakan sesuai dengan yang
diinginkan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efisien dan efektif.28
Pengarahan juga merupakan fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi
bimbingan, saran, perintah-perintah atau intruksi kepada bawahan dalam melaksanakan
tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju
pada tujuan yang telah ditetapkan semula. Pengarahan juga merupakan fungsi manajemen
yang dapat berfungsi bukan saja agar pengawai melaksanakan atau tidak melaksanakan
suatu kegiatan, tetapi dapat juga berfungsi mengkoordinasi kegiatan berbagai unsur
organisasi agar efektif tertuju kepada realisasi tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Selain itu
fungsi directing adalah upaya sumber daya manusia yang ada dalam manajemen untuk
melaksanakan rencana yang telah ditetapkan.
�������������������������������������������������������������27Gibson, Donnelly & Ivancevich, Manajemen Edisi Kesembilan, 232-233. 28 Alex S. Nitisemito, Management Suatu Dasar & Pengantar, (Jakarta: Arenalima, 1977), 115.
���
�
Coordinating atau pengkoordinasian berarti mengikat, mempersatukan, dan
menyelaraskan semua aktifitas dan usaha.29 Pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi
manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan,
kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan, dan menyelaraskan
pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan
itu, antara lain dengan memberikan intruksi, perintah, mengadakan pertemuan untuk
memberikan penjelasan, bimbingan atau nasihat coaching (pelatihan) dan bila perlu
memberi teguran. Tujuan dari coordinating atau pengkoordinasian yaitu mengikat,
mempersatukan, dan menyelaraskan semua aktifitas dan usaha.
Controlling atau pengendalian adalah suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa
yang sudah dilaksanakan, menilanya dan mengkoreksi bila perlu dengan maksud supaya
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula.30 Controlling juga meliputi seluruh
aktivitas yang dijalankan manajer dalam berupaya untuk menjamin agar hasil- hasil aktual
sesuai dengan hasil-hasil yang direncanakan. Salah satu fungsi manajemen yang berupa
mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan
bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapainya tujuan yang sudah
digariskan dari semula.
Dari penjelasan atau pengertian tentang manajemen itu sendiri dikatakan bahwa
manajemen sebagai ilmu artinya dalam manajemen tidak semuanya harus berupa ilmu
tetapi di dalamnya dapat dimasukkan aspek ilmiah dalam manajemen dan ada ciri-ciri
profesional. Kelima fungsi manajemen diatas dapat membantu organisasi dalam
menjalankan manajemennya. Dari urutan fungsi di atas diberlakukan pada setiap tahapan
implementasi manajemen, sehingga awal kegiatan selalu di mulai dengan perencanaan, dan
�������������������������������������������������������������29 Sugiyanto, Dasar-dasar Manajemen Kristiani, 9. 30 Sugiyanto, Dasar-dasar Manajemen Kristiani, 9.
���
�
seterusnya hingga pengendalian. Fungsi kegiatan utama tersebut selalu berulang pada setiap
periode.
Unsur-unsur manajemen dapat dianalisis, diorganisasikan secara sistematis dan dapat
dipelajari oleh siapa pun yang mempunyai kecerdasan normal. Tujuan dari pengembangan
manajemen adalah mengidentifikasikan para manajer yang kuat dan memastikan bahwa
mereka mendapatkan pengalaman, pelatihan dan pengembangan yang tepat, menentukan
tujuan-tujuan bagi peningkatan kinerja yang bisa dikenai pengukuran, yang secara jelas
mengkhususkan pada tanggung jawab, serta menciptakan suatu iklim yang memikirkan
secara serius pelaksanaan rencana suksesi manajemen sehingga tetap berada dalam ulasan
atau peninjauan secara teratur.
Untuk menghubungkan setiap fungsi manajemen diperlukan suatu komunikasi.
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari
seseorang ke orang lain atau peristiwa ketika pemberi dan penerima berita memperoleh
pandangan yang sama tentang suatu berita. Komunikasi yang efektif sangat penting bagi
manajer atau manajemen, karena komunikasi adalah proses yang diperlukan dalam
pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.
Komunikasi adalah kegiatan yang menghabiskan sebagia besar waktu manajer.31
2.3. Sumber Daya Manusia Dalam Konteks Gerejawi
2.3.1. Pengertian Sumber Daya Manusia
Keberhasilan suatu organisasi baik besar maupun kecil bukan semata-mata
ditentukan oleh sumber daya alam yang tersedia, akan tetapi banyak ditentukan oleh
������������������������������������������������������������� ��Sugiyanto, Dasar-dasar Manajemen Kristiani, 9.�
���
�
kualitas sumber daya manusia yang berperan merencanakan, melaksanakan dan
mengendalikan organisasi yang bersangkutan. Oleh karena itu, perlu pengembangan
sumber daya manusia di lingkungan gereja maupun lingkungan lainnya. Terkhususnya
manajemen diharapkan akan mampu membawa dampat positif terhadap
perkembangan ekonomi dan gereja pada masa yang akan datang.
Salah satu cabang dari manajemen yang khusus menaruh perhatian terhadap
sumber daya manusia adalah manajemen sumber daya manusia. Oleh karena itu setiap
anggota perlu memahami sumber daya manusia, demi menaikkan taraf hidup warga
jemaat. Sumber daya manusia sangat penting karena akan membawa pengaruh besar
terhadap pelayanan pendeta nantinya ketika mereka berada di jemaat.
Perencanaan sumber daya manusia adalah suatu proses yang melaluinya para
manajer dapat memastikan bahwa mereka mempunyai anggota yang tepat, yang
mampu menyelesaikan tugas-tugas yang membantu untuk mencapai sasarannya.32
Dari pengertian di atas jelas bahwa kegiatan yang harus dilakukan adalah menilai
sumber daya yang ada sekarang, menilai kebutuhan sumber daya manusia masa depan
dan mengembangkan suatu program untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sumber
daya manusia masa depan.
Sumber daya manusia sekarang ini bukan lagi dipandang sebagai faktor
produksi yang setiap kali membutuhkan dapat membelinya. Menyadari hal tersebut
haruslah dibuat rencana agar dapat memperoleh tenaga kerja yang tidak saja handal
untuk menduduki posisi tertentu dalam perusahaan atau lembaga tetapi juga memiliki
komitmen yang tinggi. Rencana-rencana yang dibuat merupakan bagian dari rencana
jangka panjang suatu lembaga atau perusahaan.
�������������������������������������������������������������32 Christiantius Dwiatmadja, Manajemen: Suatu hampiran fungsioanal (Salatiga: Fakultas Ekonomi
Satya Wacana, 2001), 98.
���
�
Perlu dipersiapkan sebuah inventarisasi sumber daya manusia yang
memungkinkan diperolehnya dalam keadaan riil dari pada karyawan yang bekerja
dalam suatu lembaga sehingga dapat dengan mudah menentukan langkah-langkah
berikutnya. Semua rencana itu harus dituangkan dalam suatu skenario keadaan dan
rencana-rencana trategis ke depan dari sumber daya manusia. Perencanan sumber daya
manusia menolong untuk memperoleh gambaran dan pandangan ke depan tentang
sumber daya manusia yang ada dalam organisasi.
Kalau dilihat dalam manajemen yang menjadi unsur terpenting adalah Sumber
Daya Manusia (SDM), setiap perusaha atau pun organisasi selalu memperhatikan
SDM terutama mengenai kebutuhan, dan kesejahteraan anggotanya. Apabila SDM
tidak terpenuhi maka secara tidak langsung akan mempengaruhi manajemen
perusahan atau organisasi tersebut. Ada pun tujuan dari sumber daya manusia menurut
Eugene dan Beech, yaitu:33 a). Tujuan perusahaan atau organisasi dapat dicapai
melalui sumber daya yang paling bernilai yaitu tenaga kerja. b). Untuk mempertinggi
baik itu kinerja individu dan organisasional, orang diharapkan mengatur dirinya untuk
mencapai kesuksesan organisasi. c). Seperangkat kebijakan dan praktek personil yang
melengkapi kinerja organisasi yang ekfetif merupakan prasyarat bagi perusahaan
untuk menggunakan sumber daya secara optimun ketika berusahan mencapai tujuan
bisnis. d). Kebijakan sumber daya manusia harus mendukung budaya perusahaan,
yang tepat, atau perubahan budaya kearah yang lebih baik jika budaya saat ini
dianggap kurang tepat. e). Iklim organisasional yang mendukung kreatifitas individual
yang memungkinkan perusahaan penuh semangat harus di pelihara. Dalam hal ini kita
harus menyediakan tanah yang lapang untuk promosi kerja tim, inovasi dan
manajemen kualitas sosial.
�������������������������������������������������������������33 Eugene Mckenna dan Nic Beech, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: ANDI,2005), 16.
���
�
Selama ini manajemen yang dilakukan atau dilaksanakan oleh perusahan atau
organisasi hanya untuk mendapatkan keuntungan semata tanpa melihat kembali tujuan
dari sumber daya manusia itu sendiri. Seringkali para manajer menempatkan tenaga
kerjanya sesuka hati tanpa melihat kebutuhan dari anggotanya.
2.3.2. Pengertian Manajemen Gereja
Pada hakekatnya gereja merupakan persekutuan orang percaya dan secara
rohani digambarkan sebagai tubuh Kristus dimana Kristus sebagai kepalanya. Gereja
dalam menuju visinya mempunyai dua tugas pokok yaitu “tugas ke luar”
memberitakan Injil dan “tugas ke dalam” yaitu memelihara kondisi jemaat agar bisa
menjalankan perkabaran Injil sebagai misi utama gereja.
Usahan pemeliharaan itu sendiri terdiri dari pemeliharan dalam bidang iman
serta pembinaan dan pembangunan dalam bidang sosial maupun ekonomi. Diharapkan
dari hasil pemeliharan dan pembangunan warga jemaat itu dapat menentapkan iman
jemaat sekaligus menstabilkan kondisi sosial dan ekonomi jemaat. Tujuanya adalah
agar jemaat ikut terlibat dalam tugas perkabaran injil ke luar gereja. Kedua tugas
pokok gereja itu tidaklah mudah, maka dari pada itu diperlukan suatu manajemen yang
baik dalam gereja.
Manajemen dalam gereja harus memperhatikan perkembangan, kondisi dari
warga jemaatnya sebelum melaksanakan manajemen, karena yang akan melaksanakan
manajemen tidak hanya para pekerja gereja dalam hal ini majelis atau panatua,
melainkan tugas ini juga dilakukan oleh warga jemaat sebagai faktor yang utama.
Dapat kita lihat bahwa manajemen tidak hanya diperlukan dalam sebuah perusahaan
atau pemerintahan tetapi juga dalam konteks gerejawi. Manajemen dalam suatu gereja
dapat membawa suatu perubahan kearah yang lebih baik.
� �
�
Dalam konteks gerejawi penulis dapat melihat terlebih dahulu pengertian dari
kata kristiani berarti bersifat atau bercirikan Kristen, sedangkan kata Kristen adalah
nama agama yang sampaikan oleh Kristus.34 Bertitik tolak dari pengertian diatas,
maka kita dapat melihat bahwa yang menjadi pemimpim utama dalam gereja adalah
Tuhan. Tuhan membangun gereja melalui umatnya serta mempekerjakan umatNya
untuk dapat mengelola gereja dengan baik. Dengan demikian manajemen dapat
disimpulkan sebagai seseorang yang mengerjakan sesuatu dengan meminjam tangan
orang lain, disertai dengan pengawasan proses pelaksanaannya agar menghasilkan
produk yang sesuai dengan yang diinginkan. Kitab suci orang Kristen bagi umat
kristiani memberikan hikmat, menuntun kepada keselamatan, bermanfaat untuk
mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang
dalam kebenaran (2 Tim 3: 15-16).35 Selain itu firman merupakan pelita dan terang
dalam segala usaha dan kegiatan serta perilaku kehidupanya, yang tentu saja termasuk
usahanya dalam melakukan manajemen gereja.
Dengan dasar firman Tuhan dan hasil dari refleksi teologis iman Kristen,
ternyata banyak terdapat aspek-aspek dan nilai-nilai manajemen. Dalam Alkitab
banyak melandaskan aspek-aspek dari manajemen, yaitu sumber daya manajemen,
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasi, pengendalian,
pemasaran, kepemimpinan, pengambilan keputusan, menangani konflik, menghindari
kegagalan, dan kewajiban sosial. Jadi pengertian manajemen kriatiani adalah
manajemen yang beralaskan pada firman Tuhan sebagaimana yang tertulis dalam
Alkitab dan nilai- nilai dalam Alkitab perlu diketahui oleh semua orang.
Dari berbagai pengertian mengenai manajemen, maka tampaklah dua alat atau
sarana sumber daya manajemen, yaitu manusia dan benda atau barang. Secara lebih
�������������������������������������������������������������34 Lukma Ali, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1995) 35 Sugiyanto, Dasar-dasar Manajemen Kristiani, 3.
�!�
�
terperinci ada 6 (enam) sumber daya manajemen yang di kenal dengan M6, yaitu;
man (manusia), money (uang), materials (bahan - bahan), machines (mesin-mesin),
methods (metode atau cara-cara), dan yang terakhir markets (pasar).36 Pada keenam
sumber daya tersebut dapat dilihat bahwa manusia sebagai alat, sarana, atau sumber
daya dari manajemen. Dalam manajemen kristiani yang menjadi manajer atau
pengelola sesungguhnya adalan Tuhan Allah sendiri, maka dapat dikatakan bahwa
manusia sebagai sarana atau alat dari sumber daya manajemen. Peran manusia dalam
manajemen adalah sebagai alat atau sarana Tuhan dalam karyaNya untuk mengatur,
memelihara, menata, dan mengelola dunia ini. Supaya manusia menjadi manajer atau
seorang pemimpin yang bertanggung jawab, maka manusia perlu mempelajari
manajemen yang asalnya dari Tuhan. Dapat kita lihat bahwa peranan man (manusia)
merupakan suatu kunci. Kelima unsur yang lain hanyalah sebagai pendukung saja,
tanpa adanya sumber daya manusia kelima unsur tersebut tidak akan terlaksanakan.
Dalam Alkitab mengatakan bahwa manusia adalah mahluk yang paling tinggi
derajatnya dari ciptaan yang lain, sehingga manusia dapat mengelola dan menjadi
seorang manajer. Maka itu manusia menjadi sumber kunci agar manusia manpu
mengelola sumber daya, Tuhan memberikan manusia pengetahuan.
Kegiatan mengelola suatu institusi/lembaga termasuk gereja, yang bertujuan
agar institusi itu selalu eksis secara berkelanjutan, di awali dengan melakukan
perencanaan. Suatu perencanaan yang baik, apabila dilaksanakan dengan kaidah-
kaidah dan norma-norma yang semestinya, akan menghasilkan produk yang baik pula.
Jadi, rencana yang baik merupakan kunci penting dalam pengelolaan gereja. Oleh
sebab itu, gereja perlu menyusun dan membuat rencana kegiatan yang baik, karena
�������������������������������������������������������������36 Sugiyanto, Dasar-dasar Manajemen Kristiani , 5.
�"�
�
semuanya akan menjadi sumber dan landasan utama mengorganisasi berbagai macam
kegiatan dalam rangka merealisasikan pelaksaan tugas-tugas gereja.
Pengorganisasian dan pengaturan kerja untuk melaksanakan rencana tersebut di
bentuk dalam suatu struktur organisasi sebagai sarana kerja utamanya. Struktur
organisasi bertujuan untuk memberikan kepastian untuk penempatan personel maupun
batas kewenanganya. Di dalam gereja sendiri sumber daya manusia, khususnya
manusia itu sendiri mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia, yaitu
melaksanakan perintah Tuhan, agar setiap orang atau manusia dapat bermanfaat atau
berguna bagi orang atau manusia lain, dan sebagai kawan sekerja Allah dalam rangkan
membangun dunia. Oleh karena itu yang menjadi landasan atau asas dalam
manajemen gereja adalah firman Tuhan berarti secara tidak langsung firman Tuhan
menjadi landasan atau pedoman berpikir dalam melaksanakan manajemen. Selain
manusia, manajemen juga di pengaruhi oleh lingkungan baik itu lingkungan internal
maupun lingkungan eksternal. Dengan demikian tidak ada cara mudah untuk
menentukan jenis atau pun kompleksitas struktur manajemen bagi sebuah gereja. Para
pemimpin gereja yang mempunyai kemampuan harus selalu siap mengubah struktur
untuk dapat menangani kebutuhan jemaat yang berubah-ubah. Jika organisasi dan
struktur mengalami perubahan, maka perubahan itu harus diupayakan sesederhana
mungkin.
Dalam manajemen gereja, ada dua hal yang perlu di perhatikan yaitu:
koordinasi dan komunikasi. Dalam suatu lembaga atau organisasi, koordinasi yang
baik berpusat pada tujuan dan sasaran gereja yang telah disepakati. Tujuan dan sasaran
tersebut harus secara periodik dinilai kembali dan diperbaharui sesuai kebutuhan misi
dan pelayanan gereja. Gereja yang berkomunikasi secara ekfektif dan
mengkoordinasikan kegiatannya akan maju dalam misinya. Terinspirasi oleh iman di
�#�
�
dalam Allah dan termotivasi oleh Firman Allah, gereja akan melakukannya dengan
tekad dan keyakinan. Selain itu juga, ada tiga kekuatan yang mempergaruhi
manajemen dalam gereja, yaitu: 37
a). Aksi idealisme umat Allah.
Kekuatan yang pertama adalah kekuatan rohani. Kekuatan ini adalah
kuasa Allah yang bekerja di dalam dan melalui manusia yang merupakan
gereja. Melalui kuasa pertobatan, mereka yang telah dibawa oleh Allah kepada
iman dalam Yesus Kristus telah menjadi ciptaan yang baru. Kekuatan rohani
menekankan pada kehadiran Roh Kudus Allah dalam kehidupan dan tindakan
orang percaya dan kekuatan rohani diimplementasikan melalui Firman dan
Sakramen.
b). Kekuatan-kekuatan rasional yang mempengaruhi cara mengelola gereja.
Dari sudut padangan ini gereja adalah sebuah organisasi, yang walaupun
berbeda tetapi dalam banyak hal mirip dengan organisasi duniawi lainnya.
Karena itu metode-metode yang efektif pada organisasi manusiawi diharapkan
dapat diterapkan pada organisasi gereja. Metode-metode itu berdasarkan
kegiatan gereja atas tujuan dan sasaran yang spesifik, serta terlimbat dalam
fungsi perencanaan, pengorganisasian, penempatan staf, pendanaan,
perlengkapan, pengarahan dan pengevaluasian, yang sangat mirip dengan
fungsi-fungsi dalam dunia usahan dan kelembagaan. Dalam kerangka teoritis
ini manajemen gereja harus mengambil sebagai karakteristik dunia usaha dan
kelembagaan tempat gereja beroperasi.
�������������������������������������������������������������37 Edgar Walz, Bagaimana Mengelola Gereja Anda, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), 184-188.
�$�
�
c). Kekuatan-kekuatan non-rasional yang mempengaruhi cara mengelola
gereja.
Kekuatan-kekuatan ini mempunyai pengaruh yang besar atas setiap orang
yang ada di lingkungan gereja, baik itu pemimpin maupun anggota. Kekuatan
pertama yang mempergaruhi adalah kebutuhan akan tindakan darurat. Di mana
dengan gaya yang sangat otokratis, pemimpin memberi perintah dan memaksa
orang lain untuk bekerjasama dengan kepemimpinannya. Pengaruh budaya
adalah kekuatan kedua yang mempengaruhi pengambilan keputusan dan
manajemen gereja. Tradisi dan kebiasaan dalam lingkungan keluarga dan
rumah, sistem nilai dan gaya hidup yang digunakan ketika mereka dibesarkan,
apa yang dianggap baik atau buruk, merupakan bagian dari kepribadian
anggotan gereja yang mempengaruhi cara mereka bertindak dan bersosialisasi
satu dengan yang lain. Tekanan dari dunia di tempat gereja hadir mempunyai
pengaruh besar terhadap fungsi gereja. Tekanan denominasi dimana sebuah
gereja menjadi bagian juga merupakan pengaruh besar lainya terhadap cara
mengelola gereja. Tradisi suatu gereja juga berpengaruh terhadap cara
mengelola gereja. Kemudian ada kekuatan politik intern yang mempengaruhi
cara mengelola gereja.
Dengan adanya ketiga kekuatan dalam manajemen gereja dapat membantu
gereja untuk menyusun suatu manajemen yang baik dalam gereja. Arti penting
manajemen dalam gereja jauh sebelumnya juga telah di tunjukan oleh Yitro mertua
Musa. Mungkin Yitro adalah pakar dan konsultan manajemen pertama yang pernah
dikenal manusia. Di dalam Alkitab Keluaran 18 ayat 19 sampai dengan 26 yaitu,
mengenai nasehat Yitro untuk Musa.
���
�
Yitro menyatakan mustahil bagi Musa untuk melakukan sendiri semua
pekerjaan, apalagi yang skalanya besar baik itu ditinjau dari skala bobot
permasalahannya maupun jumlah orang yang terlibat. Oleh karena itu Yitro menasehati
Musa agar memilah-milah tugas mana yang harus dikerjakan oleh Musa sendiri dan
mana yang dapat dipercayakan untuk dikerjakan oleh orang lain. Orang lain itupun
harus mempunyai kemampuan yang diperlukan, bukan asal menepatkan orang. Lebih
lanjut, Yitro pun menasehati Musa agar pengikutnya yang banyak itu dikelompokkan.
Setiap kelompok dipimpin oleh orang yang memenuhi sejumlah syarat. Dijelaskan ada
orang yang memimpin seribu orang, ada yang memimpin seratus orang, pemimpin
lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang. Setiap pemimpin sesuai dengan
arasnya masing-masing agar diberikan wewenang untuk membuat keputusan sepadan
dengan skala dan bobot permasalahannya.
Dari pernyataan di atas dinyatakan juga bahwa Yitro mewajibkan Musa
mengajar dan melatih para pemimpin yang membantunya tentang apa yang menjadi
tugas dan tanggung jawabnya, dan bagaimana menjalankan tugas dan tanggung jawab
itu. Jadi meskipun para pemimpin yang membantu Musa harus memiliki kualifikasi
kecakapan dan memenuhi standar moral tertentu, itu saja tidak cukup. Yitro masih
mewajibkan Musa untuk mengajar dan melatih mereka. Musa pun melakukan hal itu.
Manajemen yang ada dalam gereja harus sesuai dengan firman Tuhan. Mutasi
pendeta merupakan salah satu manajemen dalam gereja Bali khususnya GKPB. Oleh
karena itu mutasi pendeta memerlukan suatu manajemen yang baik agar dapat
terlaksana sesuai dengan tujuan.
2.4. Pengertian Mutasi Pendeta
���
�
Mutasi sesungguhnya tidak lain daripada salah satu cara latihan dan pendidikan.
Dengan rotasi/mutasi jabatan seseorang karyawan ditugaskan memegang jabatan yang
berbeda dari satu waktu ke waktu yang lain, selain agar karyawan memahami pelaksanaan
berbagai tugas, agar ia memperoleh pengetahuan yang lebih luas mengenai berbagai jabatan.
Mutasi diterapkan kepada para manajer, sebagai usaha mengembangkan manajer.
Dalam penerapan mutasi jabatan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.38 a).
Jabatan karyawan yang dipindahkan harus bersamaan isinya dengan jabatan yang
ditinggalkan. b). Metode melakukan pekerjaan harus sama antara yang satu dengan yang
lain. c). Pejabat yang dimutasikan harus mempunyai pengalaman yang memungkinkannya
mengerti dasar-dasar pekerjaan baru. Setidaknya dengan ketiga hal diatas setiap lembaga
atau perusahan dapat menempatkan karyawan atau pemimpim dengan benar dan sesuai
dengan kebutuhan anggotanya.
Menurut Christian De Jonge dalam ajaran gereja secara khusus Calvinis, ia sedikit
banyak menyinggung tentang tugas pendeta dan panggilanya yang harus juga dimaknai
ketika memimpin jemaat.39 Dengan demikian ia menghubungkan antara panggilan dengan
mutasi, dimana ketika seorang pendeta dipindahkan atau dimutasikan dari suatu jemaat ke
jemaat lain, harus dipahami sebagai suatu panggilan untuk melayani jemaat tersebut.
Menurut Calvin, mutasi dapat membantu pendeta untuk memenuhi panggilan Allah dalam
melayani jemaat. Mutasi dipahami sebagai sarana untuk mendidik dan membina pendeta
agar tetap melakukan panggilanya sebagai pejabat gereja. Karena pendeta sebagai pejabat
gereja itulah, maka ia di tuntut untuk dapat melakukan tugas panggilan gereja. Pendeta yang
sudah di mutasikan dianggap sudah memenuhi tugas panggilannya sebagai pejabat gereja di
jemaat.
������������������������������������������������������������� ��Manullang, Dasar-dasar Manajemen, 204�
39 Christian De Jonge, Apa Itu Calvinisme? (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), 21.
��
�
2.5. Penutup
Manajemen adalah suatu ilmu dan seni dari suatu proses usahan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengendalian kegiatan penggunaan
sumber daya manusia serta benda dalam suatu organisasi agar tercapai tujan organisasi
secara efektif dan efisien. Kalau dilihat dalam manajemen yang menjadi unsur terpenting
adalah SDM, yang dimana setiap perusahaan atau pun organisasi selalu memperhatikan
SDM terutama mengenai kebutuhan, dan kesejahteraan anggotanya. Apabila SDM tidak
terpenuhi maka secara tidak langsung akan mempengaruhi manajemen perusahan atau
organisasi tersebut.
Manajemen dalam gereja harus memperhatikan perkembangan kondisi dari warga
jemaatnya sebelum melaksanakan manajemen, karena yang akan melaksanakan manajemen
tidak hanya para pekerja gereja dalam hal ini majelis atau pantua, melainkan tugas ini juga
dilakukan oleh warga jemaat sebagai faktor yang utama.
Dalam gereja manajemen sangat diperlukan karena dengan adanya manajemen
organisasi dalam gereja menjadi lebih baik. Dalam setiap katagori kehidupan manusia
memerlukan manajemen atau pengaturan, demikian juga halnya dengan gereja GKPB. Sama
halnya juga dengan proses mutasi pendeta di GKPB juga memerlukan manajemen.
Jadi pengelolaan sumber daya manusia dalam gereja iala menyediakan tenaga kerja
yang dibutuhkan secara kuantitatif dan secara kualitatif. Tujuan dari pengelolaan sumber
daya manusia untuk membentuk pekerja dalam meningkatkan kemampuan, pengetahuan,
dan memperbaiki sikapnya melalui macam aktivitas.