17
23 BAB II PERANG 10 NOVEMBER 1945 DI SURABAYA A. Faktor Yang Melatar Belakangi Terjadinya Perang Peristiwa menyerahnya Kaisar Hirohito pada 14 Agustus 1945 M, setelah dijatuhkanlah bom atom oleh tentara sekutu di kota Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, menjadikan Perang Dunia II dan Perang Asia Timur Raya berakhir. Kekalahan Jepang kepada Sekutu berdampak terjadinya kekosongan kekuasaan di Indonesia. Kesempatan ini dipergunakan oleh Rakyat Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 M, Bung Karno dan Bung Hatta mendapatkan dukungan dari para ulama untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Berkat perjuangan para ulama yang istiqomah secara terus-menerus, secara masif berkesinambungan, berakhirlah penjajahan imperialisme Barat dan Timur, pada 9 Ramadhan 1364 H, Jum’at Legi, 17 Agustus 1945 M, lahirlah negara Indonesia yang merdeka. Kemerdekaan yang dianugerahi ini terjadi pada awal bulan Ramadhan yakni bulan suci ummat Islam. Oleh karena itu perjuangan para ulama beserta para santri atas kemerdekaan terlimpah untuk segenap bangsa Indonesia, sehingga dirumuskan dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 kemerdekaan bangsa Indonesia dirumuskan sebagai berkat Rakhmat Allah Yang Maha Kuasa. Pertempuran Surabaya adalah salah satu pertempuran terbesar yang terjadi pasca kemerdekaan Republik Indonesia. Pertempuran antara pasukan Indonesia melawan pasukan sekutu, tidak lepas kaitannya dengan peristiwa yang mendahuluinya, yaitu perebutan kekuasaan dan senjata tentara Jepang. Perebutan senjata telah dimulai sejak tanggal 2 September 1945. 1 Pada akhirnya perebutan senjata ini membangkitkan suatu pergolakan, yang berubah 1 Batara R. Hutagalung, Serangan Umum 1 Maret 1949; Dalam Kaleidoskop Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia, (Yogyakarta: LKiS, 2010), hlm.78

BAB II PERANG 10 NOVEMBER 1945 DI SURABAYA A ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214103110004.pdfPertempuran Surabaya adalah salah satu pertempuran terbesar yang terjadi pasca

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II PERANG 10 NOVEMBER 1945 DI SURABAYA A ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214103110004.pdfPertempuran Surabaya adalah salah satu pertempuran terbesar yang terjadi pasca

23

BAB II

PERANG 10 NOVEMBER 1945 DI SURABAYA

A. Faktor Yang Melatar Belakangi Terjadinya Perang

Peristiwa menyerahnya Kaisar Hirohito pada 14 Agustus 1945 M,

setelah dijatuhkanlah bom atom oleh tentara sekutu di kota Hiroshima dan

Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, menjadikan Perang Dunia II dan

Perang Asia Timur Raya berakhir. Kekalahan Jepang kepada Sekutu

berdampak terjadinya kekosongan kekuasaan di Indonesia. Kesempatan ini

dipergunakan oleh Rakyat Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan

pada tanggal 17 Agustus 1945 M, Bung Karno dan Bung Hatta mendapatkan

dukungan dari para ulama untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.

Berkat perjuangan para ulama yang istiqomah secara terus-menerus,

secara masif berkesinambungan, berakhirlah penjajahan imperialisme Barat

dan Timur, pada 9 Ramadhan 1364 H, Jum’at Legi, 17 Agustus 1945 M,

lahirlah negara Indonesia yang merdeka. Kemerdekaan yang dianugerahi ini

terjadi pada awal bulan Ramadhan yakni bulan suci ummat Islam. Oleh karena

itu perjuangan para ulama beserta para santri atas kemerdekaan terlimpah

untuk segenap bangsa Indonesia, sehingga dirumuskan dalam Pembukaan

Undang-undang Dasar 1945 kemerdekaan bangsa Indonesia dirumuskan

sebagai berkat Rakhmat Allah Yang Maha Kuasa.

Pertempuran Surabaya adalah salah satu pertempuran terbesar yang

terjadi pasca kemerdekaan Republik Indonesia. Pertempuran antara pasukan

Indonesia melawan pasukan sekutu, tidak lepas kaitannya dengan peristiwa

yang mendahuluinya, yaitu perebutan kekuasaan dan senjata tentara Jepang.

Perebutan senjata telah dimulai sejak tanggal 2 September 1945.1 Pada

akhirnya perebutan senjata ini membangkitkan suatu pergolakan, yang berubah

1 Batara R. Hutagalung, Serangan Umum 1 Maret 1949; Dalam Kaleidoskop Perjuangan

Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia, (Yogyakarta: LKiS, 2010), hlm.78

Page 2: BAB II PERANG 10 NOVEMBER 1945 DI SURABAYA A ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214103110004.pdfPertempuran Surabaya adalah salah satu pertempuran terbesar yang terjadi pasca

24

menjadi situasi revolusi yang menegangkan.2 Beberapa faktor yang

melatarbelakangi pertempuran Surabaya antara lain:

a. Tragedi Hotel Yamato (insiden berkibarnya bendera Belanda)

Setelah munculnya maklumat pemerintah Indonesia tanggal 31

Agustus 1945 yang menetapkan bahwa mulai 1 September 1945 bendera

nasional Sang Saka Merah Putih dikibarkan terus di seluruh wilayah

Indonesia.3 Gerakan pengibaran bendera tersebut makin meluas ke

segenap pelosok kota Surabaya. Klimaks gerakan pengibaran bendera di

Surabaya terjadi pada insiden perobekan bendera di Yamato Hoteru / Hotel

Yamato (bernama Oranje Hotel atau Hotel Oranye pada zaman kolonial,

sekarang bernama Hotel Majapahit) di Jl. Tunjungan no. 65 Surabaya.

Sekelompok orang Belanda dibawah pimpinan Mr. W.V.Ch.

Ploegman pada sore hari tanggal 18 September 1945, mengibarkan

bendera Belanda (Merah-Putih-Biru), tanpa persetujuan Pemerintah RI

Daerah Surabaya, di tiang pada tingkat teratas Hotel Yamato, sisi sebelah

utara. Keesokan harinya para pemuda Surabaya melihatnya dan menjadi

marah karena mereka menganggap Belanda telah menghina kedaulatan

Indonesia, hendak mengembalikan kekuasan kembali di Indonesia, dan

melecehkan gerakan pengibaran bendera Merah Putih yang sedang

berlangsung di Surabaya.

Tidak lama setelah mengumpulnya massa di Hotel Yamato, Residen

Soedirman, pejuang dan diplomat yang saat itu menjabat sebagai Wakil

Residen (Fuku Syuco Gunseikan) yang masih diakui pemerintah Dai

Nippon Surabaya Syu, sekaligus sebagai Residen Daerah Surabaya

Pemerintah RI, datang melewati kerumunan massa lalu masuk ke hotel

Yamato dikawal Sidik dan Hariyono. Sebagai perwakilan RI dia berunding

dengan Mr. Ploegman dan kawan-kawannya dan meminta agar bendera

Belanda segera diturunkan dari gedung Hotel Yamato.

2 A.H. Nasution, Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia – Jilid 2 Bergelut Cara: Diplomasi

Atau Bertempur, (Bandung: Disjarah AD – Angkasa, 1992), hlm. 167 3 A.H. Nasution, Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia – Jilid 1 Proklamasi, (Bandung:

Disjarah AD – Angkasa, 1992), hlm. 251

Page 3: BAB II PERANG 10 NOVEMBER 1945 DI SURABAYA A ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214103110004.pdfPertempuran Surabaya adalah salah satu pertempuran terbesar yang terjadi pasca

25

Dalam perundingan ini Ploegman menolak untuk menurunkan

bendera Belanda dan menolak untuk mengakui kedaulatan Indonesia.

Perundingan berlangsung memanas, Ploegman mengeluarkan pistol, dan

terjadilah perkelahian dalam ruang perundingan. Ploegman tewas dicekik

oleh Sidik, yang kemudian juga tewas oleh tentara Belanda yang berjaga-

jaga dan mendengar letusan pistol Ploegman, sementara Soedirman dan

Hariyono melarikan diri ke luar Hotel Yamato. Sebagian pemuda berebut

naik ke atas hotel untuk menurunkan bendera Belanda. Hariyono yang

semula bersama Soedirman kembali ke dalam hotel dan terlibat dalam

pemanjatan tiang bendera bersama Koesno Wibowo berhasil menurunkan

bendera Belanda, merobek bagian birunya, dan mengereknya ke puncak

tiang bendera kembali sebagai bendera Merah Putih.4

b. Pendaratan Tentara Sekutu

Tentara Sekutu Inggris pada 29 September 1945 mendarat di

Tanjung Priok Jakarta menggunakan kapal penjelajah Cumberland, terdiri

dari tiga divisi tentara sekutu dari South East Asia Command – SEAC yang

diberi nama Alied Forces Netherland East Indies – AFNEI dibawah

komando Letnan Jenderal Sir Philip Christison. Adapun yang dimaksud

tiga divisi tersebut adalah:

1. 23th Indian Division, di bawah pimpinan Mayor Jenderal D.C.

Hawthorn untuk Jawa Barat.

2. 5th Indian Division, di bawah pinpinan Mayor Jenderal E.C.R.

Mansergh untuk Jawa Timur

3. 26th Indian Division, di bawah pimpinan Mayor Jendral H.M.

Chambers untuk Sumatra.5

Tentara Sekutu ditugaskan untuk melucuti tentara Jepang yang

berada di Indonesia karena Jepang telah kalah dan menyerah pada Perang

Dunia II. Juga ditugaskan membebaskan para tawanan perang yang

ditahan oleh Jepang, serta memulangkan tentara Jepang ke negerinya.

4 Ibid, hlm. 405 5 Ahmad Mansur Surya Negara, Op. Cit, (Bandung: Salamadani, 2012), hlm.177

Page 4: BAB II PERANG 10 NOVEMBER 1945 DI SURABAYA A ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214103110004.pdfPertempuran Surabaya adalah salah satu pertempuran terbesar yang terjadi pasca

26

Tetapi tidak hanya itu, pendaratan Tentara Sekutu memiliki tujuan ingin

mengembalikan Indonesia kepada administrasi pemerintahan Belanda

sebagai negeri jajahan Hindia Belanda. Karena tujuan tersebut Tentara

Sekutu membonceng Netherlands Indies Civil Administration (NICA). Hal

ini memicu gejolak rakyat Indonesia yang mengakibatkan terjadinya

perlawanan terhadap Tentara Sekutu di berbagai daerah.

c. Penolakan Pendaratan Tentara Sekutu Di Surabaya

Tentara Sekutu Inggris dan NICA mendaratkan 6.000 serdadu

Gurkha dari India pada 25 Oktober 1945 di Surabaya dengan tujuan

mengambil interniran6 Belanda dari Jepang. Beberapa hari sebelumnya

Menteri Penerangan Amir Syarifuddin telah memberi instruksi kepada Dr.

Mustopo ketua Tentara Keamanan Rakyat di Surabaya, bahwa akan tiba

pasukan Inggris yang bertugas menjemput tawanan perang, jangan

dihalang-halangi.

Setelah mendapatkan laporan bahwa pasukan Tentara Sekutu

pimpinan Brigadir Jendral Mallaby akan mendarat dengan begitu banyak

kapal perang, Mustopo sebagai pimpinan TKR merasa tidak nyaman

dengan pendaratan Tentara Sekutu. Para Ulama dan Santri juga tidak

percaya, disambutlah dengan Resolusi Jihad 22 Oktober 1945, berdampak

para Ulama dan Santri dari Jawa Timur, Jawa Tengah dam Jawa Barat

membanjiri kota Surabaya.

Setelah pendaratan Tentara Sekutu pada 25 Oktober 1945 di

Surabaya, Mustopo menganjurkan Jenderal Malalby beserta pasukannya

agar tidak perlu mendarat lebih dari 800 meter dari pelabuhan dan pasukan

Indonesia yang akan mengantarkan para tawanan ke pelabuhan. Tetapi

Mallaby menolak anjurannya dan terus bersikeras menerjunkan

pasukannya memasuki kota Surabaya. Pada malam hari tanggal 26

Oktober 1945, Tentara Sekutu menyerang penjara Kalisolok. Tentara

6Tentara Belanda yang di tawan oleh orang-orang Jepang selama masa kependudukannya

di Indonesia.

Page 5: BAB II PERANG 10 NOVEMBER 1945 DI SURABAYA A ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214103110004.pdfPertempuran Surabaya adalah salah satu pertempuran terbesar yang terjadi pasca

27

Sekutu membebaskan Kolonel Huiyer, seorang perwira Belanda beserta

beberapa tentara Belanda yang ditawan pasukan Indonesia.7

Selanjutnya pada tanggal 27 Oktober pukul 11.00 pagi, sebuah

pesawat Dakota melintas dari Jakarta, atas perintah Mayor Jenderal

Hawthorn pesawat itu menyebarkan pamflet yang isinya adalah perintah

penyerahan senjata yang dimiliki rakyat Indonesia kepada Tentara Sekutu.

Mustopo menyatakan penolakannya terhadap kehadiran Tentara Sekutu di

Surabaya, juga menolak menyerahkan senjata rakyat Indonesia kepada

Tentara Sekutu.

Mustopo disertai para TKR anak buahnya berkeliling dengan

kendaraan mengumumkan penolakannya terhadap pendaratan tentara

Inggris. Para pemuda-pemuda Surabaya yang sudah merasa merdeka dan

punya senjata, dengan berapi-api mendukung penolakan Mustopo. Sore

harinya melalui Radio Pemberontakan Rakyat Indonesia, Mustopo hanya

berteriak, “Nica! Nica! Jangan mendarat! Kamu tahu aturan! Kamu tahu

aturan, Inggris! Kamu sekolah tinggi! Jangan mendarat!”.8 Tetapi

pasukan Mallaby secara beregu maupun berkelompok, dengan senjata

lengkap memasuki kota, menduduki tempat-tempat yang strategis seperti:

Gedung Internatio (Jembatan Merah), gedung BPM (pertamina Jl.

Veteran), Gereja Kristen dan Kantor Polisi di Bubutan, Kompleks SMAN

Wijayakusuma, RRI Surabaya, Konsulat Inggris dan Gedung olahraga

dayung di Kayun, Rumahsakit Darmo dan sekitarnya, Kantor BAT

Ngagel. Dengan keadaan seperti itu Mustopo menganjurkan kepada rakyat

Surabaya supaya menghalang-halangi tentara asing itu menduduki bumi

Surabaya yang merdeka.

Demikian beberapa faktor yang disebutkan di atas adalah yang

melatarbelakangi Perang Kemerdekaan di Surabaya, perjuangan rakyat

Indonesia beserta para Ulama dan Santri untuk mempertahankan kemerdekaan

7 A.H. Nasution, Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia – Jilid 2 Bergelut Cara: Diplomasi

Atau Bertempur, (Bandung: Disjarah AD – Angkasa, 1992), hlm. 243 8 Ibid, hml. 247

Page 6: BAB II PERANG 10 NOVEMBER 1945 DI SURABAYA A ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214103110004.pdfPertempuran Surabaya adalah salah satu pertempuran terbesar yang terjadi pasca

28

Indonesia, pertempuran dimulai pada 28 Oktober 1945 sampai pada puncaknya

10 November 1945.

B. Perlawanan Bangsa Indonesia Beserta Ulama dan Santri

Pada Oktober 1945 dengan mendaratnya Tentara Sekutu Inggris dan

NICA di pulau Jawa dan Sumatra, pecahlah pertempuran di Jawa dan Sumatra.

Para pemuda Republik Indonesia menyerang Tentara Sekutu dan bekas

interniran9 Belanda.10 Seluruh Pemuda Indonesia bersatu beserta para Ulama

dan Santri setelah Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 sudah berkumpul di

Surabaya menghadang Tentara Sekutu dan NICA yang akan menegakkan

kembali penjajahan di Indonesia.

a. Pertempuran Fase Pertama 28-30 Oktober 1945

Serangan total dilakukan tanggal 28 Oktober 1945, pukul 04.30

pagi. Delapan pos pertahanan Sekutu diserbu sekitar 30.000 rakyat

bersenjata api, dan ditambah sekitar 100.000 rakyat bersenjata tajam.

Setelah digempur secara total, tentara Sekutu yang tidak siap bertempur,

mengibarkan bendera putih dan memohon untuk berunding. Tercatat korban

pertempuran yang berlangsung tanggal 28-29 Oktober, Inggris mencatat 18

perwira dan 374 serdadu tewas, luka-luka, dan hilang. Sementara di pihak

Indonesia, sekitar 6.000 orang tewas, luka-luka, dan hilang. Kapten R. C

Smith menulis, Mallaby saat itu menyadari apabila pertempuran

dilanjutkan mereka akan disapu bersih.11

Dalam posisi yang terdesak Inggris menghubungi pimpinan

Indonesia di Jakarta. Mereka sadar, tidak ada jalan lain selain meminta

bantuan pimpinan Indonesia di Jakarta, untuk menyelamatkan nyawa ribuan

tentara Inggris yang sudah terkepung.

9 Tentara Belanda yang ditawan oleh tentara Jepang. 10 M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,

1991), hlm.387 11 A.H. Nasution, Op. Cit., hlm. 298

Page 7: BAB II PERANG 10 NOVEMBER 1945 DI SURABAYA A ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214103110004.pdfPertempuran Surabaya adalah salah satu pertempuran terbesar yang terjadi pasca

29

Sore hari tanggal 29 Oktober, Presiden Soekarno, Wakil Presiden

Moh. Hatta, dan Menteri Penerangan Amir Syarifuddin tiba di Surabaya

dengan menumpang pesawat militer Inggris. Hari itu juga Presiden bertemu

dengan Mallaby di gubernuran. Malam itu dicapai kesepakatan yang

tertuang dalam Armistic Agreement regarding the Surabaya-incident: a

provisional agreement between President Soekarno of the Republic

Indonesia and Brigadie Mallaby, Concluded on the 29 October 1945.

Mengenai hal lain dirundingkan dengan Mayjen Hawthorn, yang

datang ke Surabaya pada tanggal 30 Oktober. Berikut beberapa hasil

kesepakatan yang diperoleh pada tanggal 30 Oktober, antara pemimpin

Indonesia dan pemimpin pasukan Sekutu di Indonesia:

1. Pamflet yang ditandatangani Mayjen Hawthorn dinyatakan tidak

berlaku.

2. Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan polisi diakui oleh sekutu.

3. Seluruh kota Surabaya tidak dijaga lagi oleh Sekutu, kecuali kamp-

kamp tawanan dijaga tentara Sekutu bersama TKR.

4. Untuk sementara waktu Tanjung Perak dijaga bersama TKR, polisi, dan

tentara Sekutu untuk menyelesaikan tugas menerima obat-obatan untuk

tawanan perang.

Hasil perundingan untuk menyelamatkan pasukan Mallaby dari

kekalahan total dipertegas oleh menteri penerangan sebagai berikut:

1. Pembentukan suatu Kontak Biro yang terdiri dari unsur pemerintah RI

di Surabaya bersama-sama tentara Inggris.

2. Daerah pelabuhan dijaga bersama, yang ditentukan kedudukan masing-

masing oleh Kontak Biro.

3. Daerah Darmo, daerah kamp interniran orang-orang Eropa dijaga oleh

sekutu. Hubungan antara daerah Darmo dan pelabuhan Tanjung Perak

diamankan, untuk mempercepat proses pemindahan tawanan.

4. Tawanan dari kedua belah pihak harus dikembalikan kepada masing-

masing pihak.

Page 8: BAB II PERANG 10 NOVEMBER 1945 DI SURABAYA A ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214103110004.pdfPertempuran Surabaya adalah salah satu pertempuran terbesar yang terjadi pasca

30

Pada perundingan itu juga disepakati nama-nama anggota Kontak

Biro dari kedua belah pihak. Dari Inggris ada 5 orang (Brigadir Jenderal

Mallaby, Kolonel L. H.O Pugh, Wing Commander Groom, Mayor M.

Hudson, dan Kapten H. Shaw). Dari pihak Indonesia 9 perwakilan (Residen

Sudirman, Doel Arnowo, Atmaji, Mohammad, Soengkono, Soeyono,

Koesnandar, Roeslan Abdulgani, dan T. D Kundan selaku juru

bahasa). Pasca tercapainya kesepakatan Presiden Soekarno beserta

rombongan kembali ke Jakarta pada pukul 13.00.

Setelah Presiden Soekarno dan rombongan kembali ke Jakarta, di

beberapa tempat masih terjadi pertempuran, sekali pun sudah diumumkan

gencatan senjata. Untuk menghentikan pertempuran, para anggota Kontak

Biro dari kedua belah pihak mulai mendatangi lokasi-lokasi yang masih

terjadi pertempuran. Pada pukul 17.00, tanggal 30 Oktober, seluruh anggota

Kontak Biro pergi bersama-sama menuju satu lokasi pertempuran. Tempat

terakhir ini adalah Gedung Bank Internatio di Jembatan Merah. Gedung ini

masih diduduki pasukan Inggris, dan pemuda-pemuda masih

mengepungnya. Pemuda-pemuda menuntut supaya pasukan Mallaby

menyerah. Mallaby tidak bisa menerima tuntutan itu.

Setelah penolakan tersebut, pada tanggal 31 Oktober 1945 terjadi

insiden baku tembak yang mengakibatkan tewasnya Brigadir Jenderal

Mallaby, Komadan Brigade 49 di Surabaya. Suatu prestasi perang yang luar

biasa, pengaruh Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama 22 Oktober 1945 berhasil

memobilisasi kekuatan bangsa Indonesia dari Tentara Keamanan Rakyat

yang terbentuk 5 Oktober 1945 yang didukung oleh Barisan Hizbullah

beserta para Santri, berhasil mematahkan Perwira Tinggi Tentara Sekutu

dan NICA.12 Inggris menyalahkan pihak Indonesia yang telah melanggar

gencatan senjata dan membunuh Mallaby.

Setelah Mallaby terbunuh, baik Letnan Jenderal Christison,

panglima AFNEI atau pun Mayor Jenderal Mansergh menyatakan, pihak

Indonesia telah melanggar gencatan senjata dan secara licik membunuh

12 Ahmad Mansur Suryanegara, Op. Cit, hlm. 209

Page 9: BAB II PERANG 10 NOVEMBER 1945 DI SURABAYA A ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214103110004.pdfPertempuran Surabaya adalah salah satu pertempuran terbesar yang terjadi pasca

31

Brigadir Jenderal Mallaby. Dengan tuduhan tersebut, pihak Inggris

menuntut pertanggungjawaban pihak Indonesia. Pada tanggal 31 Oktober

1945, Letnan Jenderal Christison, memperingatkan kepada rakyat Surabaya

untuk menyerah, apabila tidak mereka akan dihancurkan.13 Rakyat Surabaya

tidak mau memenuhi tuntutan tersebut, Kontak Biro Indonesia

mengumumkan bahwa kematian Mallaby merupakan suatu kecelakaan.

Setelah mendapat penolakan, Tentara Sekutu secara diam-diam

memperkuat posisinya, Tanggal 1 November 1945 pukul 08.00 Laksamana

Muda Patterson dengan kapal perang HMS Sussex tiba di Surabaya, 1500

pasukan didaratkan dengan kapal Carron dan Cavallier. Tanggal 3

November 1945 Mayor Jendral E.C.Manseergh, Panglima Divisi ke-5

Infanteri India, tiba di Surabaya dengan membawa pasukan Divisi 5 Inggris

yang berkekuatan 24.000 tentara, dan juga diperkuat oleh sisa Brigade 49

pasukan Mallaby. Letnan Jenderal Sir Philip Christison, melengkapi

pasukan Inggris dengan pesawat tempur Thunderbolt, Mosquito, dan tank

kelas Sherman, yang merupakan persenjataan tercanggih saat itu.14

Dengan adanya pendaratan Tentara Sekutu yang menambahkan

jumlah kekuatan, sedangkan pemerintah Indonesia belum melakukan

perlawanan yang nyata terhadap tindakan Tentara Sekutu dan NICA. Ulama

dan Santri yang telah melakukan Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama 22

Oktober 1945, selanjutnya menyatukan kembali kekuatan ummat Islam.

Resolusi Jihad tersebut di atas, pada saat terbentuknya Partai Islam

Indonesia Masyumi, di Jogjakarta 7 November 1945, menjadi Resolusi

Jihad dari Mu’tamar Ummat Islam Indnesia. Yang berisi antara lain:

Bahwa tiap2 bentoek pendjadjahan adalah soeatoe kezaliman jang

melanggar perikemanoesiaan dan njata2 diharamkan oleh Agama

Islam, maka 60 Miljoen Kaoem Muslimin Indonesia Siap Berdjihad

Fi Sabilillah. Perang di djalan Allah oentoek menentang tiap-tiap

Pendjadjahan.

13 A.H. Nasution, Op. Cit., hlm. 311 14 Ibid, hlm. 336

Page 10: BAB II PERANG 10 NOVEMBER 1945 DI SURABAYA A ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214103110004.pdfPertempuran Surabaya adalah salah satu pertempuran terbesar yang terjadi pasca

32

Memperkoeat pertahanan Negara Indonesia dengan berbagai

oesaha, maka disoesoenlah soeatoe barisan jang diberi nama:

Barisan Sabilillah, di bawah pengawasan Masjoemi.

Barisan ini adalah menjadi barisan istimewa dari Tentara

Keamanan Rakyat – T.K.R

Kepoetoesan Moetamar Oemmat Islam Indonesia di bidang

organisasi kesenjataan di kalangan Oelama dengan nama Barisan

Sabilillah di atas, 7 November 1945, Raboe Pon, 1 Dzoelhijjah 1364

sebagai kelanjoetan dari telah terbentorknya 68 Batalyon Tentara

Pembela Tanah Air – Peta, 3 Oktober 1943, dan 400.000 Barisan

Hizbullah – Tentara Allah, September 1943, pada masa pendudukan

Balatentara Djepang 1942-1945.15

Mayor Jenderal Mansergh, Komandan Tentara Angkatan Darat

Sekutu, pada 9 November 1945 memberikan ultimatum kepada segenap

rakyatb Indonesia yang berada di Surabaya. Berikut isi ultimatum tersebut

yang disampaikan oleh Mansergh:

Seluruh pimpinan Indonesia, termasuk pimpinan gerakan pemuda,

kepala polisi, dan kepala radio Surabaya harus melapor ke

Bataviaweg tanggal 9 November pukul 18.00. Mereka harus

berbaris satu persatu membawa segala jenis senjata yang mereka

miliki. Senjata tersebut harus diletakkan di tempat yang berjarak

100 yard dari tempat pertemuan, setelah itu orang-orang Indonesia

harus datang dengan tangan di atas kepala mereka, dan akan

ditahan, dan harus siap untuk menandatangani pernyataan

menyerah tanpa syarat.

Bagi pemuda-pemuda bersenjata diharuskan menyerahkan

senjatanya dengan berbaris dan membawa bendera putih. Batas

waktu yang ditentukan adalah pukul 06.00 pagi tanggal 10

November 1945. Apabila tidak diindahkan Inggris akan

mengerahkan seluruh kekuatan darat, laut, dan udara untuk

menghancurkan Surabaya.16

Ultimatum tersebut sama sekali tidak didengarkan oleh rakyat

Indonesia. Walaupun Tentara Sekutu bertambah jumlah kekuatannya dan

ditunjang dengan perlengkapan senjata perang, tetap tidak mampu

memadamkan semangat juang rakyat Indonesia untuk mempertahankan

15 Ahmad Mansur Suryanegara, Op. Cit, hlm. 202 16 A.H. Nasution, Op. Cit., hlm. 327

Page 11: BAB II PERANG 10 NOVEMBER 1945 DI SURABAYA A ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214103110004.pdfPertempuran Surabaya adalah salah satu pertempuran terbesar yang terjadi pasca

33

kemerdekaannya. Apalagi dibangkitkan semangat juangnya oleh Bung

Tomo yang berpidato melalui Radio Barisan Pemberontakan Rakyat

Indonesia,17 isi pidato penghabisan Bung Tomo sebagai beriku.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Merdeka.!

Bismillahirrohmanirrohim..

MERDEKA!!! Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh

Indonesia, terutama saudara-saudara penduduk kota

Surabaya, kita semuanya telah mengetahui bahwa hari ini tentara

Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu

ancaman kepada kita semua, kita diwajibkan untuk dalam waktu

yang mereka tentukan, menyerahkan senjata-senjata yang telah kita

rebut dari tangannya tentara Jepang, mereka telah minta supaya

kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan, mereka

telah minta supaya kita semua datang pada mereka itu dengan

membawa bendera putih tanda bahwa kita menyerah kepada

mereka.

Saudara-saudara di dalam pertempuran yang lampau kita sekalian

telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya, pemuda-

pemuda yang berasal dari Maluku, pemuda-pemuda yang berasal

dari Sulawesi pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali

pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan, pemuda-pemuda

dari seluruh Sumatera, pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan

seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini di dalam

pasukan-pasukan mereka masing-masing dengan pasukan-pasukan

rakyat yang dibentuk di kampung-kampung, telah menunjukkan satu

pertahanan yang tidak bisa dijebol, telah menunjukkan satu

kekuatan, sehingga mereka itu terjepit di mana-mana. Hanya

karena taktik yang licik daripada mereka itu saudara-

saudara dengan mendatangkan presiden dan pemimpin-pemimpin

lainnya ke Surabaya ini maka kita ini tunduk utuk memberhentikan

pentempuran, tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri

dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya.

Saudara-saudara kita semuanya kita bangsa Indonesia yang ada di

Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris itu, dan

kalau pimpinan tentara inggris yang ada di Surabaya ingin

mendengarkan jawaban rakyat Indoneisa ingin mendengarkan

jawaban seluruh pemuda Indoneisa yang ada di Surabaya

17 A. Kardiyat Wiharyanto, Sejarah Indonesia dari Proklamasi Sampai Pemilu 2009,

(Yogyakarta, USD Press, 2011), hlm 286

Page 12: BAB II PERANG 10 NOVEMBER 1945 DI SURABAYA A ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214103110004.pdfPertempuran Surabaya adalah salah satu pertempuran terbesar yang terjadi pasca

34

ini, dengarkanlah ini tentara inggris ini jawaban kita ini jawaban

rakyat Surabaya ini jawaban pemuda Indoneisa.

kepada kau sekalian, hai tentara Inggris kau menghendaki bahwa

kita ini akan membawa bendera putih untuk takluk kepadamu kau

menyuruh kita mengangkat tangan datang kepadamu kau menyuruh

kita membawa senjata2 yang telah kita rampas dari tentara Jepang

untuk diserahkan kepadamu tuntutan itu walaupun kita tahu bahwa

kau sekali lagi akan mengancam kita untuk menggempur kita

dengan seluruh kekuatan yang ada tetapi inilah jawaban kita:

selama Banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah

merah yang dapat membikin secarik kain putih, merah dan

putih, maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada

siapapun juga. Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah! keadaan

genting! tetapi saya peringatkan sekali lagi, jangan mulai

menembak, baru kalau kita ditembak maka kita akan ganti

menyerang mereka itu, kita tunjukkan bahwa kita ini adalah benar-

benar orang yang ingin merdeka. Dan untuk kita saudara-

saudara, lebih baik kita hancur lebur dari pada tidak

merdeka. Semboyan kita tetap: merdeka atau mati.! Dan kita yakin

saudara-saudara pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke

tangan kita, sebab Allah selalu berada di pihak yang

benar percayalah saudara-saudara Tuhan akan melindungi kita

sekalian. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, MERDEKA.!

Pertempuran Surabaya 10 November 1945, Sabtu Legi, 4 Dzulhijjah

1364, antara Rakyat Indonesia, para Ulama dan Santri beserta Tentara

Keamanan Rakyat mealawan Tentara Sekutu dan NICA tidak dapat

dihindari. Di tengah Takbir Allahu Akbar, walaupun hanya menggenggam

Bamboe Roencing para Ulama dan Santri maju terus pantang mundur. Mati

dalam pertempuran melawan penjajah Barat, diyakini sebagai mati yang

indah, gugur sebagai Syuhada. Bagaimanapun kuatnya senjata imperialis

Barat, tidak mampu memadamkan semangat Ulama dan Santri yang hatinya

sedang terpana oleh rasa cinta terhadap keagungan nilai kemerdekaan.

Lebih baik gugur sebagai syuhada daripada hidup terjajah.18

b. Pertempuran Fase Kedua 10-25 November 1945

Tanggal 10 November 1945 pukul 06.00, setelah habisnya waktu

ultimatum, Inggris mulai menggempur Surabaya dengan seluruh armada

18 Ahmad Mansyur Surya Negara, Op. Cit, hlm. 210

Page 13: BAB II PERANG 10 NOVEMBER 1945 DI SURABAYA A ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214103110004.pdfPertempuran Surabaya adalah salah satu pertempuran terbesar yang terjadi pasca

35

darat, laut, dan udara. Pemboman secara brutal di hari pertama telah

menimbulkan korban yang sangat besar. Berbagai bagian kota Surabaya

dibombardir dan ditembak dengan meriam dari laut dan darat.

Perlawanan rakyat Indonesia kemudian berkobar di seluruh kota

Surabaya. Dengan adanya Resolusi Jihad, hadirlah para Ulama yaitu

Hadratus Syaikh Kiyai Hasyim Asy’ari dari pesantren Tebu Ireng Jombang,

Jawa Timur; Kiyai Ayshari dan Kiyai Tunggul Wulung dari Jogjakarta,

Jawa Tengah; Kiyai Abbas dari Pesantren Buntet Cirebon; dan Kiyai

Mustafa Kamil dari Partai Syarikat Islam Garut Jawa Barat, yang ikut serta

memimpin pertempuran Surabaya mengerahkan masyarakat dan para

Santrinya untuk melakukan perlawanan terhadap Tentara Sekutu.

Perlawanan rakyat Indonesia berlangsung dalam dua tahap, pertama

pengorbanan diri secara fanatik, dengan orang-orang yang hanya

bersenjatakan pisau-pisau belati, menyerang tank Sherman. Pejuang rakyat

Indonesia juga berhasil menembak jatuh Pesawat Tempur Inggris.

Terlibatnya penduduk dalam pertempuran ini mengakibatkan ribuan

penduduk sipil jatuh menjadi korban dalam serangan tersebut, baik

meninggal mupun terluka. Dan kemudian dengan cara yang lebih

terorganisir dan lebih efektif, mengikuti dengan cermat buku-buku petunjuk

militer Jepang.19 Di luar dugaan pihak Inggris yang menduga bahwa

perlawanan di Surabaya bisa ditaklukkan dalam tempo tiga hari, para tokoh

masyarakat seperti pelopor muda Bung Tomo, juga para Ulama yang

berpengaruh besar di masyarakat terus menggerakkan semangat perlawanan

pemuda-pemuda Surabaya sehingga perlawanan terus berlanjut di tengah

serangan skala besar Inggris.

Setidaknya 6.000 – 16.000 pejuang Indonesia gugur dalam

pertempuran dan 200.000 rakyat sipil mengungsi ke luar Surabaya. Korban

dari Tentara Sekutu kira-kira sejumlah 600-2.000 tentara. Pertempuran

skala besar ini mencapai waktu sampai tiga minggu, sebelum seluruh kota

Surabaya akhirnya jatuh di tangan pihak Sekutu. Kota Surabaya adalah kota

yang paling pertama diterima oleh Belanda dari tangan Inggris,

19 A.H. Nasution, Op. Cit., hlm. 347

Page 14: BAB II PERANG 10 NOVEMBER 1945 DI SURABAYA A ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214103110004.pdfPertempuran Surabaya adalah salah satu pertempuran terbesar yang terjadi pasca

36

dibandingkan kota-kota lainnya kota inilah yang paling lengkap dikuasai

oleh sekutu. Sebagai akibat dari peristiwa pertempuran yang terbesar di

Indonesia pada tanggal 10-25 November 1945, maka semua alat Republik

dan sebagian besar penduduk Indonesia diusir ke luar kota. Di Surabaya

hanya ada satu kekuasaan, baik militer maupun sipil, yakni tentara sekutu,

urusan sipilnya dipegang oleh NICA.20

Dengan sekedar tenaga-tenaga yang pada waktu itu ada di kota-kota

pelabuhan tempat Sekutu mendaratkan tentaranya, rakyat Indonesia masih

mampu mendesak tentara Inggris sedemikian rupa, sehingga mereka

terpaksa membatasi pendudukannya hanya di beberapa kota saja. Brigade

Mallaby di Surabaya sampai terkepung oleh kita, terpecah-pecah dan

hampir kehabisan peluru setelah bertempur sehari, sehingga menghadapi

kemusnahannya. Sekutu dapat selamat di kota ini hanya dengan meminta

bantuan kepada Presiden kita agar memerintahkan pasukan kita agar

menghentikan penembakan terhadap mereka. Dengan jalan diplomasi

mereka memperoleh waktu dan ruang untuk mendatangkan bala bantuan

satu divisi ke Surabaya, yang akhirnya memungkinkan mereka merebut

Surabaya pada pertempuran 10-25 November 1945.21

Pertempuran Surabaya berakhir dengan kekalahan pihak Indonesia.

Akan tetapi, perang tersebut membuktikan bahwa rakyat Indonesia rela

berkorban demi mempertahankan kemerdekaan mereka, meskipun harus

dibayar dengan nyawa.

C. Dampak Pertempuran Surabaya Bagi Bangsa Indonesia

Pada Pertempuran Surabaya bangsa Indonesia mengalami kekalahan

dengan jatuhnya korban-korban personil maupun kerugian materil yang

tidak terhingga, juga kerugian-kerugian politik. Dengan demikian Inggris

memperoleh kesempatan politik dan militer untuk mengatur pendudukan

20 A.H. Nasution, Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia – Jilid 3 Diplomasi Sambil

Bertempur, (Bandung: Disjarah AD-Angkasa, 1992), hlm. 542 21Ibid., hlm. 555

Page 15: BAB II PERANG 10 NOVEMBER 1945 DI SURABAYA A ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214103110004.pdfPertempuran Surabaya adalah salah satu pertempuran terbesar yang terjadi pasca

37

Surabaya tanpa ada pihak pemerintah Indonesia seperti di kota-kota lain.

Tentara Republik Indonesia didesak cukup jauh ke luar kota, sehingga

keamanan kota terjamin sepenuhnya. Bahkan seketikta di Surabaya telah

bangkit kembali pangkalan perang tentara Belanda di Indonesia.

Di Surabaya Belanda membangun satu divisi baru, yakni divisi A.

terdiri dari brigade tentara laut yang kuat yang diperlengkapi dengan senjata

dan alat-alat berat dan brigade X KNIL, suatu brigade ringan. Di Surabaya

ditempatkan Mayor Jenderal de Bruyne dari Marine Kerajaan Belanda

sebagai Panglima divisi tersebut. Sedangkan Kolonel Giebel berangkat ke

Belanda untuk kemudian menjadi kepala staf Angkatan Udara dengan

pangkat Mayor Jenderal.22

Pemerintahan NICA sudah tersusun kembali di dalam kota Surabaya

dengan lengkap. Jadi Surabayalah yang paling pertama jadi kota NICA,

walaupun di Surabaya juga perlawan bangsa Indonesia yang paling hebat.

Rakyat Indonesia yang tertinggal di dalam kota mengalami segala macam

penindasan, sedangkan di luar kota garis-garis pertahanan bangsa Indonesia

terus mendapatkan serangan dari tentara Sekutu sampai pada bulan Mei

1946.

Pemerintah Surabaya melaporkan, bahwa penangkapan terhadap

pemuda-pemuda di dalam kota Surabaya terus dilakukan. Tukang perahu

juga banyak yang ditangkap, sampai-sampai Kampung Kejawan yang

didiami oleh para nelayan menjadi kosong. Markas pertahanan Surabaya

mengeluarkan Komunike sebagai berikut.

Pada tanggal 14 Mei pukul 23.00 musuh menyerang

kedudukan kita di Lang dengan mengerahkan 1 kompanyi pasukan

yang dilindungi dengan tembakan meriam, mortar, dan senapan

mesin dari udara. Berkat kegiatan pasukan rakyat niat musuh untuk

meluaskan daerahnya gagal dan pertempuran yang berakhir pada

22 A.H. Nasution, Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia – Jilid 3 Diplomasi Sambil

Bertempur, (Bandung: Disjarah AD-Angkasa, 1992), hlm. 544

Page 16: BAB II PERANG 10 NOVEMBER 1945 DI SURABAYA A ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214103110004.pdfPertempuran Surabaya adalah salah satu pertempuran terbesar yang terjadi pasca

38

pukul 15.00 berkesudahan dengan dipukul mundurnya musuh

hingga sampai Kletek.

Pada tanggal 15 Mei pukul 19.00 serangan diulangi lagi

dengan 3 kompidan sebuah tank. Pun tembakan meriam dan mortar

diperhebat. Meskipun demikian maksud musuh tetap gagal dan

sampai sat ini musuh tidak dapat maju.

Dalam pertempuran-pertempuran ini musuh kehilangan 15

orang serdadu mati dan luka-luka. Fihak kita 2 orang prajurit

gugur, 5 orang lainnya luka.

Tanggal 15 Mei pertempuran terjadi karena musuh

menyerang di desa Sambibulu dengan 2 kompi. Korban kita 2 orang.

Tanggal 15 malam dan 16 sore terjadi duel altileri yang

seru. Pada hari itu terjadi pula pertempuran di Sruni. Dimana

patrol musuh yang kuat menyerang pertahanan kita. Korban kita 3

orang antara lain seorang anggota Hizbullah.

Pada tanggal 21 terus-menerus kapal terbang musuh

melayang-layang di atas kota Gresik.

Pada pukul 17.00 kapal tersebut menjatuhkan bom peledak

dan pembakar. Korban manusia tidak ada, dua rumah penduduk

yang telah dikosongkan hancur. Penduduk tetap tenang.

Pada pertempuran di sekitar Bambe dan Bringkang

sepasukan infantry Belanda binasa, karena menginjak ranjau darat

pemuda-pemuda kita.23

Sementara itu NICA melakukan aksi psikologis untuk memikat hati

rakyat. Mereka mempergunakan semboyan voor de woderopbouw van

nieuw Indonesia. Semboyan tersebut selalu didengung-dengungkan baik

melalu radio ataupun surat kabar.

Kesalahan politik dan strategi pada saat Inggris menumpahkan

separuh dari kekuatannya di Surabaya hal tersebut membuktikan bahwa

Inggris mempunyai tenaga yang terbatas sekali di kota-kota lain seperti

Jakarta, Bogor, Cianjur, Bandung, Semarang, Ambarawa dan Magelang. Di

Surabaya ada divisi 5, dan di semua kota tadi hanya ada divisi 23 Inggris

akan berantakan jika di semua kota tersebut serentak terjadi penyerangan.

23 Ibid, hlm. 545

Page 17: BAB II PERANG 10 NOVEMBER 1945 DI SURABAYA A ...sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214103110004.pdfPertempuran Surabaya adalah salah satu pertempuran terbesar yang terjadi pasca

39

Surabaya menjadi contoh agar di semua kota-kota lain bangkit

perlawanannya secara strategis dan tepat waktu.